tinjauan hukum islam terhadap pengupahan pekerja …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/bab i, v, daftar...

50
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA BORONG PENYORTIR POTONGAN KAIN DI CV.MAJU LIMBAH DUSUN JEBLOG KELURAHAN TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: PANDU SUWITO 08380025 PEMBIMBING 1. Drs. RIYANTA, M.Hum 2. ABDUL MUGHITS, S.Ag, M.Ag. MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

Upload: vokhanh

Post on 28-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA BORONG PENYORTIR POTONGAN KAIN

DI CV.MAJU LIMBAH DUSUN JEBLOG KELURAHAN TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN

KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH

GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH: PANDU SUWITO

08380025

PEMBIMBING 1. Drs. RIYANTA, M.Hum 2. ABDUL MUGHITS, S.Ag, M.Ag.

MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2013

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

ii

ABSTRAK

CV Maju Limbah merupakan sebuah perusahaan berskala mikro yang bergerak di bidang pemanfaatan barang bekas berupa kain limbah pabrik tekstil dan barang lainnya, berlokasi di Dusun Jeblog Kelurahan Tirtonirmolo Kecamatan KasihanKbaupaten Bantul, di CV tersebut terdapat golongan pekerja borongan yaitu pekerja penyortir potongan kain, Permasalahan yang sering dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah kerja. Pengusaha kurang memperhatikan nilai keadilan yang dirasakan oleh pekerja tersebut. Dalam hal perjanjian antara pihak pengusaha dan pihak pekerja pun belum diterapkan perjanjian secara tertulis, melainkan hanya dengan kesepakatan lisan saja, sehingga tidak ada ketentuan yang baku sebagai pedoman bekerja ataupun pedoman pengupahan. Dengan alasan itu penyusun meneliti bagaimana pelaksanaan pengupahan yang dilakukan CV Maju Limbah terhadap pekerja borong penyortir kain dan bagaimana pandangan hukum Islam mengenai hal tersebut.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif analitis yaitu menggambarkan kenyataan tentang pengupahan yang dilakukan terhadap pekerja borong penyortir potongan kain untuk kemudian memberikan penilaian praktik pengupahan tersebut sesuai dengan hukum Islam. Adapun sumber datanya meliputi data primer yang diperoleh dari pihak CV Maju Limbah, dan data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan pihak pemilik usaha dan pekerja. Selain itu dengan metode observasi dan dokumentasi, yaitu mengamati dan melihat berbagai data dan naskah. Metode analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dimana data disusun secara sistematis dengan menggunakan pola induktif.

Dari penelitian yang penyusun lakukan, perjanjian yang dilakukan oleh CV Maju Limbah terhadap pekerjanya dilakukan dengan perjanjian lisan dan hal tersebut sudah dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kemudian masalah keterlambatan dalam pembayaran upah kepada para pekerjanya CV Maju Limbah tidak bisa dikatakan bersalah karena sudah ada kepastian antara kedua belah pihak, yaitu setiap minggunya. Juga sistem pengupahan yang dilakukan CV Maju Limbah terhadap penyortir potongan kain walaupun jumlahnya yang memang dinilai kecil dan tanpa adanya perjanjian kontrak yang jelas namun hal ini sudah menjadi adat dan kebiasaan pada umumnya. Bahwa suatu adat atau kebiasaan yang telah disepakati dan dilaksanakan dapat menjadi hukum yang sama kedudukannya dengan hukum menurut ruang dan waktunya.

Berdasarkan penelitian penyusun, sistem pengupahan pekerja borong penyortir kain bisa dikatakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan akad ija>rah walaupun jumlahnya terbilang belum layak tapi hal itu sudah sesuai dengan adat dan tradisi di tempat tersebut dan para pekerja sudah tidak ada yang mempermasalahkannya. Begitu pula dengan keterlambatan pengupahannya.

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah
Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah
Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah
Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

vi

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

Dengan do’a dan Ikhtiar semua impian akan tercapaiDengan do’a dan Ikhtiar semua impian akan tercapaiDengan do’a dan Ikhtiar semua impian akan tercapaiDengan do’a dan Ikhtiar semua impian akan tercapai

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini akan kupersembahkan teruntuk

Ibu dan Bapak yang selalu memberikan do’a dan ridhonya, khususnya ibu yang

selalu penulis rindukan kasih sayangnya sebagai penyejuk jiwa dan raga dalam kehidupan ini

yang rela berkorban untuk membiayai penulis semoga Allah SWT memberi rahmat

serta hidayah-Nya, saudara kandung penulis , mbak Alviah Aprilia yang selalu

menyemangati dan menemani hari-hari penulis.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf-huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م

Alîf

Bâ’

Tâ’

Sâ’

Jîm

Hâ’

Khâ’

Dâl

Zâl

Râ’

zai

sin

syin

sâd

dâd

tâ’

zâ’

‘ain

gain

fâ’

qâf

kâf

lâm

mîm

tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

Ŝ

r

z

s

sy

g

f

q

k

l

m

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

`el

`em

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

x

ن و هـ ء ي

nûn

wâwû

hâ’

hamzah

yâ’

n

w

h

Y

`en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

�ّ�� دةّ�ة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

�� � ��

ditulis

ditulis

Ḥikmah

‘illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

ditulis آ�ا� ا�و���ء Karāmah al-auliyā’

3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t atau h.

ditulis زآ�ة ا���� Zakāh al-fiṭri

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xi

D. Vokal pendek

__َ_

��� __ِ_

ذآ�__ُ_

#"ه

fathah

kasrah

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

a

faʻala

i

Ŝukira

u

yaŜhabu

E. Vokal panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

%�ه���fathah + ya’ mati

&'() kasrah + ya’ mati

آـ�#*dammah + wawu mati

��وض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

ā

tansā

ī

karīm

ū

furūḍ

F. Vokal rangkap

1

2

Fathah + ya’ mati

* (�/ fathah + wawu mati

12ل

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

أأ�3* أ�ت

*)� 6 78�

ditulis

ditulis

ditulis

A’antum

U‘iddat

La’in syakartum

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xii

H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.

ا�;�:ن ا�;��س

ditulis

ditulis

Al-Qur’ ān

Al-Qiy ās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.

ا�'�=ء ا�?�<

ditulis

ditulis

As-Samā’

Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذوي ا���وض أه� ا�')�

ditulis

ditulis

śawī al-furūḍ

Ahl as-Sunnah

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xiii

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرمحن الرحيم

ىعلاملرسلني ونبياء والأف رشى أالصالة والسالم علولمني لعااحلمد هللا رب

.ما بعدأ .مجعنيأبه صحاوأله أ

Alhamdulillah Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia

yang diberikan kepada seluruh hambaNya, kita dapat menjalani kehidupan dengan

penuh berkah tanpa ada suatu rintangan yang berarti sehingga penyusun dapat

sehingga menyelesaikan skripsi dengan judul: “TINJAUAN HUKUM ISLAM

TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA BORONG PENYORTIR POTONGAN

KAIN DI CV MAJU LIMBAH DUSUN JEBLOG KELURAHAN

TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL”.

Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi besar kita

Muhammad SAW mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapat

syafaat dari beliau di akhirat kelak.

Dalam penyusunan skripsi ini kami sadar begitu banyak pihak yang telah

membantu penyusun sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana yang

diharapkan penyusun, untuk itu penyusun mengucapkan ribuan terima kasih

kepada:

1. Bapak Noorhaidi,MA.,M.Phil.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Abdul Mujib, S.Ag, M.Ag. selaku Ketua jurusan Muamalat sekaligus

sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan-arahan .

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xiv

3. Bapak Drs.Riyanta, M.Hum. Selaku pembimbing penyusun, yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun, sehingga skripsi ini

dapat selesai dan sampai ke tangan pembaca semua. Sungguh ketulusan hati

dan keseriusan Bapak dalam membimbing saya hingga skripsi ini selesai

merupakan bukti kecintaan Bapak kepada mahasiswa dan jurusan Muamalat.

4. Bapak Abdul Mughits, S.Ag, M.Ag. terima kasih atas arahan-arahan yang

Bapak berikan kepada penyusun selama ini.

5. Pak Lutfi A. Wibowo dan Bu Tati, selaku staff jurusan Mu’amalat yang telah

banyak membantu penyusun dalam proses menyelesaikan skripsi ini dari

terutama dalam masalah administrasi.

6. Bapak Suparlan dan Ibu Budiyem selaku pemilik CV Maju Limbah, yang

telah memberikan izin untuk dapat melakukan penelitian dan sebagai

responden baik, pihak Pekerja CV Maju Limbah yang tidak dapat penyusun

sebutkan satu persatu yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan data-

data yang penyusun perlukan selama mengadakan penelitian.

7. Orang tua penyusun Bapak Dumadi Abdi Santosa dan Ibunda Sikem dan

saudara-saudara penyusun Bayu syafari, Sigit bawana, Mbak Siti Mudrikhah,

Romi azhar, Mbak Alvi, Mas Rahmat, Mas Alkiya, Mas Fauzi, Mas Arif, Mas

Adi Wibowo, Mas Rizal, Mbak Asih, Mbak Pemby, yang tak pernah kenal

lelah memberikan motivasi dan mengajari penyusun akan makna lika liku

hidup.

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xv

8. Sahabat-sahabatku di Jurusan Muamalat angkatan 2008, yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu. Sungguh kebersamaan dengan kalian merupakan

pengalaman yang tak dapat penyusun lupakan.

Dalam penyusunan skripsi ini penyusun sangat menyadari sepenuhnya

masih banyak kekurangan di sana-sini, untuk itu kritik dan saran yang

membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan ke depannya. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya dan khususnya bagi

penyusun sendiri. Amin ya Rabbal ‘Alamin

Yogyakarta, 21 Januari 2013 9 Rabiul Awal 1434

(Penyusun)

Pandu Suwito

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... vi

HALAMAN MOTTO................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITRASI ARAB LATIN.............................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Pokok Maslah ........................................................................ 7

C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................ 7

D. Telaah Pustaka ...................................................................... 7

E. Kerangka Teoretik ................................................................ 11

F. Metode Penelitian .................................................................. 18

G. Sistematika Pembahasan........................................................ 20

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGUPAHAN.................. 22

A. Pengertian Upah .................................................................... 22

B. Dasar Hukum Upah ............................................................... 25

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

xvii

C. Fungsi Bentuk dan Syarat Upah............................................. 28

D. Rukun dan Syarat sahnya Upah ............................................. 30

E. Sistem yang Mempengaruhi Upah ........................................ 40

F. Pengupahan Dalam Hukum Positif......................................... 42

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG CV MAJU LIMBAH DI DUSUN

JEBLOG TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL .................... 50

A. Deskripsi Geografis Dan Geografis........................................ 50

B. Profil Singkat CV.Maju Limbah ............................................ 60

C. Kendala Yang Dihadapi Oleh CV Maju Limbah .................... 63

D. Mekanisme Kerja Dan Pengupahan........................................ 65

E. Pekerja Penyortir Potongan Kain ........................................... 68

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN

PEKERJA BORONG PENYORTIR KAIN DI CV MAJU

LIMBAH DUSUN JEBLOG KELURAHAN TIRTONIRMOLO

KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL ................ 71

A. Akad/Perjanjian Kerja............................................................ 71

B. Pengupahan ........................................................................... 80

BAB V PENUTUP................................................................................... 89

A. Kesimpulan............................................................................ 89

B. Saran ..................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 92

LAMPIRAN

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia perlu memenuhi kebutuhan untuk keberlangsungan hidupnya

di dunia. Bekerja menjadi hal yang wajib dilakukan, sebab dengan bekerja

manusia akan dapat memenuhi segala kebutuhannya. Seperti yang telah

difirmankan oleh Allah dalam surat at-Taubah ayat 105:

≅≅≅≅%%%%ρρρρ (( ((####θθθθ====ϑϑϑϑãããã#### ““““��������¡¡¡¡ùùùù !!!!#### ////3333====ΗΗΗΗåååå &&&&!!!!θθθθ™™™™‘‘‘‘ρρρρ ββββθθθθΖΖΖΖΒΒΒΒσσσσϑϑϑϑ9999####ρρρρ χχχχρρρρŠŠŠŠ����IIII™™™™ρρρρ ’’’’<<<<)))) ΟΟΟΟ====ãããã

====‹‹‹‹óóóó9999#### οοο‰‰≈≈≈≈κκκ궶¶¶9999####ρρρρ ////3333∞∞∞∞7777⊥⊥⊥⊥‹‹‹‹ùùùù $$$$ϑϑϑϑ//// ΛΛΛΛΖΖΖΖ.... ββββθθθθ====ϑϑϑϑèèèè???? 1

Rizki yang diturunkan oleh Allah harus dicari secara aktif oleh manusia

dengan cara bekerja. Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia maka jelaslah

bahwa manusia yang enggan bekerja sesungguhnya dia itu melawan fitrahnya

sendiri, menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia, untuk

kemudian runtuh dalam kedudukan yang lebih hina dari binatang.2

Dalam kehidupan bermasyarakat, disadari ataupun tidak manusia selalu

berhubungan dengan yang lainnya guna memenuhi segala kebutuhan

hidupnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Al-Qur’an selain memberikan

tekanan yang sangat besar terhadap pentingnya bekerja, juga dengan jelas

manusia diciptakan di muka bumi untuk bekerja demi kehidupannya.

1 At-Taubah (9): 105. 2Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1994),

hlm. 25.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

2

Islam telah mewajibkan bekerja atas setiap manusia yang

berkemampuan, dan menganggap pekerjaan adalah fardlu yang mesti

dilakukan demi memperoleh ridha Allah SWT dan rezeki-Nya yang baik-baik.

Bagi setiap orang bekerja merupakan suatu kewajiban untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan untuk kehidupan sepanjang masa, selama ia mampu

membanting tulang, memeras keringat dan mengasah otak3. Untuk mencapai

rezeki atau nafkah banyak cara dan jalan yang dapat ditempuh, dengan cara

yang halal dan benar tentunya, salah satu diantaranya adalah mencari nafkah

dengan jalan bekerja menyerahkan kepandaian dan tenaga, menjadi karyawan

atau buruh kepada yang memerlukan, manakala suatu saat tenaga itu

diperlukan orang lain untuk suatu pekerjaan.

Selama ini disadari ataupun tidak, pekerja ataupun buruh merupakan

permasalahan pokok yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan maju dan

berkembangnya suatu pemerintahan sangat dipengaruhi pada kemampuan

mengatasi hal tersebut. Apabila kondisi pengangguran semakin bertambah dan

kehidupan kaum buruh belum stabil, maka hal ini jelas akan mengancam bagi

stabilitas suatu negara.

Namun pada saat ini permasalahan yang sering muncul adalah kurang

terpenuhinya hak para pekerja atau buruh oleh pengusaha atau pemberi kerja,

yaitu hak untuk mendapatkan upah yang layak dan sesuai dengan waktunya.

Upah menjadi sangat penting dikarenakan tingginya ketergantungan pekerja,

untuk kelangsungan hidup mereka dan keluarganya.

3Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, cet. Ke-3, (Jakarta; Rineka Cipta, 2001), hlm. 26-27.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

3

Islam sebagai agama yang memberikan pedoman kehidupan manusia

dalam kehidupan ekonomi umumnya dan masalah ija>rah (اجارة) khususnya,

tidak memberikan landasan yang bersifat praktis kepada pengikutnya berupa

besarnya upah yang harus dibayarkan kepada pekerja atau buruh. Islam hanya

memberikan batasan moral dalam hal pengupahan, batasan moral itu antara

lain, upah harus memenuhi prinsip keadilan. Apabila seorang buruh tidak

dibayar upahnya secara adil dan pantas, maka hal itu tidak hanya memberi

pengaruh kepada daya beli dan taraf hidup buruh serta keluarga mereka, tetapi

secara tidak langsung juga mempengaruhi masyarakat.

Oleh beberapa pengusaha terutama yang mengelola Industri rumahan

ataupun CV, kesepakatan antara pengusaha dan pekerja menjadi sangat penting

dilakukan guna menghindari ketidakadilan dalam pemberian upah terhadap

para pekerja di tempat tersebut. Tanpa nilai keadilan maka tidak dapat

dibenarkan memberikan upah yang minim dan tidak sesuai dengan waktu yang

telah disepakati dengan tujuan agar pengusaha memperoleh keuntungan yang

besar karena itu merupakan tindakan yang kurang sesuai pengusaha terhadap

kaum buruh, seperti apa yang telah dialami para pekerja borong penyortir

potongan kain CV Maju Limbah yang terdapat di dusun Jeblog, Tirtonirmolo,

Kasihan, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

CV Maju Limbah sudah berdiri sejak tahun 2000 hingga sekarang,

yang berkonsentrasi pada usaha jual beli segala jenis barang bekas,

mempunyai dampak yang cukup positif terhadap perekonomian masyarakat

setempat, terutama pada kalangan buruh, karena dapat memberi peluang

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

4

pekerjaan demi keberlangsungan hidup masyarakat, meskipun ada sebagian

golongan pekerja ditempat tersebut yang kurang diperhatikan atau pun kurang

disejahterakan. Golongan pekerja tersebut adalah para buruh borong penyortir

potongan kain, karena upah borongan yang diberikan tergolong sangat minim.

Pada kenyataannya, saat ini pelaksanaan pembayaran upah borongan

yang diberikan kepada pekerja borong penyortir potongan kain terbilang

sangat minim, perhitungan upah borong tersebut ditentukan berdasarkan

jumlah berat potongan kain yang telah disortir yaitu Rp. 350,- perkilogram,

padahal mengingat pekerjaan penyortiran potongan kain yang lumayan rumit

tersebut jika dihitung rata-rata jumlah kain-kain yang disortir setiap karyawan

maksimal hanya menyentuh angka kurang lebih 200 kilogram dalam kurun

waktu satu minggu.

Dengan begitu dapat dikalkulasikan pendapatan rata-rata para buruh

penyortir kain di CV Maju Limbah setiap minggunya maksimal kurang lebih

nya Rp. 70.000. Untuk menerima upah senilai itu para pekerja borong sortir

kain di CV Maju Limbah harus menyortir tiga jenis campuran potongan kain

berbeda yaitu Cotton, Nylon dan Polyster yang masih tercampur dengan

sampah pabrik tekstil di dalam beberapa karung, untuk kemudian di pisah-

pisahkan menjadi tiga kelompok jenis kain yang sejenis.

Kemudian masalah ketentuan kerja, para buruh borongan ini bekerja

selama enam hari setiap harinya dimulai pada jam 08.00-16.00, menerima gaji

dengan sistem penggajian mingguan dihitung berdasarkan jumlah kain yang

telah disortir, sifat dari pekerjaannya adalah dengan sifat buruh borongan

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

5

lepas, sehingga para pekerja tersebut tidak mendapat jatah uang makan dan

jaminan kecelakaan kerja,meskipun dalam penyortiran kain tersebut sangat

minim terjadinya resiko kecelakaan.

Sedangkan jumlah omset hasil penjualan kain yang sudah disortir

tersebut terbilang cukup besar. Dalam kurun waktu satu minggu pemilik dapat

menjual sortiran kain tersebut kepada penadah sortiran kain dalam jumlah satu

ton dengan harga dihitung dalam jumlah perkilogramnya:

1. Sortiran potongan kain cotton : Rp. 1.500/kg

2. Sortiran potongan kain Nylon : Rp. 2.000/kg

3. Sortiran potongan kain Polyster : Rp. 1.500/kg

Kemudian harga beli atau harga kulakan kain campuran tersebut dalam

hitungan tiap tonnya seharga Rp. 1000.000 dihitung berdasarkan berat kotor.

Selain itu dalam proses penjualan kain tersebut pemilik CV tidak perlu

mengeluarkan biaya pengiriman ataupun transportasi, karena setiap penjualan

sortiran potongan kain tersebut pembeli yang kebanyakan berasal dari luar

daerah rela mengambil potongan kain yang sudah disortir tersebut di tempat.

Jika dikalikan satu ton dengan harga penjualan kain senilai itu pemilik CV

tentu mendapat pemasukan kurang lebih diatas Rp. 3.500.000 setiap

perminggunya. Dengan omset penjualan sebesar itu seharusnya pemilik

mampu memberikan upah yang lebih layak dan sesuai dengan standar

pengupahan daerah tersebut kepada pekerja borongan penyortir kain yang

hanya berjumlah lima orang saja mengingat tingkat kesulitan kerja dalam

penyortiran kain tersebut.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

6

Berdasarkan upah minimum regional (UMR) atau upah minimum

kabupaten tahun 2011 dan tahun 2012 yang dikeluarkan oleh masing-masing

daerah, diperoleh sebuah keterangan bahwa gaji atau upah minimum kota

Yogyakarta adalah Rp. 892.660 (delapan ratus sembilan puluh dua ribu enam

ratus enam puluh rupiah)4. Hal ini menandakan gaji tersebut harus diterima

utuh bagi pekerja atau buruh, karena ini merupakan haknya, dan apabila

jumlah tersebut tidak diterima secara utuh atau kurang oleh pekerja maka

ketimpangan akan timbul .

Melihat fenomena seperti ini, penyusun merasa tertarik meneliti

masalah ini, disebabkan oleh adanya sistem pembayaran upah yang kurang

sesuai yang dilakukan oleh pengusaha. Masalah upah dalam kerjasama antara

pengusaha dan buruh ini menjadi penting karena upah merupakan hak bagi

para buruh sebagai balas jasa dari tenaga yang telah mereka curahkan dalam

melakukan pekerjaan dan juga menjadi salah satu kewajiban bagi para

pengusaha yang telah memperoleh manfaat dari pekerjaannya.

Untuk mengetahui lebih banyak permasalahan apa yang terjadi

sehingga sering terjadinya keterlambatan pengusaha dalam memberikan upah

kepada para penyortir, penyusun mengadakan penelitian langsung ke lapangan.

Wilayah yang jadi obyek penelitian tepatnya di Dusun Jeblog, Kecamatan

Kasihan, Kabupaten Bantul.

4 http/www.depnaker.com/informasi upah minimum regional, diunduh pada 29 September

2012

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

7

B. Pokok Masalah

Agar uraian latar belakang di atas lebih terarah, maka masalah dapat

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengupahan di CV Maju Limbah?

2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap sistem pengupahan yang

dilakukan oleh CV Maju Limbah ?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengupahandi CVMaju Limbah.

b. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem

pengupahan pekerja borong penyortir potongan kain di CVMaju

Limbah.

2. Kegunaan Penelitian:

a. Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan sumbangan

pemikiran bagi pengembang ilmu hukum Islam khususnya dan dalam

pengupahan atau ija>rah (ا��رة).

b. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya yang

berkenaan dengan sistem pengupahan atau ija>rah (ا��رة).

D. Telaah Pustaka

Kajian tentang permasalahan pengupahan sudah banyak dilakukan

dalam bentuk skripsi ataupun karya ilmiah yang lain, baik itu di universitas

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

8

Islam ataupun di universtas umum juga banyak dari berbagai pandangan dan

pendekatan.

Dari beberapa skripsi yang membahas tentang pengupahan atau ija>rah

di antaranya skripsi karya Nila Savitri “Tinjauan Hukum Islam (ا��رة)

Terhadap Sistem Penggajian Pegawai Honorer di lingkungan Univesitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta’’.5 Skripsi tersebut berbicara tentang sistem

penggajian yang ditetapkan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta dalam menggaji pegawainya dengan ukuran lama atau tidaknya

pegawai tersebut mengabdi, sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa hal

yang demikian tersebut sesuai dengan hukum Islam karena gaji sudah sesuai

dengan tingkat kerjanya.

Kemudian skripsi yang di susun oleh Muhamad Latief Fakhrudin

dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembayaran

Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Soekoreno Kecamatan Sentolo

Kabupaten Kulonprogo” memaparkan bahwa dalam kerjasama antara

pengusaha dan peangrajin tas anyaman terdapat kekurangan yang berawal dari

kurang jelasnya akad perjanjian yang dilaksanakan, sehingga salah satu pihak

sering mengingkari isi perjanjian6.

Skipsi karya Nurhidayati Nafsiyah dengan judul “Tinjauan Hukum

Islam terhadap Sistem Pepitan Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

5Nila Savitri, “TinjauanHukum Islam Terhadap Sistem Penggajian Pegawai Honorer di

lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,” Skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006).

6 Muhamad Latief Fakhrudin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Pembayaran Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Soekoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo”, Skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2004).

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

9

Hadiningrat” menyebutkan bahwa praktik pengupahan di Keraton tidak

bertentangan dengan hukum Islam, baik itu dari segi akad ataupun dari segi

keadilan. Meskipun upah tergolong minim, namun itu dapat diterima oleh abdi

dalem dan dilakukan atas dasar kerelaan dari kedua belah pihak, dan

berdasarkan adat yang berlaku di Keraton bahwa menjadi sebuah kewajiban

bila abdi dalem menerima upah dengan jumlah yang ditentukan sultan,

meskipun itu sangat minim.7

Skripsi yang lain, karya Ariyanti juga membahas tentang keadilan

upah, yang berjudul” Studi Nilai Keadilan Terhadap Upah Harian Dan Upah

Harian Borongan Kuli Bangunan Studi Kasus Di Desa Bendungan Kecamatan

Wates Kabupaten Kulon Progo,” dijelaskan bahwa sistem pengupahan harian

dan borongan sudah layak, karena sudah memenuhi standar UMR dan juga

sudah sesuai dengan harga pasar sehingga sistem penggajian yang ditetapkan

sudah mencerminkan nilai keadilan distributif maupun keadilan harga kerja.

Besar upah dibedakan menurut tingkat jabatan pekerjaan dan dalam

pengupahan harian juga terdapat tunjangan makan dan mereka mempunyai

kesepakatan dalam kerja, perbedaan upah yang diberikan menimbulkan

perbedaan motifasi hingga berdampak positif bagi pekerja untuk giat bekerja8.

Kajian skripsi yang serupa pula dikaji oleh Lukmanul Hakim tahun

2007, dalam karyanya yang berjudul “Pengaruh Pemberian Upah Kerja

7Nurhidayati Nafsiyah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Sistem Pepitan Abdi Dalem

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat”, skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga).

8Ariyanti, “Studi Nilai Keadilan Terhadap Upah Harian dan Borongan Kuli Bangunan

Studi Di Desa Bendungan Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Tidak Diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007).

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

10

Terhadap Produktifitas Kerja Dalam Perspektif Hukum Islam Studi Kasus

Pekerja di Unit Printing PT. Batik Damar Hadi Surakarta”, dijelaskan bahwa

pengaruh pemberian upah pekerja terhadap produktifitas kerja di unit printing

PT. Batik Damar Hadi Surakarta adalah sangat mempunyai pengaruh terhadap

kinerja dan produk-produk yang dihasilkan perusahaan itu sendiri, ini terbukti

dengan meningkatnya produksi setiap bulannya. Pembahasan sekripsi ini tidak

bertentangan dengan hukum Islam. Di samping itu poerusahaan juga tidak

pernah lalai dalam hal pemberian upah9.

Selain karya ilmiah di atas ada pula yang membahas hal serupa yaitu

karya ilmiah yang disusun oleh Ahmad Hamdani dengan judul, “ Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Sistem Penggajian Karyawan Di CV. Sinar Bintang

Gemilang Kalasan Yogyakarta”, menguraikan bahwa dalam sistem penggajian

yang diterapkan sudah sesuai dengan ketentuan akad ija>rah (ا��رة) serta telah

memenuhi standart yang berlaku10.

Dari berbagai penelusuran yang penyusun lakukan, praktis masih

belum ada skripsi yang membahas sistem pengupahan di CV Maju Limbah

Bantul, Yogyakarta.

9Lukmanul Hakim, “Pengaruh Pemberian Upah Kerja Terhadap Produktifitas Kerja

Dalam Perspektif Hukum Islam Studi Kasus Pekerja di Unit Printing PT. Batik Damar Hadi Surakarta”, Skripsi Tidak Diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007).

10 Ahmad Hamdani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penggajian Karyawan Di

CV. Sinar Bintang Gemilang Kalasan Yogfyakarta”, Skripsi Tidak Diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007).

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

11

E. Kerangka Teoretik

Dalam bahasa Arab upah disebut Ju’lu (���) yang berarti gaji11. Upah

secara ekonomi adalah harga yang harus dibayarkan kepada buruh atas jasanya

dalam produksi kekayaan,seperti faktor produksi lainnya dengan kata lain,

upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas jasanya dan produksi.12

Formulasi lain dalam mendefinisikan upah dapat dilihat dari Peraturan

Pemerintah No 8 Tahun 1981, mengenai perlindungan upah, yang dimaksud

dengan upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk suatu buruhan atau jasa yang telah dilakukan, dinyatakan dan

dinilai dalam bentuk yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan

perundangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara

pengusaha dan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh itu sendiri maupun

keluarganya13.

Untuk memperjelas kedudukan upah maka Departemen Tenaga Kerja

melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 05 Tahun 1989 tentang upah

minimum menjelaskan beberapa fungsi upah di antaranya, pertama, upah

berfungsi untuk merumuskan kebutuhan kebutuhan dasar minimal bagi tenaga

kerja dan keluarganya sebagai hasil buruhan yang telah di selesaikannya.

Kedua, pengusaha dalam memberikan upah buruh dihitung berdasarkan hasil

11Ahmad Warson Munawir, Kamus, Kamus al-Munawir, cet. Ke-11 (Yogyakarta: Proyek

Pengadaan Buku-buku Ilmiah Pondok Pesantren al-Munawir Krapyak, 1984), hlm. 211. 12Murfafie, Raharjo “Upah dan Kebutuhan Hidup Buruh” dalam analisis CSIS, vol 22 no

26 (Nov-Des 2003), hlm.10. 13 Abdus Salim, Suatu Pandangan Mengenai Upah Minimum, (Jakarta: FE UI, 1982),

hlm.10.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

12

produksi. Ketiga, dalam hubungan industrial Pancasila upah buruh bukan

hanya sekedar bagian dari biaya produksi tetapi juga mempunyai fungsi sosial

yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak bagi buruh dan keluarga.

Keempat, mewujudkan rasa keadilan dalam rangka memanusiakan manusia.

Kelima, sebagai upaya untuk pemerataan pendapatan14.

Upah dalam pengertian Islam (Ujrah ) (ةا�) merupakan imbalan atau

balasan yang menjadi hak bagi buruh atau pekerja karena telah melakukan

pekerjaannya. Akad ija>rah (ا��رة) dalam al-Qur’an maupun Sunah telah

memberikan perintah kepada manusia untuk bekerja atau berusaha secara

maksimal sehingga mendapatbalasan sesuai dengan apa yang telah

dikerjakannya, baik dalam ibadah ataupun muamalah.

Dalam arti yang luas ija>rah (ا��رة) berarti suatu akad yang berisi

penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah

tertentu15.Oleh karena itu al-Qur’an dengan tegas telah memberikan perintah

bahwa balasan atau upah harus diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Upah harus diberikan secara adil dan tidak merugikan salah satu pihak.

Adil secara bahasa mengandung dua arti, tidak berat sebelah (tidak memihak)

dan sepatutnya, tidak sewenang-wenang16. Keadilan sosial dalam Islam

ditegakkan berdasarkan pada 3 asas, yaitu:

14 Departemen Tenaga Kerja RI, Data Mengenai Upah Minimum dan Kebutuhan Fisik

Minimum Regional (Jakarta: Depnaker, 1991), hlm. 75. 15 Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) hlm. 29. 16 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1976), hlm. 16.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

13

1. Kebebasan jiwa yang mutlak.

2. Perasaan kemanusiaan yang sempurna.

3. Jaminan sosial yang kuat17

Pada dasarnya dalam pola masyarakat Islam, pengupahan bukan hanya

merupakan suatu konsesi, akan tetapi merupakan hak bagi para buruh/pekerja

yang dalam penetapannya harus memenuhi 3 (asas), yaitu asas keadilan, asas

kelayakan dan asas kebajikan18 .

1. Asas keadilan menuntut agar upah buruh atau pekerja dibayar secara

seimbang atas jasa yang telah diberikan oleh buruh atau pekerja. Untuk

dapat memberikan upah yang adil dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

a. Keadilan distributif yang menuntut agar para buruh atau pekerja yang

melaksanakan pekerjaan sama dengan kemampuan dan kadar kerja

yang berdekatan, memperoleh upah yang sama tanpa memperhatikan

kebutuhan individu yang berkenaan dengan kondisi keluarganya.

Firman Allah Swt:

ββββ)))) !!!!#### ����ΒΒΒΒ''''ƒƒƒƒ ΑΑΑΑ‰‰‰‰èèèè9999$$$$//// ≈≈≈≈¡¡¡¡mmmm}}}}####ρρρρ ››››$$$$GGGGƒƒƒƒ))))ρρρρ ““““ŒŒŒŒ ††††1111����))))9999#### ‘‘‘‘SSSSΖΖΖΖƒƒƒƒρρρρ ãããã

$$$$±±±±ssss����9999#### ����6666ΨΨΨΨϑϑϑϑ9999####ρρρρ ÄÄ ÄÄöööö77779999####ρρρρ ΝΝΝΝ3333ààààèèè胃ƒƒ ΝΝΝΝ6666====èèèè9999 ββββρρρρ����....‹‹‹‹???? 19

b. Keadilan harga kerja yang menuntut agar para pekerja diberikan upah

seimbang dengan jasa yang telah diberikan, tanpa dipengaruhi hukum

17 Sayyid Qutub, Keadilan Sosial Dalam Islam, alih bahasa Afif Muhamad, (Bandung:

Mizan, 1416 H/1996M), hlm. 191. 18 Ahmad Azhar Basyir, Refleksi atas Pemikiran KeIslaman, (Bandung: Pustaka Pelajar,

1994), hlm. 43. 19 An-Nahl (16):90

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

14

penawaran dan permintaan yang hanya menguntungkan para pemilik

pekerjaan saja.

2. Asas kelayakan diperlukan untuk memperhatikan terpenuhinya kebutuhan

pokok pekerja dengan taraf hidup masyarakat, sehingga buruh atau pekerja

dapat hidup dengan layak, tidak hanya berdasarkan tingkat ekonomi semata

saja.

3. Asas kebajikan yang dalam hubungan kerja dapat diterjemahkan sebagai

asas kerohanian dan diharapkan mampu mengubah hati nurani para pemilik

pekerjaan untuk dapat menghargai jasa para buruh atau pekerja yang telah

memberikan sumbangan tenaga untuk mendapatkan kekayaan yang lebih.

Upah yang adil juga bisa disebut dengan upah yang sepadan (ajr al-

misli ) (�� yaitu upah yang sepadan dengan tenaga dan kondisi (أ�

pekerjaannya, tidak ada unsur penganiayaan terhadap pekerja maupun

majikan. Selain ketentuan tersebut, pembayaran upah di anjurkan sesegera

mungkin dilaksanakan setelah pekerjaannya selesai dikerjakan.

Hadist Nabi SAW:

20.عرقه جيف أن قبل أجره جري األ أعطوا

Upah dalam Islam dikategorikan ke dalam wilayah ija>rah. Ija>rah

) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ija>rah (ا��رة) �رةا� ) yang bersifat

manfaat dan ija>rah (ا��رة) yang bersifat pekerjaan. Ija>rah (ا��رة) manfaat

20 Ibnu Majah dari al-Abba ibn al-Walid al-Dimsyaqi dari Wahab ibn Sa’id ibn Athiyah

al-Salamiy dari Abd al-Rah}ma>n ibn Zaid ibn Asla>m dari ayahnya dari Abdullah Ibn Umar Abdullah Muh}ammad ibn Ya>zid al-Qazwaniy, Ibn Majah, Maktabah Sya>milah, Hadis nomor 2434.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

15

adalah akad dimana pihak pertama mengambil manfaat benda dari pihak kedua

dengan batasan-batasan tertentu dan pihak kedua akan mendapatkan imbalan

berupa upah tertentu pula.

Taqyudin an-Nabhani memberikan pengertian bahwa yang dimaksud

dengan ija>rah (ا��رة) adalah kepemilikan jasa dari seorang a>jir (أ�) (orang

yang dikontrak tenaganya) oleh pihak mustajir (orang yang mengontrak

tenaga) serta pemilikan harta mustajir oleh seorang a>jir (أ�), dimana ija>rah

merupakan transaksi terhadap jasa tertentu dengan disertai kompensasi (ا��رة)

yang berupa imbalan.21

Sementara menurut Sudarso, membagi ija>rah (ا��رة) menjadi dua

jenis, yaitu pertama ija>rah al a’yan adalah bahwa yang menjadi objeknya

adalah manfaat dari benda atau binatang yang disewanya, sedangkan

ija>rahal’amal adalah ija>rah (ا��رة) bahwa yang objeknya adalah dari pekerjaan

manusia22.

Dalam hal penentuan upah atau suatu pekerjaan kesepakatan kerja

harus dijalin antara pemilik perusahaan dengan pekerja untuk mengindari

ketidakjelasan dalam hal ini. Bentuk-bentuk pernyataan kehendak dalam

sebuah akad atau kerjasama antara lain :

21 Taqyudin an-Nabhani, Membangun Ekonomi Alternatif, Alih bahasa Moch Magfur

Wachid, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 83. 22 Sudarso, Pokok-pokok Hukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm.426.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

16

1. Pernyataan kehendak dengan ucapan

Dalam pandangan hukum perjanjian Islam pernyataan kehendak

sejati dari ucapan seseorang, karena inilah yang paling banyak terjadi.

Ucapan dapat terjadi dalam akad antara pihak-pihak yang saling

berhadapan langsung, seperti orang berjual beli dalam toko, dan dapat pula

terjadi antara pihak yang tidak berhadapan langsung dengan menggunakan

sarana komunikasi.

2. Pernyataan kehendak melalui utusan dan tulisan

Penyampaian ijab melalui bentuknya adalah bahwa seseorang

mengutus orang lain kepada pihak kedua untuk menyampaikan

penawarannya melalui tulisan dan pihak lain itu menyatakan

penerimaannya pada majelis bahwa telah diterimanya surat itu, maka

terjadi akad.

3. Pernyataan kehendak melalui isyarat

Pernyataan kehendak untuk membuat perjanjian dapat pula

dilakukan melalui isyarat dengan ketentuan bahwa isyarat itu dapat

dipahami dalam arti jelas maksudnya dan tegas menunjukkan kehendak

untuk membuat perjanjian. Hanya saja dalam hukum Islam penggunaan

isyarat ini diperselisihkan diantara berbagai mazhab. Ada yang tampak

lebih menganggapnya sebagai pengecualian, artinya baru bisa digunakan

apabila cara lain tidak bisa digunakan 23.

23 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta : PT. Baja Grafindo Persada,

2007), 136.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

17

Dari segi penetapan hukum, dalam Islam juga mengenal dengan

namanya ‘urf (ف�). Islam sangat memperhatikan tradisi masyarakat untuk

dijadikan sumber bagi hukum Islam dengan penyempurnaan dan batasan-

batasan tertentu. Secara etimologi ‘urf (ف�) berarti ‘yang baik’. Para ulama

ushul fiqh membedakan antara adat dan ‘urf (ف�) dalam membahas

kedudukannya sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum syara’. Dari

segi keabsahannya dari pandangan syara, ‘urf (ف�) terbagi dua, yaitu ‘urf

al-sahih (ا����� ���) (kebiasaan yang dianggap sah) dan ‘urf al fasid ( ���

.(kebiasaan yang dianggap rusak) (ا����

1. ‘Urf al-sahih (ا����� ���) adalah kebiasaan yang berlaku di tengah-

tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan ayat Al-Qur’an

ataupun hadist, tidak menghilangkan kemaslahatan mereka, dan tidak pula

membawa madarat kepada mereka. Misalnya, dalam masa pertunangan

pihak laki-laki memberikan hadiah kepada pihak wanita dan hadiah ini

tidak dianggap sebagai mas kawin.

2. ‘Urf al-fasid (ا���� ���) adalah kebiasaan yang bertentangan dengan dalil-

dalil syara’ dan kaidah-kaidah dasar yang ada dalam syara’. Misalnya,

kebiasaan yang berlaku di kalangan masyarakat dalam menghalalkan riba,

seperti peminjaman uang di renteneir. Uang yang dipinjam sebesar

sepuluh juta rupiah dalam tempo satu bulan, harus dibayar sebelas juta

rupiah apabila jatuh tempo24

24 Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) hlm. 141.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

18

F. Metode Penelitian

Agar sebuah penelitian menjadi valid dan dapat diterima oleh banyak

orang, maka sebuah metode dianggap sangat penting adanya, karena dengan

metode yang dapat mampu menentukan, merumuskan, menganalisa, dan

memecahkan masalah yang diteliti dan dengan metode yang tepat akan

menghasilkan karya ilmiah yang baik dan terarah. adapun metode yang

digunakan oleh penyusun adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah berupa penelitian lapangan (field research),

yaitu: penyusun berusaha mengumpulkan data secara langsung dari

perusahaan CV.Maju Limbah dan dengan para pekerja

2. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu hal secara transparan,

memberikan gambaran tentang sistem pengupahan yang ditetapkan oleh

pihak perusahaan, kemudian deskripsi ini akan di analisa menurut hukum

Islam terkait pengupahan tersebut.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, metode pengumpulan

data yang digunakan penulis yaitu metode observasi, metode wawancara

dan metode dokumentasi.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

19

a. Wawancara

Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada informan25. Wawancara dilakukan kepada orang-

orang yang terlibat dalam kerja borongan sortir potongan kain di CV

Maju Limbah.

b. Dokumentasi

Yakni pengumpulan data dengan menggunakan berbagai

dokumen yang mendukung penelitian, adapun dalam penelitian ini,

berupa dokumen yang terkait dengan pengupahan CV Maju Limbah.

c. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-

fenomena yang diteliti guna mendapatkan data, dalam hal ini dilakukan

secara langsung di CV Maju Limbah.

4. Sumber data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data Sesuai dengan yang

dikatakan oleh Soejono Soekanto, yakni sumber data dapat dibagi menjadi

dua, yaitu sumber data primer dan sekunder.”26

a. Data primer

Data ini diperoleh dengan cara wawancara secara langsung

dengan informan.

25 Masri Singarimbun, dkk,Metode Penelitian Survai, cet. Ke-1, (Jakarta: LP#ES, 1989),

hlm. 192. 26 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta: UII Pres, 1986), hlm. 12.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

20

b. Data sekunder

Data ini akan diperoleh dari literatur-literatur fiqh yang

berkaitan dengan pokok masalah.

5. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan penyusun dalam meneliti permasalahan

dalam objek penelitian adalah dengan pendekatan normatif. Sistem

pengupahan yang dilakukan oleh CV terkait dianalisis berdasarkan

pedoman dari ayat-ayat Al-Qur’an dan as-Sunnah serta kaidah fiqh ataupun

Ushul fikih.

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara induktif yaitu penyusun

mencoba melihat sistem pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan,

kemudian dari sistem tersebut dianalisa menurut perspektif hukum Islam

yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kesimpulan terkait boleh

tidaknya atau sesuai dan tidaknya sistem pengupahan yang diterapkan

ditinjau dari hukum Islam.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari 5 bab, dengan urutan dan

sistematika sebagai berikut ini:

Bab pertama, berisi pendahuluan sebagai gambaran umum tentang

gambaran umum tentang isi tulisan berikutnya.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

21

Dalam bab ini terdapat tujuh sub bab yaitu: latar belakang masalah,

pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, landasan teori, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi tentang pembahasan tentang tinjauan umum konsep

dasar ija>rah (اجارة) atau upah, baik dalam kerangka konvensional maupun

dalam perspektif Islam.

Bab ketiga, berisi tentang diskripsi sistem yang diterapkan dalam

perusahaan tersebut. Dengan demikian maka akan mampu mengetahui tentang

alasan kenapa para pekerja mau dan melakukan pekerjaannya dan mau

menerima upah yang diberikan dari perusahaan.

Bab keempat, merupakan uraian dan analisa hukum Islam terhadap

praktek sistem ija>rah atau upah yang diberikan oleh perusahaan.

Bab kelima, merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan

dalam skripsi, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini

penyusun menyajikan hasil penelitian yang sudah dilakukan lalu menutupnya

dengan saran-saran yang diperlukan, baik untuk perusahaan maupun penelitian

lanjutan dengan tema terkait.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dan paparan yang telah penulis sampaikan pada bab-

bab sebelumnya mengenai pelaksanaan pengupahan dan tinjauan hukum Islam

terhadap sistem pengupahan yang terjadi di CV Maju Limbah, maka dapat

disimpulakan:

1. Sistem pemberian upah kepada pekerja di CV Maju Limbah dapat

dikategorikan dalam ajir ‘am, karena bekerja pada pengusaha tertentu dan

hanya diikat oleh upah yang didasarkan atas hasil kerjanya, karena upah

yang diberikan CV Maju Limbah kepada pekerjanya berdasarkan kepada

berapa banyak mereka menghasilkan sortiran kain dalam setiap

minggunya. Dalam pembagian upahnya terjadi keterlambatan, namun

karena telah ada kepastian di antara kedua belah pihak, pekerja pun tidak

pernah menuntut dengan apa yang terjadi, karena mereka sudah yakin

dengan upah yang pastinya akan terima juga. Sistem ini banyak terjadi di

berbagai macam CV dan perusahan-perusahaan lainnya.

2. Terjadinya keterlambatan dalam pengupahan yang dilakukan oleh CV

Maju Limbah kalau ditinjau secara hukum Islam merupakan kesalahan

yang dilakukan oleh CV Maju Limbah terhadap pekerjanya. Apa yang

menjadi kewajiban pengusaha dan hak bagi pekerja tidak terlaksana.

Namun apa yang terjadi tidak sepenuhnya kesalahan yang dilakukan oleh

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

90

CV Maju Limbah, karena dalam sistem pengupahannya melibatkan

perusahaan yang lain atau penadah. Dan pihak pekerja pun tidak pernah

menuntut dengan apa yang terjadi, karena mereka sudah yakin dengan

upah yang pastinya akan diterima dan juga telah ada kepastian antara

kedua belah pihak. Adanya kerelaan dari kedua belah pihak antara CV

Maju Limbah dengan pekerjanya dalam pemberian upah, walaupun tidak

ada perjanjian kontrak yang jelas antara keduanya, karena sistem

pengupahan yang diterapkan oleh CV Maju Limbah sudah menjadi adat

kebiasaan di daerah setempat. ‘Urf yang berlaku di tengah-tengah

masyarakat adakalanya bertentangan dengan nash dan adakalanya

bertentangan dengan dalil syara’ lainnya. Dalam hal ini pembayaran upah

yang sudah menjadi kebiasaan yang terjadi di CV Maju Limbah ini bahwa

kebiasaan ini tidak menyebabkan nash menjadi tidak berfungsi. Maka ‘urf

(kebiasaan) yang terjadi bisa dijadikan landasan hukum.

B. Saran

Dalam pembahasan skripsi yang penyusun buat, penyusun mencatat

beberapa hal yang menjadi rekomendasi penyusun :

1. CV Maju Limbah perlu membuat sebuah kontrak perjanjian kerja yang

jelas dan baku antara pihak pemilik dengan pihak penyortir kain ataupun

pada semua.

2. Mengenai kebijakan upah yang diberikan, hendaknya transparan dan lebih

memperhatikan tingkat kebutuhan hidup para buruh itu sendiri, walaupun

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

91

para buruh tidak menuntut besaran upah tertentu tetapi pihak pengusaha

harus lebih memperhatikan.

3. Hubungan kerja antara pihak CV Maju Limbah dan pada pekerja

khususnya penyortir kain harus lebih dibina dan dikondisikan, bukan

sebatas hubungan antara majikan dan bawahan saja, melainkan dibina

berdasarkan adanya kesadaran saling membutuhkan dan kekeluargaan.

Perusahaan membutuhkan jasa pekerja dan pekerja membutuhkan

keberadaan CV Maju Limbah sebagai lapangan kerja.

4. Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan menambah objek penelitian,

sehingga hasil analisanya terkait sistem pengupahannya menjadi lebih

variatif dan bagus.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

92

DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok al-Qur’an

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, t.t.

B. Kelompok Hadist

Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, ' Bab Ijarah', cet. Ke-2, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

C. Kelompok Fiqih/Ushul Fiqih

Afzalulrahman, Muhamad Sebagai Seorang Pedagang, alih bahasa DewiNurjilanti, Jakarta: Yayasan Swara Bumi, 1997.

--------, Doktrin Ekonomi Islam, alih bahasa Soeroyo dan Nastangin, ed. M. Sonaji dan Hurdiyanto, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Assal, Ahmad Muhamad Al- dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Hukum Islam, alih Bahasa: P. Imam saefuddin, ed. I, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Abdul al-Masih, George Retery, Mu’jam al-Mutawal li al-Lugat al-Arabiyah, Beirut: Maktabah Libanon, 1993.

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah, cet. Ke-2, Bandung: Al-Ma;arif, 1987.

--------, Asas-asas Hukum Muamalat, Yogyakarta, FF. UII, 1993.

--------, Refleksi atas pemikiran KeIslaman, Bandung: Pustaka Pelajar, 1994

Hanafi, A, Ushul Fiqh, Cet. Ke-3, Jakarta: Wijaya, 1962.

Jamal ad-Di<n Muh}ammad, Abi al-Fad}l, Lisan al-’Arab, Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1992.

Karim, Helmi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Muhammad, Kebijakan Fiskal dalam Islam, Jakarta: Salemba, 2002.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

93

Munawir, Ahmad Warson, Kamus Almunawir Kamus Arab Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

Nabhani, Taqyudin an-, Membangun Ekonomi Alternatif Perspektif Islam, Alihbahasa Moch Magfur Wachid, Surabaya: Risalah Gusti, 1996.

Pasaribu, Chiruman, Suhrawati, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Salemba, 2002.

Qordhawi, Yusuf, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, terjemah. Didin Hafidhudin, Jakarta: Rabhani Press, 1997.

Qutb, Sayyid, Keadilan Sosial Dalam Islam, alih bahasa Afif Muhamad, Bandung: Mizan, 1416 H/1996M.

Rahman, Asjmuni A, Kedudukan Adat Kebiasaan (‘urf) dalam Islam, Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1983.

Sabiq, as-Sayyid, fiqh Sunnah, Terjemah, Kamaluddin, Bandung: al-Ma’arif, 1987.

Sanuri, Abd al-Razaq Ahmad al, Akd al-Ijar, Beirut: Da>r al-Fikr.

Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Vol 5, Jakarta: Lentera Hati, 2004

Sudarso, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Sudjana, Egy, Bayarlah Upah Sebelum Kering Keringatnya, Jakarta: PPMI, 2000.

Syarbasi, Ah}mad Asy, Mu’jam al-Iqtis}a>d al-Isla>mi, Beirut: Da>r al-Fiqr, t.t.

Tasmara, Toto, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1994.

Zuh}aili, Wah}bah, al-Fikh al-Isla>m wa Aditullah, IV: 731

D. Kelompok Lain-Lain

Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, cet. Ke-3, Jakarta; Rineka Cipta, 2001

Asikin, Zainal, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

94

Departemen Tenaga Kerja RI, Data Mengenai Upah Minimum dan KebutuhanFisik Minimum Regional, Jakarta: Depnaker, 1991

http/www. depnaker. com/informasi upah minimum regional, diunduh pada 29 September 2012

https: //ilmumanajemen. wordpress. com/2009/06/20/pengertian-upah-dalam-konsep-islam/. Diunduh 13 September 2012.

https//www. Bantul. go. id/ Situasi Kabupaten Bantul/ Diunduh 5 November 2012

https://www. blogdetik. com/2008/7/3buruh dalam Islam, diunduh pada 3 September 2012

https//www. wikipedia. com/Pengertian Adat/12 Agustus 2012, diunduh 13 sep 2012

https//Wikipedia. org/Profil Desa Tirtonirmolo/ Akses 5 November 2012.

Kartasaputra, G, Hukum Perburuhan di Indonesia BerlandaskanPancasila, Jakarta: Sinar Grafika, 1992

Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.

Profil Desa Tirtonirmolo 2012, Data Perkembangan DesaRaharjo, Murfafie, Upah dan Kebutuhan Hidup Buruh, dalam analisis CSIS, vol 22 no 26 (Nov-Des 2003)

Rahman, Heidi, Industrial Relation, Yogyakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM, 1984.

Ruky, Ahmad S, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Karyawan Perusahaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Salim, Abdus, Suatu Pandangan Mengenai Upah Minimum, Jakarta: FE UI, 1982.

Singarimbun, Masri dkk, Metode Penelitian Survai, cet. Ke-1, Jakarta: LP#ES, 1989

Soekanto, Soejono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UII Pres, 1986.

Soepomo, Imam, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 1992.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

95

--------, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Djambatan: Karya Unipers, 1975.

Sutrisno, M, Pengantar Ilmu Ekonomi, Yogyakarta: Yayasan Institut Pendidikan Indonesia, 1979.

Undang-undang Ketenagakerjaan no: 13 Tahun 2003, Bab I Ketentuan Umum Pasal I (30), Tp: Pustaka Widyatama

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

TERJEMAHAN TEKS ARAB

No Hal Footnote Terjemahan BAB I

1 1 1 Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

2

13

19

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

3 14 20 Berikanlah upah pada pekerja sebelum kering keringatnya.

BAB II 4

25

13

Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

5 25 14 Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

6 26 17 Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

7 27 18 Bayarlah upah pada pekerja sebelum kering keringatnya.

8 27 19

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

9 34 34

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

10 36 38 Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

11 38 43 Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya.

BAB IV 13 75 8 "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang

bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".

14 83

13 Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,

15 85 17 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

16 86 19 Kebiasaan atau adat itu bisa dijadikan hukum.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

Biografi Ulama

Imam Malik

Imam Malik (93-179 H/716-795 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi. Beliau salah seorang keturunan bangsa Yaman, lahir di Madinah pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik tahun 93 H/716 M dan wafat pada masa Khalifah Harun al-Rasyid tahun 179 H/795 M. Beliau terkenal dengan sebutan Imam Dar al-Hijrah, yang menjadi panutan penduduk Madinah. Beliau seorang pakar dalam bidang ilmu fiqih dan hadits setelah tabi'in, beliau juga terkenal sebagai ahli ilmu kalam, sebagaimana tercermin dalam karyanya al-Muwaththa.

Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani

Syeikh An-Nabhani dilahirkan di daerah Ijzim pada tahun 1909. Beliau mendapat pendidikan awal dari ayahnya sendiri iaitu seorang alim yang faqih fid-din. Ayah beliau seorang pengajar ilmu-ilmu syariah di Kementerian Pendidikan Palestin. Ibunya pula menguasai beberapa cabang ilmu syariah, yang diperoleh dari datuknya, Syeikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani. Beliau adalah seorang qadhi (hakim), penyair, sasterawan, dan salah seorang ulama terkemuka dalam Daulah Utsmaniyah. Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani meninggal pada tahun 1398H / 1977M dan dikuburkan di Perkuburan Al-Auza’i, Beirut. Beliau telah meninggalkan karya-karya agung yang dapat dianggap sebagai kekayaan pemikiran yang tak ternilai harganya. Kebanyakan karya Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani berupa kitab-kitab tanzhiriyah (penetapan pemahaman/pandangan) dan tanzhimiyah (penetapan peraturan), atau kitab-kitab untuk mengajak kaum Muslimin untuk mengembalikan semula kehidupan Islam dengan jalan mendirikan Daulah Khilafah Islamiyah.

Syaikh Prof.Dr.Wahbah Az Zuhaili

Syaikh Prof.Dr.Wahbah Az Zuhaili adalah seorang ulama fikih kontemporer peringkat dunia. Pemikiran fikihnya menyebar ke seluruh dunia Islam melalui kitab-kitab fikihnya, terutama kitabnya yang berjudul Al Fiqh Al Islami wa Adillatuh.Wahbah Az Zuhaili lahir di desa Dir `Athiah, Siria pada tahun 1932 M dari pasangan H.Mustafa dan Hj.Fatimah binti Mustafa Sa`dah.Wahbah Az Zuhaili mulai belajar Al Quran dan sekolah ibtidaiyah di kampungnya. Ia menamatkan ibtidaiyah di Damaskus pada tahun 1946 M. Ia melanjutkan pendidikannya di Kuliah Syar`iyah dan tamat pada 1952 M. Ia sangat suka belajar sehingga ketika pindah ke Kairo ia mengikuti kuliah di beberapa fakultas secara bersamaan, yaitu di Fakultas Syariah dan Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al Azhar dan Fakultas Hukum Universitas `Ain Syams. Ia

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

memperoleh ijazah sarjana syariah di Al Azhar dan juga memperoleh ijazah takhassus pengajaran bahasa Arab di Al Azhar pada tahun 1956 M. Kemudian ia memperoleh ijazah Licence (Lc) bidang hukum di Universitas `Ain Syams pada tahun 1957 M, Magister Syariah dari Fakultas Hukum Universitas Kairo pada tahun 1959 M dan Doktor pada tahun 1963 M.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN PEKERJA …digilib.uin-suka.ac.id/7497/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · dihadapi oleh pekerja penyortir kain adalah masalah pembagian upah

CURRICULUM VITAE.

Nama : Pandu Suwito.

Tempat/Tanggal Lahir : Bantul, 03 Juli 1989.

NIM : 08380025.

Fakultas : Syariah dan Hukum.

Jurusan : Muamalat.

Alamat : Menayu Kidul RT 09 RW 07,Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Orang Tua : Bapak Dumadi dan Ibu Sikem.

Riwayat Pendidikan .

1996-2002 SD Negeri Padokan I, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

2002-2005 SMPN 2 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

2005-2008 MAN Yogyakarta 2.

Pengalaman Organisasi.

Wakil Ketua Organisasi Pemuda ( Karangtaruna ) Dusun Menayu Kidul periode 2007-2010.