tinjauan kebijakan moneter tinjauan kebijakan moneter maret 2019 bank indonesia daftar isi 1....

32
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Maret 2019 Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Upload: buikhanh

Post on 24-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

TINJAUANKEBIJAKAN MONETER

Maret 2019

Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Page 2: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi
Page 3: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 1

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai in� asi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

MIRZA ADITYASWARA Deputi Gubernur Senior

ERWIN RIJANTODeputi Gubernur

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Page 4: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 20192

Daftar Isi

1. Ringkasan Eksekutif

2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Perkembangan Ekonomi Dunia

Risiko Pasar Keuangan Global

Pasar Komoditas Global

Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar Rupiah

Inflasi

Pasar Keuangan

Transmisi Suku Bunga

Likuiditas Perekonomian

Intermediasi Perbankan

Pembiayaan NonPerbankan

Pasar Saham

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

06

10

11

11

16

18

19

22

23

24

25

27

27

39

03

06

Page 5: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 3

11111111111 Ringkasan Eksekutif

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Maret 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Sementara kebijakan suku bunga dan nilai tukar tetap difokuskan pada stabilitas eksternal, Bank Indonesia menempuh kebijakan-kebijakan lain yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik, antara lain:

1. Terus menempuh strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas melalui transaksi term-repo secara reguler dan terjadwal, di samping FX Swap,

2. Memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan menaikkan kisaran batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80-92% menjadi 84-94% untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha,

3. Mengakselerasi kebijakan pendalaman pasar keuangan dengan: (a) memperkuat market conduct melalui pemenuhan kewajiban sertifikasi tresuri bagi pelaku pasar, dan (b) mendorong penggunaan instrumen lindung nilai terhadap perubahan suku bunga domestik melalui penerbitan ketentuan pelaksanaan tentang instrumen derivatif suku bunga Rupiah Interest Rate Swap (IRS) – Overnight Index Swap (OIS), dan

4. Memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif, yaitu (a) Memperluas program elektronifikasi untuk penyaluran bansos, transportasi dan keuangan pemerintah daerah dan (b) Mempersiapkan standardisasi QR Code payment dengan model MPM (Merchant Presented Mode) ke dalam QRIS (QR Indonesia Standard) untuk memperluas interkoneksi dalam rangka mendukung ekosistem ekonomi keuangan digital.

5. Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, khususnya dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, khususnya dalam mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas eksternal dengan mendorong ekspor, pariwisata dan aliran modal asing.

Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai ketidakpastian pasar keuangan yang berkurang. Ekonomi AS tumbuh melambat dipengaruhi berkurangnya stimulus fiskal, menurunnya produktivitas tenaga kerja, dan melemahnya keyakinan pelaku usaha. Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan makin melambat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor akibat permintaan dari Tiongkok yang terbatas, melemahnya keyakinan usaha, dan berlanjutnya ketidakpastian penyelesaian masalah Brexit. Ekonomi Tiongkok juga tumbuh melambat dipengaruhi tertundanya stimulus fiskal dan belum meredanya ketegangan hubungan dagang dengan AS. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, harga komoditas global, termasuk harga minyak dunia juga menurun. Respon normalisasi kebijakan moneter di

Page 6: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 20194

negara maju cenderung tidak seketat perkiraan semula sehingga ketidakpastian pasar keuangan global berkurang. Perkembangan ekonomi dan keuangan global tersebut di satu sisi memberikan tantangan dalam mendorong ekspor, namun di sisi lain lebih positif bagi aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 diprakirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik. Konsumsi diprakirakan tetap tinggi, didukung daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga, stimulus fiskal yang berlanjut khususnya melalui belanja sosial, serta belanja terkait persiapan Pemilu. Investasi sedikit melambat pada triwulan I 2019 akibat pola musiman awal tahun, dan diprakirakan kembali menguat pada triwulan-triwulan berikutnya didukung proyek infrastruktur. Namun demikian, peran ekspor neto menurun sejalan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan menurunnya harga komoditas. Penurunan ekspor terjadi di kelompok pertanian dan pertambangan, serta beberapa komoditas di kelompok barang manufaktur. Ke depan, di tengah prospek ekspor yang menurun, bauran kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat guna menopang permintaan domestik dan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2019 pada kisaran 5,0 -5,4%.

Neraca Pembayaran Indonesia triwulan I 2019 diprakirakan membaik sehingga menopang ketahanan eksternal. Prakiraan ini didukung aliran masuk modal asing yang tetap besar, yang sampai dengan Februari 2019 mencapai 6,3 miliar dolar AS. Sementara itu, neraca perdagangan mencatat surplus 0,33 miliar dolar AS pada Februari 2019 dipengaruhi penurunan impor nonmigas, di tengah ekspor nonmigas yang juga menurun. Dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2019 cukup tinggi yakni 123,3 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, sinergi kebijakan akan terus dipererat guna memperkuat ketahanan eksternal. Langkah untuk memperkuat ekspor, termasuk peningkatan kinerja sektor pariwisata, dan mengendalikan impor akan terus ditempuh sehingga defisit transaksi berjalan 2019 dapat menuju kisaran 2,5% PDB. Kebijakan juga diarahkan untuk menarik aliran modal untuk membiayai defisit transaksi berjalan.

Nilai tukar Rupiah menguat sejalan kinerja sektor eksternal yang membaik. Hingga 19 Maret 2019, Rupiah menguat 1,05% secara point to point dan 0,85% secara rerata, didukung aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik. Aliran masuk modal asing terutama terjadi di pasar Surat Berharga Negara, sedangkan pasar saham mencatat aliran keluar. Ke depan, sejalan prospek sektor eksternal yang membaik, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga dengan baik. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas.

Inflasi menurun dan tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5%±1% (yoy). Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2019 mengalami deflasi 0,08% (mtm) atau inflasi 2,57% (yoy), turun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,32% (mtm) atau 2,82% (yoy). Deflasi IHK bersumber dari deflasi kelompok volatile food, sedangkan kelompok inti dan kelompok administered price mencatat inflasi yang rendah. Harga kelompok volatile food mengalami deflasi sesuai dengan pola musiman. Sementara itu, inflasi inti terkendali didukung

Page 7: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 5

konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi. Sejalan dengan itu, inflasi kelompok administered prices juga tetap rendah, dipengaruhi penurunan harga bensin. Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasaran.

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang membaik dan risiko kredit yang terkendali. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Januari 2019 tetap tinggi yakni 23,1% dan disertai rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net). Dari fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit pada Januari 2019 tercatat 12,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Desember 2018 sebesar 11,8% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2019 sebesar 6,4%, tidak berbeda jauh dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2018 sebesar 6,5%. Sementara itu, kinerja korporasi go public membaik tercermin dari peningkatan keuntungan dan kemampuan membayar kewajiban. Ke depan, Bank Indonesia memandang ruang ekspansi pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan tetap terbuka. Hal ini mempertimbangkan siklus kredit yang berada di bawah level optimum di tengah prospek permintaan yang tinggi. Bank Indonesia memprakirakan kredit perbankan tetap tumbuh tinggi mendekati batas atas kisaran 10-12% (yoy) dan didukung pertumbuhan DPK yang diprakirakan dalam kisaran 8-10% (yoy).

Kelancaran sistem pembayaran tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai. Pembayaran tunai tumbuh positif, dengan Uang Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 7,4% (yoy) pada Februari 2019, sedangkan pembayaran nontunai secara konsisten terus meningkat. Penggunaan ATM-Debit, Kartu Kredit dan Uang Elektronik (UE) tumbuh 15,3% (yoy) pada Januari 2019, diantaranya UE yang mengalami pertumbuhan mencapai 66,6% (yoy). Penggunaan ATM-Debit masih mendominasi transaksi sistem pembayaran ritel dengan pangsa 94,8% dan pertumbuhan 15,4% (yoy). Sementara itu, penggunaan UE semakin populer, terutama sebagai instrumen pembayaran untuk moda transportasi dan e-commerce. Ke depan Bank Indonesia akan terus memperkuat peran sistem pembayaran dalam mendukung kegiatan ekonomi.

Page 8: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 20196

Pertumbuhan Ekonomi GlobalGra� k 2.1

Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan MoneterPERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Pertumbuhan ekonomi global melambat disertai ketidakpastian pasar keuangan yang berkurang (Grafik 2.1). Ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh melambat dipengaruhi berkurangnya stimulus fiskal, menurunnya produktivitas tenaga kerja, dan melemahnya keyakinan pelaku usaha. Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan makin melambat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor akibat permintaan dari Tiongkok yang terbatas, melemahnya keyakinan usaha, dan berlanjutnya ketidakpastian penyelesaian masalah Brexit. Ekonomi Tiongkok juga tumbuh melambat dipengaruhi tertundanya stimulus fiskal dan belum meredanya ketegangan hubungan dagang dengan AS. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, harga komoditas global, termasuk harga minyak dunia juga menurun. Respon normalisasi kebijakan moneter di negara maju cenderung tidak seketat perkiraan semula sehingga ketidakpastian pasar keuangan global berkurang. Perkembangan ekonomi dan keuangan global tersebut di satu sisi memberikan tantangan dalam mendorong ekspor, namun di sisi lain lebih positif bagi aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Ekonomi AS pada tahun 2019 diprakirakan mulai tumbuh melambat. Dampak stimulus fiskal pemerintah pada 2018 terhadap pertumbuhan ekonomi tidak berlanjut di 2019. Perlambatan ekonomi bersumber baik dari konsumsi, investasi, maupun ekspor (Grafik 2.2). Indikator dini konsumsi – personal consumption expenditure (PCE) triwulan I 2019 menunjukkan perlambatan. Demikian pula kinerja investasi yang melambat baik residensial maupun nonresidensial, sejalan dengan mulai

2

Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi ASGra� k 2.2

Sumber: Bloomberg

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

2022

Negara Berkembang

Negara Maju

Dunia

%%

Sumber: Bloomberg, diolah

2,0

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I III I III I III I III I III I III IF IIIF

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi

Investasi Swasta

Ekspor Neto

PDB

Pengeluaran

% yoy

Page 9: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 7

berakhirnya dampak transitory tax reform. Sementara itu, kinerja ekspor tertahan akibat perlambatan perekonomian negara mitra dagang utama, Eropa dan Tiongkok. Perbaikan pasar tenaga kerja terkendala partisipasi tenaga kerja yang rendah dan stagnansi produktivitas.

Tekanan inflasi AS menurun dan ekspektasi inflasi rendah. Inflasi IHK AS tercatat lebih rendah yakni dari 1,6% pada Januari 2019 menjadi 1,5% pada Februari 2019 (Grafik 2.3). Penurunan tekanan inflasi terutama disebabkan oleh penurunan harga energi. Sementara itu, inflasi inti cenderung stabil terutama didukung oleh inflasi perumahan dan layanan kesehatan. Indikator ekspektasi inflasi, baik survei maupun market masih menunjukkan penurunan. Ekspektasi inflasi yang menurun seiring dengan terhambatnya proses inflation wage spiral dan prakiraan ekonomi yang melambat.

Ekonomi Tiongkok diprakirakan tumbuh melambat dipengaruhi oleh pengetatan deleveraging dan pelemahan permintaan eksternal sejalan dengan belum meredanya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok (Grafik 2.4). Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diprakirakan lebih rendah, terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi dan ekspor. Hal tersebut disebabkan oleh penundaan pemotongan value added tax (VAT) dan penurunan social security premium yang direncanakan mulai berlaku pada April 2019. Sejalan dengan perlambatan konsumsi, PMI manufaktur yang berada dalam level kontraksi dan pertumbuhan kredit juga masih tertahan. Perlambatan ekonomi Tiongkok juga terkonfirmasi dari penurunan target PDB pada National Party Congress (NPC) pada Maret 2019. Ekspor Tiongkok yang melambat disebabkan oleh pelemahan permintaan dunia dan pengenaan tarif impor oleh AS. Perlambatan ekspor diprakirakan masih akan terjadi selama semester I 2019. Di sisi lain, perlambatan investasi mulai membaik karena peningkatan investasi infrastruktur. Pemerintah Tiongkok mendorong peningkatan investasi

In� asi ASGra� k 2.3

Sumber: Bloomberg, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017 2018

Ekspor NetoInvestasiKonsumsiPDB yoy

1,3 -0,5 -0,7 -0,2 -1,0 -0,4 -0,3 -1,0 0,1 0,1 0,1 2,0 -0,6 -0,7 -0,7 -0,61,2 3,3 4,1 2,7 2,5 3,3 3,0 2,7 1,3 3,3 2,4 1,7 2,1 2,1 2,1 2,14,5 4,2 3,5 4,3 5,2 3,8 3,9 5,1 5,5 3,5 4,3 3,1 5,3 5,3 5,2 5,07,0 7,0 6,9 6,8 6,7 6,7 6,7 6,8 6,8 6,8 6,7 6,7 6,8 6,7 6,5 6,4

-2,0-1,00,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

% yoy

Pertumbuhan Ekonomi TiongkokGra� k 2.4

Sumber: Bloomberg, diolah

1,91,9

1,9

1,6

0,2

2,21,9

1,7

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

10 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2015

2016 2017 2018 2019

IHK Inti

PCE Inti

IHK

PCE mtm

%

20

19

20

18

20

20

PCE (yoy) Proyeksi PCE

Target 2%

Page 10: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 20198

In� asi TiongkokGra� k 2.5

melalui penerbitan Special Local Government Bond.

Inflasi Tiongkok menurun, terutama dipengaruhi oleh penurunan inflasi pangan dan transportasi. Inflasi IHK Tiongkok pada Januari 2019 tercatat 1,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,9% (yoy)-(Grafik 2.5). Sejalan dengan hal tersebut, inflasi producer price index (PPI) juga mengalami penurunan menjadi 0,1% (yoy). Penurunan level inflasi PPI terutama karena penurunan harga komoditas, pelemahan permintaan eksternal, dan perlambatan volume perdagangan global. Terdapat potensi risiko PPI mengalami penurunan (deflasi).

Di Kawasan Euro, perlambatan ekonomi diprakirakan berlanjut. Perekonomian Kawasan Euro terutama disebabkan oleh ekspor dan konsumsi yang melambat (Grafik 2.6). Tingkat keyakinan bisnis dan konsumsi secara umum masih melanjutkan tren penurunan. Hal ini, turut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara mitra dagang utama. Mencermati perlambatan perekonomian Tiongkok, European Central Bank (ECB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Perlambatan konsumsi tercermin dari indikator PMI baik manufaktur maupun services yang masih menunjukkan tren penurunan. Perlambatan ekonomi Kawasan Euro juga didorong oleh melambatnya sektor manufaktur di negara utama Eropa (antara lain Jerman dan Perancis). Secara lebih spesifik perlambatan terjadi di industri otomotif dengan pemberlakuan ketentuan baru mengenai emisi mobil yang lebih ketat, sehingga produksi dan penjualan mobil menurun. Sejalan dengan perlambatan ekonomi, perbaikan tenaga kerja masih terhambat karena masih terdapat kendala struktural tenaga kerja.

Tekanan inflasi di Kawasan Euro terjaga di level yang rendah dengan ekspektasi inflasi yang makin menurun. Inflasi inti masih Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi EropaGra� k 2.6

Sumber: Bloomberg, diolah

-6

-4

-2

0

21,81,7

1,50,7

4

6

8

10

6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

IHK Makanan Tiongkok

IHK Selain Makanan Tiongkok

IHK IHK Inti Tiongkok

Sumber: Bloomberg, diolah

1,3

-1,5-1,0-0,50,00,51,01,52,02,53,03,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II 3 4 1F

2015 2016 2017 2018 2019

PDBInvestasi

Pengeluaran Pemerintah

Ekspor NetoKonsumsi

% yoy

Page 11: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 9

tetap terjaga di kisaran rendah, pada Februari 2019 turun ke 1,0%. Relatif tertahannya inflasi inti tersebut tidak terlepas dari perlambatan konsumsi dan akselerasi pertumbuhan upah yang tertahan. Di sisi lain, inflasi IHK mengalami peningkatan dari 1,4% (yoy) pada bulan Januari 2019 menjadi 1,5% (yoy) pada bulan Februari 2019 (Grafik 2.7). Inflasi IHK yang relatif rendah juga turut dipengaruhi oleh koreksi harga minyak. Tekanan inflasi yang lebih rendah tercermin dari proyeksi inflasi ECB yang direvisi ke bawah.

Perekonomian Jepang pada 2019 diprakirakan tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan prakiraan sebelumnya (Grafik 2.8). Indikator terkini mengindikasikan terdapat risiko ke bawah pertumbuhan ekonomi terutama dari sisi produksi dan konsumsi, terkait rencana kenaikan consumption tax. Kinerja ekspor juga mengalami perlambatan terutama didorong oleh permintaan ekspor yang tertahan. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara mitra dagang utama dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

Inflasi Jepang masih berada jauh di bawah target BOJ. Pada Januari 2019, inflasi Jepang tercatat sebesar 0,2% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,3% (yoy)-(Grafik 2.9). Inflasi inti pada Januari 2019 mengalami peningkatan terutama karena kenaikan akomodasi dan asuransi mobil. Ekspektasi inflasi dalam jangka menengah diperkirakan meningkat menuju target, didukung oleh faktor adaptif yakni realisasi inflasi yang meningkat dan forward looking.

Perekonomian India juga mengalami perlambatan (Grafik 2.10). Perlambatan perekonomian India didorong oleh perlambatan tajam konsumsi, berlanjutnya kontraksi net ekspor dan melambatnya pengeluaran pemerintah. Selain itu, revisi metode penghitungan PDB oleh CSO baik

In� asi EropaGra� k 2.7

Sumber: Bloomberg, diolah

-0,6

1,50

0,9

-2

-1

0

1

2

3

7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1

2014 2015 2016 2017 2018 2019

%

Target ECB In�asi CPI 2%

IHK (% yoy)

IHK Inti (% yoy)

IHK (% mtm)

2013

Pertumbuhan Ekonomi JepangGra� k 2.8

Sumber: Bloomberg, diolah

0,6

-1,5-1,0-0,50,00,51,01,52,02,53,0

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4F 1F2015 2016 2017 2018 2019

KonsumsiInvestasi

Konsumsi Pemerintah

Total

Ekspor Netto

% yoy

In� asi JepangGra� k 2.9

Sumber: Bloomberg

0,4

0,1

0,3

0,7

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

% yoy

Tokyo IHK yoy

IHK

IHK selain makanan segar

IHK selain makanan dan energi

Sumber: Bloomberg

6,6

-6-4-2024681012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2015 2016 2017 2018

Konsumsi Konsumsi Pemerintah

Lainnya

Ekspor Neto

InvestasiPDB

% yoy

Probabilitas Kenaikan FFRGra� k 2.10

Page 12: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201910

ke periode berjalan maupun periode ke belakang juga turut mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi India. Perlambatan konsumsi tercermin dari pelemahan penjualan otomotif dan impor non-oil dan non-emas. Permasalahan kredit konsumsi NBFC juga menghambat bank dalam penyaluran kredit. Inflasi IHK India diprakirakan masih berada dalam kisaran target inflasi 4 ± 2% (Grafik 2.11). Inflasi IHK India pada Januari 2019 tercatat sebesar 2,6% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,0% (yoy)-(Grafik 2.11).

RISIKO PASAR KEUANGAN GLOBAL

Risiko ketidakpastian pasar keuangan global mereda, meskipun masih tetap perlu diwaspadai (Grafik 2.12). Ketidakpastian pasar keuangan global sejalan dengan prakiraan menurunnya kecepatan kenaikan Fed Funds Rate (FFR)-(Grafik 2.13) dan normalisasi kebijakan moneter negara maju lainnya yang tidak seketat perkiraan awal. Meskipun demikian, beberapa risiko masih tetap perlu diwaspadai, termasuk belum meredanya ketegangan perdagangan AS dan Tiongkok, berlanjutnya ketidakpastian masalah Brexit dan perlambatan ekonomi global yang lebih dalam. Ketidakpastian global yang berkurang mendorong aliran modal ke Emerging Market (EM), termasuk Indonesia (Grafik 2.14).

Kontribusi In� asi IndiaGra� k 2.11

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2016 2018 2018 2019

IHK (% yoy)Makanan dan Minuman

IntiBahan Bakar dan ListrikTembakau dan Miras

%

Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade Policy ASGra� k 2.12

Probabilitas Kenaikan FFRGra� k 2.13

Aliran ModalGra� k 2.14

Sumber: Bloomberg; Data s.d. 20 Maret 2019

138,56

0

100

200

300

400

500

600

1 6 11 4 9 2 7 12 5 10 3 8 1 6 11 4 9 2 7 12 5 10 3 8 1 6 11

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 20182019

Indeks

Sumber: Bloomberg; Data per 20 Maret 2019

97,992,4

86,677,2

71,761,8

51,8

2,1 7,4 12,820,9 24,9

31,336,3

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%

5 6 7 9 10 12 1

2019 2020

2.25-2.52-2.25

55 58 61

1,85

1,90

1,95

2,00

2,05

2,10

Negara Maju

Emerging Market

250260270280290300310320330340

Miliar USDMiliar USD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2018 2019

Sumber:EPFR, Fund Flows, akumulasi �ows sejak Nov -2018

Page 13: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 11

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Sejalan dengan perlambatan ekonomi global, volume perdagangan dunia mengalami penurunan. Penurunan volume perdagangan dunia juga dipengaruhi oleh penerapan tarif impor AS kepada Tiongkok. Aktivitas ekspor dan impor di negara maju juga terus mengalami penurunan sejalan dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi negara maju. Aktivitas ekspor-impor negara berkembang terkoreksi, setelah peningkatan ekspor dan impor yang cukup tinggi karena aksi frontloading Tiongkok.

Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas global juga diprakirakan menurun, termasuk harga minyak dunia (Tabel 2.1 dan Grafik 2.15). Penurunan harga komoditas tercermin dari penurunan indeks harga komoditas ekspor Indonesia (IHKEI) hingga 1 Maret 2019. Penurunan harga batu bara, tembaga, dan nikel terutama disebabkan oleh perlambatan permintaan dunia. Penurunan harga minyak dunia dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan OPEC+ cut yang masih rendah dan kenaikan produksi AS di tengah permintaan global yang menurun.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik. Konsumsi diprakirakan tetap tinggi, didukung daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga, stimulus fiskal yang berlanjut khususnya melalui belanja sosial, serta belanja terkait persiapan Pemilu (Tabel 2.2). Investasi sedikit melambat pada triwulan I 2019 akibat pola musiman awal tahun, dan diprakirakan kembali menguat pada triwulan-triwulan berikutnya didukung proyek infrastruktur. Namun, peran ekspor neto menurun sejalan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global

Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi EropaGra� k 2.15

Sumber: Bloomberg; Data per 11 Maret 2019

65,3

62,02

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018 2019

USD/ Barel

Harga Minyak Brent

Rata-rata Triwulanan

Persen, yoy

Komoditas 2016 2017 2018 YTD2019*

Sumber : Bloomberg *Data s.d. 1 Maret 2019

-10,5 27,1 6,7 -6,46,8 48,2 2,5 2,1

21,3 5,7 -19,2 -5,7-2,2 28,1 -16,8 9,2

-15,4 8,9 27,8 -7,813,1 13,1 0,5 3,5-3,5 22,9 7,4 -11,24,3 -2,9 -15,4 -10,71,0 6,8 1,2 0,4

5,4 21,7 -2,8 -0,6

Tembaga Batu BaraCPOKaret NikelTimahAluminiumKopiLainnyaIndeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Indeks Harga Komoditas Ekspor IndonesiaTabel 2.1

Page 14: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201912

dan menurunnya harga komoditas. Penurunan ekspor terjadi di kelompok pertanian dan pertambangan, serta beberapa komoditas di kelompok barang manufaktur. Ke depan, di tengah prospek ekspor yang menurun, bauran kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat guna menopang permintaan domestik dan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2019 pada kisaran 5,0-5,4%.

Konsumsi swasta diprakirakan tumbuh tinggi sejalan dengan daya beli dan keyakinan konsumen yang tetap terjaga. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap tinggi didukung oleh daya beli yang tetap terjaga, seiring inflasi yang terkendali dan berada pada level rendah. Perbaikan konsumsi rumah tangga juga ditopang oleh tingkat pendapatan yang membaik. Perbaikan tingkat pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan bawah terindikasi dari nilai tukar petani (NTP) dan upah rill buruh tani yang meningkat (Grafik 2.16). Perbaikan pendapatan juga terjadi pada kelompok menengah, tercermin dari indeks keyakinan konsumen pada kelompok konsumen dengan pengeluaran Rp2-5 juta per bulan yang berada dalam teritori positif (indeks di atas 100) dan menunjukkan peningkatan (Grafik 2.17). Di samping itu, perbaikan konsumsi rumah tangga juga terindikasi dari penjualan ritel yang masih

NTP dan Upah Buruh TaniGra� k 2.16

Indeks Keyakinan KonsumenGra� k 2.17

Sumber: BPS, diolah

Nilai Tukar Petani

0,50,6

Upah Buruh Tani (riil)

2,63,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Sumber: Bank Indonesia

125,3 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

125,1

Pengeluaran Rp1 -2 juta127,9

Pengeluaran Rp2-5 juta

126,8

127,5

Pengeluaran >Rp5 juta

125,0 126,5

95

100

105

110

115

120

125

130

135

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

Indeks

Persen, yoy

Sumber: BPS

I IIIIIIII III IV IVKonsumsi Rumah TanggaKonsumsi Lembaga Nonpro�t Melayani Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi

Investasi BangunanInvestasi Nonbangunan

EksporImporPDB

Komponen PDB Pengeluaran 20162017 2018

20182017

5,01 4,94 4,95 4,91 4,98 4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,056,64 8,08 8,53 6,04 5,26 6,93 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08

- 0,14 2,69 -1,94 3,46 3,80 2,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,804,47 4,77 5,34 7,08 7,26 6,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,675,18 5,87 6,07 6,28 6,68 6,24 6,16 5,02 5,66 5,02 5,452,43 1,46 3,25 9,47 9,02 5,90 13,56 8,33 10,73 8,96 10,31

-1,66 8,36 2,73 16,48 8,42 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48-2,41 4,78 0,18 15,40 11,91 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,045,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17

Pertumbuhan Ekonomi Sisi PengeluaranTabel 2.2

Page 15: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 13

kuat dan penjualan motor yang meningkat (Grafik 2.18). Peningkatan penjualan ritel terutama bersumber dari penjualan produk pakaian dan makanan-minuman.

Kinerja konsumsi swasta juga didukung oleh dampak positif persiapan Pemilu dan stimulus fiskal pemerintah. Pengeluaran terkait persiapan pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan leglislatif (Pileg) meningkatkan konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), yang kemudian ikut berdampak pada peningkatan konsumsi rumah tangga. Pengeluaran belanja persiapan Pemilu pada 2019 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan belanja Pemilu 2014, dipengaruhi oleh periode masa kampanye yang lebih lama, serta jumlah partai dan calon anggota legislatif peserta Pemilu yang lebih banyak. Kebijakan stimulus fiskal pemerintah melalui realisasi bantuan sosial yang tinggi pada triwulan I 2019 turut menopang daya beli kelompok masyarakat berpendapatan bawah, sehingga berkontribusi mendorong kinerja konsumsi rumah tangga.

Konsumsi pemerintah tumbuh kuat, ditopang oleh belanja barang dan bantuan sosial. Kinerja positif konsumsi pemerintah bersumber dari belanja barang untuk mendukung persiapan penyelenggaran pemilu, serta penyaluran bantuan sosial, antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), yang tinggi pada triwulan I 2019 (Grafik 2.19). Pemerintah Pusat juga melakukan pencairan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada awal tahun, sehingga mendorong tingginya realisasi penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) di daerah-daerah. Sementara itu, belanja pegawai lebih rendah dari prakiraan akibat kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 5% yang baru akan dikucurkan pada April 2019.

Pertumbuhan investasi tertahan, baik pada investasi bangunan maupun investasi nonbangunan. Investasi bangunan diprakirakan tumbuh melambat, dipengaruhi

Penjualan Kendaraan BermotorGra� k 2.18

Realisasi Bantuan SosialGra� k 2.19

Sumber: AISI, Bank Indonesia

Penjualan Motor

4,2

17,9

10,93,2

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2*

2016 2017 2018 2018 2019

% yoy

Penjualan Eceran

Sumber: Bank Indonesia, Gaikindo, AISI

BansosPertumbuhan (skala kanan)

-20

0

20

40

60

80

100

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I*

2017 2018 2019

% yoyRp Triliun

Page 16: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201914

oleh terbatasnya proyek pembangunan fisik baru pada triwulan I 2019. Sebagian besar proyek infrastruktur pemerintah yang berlangsung merupakan kelanjutan dari pembangunan pada periode sebelumnya. Realisasi belanja modal pemerintah masih rendah di awal tahun. Perlambatan investasi bangunan terkonfirmasi oleh penjualan semen yang menurun sejalan dengan aktivitas konstruksi infrastruktur yang melambat (Grafik 2.20).

Investasi nonbangunan diprakirakan tumbuh melambat dipengaruhi oleh aktivitas di lapangan usaha industri pengolahan dan pertambangan yang menurun. Perlambatan pertumbuhan investasi nonbangunan terindikasi dari impor barang modal yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor barang modal untuk mendukung kegiatan industri berupa mesin dan peralatan industri mengalami penurunan. Perlambatan kinerja industri manufaktur tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) dari Markit Economics yang berada dalam tren perlambatan (Grafik 2.21). Impor barang modal berupa alat angkutan dan alat berat juga mengalami penurunan seiring dengan kegiatan pertambangan yang melambat akibat penurunan harga komoditas dan permintaan dunia (Grafik 2.22).

Kinerja ekspor diprakirakan tumbuh melambat, dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, serta penurunan volume perdagangan dan harga komoditas dunia (Grafik 2.23). Pelemahan ekspor berlangsung broad based, yaitu terjadi pada ekspor komoditas pertanian, pertambangan dan manufaktur (Grafik 2.24). Penurunan ekspor pertanian dipengaruhi oleh pelemahan ekspor crude palm oil (CPO), karet mentah, serta pulp and paper. Ekspor pertambangan mengalami kontraksi, terutama disebabkan ekspor batu bara yang lebih dalam akibat kuota produksi yang lebih rendah.

Sumber: Bank Indonesia

Impor Barang Modal

0,45,8

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%

Impor Barang ModalGra� k 2.22

Purchasing Manager IndexGra� k 2.21

Sumber: Markit Economics, Bank Indonesia

50,45

PMI-Market Economics

50,1

PMI-Bank Indonesia

54,75

40

45

50

55

60

I II III IV I II III IV I II III IV I* 7 8 9 10 11 12 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

Indeks

Penjualan SemenGra� k 2.20

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Penjualan Semen

4,51,6

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Page 17: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 15

Sumber: Bank Indonesia

Total

-0,4 -0,7

Manufaktur7,0 6,1

Pertambangan

-7,9Pertanian-8,6

-7,3

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

Total-5,8 -7,8

Pertanian

-8,6

Pertambangan

-9,0-15,7

Manufaktur

-5,1 -4,6

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy % yoy

Sumber: Bank Indonesia

Total Impor-4,1 -9,7

Barang Konsumsi

-17,9

-26,7

Bahan Baku

-3,1-11,0Barang Modal

0,4 5,8

-40-30-20-100102030405060

I II III IV I II III IV I II III IV I* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%

Indeks Harga Ekspor NonmigasGra� k 2.23

Ekspor Nonmigas RiilGra� k 2.24

Impor Nonmigas RiilGra� k 2.25

Sementara itu, pelemahan ekspor manufaktur terjadi sejalan dengan penurunan permintaan dunia, terutama dari mitra dagang negara maju seperti Amerika Serikat dan Kawasan Eropa yang diprakirakan tumbuh lebih rendah. Ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan industri kimia menurun, sedangkan ekspor besi baja masih meningkat untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur yang tengah berjalan.

Impor mulai berada dalam tren perlambatan, sejalan dengan kebijakan yang ditempuh untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan pada level yang aman. Sinergi kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia dan otoritas lainnya untuk mengendalikan impor dan mendorong ekspor mulai berdampak pada kinerja impor yang mulai melambat. Kebijakan pengendalian impor antara lain ditempuh melalui diversifikasi sumber energi dengan penggunaan Biodiesel 20 (B20), penundaan proyek infrastruktur yang memiliki kandungan impor tinggi, serta penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Penurunan impor bersumber dari bahan baku dan barang konsumsi (Grafik 2.25). Penurunan impor bahan baku sejalan dengan kinerja industri manufaktur yang masih terbatas dan kinerja pertambangan yang melambat. Impor bahan baku untuk mendukung kegiatan industri, seperti impor makanan-minuman olahan dan bahan baku olahan untuk industri mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan impor suku cadang (spare parts) dan peralatan alat angkut untuk mendukung kegiatan pertambangan yang juga menurun. Tren penurunan kinerja impor juga dipengauhi oleh impor barang konsumsi yang lebih rendah, terutama bersumber dari penurunan impor produk makanan-minuman olahan untuk rumah tangga, barang tahan lama, dan mobil.

Page 18: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201916

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus ditopang penurunan impor nonmigas. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 mengalami surplus 0,33 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat defisit 1,06 miliar dolar AS (Grafik 2.26). Surplus tersebut dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah defisit neraca perdagangan migas yang tidak banyak berbeda dibandingkan dengan kinerja bulan sebelumnya.

Surplus neraca perdagangan nonmigas bersumber dari penurunan impor nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor nonmigas. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2019 tercatat sebesar 0,79 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar 0,64 miliar dolar AS. Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sebesar 2,69 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor nonmigas sebesar 1,25 miliar dolar AS. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada impor mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, serta mesin/pesawat mekanik. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada ekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati serta bijih, kerak, dan abu logam. Penurunan ekspor nonmigas tersebut tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun.

Defisit neraca perdagangan migas cenderung stabil. Defisit neraca perdagangan migas pada Februari 2019 tercatat sebesar 0,46 miliar dolar AS, tidak banyak berubah dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 0,42 miliar dolar AS. Defisit tersebut dipengaruhi penurunan ekspor

Neraca PerdaganganGra� k 2.26

Sumber: BPS, diolah

-0,46

0,79

0,33

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2

2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar AS

NonmigasMigas

Total

Page 19: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 17

Cadangan DevisaGra� k 2.28

Sumber: Bank Indonesia

Cadangan Devisa123,3

Bulan Impor dan PembayaranUtang Pemerintah (Skala Kanan)

6,7

012345678910

0

30

60

90

120

150

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2

2016 2017 2018 2019

BulanMiliar Dolar AS

Aliran Modal AsingGra� k 2.27

Sumber: Bank Indonesia, diolah

2,7

0,8

4,0 3,6

-4

-2

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2017 2018 2019

Net Sektor Publik

Net Sektor Swasta

Liabilitas Investasi Portofolio

migas sebesar 0,15 miliar dolar AS, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan impor migas sebesar 0,10 miliar dolar AS. Penurunan ekspor migas terjadi pada komponen gas sejalan dengan penurunan volume ekspor dan harga gas. Sementara itu, penurunan impor migas terjadi pada komponen minyak mentah seiring dengan penurunan volume dan harga impor minyak mentah.

Aliran masuk modal asing masih berlanjut dan mendukung membaiknya Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan I 2019. Aliran masuk modal asing pada Februari 2019 tercatat sebesar 4,03 miliar dolar AS (Grafik 2.27). Aliran masuk modal nonresiden pada Februari 2019 tersebut terjadi pada sektor publik, terutama pada instrumen SUN Rupiah. Instrumen investasi portofolio nonresiden lain yang juga tercatat mengalami net masuk adalah sukuk, SBI, dan SBSN. Sementara pada sektor swasta, instrumen investasi portofolio nonresiden pada saham tercatat keluar sehubungan masih tingginya ketidakpastian global dan ketegangan perdagangan AS dengan negara lain.

Posisi cadangan devisa Indonesia meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 123,3 miliar dolar AS pada akhir Februari 2019, meningkat dibandingkan dengan 120,1 miliar dolar AS pada akhir bulan sebelumnya (Grafik 2.28). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Peningkatan cadangan devisa pada Februari 2019 terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bonds pemerintah, penerimaan valas lainnya, dan penerimaan devisa migas. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap

Page 20: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201918

positif. Sinergi kebijakan akan terus dipererat guna memperkuat ketahanan eksternal. Langkah untuk memperkuat ekspor, termasuk peningkatan kinerja sektor pariwisata, dan mengendalikan impor akan terus ditempuh sehingga defisit transaksi berjalan 2019 dapat menuju kisaran 2,5% PDB. Kebijakan juga diarahkan untuk menarik aliran modal untuk membiayai defisit transaksi berjalan.

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah menguat sejalan kinerja sektor eksternal yang membaik. Penguatan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan yang terutama disebabkan oleh ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang. Pada Februari 2018, secara rata-rata harian Rupiah menguat sebesar 0,87%. Per 19 Maret 2019 Rupiah ditutup pada level Rp14.230 per dolar AS atau telah menguat 1,05% secara point to point dan 0,85% secara rerata (Grafik 2.29 dan Grafik 2.30).

Aliran masuk modal asing terutama terjadi di pasar surat berharga negara, sedangkan pasar saham mencatat aliran keluar. Kondisi tersebut seiring sentimen positif terhadap data PDB Indonesia triwulan IV 2018 yang lebih tinggi dari perkiraan. Selain itu, membaiknya sentimen eksternal berupa prospek negosiasi dagang AS-Tiongkok serta rilis FOMC minutes meeting yang mengkonfirmasi kebijakan the Fed yang cenderung less hawkish, turut memengaruhi dinamika Rupiah bersama mata uang EM lainnya. Namun demikian, tekanan terhadap Rupiah tetap harus diwaspadai antara lain dipengaruhi kekhawatiran perlambatan ekonomi global terutama seiring dengan langkah ECB yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan Euro yang jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Pada Februari 2019, nonresiden mencatat net inflow sebesar 30,8 triliun Rupiah, sebagaimana di bulan Januari 2019 yang juga mencatat net inflow sebesar 30,5

Nilai Tukar RupiahGra� k 2.29

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar KawasanGra� k 2.30

14.230

14.033 14.219

14.126

13.25013.50013.75014.00014.25014.50014.75015.00015.25015.500

10-Jul20-Jul30-Jul9-Aug

8-Sep

7-Dec

6-Jan

7-Mar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2018

IDR/USD

Rata-rata Bulanan

Rata-rata Triwulanan

311 12 1 2

2019

Sumber: Reuters, diolah; Data s.d. 19 Maret 2019

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 19 Maret 2019

-10,0 -8,0 -6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0CNYBRLTHBMYRINRIDR

SGDZARPHPEURJPY

KRWTRY

-1,96

-2,472,26

-1,42

-3,14

0,85

-0,42

-4,92

0,69

-3,84

0,36

-2,06

-9,06

2,482,43

2,17

1,42

1,17

1,05

0,86

-0,04

-0,64

-0,83

-1,06

-1,75

-3,34

point-to-pointRata-rata

2019 vs 2018

%

Page 21: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 19

triliun Rupiah. Aliran masuk nonresiden pada Februari 2019 tersebut terutama pada instrumen SUN sebesar 31,7 triliun Rupiah, diikuti SBI 1,4 triliun Rupiah dan SBSN 1,1 triliun Rupiah. Sementara itu di aset saham, nonresiden tercatat net outflow sebesar 3,4 triliun Rupiah.

Penguatan Rupiah sejalan dengan volatilitas yang terjaga. Volatilitas Rupiah pada Februari 2019 menurun dibandingkan dengan volatilitas pada Januari 2019. Sementara itu pada Maret 2019 (s.d. 19 Maret 2019), volatilitas Rupiah secara rata-rata bulanan meningkat namun masih lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas mata uang negara peers seperti rand Afrika Selatan, lira Turki, real Brasil, dan rupee India. Adapun secara tahunan selama tahun 2019 volatilitas Rupiah masih lebih rendah dibandingkan volatilitas negara peers real Brasil, rand Afrika Selatan, dan lira Turki. Volatilitas sampai dengan 19 Maret 2019 tersebut juga masih dibawah rerata volitlitas negara peers sebesar 11,43% (Grafik 2.31).

Ke depan, sejalan prospek sektor eksternal yang membaik, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga dengan baik. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas.

INFLASI

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2019 mengalami penurunan dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5±1% (yoy). Inflasi IHK Februari 2019 mencatat deflasi sebesar 0,08% (mtm), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm).

Volatilitas Rupiah dan PeersGra� k 2.31

11,43

0

5

10

15

20

25

30

35

ZAR BRL TRY IDR THB MYR PHP INR

2018YTD 2019Rata-rata YTD 2019

%

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 19 Maret 2019

Page 22: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201920

Deflasi IHK pada bulan ini bersumber dari deflasi kelompok volatile food, sedangkan kelompok inti dan administered prices mencatat inflasi yang rendah (Grafik 2.32). Secara tahunan, inflasi IHK pada Februari 2019 mencapai 2,57% (yoy), menurun dibandingkan bulan Januari 2019 sebesar 2,82% (yoy). Inflasi hingga akhir tahun 2019 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1% sejalan dengan upaya terus memperkuat koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi, terutama inflasi volatile food.

Harga kelompok volatile food mengalami deflasi sesuai dengan pola musiman pada bulan Februari 2019. Kelompok volatile food mencatat deflasi 1,30% (mtm), setelah bulan lalu mengalami inflasi sebesar 0,97% (Grafik 2.33). Deflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit dan wortel. Sementara itu, inflasi komoditas beras, bawang putih, dan mie kering instan menahan deflasi volatile food yang lebih dalam (Tabel 2.3). Deflasi cabai merah berlanjut dalam empat bulan terakhir ini seiring dengan meningkatnya pasokan. Deflasi daging ayam ras dan telur ayam ras sejalan dengan penurunan harga pakan ternak yang berasal dari jagung. Pada bawang merah, deflasi disebabkan adanya panen raya di wilayah sentra, terutama Kabupaten Brebes. Sementara itu, harga komoditas bawang putih meningkat didorong oleh rendahnya pasokan impor serta meningkatnya harga global bawang putih. Adapun Inflasi beras melambat dibandingkan bulan lalu seiring dengan adanya beberapa wilayah sentra di Jawa Barat dan Jawa Timur yang mulai memasuki masa panen dan diperkirakan mencapai puncaknya pada Maret-April 2019. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 0,33% (yoy), lebih rendah dari Januari 2019 sebesar 1,76% (yoy).

Inflasi administered prices berada pada level yang rendah dipengaruhi penurunan

Perkembangan In� asi Tahunan (yoy)Gra� k 2.32

In� asi Volatile FoodGra� k 2.33

Sumber: BPS, diolah

IHK2,57

Inti

3,06

Volatile Food

0,33

Administered Prices

3,38

-4

0

4

8

12

16

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 22015 2016 2017 2018 2019

%yoy%,

Penyumbang In� asi/De� asi Komoditas Volatile FoodTabel 2.3

Komoditas VF In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Daging Ayam Ras

Mie Kering InstantBawang Putih

Bawang Merah

Wortel

Telur Ayam Ras

Cabai Rawit

Cabai Merah

Beras 0,26 0,014,02 0,011,56 0,01

-12,84 -0,06-4,20 -0,06-5,89 -0,05-7,79 -0,04

-10,68 -0,02-9,28 -0,01

Sumber: BPS, diolah

Volatile food (mtm)

- 1,3

Volatile food (yoy) - skala kanan

0,33-2

0

2

4

6

8

10

12

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 2

2015 2016 2017 2018 2019

% % yoy

Page 23: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 21

harga bensin. Inflasi kelompok administered prices tercatat 0,06% (mtm) pada Februari 2019, setelah bulan lalu mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm) (Grafik 2.34). Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter (Tabel 2.4). Sementara itu, bensin mencatat deflasi seiring dengan penurunan harga BBM nonsubsidi pada 10 Februari 2019 rata-rata sebesar Rp325/liter dan penurunan harga premium di wilayah Jawa, Madura, dan Bali sebesar Rp100/liter. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices sebesar 3,38% (yoy), relatif sama dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,39% (yoy).

Inflasi inti menurun didukung ekspektasi inflasi yang tetap terjaga. Secara bulanan, inflasi inti pada Februari 2019 tercatat 0,26 % (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,30% (mtm) (Grafik 2.35). Inflasi inti bulan ini terutama disumbang oleh tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, nasi dengan lauk, emas perhiasan, mobil, dan upah pembantu rumah tangga. Terkendalinya inflasi inti pada Februari 2019 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi 2019 tercermin pula di antaranya pada ekspektasi inflasi hasil survey Consensus Forecast (CF) bulan Maret 2019 yaitu sebesar 3,4% (average yoy), tidak mengalami perubahan dibandingkan hasil survei bulan sebelumnya (Grafik 2.36). Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,06% (yoy), tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan inflasi inti pada Januari 2019.

Secara spasial, sebagian besar daerah mencatatkan deflasi IHK bulanan pada Februari 2019. Sumatera dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) mencatatkan deflasi sebesar 0,26% (mtm) dan 0,18% (mtm), sementara Jawa

In� asi Administered PricesGra� k 2.34

Sumber: BPS, diolah

Inti 3,06

Inti Traded

2,94

Inti Non Traded

3,16

0

1

2

3

4

5

6

7

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

Sumber: BPS, diolah

Administered Prices (%, mtm)

0,06

Administered Prices (%, yoy) - Skala Kanan

3,38

-4-3-2-1012345

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2

2015 2016 2017 2018 2019

-4-202468101214

% mtm % yoy%

Penyumbang In� asi/De� asi Administered PricesTabel 2.4

Komoditas AP In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Rokok Kretek Filter

Bensin

2,69 0,030,39 0,012,88 0,01-0,9 -0,03

Angkutan Udara

Tarip Kereta Api

In� asi Inti Traded dan Non-tradedGra� k 2.35

Page 24: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201922

mengalami inflasi yang rendah sebesar 0,01% (mtm). Secara tahunan, hampir seluruh provinsi mencatatkan inflasi tahunan di dalam rentang sasaran inflasi nasional (3,5±1%), kecuali Sulawesi Tengah, Papua, dan Kalimantan Utara (Gambar 2.1). Tingginya inflasi di tiga provinsi tersebut terutama disebabkan oleh inflasi angkutan udara serta inflasi berbagai komoditas ikan segar karena cuaca yang kurang mendukung hasil penangkapan ikan. Selain itu, bencana alam di Sulawesi Tengah pada paruh kedua 2018 juga berkontribusi

besar terhadap tingginya inflasi di provinsi ini.

PASAR KEUANGAN

Transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik di tengah stabilitas sistem keuangan yang terjaga, intermediasi yang meningkat, serta likuiditas yang sejalan dengan kebutuhan ekonomi. Transmisi kebijakan moneter jalur suku bunga hingga Februari 2019 berjalan dengan baik seperti tercermin dari suku bunga Pasar Uang Antar

Aceh 2,1Sumut 1,3Riau 1,7Sumbar 1,9Lampung 1,3

Kepri 3,0Bengkulu 2,3Kep,Babel 3,3Sumsel 2,0Jambi 2,2

SUMATERA KALIMANTANGorontalo 1,8Sulut 3,3Sulteng 6,0Sulbar 0,6Sulsel 2,8Sultra 2,4

SULAWESI

Maluku 2,9Maluku Utara 3,6Papua 5,5Papua Barat 4,4

MALUKU-PAPUABanten 3,3Jakarta 3,0Jawa Barat 2,6Jawa Tengah 1,5Jawa Timur 2,2Yogyakarta 2,5

JAWA

Bali 1,8NTB 2,4NTT 2,0

BALI-NUSA TENGGARA

Kalbar 4,3Kalsel 3,2Kaltim 3,2Kalteng 4,2Kaltara 5,4

Inf ≥ 4,5%

3,5% ≤ Inf < 4,5%

2,5% ≤ Inf < 3,5%

Inf < 2,5%

INFLASI NASIONAL FEBRUARI 2019: 2,57% (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Peta In� asi Daerah Februari 2019 (%,yoy)Gambar 2.1

Ekspektasi In� asiGra� k 2.36

Sumber: Consensus Forecast

Ekspektasi In�asi 2017 Ekspektasi

In�asi 2018Ekspektasi

In�asi 20193,40

Ekspektasi In�asi 2020

3,70

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

2017 2018 2019

% yoy

Page 25: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 23

Bank (PUAB) O/N yang terjaga di kisaran suku bunga kebijakan BI7DRR. Suku bunga deposito perbankan masih meningkat, meskipun terdapat indikasi mulai berakhirnya tren kenaikan. Sebaliknya, suku bunga bunga kredit secara umum masih dalam tren penurunan, meskipun sedikit meningkat pada Januari 2019. Sementara itu, likuiditas perekonomian memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi, tercermin dari pertumbuhan uang beredar yang masih sejalan dengan PDB. Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai intermediasi perbankan yang meningkat dan risiko kredit yang terkendali. Perkembangan pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan tercatat membaik didukung berlanjutnya aliran modal asing pada Februari 2019.

Transmisi Suku Bunga

Suku bunga PUAB O/N terjaga di kisaran suku bunga kebijakan BI7DRR. Pada Februari 2019, rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N sebesar 5,86%, sama dengan RRH pada bulan sebelumnya. Secara umum, likuiditas pasar uang memadai. Hal tersebut tercermin pada suku bunga PUAB O/N berada di kisaran -25 sampai dengan +7 bps dari BI7DRR pada Februari 2019 dengan selisih RRH antara suku bunga PUAB O/N dan BI 7DDRR sebesar -14 bps, atau sama dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 2.37).

Volatilitas suku bunga PUAB O/N tetap terjaga ditopang oleh ketersediaan likuiditas yang memadai. Hal ini tercermin dari spread antara RRH suku bunga PUAB O/N tertinggi dengan terendah pada Februari 2019 yang stabil sebesar 28 bps, tidak jauh berbeda dengan spread pada bulan sebelumnya sebesar 26 bps (Grafik 2.38). Volatilitas suku bunga PUAB O/N yang terkendali didukung oleh likuiditas yang terjaga tercermin dari RRH volume PUAB pada Februari 2019 yang tetap tinggi yaitu mencapai 17,9 triliun Rupiah.

Suku Bunga Kebijakan dan PUAB O/NGra� k 2.37

Sumber: Bank Indonesia

Suku Bunga PUAB O/N

BI 7-Day RR (Setelah 19/08/16)

6,00

DF Rate

5,25

LF Rate 6,75

BI Rate

3,75

4,25

4,75

5,25

5,75

6,25

6,75

7,25

7,75

8,25%

2016 2017 2018 2019

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 23 5 7 9 11

Suku Bunga dan Volume PUAB O/NGra� k 2.38

Sumber: Bank Indonesia

Suku Bunga PUAB O/N0

5

10

15

20

25

30

3

4

5

6

7

8

9

10

11Rp Triliun%

Vol PUAB (Skala kanan)

Vol PUAB O/N (Skala kanan)

2016 2017 2018 2019

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 23 5 7 9 11

Page 26: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201924

Suku bunga deposito perbankan masih meningkat, meskipun terdapat indikasi mulai berakhirnya tren kenaikan. RRT suku bunga deposito pada Januari 2019 mencapai 6,90%, meningkat 2 bps dari suku bunga pada bulan sebelumnya sebesar 6,88%. Kenaikan suku bunga deposito tersebut masih merupakan kelanjutan dari tren kenaikan yang terjadi sejak triwulan II 2018, sejalan dengan kenaikan cost of fund perbankan (Grafik 2.39). Meskipun demikian, terdapat indikasi mulai berakhirnya kenaikan suku bunga deposito terutama pada tenor pendek, tercermin pada suku bunga deposito 1 bulan yang tidak mengalami kenaikan pada pada Januari 2019. Kenaikan suku bunga tertinggi secara bulanan terjadi pada tenor 1 tahun yaitu sebesar 6 bps. Berdasarkan kelompok bank, kenaikan suku bunga deposito terjadi di kelompok bank BUKU 2, BUKU 3 dan BUKU 4, dengan kenaikan suku bunga deposito tertinggi terjadi pada kelompok bank BUKU 4 sebesar 4 bps. Dengan perkembangan tersebut, sejak akhir tahun 2017, RRT suku bunga deposito telah naik sebesar 83 bps.

Sebaliknya, suku bunga kredit secara umum masih dalam tren penurunan meskipun sedikit meningkat pada Januari 2019. Tren penurunan RRT suku bunga kredit disebabkan oleh suku bunga kredit konsumsi (KK), kredit investasi (KI), dan kredit modal kerja (KMK) yang berada dalam tren yang menurun. Meskipun dalam tren menurun, RRT suku bunga kredit pada Januari 2019 tercatat sebesar 10,90%, meningkat dari 10,81% pada bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan suku bunga KMK, yakni menjadi 10,56% dari bulan sebelumnya sebesar 10,36% (Grafik 3.40). Berdasarkan kelompok bank, RRT suku bunga kredit pada kelompok bank BUKU 1, BUKU 3, dan BUKU 4 meningkat, sementara suku bunga pada kelompok bank BUKU 2 menurun. Dengan perkembangan tersebut, suku bunga kredit sejak akhir tahun 2017 telah turun sebesar 40 bps.

Selisih Suku Bunga PerbankanGra� k 2.39

Sumber: Bank Indonesia

Spread Skb Kredit -Deposito (skala kanan)

RRT Suku Bunga Deposito

6,90

RRT Suku Bunga Kredit

10,90

2

4

6

8

10

12

14

16

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12016 2017 2018 2019

% %

Suku Bunga Kredit Jenis PenggunaanGra� k 2.40

Sumber: Bank Indonesia

RRT Suku Bunga Kredit

10,81Suku Bunga KMK

10.36Suku Bunga KI

10,38

Suku Bunga KK

11,73

9

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

%

Page 27: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 25

Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat. Posisi M2 pada Januari 2019 tercatat sebesar 5.645,8 triliun Rupiah atau tumbuh 5,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,3% (yoy). Perlambatan M2 dikontribusikan oleh seluruh komponennya yakni uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh sebesar 3,8% (yoy), 6,0% (yoy), dan 10,3% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,8% (yoy), 6,8% (yoy), dan 11,8% (yoy)-(Grafik 2.41).

Perlambatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih serta kontraksi operasi keuangan pemerintah (Grafik 2.42). Aktiva luar negeri bersih pada Januari 2019 turun lebih dalam menjadi -9,3% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar -6,4% (yoy). Penurunan aktiva luar negeri bersih tersebut terutama didorong oleh perlambatan tagihan kepada nonresiden yang disebabkan oleh penurunan cadangan devisa pada Januari 2019. Operasi keuangan pemerintah mengalami kontraksi tercermin dari penurunan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, yaitu dari -3,3% (yoy) menjadi -14,1% (yoy) pada Januari 2019, sejalan dengan peningkatan rekening giro Pemerintah Pusat di Bank Indonesia. Sementara itu, pertumbuhan kredit perbankan pada Januari 2019 mencapai 11,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,7% (yoy).

Intermediasi Perbankan

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai risiko kredit yang terkendali. Stabilitas sistem keuangan ditopang rasio kecukupan modal perbankan (capital adequacy ratio/CAR) yang tetap tinggi,

Uang Beredar M2Gra� k 2.41

Sumber: Bank Indonesia

M2

5,5

M1

3,8Kuasi

6,0

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2016 2017 2018 2019

% yoy

Faktor yang Memengaruhi M2Gra� k 2.42

Sumber: Bank Indonesia

NFA

-9,3

NDA

11,4

M2 5,5

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2016 2017 2018 2019

% yoy

Page 28: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201926

mencapai 23,1% pada Januari 2019. Rasio likuiditas (AL/DPK) terjaga sebesar 19,3% pada Januari 2019, sama dengan rasio pada Desember 2018 (Grafik 2.43). Selain itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net).

Stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga diiringi dengan fungsi intermediasi perbankan yang membaik pada Januari 2019. Kredit yang disalurkan perbankan pada Januari 2019 tumbuh tinggi 12,0% (yoy) meningkat dari pertumbuhan akhir tahun 2018 sebesar 11,8% (yoy). Kenaikan pertumbuhan kredit ditopang oleh KI yang tumbuh 13,1% (yoy), naik dari 10,9% (yoy) pada Desember 2018. Sementara itu, KK dan KMK tercatat tumbuh melambat menjadi masing-masing 9,9% (yoy) dan 12,6% (yoy)-(Grafik 2.44). Berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit pada Januari 2019 terutama dikontribusi oleh kredit sektor lain-lain (konsumsi rumah tangga), industri, perdagangan, dan konstruksi (Grafik 2.45). Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan kredit perbankan tetap tumbuh tinggi mendekati batas atas kisaran 10-12% (yoy)

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh stabil di tengah kenaikan suku bunga. DPK perbankan pada Januari 2019 tumbuh 6,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya (Grafik 2.46). Pertumbuhan DPK tersebut ditopang pertumbuhan deposito yang tumbuh meningkat sebesar 7,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,8% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan DPK dalam bentuk giro dan tabungan masing-masing sebesar 3,7% (yoy) dan 6,7% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya masing-masing sebesar 6,6% (yoy) dan 7,3% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan DPK dalam kisaran 8-10% (yoy).

Kredit Menurut PenggunaanGra� k 2.44

Sumber: Bank Indonesia

Total Kredit 12,0KMK

12,6

KI

13,1KK

9,9

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12016 2017 2018 2019

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

8,7

9,8

11,6

19,1

24,4

11,0

12,1

14,7

23,3

16,6

12,0

9,4

10,3

9,1

19,0

22,1

11,7

13,0

13,2

21,4

16,5

11,8

0 5 10 15 20 25 30

PerdaganganLain-lain

IndustriPengangkutan

KonstruksiPertanian

Jasa Dunia UsahaJasa Sosial

PertambanganListrik

Total

% yoy

Des 2019Jan 2019

Kredit Menurut Sektor EkonomiGra� k 2.45

Sumber: Bank Indonesia

AL/DPK 19,3

CAR

23,1

12

14

16

18

20

22

24

26

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12016 2017 2018 2019

%

Rasio Kecukupan Modal dan Rasio LikuiditasGra� k 2.43

Page 29: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 27

Pembiayaan Nonperbankan

Pembiayaan ekonomi dari nonperbankan menunjukkan perkembangan positif di awal tahun 2019. Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, medium term notes (MTN), dan negotiable certificate of deposit (NCD) hingga Februari 2019 tercatat sebesar 26,4 triliun Rupiah (gross), meningkat dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2018 sebesar 26,2 triliun Rupiah (gross). Perkembangan positif tersebut ditopang oleh kinerja pasar saham yang meningkat seiring dengan aksi right issue emiten di sektor jasa & investasi dengan nominal cukup besar. Kenaikan juga terjadi pada penerbitan MTN dan NCD yang meningkat baik dari sisi jumlah penerbitan maupun nominalnya. Sementara, penerbitan obligasi korporasi masih terbatas bahkan masih tumbuh kontraktif sejalan dengan meningkatnya cost of fund yang mendorong korporasi lebih berhati-hati melakukan pembiayaan yang berasal dari obligasi.

Pasar Saham

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal tahun tertahan seiring dengan meningkatnya ketidakpastian eksternal. Setelah ditutup menguat pada Januari 2019, IHSG mengalami koreksi sebesar 1,4% (mtm) dan ditutup di level 6443,35 pada Februari 2019. Koreksi dipengaruhi oleh kekhawatiran eksternal yang kembali meningkat terutama terkait isu negosiasi perdagangan antara AS – Tiongkok yang saat ini masih wait and see, kekhawatiran perlambatan ekonomi Tiongkok dan Eropa, dan rilis data ekonomi beberapa negara maju yang dibawah ekspektasi pasar (Grafik 2.47). Pada Februari 2019, dana nonresiden tercatat keluar dari pasar saham domestik (net jual) sebesar 3,4 triliun Rupiah. Namun demikian, inflow pada

Sumber: BEI, diolah

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

IHSG

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2

2016 2017 2018 2019

Rp TriliunIndeks

IHSG dan Net Jual/Beli AsingGra� k 2.47

Sumber: Bank Indonesia

Total DPK6,4

Giro

3,7

Tabungan

6,7

Deposito7,6

-5

0

5

10

15

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12016 2017 2018 2019

% yoy

Dana Pihak KetigaGra� k 2.46

Page 30: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Maret 201928

Januari 2019 yang cukup besar mencapai 13,8 triliun Rupiah menyebabkan flows dana asing secara kumulatif masih mencatatkan inflow sebesar 10,5 triliun Rupiah di pasar saham domestik. Dengan perkembangan tersebut, porsi kepemilikan nonresiden turun menjadi 30,6% pada Februari 2019 (Grafik 2.48).

Perkembangan pasar saham domestik terjadi di tengah bursa global yang tercatat membaik pada Februari 2019. Dibandingkan dengan bursa di kawasan, pergerakan IHSG berlawanan dengan kinerja bursa saham negara peers, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, yang ditutup positif. Demikian pula bursa saham negara maju yang mayoritas membaik pada Februari 2019. Meskipun mengalami koreksi, kinerja bursa saham tercatat lebih baik dibandingkan Filipina yang terkoreksi 3,8% (mtm)-(Grafik 2.49).

Secara sektoral, hampir seluruh sektor ditutup koreksi pada Februari 2019. Koreksi IHSG paling dalam terutama terjadi di sektor aneka industri dan pertanian yang masing-masing mengalami koreksi 11,9% (mtm) dan 8,4% (mtm). Kinerja saham pertambangan dan industri dasar juga tercatat menurun. Kinerja sektor-sektor tersebut sejalan dengan proyeksi ekspor produk primer dan sebagian produk industri yang menurun akibat pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan penurunan harga komoditas. Namun demikian, kinerja saham sektor perdagangan dan konstruksi tercatat positif ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat (Grafik 2.50).

Sumber: Bloomberg, diolah

Residen

Nonresiden

0102030405060708090100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 22016 2017 2018 2019

%

Porsi Kepemilikan Saham AsingGra� k 2.48

Sumber: BEI dan Bloomberg, diolah; Data s.d.

-1,43,7

1,513,8

1,42,52,9

0,76,0

0,7-1,1

-3,8

-5 0 5 10 15

IndonesiaAmerika Serikat

InggrisTiongkokMalaysia

Hong KongJepang

SingapuraVietnamThailand

IndiaFilipina

% mtm

Sumber: BEI; Data s.d.

-1,4

2,9

-2,5

-1,3-3,3

-11,9

-0,9

3,4

-8,4

-2,6

-15 -10 -5 0 5

IHSG

Infrastruktur

Pertambangan

Keuangan

Industri Dasar

Aneka Industri

Konsumsi

Perdagangan

Pertanian

Properti

% mtm

IHSG dan Indeks Bursa Global

Indeks Sektoral

Gra� k 2.49

Gra� k 2.50

Page 31: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 29

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada Februari 2019 menunjukkan arah perbaikan ditandai dengan yield SBN yang turun. Kinerja SBN yang membaik, terlihat dari yield yang turun di semua tenor dengan magnitute yang merata. Yield SBN jangka pendek, menengah, dan panjang masing-masing turun sebesar 35 bps, 32 bps, dan 32 bps ke level 6,97%, 7,81%, dan 8,33%. Adapun yield benchmark 10 tahun turun 20 bps ke level 7,82% (Grafik 2.51). Perbaikan kinerja SBN tersebut didukung oleh inflow di pasar SBN yang masih berlanjut sejalan dengan terjaganya optimisme terhadap prospek ekonomi domestik. Selain itu, bauran kebijakan yang ditempuh untuk menjaga daya tarik investor asing di pasar keuangan terbukti cukup efektif mendorong investor nonresiden kembali melakukan net beli di pasar SBN. Pada Februari 2019, nonresiden kembali melakukan net beli di pasar SBN sebesar 32,8 triliun Rupiah, meningkat dari net beli bulan sebelumnya sebesar 16,7 triliun Rupiah. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif, inflow di pasar SBN hingga Februari 2019 mencapai 49,6 triliun Rupiah, meningkat dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 12,1 triliun Rupiah. Berdasarkan perkembangan tersebut, kepemilikan nonresiden di SBN meningkat menjadi 37,04% (Grafik 2.52).

Sumber: Bloomberg, diolah

Pangsa Asing (skala kanan)

Total Asing

Total SBN

051015202530354045

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2

2016 2017 2018 2019

%Rp Triliun

Kepemilikan SBNGra� k 2.52

Sumber: Bloomberg, diolah

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

Yield SBN 10 Tahun

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0123456789

10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 22017 2018 2019

Rp Triliun%

SBN dan Net Jual/Beli AsingGra� k 2.51

Page 32: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2019 Bank Indonesia Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Kelompok Komunikasi Kebijakan dan PengaturanGrup Perumusan KebijakanDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 131Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id