tipus jagung
DESCRIPTION
this article are very helpfull to youTRANSCRIPT
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman yang dapat melakukan
penyerbukan silang tetapi juga dapat melakukan penyerbukan sendiri. Jagung memiliki bunga
jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satutanaman (monoecious).Tiap kuntum
bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma
khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.Tongkol tumbuhdari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Darwin membuktikan bahwa penyerbukan sendiri. pada jagung akan
menghasilkan produksi yang rendah dan tanaman tidak dapat tumbuh tinggi, padahal
penyerbukan sendiri memiliki vigor yang normal (Sinnot et al., 1958).
Perbaikan Sifat genetik dan agronomik tanaman dapat dilakukan melalui pemuliaan.
Secara konvensional, perbaikan sifat dilakukan dengan persilangan antarspesies, varietas,
genera atau kerabat yang memiliki sifat yang diinginkan. Persilangan dapat diterapkan pada
tanaman berbunga, berbuah, berbiji dan berkembang untuk melanjutkan keturunannya. Untuk
tanaman yang tidak dapat diperbaki melalui persilangan, perbaikan sifat diupayakan dengan
cara lain, di antaranya mutasi induksi yang disebut pula mutasi buatan atau imbas. Perubahan
sifat karena pengaruh alam disebut mutasi spontan (Broertjes and Van Harten, 1988).
Hibridisasi atau persilangan bertujuan untuk memperoleh kombinasi genetik yang
diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya. Terdapat dua
macam hibridisasi, yaitu hibridisasi intraspesifik dan interspesifik. Hibridisasi (persilangan)
adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman
menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah
dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri
dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman
menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian
ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga
dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Alfikri, 2011).
Tanaman yang digunakan untuk memperluas keragaman kali ini adalah jagung manis
dan jagung hibrida, jagung hibrida dibuat dengan cara mempersilangkan 2 buah galur
bersaudara (inbred lines) yang unggul. Untuk itu, maka memilih populasi sumber galur,
membuat galur dari sumber galur dan kemudian menguji daya gabung (combining ability)
galur-galur, merupakanserangkaian langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam
pembuatan hibida Sedangkan jagung manis berkembang dari tipe jagung biasa jenis dent dan
flint. Kemudian jagung manis terjadi mutasi gen resesif sehingga menghambat perubahan
gula menjadi pati. Kadar gula pada jagung manis meningkat mulai hari ke-5 hinggan hari ke-
15. Makanya jagung ini rasanya manis (Moentono et al ., 1985)
Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis karena cara
penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul (favorable genes) pada genotipe
yang homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil
dan daya hasilnya rendah. Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi
justru diperoleh dari tanaman yang komposisi genetiknya heterozigot. Varietas hibrida
merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua berupa galur inbrida. Varietas
hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Jagung
merupakan tanaman pertama yang dibentuk menghasilkan varietas hibrida secara komersial
(Allard, R. W, 1992)
Daftar Pustaka
Alfikri, A.L. 2011. Metode Hibridisasi Buatan. <http://blog.ub.ac.id/labib/sample-page/>.
Diakses tanggal 12 Desember 2014.
Allard, R. W. 1992. Pemuliaan Tanaman I. Rhineka Cipta, Jakarta.
Broertjes and V. Harten, 1988. Applied mutation breeding for vegetatively propagated crops.
Bloom Bollen Cultur 95: 566-567
Moentono, M.D. dan Endang S. 1985. Status Penelitian Jagung Hibrida.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan 4:123-143
Sinnot,E.W., L.C. Dunn and T. Dobzhansky.1958. Principles of Genetics. McGraw-Hill
Book Company Inc. New york