tinjauan peran perawat sebagai edukator dalam … · tinjauan peran perawat sebagai edukator dalam...
TRANSCRIPT
TINJAUAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST OP DIRUANG RAWAT INAP
BEDAH RSU BAHTERAMAS PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Keperawatan Di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
OLEH
WAODE TITIN APRILIAN
P00320014049
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
HALAMAN PERSETUJUATT I(TUTIASIL
TINJAUAI\I PERAN PERAWAT SEBAGAI EDI'KATOR DALAMMEMBERIKAIT PELAYANAI\I KEPERAWATAI\I PADA
PASIEN POST OP DIRUAI\IG RAWAT INAPBEDAH RSU BAHTERAMAS PROYINSI
SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
Disusun dan Diajukan Oleh :
WAODE TITIN APRILIAN
l\[IM: P00320014049
Telah Mendapat Pereetujuan Tim Pembimbing
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing tI
r{rP. 1956031 1 1981061001 I\[IP. 19700330199503 1001
Mengetahui:
Ke-hia,Jurusan Keperawatan
I\nP. 1956031 I 1981061001
lt
IIALAMAN PENGESAIIAN
TINJAUAI\I PERAN PERAWAT SEBAGAI EDT'KATOR DALAMMEMBERIKAI{ PELAYANA}{ KEPERAWATAI\I PADA
PASMN POST OP DIRUAI\IG RAWAT INAPBEDAH RSU BAIITERAMAS PROVINSI
STJLAWESI TENGGARATAIIT]N 2017
Disusun dan diaiukan oleh :
WAODE.TITtr,{ APRILIANI\[M P00320014049
Telah Dipertahanksn Dihadapan Dewan Penguii Pada Tanggal3l Juli 2017daan llinyatakan Telah Memenuhhi Syarat
Menyetujui:
1. Hj. Sitti Rachmi Misbatu S.Kp., M.Kes
2. H. Taamu, A.Kep.,S.Pd.,M.Kes
3. Asminarsih Z,amalPriq M.Kes.,Sp.Kom
4. Muslimin" L.,A.Kep.,S.Pd.,M.Si
5. lndriono Hadi, S.Kep., Ns.,M.Kes
Mengetahui:
i : :.'tr(gtlipJurusan Keperawatarl
..:...)
1956ffiUD8106r001
MOTTO
Tidak ada kata menyerah sebelum bertanding karena mencoba lebih baik daripada tidak sama sekali, kesempatan hanya datang satu kali, begitu juga
kepercayaan.
Ikhtiar menuju tawakal dan berakhir keterharuan atas kesabaran karena keberhasilan tidak datang secara tiba-tiba, tetapi karena usaha dan
kerja keras.
Kupersembahkan untuk Ayahanda dan Ibunda,
Keluarga dan Sahabat serta Almamaterku tercinta
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
a. Nama : Waode Titin Aprilian
b. Tempat/Tanggal Lahir : Lipu, 30 April 1996
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. Mandjakari H. Buton Utara
II. JENJANG PENDIDIKAN
a. SD Negeri 12 Kulisusu, Tamat Tahun 2008
b. SMP Negeri 6 Kulisusu, Tamat Tahun 2011
c. SMA Negeri 1 Kulisusu, Tamat Tahun 2014
d. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2014-
Sekarang.
v
ABSTRAK
Waode Titin Aprilian (P00320014049) Tinjauan Peran Perawat Sebagai
Edukator Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien Post Op Di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Yang dibimbing oleh Muslimin dan Indriono, (xi + VI Bab + 52 halaman +
9 lampiran + 6 tabel ). Salah satu peran perawat pada pasien post operasi adalah peran sebagai pendidik. Perawat sebagai edukator atau pendidik bertugas
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam upaya menciptakan perilaku yang menunjang kesehatan. Data jumlah pasien Post Op pada tahun 2016 sebanyak 805 pasien dengan operasi khusus sebanyak 60 kasus,
operasi besar sebanyak 197 kasus, operasi sedang sabanyak 548 kasus, dan operasi kecil tidak ada. Bila di rata-ratakan pasien yang dilakukan pembedahan
setiap bulannya sebanyak 67 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan. Peran perawat sebagai edukator membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.Variabel independen yaitu peran perawat (Edukator). Variabel dependen yaitu pasien post operasi. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 6 juli – 12 juli 2017. Populasi penelitian
sebanyak 67 jiwa. Sampel penelitian ini yaitu 40 yang diambil secara Accidental sampling. Menggunakan data sekunder dan primer dengan instrumen penelitian lembar kuesioner. Adapun kesimpulan Hasil penelitian menunjukan sebagian
besar peran perawat dalam mengajarkan yang berperan kurang baik 27 responden (57,5%), berperan dengan baik 13 responden (32,5%), dalam menjelaskan
berperan dengan baik 24 responden (60,0%), berperan kurang baik sebanyak 16 responden (40,0%). kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti adalah sebagian besar kurang baik berperan sebagai edukator sebanyak 26 orang (65,0%) dan
sebagian kecil baik berperan sebagai edukator sebanyak 14 orang (35,0%). Perlunya kesadaran diri dari perawat dalam meningkatkan caring/sense masing
masing individu serta perlu adanya beberapa poster sehubungan dengan hal-hal yang perlu diketahui setelah operasi sehingga menjadi salah satu alternatif yang tepat guna dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
Kata Kunci : Peran, Edukator, Perawat,Pasien, Post Op
Daftar Pustaka : 25 buku (1991-2016) + 3 internet
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Tinjauan Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Memberikan
Pelayanan Keperawatan Pada Pasien Post Op Di Ruang Rawat Inap Bedah
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”. Penelitian ini
disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan.
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua bantuan moril maupun material,
motivasi, dukungan, dan cinta kasih yang tulus serta doa yang tiada henti
dipanjatkan demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu
sampai selesainya karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih kepada
Bapak Muslimin, L., A.Kep., S.Pd., M.Si selaku pembimbing I dan bapak
Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu
dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga
tujukan kepada:
1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Direktur RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
4. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari
5. Tim penguji Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes, H. Taamu,
A.Kep.,S.Pd.,M.Kes, Asminarsih Zainal Prio, M.Kes.,Sp.Kom.
6. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada
Ayahanda Laode Ashar S.Ip dan Ibunda Waode Hasrida S.Pd yang selama ini
telah banyak berkorban baik materi maupun non materi demi kesuksesan
penulis serta terima kasih kepada keluarga besar saya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
8. Teristimewa kakak Ld. Muh. Imam Mahdi yang selama ini sudah membantu
dan selalu menyemangati saat proses perkuliahan dan penullisan KTI.
9. Rekan-rekan mahasiswa poltekkes Kemenkes Kendari Khususnya Sahabat-
sahabatku Hartono, Wayan Swarniti, Nurwiah, GGK, PARKER, HIKMAD
yang senantiasa menyemangati saat proses perkuliahan dan penulisan KTI.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Kendari, Juli 2017
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat penelitian........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perawat ................................................................. 6
B. Tinjauan Tentang Peran Perawat Sebagai Edukator ...................................... 12
C. Tinjauan Tentang Pelayanan Keperawatan ................................................... 16
D. Tinjauan Tentang Post Operasi...............................................................20
E. Tinjauan Tentang Pasien Rawat Inap.....................................................26
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran ......................................................................................... 33
B. Kerangka Konsep....................................................................................... 34
C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 34
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif .................................................. 35
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian .......................................................................................... 36
B. Tempat dan waktu penelitian ...................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 36
D. Jenis dan Cara Pengambilan Data ................................................................ 38
E. Instrument penelitian .................................................................................. 38
F. Pengolahan Data ........................................................................................ 39
G. Analisa Data .............................................................................................. 39
H. Penyajian Data ........................................................................................... 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 41
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 41
C. Pembahasan ............................................................................................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 61
B. Saran ......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Ruangan responden di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Suku responden di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel.5.5 Distribusi Peran Perawat Dalam Memberikan Penjelasan di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel.5.6 Distribusi Peran Perawat Dalam Mengajarkan di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel.5.7. Distribusi Peran Perawat Sebagai Edukator di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara
x
Hal
44
44
45
45
46
46
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 2 Surat Pernyataan Menjadi Persetujuan Menjadi
Responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Surat Pengantar Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Ke
Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penellitian
Lampiran 8 Tabulasi Data Hasil Penelitian
Lampiran 9 Master Tabel Penelitian
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014, Keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat. Keperawatan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, dan ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan obyektif klien. (Syarif, 2012).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,
baik didalam maupun diluar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kita keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Peran perawat adalah tingkah laku perawat yang di harapkan oleh orang lain
untuk berproses dalam sistem sebagai pemberi asuhan, pembela pasien, pendidik,
kordinator, kolaborator, konsultan dan pembaharu (Ali,2002). Salah satu peran
perawat adalah peran sebagai pendidik. Perawat sebagai edukator atau pendidik
bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam
upaya menciptakan perilaku yang menunjang kesehatan (Asmadi, 2008).
2
Pada tahun 2015 total SDMK (Sumber Daya Manusia Kesehatan) di
Indonesia sebanyak 876.984 orang yang terdiri dari 647.170 orang tenaga kesehatan
(73,8%) dan 229.814 orang tenaga penunjang kesehatan (26,2%). Tenaga kesehatan
dengan jumlah terbanyak pada Tahun 2015 yaitu perawat sebanyak 223.910 orang
atau 34,6% dari total tenaga kesehatan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Data jumlah tenaga kesehatan dirumah Sakit Sulawesi Tenggara, tenaga
kesehatan yang bertugas di rumah Sakit pada tahun 2015 cukup proposional sesuai
kebutuhan, karena itu jumlah terbesar diisi oleh tenaga perawat yaitu sebanyak
1.597 orang (Dinkes,2015).
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Bahteramas Kota Kendari
Tahun 2017, diperoleh data perawat yang ada secara keseluruhan pada Tahun 2015
sebanyak 244 orang terdiri dari Laki-laki sebanyak 20 orang dan perempuan 224
orang. Sedangkan pada Tahun 2016 sebanyak 238 orang terdiri dari Laki-laki
sebanyak 17 orang sedangkan perempuan 222 orang.
Selain itu, berdasarkan pengambilan data awal di RSU Bahteramas
diperoleh data jumlah pasien Post Operasi yang dilakukan pembedahan Pada tahun
2016 adalah sebanyak 805 pasien dengan operasi khusus sebanyak 60 kasus,
operasi Besar sebanyak 197 kasus, operasi sedang sebanyak 548, dan operasi kecil
tidak ada. Sehingga, bila dirata – ratakan pasien yang dilakukan pembedahan setiap
bulannya pada tahun 2016 sebanyak 67 kasus. Sedangkan pada Tahun 2017 bulan
1, diperoleh data jumlah pasien Post Operasi sebanyak 68 orang.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Raditya
Wahyu Hapsari (2013) dengan judul Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
3
dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr.
H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso menunjukkan bahwa jumlah responden
dengan kategori tidak aman sebanyak 43 responden (57,3%) dan jumlah responden
dengan kategori aman sebanyak 32 responden (42,7%). Hasil penelitian pada 75
pasien menggambarkan sebagian besar responden belum merasa aman. Kebutuhan
rasa aman adalah kebutuhan untuk terbebas dari ancaman fisik dan psikologis.
Ancaman tersebut dapat berupa penyakit itu sendiri, suhu, lingkungan, polusi
udara,kecelakaan, dan akibat pemaparan lingkungan. Tingkat kesadaran dan tingkat
pengetahuandapat membuat pasien merasa tidak aman. Tingkat kesadaran
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keamanan pasien. Pasien
koma atau pasien-pasien yang menjalani perawatan dengan komplikasi atau sakit
kritis akan mengalami penurunan respon terhadap rangsangan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Tinjauan Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam
Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Diruang
Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017“.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peran
Perawat Sebagai Edukator Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada
Pasien Post Operasi di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ? ”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Peran
Perawat Sebagai Edukator Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada
Pasien Post Operasi Diruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran peran perawat sebagai edukator tentang
memberikan penjelasan mengenai perawatan pada pasien Post Operasi Di
Ruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017.
b. Mendapatkan gambaran peran perawat sebagai edukator dalam mengajarkan
atau menfasilitasi pengajaran pada pasien Post Operasi Di Ruang Rawat
Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
1) Sebagai sumber pengembangan pengetahuan tentang Peran Perawat
Sebagai Edukator dalam memberikan Pelayanan Keperawatan pada pasien
Post Operasi Diruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
2) Sebagai salah satu acuan atau salah satu referensi dalam mengaplikasikan
ilmu keperawatan yang diperoleh dari proses perkuliahan.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi Rumah Sakit
Dapat menjadi masukan bagi institusi Rumah Sakit dalam
mengembangkan peran perawat sebagai edukator
b. Bagi masyarakat
Dapat memperoleh pengetahuan dan masukan khususnya dalam
pemberian pelayanan keperawatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Peran Perawat
1. Pengertian perawat
Perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai pendidikan dalam
sistem pelayanan kesehatan dan memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan (Budiono dan Sumirah Budi,2015).
Tugas pokok perawat menurut Kep Men PAN No 94 Th 2001 tentang
jabatan fungsional perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan berupa
asuhan Keperawatan/kesehatan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan, serta pembinaan peran satu serta masyarakat dalam rangka
kemandirian dibidang keperawatan/kesehatan dalam Hilman (2013).
2. Pengertian Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap kedudukan dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil dalam Hilman (2013).
3. Peran Perawat
Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat
untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri
dari :
7
a. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.
b. Peran perawat sebagai advokat klien ( pembela klien )
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, pasien mempunyai hak yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi mengenai
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugi akibta kelalaian (Hidayat, (2008).
Doheni dalam Hilman (2013) Sebagai advokat klien, perawat berfungsi
sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advokasi
sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oeh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien)
8
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan keperawatan.
c. Peran perawat sebagai Edukator (pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
Doheni dalam Hilman (2013) sebagai pendidik klien, perawat membantu
klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang
terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga
klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang
diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidik
kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan,
dan lain sebagainya.
d. Peran perawat sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Peran perawat sebagai kolaborator (kerjasama)
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
9
f. Peran perawat sebagai Konsultan (penasihat)
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
Peran sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat bagi pasien. Dimana peran ini berfungsi memecahkan
atau mendapat solusi dari berbagai masalah yang dialami oleh klien (dalam
hal ini pasien), masalah yang dimaksud disini bukan hanya berupa penyakit
yang diderita klien, tetapi juga semua hal yang dapat mengancam
kesehatannya. Peran konsultasi ini juga berlaku terhadap keluarga
pasien/perawat dan perawat lain. (Elfiani,2012).
g. Peran perawat sebagai pembaharuan (Peneliti)
Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan (Hidayat, 2008 : 31).
4. Peran Perawat di Rumah Sakit
Hasil Lokakarya Nasional Keperawatan 1983 dikutip oleh Budiono dan
Sumirah Budi,2015, peran perawat mencakup:
a. Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan
dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, secara langsung
atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan
10
masyarakat. Ini merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang profesional, menerapkan ilmu atau
teori, prinsip, konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa
keperawatan.
Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk
menanggulangi masalah-masalah individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam lingkup
kesehatan dan melatih diri sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut.
Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan saat
menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan.
b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan insitusi keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat
juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan
keperawatan.
c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
11
lainnya. Salah satu aspek yang perlu di perhatikan dalam keperawatan adalah
aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu
sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Perawat sebagai peneliti dan pengembangan pelayanan keperawatan
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (inovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh
melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada hakikatnya adalah
melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan
sejauh mana efektivitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil
penelitian, perawat dapat menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu
yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk
selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan media massa atau media
informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka:mengembangkan ilmu keperawatan dan
meningkatkan praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan
keperawatan pendidik keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawata
juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta
dalam kegiatan penelitian kesehatan.
B. Tinjauan Tentang Peran Perawat Sebagai Edukator
1. Pengertian
12
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. perawat sebagai pendidik berperan dalam mengajarkan ilmu kepada
individu, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan (Sudarma,2008). Perawat
menajalankan perannya sebagai pendidik dalam upaya untuk meningkatkan
kesehatan melalui perilaku yang menunjang untuk kesehatannya (Asmadi,2008).
Perawat sebagai pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengkaji
kekuatan dan akibat yang ditimbulkan dari pemberian informasi dan perilaku
yang diinginkan oleh individu (Nursalam,2008).
2. Kemampuan yang harus dimiliki Perawat Sebagai Edukator
Menurut Asmadi (2008), perawat sebagai pendidik arus memiliki
kemampuan sebagai syarat utama antara lain :
a. Ilmu pengetahuan yang luas. Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang
dilakukan oleh seorang pendidik secara sadar untuk membujuk orang lain
agar dapat berperilaku dan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang
sesuai. Ketika pendidik melaksanakan tugasnya, maka terjadi transfer ilmu
penegtahuan yang mendukung agar perannya sebagai edukator dapat
terlaksana dengan baik dan benar.
b. Komunikasi. Keberhasilan proses pendidikan pada pasien dan keluarga
dipengaruhi oleh kemampuan perawat dalam komunikasi. Kemampuan
berkomunikasi ini merupakan aspek yang penting dalam asuhan keperawatan.
Perawat berinteraksi dengan pasien selama 24 jam dan akan selalu
13
berkomunikasi dengan pasien. Interaksi yang terjadi antara perawat dengan
pasien merupakan bagian dari komunikasi. Perawat dapat memberikan
penjelasan kepada pasien, memberi motivasi, mengukur pasien, dan
menjalankan tugas lainnya dengan komunikasi. Komunikasi perawat yang
baik secara verbal dan non verbal akan meningkatkan pula citra
profesionalisme yang baik pada perawat.
c. Pemahaman psikologis. Perawat harus mampu memahami psikologis
seseorang agar dapat membujuk orang lain untuk berperilaku sesuai yang
diharapkan. Perawat harus meningkatkan kepeduliannya dan kepekaan
hatinya.
Ketika perawat dapat memahami hati dan perasaan pasien maka
informasi yang diberikan oleh perawat akan dapat langsung diterima oleh
pasien sehingga tujuan pendidikan kesehatan dapat tercapai.
d. Menjadi model/contoh. Upaya yang dapat dilakukan perawat untuk
meningkatkan profesionalisme perawat dilakukan melalui pembuktian secara
langsung yaitu perawat dapat memberikan contoh atau model dalam
pangajaran.
Menurut standar perawat profesional dari college of Nurse in Ontario
(CNO) tahun 2009,perawat sebagai pendidik di lingkungan klinik harus mampu :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien
14
Merupakan penyampaian informasi penjelasan kepada seseorang
merupakan hal yang paling mendasar yang dapat dilakukan oleh pendidik.
Pernyataan Davies (1991) meyatakan bahwa memberikan penjelasan
merupakan metode yang paling mudah untuk menyampaikan informasi.
b. Mendukung kemampuan pasien
Merupakan salah satu indikator peran perawat sebagai edukator. Menurut
Rohani&Ahmadi (1995), menasehati merupakan salah satu bentuk
memotivasi seseorang untuk mau melakukan apa yang diajarkan. Menasehati
(mendukung kemampuan pasien) sangat5 mempengaruhi keberhasilan dalam
pengajaran pasien (Rohani&Ahmadi, 1995). Hal ini diperkuat oleh Bastable
(2002) yang menyatakan bahwa kurangnya dorongan dan dukungan yang
terus menerus dari perawat akan mengurangi potensi pasien dalam
pembelajaran. Lasmito (2009) juga mengatakan bahwa peran perawat sebagai
edukator salah satunya memberikan dukungan dalam pembelajaran pasien.
c. Memfasilitasi pengajaran
Merupakan peran sebagai pendidik menjalankan perannya salah satunya
dalam memberikan pelatihan keterampilan kepada pasien atau keluarga
pasien (Susanto,2012). Mengajarkan sama halnya dengan menerapkan
tentang hal-hal yang telah dijelaskan (Bastable, 2002).
d. Memberikan model/contoh.
Merupakan memberikan contoh sama halnya dengan memberikan
peragaan. Memberikan contoh meliputi semua pekerjaan panca indra untuk
mencapai pengertian pemahaman sesuatu hal secara lebih cepat dengan
15
menggunakan alat-alat indra. Peragaan dapat dilakukan secara langsung
maupun tak langsung. Peragaan langsung dengan menunjukkan suatu
percobaan, dan peragaan tak langsung dapat dilakukan dengan menunjukkan
tanda tiruan misalnya gambar atau foto (Davies, 1991).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Raditya
Wahyu Hapsari (2013) dengan judul Hubungan Peran Perawat Sebagai
Edukator dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien di Ruang Rawat
Inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso menunjukkan bahwa
jumlah responden dengan kategori tidak aman sebanyak 43 responden
(57,3%) dan jumlah responden dengan kategori aman sebanyak 32 responden
(42,7%). Hasil penelitian pada 75 pasien menggambarkan sebagian besar
responden belum merasa aman. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan
untuk terbebas dari ancaman fisik dan psikologis. Ancaman tersebut dapat
berupa penyakit itu sendiri, suhu, lingkungan, polusi udara,kecelakaan, dan
akibat pemaparan lingkungan. Tingkat kesadaran dan tingkat
pengetahuandapat membuat pasien merasa tidak aman. Tingkat kesadaran
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keamanan pasien. Pasien
koma atau pasien-pasien yang menjalani perawatan dengan komplikasi atau
sakit kritis akan mengalami penurunan respon terhadap rangsangan.
C. Tinjauan Tentang Pelayanan Keperawatan
1. Pengertian Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik
sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk
16
peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu
tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
(Handerson 1980) dalam (Lioni Yunita,2013).
Keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditunjukkan
kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya keperawatan
Nasional, 1983) (Budiono dan Sumirah Budi,2015).
Craven dan Hirnle dalam Kozier (2011) proses keperawatan adalah
proses penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok masyarakat, baik sakit maupun
sehat. Sebagai proses keperawatan mempunyai langkah-langkah pengkajian
keperawatan, penentuan diagnosa keperawatan, tujuan, perencanaan
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. (Budiono
dan Sumirah Budi,2015).
2. Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan mempunyai peran penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan secara komprehensif. Oleh karena itu,
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat harus
profesional dengan menerapkan prinsip asuhan keperawatan yang memenuhi
standar praktek keperawatan. (Lioni Yunita (2013).
17
Menurut Nursalam (2008), bahwa asuhan keperawatan adalah mencakup
beberapa aspek, diantaranya : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanan,
dan evaluasi. Kelima aspek asuhan keperawatan menurut Gordon dalam
(Nursalam,2008) dalam Yunita (2013) sebagai berikut :
a. Pengakajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu
pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu,
sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari
American Nursing Association (ANA). Pengakajian data dasar pada proses
keperawatan merupakan kegiatan yang komprehensif dan menghasilkan
kumpulan data mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk
mengelola kesehatan dan perawatan terhadap dirinya sendiri, serta hasil
konsultasi medis (terapi) atau profesi kesehatan lainnya.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan dan risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
18
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah (Carpenito, 2000)
dalam Nursalam (2008). Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk
mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status
kesehatan atau penyakit, faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan
suatu masalah (etiologi), dan kemampuan klien yang mencegah atau
menyelesaikan masalah. Setelah semua data telah diperoleh dan telah
diidentifikasi maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatannya. Penegakan
diagnosa keperawatan harus melalui klasifikasi dan analisis data,
interpretasi data, dan validasi data. Selanjutnya setelah semua langkah telah
dilakukan maka diagniosa keperawatan dapat ditegakkan.dalam Yunita
(2013).
c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang telah
diidentifikasi pada diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi. Pada dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari tindakan
observasi, pengawasan, terapi keperawatan, pendidikan kesehatan dan
kolaborasi. Secara sederhana, perencanaan keperawatan dapat diartikan
sebagai suatu dokumen tulis tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan,
dan tindakan keperawatan. dalam, Lioni Yunita (2013).
19
d. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan menfasilitasi koping. Dalam Lioni Yunita (2013).
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa
keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Evaluasi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, sedangkan evaluasi hasil
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan
umum yang telah dilakukan. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis,
perencanaan, dan implementasi.
D. Tinjauan Tentang Post Operasi
1. Pengertian
Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai
saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya (Hidayat,(2008). Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan
20
pasien dari ruangan bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien
pulang.
2. Jenis-jenis operasi
a. Menurut fingsinya (tujuannya), potter dan perry (2006) membagi menjadi :
1) Diagnostik: biopsi, laparatomi eksplorasi
2) Kuratif (ablatif): tumor, appendiktom
3) Reparatif: memperbaiki luka multiple
4) Rekonstruksi: memoplasti, perbaikan wajah
5) Paliatif: menghilangkan nyeri,
6) Transpalantasi: penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau
struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).
b. Menurut Luas dan Tingkat Resiko:
1) Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai
tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.
2) Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibanding dengan operasi mayor.
3. Tahapan Keperawatan Pasca Operasi
Menurut Majid et al (2011), perawatan pascaoperasi meliputi beberapa
tahapan:
a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan
21
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit
perawatan pasca-operasi (RR: Recovery room) memerlukan pertimbangan-
pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak insisi
bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan, letak insisi bedah harus selalu di
pertimbangkan setiap kali pasien pasca operatif di pindahkan. Selain itu,
pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat
drain dan delang drainase.
b. Perawatan pasca-operasi di ruang pemulihan
Pasien harus di rawat sementara di ruang pulih sadar sampai kondisi
pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat
untuk di pindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan). Perbandingan
perawat-pasien saat pasien dimasukkan ke RR adalah 1:1 (Baradero et al,
2008).
Pasien tetap berada dalam RR sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh
anastesi, yaitu pasien telah mempunyai tekanan darah yang stabil, fungsi
pernapasan adekuat, saturasi O2 minimum 95% dan tingkat kesadaran yang
baik.
c. Transportasi pasien ke ruang rawat (bangsal)
Transportasi pasien bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang
rawat dengan mempertahankan kondisi tetap stabil.
22
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat transportasi klien:
1) Perencanaan
Pemindahan klien merupakan prosedur yang dipersiapkan
semuanya dari sumber daya manusia sampai dengan peralatannya.
2) Sumber daya manusia (ketenagaan)
Bukan sembarang orang yang bisa melakukan prosedur ini.
Orang yang boleh melakukan proses transfer pasien adalah orang yang
bisa menangani keadaan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi selama
transportasi.
3) Equipment (peralatan)
Peralatan yang di persepsikan untuk keadaan darurat, misal:
tabung oksigen, sampai selimut tambahan untuk mencegah hipotermi
harus di persiapkan dengan lengkap dan dalam kondisi siap pakai.
4) Prosedur
Untuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi
dulu dan sebagainya. Prosedur-prosedur pemindahan pasien dan posisi
pasien harus benar-benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan
pasien.
5) Passage (jalur lintasan)
Hendaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang paling
singkat. Ekstra waspada terhadap kejadian lift yang macet dan
sebagainya.
23
d. Perawatan di ruang rawat (bangsal)
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus perawat
lakukan, yaitu (Majid et al, 2011):
1) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage,
tube/selang, dan komplikasi.
2) Manajemen luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal.
3) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM (range of
motion), nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk
mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan lendir.
4) Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi
pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan
spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti
sedia kala.
5) Discharge planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu di hindari dan
di lakukan sehubungan dengan kondisi/penyakitnya pasca-operasi.
24
4. Komplikasi Post Operasi
Menurut Rothrock (1999), komplikasi yang akan muncul saat
pascaoperasi diantaranya:
a. Pernapasan
Komplikasi pernapasan yang mungkin timbul termasuk hipoksemia yang
tidak terdeteksi, atelektasis, bronkhitis, bronkhopneumonia, pneumonia
lobaris, kongesti pulmonal hipostatik plurisis, dan siperinfeksi (Smeltzer &
Bare, 2001). Gagal pernapasan merupakan fenomena pasca-operasi,
biasanya karena kombinasi kejadian.
b. Kardiovaskuler
Komplikasi kardiovaskuler yang dapat terjadi antara lain hipotensi,
hipertensi, aritmia jantung, dan payah jantung (Baradero et al, 2008).
c. Perdarahan
Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien
diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki membentuk sudut 20
derajat dari tempat tidur sementara lutut harus di jaga tetap lurus.
d. Hipertermia maligna
Hipertermia maligna sering kali terjadi pada pasien yang dioperasi.
Angka mortalitasnya sangat tinggi lebih dari 50%, sehingga diperlukan
penatalaksanaan yang adekuat.
e. Hipotermia
25
Hipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah 36,6 oc (normotermi:
36,6 oc-37,5oc). Hipotermi yang tidak diinginkan mungkin saja dialami
pasien sebagai akibat suhu rendah di kamar operasi (25oc-26,6oc).
5. Diet Pasca Bedah
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang di berikan
kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah
pembedahan tergantung pada macam operasi atau pembedahan dan jenis
penyakit penyerta. Mengonsumsi jenis makanan yang tepat tentunya dapat
mempercepat proses penyembuhan. Makanan yang kaya protein seperti susu
atau kacang-kacang juga dapat membantu tubuh untuk memenuhi nutrisi dan
mempercepat pemulihan.
Tujuan diet pasca Bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Syarat diet post operasi:
a. Tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
b. Tidak menyebabkan gatal pada luka
c. Cukup vitamin
26
d. Mudah di cerna
e. Memberi makanan secara bertahap mulai dari cair, lunak dan selanjutnya
padat
f. Lebih baik makanan bersuhu dingin.
E. Tinjauan Tentang Pasien Rawat Inap
1. Pasien
a. Pengertian
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patient yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya “menderita“.Orang sakit
(yang dirawat dokter), penderita (sakit).
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali
pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter
untuk memulihkannya.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 269/ MENKES/ PER/ III/
2008 tentang rekam medis, pasien adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter
atau dokter gigi.
27
Beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pasien
yaitu:setiap orang, menerima/memperoleh pelayanan kesehatan; secara
langsung maupun tidak langsung; dan dari tenaga kesehatan. dalam Kusuma
(2014).
b. Hak Pasien Di Rumah Sakit
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
person.
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa
diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan.
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dirumah sakit.
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinis dan pendapat etiknya tanpa campur tangan dari pihak
luar.
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar
dirumah sakit tersebut terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
28
8) Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a) Penyakit yang di derita
b) Tindakan medis apa yang hendak dilakukan
c) Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya
d) Alternatif terapi lainnya
e) Prognosisnya
f) Perkiraan biaya pengobatan
10) Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung
jawab sendiri sesudah memproleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
12) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
29
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
c. Kewajiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan
tata tertib rumah sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4) Pasien dan/atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
5) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya. Soeparto (2006) dalam
Kusuma (2014).
2. Rawat Inap
a. Pengertian
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
dimana pasien di inapkan dirumah sakit dalam Kusuma (2014).
Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan Rumah Sakit dimana
penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari
Pelaksana Pelayanan Kesehatan atau Rumah Sakit Pelaksana Pelayanan
Kesehatan lain.
30
Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang
rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta
puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya
penderita harus menginap.. dalam Kusuma(2014).
Rawat inap adalah suatu bentuk perawatan, di mana pasien di rawat dan
tinggal di rumah Sakit untuk jangka waktu yang tertentu. Selama pasien di
rawat, rumah Sakit harus memeberikan pelayanan yang terbaik kepada
pasien. Posma (2001) dalam Kusuma (2014).
1) Memberikan bantuan kepada orang mempunyai kebutuhan.
2) Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini :
a) Apa yang mereka kehendaki
b) Kapan mereka menghendaki
c) Siapa yang ingin mereka temui
d) Mengapa mereka menginginkannya
e) Cara apa yang mereka kehendaki dalam melakukan pekerjaan
tersebut.
b. Kegiatan pelayanan rawat inap
1) Penerimaan pasien (Admission)
2) Pelayanan medik
3) Pelayanan penunjang medik
4) Pelayanan perawatan
31
5) Pelayanan obat
6) Pelayanan makanan
7) Pelayanan administrasi keuangan
c. Tujuan pelayanan Rawat Inap
Tujuan pelayanan rawat inap menurut Dolores dan Doris (1969) dalam
Kusuma (2014) adalah :
1) Membantu penderita memenuhi kebutuhan sehari-hari sehubungan
dengan penyembuhan penyakitnya.
2) Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit
maupun antara profesi.
3) Menyediakan tempat/latihan/praktek bagi siswa perawat.
4) Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan
keterampilan dalam hal keperawatan.
5) Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya
gagasan yang kreatif.
6) Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode
keperawatan yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.
7) Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau
perbaikan praktek keperawatan di pergunakan.(Irma Kusuma,2014).
d. Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Jacobalis (1990) dalam Kusuma (2014) kualitas pelayanan kesehatan di
ruang rawat inap rumah sakit dapat di uraikan dari beberapa aspek,
diantaranya adalah :
32
1) Penampilan keprofesian atau aspek klinis
Aspek klinis menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter
dan perawat dan tenaga profesi lainnya.
2) Efisiensi dan efektifitas
Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya rumah sakit
agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
3) Keselamatan pasien
4) Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien.
5) Kepuasan pasien
Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental dan sosial pasien terhadap
lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan,
keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya dalam Kusuma
(2014).
33
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Peran perawat sebagai edukator adalah meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. perawat
sebagai pendidik berperan dalam mengajarkan ilmu kepada individu, keluarga,
masyarakat dan tenaga kesehatan (Sudarma,2008).
Penilaian terhadap peran perawat sebagai edukator memiliki 4 indikator
yaitu memberikan penjelasan, menasehati (mendukung kemampuan pasien),
mengajarkan (menfasilitasi pengajaran), memberikan contoh.
Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Perawatan pascaoperasi meliputi beberapa tahapan yaitu pemindahan pasien
dari kamar operasi ke ruang pemulihan, perawatan pasca-operasi di ruang
pemulihan, transportasi pasien ke ruang rawat (bangsal), perawatan di ruang rawat
(bangsal).
Rawat inap adalah suatu bentuk perawatan, di mana pasien di rawat dan
tinggal di rumah Sakit untuk jangka waktu yang tertentu.
34
Sehubungan dengan penjelasan tersebut perawat bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada pasien khususnya dalam menjalankan
perannya sebagai edukator pada pasien Post Operasi di ruang Rawat Inap bedah
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Kerangka Konsep Penelitian
Peran Perawat Sebagai Edukator di RSU Bahteramas
Keterangan :
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak di teliti
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran perawat dalam hal ini Peran
perawat sebagai Edukator (pendidik).
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pasien post operasi
Peran Perawat Sebagai Edukator di
Rumah Sakit Bahteramas
Memberikan penjelasan
Mengajarkan
Pasien Post Operasi menasehati
Memberikan contoh
35
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
1. Pasien Rawat Inap dalam penelitian ini adalah pasien post operasi yang sedang
di Rawat diruang Mawar dan Laika Waraka RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
2. Peran perawat sebagai edukator dalam penelitian ini adalah perawat
menjelaskan pengajaran, pengetahuan dan informasi pada pasien post operasi..
Kriteria Objektif :
1) Baik: jika responden mendapat skor > 50 %
2) Kurang Baik : jika responden mendapat skor ≤ 50 %
3. Peran Perawat sebagai edukator dalam memberikan penjelasan tentang
perawatan post operasi adalah pemberian informasi tentang pemberian obat,
perawatan luka dan asupan nutrisi post operasi.
Kriteria Objektif :
1) Baik: jika responden mendapat skor > 50 %
2) Kurang Baik : jika responden mendapat skor ≤ 50 %
4. Peran perawat sebagai edukator dalam memfasilitasi pengajaran adalah
pemberian pelatihan keterampilan tentang mengajarkan mobilisasi dini dan
discharge planning, meliputi batuk efektif, latihan napas dalam, ROM, miring
kanan – miring kiri dan perawatan luka di rumah.
Kriteria Objektif :
1) Baik : jika responden mendapat skor > 50 %
2) Kurang Baik : jika responden mendapat skor ≤ 50 %
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang digunakan untuk
memperoleh gambaran Peran Perawat sebagai Edukator Dalam Memberikan
Pelayanan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Rawat Inap Bedah
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 6 juli– 12 juli 2017
2. Tempat
Penelitian ini telah dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012). Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien yang di rawat di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara, khususnya pasien Rawat Inap diruang Mawar dan Laika
Waraka Bedah sebanyak 67 jiwa.
37
2. Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
Insidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2016).
Pada penelitian ini, jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus
(Siswanto, 2011):
=
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan atau yang diinginkan 90 % (0,1)
=
=
=
=
38
= 40,12
= 40 orang
Kriteria inklusi subjek penelitian :
a. Pasien post operasi bedah
b. Orang tua yang memiliki anak yang dirawat dengan post operasi bedah
c. Orang yang dapat membaca, menulis dan bersedia menjadi sampel
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu lembar
“Kuesioner” yang akan di isi oleh responden.
E. Jenis dan cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, dengan
menggunakan lembar kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yaitu data peran
perawat sebagai edukator terhadap pasien Post Operasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi rekam medic di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara berupa buku registrasi pasien untuk mengumpulkan data tentang
pasien post operasi.
39
2. Cara Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui lembar kuesioner, yang terdiri atas 3 lampiran
yaitu lembar permohonan, persetujuan dan kuesioner yang terdiri atas 10
pertanyaan yang akan diisi oleh responden berdasarkan peran perawat sebagai
edukator terhadap pasien post operasi.
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dari responden kemudian akan diolah dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing, yaitu melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh kemudian
diteliti apakah terdapat kekeliruan atau data tidak lengkap dalam penelitian.
2. Coding, yaitu memberikan kode pada setiap lembar data yang ada dengan
maksud agar memudahkan dalam menganalisa data.
3. Scoring, yaitu memberikan skor pada data yang telah dikumpulkan
4. Tabulating, yaitu menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
G. Teknik Analisa Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
X = x k
40
Keterangan :
X : Jumlah presentase variabel yang diteliti
a : Jumlah tindakan yang dilakukan dengan benar
n : Jumlah tindakan yang ada di dalam observasi
k : Konstanta (100%) (Arikunto, 2006:35)
H. Penyajian Data
Penyajian dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang kemudian
dinarasikan secara deskriptif (memaparkan) variabel yang diteliti.
41
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Prov. Sultra berpindah lokasi
dari jalan Dr.Ratulangi No. 151 Keluarahan kemaraya kecamatan mandonga
ke jalan Kapt. Pierre Tendean No. 40 baruga, dan bernama RSU Umum
daerah (RSUD) Bahtermas Provinsi Sultra. Di lokasi yang baru ini mudah di
jangkau dengan kendaraan umum dengan batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
2) Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
3) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
4) Sebelah barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Lingkungan Fisik
RSU Bahteramas berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha. Luas seluruh
bangunan adalah 53269 m2, luas bangunan terealisasi sampai dengan akhir
tahun 2015 adalah 35410 m2. Pengelompokkan ruangan berdasarkan
fungsinya sehingga menjadi 4 kelompok yaitu, kelompok kegiatan
pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok
kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan administrasi.
42
c. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas pokok dan fungsi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara berdasarkan pada perda No. 5 tahun 2008 tentang susunan
organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara dan pola tata kelola RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagamana tersebut di atas,
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi yakni :
1) Menyelenggarakan pelayanan medik;
2) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
7) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
8) Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
d. Sarana dan Prasarana
1) Luas lahan dan bangunan
RSU Bahteramas Provinsi Sultra dengan luas 17 Ha, memiliki 17
bangunan fisik, yang sampe saat ini masih terus menerus di tambah
43
sesuai dengan master plan pembangunan rumah sakit. Luas seluruh
bangunan adalah 22.577,38 m2 dan halaman parkir seluas ± 1.500 m2.
Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Di
samping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang
tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi, pengelolaan
makanan, pemeliharaan atau perbaikan instalansi listrik dan air,
kebersihan dan lain-lain.
Untuk menunjang kegiatan pelayanan, terdapat 16 Instalasi
penunjang dan Unit Tranfusi darah (UTD). Instalasi yang ada yaitu
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalansi Gawat Darurat
(IGD), Instalasi Perawatan Intensif (ICU), Instalasi Radiologi, Instalasi
Patologi Klinik (Laboratorium), Instalasi Patologi Anatomi, Instalasi
Farmasi, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehabilitas Medik, Instalasi
Gizi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi
Sanitasi, Instalasi Binatu, Intalasi Sterilisasi dan Desinfektan, Instalasi
Gas Medik, dan Instalasi Pemulasaran Jenazah.
2. Karakteristik Umum Penelitian
Analisis ini dilakukan untuk melihat secara umum karakterisik responden
dan karakteristik objek penelitian dengan mendeskripsikan berdasarkan ciri-ciri
setiap sampel yang diteliti sebagai berikut :
44
a. Karakteristik responden menurut umur
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 12-16 3 7,5
2 17-25 3 7,5
3 26-35 9 22,5
4 36-45 11 27,5
6 46-55 4 10,0
7 56-65 5 12,5
8 >65 5 12,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2017
Persentase diatas menunjukan bahwa persentase terbanyak yaitu
pada umur 36-45 sebanyak 11 responden (27,5%) dan yang terendah pada
golongan umur 12-16 dan 17-25 yang masing-masing sebanyak 3
responden (7,5%).
b. Karakteristik responden menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Jenis Kelamin Responden Frekuensi %
1. Laki-laki 16 40,0%
2. Perempuan 24 60,0%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Tabel di atas menunjukan bahwa persentase terbanyak adalah
jenis kelamin perempuan sebanyak 24 responden (60,0%) dan paling kecil
jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang (40,0%)
45
c. Karakteristik responden menurut Ruangan
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi Ruangan responden
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Ruangan Frekuensi %
1. Mawar 7 17,5%
2. Laika Waraka 33 82,5%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Tabel diatas menunjukan presentase ruangan terbanyak pada
responden yang berada di ruangan Laika Waraka sebanyak 33 orang
(82,5%) dan yang terendah di ruangan Mawar sebanyak 7 orang (17,5%).
d. Karakteristik responden menurut Suku
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi Suku responden
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Suku Frekuensi %
1. Tolaki 17 42,5%
2. Bugis 13 32,5%
3. Jawa 3 7,5%
4. Wawoni’i 1 2,5%
5. Bali 2 5,0%
6. Muna 4 10,0%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Tabel diatas menunjukan presentase Suku terbanyak pada
responden yaitu Suku Tolaki sebanyak 17 orang (42,5%) dan yang
terendah Suku Wawoni’i sebanyak 1 (2,5%).
46
3. Analisis distribusi frekuensi dan persentase variabel penelitian
Analisis ini dilakukan untuk melihat secara umum variabel penelitian
dengan mendeskripsikan hasil-hasil penelitian berdasarkan variabel yang diteliti
sebagai berikut :
a. Peran Perawat Sebagai Edukator
1) Peran Perawat Dalam Memberikan Penjelasan
Tabel.5.5
Distribusi Peran Perawat Dalam Memberikan Penjelasan
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Memberikan Penjelasan Frekuensi %
1. Baik 24 60,0%
2. Kurang Baik 16 40,0%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Dalam Memberikan Penjelasan, dimana perawat yang
memberikan penjelasan dengan baik sebanyak 24 orang (60,0%) dan yang
kurang baik sebanyak 16 orang (40,0%).
2) Peran Perawat Dalam Mengajarkan
Tabel.5.6
Distribusi Peran Perawat Dalam Mengajarkan
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Mengajarkan Frekuensi %
1. Baik 13 32,5%
2. Kurang Baik 27 57,5%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Dalam Mengajarkan, dimana perawat yang
47
mengajarkan dengan baik sebanyak 13 orang (32,5%) dan yang kurang
baik sebanyak 27 orang (57,5%).
3) Peran Perawat Sebagai Edukator
Tabel.5.7
Distribusi Peran Perawat Sebagai Edukator
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Peran Perawat Sebagai Edukator Frekuensi %
1. Baik 14 35,0%
2. Kurang Baik 26 65,0%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2017
Distribusi frekuensi Peran Perawat Sebagai Edukator di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana perawat yang berperan
dengan baik sebanyak 14 orang (35,0%) dan yang kurang baik sebanyak
26 orang (65,0%).
B. Pembahasan
1. Peran Perawat Dalam Memberikan Penjelasan
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Memberikan Penjelasan, dimana perawat
yang memberiakn penjelasan dengan baik sebanyak 24 orang (60,0%) dan yang
kurang baik sebanyak 16 orang (40,0%).
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Memberikan Penjelasan, dimana perawat
yang memberiakn penjelasan dengan baik sebanyak 24 orang (60,0%).
Di lihat dari karakteristik responden berdasarkan kelompok umur, yang
terbanyak kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 7 orang (17,5%) dan yang
terendah kelompok umur 12-16 tahun dan >65 tahun yang masing-masing
48
sebanyak 2 orang (5,0%). Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 8 laki-laki
(20,0%) dan 16 perempuan (40,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 3 orang di
ruang mawar (7,5%), dan 21 orang di ruang laika waraka (52,5%). Berdasarkan
suku, yang terbanyak suku tolaki terdapat 12 orang (30,0%), serta yang terkecil
suku wawoni’i dan bali yang masing-masing terdapat 1 orang (2,5%).
Dari 5 pertanyaan tentang peran perawat sebagai edukator dalam
memberikan penjelasan, 2 pertanyaan dengan nilai total tertinggi adalah
pertanyaan nomor 4 tentang peran perawat dalam menjelaskan tentang
perawatan luka, pertanyaan nomor 1 tentang peran perawat dalam menjelaskan
tentang nama dan manfaat obat serta pertanyaan nomor 5 tentang peran perawat
dalam menjelaskan tentang asupan nutrsi yang baik setelah operasi, yang
masing-masing nilai totalnya adalah 30, 27 dan 27.
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Memberikan Penjelasan, dimana perawat
yang memberiakn penjelasan dengan kurang baik sebanyak 16 orang (40,0%).
Di lihat dari karakteristik responden berdasarkan kelompok umur, yang
terbanyak pada kelompok umur 26-35 tahun terdapat 5 orang (12,5%) serta yang
terendah kelompok umur 12-16 tahun dan 46-55 tahun yang masing-masing
terdapat 1 orang (2,5%). Berdasarkan jenis kelamin terdapat 8 laki-laki (20,0%)
dan 8 perempuan (20,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 4 orang di ruang
mawar (10,0%) dan 12 orang di ruang laika waraka (30,0%). Berdasarkan suku,
yang terbanyak suku bugis terdapat 6 orang (15,0%), serta yang terendah suku
muna dan bali yang masing-masing terdapat 1 orang (2,5%).
49
Dari 5 pertanyaan tentang peran perawat sebagai edukator dalam
memberikan penjelasan, 2 pertanyaan dengan nilai total terendah adalah
pertanyaan nomor 2 tentang peran perawat dalam menjelaskan tentang efek
samping obat yang akan di berikan dan pertanyaan nomor 3 tentang peran
perawat dalam menjelaskan tentang penyebab infeksi, yang masing-masing nilai
totalnya adalah 20 dan 8.
Peran perawat sebagai pendidik untuk pasien yang di nyatakan oleh patients
bill of right yang dikeluarkan oleh American hospital asosiation (AHA)
menetapakan bahwa pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang
lengkap terkait dengan diagnosis, pengobatan, resiko yang di hadapi, dan
penyembuhan dengan cara yang dipahami oleh pasien. Peran tersebut dilakukan
dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Berbagai studi menyatakan bahwa pasien yang di bekali informasi dan
pengetahuan akan mematuhi rencana perawatan medis dan mendapatkan cara
untuk mengatasi penyakit, menjadi lebih mampu dalam menangani gejala
penyakit, dan kemungkinan terjadi komplikasi menjadi lebih kecil (Bastable,
2002). Pendidikan kesehatan kepada pasien meliputi pengajaran tentang
petunjuk minum obat, efek samping, terapi yang di anjurkan, perawatan diri, dan
pendidikan kesehatan saat pemulangan dari rumah sakit (Blais et all, 2006).
Perawat sebagai pendidik berperan dalam mengajarkan ilmu kepada
individu, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan (Sudarma,2008). Perawat
50
menajalankan perannya sebagai pendidik dalam upaya untuk meningkatkan
kesehatan melalui perilaku yang menunjang untuk kesehatannya (Asmadi,2008).
Perawat sebagai pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengkaji
kekuatan dan akibat yang ditimbulkan dari pemberian informasi dan perilaku
yang diinginkan oleh individu (Nursalam,2008).
Jika ditinjau dari tingkat pengetahuan responden dan hasil dari observasi
selama penelitian berlangsung, peran perawat dalam menjelaskan segala hal
yang berkaitan dengan pasien baik dalam pencegahan, perawatan, maupun
pengobatan disebabkan karena banyaknya pekerjaan perawat sehingga tidak
terorganisir dengan baik dan akibatnya beberapa hal yang dianggap sepele
seperti memberikan informasi kepada pasien atau memberi kesempatan pada
pasien ataupun keluarga untuk bertanya menjadi terabaikan. Selain itu,
kurangnya caring/sense beberapa perawat di ruangan yang bersangkutan
sehinngga dalam hal menjelaskan kepada pasien diamggap tidak penting,
padahal penjelasan perawat seperti yang berkaitan dengan nama dan manfaat
obat, penyebab infeksi, perawatan luka, serta asupan nutrisi yang baik
merupakan hal yang menunjang proses penyembuhan.
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari,
Raditya Wahyu 2013 dengan judul Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU
dr. H. Kuesnadi Kabupaten Bondowoso, dimana dari 75 responden sebagian
besar pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam memberikan informasi
yang dikategorikan tidak baik sebanyak 57 responden (76,0%).
51
2. Peran Perawat Dalam Mengajarkan
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Mengajarkan, dimana perawat yang
mengajarkan dengan baik sebanyak 13 orang (32,5%) dan yang kurang baik
sebanyak 27 orang (57,5%).
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Mengajarkan, dimana perawat yang
mengajarkan dengan baik sebanyak 13 orang (32,5%).
Di lihat dari karakteristik responden, berdasarkan kelompok umur yang
terbanyak kelompok umur 26-35 tahun dan 36-45 tahun yang masing-masing
sebanyak 4 orang (10,0%) serta yang terendah kelompok umur 12-16 tahun, 17-
25 tahun dan 56-65 tahun yang masing-masing terdapat 1 orang (2,5%).
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 5 laki-laki (12,5%) dan 8 perempuan
(20,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 3 orang di ruang mawar (7,5%) dan 10
orang di ruang laika waraka (25,0%). Berdasarkan suku, yang terbanyak suku
tolaki terdapat 9 orang (22,5%) dan yang terkecil suku bali 1 orang (2,5%).
Dari 5 pertanyaan tentang peran perawat sebagai edukator dalam
mengajarkan, 2 pertanyaan dengan nilai total tertinggi adalah pertanyaan nomor
4 tentang peran perawat dalam mengajarkan miring kiri-miring kanan setelah
operasi dan pertanyaan nomor 3 tentang peran perawat dalam mengajarkan
latihan ROM (latihan fisik ringan) setelah operasi, yang masing-masing nilai
totalnya adalah 32 dan 21.
52
Hasil penelitian Distribusi frekuensi Peran Perawat di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Mengajarkan, dimana perawat yang
mengajarkan dengan kurang baik sebanyak 27 orang (57,5%).
Di lihat dari karakteristik responden, berdasarkan kelompok umur yang
terbanyak kelompok umur 36-45 sebanyak 7 orang (17,5%) serta yang terendah
kelompok umur 12-16 tahun, 17-25 tahun dan 46-55 tahun yang masing-masing
2 orang (5,0%). Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 11 laki-laki (27,5%) dan 16
perempuan (40,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 4 orang di ruang mawar
(10,0%) dan 23 orang di ruang laika waraka (57,5%). Berdasarkan suku, yang
terbanyak suku bugis terdapat 10 orang (25,0%) serta yang terkecil suku
wawoni’i dan bali yang masing-masing 1 orang (2,5%).
Dari 5 pertanyaan tentang peran perawat sebagai edukator dalam
mengajarkan, 2 pertanyaan dengan nilai total terendah adalah pertanyaan nomor
1 tentang peran perawat dalam mengajarkan latihan batuk efektif setelah operasi
dan pertanyaan nomor 5 tentang peran perawat dalam mengajarkan tentang
perawatan luka di rumah, yang masing-masing nilai totalnya adalah 7 dan 5.
Perawat sebagai pendidik menjalankan perannya salah satunya dalam
memberikan pelatihan keterampilan kepada pasien atau keluarga pasien
(Susanto,2012). Mengajarkan sama halnya dengan menerapkan tentang hal-hal
yang telah dijelaskan (Bastable,2002). Perawat sebagai edukator memiliki peran
untuk mengajarkan dalam hal ini mendemonstrasikan perawatan post operasi
pada pasien termasuk hal-hal menejemen luka, mobilisasi dini, rehabilitasi dan
discharge planning (Majid et all, 2011). Seorang perawat yang berperan sebagai
53
edukator harus mampu memberikan pengajaran dalam bentuk pelatihan kepada
pasien atau keluarga pasien. Menurut College of Nurses in Ontario (CNO)
tahun 2009, peran perawat sebagai edukator dalam memfasilitasi pengajaran
pada pasien atau keluarga pasien untuk meningkatkan keamanan bagi pasien.
Peneliti berpendapat bahwa peran perawat dalam pengajaran memang
membutuhkan waktu dan kesiapan bagi perawat maupun pasien. Kurangnya
waktu tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mengajar merupakan halangan
utama yang sering muncul. Perawat membutuhkan cara yang efisien, singkat dan
tepat guna untuk memenuhi informasi bagi pasien yang hanya di rawat dalam
waktu yang singkat, misalnya di ruang gawat darurat, rawat jalan, atau rawat
inap yang hanya beberapa hari saja (Bastable,2002). Pemenuhan informasi
tentang keterampilan pada pasien post operasi dapat dilakukan dengan
memberikan media seperti poster yang di tempel diruang rawat.
Suatu media dapat membantu dalam pengajaran dan penyampaian pesan
kepada pasien. Poster merupakan perpaduan dari gambar dan tulisan yang berisi
informasi, ajakan, seruan, saran, peringatan, dan ide-ide lain (Santyasa,2007).
Didalam poster tersebut dapat berisi informasi tentang perawatan pada pasien
post operasi termaksud cara melakukan batuk efektif, latihan nafas dalam, ROM
(latihan fisik ringan), miring kanan-miring kiri, dan perawatan luka di rumah.
Beberapa hal yang dapat di implementasikan peran perawat sebagai
edukator khususnya dalam mengajarkan yaitu perawat dapat mengajarkan
latihan batuk efektif setelah operasi, mengajarkan latihan nafas dalam,
mengajarkan latihan fisik ringan (ROM), mengajarkan miring kiri atau miring
54
kanan serta mengajarkan perawatan luka di rumah kepada pasien ataupun
keluarga terkadang tidak semua diajarkan oleh perawat, khususnya dalam
mengajarkan latihan batuk efektif dan latihan nafas dalam paling banyak di
tinggalkan oleh perawat. Sedangkan latihan fisik ringan (ROM) sering di ajarkan
kepada pasien. Padahal latihan batuk efektif dan nafas dalam juga penting
mengingat banyaknya pasien dan keluarga yang tidak tau sehingga
menyebabkan waktu perawatan dan penyembuhan luka setelah operasi menjadi
lebih lama.
Namun, dalam prakteknya atau implementasinya tidak sedikit perawat yang
tidak peduli dengan kewajibannya dalam mengajarkan pasien dan keluarga
sehubungan dengan penyakit atau perawatan yang di jalani.
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari,
Raditya Wahyu 2013 dengan judul Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
dengan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU
dr. H. Kuesnadi Kabupaten Bondowoso, dimana dari 75 responden sebagian
besar pelaksanaan peran perawat sebagai edukator dalam mengajarkan tidak baik
sebanyak 50 responden (66,7%).
3. Peran Perawat Sebagai Edukator
Hasil penelitian distribusi frekuensi Peran Perawat Sebagai Edukator di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana perawat yang berperan
dengan baik sebanyak 14 orang (35,0%) dan yang kurang baik sebanyak 26
orang (65,0%).
55
Hasil penelitian distribusi frekuensi Peran Perawat Sebagai Edukator di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana perawat yang berperan
dengan baik sebanyak 14 orang (35,0%).
Di lihat dari karakteristik responden, berdasarkan kelompok umur yang
terbanyak kelompok umur 36-45 tahun terdapat 4 orang (10,0%) serta yang
terendah 46-55 tahun dan >65 tahun yang masing-masing terdapat 2 orang
(5,0%). Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 8 laki-laki (20,0%) dan 6
perempuan (15,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 2 orang di ruang mawar
(5,0%), dan 12 orang di ruang laika waraka (30,0%). Berdasarkan suku, yang
terbanyak suku tolaki dan bugis yang masing-masing sebanyak 4 orang (10,0%),
serta yang terendah suku jawa, bali dan wawoni’i yang masing-masing sebanyak
1 orang (2,5%).
Hasil penelitian distribusi frekuensi Peran Perawat Sebagai Edukator di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana perawat yang berperan
dengan kurang baik sebanyak 26 orang (65,0%).
Di lihat dari karakteristik responden, berdasarkan kelompok umur yang
terbanyak pada kelompok umur 36-45 tahun terdapat 7 orang (17,5%) serta yang
terendah kelompok umur 46-55 tahun dan 56-65 tahun yang masing-masing
terdapat 2 orang (5,0%). Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 8 laki-laki (20,0%)
dan 18 perempuan (45,0%). Berdasarkan ruangan, terdapat 5 orang di ruang
mawar (12,5%) dan 21 orang di ruang laika waraka (52,5%). Berdasarkan suku,
yang terbanyak suku tolaki terdapat 13 orang (32,5%) serta yang terendah suku
muna dan bali yang masing-masing terdapat 1 orang (2,5%).
56
Peran perawat adalah tingkah laku perawat yang di harapkan oleh orang lain
untuk berproses dalam sistem sebagai pemberi asuhan, pembela pasien,
pendidik, kordinator, kolaborator, konsultan dan pembaharu (Ali,2002). Salah
satu peran perawat pada pasien post operasi adalah peran sebagai pendidik.
Perawat sebagai edukator atau pendidik bertugas memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga dalam upaya menciptakan perilaku yang
menunjang kesehatan (Asmadi, 2008).
Pelaksanaan peran perawat sebagai edukator bisa di pengaruhi oleh banyak
faktor yaitu usia, pendidikan, lama kerja, pengetahuan, dan sikap mengambil
bagian penting yang bisa mempengaruhi pelaksanaan peran perawat sebagai
edukator di dalam rumah sakit ( Hartatik,2012). Perawat sebagai edukator di
rumah sakit mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar. Perawat sebagai
edukator harus mempunyai pengetahuan yang luas dan tanggap terhadap
kebutuhan pasien sehingga pasien dapat merasa aman (Hunt, 2013).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi peran perawat sebagai edukator
adalah kondisi pasien, kebudayaan pasien, bahasa yang di gunakan pasien
sehari-hari, dan kesiapan pasien atau keluarga pasien dalam menerima
pengajaran dari perawat hal ini di dukung oleh pernyataan Erikson 2007 yang
mengatakan bahwa hal yang dapat mempengaruhi peran perawat sebagai
edukator adalah bahasa dan kebudayaan pasien. Pasien terkadang tidak dapat
memahami bahasa yang di sampaikan oleh perawat sehingga hal ini dapat
menghambat pembelajaran. Bahasa yang di gunakan oleh sebagian responden
adalah bahasa tolaki. Perawat yang mengerti dan mahir berbahasa tolaki denga
57
mudah menciptakan komunikasi interpersonal yang baik dengan pasien dalam
menjalankan perannya sebagai edukator.
Pengajaran interpersonal merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
perawat dalam menjalankan perannya sebagai pendidik atau edukator. Peran
perawat sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan, pengajaran, pelatihan,
arahan dan bimbingan kepada klien maupun keluarga klien dalam mengatasi
masalah kesehatan (Simamora, 2009). Perawat sebagai pendidik berperan dalam
memberikan pengetahuan kepada klien tentang tindakan medis yang di terima
(Susanto,2012).
Faktor lain yang mempengaruhi peran perawat sebagai edukator pada pasien
post operasi adalah sikap perawat. Sikap adalah reaksi yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus (Efendi,2009). Sikap merupakan suatu
kesiapan seseorang untuk menghadapi stimulus atau objek dalam lingkungan
tertentu hasil penelitian ariani (2009;Hapsari RW:2013), sikap perawat sebagian
besar mendukung tentang program keselamatan pasien. Menurut Permenkes
nomor 1691/VIII/2011, tentang keselamatan pasien di rumah sakit dalam BAB
III pasal 7 menyatakan bahwa hak pasien dalam standar keselamatan pasien di
rumah sakit adalah mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan
termaksud kemungkinan terjadinya insiden. Sehingga menurut peneliti dalam
menunjukkan sikap mendukung perawat pada keselamatan pasien dapat di
tunjukkan ke dalam perilaku yang salah satunya peran sebagai edukator.
Motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang mengambil
suatu tindakan (Potter&Perry, 2005). Motivasi perawat dapat berasal dari dalam
58
maupun dari luar. Motivasi dari dalam diri perawat misalnya adanya dorongan,
kebutuhan dan keinginan. Motivasi dari luar diri perawat di antaranya adanya
kebutuhan untuk prestasi, hadiah, dan kekuasaan (Analisa, 2011).
Menurut asumsi peneliti, rendahnya perawat dalam melaksanakan peran
sebagai edukator adalah kurangnya motivasi dari perawat tersebut. Hal ini di
sebabkan karena tindakan peran sebagai edukator tidak di akomodir oleh BPJS
sehingga jasa perawat dalam melakukan tindakan tersebut tidak di perhitungkan.
Hasil penelitian Riyadi dan Kusnanto (2007) menyatakan bahwa setiap
perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi agar dapat meningkatkan kinerja
sehingga mutu pelayanan semakin memuaskan. Semakin tinggi motivasi kerja
seorang perawat maka di harapkan semakin tinggi pula kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien termasuk dalam melaksanakan
perannya sebagai edukator pada pasien post operasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari, Raditya
Wahyu (2013) dengan judul Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator dengan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pasien Di Ruang Rawat Inap RSU dr. H.
Kuesnadi Kabupaten Bondowoso dimana dari 75 responden menunjukkan
sebagian besar yaitu 48 responden (64,0%) yang tidak mendapatkan peran
sebagai edukator, dimana hanya 29,8% responden yang merasa aman.
Perhitungan uji statistik Chis Square didapatkan nilai p = 0,007; a = 0,05 yang
berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang siknifikan
antara peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman
pasien. Menurut R. Wahyu Hapsari juga perlu kiranya penting untuk melakukan
59
tindak lanjut dari penelitiannya melalui pembuatan poster yang ditempel di
ruang rawat dapat membantu perawat dalam penyampaian informasi terkait
peran perawat sebagai edukator
Mengingat hal ini, perlunya kesadaran diri dari perawat dalam
meningkatkan caring/sense masing-masing individu serta perlu adanya beberapa
poster sehubungan dengan hal-hal yang perlu diketahui setelah operasi sehingga
menjadi salah satu alternatif yang tepat guna dalam meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
60
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
yang ada bahwa peran perawat sebagai edukator di RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara dari 40 responden, sebagian besar kurang baik berperan sebagai
edukator sebanyak 26 orang (65,0%) dan sebagian kecil baik berperan sebagai
edukator sebanyak 14 orang (35,0%) dan dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Dari 40 responden, frekuensi peran perawat sebagai edukator dalam menjelaskan
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berperan baik sebanyak
24 responden (60,0%) dan yang kurang baik sebanyak 16 responden (40,0%).
2. Dari 40 responden, frekuensi peran perawat sebagai edukator dalam
mengajarkan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berperan
baik sebanyak 13 responden (32,5%) dan yang kurang baik sebanyak 27
responden (57,5%).
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan variabel yang
terkait dengan peneitian ini.
2. Perlunya kesadaran diri dari perawat dalam meningkatkan caring/sense masing
masing individu serta perlu adanya beberapa poster sehubungan dengan hal-hal
yang perlu diketahui setelah operasi sehingga menjadi salah satu alternatif yang
61
tepat guna dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
3. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.
4. Bagi penulis sebagai pemula, menyadari bahwa karya tulis ini masih lebih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi tulisan maupun isi, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali H.Z., 2002, Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta.Widya Medika.
Budiono, & Pertami, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Bumi
Medika
Blais, K. 2006. Fundamental of Nursing : Concepts Process, and practice, fifth
edition. Addison Welsey Nursing: London
Bastable, Susan. (2002). Perawat Sebagai Pendidik. Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: EGC
Dinkes, (2016). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Dinkes. Kendari
Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: Cv. Rajawali.
Eli Nurachma, 2007. Asuhan Keperawatan Bermutu Di Rumah Sakit, Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan, Jakarta
Hasim, 2006, djunaidi 2006, dalam jtptunimus-gdl-vickynurpr-5195-3-bab2.pdf.
Hapsari, Raditya W, 2013. Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator Dengan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Pada Pasiendi Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum dr.H. Koesnadi Bondowoso. Jember. Skripsi Program
studi Ilmu Keperawatan Jember.
Hidayat Alimul Aziz A, (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika.
Hilman Muh, 2013.Tinjauan Peran Perawat Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan. Kendari
Lasmito,Wening&NurullyaRachma.2009.Motivasi Perawat dalam Melakukan
Pendidikan Kesehatan diRuang Anggrek Rumah Sakit Tugurejo Semaran.
[serial online]. http://eprints.undip.ac.id/9539/1/Artikel.pdf. [8 Juni 2017].
Long Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume 1
Majid etal. (2011). Keperawatan Perioperatif. Edisi 1. Yogyakarta.Guysen Publishing
Nursalam,2008.Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurachma, (2011). Konsorsium Ilmu Kesehatan.
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid 1. Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid 2. Jakarta: EGC
Perry, (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Perry & Potter, (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta.EGC.
Rohani. Ahmad&Ahmadi. Abu. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Siswanto, dkk. 2014. Metode Penelitian Dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa
Ilmu Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.
Bandung. Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumijatun, (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta.TIM.
Susanto. Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media
Sudarma, M. (2008). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
[online] http://books.google.co.id/books?id=1N7yMcvYLhYC&pg=PA30-
IA40&dq=Pengertian+Peran&h1=id&sa=X&ei=X_yEUengA4GMrgf98oD
ABA&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20peran&f=false.[8 Juni 2017].
http://www.wikipedia.org/wki/pasien
http://dwireno.blogspot.com/2012/05/contoh-proposal-sistem-informasi-
pasien.html
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARARUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMASJIn. KaSm Pierre T€ndean No. 50 Telp (0401) 3195611 Kendari Kode Pos 93000 BrugaEmail : admin@rsud-bahtenunas. go.id Website: www.rsudtahterarnas.go.id
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(TNFORMED CONSENT)
'!
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
l
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan secara lengkap serta memahaminya, maka dengan
penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia ikut serta menjadi
responden pada penelitian dengan judul :
Dengan kondisi bahwa data yang diperoleh peneliti akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
Penetiti
Kendari, .....
Responden
LEMBAR KUESIONER
TINJAUAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST OP DIRUANG RAWAT INAP
BEDAH RSU BAHTERAMAS PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
No: ….
Nama/Inisial :……………………………
Umur :……………………………
Ruangan :……………………………
Jenis Kelamin :……………………………
Suku :……………………………
Tanggal :……………………………
Petunjuk pengisian :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda ceklis (√) diantara
pilihan ya dan tidak
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan yang anda ketahui
1. Peran Perawat Sebagai Edukator dalam memberikan Penjelasan
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah perawat menjelaskan tentang nama dan manfaat obat yang
akan anda minum ?
2. Apakah perawat menjelaskan tentang efek samping obat yang akan
anda minum ?
3. Apakah perawat menjelaskan tentang tanda-tanda infeksi kepada
anda ?
4. Apakah perawat menjelaskan tentang perawatan luka kepada anda ?
5. Apakah perawat menjelaskan tentang latihan fisik ringan setelah
operasi kepada anda ?
2. Peran Perawat Sebagai Edukator Dalam Mengajarkan
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah perawat mengajarkan latihan batuk efektif setelah operasi
kepada anda ?
2. Apakah perawat mengajarkan latihan nafas dalam setelah operasi
kepada anda ?
3. Apakah perawat mengajarkan latihan ROM setelah operasi kepada
anda ?
4. Apakah perawat mengajarkan miring kiri-miring kanan setelah
operasi kepada anda ?
5. Apakah perawat mengajarkan perawatan luka di rumah kepada anda
?
KEMENTERIAN KESEHATAhI RIPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.l4 Anduonohu, Kota KendariTelp. (040 I ) Y9A492 Fm. (0401) 3 I 93 3 3 9 e-mail: [email protected]
JURUSAN KEPERAWATAN : Telp (0401) 3136088
Nomor :DL.09.02161 12017
Lampiran : -
Perihal : Surat Penqantar Pe,nsambilan Data
Kepada Yth
Direktur Poltekkes Kendari
Di-Tempat
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan
Keperawatan:
NamaNIM
: Waode TitinAprilian: P00320014049
Akan melakukan penganrbilan data alral penelitian karya tulis ilmiah di RSU.Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai bahan penyelesian tugas akhir diJurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ken{gri, maka kaari mohon untukdiberikan surat pengarnbilan data untuk maksud tersebut.
Demikian permohonan ini, atas bantuannya diucapkan terima kasih.
r8,€/
:(
17 Marct20l7
r 198106 r 001
^.Cp..ISqffi,&,Iw
KEMENTERIAN KESEIIATAN R IBADAN PENGEIII BANGA}I DAN PEII BERDAYAAN
SUMBERDAYA IIANUSIA KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIJl. Jerd A-H- Nasutian No" G-14 Arduonala+ Kota K,efui
feb. (MAI) 319(M92 Fs. $401) 3193ii9e-nail: palteh&cs [email protected]
NomorLampiranPerihal
: DL.11.auu lfll t2o1t: 1 (satu) eks.: Permohonan lzin Penelitian
Yang Terhormat,Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsisultradi-
Kendari
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswaJurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari:
Nama : Wa Ode Titin Aprilian
NtM : P0O32oo14O49
JurusarlProdi : D-lll Keperawatan
Judul Penelitian : Tinjauan Peran Perawat Sebagai Edukator datamMemberikan Pelayanan Keperawatan pada pasien postOp di Ruang Rawat lnap Bedah RSU BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun ZO1T
untuk diberikan izin penelitian oreh Badan penelitian danPengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan kedasamanyadiucapkan terima kasih.
14 Juni 2A17
A.n. Direktur
14522 20Afi22 0A1
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Kompleks Bumi Praja Anduonohu Telp. (0401) 3136256 Kendari 93232
NomorLampiranPerihal
Og 0 I 2 57 0 I B alitb ang I 2A 1 7
lzin Penelitian
NamaNIMProg. StudiPekerjaan
Kendari, 14 Juni 2017
KepadaYth. Direktur RSU. Bahteramas Prov. Sultra
di-KENDARI
Berdasarkan Surat Direktur Poltekkes Kendari Nomor : DL.1 1.OZfih531nU7tanggal 14 Juni 2017 perihal tersebut di atas, Mahasiswa di bawah ini
: WA ODE TITIN APRILIAN: P00320014049: Dlll Keperawatan: Mahasiswa
Lokasi Penelitian : Runag Rawat lnap Bedah RSU. Bahteramas Prov. Sultra
Bermaksud untuk melakukan Penelitian/Pengambilan Data di Daerah/KantorSaudara dalam rangka penyusunan KTl, Skripsi, Tesis dan Disertasi dengan judul :
*TiNJAUAI', PERAT'I PERAWAT SEBAGA, EDI/,KATOR DAIj,M MEMBERI,,{ANPELAYANAN KEPERAWATAN PADA PAS'E'V POST OP DI RUANG RAWAT
INAP BEDAH RSU BAHTERAMAS PROV. SULTRA TAHUN 2017'
Yang akan dilaksanakan daritangga! : 14 Juni 2017 sampaiselesai
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatandlmaksud dengan ketentuan :
1. Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban serta mentaati perundang-undangan yang berlaku.
2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula.3. Dalam setiap kegiatan dilapangan agar pihak Peneliti senantiasa koordinasi
dengan pemerintah setempat.4. Wajib menghormatiAdat lstiadat yang berlaku didaerah setempat.5. Menyerahkan 1 (satu) examplar copy hasil penelitian kepada Gubernur Sultra
Cq.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi SulawesiTenggara.
6. Surat izin akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku apabila temyatapemegang surat izin ini tidak mentaati ketentuan tersebut di atas.
Demikian Surat lzin Penelitian diberikan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Tembusan:L Gubernur SulawesiTenggara (sebagai laporan) di Kendari;2. Direktur Poltekkes Kendaridi Kendari;3. Kepala Dinas Kesehatan Prov. Suttra di Kendali;4. Mahasiswa yang bersangkutan.
PEMERINTAH PROYINSI SULAWESI TENGGARARUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
Jln Kopten Piere Tendean Na 50 Tetp (0a01) 3195611Kendari KodePos 93000Email : [email protected] / \[ebsite: www.rsudbahteramas.go.id
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIANNomor : 068/Litbang/RSUD/VIV2017
Yang bertanda tangan di bawah ini :
NamaNIPJabatan
Dengan ini menyatakan bahwa
NamaNIMJurusanInstitusi
: dr. M. YusufHamra, M.Sc, Sp.PD. t97511162002121003: Plt. Direktur
Waode Titin AprilianP003204M049D III KeperawatanPoltekkes Kemenkes Kendari
Benar-benar telah melakukan penelitian di Ruang Mawar dan Laika Waraka RSUD. B-ahteramas
Prov. Sultra dari. tanggal6 Juli sld 12 luli 2A17, dengan Judul :
" Tinjaun Peran perawat Sebagai Edukator Dalam Memberikan Pelayanan KeperawatanPadaPasien Post Op Di Ruang Rawat Inap Bedah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2017 "
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
I
17 Juli2AlTfi.fig -r"nrr //
6
oItodu65od
d
o.6doA
d'trog
trF 7 -?
ao -z -7
ro{s oa oN
ot ot $o o o
N r og ot- o o€ o o6 o!t o o o o€ o<i o€rl€lumf \o N r+ !t rt 6 N r \o ts € O1 t \o $ \o
CdJd'6roE
EE6
o
s,s ->
e/o Jo{s ott t ocl oN
ot o+ \o rt o\o o* o\o oN ot oro oN 6 o o
!to* o
bo{ € d
o\aqgll[i N N d d d d et t G d N
I8P!T (} o o o o o o o o o o o o o o o oEtr
{sp!r o o o ooA
{8p!r o o o o o o?tr
ryp!J. o o o o o c) o e o o o o o oB
{BP,II o o o o o o <) o o o o o o o oBl
Ed6'aoA.'tro.6EoEEq,dn
'Eou6&
g){ '7 -7
€o/o n}{s o€ \e o
N \o o6 et o
N B do$
oa o o o.+ o o orf 6ot o
6oI o€ o6
rlstBnI N 6l o { d o N N
rBpf.t o o o o o o o
eIIEPIJ o o o o o
str
{sp[ o o o o o o o o o o o o o o o o oEI
risPlI o o o o o o o o o o oBtr
:TBPII o o o o o o oEA
m8usnx$IIE'I .> -z '7 -7
Jg,n@I -7
I5rr)
r8s -7
PleIOI -7 -7
sFng -zgEnw
?r?f
adFaED
s9< 7
999S
959tsr.9€
sE97,
sc'Ll -7
9t -7,1
vA -7 -7
FJ -7
,E &
FOrF fft o \o or <3F $ .(f r c\l$ \o d
$F o € ott € c.l \o dt+
d qq
H ti
&2z
;2qq)>z
:ti
AGiF
>z{gF
araz >z
BEiti
EiFi
>zF
>z
&:Eitr
rl)Eiz
z>z z
4z
'iEEit{
|4
F
-ra.iF
4tr
v)2>z
d t \o F @ o\ o GI !t E r e o\ oN cl d
N Nttd d
Ho1o
'6uaeaE
oLtuu)6GIl-(D
6lEqDilsldo
a6lta6tBclil6t
ge&o
a2oFr
€)a6l
Fr6lE6l
ErEI6l6lB6lLi)aoMg6lEIcldl(o
Fr
:1 ElHEML?rI,{ EJOtst rtfrl 2Ers?!dc.c
Locl&EtslGIADdEq)acBdLio&!ldL€)t{6l
GI
I{
I/Cs. j
/ "w-l1q-/'..\-1
2 .? .? ? -> \od %o'99
'7 -7 -> * va'9e
o oGI
(3t\ oe{ o\o (,
Q66
(,F I <t oo o <, o!t o
cl F N I co \o F \o 6 !t ?.> -7 ? oas'Lg
-? 7 -7 %s'zteN o
aaero o
t\t I era,
oa oro ort oct oot o{c o!l o6l oN
dr at 6l oa ato o o o o o o o o o (> o
o o (> o
o o o o o o a o o o 6 o
o o o e o o c, <, o 0
o o o o o o o <> C' o
.> .:, -7 \0 ,i0:(F-? -7 *
d y$'@ott o6t oo o
NoE I oa at€ o
G ei ot (}rc o6
o6 oo
6l rlF 3 rc + N at ot ra
o o o o c 6
o o o
o c o o o o o o C) <, o o
o o o o o o (}
e o o
.? '7 -> -7
'?' -7
fl va'9
Y*SZ-2 -it '7 tr oA9'Zt
.F%g'Ze
trl9'Zl
V.9'Zl.? tt VrIr-Al
:7 Y.S'l:Z-? 2 (,r %sze
%s'L.P
Y.9L-7 -i. .P
d 9fl,'W'7 .> '7 ro o/J0'o}
ol ro aF a ta o6 + \ool € N €
6a
-lczuat-
&ciF' d
F"
B>z
tqdF
&AF-
)"F>z
iz Lzar,>z
7>z
*z >z I2
llcEt I
E6l F(\l a(\ (nN
odl
GI *m aatro6
Fo € e* o!i
pailGIa,altlI/
P{z
\<a\
?1
t*F.
lq
C)d
t-(3(\l .j
4go-bo
= r!)
E>;28atH
(l#GI
'-1(dbI)
H=ilgd&c,
s4
cr (he!=rfO.O<R.98.Eet-. agE
IDEIoA.
Fo6log&t$!a'a:
_8Eut
od
j
n,tI]d6I6
3o
dBd
&do
o"
6o
sl
la\z -7 -7
Ia -7
ro:ls oE oe.t
o.+ o o$ o+ o o o oN
oF
o€ ots o o6 o\ o$ o o o o\o
qElurnf E d tt tf af d F \o r \o o\ * \o
cd
Jd'auEo
i6do
obo
6rl
laV
-7 -7 -7
00 -7
%Io{S o* o:l et od s ot o
6 o ot 6 o o\o No+ oo o
e.lo\o € o$ o o€ * \o
qqunl N N o N N cl d d N
I?PIJ o o o o o o o a o (, o o o o o o o o o o
e)
:t!€p!J o o (5 o
e)
:FPIJ o o o o o o
rA(l,
Bd
atE
otrtrt)6l
GIlr{l)
6ltrea
frcEoB
6lBCEil
e) d
Nryp!r o o e o o o o o o o o o o o a
e)
IEP!J o o o o o o o o o o o o c, o o o o G o o oe)
d
socoAEd
'ra
3go
H
o
cav -7
e -7
o/o rols o6 6 ed € € ot d
o6 o o € o o ot
oo o o o o\o c)€ oG
q?lunf t c.l e ri e't o N N 6
{sp-rJ o o o o o o oe)
!f IgP}J o (> o e oe)
{BPIJ o o o (> o o o o o o o o 6 o6)
xBpll o o o o o 0 o oe)
{gPTJ o o a o o o o o oBl
EBSEBnU ,\{qle. -7 -7
J&[EI -7
%
!pr!!uo/tr3ll
ppto" -7
sltnI
"uny6l
&H
?rB
E
ilRts
oM
s9<
999S
9S9'
9W€
9e9Z
SZ.LI
91 -zt
rdo.
-7 -7
(uqsrmun 6 r OrF d!t \o o\ ots rl t \o
Fd+ \o d
tF e <)t € d \o
EiL
{T
4z>
4d)i7. H
ecti iz EiL
ariz ,>7
BEi
{_e iz
F5t
HEE
(aEi
zt t zEiz
'tEriH
MHrit<
P(n€
o2 N \o r € o\ (, ol s E r € Or ed NNN N
e,onrE.9ta6l
Er6tEctutr6lclB6lLoeoX
ze<El6lf{ >rL6lFl €rfrt IZafrl 6tr#rLlr{ 6ra--1Hd€<aFrE<sAAts{-a,40L)atFi .,ta
<rits.-GEOclE{,aqlBal!(D
F.iEICILIerEI6l
clEfr
a.:
za&
ql6o.{,M
\<.
.> .> '- .> -7 -z -7 €11
.7 rt
ort I o eFI
a,ts oN o\o o& a€ ots oG c> o o* o ort e
!t ro GI N F al a * \o F \o o ! tt
7 -> -> .}. -7 .? .> FGI
-i>
oN
o6 o
dod
o€ ocl o€ o€ (f!t
(>G c,t o
doN
o* o+ oN
od
r{ .l aa H
o o (, o C' o o o o o a) cl o od
o t3 o o
tt o o (t o o o o o ct o C' o
o o o o o o o () c, o o
o C' o o o o o o o €t o od
lc,
.> '7 eal
o\o o€ ot od
(t6
o c,6oo o& o o c,e o
Go<f 6
666
o6
al rt d dt * !t t t
o o e <) o o
o <t e
o o €) o o o o c, o o e o c, o
<, o C' o o o (t o o
-7 ? '7-7
GI
.? 7 :7 -> F
-7
t
6
-7 -7 7 t
*7 r.'
ol* ot € Otr o \o ca o6
(n!t o
d - artd Bc.
7.d{
v,z57
.rd2.
&G!
dc!Ti
{Et<
B, 4ll
&d
Fj >t *c
4',22i :J
2.i i2
6E
*N 6a\od
Fct
GN Or
Ne N t ro F € ci ot
tr{z
az&E]F.l
EDad
GI-vclEiql
>GIj4GIFls,clDOdGI5&scl&oM
I6.!0f,F
tsJ3gE:
lfooia\nt{st
c
r!r
toEIll
Dokumentasi
Dokumentasi saat meneliti membrikan penjelaasan tentang kuesioner kepada responden
Dokumentasi saat Peneliti membantu responden untuk menandatangani surat persetujuan
menjadi responden