tmsk3 fraktur

Upload: nabilahfajriah

Post on 08-Jan-2016

289 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skenario 3 fraktur muskulo

TRANSCRIPT

Nama : Nabilah Fajriah BarsahNPM: 1102012187

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Coxae dan FemurLO 1.1 Makroskopik Coxae dan FemurTulang femur merupakan ekskremitas inferior pada tubuh manusia, sedangkan tulang coxae adalah tulang yang menghubungkan antara femur dextra dan sinistra. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium berhubungan langsung dengan epicondylus medialis.

Femur, tulang tunggal dari paha, adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat di tubuh. Struktur tahan lamanya mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang paha selama melompat kuat bisa mencapai 280 kg/cm2 (sekitar 2 ton per inci persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar yang mencegah kita dari meraba jalannya di sepanjang paha. Panjangnya kira-kira seperempat dari tinggi seseorang. (Marieb, Elaine N. 2006)

Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan trochanter major dan minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os. coxae membentuk art. coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamen dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.

Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (kurang sedikit pada wanita) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. (Snell, Richard S. 1998)

Femur lebih mungkin patah di leher femoralis, karena diameternya yang lebih kecil dibandingkan sisa tulangnya, dan terdiri dari tulang yang memiliki kerapatan yang relatif rendah. Hal ini biasanya akan melibatkan dampak yang keras, atau kekuatan pendaratan yang berlebihan dari jatuh tinggi. Femur mungkin juga patah sepanjang poros, yang biasanya disebabkan oleh dampak yang luar biasa dari sebuah kecelakaan kendaraan motor atau kekuatan menyimpang di femur. (Walker, Brad. 2007)

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang yang menghubung kedua trochanter adalah linea intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di belakang dan padanya terdapat tuberculum quadratum.

Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung linea aspera Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis. Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior batang femur, di bawah trochanter mayor terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fasciea poplitea.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior, dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk art. genus. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorum berhubungan langsung dengan epicondylus medialis. (Snell, Richard S. 1998)

Pada tulang femur terdapat bagian bagian diantara nya (buku praktikum) Caput Femoris Fovea Capitis Femoris Collum Femoris Trochanter Major Fossa Trochanterica Trochanter Minor Crista Intertrochanterica Linea Intertrochanterica Linea aspera Facies Poplitea Condylus Medialis Condylus Lateralis Fossa Intercondylaris

Pada tulang Coxae terdapat bagian bagian diantaranya Acetabulum Limbus Acetabuli Fossa acetabuli Facies Lunata Incissura Acetabuli Foramen obturatum

Os. Ilii Corpus ossis ilii Linea arcuata Crista iliaca Spina iliaca Incisura ischiadica (ischialis) major Os. Ischii Corpus ossis ischii Spina ischiadica Incisura ischiadica (ischialis) minor Os. Pubis Corpus ossis pubis Symphisis ossium pubis Ramus Superior ossis pubis Pecten ossis pubis Ramus inferior ossis pubis

Makroskopik coxaeOs coxae, terdiri dariilium,iskium,pubis. Coxae terletak di sebelah depan dan samping dari Pelvis wanita. Os Coxae terdiri dari 3 buah tulang penyusun, yaitu os Ilium, os Ischium, dan os Pubis.a. Os Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul.Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca.Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan spina Iliaca posterior superior.Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut lineainnominata (linea terminalis).b. Os IschiumTerdapat disebelah bawah os ilium.Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator.Os Ichium merupakan bagian terendah dari Os Coxae.Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.Os PubisTerdapat disebelah bawah dan depan os ilium.Dengan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum.Terdiri atas korpus (mengembang ke bagian anterior).Os Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus inferior (meluas ke belakang dan beratdengan ramus ischium). Ramus superior os pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus inferior kanandan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os ischium

LO 1.2 Mikroskopik Coxae dan FemurTulang femur dikategorikan tulang panjang, gambaran histologi nya dibagi menjadi 2 bagian, tulang kompak dibagian luar dan tulang kanselosa di bagian dalam.

Pada tulang kompak unit struktural matriksnya adalah osteon (sistem havers), setiap osteon terdiri dari lapisan-lapisam lamela yang tersusun mengelilingi suatu kanalis sentralis. Pada lamela mengandung osteosit dalam rongga berbentuk kenari yang disebut lakuna. Pada masing-masing lakuna terdapat kanal halus yang disebut kanalikuli. Selain itu terdapat pula lamela interstisial, yaitu daerah kecil tidak teratur tulang yang terdapat diantara osteon.

Pada bagian dalam (tulang kanselosa) terdiri dari trabekula tulang yang bentuknya tipis dan bercabang. Trabekula sendiri dikelilingi oleh periosteum. Di luar periosteum terdapat rongga sumsum dengan pembuluh darah.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fraktur Kolum FemurLO 2.1 Definisi Fraktur Kolum FemurFraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umunya akibat trauma. (Tambayong,2000)Fraktur collum femoris adalah fraktur intrakapsuler yg terjadi di femur proximal pd daerah yg berawal dari distal permukaan artikuler caput femur hingga berakhir di proximal daerah intertrochanter LO 2.2 Klasifikasi Fraktur Kolum FemurKlasifikasi fraktur kolum femur berdasarkan: Lokasi anatomi,dibagi menjadi: Fraktur intrakapsular, fraktur ini terjadi di kapsul sendi pinggul a. Fraktur kapital : fraktur pada kaput femur b. Fraktur subkapital : fraktur yang terletak di bawah kaput femur c. Fraktur transervikal : fraktur pada kolum femur Fraktur ekstrakapsular, fraktur yang terjadi di luar kapsul sendi pinggul a. Fraktur sepanjang trokanter mayor dan minor b. Fraktur intertrokanter c. Fraktur subtrokanter Fraktur kolum femur termasuk fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter. Pada pemeriksaan fisik, fraktur kolum femur dengan pergeseran akan menyebabkan deformitas yaitu terjadi pemendekan serta rotasi eksternal sedangkan pada fraktur tanpa pergeseran deformitas tidak jelas terlihat. Tanpa memperhatikan jumlah pergeseran fraktur yang terjadi, kebanyakan pasien akan mengeluhkan nyeri bila mendapat pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri bila pinggul digerakkan. Standar pemeriksaan radiologi untuk fraktur kolum femur adalah rontgen pinggul dan pelvis anteroposterior dan cross-table lateral. Klasifikasi fraktur kolum femur menurut Gardens adalah sebagai berikut : a. Grade I : Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi) b. Grade II : Fraktur lengkap tanpa pergeseran c. Grade III : Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (varus malaligment) d. Grade IV : Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen yang bersinggungan Klasifikasi Pauwels untuk fraktur kolum femur juga sering digunakan. Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang horizontal pada posisi tegak. a. Tipe I : garis fraktur membentuk sudut 30 dengan bidang horizontal pada posisi tegak b. Tipe II : garis fraktur membentuk sudut 30-50 dengan bidang horizontal pada posisi tegak c. Tipe III: garis fraktur membentuk sudut >50 dengan bidang horizontal pada posisi tegak

LO 2.3 Etiologi Fraktur Kolum Femura. Trauma langsung benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut, misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras.

b. Trauma tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area benturan, misalnya disebabkan oleh gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai bawah.Karena kepala femur terikat kuat dengan ligamen didalam asetabulum oleh ligamen iliofemoral dan kapsul sendi,mengakibatkan fraktur di daerah kolum femur.

c. Fraktur patologis fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma. Contoh fraktur patologis: Osteoporosis, infeksi tulang dan tumor tulang. Fraktur kolum femur sering tejadi pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulangakibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Fraktur dapat berupa fraktur subkapital, transervikal dan basal, yang kesemuannya terletak didalam simpai sendi panggul atau intrakapsular, fraktur intertrochanter dan sub trochanter terletak ekstra kapsuler.

d. Adanya tekanan varus atau valgus

LO 2.4 Patofisiologi dan Patogenesis Fraktur Kolum FemurKetika sebuah tekanan mengenai tulang dan kekuatan tersebut tidak dapat diabsorbsi oleh tulang, tendon dan otot maka terjadi fraktur. Pada saat tulang fraktur periosteum dan pembuluh darah di kortex, sumsum tulang dan jaringan lunak sekitar menjadi rusak.Perdarahan terjadi dari ujung yang rusak dan dari jaringan lunak sekitar (otot).Kemudian hematom terbentuk dalam medullary canal, antara ujung daerah fraktur dan dibawah periosteum.Jaringan tulang dengan segera mendekatkan kepada daerah tulang yang mati. Jaringan nekrotik ini menstimulasi respon imflmasiditandai dengan vaso dilatasi, eksudasi plasma, lekositosis dan infiltrasi dari sel darah putih kemudian mengakibatkan penekanan saraf dan otot yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman, nyeri pada seseorang dan juga terjadinya spasme otot yang dapat menimbulkan kontraktur sehingga akan menimbulkan gangguan mobilitas fisik dan gangguan integritas pada kulit.

LO 2.5 Manifestasi Klinis Fraktur Kolum FemurFraktur collum femoris merupakan fraktur yang paling sering terjadi terutama pada usia lanjut karena jatuh. Fraktur tersebut tidak sembuh dengan mudah sehingga menyebabkan penurunan suplai darah pada caput femoris. Terjadi syok hebat dan pada fraktur tertutup, dan fat emboli sering ditemukan. Kaki berotasi keluar, memendek dan deformitas. Paha membengkak dan memar. Patah pada daerah ini menimbulkan pendarahan yang cukup banyak. Penderita biasanya tidak hanya nyeri bahkan tidak bisa bangun. Hal ini terjadi karena ketidakstabilan fraktur.Manifestasi klinik fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekkan deformitas, krepitus, pembengkakan lokal dan perubahan warna.

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang dimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur yang merupakan bentuk bidai ilmiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.b. Setelah terjadi fraktur, bagian bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas yang bisa diketahui dengan ekstermitas normal.c. Terjadi pemendekan tulang karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.d. Saat ekstermitas diperiksa teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus akibat gesekan antara fragmen satu dgn yang lainnya.e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit yang terjadi sebagai akibat trauma danperdarahan yang mengikuti fraktur(Gibson, 2002)LO 2.6 Pemeriksaan Fisik & Pemeriksaan Penunjang Fraktur Kolum FemurPemeriksaan fisik LookDeformitas: penonjolan abnormal, angulasi, rotasi, pemendekanFungsio laesa: hilangnya fungsi misalnya pada fraktur cruris, tidak dapat berjalan dan pada fraktur antebrachii tidak dapat menggunakan lengannya. FeelTerdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan. Move

a. Krepitasi: terasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tetapi ini bukan cara yang baik dan kurang halus. Krepitasi tombul oleh pergeseran atau beradunya ujung tukang kortikalb. Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif dan pasifc. Memeriksa seberapa jauh gangguan fungsi, gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion dan kekuatand. Gerakan yang tidak normal: gerakan yang terjadi tidak pada sendi. Misalnya: pertengahan femur dapat digerakan. Ini adalah bukti paling penting adanya fraktur. Hal ini penting untuk membuat visum, misalnya: bila tidak ada fasilitas rontgen

Pemeriksaan laboratorium, meliputi: Darah rutin, Faktor pembekuan darah, Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi), Urinalisa, Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal). Pemeriksaan penunjang (radiologi)Pemeriksaan Penunjang : 1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari : a. Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. b. Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. c. Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cedera (untuk membandingkan dengan yang normal) d. Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Foto Rontgen Pada proyeksi AP kadang tidak jelas ditemukan adanya fraktur pada kasus yang impacted, untuk ini diperlukan pemerikasaan tambahan proyeksi axial. Pergeseran dinilai melalui bentuk bayangan tulang yang abnormal dan tingkat ketidakcocokan garis trabekular pada kaput femoris dan ujung leher femur. Penilaian ini penting karena fraktur yang terimpaksi atau tidak bergeser (stadium I dan II Garden ) dapat membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami non union dan nekrosis avaskular. Radiografi foto polos secara tradisional telah digunakan sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan pada fraktur tulang pinggul. Tujuan utama dari film x-ray untuk menyingkirkan setiap patah tulang yang jelas dan untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur. Adanya pembentukan tulang periosteal, sclerosis, kalus, atau garis fraktur dapat menunjukkan tegangan fraktur.Radiografi mungkin menunjukkan garis fraktur pada bagian leher femur, yang merupakan lokasi untuk jenis fraktur.Fraktur harus dibedakan dari patah tulang kompresi, yang menurut Devas dan Fullerton dan Snowdy, biasanya terletak pada bagian inferior leher femoralis. Jika tidak terlihat di film x-ray standar, bone scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) harus dilakukan. Bone Scanning Bone scanning dapat membantu menentukan adanya fraktur, tumor, atau infeksi.Bone scan adalah indikator yang paling sensitif dari trauma tulang, tetapi mereka memiliki kekhususan yang sedikit. Shin dkk. melaporkan bahwa bone scanning memiliki prediksi nilai positif 68%. Bone scanning dibatasi oleh resolusi spasial relatif dari anatomi pinggul. Di masa lalu, bone scanning dianggap dapat diandalkan sebelum 48-72 jam setelah patah tulang, tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hold dkk menemukan sensitivitas 93%, terlepas dari saat cedera. Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI telah terbukti akurat dalam penilaian fraktur dan andal dilakukan dalam waktu 24 jam dari cedera, namun pemeriksaan ini mahal. Dengan MRI, fraktur biasanya muncul sebagai garis fraktur di korteks dikelilingi oleh zona edema intens dalam rongga meduler. Dalam sebuah studi oleh Quinn dan McCarthy, temuan pada MRI 100% sensitif pada pasien dengan hasil foto rontgen yang kurang terlihat.MRI dapat menunjukkan hasil yang 100% sensitif, spesifik dan akurat dalam mengidentifikasi fraktur collum femur. Pemeriksaan arteriografi Dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.

LO 2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding Fraktur Kolum Femur1. Anamnesis Data biografi, Riwayat kesehatan masa lalu, Riwayat kesehatan sekarang, Riwayat kesehatan keluarga, Riwayat psikososial (interaksi dengan keluarga), Pola kebersihan sehari- hari, Aktifitas, Sirkulasi darah, Neurosensori (kebas, kesemuran, tegang), Rasa Nyeri/ kenyamanan 2. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka. Pemeriksaan gerak persendian secara aktif termasuk dalam pemeriksaan rutin patah tulang.

Raba Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan

Gerak Aktif atau pasif. Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi- sendi dibagian distal cedera.

Diagnosis Banding

a. Osteitis Pubis Peradangan dari simfisis pubis - sendi dari dua tulang panggul besar di bagian depan panggul.

b. SlippedCapital Femoral Epiphysis Patah tulang yang melewati fisis (plat tembat tumbuh pada tulang), yang menyebabkan selipan terjadi diatas epifisis. c. Snapping Hip Syndrome Kondisi medis yang ditandai oleh sensasi gertakan terasa saat pinggul yang tertekuk dan diperpanjang. Hal ini dapat disertai oleh gertakan terdengar atau muncul kebisingan dan rasa sakit atau ketidaknyamanan.Dinamakan demikian karena suara retak yang berbeda yang berasal dari seluruh daerah pinggul ketika sendi melewati dari yang tertekuk untuk menjadi diperpanjang. Secara medis dikenal sebagai iliopsoas tendinitis, mereka sering terkena adalah atlet, seperti angkat besi, pesenam, pelari dan penari balet, yang secara rutin menerapkan kekuatan yang berlebihan atau melakukan gerakan sulit yang melibatkan sendi panggul.

LO 2.8 Penatalaksanaan Fraktur Kolum Femura. Terapi konservatif Proteksi saja Immobilisasi saja tanpa reposisiPemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gipsReposisi dapat dengan anestesi umum atau anestesi local dengan menyuntikkan obat anestesi dalam hematoa fraktur Traksi (penarikan)Traksi dapat digunakan untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau dapat juga dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban 8 minggu)Jumlah Kematian dari fraktur: 4,3 per 100.000 dari 1.302 kasus di Kanada pada tahun 1997Tingkat kematian dari fraktur: Kematian : 11.696 Insiden : 1.499.9990,78% rasio dari kematian per insiden

DAFTAR PUSTAKATambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGCGibson, John. 2002. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta : EGCFKUI. 2010. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Binarupa Askara