tor-pip-psp

5
Direktorat Jenderal PSP 1 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP YANG RESPONSIP GENDER Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Program : Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Hasil : Terlaksananya Pengelolaan Irigasi Partisipatip yang responsip gender Unit Eselon II/Satker : Direktorat Pengelolaan Air, Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Kegiatan : Pengelolaan Irigasi Partisipatip yang Responsife Gender Indikator Kinerja : Terlaksananya Kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatip yang responsip Gender Satuan Ukur dan Jenis Keluaran: Kelompok Tani/ P3A Volume : 750 Paket A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum Tugas dan Fungsi/Kebijakan Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 (1) dicantumkan bahwa “semua orang mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Dalam GBHN (1993-1998) juga dikemukakan prinsip kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan yaitu “wanita”, baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani pembangunan, mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berperan dalam pembangunan disegala bidang tingkatan. Inpres No.9 tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional yang mengamanahkan agar program pembangunan pada umumnya dapat merespon potensi, permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan

Upload: yunan-zainuddin-afandi

Post on 28-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TOR-PIP-PSP

Direktorat Jenderal PSP

1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP YANG RESPONSIP GENDER

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian

Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan

Sarana Pertanian

Program : Penyediaan dan Pengembangan

Prasarana dan Sarana Pertanian

Hasil : Terlaksananya Pengelolaan Irigasi

Partisipatip yang responsip gender

Unit Eselon II/Satker : Direktorat Pengelolaan Air, Direktorat

Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian

Kegiatan : Pengelolaan Irigasi Partisipatip yang

Responsife Gender

Indikator Kinerja : Terlaksananya Kegiatan Pengelolaan

Irigasi Partisipatip yang responsip

Gender

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Kelompok Tani/ P3A

Volume : 750 Paket

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas dan Fungsi/Kebijakan

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 (1) dicantumkan bahwa

“semua orang mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam hukum

dan pemerintahan. Dalam GBHN (1993-1998) juga dikemukakan prinsip

kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan yaitu “wanita”,

baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani

pembangunan, mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban serta

kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berperan dalam

pembangunan disegala bidang tingkatan.

Inpres No.9 tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional yang

mengamanahkan agar program pembangunan pada umumnya dapat

merespon potensi, permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan

Page 2: TOR-PIP-PSP

Direktorat Jenderal PSP

2

sumberdaya manusia yang menjadi subyek pembangunan, yang terdiri dari

laki-laki dan perempuan.

PMK 119/2009 tentang petunjuk penyusunan dan penelaahan rencana

kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga (RKA-KL) dan

penyusunan, penelaahan, pengesahan, dan pelaksanaan dafta isian

pelaksanaan anggaran (Dipa) tahun 2010. Bab 3 PMK 119/2009

menyebutkan Pemerintah menguji-cobakan penerapan ARG kepada 7

(tujuh) K/L pada tahun 2010. Ketujuh K/L tersebut, yaitu: Departemen

Pendidikan Nasional; Departemen Pekerjaan Umum; Departemen

Kesehatan; Departemen Pertanian; Departemen Keuangan; Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; dan Kementerian Negara

Pemberdayaan Perempuan. Sedangkan untuk tahun anggaran 2011 juga

telah dikeluarkan PMK Nomor 104/ 2010 untuk diujicobakan pelaksanaan

Anggaran yang Responsif Gender (ARG) dengan pendekatan “Gender

Budget Statement (GBS)” kepada K/L yang lebih luas lagi.

Sejalan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 sebagai pengganti Peraturan

Pemerintah No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi, maka pengembangan

sistem irigasi tidak hanya menjadi wewenang dan tanggung jawab

pemerintah maupun pemerintah daerah saja, namun juga merupakan

wewenang dan tanggung jawab petani (laki-laki dan perempuan)

2. Gambaran Umum

Semula Indonesia merupakan Negara yang peng-import beras

terbesar,namun pada tahun 1984 berhasil mencapai Swasembada beras .

Tidak dapat dibantah bahwa pembangunan irigasi memegang peran yang

sangat signifikan terhadap keberhasilan peningkatan produksi beras

tersebut, di samping upaya lainnya yang telah dilakukan misalnya di bidang

penyuluhan pertanian dan pembangunan serta pengelolaan irigasi yang

berkelanjutan tapi masi di dominan oleh laki-laki (Laki-laki 90%,

Perempuan 10%). Namun kenyataannya pada tahun 1990-an Indonesia

mulai import beras lagi, antara lain karena dukungan prasarana irigasi

banyak yang menurun fungsinya, apalagi setelah Indonesia mengalami

krisis multi dimensi pada tahun 1997 dan gangguan iklim seperti El Nino dll.

Produksi padi tidak mampu lagi mengimbangi peningkatan kebutuhan.

Page 3: TOR-PIP-PSP

Direktorat Jenderal PSP

3

Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut dipicu juga oleh pemahaman

sebagian besar petani bahwa pengelolaan irigasi merupakan tanggung

jawab pemerintah sepenuhnya, memicu rendahnya partisipasi petani dalam

pengelolaan prasarana irigasi yang selama ini hanya bisa di laksanakan

oleh laki-laki. Sementara itu juga teknologi pendayagunaan

pengelolaan air irigasi yang dihasilkan lebih berorientasi kepada laki-

laki sebagai penggunanya, sehingga aspek gender belum

diperhitungkan. Misalnya potensi yang dimiliki masyarakat petani (wanita

tani) sebenarnya cukup besar dalam pengelolaan irigasi, sepanjang

mereka dapat merasakan langsung manfaat yang diperoleh serta diberi

kesempatan untuk ikut memberikan sumbang saran walaupun dalam

bentuk yang sederhana. Hal ini dapat dilihat pada beberapa Daerah Irigasi

yang masyarakat petani (wanita tani) suku tertentu (Bali, Bugis dll) mampu

berperan di bidang pengelolaan irigasi. Kepatuhan dalam berorganisasi

maupun besarnya rasa tanggung jawab mereka dalam membangun dan

memelihara jaringan irigasi sangat patut dihargai dan perlu dikembangkan.

Sedangkan kenyataan di lapangan banyak perempuan yang telah

berpartisipasi dalam menjalankan fungsi prasarana irigasi tetapi kurang

dianggap keterlibatannya selama ini sehingga aspek gender belum

diperhitungkan.

Untuk itu Implementasi di lapangan diwujudkan melalui pendekatan

pengelolaan irigasi partisipatif yang sensitife gender, pendekatan

pengelolaan partisipatif ini sebenarnya sudah lama dikenal didalam sistem

pengelolaan desa tradisional. Akan tetapi sayangnya kearifan

tradisional/lokal ini makin luput diperhitungkan. Oleh sebab itu seharusnya

melalui kebijakan pemberdayaan petani tersebut, maka partisipasi dan

peran serta petani (laki-laki dan perempuan) pemakai air dalam

pengelolaan irigasi akan semakin ditingkatkan dan dilakukan dalam setiap

tahapan kegiatan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil, termasuk

pembiayaannya, sehingga petani (laki-laki dan perempuan) mempunyai

rasa memilki terhadap hasil pembangunan prasarana irigasi. Atas dasar

pengalaman dan informasi dari beberapa propinsi sebenarnya partisipasi

petani yang sensitife gender dalam pengelolaan irigasi cukup dapat

diandalkan sepanjang petani (laki-laki dan perempuan) diberi kesempatan

dan kepercayaan untuk ikut berperan serta dan pembinaan serta

bimbingan yang dilakukan secara terus menerus dari aparat pemerintah

Page 4: TOR-PIP-PSP

Direktorat Jenderal PSP

4

terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, Bappeda dan Lembaga

Formal/Informal.

B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat pada kegiatan ini adalah kelompok tani/ P3A (Laki-laki dan

Perempuan), petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan Propinsi dan Direktorat

Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian dalam menunjang kegiatan tugas

dan fungsi.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan Petugas Pusat (Ditjen PSP),

Petugas Provinsi, Petugas Kabupaten dan Petani (Laki-laki maupun

Perempuan).

.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan.

Pengelolaan irigasi partisipatif yang responsife gender (Pusat dan Daerah)

1) Tahapan pelaksanaan

i. Persiapan : Survey dasar

ii. Pelaksanaan : Pelaksanaan pengelolaan irigasi partisipatif yang

responsife gender

iii. Pelaporan : Pembuatan laporan kegiatan.

2) Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

D. Waktu Pencapaian Keluaran

Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pengelolaan irigasi

partisipatif yang responsife gender di daerah yang dicapai secara terus

menerus selama tahun 2013.

Page 5: TOR-PIP-PSP

Direktorat Jenderal PSP

5

E. Biaya Yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan irigasi

partisipatif yang responsife gender dibebankan pada satker Ditjen PSP.

Jakarta, Juni 2012

Sekretaris Direktorat Jenderal PSP,

Ir. Abdul Madjid NIP. 195810181986031003