ankov 2 jlur (ral)

40
STATISTIK ANAKOVA DUA JALUR PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN KELOMPOK BELAJAR TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII KONSEP MIKROSKOP DI SMP NEGERI I BAJENG OLEH MUHAMMAD RIJAL IRHAYANA HALIM EVI RISTIANA

Upload: chaaye-no-gaara

Post on 05-Dec-2014

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ankov 2 Jlur (Ral)

STATISTIK ANAKOVA DUA JALUR

PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN KELOMPOK BELAJAR TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII KONSEP

MIKROSKOP DI SMP NEGERI I BAJENG

OLEHMUHAMMAD RIJALIRHAYANA HALIM

EVI RISTIANA

PSSJ PENDIDIKAN BIOLOGIPASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

UM 2008

Page 2: Ankov 2 Jlur (Ral)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang dapat mempercepat terjadinya

proses perubahan dalam masyarakat dan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung. Biologi merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting

dalam kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Mengingat pentingnya peranan biologi tersebut,

maka proses pembelajaran biologi di sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang

terkait. Keberhasilan dalam proses pembelajaran biologi tidak terlepas dari kegiatan peserta didik

dan kesiapan pengajar (guru) dalam memberikan informasi atau materi pelajaran. Siswa yang

merupakan peserta didik dituntut mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran biologi, selain

itu pengajar dituntut menguasai materi yang akan diajarkan serta mampu memilih model,

pendekatan, dan metode pembelajaran yang tepat sehingga akan tercipta interaksi yang baik

menuju kearah peningkatan hasil belajar biologi, karena hingga saat ini hasil belajar biologi

dianggap masih rendah.

Konsep mikroskop menekankan penguasaan siswa dalam mengenal, menggunakan, dan

membuat preparat sediaan secara trampil terlatih. Melihat hasil belajar biologi siswa tersebut,

seharusnya seorang guru dalam proses pembelajaran menggunakan suatu model pembelajaran

yang bisa mengaktifkan dan mempercepat daya tangkap siswa dalam proses pembelajaran

khususnya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Salah satunya adalah dengan

menerapkan pembelajaran secara demonstrasi dan kelompok belajar terbimbing. Guru yang

mengajar pada konsep mikroskop dengan menggunakan metode ceramah, dirasakan kurang tepat

karena dalam pelaksanaan KBM guru lebih aktif, sedangkan siswa pasif mendengarkan

Page 3: Ankov 2 Jlur (Ral)

penjelasan guru di depan kelas. Penggunaan metode demonstrasi dan kelompok terbimbing pada

konsep mikroskop dirasakan cukup efisien dalam meningkatkan aktivitas belajar dan

mengembangkan wawasan berfikir siswa. Guru menjelaskan materi mikroskop dengan

menggunakan demonstrasi dan kelompok terbimbing akan mengaktifkan aktivitas belajar siswa

sehingga diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Manning dan Lucking dalam (Rusdi, 1998) mengatakan bahwa ketertarikan peserta didik

dalam mengikuti suatu pelajaran dipacu oleh dua hal yaitu: (1) lingkungan pendidikan yang

kompetitif memunculkan sikap positif siswa untuk berkompetisi dari pada melakukan kerjasama,

dan (2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap prestasi akademik, keterampilan sosial,

dan harga diri. Metode demonstrasi dapat memberikan sesuatu yang berbeda dengan apa yang

dipikirkan oleh siswa sehingga materi yang diberikan akan lebih berkesan karena dapat

membuktikan teori yang diajarkan seperti halnya pelaksanaan eksprimen. Pembelajaran dengan

demonstrasi dan kelompok terbimbing akan memberi peluang kepada siswa untuk

mengembangkan segala potensi yang dimiliki bukan saja kemampuan atau keterampilan

akademik tetapi juga keterampilan lain seperti pengembangan keterampilan sosial, keterampilan

mendengarkan dan mengamati serta penerimaan perbedaan yang berlatar belakang dan kondisi

berbeda untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

penggunaan struktur penghargaan aktivitas belajar siswa.

Mencermati proses pembelajaran dengan model pembelajaran demonstrasi dan kelompok

terbimbing memberikan peluang besar kepada setiap siswa untuk lebih aktif sehingga motivasi

untuk belajar akan lebih meningkat, dan akan memberikan dampak terhadap meningkatnya hasil

belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Page 4: Ankov 2 Jlur (Ral)

Rendahnya hasil belajar biologi dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang

kurang bervariasi. Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa metode pembelajaran

yang sering diterapkan oleh guru adalah ceramah yang membuat siswa pasif dalam belajar,

sehingga motivasi belajar siswa menurun dan akan berdampak terhadap hasil belajar yang

dicapai. Berkaitan dengan hal tersebut, maka guru dituntut untuk menguasai konsep pelajaran

dan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi sekolah dan aspek psikologis peserta didik.

Pengalaman mengajar Biologi di SMP Negeri 2 Bajeng Kabupaten Gowa, menunjukkan

bahwa guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang monoton sehingga aktivitas

belajar siswa tidak terlalu maksimal dan akan berdampak terhadap rata-rata hasil belajar yang

diperoleh siswa yaitu 6,05 (nilai rapor). Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada konsep

mikroskop, menunjukkan kurang efektifnya pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini

yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti

termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode

Demonstrasi dan Kelompok Belajar Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII

Konsep Mikroskop Di SMP Negeri 1 Bajeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah: Adakah Pengaruh Penerapan Metode Demonstrasi dan Kelompok

Belajar Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Konsep Mikroskop Di SMP

Negeri 1 Bajeng?.

Page 5: Ankov 2 Jlur (Ral)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Penerapan Metode Demonstrasi dan Kelompok Belajar Terbimbing Terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas VII Konsep Mikroskop Di SMP Negeri 1 Bajeng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa, dapat menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang sosial

berbeda, melatih siswa untuk bersikap demokratis, melatih siswa bekerjasama serta

memungkinkan siswa lebih bersemangat belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan

meningkat.

2. Bagi guru, menambah referensi untuk menerapkan suatu pembelajaran alternatif menarik

dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa.

3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam perbaikan pengajaran

biologi.

4. Sebagai bahan kajian bagi guru dan siswa dalam mempelajari Biologi, utamanya materi yang

berkenaan dengan mikroskop, sehingga mereka mampu mengenal, menggunakan mikroskop,

dan cara membuat preparat basah secara tepat.

Page 6: Ankov 2 Jlur (Ral)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Gambaran Umum Tentang Metode Demonstrasi dan Kelompok terbimbing

Menurut Hamalik (2005), bahwa metode demonstrasi adalah ”menunjukkan suatu

tindakan, proses atau prosedur”. Metode demonstrasi merupakan suatu pengkajian yang

dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang

digunakan. Metode ini biasanya disertai dengan penjelasan, ilustrasi dan peragaan visual secara

tepat serta merupakan format interaksi belajar tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan

oleh guru atau orang lain kepada siswa atau sebagian siswa. Sehingga dapat digambarkan bahwa

tujuan daripada metode demonstrasi ini adalah: Memperkecil kemungkinan salah bila

dibandingkan jika siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja karena metode

demonstrasi memberikan gambaran konkret tentang materi yang diajarkan; memudahkan

pemusatan perhatian siswa dalam hal-hal yang dianggap penting, sehingga para siswa akan

benar-benar memberikan perhatian khusus pada hal tersebut; dan memungkinkan para siswa

untuk lebih mengembangkan kecakapan dan keterampilan yang dimiliki.

Pelaksanaan metode demonstrasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu

sehingga tujuan pengajaran yang diharapkan akan dapat tercapai. Menurut Roestiyah (1989)

mengemukakan syarat-syarat pelaksanaan metode demonstrasi adalah: guru telah cukup

menyiapkan alat-alat yang diperlukan; semua siswa dapat mengikuti demonstrasi; menetapkan

garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi; waktunya cukup dengan pertimbangan ada

kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan atau membuat catatan; siswa harus tenang

Page 7: Ankov 2 Jlur (Ral)

dalam pelaksanaan demonstrasi; menetapkan apa rencana guru setelah demonstrasi berakhir

untuk menilai hasil pembelajaran; dan guru sudah melatih diri.

Pembelajaran terbimbing merupakan pembelajaran yang mengacu pada model pengajaran

dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.

Ruang kelas ataupun laboratorium merupakan suatu tempat yang sangat baik untuk melakukan

kegiatan pembelajaran kelompok terbimbing. Di dalam ruang kelas atau laboratorium, para siswa

dapat diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah, menentukan strategi pemecahannya, dan

menghubungkan masalah tersebut dengan masalah – masalah lain yang telah diselesaikan

sebelumnya.

Penelitian ini, penulis akan mencoba menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi yang dipadukan dengan pembelajaran kelompok terbimbing, dimana dalam

pembelajaran ini, guru pada mulanya mendemonstrasikan topik yang telah ditentukan kemudian

membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang dalam satu

kelompok untuk saling berinteraksi satu sama lain tetapi masih dalam bimbingan atau pantauan

dari guru.

Pembelajaran ini amat sederhana, namun sangat memacu siswa untuk menuntaskan

materi pelajarannya. Hal itu disebabkan karena mereka akan sangat membantu satu sama lain

untuk memahami bahan pelajaran, baik itu melalui pengamatan langsung, kuis, atau melakukan

diskusi, dan yang paling penting akan memacu motivasi siswa untuk senantiasa mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan serius, karena secara individual setiap minggu atau setiap dua

minggu siswa diberi kuis.

Page 8: Ankov 2 Jlur (Ral)

2. Tinjauan Tentang Mikroskop

Perkembangan biologi didukung oleh penemuan peralatan yang digunakan para ahli.

Misalnya,pada tahun 1600-an Anton Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop. Dengan

mikroskop , para ahli dapat mengamati mikroorganisme. Saat ini orang telah menggunakan

mikroskop bukan hanya untuk memperoleh gambaran tentang molekul-moekul yang menyusun

sel makhluk hidup tetapi juga benda mati. Mikroskop yang biasa digunakan ialah mikroskop

cahaya, yang hanya dapat memperbesar bayangan benda sampai seribu kali. Sedangkan

mikroskop electron dapat memperbesar hingga sejuta kali.

Adapun komponen-komponen mikroskop adalah sebagai berikut: 1). Lensa Okuler;

merupakan lensa yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati objek, 2). Tabung

Mikroskop; merupakan penghubung lensa okuler dan lensa objektif, 3). Makrometer (sekrup

pengarah kasar); merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke

bawah dengan pergeseran besar, 4). Mikrometer (sekrup pengarah halus); merupakan komponen

untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran halus, 5).

Revolver; merupakan pemutar lensa yang berguna untuk menempatkan lensa objektif yang

dikehendaki, 6). Lensa Objektif; merupakan komponen atau lensa yang dekat atau berhubungan

langsung dengan objek, 7). Panggung Mikroskop; merupakan meja preparat atau tempat sediaan

objek, 8). Kondensor; merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau spesimen, 9).

Diafragma; merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk

melalui lubang pada panggung mikroskop, 10). Cermin Reflektor; merupakan sebuah uraian

yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui diafragma, 11). Lengan

Mikroskop; merupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat komputer atau

menggeser mikroskop, dan 12). Kaki Mikroskop; merupakan tempat mikroskop bertumpu.

Page 9: Ankov 2 Jlur (Ral)

3. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dan dari bahan yang telah dipelajari. Tujuan dari belajar adalah terjadinya suatu perubahan

dalam diri individu. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam arti perkembangan

pribadi individu seutuhnya. Sementara Sardiman (1996) berpendapat bahwa belajar adalah

”suatu proses perubahan perilaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk perubahan penguasaan,

penggunaan dan penilaian tentang atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan

keterampilan”. Sejalan dengan itu Sudjana(2005) berpendapat bahwa: ”Belajar adalah rangkaian

kegiatan jiwa dan raga psikofisik, unsur cipta, rasa, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik. Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besarnya faktor tersebut

adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor

psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil yang dicapai melalui kegiatan belajar seseorang setelah mengikuti tes.

Belajar merupakan hasil perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun

keterampilan, dimana hasil kegiatan belajar setelah dilakukan tes atau evaluasi. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia dirumuskan bahwa hasil belajar adalah hasil pelajaran yang diperoleh

dari kegiatan belajar di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya

ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Achsin, 1993). Demikian pula hasil belajar dapat

diartikan sebagai hasil pengungkapan belajar yang meliputi ranah cipta (kognitif), ranah rasa

(afektif), dan ranah karsa (psikomotorik).

Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam (internal) maupun yang berasal dari luar diri siswa (faktor

Page 10: Ankov 2 Jlur (Ral)

eksternal). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,akan dapat

diidentifikasi faktor yang dapat kegagalan bagi siswa sehingga dapat dilakukan antisipasi atau

penanganan secara dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari

luar diri anak, meliputi faktor lingkungan berupa: alami dan sosial budaya, sedangkan faktor

instrumental berupa kurikulum, program sarana dan fasilitas, serta guru, faktor dari diri anak

meliputi faktor psikologis berupa minat, kecerdasan bakat motivasi dan kemampuan kognektif

(Djamarah, 2000).

. Pendapat di atas juga relevan dengan klasifikasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ; faktor-faktor interna, berupa faktor jasmaniah yang

terdiri atas: faktor kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis, terdiri atas: inteligensi, perhatian,

minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan dan faktor kelelahan, dan faktor ekstern

berupa : faktor keluarga (cara orang tua mendidik relasi antar anggota keluarga, suasana rumah

keadaan ekonomi keluarga pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan ), faktor sekolah

(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, dan tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa, dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat) (Slameto, 2003)

B. Kerangka pikir

Demonstarsi merupakan salah satu metode mengajar yang sangat penting diadakan dalam

menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti pada mata pelajaran biologi yang lebih

menonjolkan pada pelajaran tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk hidup.

Metode ini diterapkan berdasarkan tuntutan kurikulum, kemampuan guru, dan siswa dalam

mengikuti pelajaran yaitu bahwa siswa harus tahu komponen mikroskop, fungsi, dan mengetahui

Page 11: Ankov 2 Jlur (Ral)

cara menggunakan mikroskop. Guru di SMP Negeri 2 Bajeng, umumnya mengajar dengan

menggunakan metode ceramah atau diskusi tanpa menggunakan alat peraga sehingga siswa sulit

untuk memahami materi pelajaran. Belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing diharapkan mampu membuka wawasan siswa dalam belajar sehingga daya

serap siswa dapat meningkat.

Melalui penggunaan metode ini, diharapkan kegiatan pembelajaran dapat berlangsung

secara optimal, bila dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan menggunakan metode

ceramah saja. Penggunaan metode ini akan memberikan peluang yang sangat besar dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran, dimana siswa dapat lebih menguasai materi pelajaran yang

pada akhirnya diharapkan dapat memiliki hasil belajar yang baik. Belajar dengan menggunakan

metode demonstrasi dan kelompok terbimbing diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar

siswa, dalam hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu mampu meningkatkan nilai

rata-rata siswa. Belajar dengan menggunakan metode ini dapat menghilangkan sifat abstrak dari

materi yang dipelajari dan dapat menghilangkan sifat pasif siswa dalam belajar, karena dalam

pelaksanaannya siswa akan belajar secara berkelompok sambil mengamati dan mengenal suatu

obyek dengan arahan dan bimbingan dari guru, sehingga akan tercipta interaksi sosial belajar

yang besar antar sesama siswa dan antara siswa dan guru.

Page 12: Ankov 2 Jlur (Ral)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah eksperimen semu bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

metode demonstrasi dan kelompok kerja terbimbing terhadap hasil belajar biologi konsep

mikroskop..

2. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas level satu adalah penerapan metode demonstrasi, dan level dua adalah kelompok

kerja terbimbing. Sedangkan variabel terkat adalah hasil belajar biologi konsep mikroskop.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized control group pretest-posttest

only desing, dengan lay out sebagai berikut.

Tabel 1. Lay out penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest

A P1 Ceramah P2

B P1 Demonstrasi P2

C P1 Kerja terbimbing P2

B + C P1 Demonstrasi + Kerja terbimbing P2

C. Definisi Operasional

Page 13: Ankov 2 Jlur (Ral)

Secara operasional, variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Demonstrasi adalah metode mengajar yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan konsep

mikroskop yaitu dengan mempelihatkan mikroskop, bagian-bagian, dan cara pengunaannya

di depan kelas..

2. Tanpa Kelompok kerja terbimbing adalah metode mengajar yang diterapkan oleh guru

dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah

anggota 4 orang siswa di bawah pengawasan oleh guru.

3. Hasil belajar biologi didefinisikan sebagai nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan pada

materi pelajaran biologi yang diperoleh dari pemberian tes hasil belajar setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar biologi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Bajeng Kabupaten

Gowa pada tahun ajaran 2007/2008 yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa secara

keseluruhan adalah 270 orang.

2. Sampel Penelitian

Besarnya sampel ditetapkan sebanyak 120 responden (masing-masing 30 orang untuk

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Adapun cara penentuan sampel yaitu secara acak,

sehingga semua siswa kelas VII memiliki kesempatan yang sama menjadi responden penelitian.

Yang bertindak sebagai kelompok kontrol adalah kelas VIIB dan kelas yang bertindak sebagai

kelompok eksperimen adalah kelas VIIA , VIID, VIIE dengan jumlah siswa masing-masing 30

orang.

Page 14: Ankov 2 Jlur (Ral)

E. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2007/2008, tepatnya pada

bulan November 2007 dan berlokasi di SMP Negeri I Bajeng Kabupaten Gowa.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan hal-hal

sebagai berikut:

a. Kurikulum dan RPP yang sesuai dengan sub konsep yang akan dibawakan yaitu “sub konsep

Gymnospermae” untuk kelas eksperimen dan kontrol.

b. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa LKS dan media gambar.

c. Instrumen berupa tes hasil belajar.

d. Pengelompokan siswa atas dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kelompok Eksperimen

Sebelum perlakuan dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan, terlebih dahulu

dilakukan pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kegiatan yang

dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan konsep mikroskop dengan

menggunakan metode demonstrasi, kelompok kerja terbimbing, dan kombinasi antara keduanya.

Kelompok B diajar dengan menggunakan metode demonstrasi, kelompok C diajar dengan

mengunakan metode kelompok kerja terbimbing, dan kelompok B + C diajar dengan

Page 15: Ankov 2 Jlur (Ral)

menggunakan kombinasi kedua metode tersebut. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru diawal

pembelajaran yaitu memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan materi, ” apakah anda mengenal mikroskop ?”. Setelah semua materi

selesai diajarkan, peneliti memberikan tes hasil belajar yang sebelumnya telah diuji validitas.

Hasil belajar siswa pada kelompok kontrol selanjutnya ditabulasi sebagai bahan laporan bagi

peneliti.

b. Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol diajar dengan menggunakan metode ceramah. Sama halnya dengan

kelompok eksperimen, pada kelompok kontrol diawal pembelajaran diberikan motivasi belajar

berupa pertanyaan tentang mikroskop.

3. Tahap akhir

Setelah kegiatan pembelajaran berakhir selama 2 pertemuan, baik untuk kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen akan diberi tes berupa tes hasil belajar.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik

inferensial yang bertujuan untuk pengujian hipotesis penelitian.

1. Analisi Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran sains biologi konsep mikrosop kelas VII di SMP Negeri I Bajeng Kab Gowa

berdasarkan hasil pretest dan posttest, baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok

eksperimen. Untuk keperluan tersebut, maka dibuatkan tabel distribusi frekuensi dan persentase

dengan rumus persentase.

2. Analisis Statistik Inferensial

Page 16: Ankov 2 Jlur (Ral)

Anakova dua jalur digunakan untuk pengujian hipotesis dengan memperoleh

perbandingan atau perbedaan tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains biologi

dengan konsep mikroskop antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Adapun

pengkategorian hasil belajar yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Pengkategorian hasil belajar siswa

Nilai Kategori

80-100 Sangat baik

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Rendah

0 -39 Sangat rendah

(Arikunto, 2003)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Page 17: Ankov 2 Jlur (Ral)

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Statistik skor hasil belajar siklus I

Statistik NilaiSubyek 35Nilai tertinggi 9,3Nilair terendah 2,8Nilai ideal 10Rata-rata 5,91

Hasil penelitian yang telah dilakukan, memperlihatkan bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng, yang mengikuti pembelajaran Biologi melalui

metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing pada siklus I adalah 9,3; nilai

terendah 2,8; dan nilai rata-rata 5,91.

Aktifitas belajar siswa saat diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3 berikut

Tabel 3 Aktifitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelompok terbimbing pada siklus I pertemuan 1 dan 2

No Aktifitas belajar siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2Frekuensi Persentase

(%)Frekuensi Persentase

(%)1 Mendengarkan atau

memperhatikan guru30 85,71 30 85,71

2 Membaca materi ajar dan menulis hal penting dalam PBM

30 85,71 30 85,71

Page 18: Ankov 2 Jlur (Ral)

3 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

35 100 35 100

4 Berlatih menggunakan mikroskop

30 85,71 30 85,71

5 Mendemonstrasikan bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan mikroskop

30 85,71 30 85,71

Tabel 3 di atas memperlihatkan aktifitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama

dan kedua terdapat 85,71% siswa yang aktif mendengarkan atau memperhatikan guru; 85,71%

siswa yang aktif membaca materi ajar dan menulis hal penting dalam PBM; 100% siswa yang

aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; 85,71% berlatih menggunakan mikroskop;

dan 85,71% siswa aktif mendemonstrasikan bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan

mikroskop.

Setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Statistik skor hasil belajar siklus II

Statistik NilaiSubyek 35Nilai tertinggi 9,1Nilair terendah 6,0Nilai ideal 10Rata-rata 7,11

Hasil penelitian yang telah dilakukan, memperlihatkan bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng, yang mengikuti pembelajaran Biologi melalui

metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing pada siklus I adalah 9,1; nilai

terendah 6,0; dan nilai rata-rata 7,11.

Page 19: Ankov 2 Jlur (Ral)

Aktifitas belajar siswa saat diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 5 berikut

Tabel 5 Aktifitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelompok terbimbing pada siklus II

No Aktifitas belajar siswa Frekuensi Persentase (%)

1 Mendengarkan atau memperhatikan guru

35 100

2 Membaca materi ajar dan menulis hal penting dalam PBM

35 100

3 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

35 100

4 Berlatih menggunakan mikroskop 35 100

5 Mendemonstrasikan bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan mikroskop

35 100

Tabel 5 di atas memperlihatkan aktifitas belajar siswa pada siklus I terdapat 100% siswa

yang aktif mendengarkan atau memperhatikan guru; 100% siswa yang aktif membaca materi ajar

dan menulis hal penting dalam PBM; 100% siswa yang aktif mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru; 100% berlatih menggunakan mikroskop; dan 100% siswa aktif mendemonstrasikan

bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan mikroskop.

Nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan ke dalam lima kategori

menurut distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP

Negeri 2 Bajeng, melalui metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing pada

siklus I, menunjukkan rata-rata hasil belajar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-

rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus II. Untuk lebih jelasnya, distribusi dan frekuensi hasil

belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Page 20: Ankov 2 Jlur (Ral)

Tabel 6 Distribusi frekuensi, persentase dan kategori hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng melalui metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing siklus I dan siklus II.

Interval Nilai

Kategori Siklus I Siklus IIF P (%) F P (%)

8,5 – 10,0 Sangat tinggi 2 5,72 6 7,14

6,5 – 8,4 Tinggi 11 31,43 22 62,86

5,5 – 6,4 Sedang 9 25,71 7 20

3,5 – 5,4 Rendah 10 28,57 0 0

0 – 3,4 Sangat rendah 3 8,57 0 0

Jumlah 35 100 35 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng yang

mengikuti pembelajaran Biologi melalui metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok

terbimbing pada siklus I terdapat 5,72% siswa yang memperoleh nilai yang berada pada kategori

sangat tinggi; 31,43% dikategorikan tinggi; 25,71% dikategorikan sedang; 28,57% dikategorikan

rendah dan 8,57% dikategorikan sangat rendah. Sedangkan dari 35 siswa yang mengikuti

pembelajaran Biologi melalui metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing pada

siklus II yaitu 17,14% dikategorikan sangat tinggi; 62,86% dikategorikan tinggi; 20%

dikategorikan sedang; 0% dikategorikan rendah dan 0% dikategorikan sangat rendah. Hasil di

atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar melalui metode pembelajaran

demonstrasi dan kelompok terbimbing mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

B. Pembahasan

Hasil analisis data yang telah diuraikan di atas, maka secara deskriptif hasil penelitian ini

mengungkapkan bahwa hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng yang

mengikuti pembelajaran model demonstrasi dan kelompok terbimbing siklus I, termasuk dalam

kategori rendah. Hasil penelitian ini didukung oleh besarnya persentase siswa yang mendapat

Page 21: Ankov 2 Jlur (Ral)

nilai pada interval 3,5 – 5,4 yaitu 28,57% atau sebanyak 10 orang siswa dari 35 siswa. Nilai rata-

rata kelas yang diperoleh pada siklus I adalah 5,91 yang berada pada interval sedang.

Secara deskriptif hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa hasil belajar Biologi

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng yang mengikuti pembelajaran demonstrasi dan kelompok

terbimbing pada siklus II, termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh

besarnya persentase siswa yang mendapat nilai pada interval 6,5 – 8,4 yaitu 62,86% atau

sebanyak 22 orang siswa dari 35 siswa. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh setelah siklus II

adalah 7,11 yang berada pada interval tinggi. Secara umum dapat dikatakan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi dan kelompok terbimbing.

Hasil analisis data, memperlihatkan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada siklus I

dengan siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelompok terbimbing. Hal ini

diperkuat oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Mulyasa, 2006) yang menyimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas (action research) dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

karena adanya pemberian tindakan terhadap siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Selain itu,

penelitian tindakan kelas menuntut guru untuk melakukan perbaikan dan terobosan baru dalam

hal mengajar, seperti menyesuaikan metode atau model mengajar dengan kondisi lingkungan

sekolah, sehingga hal ini akan merangsang minat belajar siswa dan akan berdampak terhadap

hasil belajar siswa.

Hambatan yang dihadapi oleh peneliti selama siklus I adalah masih kurangnya perhatian

siswa saat guru menjelaskan materi di depan kelas, masih ditemukan siswa yang tidak membaca

materi saat belajar di kelas, masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, saat menggunakan mikroskop, siswa masih canggung atau belum cekatan dalam

Page 22: Ankov 2 Jlur (Ral)

menggunakannya, saat berlatih menggunakan mikroskop, mereka masih kaku dan belum terlalu

paham bagian-bagian dari mikroskop. Adanya hambatan ini, mendorong peneliti/guru untuk

melakukan perbaikan-perbaikan PBM pada siklus II. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

oleh guru/peneliti adalah: memberikan perhatian kepada siswa saat PBM berlangsung,

memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada siswa tentang bagian-bagian mikroskop,

memberikan waktu kepada siswa di luar jam pelajaran untuk berlatih menggunakan mikroskop,

dan menambah tim observer yaitu dari 3 orang pada siklus I menjadi 6 orang pada siklus II, agar

setiap kelompok atau siswa mendapat perhatian dan bimbingan yang sama dengan siswa lainnya.

Saat siklus II berlangsung, hambatan-hambatan yang ditemukan pada siklus I sudah dapat

teratasi, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Karena keterbatasan waktu, materi

pelajaran selesai diajarkan, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, dan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, maka siklus III tidak dilaksanakan.

Berbicara tentang metode mengajar, metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok

terbimbing adalah sebuah konsep atau model yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran

(treatment) yang efektif digunakan untuk menangani individu tertentu sesuai dengan kemampuan

peserta didik. Demonstrasi dan kelompok terbimbing merupakan sebuah konsep atau model yang

berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan menangani siswa tertentu sesuai

dengan karakter serta kemampuan yang dimiliki oleh siswa (Mukhtar, 2005).

Metode demonstrasi dan kelompok terbimbing masih jarang digunakan di sekolah, hal ini

disebabkan oleh keterbatasan waktu dan ruang kelas yang tidak memadai untuk menerapkan

model pembelajaran tersebut. Metode demonstrasi dan kelompok terbimbing dimulai dengan

mengidentifikasi setiap siswa berdasarkan tingkat kemampuannya dalam mengiterpretasikan

maksud suatu konsep sehingga lebih mudah dipahami. Dalam kegiatan ini, guru akan

Page 23: Ankov 2 Jlur (Ral)

mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok tertentu sehingga dalam melakukan

bimbingan akan lebih mudah dan lebih terarah, selain itu siswa yang memiliki kemampuan yang

rendah dapat memahami konsep melalui kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru di depan

kelas atau pada kelompok masing-masing.

Adanya pengelompokan siswa, jadwal mengajar yang harus ditambah, dan persiapan

mengajar yang harus matang, sehingga metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok

terbimbing jarang bahkan mungkin tidak pernah diterapkan di sekolah. Dilihat dari faktor waktu

dan ruang kelas, metode pembelajaran ini tidak cocok untuk diterapkan disekolah, tapi untuk

memperbaiki mutu siswa dan meningkatkan kualitas belajar siswa, metode demonstrasi dan

kelompok terbimbing sangat cocok untuk diterapkan, sebab guru dapat mengetahui siswa yang

memiliki kemampuan kurang dan dapat dengan cepat memberikan tindakan terhadap siswa yang

diangap kesulitan dalam belajar.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Bajeng Kabupaten Gowa,

memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok terbimbing. Jika dilihat dari

siklus I ke siklus II terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan, yaitu pada

siklus I rata-rata siswa mendapat nilai pada kategori sedang, sedangkan pada siklus II rata-rata

siswa mendapat nilai pada kategori tinggi. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada siklus I

dimungkinkan oleh situasi belajar yang dianggap masih baru oleh siswa, dalam hal ini adalah

model mengajar yang kurang akrab bagi siswa sehingga mereka kurang berkonsentrasi terhadap

pelajaran. Setelah siklus II, siswa mulai kenal dan akrab dengan metode tersebut, selain itu

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh guru pada siklus I sedapat mungkin diperbaiki pada

Page 24: Ankov 2 Jlur (Ral)

siklus II dan siswa sudah berkonsentrasi dengan materi pelajaran sehingga hal ini akan

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Melalui penerapan metode demonstrasi dan kelompok terbimbing, aktivitas belajar siswa

di kelas memperlihatkan kecenderungan meningkat. Siswa kelompok yang telah dibentuk diawal

pembelajaran akan memiliki kemampuan dan keberanian untuk tampil di depan kelas, sehingga

secara tidak langsung metode ini akan melatih keterampilan berbicara dan psikomotorik siswa

untuk tampil memperagakan sendiri bagian-bagian mikroskop dan cara penggunaan mikroskop.

Hakekatnya metode ini akan merangsang motivasi dan minat belajar siswa, sebab secara

tidak langsung ada tiga kemampuan yang sekaligus diperoleh siswa yaitu kemampuan kognitif

yaitu mampu menuliskan sekaligus menyebutkan bagian dan cara penggunaan mikroskop,

kemampuan psikomotorik yaitu mampu menggunakan mikroskop serta membuat sendiri sediaan

awetan preparat basah, dan kemampuan apektif yaitu interaksi siswa diantara teman

kelompoknya yaitu saling membimbing satu sama lain dalam memahami dan menggunakan

mikroskop dengan baik dan benar.

Siswa yang berkemampuan sedang, timbul rasa percaya diri yang tinggi dalam belajar,

karena selama ini mereka selalu berada dalam bayang-bayang rasa takut salah dan ditertawakan

oleh siswa yang pandai dalam menyatakan pendapat, demikian pula siswa dengan kemampuan

rendah, di samping telah lepas dari dominasi siswa yang cerdas, mereka juga telah memiliki

percaya diri yang cukup kuat dan termotivasi belajar lebih giat, karena kelompok ini ditangani

dengan special treatment yaitu melalui re-teaching-tutorial yang senantiasa diberi dorongan

secara terus menerus dan diperhatikan kebutuhan serta kesanggupannya dalam belajar

(Syafruddin, 2005).

Page 25: Ankov 2 Jlur (Ral)

Adanya metode demonstrasi ini, siswa lebih bersemangat dalam belajar sebab secara

langsung guru akan memperkenalkan obyek materi yang sedang dipelajari, selain itu adanya

bimbingan langsung dari guru bagi kelompok atau siswa yang kurang paham dengan materi

merupakan motivasi yang sangat besar bagi siswa dalam memahami materi pelajaran yang dapat

berdampak terhadap pencapaian hasil belajar secara maksimal. Siswa akan lebih termotivasi

belajar bila belajar secara langsung dan mendapat perhatian dari guru, oleh karena itu adanya

kegiatan demonstrasi dan bimbingan langsung guru diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

hasil belajar Biologi siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelompok

terbimbing dengan nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 5,91 dan pada siklus II meningkat

menjadi 7,11.

B. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat

dikemukakan oleh peneliti adalah sebaiknya dalam mengajar guru menggunakan metode

demonstrasi dan kelompok terbimbing, khususnya materi mikroskop agar hasil belajar siswa

dapat meningkat.

Page 26: Ankov 2 Jlur (Ral)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama. Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan lanjutan Pertama. Jakarta.

Achsin. 1993. Metode dalam Pembelajaran. PT. Nimas Multima. Jakarta.

Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Mukhtar. 2005. Metode Pembelajaran yang Berhasil. PT. Nimas Multima. Jakarta

Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. PT Rosdakarya. Bandung.

Roestiyah. 1989. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rusdi. 1998. Metode Pembelajaran Gotong Royong. Universitas Kristen Petra Surabaya. Surabaya

Sardiman. 1996. Belajar Secara Efektif dan Efisien. Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya.

Page 27: Ankov 2 Jlur (Ral)