tor dipa-gernas 2011 tor jirjen

26
PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN/PERKEBUNAN MODERN BERCOCOK TANAM DENGAN PERBANYAKAN DAN PENYEBARAN AGENS HAYATI JAMUR BEAUVERIA BASSIANA DAN SEMUT HITAM PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Organisasi pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu factor pembatas produksi tanaman perkebunan, baik kualitas maupun kuantitas. Selain menjadi penyebab kehilangan hasil dan rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, OPT sering juga mengakibatkan kematian tanaman. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani, apalagi jika serangan OPT tersebut bersifat kronis dan eksplosif. Kebijakan pengendalian OPT penting pada tanaman perkebunan diarahkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang berwawasan lingkungan. Hal tersebut menjadi dasar setiap strategi pengendalian OPT di lapangan, dengan harapan sasaran yang ditujuan dapat dicapai seoptimal mungkin. PHT dilaksanakan dengan cara menggabungkan teknik-teknik pengendalian yang kompatibel, antara lain pengendalian secara kultur teknis, penggunaan tanaman tahan/resisten, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kimiawi dan pengendallian secara biologis/hayati. Dengan dasar pertimbangan tersebut dan dampak negative yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia secara tidak bijaksana dalam kegiatan perlindungan tanaman serta pengendalilan OPT, banyak pihak kemudian mencari dan

Upload: nur-hesti

Post on 04-Aug-2015

96 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN/PERKEBUNAN MODERN

BERCOCOK TANAM

DENGAN PERBANYAKAN DAN PENYEBARAN AGENS HAYATI

JAMUR BEAUVERIA BASSIANA DAN SEMUT HITAM

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Organisasi pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu factor pembatas produksi tanaman perkebunan, baik kualitas maupun kuantitas. Selain menjadi penyebab kehilangan hasil dan rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, OPT sering juga mengakibatkan kematian tanaman. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani, apalagi jika serangan OPT tersebut bersifat kronis dan eksplosif.

Kebijakan pengendalian OPT penting pada tanaman perkebunan diarahkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang berwawasan lingkungan. Hal tersebut menjadi dasar setiap strategi pengendalian OPT di lapangan, dengan harapan sasaran yang ditujuan dapat dicapai seoptimal mungkin. PHT dilaksanakan dengan cara menggabungkan teknik-teknik pengendalian yang kompatibel, antara lain pengendalian secara kultur teknis, penggunaan tanaman tahan/resisten, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kimiawi dan pengendallian secara biologis/hayati.

Dengan dasar pertimbangan tersebut dan dampak negative yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia secara tidak bijaksana dalam kegiatan perlindungan tanaman serta pengendalilan OPT, banyak pihak kemudian mencari dan mengembangkan alternative cara pengendalian OPT yang lebih aman, murah tetapi tetapefektif. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah pengendalian dengan menggunakan agens hayati. Musuh alami (agens pengendali hayati ) merupakan salah satu komponen ekosistem yang berperan penting pada proses interaksi inter dan intra spesies, menjaga keseimbangan umum dan populasi pada ekosistem tersebut. Dalam strategi pengelolaan hama, perlu dipertimbangkan mengenai keberadaan musuh alami yang ada di pertanaman dan perannya dalam ekosistem pertanaman tersebut. Beberapa keuntungan penggunakan agens hayati adalah : aman bagi lingkungan, manusia dan organisme bukan sasaran lainnya, secara teknis dapat dikembangbiakkan dan disebar kealam, dapat bertahan di alam dan lingkungan yang cocok. Efektifitas dan perkembangbiakan musuh alami sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan, untuk itu dalam penggunaan musuh alami diperlukan pengawasan dan supervise yang intensif.

Page 2: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

Untuk memasyarakatkan penggunaan agens hayati dalam pengendalian OPT kakao, melalui kegiatan Pelathan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan odern Bercoccok Tanam. Berikut adalah metode perbanyakan untuk masing-masing agens hayati.

2. Maksud dan Tujuan.

Maksud dari pelaksanaan kegiatan Perbanyakan dan Penyebaran Agens Hayati Jamur Beauveria bassiana dan semut hitam/ adalah untuk memperbanyak 2(dua) jenis agens hayati tersebut untuk selanjutnya disebarkan kepada petani kakako pada Kabupaten-Jayapura untuk pengendalian tanaman kakao khususnya hama PBK dan penghisap buah. Adapun tujuan dari kegiatan terse but adalah sebagai berikut :

a. Perbanyakan dan Penyebaran Jamur Beauveria bassiana

1. Melakukan perbanyakan masal isolate jamur B. bassiana pada media jagung atau beras;

2. Penyebaran dan aplikasi jamur B. bassiana di lapangan

b. Perbanyakan semut hitam,1. Membuat sarang semut hitam,2. Menyebarkan semut hitam,

Page 3: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen
Page 4: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

1. Ruang Lingkup.

Page 5: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi kegiatan yang dilaksanakan di Distrk Kemtuk Gresi Kampung Soaib Berikut adalah rincian dari masing-masing kegiatan

Kegiatan lapangan meliputi penyebaran dan aplikasi jamur B. bassiana, pembuatan sarang semut hitam serta penyebaran semut hitam,

2. Waktu, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan.

Kegiatan Perbanyakan dan Penyebaran Agens Hayati Jamur B. bassiana dan Semut Hitam dilaksanakan pada tanggal 22 juni 2011.

Lokasi

Kegiatan dilaksanakan diDistrik Kemtuk kampung Soaib Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.

Pelaksanaan Kegiatan. Pelaksanaan kegiatan bertempat di ge dung SD Sabeyap Kecil untuk pembekalan matei dan pratek di kebun petani

Peserta : Peserta Pelatihan Petani berjumlah 100 orang mewakili dari 5 kampung di Distrik Kemtuk yaitu dari Kampung Mamda,Kampung Sabyap Kecil, Kampung Sabeyap Besar Kamp. Sekori dan Kamp. Soaib.

Materi dan Metode Pelatihan :Materi dan pelalih/ nara sumber disusun dan disampaikan oleh petugas dari Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura dan Satu Petugas dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua.materi yang siap diterapkan di lapangan melipui :1. Pengenalan hama penyakit penting tanaman kakao dan cara pengendaliannya2. Pengendalian hama PBK dan hama Helopeltis sp dengan agensia hayati semut

hitam dan cara pembuatan sarang semut hitam.3. Pengendalihan tanaman kakao dengan pemangkasan4. Pengendalian hama PBK dengan agensia yaitu jamur vertilisium sp.

Metode Pelatihan :

Pelatihan dilaksanakan dengan memberikansecara berdiskusi dan praktek lngsung agar bisa meninkatkan pengalaman dan pengetahuan sera ketrampilan para peserta, pelatih yang mendukung kegiatan tersebut terdiri 5 (lima ) orang.

Diskusi:

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong petani peserta untuk dalam menyerap materi yang dibahas saat itu dan pengalaman hari-hari dikebun kakao.

Praktek :

Kegiatan ini dimaksudkan agar para petani peserta lebih terampil dalam mengaplikasikan materi yang diperoleh dalam bentuk tiori di kelas dengan kenyataan di lapangan dengan pratek langsug dikebun kakao.

Page 6: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

SUMBER DANA Kegiatan ini dibiayai oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Jayapura pada Kegiatan Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Modern Bercocok TanamSesuai DPA SKPD Nomor : 201 2.01.02 18 06 5 2 Tahun Anggaran 2011, dan Kegiaan Penelitian dan Pengembangan Theknologi Budidaya Tahun Anggaran 2011(Dana OTSUS)

1. \.

Cara Kerja :1. Jagung giling atau beras (sebagai media starter) direndam selama 1 jam, kemudian

ditiriskan;2. Masukkan media starter ke dalam Erlenmeyer ukuran volume 0,5 – 1 liter. Setiap

Erlenmeyer diisi media jagung giling atau beras sepertiganya;3. Tutup Erlenmeyer dengan kapas yang dilapis dengan kain kasa;4. Sterilkan media starter ini di dalam autoclave selama 30 menit pada tekanan 15 psi.

Jika untuk sterilisasi digunakan dandang diperlukan 2 kali sterilisasi, sterilisasi pertama dilakukan selama 30 menit (dihitung waktunya setelah air mendidih). Setelah media diangkat dan didinginkan selama 2 jam, media disterilkan lagi untuk kedua kalinya selama 30 menit (dihitung waktunya setelah air mendidih);

5. Dinginkan media kurang lebih 1-2 jam;6. Inokulasi dengan biakan murni jamur B. bassiana di ruang laminar air flow;7. Inkubasikan selama 7-10 hari pada suhu ruangan 28ºC.8. Hasil pembiakan jamur ini digunakan untuk sumber inokulum (starter) pada

perbanyakan dengan media cair;9. Hasil pembiakan jamur ini dapat digunakan langsung di kebun dengan mencampur

jamur dengan air bersih (yang bebas desinfektan) dan menambahkan perata. Hasil saringan spora jamur disemprotkan dengan knapsack spreyer atau mist blower sasaran.

Page 7: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

- Metode perbanyakan masal B. bassiana pada media jagung atau beras.

Cara perbanyakan B. bassiana pada media jagung atau beras .

1. Jagung pecah giling (beras jagung/beras) sebanyak 3 Kg (untuk satu kali sterilisasi), ditampi dan dicuci bersih, kemudian direndam dalam air mendidih selama ± 30 menit, tiriskan dan kukus sampai setengah matang;

2. Setelah dingin masukkan jagung ke dalam kantong plastic yang tahan panas kira-kira 1/3 bagian. Kantong ini dilipat dan dimasukkan ke dalam kantong plastic lain yang berukuran lebih besar kira-kira berisi 6-8 kantong per bungkus;

3. Sterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 120ºC dan tekanan 15 lbs. Setelah dingin jagung siap diinokulasi;

4. Inokulasi dilakukan di ruang isolasi. Semua peralatan dan tangan harus steril. Setiap kantong jagung tersebut diberi sedikit biakan murni, kemudian kantong ditutup rapat. Simpan biakan ini pada rak-rak yang bersih, aman dari gangguan binatang;

5. Setelah 7(tujuh) hari atau lebih akan terlihat biakan seperti tempe, kemudian diaduk dari luar. Pada umur 4-15 hari jamur akan tumbuh sempurna dan siap untuk dipakai sebagai sumber bibit atau diaplikasikan di lapangan.

- Aplikasi Beauveria bassiana.

Aplikasi B. bassiana dapat dilaksanakan dengan 2(dua) cara, yaitu aplikasi basah dan aplikaksi kering.

1. Aplikasi Basah.- Biakan B, bassiana (dari media jagung/beras) dihancurkan dalam air (200

gram/liter) air), kemudia diblender dan ditambahkan gula pasir kira-kira 1/5 bagian;- Larutan ini kemudian disaring dengan kain kasa, dan diencerkan dengan air bersih

dengan perbandingan 1 : 20 (1 liter larutan : 20 liter air), diaduk sampai rata dan kemudian masukkan ke dalam tangki semprot;

- Kebutuhan bahan untuk setiap hektar adalah 2 Kg B. bassiana, 200 liter air bersih, 1 Kg gula pasi, 200 cc perekat 12o cc/10 liter larutan);

- Penyemprotan dilakukan dengan sasaran buah kakao. Sedangkan waktu penyemprotan yang baik adalah pagi pukul 16.00 – 09.00 dan sore pukul 16.00-18.00.

- Apabila terjadi hujan 1-2 jam setelah aplikasi, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan ulang.

Page 8: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

2. Aplikasi Kering.- Tumbuk biakan B. bassiana (pada media jagung/beras) dan campur dengan serbuk

sekam, kemudian diaduk sampai rata;- Taburkan campuran B, bassiana + serbuk sekam ini pada sarang-sarang serangga;- Perbanyakan inokulum yang diperlukan 10-15 gram/m²- Aplikasi ini sebaiknya diulang secara periodic.

Starter Beauveria bassiana siap pakai, dapat diperoleh di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP), sesuai dengan wilayah regional masing-msing dari Provinsi bersangkutan.

a. Pemanfaatan Semut Hitam(Dolichoderus thoracicus)

Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) sering dijumpai di kebun-kebun kakao yang berpenaung pohon kelapa. Pohon kelapa merupakan rumah bagi semut hitam. Secara alami, semut hitam bersibiosis dengan kutu putih. Kutu putih mengeluarkan sekresi berupa embun madu yang merupakan sumber makanan utama bagi semut hitam. Populasi semut hitam yang melimpah pada buah kakao dapat menurunkan tingkat serangan PBK karena semut hitam yang terus aktif bergerak mengganggu PBK pada saat meletakkan telur pada buah kakao. Populasi semut hitam dapat diperbanyak secara buatan dengan cara sebagai berikut :

1. Membuat sarang semut hitam.- Bambu dipotong sepanjang ± 40 cm. kemudian diisi dengan daun kelapa.

Selanjutnya tuangkan larutan air gula serta terasi secukupnya ke dalam potongan bambu tersebut;

- Sarang semut hitam juga dapat dibuat dari kantong plastic, kemudian diisi dengan daun-daun kelapa dan selanjutnya tuangkan larutan air gula serta terasi secukupnya ke dalam kantong plastic tersebut;

- Selain itu, sarang semut juga dapat dibuat dari daun-daun kelapa. Daun-daun kelapa kering dilepas dari pelepahnya, susun secara rapi, ikat dengan tali dan selanjutnya basahi sarang dengan larutan gula pasir;

- Pasang sarang-sarang buatan tersebut pada pohon-pohon kakao yang sudah ada koloni semutnya selama ± 2 bulan sampai sarang tersebut dihuni oleh koloni semut hitam yang baru.

2. Menyebarkan semut hitam.- Sebelum sarang buatan yang telah dihuni oleh koloni semut hitam dipindahkan,

terlebih dahulu harus dipastikan bahwa di kebun kakao tujuan pemindahan sarang

Page 9: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

buatan tersebut telah terdapat populasi kutu putih yang cukup sebagai sumber makanan semut hitam;

- Jika populasi kutu putih di kebun tujuan pemindahan semut hitam hanya sedikit, maka kutu putih dapat dipindahkan, antara lain dengan cara menempelkan buah kakao yang mempunyai koloni kutu putih ke buah kakao yang tidak mempunyai koloni kutu putih.

- Koloni semut hitam di sarang buatan kemudian dipindahkan ke kebun kakao tujuan;

- Sarang ditempatkan dengan cara mengikatnya pada cabang pohon yang agak rindang sehingga sarang tersebut terlindung dari terik sinar matahari;

- Dalam satu pohon diikatkan sekitar 3 buah sarang buatan;- Pada satu hektar kebun, ditempatkan 120-15- buah saran buatan. Untuk

memperluas penyebaran semut itam di kebun, dibuat jembatan dari tali atau bambu yang menyambungkan satu pohon dengan pohon lainnya.

3. Konservasi semut hitam.- Insektisida kimia sebaiknya tidak digunakan pada kebun kakao yang mempunyai

populasi semut hitam berlimpah;- Buah-buah yang dipanen tidak langsung diambil, tetapi dibiarkan terlebih dahulu

sampai semut-semut hitam dibuah-buah yang dipanen tersebut berpindah ke pohon kakao.

b. Pemanfaatan Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)

Semut rangrang/angkrang (Oecophylla smaragdina) sering dijumpai di kebun kakao di Indonesia. Sarang semut ini biasanya terletak pada kanopi pohon kakao, terbuat dari lembaran daun yang dijalin oleh semacam benang sutera yang dihasilkan oleh semut ini.

Berbeda dengan semut hitam, semut rangrang adalah predator yang agresif dan aktif membutu mangsa. Mangsa semut beraneka macam, mulai dari reftil kecil sampai berbagai macam serangga termasuk PBK. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa semut ini juga sering ditemui berkumpul dalam jumlah banyak pada buah kakao yang mempunyai populasi kutu putih. Dengan demikian, selain dapat memangsa larva PBK yang akan berpupa, rangrang juga dapat mengganggu Imago PBK untuk meletakkan telurnya sehingga semut ini merupakan agens hayati yang potensial untuk mengendalikan PBK.

Page 10: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

Penyebaran koloni semut rangrang dari suatu kebun kakao ke kebun kakao lain dapat dilakukan dengan cara memindahkan sarang semut ini dari kebun yang mempunyai banyak populasi semut rangrang ke kebun lain yang populasinya sedikit, dengan cara sebagai berikut :

1. Cari sarang semut rangrang di pohon kakao;2. Selubungi sarang tersebut dengan kantong kain atau plastic sehingga menutupi seluruh

sarang sampai ujung cabang, lalu ikat dengan kencang;3. Potong cabang tempat sarang yang telah diselubungi tahi;4. Bawa sarang ke pohon baru;5. Lepaskan sarang dari kantong penyelubung;6. Gantung sarang rangrang di pertengahan kanopi pohon baru dengan mengikatkan cabang

sarang ke cabang pohon baru;7. Untuk memperluas daya jelajah semut rangrang, dapat dibuat jembatan dari bambu yang

menghubungkan satu pohon kakao dengan pohon kakao lainnya.

Agens pengendali hayati /APH (Jamur B. bassiana dan semut hitam/semut rangrang) yang dapat disediakan oleh LL dalam jumlah yang terbatas, oleh karena itu, penggunaan APH diprioritaskan pada Kabupaten pelaksana kegiatan intensifikai. Selain itu dalam penggunaan APH agar dilakukan Pengaturan waktu aplikasi, supaya tidak bersamaan dengan aplikasi pestisida kimia. Untuk Kabupaten yang menerima bantuan agens hayati, disarankan agar sementara tidak menggunakan bantuan paket perstisida yang telah diberikan.

4. Biaya.

Biaya kegiatan perbanyaka dan Penyebaran Agens Hayati Jamur Beauveria bassiana dan Semut Hitam/Rangrang dibebankan pada dana Operasional Laboratorium Lapangan dalam mendukung Gernas Kakao di Provinsi Papua.

Adapun rincian biaya kegiatan adalah sebagai berikut :No.

MAK URAIAN KEGIATANVOLKEG

HARGASATUAN

(Rp)

JUMLAHBIAYA

(Rp)1 2 3 4 5

521211 Belanja Bahan1. Perbanyakan Jamur Beauveria 22.400.000,-

Page 11: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

524119

bassiana (1 s/d 2 Kg untuk 1 Ha)- Beras- Stater- Plastik tahan panas- Elpiji/bahan baker

(isi tabung)- Upah pelaksana

kegiatan

Belanja Perjalanan :

- Jayapura – Sarmi- Jayapura – Serui- Ke Kabupaten

Keerom

1120 Kg224 tabung112 pak 2 tabung70 OH

2 OT2 OT1 OT

8.000,-25.000,-35.000,-

210.000,-50.000,-

5.500.000,-6.500.000,-1.000.000,-

8.960.000,-5.600.000,-3920.000,-420.000,-

3.500.000,-

25.000.000,-

11.000.000,-13.000.000,-1.000.000,-

2.

524119

Perbanyakan semut hitam/ semut rangrang (150 ha, @ 150 buah sarang per hektar)

- Kantong plastic ukuran 30 x 50 cm

- Terasi- Gula pasir / gula

merah- Tali raffia

(gulungan besar)- Upah tenaga

pelaksana-Belanja Perjalanan :

Ke Kabupaten JayapuraKe Kabupaten Keeram

100 pak 30 Kg 25 Kg15 gulung450 OH

5 OT5 OT

16.500,-12.500,-15.000,-

100.000,-50.000,-

1.000.000,-1.000.000,-

26.400.000,-

1.650.000,-375.000,-375.000,-

1.500.000,-22.500.000,-

10.000.000,-

5.000.000,-5.000.000,-

Total 83.800.000,-

PENUTUP.

Page 12: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

Demikian Term Of Reference (TOR) ini dibuat untuk dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Operasional Laboratorium Lapangan Tahun Anggaran 2011.

Jayapura,Menyetujui ;

Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Balai Proteksi TanamanDinas Perkebunan dan Peternakan Perkebunan Waena,

Provinsi Papua,

Ir. MUH. ARIFIN. L Ir. SAMILU LABIGO, MMPembina Pembina

NIP. 19590502 198903 1 008 NIP. 19620226 199603 1 004

Page 13: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATANPELATIHAN PETANI DALAM PERBANYAKAN

DAN PEMANFAATAN APH UNTUK PENGENDALIAN OPT KAKAO.

1. Pendahuluan.

Latar Belakang

Kebijakan pengendlian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) penting pada tanaman perkebunan diarahkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang berwawasan lingkungan. Hal tersebut menjadi dasar setiap strategi pengendalian OPT di lapangan, dengan harapan sasaran yang dituju dapat dicapai seoptimal mungkin. PHT dilaksanakan dengan cara menggabungkan teknik-teknik pengendalian yang kompatibel, antara lain pengendalian secara kultur teknis, penggunaan tanaman tahan/resusteb, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kimiawi dan pengendalian secara biologis/hayati dengan memanfaatkan musuh alami.

Musuh alami (agens pengendali hayati) merupakan salah satu komponen ekosisem dan berperan penting pada proses interaksi inter dan intra spesies, menjaga keseimbangan umum dan populasi pada ekosistem tersebut. Dalam strategi pengelolaan hama, perlu dipertimbangkan mengenai keberadaan musuh alami yang ada di pertanaman dan perannya dalam ekosisem pertanaman tersebut. Beberapa keuntungan menggunakan agens hayati adalah : aman bagi lingkungan, manusia dan organisme bukan sasaran lainnya, secara teknis dapat kembangbiakkan dan disebar di alam, dapat bertahan di alam dan lingkungan yang cocok.

Agens hayati yang telah dikembankan untuk pengendalian OPT utama kakao adalah jamur Beuaveria bassiana. Efektifitas jamur tersebut telah terbukti efektif dalam mengendalikan OPT utama kakao terutama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) dan penghisap buah (Helopeltis spp.), Selain itu jamur tersebut dapat diperbanyak secara sederhana dan hamper semua perangkat perlindungan yang ada di daerah telah memiliki isolate jamur tersebut.

Pengembangan dan perbanyakan musuh alami selama ini sebagian besar dilakukan oleh perangkat-perangkat perlindungan yang ada di daerah seperti Laboratorium Utama Pengendali Hayati (LUPH), Sub Laboratorium Hayati maupun Laboratorium Lapangan. Masih sedikit petani yang mampu melakukan perbanyakan dan penyebaran agens hayati sendiri untuk mengendalikan OPT di kebunnya. Oleh karena itu pada tahun 2011 melalui kegiatan Operasional Laboratorium Lapang

Page 14: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

dalam Mendukung Gernas Kakao akan dilakukan pelatihan bagi petani dalam melakukan perbanakan dan penyebaran agens hayati pengendali OPT utama kakao. Melalui kegiatan tersebut diharapkan petani mampu melakukan pengawasan langsung terhadap perkembangan musuh alami dan efektifitas keberhasilannya di lapangan.

Maksud dan Tujuan.

Maksud dari pelaksanaan kegiatan pelatihan petani dalam perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT kakao adalah untuk memberikan pengetahuan kepada petani sehingga petani terampil dalam melakukan perbanyakan agens hayati terutama jamur Beuaveria bassiana serta mampu mengaplikasikannya dilapangan. Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelatihan kepada petani tentang cara melakukan perbanyakan agens hayati jamur B. bassiana secara sederhana;

2. Memberikan pelatihan kepada petani tentang cara melakukan penyebaran agens hayati jamur B. bassiana di lapangan;

3. Memberika pelatihan kepada petani tentang cara pengevaluasi keberhasilan dari aplikasi agens hayati jamur B. bassiana di lapangan.

2. Waktu, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan.

WaktuWaktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011.

LokasiKegiatan dialokasikan di dua Kabupaten di Provinsi Papua pelaksanaan kegiatan Operasional Laboratorium Lapangan dalam mendukung Gernas Kakao.

Pelaksanaan Kegiatan.Kegiatan pelatihan petani dalam perbanyakan dan penyebaran agens hayati dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

Page 15: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

- Koordinasi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten yang akan melakukan kegiatan pelatihan;

- Pemilihan calon peani dan calon lokasi (CPCL) pelaksanaan kegiatan;- Penyusunan panitia serta pengajar dalam pelaksana kegiatan pelatihan;- Persiapan administrasi pelaksanaan kegiatan pelatihan;- Penyiaapan bahan dan alat untuk pelatihan;- Pelaksanaan kegiatan pelatihan;- Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan;- Penyusunan laporan.

3. Biaya.

Biaya kegiatan pelatihan petani dalam perbanyakan dan penyebaran agens hayati untuk pengendalian OPT kakao dibebankan pada dana Operasional Laboratorium Lapangan dalam mendukung Gernas Kakao di Provinsi Papua pelaksana Gernas Kakao.

Adapun rincian biaya kegiatan adalah sebagai berikut :

No.MAK URAIAN KEGIATAN

VOLKEG

HARGASATUAN

(Rp)

JUMLAHBIAYA

(Rp)1 2 3 4 5

521211 Belanja Bahan1. Pelatihan petani dalam

perbanyakan dan pemanfaatan APH untuk pengendalian OPT Kakao (2 Kabupaten).

- Transport- Konsumsi- ATK- Bahan praktek

perbanyakan agenshayati

- Alat praktek- Honor pengajar- Honor panitia- Transport pengajar

40 orang120 OH

2 Pkt10 pkt

2 set27 OJ

4 orang8 orang24 OH

300.000,-150.000,-

1.575.000,-1.700.000,-

1.500.000,-150.000,-500.000,-200.000,-300.000,-

80.000.000,-

12.000.000,-18.000.000,-3.150.000,-

17.000.000,-

3.000.000,-4.050.000,-2.000.000,-1.600.000,-7.200.000,-

Page 16: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

dan panitia- Akomodasi

pengajar dan Panitia- Kompensasi petani

120 OH 100.000,- 12.000.000,-

Jumlah 80.000.000,-

PENUTUP.

Demikian Term Of Reference (TOR) ini dibuat untuk dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Operasional Laboratorium Lapangan Tahun Anggaran 2011.

Jayapura,Menyetujui ;

Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Balai Proteksi TanamanDinas Perkebunan dan Peternakan Perkebunan Waena,

Provinsi Papua,

Ir. MUH. ARIFIN. L Ir. SAMILU LABIGO, MMPembina Pembina

NIP. 19590502 198903 1 008 NIP. 19620226 199603 1 004

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATANINVENTARISASI PENGGUNAAN PESTISIDADAN MASALAH YANG DITIMBULKANNYA

TAHUN 2011

Page 17: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

1. Pendahuluan

Latar Belakang

Penerapan standar mutu kakao merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung Program Gerakan Nasional (Gernas) Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Pencapaian peningkatan sasaran produksi kakao dilaksanakan melalui tiga kegiatan utama yaitu peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi.

Tujuan.

Kegiatan Inventarisasi Penggunaan Pestisida dan Permasalahan yang ditimbulkannya bertujuan :

1. Mengumpulkan dan menyusun data/informai tentang jenis-jenis pestisida yang digunakan pada tanaman kakao;

2. Mengumpulkan informasi tentang permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan sebagai akibat dari penggunaan pestisida pada tanaman kakao;

2. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi antara lain :1. pembentukan kelompok kerja pengkajian;2. Penyusunan rancangan dan metode kajian;3. Koordinasi dengan instansi dan pakar/ahli terkait dan berkompeten;4. Inventarisasi dan sosialisasi penggunaan pestisida secara bijaksana;5. Pengambilan sampel biji dan bubuk kakao, serta analisis laboratorium;6. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data;7. Pelaporan/rekomendasi.

3. Waktu, Lokasi dan Pelaksanaan

Waktu

Waktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011.

LokasiKegiatan dilaksanakan di Provinsi pelaksana Gernas Kakao yaitu di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan. Untuk analisa sampel dapat dilakukan antara lain di Laboratorium Balai Besar Pengujian Mutu Produk Tanaman Pasar Minggu, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Pertanian dan asil Hutan Cibubur dan Laboratorium Pusat penelitian Terpada (LPPT UGM).

Page 18: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

PelaksanaanKegiatan ini diarahkan pada kajian tingkat on farm, kajian di tingkat on farm, pengambilan sampel dan analisa sampel serta sosialisasi kepada petani tentang penggunaan pestisida yang aman.

4. Biaya.

Biaya kegiatan inventarisasi kpenggunaan pestisida dan permasalahan yang ditimbulkannya dibebankan pada dana Operasional Laboratorium Lapangan dalam mendukung Gernas Kakao di Provinsi pelaksana Gernas Kakao.

Adapun rincian biaya kegiatan adalah sebagai berikut :No.

MAK URAIAN KEGIATANVOLKEG

HARGASATUAN

(Rp)

JUMLAHBIAYA

(Rp)1 2 3 4 5

521211 Belanja Bahan1.

524119

Inventarisai penggunaan pestisida dan masalah yang ditimbulkan-Nya.- ATK dan Bahan

computer- Persiapan dan

pembahasan hasil inventarisasi- Penyusunan dan

pembahasan-formulir inventarisasi

- Penggandaan formulir

- Pengambilan sampel

- Pengujian sampel (12 samperl)

- Penyusunan laporan akhir.

Belanja Perjalanan :

- Jayapura – Sarmi- Jayapura – Serui- Ke Kabupaten

Jayapura- Ke Kabupaten

Keerom

1 pkt10 OH

30 OH

1 set6 orang10 OH10 OH

1 OT1 OT6 OT7 OT

3.500.000,-150.000,-

100.000,-

1.900.000,-600.000,-

1.000.000,-150.000,-

5.500.000,-6.500.000,-1.000.000,-1.000.000,-

25.000.000,-

3.500.000,-1.500.000,-

3.000.000,-

1.900.000,-3.600.000,-

10.000.000,-1.500.000,-

25.000.000,-

5.500.000,-6.500.000,-6.000.000,-7.000.000,-

Jumlah 50.000.000,-

Page 19: Tor Dipa-gernas 2011 Tor Jirjen

PENUTUP.

Demikian Term Of Reference (TOR) ini dibuat untuk dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Operasional Laboratorium Lapangan Tahun Anggaran 2011.

Jayapura,Menyetujui ;

Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Balai Proteksi TanamanDinas Perkebunan dan Peternakan Perkebunan Waena,

Provinsi Papua,

Ir. MUH. ARIFIN. L Ir. SAMILU LABIGO, MMPembina Pembina

NIP. 19590502 198903 1 008 NIP. 19620226 199603 1 004