tinjauan pustaka deskripsi beberapa jenis bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/bab ii.pdf7 hitam agak...

22
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Beberapa Jenis Bambu 2.1.1 Bambu Tali Dikatakan oleh Widjaja bahwa” bambu Tali (Gigantochloa apus(J.A & J. H. Schultes) Kurz memiliki nama daerah pring tali,pring apus (jawa), awi tali (Sunda). Tumbuh di daerah tropis yanglembab dan juga di daerah yang kering. Rebung hijau tertutup bulucoklat dan hitam. Buluh tingginya mencapai 22 m dan lurus. Pelepah batang tidak mudah luruh, tertutup bulu hitam atau coklat. Salah satu kegunaannya adalah untuk bahan bangunan”(Widjaja, 2001). 2.1.2 Bambu Mayan Dijelaskan oleh Widjaja bahwa” bambu Mayan (G. robusta Kurz) memiliki nama daerah bambu mayan (Indonesia), awi mayan (Sunda). Tumbuh baik di daerah tropis yang lembab dan kering. Rebung hijaumuda tertutup bulu coklat hingga hitam. Buluh tingginya mencapai 20 m dan lurus. Pelepah buluh tertutup bulu hitam, mudah luruh padabuluh yang tua, pada buluh muda pelepah masih melekat terutama dibagian pangkal buluh. Penduduk setempat menggunakan batangnya sebagai tempat air dan juga alat musik tradisional tetapi industri bambu juga sudah memanfaatkan batangnya untuk industri sumpit”(Widjaja, 2001). 2.1.3 Bambu Hitam Dikemukakan oleh Widjaja dan Karsono bahwa” bambu Hitam (G. atroviolaceae) memiliki nama daerah pring wulung (Jawa). Bambu ini disebut bambu hitam karena warna batangnya hijau kehitam-hitaman atau ungu tua. Rumpun bambu

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Beberapa Jenis Bambu

2.1.1 Bambu Tali

Dikatakan oleh Widjaja bahwa” bambu Tali (Gigantochloa apus(J.A & J. H.

Schultes) Kurz memiliki nama daerah pring tali,pring apus (jawa), awi tali (Sunda).

Tumbuh di daerah tropis yanglembab dan juga di daerah yang kering. Rebung hijau

tertutup bulucoklat dan hitam. Buluh tingginya mencapai 22 m dan lurus. Pelepah

batang tidak mudah luruh, tertutup bulu hitam atau coklat. Salah satu kegunaannya

adalah untuk bahan bangunan”(Widjaja, 2001).

2.1.2 Bambu Mayan

Dijelaskan oleh Widjaja bahwa” bambu Mayan (G. robusta Kurz) memiliki

nama daerah bambu mayan (Indonesia), awi mayan (Sunda). Tumbuh baik di daerah

tropis yang lembab dan kering. Rebung hijaumuda tertutup bulu coklat hingga hitam.

Buluh tingginya mencapai 20 m dan lurus. Pelepah buluh tertutup bulu hitam, mudah

luruh padabuluh yang tua, pada buluh muda pelepah masih melekat terutama dibagian

pangkal buluh. Penduduk setempat menggunakan batangnya sebagai tempat air dan

juga alat musik tradisional tetapi industri bambu juga sudah memanfaatkan batangnya

untuk industri sumpit”(Widjaja, 2001).

2.1.3 Bambu Hitam

Dikemukakan oleh Widjaja dan Karsono bahwa” bambu Hitam (G.

atroviolaceae) memiliki nama daerah pring wulung (Jawa). Bambu ini disebut bambu

hitam karena warna batangnya hijau kehitam-hitaman atau ungu tua. Rumpun bambu

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

7

hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan

tinggi 20 m. Panjang ruas-ruasnya 40-50 cm,tebal dinding buluhnya 8 mm, dan garis

tengah buluhnya 6-8 cm. Pelepah batang bambu ini selalu miang yang melekat

berwarna cokelattua. Pelepah ini mudah gugur serta kuping pelepah berbentuk bulat

dan berukuran kecil”(Widjaja dan Karsono, 2004).

Pemanfaatan bambu hitam oleh masyarakat Indonesia termasuk tinggi karena

dianggap memiliki fungsi serbaguna, mudah diperoleh dan dengan harga yang

terjangkau. Komoditi bambu ini juga banyak dilirik oleh eksportir, terutama dalam

bentuk barang kerajinan, cenderamata, asesoris dan perangkat rumah dari bambu.

2.1.4 Bambu Andong

Widjaja bahwa” bambu Andong (G. pseudoarundinaceae) memiliki nama

daerah bambu gombong (Indonesia), pring gombong, pring andong, pring surat (Jawa),

awi andong, awi gombong (Sunda). Tumbuh di dataran rendah mencapai ketinggian

1500 m dpl dan tumbuh baik di daerah tropis yang lembab. Rebung hijau dengan garis-

garis kuning yang tertutup bulu coklat sampai hitam. Tinggi buluh mencapai 7-30 m

dan lurus. Pelepah batang tertutup bulu coklat, mudah luruh. Biasanya banyak

digunakan untuk bahan bangunan, pipa air dan alat musik tradisional. Perusahaan

bambu telah menggunakannya sebagai bahan baku sumpit. Bambu andong dapat

diproduksi setelah rumpun berumur lima tahun. Pada umur lima tahun terdapat 16

batang/rumpun dan setelah itu setiap tahun dapat dipanen 8-12batang/rumpun/tahun

dengan rotasi 2 tahun. Perbanyakan tanaman dapat menggunakan stek rimpang, stek

batang, stek cabang dan biji”(Widjaja, 2001).

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

8

2.1.5 Bambu Ater

Menurut Widjaja bahwa” bambu ater (G. atter (Hassk.) Kurz) memiliki nama

daerah pering (Manggarai), pring ater (Jawa), awi ater (Sunda), au toro (Tetun), oopa’i

(Bima). Tumbuh baik di daerah lembab tropis, tetapi masih dapat tumbuh dengan baik

di daerah kering dari dataran rendah sampai tinggi. Dicirikan oleh buluh hijau tua,

gundul atau dengan bulu coklat tersebar, bagian bawah bukunya sering bergaris putih

melingkar. Ruaspada bagian bawah buluh tidak terlalu pendek tetapi lebih pendek

daripada bagian tengahnya. Rebungnya hijau sampai gelap denganbulu hitam melekat.

Batangnya bisa mencapai ketinggian 30 m, panjang ruas rumpun dewasa mencapai 40

cm, dengan diameter 5-8 cm dengan buku-buku keputih-putihan. Pada buku-buku

batang bagian bawah terdapat beberapa akar udara. Percabangan tumbuh 1,5 m

dipermukaan tanah, satu cabang lebih besar daripada cabang lainnya. Pelepah buluh

tertutup bulu hitam tersebar, kuping pelepah buluh membulat sampai agak melengkung

keluar dengan bulu kejur panjangnya mencapai 6 mm, ligula menggerigi tidak

beraturan dengantinggi 3-6 mm.”(Widjaja, 2001). Lebih lanjut dijelaskan oleh Eskak

bahwa” bambu ater (Gigantochloa atter), memiliki batang berwarna hijau sampai hijau

gelap dengan diameter 5-10 cm. Panjang ruasnya antara 40-50 cm dan tinggi tanaman

mencapai 22 m. Pelepah batangnya mudah gugur. Ruas-ruas bambu ini tampak rata

dengan garis putih melingkar pada bekas perlekatan peleph buluh. Pada batang yang

muda tampak pelepah batang melekat berwarna hijau kekuningan dengan bulu-bulu

halus berwarna hitam, kuping pelepah buluh kecil, panjang pelepah 21-36 cm dan

bentuknya hampir segitiga dengan ujung runcing. Daerah perakaran tidak jauh dari

permukaan tanah. Jenis bambu ater banyak tumbuh didataran rendah, tetapi dapat juga

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

9

tumbuh baik di dataran tinggi pada ketinggian 750 mdpl. Bambu ater biasanya

digunakan orang untuk dinding rumah, pagar, alat-alat rumah tangga dan kerajinan

tangan”(Eskak, 2015).

2.1.6 Bambu Betung

Menurut Sutiyono, Sukardi dan Durahim bahwa” bambu betung (D. asper

(Schult.f) Backer ex Heyne) memiliki nama daerah yaitu pring petung (Jawa) dan awi

bitung (Sunda). Jenis bambu ini tumbuh dengan baik di tanah alluvial di daerah tropika

yang lembab dan basah,tetapi bambu ini juga tumbuh di daerah yang kering di dataran

rendah maupun dataran tinggi. Bambu betung memiliki bentuk rumpun simpodial,

tegak dan padat. Rebung berwarna hitam keunguan,tertutup bulu berwarna coklat

hingga kehitaman. Tinggi batang mencapai 20 m, lurus dengan ujung melengkung.

Pelepah buluh mudah luruh tertutup buluh hitam hinggga coklat tua.”(Sutiyono,

Sukardi dan Durahim, 1989). Lebih lanjut dijelaskan oleh Berlian bahwa” bambu

betung (D. asper (Schult.f) Backer ex Heyne) memiliki sifat yang keras dan baik untuk

bahan bangunan. Perbanyakan bambu betung dilakukan dengan potongan batang atau

cabangnya jenis bambu ini dapat ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 2000

mdpl. Bambu iniakan tumbuh baik bila tanahnya cukup subur, terutama di daerah yang

beriklim tidak terlalu kering”(Berlian, 1995).

2.1.7 Bambu Lemang (Schizostachyum brachycladum Kurz)

Menurut Arianasa bahwa” tumbuh di daerah tropis yang lembap dan juga

terdapat di daerah kering baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Bentuk

rebung ramping, pelepah rebung berwarna kuning kecoklatan, kuping pelepah rebung

menggaris, posisi daun pelepah rebung tegak. Batang tegak dengan tingginya mencapai

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

10

16 m, diameter mencapai 7 cm, ruas panjangnya 30-40 cm dengan dinding yang tipis,

tebalnya mencapai 6 mm, pelepah mudah luruh, panjang pelepah 10-25 cm, dan

pelepah berwarna coklat muda, kuping pelepah bentuknya menggaris, ujung kuping

pelepah tegak, dan terdapat kejur pada kuping pelepah, pinggiran ligula rata, posisi

daun pelepah tegak, panjang daun pelepah 10 cm, dan pangakal pelepah melebar.

Percabangan lebih dari 20 cabang yang ukurannya sama, percabangan muncul pada 1-

2 m di atas permukaan tanah.”(Arianasa, 2005)

2.1.8 Bambu Suling (Schizostachyum blumei Nees)

Menurut Arianasa bahwa” tumbuh baik di tanah-tanah kering dan pinggir

sungai . Rebung mudah dengan garis cokelat ditutupi buluh hitam. Batang tegak dan

tinggi mencapai 8 m. Buluh muda diselimuti bulu hitam, masih hujan berwarna hijau,

setelah tua buluh warna hijau tidak mengkilat, panjang ruas 50-90 cm diameter batang

6-8 cm, tebal tebal dinding 4 mm, Pelepah buluh tidak mudah luruh, tertutup bulu

coklat, kuping pelepah buluh bercuping keluar, panjang pelepah buluh 25 cm, lebar 16.

percabangan dimulai dari ruas ke empat, Daun: Lebar daun 6 cm, panjang 30 cm, ujung

meruncing, tepi daun rata, berwarna hijau.”(Arianasa, 2005)

2.1.9 Bambusa blumeana J.A. dan J.H. Schult

Dikemukakan oleh Ediningtyas dan Winarto bahwa” disebut juga dengan

bambu duri karena pada ranting dan batangnya tumbuh duri. Di Jawa bambu ini dikenal

dengan pring gasing dan haur cucuk untuk orang sunda. Bambu duri memiliki

penampilan luar berwarna hijau dimana panjang ruas berkisar 25-35 cm dan diameter

8-15 cm. Bentuk daunnya seperti tombak dengan panjang rata-rata 10-20 cm dan lebar

12-25 mm. Bambu jenis ini tumbuh di daerah tropis lembab dan kering seperti di tepi

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

11

sungai, lereng bukit dan di sepanjang sungai air tawar”(Ediningtyas dan

Winarto.2012). Lebih lanjut dijelaskan oleh Nadeak bahwa” tumbuh baik di daerah

lembap, daerah kering di kawasan tropis dan tanah yang asam. Jenis ini sangat cocok

tumbuh di daerah kering. Rebung masih muda hijau kekuningan, kadang hijau dengan

garis-garis kuning pada pelepahnya. Batangnya mempunyai tinggi mencapai 25 m,

diameter mencapai 15 cm, dinding tebalnya mencapai 3 cm, ruas panjangnya 25-60

cm, gundul, hijau dengan buku buku yang menonjol jelas. Buku-buku pada buluh

bagian pangkal tertutup akar udara dan pada cabang lateral keluar duri dari ketiak

cabang. Percabangan muncul di seluruh buku-bukunya, cabang umumnya tumbuh

secara horizontal dan ditumbuhi duri tegak atau melengkung, satu cabang lebih besar

daripada cabang lainnya. Pelepah mudah luruh. Daun pada bagian bawah memutih,

gundul, kuping pelepah daunnya kecil dengan panjang kejur antara 3-5 mm”(Nadeak,

2009).

2.2 Ekologi Bambu

Menurut Dransfield dan Widjaja bahwa” bambu termasuk ke dalam famili

Gramineae, sub famili Bambusoidae dan suku Bambuseae. Bambu biasanya

mempunyai batang yang berongga, akar yang kompleks, serta daun berbentuk pedang

dan pelepah yang menonjol”(Dransfield dan Widjaja, 1995).

Dikemukakan oleh Widjaja dan Karsonobahwa” Indonesia diperkirakan

memiliki 157 jenis bambu yang merupakan lebih dari10% jenis bambu di dunia. Jenis

bambu di dunia diperkirakan terdiri atas 1.250-1.350 jenis. Di antara jenis bambu yang

tumbuh di Indonesia, 50% di antaranya merupakan bambu endemik dan lebih dari 50%

merupakan jenis bambu yang telah dimanfaatkan oleh penduduk dan sangat berpotensi

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

12

untuk dikembangkan”(Widjaja dan Karsono, 2004). Lebih lanjut dikemukakan oleh

Winarto dan Ediningtyas bahwa” dalam kondisi normal, pertumbuhan bambu lurus ke

atas dan ujung batang melengkung karena menopang berat daun. Tinggi tanaman

bambu berkisar antara 0,3-30 m. Dengan diameter batang 0,25-25 cm dan ketebalan

dindingnya mencapai 25 mm. Batang bambu berbentuk silinder, terdiri dari banyak

ruas atau buku-buku dan berongga pada setiap ruasnya“(Winarto dan Ediningtyas,

2012).

Dikatakan oleh Krisdanto, Ginuk dan Agus bahwa” penghijauan dengan

memanfaatkan bambu lokal, bukan hanya penting demi kelestarian sumber mata air,

tetapi juga dapat berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.

Mulai tumbuh pohon sudah memiliki nilai guna baik kepentingan masyarakat.

Pohonnya yang baru tumbuh (rebung) bisa dibuat sayur sebagai pelengkap makanan

sehari-hari. Nilai jualnya juga lumayan baguus serta bisa memberikan nilai tambah

bagi masyarakat”(Krisdianto,Ginuk dan Agus, 2006).

Widjaja bahwa klasifikasi Bambu dalam adalah sebagai berikut:”(Widjaja, 2001)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminales

Famili : Gramineae

Subfamili : Bambusoideae

Genus : Schizostachyum, Dendrocalamus, Bambusa

Spesies : Schizostachyum brachycladum, Dendrocalamus asper,

Bambusa vulgaris.

2.3 Morfologi Tanaman Bambu

Di kemukakan oleh Berlian bahwa” di seluruh dunia terdapat 75 genus dan

1.500 spesies bambu. Di indonesia sendiri dikenal ada 10 genus yaitu, Arundinaria,

Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melacanna, Nastus,

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

13

Phyllostachhys, Shizotachyum dan Thyrostachhys. Di Asia terutama didaerah

Indonesia-Burma dikenal kira-kira 300 spesies, di India kira-kira 136 spesies, di Burma

kira-kira 39 spesies, di Malaysia kira-kira 29 spesies, di Jepang 9 spesies, di Philipina

30 spesies. Selanjutnya dikatakan bahwa hanya 5 spesies saja (termasuk dalam 2 genus)

yang tumbuh asli di Indonesia, sedangkan lainnya merupakan jenis eksotik. Kelima

spesies ini termasuk dalam kualitas yang rendah. Adapun ciri-cirinya adalah berdinding

tipis, tumbuh asli di Indonesia, sedangkan spesies yang berdinding tebal dan beruas

panjang berasal dari Burma seta Negara Asia lainya”(Berlian, 1995). Lebih lanjut

dijelaskan oleh Yani bahwa” bambu tergolong keluarga Graminae (rumput-rumputan)

disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sesudah

dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-

ruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau

cabang”(Yani, 2004).

2.3.1 Akar Rimpang

Menurut Widjaja bahwa” akar rimpang terdapat di bawah tanah dan

membentuk sistem percabangan yang dapat dipakai untuk membedakan kelompok

bambu.Ada dua macam sistem percabangan akar rimpang yaitu pakimorf (dicirikan

oleh akar rimpangnya yang simpodial) dan leptomorf (dicirikan oleh akar rimpangnya

yang monopodial)”(Widjaja, 2001). Lebih lanjut dijelaskan oleh Widyana bahwa”

bagian dalam rimpang lebih sempit dari bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai

kuncup pada akar. Bagian kuncup pada akar tersebut akan membentuk rebung, yang

akan memanjang dan akhirnya akan membentuk bulu”(Widyana, 2001).

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

14

2.3.2 Rebung

Dikemukakan oleh Sutiyono, dkk bahwa” rebung merupakan bambu muda

yang muncul dari permukaan dasar rumpun dan rhizom. Pada awalnya berbentuk tunas

mata tidur yang pertumbuhannya lambat dan dengan perkembangannya membentuk

kerucut yang merupakan bentuk permulaan dari perkembangan batang. Rebung terdiri

dari batang-batang yang masif dan pendek sekali yang terbungkus berlapis-lapis bahan

makanan dan dilindungi oleh sejumlah pelepah rebung yang kaku.”(Sutiyono, dkk,

1996). Lebih lanjut dijelaskan oleh Arianasa bahwa” rebung ini dibedakan beberapa

jenis dari bambu yang menunjukan ciri khas warna pada ujung dan bulu yang terdapat

dipelepah. buluh pelepah rebung berwarna hitam, coklat atau putih terdapat pada

bambu cengkreh (Dinochloa scandens), dan buluh rebung yang tertutup oleh buluh

berwarna coklat adalah bambu betung (Dendrocalamus asper)”(Arianasa, 2005).

2.3.3 Batang

Menurut Berlian bahwa” pada batang bambu terdapat buku-buku batang, pada

buku-buku batang biasanya terdapat mata tunas, demikian juga pada cabang-cabang

dan rimpangnya. Pada bagian tanaman terdapat organ-organ daun yang menyelimuti

batang yang disebut pelepah batang. Biasanya pada batang yang sudah tua, pelepah

batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang terdapat perpanjangan tambahan

yang berbentuk segitiga dan disebut subang, yang biasanya gugur lebih dahulu. Bentuk

seperti pelepah ini terdapat juga pada cabang-cabang tetapi ukurannya agak besar dan

panjang serta selalu hijau dan dikenal sebagai daun bambu, serta pelepahnya disebut

pelepah daun. Daun bambu berbentuk pita dengan tulang daun yang sejajar. Pelepah

daun ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna coklat atau hitam yang disebut miang. Bila

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

15

bulu-bulu pada pelepah daun ini tersentuh, maka akan mengakibatkan rasa”(Berlian,

1995).

2.3.4 Percabangan

Menurut Widjaja bahwa” percabangan pada umumnya terdapat di atas buku-

buku. Cabang dapat digunakan sebagai ciri penting untuk membedakan marga bambu.

Pada marga Bambusa, Dendrocalamus dan Gigantochloa sistem percabangan

memiliki satu cabang yang lebih besar daripada cabang lainnya yang lebih kecil.

Cabang lateral bambu yang tumbuh pada batang utama, biasanya berkembang ketika

buluh mencapai tinggi maksimum. Pada beberapa marga, cabang muncul tepat di atas

tanah misalnya pada Bambusa dan menjadi rumpun pada sekitar dasar rumpun dengan

duri atau tanpa duri”(Widjaja, 2001)

2.3.5 Syarat Tumbuh Bambu

Berlian bahwa” pertumbuhan setiap tanaman tidak terlepas dari pengaruh

kondisi lingkungannya. Dengan demikian perlu diperhatikan faktor-faktor yang

berkaitan dengan syarat tumbuh tanaman bambu. Faktor lingkungan tersebut meliputi

jenis iklim dan jenis tanah. Lingkungan yang sesuai dengan tanaman bambu adalah

yang bersuhu sekitar 8,8°C-36°C. Bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi

masam dengan pH 3,5 dan umumnya menghendaki tanah yang pH nya 5,0sampai 6,5.

Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh dengan baik karena kebutuhan

makanan bagi tanaman tersebut akan terpenuh”(Berlian, 1995).

a) Iklim

Menurut Frick dan Heinz bahwa” lingkungan yang sesuai untuk tanaman

bambu adalah yang bersuhu sekitar 8,8-36oC. Suhu lingkungan ini juga dipengaruhi

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

16

oleh ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhunya.

Tanaman bambu bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan

ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl. Walaupun demikian tidak semua jenis bambu dapat

tumbuh deengan baik pada semua ketinggian tempat. Faktor yang mempengaruhi

adalah curah hujan, suhu udara, dan kelembapan udara. Adapun kondisi yang baik

adalah 3600C, kelembapan ; 80 %. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman bambu

minimum 1.020 mm per tahun”(Frick dan Heinz, 2004). Lebih lanjut dijelaskan oleh

Winarto dan Ediningtyas bahwa” tanaman bambu tumuh di berbagai tipe iklim, mulai

dari tipe curah hujan A, B, C, D sampai E dari iklim basah sampai kering. Semakin

basah tipe iklimnya makin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh dengan baik, karena

untuk pertumbuhannya bambu membutuhkan banyak air”(Winarto dan Ediningtyas,

2012).

b) Tanah

Menurut Winarto dan Ediningtyas bahwa” bambu dapat tumbuh di berbagai

kondisi tanah, mulai dari tanah berat sampai tanah ringan, tanah kering sampai tanah

becek dandari tanah subur sampai tanah tandus. Beberapa jenis tanah yang terdapat di

pusat bambu di Indonesia adalah jenis tanah campuran antara latosol coklat dengan

regosol kelabu serta andosol coklat kekuningan. Perbedaan jenis tanah sangat

berpengaruh terhadap kemunculan rebung bambu.”(Winarto dan Ediningtyas, 2012).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Arsyad bahwa” tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah

yang bereaksi masam pada pH 3,5 dan umumnya menghendaki tanah yang pH-nya 5,0

sampai 6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh baik karena kebutuhan

makanan bagi tanaman tersebut akan terpenuhi”(Arsyad,1989).

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

17

2.4 Manfaat Bambu

Bambu merupakan jenis tanaman yang kaya manfaat. Tanaman bambu dapat

dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, hingga rebungnya. Manfaat bambu

tersebut antara lain :

2.4.1 Akar

Menurut Berlian bahwa” akar tanaman bambu dapar berfungsi sebagai penahan

erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Akar bambu juga dapat berperan dalam

menanganai limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring

air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarny”(Berlian, 1995).

2.4.2 Batang

Menurut Winarto dan Ediningtyas bahwa” batang bambu merupakan bagian

yang paling banyak digunakan untuk dibuat berbagai macam keperluan mulai dari

sebagai bahan bangunan, bahan kerajinan dan bahan pembuatan perkakas rumah

tangga. Batang bambu baik masih muda maupun sudah tua dalam keadaan bulat atau

sudah dibelah-belah dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Batang bambu dapat

dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah, komponen konstruksi jembatan, pipa

saluran air dan lain-lain. Batang bambu yang sudah dibelah-belah banyak dimanfaatkan

untuk industri kerajinan dalam bentuk anyaman atau ukiran untuk keperluan hiasan,

perabot rumah tangga dan lain-lain”(Winarto dan Ediningtyas, 2012).

2.4.3 Daun

Menurut Berlian bahwa” daun bambu dapat digunakan sebagai alat

pembungkus, misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Selain itu didalam

pengobatan tradisional daun bambu dapat dimanfaatkan untuk mengobati demam

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

18

panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena daunbambu mengandung zat yang

bersifat mendinginkan.”(Berlian, 1995). Lebih lanjut dijelaskan oleh Gerbono dan

Djarijah bahwa” daun bambu yang tumbuh di ujung cabang dan biasanya akan

berbentuk runcing juga sering diguakan sebagai obat. Bahan yang satu ini memang

sangat ampuh bagi kebanyakan orang yang tidak tenang pikirannya ataupun yang

sedang mengalami insmonia. Namun dengan daun bambu, akan menyembuhkan

penderita tersebut”(Gerbono dan Djarijah. 2009).

2.4.4 Rebung

Menurut Winarto dan Ediningtyas bahwa” rebung bambu merupakan tunas

bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang tumbuh dari rimpang atau rhizoma

bambu, umumnya rebung masih diselubungi oleh pelepah daun yang ditutupi bulu-bulu

halus berwarna kehitaman. Rebung ada yang berbentuk ramping sampai agak

membulat mencapai tinggi hingga 30 cm. Rebung bambu dapat dimanfaatkan sebagai

bahan sayuran segar yang dikemas dan diawetkan sebagai sayuran kaleng. Rebung

bambu dalam kaleng merupakan salah satu komoditas ekspor yang diminati

masyarakat di Jepang, Korea dan Cina. Rebung bambu yang enak dikonsumsi adalah

jenis bambu ater dan bambu betung”(Winarto dan Ediningtyas, 2012).

2.4.5 Tanaman Hias

Menurut Berlian bahwa” tanaman bambu banyak dimanfaatkan sebagai

tanaman hias, mulai dari jenis bambu kecil hingga jenis bambu besar yang banyak

ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu

hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas, halaman

terbatas dan untuk pot.Saat ini bambu hias banyak dicari konsumen, alasannya adalah

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

19

penampilan tanaman bambu yang unik dan menawan sehingga bambu banyak ditanam

sebagai elemen taman yang bergaya Jepang”(Berlian, 1995).

2.5 Analisa Vegetasi

Dijelaskan oleh Ishemat dan Danandry bahwa” analisis vegetasi adalah cara

mempelajari keadaan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi dan masyarakat

tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan umumnya yang diselidiki adalah suatu

tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisis vegetasi agak berlainan dari

inventarisasi hutan yang titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Perbedaan

ini akan mempengaruhi cara sampling. Random sampling hanya mungkin digunakan

apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan

tanaman.”(Ishemat dan Danandry, 1992). Lebih lanjut dijelaskan oleh Syafei bahwa”

analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

sebaran berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung. Analisis

vegetasi dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi

vegetasi yang ada. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak

positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas”(Syafei, 1990).

2.5.1 Petak Tunggal

Pada cara ini kita hanya mempelajari satu petak sampling yang mewakili suatu

tegakan hutan. Besarnya petak tidak boleh terlalu kecil hingga tidak menggambarkan

keadaan tegakan yang dipelajari. Ukuran minimum dari suatu petak tunggal tergantung

pada kerapatan tegakan dan banyaknya jenis-jenis pohon yang terdapat. Makin jarang

tegakannya, maka makin besar ukuran petak tunggal yang digunakan. Ukuran

minimum ini ditetapkan dengan menggunakan kurva spesies area. Caranya dengan

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

20

mendaftarkan jenis-jenis pohon yang terdapat dalam suatu petak kecil. Ukuran petak

ini lalu diperbesar dua kali dan jenis-jenis pohon yang terdapat didaftarkan pula.

2.5.2 Petak Ganda

Dikemukakan oleh ”Soerianegara dan Danandry bahwa”pada cara ini

pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang

letaknya tersebar merata, sebaiknya secara sistematik. Banyaknya petak contoh baik

untuk pohon-pohonan, maupun untuk semak dan tumbuhan bawah serta untuk

permudaan pohon, berbagai ahli berlainan pendapat.Ukuran petak contoh untuk pohon

10 m × 10 m, 4 m × 4 m untuk tumbuh-tumbuhan semak sampai tinggi 3 meter, 1 m ×

1 m untuk tumbuhan bawah dan semak-semak kecil. Mulai menggunakan petak-petak:

0,1 ha untuk pohon; 0,01 ha untuk semak dan sampling; 0,001 ha tumbuh-tumbuhan

bawah dan seedling. Di Indonesia lazim digunakan petak 0,1 ha untuk pohon dan petak

2 m × 2 m untuk seedling”(soerianegara dan Danandry, 1983).

2.5.3 Jalur atau Transek

Dikemukakan oleh Odum, bahwa” transek adalah penampang melintang atau

pandangan samping dari suatu wilayah. Transek merupakan salah satu teknik untuk

memberikan gambaran informasi kondisi biofisik suatu wilayah kajian. Pada awalnya,

transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati

wilayah-wilayah ekologi, yaitu pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat

khusus keadaannya”(Odum, 1971). Lebih lanjut dijelaskan oleh Soerisnegara dan

Danandry bahwa” untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum

diketahui keadaan sebelumnya, paling baik digunakan cara jalur atau transek. Cara ini

paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

21

topografi dan elevasi. Suatu kelompok hutan minimal harus ada 5 jalur dengan jarak

antara 1-5 km yang disesuaikan dengan keadaan lapangan. Untuk memudahkan

perisalahan tegakan dan pengukuran pohon, jalur yang lebarnya 10 m dibagi menjadi

petak-petak kontinu berukuran 10 m × 10 m, sedangkan untuk jalur yang lebarnya 20

m dibagi menjadi petak-petak kontinu yang berukuran 20 m × 20 m.Di dalam jalur

untuk pohon yang lebarnya 20 m dapat dibuat jalur untuk pohon kecil, semak dan

sampling yang lebarnya 10 m, dibagi menjadi petak-petak kontinu yang berukuran 10

m × 10 m dan jalur untuk tumbuhan bawah dan seedling yang lebarnya 2 m dibagi

menjadi petak kontinu berukuran 5 m × 5 m atau 2 m × 2 m”(Soerisnegara dan

Danandry, 1983).

2.5.4 Garis Berpetak

Menurut Kusmana bahwa” metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi cara

petak ganda atau cara jalur. Sebagai modifikasi cara jalur, cara garis berpetak ini terjadi

dengan jalan melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur. Jadi sepanjang rintis

terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Petak-petak pada cara garis

berpetak ini dapat berbentuk persegi panjang, bujur sangkar atau lingkaran. Besarnya

petak-petak itu 10 m × 10 m, 20 m × 20 m, atau 20 m × 50 m atau lingkaran beradius

17,8 m (0,1 ha) (Kusmana, 1997). Lebih lanjut dijelaskan oleh Indriyanto bahwa”

Sebagaimana pada petak ganda dan jalur pada cara garis berpetakpun didalam petak

untuk pohon dapat dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk permudaan. Untuk

kepentingan deskripsi suatu komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga macam

parameter kuantitatif antara lain densitas, frekuensi, dan dominasi. Beberapa parameter

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

22

kuantitatif dalam analisis komunitas tumbuhan adalah sebagai berikut”(Indriyanto,

2006).

1) Densitas/kerapatan

Densitas merupakan jumlah individu per unit luas atau volume. Dengan kata

lain densitas merupakan jumlah individu organisme peratuan ruang. Untuk

kepentingan analisis komunitas tumbuhan, istilah yang mempunyai arti sama dengan

densitas dan sering digunakan kerapatan yang diberi notasi K.

Nilai kerapatan menurut Nilai Buku Mutu Lingkungan (Republik Indonesia.

Kepmen, KLH.No 05/ 1990)yang membagi kerapatan menjadi 5 kategori yaitu :

kerapatan > 201 tergolong sangat tinggi, kerapatan 101-200 tergolong tinggi, kerapatan

51-100 tergolong sedang, kerapatan 21-50 tergolong rendah, dan kerapatan < 20

tergolong sangat rendah”(Republik Indonesia, 1990).

2) Frekuensi

Dijelaskan oleh Indriyanto bahwa” frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah

petak contoh ditemukannya suatu spesies dari jumlah petak contoh yang dibuat nilai

frekuensi tiap spesies dikelompokkan kedalam lima kelas sebagai berikut: kelas A yaitu

spesies spesies yang mempunyai frekuensi 1-20 % tergolong sangat rendah, kelas B

yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 21-40 % tergolong rendah, kelas C

yaitu spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 41-60 % tergolong sedang, kelas D

spesies-spesies yang mempunyai frekuensi 61-80 % tergolong tinggi, kelas E spesies-

spesies yang mempunyai frekuensi 81-100 % tergolong sanagat tinggi”(Indriyanto,

2006).

3) Indeks Nilai Penting

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

23

Menurut Rani bahwa” Indeks nilai penting (importance value index) adalah

parameter kualitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat

penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan. Spesies-spesies yang

dominan dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang

tinggi,indeks nilai penting dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut”(Rani,

2011).

INP = KR + FR + DR

2.6 Potensi Air Dari Vegetasi Bambu

Tanaman bambu paling baik untuk penghijauan. Akar bambu mampu menahan

tanah dan tebing agar tidak terjadi longsor. Pohon bambu mampu menyerap dan

menahan air paling banyak hingga 90 persen dibandingkan jenis pohon lainnya. Dalam

satu rumpun bambu bisa menyimpan 5.000 liter air. Pohon bambu, bahkan mampu

menjernihkan air.

Tanaman bambu yang ditanam di sepanjang daerah aliran sungai ternyata

mampu menambah 240 persen air bawah tanah. Demikian pula di India, Uthan Centre

telah menyoba melakukan penanaman bambu seluas 106 hektare, dan dalam waktu 4

tahun permukaan air bawah tanah meningkat 6,3 meter.

Menurut Liese dalam Pathurahman bahwa” bambu termasuk zat higroskopis,

artinya bambu mempunyai afinitas terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan.

Kayu atau bambu mempunyai kemampuan mengabsorpsi atau desorpsi yang

tergantung dari suhu dan kelembaban. Kandungan air dalam batang bambu bervariasi

baik arah memanjang maupun arah melintang. Hal itu tergantung dari umur, waktu

penebangan dan jenis bambu. Pada umur satu tahun batang bambu mempunyai

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

24

kandungan air yang relatif tinggi, yaitu kurang lebih 120 hingga 130 %, baik pada

pangkal maupun ujungnya. Pada bagian ruas, kandungan air lebih rendah daripada

bagian nodia. Kadar air dinyatakan sebagai kandungan air yang berada dalam

bambu”(Pathurahman, 1998).

2.7 Ketersediaan Air

Dalam memilih air yang bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utama

yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses

pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku yang dapat

digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut :

a) Air hujan

Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan

adalah sebagai berikut :

1) Pada saat uap air terkondensasi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air murni

(H2O), Oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif

rendah yang bersifat lunak.

2) Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan

terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang bereaksi

dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau rendah industri akan menghasilkan

senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan “acid rain” yang bersifat asam

yang agresif.Kontaminan lainnya adalah partikel pada seperti:debu, asap, partikel

cair, mikroorganisme seperti virus dan bakteri.

b) Air permukaan

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

25

Air permukaan yang biasanya dimanfatatkan sebagai sumber penyediaan air bersih

adalah:

1) Air waduk (berasal dari air hujan dan sungai)

2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

3) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

c) Mata Air

Mata air adalah air tanah yang mengalir ke permukaan tanah secara alami

karena adanya gaya gravitasi atau gaya tekanan tanah. Penggunaan mata air sebagai

sumber air bersih dapat dilakukan jika mata air tersebut dihasilkan dari aliran air di

bawah tekanan hidrostatik sebagai akibat dari gaya gravitasi.

2.7.1 Kualitas Air

Tingkat pencemaran air DAS dievaluasi dengan melihat parameter kualitas air

atau mutu air dari suatu badan air atau aliran air di sungai. Kondisi kualitas airmenurun

jika nilai unsur-unsur sifat fisika, kimia, dan biologi air telah melebihi nilai ambang

batas standarnya. Kondisi kualitas air tersebut dipengaruhi oleh jenis penutupan

vegetasi, limbah buangan domestik, industri, pengolahan lahan, pola tanam, dan lain-

lain.

Berdasarkan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas,

yaitu :

1) Kelas I :Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

26

2) Kelas II :Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana atau sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

3) Kelas III :Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air

tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4) Kelas IV :Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

2.7.2 Debit Aliran

Asdak bahwa” debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan

volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran

Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubik per detik (m3/s). Debit

aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang

melintang sungai per satuan waktu”(Asdak, 2002).

Menurut Dumiary bahwa” debit adalah suatu koefesien yang menyatakan

banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur

dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus

lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan”(Asdak, 2002).

Menurut Asdak bahwa” hidrograf aliran merupakan perubahan karakterisitik

yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan

adanya perubahan iklim lokal”( Asdak, 2002). Lebih lanjut dijelaskan oleh Arsyad,

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Beberapa Jenis Bambu ...eprints.umm.ac.id/55233/41/BAB II.pdf7 hitam agak panjang. Pertumbuhan bambu ini pun agak lambat. Batangnya tegak dengan tinggi 20

27

aliran sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa aliran

permukaan dan aliran air dibawah permukaan,debit aliran sungai akan naik setelah

terjadi hujan yang cukup, kemudian yang turun kembali setelah hujan selesai. Grafik

yang menunjukan naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf, bentuk

hidrograf sungai tergantung dari sifat hujan dan sifat daerah aliran

sungai”(Arsyad,2012).

Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur

pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang

lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang

melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan

SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).

2.7.3 Konservasi Air

Dijelaskan oleh Kustamar bahwa” konservasi air adalah upaya memelihara

keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar

senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenui

kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan

datang”(Kustamar, 2013). Lebih lanjut dijelaskan oleh Arsyadbahwa” air merupakaan

kebutuhan utama semua makhluk hidup. Dengan pertambahan penduduk yang sangat

cepat, kebutuhan akan airpun meningkat. Namun air tidak bertambah bahkan

cenderung berkurang akibat pengelolaan yang salah. Kerusakan lingkungan dan

pecemaran air yang meningkat serta jaminan akan tersedianya air tawar yang bersih

telah berkembang menjadi isu global. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya

air yang lebih baik”(Arsyad, 2012).