transformasi bpjs 2 - jamsosindonesia.com berita/2011_sept_16-lampiran... · perumusan sistem...
TRANSCRIPT
RUU BPJS disahkan
menjadi UU
Nov 2011
Transformasi BPJS 2…(1)
2
Perumusan sistem pensiun dan THT baru untuk PNS/TNI Polri
Proses konsultasi publik terkait harmonisasi JHT dan JP dengan program pensiun, THT, Pesangon, Penghargaan Masa Kerja, dan Jaminan Sosial Lanjut Usia
Perumusan sistem pesangon dan penghargaan masa kerja yang baru dalam UU Ketenagakerjaan
Perumusan perubahan UU Jamsostek terkait JHT
Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP
Transformasi BPJS 2…(2)
3
Implementasi sistem identitas tunggal secara penuh
Harmonisasi UU Kessos khususnya ketentuan Jaminan Sosial Lanjut Usia
Sosialisasi dan konsultasi mengenai harmonisasi program pensiun swasta
Pengesahan atas perubahan UU 13/2003, UU 3/1992, UU 11/2009, UU 40/2004
Pengesahan atas perubahan UU 11/1969, UU 6/1966
Pengesahan: • PP JHT • PP JP Termasuk pentahapan kepesertaan
PT Jamsostek, PT Taspen & PT Asabri selesai memilah paket manfaat pensiun dasar & JHT dasar dari manfaat pensiun tambahan dan JHT tambahan
Penetapan alokasi penyertaan modal Pemerintah dalam APBN
Transformasi BPJS 2…(3)
4
PT Jamsostek, PT Taspen & PT Asabri mulai memilah paket manfaat pensiun dasar & JHT dasar dari manfaat pensiun tambahan dan JHT tambahan
Penyiapan infrastruktur BPJS2: menyusun Dbase dan kepesertaan (Sist.Inf.), dll
KAP mengaudit neraca penutupan PT Jamsostek
PP Penyertaan Modal Pemerintah ke BPJS2
Transformasi BPJS 2…(4)
RUPSLB PT Jamsostek
Pencabutan status badan hukum PT Jamsostek
• Pengesahan neraca
pembukaan BPJS2 dan Dana
Jamsos pensiun dan JHT
• BPJS2 mulai beroperasi
• Pengalihan program, aset,
liabilitas terkait layanan
manfaat dasar Jaminan
Pensiun & JHT dan
karyawan dari PT Jamsostek
ke BPJS2
5
Pemilahan aset & liabilitas PT Jamsostek, PT Taspen, & PT Asabri terkait manfaat pensiun & JHT dasar dan manfaat pensiun & JHT tambahan
Pengalihan program,
aset, liabilitas terkait
layanan manfaat
dasar Jaminan
Pensiun & JHT
TNI/POLRI dari PT
Asabri ke BPJS2
Pengalihan program,
aset, liabilitas terkait
layanan manfaat
dasar Jaminan
Pensiun & JHT PNS
dari PT Taspen ke
BPJS2
PRASYARAT IMPLEMENTASI PROGRAM SJSN YANG DIKELOLA BPJS 2
• Implementasi nomor identitas tunggal untuk seluruh penduduk • Pengalihan/penyediaan data base peserta, terutama menyangkut:
– Riwayat pekerjaan – Riwayat gaji – Masa kerja
• Mengingat Program SJSN yang akan dikelola oleh BPJS 2 merupakan program jangka panjang, diperlukan adanya sistem administrasi yang baik
• Penetapan/pembentukan lembaga penghimpunan iuran dan data • Penyiapan unit yang berkemampuan dalam pemodelan aktuaria terkait
Pelaksanaan Program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua • Harmonisasi dengan peraturan lain (antara lain: UU Kesejahteraan Sosial, UU
Jamsostek, UU Ketenagakerjaan) • Masyarakat memahami program Jaminan Pensiuan dan Jaminan Hari Tua
6
KETENTUAN – KETENTUAN YANG PERLU DIHARMONISASI
• Ketentuan terkait Pensiun dan THT untuk PNS dan anggota TNI/Polri membutuhkan reformasi yang fundamental: – Usia Pensiun – Rumus manfaat harus dikaitkan dengan indeks gaji tahun
bukan hanya dari gaji terakhir.
• Ketentuan tentang Ketenagakerjaan perlu ditinjau kembali, khususnya ketentuan pesangon
• Ketentuan tentang Program Jamsostek harus dihentikan bila Program Jaminan Hari Tua, Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Program Jaminan Kematian, dan Program Jaminan Kesehatan SJSN mulai berlaku
• Ketentuan mengenai jaminan sosial lanjut usia
7
Dampak Fiskal dan Ekonomi Implementasi Jaminan Pensiun
• Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran sekurang-kurangnya Rp 1.300 triliun dalam rangka perubahan sistem pembiayaan pensiun PNS dan TNI/Polri dari Pay As You Go menjadi Fully (Partially Funded)
• Mengingat saat Jaminan Pensiun untuk sektor swasta formal masih sukarela, adanya implementasi jaminan Pensiun yang bersifat wajib akan menambah beban Pengusaha dan pekerja akan bertambahnya biaya produksi
8
Operasional BPJS 2
• Sebelum BPJS 2 beroperasi perlu dilakukan: – Pemenuhan persyaratan implementasi program yang kelola – Harmonisasi ketentuan-ketentuan terkait – Penyiapan anggaran untuk perubahan sistem pembiayaan
pensiun – Kajian kesiapan pemberi kerja dan pekerja terkait implementasi
Jaminan Pensiun
• Mengingat hal-hal tersebut diatas maka untuk mengoperasionalkan BPJS 2 pemerintah membutuhkan tambahan waktu persiapan.
• Untuk itu operasionalisasi BPJS 2 diusulkan diatur dalam Undang-undang tersendiri atau dalam Peraturan Pemerintah.
9
Sejak ditetapkannya UU BPJS hingga BPJS 2 beroperasi …(1)
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Asabri tetap melaksanakan kegiatan
operasional penyelenggaraan program
Santunan Pensiun dan Santunan Hari
Tua bagi TNI dan Polri
Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Taspen tetap melaksanakan kegiatan
operasional penyelenggaraan program
Pensiun dan Tabungan Hari Tua bagi PNS
Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3) 11
Sejak ditetapkannya UU BPJS hingga BPJS 2 beroperasi …(2)
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Jamsostek tetap melaksanakan kegiatan
operasional penyelenggaraan program
jaminan hari tua bagi pekerja swasta
Tidak boleh ada program untuk
peserta lama yang stagnan atau
berhenti. Pelayanan untuk
peserta lama tidak boleh
berhenti. (Prinsip 3)
Pemberi Kerja tetap mengikutsertakan
Pekerjanya dalam program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja sesuai Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
Tidak boleh ada program untuk
peserta lama yang stagnan atau
berhenti. Pelayanan untuk
peserta lama tidak boleh
berhenti. (Prinsip 3)
12
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(1)
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Menyiapkan operasional BPJS 2 untuk
menyelenggarakan program jaminan
pensiun dan jaminan hari tua
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di ke-4
BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
13
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Melakukan sosialisasi kepada seluruh
pemangku kepentingan jaminan pensiun
dan jaminan hari tua bekerja sama
dengan pemerintah
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di ke-4
BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(2)
14
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Menyiapkan pengalihan:
a) program jaminan hari tua paket manfaat
dasar, aset dan kewajiban, pegawai, serta hak
dan kewajiban Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Jamsostek yang terkait dengan
program jaminan hari tua paket manfaat
dasar kepada BPJS 2; dan
b) Program jaminan hari tua paket manfaat
tambahan, aset dan kewajiban, serta hak dan
kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Jamsostek kepada perusahaan asuransi atau
dana pensiun apabila ada.
- Tidak boleh merugikan peserta
lama yang mengikuti program di
ke-4 BUMN. (Prinsip 2)
- Ada kepastian dalam investasi 4
BUMN yang saat ini sedang
berjalan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (Prinsip 6)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(3)
15
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Menyusun neraca penutupan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Jamsostek, neraca pembukaan BPJS 2,
dan neraca pembukaan Dana Jaminan
Pensiun dan neraca pembuakan Dana
Jaminan Hari Tua
- Ada kepastian dalam
investasi 4 BUMN yang
saat ini sedang berjalan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(Prinsip 6)
- Proses pengalihan aset
dari 4 BUMN kepada aset
BPJS dan aset Dana
Jaminan Sosial dilakukan
dengan prinsip kehati-
hatian. (Prinsip 7)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(4)
16
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Menunjuk kantor akuntan publik
untuk melakukan audit atas neraca
penutup Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Jamsostek, neraca
pembukaan BPJS 2, neraca
pembukaan Dana Jaminan Pensiun
dan neraca pembukaan Dana
Jaminan Hari Tua
Proses pengalihan aset
dari 4 BUMN kepada aset
BPJS dan aset Dana
Jaminan Sosial dilakukan
dengan prinsip kehati-
hatian. (Prinsip 7)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(5)
17
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Menyusun sistem dan prosedur
operasi yang diperlukan untuk
beroperasinya BPJS 2
Pemerintah diamanatkan
untuk menyelesaikan
seluruh peraturan
pelaksanaannya yang
diperlukan terkait
transformasi 4 BUMN
dengan batasan waktu
paling lambat 24 (dua
puluh empat) bulan.
(Prinsip 5)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(6)
18
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Melakukan kegiatan lain yang diperlukan
bagi:
a) persiapan pengalihan Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Jamsostek
kepada BPJS 2.
b) persiapan penerimaan peserta baru yang
berasal dari pemberi kerja dan pekerja
yang belum menjadi peserta program
jaminan hari tua Jamsostek dan
masyarakat umum.
Poses pengalihan aset dari 4
BUMN kepada aset BPJS dan
aset Dana Jaminan Sosial
dilakukan dengan prinsip kehati-
hatian. (Prinsip 7)
Tugas Komisaris & Direksi PT Jamsostek sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(7)
19
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Melakukan sosialisasi kepada seluruh
pemangku kepentingan jaminan pensiun
dan jaminan hari tua bekerja sama
dengan pemerintah
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di ke-4
BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
Tugas Komisaris & Direksi PT Taspen sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(1)
20
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Melakukan pemilahan program
jaminan pensiun dan jaminan hari
tua paket manfaat tambahan untuk
peserta PNS
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang mengikuti
program di ke-4 BUMN.
(Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
- Satu peserta hanya
membayar 1 kali untuk
setiap program. (Prinsip 4)
Tugas Komisaris & Direksi PT Taspen sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(2)
21
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Menyiapkan pengalihan program
jaminan pensiun dan jaminan hari
tua paket manfaat dasar, aset dan
kewajiban, pegawai, serta hak dan
kewajiban Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Taspen yang terkait
dengan program jaminan pensiun
dan jaminan hari tua paket manfaat
dasar kepada BPJS 2
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di
ke-4 BUMN. (Prinsip 2)
- Ada kepastian dalam
investasi 4 BUMN yang
saat ini sedang berjalan
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (Prinsip 6)
Tugas Komisaris & Direksi PT Taspen sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(3)
22
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Melakukan sosialisasi kepada seluruh
pemangku kepentingan jaminan pensiun
dan jaminan hari tua bekerja sama
dengan pemerintah
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di ke-4
BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
Tugas Komisaris & Direksi PT Asabri sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(1)
23
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Melakukan pemilahan program
jaminan pensiun dan jaminan hari
tua paket manfaat tambahan bagi
peserta TNI/Polri
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang mengikuti
program di ke-4 BUMN.
(Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program
untuk peserta lama yang
stagnan atau berhenti.
Pelayanan untuk peserta
lama tidak boleh berhenti.
(Prinsip 3)
- Satu peserta hanya
membayar 1 kali untuk
setiap program. (Prinsip 4)
Tugas Komisaris & Direksi PT Asabri sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(2)
24
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Menyiapkan pengalihan program
jaminan pensiun dan jaminan hari
tua paket manfaat dasar, aset dan
kewajiban, pegawai, serta hak dan
kewajiban Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Asabri yang terkait
dengan program jaminan pensiun
dan jaminan hari tua paket manfaat
dasar kepada BPJS 2
- Tidak boleh merugikan
peserta lama yang
mengikuti program di
ke-4 BUMN. (Prinsip 2)
- Ada kepastian dalam
investasi 4 BUMN yang
saat ini sedang berjalan
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (Prinsip 6)
Tugas Komisaris & Direksi PT Asabri sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS 2 ...(3)
25
Pengaturan Prinsip yang diadopsi
Mulai beroperasinya BPJS 2 untuk
menyelenggarakan program jaminan
pensiun dan jaminan hari tua ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Untuk pertama kalinya, Dewan Komisaris PT
Jamsostek diangkat menjadi Dewan
Pengawas BPJS 2
Untuk pertama kalinya, Direksi PT
Jamsostek diangkat menjadi Direksi BPJS 2
Semua pegawai Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Jamsostek menjadi pegawai
BPJS 2
Tidak boleh ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7)
27
Pada saat BPJS 2 mulai beroperasi…(1)
Pada saat BPJS 2 mulai beroperasi…(2)
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Dengan mengenyampingkan/mengecualikan
ketentuan Pasal 142 ayat (2) huruf a Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan ketentuan Pasal 64 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Jamsostek berdasarkan
Undang-Undang ini dinyatakan bubar tanpa
likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak
dan kewajiban hukum Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Jamsostek menjadi aset dan
liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS 2
dan aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban
hukum Dana Jaminan Pensiun dan Dana Jaminan
Hari Tua.
Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7)
28
Pada saat BPJS 2 mulai beroperasi…(3)
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Menteri Negara BUMN selaku rapat
umum pemegang saham mengesahkan
neraca penutup Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Jamsostek setelah
dilakukan audit oleh Kantor Akuntan
Publik dan Menteri Keuangan
mengesahkan neraca pembukaan BPJS 2
dan neraca pembukaan Dana Jaminan
Pensiun dan neraca pembukaan Dana
Jaminan Hari Tua
Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7)
29
Pengaturan Prinsip yang diadopsi Pengalihan program Jaminan hari tua dari
PT Jamsostek (Persero) ke BPJS 2 diatur
dengan Peraturan Pemerintah
- Tidak boleh merugikan peserta
lama yang mengikuti program di
ke-4 BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program untuk
peserta lama yang stagnan atau
berhenti. Pelayanan untuk
peserta lama tidak boleh
berhenti. (Prinsip 3)
Pengalihan program jaminan pensiun dan
jaminan hari tua bagi PNS dan anggota TNI
dan Polri diatur dengan Peraturan
Pemerintah
- Tidak boleh merugikan peserta
lama yang mengikuti program di
ke-4 BUMN. (Prinsip 2)
- Tidak boleh ada program untuk
peserta lama yang stagnan atau
berhenti. Pelayanan untuk
peserta lama tidak boleh
berhenti. (Prinsip 3)
Pengalihan Program Jaminan yang Telah Ada
30