tinjauan ekonomi islam terhadap manajemen keuangan...

90
Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Keuangan Lembaga Amil Zakat ( LAZ ) Al-Azhar “ Peduli Ummat “ Dalam Mengelola Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) SKRIPSI Oleh : Sri Indra Mulyati Tanjung Nim: 299046100287 Jurusan Muamalat dan Perbankan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 1426 H/2005 M

Upload: vuongthuy

Post on 04-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Keuangan Lembaga Amil Zakat ( LAZ ) Al-Azhar “ Peduli Ummat “ Dalam Mengelola Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

SKRIPSI

Oleh : Sri Indra Mulyati Tanjung

Nim: 299046100287

Jurusan Muamalat dan Perbankan Islam

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

1426 H/2005 M

Page 2: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat serta karunia-Nya yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga shalawat

serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Penyelesaian penulisan skripsi ini mungkin tak akan selesai apabila tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Dekan

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku ketua jurusan Mu'amalah dan Perbankan Islam

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ahmad Azharuddin Latif, M.Ag, selaku sekretaris jurusan Mu'amalah

dan Perbankan Islam Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak Burhanuddin Yusuf, MM, selaku pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta saran selama

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah membantu penulis

dalam melancarkan proses penyelesaian skripsi.

Page 3: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

7. Bapak M. Anwar Sani, selaku Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan pengamatan

lapangan serta data-data yang dibutuhkan dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini.

8. Ibu Dwi dan Ibu Ningsih yang telah membantu penulis memberikan data-data

yang menunjang penyelesaian penulisan ini.

9. Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta Endang Sisprapti

yang telah memberikan dorongan, perhatian dan kasih saying yang tulus dan

ikhlas yang akan menjadi suatu yang sangat bernilai dan berharga dalam diri

penulis.

10. Suamiku tercinta Eddy Sanjaya, SS, yang telah membantu penulis dengan

sabar dan cinta kasihnya I LOVE YOU EVER AFTER serta anakku tersayang

Fahim Adnan Alkhawarizmi dan Atfal Yuzad Alhaitsam yang selalu

menghibur penulis, Bunda sayang kalian semua semoga Allah SWT

menjadikan kita keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.

11. Abang Raymond serta adikku semuanya Widya, Diah, Ali dan Yasser yang

tersayang, terima kasih atas perhatian dan bantuannya selama ini sehingga

skripsi ini terselesaikan dengan baik.

12. Rekan-rekan di Fakultas Syari'ah non regular semoga kenangan dan

kebersamaan yang telah kita rasakan akan menjadi suatu ukhuwah yang tetap

terbina khususnya angkatan '99.

Page 4: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Harapan penulis semoga semua pihak yang telah berjasa dalam membantu

penyelesaian penulisan skripsi ini mendapatkan pahala dan balasan yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Amin Yaa Rabbal 'alamin.

Page 5: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 5

C. Tujuan Penulisan dan Kegunaan Penelitian............................. 6

D. Metode Penulisan..................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 9

BAB II TEORI MENGENAI MANAJEMEN KEUANGAN

DALAM EKONOMI ISLAM

A. Definisi Manajemen................................................................. 12

B. Fungsi-fungsi Manajemen........................................................ 14

C. Manajemen Keuangan.............................................................. 16

1. Definisi Manajemen Keuangan.......................................... 18

2. Konsep-konsep Manajemen Keuangan.............................. 19

3. Peran Manajemen Keuangan.............................................. 22

Page 6: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

D. Prinsip Manajemen dalam Ekonomi Islam .............................. 23

1. Perencanaan ( Planning)..................................................... 29

2. Pengorganisasian ( Organizing ) ........................................ 30

3. Pelaksanaan ( Actuating).................................................... 31

4. Pengawasan ( Controling ) ................................................. 32

E. Manajemen Keuangan Organisasi Pengelola Zakat................. 34

1. Pengertian Manajemen Keuangan Organisasi

Pengelola Zakat ................................................................. 35

2. Ruang Lingkup .................................................................. 36

BAB III GAMBARAN UMUM LAZ AL-AZHAR “PEDULI UMMAT”

A. Latar Belakang Berdirinya ....................................................... 38

B. Visi-Misi dan Arah Tujuannya ................................................ 41

C. Lingkup Kegiatannya............................................................... 43

D. Program-programnya ............................................................... 45

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN LAZ AL-AZHAR “PEDULI

UMMAT” DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM

A. Perencanaan Keuangannya....................................................... 47

B. Pengelolaan Keuangannya ....................................................... 50

1. Penghimpunan Dana ZIS ................................................... 51

2. Penyaluran Dana ZIS ......................................................... 55

Page 7: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

a. Penerima Dana ............................................................. 55

b. Ruang Lingkup Bidang Sasaran................................... 56

c. Bentuk dan Sifat Penyaluran........................................ 58

d. Prosedur Pengeluaran Dana ......................................... 63

C. Pengendalian Keuangannya ..................................................... 65

D. Laporan Keuangannya ............................................................. 67

E. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Manajemen

Keuangannya............................................................................ 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 76

B. Saran......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Di dalam ajaran Islam, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh

pemeluknya. Kedua tata hubungan tersebut disebut dengan kalimat hablun

minallah wa hablun minannas, dimana tarjamah secara harfiahnya adalah tali

Allah dan tali manusia, hubungan tersebut dilambangkan dengan tali, karena

menunjukkan ikatan atau hubungan antara manusia dengan Allah dan antara

manusia dengan manusia. Yang dituju dari kedua hubungan tersebut adalah

keselarasan dan kemantapan hubungan dengan Allah dan dengan sesama

manusia, termasuk dirinya sendiri dan lingkungannya. Inilah aqidah dan wasilah

(jalan) yang dibentangkan oleh ajaran Islam bagi manusia dengan berpegang

teguh kepada aqidah atau keyakinan itu, maka akan terbuka jalan untuk mencapai

kebaikan hidup di dunia dan akhirat kelak1.

Untuk mencapai tujuan itulah, disamping syahadat, shalat, puasa dan haji

diadakan lembaga zakat. Lembaga inilah disamping membina hubungan dengan

Allah SWT, juga berperan sebagai jembatan dan mempererat hubungan kasih

sayang antara sesama manusia dan menunjukan bukti bahwa umat Islam itu

bersaudara, saling bantu-membantu dan tolong-menolong dengan adanya zakat itu

1 M.Daud All, sistem ekonomi Islam zakat dan wakaf, ( Jakarta : Ul Press, 1988 ), h. 29

Page 9: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Islam hendak menggambarkan citra Islam dan mewujudkan cita-cita

kemasyarakatan Islam.

Zakat memiliki dua fungsi utama yaitu, pertama adalah untuk

membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya senantiasa berada dalam

keadaan fitrah, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam

surat At-Taubah:1032

☺ Artinya :

"Ambillah zakat dan sebagian harta mercka dengan zakat itu kantu membersihkan dan mensucikan mereka ". (At-Taubah: 103).

Dan yang kedua, zakat berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi kemiskinan sebagai

upaya untuk mencapai keadilan sosial.3

Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana kedua fungsi zakat

tersebut dapat berjalan dan terjalin. Artinya, zakat yang dikeluarkan oleh wajib

zakat itu dapat berfungsi sebagai ibadah bagi wajib zakat ( muzakki) dan dapat

sebagai dana sosial yang dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi berbagai

masalah kemasyarakatan.

2 Depag RI, Al-qur 'an dan terjemahan ( Semarang : CV al-waah, 1993 ) h. 297 3 M.DaudAli Op.Cit, h62.

Page 10: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Untuk itulah maka perlu adanya suatu lembaga zakat untuk menjalankan

kedua fungsi tersebut. Kelembagaan zakat perlu pula diatur sebaik-baiknya agar

pelaksanaan zakat dapat dikoordinasikan dan diarahkan. Hal ini perlu dilakukan

untuk memantapkan kepercayaan masyarakat dan wajib zakat (muzakki). Peranan

pemerintah juga diperlukan dalam hal ini, disamping keikutsertaan pemimpin-

pemimpin agama. Sistem administrasi, penyusunan personalia harus didasarkan

kepada prinsip-prinsip manajemen yang sehat agar pelaksanaan zakat dapat

berjalan dengan sebaik-baiknya. Supaya organisasi yang mengelola zakat dapat

berkembang dengan baik, prinsip pengorganisasian yang perlu dilaksanakan

antara lain4:

1. Penanggung jawab tertinggi harus pemeritah atau pejabat tertinggi dalam

strata pemerintahan setempat atau lingkungan tertentu.Unsur-unsur

masyarakat Islam perlu diikutsertakan, juga bertanggung jawab

2. Pelaksananya adalah suatu lembaga tetap dengan pegawai yang bekerja penuh

secara profesional, dibiayai pada permulaan dengan subsidi pemerintah, yang

selanjutnya secara berangsur-angsur oleh dana zakat itu sendiri

3. Kebijaksanaan harus dirumuskan secara jelas dan dipergunakan sebagai dasar

perencanaan, pengumpulan dan pendayagunaan zakat, sumber dan sasaran

pemanfaatannya untuk suatu waktu tertentu

4. Program pendayagunaan zakat terinci supaya lebih efektif dan produktif bagi

pengembangan masyarakat

4 Depag RI, Pedoman zakat jilid 2, ( Jakarta , 1982 ), hal .79-80

Page 11: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

5. Usulan proyek penggunaan dana untuk pelaksanaan program yang dilakukan

oleh lembaga atau organisasi masyarakat

6. Mekanisme pengawasan dilakukan melalui peraturan administrasi, baik

ketatausahaan maupun pembukuan

7. Pengembangan dasar-dasar hukum tentang zakat, pemahaman baru tentang

zakat, sumber zakat, masalah pengumpulan dan pendayagunaan zakat

dilakukan melalui penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian

lapangan

8. Penyuluhan untuk menciptakan kondisi yang kondusif (mendukung) dalam

menarik partisipasi masyarakat untuk menunaikan zakat dilakukan secara

teratur dan terus-menerus .

Saat ini banyak lembaga pengelola ZIS, baik didirikan oleh pihak

pemerintah maupun oleh swadaya masyarakat, yayasan, LSM dan sebagainya,

namun fakta membuktikan dengan menjamurnya lembaga ZIS, problematika

ummat tentang kemiskinan dan kesenjangan sosial belum dapat diselesaikan.

Fenomena inilah yang menggambarkan beberapa masalah yang tengah dihadapi

oleh lembaga ZIS.

Dalam pengelolaan dana tersebut, kontribusi umat Islam melalui dana ZIS,

akan menyangkut unsur-unsur daripada fungsi keuangan yang meliputi antara lain

penghimpunan ( penggalangan dana ZIS ), pengelolaan dana serta pengalokasian

dana ZIS, agar dana ZIS yang tersedia dapat dialokasikan seefektif dan seefisien

mungkin.

Page 12: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Melihat unsur-unsur diatas, manajemen keuangan yang baik menjadi tolak

ukur bagi keberhasilan suatu lembaga pengelola dana ZIS dalam terbentuknya

pemberdayaan ekonomi ummat. Oleh karena itu manajemen keuangan ZIS perlu

diimplementasikan pada sebuah lembaga pengelola ZIS.

Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat merupakan salah satu bentuk

konkrit dari lembaga pengelola ZIS yang memiliki kepedulian terhadap kaum

dhuafa dalam bidang kegiatan-kegiatan sosial dengan menggunakan dana ZIS

berdasarkan kaidah Islam dengan menggunakan manajemen profesional. Untuk

mengetahui lebih jauh pola pembinaan dan sistem manajemen keuangan yang

digunakan Lembaga Amil Zakat Al- Azhar Peduli Umat penulis bermaksud

menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Tinjauan Ekonomi Islam

terhadap Manajemen Keuangan Lembaga Amil Zakat Al- Azhar Peduli

Ummat Dalam Mengelola Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah ( ZIS ).”

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

bagaimana penerapan hukum Islam terhadap manajemen keuangan yang

digunakan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat yang disingkat LAZ Al-

Azhar Peduli Umat dalam mengelola dana ZIS.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian dan perumusan ini memiliki fokus dalam pembahasannya,

maka penulis memberikan beberapa permasalahan yang akan dikaji. Beberapa

batasan yang akan dikaji adalah sebagai berikut;

Page 13: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1. Lembaga yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat

Al-Azhar Peduli Umat yang disingkat LAZ Al-Azhar Peduli Umat yakni

sebuah lembaga yang menghimpun serta mengelola dana zakat, infaq dan

shadaqah yang disingkat ZIS yang berkedudukan di Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan.

2. Penelitian hanya membahas mengenai penerapan ekonomi Islam terhadap

manajemen keuangan yang di gunakan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli

Umat ( LAZ Al-Azhar Peduli Umat ) yang meliputi penghimpunan dana,

pengelolaan dana serta pengalokasian dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS).

Adapun perumusan permasalahan penelitian yang akan dijadikan rujukan

dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut;

1. Bagaimana sistem penghimpunan dan pengelolaan dana ZIS yang diterapkan

oleh LAZ Al-Azhar Peduli Umat?

2. Apakah penghimpunan dana ZIS LAZ Al-Azhar Peduli Umat telah sesuai

dengan prinsip Ekonomi Islam?

3. Apakah pendistribusian dana ZIS yang dilakukan oleh LAZ Al-Azhar Peduli

Umat sesuai dengan Ekonomi Islam ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Skripsi yang penulis buat ini, seperti yang telah dibatasi dan dirumuskan

diatas bertujuan antara lain yaitu;

Page 14: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1. Mengetahui sistem penghimpunan dan pengelolaan dana ZIS yang diterapkan

oleh LAZ Al-Azhar Peduli Umat.

2. Mengetahui sistem keuangan yang digunakan LAZ Al-Azhar Peduli Umat

sesuai dengan Ekonomi Islam.

3. Mengetahui pendistribusian dana ZIS yang dilakukan oleh LAZ Al-Azhar

Peduli Umat telah sesuai dengan Ekonomi Islam ?

Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritis yaitu dalam rangka menambah

pengetahuan penulis dibidang Ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya

manajemen keuangan LAZ Al-AZhar Peduli Umat. Secara praktis kegunaan

penelitian ini agar pengelola ZIS menggunakan sistem manajemen keuangannya

yang sesuai dengan ekonomi Islam dalam mengelola dana ZIS agar dana ZIS

dapat berfungsi efektif dan efisien.

D. Metode Penelitian

Metode di maksudkan sebagai suatu hal yang merupakan cara utama yang di

pergunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam penulisan skripsi ini

penulis lebih banyak mempergunakan data primer, yaitu penulis ikut terlibat

langsung dalarn kegiatan yang ada, serta data yang di peroleh melalui wawancara

dan data sekunder. Adapun data-data tersebut diperoleh dengan metode penelitian

sebagai berikut:

Page 15: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1. Field Research ( Penelitian Lapangan )

Yaitu penelitian lapangan dengan mengadakan observasi langsung pada objek

sasaran, yaitu Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat. Untuk

mendapatkan data dan fakta maka penulis melakukan pengamatan dan

interview (wawancara) kepada orang- orang yang terlibat didalamnya.

2. Library Research ( Penelitian Kepustakaan )

Untuk melengkapi data primer, penulis menggunakan penelitian kepustakaan

yang sumber utamanya buku atau bahan bacaan berupa buku literatur, catatan-

catatan kuliah, buku-buku ilmiah lainnya yang berhubungan dengan skripsi

penulis. Disamping bahan-bahan yang tersedia secara resmi masih terdapat

bahan-bahan lain yang berupa koleksi dari guntingan koran atau kliping,

majalah, brosur, tulisan-tulisan ilmiah dari para ahli dan lain- lain yang dapat

dikumpulkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsinya ini.

Dari data-data yang diperoleh dengan metode field research, kemudian

dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analitis yaitu bahan- bahan

penulisan yang ada dianalisa dan dikembangkan dalam bab-bab pembahasan.

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku-buku pedoman

penulisan skripsi, tesis dan disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2005.

Page 16: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam skripsi ini penulis berusaha

membuat sistematika khusus dengan jalan membuat pengelompokan berdasarkan

kesamaan dan hubungan masalah yang ada. skripsi ini terdiri dari lima bab

dengan susunan penulisan sebagai berikut :

BAB I : Merupakan pendahuluan, didalamnya penulis menguraikan latar

belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Berisikan teori mengenai manajemen keuangan. Didalamnya penulis

mencoba menjelaskan tentang pengertian manajemen keuangan,

konsep-konsep manajemen keuangan, fungsi manajemen keuangan,

peranan manajemen keuangan, prinsip manajemen dalam Ekonomi

Islam dan manajemen keuangan organisasi pengelola zakat.

BAB III : Membahas kondisi objektif Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli

Umat yang berisi tentang sejarah dan perkembangannya, fungsi dan

tujuan, manajemen Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Umat,

kebijaksanaan manajemen LAZ Al-Azhar Peduli Umat. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai

keberadaan LAZ Al-Azhar Peduli Umat.

BAB IV : Berisikan manajemen keuangan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar

Peduli Umat dalam pandangan ekonomi Islam. Di dalamnya

meliputi, manajemen penghimpunan, pengelolaan serta

Page 17: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

pengalokasian dana ZIS, pandangan Ekonomi Islam terhadap

manajemen keuangan LAZ Al-Azhar Peduli Umat.

BAB V : Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran- saran.

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 18: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

BAB II

TEORI MENGENAI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM

EKONOMI ISLAM

Seperti kita ketahui bahwa masyarakat saat ini membutuhkan pelayanan-

pelayanan yang lebih banyak dan lebih baik. Sehingga timbullah suatu exploding

demand untuk pelayanan masyarakat. Guna menampung pelayanan yang begitu

banyak, maka diadakan pengkhususan yang mcnimbulkan kcinampuan dan kcmauan

untuk menyesuaikan diri dengan cara kerja yang baru.

Bangsa Indonesia dewasa ini sedang melaksanakan pembangunan di segala

bidang, setiap bidang dituntut suatu cara kerja yang berdaya guna, efektif, cepat, tepat

bahkan sesuai dengan manajemen yang modern.

Dikarenakan adanya faktor kompetisi, maka keharusan adanya manajemen yang

baik nampak menonjol sekali baik dalam kegiatan organisasi profit oriented maupun

organisasi non profit oriented. Termasuk dalam hal ini adalah organisasi pengelola

zakat.

Dalam masyarakat modern dewasa ini manajemen semakin menjadi penting.

Masyarakat modern adalah masyarakat yang kompleks. Menurut Amitai Etzioni

sebagaimana yang telah dikutip oleh Y.W. Sunindhia dan Ninik Widiyanti bahwa

manusia modern yang telah meningkat kecerdasan dan pengetahuan teknologinya,

telah menempatkan “rasionalitas, efektifitas dan efisiensi sebagai nilai moral yang

Page 19: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

tinggi”. Dengan sistem nilai moral yang demikian itu, maka pihak yang berusaha

untuk menyediakan kebutuhan masyarakat baik dalam bentuk barang maupun jasa,

harus pula dapat menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat itu dengan tepat,

cepat dan murah. Mereka harus selalu bekerja dengan rasional, efektif dan efisien.5

Melihat keadaan yang demikian itu, maka manajemen yang baik merupakan

suatu faktor yang tak boleh diabaikan oleh setiap organisasi di dalam masyarakat

modern baik itu organisasi profit oriented maupun organisasi non profit oriented.

Sebelum penulis melangkah ke pembahasan manajemen keuangan, ada baiknya

penulis memaparkan terlebih dahulu mengenai manajemen secara umum yang

dimulai dari defmisi manajemen kemudian dilanjutkan ke fungsi-fungsinya.

A. Definisi Manajemen

Pada saat sekarang ini istilah manajemen sudah banyak dikenal di Negara

kita Indonesia. Baik di kalangan masyarakat secara luas maupun kalangan

perguruan tinggi. Juga terlihat pula di setiap organisasi masyarakat baik itu

organisasi profit oriented maupun organisasi non profit oriented, hampir

semuanya menyadari akan arti pentingnya ilmu manajemen yang diterapkan di

dalam organisasi, untuk memperlancar tugasnya sehari-hari.

Berfikir secara manajemen adalah berfikir secara mengendalikan,

mengarahkan dan memanfaatkan segala apa ( faktor-faktor, sumber daya yang

5 Y.W. Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Penerapan Manajemen dan Kepemimpinan dalam

Pembangunan, (Jakarta : Bina aksara, 1988 ), h.1.

Page 20: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

menurut perencanaan ( planning ) diperlukan untuk menyelesaikan atau mencapai

suatu prapta ( objective ) atau tujuan ( goal ) tertentu.6

Menurut Oey Liang Lee seperti yang dikutip oleh Ibnu Syamsi bahwa

manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengontrolan human resources untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan lebih dahulu.7

Di lain pihak, Lawrence A.Appley sebagaimana yang dikutip juga oleh

Ibnu Syamsi menyatakan bahwa manajemen merupakan keahlian untuk

menggerakkan orang untuk melakukan pekerjaan dalam rangka tercapainya

tujuan.8

Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan oleh Djati Julitriarsa dan John

Suprihanto bahwa ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari cara mencapai

suatu tujuan dengan efektif dan efisien dengan menggunakan bantuan/melalui

orang lain9

Yang dimaksudkan menggunakan bantuan/melalui orang lain disini

mencakup arti yang sangat luas, yaitu dapat berupa bantuan orang lain dalam ujud

pikiran, tenaga serta dapat pula intuisinya. Pengertian efektifitas dan efisiensi

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan melalui orang lain pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : “Ilmu manajemen” dan “seni”.

6 Ibid., h.2 7 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok organisasi dan manajemen, ( Jakarta : Bina aksara, 1983),h.68 8 Ibid, h.68

9 Djati Julitriarsa & John Suprihanto, Manajemen umum ( Yogyakarta : BPFE, 1988 ), h. 1

Page 21: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Hal ini mempunyai arti bahwa dalam pelaksanaannya pengaruh bakat

kepemimpinan seseorang ikut pula mempengaruhi. Sedangkan masalah seni

dalam manajemen hanya dapat terlihat apabila ilmu tersebut mulai dilaksanakan

dalam kenyataan. Oleh karena itu manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan

seni.10

Selain beberapa definisi tersebut, manajemen juga merupakan pengambilan

keputusan. Hal itu dapat dilihat bagaimana seorang harus melakukan pekerjaan,

misalnya pimpinan harus mengambil keputusan untuk menentukan produk baru,

memperluas usaha, menentukan strategi pemasaran, menerima atau mengeluarkan

karyawan dan berbagai pekerjaan yang lainnya. Apabila kita simak kembali

manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu

melalui orang lain. Dalam pengertian ini pun sudah tampak adanya proses

pengambilan keputusan antara lain manajer harus menentukan tujuan tertentu

kemudian menentukan siapa yang akan melaksanakan pekerjaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.11

B. Fungsi-fungsi manajemen

Di atas telah dikemukakan beberapa definisi manajemen. Selanjutnya

manajemen dapat ditinjau dari segi unsur-unsurnya atau fungsi-fungsinya. Ernie

Trisnawati Sule dan kurniawan Saefullah menjelaskan bahwa fungsi-fungsi

10 Ibid h.2 11 Ibid h.4

Page 22: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen

berdasarkan fungsinya masing-masing berdasarkan tahapan-tahapan tertentti

dalam pelaksanaannya.12

Sebagaimana yang dikutip oleh Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan

Saefullah bahwa Nikcels dan McHugh membagi fungsi manajemen ke dalam

empat fungsi13, yaitu :

1) Perencanaan ( planning ), yaitu proses yang menyangkut upaya yang

dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan

penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan

organisasi

2) Pengorganisasian ( organizing ), yaitu proses yang menyangkut bagaimana

strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam

sebuah strukrtur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan

organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam

organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan

organisasi.

3) Pengimplementasian ( actuating ), yaitu proses implementasi program agar

bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi

agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan

penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

12 Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, ( Jakarta :

Kencana, 2005 ), h. 13 Ibid., h.8

Page 23: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

4) Pengendalian dan pengawasan ( controlling ), yaitu proses yang dilakukan

untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,

diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target

yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan

organisasi yang dihadapi.

Masih banyak pendapat lain tentang fungsi-fungsi manajemen ini, tetapi

secara garis besar tidak jauh beda dengan empat fungsi di atas.

C. Manajemen Keuangan

Dalam perkembangan perusahaan di masa kini, manajer keuangan memiliki

peranan yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelum pertengahan

abad ini, tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola

posisi kas perusahaan mereka. Pada tahun 50-an, dengan semakin meningkatnya

konsep nilai sekarang. Turut mendorong para manajer keuangan untuk

memperluas tanggung jawab mereka dan lebih memperhatikan pemilihan proyek-

proyek inventasi modal. Saat ini faktor-faktor eksternal memiliki dampak yang

semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Meningkatnya kompetisi

antar perusahaan, perubahan teknologi, perubahan harga dan tingkat bunga,

ketidakpastian situasi ekonomi dunia, fluktuasi nilai tukar, perubahan hukum

pajak dan etika-etika sehubungan dengan perjanjian keuangan merupakan faktor-

faktor eksternal yang harus dihadapi sehari-hari. Pada tahun 90-an, keuangan

memiliki peran strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan. Kepala

Page 24: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

keuangan muncul sebagai pemain tim dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk

menciptakan nilai. Cara-cara lama dianggap tidak bagus lagi dan secara cepat

menjadi usang. Oleh karena itu, manajer keuangan masa kini harus memiliki

fleksibelitas untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal jika ingin

perusahaan yang dikelolanya tetap bertahan.14

Kemampuan seorang manajer untuk beradaptasi dengan perubahan, mencari

dana, menginvestasi aktiva, serta mengelolanya secara bijaksana akan sangat

mempengaruhi kesuksesan perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka manajemen keuangan

merupakan bidang manajemen yang dapat membantunya mulai dari upaya untuk

mendapatkan dana bagi perusahaan, penggunaan dana sampai dengan pendekatan

sistematik dalam internal manajemen tentang aliran dana di dalam struktur

perusahaan atau suatu organisasi secara keseluruhan.

Dengan sendirinya, persoalan-persoalan yang fundamental bagi kelancaran

operasional serta kelangsungan hidup organisasi profit oriented dan non profit

oriented senantiasa menjadi fokus utama manajemen keuangan. Jika demikian

halnya, baiklah penulis akan memulainya dengan beberapa definisi manajemen

keuangan.

14 James C. Van Home & John M. Wachowicz, JR, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan,

( Jakarta: Salemba Empat, 1997 ), h .2

Page 25: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1. Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan kadang-kadang disebut pula “pembelanjaan

perusahaan”. Pembelanjaan perusahaan disebut manajemen keuangan oleh

mereka yang bertanggungjawab secara operasional dalam bidang keuangan.

Di samping itu pembelanjaan perusahaan pun dinamakan manajemen

keuangan oleh mereka yang mengkaji pembelanjaan perusahaan dari sudut

manajer keuangan.15

Menurut Suad Husnan bahwa manajemen keuangan adalah segala hal

yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan

keuangan.16

James C. Van Home dan John M. Wachowicz, JR mendefinisikan

manajemen keuangan sebagai aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,

pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.17

Sedangkan Murtadha Sinuraya mengungkapkan bahwa manajemen

keuangan subjeknya tidak hanya terbatas pada bagaimana bisnis diorganisir

untuk memperoleh dana, bagaimana dana tersebut didapatkan serta

bagaimana dana tersebut dimanafaatkan. Namun subjeknya dapat pula

mencakup hal-hal mengenai praktik-praktik, prosedur-prosedur dan masalah-

masalah yang menyangkut penyaluran dana-dana untuk keperluan investasi

15 Komaruddin Sastradipoera, Pengantar Manajemen Perusahaan, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo, 1994), h. 144. 16 Suad Husnan, Manajemen Keuangan teori dan penerapan, ( Yogyakarta BPFE,1996), h.

4. 17 James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR, op.cit, h.2

Page 26: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

usaha, serta perencanaan dan pengawasan atas penggunaan dana-dana

tersebut.18

2. Konsep-konsep manajemen keuangan

a. Perencanaan dan pengawasan keuangan

Hal ini sejalan dengan fungsi manajemen keuangan yaitu bertugas

melakukan pengamatan waktu yang tepat dalam usaha perencanaan

keuangan di perusahaan sehingga memungkinkan pengambilan keputusan

yang benar dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana

pada bagian-bagian organisasi perusahaan. Komaruddin Sastradipoera

berpendapat bahwa ada tiga langkah penting dalam hal perencanaan

keuangan yaitu :

Perumusan tujuan keuangan (jangka pendek dan panjang )

Perumusan tujuan keuangan jangka panjang dimaksudkan agar dapat

menyesuaikan diri dengan kebutuhan modal dengan cara yang paling

efisien dan efektif.

Perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan keuangan untuk mencapai

tujuan. Dalam hal ini, manajemen keuangan perlu menyelaraskan arus

uang keluar dan arus uang masuk. Manajemen keuangan dalam

usahanya untuk menyelaraskan arus uang keluar dan arus uang

masuk ditetapkan. Kebijaksanaan keuangan adalah asas-asas yang

18 Murtadha Sinuraya, Seri Teori Manejemen Keuangan, ( Jakarta : FEUI, 1999) h.2

Page 27: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

diletakkan untuk membimbing eksekutif dalam menangani masalah

keuangan.

Penentuan prosedur yang akan membantu kebijaksanaan. Kebijaksanaan

yang bersifat asas-asas umum biasanya perlu dijabarkan menjadi

sejumlah prosedur yang merupakan rangkaian metode. Prosedur perlu

disusun sehingga segala kebijaksanaan dapat diteruskan dan

diinformasikan kepada seluruh pejabat yang berhubungan dengan

keuangan.19

Karena manajemen keuangan pun berkaitan dengan pengawasan

maka setiap pelaksanaan keuangan memerlukan fungsi pengawasan

tersebut. Pengawasan keuangan dalam kenyataannya tidak sekedar

menetapkan status keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan, tetapi

juga mengadakan penilaian agar dapat membandingkan status keuangan

yang sebenarnya dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan. Karena

itu Komaruddin Sastradipoera berpendapat bahwa pengawasan keuangan

itu dalam garis besarnya meliputi empat buah langkah :

Pengembangan standar pelaksanaan dalam keuangan.

Penetapan status keuangan berdasarkan laporan.

Pembandingan antara status dan standar pelaksanaan.

Tindakan perbaikan keuangan apabila diperlukan.20

19 Komaruddin Sastradipoera, op.cit, h.145. 20 Ibid, h.145.

Page 28: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

b. Lingkungan keputusan keuangan

Keputusan keuangan pada dasarnya selalu dihadapkan keadaan

ketidakpastian ( uncertainly ) dengan demikian dalam pengambilan

keputusan melalui pendekatan informasi data historik yang relevan dan

tidak mengabaikan faktor-faktor resiko dan pengukuran hasilnya. Secara

teoritis keputusan keuangan yang dilakukan para manajer meliputi 4

bidang21 :

• Financing mix

Yaitu manajer keuangan dalam organisasi perusahaan bertugas

untuk mengkombinasikan dengan tepat antara dana sendiri dan dana

dari pinjaman untuk membiayai suatu kegiatan tertentu.

• Penjagaan likuiditas

Menyangkut kemampuan perusahaan untuk membiayai berbagai

kegiatan rutin atau membayar utang-utang jangka pendek ( kurang satu

tahun ) pada saat jatuh tempo.

• Pemanfaatan pendapatan

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dimanfaatkan sebaik-

baiknya untuk komisi investasi yang menguntungkan antara umur

aktiva dengan jangka waktu penyediaan dana yang digunakan untuk

membiayai aktiva tersebut.

21 Murtadha Sinuraya, Op.Cit, h. 5-6.

Page 29: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

• Fleksibilitas

Yaitu keputusan keuangan harus selalu disesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan. Sehingga

pembuat keputusan selalu harus peka terhadap perkembangan

lingkungan sekitarnya, yaitu : “lingkungan persaingan”, “lingkungan

makro ekonomi” dan “lingkungan pasar modal, undang-undang dan

lain-lain”.

3. Peran Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyinggung segala fungsi usaha lainnnya.

Keputusan yang diambil acapkali mempunyai akibat-akibat keuangan.

Keuangan merupakan fungsi manajemen yang kritis dan merupakan alat

penolong yang dapat memecahkan kelemahan manajemen di bidang-bidang

lain. Bilamana manajemen produksi dan manajemen marketing menghadapi

masalah yang memperburuk keadaan, maka manajemen keuangan yang

memadai dapat digunakan untuk merehabilitasi kelemahan manajemen

produksi dan marketing tersebut. Namun perlu disadari bahwa uang tersebut

tidak dapat menggantikan daya pelaksanaan lainnya. Keuangan itu merupakan

bagian yang saling bergantungan sehingga membentuk keseluruhan dengan

bagian-bagian lainnya dalam manajemen.22

22 Komaruddin Sastradipoera, Op.Cit, h. 148-149

Page 30: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Peranan manajemen keuangan yang penting adalah koordinasi untuk

pelbagai keputusan yang diambil, sehingga keputusan-keputusan itu saling

mengukuhkan. Bilamana sebuah keputusan membutuhkan penambahan

modal, adalah perlu untuk memeriksa apakah yang lainnya tidak kekeringan

persediaan modal tersebut. Apabila sebuah keputusan menuntut kenaikan

penjualan, keputusan lain harus membantu menjamin persediaan hasil yang

mencukupi, agar keputusan pertama dapat dilaksanakan.23

Lebih jauh peranannya sebagai koordinator, manajemen keuangan pun

berperan dalam pengawasan pelaksanaan keuangan. Untuk itu ia perlu

mempelajari anggaran dan pelaksanaan yang sesungguhnya. la perlu

membandingkannya sehingga dapat diketahui apakah rencananya sesuai

dengan pelaksanaan. Jika tidak ia perlu mengadakan perbaikan.24

Melihat uraian di atas, penulis menyimpulkan ada dua peran yang

dijalani oleh manajemen keuangan yaitu : “sebagai koordinator berbagai

keputusan keuangan dan fungsi-fungsi manajemen” serta “sebagai pengawas

pelaksana keuangan”.

D. Prinsip Manajemen dalam Ekonomi Islam

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,

benar, tertib dan teratur, arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan

23 Ibid, h. 148-149. 24 Ibid, h. 148-149.

Page 31: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

cara mendapatkanya yang transparan merupakan awal perkataan yang dicintai

Allah Swt. Tidak boleh seorang muslim melakukan sesuatu tanpa perencanaan,

tanpa adanya penelitian , kecuali sesuatu yang sifat emergency ( darurat ).25

Allah Swt sangat mencintai perbuatan – perbuatan yang terjaga dengan baik,

sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaff :4

⌧ ⌦

Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”

Kukuh di sini bermakna adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu

dengan bagian yang lain. Jika hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sesuatu

yang maksimal. Dan al-Qur’an surat at-Taubah: 71, Allah Swt. berfirman:

☺ ☺

☺ ☺

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka

25 Didin Hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syari’ah Dalam Praktik, ( Jakarta:

Gema Insan Prees, 2003), h..2

Page 32: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.”

Mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan

mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya mereka itu akan diberikan rahmat oleh

Allah, sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maka bijaksana.”

Ada tiga hal yang dibahas dalam manajemen syariah yaitu :

Hal yang pertama yang dibahas dalam Manajemen Syari’ah adalah perilaku

yang terkait dengan nilai keimanan, ketaatan orang yang setiap kegiatannya

dilandasi dengan nilai tauhid, maka perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi

korupsi, kolusi, dan nepotisme karena menyadari adanya pengawasan dari yang

maha tinggi, yaitu Allah swt. Yang akan mencatat setiap amal perbuatan yang

baik maupun yang buruk. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-Zalzalah : 7-8

☺ ☺ ☺

Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasannya) dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Ini berbeda dari perilaku dalam manajemen konvesional yang sama sekali

tidak terkait bahkan terlepas dari nilai tauhid, orang yang menerapkan manajemen

konvensional tidak merasa adanya pengawasan yang melekat, kecuali semata-

mata penguasa dari pimpinan atau atasan, dalam manajemen syariah setiap

Page 33: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

kegiatan yang kita lakukan menjadi amal shaleh yang abadi. Amal selain disini

bukan diartikan perbuatan baik saja melainkan perbuatan baik yang dilandasi

dengan iman dengan syarat sebagai berikut:26

1. Niat yang ikhlas, apabila suatu perbuatan itu terkesan baik tetapi tidak

dilandasi dengan keikhlasan karena Allah, maka perbuatan tersebut tidak

dikatakan amal saleh. Niat yang ikhlas hanya akan dimiliki oleh orang-orang

yang beriman sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Bayyinah: 5

⌧ ☺

⌧ ☺

Artinya :" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaiikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus".

2. Tata cara pelaksanaannya sesuai dengan syariat, tidak bertentangan dengan

Al-Qur’an dan hadits.

3. Dilakukan dengan kesungguhan. Amal perbuatan yang ikhlas adalah amal

yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Keikhlasan seseorang dapat

dilihat dari kesungguhannya dalam melakukan perbuatannya.

26 Ibid. hal. 6

Page 34: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Hal kedua yang dibahas dalam manajemen syari’ah adalah struktur

organisasi. Adanya struktur dan stratifikasi dalam Islam dijelaskan dalam surat

Al-An’am : 165

☺ ⌧

. Artinya : “Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa di bumi dan dia

meninggalkan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikannya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.”

Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur kehidupan dunia, peranan

manusia tidak akan sama. Kepintaran, jabatan, seseorang tidak akan sama,

sesungguhnnya struktur itu merupakan sunattullah

Hal ketiga yang dibahas dalam Manajemen Syariah adalah sistem. Sistem

adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan

sunnah rasul. Aturan tersebut dikenal dengan hukum lima (5) yaitu, wajib,

sunnah, mubah, makruh, haram.27

Aturan-aturan tersebut itu dimaksudkan untuk menjamin keselamatan

manusia sepanjang hidup mereka, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri

( jiwa dan raga ), akal, harta benda serta keselamatan keturunan.

27 Ibid ,.hal .10

Page 35: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Dalam ilmu manajemen, pelaksanaan sistem yang konsisten akan

melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-

Quran surat An-Nahl : 97 )

☺ ☺

Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal soleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. “

Sebaliknya, menolak aturan atau sama sekali tidak memiliki keinginan

mengaplikasikan dalam kehidupan akan melahirkan kekacauan dalam kehidupan

sebagaimana yang disebut dalam Al-Qur’an surah Thaa-haa : 124-126 )

☺ ☺

⌧ ⌧ ☺

⌧ ⌧

☺ ☺ ☺

Page 36: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

⌧ ⌧ ☺

⌧ ⌧

Artinya : “Dan barang siapa yang berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta berkatalah “ ya tuhanku “, mengapa engkau menghimpun aku dalam keadaan buta padahal dulunya aku adalah seorang yang melihat’. Allah berfirman,” demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat kami maka kamu melupakannya dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.”

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan

dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam bentuk

memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang

optimal.28

Allah Swt menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang

matang dan disertai dengan tujuan yang jelas, sebagaimana yang terdapat

dalam firman Allah Swt. dalam surat Shaad.ayat 27

☺ ☺

⌧ ⌧ ⌧

⌧ ⌧

28 Ibid. Hal. 77

Page 37: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Artinya: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu Karena mereka akan masuk neraka.”

Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dan kegunaan Allah.

Segala sesuatu telah direncanakan, tak ada sesuatupun yang tidak di

rencanakan, bahkan usia manusia juga direncanakan Allah.

Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya

memperhatikan apa yang telah dilakukan masa lalu untuk merencanakan hari

esok. Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-hasyr : 18

☺ ☺

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Pengorganisasian (Organizing)

Ajaran Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk melakukan

segala sesuatu secara terorganisasi dalam rapi, hal ini dinyatakan dalam Al-

Qur’an Surat Ash-Shaff : 4

Page 38: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

⌧ ⌦

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah melainkan

lebih menekan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.

Organisasi lebih menekankan kepada pengaturan mekanisme kerja, dalam

sebuah organisasi, tentu ada pemimpin dan bawahan.29

Kekuasaan adalah amanah, kekuasaan yang merupakan amanah adalah

peluang yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

umum. Amanah mempunyai makna keinginan untuk memenuhi sesuatu dengan

ketentuan. Secara umum amanah dari Allah Swt. kepada manusia ada dua,

yaitu ibadah dan khalifah. Dalam kehidupan, seorang muslim harus

melaksanakan segala perintah kepada Allah Swt. dan meninggalkan segala

larangan-Nya. Kepatuhan kepada Allah Swt. adalah kepatuhan yang bersifat

mutlak karena Allah Swt memang menciptakan manusia untuk mengabdi

kepada-Nya.

3. Pelaksanaan ( Actuating )

Pelaksanaan harus dilandasi koridor aturan main yang telah ditepati.

Tanpa keinginan, komitmen dan konsistensi untuk mematuhi koridor,

29 Ibid. Hal. 101

Page 39: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

perencanaan pun akan berantakan dan hanya indah diatas kertas, tanpa juga

memahami visi dan tujuan, kegiatan tidak akan pernah dapat bersinergi menjadi

rangkaian kekuatan yang penuh manfaat.30

Dalam pelaksanaan sebuah organisasi erat kaitannya dengan pimpinan

dan kepemimpinannya. Dimana ada organisasi disitu pasti ada pimpinan yang

mendapat amanah untuk mengurus urusan orang lain.

Dalam Islam seorang pimpinan harus dapat memotivasi untuk

mendorong seorang untuk bekerja. Untuk memotivasi pegawai yang tidak satu

visi dengan pihak manajemen, maka aspek jiwa dan kejujuran perlu mendapat

perhatian. Unsur-unsur yang harus dimotivasikan seorang pemimpin, yaitu:31.

Pertama, motivasi untuk meningkatkan unsur etos dan kualitas kerja.

Kedua, seorang pemimpin juga harus memotivasi unsur pengetahuan

dan keterampilan pengawainya.

Ketiga. yang perlu dimotivasi kepada seorang karyawan dalam unsur

ibadahnya, kegiatan ibadah para karyawan perlu mendapatkan prioritas utama.

Seorang yang tidak banyak ibadahnya akan cenderung lalai dalam pekerjaan.

Oleh karena itu target dalam pembinaan ibadah adalah tumbuhnya kesadaran

bahwa segala yang dilakukan dalam pekerjaan itu tak lepas dari pengawasan

Allah Swt.

30 Ibid, Manajemen Zakat, Hal.119 31 ibid, Manajemen Syari’ah dalam praktik, Hal.133

Page 40: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Keempat, yang perlu dimotivasi seorang pimpinan adalah kejujuran

untuk menumbuhkan sikap jujur ini pegawai harus diyakini bahwa dengan

kejujuran, kerja akan lebih mudah, lebih sehat, lebih baik.

4. Pengawasan (Controling )

Pengawasan sesungguhnya merupakan proses antara ma’ruf nahi

mungkar.32. dalil naqli yang menerangkan amar ma'ruf nahi munkar yang

tertera dalam al-qur'an surat at-taubah ayat 71 yang berbunyi sebagai berikut:

يـأمـرون بالـمعـروف و ينـهون عـن المنـكرArtinya:"mereka menyuruh mengerjakan yang ma'ruf, mencegah dari yang

mungkar".

Pengawasan dalam pandangan hukum Islam dilakukan untuk meluruskan

yang tak lurus, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak.

Pengawasan ( Control) dalam ajaran Islam, paling tidak terbagi dua hal

yaitu.”33.

Pertama, Kontrol yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari

tauhid dan keimanan kepada Allah Swt. Seseorang yang yakin bahwa Allah

pasti mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati, sebagaimana

dalam Al-Qur’an surah Al- Mujadalah :7

32 Ibid. Manajemen Zakat, Hal.140 33 Ibid. Manejemen Syari’ah dalam Praktek, hal.156

Page 41: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

☺ ⌧ ☺

Artinya; “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Kedua. Pengawasan yang berasal dari luar diri sendiri, sistem

pengawasan dapat berdiri atas mekanisme pengawasan dari pimpinan yang

berkaitan dengan penyelesaian tugas dan perencanaan tugas dan lain-lain.

Pengawasan yang baik adalah pengawasan yang telah built-in ketika

menyusun sebuah program, harus sudah ada unsur kontrol didalamnya.

Tujuannya adalah agar seorang yang melakukan sebuah pekerjaan merasa

bahwa pekerjaannya itu diperhatikan oleh atasan. Oleh karena itu, pengawasan

terbaik adalah yang di bangun dari dalam diri orang yang di awasi dan dari

sistem pengawasan yang baik.

E. Manajemen Keuangan Organisasi Pengelola Zakat

Page 42: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Organisasi Pengelola Zakat ( OPZ ) memiliki dua “jiwa” sekaligus; jiwa

Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) dan jiwa Lembaga Keuangan Syari'ah

(LKS). Sebagai lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi pengelola zakat adalah

lembaga pemberdayaan yang mempunyai tujuan besar yaitu merubah keadaan

sebagai mustahiq menjadi muzakki. Dalam peranan ini, organisasi pengelola

zakat harus paham, peka, serta menyatu dengan masyarakat dan lingkungannya,

terutama yang berada di wilayah kerjanya. Organisasi pengelola zakat harus tahu

persis kondisi relijius, sosial, budaya, maupun ekonomi masyarakat pemahaman

yang menyeluruh dan mendalam akan membantu organisasi pengelola zakat

dalam mengembangkan program-program yang dapat menyelesaikan

problematika secara menyeluruh pula.34

Di sisi lain, organisasi pengelola zakat adalah lembaga keuangan syari'ah

karena menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat berupa

zakat, infak, shadaqah, atau dana lainnya. Pada umumnya dana yang diterima

organisasi pengelola zakat tidak terlepas dari realisasi keimanan seseorang

terhadap syari'ah Islam. Oleh karena itu, organisasi pengelola zakat harus dapat

mengelola dana yang dihimpun sesuai ketentuan syar'i dan mengoptimalkannya.

Organisasi pengelola zakat harus dapat membuktikan bahwa dana berupa zakat,

infak atau shadaqah apabila dikelola dengan benar dan baik dapat menyelesaikan

34 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawam, Akuntansi &Manajemen Keuangan Untuk

Organisasi Pengelola Zakat, ( Jakarta : Institut Manajemen Zakat, 2001), hal. 73.

Page 43: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

permasalahan ekonomi masyarakat bahkan Negara sebagaimana yang terjadi pada

masa khulafaurrasyidin.35

Hal tersebut di atas, bagi organisasi pengelola zakat tidak mungkin

mencapainya tanpa adanya profesionalitas dalam pengelolaannya. Salah satu

wujud profesionalitas adalah adanya manajemen yang sehat dalam segala sisi,

baik itu sumber daya manusia, perencanaan strategis, operasional, maupun

keuangan.

1. Pengertian Manajemen Keuangan Organisasi Pengelola Zakat

Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan pengertian

manajemen keuangan secara konvensional dan syari’ah, yaitu segala kegiatan

yang menyangkut perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan

secara efektif dan efisien.

Adapun Manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat tidak

diukur semata-mata dari efisiensi dan efektifitas, melainkan diukur juga dari

sejauh mana kesesuaian dengan syari'ah. Oleh karena itu, yang dimaksud

dengan manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat tidak persis

sama dengan pengertian manajemen keuangan konvensional. Hertanto

Widodo dan Teten Kustiawan mengutarakan bahwa Pengertian manajemen

keuangan dalam organisasi pengelola zakat adalah perencanaan, pengelolaan,

35 Ibid, h.74.

Page 44: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

dan pengendalian dana untuk memenuhi ketentuan syari'ah dan pembatasan

dari donatur serta terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana.36

2. Ruang lingkupnya

Ditinjau dari aliran dana, tugas pokok organisasi pengelola zakat adalah

penghimpun dan penyalur dana zakat. Penghimpun artinya menerima dana

dari muzakki atau donator dan penyalur artinya menyalurkan dana kepada

mustahiq. Dari tugas pokok dan dikaitkan dengan pengertian di atas, maka

ruang lingkup manajemen keuangan dalam organisasi pengelola zakat

mencakup perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas penghimpunan,

penyaluran dan saldo dana. Dengan demikian organisasi pengelola zakat

dalam mengelola keuangannya harus melakukan fungsi-fungsi manajemen

dengan ruang lingkup sebagai berikut 37:

1. Membuat perencanaan atau menyusun rencana kegiatan dan anggaran

tahunan (RKAT) atau budgeting yang meliputi beberapa dana yang

diharapkan terhimpun beserta sumber dan strategi memperolehnya. Berapa

jumlah dana yang akan disalurkan dan jumlah orang/lembaga yang akan

menerimanya, serta saldo dana minimum yang harus tersedia sebagai

cadangan untuk paling tidak setiap bulannya.

2. Membuat panduan berupa kebijakan umum dan petunjuk teknis terkait

dengan pengelolaan dana yang akan dilaksanakan dilembaga. Panduan ini

harus mencakup penghimpunan, penyaluran dan saldo dana.

36 Ibid, h.75 37 Ibid, h.76.

Page 45: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

3. Melakukan pengendalian dalam penghimpunan yang memadai diharapkan

syari'ah terlaksana dengan baik, pembatasan dari Muzakki / donator

terpenuhi, dan terwujudnya efisiensi dan efektifitas dana.

Dari tiga hal tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan agar

tercapainya sebuah pengelolaan keuangan yang baik dan transparan bagi

organisasi pengelola zakat diperlukan suatu perencanaan yang matang dan

sistematis dan panduan kebijakan umum dan teknis terkait pengelolaan dana

berikut pengendaliannya secara syari’ah demi terwujudnya efisiensi dan

efektifitas dana.

Page 46: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

BAB III

Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat

Al-Azhar "Peduli Ummat"

A. Latar Belakang Berdirinya

Lembaga Amil Zakat ( LAZ ) Al-Azhar “Peduli Ummat” merupakan bagian

dari struktur organisasi Yayasan Pesantren Islam ( YPI ) Al-Azhar, dimana

kedudukannya berada di bawah majelis ekonomi. Secara struktural, lembaga ini

tidak berdiri secara independen melainkan masih memiliki keterkaitan dengan

organisasi YPI Al-Azhar namun dalam hal manajemennya LAZ Al-Azhar berdiri

secara independen.

Meskipun YPI Al-Azhar sudah berdiri sejak setengah abad lebih yang silam,

yakni pada tanggal 7 April 195238, namun lembaga ini merupakan lembaga yang

baru didirikan oleh YPI Al-Azhar pada tanggal 1 Desember 200439, jadi lembaga

ini baru berjalan sekitar enam ( 6 ) bulan lebih pada saat penulis melakukan

penelitian di dalamnya.

38 Badruzzaman Busyairi, Setengah abad Al-Azhar, 7 April 1952-7 April 2002, (Jakarta :),

h. 19 39 M. Anwar Sani, Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar, Wawancara Pribadi, Kebayoran, 1

Juli 2005

Page 47: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Ide pendirian LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” dilatar belakangi oleh adanya

kegiatan pengumpulan zakat di lingkungan YP1 Al-Azhar, yang pada awalnya

dilakukan oleh pengurus Masjid Agung Al-Azhar. Dikatakan bahwa selama tiga

tahun saja ( 1993, 1994, 1995 ) hampir 21.000 jiwa menyerahkan fitrahnya

melalui masjid Agung Al-Azhar untuk dibagikan kepada fakir miskin dan orang-

orang lain yang berhak menerimanya, atau setiap tahunnya rata-rata sekitar 7000

jiwa datang menyerahkan zakat fltrahnya. Ini tidak termasuk kaum muslimin yang

menyerahkan fidyah sebagai pengganti puasa bagi yang berhalangan

secara syar’i serta menyerahkan zakat maal.40

Sebelum pendirian lembaga ini, kondisi tersebut diatas belum mengalami

perubahan yang signifikan dalam arti bahwa kegiatan pengumpulan dana zakat

dan non zakat di lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar masih dilakukan

dengan cara-cara tradisional ( secara kepanitiaan ) dan hanya pada waktu-waktu

tertentu, khususnya dalam bulan suci Ramadhan. Bahkan dengan kondisi

lingkungan yayasan.

Pesantren Islam Al-Azhar yang semakin berkembang, kepanitiaan dalam

pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah khususnya, dilakukan juga di unit-

unit organisasi Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar lain di luar kepengurusan

masjid, seperti pada sekolah-sekolah di lingkungan Al-Azhar yang saat ini telah

tersebar ke berbagai propinsi.41

40 Proposal Pembentukan LAZ Al-Azhar, h. 12 41 Ibid, h, 13.

Page 48: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Melihat kondisi di atas, maka mulailah timbul pemikiran di benak para

pengurus Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar untuk melakukan reorganisasi

pengelolaan zakat di lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar derngan

membentuk sebuah Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang terintegrasi, terpusat dan

berskala nasional, Sehubungan dengan berlakunya keputusan Menteri Agama RI

No. 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.38 Tahun 1999

tentang Pengelolan Zakat (UUPZ).42

Pada tanggal 24 Juni 2004, pengurus Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar

secara resmi memberikan mandat kepada Tim Pembentukan Lembaga Amil Zakat

untuk mempersiapkan pembentukan sebuah lembaga amil zakat di lingkungan

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Keanggotaan tim terdiri dari wakil sekretariat

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Majlis Dakwah, Majelis ekonomi, Jam'iyyah,

KBH, dan wakil dari kalangan profesional. Sebagai langkah persiapan, tim

melakukan serangkaian pertemuan dengan nara sumber dari Dompet Dhuafa

Republika dan Direktur Zakat Departemen Agama RI.43

Para pengurus berharap Pembentukan Lembaga Amil Zakat ( LAZ ) ini

akan menjadi milestone yang menandai adanya suatu kemajuan dan babak baru

dalam sejarah perkembangan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Dan melalui

wadah LAZ berskala nasional ini, pengelolaan dana zakat dan non zakat akan

dapat dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab serta memungkinkan

42 Ibid, h.1 43 Ibid

Page 49: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

diaktifkannya berbagai program/kegiatan YPI Al-Azhar secara terintegrasi dan

berkesinambungan.44

B. Visi-misi dan Arah tujuannya

Kemiskinan sebagai satu budaya, mengindikasikan semangat masyarakat

dalam bekerja sehingga kehidupan bersifat statis, terbelakang dan berdiam diri

menerima kenyataan. Keengganan berusaha adalah sifat penganiayaan terhadap

diri sendiri, sedangkan ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan pihak

lain yang menginginkan untuk menguasai sumber-sumber devisa atau dalam

istilahnya, kemiskinan struktural.45

Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan Allah

SWT mewajibkan kepada umat Islam untuk menyisihkan sebagian harta mereka

berupa zakat guna mensucikan harta mereka. Di mana zakat tersebut selain

berfungsi sebagai realisasi ibadah kepada Allah SWT serta sebagai pembersih

harta dan jiwa bagi pemberinya. Agar tercapainya upaya pengentasan kemiskinan

diperlukan suatu institusi pengelola zakat yang akuntabel, transparan dan amanah

dalam pengelolaan dana-dana zakat.

Dalam tingkatan dan bentuk jabatan apapun, Islam selalu menganjurkan

untuk tetap berlaku amanah dan bertanggung jawab terhadap setiap kepercayaan

yang diberikan orang lain kepada diri kita selaku ummat Islam. Barang siapa yang

44 Ibid, h.3 45 Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996), h. 450

Page 50: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

telah berani melanggar amanah yang diberikan kepadanya maka ia termasuk

dalam golongan orang-orang munafik Hal ini terlihat jelas dalam hadits

Rasulullah Saw yang artinya “Tiga ciri orang munafik yaitu : jika berbicara

berdusta, jika diberi amanat berkhianat, dan jika berjanji ingkar”.

LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” yang berlandaskan Al-Qur'an dan Al-

Hadits dalam sistem operasionalnya, bertekad selalu menjaga amanah dan

bertanggung jawab penuh dalam hal pengelolaan zakat demi terselenggaranya

berbagai program pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini tertuang dalam visinya

yaitu “Menjadi Institusi Pengelola Zakat yang amanah dalam

menyelenggarakan berbagai program pemberdayaan ekonomi umat.”46

Adapun misi LAZ Al-Azhar selalu berupaya memberikan motivasi kepada

segenap lapisan masyarakat agar terbuka kesadaran mereka untuk menyisihkan

sebagian harta mereka sebagai zakat dan non zakat (infak dan shodaqah), lalu

dana-dana yang telah dikumpulkan tersebut dikelola secara professional dan

transparan agar dana-dana trersebut dapat dimanfaatkan dan disalurkan kepada

mereka yang berhak menerimanya dan tepat sasaran.47

Sebagai misinya yang lain, LAZ Al-Azhar juga melayani dengan setia

kepentingan para muzakki dan mustahiq.48 Untuk hal ini, penulis melihat sendiri

secara langsung bagaimana cara pelayanan para amilnya. Dengan begitu

banyaknya para mustahiq yang datang setiap harinya, mereka melayaninya

46 Ibid, h.2 47 Profil LAZ Al-Azhar, h.2 48 Ibid, h.2

Page 51: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

dengan penuh perhatian dan sabar. Juga termasuk dalam misi LAZ Al-Azhar,

yaitu penyelenggaraan berbagai program kemaslahatan umat dan pemberdayaan

ekonomi umat. Salah satu contoh program kemaslahatan umat ialah dengan

memberikan pelayanan jenazah secara gratis bagi kaum dhuafa, mulai dari

memandikan, mengkafani, mensholatkan serta mengantarkan jenazah sampai ke

pemakaman. Sedangkan dalam pemberdayaan ekonomi umat, LAZ Al-Azhar

memberikan modal usaha dan mengadakan training keterampilan kepada para

mustahiq.49

LAZ Al-Azhar berupaya mengarahkan institusi ini agar menjadi sarana

penghubung formal antara pihak muzakki dan mustahiq berdasarkan tuntunan

agama dan peraturan pemerintah, menjadi sarana penghimpun dana masyarakat

untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan umat,

sebagai fasilitator yang memotivasi berbagai kalangan masyarakat untuk berzakat

baik perorangan maupun badan hukum atau usaha, juga sebagai sarana untuk

meningkatkan peran serta YPI Al-Azhar di bidang kesejahteraan masyarakat dan

yang terakhir sebagai sarana untuk lebih meningkatkan citra YPI Al-Azhar di

masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi umat.50

C. Lingkup Kegiatannya

Sebagai sebuah institusi berskala nasional, ruang lingkup kegiatan LAZ Al

Azhar meiiputi berbagai kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan di

49 Ibid, h.2 50 Proposal Pembentukan LAZ Al-Azhar, Op.Cit, h.22

Page 52: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

lingkungan YPI Al-Azhar yang mencakup 2 ( dua ) kegiatan pokok, yaitu

kegiatan pengumpulan dan pendayagunaan zakat dan non zakat.51

Untuk menjamin efektifitas kegiatan pengumpulan zakat, LAZ “Al-Azhar

Peduli Ummat” membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di setiap komponen

YPI Al-Azhar dan membuka rekening pada bank-bank syariah yang telah

menjalin kerja sama dengan LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat”. Dengan Demikian,

pembayaran zakat dapat dilakukan melalui UPZ-UPZ di lingkungan YPI Al-

Azhar atau lansung melalui rekening LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat” pada bank-

bank syariah yang telah ditetapkan.52 Sesuai dengan ketentuan dalam UUPZ,

lingkup kewenangan pengumpulan zakat meliputi zakat maal / harta, zakat fitrah,

infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat. Muzakki melakukan

perhitungan sendiri zakat harta masing-masing berdasarkan hukum agama. Untuk

memudahkan perhitungan zakat, Depertemen Agama RI menerbitkan Pedoman

Menghitung Zakat Sendiri. Dalam hal muzakki tidak dapat menghitung sendiri

kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan kepada petugas UPZ di

lingkungan YPI Al-Azhar karena LAZ Al-Azhar membuka layanan konsultasi

zakat. Dana zakat dan non zakat dikumpulkan, dalam hal pendayagunaanya, LAZ

Al-Azhar berpedoman pada UUPZ bab V pasal 16 & pasal 17 dan keputusan

Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 bab V pasal 28 tentang persyaratan

pendayagunaan dimana dana tersebut didayagunakan untuk mustahiq sesuai

51 Profil LAZ Al-Azhar, op.cit, h. 8 52 Wawancara Pribadi Op.Cit,

Page 53: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

ketentuan agama dan didasarkan pada skala prioritas kebutuhan masing-masing

mustahiq dan dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.53

Menurut penulis, yang paling menarik dari lingkup kegiatan LAZ Al-Azhar

ialah langkah terobosan barunya dengan memberikan fasilitas bagi para

muzakkinya yang telah menyetorkan zakat mereka, bahwa zakat mereka dapat

mengurangi penghasilan kena pajak mereka.

D. Program-programnya

Program LAZ “Al-Azhar Peduli ummat” terdiri atas 4 (empat) bidang

kegiatan, yaitu Bidang Dakwah dan Pendidikan, Sosial dan Kemaslahatan Umat

serta pemberdayaan ekonomi umat. Realisasi setiap program di sesuaikan dengan

ketersediaan dana zakat dan non-zakat berdasarkan skala prioritas yang telah

ditetapkan oleh badan Pelaksana LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat”.54

Di bidang dakwah, LAZ Al-Azhar mencanangkan programnya dengan

melalui pemberdayaan organisasi / lembaga dakwah, baik internal maupun

eksternal YPI Al-Azhar, menerbitkan publikasi dakwah, paket dakwah, buletin

dakwah, memberikan bantuan serta pemberdayaan masjid dan mushalla,

memberikan bantuan biaya perjalanan haji/umroh untuk dhuafa, mengadakan

majlis ta'lim dan dakwah ke desa tertinggal dan membina ummat muslim yang

berada di daerah pedalaman.

53. Ibid., h. 12. 54 Ibid., h. 15-16

Page 54: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Dalam hal pendidikan, programnya ditujukan untuk memberikan bea siswa

bagi anak berprestasi, guru berprestasi, kepala sekolah berprestasi, lalu

memberikan bantuan kepada lembaga / instansi penyelenggara pendidikan, biaya

penelitian untuk meningkatkan kualitas anak didik, guru, kepala sekolah dan

biaya untuk pengembangan perpustakaan sekolah dan ruang laboratoriumnya.

Dan juga untuk pembangunan sekolah/madrasah/pesantren dan sebagainya.

Adapun di bidang sosial, LAZ Al-Azhar memfokuskan dalam hal

memberikan bantuan korban bencana alam (banjir, gempa bumi, tanah longsor

dsb), korban kebakaran, ledakan bom, korban kerusuhan, membantu anak

terlantar / yatim, khitanan massal, pernikahan massal, membantu orang tua /

jompo, membantu pengobatan kaum dhuafa, menyelenggarakan jenazah untuk

dhuafa, membangun panti asuhan, panti jompo, serta membantu perkara-perkara

hukum untuk dhuafa.

Terakhir, di bidang kemashlahatan umat LAZ Al-Azhar memberikan

pelayanan di bidang kesehatan dan lingkungan hidup seperti layanan klinik

berjalan dan toko obat / apotik, lalu memberdayakan ekonomi umat seperti

memberikan modal untuk pedagang kecil dan desa binaan, serta membuka

lapangan kerja seperti kegiatan padat karya dalam pembuatan jalan desa, gorong,

sumber air bersih, dan MCK, dan yang terakhir mengembangkan unit pelayanan

jenazah di daerah-daerah dan sebagainya.

Page 55: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

BAB IV

Manajemen Keuangan LAZ Al-Azhar "Peduli Ummat'

dalam Pandangan Ekonomi Islam

LAZ Al-Azhar “Peduli Ummat” sebagai sebuah organisasi pengelola zakat

berskala nasional, bercita-cita ingin meningkatkan kesejahteraan ummat melalui

berbagai program pemberdayaan ekonomi umat dari hasil dana-dana zakat, infaq dan

shadaqah yang telah dihimpun oleh para amilnya. Cita-cita ini tak akan mudah

terwujud tanpa didukung oleh manajemen yang apik dan rapi dari berbagai aspeknya,

salah satunya ialah aspek manajemen keuangan.

Pada bagian ini penulis berusaha mengupas sejauh mana LAZ Al-Azhar “Peduli

Ummat” mengelola keuangannya serta bagaimana pandangan ekonomi Islam

terhadap pengelolaannya tersebut.

A. Perencanaan Keuangan LAZ Al-Azhar

Planning, organizing, directing dan controlling adalah empat fungsi

manajemen yang paling umum dikenal. Empat fungsi ini dapat difahami sebagai

suatu urutan atau prioritas serta adanya keterkaitan yang kuat antara satu fungsi

dengan fungsi yang lainnya. Dengan demikian, perencanaan ( Planning ) sebagai

Page 56: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

fungsi pertama merupakan prioritas utama untuk dijalankan dan akan

mempengaruhi fungsi-fungsi lainnya. Oleh karena itu, perencanaan keuangan

akan dibahas terlebih dahulu sebelum membahas fungsi lainnya.

Perencanaan keuangan pada umumnya diwujudkan dalam bentuk anggaran

(Budget). Di Indonesia membuat anggaran belum umum dilakukan oleh

organisasi pengelola zakat. Memahami demikian pentingnya anggaran bagi suatu

organisasi-apapun nama dan bentuknya, maka sudah seharusnya organisasi

pengelola zakat pun membiasakan membuat perencanaan keuangan dalam bentuk

anggaran.55

Hertanto Widodo & Teten Kustiawan menjelaskan bahwa anggaran adalah

suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan

organisasi yang dinyatakan dalam unit ( kesatuan ) moneter dan berlaku untuk

jangka waktu ( periode ) tertentu yang akan datang. Anggaran merupakan rencana

manajemen dengan asumsi langkah-langkah positif akan diambil oleh pelaksana

anggaran demi terealisasinya rencana yang telah disusun.56

Untuk pengelola zakat, anggaran yang paling penting terkait dengan

pengelolaan keuangan adalah anggaran kas. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan bahwa tugas pokok pengelola zakat ditinjau dari aliran dana adalah

penghimpun dan penyalur dana. Untuk hal ini, Hertanto Widodo & Teten

Kustiawan membagi anggaran kas pengelola zakat ke dalam dua hal, yaitu

55 Hertanto Widodo & Teten Kustiawan, Akuntansi & Manajemen Keuangan Untuk

Organisasi Pengelola Zakat, ( Jakarta : Institut Manajemen Zakat, 2001 ), h. 77 56 Ibid., h. 78.

Page 57: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

anggaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shadaqah dan anggaran

penyalurannya.57

Anggaran penghimpunan adalah proyeksi jumlah kas yang akan diterima

berasal dari zakat, infak dan shadaqah dan sumber dana lainnya. Adapun

anggaran penyaluran adalah estimasi penyaluran dana untuk para mustahiq dalam

berbagai bentuk program serta biaya operasional pengelola zakat.58

Dalam hal ini, agar tercapainya suatu target yang telah ditetapkan maka

sebuah organisasi pengelola zakat mesti memproyeksikan berapa jumlah kas yang

akan mereka terima dari para muzakki yang menyetorkan zakat, infaq dan

shadaqah dalam jangka waktu tertentu serta memproyeksikan penyaluran

dananya. Berdasarkan data yang diterima oleh penulis, bahwa LAZ Al-Azhar

dalam memproyeksikan anggaran kasnya baik penghimpunan dana maupun

penyalurannya untuk periode 2005-2006 ialah sebagai berikut;

Perhitungan alokasi dana untuk masing-masing bidang sasaran

Zakat Infaq & Shadaqah

Dana kemanusiaan dan Sponsorship

Jumlah

Anggaran dann yang akan di salurkan

Rp.890.000 Rp.81.000 Rp.1.011.000 Rp.2.012000

Anggaran Dana pengelolaan

Rp.111.250 Rp

9.000 Rp.30.000 Rp.150.250

Anggaran dana yang tersedia untuk 4 bidang sasaran

Rp.778.750

Rp.81.000

Rp.1.011.000

Rp.1.900.750

Pendidikan Rp.66.000 Rp.72.700 Rp.138.7000

57 Ibid., h. 79. 58 Ibid., h. 79.

Page 58: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

dan Dakwah Sosial Rp.31.000 Rp.980.000 Rp.1.011.000 Kemaslahatan Umat

Rp.162.000 Rp.162.000

Pemberdayaan Ekonomi

Rp.36.500 Rp.36.500

Dengan melihat perencanaan keuangan diatas LAZ Al-Azhar merencanakan

keuangannya menggunakan metode A Posteriori yaitu sebuah metode penyusunan

anggaran dengan cara menetapkan estimasi penyaluran terlebih dahulu baru

setelah itu ditetapkan target penghimpunan dengan mengacu pada estimasi

penyaluran yang telah ditetapkan59, nampak bahwa LAZ Al-Azhar berupaya

menargetkan penghimpunan dan penyaluran dana ZlS-nya sebesar

Rp.980.000.000,00 ( sembilan ratus delapan puluh juta rupiah ) selama periode

2005-2006. Dimana dana-dana tersebut akan dialokasikan untuk empat bidang

sasaran, yaitu pendidikan & dakwah, sosial, kemaslahatan umat dan pemberdayan

ekonomi umat.

B. Pengelolaan Keuangan LAZ Al-Azhar

Berdasarkan Undang-undang Tentang Pengelolaan Zakat ( UUPZ ) bab I

pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan pengelolaan zakat ialah kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Mengacu pada pengertian di atas, dalam bagian ini penulis perlu membatasi

lingkup pembahasan pengelolaan keuangan hanya pada kegiatan

pengorganisasian dan pelaksanaan terhadap dana yang dikelola baik itu berupa

59 Ibid., h. 79.

Page 59: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

kas maupun non kas, karena kegiatan perencanaan keuangan telah dibahas

sebelumnya sedangkan kegiatan pengendalian dan pengawasannya akan dibahas

setelah bagian ini.

Menurut Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan bahwa pengelolaan

keuangan harus diwujudkan dalam suatu panduan baik berupa kebijakan umum

maupun pedoman teknis. Panduan merupakan acuan atau standar yang digunakan

dalam menerima, mencatat, menyimpan, menyalurkan, dan

mempertanggungjawabkan dana. Panduan ini meliputi penghimpunan,

penyaluran, dan saldo dana.60

1. Penghimpunan Dana

Panduan dalam penghimpunan dana mencakup tentang jenis dana dan

cara menerimanya. Organisasi pengelola zakat harus menetapkan jenis dana

yang akan diterima sebagai sumber dana.61

Sesuai ketentuan UUPZ bab IV pasal 13, menyatakan jenis dana yang

dapat dihimpun oleh organisasi pengelola zakat tidak terbatas hanya zakat.

Dana-dana seperti infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan kafarat boleh

dihimpun oleh organisasi pengelola zakat.

Setiap jenis dana memiliki karakteristik sumber dan konsekuensi

pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat, hal ini dapat

berupa ketentuan syari'ah, ketentuan peraturan perundang-undangan, atau

60 Ibid., h. 80 61 Ibid

Page 60: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

pembatasan yang berasal dari muzakki/dermawan. Contoh karakteristik

sumber dan pembatasan yang harus dipenuhi oleh organisasi pengelola zakat

ialah dalam hal zakat fltrah. Zakat fltrah adalah kewajiban yang dikenakan

kepada setiap muslim yang mempunyai kelebihan makanan untuk satu hari di

akhir bulan Ramadhan dan harus diberikan kepada mustahiq sebelum shalat

‘Idul Fitri dimulai. Contoh lain adalah shadaqah dengan syarat tertentu. Para

dermawan lazim memberikan shadaqah dengan pembatasan tertentu dalam

penggunaannya, misalkan untuk bea siswa yatim piatu. Terhadap hal ini maka

merupakan kewajiban pengelola zakat untuk menyalurkan shadaqah tersebut

sebagaimana disyaratkan oleh pemberi dana.62

Penulis melihat bahwa Organisasi Pengelola Zakat mesti

mempertimbangkan karakteristik sumber dan pembatasan-pembatasan seperti

di atas dan harus menetapkan jenis dana yang akan diterima sesuai dengan

kemampuan untuk memenuhi pembatasan yang melekat pada dana yang akan

diterimanya.

Selain jenis dana, panduan yang harus dibuat terkait dengan

penghimpunan adalah cara penerimaan dana.63 Penentuan cara penerimaan

dana akan berpengaruh signifikan terhadap efektifitas penghimpunan dana

serta berpengaruh juga terhadap biaya penghimpunan dana karena setiap cara

penerimaan dana membutuhkan sarana/alat dan pengendalian yang berbeda.

62 Ibid, h.81 63 Ibid, h.82

Page 61: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Ada tiga cara dana diterima; melalui rekening di bank, counter, atau

“jemput bola”. Termasuk dalam cara dana diterima adalah pilihan tempat dari

masing-masing cara tersebut. Artinya di bank mana membuka rekening, di

lokasi mana membuka counter, atau wilayah mana saja yang akan dilayani

dengan “jemput bola” merupakan bagian dari cara dana diterima. Organisasi

pengelola zakat dapat saja memilih salah satu, dua, atau menggunakan tiga

cara sekaligus. Pemilihan cara Penerimaan dana harus disesuaikan dengan

tempat kedudukan organisasi dan target muzakki/dermawan guna kemudahan

akses dari keduanya.64

Dalam hal ini, LAZ Al-Azhar menetapkan dalam penghimpunan sumber

dananya mengikuti ketentuan UUPZ yaitu zakat maal ( harta ), infaq,

shadaqah, hibah, wasiat, wans, dan kafarat.65

Untuk memudahkan proses penghimpunannya agar lebih efektif dan

efisien, LAZ Al-Azhar membentuk Unit Pengumpul Zakat ( UPZ ) disetiap

komponen Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Melalui UPZ-UPZ di

lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar inilah, para muzakki atau para

dermawan dapat menyetorkan kewajiban mereka berupa zakat, infaq, dan

shadaqah sesuai ketentuan yang berlaku baik syari'ah maupun peraturan

pemerintah.

64 Ibid 65 M. Hasjim, Mengenal Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat, (Jakarta : Mustari,

2005 ), h.9

Page 62: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Juga, LAZ Al-Azhar menjalin kerja sama dengan pihak Bank Mu'amalat

Indonesia dalam hal penghimpunan dana bagi para muzakki dan para

dermawan yang ingin menyetorkan dana zakat, infaq, dan shadaqah mereka

melalui rekening zakat No.301.00009.10.66

Selain itu, LAZ Al-Azhar melakukan sistem "jemput bola" dalam

menghimpun sumber dananya dengan cara mengirimkan brosur-brosur info

menunaikan zakat ke berbagai perusahaan, dimana di dalam brosur tersebut

dilampiri formulir kesediaan untuk menjadi donatur ( muzakki ) dan juga

mendirikan stand di lingkungan Masjid PT.Indomobil sebagaimana penulis

ketahui sendiri pada hari jum'at, 1 Juli 2005.

Ditinjau dari kegiatan penghimpunan sumber dana, terlihat LAZ Azhar

menggunakan tiga cara sekaligus dalam penerimaan sumber dananya. Seperti

membuka rekening pada Bank Mu'amalat Indonesia, mendirikan counter

berupa Unit Pengumpul Zakat di setiap komponen Yayasan Pesantren Islam

Al-Azhar, dan sistem “jemput bola” dengan cara mengirimkan brosur-brosur

info zakat ke berbagai perusahaan.

Adapun pedoman teknis yang dilakukan LAZ Al-Azhar dalam

penghimpunan sumber dananya ialah dengan memberlakukan prosedur

berikut ini67:

66 Brosur Info LAZ Al-Azhar Peduli Ummat 67 M. Hasjim, op.cit., h.l 1

Page 63: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1) Muzakki perorangan atau badan menghitung kewajiban zakat sendiri.

2) Muzakki badan atau perorangan memutuskan untuk menyetorkan zakat

melalui LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat”

3) UPZ di lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar melayani muzakki

dan memproses setoran zakat muzakki bersangkutan

4) Petugas Bank yang ditunjuk oleh LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat”

memproses setoran zakat, jika muzakki menyetorkan zakatnya melalui

Bank.

5) Muzakki perorangan atau badan menerima bukti setoran zakat yang dapat

digunakan sebagai bukti pengurang penghasilan kena pajak. Muzakki

menerima Nomor Pokok Wajib Zakat ( NPWZ).

6) Muzakki perorangan atau badan dicatat dalam basis data.

2. Penyaluran Dana

Penyaluran dana memerlukan panduan yang lebih luas dibandingkan

penghimpunan dana. Panduan dalam penyaluran dana setidaknya mencakup

penerima dana, ruang lingkup bidang sasaran, sifat penyaluran, prosedur

pengeluaran dana dan pertanggungjawaban atas penggunaan dana.68

a. Penerima dana

Dalam menetapkan siapa-siapa yang berhak menerima dana zakat,

infaq, dan shadaqah, LAZ Al-Azhar berpedoman pada Al-Qur'an surat At-

68 Hertanto Widodo & Teten Kustiawan, loc.cit., h. 82

Page 64: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Taubah ayat 60. kedelapan golongan tersebut yaitu fakir, miskin, amil,

muallaf, riqab, ghorimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.69

Dari jumlah keseluruhan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang telah

dihimpun, LAZ Al-Azhar mendistribusikannya kepada delapan golongan,

dengan pembagian sebagai berikut;70

Fakir + Miskin + Riqab + Gharimin dialokasikan sebanyak 60%

Fi sabilillah + Ibnu sabil + Muallaf dialokasikan sebanyak 27,5%

Amilin dialokasikan sebanyak 12,5%

b. Ruang lingkup bidang sasaran

Aspek dalam kehidupan manusia semakin hari semakin beragam.

Aspek kehidupan ini bisa kita lihat dalam banyak bentuk, mulai dari

ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dakwah, pendidikan, kesehatan,

lingkungan sampai hak asasi manusia ( HAM ). Dalam setiap aspek

tersebut akan kita dapati orang-orang yang tergolong dalam golongan

mustahiq. Atau kita lihat dari sisi mustahiq akan kita temukan

permasalahan-permasalahan dalam aspek-aspek tersebut pada diri mereka.

Aspek-aspek kehidupan ini merupakan bidang sasaran yang dapat dipilih

dalam penyaluran dana oleh organisasi pengelola zakat.71

69 M. Anwar Sani, Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar, Wawancara Pribadi, Kebayoran, 1 Juli

2005 70 Rencana Kerja LAZ Al-Azhar 2005-2006 71 Ibid, h. 84

Page 65: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Menurut Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan untuk menentukan bidang sasaran yaitu :

1. Kebutuhan riil para penerima dana. Penetapan bidang sasaran harus

sesuai dengan kebutuhan riil para penerima dana yang ada di wilayah

kerja pengelola zakat masing-masing. Pengguliran program dalam

bidang sasaran yang sesuai kebutuhan penerima dana akan

menumbuhkan rasa memiliki pada diri mereka terhadap program

tersebut.

2. Skala prioritas permasalahan. Kebutuhan riil para penerima sangat

mungkin tidak terbatas. Jika terjadi hal demikian, maka sudah

seharusnya di buat skala prioritas dalam permasalahan yang ada.

Sehingga, walaupun memerlukan waktu yang panjang karena bertahap

namun ada penyelesaian masalah yang jelas yang dilakukan.

3. Kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia. Sebagaimana

diuraikan di atas pemilihan bidang sasaran sangat terkait dengan

tersedianya sumber dana dan sumber daya manusia. Keterbatasan

dalam dua sumber ini hanya dapat diatasi dengan adanya sinergi atau

alinsi strategis antara organisasi-organisasi pengelola zakat yang ada

di wilayah yang sama atau dengan organisasi pengelola zakat yang

cakupan wilayah kerjanya lebih luas.72

72 ibid., h. 85

Page 66: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Dalam penyaluran dana-dana zakat, infaq, dan shadaqah ini, bidang

sasaran yang dituju oleh LAZ Al-Azhar adalah aspek pendidikan dan

dakwah, aspek sosial, aspek kesehatan dan lingkungan hidup, serta aspek

pemberdayaan ekonomi umat.73

Merujuk pada data yang diperoleh penulis, dari aspek sosial, dana

yang telah tersalurkan oleh LAZ Al-Azhar seperti bantuan korban gempa

tsunami yang terjadi di Aceh pada beberapa bulan yang lalu, membantu

penderita busung lapar di NTB serta menyelenggarakan sunatan massal

untuk anak-anak Teluk Buyat.74 Dari aspek pendidikan dan dakwah dana

telah tersalurkan untuk membantu pembangunan beberapa pesantren,

masjid dan mushalla di daerah-daerah serta pengembangan dakwah di

Sumatera Barat. Selengkapnya, untuk mengetahui jumlah dana yang telah

disalurkan oleh LAZ Al-Azhar dalam bentuk bantuan di berbagai aspek

ini. Penulis akan menyajikannya secara tersendiri pada pembahasan neraca

laporan keuangan lembaga ini.

c. Bentuk dan sifat penyaluran

Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan membedakan penyaluran

zakat ke dalam dua bentuk; yakni bantuan sesaat dan pemberdayaan.

Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat hanya diberikan kepada

73 Proposal pembentukan LAZ Al-Azhar, h. 23-24 74 Dialog Jum'at,Harian Umum Republika, 1 Juli 2005, h. 13

Page 67: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

seseorang satu kali atau sesaat saja. Bantuan sesaat dalam hal ini berarti

bahwa penyaluran kepada mustahiq tidak disertai target terjadinya

kemandirian ekonomi ( pemberdayaan ) dalam diri si mustahiq. Hal ini

dilakukan karena mustahiq yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri

seperti pada diri para orang tua yang sudah jompo, orang dewasa yang

cacat yang tidak memungkinkan ia mandiri, atau orang-orang gila.75

Selanjutnya yang dikatakan pemberdayaan adalah penyaluran zakat

atau dana lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima ( lebih

dikhususkan kepada golongan fakir-miskin ) dari kondisi kategori

mustahiq menjadi kategori muzakki.76 Target ini adalah target besar yang

tidak dapat dicapai dengan mudah dalam waktu yang singkat. Untuk itu,

penyaluran zakat harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap

permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahan adalah

kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga kita

dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah

dicanangkan.

LAZ Al-Azhar dalam upaya pemanfaatan dan penggunaan sumber

dananya, telah merumuskan berbagai bentuk/wujud penyaluran dana-dana

75 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, loc.cit., h. 85 76 Ibid., h. 86

Page 68: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

ZlS-nya. Sesuai data yang diperoleh penulis, berikut ini berbagai

bentuk/wujud penyaluran dana-dana ZIS LAZ Al-Azhar :77

• Bantuan modal usaha

• Bantuan modal usaha ini diberikan kepada masyarakat ekonomi lemah

yang tidak mampu dan membutuhkan modal agar yang bersangkutan

mampu mendapatkan tambahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan

hidup minimal.

• Bantuan hidup

• Bantuan hidup diberikan kepada masyarakat tidak mampu untuk

memenuhi kebutuhan pokoknya.

• Bantuan uang sekolah diberikan kepada murid-murid TK, SD, SLTP

dan SLTA.

• Bantuan bea siswa diberikan kepada anak yang berprestasi dari

keluarga tidak mampu.

• Bantuan modal untuk lepas dari “Riqab”

• Bantuan modal diberikan kepada masyarakat lainnya yang ingin

memulai hidup mandiri dari keadaan dimana yang bersangkutan

menggantungkan biaya hidupnya dari pihak lain, kriteria yang dapat

dipertimbangkan untuk menerima bantuan adalah :

77 Rencana kerja LAZ AL-Azhar, op.cit

Page 69: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

1) Golongan masyarakat yang telah diteliti dan diamati dengan baik

bahwa kondisi keuangannya tidak mampu.

2) Rencana penggunaan harus jelas, seperti untuk sewa rumah, modal

awal usaha dan biaya perjalanan di tempat baru serta untuk tujuan

lain dalam rangka lepas dari asuhan ( ketergantungan pihak lain ).

• Bantuan modal untuk lepas dari “Gharimin”

Bantuan diberikan kepada masyarakat yang ingin melepaskan dirinya

dari hutang yang sudah membelit/sangat memberatkan. kriteria yang

dapat dipertimbangkan untuk menerima bantuan ini adalah masyarakat

yang telah diteliti dengan baik dan hati-hati bahwa yang bersangkutan

terjerat hutang dimana angsuran hutangnya lebih besar dari

pendapatannya. Kondisi gharimin di atas terjadi karena terlilit hutang

dalam memenuhi kebutuhan hidup.

• Bantuan keuangan “Fi sabilillah” diberikan untuk membantu

pembangunan atau pelaksanaan usaha proyek “Fi sabilillah”.

• Bantuan keuangan Ibnu Sabil diberikan kepada usaha/proyek ibnu

sabil yang segala macam kegiatan/usaha dalam rangka mendukung

lancarnya suatu perjalanan seseorang yang kehabisan

bekal/kekurangan biaya perjalanan mencari ilmu, pembangunan

fasilitas transportasi, pembangunan sarana kecil/jembatan komunikasi

untuk membuka daerah terpencil dan lain-lain yang sejenis.

Page 70: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

• Bantuan keuangan untuk Muallaf diberikan dalam rangka untuk

meningkatkan serta memperkuat keimanan-keislamannya yang baru

dianut olehnya.

• Untuk Amilin dananya digunakan untuk membiayai operasional dan

gaji amil, dan jika memungkinkan akan diinvestasikan sedemikian

rupa sehingga dapat dipakai untuk membiayai kegiatan/keperluan rutin

dalam rangka lancarnya pengelolaan ZIS dan juga dapat disalurkan

kepada delapan golongan tadi.

Setelah mengamati bentuk-bentuk penyaluran di atas, penulis

menemukan tidak adanya pernyataan target tertentu seperti merubah

kondisi mustahiq menjadi muzakki melalui bantuan yang disalurkan LAZ

Al-Azhar dan memisahkannya ke dalam dua bentuk dan sifat

penyalurannya sebagaimana teori bentuk penyaluran yang telah

dikemukakan oleh Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Semestinya

LAZ Al-Azhar menyatakan target tertentu melalui bantuan yang

diberikannya agar dana-dana yang disalurkan menjadi lebih efektif dan

efisien guna menciptakan masyarakat yang sejahtera dalam kehidupan

ekonominya.

Page 71: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

d. Prosedur pengeluaran dana

Pengeluaran dana, baik untuk pihak di luar pengelola maupun untuk

pengelola sendiri, harus dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.

Kehati hatian ini tidak berarti mempersulit. Untuk membedakan antara

kehati-hatian dengan mempersulit maka perlu adanya suatu panduan

berupa prosedur baku. Prosedur baku akan sangat membantu bagian

keuangan sebagai pemegang dana dalam memenuhi atau menolak

permintaan. Di pihak lain, prosedur baku juga akan membuat pihak yang

mengajukan permintaan akan menerima apabila permintaannya dipenuhi

dalam waktu tertentu atau bahkan ditolak sekalipun.

Menurut Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, ada tiga pihak yang

terlibat dalam prosedur pengeluaran dana, yaitu78:

1) Pengguna dana, yakni pihak yang berhak mengajukan permintaan

pengeluaran dana.

2) Verifikator dan otorisator, yakni pihak yang berhak memverifikasi dan

menyetujui pengeluaran dana. Verifikator dan otorisator ini dalam

organisasi yang besar melibatkan dua orang atau lebih secara

berjenjang.

3) Kasir, yakni pihak yang bertindak sebagai juru bayar.

Sehubungan dengan prosedur pengeluaran dana ini, LAZ Al-Azhar

sebagai institusi yang masih terkait dengan Yayasan Pesantren Islam Al-

78 Ibid, h.87

Page 72: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Azhar, memiliki kewenangan sepenuhnya dalam pemanfaatan sumber

dananya yang dialokasikan dalam bentuk penyaluran dana-dana bantuan

untuk mustahiq. Adapun prosedur baku yang ditentukan LAZ Al-Azhar

dalam hal pengeluaran sumber dananya, sebagaimana data yang diterima

oleh penulis, pihak lembaga telah memutuskan kewenangan dan tata cara

pemanfaatan dana Z1S LAZ Al-Azhar sebagai berikut:

1) Kewenangan untuk memanfaatkan dana Z1S sepenuhnya pada kantor

LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat”.

2) Jika di lingkungan Unit Pengumpul Zakat akan memberikan bantuan

atau membuat kegiatan sosial kepada masyarakat luas, harus dengan

memberitahukan dan persetujuan LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat”.

3) LAZ “Al-Azhar Peduli Ummat” berhak untuk memberikan

pertimbangan dalam pemanfaatan dana Unit Pengumpul Zakat dalam

kegiatan sosial yang dilakukan oleh Unit Pengumpul Zakat.

4) Apabila dana ZIS yang terkumpul di Unit Pengumpul Zakat tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kegiatan sosial di lingkungan

unit tersebut maka kekurangan dapat diajukan ke LAZ Al-Azhar

selanjutnya akan mempertimbangkan kebutuhan dana ZIS tersebut

berdasarkan prioritas program.

Page 73: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

C. Pengendalian Keuangan LAZ Al-Azhar

Dalam fungsi manajemen, pengertian pengendalian adalah kemampuan

untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional organisasi secara sitematis

guna tercapainya tujuan organisasi. Dengan demikian pengendalian keuangan

dapat diartikan sebagai kemampuan organisasi dalam mengatur dan mengawasi

keuangannya secara sistematis dalam mewujudkan tujuan manajemen keuangan

secara keseluruhan.79

Pengendalian keuangan yang baik dalam suatu organisasi dapat diwujudkan

melalui eksis dan sehatnya unsur-unsur sebagai berikut80:

1) Unit atau penanggung jawab keuangan

Dalam organisasi pengelola zakat, baik besar maupun kecil, harus ada unit

atau orang tertentu yang menjadi penanggung jawab dalam pengelolaan

keuangan. Adanya unit atau orang tertentu ini sebagai pemisah fungsi antara

amil yang satu dengan yang lainnya. Tidak boleh terjadi setiap orang

bertindak sebagai bendahara. Artinya semuanya bertindak sebagai penerima,

pencatat dan yang mengeluarkan uang. Uang masuk dan keluar hanya

dilakukan melalui satu pintu.

2) Anggaran merupakan alat pengendalian. Anggaran dapat dijadikan

sebagai tolak ukur atau alat pembanding dalam mengevaluasi kegiatan.

79 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, op.cit., h.89 80 Ibid, h.90-91

Page 74: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

3) Kebijaksanaan yang jelas ( otoritas pengeluaran ) dapat menghindarkan

pengeluaran/penggunaan dana oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten.

4) Pelaporan dan publikasi merupakan sarana pengendalian keuangan yang

melibatkan bukan hanya atasan melainkan para muzakki dan seluruh lapisan

masyarakat.

5) Pencatatan. Dengan pencatatan maka setiap transaksi keuangan dapat

ditelusuri.

6) Prosedur. Setiap penerimaan dan pengeluaran harus melalui prosedur untuk

menghindari penerimaan atau pengeluaran yang tidak sesuai peruntukannya.

7) Personalia. Pengelola yang amanah dan profesional merupakan unsur Utama

dalam pengendalian. Sebaik apapun unsur-unsur yang lain tidak akan banyak

berarti tanpa pengelola yang memiliki aqidah salimah dan akhlaq mulia.

8) Internal audit. Internal audit dapat menghindarkan penyimpangan-

penyimpangan karena kelalaian maupun kesengajaan baik terkait dengan

syari’ah maupun etika umum yang berlaku di masyarakat.

Dalam pengendalian dan pengawasan keuangan, LAZ Al-Azhar telah

memenuhi seluruh unsur yang disebutkan di atas, mulai dari penanggung jawab

keuangan, anggaran, kebijaksanaan, pelaporan, pencatatan, prosedur, personalia

yang amanah, dan internal audit.

Dalam hal penanggung jawab keuangan, LAZ Al-Azhar telah menentukan

orang yang bertanggung jawab di bidang ini, yaitu seksi bendahara dan wakilnya

Page 75: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

yang terdapat pada struktur organisasi ini. Begitu pula dengan anggaran kas yang

telah disusun untuk periode 2005-2006 dan kebijaksanaan-kebijaksanaannya.

Selanjutnya mengenai pelaporan keuangan, pihak LAZ Al-Azhar telah

membuatnya melalui brosur-brosur infonya yang disebarkan kepada masyarakat

luas. Juga lembaga ini selalu melakukan pencatatan setiap transaksi keuangan

baik itu penerimaan dana dan penyalurannya, begitu juga dengan prosedur-

prosedurnya.

D. Laporan Keuangan LAZ Al-Azhar

Menurut Sofyan Syafri Harahap bahwa laporan keuangan adalah media

informasi yang merangkum semua akti vitas perusahaan. Jika informasi ini

disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk

mengambil keputusan tcntang perusahaan yang dilaporkan terscbut.81

Adapun pengertian laporan keuangan bagi organisasi pengelola zakat adalah

sama dengan pengertian diatas, yang membedakan hanya pada tujuannya saja.

Jika perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keuntungan yang

diperoleh selama kegiatannya, sedangkan organisasi pengelola zakat bertujuan

untuk menyediakan informasi yang relevan bagi masyarakat luas terutama bagi

para muzakki/dermawan yang telah menyalurkan hartanya kepeda lembaga zakat.

81 Sofyan Hariri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta : PT Raja

Grafmdo Persada, 2004 ), h.l

Page 76: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Berbicara mengenai laporan keuangan, kita pasti berbicara mengenai

akuntansi. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian,

pengikhtisaran, dan penyampaian informasi ekonomi sebagai bahan pertimbangan

berbagai alternatif pengambilan kesimpulan oleh para penggunanya.82

Akuntansi keuangan terbagi dua ; yakni akuntansi komersial dan akuntansi

dana. Organisasi yang berorientasi mencari laba ( profit oriented ) seperti

perusahaan-perusahaan bisnis biasanya menggunakan jenis akuntansi komersial.

Sedangkan jenis akuntansi dana biasanya dipergunakan oleh organisasi yang tidak

berorientasi mencari keuntungan ( non profit oriented ) seperti pemerintahan,

yayasan-yayasan sosial, dan juga organisasi pengeiola zakat.83

Laporan keuangan organisasi pengelola zakat sangat diperlukan, sebab

media informasi ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang

dilakukan oleh organisasi pengelola zakat, apakah telah sesuai dengan ketentuan

syari’ah Islam atau tidak. Juga untuk menilai pelayanan atau program yang

diberikan olehnya dan kemampuannya untuk terus memberikan pelayanan atau

program tersebut.

LAZ Al-Azhar sebagai sebuah organisasi pengelola zakat, selama

aktivitasnya dalam menghimpun dan menyalurkan dananya dipastikan terdapat

transaksi-transaksi keuangan yang harus dicatat kemudian dilaporkan dalam

bentuk sebuah laporan keuangan. Namun, mengingat lembaga ini baru berjalan

82 Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, op.cit., h. 18 83 Ibid, h.83.

Page 77: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

sekitar enam bulan lebih pada saat penulis melakukan penelitiannya, maka penulis

hanya bisa menyajikan laporan keuangan lembaga ini untuk persatu semester,

laporan keuangan penulis lampirkan diakhir penulisan ini.

E. Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Manajemen Keuangan LAZ AI-Azhar

Setelah membahas segala aktivitas pengelolaan keuangan LAZ Al-Azhar,

kini penulis akan meninjau aktivitas tersebut dari sudut pandang ekonomi Islam.

Kalau kita mendengar istilah "ekonomi Islam" berarti ada istilah selain

ekonomi Islam. Memang, kalau ditinjau dari urutan keberadaannya, sistem

ekonomi Islam muncul setelah adanya sistem ekonomi konvensional, baik itu

sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi marxisme, dimana kedua

sistem tersebut sama-sama dilahirkan oleh orang barat.

Ketiga sistem ekonomi tersebut diatas memiliki perbedaan dalam

pendekatannya, sistem ekonomi yang dilahirkan oleh dunia barat didasarkan pada

perhitungan materialistik, untung rugi, sekuler dan tidak atau sedikit sekali

memasukkan pertimbangan moral agama sedangkan pendekatan sistem ekonomi

Islam didasarkan pada84 :

1. konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang perlu dan bermanfaat

saja bagi kehidupan manusia

84Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI Press, 1988),

Cet.I, h.4-5

Page 78: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

2. alat pemuasan dan kebutuhan manusia, seimbang. Untuk keseimbangan ini

perlu ditingkatkan kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan

kecerdasan dan kemampuan teknologinya untuk menggali sumber-sumber

(alam) yang masih terpendam.

3. dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral

harus diterapkan.

4. pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan

seseorang yang diperoleh dari usaha yang halal. Zakat sebagai sarana

(instrumen) distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan

miskin merupakan alat yang ampuh.

Zakat sebagai salah satu instrumen ekonomi Islam adalah sarana

komunikasi utama antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.

Karena itu lembaga zakat ini sangat penting dalam menyusun kehidupan yang

humanis dan harmonis, sebab baik zakat fitrah maupun zakat harta memiliki

peranan yang penting dalam pemerataan pendapatan.

Oleh karena itu, ada beberapa fungsi manajemen yang ditinjau dari sudut

pandang ekonomi Islam terhadap pengelolaan keuangan dana ZIS yang dikelola

oleh LAZ Al-Azhar selaku Organisasi Pengelola Zakat yang menjadi objek

penelitian penulis, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Dari sisi perencanaan, LAZ Al-Azhar telah melakukan suatu

perencanaan keuangan yang baik dalam wujud anggaran ( seperti penulis

Page 79: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

sajikan pada sub bab IV bagian "perencanaan keuangan LAZ Al-Azhar").

Pada anggaran tersebut terlihat jelas mulai dari penghimpunan sampai

pendistribusian dana ZIS telah sesuai dengan ketentuan Allah SWT dalam

Al-Qur'an surat At-taubah ayat 60 yaitu:

☺ ☺

⌧ ⌧ ☺

Artinya:"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah maha mcngctahui lagi maha hijaksana". (Q.S.At-Taubah: 60).

2. Pengorganisasian (organizing)

Yang dimaksud dengan pengorganisasian disini bukan dalam hal

struktur organisasi, tetapi tentang bagaimana LAZ Al-Azhar mengorganisir

pengelolaan dana ZIS mulai dari penghimpunan hingga pendistribusiannya

kepada mustahiq, agar pengelolaan dana ZIS tersebut bisa berjalan dengan

baik dan rapi sehingga bisa seirama dengan prinsip sistem ekonomi Islam

yaitu terwujudnya keadilan dan keseimbangan pendapatan.

Page 80: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Dalam hal pengorganisasian pengelolaan dana ZIS LAZ Al-Azhar

telah membuat prosedur dan pedoman teknis penghimpunan dan

pendistribusiannya dengan teratur dan rapi ( lihat pembahasan penulis pada

sub bab IV bagian "pengelolaan keuangan LAZ Al-Azhar"). Dan hal ini

telah sesuai dengan keinginan Allah SWT yang tertuang dalam al-qur'an

surat ash-shaff ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut :

⌧ ⌦

Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”

3. Pelaksanaan (actuating)

Sebagus-bagusnya dan sehebat-hebatnya suatu perencanaan apapun,

jikalau tidak diimplementasikan maka itu menjadi sebuah khayalan yang

tertuang di atas kertas saja. Demikian pula halnya dengan sebuah

perencanaan keuangan, prosedur dan pedoman teknis penghimpunan dan

pendistribusian dana ZIS yang baik dan rapi, jikalau tidak dilaksanakan

maka akan menjadi sia-sia.

Dana ZIS yang terkumpul mesti dikelola dan didayagunakan.

Menyalurkan bantuan kepada yang berhak, merupakan kerja yang

bermanfaat. Terlebih jika bantuan tersebut dilakukan dalam waktu yang tepat

dan melalui metode yang pas, hasilnya jauh lebih maksimal lagi. Membantu

Page 81: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

korban yang kritis, manfaatnya lebih besar daripada membantu pada saat

kondisi kritisnya telah berlalu.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, LAZ Al-Azhar telah

mengimplementasikan perencanaan keuangannya serta prosedur dan

pedoman teknis pengumpulan dana ZIS dan pendistribusiannya dengan

cukup baik dan rapi serta penuh tanggung jawab dan amanah (lihat

pembahasan penulis pada sub bab IV bagian "penyaluran dana"). Bukti ini

menunjukkan bahwa LAZ Al-Azhar telah mengupayakan visinya sebagai

Lembaga Amil Zakat yang amanah dan juga telah menjalankan perintah

Allah yang tertuang dalam al-qur'an surat an-nisaa ayat 58 yaitu :

ن تؤدوا األمنـت إلـي أهـلهـاإن اهللا يأمـرآم أArtinya:"sesungguhnya Allah menyuruh menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya".

4. Pengawasan (controlling)

Dalam segala hal, unsur pengawasan mutlak diperlukan terlebih lagi di

bidang pengelolaan dana ZIS. Penghimpunan dan pendistribusian dana ZIS

yang dikelola oleh sebuah Lembaga Zakat harus mematuhi koridor syariah

islamiah. Berbagai program boleh dikemas sesuai dengan kemampuan

ijtihadi, asal tak menyimpang dari prinsip sistem ekonomi islam yaitu

keseimbangan, keadilan dan pemerataan.

Page 82: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Menurut Eri Sudewo, ada dua (2) substansi yang berbeda dalam

pengawasan Lembaga Zakat85yaitu:

• Secara fungsional dan moral, pengawasan ini memosisikan amil

menjadi pengawas setiap program sehingga ditinjau dari sudut moral,

fungsi ini melegakan amil karena bisa bekerja dan beribadah sekaligus.

Oleh karena itu sang amil dituntut dewasa, matang dan sangat

bertanggung jawab. Substansi inilah yang membedakan dengan

lembaga sosial umum lainnya.

• Secara formal, Lembaga Zakat membuat Dewan Syariah, kedudukan ini

dilembagakan secara struktural dan bersifat formal disahkan melalui

surat keputusan yang diangkat oleh badan pendiri. Hak dan wewenang

Dewan Syariah ialah mengesahkan setiap program Lembaga Zakat dan

menghentikan program yang menyimpang dari ketentuan syariah

islamiah.

Sehubungan dengan substansi pengawasan yang telah diuraikan di

atas, ditinjau secara fungsional dan moral para amil LAZ Al-Azhar telah

memenuhi standar substansi ini. Hal tersebut terbukti oleh pengamatan

penulis secara langsung saat terlibat langsung selama masa penelitian dalam

rutinitas aktivitas mereka seperti transaksi penerimaan dana ZIS dari para

muzakki yang selalu mereka catat pada pembukuan dan penyalurannya

kepada mustahiq yang datang langsung ke kantor LAZ Al-Azhar.

85Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Jakarta:Insitut Manajemen Zakat, 2004), Cet.I, h.141

Page 83: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Adapun pengawasan secara formal, melihat struktur organisasi LAZ

Al-Azhar, penulis tidak menemukan adanya istilah Dewan Syariah dalam

struktur tersebut, namun yang ada hanyalah Komisi Pengawas tetapi secara

fungsi sama dengan Dewan Syariah yaitu mengawasi seluruh program

kegiatan pengelolaan dana ZIS agar tetap berada dalam koridor Syariah

Islamiah (lihat lampiran struktur organisasi LAZ Al-Azhar)

Secara keseluruhan, LAZ Al-Azhar telah melakukan kegiatan

pengawasan yang baik mulai dari para amil hingga komisi pengawasnya.

Demikianlah sudut pandang ekonomi Islam terhadap pengelolaan sumber

dana zakat, infak, dan sadaqah LAZ Al-Azhar yang dapat penulis sajikan pada

tema skripsi ini.

Page 84: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Uraian berikut merupakan jawaban terhadap permasalahan yang

dikemukakan pada pembatasan masalah. Studi ini inenunjukkan bahwa betapa

pentingnya peran zakat untuk masyarakat pada umumnya dan pada si pembayar

zakat (muzakki ) pada khususnya. Dimana zakat merupakan implementasi bentuk

ibadah kepada Allah SWT setelah shalat. Oleh karena itu agar pemanfaatan zakat

dapat berfungsi dengan efektif dan efisien diperlukan suatu institusi zakat yang

amanah, transparan, akuntabel dan terpercaya, agar masyarakat, khususnya para

muzakki mempercayakan zakatnya kepada lembaga zakat untuk dikelola secara

benar. Oleh karena itu, ada beberapa poin yang penulis simpulkan yaitu:

1. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar merupakan salah satu dari sekian

banyaknya lembaga-lembaga zakat di Indonesia. LAZ Al-Azhar menghimpun

dana-dana (fundrising) dengan membuka unit-unit pengumpul zakat (UPZ) di

lingkungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar serta bekerja sama kepada

Page 85: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

pihak bank dengan membuka rekening bank agar para muzakki yang ingin

membayar zakatnya dapat mentransfer melalui rekening tersebut tanpa harus

datang ke kantor LAZ. Selain itu LAZ Al-Azhar juga bekerjasama dengan

instansi-instansi lainnya dalam rangka mensosialisasikan program-

programnya melalui media massa. Ditinjau dari kegiatan penghimpunan

sumber dana, terlihat LAZ Azhar menggunakan tiga sistem sekaligus dalam

penerimaan sumber dananya. Seperti membuka rekening pada Bank

Mu'amalat Indonesia, mendirikan counter berupa Unit Pengumpul Zakat di

setiap komponen Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, dan sistem “jemput

bola” dengan cara mengirimkan brosur-brosur info zakat ke berbagai

perusahaan.

2. LAZ Al-Azhar dalam mengelola dana-dana ZIS nya baik itu dari sisi

penghimpunan maupun dari sisi pendistribusiannya sejalan dengan prinsip

ekonomi Islam yaitu keseimbangan dan pemerataan dan juga sesuai dengan

visinya yaitu mengelola dana dengan amanah dan profesional. Indikasinya

ialah Pengelolaan dana ZIS LAZ AL-Azhar Peduli Ummat menggunakan

skala prioritas, pendidikan merupakan skala prioritas utama. Dana-dana dari

zakat, infaq dan shadaqah yang dikelola oleh LAZ Al-Azhar dialokasikan

kepada empat program utamanya yaitu pendidikan dan dakwah, sosial,

kemaslahatan umat serta pemberdayaan ekonomi umat. Adapun ketentuan-

ketentuannya yang dilaksanakan LAZ Al-Azhar berdasarkan surat At-Taubah:

60

Page 86: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

☺ ☺

⌧ ⌧ ☺

Artinya:"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang

dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan

Allah maha mcngctahui lagi maha bijaksana". (Q.S.At-Taubah: 60).

Page 87: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

B. SARAN-SARAN

1. Setiap organisasi pengelola zakat hendaknya membuat suatu jurnal keuangan

dalam setiap periode tertentu misal per satu bulan sekali, per triwulan atau per

semester agar dapat mengetahui kedudukan/posisi keuangan dan kinerja

operasional

2. Dalam merekapitulasi dana-dana yang keluar atau masuk sebaiknya

menggunakan tabel transaksi seperti tabel transaksi yang digunakan

perusahaan-perusahaan komersial/bisnis.

3. Organisasi pengelola zakat hendaknya membuat suatu neraca keuangan untuk

memberikan infomasi posisi keuangan serta sebagai bahan untuk

mengevaluasi kinerja dari organisasi pengelola zakat.

Page 88: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al- Karim

Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, cetakan I, UI Press,

Jakarta, 1988

Al-Qur’an dan terjemahannya, Depag RI, CV. Alwaah, Semarang, 1993

Busyairy, Badruzzaman, Setengah abad Al-Azhar, 7 April 1952 - 7 April 2002,

Jakarta, 2002

Hafidhuddin, Dr. Didin, Hendri Tanjung, S.SI, Manajemen Syari’ah Dalam Praktik,

Gema Insani Press, Jakarta 2003

Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo,

Jakarta, 2004

Harian Republika

Hasjim, H.Tb.M.,SE.MA., Mengenal Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat,

Mustari, 2005

Husnan, Dr. Suad, MBA, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi IV,

BPFE, Yogyakarta, 1996

Komaruddin, Pengantar Manajemen Perusahaan, cetakan I, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1994

Proposal Pembentukan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar, 2004

Sudewo, Eri, Manajemen Zakat, Institut Manajemen Zakat, Jakarta, 2004

Page 89: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta

Shihab, DR. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1996

Sinuraya, Murtadha, Seri Teori Manajemen Keuangan, LPFE UI, Jakarta, 1999

Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Kencana,

Jakarta, 2005

Sumarini, Murti, John Soeprihanto, Pengantar Bisnis ( Dasar-dasar ekonomi

peusahaan ), cetakan I, Liberty, Yogyakarta, 1995

Suprihanto, John, Djati Julitriarsa, Manajemen Umum sebuah pengantar, cetakan I,

BPFE, Yogyakarta, 1988

Syamsi, Drs. Ibnu, S.U., Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Bina Aksara,

Jakarta, 1983

Wachewicz, John M. Jr, James C. Van Home, Alih bahasa Heru Sutojo, SE, MSc,

Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 1997

Widodo, Hertanto, Ak, Teten Kustiawan, Ak, Akuntansi & Manajemen Keuangan

untuk Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta, Institut Manajemen Zakat, 2001

Page 90: Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Manajemen Keuangan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19715/1/SRI... · Ayahanda tercinta H.Arifin Tanjung serta Ibunda tercinta