lapakhir pad parkir

67
PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN KONSULTAN BAPPEDA 12/10/2012

Upload: tiar-pandapotan-purba

Post on 06-Aug-2015

402 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: LapAkhir PAD Parkir

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN

ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

KONSULTAN BAPPEDA

12/10/2012

Page 2: LapAkhir PAD Parkir

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan 3

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Maksud Pekerjaan 5

1.3 Tujuan Pekerjaan 5

1.4 Keluaran Pekerjaan 6

1.5 Sasaran Pekerjaan 6

1.6 Lingkup Kegiatan Pekerjaan 7

Bab 2 Profil Wilayah 10

2.1. Deskripsi Umum 10

2.2. Deskripsi Perekonomian 18

2.3. Deskripsi Sosial Kependudukan 21

2.4. Sarana Dan Prasarana 27

2.5. Jumlah Kendaraan 37

2.6. Jumlah Wajib Pajak Parkir 41

Bab 3 Pendapatan Sektor Perparkiran 43

3.1. Target Penerimaan Pajak Parkir 43

3.2. Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pad Kab. Tangerang 44

3.3 Retribusi Parkir 46

3.4 Lokasi Perparkiran 47

3.5 Pendapatan Perparkiran 50

3.5.1 Parkir On-Street 50 3.5.2 Parkir Off Street (Kawasan Bisnis Dan Lainnya) 52

3.5.3 Lokasi Potensi Parkir 52

3.6 Analisis Sederhana Korelasi Target Dan Penerimaan Sektor Parkir 56

3.7 Analisis Sederhana S-W-O-T 57

Bab 4 Landasan Hukum Dan Kebijakan Umum 59

4.1 Landasan Hukum 59

4.2 Kebijakan Umum 61

4.3 Tarif Parkir 63

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran 64

Bab 6 Penutup 65

Page 3: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Sepeda Motor Tahun 2009-2011

.................................................................................................................. 38

Gambar 2 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Sedan Dan Jeep Sejenisnya,

Tahun 2009-2011...................................................................................... 39

Gambar 3 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Pickup Dan Truk Sejenisnya,

Tahun 2009-2011...................................................................................... 39

Gambar 4 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Mikro Bis, Bis Dan Alat Berat

Sejenisnya, Tahun 2009-2011 ................................................................... 40

Gambar 5 Persentase Realisasi Terhadap Target Penerimaan Dari Pajak

Parkir Tahun 2008-2011 ........................................................................... 45

Gambar 6 Persentase Realisasi Retribusi Parkir Tepi Jalan Terhadap Target

Penerimaan ............................................................................................... 47

Gambar 7 Grafik Jumlah Wajib Pajak Menurut Tahun Daftar Di Kabupaten

Tangerang, Tahun 2012 ............................................................................ 48

Gambar 8 Grafik Jumlah Wajib Pajak Menurut Sebaran Kecamatan Di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2012 .......................................................... 49

Gambar 9 Dokumentasi Lokasi Potensi .................................................... 53

Gambar 10 Contoh Persyaratan Lokasi Parkir On-Street ........................... 54

Gambar 11 Contoh Persyaratan Lokasi Parkir Kawasan Pemerintahan

Tigaraksa .................................................................................................. 56

Page 4: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

2

DAFTAR TABEL

Tabel 1Temperatur Udara Maksimum dan Minimum Kabupaten Tangerang

.................................................................................................................. 12

Tabel 2 Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Banten ........................ 37

Tabel 3 Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Banten ......................... 38

Tabel 4 Pertumbuhan Kendaraan di Provinsi Banten, Tahun 2009-2011 . 40

Tabel 5 Jumlah Kendaraan Terdaftar Wajib Pajak Tahun 2005-2008 ....... 41

Tabel 6 Jumlah, Tahun, Nama dan Pengelola Wajib Parkir di Kabupaten

Tangerang, Tahun 2012 ............................................................................ 41

Tabel 7 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir TW III & TW IV

Tahun 2008 - 2011.................................................................................... 46

Tabel 8 Jumlah Wajib Parkir Menurut Tahun Daftar ................................ 48

Tabel 9 Jumlah Wajib Parkir Menurut Kecamatan, Tahun 2012 .............. 48

Tabel 10 Wajib Pajak Menurut Pengelola dan Jumlah Lokasi ................... 50

Tabel 11 Penetapan Target dan Penerimaan Retribusi Parkir On-Street di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2008-2011 ................................................. 51

Tabel 12 Penetapan Target dan Penerimaan Wajib Pajak Parkir di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2008-2011 ................................................. 52

Tabel 13 Target dan Penerimaan Retribusi Parkir On-Street (dalam juta

rupiah) ...................................................................................................... 57

Tabel 14 Target Dan Realisasi Penerimaan Wajib Pajak Parkir ................. 57

Tabel 15 Korelasi Antara Target Dan Realisasi Wajib Pajak Parkir ............ 57

Tabel 16 Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pengelolaan Perparkiran

.................................................................................................................. 58

DAFTAR PETA

PETA 1 PETA WILAYAH KAJIAN ............................................................................................... 9

Page 5: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan diberlakukan Undang undang No.32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah, dan Undang undang No.32 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintahan Daerah

memberikan lebih banyak kewenangan kepada daerah dalam menjalankan

fungsi Pemerintahan,Undang undang tersebut merupakan landasan yuridis

bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Pemberian Otonomi

kepada daerah bertujuan member kewenangan kepada daerah untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, guna meningkatkan

efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, Hakekat

ekonomi daerah merupakan kewajiban daerah untuk menambah

pemasukan pendapatan asli daerah nya.

Peningkatan penduduk dan aktifitas telah meningkatkan kompleksitas

permasalahan transportasi terutama di pusat Kabupaten Tangerang. Salah

satu permasalahan nya adalah kebutuhan penyediaan parker pada pasar

Tradisional, Perkantoran dan pusat perbelanjaan yang terus berkembang.

Pusat perbelanjaan sebagai tempat akumulasi massa dimana terjadinya

transaksi jual- beli yang memiliki berbagai fasilitas pendukung dapat

menarik para pengunjung.Para pengunjung tersebut untuk menuju pusat

perbelanjaan akan menggunakan kendaraan.sehingga dibutuhkan areal

parker untuk memarkirkan kendaraannya. Areal parker sebagai prasarana

dalam system transportasi harus dapat menunjang aktivitas – aktivitas

yang terjadi karena masalah parker sangat erat kaitannya dengan

pengaturan lalu lintas.

Masalah parkir adalah masalah kebutuhan ruang dimana penyediaan

ruang dalam perkotaan dibatasi oleh luas wilayah dan tata guna lahan

Page 6: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

4

bersangkutan. Pengadaan pelataran parkir sedikit banyak akan menyita

sebagian luas wilayah kota karena membutuhkan ruang secara tersendiri.

Pusat Perbelanjaan tersebut memiliki fasilitas parkir tersendiri yang tidak

menggunakan badan jalan (off street parking).

Sebagai bagian pendukung sistem pengelolaan transportasi (Traffic

Management), pengelolaan perparkiran memiliki kemampuan membantu

memecahkan masalah-masalah transportasi seperti kemacetan atau

kepadatan lalu lintas. Melalui pengelolaan perparkiran yang tepat misalnya

mampu mengurangi penggunaan dan mendorong para pengguna kendaraan

bermotor pribadi menggunakan juga angkutan umum. Hal itu dapat dicapai

dengan penempatan lokasi parkir yang sesuai kebutuhan dan memudahkan

para pengguna kendaraan pribadi dapat berhenti, memarkir kendaraannya

dan melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan angkutan umum.

Mengurangi atau menekan penggunaan kendaraan pribadi dapat juga

dilakukan dengan mengenakan tarif parkir yang mahal bagi jasa parkir di

tengah kota. Penetapan tarif mahal bagi kendaraan pribadi ini setidak akan

membuat penggunanya berpikir banyak atau mencari cara lain apabila

bepergian ke tengah kota. Para pengguna kendaraan pribadi ini lambat laun

akan beralih memakai angkutan umum yang sudah disediakan secara baik

oleh pengelola daerah atau kotanya.

Tarif mahal untuk kendaraan pribadi di tengah kota ini juga memiliki

dampak bagi peningkatan bagi PAD apabila disertai dengan pengelolaan

parkir secara keseluruhan baik dan terkontrol menggunakan sistem

pengawasan serta pengamanan yang ketat. Bagi Kabupaten Tangerang

sendiri pengelolaan perparkiran terus menerus menjadi persoalan yang

sepertinya tidak kunjung mau diselesaikan. Perjalanan panjang pengelolaan

perparkiran ternyata belum mampu memberikan kontribusi atau dukungan

terhadap perbaikan sistem transportasi dan terhadap PAD Kabupaten

Tangerang.

Page 7: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

5

1.2 MAKSUD PEKERJAAN

Maksud dari Penyusunan Evaluasi dan Strategi Pencapaian Potensi PAD

dari Sektor Perparkiran di Kabupaten Tangerang adalah :

1. Diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan

khususnya bagi DPRD Kabupaten Tangerang dalam menetapkan

kebijakan perparkiran sesuai dengan perkembangan kota sehingga

dapat melakukan perubahan-perubahan terhadap peraturan daerah

tentang retribusi parkir;

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang

untuk pengelolaan parkir onstreet guna mengoptimalkan potensi

retribusi parkir sebagai salah satu sumber pendapatan PAD.

1.3 TUJUAN PEKERJAAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam Penyusunan Evaluasi dan Strategi

Pencapaian Potensi PAD dari Sektor Perparkiran di Kabupaten Tangerang

adalah :

1. Untuk Mengetahui karakteristik parkir pada kawasan Pusat Bisnis

dan Kawasan Perkantoran di Kabupaten Tangerang.

2. Untuk mengetahui potensi parkir tepi jalan dan besarnya tingkat

selisih antara potensi dan realisasi penerimaan restribusi parkir tepi

jalan pada kawasan Pusat Bisnis dan Kawasan perkantoran

pemerintah di Kabupaten Tangerang.

3. Untuk mengetahui sejauh mana korelasi perbedaan potensi dengan

selisih antara potensi dan realisasi penerimaan restribusi parkir tepi

jalan pada kawasan Pusat Bisnis dan kawasan perkantoran

pemerintah di Kabupaten Tangerang baik parkir untuk mobil

maupun untuk parkir sepeda motor.

Page 8: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

6

1.4 KELUARAN PEKERJAAN

Keluaran yang ingin dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Evaluasi dan

Strategi Pencapaian Potensi PAD dari Sektor Perparkiran di Kabupaten

Tangerang ini adalah :

1. Peta lokasi pengembangan serta luas area perparkiran.

2. Rencana Tata ruang perparkiran dengan peraturan zonasi.

3. Rencana dan sumber pembiayaan.

4. Analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

5. Hasil studi kelayakan ekonomi dan financial.

1.5 SASARAN PEKERJAAN

Sasaran Utama yang hendak dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Evaluasi

dan Strategi Pencapaian Potensi PAD dari Sektor Perparkiran di Kabupaten

Tangerang ini adalah tersususnnya potensi perparkiran di Kabupaten

tangerang.

Sasaran lainnya dari kegiatan ini adalah :

1. Teridentifikasinya karakateristik perparkiran di Kabupaten Tangerang

2. Tersusunnya potensi perparkiran bagi pendapatan asli daerah

3. Tersusunnya kebijakan dan strategi pengembangan perparkiran di

kabupaten Tangerang

4. Tersusunnya rencana program pengembangan perparkiran di

Kabupaten tangerang

5. Tersususnnya daftar daerah potensi parkir di Kabupaten Tangerang

6. Tersusunnya kelembagaan perparkiran di Kabupaten Tangerang.

Page 9: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

7

1.6 LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN

Ruang lingkup wilayah meliputi Lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah

seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.

Adapun ruang lingkup kegiatan pekerjaan ini terdiri atas;

1. PENGUMPULAN DAN KOMPILASI DATA

Kegiatan pada tahap pengumpulan dan kompilasi data adalah sebagai

berikut :

1) Persiapan Survey (administrasi dan teknis)

Pembuatan checklist pengumpulan data dan instrument

pengumpulan data yang memuat kebutuhan data yang

diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.

Pembuatan program kerja yang akan dilakukan dalam

pelaksanaan kegiatan survey.

Penyiapan personil (surveyor).

2) Studi literatur tentang Peta Lokasi area, Luas area perparkiran

3) Pelaksanaan Survey

Dalam pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi 2 kegiatan utama, yakni :

Survey instansional, merupakan kegiatan pengumpulan data

sekunder ke SKPD terkait baik dari SKPD Pemerintah Kabupaten

Tangerang maupun dari pihak organisasi swasta .

Survey lapangan, merupakan kegiatan pengumpulan data langsung

ke lokasi pengembangan kawasan minapolitan untuk

menemukan permasalahan, hambatan, potensi dan tantangan

baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya

buatan manusia di lokasi tersebut. Kegiatan ini berupa observasi

lapangan, wawancara langsung dengan masyarakat di lokasi Potensi

Pengembangan Perparkiran .

4) Evaluasi dan Tabulasi

Page 10: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

8

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengevaluasi dari data yang

sudah terkumpul.

2. ANALISIS DAN KAJIAN

Dalam rangka Penyusunan Evaluasi dan Strategi Pencapaian Potensi PAD

dari Sektor Perparkiran di Kabupaten Tangerang, maka diperlukan kajian

menyeluruh terhadap semua aspek.

Page 11: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

9

PETA 1 PETA WILAYAH KAJIAN

Page 12: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

10

BAB 2 PROFIL WILAYAH

2.1. DESKRIPSI UMUM

Pada sub bab ini, disampaikan gambaran umum wilayah perencanaan

secara menyeluruh satu (1) kabupaten Tangerang. Gambaran umum ini

untuk menjelaskan posisi, fungsi dan dampak inter kota dengan

kota/kabupaten perbatasan. Hal ini menjadi penting karena wilayah

Kabupaten Tangerang merupakan satu kesatuan ekosistem pulau Jawa,

dan memiliki keterkaitan erat terhadap pemanfaatan sumber daya alam

secara bersama-sama dengan wilayah kabupaten/kota dan provinsi

lainnya.

a. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Tangerang pasca terbentuknya Daerah Otonom Baru Kota

Tangerang Selatan, terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada

koordinat 106°20’-106°44’ Bujur Timur dan 5°58’ - 6°21’ Lintang Selatan,

terdiri dari 29 Kecamatan, 246 desa dan 28 Kelurahan dengan luas 96.319

ha ditambah kawasan reklamasi pantai dengan luas lebih kurang 9.000 ha.

Sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa (dengan garis pantai ± 51

Km),

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, Kota

Tangerang Selatan dan Kota Tangerang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Lebak

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten

Lebak

Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan pusat pemerintahan Republik

Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km, yang bisa ditempuh dengan waktu

setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas

Page 13: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

11

hambatan Jakarta-Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas

perekonomian antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Kedudukan geografis yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta menjadi

salah satu potensi Kabupaten Tangerang untuk berkembang menjadi

daerah penyangga ibukota. Selain itu juga secara geografis menjadi pintu

gerbang untuk hubungan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta.

Kedekatan dengan Ibukota dan sebagai pintu gerbang antara Banten dan

DKI Jakarta maka akan menimbulkan interaksi berdampak pada timbulnya

pertumbuhan pada suatu wilayah. Sebagai bentuk efek pertumbuhan

wilayah, trickling down dan backwash effect, terjadi bentuk hubungan

sinergis atau terpadu diantaranya.

b. Klimatologi

Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas

dengan kelembaban yang tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang rata-rata berkisar antara 22,8 –

33,90C, suhu maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,90C dan

suhu minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22,80C.

Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan

59,3 %. Keadaan curah hujan tertingi terjadi pada bulan Februari

sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3 mm. Hari

hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 20 hari.

Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :

Page 14: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

12

Tabel 1Temperatur Udara Maksimum dan Minimum Kabupaten Tangerang

c. Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah,

yang memiliki topografi relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 -

3%. Ketinggian wilayah antara 0 - 85 m di atas permukaan laut. Secara

garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :

• Dataran rendah dibagian utara dengan ketinggian berkisar antara

0-25 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan Teluknaga,

Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Gunung Kaler, Kronjo,

Mekarbaru, Pakuhaji, Sepatan dan Sepatan Timur.

• Dataran tinggi di bagian tengah ke arah selatan dengan ketinggian

antara 25 - 85 meter di atas permukaan laut. Kemiringan tanah

rata-rata 0-8 % menurun ke Utara.

Page 15: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

13

d. Penggunaan Lahan

Perkembangan penduduk yang cepat serta melimpahnya kegiatan industry

dan permukiman ke Wilayah Kabupaten Tangerang mengakibatkan banyak

terjadi pergeseran lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya

fungsi lahan, untuk itu perlu mendapatkan perhatian mengenai

keseimbangan antara fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya serta

aspek kesesuaian lahan. Penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang saat

ini meliputi penggunaan untuk kawasan lindung dan penggunaan lahan

untuk kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kegiatan lindung

meliputi sempadan pantai, danau/situ, dan sempadan sungai. Sedangkan

penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya meliputi perumahan

perkotaan, perumahan perdesaan, perdagangan dan jasa, zona industri,

kawasan industri, pertanian irigasi teknis, pertanian tadah hujan, kebun

campuran, tegalan, perikanan (tambak), hutan, dan lain-lain.

Penggunaan tanah eksisting di Wilayah Kabupaten Tangerang terdiri dari :

1) Lahan terbangun

a) Kawasan permukiman perkotaan dengan luas penggunaan sebesar

4.575 Ha. (4,68%)

b) Kawasan permukiman perdesaan 18.624 Ha. (19,04%)

c) Zona industri 2.059 Ha. (2,10%)

d) Perdagangan 936 Ha. (0,95%)

e) Jasa 923 Ha. (0,94%)

2) Lahan non terbangun :

a) Sawah irigasi teknis 30.809 Ha. (31,49%)

b) Sawah tadah hujan 14.958 Ha. (15,29%)

c) Kebun campuran 8.681 Ha. (8,87%)

d) Tegalan 4.128 Ha. (4,21%)

e) Rawa 2.917 Ha. (2,98%)

f) Tambak 2.175 Ha. (2,22%)

g) Hutan 1.502 Ha. (1,53%)

Page 16: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

14

h) Lain-lain 5.536 Ha. (5,66%)

Karakter perkembangan kawasan terbangun Kabupaten Tangerang tidak

lepas dari keberadaan Kabupaten Tangerang yang berada pada perlintasan

pergerakan antar wilayah serta jaringan jalan regional yang

menghubungkan kota kota utama di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan

Jawa Barat. Sebagai konsekuensinya kawasan terbangun yang mencakup

permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, perdagangan dan jasa,

zona industri, kawasan industry industri dan fasilitas umum cenderung

berkembang mengikuti pola jaringan jalan utama (linier).

Sejalan kondisi tersebut maka perkembangan Kabupaten Tangerang terjadi

secara linier dengan titik orientasi perkembangan pada simpul poros jalur

Lintas Tengah (poros Serang – Grogol) (terkonsentrasi pada pusat kota),

sehingga distribusi kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan tidak

merata. Hal ini menyebabkan tidak optimalnya pelayanan kota

(kesenjangan perkembangan kegiatan di bagian Tengah (pusat kabupaten)

dan selatan dengan bagian utara, terjadi konflik pemanfaatan ruang

terbangun dan sebagainya.

Pola pengembangan fisik/tata guna lahan saat ini berupa pola

ekstensifikasi dan intensifikasi. Pola intensifikasi lebih banyak dijumpai

pada daerah terbangun di pusat-pusat kegiatan/pusat kota, sedangkan

pola ekstensifikasi dijumpai pada daerah-daerah pinggiran kota atau

daerah transisi.

Melihat visi dan misi Kabupaten Tangerang serta fungsi yang berkembang

saat ini yang menekankan kepada kegiatan industri akan menimbulkan

konsekuensi meningkatnya aktivitas penduduk. Peningkatan kegiatan

tanpa dimbangi dengan pelayanan sarana dan prasarana yang memadai

akan menimbulkan berbagai permasalahan yang saling berkaitan.

Page 17: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

15

Untuk jelasnya sebaran dan kecenderungan penggunaan lahan Kabupaten

Tangerang yang terjadi saat ini dapat dilihat pada bahasan berikut ini.

1) Permukiman Perkotaan

Perkembangan perumahan di Kabupaten Tangerang cenderung berlokasi di

selatan dan di sepanjang jalan regional, namun dengan adanya

pembangunan jalur lintas selatan dan lintas utara di wilayah Kabupaten

Tangerang ada kecenderungan perkembangan permukiman ke wilayah ini.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan kawasan perumahan

baru di wilayah ini. Luas daerah perumahan ini lebih kurang sebesar 4.575

ha atau 4,68 % dari keseluruhan luas kabupaten Tangerang.

2) Permukiman Perdesaan

Luas penggunaan lahan untuk permukiman perdesaan sebesar 19,04 %

dari luas keseluruhan Kabupaten Tangerang atau sekitar lebih kurang

18.624 Ha. Luas penggunaan lahan untuk permukiman perdesaan terbesar

berada di Kecamatan Pasar Kemis yaitu sebesar 972,33 Ha dan yang

terkecil terdapat di Kecamatan Pagedangan yaitu sebesar 246,28 Ha.

3) Zona Industri

Visi Kabupaten Tangerang adalah sebagai pusat Industri. Dengan visi

tersebut, maka tidak mengherankan jika di Kabupaten Tangerang saat ini

banyak berkembang zona industri terutama di bagian tengah dan selatan

Kabupaten Tangerang. Zona industri saat ini terkonsentrasi di wilayah

bagian tengah - selatan dan sebagian tersebar di sepanjang jalan utama

dan mendekati Jalan Tol. Luas lahan zona industri saat ini lebih kurang

2.059 Ha atau 2,10 % dari luas wilayah Kabupaten Tangerang. Luas zona

industry terbesar berada di Kecamatan Cikupa yaitu sebesar 539,06 ha,

kemudian disusul pasar Kemis sebesar 472,57 ha. Sedangkan untuk

Kawasan Industri saat ini hanya terkonsentrasi di 8 (delapan) kecamatan,

Page 18: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

16

yaitu di Kecamatan Curug, Cisoka, Panongan, Tigaraksa, Cikupa, Legok,

Pasar Kemis, dan Balaraja. Luas kawasan industri di Kabupaten Tangerang

yaitu sebesar 223,56 Ha atau 0,24 %.

4) Kegiatan Perdagangan dan Jasa

Kabupaten Tangerang cukup potensial dalam kegiatan perdagangan dan

jasa, hal ini nampak dari banyaknya tempat-tempat perdagangan dan jasa

serta beraneka ragam fasilitas pendukungnya. Perkembangan perdagangan

dan jasa ini tidak terlepas dari letak Kabupaten Tangerang yang dekat DKI

Jakarta dan berada pada perlintasan Banten - Jakarta, sebagai akibat dari

hal tersebut maka Kabupaten Tangerang berperan sebagai pusat

perdagangan dan jasa (distribusi dan akumulasi) berbagai komoditas

perekonomian dari wilayah sekitarnya.

Persebaran kegiatan perdagangan dan jasa skala kota (modern) yang terjadi

saat ini yaitu disepanjang Jalan Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Legok,

Kosambi dan Balaraja, namun sudah ada upaya untuk mendistribusikan

kegiatan perdagangan ke wilayah-wilayah pinggiran terutama ke wilayah

bagian utara. Sedangkan untuk kegiatan perdagangan skala lokal

(tradisional) seperti toko, warung dan pasar letaknya menyebar mendekati

kawasan permukiman. Luas lahan perdagangan saat ini sebesar ± 936 Ha

atau 0,95 %.

Sedangkan untuk kegiatan jasa luas lahan secara keseluruhan sebesar ±

923 Ha atau 0,94 % yang tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Tangerang. Luas terbesar berada di Kecamatan Cisauk yaitu

sebesar 356,25 Ha, kemudian disusul Kecamatan Curug sebesar 229,19

Ha.

Page 19: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

17

5) Sawah Irigasi Teknis

Penggunaan Lahan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Tangerang

terdiri dari sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, tegalan, kebun

campuran, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Luas lahan pertanian

sawah teknis sebesar 30.809 ha atau 31,49 % dari luas keselurahan

Kabupaten Tangerang. Lokasi pertanian sawah teknis ini berada di bagian

utara Kabupaten Tangerang yaitu di Kecamatan Sukamulya, Kresek,

Gunung Kaler, Mekarbaru, Kronjo, Kemiri, Mauk, Rajeg, Sukadiri, Pakuhaji,

Sepatan, dan Sepatan Timur serta sebagian di Kecamatan Sindang Jaya.

6) Sawah Tadah Hujan

Luas sawah tadah hujan di Kabupaten Tangerang sebesar 14.958 ha atau

15,29 % dari luas wilayah Kabupaten Tangerang yang berlokasi di bagian

barat dan selatan meliputi Kecamatan Jayanti, Cisoka, Solear, Jambe dan

Panongan.

7) Kebun campuran dan tegalan

Luas penggunaan lahan kebun campuran dan tegalan mencapai 12.089 ha

atau 13,08 % dari keseluruhan luas Kabupaten Tangerang yang tersebar di

beberapa bagian wilayah.

8) Rawa dan Tambak

Luas penggunaan lahan rawa dan tambak sebesar 4.092 ha atau 7,19 %

dari keseluruhan luas Kabupaten Tangerang. Lokasi rawa dan tambak

berada di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Tangerang.

9) Hutan

Luas hutan sebesar 1.502 ha atau 1,53 % dari keseluruhan luas Kabupaten

Tangerang yang terdapat di Kecamatan Kronjo, Mauk, Kemiri, Pakuhaji,

Teluknaga dan Kecamatan Kosambi.

Page 20: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

18

10) Penggunaan lain

Luas penggunaan lahan untuk kepentingan lain-lain ini sebesar 5.536 ha

atau 5,56 % yang tersebar di Kabupaten Tangerang.

Pola pengembangan fisik/tata guna lahan pada umumnya berupa pola

ektensifikasi dan intensifikasi. Pola intensifikasi lebih banyak dijumpai

pada daerah terbangun di pusat-pusat kegiatan kota, sedangkan pola

ektensifikasi dijumpai pada daerah-daerah pedesaan atau daerah transisi.

Motor ekstensifikasi lainnya yang cukup banyak dijumpai pada

pengembangan daerah baru adalah pola skipping yang banyak dilakukan

oleh para developer yang beroperasi di daerah ini khususnya di wilayah

bagian selatan Kabupaten Tangerang. Pola ini sangat produktif dalam

membuka wilayah-wilayah pengembangan baru, karena orientasi pada

harga tanah murah merupakan dasar yang paling mendasari pelaksanaan

pola ini.

2.2. DESKRIPSI PEREKONOMIAN

1. Industri

Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya

meningkatkan hasil dibidang industri di Kabupaten Tangerang.

Keberhasilan sektor perindustrian telah memberikan konstribusi cukup

besar dalam perekonomian daerah. Untuk Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Tangerang, pada tahun 2008 sektor industry pengolahan

menyumbangkan 52.89%.

2. Perdagangan

Kegairahan dunia usaha sektor perdagangan tahun 2008 di Kabupaten

Tangerang dapat dilihat dari menjamurnya toko, ruko dan pusat

perbelanjaan yang berkembang di kawasan strategis. Untuk Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang, pada tahun 2008

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menyumbangkan 13.32%.

Page 21: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

19

3. Pertanian

Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup komoditi : padi, palawija

(jagung dan kacang tanah) dan sayuran (terung, kacang panjang dan

mentimun). Menurut data dari BPS dan Dinas Pertanian Kabupaten

Tangerang tahun 2008 jenis komoditi yang dihasilkan Kabupaten

Tangerang untuk padi sawah, padi gogo, palawija dan sayuran. Jumlah

produksi berbagai jenis sayuran pada tahun 2008 menurun jumlah

produksinya sekitar 75% dari produksi tahun 2004. Untuk buah-buahan

produksi pada tahun 2008 jika dibandingkan dengan produksi tahun

sebelumnya ada yang mengalami kenaikan tapi ada juga yang mengalami

penurunan.

4. Peternakan

Populasi ternak besar yang cukup dominan di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2008 adalah, Kambing (147,891 ekor) Domba (126,988 ekor), Sapi

potong (45,730 ekor), Kerbau (20,710 ekor), Babi (7.685 ekor), dan Kuda

(136 ekor). Sedangkan untuk unggas terdiri dari Ayam Pedaging

(29,216,758 ekor), Ayam Petelur (6,868,149 ekor), Ayam Buras (5,254,011

ekor) dan Itik (573,815 ekor).

5. Perikanan

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan

perikanan laut, perikanan perairan umum (rawa, situ, ex galian pasir,

sungai), tambak, kolam dan mina padi. Pada tahun 2008 produksi

perikanan laut mencapai 17.426,00 ton, produksi perikanan perairan

umum mencapai 128.60 ton, produksi budi daya ikan tambak mencapai

6.953,70 ton, produksi budi daya ikan kolam mencapai 2.212,40.

6. Pariwisata

Kegiatan pariwisata di Kabupaten Tangerang terdapat di 7 (tujuh)

kecamatan. Di Kecamatan Kresek terdapat 3 situ yaitu Garukgak,

Page 22: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

20

Patrasana, Cilongek, Kecamatan Kronjo terdapat obyek wisata Pulau

Cangkir (makam pangeran Jaga Laut), Kecamatan Mauk terdapat obyek

wisata Tanjung Kait (kelenteng Tua dan penyeberangan ke Pulau laki

/Kepulauan Seribu), Kecamatan Teluk Naga terdapat obyek wisata Pantai

tanjung Pasir dan Pantai Muara, Kecamatan Kosambi terdapat wisata

pantai Dadap, serta Kecamatan Cisoka terdapat makam kramat dan

komunitas monyet.

7. Perkembangan PDRB Kabupaten

Untuk menilai berhasil tidaknya pembangunan yang telah dilaksanakan,

diperlukan adanya indikator yang dapat mengukur tingkat keberhasilan

pembangunan tersebut.

PDRB adalah suatu deretan angka yang dipakai sebagai salah satu

indikator untuk megukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Nilai nilai PDRB biasanya disajikan menurut deret waktu dari tahun ke

tahun, sehingga dapat dilihat setiap sektor perkembangannya menunjukan

trend yang meningkat atau sebaliknya.

Menurut hasil BPS tahun 2005 sampai dengan 2008, jumlah PDRB

berdasarkan harga berlaku yang dihasilkan sektor – sektor ekonomi pada

tahun 2008 di Kabupaten Tangerang adalah sebesar Rp. 30,897,847 (Juta

Rupiah). Kondisi tersebut meningkat dibandingkan tahun 2007 yang

jumlahnya sebesar Rp. 28,062,137(Juta Rupiah). Jumlah PDRB

berdasarkan harga konstan yang dihasilkan sektor – sektor ekonomi pada

tahun 2008 di Kabupaten Tangerang adalah sebesar Rp. 18,789,457(Juta

Rupiah). Kondisi tersebut meningkat dibandingkan tahun 2006 yang

jumlahnya sebesar Rp. 17,576,748 (Juta Rupiah).

8. Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan perekonomian Kabupaten Tangerang selama 4 (empat)

tahun terakhir (2006-2009) menunjukkan dinamika dengan kenaikan LPE

yang terjadi antara tahun 2006-2007 dari 6,02% menjadi 6,48. Sedangkan

Page 23: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

21

dari tahun 2007-2009 mengalami penurunan menjadi 5,51 pada tahun

2008 dan 4,40 pada tahun 2009. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian

Kabupaten Tangerang, belum sepenuhnya keluar dari pengaruh krisis

ekonomi berkepanjangan yang melanda perekonomian Indonesia pada

umumnya. Oleh karenanya diperlukan Kebijakan-kebijakan dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang dapat meningkatkan

konsumsi masyarakat, dan disisi lain produksi pada berbagai sektor terus

ditingkatkan.

9. Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian Kabupaten Tangerang, sesuai dengan cirri

perekonomian daerah yang mengalami pergeseran dari perdesaan menuju

perkotaan. Distribusi dari masing-masing sektor ekonomi atas dasar harga

berlaku pada tahun 2008 sebesar 48.23% dari sektor Industri Pengolahan,

terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar

49.63%. Hal ini terjadi akibat kenaikan kontribusi dari sektor listrik, gas

dan air serta sektor Jasa-jasa terhadap PDRB Kabupaten. Sedangkan

distribusi dari masing masing sector ekonomi atas dasar harga konstan

pada tahun 2008 sebesar 52.89% dari sektor Industri Pengolahan, terjadi

penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 54,23%.

Hal ini terjadi akibat kenaikan kontribusi dari sektor Listrik, gas dan air

serta sektor Jasa-jasa terhadap PDRB Kabupaten.

2.3. DESKRIPSI SOSIAL KEPENDUDUKAN

1. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 sebanyak

2,508,967 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,70 % pertahun. Kecenderungan

peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, tentunya bukan hanya

disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi tidak terlepas dari

kecenderungan masuknya migran yang disebabkan oleh daya tarik

Kabupaten Tangerang, seperti banyaknya perusahaan industri

Page 24: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

22

besar/sedang dan juga sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan

DKI Jakarta yang menjadi daerah limpahan penduduk DKI Jakarta. Hal

tersebut akan membutuhkan ruang yang memadai dengan lapangan kerja

baru untuk mengimbangi pertambahan tenaga kerja.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka Kecamatan Cikupa mempunyai

jumlah penduduk terbesar sebanyak 192,974 jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah

penduduk 38,232 jiwa. Apabila dilihat dari laju perkembangannya,

perkembangan penduduk di Kabupaten Tangerang pada tahun 2003 – 2008

terbesar adalah di Kecamatan Tigaraksa dengan rata-rata pertumbuhan

pertahun sebesar 4,19%, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan

Cisauk dengan pengaruh pemekaran desa/kelurahan yaitu laju

pertumbuhan penduduk pertahun adalah sebesar -6,42 %.

Kepadatan penduduk mencerminkan jumlah penduduk per luas tertentu

(dalam satuan KM2). Kepadatan penduduk per satuan luas tertentu dapat

mencerminkan pula interaksi antar individunya. Kepadatan penduduk

Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 sebesar 2.615 jiwa/KM2

2. Pendidikan

Prosentase penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada

Tahun 2005 di Kabupaten Tangerang didominasi tingkat pendidikan SD

yaitu 27,42%, SLTA sebesar 23,04%, dan SLTP sebesar 16,51. Meskipun

tingkat pendidikan SLTA sedikit mengalami peningkatan, namun

menghadapi globalisasi pemerintah daerah harus bekerja keras untuk terus

meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, dan memperbesar

kesempatan masyarakat miskin untuk menikmati pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

3. Kesehatan

Berkaitan dengan aspek kesehatan, indikator keberhasilan bidang

pembangunan kesehatan tercermin dari derajat kesehatan masyarakat yang

Page 25: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

23

merupakan salah satu faktor untuk menunjang peningkatan sumberdaya

manusia. Berdasarkan data dalam Profil Daerah (2008), fasilitas kesehatan

yang tersedia di Kabupaten Tangerang pada tahun 2007 yaitu rumah sakit

sebanyak 16 buah, puskesmas, puskesmas pembantu dan pusling

sebanyak 102 unit, balai pengobatan (klinik) 813, dan rumah bersalin

sebanyak 68 unit. Sedangkan untuk tenaga kesehatan yang tersedia adalah

493 dokter ahli, 282 dokter umum, 134 dokter gigi, 823 bidan, 166 bidan

desa dan 1.510 perawat.

4. Agama

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa penduduk beragama Islam di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 berjumlah 3.270.905 Orang atau

94 %, protestan sebanyak 84.556.394 Orang (2,43%), kepercayaan lainnya

sebanyak 1.739 Orang atau 0,05 %. Hal ini membuktikan bahwa penduduk

muslim di Kabupaten Tangerang memiliki jumlah yang mayoritas dibanding

pemeluk agama lain, kondisi tersebut menjadi salah satu bahan

pertimbangan agar ummat muslim lebih berperan/dominan dan bersama-

sama agama lainnya membangun kota.

5. Mata Pencaharian

Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor

ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor

industri yaitu sebesar 28,64%, sektor perdagangan sebesar 21,80% dan

sektor jasa 19,79% sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 6,61%.

Seiring dengan pengaruh letak geografis Kabupaten Tangerang yang

berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sehingga sebagai daerah

penyangga ibukota peranan sektor industri, perdagangan, dan jasa

cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan sektor pertanian meskipun

masih cukup potensial namun hanya dapat menyerap 6,61% seiring dengan

banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi sehingga otomatis

menyebabkan kurangnya masyarakat untuk dapat menggarap lahan

pertanian.

Page 26: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

24

6. Sosial Budaya

Penduduk Kabupaten Tangerang merupakan masyarakat heterogen yang

terdiri dari penduduk asli dan pendatang yang tinggal secara turun

temurun di wilayah ini. Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur

budaya campuran Betawi dan Priangan, dengan berbahasa Indonesia

sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah, tetapi

ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang dari luar

Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan industri.

Karakter kesenian yang ada di Kabupaten Tangerang adalah perpaduan

antara seni budaya Betawi dan Priangan. Beberapa kesenian yang

berkembang sampai saat ini adalah Seni Musik Gambang Keromong dan

Tari Cokek yang merupakan tarian pergaulan yang banyak berkembang di

kawasan Teluknaga dan Kosambi. Masyarakat Kabupaten Tangerang masih

memiliki semangat kekerabatan dan tingkat partisipasi yang tinggi untuk

berperan serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang

diselenggarakan pada setiap kecamatan.

7. Ketenagakerjaan

Jumlah pencari kerja di Kabupaten Tangerang pada tahun 2007 sebanyak

79.812 orang. Sebagian besar adalah tamat SLTA sebanyak 25.600 orang

atau sekitar 60,02 persen dari total pencari kerja. Jumlah pencari kerja

yang ditempatkan sebanyak 33.611 orang (14.756 laki-laki dan 18.855

perempuan. Indikator ketenagakerjaan yang dapat memberikan gambaran

tentang seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi

produktif adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). TPAK

Kabupaten Tangerang tahun 2007 sebesar 61,68% penduduk usia 15 tahun

keatas melakukan aktivitas bekerja dan mencari pekerjaan atau yang

tergolong angkatan kerja, dan 38,32% dari jumlah penduduk yang berusia

15 tahun keatas yang bukan angkatan kerja, seperti bersekolah, mengurus

rumah tangga dan lainnya.

Page 27: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

25

Persentase angkatan kerja bagi penduduk usia 15 tahun keatas masih

didominasi oleh laki-laki sebesar 74,86% dengan rincian bekerja 66,97%

dan 7,89% pengangguran. Sementara angkatan kerja perempuan 37,59%

dengan rincian 30,30% bekerja dan menganggur 7,29%. Sebaliknya

persentase bukan angkatan bekerja didominasi perempuan, dimana

mayoritas sebagai mengurus rumah tangga sebesar 39,61% dibandingkan

0,48%, namun yang bersekolah sedikit lebih besar laki-laki yaitu 19,72%

dan perempuan sebesar 18,54%.

8. Indek Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks pembangunan manusia di Kabupaten Tangerang meskipun

mengalami kenaikan namun masih berada diperingkat ketiga setelah Kota

Tangerang dan Cilegon. Capaian Indikator Pembangunan Manusia (IPM)

setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 capaian sebesar

70,65. Dengan demikian dari tahun 2002-2005 angka capaian Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten Tangerang terus mengalami

Peningkatan.

a) Indeks Kesehatan

Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Tangerang pada tahun 2005

tercatat 64,9 tahun. Angka harapan hidup Kabupaten Tangerang lebih

tinggi dibandingkan dengan angka harapan hidup Propinsi banten yang

64,6 tahun tetapi masih lebih rendah dari Angka Harapan hidup Nasional

yang mencapai 68,1 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

masyarakat Kabupaten Tangerang berumur 65 tahun. Berdasarkan hasil

perhitungan diketahui indeks harapan hidup masyarakat Kabupaten

Tangerang Tahun 2005 sebesar 66,50 yang menunjukkan pencapaian

harapan hidup 0 tahun hanya naik 1,5 persen dibandingkan tahun 2004.

b) Indeks Pendidikan

Indeks pendidikan di Kabupaten Tangerang menunjukkan adanya

peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari capaian indicator pada bidang

Page 28: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

26

pendidikan antara lain Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf

(AMH). Pada tahun 2002 angka RLS tercatat sebesar 8,60 tahun sedangkan

pada tahun 2005 tercatat sebesar 8,90 tahun. Hal tersebut berarti RLS

pendidikan masyarakat Kabupaten Tangerang baru mencapai lulus kelas 3

Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan indicator AMH, tingkat melek

huruf juga mengalami peningkatan dari 93,7% menjadi 94,7% yang berarti

pencapaiannya belum maksimal 100 dan indeks rata-rata lama sekolah

baru mencapai 59,3, berarti bahwa rata-rata pencapaian penduduk

Kabupaten Tangerang yang mengikuti pendidikan formal hanya 59,30%

dari seluruh lama pendidikan yang mestinya dijalani yaitu 15 tahun.

Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 masih memiliki 5,3% penduduk

(usia 15 tahun keatas) yang buta huruf, hal ini dapat dilihat dari angka

melek huruf yang mencapai 94,7%. Sehingga jika dibandingkan dengan

tahun 2004 yang sebesar 94,0% terjadi peningkatan yang cukup baik.

Indikator pendidikan lain yaitu rata-rata lama sekolah, Kabupaten

Tangerang tahun 2005 mencapai 8,9 tahun. Hal ini berarti tidak terjadi

peningkatan dibanding Tahun 2004 yang juga mencapai 8,9 tahun. Rata-

rata lama sekolah ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan penduduk

untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi namun di sisi lain juga

peningkatan fasilitas serta prasarana gedung sekolah dan yang lebih

penting adalag program kebijakan dari pemerintah dalam mengurangi

angka putus sekolah khususnya bagi kalangan masyarakat kurang mampu.

c) Indikator Daya Beli

Konsumsi perkapita riil setahun untuk Kabupaten Tangerang tahun 1999

mencapai 587,7 ribu rupiah dan mengalami kenaikan yang cukup berarti

pada tahun 2003 menjadi 617,2 ribu rupiah dan pada tahun 2004

mencapai 618,5 ribu rupiah per kapita per tahun selanjutnya pada tahun

2005 konsumsi riil perkapita meningkat menjadi 619,5 ribu rupiah

pertahun. Jika dibandingkan dengan rata-rata Propinsi Banten, maka

konsumsi perkapita Kabupaten Tangerang lebih tinggi karena Propinsi

Page 29: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

27

banten pada tahun 2005 mencapai 619,2 ribu rupiah perkapita pertahun.

Pada tingkat kabupaten/kota yang lain daya beli masyarakat kabupaten

Tangerang berada diurutan ketiga. Rendahnya daya beli masyarakat

menunjukkan tingkat kemiskinan yang terjadi disuatu daerah, karena

semakin rendah daya beli dapat memperbesar tingkat kemiskinan. Tingkat

kemiskinan penduduk Kabupaten Tangerang pada Tahun 2004 mencapai

7,7% berada di bawah Propinsi Banten yang mencapai 8,58%. Tahun 2005

persentase rumah tangga miskin di Kabupaten Tangerang mencapai 32,2%.

Dari perhitungan didapat angka sementara persentase penduduk miskin di

Kabupaten Tangerang sekitar 10,22% berarti meningkat 2,52% dari tahun

sebelumnya yang sebesar 7,70%. Secara umum persentase indeks daya beli

masyarakat Kabupaten Tangerang maupun rata-rata di Propinsi Banten

masih rendah karena berada pada kisaran 50-60 persen dari nilai standar

daya beli yang direkomendasikan UNDP yaitu Rp.737.720,- Kabupaten

Tangerang Indeks Daya Beli mencapai 60,0 persen sedangkan Propinsi

Banten mencapai 59,9 persen sehingga masih dibawah Nasional sebesar

60,1%. Rendahnya daya beli masyarakat memberikan indikasi bahwa

secara umum perekonomian dan kesejahteraan masyarakat relatif masih

rendah sehingga pemerintah harus jeli dan tanggap dalam melaksanakan

program-program pembangunan sehingga akan menurunkan tingkat

kemiskinan masyarakat dan pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli

masyarakat agar menjalani hidup sejahtera.

2.4. SARANA DAN PRASARANA

1. Perumahan

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu faktor penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan kota dan wilayah. Bentuk ideal bangunan

rumah, disamping konstruksi dan jenis bahan yang baik, juga perlu

diperhatikan faktor luas bangunan untuk satu keluarga agar memenuhi

persyaratan kesehatan lingkungan rumah tangga yang menempatinya.

Jenis perumahan penduduk di Kabupaten Tangerang terbagi ke dalam 2

Page 30: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

28

(dua) bagian perumahan yaitu perumahan berkonstruksi permanen,

perumahan berkonstruksi bukan permanen. Untuk daerah tertentu

bangunan perumahannya didominasi bangunan non permanen seperti di

Kecamatan Curug. Pada Jenis bangunan seperti ini keadaan sanitasi

lingkungannya kurang terjaga sehingga terkesan kumuh dan kotor dan

untuk kebutuhan sehari-harinya menggunkan air sumur yang terlihat agak

kotor dan kurang bersih. Hal ini menunjukan perbedaan peningkatan

kesejahteraan yang berbeda untuk setiap kecamatannya, pada kawasan

perkotaan terbentuk perumahan-perumahan teratur, tetapi sampai dengan

daerah pinggiran dan pesisir bangunan perumahan berdiri sepanjang jalan

atau pola linier.

Terdapat pula bangunan perumahan yang berdiri pada daerah yang

terlarang seperti bantaran sungai dan kereta api. Tetapi dilihat dari jumlah

lahan yang dapat dimanfaatkan untuk fasilitas perumahan yang cukup

besar maka diperkirakan masih dapat memenuhi kebutuhan akan

perumahan sehingga dapat membangkitkan pendapatan daerah dengan

masuknya investor investor penyedia fasilitas perumahan ini yang

bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tangerang. Selain perumahan

yang dibangun oleh penduduk sendiri, terdapat perumahan yang dibangun

oleh pihak swasta atau developer. Jumlah fasilitas perumahan/rumah

secara keseluruhan berdasarkan konstruksi bangunan permanen dan

bukan permanen adalah sebesar 801.073 unit rumah yang ada di

Kabupaten Tangerang. Untuk rumah yang berkonstruksi permanen di

Kabupaten Tangerang sebanyak 545.778 unit dan rumah bukan permanen

berjumlah 255.295 unit.

2. Sarana Air Bersih

Salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan adalah tersedianya air

bersih yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga seperti untuk

memasak dan kebutuhan lainnya. Sumber air yang digunakan dapat

mencerminkan kondisi sosial ekonomi sebuah rumah tangga. Kebutuhan

Page 31: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

29

air di Kabupaten Tangerang tahun 2007 sebagian besar bersumber dari

pompa air yaitu sebanyak 401.684 rumah tangga atau sekitar 47,37% dari

seluruh rumah tangga yang ada. Air ledeng atau PAM baru mencapai

70.986 rumah tangga atau 8,37% sedangkan menggunakan air kemasan

sebanyak 174.162 rumah tangga atau 20,5%. Kondisi memprihatinkan

diperlihatkan banyaknya rumah tangga yang masih menggunakan sumber

air hujan untuk keperluan masak/minum yaitu sebanyak 8.127 rumah

tangga atau mencapai 0,96% terutama didaerah pantura yang masih

terbatas saluran air PAM/ ledeng serta air tanahnya kurang bisa

dimanfaatkan.

3. Listrik

Layanan jaringan listrik di Kabupaten Tangerang dilakukan melalui system

penyediaan/penambahan daya terpasang dengan penyediaan/ penambahan

tiang dan gardu listrik pembagi pada lokasi-lokasi pengembangan

perumahan maupun pengembangan kegiatan lainnya, dimana pengelolaan

secara teknis oleh PT. PLN Cabang Kabupaten Tangerang. Pelayanan listrik

di Kabupaten Tangerang cukup baik dilihat dari jenis pelayanan yang ada.

Prasarana penerangan di bagian kota hampir seluruhnya dilalui jaringan

listrik. Penebaran jaringan listrik yang telah ada umumnya melayani semua

kecamatan di Kabupaten tangerang. Jadi energi listrik ini pada dasarnya

tidak merupakan masalah/ hambatan bagi penduduk. Kabupaten

Tangerang juga dilalui oleh jaringan listrik tegangan tinggi (Sutet), tepatnya

di Ds. Lontar Kec. Kemiri yang masih dalam proses pembangunan.

4. Persampahan

Kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan sampah sangat besar sejalan

dengan banyaknya jumlah penduduk yang relatif banyak diiringi aktifitas

yang tinggi menyebabkan volume sampah rata-rata setiap hari mencapai

6.408 m3/hari. Sarana pengelolaan sampah yang sekarang tersedia di

Kabupaten Tangerang masih tergolong kurang dan perlu ditingkatkan lagi

Page 32: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

30

jumlahnya terutama untuk sarana pengangkutan agar pelayanan

pengelolaan sampah dapat ditingkatkan dan lebih memadai.

5. Limbah

a. Limbah Cair

Permasalahan pencemaran dan limbah cair yang ada pada Kabupaten

Tangerang tidak terlepas dari kondisi daya dukung lingkungan yang ada

pada saat ini. Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan semakin

besarnya jumlah industri yang ada dan juga pertambahan jumlah

penduduk yang cukup tinggi, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

menekan kondisi lingkungan dan sumberdaya alam yang ada, terutama

sekali sumberdaya air. Kondisi tertekannya sumberdaya air tidak hanya

jumlahnya yang semakin berkurang, namun juga adalah kondisi

pencemaran yang dirasakan semakin lama tingkatannya semakin berat,

sehingga banyak sungai ataupun danau yang telah mengalami penurunan

fungsi peruntukkannya.

b. Pencemaran Sungai

Kabupaten Tangerang dialiri oleh sungai-sungai yang besar. Sungaisungai

tersebut banyak dimanfaatkan, terutama sekali untuk keperluaan

masyarakat sehari-hari, adanya pencemaran sungai sedikit banyak akan

mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat. Pencemaran sungai yang

ada di Kabupaten Tangerang mempengaruhi kualitas air sungai, dan pada

akhirnya daya guna dan fungsi sungai akan berubah. Sebagai contoh

Sungai Cisadane tercemar oleh TSS, COD dan NH3-N) > BML sebagai

parameter pencemar. Demikian juga dengan Sungai Pesanggarahan (NH3-N)

> BML Dan Sungai Cimanceuri (TSS & NH3-N) > BML.

Pencemaran yang terjadi pada sungai memberikan dampak yang cukup

luas, salah satunya terhadap penurunan kualitas air laut. Laut sebagai

tujuan akhir air sungai akan menjadi tempat tertampungnya

Page 33: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

31

senyawasenyawa pencemar yang dibawa sungai. Kondisi muara ataupun

kawasan pesisir dan laut akan mendapatkan pengaruh yang cukup

signifikan sebagai akibat adanya pencemaran sungai.

c. Pencemaran Pesisir dan Laut

Pencemaran pesisir dan laut akan mempengaruhi beberapa parameter

kualitas air laut, yang memberikan indikasi mengalami penurunan.

Parameter kualitas air laut yang dapat tercemar adalah suhu, karena

beberapa perusahaan membuang air dari stasiun pendinginan (condenser)

yang dapat meningkatkan suhu perairan sekitarnya. Beberapa parameter

kimia juga perlu mendapat perhatian seperti nitrit, fenol, seng dan nitrat

yang diakibatkan oleh limbah domestik dan industri. Pengamatan dan

analisis kualitas air perairan pantai dan laut yang dilakukan oleh Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang (2002), memperlihatkan adanya

indikasi pencemaran logam berat kadmium (Cd) dan nikel (Ni) yang berada

diatas baku mutu yang diperbolehkan bagi keperluan budidaya perikanan.

Hasil pengukuran didapat kandungan logam Cd berkisar 0.011 – 0.179

mg/l, sementara baku mutu adalah ≤ 0.01 mg/l.

d. Limbah Cair

Potensi pencemaran limbah cair domestik terhadap lingkungan, terutama

sekali dikarenakan oleh adanya kandungan bahan organik dan juga

mikroorganisme koliform. Berdasarkan NKLHD Kabupaten Tangerang

Tahun 2001 menunjukkan beban pencemaran limbah domestik dengan

volume limbah 129.180.000 m3/tahun adalah BOD (40313 ton/tahun),

COD (90692 ton/tahun), SS (50876 ton/tahun), TDS (100922 ton/tahun), N

(9125 to/tahun) dan P (1106 ton/tahun). Sedangkan adanya koliform

secara signifikan dapat menjadikan sungai memiliki jumlah koliform lebih

dari 100.000 koloni/100ml (baku mutu hanya 10.000 koloni/100ml).

Pengelolaan terhadap limbah cair domestik telah dilakukan oleh

masyarakat dengan membuat jamban yang baik. Namun demikian belum

Page 34: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

32

seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Tangerang membuat jamban

yang memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan data yang ada, penggunaan

jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan oleh masyarakat di

kabupaten Tangerang baru mencapai 28,31-80,23 persen. Adanya jamban

ini akan mengurangi limbah cair domestik yang harus dibuang ke air

permukaan. Berdasarkan sumber data dan hasil survei lapangan diketahui

bahwa pola pemakaian sarana yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu :

a) Belum memakai /tidak mempunyai sarana sanitasi , ditandai dengan

kebiasaan buang air dikebun, tanah kosong, jamban diatas empang

serta pembuangan air bekas cuci dibuang ke tanah sekitar pekarangan.

Pola tersebut banyak dijumpai di Kecamatan Mauk, Sukadiri, Pakuhaji,

teluk Naga, Kosambi, Kemiri , Kronjo dan kecamatan Kresek.

b) Sudah memakai sarana sanitasi sederhana hanya buangan kakus

diarahkan ke empang dan air bekas cuci dialirkan ke tanah kosong di

belakang rumah 3.

c) Sudah memakai sarana sanitasi modern tapi belum terencana dimana

buangan kakus dialirkan ke cubluk kembar dan air bekas cuci dialirkan

ke got depan rumah menuju empang.

d) Sudah memakai sarana sanitasi modern dan sudah terencana, dimana

buangan kakus dialirkan ke tangki septik dengan bidang resapan dan

air bekas cuci dialirkan ke riol menuju saluran sekunder untuk akhirnya

dialirkan ke IPAL.

Pengelolaan lainnya yang dilakukan masyarakat Kabupaten Tangerang

adalah dengan mengolah limbah cair domestik sistem On Site dengan

membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terletak di Desa

Lebak Wangi Kecamatan Sepatan yang melayani seluruh Kabupaten

Tangerang. IPLT Sepatan menempati areal seluas 1.5 Ha terletak 8 Km ke

arah Utara dari jalan Kota Tangerang .Pengelola IPLT adalah Dinas

Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Tangerang, IPLT Sepatan Tidak

hanya melayani wilayah Kabupaten Tangerang, tetapi juga melayani Kota

Tangerang dan juga Duri Kosambi DKI Jakarta. Berdasarkan informasi dari

Page 35: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

33

hasil wawancara dari dinas terkait IPLT Sepatan sudah 2 kali direnovasi

yaitu pada tahun 2001 dan 2002 dengan dana dari Pemerintah Pusat dan

Daerah.

Dari hasil pemantauan IPLT Sepatan memang tepat untuk melayani

konsumen di wilayah utara Kabupaten Tangerang saja mengingat dari hasil

pemantauan Dinas Lingkungan Hidup diketahui bahwa lumpur tinja dari

wilayah barat dan timur Kabupaten Tangerang umumnya tidak sampai ke

IPLT Sepatan karena dibuang ke sungai di tengah perjalanan.

Penyimpangan ini salah satunya dapat disebabkan oleh jarak angkut yang

terlalu jauh sehingga akan menghabiskan biaya yang sangat besar untuk

bahan bakar yang berdampak pada penyedia jasa angkutan lumpur tinja

tidak akan mendapat keuntungan.

Sedangkan untuk sistem Off Site yaitu adanya Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) terletak di Desa Jelupang Kecamatan Serpong, dengan

cakupan pelayanan baru melayani 1000 KK di wilayah Bumi Serpong

Damai (BSD) Kecamatan Serpong, dengan luas 2000 m2 dengan penyaluran

melaui perpipaan secara gravitasi . IPAL Jelupang ini dikelola oleh swasta.

Selain IPLT di Sepatan dan IPAL Jelupang, saat ini sedang dibangun IPLT di

Kecamatan Cisiuk desa Suradita yang direncanakan melayani 400 KK

dengan dana pembangunannya berasal dari dana APBD.

e. Limbah Cair Industri

Macam industri/aktivitas yang ada di Kabupaten Tangerang sangat

beragam, dari industri kecil menengah, rumah sakit, pariwisata, sampai

industri besar yang memilki resiko lingkungan yang tinggi. industri besar di

wilayah ini umumnya adalah industri tekstil, pakaian, kulit dan kimia,

dengan sebaran yang merata di tiap kecamatan. Limbah cair yang keluar

dari kegiatan industri harus diperhatikan dan diupayakan pengelolaannya

agar pengaruh negatif (pencemaran) dapat diminimalkan. Dampak limbah

cair ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi secara langsung juga dapat

membahayakan manusia/makhluk hidup, terutama sekali limbah cair yang

Page 36: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

34

memiliki sifat berbahaya dan beracun (B3). Limbah cair Industri kecil

selama ini belum dilakukan pengelolaan secara benar, terkadang limbah

cair tersebut dibuang langsung ke lingkungan. Kendala yang paling utama

adalah masalah biaya pembuatan instalasi pengolahan limbah yang tinggi

dan industri kecil tersebut tidak mampu membuatnya. Selain itu juga

masalah teknologi pengolahan limbah yang belum diketahui oleh sebagian

besar industry kecil.

Industri besar yang ada di Kabupaten Tangerang perlu mendapat perhatian

lebih tinggi, karena sebagian besar industri-industri ini menggunakan

bahan B3 dan menghasilkan limbah B3. Berdasarkan pemantauan yang

dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang pada tahun

2001, menyebutkan beberapa parameter yang masih berada diluar baku

mutu untuk beberapa outlet pengolahan limbah cair beberapa industri,

yaitu Cl2, Cu, H2S, Zn, Pb, TSS, NO2, NH3, COD, Cr, CN, Ni, SO4, dan Ph.

Industri pariwisata terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang , terutama

sekali di daerah pantai yaitu wisata pantai Tanjung Kait, wisata pantai

Tanjung Pasir dan Pantai Muara di Kecamatan Teluk Naga serta wisata

Pantai Dadap di Kecamatan Kosambi. Limbah cair dari industry pariwisata

ini hampir sama dengan limbah cair domestik, yaitu dengan kandungan

bahan organik dan koliform yang tinggi. Selain itu kegiatan laundry yang

biasanya terdapat pada hotel, menghasilkan limbah cair dengan kandungan

senyawa yang bersifat toksik bagi perairan. Pada umumnya pengelolaan

limbah cair industri pariwisata, terutama hotel, dilakukan dengan

menggunakan jamban, namun untuk kegiatan lainnya belum dilakukan

secara benar.

Limbah rumah sakit memiliki sifat infeksius dan juga toksik akan menjadi

permasalahan lingkungan, jika tidak diolah dengan baik. Limbah ini akan

mengakibatkan tersebarnya bibit-bibit penyakit (vektor penyakit) dan

dikhawatirkan dapat menimbulkan wabah pada daerah pembuangannya.

Selain itu, sifat toksik dari beberapa jenis limbah rumah sakit akan

Page 37: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

35

menimbulkan kematian makhluk hidup disekitarnya. Sebagian besar

rumah sakit yang ada di Kabupaten Tangerang telah memiliki sarana

pengolahan limbah cair. Namun demikian ada yang belum secara optimal

dapat menyisihkan bahan-bahan pencemar secara efektif.

f. Telekomunikasi

Telekomunikasi di Kabupaten Tangerang berkembang dengan cepat

pembangunan menara-menara komunikasi (pemancar/BTS), sehingga

diperlukan pengaturan-pengaturan mengenai letak dan jumlah pemancar

yang ada agar lebih optimal dan tidak menggunakan lahan yang produktif,

dan tidak mempengaruhi kesediaan lahan yang ada. Untuk kebutuhan

sambungan pada masa yang akan datang diperkirakan akan mengalami

penambahan sambungan yang cukup banyak, mengingat pertumbuhan

Kabupaten Tangerang yang relatif cepat khususnya untuk kegiatan

perkantoran, perumahan, perdagangan dan jasa.

g. Jalan

Jaringan jalan merupakan prasarana terpenting dalam sistem transportasi.

Jangkauan pelayanan jalan di Kabupaten Tangerang saat ini terbatas pada

wilayah-wilayah yang secara alami berkembang dengan pesat, sedangkan

jangkauan pelayanan jalan masih relatif pada wilayah-wilayah yang belum

berkembang. Oleh karena itu tingkat kepadatan jalan per hektar tertinggi di

Kabupaten Tangeran berada di wilayah bagian tengah dan selatan

Kabupaten Tangerang, sedangkan jangkauan pelayanan jalan di wilayah

utara yang perkembangannya relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan

wilayah selatan masih belum baik. Keadaan jalan setiap tahunnya terus

ditingkatkan baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Hingga tahun 2007,

jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tangerang terdiri dari Jalan Negara

sepanjang 30,09 km, Jalan Propinsi sepanjang 16,28 Km, dan 1.010,88 Km

merupakan jalan kabupaten yang terbagi menjadi 347 ruas dan jalan desa

10, 99 Km.

Page 38: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

36

h. Transportasi

Sarana transportasi darat yang tersedia di Kabupaten Tangerang umumnya

terdiri dari moda transportasi berupa kendaraan angkutan pribadi,

angkutan umum dalam kota (angkot), angkutan regional (AKDP/AKAP),

angkutan barang, serta terminal. Sedangkan prasarana yang ada berupa

berupa jaringan jalan dan jembatan. Berdasarkan data Dinas Perhubungan

Kabupaten Tangerang, pada tahun 2004 di Kabupaten Tangerang terdapat

37 trayek angkutan umum yang melayani pergerakan dalam lingkup

wilayah Kabupaten Tangerang. Jumlah angkutan umum dalam kota

tercatat sebanyak 2.589 kendaraan. Sampai dengan tahun 2005 kemarin,

dialokasikan jumlah kendaraan sebanyak 3.917 kendaraan. Hingga tahun

2007, angkutan umum yang melayani wilayah Kabupaten Tangerang

mencapai 7.218 kendaraan. Rencana pengembangan jaringan angkutan

umum dalam kabupaten dari 37 trayek akan dikembangkan secara

bertahap menjadi 55 trayek pada tahun 2007 dan ijin angkutan umum

sebanyak 4.720 kendaraan. Jumlah terminal yang tercatat di Kabupaten

Tangerang berjumlah 17 terminal. Namun hampir seluruh terminal dalam

kondisi rusak atau tidak dimanfaatkan oleh angkutan umum yang ada

sebagai tempat transit. Total trayek yang dilayani sebanyak 70 trayek.

Terminal Ciputat merupakan terminal yang paling banyak melayani trayek

angkutan yaitu 17 trayek, kemudian terminal Balaraja sebanyak 9 trayek.

Kabupaten Tangerang merupakan bagian dari sistem jaringan kereta api

Jabodetabek. Jaringan Kereta Api yang melewati Kabupaten Tangerang

adalah Serpong Line yang menghubungkan antara DKI Jakarta dan

Serpong. Jaringan Kereta Api ini juga didukung oleh jaringan Kereta Api

Serpong – Parung Panjang yang dinamakan jalur barat. Penyediaan

jariangan KA Kabupaten Tangerang pada saat ini mempunyai jangkauan

pelayanan 23 Km yang dilayani paling sedikit 46 kereta api orang, 8 kereta

api barang. Keseluruhan jaringan KA Api masih merupakan single track

dengan sistem elektrik dan sinyal otomatis. Untuk pelayanan ke wilayah

barat (serang/banten) sistem yang melayani masyarakat Kabupaten

Page 39: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

37

Tangerang adalah Kereta Api Diesel yang menghubungkan Jakarta Merak.

Kebutuhan pelayanan KA ini ada 2 (dua) jenis yaitu KA ekonomi dan bisnis.

Pelabuhan laut terdapat di Kecamatan Mauk dan Kecamatan Teluknaga

yang dimanfaatkan untuk pelabuhan nelayan dan pelelangan ikan. Di masa

depan pelabuhan-pelabuhan ini lebih potensial untuk tetap sebagai

pelabuhan nelayan, namun dikembangkan secara terintegrasi dengan

kawasan pariwisata.

Pada saat ini, transportasi udara di Kabupaten Tangerang menggunakan

Bandara Soekarno Hatta yang berada di wilayah Kota Tangerang. Terdapat

beberapa bandara kecil yang melayani kepentingan khusus (swasta) dan

angkutan udara. Bandara yang ada antara lain Bandara Batu ceper,

Bandara Pondok Cabe, dan Bandara Curug.

2.5. JUMLAH KENDARAAN

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Banten, jumlah kendaraan bermotor

yang ada di Provinsi Banten jenis sedan sudah mencapai 163.210 unit,

jenis Mini Bis sudah mencapai 683.598 unit, jenis pick-up mencapai

142.050 unit, dan tertinggi jenis kendaraan roda dua yakni 7.648.002 unit.

Lihat table dibawah ini.

Tabel 2 Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Banten

2009 48182 15183 181906 5562 1629 252462

2010 52261 17648 211995 581 173 282658

2011 62767 24511 289697 514 1874 379363

Jumlah 163210 57342 683598 6657 3676 914483

AkhirTahunSedan dan

sejenisnya

Jeep dan

sejenisnya

Mini Bis dan

Sejenisnya

Mikro Bis dan

Sejenisnya

Bis dan

Sejenisnya

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2011

Page 40: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

38

Tabel 3 Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Banten

2009 41286 31617 345 2027977 2101225

2010 45125 35296 349 2451466 2532236

2011 55639 44163 310 3168559 3268671

Jumlah 142050 111076 1004 7648002 7902132

AkhirTahunPick Up dan

Sejenisnya

Truk dan

Sejenisnya

Kendaraan Alat

BeratSepeda Motor

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2011

Gambar 1 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Sepeda Motor Tahun 2009-

2011

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

Th 2009 Th 2010 Th 2011

Sepeda Motor

Page 41: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

39

Gambar 2 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Sedan dan Jeep sejenisnya, Tahun 2009-2011

Gambar 3 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Pickup dan Truk Sejenisnya, Tahun 2009-2011

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Th 2009 Th 2010 Th 2011

Sedan dan sejenisnya

Jeep dan sejenisnya

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Th 2009 Th 2010 Th 2011

Pick Up dan Sejenisnya

Truk dan Sejenisnya

Page 42: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

40

Gambar 4 Grafik Jumlah Kendaraan Jenis Mikro Bis, Bis dan Alat Berat Sejenisnya, Tahun 2009-2011

Berdasarkan hasil perhitungan dari konsultan, tingkat pertumbuhan

kendaraan di wilayah Provinsi Banten, 3 jenis kendaraan tertinggi yakni

adalah jeep (4.91), Mini Bis (4.76) dan Sepeda Motor (4.56), dan kelompok

kedua tinggi adalah Truk (3.40), Pick-up (3.03), Sedan (2.680) dan Bis

(1.41). sedangkan jenis kendaraan yang mengalami penurunan adalah

kendaraan alat berat dan mikro bis sejenisnya. Lihat table di bawah ini.

Tabel 4 Pertumbuhan Kendaraan di Provinsi Banten, Tahun 2009-2011

No Jenis Th 2009 Th 2011r (2009-

2011)

1 Jeep dan sejenisnya 15183 24511 4.91

2 Mini Bis dan Sejenisnya 181906 289697 4.76

3 Sepeda Motor 2027977 3168559 4.56

4 Truk dan Sejenisnya 31617 44163 3.40

5 Pick Up dan Sejenisnya 41286 55639 3.03

6 Sedan dan sejenisnya 48182 62767 2.68

7 Bis dan Sejenisnya 1629 1874 1.41

8 Kendaraan Alat Berat 345 310 -1.06

9 Mikro Bis dan Sejenisnya 5562 514 -21.19 Sumber : Konsultan, 2012

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Mikro Bis danSejenisnya

Bis dan Sejenisnya Kendaraan AlatBerat

Mikro Bis dan Sejenisnya

Bis dan Sejenisnya

Kendaraan Alat Berat

Page 43: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

41

Berdasarkan jumlah kendaraan yang terdaftar di Kantor Samsat Serpong,

Tangerang, pada tahun 2005-2008 terdapat 12.175 jenis kendaraan roda

dua, 6.776 roda empat atau lebih (sedan, pickup, minibus, sejenisnya) dan

alat-alat berat berjumlah 19.267 Unit. Lihat table dibawah ini.

Tabel 5 Jumlah Kendaraan Terdaftar Wajib Pajak Tahun 2005-2008

No Jenis Kendaraan 2005 % 2006 % 2007 % 2008 %

1 Roda 2 5063 52.9 7109 53.6 10602 61.9 12175 63.2

2 Roda 4 atau lebih 4256 44.5 5881 44.3 6219 36.3 6776 35.2

3 Alat-alat berat 248 2.6 281 2.1 293 1.8 316 1.6

9,567.00 100.00 13,271.00 100.00 17,114.00 100.00 19,267.00 100.00 Jumlah

Sumber : Kantor Samsat Serpong.

2.6. JUMLAH WAJIB PAJAK PARKIR

Berdasarkan data dari dinas pendapatan daerah kabupaten Tangerang,

terdapat 28 wajib pajak parkir yang aktif dan terus memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Lihat table dibawah ini.

Tabel 6 Jumlah, Tahun, Nama dan Pengelola Wajib Parkir di Kabupaten

Tangerang, Tahun 2012

Page 44: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

42

No Tahun Nama Wajib Pajak Pengelola

1 2005 PT. Supermal Karawaci PT. Supermal Karawaci

2 2005 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

3 2005 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

4 2005 Universitas Pelita Harapan Rustam Rahmat

5 2005 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

6 2005 PT. Lestari Mahadibya PT. Lestari Mahadibya

7 2005 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

8 2006 PT. Jakarta Baru Cosmopolitan PT. Jakarta Baru Cosmopolitan

9 2006 PT. Dinamika Mandiri Plaza Kutabumi

10 2008 PT. Sukapraja Padang Golf PT. Sukapraja Padang Golf

11 2008 PT. Securindo Packatama PT. Securindo Packatama

12 2008 PT. Lippo Karawaci PT. Lippo Karawaci

13 2009 PT. Lippo Karawaci PT. Lippo Karawaci

14 2010 Wana Wisata Ziarah Edi Gunawan

15 2010 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

16 2010 PT. Anugerah Komala Tunggal R Yopi Suprihanto

17 2011 PT. Taman sari Lippo Karawaci Mohamad BJ Alkatiri

18 2011 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

19 2011 PT. Dinamika Mitra Pratama Perdana Putra Mohede

20 2011 PT. Dinamika Mitra Pratama Adi

21 2012 PT. Dinamika Mitra Pratama Adi

22 2012 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

23 2012 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

24 2012 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

25 2012 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat

26 2012 PT. Tirtamitra Charismajaya Edi Purnomo

27 2012 PT. Dinamika Mitra Pratama Aditya

28 2012 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat Sumber : Dispenda Kabupaten Tangerang, 2012

Page 45: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

43

BAB 3 PENDAPATAN SEKTOR

PERPARKIRAN

3.1. TARGET PENERIMAAN PAJAK PARKIR

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Tangerang diketahui bahwa target penerimaan PAD dari pajak parkir selalu

meningkat setiap tahun. Pada tahun 2008, target penerimaan dari pajak

parkir di Kabupaten Tangerang adalah sebesar Rp. 6,5 miliar; meningkat

menjadi Rp. 7 miliar pada tahun 2009; kemudian meningkat menjadi Rp.

8,5 miliar pada tahun 2010; dan Rp. 9 miliar pada tahun 2011.

Peningkatan target tersebut memperlihatkan potensi penerimaan daerah

dari pajak parkir yang cukup baik.

Gambar 4.1. Target Penerimaan Pajak Parkir di Kabupaten Tangerang

tahun 2008-2011

(sumber : Dispenda Kab. Tangerang, olahan)

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

2008 2009 2010 2011

Page 46: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

44

Persentase target penerimaan daerah dari pajak parkir terhadap

keseluruhan PAD juga meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008

persentase target pajak parkir terhadap PAD adalah sebesar 2,2%, pada

tahun 2009 turun sedikit menjadi 2,0%, kemudian meningkat kembali

menjadi 2,9 % pada tahun 2010, dan meningkat signifikan menjadi 3,7%

pada tahun 2011.

Gambar 4.2. Persentase Target Penerimaan Pajak Parkir terhadap PAD

tahun 2008-2011

(sumber : Dispenda Kab. Tangerang, olahan)

3.2. KONTRIBUSI PAJAK PARKIR TERHADAP PAD KAB. TANGERANG

Realisasi penerimaan dari sektor pajak parkir per tahun untuk periode

2008-2011 memperlihatkan terjadinya fluktuasi yang cukup besar. Pada

tahun 2008 penerimaan pajak parkir mencapai Rp. 8,3 miliar atau 127,3%

dari target yang ditetapkan; pada tahun 2009 mencapai Rp. 8,1 miliar atau

95,3%; pada tahun 2010 sebesar Rp. 7,7 miliar atau 113,1%; dan pada

tahun 2011 sebesar Rp. 9,6 miliar atau 107,2%. Pada tahun 2008,

penerimaan pajak parkir tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh

pemerintah; terdapat kekurangan sebesar 4,7%.

0.0%

0.5%

1.0%

1.5%

2.0%

2.5%

3.0%

3.5%

4.0%

2008 2009 2010 2011

Page 47: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

45

Gambar 5 Persentase Realisasi Terhadap Target Penerimaan dari Pajak

Parkir Tahun 2008-2011

Pada tahun 2008, kinerja penerimaan pajak parkir merupakan yang

terbaik dibandingkan tahun-tahun lainnya. Sampai dengan bulan

September 2008 (triwulan III), realisasi pajak yang diperoleh mampu

mencapai 95,6% dari target, sementara pada tahun 2009 dan 2010

hanya sebesar 73,8% dan 85,0%. Bahkan pada triwulan IV tahun 2008,

total penerimaan pajak parkir mampu mencapai 31,7% dari nilai target.

Untuk tahun 2009, realisasi penerimaan pajak parkir sampai dengan

triwulan III turun sangat drastis (sebesar 22%) dibandingkan triwulan

III tahun sebelumnya, yaitu sebesar 73,6% dari target penerimaan

tahun 2009. Penerimaan pada triwulan IV pun hanya sebesar 21,8%

sehingga secara keseluruhan penerimaan pajak parkir pada tahun 2009

tidak dapat mencapai target.

Pada tahun 2010, penerimaan pajak parkir sampai dengan triwulan III

mampu mencapai 85%, atau naik sekirat 12% dibandingkan periode

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

2008 2009 2010 2011

Page 48: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

46

yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV tahun 2010 pajak

parkir yang diterima mencapai 28,2% dari target.

Tabel 7 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir TW III & TW IV Tahun 2008 - 2011

Tahun TARGET (Rp) s/d TW III TW IV

TOTAL Nilai Rp % Nilai Rp %

2008

6,500,000,000

6,212,259,136 95.6%

2,059,483,140 31.7%

8,271,742,276

2009

8,500,000,000

6,273,829,000 73.8%

1,822,961,848 21.4%

8,096,790,848

2010

6,781,000,000

5,761,932,400 85.0%

1,909,374,400 28.2%

7,671,306,800

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, Tahun 2012

3.3 RETRIBUSI PARKIR

Penerimaan PAD sektor perparkiran dari retribusi masuk ke dalam

komponen Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum (kode rekening

1.07.01.00004.1.2.01.05). Dibandingkan dengan penerimaan dari pajak,

kontribusi dari retribusi terhadap PAD masih sangat kecil. Pada tahun

2009-2011, total penerimaan retribusi parkir berjumlah Rp. 57,9 juta atau

hanya sekitar 7,7% dari jumlah target penerimaan yang ditetapkan (sebesar

Rp. 750 juta).

Berdasarkan data yang diperoleh, penerimaan retribusi pada tahun 2008

hanya berjumlah ± Rp. 6 juta atau 12% dari target sebesar Rp. 50 juta.

Sementara pada tahun 2009, penerimaan retribusi meningkat menjadi Rp.

33,3 juta. Walaupun nilai absolut penerimaan tersebut meningkat, namun

angka persentase penerimaan terhadap target justru menurun menjadi

9,5%. Hal ini terjadi karena angka target meningkat menjadi Rp. 350 juta.

Pada tahun 2011 penerimaan retribusi kembali turun menjadi Rp. 18,6 juta

atau 5,3% dari target yang dicanangkan.

Page 49: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

47

Gambar 6 Persentase Realisasi Retribusi Parkir Tepi Jalan Terhadap Target Penerimaan

Mengingat potensi parkir tepi jalan di Kabupaten Tangerang yang cukup

besar, maka rendahnya realisasi penerimaan retribusi terhadap target

mengindikasikan masih kurang efektif dan efisiennya pengelolaan parkir

tepi jalan tersebut. Untuk itu diperlukan perbaikan pengelolaan parkir tepi

jalan dalam rangka meningkatkan penerimaan PAD daerah.

3.4 LOKASI PERPARKIRAN

Berdasarkan sebaran lokasi parkir menurut kecamatannya, kecamatan

Kelapa Dua merupakan lokasi tertinggi yang memiliki lokasi parkir, yakni

18 lokasi. Sedangkan berdasarkan jumlah wajib pajak parkir menurut

tahun daftarnya, terdapat peningkatan pada tahun 2012, yakni sebesar 8

wajib parkir baru, dimana pada tahun 2011 hanya terdapat 17 wajib parkir.

Lihat table dibawah ini.

12.0%

9.5%

5.3%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

2009 2010 2011

Page 50: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

48

Tabel 8 Jumlah Wajib Parkir Menurut Tahun Daftar

No Tahun Jumlah Wajib Pajak

1 Th 2005 7

2 Th 2006 2

3 Th 2007 0

4 Th 2008 3

5 Th 2009 1

6 Th 2010 3

7 Th 2011 4

8 Th 2012 8

28Jumlah Sumber : Dispenda Kabupaten Tangerang, 2012

Tabel 9 Jumlah Wajib Parkir Menurut Kecamatan, Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Wajib Pajak

1 Cikupa 4

2 Kelapa Dua 18

3 Kronjo 1

4 Pagedangan 1

5 Pasar Kemis 3

6 Sindang Jaya 1

28Jumlah Sumber : Dispenda Kabupaten Tangerang, 2012

Gambar 7 Grafik Jumlah Wajib Pajak Menurut Tahun Daftar di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2012

7

2

0

3

1

3

4

8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Th2005

Th2006

Th2007

Th2008

Th2009

Th2010

Th2011

Th2012

Jumlah Wajib Pajak

Page 51: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

49

Gambar 8 Grafik Jumlah Wajib Pajak Menurut Sebaran Kecamatan di Kabupaten Tangerang, Tahun 2012

Berdasarkan karakteristik tempat parkir yang dikelola oleh perusahaan

maupun badan usaha lainnya, terdapat beberapa jenis kegiatan yang

menyediakan tempat parkir. Seperti Mall, Rumah Sakit, Lapangan Golf,

Hotel, Tempat Pendidikan (Universitas/Sekolah), Tempat Bermain, Wisata,

Perbelanjaan/Ruko. Sedangkan dilihat dari jenis pengelolaannya dapat

dikelompokkan menjadi 2 yakni, langsung dikelola oleh pemilik lokasi

perusahaan, dikelola oleh pihak ketiga (jasa berbadan hokum) dan jasa

berbadan hokum perseorangan. Lihat table dibawah ini.

4

18

1 1

3

1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Jumlah Wajib Pajak

Page 52: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

50

Tabel 10 Wajib Pajak Menurut Pengelola dan Jumlah Lokasi

No Nama Wajib Pajak Pengelola Jumlah Lokasi

1 PT. Supermal Karawaci PT. Supermal Karawaci 1

2 PT. Securindo Packatama Rustam Rahmat 12

3 PT. Lestari Mahadibya PT. Lestari Mahadibya 1

4 PT. Jakarta Baru Cosmopolitan PT. Jakarta Baru Cosmopolitan 1

5 PT. Dinamika Mandiri Plaza Kutabumi 1

6 PT. Sukapraja Padang Golf PT. Sukapraja Padang Golf 1

7 PT. Lippo Karawaci PT. Lippo Karawaci 2

8 Wana Wisata Ziarah Edi Gunawan 1

9 PT. Anugerah Komala Tunggal R Yopi Suprihanto 1

10 PT. Taman sari Lippo Karawaci Mohamad BJ Alkatiri 1

11 PT. Dinamika Mitra Pratama Perdana Putra Mohede 1

12 PT. Dinamika Mitra Pratama Adi 2

13 PT. Tirtamitra Charismajaya Edi Purnomo 1

14 PT. Dinamika Mitra Pratama Aditya 1

15 PT. Securindo Packatama PT. Securindo Packatama 1

28Jumlah

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, 2012

3.5 PENDAPATAN PERPARKIRAN

Berdasarkan data dari dinas pendapatan daerah kabupaten Tangerang

tahun 2012, pendapatan asli daerah dari sector perparkiran terdiri atas dua

(2). Yakni dari Retribusi Parkir On-Street dan dari Wajib Pajak Parkir.

secara umum, pendefinisiannya, retribusi parkir on-street adalah pungutan

Daerah atas jasa parkir kendaraan di tepi jalan (badan jalan) yang

disediakan oleh pemerintah, dan atau pemberian ijin kepada badan atau

orang untuk kepentingan umum. Sedangkan wajib pajak parkir adalah

orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir.

3.5.1 PARKIR ON-STREET

Penerimaan retribusi parkir dari parkir on-street di Kabupaten Tangerang,

berdasarkan data dari Dinas Pendapatan Daerah, tahun 2012. Jika

dianalisis antara target dan penerimaannya, dapat dinyatakan masih jauh

dari yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal,

diantaranya;

Page 53: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

51

1. Penetapan target penerimaan yang terlalu besar;

2. Terjadi kebocoran penerimaan;

3. Manajemen perparkiran on-street yang buruk;

4. Juru parkir yang belum terlatih;

5. Sarana dan prasarana perparkiran on-street yang minim;

6. Adanya konflik antara masyarakat dengan juru parkir (staf

dispenda/dishub) di lapangan;

7. Kurang adanya sosialisasi dan pembentukan kerjasama antara

masyarakat dan pemerintah;

8. System pelaporan yang buruk.

Penetapan target penerimaan parkir on-street di Kabupaten Tangerang

sebesar Rp. 350.000.000,- sejak tahun 2008 hingga 2012, belum

memberikan signifikansi yang kuat terhadap penerimaan. Ini dapat terlihat

dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pendapatan jenis retribusi parkir on-

street mencapai Rp. 6.012.000 (tahun 2008) dan Rp. 39.688.000,- (tahun

2010). Atau jika dirata-ratakan pendapatan dari retribusi parkir on-street

pada tahun 2008 mencapai Rp. 500.000,-/Bulan, pada tahun 2010 sebesar

Rp. 3.307.333,-/Bulan dan pada tahun 2011 pendapatan rata-rata

perbulan mencapai Rp. 1.641.000,- Lihat table dibawah ini.

Tabel 11 Penetapan Target dan Penerimaan Retribusi Parkir On-Street di Kabupaten Tangerang, Tahun 2008-2011

No Tahun Target/Permintaan Penerimaan (y)

1 2008 350,000,000.00 6,012,000.00

2 2009 350,000,000.00 6,012,000.00

3 2010 350,000,000.00 39,688,000.00

4 2011 350,000,000.00 19,700,000.00 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, 2012

Page 54: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

52

3.5.2 PARKIR OFF STREET (KAWASAN BISNIS DAN LAINNYA)

Sedangkan untuk pendapatan dari wajib pajak parkir off-street, Secara

umum target penerimaan dinas pendapatan daerah Kabupaten Tangerang

berada dalam angka kewajaran dengan angka realisasi penerimaan yang

baik bahkan melebihi target. Penetapan target penerimaan dari wajib pajak

sejak tahun 2008 hingga 2011 naik dari Rp. 500.000.000 hingga Rp.

2.000.000.000,- dan realisasi penerimaan cenderung selalu melebihi target

yakni sebesar 27.26% (Tahun 2008), sebesar 15.67 % (tahun 2009), sebesar

9.59% (tahun 2010) dan sebesar 7.24% (tahun 2011). Lihat table dibawah

ini.

Tabel 12 Penetapan Target dan Penerimaan Wajib Pajak Parkir di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2008-2011

No Tahun Target/Permintaan Realisasi/Pendapatan %

1 2008 6,500,000,000.00 8,271,742,276.00 127.26

2 2009 7,000,000,000.00 8,096,790,848.00 115.67

3 2010 7,000,000,000.00 7,671,306,800.00 109.59

4 2011 9,000,000,000.00 9,652,019,175.00 107.24 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, 2012

3.5.3 LOKASI POTENSI PARKIR

Dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan kendaraan di wilayah

Banten, khususnya di Wilayah Kabupaten Tangerang dan pertumbuhan

kegiatan-kegiatan yang terkonsentrasi seperti pendidikan, perdagangan

(mall, pasar, mini market), jasa (pertokoan, perkantoran), tempat wisata

dan bermain. Ada beberapa lokasi yang dapat difasilitasi oleh pemerintah

untuk mendapatkan pendapatan dari sector perparkiran. Seperti di Citra

Raya yang saat ini mulai tumbuh kegiatan perdagangan pertokoan.

Pemerintah melalui dinas terkait dapat menyiapkan insfrastruktur seperti

penetapan lokasi parkir (SK Bupati/Peraturan Bupati), penyiapan sarana

dan sumber daya manusia (juru parkir) yang terlatih. Berikut ini beberapa

lokasi potensi parkir yang dapat dikembangkan sebagai potensi penerimaan

dari jenis parkir 0n-street. Diantaranya:

Page 55: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

53

1. Lokasi Potensi Parkir On-Street;

a. Perumahan I, II dan III (Pertokoan, Jalan Raya Perum, Pasar

Perum)

b. Cikupa (Jalan Raya Cikupa, Pasar Cikupa)

c. Legok (Jalan Raya Legok)

d. Kelapa Dua (Pasar Bonang).

2. Lokasi Potensi Parkir Off-Street;

a. Kompleks Pemerintah Kabupaten Tigaraksa

Gambar 9 Dokumentasi Lokasi Potensi

Foto: 1

Lokasi: Pasar Bonang

Foto: 2

Lokasi: Pasar Bonang

Foto: 3

Lokasi: Kawasan Pemerintahan Tigaraksa

Foto: 4

Lokasi: Kawasan Pemerintahan Tigaraksa

Page 56: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

54

1. PARKIR ON-STREET

Beberapa hal yang pemerintah daerah siapkan terutama meningkatkan

pendapatan asli daerah dari sector perparkiran On-street adalah;

a. Penetapan lokasi melalui keputusan/peraturan Bupati;

b. Penyiapan infrastruktur parkir on-street seperti marka dan rambu

parkir;

c. Penyiapan tempat parkir seperti overlay (pemeliharaan), dibersih

dan dipelihara;

d. Penyiapan sumberdaya manusia (jukir);

e. Pelatihan dan pendidikan bagi petugas;

f. Penyiapan karcis parkir;

g. Penyiapan seragam petugas parkir daerah.

Gambar 10 Contoh Persyaratan Lokasi Parkir On-Street

Foto: 4

Kegiatan Penyiapan Marka Parkir

Foto: 5

Penyiapan Ruang Parkir

Foto: 6

Penyiapan Rambu Parkir

Foto: 7

Penyiapan Rambu dan Tarif Parkir

Page 57: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

55

2. PARKIR OFF STREET KAWASAN PEMERINTAH TIGARAKSA

Kawasan pemerintah kabupaten tigaraksa, memiliki potensi retribusi

parkir yang kecil. Namun kawasan ini dapat berkontribusi dalam

penerimaan pendapatan asli daerah sector perparkiran kategori retribusi

parkir. namun demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

pemerintah adalah;

1. Bahwa kawasan pemerintahan kabupaten Tigaraksa merupakan

kawasan layanan public untuk melayani pemenuhan kebutuhan

administasi penduduk Kabupaten Tangerang dan pembangunan di

wilayahnya;

2. Bahwa karakteristik parkir di kawasan pemerintah kabupaten

tigaraksa terdiri atas mobil dan sepeda motor, juga kendaraan jeep

dan lainnya yang umumnya didominasi oleh pegawai pemerintah

yang bekerja didalam kawasan pemerintah;

3. Intensitas dan frekuensi masyarakat ke dalam kawasan pemerintah

tigaraksa tidak sering (setiap hari) hanya berkaitan dengan

administrasi kependudukan dan pembangunan saja.

Untuk itu, lokasi kawasan pemerintahan tigaraksa dapat dilakukan

pemungutan retribusi parkir hanya kepada masyarakat. Dengan syarat ;

1. Adanya penetapan lokasi parkir dengan perbup;

2. Adanya fasilitas SRP (satuan ruang parkir) yang baik;

3. Ada karcis/kartu;

4. Petugas pemungut yang terlatih dan terdidik;

5. Sistem ruang parkir yang terintegrasi dengan gedung (pedestrian,

landskap, dll)

6. Biaya/tariff parkir yang sewajarnya.

Page 58: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

56

Gambar 11 Contoh Persyaratan Lokasi Parkir Kawasan Pemerintahan

Tigaraksa

Foto: 8

Penyiapan SRP Sepeda Motor

Foto: 9

Penyiapan SRP Sedan, Jeep

Foto: 10

Penyiapan Kartu/Karcis

Foto: 11

Penyiapan Kartu/Karcis

3.6 ANALISIS SEDERHANA KORELASI TARGET DAN PENERIMAAN

SEKTOR PARKIR

Dengan menggunakan data dinas pendapatan daerah kabupaten Tangerang

dan menghitung keseluruhan jumlah penerimaan retribusi parkir on-street

di wilayah Kabupaten Tangerang, maka didapatkan bahwa korelasi antara

target penerimaan dari retribusi parkir on-street terhadap penerimaan

(pendapatan) sejak tahun 2008-2011 sangat lemah. Lihat table dibawah

ini.

Page 59: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

57

Tabel 13 Target dan Penerimaan Retribusi Parkir On-Street (dalam juta rupiah)

Tahun Target/permintaan Penerimaan (y)

2008 350.00 6.01

2009 350.00 6.01

2010 350.00 39.69

2011 350.00 19.70 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, Tahun 2012

Sedangkan untuk melihat korelasi antara target dengan penerimaan wajib

pajak parkir yang ada, terlihat memiliki hubungan yang kuat.

Tabel 14 Target Dan Realisasi Penerimaan Wajib Pajak Parkir

No Tahun Target/Permintaan Realisasi/Pendapatan %

1 2008 6,500,000,000.00 8,271,742,276.00 127.26

2 2009 7,000,000,000.00 8,096,790,848.00 115.67

3 2010 7,000,000,000.00 7,671,306,800.00 109.59

4 2011 9,000,000,000.00 9,652,019,175.00 107.24

Tabel 15 Korelasi Antara Target Dan Realisasi Wajib Pajak Parkir

Correlation

Column 1 Column 2

Column 1 1

Column 2 0.888599033 1

3.7 ANALISIS SEDERHANA S-W-O-T

Berdasarkan kajian pada umumnya, hasil penelitian dan pemeriksaan

pengawasan fungsional di level pemerintahan dan pandangan masyarakat

beberapa factor-faktor strategis internal dan eksternal yang mempengaruhi

dalam pengelolaan perparkiran adalah:

Page 60: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

58

Tabel 16 Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pengelolaan Perparkiran

FAKTOR FAKTOR STRATEGIS

INTERNAL

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS

EKSTERNAL

ASPEK ORGANISASI: ASPEK INDIVIDU;

Sumberdaya manusia;

1. Jumlah staf pengelola parkir 2. Kemampuan SDM di bidang

perparkiran 3. Tanggungjawab petugas

pemungutan retribusi

1. Juru parkir (jukir)

2. kerjasama

Kelembagaan;

1. Kewenangan dan fungsi 2. Control/monitoring

3. Penetapan lokasi parkir 4. Seragam/identitas

ASPEK MASYARAKAT;

Pelaporan Penerimaan Retribusi;

1. Parkir on-street 2. Pelaporan penerimaan

retribusi

3. Karcis parkir

1. Pengguna fasilitas parkir

2. Bukti untuk pengguna fasilitas parkir

Penetapan target dan sarana; 1. Penetapan target

2. Evaluasi target 3. Fasilitas parkir

ASPEK PERUNDANG-UNDANGAN

1. Peraturan dan perundangan 2. Petunjuk pelaksanaan teknis

3. Pembagian penerimaan retribusi parkir

Page 61: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

59

BAB 4 LANDASAN HUKUM DAN

KEBIJAKAN UMUM

4.1 LANDASAN HUKUM

Beberapa landasan hokum, dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan

daerah dari sector perparkiran adalah sebagai berikut;

1. Undang undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang undang No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

3. Undang undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara

Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 182;

5. Undang undang No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

dan Retribusi Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

Page 62: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

60

9. Undang undang No. 22 Tahun 2009, tentang Lalulintas dan

Angkutan Jalan;

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah;

12. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah;

dan

13. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16. Keputusan menteri perhubungan nomor KM. 65 tahun 1993 tentang

fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas angkutan jalan;

17. Keputusan menteri perhubungan nomor KM. 65 tahun 1993 tentang

fasilitas parkir untuk umum;

18. Keputusan menteri dalam negeri nomor 171 tahun 1997 tentang

prosedur pengesahan peraturan daerah tentang pajak daerah dan

retribusi daerah;

19. Keputusan menteri dalam negeri nomor 174 tahun 1997 tentang

pedoman tata cara pemungutan retribusi daerah;

20. Keputusan menteri dalam negeri nnomor 175 tahun 1997 tentang

cara pemeriksaan dibidang retribusi daerah;

21. Peraturan daerah Kabupaten Tangerang nomor 4 tahun 2011

tentang Restribusi;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 15 Tahun 2008

Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kabupaen Tangerang;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010

Tentang Organisasi Perangakat Daerah Kabupaten Tangerang;

24. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 06 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir;

Page 63: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

61

25. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat nomor

272/HK.205//DRJD/96 Tentang Pedoman Teknik Penyelenggaraan

Fasilitas Parkir, Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat

4.2 KEBIJAKAN UMUM

Kebijakan Umum dalam pengelolaan perparkiran ;

1. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah

pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;

2. Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau

diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan.

3. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Akte Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

4. Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan.

Page 64: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

62

5. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum

didasarkan pada kebijaksanaan Daerah dengan memperhatikan

biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat,

dan aspek keadilan.

6. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah

dan pembangunan Daerah.

7. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak

bersifat sementara.

8. Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk

sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya.

9. Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum adalah tempat pemberhentian

kendaraan di lokasi tertentu di tepi jalan umum di wilayah Daerah.

10. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap

dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi Lalu Lintas Umum,

yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

kecuali jalan rel dan jalan kaki.

11. Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran standar ruang parkir

untuk satu kendaraan menurut jenis dan dimensinya.

12. Biaya Parkir adalah pembayaran atas penggunaan petak parkir pada

fasilitas parkir untuk umum.

13. Tanda biaya parkir adalah tanda bukti pembayaran atas pemakaian

petak parkir pada fasilitas parkir untuk umum diluar badan jalan

atau tanda bukti pembayaran dimuka yang berfungsi sama dengan

tanda masuk.

Page 65: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

63

4.3 TARIF PARKIR

Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Tangerang nomor 4 tahun 2011,

tentang Retribusi Jasa Umum, prinsip dan sasaran penetapan struktur

dan besarnya tariff retribusi pelayanan parkir tepi jalan umum (on-street),

memperhatikan beberapa hal yakni;

1. Biaya (operasi, pemeliharaan, bunga dan modal) penyedia

jasa yang bersangkutan;

2. Kemampuan masyarakat;

3. Aspek keadilan;

4. Efektifitas pengedalian atas pelayanan.

Struktur dan besarnya tariff retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

ditetapkan dengan mempertimbangkan kemacetan lalu lintas (volume lalu

lintas, kapasitas tempat parkir) dan biaya penyelenggaraan parkir.

Tarif retibusi pelayanan parkir tepi jalan umum ditetap sebagai berikut;

A. Sepeda motor Rp. 500,-/1 kali Parkir

B. Mobil Rp. 1000,-/1 kali parkir

Page 66: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

64

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa kesimpulan dan saran dalam pekerjaan ini adalah:

1. Bahwa salah satu penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Tangerang

adalah dari sector perparkiran dengan 2 jenis kelompok yakni Parkir On-

Street dan Off-Street.

2. Perkembangan pembangunan dan kegiatan-kegiatan seperti jasa,

perdagangan, pendidikan, dan wisata membutuhkan ruang parkir baik

itu off street maupun on-street yang dapat dikelola melalui pihak ketiga

(jasa perusahaan perparkiran) maupun badan usaha dan atau

perseorangan.

3. Peningkatan pertumbuhan kendaraan baik itu roda dua dan roda empat,

merupakan salah satu indicator adanya permintaan kebutuhan terhadap

ruang parkir baik itu di on-street maupun off-street.

4. Beberapa wilayah potensi parkir yang dapat dikembangkan adalah (i)

kawasan pemerintahan kabupaten Tangerang yakni Tigaraksa, (ii)

Wilayah Citra Raya, (iii) dan wilayah Cikupa.

5. Wilayah-wilayah yang memiliki pertumbuhan lokasi parkir adalah

Kecamatan Kelapa Dua dan Kecamatan Cikupa.

6. Minimnya data terutama untuk menghitung potensi parkir tepi jalan

dan menghitung selisih penerimaan retribusi parkir tepi jalan baik di

Kawasan Pemerintahan maupun di kawasan Bisnis.

7. Minimnya data untuk menghitung dan mendapatkan karakteristik

parkir apda kawasan bisnis dan pemerintahan.

Page 67: LapAkhir PAD Parkir

December 10, 2012

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PENYUSUNAN EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KABUPATEN TANGERANG

65

BAB 6 PENUTUP

Kami berharap dokumen yang tidak sempurna ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berminat dalam kajian pendapatan asli daerah terutama

sector perparkiran di Kabupaten Tangerang.

Kami menyadari, bahwa dokumen ini belum sempurna dan masih banyak

kekurangan dalam menjawab kerangka acuan kerja. Oleh karena itu segala

saran dan masukan untuk perbaikan sangat diperlukan.

Dapat disampaikan melalui email kepada Bappeda Kabupaten Tangerang di

[email protected].