tinjauan kapasitas parkir terhadap volume parkir …repository.utu.ac.id/163/1/i-v.pdf · hari...
TRANSCRIPT
TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR
PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA
KABUPATEN ACEH BARAT
Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
Disusun Oleh;
M U H I B B U L S A B R I L
NIM : 06C10203011
Bidang Studi : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG - MEULABOH
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan fasilitas parkir dirasakan sangat perlu seiring dengan
pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus bertambah. Tidak terkecuali pada
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya – Meulaboh yang merupakan salah satu pusat
pelayanan instansi pemerintah dibidang Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Aceh
Barat. Mengingat bahwa sebagian staf/karyawan dan pengusaha-pengusaha
konstruksi menggunakan kendaraan dalam menempuh perjalanan ke Dinas Bina
Marga dan Cipta Karya, untuk itu fasilitas parkir sangat dibutuhkan oleh para
pengendara untuk memarkirkan kendaraannya.
Dalam mendukung suatu kegiatan kinerja instansi atau perkantoran
tersebut bukan sistem dari proses kinerja atau layanan publik saja yang menjadi
perhatian, namun dari sisi layanan pendukung dari suatu instansi/perkantoran
tersebut juga menjadi hal yang diperhitungkan. Dalam hal layanan pendukung
pada suatu perkantoran adalah penyediaan areal parkir dari instansi/perkantoran.
Karena setiap kendaraan tidak dapat berjalan atau bergerak terus menerus apabila
telah sampai ke tempat tujuan maka harus di parkir.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kenderaan dan
menginginkan kenderaannnya parkir di tempat, di mana di tempat mudah untuk di
capai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di luar
perkantoran agar mudah pada saat keluar. Namun keadaan dari areal parkir yang
tersedia tidak digunakan sebagaimana mestinya, ini terlihat dari kendaraan
staf/pegawai maupun pengusaha-pengusaha konstruksi yang berada pada areal
parkir kendaraan diparkirkan pada jalan akses masuk perkantoran bahkan pada
lahan-lahan kosong disekitar bangunan perkantoran Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya tersebut yang ketidak aturan pada posisi dan tempat parkirnya. Hal inilah
yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Beberapa hal yang akan ditinjau dalam penelitian ini, antara lain :
1. Karakteristik parkir (mencakup volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas
parkir dan indeks parkir).
2. Ruang parkir yang dibutuhkan pada areal parkir perkantoran di Dinas Bina
Marga dan Cipta Karya – Meulaboh.
3. Bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan pada Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya – Meulaboh.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya –
Meulaboh.
2. Bagaimana kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan pengaruh apa
saja terhadap kinerja tempat parkir yang telah ada pada Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat.
3. Bagaimana bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan pada Dinas Bina
Marga dan Cipta Karya – Meulaboh.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik parkir,
kebutuhan ruang parkir dan bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan dengan
cara mengevaluasi kapasitas parkir dan pola aturan parkir yang ada pada saat ini
cukup menampung volume kenderaan yang parkir pada areal Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya – Meulaboh, dengan memperhatikan kapasitas parkir yang telah
disediakan oleh perencana gedung. Agar tercapai tujuan tersebut diperlukan data
yang akan mendukung penelitian ini. Data yang digunakan merupakan data
demand (permintaan) terhadap kebutuhan areal parkir.
3
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan pembahasan dalam penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian yaitu pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya.
2. Variabel-variabel yang ditinjau antara lain luas areal parkir, volume parkir,
akumulasi parkir, kapasitas parkir, indeks parkir dan bentuk pola perparkiran.
3. Melakukan survey dilakukan (parkir dalam pekarangan kantor) selama 5 (lima)
hari kerja kantoran dalam seminggu yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan
hari Jum’at sedang hari Sabtu dan Minggu kantor tutup, mulai dari jam 07.00
WIB s/d 17.00 WIB.
1.6 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa :
1. Sebagai evaluasi lahan parkir pada suatu perkantoran / instansi pemerintahan
daerah dan dapat menetukan kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan.
2. Informasi / rencana bentuk pola parkir yang tepat berdasarkan luas areal parkir
yang telah ada, sehingga dapat digunakan untuk beberapa tahun ke depan.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan dikemukakan beberapa teori dari literatur yang
berkaitan dengan dengan maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut
akan dipelajari tinjauan kapasitas parkir terhadap volume parkir pada areal Dinas
Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat.
2.1 Parkiran
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan,
pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhann lahan parkir (demand) dan
prasarana yang akan dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan
karakterisitik perparkiran. Masalah perparkiran ini sangat berhubungan dengan
pola pergerakan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif
akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus
cukup memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan
dengan lancar.
Karakteristik parkir berkaitan dengan besarnya jumlah kebutuhan parkir
yang harus disediakan meliputi kapasitas parkir, volume parkir, akumulasi parkir,
durasi parkir, tingkat penggunaan parkir, kebutuhan parkir indeks parkir.
Pengawasan lalu lintas pada umumnya, parkir pada khususnya meliputi
pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas
dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dari kebijakan-kebijakan tersebut
untuk mendukung pencapaian tingkat pelayanan yang ditentukan. Termasuk
dalam kegiatan pemantauan antara lain meliputi inventarisasi mengenai
kebijakan-kebijakan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran
dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut.
Termasuk dalam kegiatan penilaian antara lain meliputi penentuan variabel
penilaian, analisis tingkat pelayanan, analisis pelanggaran dan usulan tindakan
5
perbaikan. Kewenangan terhadap pelanggaran kegiatan parkir atau berhenti di
tempat yang dilarang untuk dilakukan pengawasan oleh petugas polisi lalu lintas.
Pengelolaan suatu organisasi dapat mempergunakan cara sebagai berikut
(1) merencanakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan pimpinan,
pengelola, pelaksana, dan pemakai yang berwenang mengambil keputusan, (2)
menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan atau
dicapai, (3) memberikan kemudahan dalam berbagai kegiatan serta dilakukan
secara efisien dan efektif, (4) meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas
dan pelaksana dalam bidang pengelolaan, (5) melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap proses dan hasil-hasil pelaksanaan di lapangan, dan (6)
melaksanakan tertib pengelolaan yang lancar dan terarah serta tepat waktu.
Optimalisasi perparkiran sangat penting karena berkaitan dengan keterbatasan
kapasitas jalan dan kebutuhan parkir sehingga perlu pemanfaatan ruang parkir
yang ada dengan optimal.
Dalam mengatur perparkiran, bukan kepentingan teknis semata yang
menjadi perhatian, melainkan juga yang menyangkut masalah keindahan. Secara
umum dapatlah dikatakan bahwa pengendalian atau pengelolaan perparkiran
diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan hambatan lalu lintas, mengurangi
kecelakaan, menciptakan kondisi agar petak parkir digunakan secara efektif dan
efisien, memelihara keindahan lingkungan, dan menciptakan mekanisme
penggunaan jalan secara efektif dan efisien, terutama pada ruas jalan tempat
kemacetan lalu lintas. Kapasitas, kemudahan akses, keamanan dan kenyamanan
merupakan parameter pelayanan yang harus dipenuhi agar pengguna nantinya
dapat memanfaatkan pelayanan parkir sebaik-baiknya.
Menurut Hobbs (1995), idealnya satu pelataran parkir sebaiknya di
tempatkan pada titik tengah dari tempat-tempat tujuan yang dimintai oleh para
pemarkir. Titik tengah ini dapat ditentukan dengan menggunakan metode momen,
dengan memperhitungkan jarak perjalanan parkir ke tempat tujuan. Sedangkan
menurut Warpani (1985), jarak ideal suatu lapangan parkir dari tempat yang ingin
dituju oleh pemarkir kurang lebih 300 m sampai 400 m, karena jarak tersebut
dianggap masih mampu dicapai oleh pejalan kaki.
6
Anonim (1988), mengemukakan bahwa lokasi lapangan parkir harus
mempertimbangkan kepentingan dari pemarkir karena setiap orang memiliki
aktivitas tersendiri dengan jangka waktu tertentu. Untuk itu perlu diperhatikan
jarak berjalan yang dapat dijangkau oleh permarkir ke tempat tujuan.
Tamin (2003), menyebutkan secara umum parkir dapat dibagi menjadi 2
(dua) jenis yaitu :
a) Parkir di badan jalan (on-street parking)
b) Parkir di luar jalan (off-street parking)
Parkir tepi jalan adalah jenis parkir yang mengambil tempat sepanjang
jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir tepi ini
menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang
dituju. Tapi idealnya parkir sistem ini harus dihindari, karena akan mengurangi
lebar efektif jalan, yang seharusnya diperlukan untuk kendaraan bergerak.
Sedangkan parkir di luar jalan adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan
umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan dapat berupa tempat
parkir/atau gedung parkir. Sistemnya dapat berupa pelataran atau taman parkir,
dan bangunan bertingkat khusus untuk parkir.
Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman
parkir harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga
penetapan lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir
harus dirangcang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Penetapan lokasi
dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan
rencana umum tata ruang, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian
lingkungan, kemudahan bagi pengguna jasa, tersedianya tata guna lahan, estetika
kota. Luas yang dibutuhkan untuk pelataran parkir bergantung pada dua hal
pokok, yaitu ukuran kendaraan yang diperkirakan parkir dan sudut parkir.
Pemilihan sudut parkir bertujuan agar pemarkir merasa nyaman dan tidak ada
hambatan pada saat masuk ke dalam ruang parkir ataupun saat akan keluar.
Dalam perparkiran terdiri beberapa metode yang digunakan dalam
menentukan sudut parkir, yaitu :
7
1. Sudut 00 Parkir Sejajar
Gambar 2.1 : Pola Parkir Paralel
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)
2. Sudut 300, 45
0, dan 60
0 Parkir Menyudut (Serong)
Gambar 2.2 : Pola Parkir Bersudut 300
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)
Gambar 2.3 : Pola Parkir Bersudut 450
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)
6 m 0.2 m 6 m
2.3 m (min)
E
Akhir Persimpangan
Paralel 6 m
Akses
Gedung
8
Gambar 2.4 : Pola Parkir Bersudut 600
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)
3. Sudut 900 Tegak Lurus
Gambar 2.5 : Pola Parkir Bersudut 900
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996)
2.2 Satuan Ruang Parkir (SRP)
Menurut Anonim (2013), Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah
ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil
penumpang, bus/truk, atau sepeda motor, baik parkir paralel dipinggir
jalan, pelataran parkir ataupun gedung parkir. SRP harus mempertimbangkan
ruang bebas dan lebar bukaan pintu dan untuk hal-hal tertentu bila tanpa
penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang. Untuk meningkatkan
aksesibilitas bagi penderita cacat yang menggunakan kendaraan pribadi ruang
9
parker untuk penderita cacat ditempatkan sedekat mungkin dengan akses ke
gedung ataupun tempat kegiatan.
Dimensi dasar untuk SRP berdasarkan Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir (1996), tergantung kepada bukaan pintu, jenis
kendaraan. Lebar bukaan pintu akan mempengaruhi kenyamanan penumpang
keluar masuk kendaraan seperti ditunjukkan Tabel 2.1 dibawah ini, dan untuk
lebih lengkapnya tentang golongan-golongan SRP, ukuran ruang parkir, ukuran
dimensi rambu larangan dan petunjuk bisa dilihat pada Lampiran Tabel B.2.1
Halaman 43 sampai dengan Lampiran Tabel B.2.5 Halaman 45.
Tabel 2.1 : Dimensi Dasar SRP (Satuan Ruang Parkir)
Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan atau Peruntukan Gol.
Pintu depan/belakang terbuka tahap
awal 55 cm Kantor, Perdagangan, Universitas I
Pintu depan/belakang terbuka penuh
75 cm
Pusat Olahraga, Hotel, Rekreasi,
Rumah Sakit, Bioskop, Belanja II
Pintu depan/belakang terbuka penuh
ditambah pergerakan kursi roda Orang Cacat III
Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir (1996)
2.3 Karakteristik Parkir
Tamin (2003), menjelaskan ada beberapa karakteristik parkir yang harus
diketahui. Karakteristik ini diperlukan pada saat merencanakan suatu lahan parkir.
Karakteristik parkir terdiri dari :
1. Durasi Parkir, untuk mengetahui lama suatu kendaraan.
2. Akumulasi Parkir, untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada
pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu.
10
3. Tingkat Pergantian (Parking Turn Over), diperoleh dari jumlah kendaraan yang
telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan
ruang parkir yang tersedia.
4. Tingkat Penggunaan (Occupancy Rate), diperoleh dari akumulasi kendaraan
pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan
dengan 100%.
5. Volume Parkir, jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada
suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari).
Perhitungan waktu parkir kendaraan dilakukan dengan menghitung selisih
waktu antara waktu masuk dan waktu keluar untuk sebuah kendaraan. Hasil
yang diperoleh dihitung dalam satuan menit. Berdasarkan hasil tersebut,
kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah kendaraan,
akumulasi parkir kendaraan, parking turn over (pergantian parkir), durasi
parkir/rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang parkir, indeks parkir, dan
penentuan kapasitas lahan parkir yang berada pada areal parkir.
6. Kapasitas Parkir, banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan
parkir selama waktu pelayanan. Menurut Tamin (2003), kapasitas parkir adalah
jumlah kendaraan maksimum yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir
selama waktu pelayanan. Besar kecilnya kapasitas suatu lahan parkir akan
sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang dapat ditampung. Hal ini
berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan parkir tersebut.
Sehingga kapasitas parkir ini harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi jam sibuk pada
hari puncak pula, namun juga harus memperhatikan dan menimbang
keseluruhan perilaku kendaraan baik durasi maupun akumulasi selama waktu
tertentu. Apabila penentuan kapasitas parkir didasarkan pada jam puncak maka
lahan parkir akan mampu menampung kendaraan pada jam puncak akan tetapi
pada jam lain akan kosong sehingga sangat tidak efektif dan efisien bila dilihat
dari sudut investasi.
7. Indeks Parkir, merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada
selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan
11
100%. Indeks parkir diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara
akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir dapat
menunjukkan seberapa kapasitas parkir yang terisi.
Akumulasi parkir, jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada
waktu tertentu, dan dapat dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan.
Akumulasi = Qin – Qout + Qs........................................................................ 2.1
Dimana :
Qin S kendaraan yang masuk lokasi parkir;
Qout S kendaraan yang keluar lokasi parkir;
Qs S kendaraan yang telah berada di lokasi parkir sebelum
pengamatan dilakukan.
Akumulasi parkir diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang
telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta
dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Untuk jumlah kendaraan yang masuk
dan kendaraan yang keluar menggunakan selisih hasil dari volume parkir yang
diperoleh menggunakan volume parkir yang berdasarkan asumsi.
Durasi parkir, rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat
(dalam satuan menit atau jam).
Durasi = Tout – Tin ....................................................................................... 2.2
Dimana :
Tin waktu saat kendaraan masuk lokasi parkir;
Tout waktu saat kendaraan keluar lokasi parkir.
Turn over, tingkat penggunaan ruang parkir dan diperoleh dengan
membagi volume parkir dengan jumlah ruang-ruang parkir untuk suatu periode
tertentu.
Turn over = Qp / Petak parkir tersedia ....................................................... 2.3
Dimana :
Qp P kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu, semisal
dari jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB
Indeks parkir (IP), ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan
dan dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir.
12
IP = (Akumulasi x 100%) / Petak parkir tersedia ..................................... 2.4
Rata-rata durasi parkir, nilai rata-rata lama waktu parkir dari semua
kendaraan.
D = (d1 + d2 + … + dn) / n .......................................................................... 2.5
Dimana :
d1 ... dn durasi kendaraan ke 1 s/d ke n;
n jumlah kendaraan yang parkir.
Jumlah ruang parkir dapat dihitung dengan cara :
Z = ( Qp x D ) / T ......................................................................................... 2.6
Dimana :
Qp P kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu, semisal dari
jam 07.00 WIB s/d 17.00 WIB;
D rata-rata durasi parkir (jam);
T lamanya periode pengamatan (jam).
2.4 Rambu dan Marka Parkir
Dalam penyelenggaraan perparkiran di Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh, rambu dan marka sangat diperlukan
untuk memudahkan peparkir saat mengoperasikan kendaraannya untuk parkir.
Oleh karena itu, rambu dan marka jalan yang berfungsi sebagai pemandu dan
penunjuk bagi pengemudi pada saat parkir harus diletakkan pada tempat yang
tepat sehingga pengemudi dapat melihat dengan jelas tanpa mengganggu
pergerakan kendaraannya. Disain rambu dan marka parkir yang digunakan
harus mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993
tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan dan Nomor 60 Tahun 1993 tentang
marka jalan.
2.4.1 Rambu parkir
Rambu sebagai perlengkapan jalan yang berfungsi untuk memberikan
informasi kepada pengendara dapat dilengkapi dengan papan penunjuk yang
13
menyatakan petunjuk, peringatan, larangan, atau perintah yang hanya berlaku
untuk waktu-waktu, hari-hari, jarak-jarak, dan jenis kendaraan ataupun perihal
lainnya sebagai hasil rekayasa lalu lintas. Contoh rambu dan papan penunjuk
yang digunakan pada operasional ruang parkir seperti yang terlihat pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2 : Rambu dan Papan Penunjuk Operasional Ruang Parkir
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993
Standar gambar, bentuk, dan ukurannya mengacu pada Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993. Untuk rambu nomor 1 dan 2
merupakan jenis rambu petunjuk, nomor 3 dan 4 termasuk jenis rambu
perintah, nomor 5 dan 6 merupakan jenis rambu larangan, sedangkan nomor 7
sampai 14 termasuk jenis rambu papan tambahan. Rambu papan tambahan
merupakan rambu yang dipasang bersama dengan jenis rambu lain (rambu
peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk) yang berfungsi sebagai pelengkap
informasi dan penjelas dari rambu utama.
2.4.2 Marka parkir
Marka pada area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk parkir
kendaraan yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir bersudut.
Ketetapan marka parkir mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
60 Tahun 1993 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Adapun penggunaan
marka terbagi beberapa jenis kendaraan, diantaranya seperti yang diperlihatkan
14
ME
DIA
N
5,0
m
12 m
2,5 m
ME
DIA
N
2,0
0 m
0,70 m
12 cm
pada gambar-gambar berikut ini :
Gambar 2.6 : Marka Ruang Parkir Mobil
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993
Gambar 2.7 : Marka Ruang Parkir Sepeda Motor
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993
Gambar 2.8 : Marka Ruang Parkir Paralel dan Bersudut
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk
mendapatkan data jumlah kendaraan pada areal parkir Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya yang dibutuhkan sebagai data untuk menganalisa kebutuhan parkir
pada areal parkir yang menjadi tinjauan. Data yang digunakan pada penelitian ini
terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.
3.1 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
pendataan langsung di lokasi sedangkan data sekunder merupakan data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi setelah dibuat atau dikumpulkan oleh
suatu badan atau instansi terkait.
3.1.1 Data primer
Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah kondisi eksisting
dari areal parkir yang menjadi tinjauan dan data pengamatan volume parkir pada
areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya – Meulaboh sebagai data
pembanding dengan volume parkir yang diperoleh berdasarkan asumsi. Volume
parkir pengamatan dilakukan pada hari yang sama berdasarkan dari hasil volume
parkir maksimal yang diperoleh berdasarkan asumsi dari jadwal perkantoran.
Penggunaan dari hasil ini, yang diambil dari pengamatan di lapangan akan
digunakan sebagai acuan terhadap perencanaan kebutuhan ruang parkir yang
harus disediakan pada areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya.
Untuk kondisi eksisting yang digunakan sebagai data primer merupakan
ukuran luasan dari areal parkir tersebut. Pengambilan data ini dibutuhkan untuk
mengetahui karakteristik parkir terhadap kapasitas parkir, sehingga nantinya dari
16
hasil tersebut digunakan sebagai penentuan terhadap kebutuhan suatu perencanaan
areal parkir yang baru. Areal parkir yang menjadi tinjauan penelitian merupakan
dua lokasi areal parkir perkantoran. Sketsa areal parkir dapat dilihat pada
Lampiran Gambar A.3.4 Halaman 33. Pengukuran terhadap panjang dan lebar dari
areal parkir dilakukan dengan menggunakan meteran.
3.1.2 Data sekunder
Pada penelitian ini data yang digunakan sebagai data sekunder adalah
peta kota Meulaboh, layout lokasi penelitian dan sketsa lokasi Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya – Meulaboh serta jadwal hari kerja perkantoran. Untuk jadwal
hari kerja perkantoran, dimulai dari hari Senin hingga Jum'at sedangkan hari
Sabtu aktivitas perkantoran libur, dengan jam kerja kantor dimulai pukul 07.00
WIB - 17.00 WIB.
3.2 Metode Pengolahan Data
Dari pengamatan di lapangan diperoleh data volume parkir dengan
interval waktu pengamatan setiap 15 menit, kemudian data tersebut dijumlahkan
dalam waktu 1 (satu) jam sehingga diperoleh rekapitulasi volume parkir dari jam
07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB selama 5 (lima) hari pengamatan. Dari hasil
pengamatan tersebut dapat diketahui waktu puncak parkir tertinggi yang terjadi
selama pengamatan 15 menit dengan mengambil volume parkir yang besar selama
10 jam untuk masing-masing jenis kendaraan. Berdasarkan volume puncak parkir
tertinggi yang terjadi kemudian didapat volume puncak tertinggi dengan membagi
jumlah volume puncak dengan jumlah jam puncak.
Berdasarkan data volume parkir kemudian dibuat sebuah grafik fluktuasi
yang menyatakan hubungan antara volume parkir dan waktu pengamatan untuk
menggambarkan besarnya volume parkir yang terjadi setiap 1 jam sekali. Data
volume parkir dan pengolahannya untuk setiap penggunaan areal parkir yang
berada di dalam areal parkir kantor Dinas Bina Marga dan Cipta Karya.
17
Volume puncak tertinggi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
kapasitas areal parkir yang telah tersedia untuk kenderaan roda dua dan roda
empat selain tetap memperhatikan volume parkir tertinggi yang diperoleh
berdasarkan pengamatan setiap harinya. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan
terhadap waktu parkir kendaraan diperoleh waktu parkir tertinggi kendaraan
dalam menggunakan areal parkir.
Perhitungan waktu parkir kendaraan dilakukan dengan menghitung
selisih waktu antara waktu masuk dan waktu keluar untuk sebuah kendaraan.
Hasil yang diperoleh dihitung dalam satuan menit. Sama halnya dengan
menghitung volume parkir, perhitungan terhadap waktu parkir kendaraan roda dua
dan roda empat yang berada di dalam areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya – Meulaboh. Dari hasil tersebut selanjutnya dibuat grafik yang menyatakan
hubungan jumlah kendaraan dan waktu parkir. Langkah-langkah kegiatan
penelitian, disajikan pada Lampiran Gambar A.3.1 Halaman 30.
3.3 Metode Analisa Data
Tahap analisa data yang dilakukan adalah tahap analisa terhadap hasil
pengolahan data yang telah diperoleh sebelumnya. Dengan menggunakan hasil
pengolahan data dari penentuan jumlah kendaraan yang di parkir dan di peroleh
hasil terhadap karakteristik parkir yang meliputi volume parkir, akumulasi parkir,
kapasitas parkir dan indeks parkir.
Hasil tersebut digunakan untuk menganalisa kebutuhan parkir sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan areal parkir yang sesuai
dengan kebutuhan. Dari hasil analisis akan diperoleh besaran kebutuhan ruang
parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang kemudian dilanjutkan pada proses
pendisainan operasional ruang parkir dengan menggunakan kaidah sistem
perparkiran, dengan tujuan agar sistem perparkiran pada Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya – Meulaboh menjadi lebih teratur.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang didasarkan pada data
yang diperoleh dengan menggunakan asumsi dari data-data sekunder yang
digunakan sesuai dengan metodologi dari penelitian ini dilakukan, serta
pembahasan mengenai hasil penelitian dicapai dengan menggunakan teori dan
rumus-rumus yang telah dikemukakan pada Bab II sebelumnya.
4.1 Hasil
Hasil pada bab ini meliputi volume parkir yang diperoleh dari
pengamatan langsung di lapangan. Dari asumsi data tersebut dan berdasarkan teori
dan rumus-rumus yang telah dikemukakan pada Bab II, data yang diperoleh pada
penelitian merupakan karakteristik parkir yang meliputi akumulasi parkir,
kapasitas parkir, dan indeks parkir (IP).
4.1.1 Volume parkir
Pencatatan volume parkir dilakukan selama 10 jam perhari dengan
interval waktu 15 menit pada masing-masing jenis kendaraan di lokasi
pengamatan terhadap kendaraan yang parkir di dalam areal Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh. Hasil volume parkir selama 10
jam perhari dengan interval waktu 15 menit yang diamati di lapangan
diperlihatkan pada Lampiran Tabel B.4.1 Halaman 46 dan Lampiran Tabel B.4.3
Halaman 48, dari tabel tersebut terlihat volume parkir untuk masing-masing jenis
kenderaan dan waktu puncak parkir dengan melihat volume parkir tertinggi.
Pengamatan volume parkir dapat digambarkan pada suatu grafik
fluktuasi yang menggambarkan hubungan antara volume parkir dengan waktu
pengamatan, dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.1 sampai dengan Lampiran
Gambar A.4.5 Halaman 37 sampai dengan Halaman 39. Berdasarkan hasil
19
pengamatan yang diperoleh pada Lampiran Tabel B.4.3 Halaman 48. Untuk
pengamatan kenderaan dalam areal parkir dapat dilihat 1 kali waktu puncak
tertinggi baik dengan interval 15 menit atau 1 jam untuk kenderaan roda dua
maupun roda empat, seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.1 Volume Puncak Parkir Tertinggi Dengan Interval 15 Menit di
Dalam Areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Hari Waktu Hari Puncak
Roda 2 Roda 4
Senin
15.30-15.45 186 90
15.45-16.00 190 91
16.00-16.15 194 91
16.15-16.30 196 91
16.30-16.45 199 91
Selasa
15.30-15.45 210 73
15.45-16.00 214 73
16.00-16.15 218 74
16.15-16.30 220 74
16.30-16.45 222 74
Rabu
15.30-15.45 142 74
15.45-16.00 146 74
16.00-16.15 149 77
16.15-16.30 154 80
16.30-16.45 156 80
Kamis
15.30-15.45 145 83
15.45-16.00 147 83
16.00-16.15 151 83
16.15-16.30 155 84
16.30-16.45 156 84
Jum'at
15.30-15.45 128 69
15.45-16.00 133 70
16.00-16.15 138 71
16.15-16.30 145 73
16.30-16.45 147 73
Sumber : Hasil Perhitungan Penulis
20
Sesuai hasil yang diperoleh dari tabel 4.1 di atas terlihat bahwa waktu
sibuk parkir untuk 5 (lima) hari pengamatan di dalam areal parkir terjadi pada
pukul 16.15-16.30 WIB dan pukul 16.30-16.45 WIB, untuk selanjutnya disebut
jam puncak tertinggi.
Tabel 4.2 Volume Puncak Parkir Tertinggi Dengan Interval 1 Jam di
Dalam Areal Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Hari Waktu Puncak Puncak Jumlah
Roda 2 Roda 4 Roda 2 dan 4
Senin
14.00-15.00 728 345 1073
15.00-16.00 743 359 1102
16.00-17.00 788 364 1152
Selasa
14.00-15.00 815 282 1097
15.00-16.00 841 289 1130
16.00-17.00 882 296 1178
Rabu
14.00-15.00 540 283 823
15.00-16.00 566 296 862
16.00-17.00 615 317 932
Kamis
14.00-15.00 555 311 866
15.00-16.00 576 328 904
16.00-17.00 618 335 953
Jum'at
14.00-15.00 459 258 717
15.00-16.00 512 277 789
16.00-17.00 577 290 867
Jumlah 9815 4630 14445
Rata-rata 1963 926 2889
Sumber : Hasil Perhitungan Penulis
Tabel 4.2 diatas terilihat bahwa volume parkir tertinggi setiap hari terjadi
pada pukul 14.00-15.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB. Berdasarkan komulatif dari
waktu pengamatan tiap 15 menit diperoleh volume parkir puncak selama 1 jam
sehingga dapat dilihat waktu puncak parkir tertinggi yang terjadi selama
pengamatan. Untuk lebih jelasnya tentang rekapitulasi volume parkir tertinggi
selama 1 jam dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.5 Halaman 50.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa volume puncak parkir
tertinggi yang terjadi untuk kenderaan roda dua yaitu sebesar 882 unit
21
kenderaan/jam dan untuk kenderaan roda empat diperoleh sebesar 364 unit
kenderaan/jam. Volume puncak tertinggi dilakukan dengan membagi jumlah dari
volume jam puncak parkir tertinggi selama 5 (lima) hari dengan jumlah jam
puncak yang terjadi selama 10 jam. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan
bahwa komposisi volume parkir lebih didominasi oleh kenderaan roda dua.
4.1.2 Waktu parkir
Hasil pengamatan terhadap waktu lamanya parkir didalam areal parkir
diperlihatkan pada Lampiran Tabel B.4.6 Halaman 51 dan Lampiran Tabel B.4.7
Halaman 52. Pengamatan tersebut terlihat adanya perbedaan terhadap lamanya
waktu parkir kenderaan. Pengamatan lama waktu parkir kendaraan dapat dibuat
suatu grafik fluktuasi yang menggambarkan hubungan antara jumlah kendaraan
dengan lama waktu parkir kendaraan.
Grafik fluktuasi volume parkir untuk 5 (lima) hari pengamatan di dalam
areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, dapat dilihat pada Lampiran
Gambar A.4.1 sampai dengan Lampiran Gambar A.4.5 Halaman 37 sampai
dengan Halaman 39. Sedangkan untuk grafik hubungan volume dan waktu parkir
kenderaan dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.6 sampai dengan Lampiran
Gambar A.4.10 Halaman 39 sampai dengan Halaman 41.
Gambar 4.1 Grafik Fluktuasi Volume Parkir Kenderaan di Areal Parkir (Kamis, 08 Mei 2014)
22
4.1.3 Akumulasi parkir
Data volume parkir digunakan untuk perhitungan akumulasi parkir
sebagai penentuan jumlah kenderaan yang masuk dan jumlah kendaraan yang
keluar. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar diperoleh dari selisih jumlah
pengguna roda dua yang dianggap sebagai volume parkir. Perhitungan dari
akumulasi parkir dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.2 Halaman 47.
4.1.4 Kapasitas parkir
Kapasitas areal parkir dapat diartikan dengan jumlah kendaraan yang
mampu ditampung oleh areal parkir dalam waktu tertentu. Analisa kapasitas
parkir pada umumnya harus mencukupi kemampuan dari kebutuhan akan areal
parkir itu sendiri. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada areal parkir
diperoleh hasil sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Kapasitas Areal Parkir dan Sudut Parkir di Dalam Areal Dinas
BMCK Meulaboh - Aceh Barat
No
Kode
Lahan
Parkir
Ukuran
Lahan
Parkir
Volume Luas
Areal Parkir
Tempat
Parkir
Bentuk
Pola
Parkir
Jumlah
Kenderaan
(Unit)
1 A1 36 m x 5 m 180 m2 Roda 4 30° 16
2 A2 11 m x 5 m 55 m2 Roda 4 30° 5
3 A3 13 m x 2 m 26 m2 x 2 area Roda 2 30° 35
4 B1 10 m x 2 m 20 m2 x 2 area Roda 2 30° 27
5 B2 5 m x 2 m 10 m2 x 5 area Roda 2 30° 33
6 B3 5 m x 2 m 10 m2 Roda 4 30° 1
7 C1 6 m x 4 m 24 m2 Roda 4 30° 2
8 C2 6 m x 4 m 24 m2 Roda 2 30° 16
9 D1 14 m x 8 m 112 m2 Roda 4 30° 10
10 D2 12 m x 6 m 72 m2 Roda 4 30° 6
11 D3 8 m x 4 m 32 m2 Roda 4 30° 3
Sumber : Hasil Perhitungan Penulis
23
Kapasitas parkir dihitung berdasarkan luas masing-masing kendaraan
baik untuk kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) menurut pedoman teknis
penyelenggaraan fasilitas parkir Direktur Jenderal Perbuhungan Darat. Kendaraan
roda 2 memerlukan luas (2,00 x 0,75) m atau 1,50 m2 dan untuk kendaraan roda 4
memerlukan luas (5,00 x 2,30) m atau 11,50 m2. Berdasarkan tabel di atas
kapasitas yang ditampung secara keseluruhan pada areal parkir yang telah tersedia
untuk kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 111 unit dan untuk kendaraan roda 4
(empat) sebanyak 42 unit. Bila dihubungkan dengan hasil pencatatan langsung di
lokasi pengamatan terhadap lama parkir seperti diperlihatkan pada Lampiran
Tabel B.4.9 Halaman 53. Lamanya waktu parkir yang di peroleh kapasitas parkir
dalam satuan jumlah per jam, daya tampung kapasitas parkir saat ini untuk
kendaraan roda 2 sebesar 1963 unit kendaraan/jam dan 926 unit kendaraan/jam
untuk kendaraan roda 4.
Berdasarkan hal diatas, maka penggunaan areal parkir terhadap volume
puncak harian rata-rata selama 5 hari adalah sebesar 882 unit kendaraan/jam untuk
kendaraan roda 2 dan untuk kendaraan roda 4 sebesar 364 unit kendaraan/jam,
dari ke dua jenis kenderaan tersebut tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas
parkir yang tersedia di areal parkir pada saat ini.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, dilakukan pembahasan, meliputi
volume parkir, waktu parkir dan kapasitas parkir. Dari hasil karakteristik parkir
yang meliputi volume parkir, akumulasi parkir, kapasitas dan indeks parkir maka
dapat disimpulkan bahwa dari ke dua jenis kenderaan baik kenderaan roda 2
maupun kendaraan roda 4 tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas parkir yang
tersedia di areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya pada saat ini, walaupun
dengan menggunakan bentuk pola sudut parkir 300.
Hasil perhitungan diperoleh volume puncak harian rata-rata yang terjadi
selama 5 hari pengamatan untuk kendaraan roda 2 sebesar 882 unit kendaran/jam
dengan volume parkir terbesar terjadi pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014 pukul
24
16.00-17.00 WIB. Sedangkan volume puncak harian rata-rata kendaraan roda 4
diperoleh sebesar 364 unit kendaraan/jam, yang terjadi pada hari Senin tanggal 5
Mei 2014 pukul 16.00-17.00 WIB, yang didasarkan lamanya waktu parkir dalam
hasil pengamatan selama 1 jam. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
diketahui bahwa mampu atau tidaknya kapasitas parkir dalam menampung
sejumlah permintaan akan areal parkir tergantung pada lamanya penggunaan areal
parkir oleh kendaraan tersebut.
Kapasitas parkir tersebut diperoleh dengan mengaitkan terhadap lamanya
waktu parkir kendaraan roda 2 yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di
lapangan per 15 menit, seperti yang di perlihatkan pada Tabel 4.4 dengan luas L
roda 2 = 77 m dan L roda 4 = 92 m :
Tabel 4.4 Daya Tampung Areal Parkir yang Tersedia Untuk Kendaraan
Roda 2 (dua) dan Roda 4 (empat)
Cara
Parkir Bentuk Parkir
Kendaraan
Yang di
Tampung
N (unit
kend)
Roda 2
N (unit
kend)
Roda 4
Sudut
00/180
0
0,1 0,2
Sudut
30o
76,8 91,8
Sudut
45o
76,5 91,5
Sudut
60o
76,5 91,5
Sudut
90o
76,4 91,4
Sumber : Warpani, 1990, Rekayasa Lalu Lintas, Bharatara, Jakarta
600
LN
500
125
LN
354
177
LN
354
177
LN
290
178
LN
25
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa untuk cara parkir yang efektif
yaitu dengan cara parkir dengan menggunakan sudut 300, namun pemakaian sudut
300 tersebut harus mempertimbangkan dan mamperhatikan ruang gerak
kendaraan, semakin besar sudut yang di gunakan semakin besar pula ruang gerak
yang diperlukan. Penataan areal parkir sebaiknya dilengkapi seperti dengan
adanya tempat parkir yang teduh sehingga dapat memberikan kenyamanan pada
kendaraan yang diparkir. Kapasitas areal parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya tidak bisa menampung volume parkir lagi, maka sebaiknya diperlukan
perluasan tempat areal parkir, hal ini hendaknya dapat dipikirkan saat ini agar
nantinya di peroleh suatu areal parkir dengan kondisi aman dan nyaman, karena
kegiatan pada suatu perkantoran / instansi pemerintahan bukan hanya meliputi
proses kerja saja yang menjadi perhatian, namun dari sisi layanan pendukung juga
menjadi hal yang sangat diperhitungkan seperti penyediaan areal parkir.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diambil
beberapa kesimpulan dan saran sesuai dengan keadaan yang pada areal parkir
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya – Aceh Barat saat ini.
5.1 Kesimpulan
Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lapangan,
perhitungan serta pengolahan data yang dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan tentang areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya - Aceh Barat
antara lain :
1. Volume puncak parkir tertinggi selama 5 (lima) hari pengamatan dengan
jumlah jam puncak yang terjadi selama 10 jam untuk kenderaan roda dua yaitu
sebesar 882 unit kenderaan/jam yang terjadi pada hari Selasa tanggal 6 Mei
2014 pukul 16.00-17.00 WIB dan untuk kenderaan roda empat diperoleh
sebesar 364 unit kenderaan/jam yang terjadi pada hari Senin tanggal 5 Mei
2014 pukul 16.00-17.00 WIB.
2. Kendaraan roda 2 memerlukan luas (2,00 x 0,75) m atau 1,50 m2 dan untuk
kendaraan roda 4 memerlukan luas (5,00 x 2,30) m atau 11,50 m2. Berdasarkan
kapasitas yang ditampung secara keseluruhan pada areal parkir yang telah
tersedia untuk kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 111 unit dan untuk kendaraan
roda 4 (empat) sebanyak 42 unit. Bila dilihat berdasarkan lamanya waktu
parkir dalam satuan jumlah per jam, daya tampung kapasitas parkir untuk
kendaraan roda 2 sebesar 1963 unit kendaraan/jam dan 926 unit kendaraan/jam
untuk kendaraan roda 4.
3. Penggunaan areal parkir terhadap volume puncak harian rata-rata selama 5 hari
adalah sebesar 882 unit kendaraan/jam untuk kendaraan roda 2 dan untuk
kendaraan roda 4 sebesar 364 unit kendaraan/jam, dari ke dua jenis kenderaan
27
tersebut tidak mampu lagi ditampung oleh kapasitas parkir yang tersedia di
areal parkir Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Meulaboh – Aceh Barat,
walaupun dengan menggunakan bentuk pola sudut parkir 300.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diusulkan untuk melengkapi penulisan Tugas
Akhir ini adalah :
1. Cara parkir yang efektif dari hasil perhitungan yang didapatkan yaitu dengan
cara parkir menggunakan sudut 300, namun pemakaian sudut 30
0 tersebut harus
mempertimbangkan dan mamperhatikan ruang gerak kendaraan, semakin besar
sudut yang di gunakan semakin besar pula ruang gerak yang diperlukan.
2. Kapasitas areal parkir di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tidak bisa
menampung volume parkir lagi, sebaiknya diperlukan perluasan tempat areal
parkir, agar nantinya di peroleh suatu areal parkir dengan kondisi aman dan
nyaman serta terlindungi dari panas matahari dan hujan, karena kegiatan pada
suatu perkantoran / instansi pemerintahan bukan hanya proses kerja saja yang
menjadi perhatian, namun dari sisi layanan pendukung juga menjadi hal yang
sangat diperhitungkan seperti penyediaan areal parkir.
28
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anonim, 2013, Tentang Satuan Ruang Parkir, http://id.wikipedia.org/wiki/
satuan_ruang_parkir.
Anonim, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktur
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
Anonim, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 60, Tentang
Marka Jalan, Jakarta.
Anonim, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61, Tentang
Rambu-rambu Lalu Lintas di Jalan, Jakarta.
Anonim, 1988, Guide to Traffic Engineering Practice, National Association of
Australia State Road Authorities, Sydney.
Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi Kedua,
Gajahmada University Press, Yogyakarta.
Tamin, O. Z., 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB,
Bandung.
Warpani, S., 1990, Rekayasa Lalu Lintas, Bharatara, Jakarta.
Warpani, S., 1985, Rekayasa Lalu Lintas, Edisi Kesatu, Bharatara, Jakarta.