trans kultur ral

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini,pendidikan dalam bidang keperawatan sudah semakin berkembang.Berbagai teori keperawatan sudah di kembangkan melalui berbagai penelitian. Hal ini telah menempatkan keperawatan sejajar dengan profesi lain. Karna itu,kita di haruskan untuk lebih memahami segala aspek dalam keperawatan termasuk asuhan keperawatan transkultural nursing.Oleh karna itu,penulis tertarik untuk membahas masalah pratikum ini. 1.2Rumusan Masalah Dari beberapa uraian di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: 1.Jelaskan masing-masing komponen,mana saja yang termasuk 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise leininger? 2.Buatlah analisis data dan diagnosis keperawatannya! 3.Buatlah rencana keperawatannya! 1.3 Tujuan Penulisan Menjelaskan komponen-komponen sub sistem pengkajian menurut model sunrise,menjelaskan bagaimana cara menganalisis data dan membuat diagnosis keperawatannya serta rencana keperawatan dalam transkultural nursing. 1.5 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini antara lain: 1.Untuk menambah pengetahuan dalam menganalisis suatu kasus keperawatan. 2.Untuk menambah pemahaman mengenai permasalahan yang di bahas dalam makalah pratikum ini. BAB II PEMBAHASAN Kasus 2: Klien nama Ny.W,30 tahun,Islam,SMP,petani,suku jawa,diagnosis medis abortus.Klien hamil 12 minggu,klien sangat mengharapkan

Upload: diankusuma12

Post on 24-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Trans Kultur Ral

BAB I PENDAHULUAN1.1  Latar Belakang

           Di era globalisasi ini,pendidikan dalam bidang keperawatan sudah semakin berkembang.Berbagai teori keperawatan sudah di kembangkan melalui berbagai penelitian.Hal ini telah menempatkan keperawatan sejajar dengan profesi lain.          Karna itu,kita di haruskan untuk lebih memahami segala aspek dalam keperawatan termasuk asuhan keperawatan transkultural nursing.Oleh karna itu,penulis tertarik untuk membahas masalah pratikum ini.1.2Rumusan MasalahDari beberapa uraian di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:1.Jelaskan masing-masing komponen,mana saja yang termasuk 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise leininger?2.Buatlah analisis data dan diagnosis keperawatannya!3.Buatlah rencana keperawatannya!1.3 Tujuan Penulisan      Menjelaskan komponen-komponen sub sistem pengkajian menurut model sunrise,menjelaskan bagaimana cara menganalisis data dan membuat diagnosis keperawatannya serta rencana keperawatan dalam transkultural nursing.

1.5  Manfaat PenulisanAdapun manfaat penulisan makalah ini antara lain:1.Untuk menambah pengetahuan dalam menganalisis suatu kasus keperawatan.2.Untuk menambah pemahaman mengenai permasalahan yang di bahas dalam makalah pratikum ini.

BAB II PEMBAHASANKasus 2:

Klien nama Ny.W,30 tahun,Islam,SMP,petani,suku jawa,diagnosis medis abortus.Klien hamil 12 minggu,klien sangat mengharapkan memiliki anak.Klien mengeluh mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari.Klien dianjurkan untuk kuratase.Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan si sana.Klien mendapati informasi tentang kehamilan dari mertua.Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib,mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan perbuatan dosa.Setelah di diagnosis abortus,klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat kedukun.Mereka menganggap hal itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji.Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki-laki,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki.Pantangan makanan jantung pisang,gurita,dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi.Aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para santri.Ada tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.2.1 Jelaskan masing-masing komponen di atas,mana saja yang termasuk 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise leininger?1.Faktor teknologi

Page 2: Trans Kultur Ral

Dari kasus di atas,faktor teknologinya yaitu Ny W di anjurkan untuk kuratase.Alasannya yaitu karna merupakan salah satu pilihan Ny W dalam memecahkan masalah kesehatannya.2.Faktor sosial dan ketertarikan keluargaDari kasus di atas,klien yang bernama Ny W,berumur 30 tahun,tipe keluarganya hubungan kekerabatan yang lebih dominan pihak laki-laki,hubungan Ny W dengan kepala keluarga adalah suami istri,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki,Ny W mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua.3.Faktor agama dan falsafah hidupAdapun agama yang di anut Ny W adalah islam,status pernikahannya resmi,cara pandang Ny W terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh sihir dan hal-hal gaib,Ny W percaya bahwa abortus yang dideritanya itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji,dan Ny W berobat rencananya ke dukun.4.Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidupPantangan Ny W yaitu memakan makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi,alasannya yaitu jika memakan jantung pisang dapat membahayakan tinggi kehamilannya,dan jika memakan gurita mungkin dapat menggugurkan kehamilannya karna gurita itu licin,sedangkan air kelapa memang kehamilan usia muda tidak di perbolehkan meminum air kelapa.Dan pada suami di larang memanjat pohon yang tinggi karna takut kehamilannya gugur karna di ibaratkan jatuh dari pohon.5.Faktor kebijakan dan peraturan yang berlakuAturan dan kebijakan disana diatur oleh pemuka agama dan para santri.Alasannya karna di sana memang budayanya seperti itu,agamanya kental sehingga aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para santri.6.Faktor ekonomiPekerjaan Ny W adalah petani,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga sehingga Ny W sudah agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.7.Faktor pendidikanTingkat pendidikan Ny W adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di negara kita di bawah rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap kesehatan pun tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih memilih berobat ke dukun dari pada ke medis.2.2 Analisis data dan diagnosis keperawatannyaa.Analisis dataDataMasalahPenyebabData subyektif

         Keluarga mengatakan Ny W sejak 3 hari lalu mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.         Keluarga mengatakan bahwa Ny W di diagnosis medis abortus.

Data obyektif         3 hari lalu Ny W mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.         Hasil pemeriksaan medis,Ny W di diagnosis abortus.

Data subyektif         Keluarga mengatakan Ny W di bawa ke dukun dulu.

Page 3: Trans Kultur Ral

         Keluarga mengatakan bahwa Ny W akan di rencanakan melahirkan di sana.1.Resiko terjadinya abortus.2.Resiko terjadinya kesalahan dalam pengobatan di sana.3.Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny W.4.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.5.Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.b.Daftar diagnosis keperawatan1.Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang sakit.2.Resiko terjadinya kesalahan dalam pengobatan di sana berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.3.Perubahan pemeliharaan kesehatan Ny W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.Diagnosis keperawatan:1.Mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatannya,dari kasus di atas yang bisa di pertahankan adalah aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri.2.Membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan,dari kasus di atas pantangan makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa bisa di ganti dengan yang lain,mungkin bisa dengan sayur yang lain dan juga air kelapa bisa di ganti dengan air biasa.3.Mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya yang baru.Dari kasus di atas mungkin budaya berobat ke dukun bisa di ganti dengan berobat ke medis/dokter.

2.3 Rencana keperawatanA.Cultural care preservation/maintenance

         Identifikasi perbedaan konsep antara perawat dan Ny W tersebutPerbedaan konsep perawat dan Ny W terletak pada kepercayaan Ny W yang masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib.

         Perawat harus tenang dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan Ny W.Perawat bisa perlahan-lahan untuk berkomunikasi dengan Ny W.

         Lalu perawat bisa mendiskusikan perbedaan budaya yang dimilikinya dengan Ny W yang masih percaya kepada dukun serta sihir dan hal-hal gaib.B.Cultural care accomodation/negotiation

         Perawat bisa menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh Ny W seperti bahasa sehari-harinya.

         Kemudian dalam perencanaan perawatan perawat bisa melibatkan keluarga Ny W seperti suami,ibunya atau mertua Ny W.

         Jika konflik tidak terselesaikan,lakukanlah negosiasi dengan Ny W berdasarkan pengetahuan biomedis perawat tersebut.C.Cultural care repartening/reconstruction

         Selanjutnya perawat bisa memberikan kesempatan pada Ny W untuk memahami informasi yang telah diberikan dan melakukannya.

         Lalu tentukan tingkat perbedaan Ny W melihat dirinya dari budaya kelompoknya sendiri.         Kemudian gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti tetangga atau kerabat dekat Ny W.         Dan terjemahkan terminologi gejala Ny W tersebut ke dalam bahasa kesehatan yang mudah

dipahami Ny W dan orang tuanya.         Terakhir berikan informasi pada Ny W tentang sistem pelayanan kesehatan.

Page 4: Trans Kultur Ral

BAB III PENUTUP3.1 KesimpulanDari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa:

         Dalam kasus di atas terdapat 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise leininger.

         Analisis data dan diagnosis keperawatan di buat berdasarkan kasus di atas untuk mengkaji kasus tersebut.

         Rencana keperawatan  di buat sebagai suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.3.2 Saran

         Untuk memahami perbedaan dan kesamaan berbagai budaya yang dimiliki pasien atau klien.         Agar bisa dapat meningkatkan keahlian perawat dalam menghadapi berbagai latar belakang

budaya pasien atau klien yang berbeda.

Diposkan oleh Lidyarani putri di 03.40 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar