tipus endoftalmitis.docx

Upload: muhammad-rizqi

Post on 04-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    1/13

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    2/13

    2

    2. Non Supuratif ; Granulomatosa

    Non Granulomatosa

    Endotalmitis berdasarkan cara terjadinya;

    1. Endotalmitis pos operatif

    2. Endotalmitis akibat trauma

    3. Endotalmitis bleb

    4. Endotalmitis endogen

    Endotalmitis Supuratif

    a. Endoftalmitis Bakteri

    Endotalmitis bakteri merupakan suatu peradangan supuratif jaringan intraokuler

    yang disebabkan oleh kuman piogenik yaitu ; Staphylococcus aereus, Staphylococcus

    epidermidis, Streptococcus,Baccilus, Pseudomonas aeruginosa.

    Masuknya mikroorganisme kedalam rongga intra ocular dapat secara eksogen

    sesudah suatu trauma, operasi mata ataupun tukak kornea yang menembus, data pula

    secara endogen melalui septikemi atau bakteremi yang berasal dari focus di tempat

    lain. Umumnya endotalmitis bakteri bersifat hiperakut dan disebabkan oleh kuman

    yang pathogen yang menghasilkan toksin dan enzim dan mengakibatkan timbulnya

    nekrosis yang berat.

    Gambaran Klinis:

    Gejala Subjektif

    Onset 72 jam setelah pembedahan, dapat juga terjadi kemudian secara

    perlahan-lahan.

    Rasa nyeri Kemunduran penglihatan

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    3/13

    3

    Gejala objektif

    Tampak edem palpebra Kimosis dan hiperemi konjungtiva Edem kornea dan infiltrasi struma Hipopion Kekeruhan pada badan kaca berupa massa berwarna kuning dibagian anterior

    retrolental

    Kadang-kadang pasien tidak mengeluh rasa nyeri, tetapi merasa tidak nyaman dan

    fotofobia. Ketajaman visus harus selalu diperiksa. Perubahan pada vitreus, reaksi

    ruang anterior, Hipopion dan gejala yang tidak khas lainnya merupakan tanda yangsignifikan dalam menegakkan diagnosis endotalmitis bacterial.

    Sumber Infeksi

    Sumber infeksi pada pos operasi mata disebabkan oleh pasien itu sendiri, instrumen,

    cairan, obat-obatan yang terkontaminasi dan digunakan pada operasi.

    Ahli bedah juga dapat menjadi sumber infeksi yang terjadi oleh karena pemakaianmasker yang tidak benar sehingga mememungkinkan penularan melalui hidung dan

    mulut. Namun berbagai cairan yang tidak tertutup rapat akan terkontaminasi dengan

    udara di ruang operasi sebelum cairan tersebut dimasukkan kedalam mata.

    Sumber infeksi yang berasal dari trauma pada segmen anterior yang terinfeksi

    biasanya timbul infiltrasi selular di sekitar area luka, dan berhubungan dengan iritis

    berat dan hipopion. Bila terinfeksi oleh organisme pathogen virulen akan

    mengakibatkan endotalmitis, panoptalmitis, dan selulitis yang diperberat oleh benda

    asing yang tertinggal di dalam mata dan mengakibatkan nidus infeksi. Oleh sebab itu

    trauma tembus pada mata harus diobati secara rutin dan bersifat profilaksis untuk

    memastikan bahwa tidak ada pertumbuhan mikroorganisme di dalam mata.

    Pemeriksaan laboratorik yaitu kultur cairan bilik mata depan dan badan kaca

    dilakukan apabila telah terdiagnosis endotalmitis bakteri untuk menentukan etiologi

    sehingga dapat memberikan terapi antibiotik spesifik.

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    4/13

    4

    b. Endoftalmitis Jamur

    Jarang menyebabkan infeksi pada intra ocular, onset infeksi jamur pos operasi atautrauma lambat biasanya 2 bulan atau lebih, hal ini berhubungan dengan masa inkubasi

    jamur.

    Biasanya disebabkan oleh aktinomices, aspergilus, Fitomikosis,Sporotrikum dan

    koksideus, yang menyebabkan gejala mata merah dan sakit.

    Pengobatan diberikan obat-obatan anti jamur yaitu ; Amphoterisin B 150 mikrogram

    sub konjungtiva, Natamycin, Miconazole.

    ENDOFTALMITIS NON SUPURATIF

    Merupakan peradangan non supuratif jaringan intra ocular yang disebabkan oleh

    kuman non piogen.

    Secara histopatologik pada jenis non granulomatosa terdapat destruksi jaringan yang

    lebih ringan daripada peradangan supuratif, selalu ditemukan sebukan sel radang baiksecara difus ataupun berupa fokus-fokus pada koroid.

    Pada endotalmitis granulomatosa terdapat infiltrasi sel mononuklir makrofag dan sel

    epiteloid. Kemudian akan terjadi nekrosis jaringan yang diakhiri dengan fibrosis

    jaringan. Pada endotalmitis non granulomatosa proses ini dimulai dengan sebukan sel

    leukosit PMN yang segera diikuti oleh sel limfosit dan sel plasma.

    Gambaran klinis

    Biasanya berupa uveitis berat tanpa supurasi, berjalan lambat walaupun peradangan

    non granulomatosa berjalan lebih cepat daripada jenis granulomatosa.

    Pada jenis granulomatosa terdapat granuloma yang bentuk dan letaknya tergantung

    penyebabnya.

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    5/13

    5

    c. Endoftalmitis Fakoanafilaktik

    Endotalmitis fakoanalitik merupakan endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang

    merupakan reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami rupture.

    Merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh tidak mengenal jaringan

    lensa yang tidak terletak di dalam kapsul (membrane basalis lensa).

    Protein lensa ini bersifat organ spesifik dan tidak spesies spesifik, pada badan

    berbentuk antibody terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibody yang akan

    menimbulkan gejala endotalmitis fakoanalitik atau fakoantigenik.

    Bila masa lensa keluar dari kapsul lensa pada katarak hipermatur dan lensa yang

    keluar ini menimbulkan reaksi makrofag dan mengakibatkan tertutupnya saluran

    cairan aliran air mata yang akan menimbulkan glaucoma maka akan terjadi glaucoma

    fakolitik.

    Kadang-kadang penyakit ini berjalan bersama trauma lensa yang menimbulkan

    fakoanafilaktik sehingga terjadi uveitis simpatika.

    d. Panoftalmitis

    Merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sclera dan kapsul Tenon sehingga

    bola mata merupakan rongga abses. Infeksi kedalam bola mata dapat melalui

    peredaran darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen) dan akibat tukak

    kornea perforasi.

    Bila panoftalmitis akibat bakteri maka perjalanan penyakit cepat dan berat, sedang

    bila akibat jamur perjalanan penyakit perlahan-lahan dan gejala terlihat beberapaminggu setelah infeksi.

    Panoftalmitis akan memberikan gejala kemunduran tajam penglihatan disertai rasa

    sakit, mata menonjol, edem kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mata

    dengan hipopion dan refleks putih di dalam fundus okuli.

    Pengobatan panoftalmitis ialah dengan antibiotic dosis tinggi dan bila gejala radang

    sangat berat dilakukan segera eviserasi isi bola mata.

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    6/13

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    7/13

    7

    4. Abses otak

    Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringan otak.1,2

    Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di sekitar otak

    maupun secara hematogen dari tempat yang jauh. Apabila terjadi penjalaran ke sekitar otak

    yang dapat masuk secara endogen dan hematogen maka akan menyebabkan abses otak.

    Jaringan otak rentan terhadap infeksi dan tidak mempunyai mekanisme pertahanan yang baik,

    pembentukan kapsul kolagen merupakan respons yang terpenting dalam membatasi

    penyebaran abses. Untuk terjadinya abses otak harus ada daerah yang nekrosis terlebih

    dahulu dalam jaringan otak.

    Pada endoftalmitis masuknya mikroorganisme kedalam rongga intra ocular dapat

    secara eksogen sesudah suatu trauma, operasi mata ataupun tukak kornea yang menembus,

    data pula secara endogen melalui septikemi atau bakteremi yang berasal dari focus di tempat

    lain. Umumnya endotalmitis bkteri bersifat hiperakut dan disebabkan oleh kuman yang

    pathogen yang menghasilkan toksin dan enzim dan mengakibatkan timbulnya nekrosis yang

    berat. Abses yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi

    paling sering pada pertemuan substansia alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum

    biasanya berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu. Abses otak bersifat

    soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada penyakit jantung bawaan

    sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah sistemik selalu tidak jenuh

    sehingga sekunder terjadi polisitemia. Polisitemia ini memudahkan terjadinya trombo-emboli.

    Gejala klinik AO berupa tanda-tanda infeksi yaitu demam, anoreksi dan malaise,

    peninggian tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal sesuai lokalisasi abses. 1,7 .

    Walaupun teknik neuroimaging telah berkembang dengan pesat, abses otak sering sulit

    untuk didiagnosa, dan terkadang membutuhkan intervensi bedah. Sumber utama infeksi

    sangat sulit untuk diketahui, apalagi mikroorganisme yang mungkin menjadi etiologi abses.

    Terapi AO terdiri dari pemberian antibiotik dan pembedahan. 4,7,8,9,10 Tanpa pengobatan,

    prognosis AO dapat menjadi jelek. 14

    Faktor predisposisi dapat menyangkut host, kuman infeksi atau faktor lingkungan :

    1. Faktor tuan rumah (host)

    Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi mencakup

    kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif,

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    8/13

    8

    aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang

    berfungsi sempurna.

    2. Faktor kuman

    Kuman tertentu cendeerung neurotropik seperti yang membangkitkan

    meningitis bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang tidak bersangkut paut dengan faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi yang rendah

    Mikroorganisme masuk kerongga intraokuler

    m

    m

    m

    m

    m

    m

    m

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    9/13

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    10/13

    10

    vaskularisasi di daerah substansi putih dibandingkan substansi abu.

    Pembentukan kapsul yang terlambat di permukaan tengah memungkinkan

    abses membesar ke dalam substansi putih. Bila abses cukup besar, dapat robek

    ke dalam ventrikel lateralis. Pada pembentukan kapsul, terlihat daerah

    anyaman reticulum yang tersebar membentuk kapsul kolagen, reaksi astrosit di

    sekitar otak mulai meningkat.

    4) Stadium pembentukan kapsul lanjut ( Late Capsule Formation )

    Pada stadium ini, terjadi perkembangan lengkap abses dengan gambaran

    histologis sebagai berikut:

    Bentuk pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan sel-sel radang. Daerah tepi pusat nekrosis terdiri dari sel radang, makrofag, dan fibroblast. Kapsul kolagen yang tebal. Lapisan neurovaskular sehubungan dengan serebritis yang berlanjut. Reaksi astrosit, gliosis, dan edema otak di luar kapsul.

    Abses dalam kapsul substansia alba dapat makin membesar dan meluas ke arah

    ventrikel sehingga bila terjadi ruptur, dapat menimbulkan meningitis. 7

    5. Penatalaksanaan

    a. Endoftalmitis

    Pada Endoftalmitis pengobatan secara umum dengan pemberian antibiotik sesuai

    dengan jenis kuman penyebab; bila kuman penyebab adalah Staphylococcus maka

    diberikan antibiotic basitrasin (topical), metisilin (subkonjungtiva dan IV), sedangkan

    bila Pneumokokus, Streptococcus dan Staphylococcus berikan antibiotic penisilin G

    (topical,subkonjungtiva dan intravena). Bila kuman penyebab adalah Pseudomonas

    maka diberikan gentamisin, tobramisin dan karbesilin (topical,subkonjungtiva, dan

    IV) , kuman batang gram lainnya diberi Gentamisin (topical,subkonjungtiva, dan IV).

    Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata, apabila pengobatan gagal dapat dilakukan

    eviserasi.

    Penyulit; apabila sclera dan tenon terkena maka akan terjadi panoftalmitis.

    b. Abses Otak

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    11/13

    11

    Dasar pengobatan abses otak adalah mengurangi efek massa dan menghilangkan

    kuman penyebab. Terapi definitif untuk abses melibatkan :

    1. Penatalaksanaan terhadap efek massa (abses dan edema) yang dapat mengancam

    jiwa

    2. Terapi antibiotik dan test sensitifitas dari kultur material abses

    3. Terapi bedah saraf (aspirasi atau eksisi)

    4. Pengobatan terhadap infeksi primer

    5. Pencegahan kejang

    6. Neurorehabilitasi 2,3,4,9

    Penatalaksanaan awal dari abses otak meliputi diagnosis yang tepat dan pemilihan

    antibiotik didasarkan pada pathogenesis dan organisme yang memungkinkan terjadinya

    abses. Ketika etiologinya tidak diketahui, dapat digunakan kombinasi dari sefalosporin

    generasi ketiga dan metronidazole. 2,7,9

    Jika terdapat riwayat cedera kepala dan komplikasi pembedahan kepala, maka dapat

    digunakan kombinasi dari napciline atau vancomycine dengan sephalosforin generasi ketiga

    dan juga metronidazole. Antibiotik terpilih dapat digunakan ketika hasil kultur dan tes

    sentivitas telah tersedia. 2,9,14,15

    Pada abses yang terjadi akibat trauma penetrasi, cedera kepala, atau sinusitis dapat

    diterapi dengan kombinasi dengan napsiline atau vancomycin, cefotaxime atau cetriaxone

    dan juga metronidazole. Monoterapi dengan meropenem terbukti baik melawan bakteri gram

    negatif, bakteri anaerob, stafilokokkus dan streptokokkus dan menjadi pilihana alternatif. 2,9,15

    Tabel 2.1 Dosis dan Cara Pemberian Antibiotik pada Abses Otak

    Drug Dose Frekwensi dan rute

    Cefotaxime (Claforan) 50-

    100 mg/KgBBt/Hari

    2-3 kali per hari,

    IV

    Ceftriaxone (Rocephin)

    50-100 mg/KgBBt/Hari

    2-3 kali per hari,

    IV

    Metronidazole (Flagyl)

    35-50 mg/KgBB/Hari

    3 kali per hari,

    IV

    Nafcillin (Unipen, Nafcil) setiap 4 jam,

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    12/13

    12

    2 grams IV

    Vancomycin

    15 mg/KgBB/Hari

    setiap 12 jam,

    IV

    Kebanyakan studi klinis menunjukkan bahwa penggunaan steroid dapat

    mempengaruhi penetrasi antibiotik tertentu dan dapat menghalangi pembentukan kapsul

    abses. Tetapi penggunaannya dapat dipertimbangkan pada kasus-kasus dimana terdapat

    risiko potensial dalam peningkatan tekanan intrakranial. Dosis yang dipakai 10 mg

    dexamethasone setiap 6 jam intravenous, dan ditapering dalam 3-7 hari. 2,7

    Terapi optimal dalam mengatasi abses serebri adalah kombinasi antara antimikrobial

    dan tindakan bedah. Pada studi terakhir, terapi eksisi dan drainase abses melalui kraniotomi

    merupakan prosedur pilihan. Tetapi pada center-center tertentu lebih dipilih penggunaan

    stereotaktik aspirasi atau MR-guided aspiration and biopsy. Tindakan aspirasi biasa

    dilakukan pada abses multipel, abses batang otak dan pada lesi yang lebih luas digunakan

    eksisi. 2,7,8

    Pada beberapa keadaan terapi operatif tidak banyak menguntungkan, seperti: small

    deep abscess, multiple abscess dan early cerebritic stage .2,9

    Kebanyakan studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna diantara

    penderita yang mendapatkan terapi konservatif ataupun dengan terapi eksisi dalam

    mengurangi risiko kejang. 2,7,8,9

    Antibiotik mungkin dapat digunakan tersendiri, seperti pada keadaan abses berkapsul

    dan secara umum jika luas lesi yang menyebabkan sebuah massa yang berefek terjadinya

    peningkatan tekanan intrakranial. Namun, harus ditatalaksanakan dengan kombinasi

    antibiotik dan aspirasi abses. 2,7,8,9,10

    Pembedahan secara eksisi pada abses otak jarang digunakan, karena prosedur ini

    dihubungkan dengan tingginya angka morbiditas jika dibandingkan dengan teknik aspirasi.Indikasi pembedahan adalah ketika abses berdiameter lebih dari 2,5 cm, adanya gas di dalam

    abses, lesi yang multiokuler, dan lesi yng terletak di fosa posterior, atau jamur yang

    berhubungan dengan proses infeksi, seperti mastoiditis, sinusitis, dan abses periorbita, dapat

    pula dilakukan pembedahan drainase. Terapi kombinasi antibiotik bergantung pada

    organisme dan respon terhadap penatalaksanaan awal. Tetapi, efek yang nyata terlihat 4-6

    minggu. 1,8,9,10

    Penggunaan antikonvulsan dipengaruhi juga oleh lokasi abses dan posisinya terhadapkorteks. Oleh karena itu kapan antikonvulsan dihentikan tergantung dari kasus per kasus

  • 8/14/2019 tipus endoftalmitis.docx

    13/13