pengaruh inflasi terhadap kebijakan moneter di …eprints.ums.ac.id/59506/23/naskah...

16
PENGARUH INFLASI TERHADAP KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2015 Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Oleh: ERLITA PRABAWATI B300 150 179 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: trinhnhan

Post on 23-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEBIJAKAN MONETER

DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2015

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Oleh:

ERLITA PRABAWATI

B300 150 179

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

ii

iii

1

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2015

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Inflasi Terhadap Kebijakan Moneter di Indonesia Tahun 2000-2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menganilis dan mengetahui seberapa besar pengaruh produk domestik bruto (PDB), jumlah uang beredar (JUB), suku bunga dan nilai tukar (kurs). Menggunakan data sekunder yang berupa data time series tahun 2000-2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda atau Ordinary Least Square (OLS).

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan kurs tidak berpengaruh terhadap inflasi. Sedangkat variabel suku bunga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap inflasi. Untuk itu Bank Indonesia sebagai pelaku kebijakan moneter hendaklah lebih menjaga kestabilan tingkat suku bunga agar tidak terjadi inflasi berkepanjangan.

Kata Kunci: produk domestik bruto, jumlah uang beredar, suku bunga, kurs, inflasi

ABSTRACT

This reseacrh aims to know the effect of gross domestic product (GDP), money supply, interest rates, exchange rates to inflation in indonesia period 2000-2015. This research uses time series data as the secondary data. The reseach employes Ordinary Least Square (OLS).

Based on the analysis, it shows gross domestic product (GDP), money supply, interest rates, exchange rates do not effect to the inflation in indonesia period 2000-2015. One of the variable which is interest rates precisely gives postive impact to the inflation. Thus, it is suggested that indonesia’s central bank keep the stability of the interesrt rates, so that prolonged inflation would not happen.

Key words: gross domestic product, money supply, interest rates, exchange rates, inflation

1. PENDAHULUAN

Salah satu peristiwa moneter yang hampir dijumpai di seluruh negara di

dunia adalah inflasi. Perkembangan inflasi di Indonesia sangat flutuaktif. Hal

ini dapat terlihat dari kinerja pemerintah dan Bank Indonesia yang berusaha

menjaga kestabilan inflasi. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya

2

memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya

pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi

dan tidak stabil memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi

masyarakat.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak

disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan

kenaikan, sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 2011).

Inflasi merupakan kenaikan harga-harga umum secara berkelanjutan, yang

merupakan salah satu variabel ekonomi makro penting, karena mempengaruhi

kesejahteraan penduduk suatu negara. Inflasi yang tinggi mengimplikasikan

penurunan daya beli, sehingga kemampuan masyarakat untuk menikmati

barang dan jasa semakin berkurang, dengan kata lain kesejahteraan

berkurang. Sehubungan dengan itu, para pembuat kebijakan di negara-negara

seluruh dunia berusaha sebisa mungkin mengendalikan inflasi (Taylor, 1995).

Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah untuk mempengaruhi

situasi makro yang dilaksanakan melalui pasar uang (Boediono, 2011:96) ini

adalah definisi umum dari kebijakan moneter. Secara lebih khusus, kebijakan

moneter bisa diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh penguasa

moneter (biasanya Bank Sentral) untuk memepengaruhi jumlah uang yang

beredar yang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (Nopirin, 2000).

Untuk bisa membantu bank sentral dalam menjaga laju inflasi,maka

pihak-pihak tersebut harus mencermati kembali teori-teori yang membahas

tentang inflasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh

terhadap inflasi dan seberapa spesifikkah pengaruhnya. Dengan adanya

permasalahan ini maka penulis tertarik untuk mangangkat masalah ini untuk

penelitian dalam bentuk skripsi berjudul : “Pengaruh Inflasi Terhadap

Kebijakan Moneter di Indonesia Tahun 2000 – 2015”.

3

2. METODE PENELITIAN

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari lembaga atau instansi antara lain Bank Indonesia (BI) dan

Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan meliputi data inflasi,

Produk Domestik Bruto, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, jumlah uang beredar dalam arti luas

(M2) pada tahun 2000 – 2015 di Indonesia

2.1 Variabel Dependen

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah inflasi. Inflasi merupakan

kenaikan harga barang-barang yang besifat umum dan terus menerus

(Rahardja dan Manurung, 2008:165). Data yang adalah data laju inflasi

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) melalui statistik ekonomi

Indonesia (SEKI) dengan satuan persen (%).

2.2 Variabel Independent

2.2.1 Suku Bunga

Pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang (Samuelson,

2004:84). Suku bunga Bank Indonesia berjangka 1 bulan dan

merupakan instrument kebijakan moneter bank sentral dalam

satuan persen (%).

2.2.2 Produk Domestik Bruto (PDB)

Nilai barang jasa dalam suatu Negara yang di produksi oleh faktor-

faktor produksi milik warga Negara tersebut dan warga Negara

asing (Sadono Sukirno, 2004). PDB dalam penelitian ini

menggunakan harga konstan tahun 2000 dalam satuan milyar

rupiah.

2.2.3 Kurs

Nilai mata uang suatu Negara dibandingkan dengan nilai mata

uang lain (Samuelson dan Norhdaus, 2004:305) Satuannya dalam

bentuk dollar.

4

2.2.4 Jumlah Uang Beredar

Total stock uang dalam perekonomian pada periode tertentu yang

biasanya dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Dalam penelitian

ini menggunakan data jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)

untuk Indonesia. Satuannya dalam bentuk jutaan rupiah.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda dengan metode kuadrat terkecil OLS (Ordinary Least Square).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Adapun model statistik OLS dapat dirumuskan

sebagai berikut :

INF = β0 + β1PDBt + β2(SB)t + β3(JUB)t + β4(KURS)t + Ut

Keterangan:

INF : Inflasi

PDB : Produk Domestik Bruto

SB : Suku Bunga

JUB : Jumlah Uang Beredar

KURS : Kurs

0 : Konstanta

1 … 4 : Koefisien Regresi

t : Variabel Pengganggu

Setelah hasil estimasi model statistik OLS didapatkan, agar hasil bisa

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka estimasi model

statistik OLS harus lolos dari uji asumsi klasik dan uji kebaikan model.

Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas residual (Ut), uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji otokolerasi, dan uji ketepatan

spesifikasi model Sedangkan, uji kebaikan model terdiri dari uji eksistensi

model (uji F) dan interpretasi determinasi regresi (R2).

Setelah lolos uji asumsi klasik dan uji kebaikan model, langkah

selanjutnya adalah menguji variabel-variabel independen mana yang secara

5

signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu uji validitas

pengaruh (uji t). Terdapat dua kemungkinan dari uji validitas pengaruh (uji t)

yaitu, variabel independen memliki pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen, atau variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil regresi, maka diperoleh model estimasi regresi linear

berganda atau Ordinary Least Square (OLS). Seperti pada tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Regresi Model OLS

t= -3.116615 + 0.00000192 PDBt + 1.006039 SBt + 0,00000448 JUBt + (0.7817) (0.3636 ) (0.0068)*** (0.3995) 0.000201 KURSt (0.8636) R2 = 0.443588 ; Durbin-Watson stat = 1.970415; F-Statistic = 3.989616; Sig. F-stat = 0.030748 Uji Diagnosis

(1) Multikolinearitas (VIF) JUB = 79.00632; Kurs = 3.376185; PDB = 70.69280; SB = 1.717408

(2) Normalitas (Jarque Berra) Jarque Berra = 3,970456; Probability = 0,137349

(3) Otokorelasi (Breusch-Godfrey) Obs. R-Squared = 0.049733; Prob. Chi-Square(2) = 0.9754

(4) Heterokedastisitas (White) Obs* R-Squared = 15.42372; Prob. Chi-Square(14) = 0.3498

(5) Uji Spesifikasi Model (Ramsey Reset) F-Statistic (2, 9) = 1.579073; Probability = 0.2583

Sumber: BPS dan BI diolah: Keterangan; Angka di dalam kurung merupakan probabilitas t-statistik *** signifikan pada 0,01, ** signifikan pada 0,05 dan * Signifikan pada 0,1

3.1 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan hasil bahwa

variabel kurs dan suku bunga tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Sedangkan variabel produk domestik bruto dan jumlah uang beredar

terdapat masalah multikoliniaritas.

6

3.2 Berdasarkan uji normalitas residual menggunakan uji normalitas Jarque

Berra. Dengan formulasi hipotesis; H0 : Distribusi Ut normal dan HA :

Distribusi Ut tidak normal, dengan kriteria pengujian; H0 ditolak bila

statistik probabilitas JB ≤ dan H0 diterima bila statistik probabilitas JB

> . Dapat dilihat dari hasil pengujian adalah 0,137349 > 0,10 Maka H0

diterima sehingga distribusi Ut normal.

3.3 Berdasarkan uji otokolerasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Uji Breusch Godfrey dengan formulasi hipotesis H0 : Tidak terdapat

masalah otokolerasi dalam model dan HA : terdapat masalah otokolerasi

dalam model, dengan kriteria pengujian H0 diterima bila 2 hitung atau

statistik 2 > dan H0 ditolak bila 2 hitung atau statistik 2 ≤ Nilai

probabilitas dari hasil uji sebesar 0.9754 > 0,10, maka H0 diterima. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah otokolerasi dalam

model.

3.4 Berdasarkan uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunkan uji

White. Dengan formulasi hipotesis; H0 : Tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model dan HA : Terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model, dengan kriteria pengujian; H0 diterima

bila 2 hitung atau statistik 2 > dan H0 ditolak bila 2 hitung atau

statistic 2 ≤ . Hasilnya dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas

0.3498 > 0,10, maka H0 diterima. Simpulannya adalah tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas dalam model.

3.5 Berdasarkan uji spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji Ramsey Reset dengan formulasi hipotesis; H0 : Model linear

(spesifikasi model benar) dan HA : Model tidak linear (spesifikasi model

salah), dengan kriteria pengujian; H0 diterima bila F hitung atau statistik

F > dan H0 ditolak bila F hitung atau statistik F . Nilai probabilitas

dari hasil uji sebesar 0.2583 > 0,10. Maka H0 diterima, sehingga

spesifikasi model benar (model linier).

7

3.6 Berdasarkan uji eksistensi model (uji F), dengan Formulasi hipotesis H0 :

β1 = β2 = β3 = β4 = 0 ; Model yang dipakai tidak eksis dan HA : β1 ≠ β2 ≠

β3 ≠ β4 = 0 ; Model yang dipakai eksis, dengan kriteria pengujian; H0

diterima bila probabilitas statistik F > , H0 ditolak bila probabilitas

statistik F ≤ . Nilai probabilitas statistik F adalah sebesar 0.030748 ≤

0,05, jadi H0 ditolak. Simpulannya model yang dipakai eksis.

3.7 Berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.591965 itu

berarti 59,2%. Variasi variabel dependen inflasi di Indonesia dapat

dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu PDB, jumlah uang

beredar, suku bunga, dan kurs dalam model statistik sebesar 59,2%.

Sedangkan sisanya variasi inflasi di Indonesia dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak dimasukan dalam model statistik sebesar 40,8%.

3.8 Berdasarkan uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara

individu. Apabila probabilitas t > maka variabel ke-i tidak memiliki

pengaruh signifikan. Sedangkan apabila probabilitas t < maka variabel

ke-i memiliki pengaruh signifikan.

Tabel 2 Olah Data Uji t

Variabel Prob t Keterangan

PDB 0.3636 > 0,10 PDB tidak berpengaruh signifikan

JUB 0.3995 > 0,10 Jub tidak berpengaruh signifikan

SB 0.0068 < 0,01 Suku bunga berpengaruh signifikan

KURS 0.8636 > 0,10 Kurs tidak berpengaruh signifikan

Sumber: BI dan BPS diolah

8

4. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN 4.1.1 Variabel produk domestik bruto mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan terhadap inflasi. Hal ini dikarenakan setiap kenaikan

produk domestik bruto tidak diiringi dengan kenaikan inflasi.

4.1.2 Variabel jumlah uang beredar menunjukkan pengaruh yang tidak

signifikan terhadap inflasi. Hal ini dikarenakan jumlah uang beredar

yang digunakan dalam penelitian ini adalah M2 yang tidak hanya

dalam bentuk uang tapi juga surat berharga.

4.1.3 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh signifikan

terhadap inflasi, hal ini berarti bahwa di Indonesia pada periode tahun

2000-2015 kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

diikuti dengan peningkatan inflasi.

4.1.4 Variabel kurs menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap

inflasi. Hal ini di karenakan bahwa setiap ada kenaikan inflasi

belum tentu diiringi dengan kenaikan kurs.

4.2 SARAN

4.2.1 Bagi peneliti diharapkan pada era berikutnya dapat memperpanjang

periode penelitian dan juga menggunakan variable penelitian yang

lebih banyak sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang

lebih akurat dan lebih baik.

4.2.2 Suku bunga memiliki pengaruh signifikan terhadap inflasi, oleh

karena itu kebijakan moneter harus dapat berupaya menjaga tingkat

suku bunga untuk kestabilan inflasi.

4.2.3 Bagi akademisi yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut,

hendaknya dapat menambah variabel bebas lain yang relevan

dengan inflasi, sehingga didapat informasi yang lebih akurat untuk

menekan laju inflasi.

9

DAFTAR PUSTAKA Agalega, Evans dan Prince Acheampong. 2013. ”The Impact of Inflation, Policy

Rate and Government Consumtion Expenditure on GDP Growth in Ghana: A Cointegration Approach”. European Journal of Business and Management: Vol. 3, No.2.

Aprileven, Harda Putra. 2015. ”Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap

Inflasi di Indonesia yang Dimediasi Oleh Jumlah Uang Beredar (Pendekatan Path Analysis)”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Universitas Negeri Semarang, Indonesia. ISSN: 2252-6765.

Arsyad, Lincolin. 2004. ”Ekonomi Pembangunan; Edisi Keempat”. Yokyakarta.

STIE YKPN. Arsyad, Lincolin. 2010.”Ekonomi Pembangunan”. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN. Badan Pusat Statistik (BPS). Indonesia Dalam Angka. 2000-2015. Bank Indonesia. 2015. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Surakarta: Bank

Indonesia. Boediono. 1995.”Ekonomi Makro (Edisi Empat)”. Yogyakarta: BPFE. Boediono. 1994. ”Ekonomi Moneter”. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.

2.BPFE : Yogyakarta. Gujarati, Damodar N. 2008. ”Dasar-dasar Ekonometrika; Edisi 3”. Jakarta:

Erlangga Gujarati, Damonar N dan Dawn C.Porter. 2010. ”Dasar-dasar Ekonometrika;

Edisi 5”. Jakarta: Salamba Empat Inyiama, Ike Oliver dan Michael Chidiebere Ekwe. 2014. ”Exchange Rate and

Inflationary Rate: Do They Interact? Evidence from Nigeria”. International Journal of Economics and Finance: Vol. 6, No. 3, ISSN: 1916-971. Publised by Canadian Center of Science and Education.

Jayachandran. 2013. ”Impact of Exchange Rate on Trade and GDP for India A

Study of Last Four Decade”. International Journal of Marketing, Financial Services & Management Research. ISSN: 2277-3622. Vol. 2, No. 9, (September 2013).

Khalwati, Tajul. 2000. ”Inflasi dan Solusinya”. Jakarta: PT. Raja Persada

Grafindo.

10

Kuncoro, Mudrajad. 2010. ”Dasar-dasar Ekonomika Pembangunan”, UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Kusuma, I Putu Marta Edi dkk. ”Pengaruh Inflasi, JUB, Nilai Kurs Dollar dan

Pertumbuhan GDP Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia”. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5, No. 3, ISSN: 2302-8912.

Langi, Theodores Manuela dkk. 2014. ”Analisis Pengaruh Suku Bunga Bi, Jumlah

Uang Beredar, Dan Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia”, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 14 No. 2

Lapong, Peggy Riyani, dkk. 2016. ”Analisis Kausalitas Jumlah Uang Beredar

dan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI Rate) di Indonesia Periode 2009.1 – 2015.4”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi:Vol. 16, No. 2.

Mankiw, Gregory N. 2007. ”Principle of Economics: Pengantar Ekonomi Makro

(Edisi Ketiga)”. Jakarta: Salemba 4. Mardiyati, Umi dkk. 2013, ”Analisis Pengaruh Niali Tukar, Tingkat Suku Bunga

Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol. 4, No.1

Mishkin, Frederic S. 2009. ”Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan

Buku 2”. Terjemahan Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita. Salemba Empat. Jakarta. 426 hlm.

Muchlas, Zainul dkk. 2015, ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Rupiah

Terhadap Dolar Amerika Pasca Krisis (2000-2010)”, Jurnal JIBEKA, Volume 9 Nomor 1

Nanga, Muana. 2005. ”Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan”. Jakarta:

PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. Nofiatin, Ika. ”Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai

Tukar, Jumlah Uang Beredar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2005-2011”. Jurnal Aplikasi Manajemen: Vol. 11, No.2 (Juni 2013).

Nopirin. 2009. ”Ekonomi Moneter”. Edisi Satu. Cetakan ke 12. Penerbit BPFE.

Jakarta. Nopirin, 2000. ”Ekonomi Moneter II”. Yogjakarta : BPFE – UGM. Oktavia , Adek Laksmi dkk. 2013, ”Analisis Kurs Dan Money Supply Di

Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02

11

Pratiwi, Ardianing. 2013. ”Determinan Inflasi di Indonesia : Analisis Jangka Panjang dan Pendek”. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Purba, Bonaraja. 2013. ”Analisis Pertumbuhan PDB, Suku Bunga SBI, IHK,

Cadangan Devisa, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar di Indonesia”. Jurnal Saintech: Vol. 5, No. 1 (Maret 2013).

Putra, I Komang dan Luh Gede Meydianawati. 2015, ”Analisis Vector Auto

Regressive Terhadap Kausalitas Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Indonesia”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 4 No. 3

Putri dan Made. (2013). ”Pengaruh PDB, nilai tukar, dan jumlah uang beredar

terhadap inflasi di Indonesia Periode 1993-2012”. E jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 2.7.

Puspitaningrum, Roshinta dkk. 2014. ”Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku

Bunga SBI, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah: Studi pada Bank Indonesia Periode Tahun 2003-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB): Vol. 8, No. 1 (Februari 2014).

Rizvi, Wafa. 2015. ”The Impact of Inflation on Loan Default: A Study on

Pakistan”. Australian Journal of Business and Economic Studies: Vol. 1, No. 1 (March 2015).

Salvatore. 1997. ”Ekonomi Inetrnasional”. Jakarta: Erlangga. Samuelson, Paul A dan Nordhaus,William D. 1995. ”Makro Ekonomi”. IKAPI

:Jakarta. Saufan, Thrikaiat. 2013. ”The Causal Relationship Between Monetary Policy and

Economic Growth in Jordan During The Period 1978-2010”. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business: Vol.5, No. 8 (December 2013).

Saymeh, Abdul Aziz Farid dan Marwan Mohammad Abu Orabi. 2013. ”The

Effect of Interest Rate, Inflation Rate, GDP, on Real Economic Growth Rate in Jordan”. Asian Economic and Financial Review: Vol.3, No.3.

Semuel, Hatane dan Stephani Nurina. 2015. ”Analysis of Inflation, Interest Rate,

and Echange Rates on Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia”. Proceendings of the International Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences ISBN: 978-1-941505-22-9 Bangkok, Thailand, 20-22 February 2015 Paper ID: T507.

12

Sipayung, Putri Tista Enistin, 2013. ”Pengaruh PDB, Nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar terhadap Inflasi di Indonesia Periode 1993-2012”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol,2, No.7, Juli 2013.

Soebagyo, Daryono. 2013. ”Perekonomian Indonesia”. Gumpang, Kartosuro: CV

Jasmine. Soebagiyo, Daryono. 2002. ”Deficit Spending dan Pengaruhnya terhadap

Pendapatan Nasional dan Inflasi”, Jurnal Ekonomi Pembangunan 2002 (vol 3 no 1, 46-54),FEB UMS, Surakarta.

Soebagyo, Daryono. 2012. ”Isu Strategi Pembiayaan Defisit Anggaran di

Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Vol.13, No.2, Hal 260-275. Sukirno, Sadono. 2010. ”Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga”. Jakarta

PT. Raja Grafindo Persada. Sunariyah. 2004. ”Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keempat”.

Yogyakarta:UMP AMPYKPN. Svensson, Lars O.E. ”Inflation targeting as a monetary policy rule”. Journal of

Monetary Economics, v. 43. p. 607-654, 1999. Tanuwidjaja, Enrico, Choy Keen Meng. 2006. ”Central Bank Credibility and

Monetary Policy in Indonesia”. Journal of Policy Modeling 28 (2006) 1011-1022, Elsevier.

Taylor, John B. 2000. Low inflation, Pass-through, and the Pricing Power of

Firms. European Economic Review. Vol. 44 Issue. 7 : 1389-1408. Utami, Anisa Tri dan Daryono Soebagyo. 2013. ”Penentu Inflasi di Indonesia;

Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar ataukah Cadangan Devisa”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan: Vol. 14, No. 2.

Utomo, Yuni Prihadi. ”Eksploitasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS”.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Utomo, Yuni Prihadi. ”Buku Praktek Komputer Statistik II”. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Warjiyo, Perry. 2004. ”Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia”,

Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia, Jakarta.