trans kultur al

95
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL Pengkajian

Upload: arul-teroris-campus

Post on 28-Dec-2015

102 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Trans Kultur Al

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Pengkajian

Page 2: Trans Kultur Al

Pengkajian Keperawatan Transkultural

• Pengkajian bidang transkultural dilakukan oleh seorang perawat profesional. Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam memahami untuk mencoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan harapan yang berbeda dalam budaya. Semua kelompok budaya memiliki sistem waktu dalam keyakinan dan praktek kesehatan sehingga perawat dapat menginterpretasikan harapan antar kelompok.

• Ketika perawat akan melakukan pengkajian pada pasien dengan berbagai variasi latar belakang budaya, perawat harus mengevaluasi kesiapan dirinya dalam hal nilai budaya, kepercayaan, perilaku, komunikasi dan kesiapan dalam mengkaji pada pasien dengan latar belakang budaya yang berbeda.

Page 3: Trans Kultur Al

Beberapa Tujuan dari Pengkajian Transkultural

• Mencari budaya pasien, pola kesehatan dihubungkan dengan, pandangan, gaya hidup, nilai, budaya, kepercayaan dan faktor sosial,

• Mendapatkan informasi budaya secara keseluruhan sebagai dasar dari pembuatan keputusan dan tindakan,

• Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti dan nilai yang dapat digunakan untuk membedakan keputusan tindakan keperawatan bahwa nilai dan gaya hidup pasien dapar dibantu secara profesional,

• Mencari area yang berpotensi menjadi konflik budaya, kelalaian dan perbedaan nilai antara pasien dan tenaga kesehatan,

Page 4: Trans Kultur Al

Beberapa Tujuan dari Pengkajian Transkultural

• Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola keperawatan budaya yang sesuai untuk pasien,

• Mengidentifikasi perbandingan informasi keperawatan budaya diantara pasien yang berbeda atau yang sama untuk dapat digunakan sebagai pembelajaran dan penelitian,

• Mengidentifikasi dua persamaan atau perbedaan pasien dalam pemberian kualitas perawatan,

• Menggunakan teori dan pendekatan riset untuk mengartikan dan menjelaskan praktik untuk kesesuaian keperawatan dan area baru dari pengetahuan keperawatan transkultural.

Page 5: Trans Kultur Al

Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Leininger’s Sunrise Model” dalam teori

keperawatan transkultural Leininger yaitu:• Faktor Teknologi (technological Factors)

Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.

Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan perawat perlu mengkaji berupa: persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan. Alasan klien tidak masu operasi dan klien memilih pengobatan alternatif. Klien mengikuti tes laboratorium darah dan memahami makna hasil tes tersebut.

Page 6: Trans Kultur Al

• Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)

Agama adalah suatu sistem symbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang amat realistic bagi para pemeluknya. Sifat realistis merupakan ciri khusus agama. Agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan di atas kehidupan sendiri.

Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, beriktiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi klien terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap situasinya saat ini, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan penularan kepada orang lain.

Page 7: Trans Kultur Al

• Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan (Kinship & Social factors)

Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota terhadap keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya: ikut kelompok olahraga atau pengajian.

Page 8: Trans Kultur Al

• Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkam oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan prilaku yang dianggap pantas. Norma – norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.

Page 9: Trans Kultur Al

Hal – hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai – nilai budaya dan gaya hidup adalah: posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit kepala apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.

Page 10: Trans Kultur Al

• Faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku (Political and Legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti peraturan dan kebijakan dapat berkaitan dengan jam berkunjung, klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkan oleh rumah sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

.

Page 11: Trans Kultur Al

• Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain: asuransi, biaya kantor, tabungan dan patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor ekonomi dapat ikut menentukan pasien atau keluarganya dirawat di ruang yang sesuai dengan daya embannya.

.

Page 12: Trans Kultur Al

• Faktor pendidikan (edocational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Di dalam menempuh pendidikan formal tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya dilanjutkan kepada pendidikan di luar keluarga. (Leininger, 1984). Semakin tinggi pendidikan klien maka kenyakinannya harus didukung oleh bukti – bukti ilmiah yang rasional dan dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga, jenis pendidikannya, serta kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terutang kembali.

Page 13: Trans Kultur Al

Cara pengisiain pengkajian keperawatan transkultural

1. Data Demografi

a.Nama lengkap :

b.Nama panggilan :

•. Pada suku yang berbeda, masing – masing memiliki nama panggilan yang berbeda pula

dengan nama aslinya. Contoh : ujang, tole, dan sebagainya.

•. Pada suku tertentu apabila sudah menikah wanita dipanggil dengan nama suaminya.

c.Nama keluarga :

d.Alamat :

e. Lama tinggal di tempat ini :

(lama tinggal ini perlu di kaji sebab akan mempengaruhi klien dan perlaku berbudaya. Menurut Andrew dan Boyle (2003) budaya akan berubah dari waktu ke waktu

f. Jenis kelamin :

g. Tempat lahir :

h. Dignosis medis :

i. No. Register :

Page 14: Trans Kultur Al

Cara pengisiain pengkajian keperawatan transkultural

2. Data Biologis/variasi biokultural

Dikaji warna kulit, rambut, struktur tubuh, bentuk wajah; penyakit resiko seperti kanker kulit, sede sel; penyakit spesifik genetik serperti hipertensi, cardiovaskular dan sebagainya

3. Faktor Teknologia. Alat yang digunakan untuk bepergian (kebiasaan berjalan kaki pada kenyakinan

tertentu dianggp melanggar apabila menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi

b. Alat yang digunakan untuk berkomunikasi (bahasa yang digunakan)c. Alat yang digunakan untuk belajard. Alat yang digunakan untuk berinteraksi. Sarana yang digunakan untuk mendatangi

fasilitas kesehatane. Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga (contoh pada masyarakat suku jawa

jathilan, di Banjarmasin habsian, pada masyarakat modern pergi ke supermarket, dll)f. Persepsi terhadap teknologi kesehatan (bagaiman klien dan keluarga

mempersepsikan teknologi kesehatan, misalnya imunisasi, injeksi, transfusi, dllg. Respon terhadap teknologi kesehatan (menolak atau menerima ).......Sarana

dan prasarana teknologi kesehatan (tersedia atau tidak tersedia)

Page 15: Trans Kultur Al

4. Faktor agama dan filosofia. Agama yang dianutb. Kenyakinan agama yang dianut klien berhubungan dengan kesehatan (misalnya

menolak di periksa lawan jenis)c. Bagaimana pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang diderita menurut

ajaran agamanya (misalnya sakit adalah cobaan, sakit adalah hukuman, mati adalah renkarnasi)

d. Apa yang dilakukan klien klien dan keluarga untuk mengatasi sakit berhubungan dengan agama dan filosofi hidupnya (misalnya dengan rukiyah, diobati oleh pendeta, diberi minum air suci sungai gangga, dimandikan dengan kembang)

e. Apa falsafah hidup klien (keyakinan hidup klien)

Page 16: Trans Kultur Al

5. Faktor social dan ikatan kekerabatan (kindship) Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor sosial dan ikatan kekerabatan (kindship) meliputi :

a. Pernyataan klien atau orang lain tentang kesehatannya Buruk Kurang Baik Baik Sangat Baik

c. Status perkawinan : Menikah Janda/Duda Belum pernah menikah Orang tua tunggal

e. Jumlah anak :....orang Anak kandung.........orang anak angkat..........orang

g. Klien dirumah tinggal dengan Orang tua Saudara Andak dan Istri Menumpang pada saudara lain – lain..................e. Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarganya sakit

Page 17: Trans Kultur Al

f. Komunikasi1) Kualitas Suara:

Kuat/nyaring lembut Sedang merintih2) Pelafalan dan pengucapan kata:

Jelas Serak Dialek ......................................3) Penggunaan teknik dian dalam berbicara:

Jarang Kadang-kadang Sering 4) Waktu yang digunakan untuk diam:

Singkat Sedang Lama Tak terobservasi5) Penggunaan bahasa non verbal saat berkomunikasi

Gerakan tanganGerakan mata Gerakan badan Kinetik (gesture, ekspresi dan cara berdiri/duduk)

6) Sentuhan Terkejut atau menarik diri ketika disentuh Menerima sentuhan tanpa kesulitan Menyentuh orang lain tanpa kesulitan

Page 18: Trans Kultur Al

7) Jarak a) Tingkat Kenyamanan Berpindah ketika jarak terinvasi Tidak bergerak ketika jarak terinvasib) Jarak saat berkomunikasi Setengah meter Setengah sampai satu meter Lebih dari satu meter

c) Jarak yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi dengan orang.......................... d) Apakah objek tertentu (missal tirai, furniture, dll) mempengaruhi sikap klien

dalam berkomunikasi

Tidak Ya, Jelaskan e) Ketika klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat ia berdiri / duduk f) Ketika berkomunikasi dengan orang teman, sebagai jarak klien berdiri/duduk jika klien harus disentuh karena situasi, bagaimana klien bereaksi dan bagaimana perasaan klien g) Jika orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana reaksi klien dan bagaimana perasaan klien h) Apakah jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman bagi klien

Page 19: Trans Kultur Al

8) Hubungan dalam kerja a) Bagaimana hubungan klien dan keluarganya b) Apa fungsi klien dalam keluarga c) Apa peran klien dalam keluarga

Ayah/Ibu Anak Penasehat.............................................................................

d) Apabila ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan keluarga, bagaimana klien melakukannya e) Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan dari keluarga: Dengan kata-kata Gerakan tubuh Keduanya.............................................................................9) Hubungan dengan teman, tetangga/orang lain a) Bagaimana hubungan penilaian orang lain menurut klien b) Darimana klien mendapatkan informasi tentang penilaian tersebut c) Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan: Dengan kata-kata Gerakan tubuh Keduanya.............................................................................

Page 20: Trans Kultur Al

10) Organisasi sosial/kemasyarakatan a) Kegiatan sosial kemasyarakatan yang diikuti b) Bagaimana pendapat klien tentang aktifitas sosial yang dijalaninya c) Apakah aktifitas sosial yang dilakukan klien membuat klien senang Ya Tidak Alasan: a. Apa hobby klien b. Apa yang klien kerjakan ketika mempunyai waktu luang c. Apakah anda percaya adanya pemimpin/penguasa d. Bagaimana anda bersikap terhadap pemimpin atau penguasa e. Ketika klien masih kecil, siapa yang paling berpengaruh pada klien f. Apakah arti bekerja bagi klien

Page 21: Trans Kultur Al

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup meliputi :

1. Apakah pengertian budaya menurut klien......2. Apa arti penting budaya yang dimiliki klien.......3. Suku/bangsa..........4. Ras.......5. Kepercayaan berdasarkan suku/bangsa berhubungan dengan sehat sakit Sehat........................................................................................................ Sakit.........................................................................................................6. Pandangan hidup klien berhubungan dengan sehat sakit

Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup

Page 22: Trans Kultur Al

7. Waktua. Orientasi pada waktu Orientasi pada masa lalu......................................................................... Orientasi pada masa sekarang................................................................ Orientasi pada masa yang akan datang..................................................

b. Cara melihat waktu Waktu sosial Berorientasi pada jam

c. Reaksi fisiokimia terhadap waktu 1) Berapa jam tidur pada malam hari: ...........jam 2) Apakah biasa tidur pada siang hari:

Tidak Ya, berapa ...........jam 3) Apakah klien tidur dan bangun sesuai dengan jadwal:

Tidak Ya 4) Apakah klien memahami pentingnya mendapat pengobatan atau makan obat sesuai jadwal walaupun dalam waktu tidur klien:

Ya Tidak

Page 23: Trans Kultur Al

d. Tanyakan hal-hal berikut berhubungan dengan waktu:1) Alat penunjuk waktu yang digunakan Jam Bel

2) Jika klien janji pada jam 2, jam berapa klien biasanya tiba untuk memenuji janji tersebut 3) Jika perawat berkata pada klien bahwa setengah jam akan menyuntik klien, berapa waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri

8. Locus Control (kenyakinan seseorang) a. Kontrol internal 1) Percaya bahwa kekuatan dipengaruhi oleh perubahan dari dala, b). Kontrol eksternal 1)Percaya bahwa nasib, keberuntungan dan kebetulan telah banyak dipengaruhi upaya yang kita lakukan9. Orientasi nilai a. Percaya pada kekuatan supernatural:

Tidak, alasan................................................................................... Ya, alasan...................................................................................

Page 24: Trans Kultur Al

b. Percaya pada ilmu magik, ilmu gaib, ritual/upacara mempengaruhi perubahan: Tidak, alasan................................................................................... Ya, alasan...................................................................................c. Tanyakan hal-hal berikut: 1) Adakah obat tradisional yang anda gunakan untuk mengurangi sakit klien: Tidak, alasan...................................................................................

Ya, alasan................................................................................... 2) Adakah orang di sekitar klien yang memberi obat untuk mengurangi sakit yang diderita 3) Adakah obat yang diberikan paranormal akan digunakan untuk mengobati sakit yang dialami klien saat ini

Tidak, alasan...................................................................................Ya, alasan...................................................................................

Page 25: Trans Kultur Al

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor politik dan hukum meliputi :

1. Partai politik yang diikuti......2. Dalam partai politik kedudukan klien.......

* Anggota * Pengurus3. Bagaimana pandangan politik klien (menurut klien politik haram)..........4. Bagaimana pandangan politik mempengaruhi sikap sehat sakit klien5. Sanksi atau aturan dan kebijakan yang dianut keluarga (misalnya menjaga

subak di Bali)

Faktor politik dan hukum

Page 26: Trans Kultur Al

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor ekonomi meliputi : 1. Pendapatan sebulan2. Penghasilan tambahan3. Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan mencukupi untuk

kebutuhan hidup sehari – hari Ya Tidak

4. Jika ya, apakah kelebihan penghasilan ditabungkan7. Sumber pembiayaan kesehatan klien8. Program asuransi kesehatan dan non kesehatan yang diikuti (orang-orang

Indonesia banyak tidak percaya pada asuransi)

Faktor Ekonomi

Page 27: Trans Kultur Al

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor pendidikan meliputi : 1. Tingkat pendidikan terakhir2. Apa arti sehat atau kondisi yang bagus bagi klien sesuai dengan disiplin

ilmunya3. Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk menurut klien dengan disiplin

ilmunya4. Jenis penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga klien9. Pemahaman sakit yang sedang diderita klien10. Apa yang dilakukan klien/keluarganya jika mengalami sakit seperti yang

sekarang11. Apa yang klien harapkan dari petugas kesehatan yang sedang menolong

memulihkan kesehatan klien12. Persepsi klien dan keluarga tentang pendidikan (menganggap pendidikan

penting atau tidak bagi kehidupan)

Faktor Pendidikan

Page 28: Trans Kultur Al

1. Identitas KlienNama : Ny. ‘Sunia’, Nama panggilan bu Edi, Usia: 28 tahun, Agama: Islam,

Pendidikan Diploma, Pekerjaan guru play group, suku Sunda, tidak mempunyai marga, status anak nomor 3 dari 4 bersaudara, status perkawinan menikah dengan Bapak Edi Wahyono suku Jawa, Alamat kampung Mlinjo desa Gedamg Selirang Sukoharjo Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia, diagnosa medis Abortus Habitualis G1 P0 A1 (saat ini).

Pengkajian Kasus

2. Data BiokulturalPasien mempunyai resiko kencing manis, kulit kuning langsat, wajat bulat telur,

rambut bergelombang, saat ini Hb pasien 4,8 karena mengalami pendarahan terus menerus..

Page 29: Trans Kultur Al

1. Faktor teknologiNy. Sunia menggunakan teknologi modern di rumah tangganya, tidak

mengenal alat – alat teknologi kesehatan, mempunyai pantangan menolak dilakukan tranfusi darah, menolak tindakan abortus karena bertentangan dengan kenyakinannya.

Beberapa Komponen yang Spesifik pada Pengkajian Transkultural

2. Faktor agama dan falsafah hidupMereka percaya bahwa sekecil apapun nyeri atau sakit merupakan cobaan

dari yang mahakuasa, maka tidak boleh melakukan yang dilarang agama. 3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga

Pasien dan suaminya jarang bertemu keluarga, keluarga dari kedua belah pihak , sedang pasien dan suaminya hidup di kota tempat mereka berkerja. Pasien mempunyai peer group kelompok keagamaan yang berkumpul setiap hari jumat.

Page 30: Trans Kultur Al

5. Faktor kebijakan dan hukum Sangsi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama

sesuai dengan peer groupnya. 6. Faktor ekonomi Mata pencaharian klien adalah guru paly group dan suaminya adalah berdagang. Klien menyisikan uangnya untuk bersasedak setiap bulan. Menabung di Bank bertentangan dengan kenyakinannya. 7. Faktor Pendidikan

Menurut pasien dan suaminya pendidikan adalah penting, orang harus selalu belajar sampai akhir hayatnya dan mengamalkan pendidikan tersebut.

4. Faktor nilai budaya dan gaya hidupPasien pantang memandang ketika berkomunikasi dengan lain jenis, pasien

juga menolak diperiksa lawan jenis, pasien hanya berkomsumsi daging tertentu dan tidak mau menyebutkan, menolak makan daging sapi atau ayam, tidur klien maksimal 5 jam setiap hari.

Page 31: Trans Kultur Al

PROSES KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Diagnosa Keperawatan Transkultural

Keperawatan Transkultural

Page 32: Trans Kultur Al

Pengantar

• Tahap kedua dari proses keperawatan adalah membuat kesimpulan dari data yang terkumpul. Sebelum membuat kesimpulan, data yang terkumpul harus dikelompokan dan dianalisa. Proses analisa data dapat disebut diagnosis (Long, 1996).

• Capernito mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai pernyataan yang menguraikan respon insani (status kesehatan atau perubahan pola interaksi actual atau potensial) individu atau kelompok dimana perawat dapat membuat pernyataan resmi dan perawat dapat membuat intervensi yang pasti demi kelestarian status kesehatan atau mengurangi, menghilangkan atau mencegah perubahan­perubahan.

Page 33: Trans Kultur Al

Pengantar

• Diagnosa keperawatan transkultural adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, dirubah, atau dikurangi melalui intervensi keperawatan.

• Diagnosa keperawatan transkultural juga merupakan kesimpulan dari respon klien yang ditegakkan oleh perawat dengan cara mengidentifikasi budaya yang mendukung kesehatan, budaya yang menurut klien pantang untuk dilanggar, dan budaya yang bertentangan dengan kesehatannya.

• Diagnosa keperawatan transkultural adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, dirubah, atau dikurangi melalui intervensi keperawatan (Tiger & Davidhizar, 1995; Andrew & Boyle, 1995).

Page 34: Trans Kultur Al

Pengantar

• Respon klien yang ditegakkan oleh perawat dengan cara mengidentifikasi budaya yang mendukung kesehatan, budaya yang menurut klien pantang untuk dilanggar, dan budaya yang bertentangan dengan kesehatannya.

• Budaya yang mendukung kesehatan antara lain olah raga teratur, membaca atau suka makan sayur.

• Budaya yang menurut klien pantang untuk dilanggar seperti hal yang tabu dilakukan atau makanan pantang. Budaya yang bertentangan dengan kesehatan misalnya merokok.

Page 35: Trans Kultur Al

Pengantar• Menurut Kizilay dan Leahy (1998) diagnosa keperawatan

transkultural menurut NANDA terdapat tiga diagnosa keperawatan transkultural yang sering ditegakkan yaitu :

a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur

b. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultural

c. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

• Struktur atau rumusan diagnosa keperawatan terdiri dari tiga komponen yaitu PES, dimana komponen masalah kesehatan adalah P atau problem, komponen etiologi dari faktor yang berhubungan adalah E dan serangkaian tanda dan gejala adalah S atau simptom dan sign.

Page 36: Trans Kultur Al

Contoh daftar diagnosa Keperawatan Budaya (NANDA)

• Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur

• Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultural

• Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

• Ketidakefektifan individu terhadap sistem pelayanan kesehatan berhubungan dengan aturan kunjungan keluarga

• Takut berhubungan dengan ketidakmengertian penggunaan ruang, jarak, waktu terhadap pemberi pelayanan kesehatan

Page 37: Trans Kultur Al

Contoh daftar diagnosa Keperawatan Budaya (NANDA)

• Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penggunaan obat tradisional sebagai pengganti obat farmasi (medis)

• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kepercayaan tentang efektifitas perilaku promosi kesehatan (contohnya: tidak percaya kalau olah raga meningkatkan kesehatan)

• Ketidakpatuhan terhadap teknologi kesehatan berhubungan dengan nilai individu atau budaya

• Gangguan nutrisi berhubungan dengan kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan

Page 38: Trans Kultur Al

Contoh daftar diagnosa Keperawatan Budaya (NANDA)

• Sindrom stress relokasi (pindah rumah, pindah negara) berhubungan dengan kehilangan suasana kekeluargaan atau negara asal

• Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan komunikasi menggunakan bahasa yang biasa dipakai

• Distres spiritual/gangguan spiritual berhubungan dengan batasan atau pencegahan praktik ritual keagamaan atau budaya di RS

• Persepsi nyeri berhubungan dengan tindakan invasih dari tenaga kesehatan (perawat, dokter dan sebagainya)

Page 39: Trans Kultur Al

Gambaran kasus transkultural

• Ibu Mumtaza (M) berusia 60 tahun, warga negara Pakistan, datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada. Tekanan darahnya 150/70 mmHg, denyut jantung 82 kali permenit, hitung pernafasan 22 kali permenit.

• Saat ini ibu M berkunjung yang pertama kali ke Amerika. Beliau mengunjungi suaminya yang kelahiran Amerika. Ibu M bisa sedikit bahasa inggris. Ketika akan diperiksa tekanan darah dan ECG ibu M tidak bersedia melepas baju dan jilbabnya.

• Anak laki-lakinya tidak bisa membantu karena sejak kecil tidak terbiasa membuka jilbab di depan anak laki-lakinya. Sedangkan menantunya yang bersedia membantu adalah warga negara Amerika yang sedikit mengerti bahasa ibu M.

Page 40: Trans Kultur Al

Gambaran kasus transkultural

Diagnosa Keperawatan transkultural yang bisa ditegakkan pada ibu M adalah :• Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan komunikasi

menggunakan bahasa yang biasa dipakai• Sindrom stress relokasi (pindah rumah, pindah negara)

berhubungan dengan kehilangan suasana kekeluargaan atau negara asal

• Takut berhubungan dengan ketidakmengertian penggunaan ruang, jarak, waktu terhadap pemberi pelayanan kesehatan

• Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

Page 41: Trans Kultur Al

Pengorganisasian data dalam menegakkan diagnosa keperawatan

• Lefevre (1998) menjelaskan bahwa sebelum kita menegakkan diagnosa keperawatan harus dilakukan organizing atau dustering data yaitu mengumpulkan data melalui berfikir kritis untuk mendapatkan masalah pasien.

• Pengelompokan data bisa berdasarkan kebutuhan dasar, respon individu atau sistem.

• Salah satu contoh dasar analisa data dari Gordon yaitu tentang pola fungsi kesehatan mencakup persepsi sehat sakit, pola nutrisi, pola dan persepsi eliminasi, pola kognitif, peran dan relationship, kepercayaan dan nilai.

• Lingkup pengelompokan data dalam menganalisa data adalah model human response dari NANDA

Page 42: Trans Kultur Al

Gambaran kasus

• Bapak Kartofa berusia 62 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa medis stroke non haemoragia.

• Nama panggilan Karto, suku Jawa, bahasa yang digunakan bahasa Jawa dan Indonesia.

• Pak Kartofa dirawat karena jatuh di kamar mandi akibat vertigo, ada luka di pelipis kirinya. Ketika perawat jaga akan menyuntik neurobion 5000 intramuskuler, pasien menolak dengan alasan hal itu merupakan pantangan.

• Menurut keyakinannya, pada hari Jumat tidak boleh disuntik. • Pasien juga menambahkan ramuan di atas balutan luka.

Menurut keluarga ramuan itu sudah diberi doa oleh orang pintar

Page 43: Trans Kultur Al

Pembahasan kasus

Data

Menegakkan diagnosa keperawatan transkultural berdasarkan NANDA

Masalah Etiologi

Clustering data berdasar nilai individu :• Klien mengatakan tidak mau disuntik karena

hari ini hari Jumat.• Klien mengatakan luka operasi akan diberi

tambahan ramuan dari dukun yang berupa ramuan

Ketidakpatuhan dalam pengobatan

Sistem nilai yang diyakini

• Pasien melumuri bagian balutan luka dengan obat tradisional

Ketidakpatuhan dalam pengobatan

Sistem nilai yang diyakini

Resiko tinggiinfeksi

Penggunaan obattradisional

Page 44: Trans Kultur Al

PROSES KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Rencana Tindakan Keperawatan Transkultural

Keperawatan Transkultural

Page 45: Trans Kultur Al

Pendahuluan• Ada tiga komponen utama dalam rencana tindakan

keperawatan yaitu masalah atau diagnosa keperawatan, apa yang ingin diharapkan atau kriteria hasil dan rencana tindakan yaitu apa yang akan dilakukan untuk mencapai kriteria hasil.

• Rencana tindakan keperawatan terdiri dari rencana tindakan keperawatan independen (mandiri) dan kolaboratif (kerja sama dengan profesi lain). Rencana tindakan akan diprioritaskan sesuai diagnosa yang sudah diprioritaskan pula.

• Tahap perencanaan keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan prioritas sesuai diagnosa keperawatan

b. Menentukan tujuan atau hasil dari asuhan keperawatan untuk tiap diagnosa

c. Memilih langkah tindakan keperawatan yang spesifik.

Page 46: Trans Kultur Al

Prioritas diagnosa keperawatan• Prioritas pertama Masalah yang langsung mengancam

nyawa, misalnya gangguan pertukaran gas, resiko tinggi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada kasus transkultural, diagnosa ini bisa muncul ketika pasien menolak transfusi disebabkan bertentangan dengan keyakinannya.

• Prioritas kedua Ancaman berisiko tinggi terhadap intregitas fisiologi dan psikologi seperti gangguan intregitas jaringan, resiko tinggi infeksi dsb. Pada kasus transkultural, diagnosa ini senada dengan contoh tindakan keluarga pasien ketika memberikan obat tradisional pada luka pasien.

• Prioritas ketiga Ancaman berisiko rendah terhadap intregitas fisiologi dan psikologi (tapi ancaman akan datang bila tidak ditangani segera)

• Prioritas keempat Pelestarian kesehatan

Page 47: Trans Kultur Al

Keputusan yang berhubungan dengan masalah transkultural dalam pemberian asuhan keperawatan

• Prinsip rencana tindakan dari teori Sunrise Model terdiri dari 3 strategi yaitu :

1). Cultural care preservation or maintenance

2). Cultural care accommodation, dan

3). Cultural care repartening or reconstruction• Leininger (1985), mengatakan untuk mengurangi konflik yang

berhubungan dengan budaya, memakai tiga strategi yaitu :

a. Perlindungan perawatan budaya atau pemeliharaannya (Cultural Care Preservation or Maintenance)

b. Akomodasi Perawatan Budaya atau negoisasi Budaya (Culture Care Accommodation or Negotiation)

c. Perumusan kembali dan restrukturisasi (Culture Care Repatterning on Restructuring)

Page 48: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Gambaran Kasus 1

• Bapak Trengginas, berusia 65 tahun, suku Jawa, beragama Islam, pendidikan SR (Sekolah Rakyat), mata pencaharian bertani, diagnosa Medis Gagal Ginjal Akut (GGA). Klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dan merupakan kakek dari 15 cucu, anak ada 4 orang dan merupakan keluarga berpengaruh di kampungnya.

• Sejak pagi klien jatuh, kesadaran apatis, GCS 11, pernafasan 32x per menit, T 200/90, S 37c. Pasien mengalami odema anasarca. Klien sebelumnya rutin memeriksakan tekanan darahnya ke Puskesmas desa setempat. Pernah 2 kali mondok di RSUD Dr. Moewardi dengan diagnosa hipertensi. Pagi itu keluarga membawa air dalam botol, salah satu keluarga menjelaskan bahwa air tersebut sudah diberi doa dan akan diminumkan pada pasien

Page 49: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 1

• Diagnosa Keperawatan Transkultural : Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini. Ditandai dengan :

a. DO keluarga pasien membawa air 1 liter untuk diminumkan ke pasien

b. DS keluarga mengatakan bahwa air tersebut sudah diberi doa oleh dukun

• Tujuan :a. Pasien mengerti pentingnya dan kegunaan pengobatan yang

dianjurkan perawatb. Pasien memahami dampak pengobatan tradisional yang dilakukanc. Pasien dan kelurga menerima dan memahami penjelasan dari

perawat tentang dampak pengobatan tradisional pada kasus pasiend. Pasien menerima tindakan dengan prinsip Cultural Care

Accommodation

Page 50: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 1

• Kriteria hasil : Setelah 2x pertemuan, klien dapat menceritakan persepsinya tentang pengobatan tradisional dan menerima modifikasi yang akan diterapkan perawat

• Rencana intervensi/tindakan keperawatan

a. Kaji dan klarifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

b. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk mengekspresikan budayanya : terkait pengobatan tradisional yang dilakukan pasien dan keluarga.

c. Hargai persepsi klein dan keluarga tentang budayanya.

d. Beri sikap empati pada klien dan keluarga

e. Jelaskan sesuai kondisi pasien clan keluarga tentang pengaruh cairan dalam tubuh pasien

Page 51: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 1

• Rencana intervensi/tindakan keperawatan (lanjutan)

f. Modifikasi pengobatan tradisional dengan cara : ambil satu sendok makan air yang telah diberi dos oleh dukun kemudian bersama pasien dan keluarga diminumkan ke pasien (prinsip Culture Care Accomodation)

g. Dukung keluarga untuk mengikuti anjuran perawat dengan memberikan cairan tersebut satu sendok makan setiap hari.

h. Observasi kondisi fisiologis dan psikologis pasien dan keluarga setiap hari.

Page 52: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Gambaran Kasus 2

• Maria berusia 19 tahun, gadis Meksiko-Amerika, bersama keluarganya datang ke unit emergency dengan keluhan sesak nafas.

• RR 28x per menit, nadi 88x per menit. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, klien menderita astma bronchiale dan harus menjalani rawat inap.

• Sesaat kemudian pamannya datang membawa sesajen berupa bunga dan perlengkapannya yang mengeluarkan asap dan meletakkannya di bawah tempat tidur pasien.

• Kondisi tersebut menjadikan polusi udara, memperberat penyakit pasien. Pamannya percaya pada voodoo, harapan pamannya sesajen tersebut dapat mempercepat kesembuhan klien.

Page 53: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 2

• Diagnosa Keperawatan Transkultural : Distres kultural berhubungan dengan batasan atau pencegahan praktik ritual keagamaan atau budaya di RS, ditandai dengan :

a. DO Keluarga klien membawa sesajen yang mengeluarkan asap di kamar pasien

b. DS Keluarga mengatakan bahwa sesajen tersebut mempercepat kesembuhan

• Tujuan :a. Klien dan keluarga menerima clan memahami penjelasan

dari perawat tentang dampak dari sesajen.b. Klien menerima tindakan dengan prinsip Culture Care

Repatterning on Restructuring

Page 54: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 2

• Kriteria hasil : Setelah 2x pertemuan klien dapat menerima perubahan yang akan diterapkan perawat. Mengidentifikasi alternatif untuk membentuk pola koping

• Rencana intervensi/tindakan keperawatan

a. Kaji seberapa jauh keyakinan pasien dan keluarga

b. Anjurkan keluarga klien menyalakan sesaji di rumah dan mendoakan dari rumah

c. Kaji individu terhadap perubahan-perubahan yang baru dialami klien.

d. Gali pengertian individu tentang masalah-masalah dan pengharapannya pada pengobatan dan hasil-hasil diharapkan.

e. Tetapkan apakah keyakinan realistis atau tepat.

f. Pastikan hak-hak pasien untuk menolak semua atau sebagian dari aturan pengobatan yang dianjurkan.

Page 55: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Gambaran Kasus 3

• Bapak Gatot berusia 51 tahun dirawat dengan post operasi hari keempat fraktur tibia sepertiga distal

• Pagi itu pasien megeluh nyeri sekali pada daerah luka post operasi

• Ketika perawat melakukan pemeriksaan terdapat tanda-tanda radang pada luka bapak Gatot

• Menurut penjelasan pasien, tadi malam jam 24.00 luka diberikan taburan serbuk oleh keluarga dan seorang penyembuh tradisional

Page 56: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 3

• Diagnosa Keperawatan Transkultural : Resiko Tinggi Infeksi Berhubungan Penggunaan Obat Tradisional, ditandai dengan :

a. DO Klien mengatakan luka operasi diberi tambah ramuan dari penyembuh tradisional yang berupa serbuk yang sudah diberi jampi-jampi

b. DS Luka klien bengkak dan kemerahan• Tujuan :

a. Pasien memahami dampak pengobatan tradisional yang dilakukan.

b. Pasien mengerti pentingnya dan kegunaan pengobatan yang dianjurkan perawat.

c. Pasien menerima tidakan dengan prinsip Culture Care Repatterning on Restructuring

Page 57: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 3

• Kriteria hasil : Setelah 1x pertemuan, klien mengerti dampak dari pengobatan tradisional dan menerima perubahan yang akan diterapkan perawat

• Rencana intervensi/tindakan keperawatan

a. Kaji tingkat pengetahuan pasiendan keluarga

b. Kaji tingkat kepercayaan pasien dan keluarga

c. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk mengekspresikan budayanya, terkait pengobatan tradisional yang dilakukan pasien dan keluarga.

d. Hargai persepsi klien dan keluarga tentang budayanya.

e. Beri penjelasan akibat dan dampak perilakunya

f. Anjurkan keluarga dan medoakan sesuai dengan budayanya demi kesembuhan pasien

g. Amati perubahan psikologis pada pasien dan keluarga

h. Berikan support dalam menerima perubahan

Page 58: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Gambaran Kasus 4

• Ibu Srikaton berusia 41 tahun, melahirkan anak keempat.• Hasil pengkajian keperawatan bisa disimpulkan bahwa pasien

mempunyai pantangan bahwa setelah melahirkan sampai hari ke-40 pasien tidak dianjurkan makan daging, telur dan ikan.

Page 59: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 4

• Diagnosa Keperawatan Transkultural : Perubahan nutrisi kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan, ditandai dengan :

a. DO Pasien menolak protein hewanib. DS Klien mengatakan tidak boleh makan daging dan telur

setelah melahirkan• Tujuan :

a. Klien mengerti pentingnya kebutuhan nutrisi untuk ibu melahirkan

b. Klien dan keluarga menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang dampak mengkonsumsi makanan yang kurang protein bagi penyembuhan

Page 60: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 4

• Kriteria hasil : Setelah 3 x pertemuan, klien dapat menceritakan tentang pentingnya kebutuhan nutrisi bagi ibu dan bayi serta menerima akomodasi yang dianjurkan perawat

• Rencana intervensi/tindakan keperawatan

a. Tingkatkan kesadaran klien tentang jenis atau tipe makanan yang dikonsumsi

b. Beri kesempatan klien untuk mengekspresikan budayanya terkait dengan pantangan dan anjuran setelah melahirkan

c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

d. Negosiasikan dengan klien tujuan masukan nutrisi untuk setiap kali makan

e. Lakukan kerja sama dengan bagian diet untuk mengganti protein hewani dengan protein nabati

Page 61: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Gambaran Kasus 5

• lbu Ramona berusia 33 tahun, keturunan Batak-Jawa• Saat ini berada di ruang bersalin dengan kondisi satu hari

postpartum anak pertama.• Saat ini ibu Ramona ditunggu ibunya yang berasal dari suku

Batak, keluarga ibu Ramona meletakkan abu hangat di bawah pembaringan pasien

• Ketika perawat menanyakan, hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka pasien setelah melahirkan.

Page 62: Trans Kultur Al

Merumuskan Rencana Tindakan Transkultural :Pembahasan Kasus 5

• Perilaku keluarga ibu Ramona tersebut merupakan perlaku budaya yang mendukung penyembuhan pasien.

• Oleh karena itu, dalam menentukan keputusan tindakan keperawatan maka perawatan berprinsip dengan perlindungan perawatan budaya atau pemeliharaannya (Cultural Care Preservation or Maintenance).

• Tindakan keperawatan ini merujuk pada keputusan professional yang sifatnya membantu, mendukung budaya klien untuk merawat atau menjaga keadaan kesehatan untuk sembuh dari sakit atau menghadapi kematian

Page 63: Trans Kultur Al

Transcultural Nursing

Hj. Murtini, SKM, M.Kes.

Pengertian, Konsep & Paradigma

Page 64: Trans Kultur Al

Pendahuluan• Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level

perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.

• Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan.

• Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.

• Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan, akan terjadi cultural shock.

Page 65: Trans Kultur Al

• Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.

• Salah satu contoh adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis.

• Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila nyeri hanya dengan meringis pelan, maka berteriak atau menangis dianggap tidak sopan.

• Ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan, memintanya berdoa, atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya.

• Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

Page 66: Trans Kultur Al

PengertianTranscultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek

keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan

dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan

budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Page 67: Trans Kultur Al

• Asumsi mendasar dari teori keperawatan trans-kultural adalah perilaku caring (kepedulian).

• Kepedulian adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.

• Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

Page 68: Trans Kultur Al

TujuanAdalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik

keperawatan pada kultur yang spesifik dan humanis (Leininger, 2002).

Page 69: Trans Kultur Al

Konsep• Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok

yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

• Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.

dalam Transcultural Nursing

Page 70: Trans Kultur Al

• Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

• Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

• Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

• Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.

Page 71: Trans Kultur Al

• Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.

• Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

• Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

Page 72: Trans Kultur Al

• Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

• Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

Page 73: Trans Kultur Al

Paradigma

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).

dalam Transcultural Nursing

Page 74: Trans Kultur Al

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN

LINGKUNGAN

Page 75: Trans Kultur Al

Paradigma• Manusia

Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spritual yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhan melalui berbagai upaya antara lain dengan belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Manusia adalah individu yang merupakan bagian dari keluarga yang merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus-menerus dan terjadi interaksi satu sama lain.

Page 76: Trans Kultur Al

Paradigma• Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

Manusia merupakan faktor yang penting dalam penentuan sehat sakit. Pada masyarakat tertentu mempunyai kecenderungan penyakit yang spesifik, misalnya pada penduduk berkulit hitam banyak yang mengalami penyakit hipertensi. Selain genetik atau ras faktor instrinsik seperti keperibadian juga sangat berpengaruh terhadap kondisi sehat sakit, misalnya seorang yang berkpribadian agresif, ambisius, histeris mempunyai kecenderungan untuk mudah terjadi penyakit jantung koroner

Page 77: Trans Kultur Al

Paradigma

• Kesehatan/SehatSehat merupakan suatu keadaan yang terdapat pada masa

tumbuh kembang manusia. Sehat mencakup manusia seutuhnya meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan culturaldan spritual.

Kesehatan adalah keseluruhan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari

Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).

Page 78: Trans Kultur Al

Paradigma

• Kesehatan/SehatSehat merupakan suatu keberhasilan adaptasi individu dalam

tugas perkembangan dan terpenuhinya biopsikososiokultural dan spritual maka sebaliknya, sakit merupakan gangguan pada tumbuh kembang dan terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut.

Sehat dan Sakit atau keshatan dalam perspektif transkultural nursing diartikan dalam konteks budaya masing-masing pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaannya, demikian juga teknologi dan non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Persepsi sehat sakit ini meliputi persepsi individu maupun kelompok.

Page 79: Trans Kultur Al

• Pasien atau salah satu keluarga yang sakit adalah seorang individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dan kemungkinan kebutuhan fisik, psikologi atau sosial dalam kontek kebudayaannya yang berbeda-beda dalam pemenuhan asuhan keperawatan.

• Keperawatan atau pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan yang diberikan pada klien melalui proses asuhan yang sesuai dengan budaya yang spesifik atau mempertahankan kondisi sehat. Lingkungan merupakan kebudayaan yang dianut oleh perawat dan klien yang dapat diamati dalam memberikan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan

Page 80: Trans Kultur Al

Paradigma• Lingkungan

Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau yang diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim. Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya bentuk rumah di daerah panas yang lubang dengan bentuk rumah Eskimo hampir tertutup rapat.

Page 81: Trans Kultur Al

Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok kedalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan tempat ibadah. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Ada 4 unsur pokok yang meliputi : Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, organisasi ekonomi, alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) organisasi kekuatan (politik) (Bronislaw Malinowski).

Page 82: Trans Kultur Al

Lingkungan Simbolik adalah keseluruhan bentuk atau symbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa atau atribut yang digunakan. Penggunakan lingkungan simbolik bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan kelompoknya seperti : penggunaan bahasa pengantar, identifikasi nilai-nilai dan norma serta penggunaan atribut-atribut seperti pemakaian ikat kepala, kalung, anting, telepon, hiasan dinding atau slogan-slogan..

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga : gagasan, aktivitas, dan artefak. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan (Andrew & Boyle, 1995).

Page 83: Trans Kultur Al

Paradigma• Keperawatan

Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/ mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat atau sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Taylor, 1998)

Page 84: Trans Kultur Al

Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit (Andrew & Boyle, 1995)

Asuhan keperawatan adalah suatu proses rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien/pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan keperawatan proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya. Bantuan keperawatan diberikan agar individu/keluarga/komunitas dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu berfungsi secara optimal (Taylor, 1998)

Page 85: Trans Kultur Al

Strategi• Cara 1 : Mempertahankan budaya

Dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

dalam Transcultural NursingAsuhan Keperawatan

• Cara 2 : Negosiasi budayaIntervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan

untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

Page 86: Trans Kultur Al

• Cara 3 : Restruksturisasi budayaRestrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan

status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Page 87: Trans Kultur Al

Proses Keperawatan

• Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).

• Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

dalam Transcultural Nursing

Page 88: Trans Kultur Al

• PengkajianAdalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Leininger’s Sunrise Model" yaitu :

• Pemanfaatan teknologi• Agama dan filosofi• Kekeluargaan dan sosial• Nilai-nilai budaya dan gaya hidup• Kebijakan dan peraturan yang berlaku• Status ekonomi klien• Latar belakang pendidikan klien

Page 89: Trans Kultur Al

• Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).

Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :

• gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur

• gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural• ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem

nilai yang diyakini

Page 90: Trans Kultur Al

• Perencanaan dan PelaksanaanPerencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural tidak

dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).

Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :

• mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan

• mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan

• merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan

Page 91: Trans Kultur Al

• EvaluasiEvaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Page 92: Trans Kultur Al

• Kompetensi budayaAdalah seperangkat perilaku, sikap dan kebijakan yang bersifat saling

melengkapi dalam suatu sistem kehidupan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara efektif dalam suatu kerangka berhubungan antar budaya di dunia (Cross, 1989).

Kompetensi budaya mencakup pemahaman dan menghormati perbedaan antara klien dan keluarga mengenai sistem nilai yang dianut, harapan dan pengalaman menerima pelayanan kesehatan.

Page 93: Trans Kultur Al

• Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya dapat dimulai melalui proses diskusi, dan

bila perlu dapat dilakukan melalui identifikasi cara-cara orang berkomunikasi dari berbagai budaya.

Perawat keluarga saat bekerja bersama keluarga harus melakukan komunikasi secara alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya.

Pada saat melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan perawat, perawat mengidentifikasi budaya keluarga agar dapat mengidentifikasi budaya keluarga agar dapat mengaktualisasikan secara bermakna ke dalam kehidupan sehari-hari.

Page 94: Trans Kultur Al

• Penggunaan bahasaBahasa yang digunakan dalam komunikasi lintas budaya perlu

mendapat perhatian khusus.

Sebagai contoh, orang Jawa mengenal tingkatan bahasa rendah (kasar), menengah (agak halus), dan kromo inggil (sangat halus). Bila menggunakan bahasa kasar biasanya posisinya secara sosial lebih terhormat sedangkan yang berbahasan kromo inggil biasanya lebih rendah karena menghormati orang posisinya lebih tinggi atau lebih dituakan.

Page 95: Trans Kultur Al

Budaya dan makanan• Pemilihan bahan, pengolahan, penyajian dan cara mengkonsumsi

berkaitan dengan budaya individu, keluarga dan komunitas setempat.• Budaya mempengaruhi individu dan keluarga dalam menentukan

makanan yang dikonsumsi. Misalnya, orang Jakarta tidak makan daun kelor karena umumnya untuk memandikan mayat, sedangkan di Makassar justru dibuat sayur dan dimakan.

• Perawat harus menyadari dan memahami jenis makanan dan pola diet yang dilakukan klien sehubungan dengan budayanya.