pembinaan terhadap narapidana anak pelaku ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul...

72
1 SKRIPSI NASRUL MUKMININ NIM.TP. 130715 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2018 PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II MUARA BULIAN JAMBI PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA)

Upload: others

Post on 01-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

1

SKRIPSI

NASRUL MUKMININ

NIM.TP. 130715

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDINJAMBI

2018

PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU TINDAK

PIDANA PELECEHAN SEKSUAL DI LEMBAGA PEMBINAAN

KHUSUS ANAK (LPKA)

KELAS II MUARA BULIAN JAMBI

PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU TINDAK

PIDANA PELECEHAN SEKSUAL DI LEMBAGA PEMBINAAN

KHUSUS ANAK (LPKA)

Page 2: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

2

KELAS II MUARA BULIAN JAMBI

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Jurusan Pendidikan Agama Islam

NASRUL MUKMININ

NIM.TP. 130715

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDINJAMBI

2018

Page 3: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

3

Negara Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan kepada hukum artinya bahwa Negara

dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi dengan hukum atau dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Anak sebagai generasi muda penerus cita cita bangsa

dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional dan sesuatu yang paling mendasar

adalah sejauh mana anak disiapkan oleh keluarga, masyarakat dan Negara.Setiap orang yang

melakukan tindak pidana akan mendapatkan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan. Hasil

penelitian skripsi ini mengungkapkan bahwa pembinaan di LPKA Klas II Muara Bulian

dilakukan secara bertahap, mulai dari registrasi sampai proses integrasi. Rangkaian

pembinaan ini mempunyai kendala yang disebabkan beberapa faktor diantaranya tidak sesuai

antara sarana dengan penghuni Lembaga, petugas yang sedikit dan dana yang terbatas. Untuk

mengatasi persoalan tersebut petugas berusaha memindahkan narapidana ke Lembaga

Pemasyarakatan lain.

Kata Kunci : Pembinaan, Narapidana Anak, Tindak Pidana Pelecehan Seksual

ABSTRAK

Page 4: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

4

Indonesia is a country that is based on law, meaning that the State in carrying out any action

must be based on the law or can be legally accounted for. Children as the younger generation

are the successors of the nation's ideals and human resources for national development and

the most basic thing is the extent to which children are prepared by families, communities

and the state. Every person who commits a crime will get coaching at the Penitentiary. The

results of this thesis study revealed that guidance in the Muara Bulian Class II LPKA was

conducted in stages, starting from registration to the integration process. This series of

coaching has constraints that are caused by several factors including those which are not

suitable between facilities and Institution residents, few officers and limited funds. To

overcome this problem the officers tried to transfer inmates to other correctional institutions.

Keywords: Guidance, Child Prisoners, Sexual Harassment Crimes

ABSTRACT

Page 5: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

5

إن الشرك لظلم عظيم ك بالل إذ قال لقمان لبنه وهو يعظه يا بني

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran

kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar” (QS. Luqman: 13).

ل تشر

MOTTO

)ال- ولقمن:13(

Page 6: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

6

Skripsi ini ku persembahkan untuk

kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul Amin dan Ibunda tercinta Aminatuzzuhriah

dengan penuh rasa ikhlas, cinta dan do’a restu yang telah membesarkan dan mendidikku.

Buat kakak ku tercinta

(Zinatul Jannah, Riadussolihhin, Zumrotul Mardiah) dan adikku ( Wansuril

Mujahidin ) dan keluarga besarku yang selalu mendukung dan memberikan

motivasi, semangat beserta do’anya Dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segenggam keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah demi keberhasilan pada masa

yang akan datang. Amin Ya Rabbal alamin..

PERSEMBAHAN

Page 7: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

7

berkat rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan baik.

Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam bidang Pendidikan Agama Islam,

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul “Pembinaan Anak Kasus Pelecehan

Seksual Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian”.

penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa dari berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Jambi yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Kuguruan yang telah membantu mempermudah dalam penulisan skripsi

ini.

3. Bapak Drs. Constantin, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Ridwan,

S.Psi.,M.Psi.,Psi selaku pembimbing II yang telah membantu

mempermudah dalam penulisan skripsi sekaligus pemberi saran yang baik

bagi penulisan skripsi ini.

4. Bapak Didik Budi Waluyo, S.H.,M.Si selaku kepala Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian yang telah memberikan

kemudahan penulis dalam memperoleh data di lapangan.

5. Orang tua yang selalu memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir penulis.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

KATA PENGANTAR

Page 8: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

8

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini berguna bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 01 Juni 2018

Penulis

Nasrul Mukminin

TP. 130 715

Page 9: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

9

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum dan

tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti bahwa Negara

dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi dengan hukum atau harus

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Sebagai Negara yang berdasarkan

Pancasila, penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia menjadi prinsip yang

harus menjiwai pembinaan narapidana.

Sebagai Negara hukum, dapat diartikan bahwa barang siapa yang berada di

wilayah Republik Indonesia yang melanggar peraturan atau norma-norma hukum

yang berlaku akan mendapatkan sanksi dari Pemerintah. Sanksi yang dimaksudkan

disini adalah berupa hukuman atau perbuatan pelanggaran yang dilakukan setimpal

dengan perbuatannya tersebut. Seseorang yang melanggar hukum akan diadili

terlebih dahulu melalui sidang Pengadilan Negeri, setelah terbukti bersalah baru ia

dimasukkan ke Rumah Penjara atau lebih dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan.

Lembaga Pemasyarakatan merupakan wadah atau tempat bagi orang-orang yang

melanggar hukum tersebut menjalani hukumannya.

Sistem Pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan yang

diterapkan sekarang ini adalah Sistim Pemasyarakatan yang merupakan perubahan

dari Sistim Kepenjaraan peninggalan zaman kolonial Belanda dahulu. Perubahan ini

terjadi karena prinsip dari sistem kepenjaraan tidak cocok lagi diterapkan sebagai

suatu sistem pemidanaan. Hal ini terbukti dari perlakuan yang dikenakan terhadap

mereka, seperti rambutnya harus di gunduli.

Sistem Pemasyarakatan yang berlaku saat ini secara kontekstual sangatlah

berbeda dengan masa dahulu yaitu sistim kepenjaraan. Azas yang dianut sistem

Pemasyarakatan warga binaan sebagai subjek dan dipandang sebagai warga Negara

yang biasa serta dihadapi bukan latarbelakang pembalasan tetapi lebih diterapkan

kepada pembinaan dan bimbingan. Dalam pembinaan di kembangkan hidup

kejiwaan, jasmani serta kemasyarakatannya sehingga sedapat mungkin program yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Page 10: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

10

diterapkan kepada warga binaan pemasyarakatan dirumah tahanan dan lembaga

pemasyarakatan dapat memberikan bekal dan mengangkat harkat dan martabat para

narapidana ketika mereka kembali kemasyarakat.

Adapun tujuan dari Sistem Pemasyarakatan yang dirumuskan oleh Direktorat

Jendral Pemasyarakatan adalah : “Dibawah pohon pengayoman tidak saja masyarakat

diayomi terhadap diulanginya perbuatan jahat oleh terpidana, melainkan juga oleh

orang yang telah tersesat juga diayomi dengan memberikan bekal hidup sebagai

warga yang berguna di dalam masyarakat.”

Efektivitas pembinaan terhadap narapidana oleh pemerintah tidak terlepas

dari pembangunan sarana Lembaga Pemasyarakatan yang mengklasifikasikan tindak

pidana, jenis kelamin narapidana dan umur narapidana. Hingga saat ini, kebanyakan

Lembaga Pemasyarakatan yang tersebar diwilayah kota/kabupaten di Indonesia

masih berisikan semua narapidana campuran yang dibina dalam suatu Lembaga

Pemasyarakatan. Narapidana menurut Undang –UndangNomor 12 tahun 1995

tentang Pemasyarakatan adalah: Terpidana yang menjalani pidana, hilang

kemerdekaannya di LembagaPemasyarakatan.

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita

perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Nasib

bangsa untuk masa yang akan datang tidak lepas dari perhatian Negara terhadap

nasib anak masa sekarang. Menyiapkan Indonesia kedepan, tidak cukup kalau hanya

berbicara soal pendapatan perkapita, pertumbuhan nilai ekonomi investasi. Sesuatu

yang paling dasar adalah sejauh mana kondisi anak disiapkan oleh keluarga,

masyarakat dan Negara.

Anak menurut Undang – Undang Nomor 23 tahun 2002 adalah : Seseorang

yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan. Adapun proses pembinaan anak dapat dimulai dari lingkup terkecil yakni

dalam kehidupan berkeluarga. Pada lingkup inilah yang paling memberikan pengaruh

besar kepada baik buruknya anak. Pada dasarnya kesejahteraan anak tidaksama,

tergantung dari tingkat kesejahteraan orang tuanya. Kita ketahui bahwa di negara kita

masih banyak anak yang hidup berada dalam garis kemiskinan. Kemiskinan sangat

erat hubungannya dengan tingkat pendidikan, bahkan lebih jauh

2

Page 11: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

11

lagi sangat berpengaruh pada cara berfikir seorang anak. Kemiskinan, pendidikan

rendah, keluarga yang berantakan dan lingkungan pergaulan akan mempengaruhi

kehidupan atau pertumbuhan seorang anak.

Faktor tersebut merupakan dasar yang melatarbelakangi seorang anak untuk

melakukan tindak pidana atau kejahatan. Menghadapi dan menanggulangi berbagai

perbuatan dan tingkah laku anak nakal, perlu dipertimbangkan kedudukan anak

dengan segala ciri dan sifatnya yang khas. Walaupun anak lebih dapat menentukan

langkah perbuatan berdasarkan pikiran, perasaan dan kehendaknya, tetapi keadaan

disekitar dapat mempengaruhi perilakunya.

Dalam perkembangan selanjutnya sistem pemasyarakatan mulai dilaksanakan

sejak tahun 1964 dengan ditopang oleh UU No 12 Tahun 1995 tentang

pemasyarakatan. Undang-undang pemasyarakatan itu menguatkan usaha-usaha untuk

mewujudkan suatu sistem pemasyarakatan yang merupakan tatanan pembinaan bagi

warga binaan pemasyarakatan. Dengan mengacu pada pemikiran itu, mantan menteri

hukum dan HAM Hamid Awaludin mengatakan bahwa pemasyarakatan adalah suatu

proses binaan yang dilakukan oleh negara kepada para narapidana dan tahanan untuk

menjadi manusia yang menyadari kesalahannya.

Selanjutnya pembinaan diharapkan agar mereka mampu memperbaiki diri

dan tidak mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukannya. Kegiatan di dalam

LAPAS bukan sekedar untuk menghukum atau menjaga narapidana tetapi mencakup

proses pembinaan agar warga binaan menyadari kesalahan dan memperbaiki diri

serta tidak mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukan.

Dengan demikian. Jika warga binaan di LAPAS kelak bebas dari hukuman,

mereka dapat diterima kembali oleh masyarakat dan lingkungannya dan dapat hidup

secara wajar seperti sedia kala. Fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan

tetapi juga merupakan suatu proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial warga binaan

yang ada didalam lembaga pemasyarakatan.

Adapun penyebab kenakalan anak pada prinsipnya disebabkan karena anak

masih dalam pertumbuhan sikap dan mental yang belum stabil atau proses penemuan

jati diri serta dipengaruhi faktor pergaulannya di lingkungan masyarakat. Dewasa ini

kenakalan anak tidak hanya sebatas pada perbuatan melawan kepada orang tua,

3

Page 12: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

12

berkata kotor, dan berkelahi, tetapi telah mengarah pada perbuatan melawan hukum

atau tindak pidana yang tidak pantas dilakukan oleh anak, seperti pelecehan seksual.

Pelecehan seksual merupakan segala macam bentuk prilaku yang berkonotasi

atau mengarah kepada hal – hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak

diharapkan oleh orang lain yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi

negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung pada diri individu yang menjadi

korban pelecehan seksual.

Meskipun kejadian pelecehan seksual dari dulu telah ada tetapi saat ini

semakin sering terdengar kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak –anak.

Seperti kasus Riko( nama samaran ) umur 17 tahun yang telah melakukan tindak

pidana pelecehan seksual terhadap bekas pacarnya. Diamelakukan semua ini karena

ia takut kehilangan pacarnya tersebut. Riko melakukan perbuatan pelecehan seksual

dengan harapan dia dapat menjalin hubungan serius dengan pacarnya hingga bisa

menikah nanti, namun nasib berkata lain, mereka ditangkap oleh pemuda dan Riko

diadukan oleh orang tua korban kepolisi., hingga Riko harus ditahan di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Muara Bulian, untuk

mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Di tempat inilah dia akan dibina

sesuai dengan aturan – aturan yang berlaku di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Klas II Muara Bulian. Jika ia bebas dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Klas II Muara Bulian tidak akan mengulangi lagi perbuatannya karena ia

merasakan bahwa hidup di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II

Muara Bulian sangat tidak mengenakkan, dikurung tanpa ada kebebasan.

Setelah melalui berbagai proses pemeriksaan di pengadilan maka sampailah

anak tersebut pada hasil putusan pengadilan yang memungkinkan anak mendapat

putusan pidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan. Dari sinilah peran Lembaga

Pemasyarakatan dimulai dalam rangka menjalankan tugasnya untuk memberikan

pembinaan terhadap narapidana anak.

Sebagai salah satu lembaga pemasyarakatan anak di Indinesia, Lembaga

Pembinaan Khusus Anak ( LPKA ) Klas II Muara Bulian menamoung anak-anak di

wilayah Provinsi Jambi. Data yang diambil pada tanggal 12 April 2018 Lembaga

Pembinaan Khusus Anak ( LPKA ) Klas II Muara Bulian menampung 63 Orang

4

Page 13: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

13

Anak dengan Beragam Pidana Kejahatan dari sekian banyaknya, ada delapan kasus

pelecehan seksual.

TABEL 1.1 Jumlah Anak Didik LPKA Klas II Muara Bulian

No Nama Anak Prakara

1 Ledi Kurnedi Pasal 340 KUHP

2 Alpin Suhendra Pasal 340 KUHP

3 Fahmi Hernanda Pasal 340 KUHP

4 Irpandi Pasal 340 KUHP

5 Jumali Pasal 340 KUHP

6 M. Febriansyah UU No. 23 tahun 2002

7 Imam Hanafi UU No. 35 Tahun 2014

8 Alpi Alpredo UU No. 35 Tahun 2014

9 Andre Hizandra UU No. 35 Tahun 2014

10 Adi Yuliansyah UU No. 35 Tahun 2014

11 Dandy Firmansyah UU No. 35 Tahun 2014

12 Aprillian Krisnanda UU No. 35 Tahun 2014

13 Muhammad Yahya UU No. 35 Tahun 2014

14 Ricky Setiawan UU No. 23 Tahun 2014

15 Raden Panca Nugraha Pasal 285 KUHP

16 Rizki Ramadhan UU No. 23 Tahun 2002

17 Dony Afrizal UU No. 35 Tahun 2014

18 Andre Putra Pratama UU No. 35 Tahun 2014

19 Yusir Arafat Pasal 340 KUHP

20 Supriyadi Boy Sahata UU No. 35 Tahun 2014

21 Heriansyah UU No. 35 Tahun 2014

22 Agus Ruslim UU No. 35 Tahun 2014

23 Tri robiansyah UU No. 35 Tahun 2014

24 Riky Ferdi Anggara UU No. 35 Tahun 2014

25 Fajar Pratama UU No. 35 Tahun 2014

26 Ahmad Afrizal UU No. 35 Tahun 2014

5

Page 14: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

14

27 Muhammad Amin UU No. 35 Tahun 2014

28 Muhammad Indra UU No. 35 Tahun 2014

29 Aditia UU No. 35 Tahun 2014

30 Muhammad Aprijal Pasal 365 KUHP

31 Eka Linsyah UU No. 35 Tahun 2009

32 Efendi Pasal 365 KUHP

33 Muhammad Rizky UU No. 35 Tahun 2009

34 Aray wardian UU No. 35 Tahun 2009

35 Chesar Fitri Krismawan UU No. 35 Tahun 2009

36 Agusli Sunandar UU No. 35 Tahun 2009

37 Irawan Pasal 365 KUHP

38 Johan Pasal 365 KUHP

39 Arpandi Pasal 338 KUHP

40 Hazni UU No. 35 Tahun 2014

41 Rudi Saputra UU No. 35 Tahun 2014

42 Wahyudi UU No. 35 Tahun 2014

43 Sakdam UU No. 23 Tahun 2002

44 Muhammad Irfando UU No. 35 Tahun 2014

45 Muhammad Rizky UU No. 23 Tahun 2002

46 Karyanto Pasal 285 KUHP

47 Destri Ardiansyah Pasal 363 KUHP

48 Agus Ali Saputra Pasal 365 KUHP

49 Rahmatan Lil Alamin Pasal 365 KUHP

50 Reza Fahlevi Pasal 365 KUHP

51 Raju Mahendra Pasal 368 KUHP

52 Reza fahlefi Pasal 365 KUHP

53 Roiruk Pasal 365 KUHP

54 Reko Ardiansyah Pasal 365 KUHP

55 Isnarudin UU No. 35 Tahun 2009

56 Bayu Mahardika Pasal 365 KUHP

6

Page 15: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

15

57 Salman Alfarisi Pasal 365 KUHP

58 Bayu Sabarkah Pasal 285 KUHP

59 Erhan Irawan Pasal 285 KUHP

60 Iki Saputra Pasal 285 KUHP

61 Rio Purnomo Pasal 285 KUHP

62 Hedo Susanto Pasal 285 KUHP

63 Ferdi Ardian Ramadhan Pasal 351 KUHP

Dari sekian banyak anak yang ada di dalam Lapas terdapat dua belas anak

yang melakukan tindak pidana pelecehan seksual1.

TABEL 1.2 Anak Yang Terpidana Pelecehan Seksual

6. BS

7. RPN

8. N

9. EI

10. IS

11. RP

12. HS

13. FA

Dalam tabel diatas, anak pelaku kejahatan pelecehan seksual terdapat pada

pasal 285 KUHP dan 351 KUHP yaitu berjumlah delapan orang anak yaitu Ferdi

1 Profil LPKA KLAS II Muara Bulian, 18 April 2018

7

Page 16: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

16

Ardian Ramadhan, Hedo Susanto, Rio Purnomo, Iki Saputra, Erhan Irawan, Bayu

Sabarkah, Raden Panca Nugraha dan Karyanto2.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

menguraikan lebih lanjut perihal bagaimanakah pembinaan terhadap narapidana anak

dan kendala – kendala yang timbul dalam pembinaan terhadap narapidana anak

pelaku tindak pidana pelecehan seksual tersebut, yang sesuai dengan judul yang akan

penulis paparkan yaitu : “Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Pelaku Tindak

Pidana Pelecehan Seksual di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II

Muara Bulian“.

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian, maka

penelitian ini difokuskan kepada Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Pelecehan

Seksual di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

Dari latar belakang diatas, maka masalah pokok penelitian ini adalah

Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Pelecehan Seksual di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

1. Bagaimanakah pembinaan narapidana anak pelaku tindak pidana pelecehan

seksual oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Muara

Bulian?.

2. Apakah kendala yang dihadapi oleh petugas Lembaga Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Klas II Muara Bulian?

3. Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembinaan

narapidana anak pelaku tindak pidana pelecehan seksual oleh Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Muara Bulian?

2 Profil LPKA KLAS II Muara Bulian, 18 April 2018

8

B. Fokus Penelitian

C. Rumusan Masalah

Page 17: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

17

Berdasarkan latar belakang masalah dan proses penelitian maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai ialah :

1. Untuk mengetahui pembinaan narapidana anak pelaku tindak pidana

pelecehan seksual yang di lakukan oleh Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Klas II Muara Bulian.

2. Untuk mengetahui kendala – kendala yang dihadapi oleh petugas Lembaga

Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana anak pelaku tindak pidana

pelecehan seksual.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan petugas Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Muara Bulian dalam pembinaan

narapidana anak pelaku tindak pidana pelecehan seksual.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka kegunaan yang

ingin dicapai ialah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pustakaan bagi

peminat, peneliti atau pihak wewenang yang melaksanakan penelitian atau

pembinaan hukum menyangkut Pembinaan Anak tindak pidana Pelecehan

Seksual di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian

2. Penelitian ini dapat sebagai masukan di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

3. Penelitian ini juga dapat diharapkan menyelesaikan tugas akhir Strata Satu

di Kampus UIN STS Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan

Page 18: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

18

Narapidana adalah Orang-orang yang menjalani sanksi kurungan atau

sanksi lainnya, menurut perundang-undangan.menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) narapidana adalah (orang-orang sedang menjalani hukuman

karena tindak pidana ) atau terhukum. Warga binaan sesuai ddengan ketentuan

pasal 1 angka 5 UU pemasyarakatan adalah narapidana, anak dan klien

pemasyarakatan. Terpidana mati dan terpidana sumur hidup merupakan bagian

dari narapidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga

Pemasyarakatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki

kekuatan hukum tetap.

Menurut UU No, 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana

adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga

pemasyarakatan. Yang dimaksud hilang kemerdekaan disini yaitu narapidana

yang telah di fonis bersalah akan di tempatkan di suatu ruangan yang mereka

sulit untuk bergerak, dalam artian para narapidana tersebut tidak bisa bebas

lagi seperti dulu ketika mereka berada diluar penjara. Mereka pun tidak bisa

bertingkah seperti diluar penjara, karena di dalam penjara di jaga ketat oleh

Sipir atau penjaga penjara.

Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 angka 7 Undang Undang Nomor

12 Tahun 1995 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan narapidana adalah

“Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaannya di Lembaga

Pemasyarakatan”. Peraturan di buat atau diciptakan untuk di patuhi dan di

laksanakan, bukan di langgar ataupun disalahgunakan. Mereka sebelum

bertindak tidak memikirkan akibat dari perbuatannya tersebut sehingga

perlakuannya tidak terkontrol.

Dengan demikian pengertian narapidana adalah seseorang yang

melakukan tindak pidana kejahatan dan telah menjalani persidangan. Telah

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembinaan Narapidana

1. Pengertian Narapidana

Page 19: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

19

difonis hukuman pidana serta ditempatkan dalam suatu bangunan yang disebut

penjara, peraturan-peraturan standar minimum bagi perlakuan terhadap

narapidana telah disepakati oleh kongres PBB untuk mencegah pelanggaran

hak narapidana.

Dalam aturan ini terdapat 95 pasal yang mengatur tentang perlakuan

terhadap warga binaan pemasyarakatan, seperti : makanan, pakaian,

kebersihan peribadi, latihan dan olahraga, pelayannan kesehatan, informasi

dan keluhan dari narapidana, hubungan dengan dunia luar, buku, agama,

penyimpanan harta kekayaan narapidana, pemberitahuan mengenai kematian,

sakit, pemindahan dan sebagainya, perssonal lembaga, hak-hak istimewa,

pekerjaan, pendidikan, rekreasi, hubungan sosial dan perawatan sisudahnya,

narapidana gila dan bermental tidak normal, narapidana yang ditahan atau

dedang menunggu pemeriksaan pengadilan, narapidana sipil sampai kepada

orang-orang yang ditangkap atau di tahan tanpa tuduhan.

Sistem pembinaan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu

usaha untuk membina kepribadian yang mandiri dan sempurna serta dapat

bertanggung jawab, atau suatu usaha, pengaruh perlindungan dalam bantuan

lebih cepat untuk membantu anak agar cakap dalam melaksanakan tugas hidup

sendiri, pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (diciptakan oleh orang

dewasa seperti sekolah, buku pintar hidup sehari-hari, bimbingan dan nasehat

yang memotivasi agar giat belajar), serta ditujukan kepada orang yang belum

dewasa.

Berdasarkan pasal 1 angka 1 PP No. 36 Tahun 1999, pembinaan adalah

kegiatan untuk meningkatkan kwalitas ketaqwaan kepada tuhan yang maha

esa, intelektual, sikap danprilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rihani

narapidana dan anak. pembinaan narapidana adalah sebuah sistem yang

menpunyai beberapa komponen yang bekerja saling berkaitan untuk mencapai

suatu tujuan. Berdasarkan pasal 1 dan 2 dan 3 tentang anak di bina di lembaga

pemasyarakatan.

11

2. Sistem Pembinaan Narapidana

Page 20: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

20

Menurut Yuridik Yahya, pengertian pembinaan adalah “suatu

bimbingan atau arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada

anak yang perlu di dewasakan. Mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh

dan matang kepribadian yang dimaksud mencapai aspek cipta, rasa dan karsa.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina ( Negara dan sebagainya)

Pembinaan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sostematis

terencana dan teratur untuk meningkatkan, membimbing, mengarahkan,

mengembangkan dan mengawasi guna mencapai tujuan yang telah

disepakati1.

Sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas :

14. Pengayoman

15. Persamaan perlakuan dan pelayanan

16. Pendidikan

17. Pembimbingan

18. Penghormatan harkat dan martabat Manusia

19. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan

20. Terjaminnya hak tetap terhubung dengan keluarga dan orang-orang

tertentu.

Pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan

diselenggarakan oleh menteri dan dilaksanakan oleh petugas pemasyarakatan.

Pemasyarakatan secara tegas mengatakan bahwa jutuan pembinaan adalah

pemasyarakatan yang dibagi dalam beberapa hal yaitu narapidana setelah

keluar dari lembaga pemasyarakatan tidak lagi berperan aktif dan kreatif dalam

membangun bangsa dan negaranya, mampu mendekatkan diri kepada tuhan

yang maha esa dan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Pembinaan narapidana adalah sebuah sistem. Sebagai suatu sistem,

maka pembinaan narapidana mempunyai beberapa komponen yang bekerja

saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan.

2 http;//www.google.co.id.webhp?sourceid=shrome=-instan&ion-1&espv=27ie=UTF-8#q=pembinaan+narapidana+narkotika+di+lapas+anak pada tanggal 11 februari 2017

12

Page 21: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

21

Pembinaan oleh LAPAS dilakukan terhadap anak pidana, anak negara,

peran orangtua atau badan sosial, orang tua atau wali yang diberi peran

melakukan pembimbingan, ada empat belas komponen yang bekerja saling

berkaitan untuk mencapai suatu tujuan pembinaan, diantaranya yaitu :

4. Filsafat

Konsep kepenjaraan tumbuh dan berasal dari pandangan liberal. Oleh

sebab itu perlakuan terhadap narapidana juga berbau liberal. Jadi

pandangan atau falsafah siatu sistem akan sangat mempengaruhi

semua komponen dari sistem itu. Dalam sistem pemasyarakatan

memunculkan falsafah pancasila sebagai dasar pandangan dalam

membina narapidana

5. Dasar Hukum

Dasar Hukum atau Undang-undang yang digunakan dalam sistem

kepenjaraan adalah aturan yang harus ditaati oleh anggota, kelompok,

dan masyarakat ( proces society). Dasar Hukum yang digunakan dala

sistem pemasyarakatan adalah undang-undang pemasyarakatan yaitu

Undang-undang No. 12 tahun 1995.

6. Di dalam sistem kepenjaraan, tujuan pemidanaan adalah penjaraan.

Dengan demikian tujuan diadakannya penjara sebagai tempat

menampung para pelaku tindak pidana dimaksud untuk membuat jera

(regred) dan tidak lagi melakukan tindak pidana. Untuk itu peraturan-

peraturan dibuat keras, bahkan sering tidak manusiawi. Sedangkan

dalam sistem pemasyarakatan, tujuan pemidanaan adalah pembinaan

dan bimbingan, dengan tahap-tahap admisi/orientasi, pembinaan

asimilasi. Tahap admisi/orientasi dimaksud agar narapidana mengenal

cara hidup, peraturan dan tujuan pembinaan atas dirinya. Asimilasi

dimaksud sebagai upaya penyesuaian diri, agar narapidana tidak terjadi

canggung bila keluar dari lembaga pemasyarakatan.

7. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem dalam sistem kepenjaraan adalah security ap-

proach. Artinya keamanan penjara yang diutamakan. Narapidana lebih

13

Page 22: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

22

banyak dianggap objek sehingga pendekatan pembinaan ( treatment

appoach). Berarti pembinaan adalah faktor yang paling utama dalam

pemasyarakatan, dan bukan keamanan. Keamanan hanya sebagai

subbagian dan pembinaan.

3 Klasifikasi

Pendekatan keamana dalam sistem kepenjaraan telah melahirkan

pandangan bahwa narapidana yang mendapatkan pidana

panjangmendapatkan pengawasan keamanan secara maximal

(maximum security). Klasifikasi lamanya pidana kemudian diterapkan

dalam penempatan narapidana di lembaga pemasyarakatan. Misalnya

golongan B-I akan di tempatkan dalam blok, yang terdiri dari beberapa

sel dengan pengawasan yang maximal. Semakin ringan pidananya

semakin kurang pula tingkat pengawasannya. Di dalam pengawasan

pemasyarakatan membagi pengawasan narapidana dalam tiga

klasifikasi. Yaitu maximum security, medium security, dan minimum

security.

4 Pendekatan Klasifikasi

Pendekatan Klasifikasi dalam sistem penjaraan diginakan security

apporch. Sama seperti pendekatan sistem itu digunakan. Artinya faktor

keamanan, pertimbangan keamanan, tetap dominan sebagai penentu.

Sedangkan pendekatan klasifikasi pada sistem pemasyarakatan adalah

streat appiach.

5 Perlakuan Narapidana

Sistem kepenjaraan memerlukan narapidana diletakkan sebagai objek

semata-mata. Artinya narapidana diletakkan sebagai objek. Sedangkan

dalam sistem pemasyarakatan telah mampu mengubah citra itu, dengan

memperlakukannya sebagai manusiawi lebih ditonjolkan, harga diri

lebih dibangkitkan dan kedudukan sejajar dengan manusia yang lain

apabila menyangkut narapidana.

14

Page 23: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

23

4. Orientasi Pembinaan

Dalam sistem penjaraan dan sistem pemasyarakatan orientasi

pembinaan lebih bersifat top down approach. Dalam pembinaan ini.

Materi pembinaan berasal dari pembina, atau paket pembinaan bagi

narapidana telah disediakan dari atas. Narapidana tidak ikut serta

menentukan pembinaan dari para pembina.

5. Sifat Pembinaan

Dalam sistem penjaraan, pemberian pekerjaan lebih bersifat eksploitasi

tenaga narapidana untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai

ekonomis. Sedangkan dalam sistem pemasyarakatan sifat pemberian

pekerjaan bagi narapidana, agar bina kelak keluar dari lembaga

pemasyarakatan dapat menerapkan kepandaiannya sebagai belak

hidupnya dan tudak melakukan tindak pidana.

6. Remisi

Sistem kepenjaraan menempatkan remisi sebagai anugrah. Artinya

remisi adalah dari pemerintah kepada narapidana dan hanya diberikan

pada hari ulang tahun ratu belanda. Sedangkan dalam sistem

pemasyarakatan remisi merupakan hak narapidana yang diajukan

kepada presiden.

7. Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan dalam kepenjaraan adalah diberi bentuk tempat

pemidanaan dengan bangunan penjara. Dalam sistem pemasyarakatan

semua bentuk bangunan penjara masih tetap digunakan, hanya

namanya saja yang berubah menjadi lembaga pemasyarakatan.

8. Narapidana

Dalam sistem penjaraan peranan narapidana unruk membina dirinya

sendiri sama sekali tidak diperhatikan. Narapidana juga tidak dibina,

tetapi dibiarkan, tugas penjarapada waktu itu tidak lebih dari

mengawasi para narapidana agar tidak membaut keributan dalam

penjara dan tidak melarikan diri secara manusiawi yang tujuannya

tidak lagi sebagai penjaraan tetapi sebagai pembinaan.

15

Page 24: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

24

m. Keluarga Masyarakat

Dalam sistem penjaraan, peranan keluarga/masyarakat kurang

diperhatikan. Keluarga dan masyarakat tidak diberikan kesempatan

untuk ikut partisipasi dalam pembinaan narapidana. Narapidana

bahkan dijauhkan dari masyarakat, karena telah dianggap mengganggu

ketertiban masyarakat. Dalam sistem pemasyarakatan sudah mulai di

munculkan pentingnya hubungan narapidana dengan keluarganya dan

masyarakat ini dapat dibuktikan dengan keluarnya keputusan menteri

kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. M-01.PK-

03.02 tahun 2001 tanggal 10 mei 2001 tentang cuti mengunjungi

keluarga bagi narapidana dan anak.

n. Pembina dan Pemerintah

Dalam sistem kepenjaraan, para petugas sebagai pembina adalah

membuat jera para narapidana agar tidak lagi mengulangi

perbuatannya dengan memperlakukan narapidana sebagai pesakin,

dengan cara keras, spartan, kurang manusiawi dan lebih sering

diberikan hukuman badan daripada nasehat atau pengertian.

Sedangkan dalam sistem pemasyarakatan pembina/pemerintah telah

menempatkan narapidana sebagai subjek dan tidak sebagai objek.

Masyarakat secara keseluruhan adalah segenap manusia indonesia,

baik secara individu maupun kelompuk yang hidup dan berkembang

dalam hubungan-hubungan sosial dan mempunyai keinginan dan

kepentingan yang berbeda-beda, tetapi menpunyai tujuan dan hakekat

yang sama yaitu menghendaki adanya rasa aman dan kesejahtraan

materil spritual. Namun begitupun narapidana juga tidak boleh

diasingkan dari pergaulan masyarakat apalagi jika kejahatan tersebut

dilakukan oleh anak. jelas bahwa pemasyarakatan merupakan sistem

perlakuan terhadap narapidana yang didasari oleh falsafah pancasila

dan undang-undang dasar 1945, yakni setiap manusia diperlukan

sebagaimana martabatnya secara wajar dan sedapat mungkin tidak

akan banyak hasilnya apabila bekas narapidana itu tidak dapat

16

Page 25: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

25

pelayanan baik dari masyarakat. Laju pertumbuhan kejahatan tidak

berkembang pesat. Walaupun kejahatan tidak mungkin dihapuskan

akan tetapi ketertiban masyarakat untuk ikut serta membantu

pemerintah memberantas kejahatan mutlak diperlukan2

Bentuk pembinaan di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas

II Muara Bulian meliputi empat bentuk pembinaan yang diberikan selama

narapidana narkoba menjalani masa hukumannya, yaitu meliputi :

a. Pembinaan Kesadaran Beragama

Bentuk pembinaan keagamaan seperti siraman rohani, bimbingan

sholat/mengaji.

b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara

Bentuk kegiatan seperti apel pagi, apel siang, apel sore, dan kegiatan

budi pekerti.

c. Pendidikan dan ketrampilan

Bentuk kegiatannya seperti, adanya pendidikan keagamaan,

pendidikan jasmani, dan budi pekerti, danjuga dilaksanakannya

progran paket A,B dan C setara SMP dan SMA dan adanya

keterampilan pertukangan dan batik, perbengkelan, dan perikanan.

d. Pembinaan menginteraksikan diri dengan masyarakat

Pembinaan atau bimbingan merupakan sarana yang mendukung

keberhasilan Negara menjadikan narapidana menjadi anggota masyarakat.

Lembaga Pemasyarakatan berperan dalam pembinaan narapidana anak yang

memperlakukan narapidana anak agar menjadi lebih baik, yang perlu di bina

adalah pribadi narapidana, membangkitkan rasa harga diri dengan kehidupan

yang tentram dan sejahtera dalam masyarakat, sehingga potensial menjadi

manusia yang berkepribadian dan bermoral tinggi.

2 Gultom Maidin, perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, ( Bandung: PT. Rafika Aditama, 2014) hlm 137-143

17

.

3. Bentuk-bentuk Pembinaan Narapidana Pelecehan Seksual

Page 26: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

26

TABEL 1.2 Program kegiatan pembinaan terhadap anak di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II MuaraBulian

No Jenis Kegiatan pelaksanaan Jumlah

Peserta

( Anak)

1 Keagamaan Menyesuaikan jadwal kegiatan

pembinaan

2 Bimbingan sosial (kegiatan kesadaran Menyesuaikan jadwal kegiatan

berbangsa dan bernegara pembinaan

3 Pendidikan dan keterampilan Menyesuaikan jadwal kegiatan 63

pembinaan Orang

4 Rekreasi, olahraga, danpramuka Menyesuaikan jadwal kegiatan

pembinaan3

Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan,

yang disebut anak didik pemasyarakatan adalah seseorang yang dinyatakan

sebagai anak berdasarkan putusan pengadilan sehingga dirampas kebebasannya

dan ditempatkan di lembaga pemasyarakatan Anak. anak didik pemasyarakatan

adalah terdiri atas anak pidana yaitu anak berdasarkan putusan pengadilan

menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan anak, paling lama sampai umur 18

tahun. Anak negara yaitu anak berdasarkan keputusan pengadilan diserahkan

kepada negara dan dididik dan ditempatkan di lembaga pemasyarakatan anak,

3 Profil LPKA KLAS II Muara Bulian, 18 April 2018

18

B. Anak Didik Pemasyarakatan

Page 27: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

27

paling lama 18 tahun. Anak sipil adalah anak yang atas permintaan orangtua atau

walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk di didik di lembaga

pemasyarakatan anak, paling lama sampai umur 18 tahun. (pasal 1 angka 8 nomor

12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan)4.

Narapidana anak menurut KUHP pasal 45 adalah : anak yang belum

dewasa dan mencapai genap umur 21 tahun, belum menikah dan anak tersebut

melakukan sesuatu yang dianggap melanggar peraturan hukum yang berlaku baik

hukum perundang-undangan atau hukum yang lain dan sekarang berada dalam

rumah tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan.

Dengan mempertimbangkan berbagai kekhususan seorang anak maka

sudah seharusnya penanganan terhadap anak haruslah dilakukan secara khusus

dengan lebih mengedepankan kepentingan anak. Kesalahan dalam penanganan

terhadap seorang anak sebagai pelaku tindak pidana akan dapat memperburuk

situasi anak di masa yang akan datang sebagaimana dikemukakan oleh Ramli

Atmasasmita dalam bukunya teori dan kapita selekta kriminologi, menyebutkan

bahwa menurut teori labeling, label atau cap dapat memperbesar penyimpangan

tingkah laku ( Kejahatan ) dan dapat membentuk karier kriminal seseorang.

Seseorang yang telah memperoleh cap atau label dengan sendirinya akan menjadi

perhatian orang-orang disekitarnya.

Melindungi anak adalah melindungi manusia, dan membangun manusia

seutuh mungkin. Akibat tidak adanya perlindungan anak akan menimbulkan

berbagai permasalahan sosial yang dapat mengganggu penegakan hukum,

ketertiban, keamanan, dan pembangunan nasional. Begitu banyaknya anak-anak

yang berhadapan dengan hukum menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI) itu terkait aparat hukum itu sendiri. Yang menjadi perhatian KPAI

sekarang ini adalah jumlah anak yang berhadapan dengan hukum dalam lima

tahun terakhir mencapai 6.000 orang setiap tahunnya. Setiap tahun ada 6.000 anak

dengan 3.800 anak berakhir di lembaga pemasyarakatan ( LAPAS) anak. Sisanya

ada di lapas orang dewasa, di tahanan kepolisian, dan tempat-tempai lain yang

tidak layak untuk anak. Dalam data Ditjen Pemasyarakatan, Kementrian Hukum

4Ibid hal 146-147

19

Page 28: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

28

dan HAM, tercatat pada tahun 2008 terdapat 5.630 anak yang menjadi narapidana.

Pada periode yang sama 2010, jumlah meningkat menjadi 6.271 narapidana anak.

Lantaran keterbatasan lembaga pemasyarakatan, sekitar 3.575 narapidana terpaksa

disatukan dalam satu lingkungan dengan tahanan dewasa.

Menurut Simons dan Rono Wiyanto mendefinisikan tindak pidana sebagai

suatu perbuatan (handeling) yang diancam dengan pidana oleh Undang-Undang,

bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang

mampu bertanggung jawab.

Pelecehan seksual menurut kamus besar Indonesia adalah pelecehan yang

berupa bentuk pembendaan dari kata kerja melecehkan yang berarti menghinakan,

memandang rendah dan mengabaikan. Sedangkan seksual memiliki arti hal yang

berkenaan dengan seks atau jenis kelamin, hal yang berkenaan dengan perkara

persetubuhan antara laki–laki dan perempuan.

Berdasarkan pengertian tersebut pelecehan seksual berarti suatu bentuk

penghinaan atau memandang rendah seseorang karena hal – hal yang berkenaan

dengan seks, jenis kelamin atau aktivitas seksual antara laki– laki dan perempuan.

Untuk menghindari duplikasi penelusuran terhadap penelitian terdahulu,

diperoleh beberapa masalah-masalah sebagai berikut :

Skripsi yang ditulis oleh Leni Ainurahman membahas tentang Pembinaan

Bagi Narapidana Pelaku Kejahatan Pelecehan Seksual Klas IIA Yokyakarta,

berbeda dengan skripsi yang ditulis Neli Ainurahman, di dalam penelitian ini

penulis akan membahas tentang Pembinaan Anak Tindak Pidana Seksual (LPKA)

Kelas II Muara Bulian denga memfokuskan pada Pembinaan Anak Terpidana

Pelecehan Seksual.

Skrpisi yang ditulis Evorianus lebih mengetengahkan proses pembinaan

terhadap anak didik pemasyarakatan tanpa memfokuskan kejahatannya, perbedaan

20

C. Tindak Pidana Pelecehan Seksual

D. Penelitian Yang Relevan

Page 29: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

29

dengan skripsi Evorianus dengan skripsi Penulis adalah di dalam pengangkatan judul

penulis lebih memfokuskan kejahatan Pelecehan Seksual pada anak yang berumur 13

sampai 18 tahun.

Skripsi yang di susun oleh I Wayan Wahyu Wira Udytama bahwa ia

membahas keefektifan pembinaan narapidana melalui pembekalan ketrampilan di

Lembaga Pemasyarakatan. Perbedaan dengan skripsi yang penulis tulis ialah terletak

pada judul dan isi skripsi.

Page 30: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

30

Sesuai dengan judul penelitian yakni berada dalam lingkungan Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II muara Bulian terfokuskan pada

pembinaan Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual. Penelitian ini dimaksudkan

untuk mencari suatu deskripsi gambaran terhadap masalah yang dikaji dan penelitian

ini dilaksanakan dengan pengamatan ssecara langsung dengan kaedah-kaedah

penelitian lapangan.

1. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

21. Muara Bulian lebih tepatnya yaitu pada KM 11 Ness Desa Sungai

Buluh Rt 08. Karena permasalahan dalam latarbelakang relevan dengan keadaan

di lapangan. Alasannya agar dalam penelitian serta hasil pengamatan ini sesuai

dengan keadaan dan kondisi sebenarnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah Anak dengan memfokuskan Anak terpidana

Pelecehan Seksual dan Proses pembinaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian. teknik dalam penelitian ini adalah teknik

porposive sampling yakni teknik berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang

ada dalam populasi sebelumnya. Jadi ciri-ciri dan sifat-sifat yang spesifik yang

ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk mengambil sampel1.

Maka selanjutnya ditetapkan informasi tentang pembinaan Anak Tindak

Pidana Pelecehan Seksual Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Muar Bulian. Penelitian ini akan mewawancarai petugas dan Anak kasus

pelecehan seksual. Dan sebagian lain dilakukan pengamatan secara langsung. Hal

ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat.

1 Nurbuko Cholid, Achmad Abu, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Hlm 116

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Lingkup Penelitian

B. Setting dan Subjek Penelitian

Page 31: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

31

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan di lapangan

oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang memerlukannya. Data

primer ini disebut juga data asli atau data baru2. Data ini diperoleh melalui

hasil observasi dan wawancara kepada para responden yaitu Anak Kasus

Narkoba dan Petugas Lembaga Pembinaan.

Data sistem pembinaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Tindak Pidana Pelecehan Seksual (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Data bentuk-bentuk pembinaan Anak Khusus Anak Tindak Pidana

Pelecehan Seksual di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian

Data masalah dalam pembinaan Anak Khusus Anak Tindak Pidana

Pelecehan Seksual

6 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen3.

Data sekunder yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah

yang diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi di lembaga pembinaan

khusus anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual (LPKA) kelas II muara bulian.

Adapun data sekunder tersebut antara lain :

9. Historis dan Geografis

10. Struktur Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian

11. Keadaan Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

o. Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Cet. 5, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Hlm 19

3Ibid .,hlm 19

23

3 Jenis dan Sumber Data

Page 32: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

32

Keadaan petugas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Muara Bulian

e. Sumber data

Data Primer

Wawancara dengan warga sekitar Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Tindak Pidana Pelecehan Seksual (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Wawancara dengan Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian

Wawancara dengan Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Pengamatan terhadap Petugas Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual

Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Data Sekunder

Dokumentasi dan arsip di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Muara Bulian

Buku-buku yang berkaitan dengan judul Skripsi

Teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknis pengumpulan data yang digunaka

peneliti untuk mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan

(laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (Lapangan)4.

Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung terhadap gejala-

gejala uang ada pada objek penelitian, yaitu pada lingkungan Lembaga

Pembinaan yan mempunyai tahanan narapidana narkoba. Yakni antara lain

a. Pembinaan Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

4 Nurbuko Cholid, Op,Cit., hlm 70

24

3 Teknik Pengumpulan Data

Page 33: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

33

b. Kendala yang dihadapi dalam proses Pembinaan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Wawancara akan peneliti lakukan mengikuti Kholid Nurbuko yaitu “

Percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua orang belah

pihak yaitu pewawancara dan terwawancara yang memberi jawaban atas pertanyaan

itu5.

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian, dan sebagainya.

Setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis secara kualitatif yaitu

menggunakan cara sebagai berikut :

a. Analisis Domain

Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran

pengertian yang bersifat umum dan relative menyeluruh tentang apa yang

difokuskan/pokok permasalahan yang tengah diteliti hasilnya masih berupa

pengetahuan atau pengertian ditingkaat permukaan tentang berbagai domain atau

kategori sombolis secara tertulis.

Analisis domain ini penulis gunakan untuk menganalisis data yang

diperoleh dari lapangan secara garis besarnya yaitu tentang gambaran yang masih

bersifat umum terhadap data yang diperoleh.

b. Analisis Taksonomi

Setelah penulis melakukan analisis domain, sehinggan ditemukan domain-

domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebaga fokus

penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data pengamatan,

5Ibid hlm 83

25

Page 34: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

34

wawancara mendalam dan dokumentasi sehinggan data yang terkumpul

menjadi banyak. Oleh karena itu tahap ini diperlukan analisis lagi yang

disebut dengan analisis taksonomi. Analisis taksonomi ini digunakan dalam

menganalisis data tentang pembinaan Anak kasus narkoba di lembaga

pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

c. Analisis Komponensial

Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam

domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbeaan

atau kontras. Dara ini dicari melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi

yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi

tersebut, sejumlah semensi yang spesifik dan perdedaan pada setiap elemen akan

dapat ditemukan. Analisis komponensial ini digunakan untuk menjawab

permasalahan-permasalahan pembinaan observasi terhadap Anak Tindak Pidana

Pelecehan Seksual di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II muara

bulian.

d. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.

Tujuan triangulasi data bukan untuk kebenaran tentang berbagai fenomena, tetapi

merupakan pendekatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah

dikemukakan. Adapun nilai dari teknis pengumpulan data dengan triangulasi data

adalah mengetahui adanya data yang meluas, tidak konsisten, atau menimbulkan

kontradiksi. Dengan menggunakan teknik triangulasi data, data yang diperoleh

lebih konsisten, tuntas, dan pasti.

Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber yakni

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif ini

dapat dicapai dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan dengan apa yang

dikatakan di belakang

26

Page 35: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

35

3) Membandingkan dengan dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian apa yang dikatakan sepanjang waktu

4) Membandingkan keadaan pada perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

pendidikan menengah atau tinggi

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan

Dengan teknik triangulasi tersebut, maka maksud untuk mengecek

kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangan tentang

pembinaan Anak Tindak Pidana Pelecehan Seksual di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian dari hasil

sumber observasi, wawancara maupun dokumentasi sehingga dapat

dipertanggung jawabkan seluruh data yang diperoleh di lapangan

dalam penelitian tersebut.

e. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan proposal, dilanjutkan

dengan perbaikan hasil seminar proposal penelitian. Setelah pengesahan judul

dan izin riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan

analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan

konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan dengan sidang munaqosah.

Hasil sidang munaqosah dilanjutkan dengan perbaikan dan penggandaan

laporan penelitian ini dapat di lihat pada tabel berikut :

Page 36: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

36

Dalam menyusun skripsi, historis dan geografi daerah paling menjadi objek dalam sebuah

penelitian. Petugas dan anak juga objek penelitian, sistem dan bentuk-bentuk pembinaan

juga mempengaruhi kelangsungan anak kelak jika bebas dari hukuman atau dengan kata

lain pembinaan merupakan tonggak bagi anak didik supaya merubah pergaulannya kelak

didalam masyarakat. Oleh karena itu dalam bab ini, penulis sajikan tentang historis dan geografis lembaga

pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian sebagai berikut:

22. Historis dan Geografis a. Historis lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian. Setiap terjadinya suatu lembaga pembinaan, baik lembaga pembinaan maupun lembaga

permasyarakatan tentunya dapat diketahui sejarahnya tersendiri, begitupun dengan

lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian. Lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Muara Bulian beralamat di jalan Ness KM. 11

Sungai Buluh, Muara Bulian, Jambi. Dibangun pada pada tahun 1996 dan mulai

dipergunakan pada tahun 2000, diresmikan oleh bupati Batanghari dan kepala kantor

wilayah kementrian hukum dan HAM Jambi. Dengan nomenklatur lembaga

permasyarakatan anak Muara Bulian luas tanah 10 Ha dan luas bangunan 2,2 Ha, dengan

daya tampung penghuni sebanyak 99 orang 1.

Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan

pidana anak, telah dibentuk lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) dan lembaga

penempatan anak sementara (LPAS) diseluruh wilayah Indonesia. Maka sejak 05 Agustus

2015 Lembaga

4 Dokumentasi,Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas II Muara Bulian 2018

29

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

Page 37: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

37

Permasyarakatan anak kelas II B resmi berubah nama menjadi lembaga pembinaan khusus

anak (LKPA) dan lembaga penitipan anak sementara (LPAS). b. Geografis

Lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian mempunyai wilayah

seluas 10 Ha. Yang berbatas2 :

8. 10 KM dengan polres Batanghari

9. 14 KM dengan kejaksaan negeri batanghari

10. 14 KM dengan pengadilan Negeri Batanghari

11. 12 KM dengan Rumah sakit umum

12. 11 KM dengan BNN – K batanghari

13. 13 KM dengan BRI

14. 13 KM dengan kantor Bupati kab. Bataghari

Gambar 4.1 : denah Lembaga pembinaan khusus anak (LPKA)3

k

e

l

a

s

I

I

M

u

a

r

a

7 Dokumetasi, lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian, 18 April 2018 8 Dokumentasi,lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian, 18 April 2018

30

Page 38: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

38

Bulian

Dari gambar diatas, dapat dipahami bahwa luas lembaga pemasyarakatan anak Muara

Bulian luas tanah 10 Ha dan luas bangunan 2.2 Ha dengan daya tampung penghuni

sebanyak 99 orang.

2. Struktur organisasi4

Dalam suatu wilayah lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas

12. Muara Bulian merupakan lembahga pembinaan yang dinaungi oleh

kementrian Hukum Hak Azasi Manusia. Sebagai suatu lembaga pemerintahan

untuk melaksanakan segala aktivitasnya, memerlukan suatu bentuk

kepemimpinan secara menejerial sehingga pengelolaan aktivitas tersebut

dapat dikendalikan, dipantau dan dapat pula dievaluasi pelaksanaanya. Untuk

mewujudkan semua ini, maka dapat diperlukan suatu wadah yang dikenal

dengan organisasi. Organisai merupakan suatu wadah kerjasama antar manusia dalam rangka mencapai suatu

tujuan tertentu yang terkait dengan aturan dan ketentuan dalam melaksanakan tugasnya,

organisasi lembaga pembinaan khusu anak (LPKA) kelas II muara bulian merupakan

wadah kerjasama antar manusia yang terdapat pada suatu lembaga pembinaan. Setiap organisasi itu memiliki suatu struktur yang tujuannya gar jelas antara pimpinan dan

dipimpin, adapun struktur organisasi lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II

Muara Bulian dapat dilihat melalui bagan berikut ini:

p. Dokumetasi, lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian, 2018

31

Page 39: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

39

TABEL 4.1 Struktur organisasi lembaga pembinaan khusus anak

(LPKA) kelas II Muara Bulian Tahun 2017-2018

KEPALA

DIDIK BUDI WALUYO, S.H.M.P.Si

KEPALA SUBBAG UMUM

RISWANDI, S.E

KEPALA KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA KEPALA URUSAN KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN

SUMARNO,S.HI.,M.H YULI WIRDINA, S.H

KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEPALA SEKSI PENGAWASAN DAN

PENEGAKAN DISIPLIN

KEPALA SEKSI REGISTRASI DAN KLASIFIKASI SRIYONO, S.Ag PARULIAN HUTABARAT, S.IP., S.H SYAIKONI, Amd.IP,SH

KEPALA SUBSEKSI REGISTRASI

KEPALA SUBSEKSI PENDIDIKAN DAN KEPALA SUBSEKSI ADMINISTRASI PENGAWASAN

BIMBINGAN KEMASYARAKATAN

DAN PENEGAKAN DISIPLIN RIA RACHMAWATI, S.Sy

AHMAD ADIANTO, S.Pd

INDRA BUSTARI

KEPALA SUBSEKSI PENILAIAN DAN

KEPALA SUBBAGIAN KEPERAWATAN PENGKLASIFIKASIAN

REGU PENGAWAS

SUGENG DIDI ANTONI, S.H

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

32

Page 40: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

40

Dari struktur organisasi diatas, dapat dipahami bahwa otoritas tertinggi dilembaga

pembinaan khuus anak (LPKA) kelas II Muara Bulian berada di tangan ketua lembaga

pembinaan Didik Budi Waluyo, SH, M.Sidan membawahi kepala sub bagian umum

Riswandi SE, Sedand membawahi kepala urusan kepegawaian Sumarno, S. HI, MA,

kepala urusan keuangan dan perlengkapan Yuli wirdiana, SH, kepala Lembaga pembinaan

khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian membawahi kepala seksi registrasi dan

klasifikasi Syailoni, Amd. IP. SH, dan kepala seksi registrasi dan klasifikasi ini

membawahi kepala subseksi registrasi Ria Rachmawati, S.Sy, kepala subseksi penilaian

dan klasifikasi Sugeng. Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian juga membawahi kepala seksi pembinaan Sriyono,A.Ag, dan kepala seksi

pembinaan membawahi kepala subseksi pendidikan dan bimbingan kemasyarakatan

Ahmad Adianto, S.Pd dan kepala subseksi perawatan Dedi Antoni S.H. kepala seksi

pengawasan dan penegakan disiplin Parulian Hutabarat, S.IP.M.H membawahi kepala

seksi pengawasan dan penegakan disiplin Indra Bustari dan regu pengawas. Di samping itu

kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian juga langsung

mengadakan kontak dengan kelompok jabatan fungsional dan Anak.

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian Adalah salah satu unit

pelaksana teknis pemasyarakatan yang mempunyai fungsi sebagai tempat pembinaan anak

( seseorang yang telah dijatuhi hukuman yang telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap) agar nantinya setelah keluar dapat diterima kembali di tengah-tengah masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab nya pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian adalah menggunakan sistem organisasi garis dan staf yang

terdiri dari :

4. Kepala Lembaga Pembinaan

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala lembaga pembinaan khusus

anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian dibantu kepala bagian, kepala

bidang, kepala urusan, wajib menerapkan koordinasi prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-

33

Page 41: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

41

masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan lembaga pembinaan anak sertaa

instansi lain diluar lembaga pembinaan sesuai pokok masing-masing.

JJ Setiap pimpinan organisassi wajib mengawasi bawahannya masing-

masing dan bila terjadi penyimpangan, agar mengambil langkah yang

diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KK Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan

mengkoordinasi bawahannya masing-masing juga memberikan

bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

LL Setiap pempinan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-

petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan

menyampaikan laporan berkala terhadap pada waktunya.

MM Setiap laporan diterima pimpinan satuan organisasi dari bawahan

wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan

lebih lanjut dan untuk memnerikan petunjuk-petunjuk kepada

bawahannya.

NN Kepala lembaga pembinaan menyampaikan laporan kepada wilayah

departement kehakiman.

OO Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan,

tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi

lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

PP Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi

dibantu oleh kepala-kepala satuan organisasi di bawahan dan dalam

rangka pembinaan dan bimbingan kepada bawahan masing-masing

wajib mengadakan rapat berkala.

QQ Bimbingan teknis pemasyarakatan kepala lapas secara fungsional

dilakukan oleh direktur jendral pemasyarakatan melalui kepala kantor

wilayah departemen kehakiman dan HAM yang bersangkutan. Pemerintah senantiasa berusaha memerhatikan keadaan ini mengusahakan perbaikan para

petugas tersebut. Namun pengabdian yang senantiasa memerhatikan kepentingan

kemanusiaan dan bekerja keras untuk melakukan pembinaan. Seyogyanya kekurangan-

34

Page 42: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

42

kekurangan yang masil dirasakan itu tidak akan menggoyahkan tekad para petugas dalam

membina narapidana anak demi kejayaan bangsa dan negara. Menurut penulis sendiri,

perlakuan para petugas terhadap anak cukup abik. Hal ini dapat penulis katakan kaena

penulis melihat sendiri para narapidana dengan para petugas sering bercerita-cerita secara

akrab dan jika ada masalah para anak itu tidak segan-segan menceritakannya kepada para

petugas. Ini menunjukkan kepada penulis kalaulah mereka diperlakukan terlalu kejam

mereka tidak akan mau berbagi dengan petugas. 3. Keadaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian5.

Lembaga pemasyarakatan menurut pasal 60 ayai 1 UU No 3 tahun 1997 tentang

pengadilan anak. lembaga pembinaan anak adalah tempat pembinaan dan pendidikan bagi

anak pidana. Anak negara dan anak sipil. Namun yang dimaksud anak disini bukan anak-

anak yang sudah mulai menginjak masa remaja yaitu umur 13 tahun sampai 18 tahun.

Dilihat dari pasal 60 Undang-undang No 3 Tahun 1997. Pasal 18 Undang-undang nomor

12 tahun 1995, maka anak pelaku tindak pidana harus ditempatkan di Lembaga Pembinaan

Anak yang harus terpisah dari orang dewasa. Pelaksanaan pemisahan pembinaan ini

sebagai upaya untuk menghindari terjadinya penularan kejahatan dari orang dewasa

terhadap annak. Secara garis besar penjara anak-anak sebagai wadah untuk menampung

dan memperbaiki anak-anak nakal dibuka pada tahun 1928 dan berturut-turut diurus oleh :

4 Tahun 1928 diurus oleh pemerintah belanda

5 Tahun 1934 diresahkan kepada badan swasta pra juvenile

6 Tahun 1942 diurus oleh pemerintah dari nippon

7 Tahun 1950 dikembalikan kepada badan swasta pra yuwana

8 Tahun 1961 diurus oleh pemerintah republik indonesia

5 Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 2018

35

Page 43: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

43

Dalam menelaah kondisi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

d. Keadaan petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian6

Adapun petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

TABEL 4.2 : jumlah petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian7

No Petugas Jumlah

1 Pejabat struktural 11 orang

2 Petugas Pengamanan 13 orang

3 Pejabat Fungsional umum 22 orang

Jumlah 46 orang

dari tabel diatas dapat dipahami bahwa petugas lembaga pembinaan khusus anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian pada tahun 2018 berjumlah 46 orang. Dan keseluruhan petugas

mendapat bagiannya masing-masing dalam bertugas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian. b. Keadaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian Keadaan anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

c. Muara Bulian menurut kasus pidananya dapat dilihat melalui tabel

berikut ini.

3) Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018 4) Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018

36

Page 44: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

44

TABEL 4.3 : keadaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian Tahun 20188

No Nama Anak Prakara

1 Ledi Kurnedi Pasal 340 KUHP

2 Alpin Suhendra Pasal 340 KUHP

3 Fahmi Hernanda Pasal 340 KUHP

4 Irpandi Pasal 340 KUHP

5 Jumali Pasal 340 KUHP

6 M. Febriansyah UU No. 23 tahun 2002

7 Imam Hanafi UU No. 35 Tahun 2014

8 Alpi Alpredo UU No. 35 Tahun 2014

9 Andre Hizandra UU No. 35 Tahun 2014

10 Adi Yuliansyah UU No. 35 Tahun 2014

11 Dandy Firmansyah UU No. 35 Tahun 2014

12 Aprillian Krisnanda UU No. 35 Tahun 2014

13 Muhammad Yahya UU No. 35 Tahun 2014

14 Ricky Setiawan UU No. 23 Tahun 2014

15 Raden Panca Nugraha Pasal 285 KUHP

16 Rizki Ramadhan UU No. 23 Tahun 2002

17 Dony Afrizal UU No. 35 Tahun 2014

b Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018

37

Page 45: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

45

18 Andre Putra Pratama UU No. 35 Tahun 2014

19 Yusir Arafat Pasal 340 KUHP

20 Supriyadi Boy Sahata UU No. 35 Tahun 2014

21 Heriansyah UU No. 35 Tahun 2014

22 Agus Ruslim UU No. 35 Tahun 2014

23 Tri robiansyah UU No. 35 Tahun 2014

24 Riky Ferdi Anggara UU No. 35 Tahun 2014

25 Fajar Pratama UU No. 35 Tahun 2014

26 Ahmad Afrizal UU No. 35 Tahun 2014

27 Muhammad Amin UU No. 35 Tahun 2014

28 Muhammad Indra UU No. 35 Tahun 2014

29 Aditia UU No. 35 Tahun 2014

30 Muhammad Aprijal Pasal 365 KUHP

31 Eka Linsyah UU No. 35 Tahun 2009

32 Efendi Pasal 365 KUHP

33 Muhammad Rizky UU No. 35 Tahun 2009

34 Aray wardian UU No. 35 Tahun 2009

35 Chesar Fitri Krismawan UU No. 35 Tahun 2009

36 Agusli Sunandar UU No. 35 Tahun 2009

37 Irawan Pasal 365 KUHP

38

Page 46: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

46

38 Johan Pasal 365 KUHP

39 Arpandi Pasal 338 KUHP

40 Hazni UU No. 35 Tahun 2014

41 Rudi Saputra UU No. 35 Tahun 2014

42 Wahyudi UU No. 35 Tahun 2014

43 Sakdam UU No. 23 Tahun 2002

44 Muhammad Irfando UU No. 35 Tahun 2014

45 Muhammad Rizky UU No. 23 Tahun 2002

46 Karyanto Pasal 285 KUHP

47 Destri Ardiansyah Pasal 363 KUHP

48 Agus Ali Saputra Pasal 365 KUHP

49 Rahmatan Lil Alamin Pasal 365 KUHP

50 Reza Fahlevi Pasal 365 KUHP

51 Raju Mahendra Pasal 368 KUHP

52 Reza fahlefi Pasal 365 KUHP

53 Roiruk Pasal 365 KUHP

54 Reko Ardiansyah Pasal 365 KUHP

55 Isnarudin UU No. 35 Tahun 2009

56 Bayu Mahardika Pasal 365 KUHP

57 Salman Alfarisi Pasal 365 KUHP

39

Page 47: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

47

58 Bayu Sabarkah Pasal 285 KUHP

59 Erhan Irawan Pasal 285 KUHP

60 Iki Saputra Pasal 285 KUHP

61 Rio Purnomo Pasal 285 KUHP

62 Hedo Susanto Pasal 285 KUHP

63 Ferdi Ardian Ramadhan Pasal 351 KUHP

Dari sekian banyak anak yang ada di dalam Lapas terdapat dua belas anak yang melakukan

tindak pidana pelecehan seksual.

TABEL 4.4 Anak Yang Terpidana Pelecehan Seksual9

f. BS

g. RPN

h. N

i. EI

j. IS

k. RP

l. HS

m. FA

Dari tabel diatas, dapat dipahami bahwa keadaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian mayoritas anak

9 Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian, 19 April 2018

40

Page 48: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

48

terpidana kasus pasal KUHP, pasal 340 KUHP yaitu kasus pembunuhan berencana yang

dilakukan Anak, pasal 285 KUHP yaitu pidana pemerkosaan atau kekerasan terhadap

orang lain dengan direncanakan pasal 365 KUHP yaitu pencurian, pasal 338 KUHP yaitu

pembunuhan, pasal 363 KUHP yaitu pencurian benda atau hewan yang dilakukan dua

orang, Pasal 368 KUHP yaitu mengancam dengan kekerasan, pasal 351 KUHP yaitu

penganiayaan, UU No. 23 Tahun 2002 yaitu tantang perlindungan Anak, UU No. 35

Tahun 2009 yaitu tentang narkotika, UU No. 35 Tahun 2014 yaitu perlindungan anak. c. Keadaan bangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Muara Bulian10

Keadaan bangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL 4.5 Keadaan Bangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian tahun 201811

No Nama Bangunan Subnama dan jumlah bangunan

1 Perkantoran Portir, administrasi, meeting room, ruang

besukan, koperasi

2 Blok Hunian WBP Peviliun Anak dan Paviliun wanita

3 Poliklinik Ruang kasubrawat, ruang pemeriksaan dan

konsultasi kesehatan

4 Dapur Satu

5 Gedung Pendidikan Satu

6 Masjid Satu

10 Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018 11 Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018

41

Page 49: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

49

7 Gereja Satu

8 Perpustakaan Satu

9 Ruang Bimbingan Bengkel Kerja dan ruang Ketrampilan

Kerja

10 Aula Satu

Jumlah 17 bangunan

Dari tabel diatas, dapat dipahami bahwa bangunan portir, administrasi, meeting room,

ruang besuk, dan koperasi, bangunan blok hunian WBP terdiri dari bangunan peviliun

Anak dan peviliun wanita, bangunan poliklinik terdiri dari bangunan kasubrawat, ruang

pemeriksaan dan kesehatan, dapur, gedung pendidikan, masjid, gereja, perpustakaan,

ruang bimbingan kerja yang terdiri dari bengkel dari ruang keterampilan, aula. Kondisi

bangunan ini masih layak dan masih digunakan, meskipun ada sedikit bangunan yang

rusak, hal tersebut tidak menjadi halangan petugas dalam melaksanakan pembinaan di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 April 2018 sampai tanggal 22

Mei 2018 di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian, pembinaan tergolong “BAIK” karena sesuai dengan aspek-aspek

dan prosedur yang telah direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jika

dilihat secara rinci aspek-aspeknya, maka dapat diuraikan sebagai berikut.

42

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Pembinaan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pelecehan

Seksual di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian

Page 50: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

50

Pembinaan bagi Lembaga Pembinaan bukan sekedar hanya untuk membalas dendam.

Akan tetapi pembinaan yang dimaksudkan ialah perbaikan. Dimana falsafah pemidanaan

Indonesia yang memandang narapidana orang yang tersesat dan mempunyai waktu untuk

bertaubat. Dengan prinsip penjabaran dan implementasi dari pernyataan misi yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Dengan diinformasikannya prinsip ini

maka Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian dengan tepat apa

yang harus dilaksanakan dalam memenuhi visi dan misi Lembaga Pembinaan dengan

mempertimbangkan sumber daya dan kemampuannya. Aspek langkah-langkah pembinaan

terhadap Anak kasus narkoba di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara bulian sudah terlaksana. Berdasarkan pengamatan tentang proses pembinaan bahwa

langkah-langkah pembinaan meliputi tiga tahap yaitu tahap awal, tahap lanjut dan tahap

akhir12

.

a. Tahap Awal Tahap awal ini dimulai sejak anak berstatus sebagai narapidana dengan ( satu pertiga ) dari

masa pidana. Pembinaan tahap awal meliputi : masa pengamatan, masa pengenalan,

penelitan lingkungan paling lama satu bulan. Perencanaan program pembinaan kepribadian

dan kemandirian, pelaksanaan program pembinaan tahap awal. Pembinaan tahap lanjut

dibagi menjadi dua: pembinaan tahap lanjutan pertama dan pembinaan tahap awal

seperdua dari masa pidana. Kegiatan-kegiatannya seperti :

1) Registrasi Kegiatan ini mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan identitas diri ( nama,

alamat perkara pidana dan lain sebagainya ). Yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan ini

adalah studi pustaka ( Kelengkapan berkas-berkas dari instansi

12 Observasi penulis terhadap pembinaan Anak Pelaku tindak kejahatan seksual di LPKA Klas II Muara Bulian 18 April 2018

43

Page 51: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

51

yang mengirimnya ) kegiatan ini sangat menentukan kegiatan berikutnya.

2) Orientasi Kegiatan ini berupa pengenalan diri dalam lembaga pemasyarakatan, dalam kegiatan ini

para warga binaan dikenalkan dengan program-program yang ada di dalam lembaga

pembinaan khusus anak muara bulian. meliputi pengenalan hak, kewajiban dan peraturan-

peraturan yang berlaku di lembaga pembinaan khusus anak Klas II muara bulian, di

samping pengenalan terhadap walinya. Kegiatan orientasi ini juga bertujuan untuk

melengkapi kekurangan-kekurangan pada tahap registrasi ( evaluasi pada tahap registrasi).

3) Identifikasi Kegiatan identifikasi ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan registrasi dan orientasi.

Kegiatan ini juga merupakan kegiatan evaluasi bagi kegiatan registrasi dan orientasi.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui, menggali potensi yang ada dalam warga binaan

yang disesuaikan dengan program-program di LPKA Klas II Muara Bulian. Dalam akhir kegiatan ini sudah ada gambaran-gambaran potensi yang ada di dalam diri

warga binaan. Dalam kegiatan ini semua warga binaan diberikan kegiatan sama yang ada

di dalam program-program LPKA Muara Bulian, untuk kemudian dievaluasi masing-

masing warga binaan yang menonjol/menguasai.

4) Seleksi Kegiatan seleksi ini bertujuan untuk menyeleksi/mengelompokkan warga binaan yang

sama kemudian dijadikan satu dalam kelas. Kegiatan ini juga

44

Page 52: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

52

berfungsi seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu evaluasi dari kegiatan identifikasi.

Yang bertanggungjawab dalam kegiatan registrasi orientasi identifikasi dan seleksi

kegiatan pembinaan selain dilakukan terus-menerus melalui proses yang turut juga perlu

diperhatikan pelaksanaannya. Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan

mencapai tujuan maka perlu disusun orang/badan yang melaksanakannya.

Adapun yang melaksanakan kegiatan ini adalah subseksi registrasi dan bimkemasper

sebagai pelaksana utama dari egiatan tersebut. Sub seksi latihan kerja sebagai pelaksana

pendukung untuk kegiatan ini.

b. Tahap Lanjut pembinaan tahap lanjut yaitu: sejak berakhirnya tahap lanjutan pertama sampai dengan dua

pertiga masa pidana. Pembinaan tahap lanjutan meliputi perencanaan program pembinaan,

pelaksaan program interaksi, pelaksanaan program integrasi, pengakhiri pelaksana

pembinaan tahap terakhir.

c. Tahap Akhir Pada tahap ini di mulai bagi warga binaan pemasyarakatan yang sudah mencapai 1/3

sampai dengan 2/3 lebih masa pidana. Dalam tahap pelaksanaan pembinaan ini merupakan

pelaksanaan dar rencana dan program yang telah dicapai/ disepakati dalam kegiatan

registrasi orientasi identifikasi dan seleksi. Dalam tahap pelaksanaan pembinaan ini warga

binaan pemasyarakatan dibagi 2 (dua) kelompok besar kegiatan, antara lain sebagai berikut

:

1) Kelompok pertama (kelompok dasar) Kelompok pertama ini juga disebut kelompok dasar, karena pada kelompok pertama ini

sudah dimulai diberikan pembinaan-pembinaan dasar. Yang menjadi anggota kelompok

pertama dasar ini adalah warga binaan pemasyarakatan yang

45

Page 53: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

53

sudah menjalani 1/3 sampai dengan ½ masa pidana. Dalam kelompok dasar ini diberikan

dasar-dasar pembinaan. Bagi warga binaan pemasyarakatan yang belum berhasil dalam

mengikuti pembinaan ini juga belum bisa untuk mengikuti program pembinaan berikutnya

yaitu kelompok kedua lanjutan. Semua warga binaan pemasyarakatan yang masuk dalam

kelompok ini berkewajiban untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan/

diadakan oleh lembaga pemasyarakatan anak Muara Bulian.

2) Kelompok kedua (II) Lanjutan Dalam kelompok kedua (II) lanjutan ini merupakan pembinaan berikutnya sesudah

kelompok pertama (I) dasar. Yang menjadi anggota kelompok kedua (II) ini adalah warga

binaan pemasyarakatan yang sudah menjalani ½ sampai dengan 2/3 masa pidana. Dalam

kelompok kedua (II) lanjutan ini dipersiapkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan

berikutnya yaitu kegiatan Reintegrasi. Semua warga binaan pemasyarakatan yang masuk

dalam kelompok ini berkewajiban untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan yang

dilakukan/diadakan oleh LPKA Klas II Muara Bulian. kegiatan dalam kelompok kedua (II)

lanjutan hampir sama dengan kegiatan pada kelompok pertama (I) dasar, hanya dibedakan dengan tingkatan yang lebih tinggi dan merupakan kelanjutan dari kegiatan pembinaan dan

pembimbingan sebelumnya.

Pentahapan pembinaan yang meliputi tahap awal, lanjut dan tahap akhir ditetapkan melalui

sidang tim pengamat pemasyarakatan. Tahap-tahap pembinaan narapidana tersebut

dilaksanakan guna untuk mengawasi tingkat kesadaran narapidana yang bersangkutan13

.

13 Samosir djisman, penologi dan pemasyarakatan, (Bandung: Nuansa Aulia, desember 2016) hlm 245-246

46

Page 54: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

54

Berdasarkan wawancara dengan Anak pelaku tindak pidana pelecehan seksual di lembaga

pembinaan bahwa :

“awal masuk di Lembaga Pembinaan dilakukan introgasi oleh petugas, hal ini dilakukan

untuk mengetahui identitas Anak, mengapa bisa masuk Lembaga Pembinaan, dan segala

keterangan mengenai anak yang bersangkutan. Kemudian Anak diberi bimbingan dan

pembinaan oleh petugas LP, pembinaan yang dilakukan agar saya dan kawan-kawan

pelaku pidana pelecehan seksual bisa menjadi lebih baik dan tidak mengulangi

perbuatannya kelak bebas dari lembaga pembinaan14

” Dari hasil observasi penulis, tahap-tahap pembinaan diterapkan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian guna memperjelas identitas dan hukum yang

akan dijalani oleh Anak. Berdasarkan Observasi dan wawancara penulis dapat dipahami bahwa tahap-tahap

pembinaan Anak dan narapidana pelecehan seksual meliputi tiga tahap, yakni tahap awal,

tahap lanjut dan tahap akhir. Tahap-tahap tersebut berguna untuk mengetahui identitas dan

bimbingan yang akan diberikan kepada Anak pelaku tindak pidana pelecehaan seksual.

Pembinaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

sudah termasuk “Baik” karena proses pembinaannya sejalan dengan fungsi Lembaga

Pembinaan. Program-program pembinaan narapidana dan anak yang diterapkan

pemerintah sesuai dengan undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan,

pembinaan para warga binaan harus dilaksanakan berdasarkan pengayoman, persamaan

perlakuan dan pelayanan, pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat

manusia, kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan, terjaminnya hak

untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu15

. Petugas Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian menerapkan asas-asas tersebut

diatas, hal ini dibuktikan ketika peneliti

14 karyanto, wawancara peneliti, Muara Bulian, 17 April 2018

15Op Cit, Samosir djisman, hlm 199

47

Page 55: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

55

melakukan pengamatan terhadap proses pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian bahwa anak pelaku pidana pelecehan seksual diperlakukan

dengan adil. “hal ini pun dibuktikan melalui wawancara penelitian terhadap anak, bahwa perlakuan

kami disamakan antara satu anak dengan anak yang lain, tidak ada yang di anak tirikan dan

tidak ada anak kesayangan, semuanya berjalan sesuai dengan sistem pembinaan di

Lembaga Pembinaan16

”. Dari hasil pengamatan penulis, bahwa terlihat proses pembinaan anak diperlakukan seperti

halnya anak sendiri, tidak ada yang di anak tirikan dan tidak ada pula yang di anak

sayangkan. Karena dibina merupakan hak asasi anak dan kewajiban petugas Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Muara Bulian. Dalam pelaksanaan pembinaan, lembaga

pembinaan khusus anak memiliki bentuk atau cara sendiri.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan diatas, pembinaan Anak pelaku pelecehan

seksual bersifat adil. Karena keadilan dalam sebuah pembinaan sangatlah penting dan

mempengaruhi kondisi anak. Petugas yang mengerti akan hukum dan profesional memiliki jiwa tegas dan benar-benar

berusaha agar anak pelaku pelecehan seksualberubah dan tidak mengulangi kesalahannya

kelak jika bebas dari Lembaga Pembinaan. Memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan

keuletan dalam menjalankan tugas pemerintah, akan tetapi hal ini harus dilaksanakan agar

tercapainya visi dan misi lembaga pembinaan yaitu menjadikan anak yang memiliki

mental dan kepribadian yang baik di masyarakat ketika bebas nanti. Begitu halnya dengan

pembinaan anak pelaku pelecehan seksual, tetapi anak pelaku pelecehan seksualini

melaksanakan tugas yang diberikan oleh petugas.

Lahirnya Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan, dan undang-

undang nomor 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak telah diberikan landasan hukum yang

kuat untum membedakan perlakuan terhadap anak yang terlibat suatu tindakan kejahatan.

Landasan hukum yang

16 Rio purnomo, wawancara peneliti, 17 april 2018

48

Page 56: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

56

kuat tersebut dilatarbelakangi oleh penjelasan atas undang-undang nomor 3 yang

mengatakan bahwa :

“anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa

dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan

sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memimpin serta memelihara kesatuan

dan persatuan bangsa dalam wadah negara kessatian republik indonesia yang berdasarkan

pancasila dan undang-undang dasar 1945, diperlukan pembinaan secara terus-menerus

demi kelangsungan hidup. Pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial serta

perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan kereka dan bangsa masa

depan.

Dalam berbagai hal upaya pembinaan dan perlindungan tersebut, dihadapkan pada

berbagai masalah dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai dengan

penyimpangan perilaku dikalangan anak, bahkan lebih dari itu terdapat anak melakukan

perbuatan melanggar hukum, tanpa mengenal status sosial dan ekonomi. Di samping itu

terdapat pula anak yang karena satu dan lainnya tidak mempunyai kesempatan

memperoleh perhatian, baik secara fisik, mental maupun sosial. Karena keadaan diri yang

tidak memadai tersebut, maka baik sengaja maupun tidak sengaja sering juga anak

melakukan tindakan atau perilaku yang dapat merugikan dirinya dan masyarakat”17

. Dalam undang-undang nomor 3 tahun 1997 dapat penulis pahami bahwa proses

pembinaan anak kasus satu dengan kasus lainnya harus dibedakan. Maksud dibedakan

yaitu dalam proses pembinaannya maupun tempat meraka mendekam. Misalnya

pembinaan anak kaasus pembunuhan di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian. Latarbelakang seorang anak menggunakan pembunuhan karena disengaja

ingin

17 Gultom Maidin, perlindungan hukum terhadap anak dan perempuan, (Bandung: PT RAFIKA ADITAMA, cet ketiga, desember 2014) hlm 130-131

49

Page 57: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

57

terlihat berani dimata teman-teman kelompoknya,dan mencari kesenangan walaupun

sesaat. Kemudian motif seorang anak melakukan pembunuhan karena tidak sengaja,

karena terpaksa melakukannya karena alasan yang lain, bukan untuk kesenangan ataupun

keinginan menekankan hal tesebut karena ditakutkan anak kasus satu dengan kasus lainnya

melakukan penyimpangan, yakni melakukan kekerasan ataupun melanggar hukum

sehingga proses pembinaan tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Akan tetapi,

pembinaan anak di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian tidak

menekankan bahwa proses pembinaan harus dibedakan, karena kondisi petugas dan sarana

prasarana tidak memungkinkan petugan melakukan hal tersebut meskipun pembinaan

narapidana tidak dibedakan, tetapi proses pembinaan anak berjalan dengan lancar dan

baik. Hasil wawancara penulis dengan Bapak Sriyono, S.Ag

“bahwa tidak ada membedakan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Dan di

dalam LP tidak diterapkan rehabilitasi untuk anak pecandu narkoba, dan perlakuan bersifat

umum dan tidak ada perlakuan khusus terhadap pembinaannya18

. Berdasarkan pengamatan penulis lakukan, ketrampialn memang harus dimiliki setiap

petugas, karena dengan ketrampilan tersebut petugas tidak bingung pembinaan apa yang

harus diberikan. Selain ketrampilan, seorang petugas pun harus memiliki prinsip. Prinsip

tersebut akan menentukan berhasil atau tidak nya petugas melaksanakan pembinaan.

Dari wawancara dan pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa keterampilan yang

mumpuni harus memiliki petugas lembaga, mumpuni berarti setiap petugas mempunyai

ketrampilan tersendiri dalam melakukan pembinaan. Sehingga ketika proses pembinaan

berlangsung, petugas tidak bingung lagi metode apa untuk melakukan pembinaan. Dalam pembinaan anak dikenal sepuluh prinsip pemasyarakatan,, yaiki ayomi, penjatuhan

pidana bukan tindak jelahatan balas dendam memberkan pembinaan bukan penyiksaan

negara tidak membuat mereka menjadi buruk,

18 Didik Budi Waluyo, S.h.,M.Si, wawancara peneliti, 17 April 2018

50

Page 58: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

58

pekerjaan yang diberika tidak sekedar pengisi waktu , bimbingan harus

berdasarkan pancasila, anak kasus narkoba hanya dijatuhi hilang kemerdekaan,

anak di pupuk-pupuk sarana-sarana yang dapat mendukung fungsinya pembinaan sistem

pemasyarakatan19

.

Hasil wawancara dengan bapak Ahmad Adianto, S.Pd, bahwa bentuk

pembinaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian meliputi:

“pertama, pendidikan yaitu usaha sadar yang dilakukan petugas untuk memelihara,

membimbing, melatih, dan mengaahkan batin dan watak anak agar menjadi manusia yang

seutuhnya. Artinya menjadikan anak sosok manusia yang mempunyai kekuatan fisik

maupun psikis dan mampu mengadakan perubahan-perubahan dalam lingkungannya dan

sikap dimana yang akan datang didalam lingkungannya, contihnya yaitu pengajian,

upacara bendera, kedua pendidikan mandiri yaitu kemampuan berdiri sendiri tanpa

bergantung pada orang lain, hal ini petugas lakukan agar anak kelak bisa menentukan yaitu

menerjakan ujian hidup sendiri tanpa menyontek pada teman lainnya, ketiga pendidikan

kepribadian susunan-susunan psikofisik( kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan yaitu keadaan

smosional dan perasaan), bentuk pendidikan keprobadian yaitu sholat tepat waktu,

pengajian, baca al-Qur’an dan beladiri20

”.

Berdasarkan pengamataan penulis dapat pahami bahwa bentuk-bentuk

pendidikan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas II Muara

Bulian supaya terlaksananya tujuan pembinaan serta visi dan misi lembapa

pembinaan.

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis, dapat disimpulkan

bahwa bentuk-bentuk pembinaan yang umum di lembaga pembinaan khusus

anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian yaitu pembinaan mental, pendidikan

kemandirian dan pendidikan kepribadian. Sesuai dengan bentuk-bentuk

pembinaan di lembaga pembinaan lainnya, bahwa bentuk pembinaan di

lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian adalah untuk

tercapainya tujuan visi dan misi pembinaan.

19 Of,Cit.Goltom Maidin, Hlm 134 20 Dokumentasi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian 18 April 2018

51

Page 59: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

59

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada anak:

“Bahwa saya nyaman tinggal di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA kelas II Muara

Bulian, selain mendapat keterampilan, saya juga memperoleh pendidikan. Kegiatan ini

sangat berguna untuk saya kedepannya ketika di masyarakat21

”. Berdasarkan pengamatan penulis, keterampilan diberikan kepada anak supaya menunjang

kedepannya, anak merasa nyaman tinggal di dalam lembaga pembinaan khusus anak

(LPKA) kelas II Muara Bulian. Bukan karena ingin selamanya tinggal disana tapi karena

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang membuat mereka betah tinggal di LPKA.

Dari hasil wawancara dan pengamatan diatan dapat disimpulkan bahwa anak nyaman di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian, selain mendapat ilmu,

tetapi juga dapat teman yang baik.

Berikut ini kegiatan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian22

.

a. Kegiatan paket A, B dan C

Kegiatan ini yaitu pendidikan anakyang setara dengan pendidikan SMP dan SMA di luar

lembaga pembinaan. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang pendidikan anak kelak saat

keluar dari LP. Berikut ini jadwal kegiatan paket B dan C di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian.

TABEL 4.5 : jadwal pelajaran Paket B setara SMP Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian Tahun 2018

Senin selasa rabu Kamis

Matematika B.Inggris IPA Olahraga

PKN Agama IPS B.Indonesia

21 Ferdi ardian ramadhan, wawancara penulis, 17 April 2018 22 Dokumentasi lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian, 18 April 2018

52

Page 60: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

60

TABEL 4.6 : jadwal Pelajaran Paket C Setara SMA Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Muara Bulian Tahun 2018

Senin selasa rabu Kamis

MTK Sosiologi Ekonomi B.inggris

PKN BK Geografi Olahraga

B.indo Agama sejarah

Dari hasil wawancara dengan Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II

Muara Bulian mengatakan :

“bahwa kegiatan paket A,B dan C ini sangat berguna bagi anak. selain mereka

mendapatkan ilmu dari hasil belajarnya, merekapun ujian dan mendapatkan ijazah yang

setara dengan SMP dan SMA”. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan paket A,B dan

C adalah kegiatan belajar seperti anak sekolahan yang diluar. Mereka juga ujian dan mendapatkan

ijazah setara dengan SMP dan SMA.

Dari wawancara dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa di dalam lembaga pembinaak

khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian juga terdapat kegiatan pendidikan formal.

b. Tadarusan Kegiatan tadarusan dilakukan supaya anak mengerti dan faham akan baca tulis al-Qur’an

yang baik dan benar. Kegiatan ini bukan sekedar membacanya saja, tetapi juga mengenaal makhrijul huruf dan

hukum tajwid.

c. Yasinan/tahlilan Yasinan dan tahlillah adalah kegiatan rutinitas anak setiap hari jum;at pagi hari sampai

menjelang sholat jum’at.

53

Page 61: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

61

d. Senam kesehatan jasmani Kegiatan senam yaitu kegiatan rutinitas anak setiap hari sabtu pagi. Hal ini dilakukan agak

anak terjaga kesehatannya meskipun mereka nerada dipenjara.

e. Olahraga permainan Olahraga permainan yaitu olahraga hiburan untuk menghibur fisik dan jiwa anak setelah

melakukan pembinaan di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

f. Seni musik Seni musik adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak pada hari kamis siang. Anak

melaksanakan tugas ini dengan senang hati dan nyaman.

g. Pramuka Pramuka adalah salah satu kegiatan berbangsa dan bernegara. Kegiatan pramuka dilakukan

setiap hari jum’at sore. Latihan ini diawasi oleh regu pengawas

h. Latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) Latihan ini termasuk latihan berbangsa dan bernegara. Latihan PBB dilakukan oleh

petugas dan diikuti oleh petugas dan semua anak.

i. Bahasa Inggris Anak tidak hanya dibekali oleh keterampilan musik, akan tetapi anak juga diajarkan

bahasa asing yaitu bahasa inggris.

j. Pertanian dan Batik Printing Keterampilan ini dilakukan agar kelak Anak Benas dari Lembaga Pembinaan yang tidak

meneruskan pendidikan sekolah, mereka bisa

berwirausaha dengan membuka pertanian dan batik printing. Berdasarkan bentuk-bentuk

kegiatan diatas, dapat dipahami bahwa

pembinaan anak sudah berjalan dengan lancar.

Berdasarkan wawancara penulis, kepada Kepala Lembaga Pembinaan beliau mengatakan :

54

Page 62: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

62

“tujuan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembinaan hanya supaya anak didik berbah,

karena dengan diadakannya kegiatan-kegiatan positif yang bisa dilakukan dan bernilai baik

dimasyarakat23

”. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiata-kegiatan yang dilakukan tidak lain yaitu untuk

anak itu sendiri, dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, anak tidak akan bosan dan

secara otomatis akan lupa dengan hal-hal negatif yang masih menyelimuti pikirannya.

Karena sesungguhnya seorang anak melakukan hal-hal negatif karena tidak berfikir

panjang terhadap akibat yang akan mereka alami. Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa tujuan dilakukannya

kegiatan pembinaan adalah untuk memenuhi tugas yang diberika pemerintah kepada

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Muara Bulian.

Sasaran sistem pembinaan narapidana anak berdasarkan sistem

pemasyarakatan belum tercapai sampai saati ini di lingkungan kementrian Hukum dan

HAM, khususnya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian.karena masih dipengaruhi beberapa kendala : a. Pegawai

Salah satu aspek terpenting dari kendala pegawai adalah pengetahuan-pengetahuan

pegawai akan bidang pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan dapat dilakukan oleh pegawai

jika pegawai tersebut mempunyai pengetahuan tentang tugasnya masing-masing. Begitu

halnya dengan pegawai Pembinaan tenaga ahli dalam bidang tertentu dalam melaksanakan

pembinaan pada hakikatnya memerlukan tenaga ahli seperti psikolog, pskiater, dokter,

insinyur, pekerja sosial.dan lain-lain sesuai dengann kebutuan teknis operasional Lembaga

Pembinaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata tidak ada tenaga kerja ahli dalam bidang

kejiwaan anak, padahal sangat penting sekali

23 Wawancara, Didik Budi Waluyo, S.H.,M.Psi tanggal 19 April 2018

55

2. Kendala Dalam Melaksanakan Pembinaan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Page 63: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

63

mengetahui konsisi kejiwaan anak supaya lebih mudah dalam melaksanakan pembinaan Berdasarkan wawancara penulis kepada kepala Bapak Didik budi

Waluyo, S.H.M.Si mengatakan :

“ kendala petugas dalam melaksanakan pembiaan yaitu kurangnya petugas Lembaga

Pembinaan. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan dalam proses pembinaan di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian24

. Dari hasil pengamatan penulis, dapat difahami bahwa masih kurangnya petugas dalam

melakukan pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian. Hal ini terlihat saat pembinaan berlangsung Anak melakukan tugasnya sendiri

tanpa adanya pengawasan dari petugas. Berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis, dapat disimpulkan bahwa proses

pembinaan tidak berlangsung mulus karena kurangnya petugas dan tenaga ahli dalam

bidang pembinaan. Hal ini anak berdampak buruk bagi proses pembinaan di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian. Kesilitan petugas lainnya yaitu pendidikan anak yang rendah, anak

juga sering kedapatan merokok dan membawa handphone, dan anak

tersebut langsung diberi hukuman berupa di jemur dilapangan elama

setangah hari, bersih-bersih seluruh pekarangan Lembaga Pembinaan dan

Mengisi buku agenda perpustakaan.

b. Anak didik

Dalam undang-undang nomor 12 tahun1995 tentang pemasyarakatan, yang disebut anak

adalah seseorang yang dinyatakan sebagai anak berdasarkan putusan pengadilam dan

dirampas kebebasannya dan ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian.

24 Didik Budi Waluyo, S.H.,M.si, wawancara peneliti, 2018

56

Page 64: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

64

Dalam proses pembinaan, banyak anak yang melakukan tindakan-tindakan sesuka hati

mereka. Seperti melawan petugas, merokok, membawa handphone dan berkelahi dengan

temannya sendiri. Berdasarkan wawancara peneliti kepada petugas , bahwa :

“anak dilarang merokok di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian. Jika kedapatan merokok atau membawa handphone atau barang terlarang lainnya,

maka petugas mem-BAP atau memberi hukuman berupa membersihkan seluruh

pekarangan, di jemur pada terik matahari dan mengisi buku agenda25

. Berdasarkan pengamatan penulis, saat jam pelajaran berlangsung. Anak ribut dan keluar

masuk ruangan, anak kurang bisa menangkap pelajaran dengan baik, hal ini menyebabkan

proses pembinaan kurang kondusif. Kemudian, dalam peraturan Lembaga Pembinaa

Khusus Anak Muara Bulian bahwa dilarang merokok dan membawa handphone di dalam

pembinaan. Akan tetapi peneliti masi menemukan anak yang merokok di dalam LPKA

tersebut.

Hal ini juga dibuktikan dengan wawancara dengan anak pelaku pelecehan seksual26

“saya merokok dengan sembunyi-sembunyi dan saya mendapatkan rokok dari beli di

kantin Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian. Pengamatan yang penulis lakukan, oknum membuat pelanggaran di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian yaitu bukanlah orang lain, melainkan orang

yang ada di dalam lembaga itu sendiri. Hasil wawancara dan pengamatan penulis terhadap anak Lembaga Pembinaan Khusus

Anak Kelas II Muara Bulian, dapat disimpulkan bahwa adanya oknum pendukung Anak

untuk melakukan pelanggaran hukum di

25 Ahmad Adianti, S,Pd, Wawancara Penulis 18 April 2018 26 Hedo susanto wawancara penulis, 18 April 2018

57

Page 65: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

65

lingkungan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Muara Bulian

tanpa sepengetahuan petugas.

c. Sarana dan prasarana

Dengan perubahan perlakuan terhadap anak dari sistem penjara ke sistem pemasyarakatan

kemudian naik sistem pembinaan. Perubahan ini tidak hanya berganti nama tempat

penampungan saja, tetapi mempunyai konsekwensi berubahnya sistem penampungan dan

prasarana dari penampungan tersebut. Sarana fisik Lembaga Pembinaan Harus memenuhi

syarat-syarat sebagai sarana pembinaan sesuai dengan proses pemasyarakatan, karena hal

ini merupakan faktor-faktor yang menentukan disamping faktor lainnya dalam pembinaan.

Berdasarkan penelitian di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara

Bulian, peneliti melihat bahwa sarana dan prasarana belum memadai. Hal ini terlihat

bahwa banyak gedung-gedung yang rusak, dan ada pula yang tidak bisa lagi dipakai.

Hasil wawancara dengan bapak Ahmad Adianto, S.Pd beliau mengatakan :

“bahwa untuk sekarang ini gedung-gedung sudah mulai rusak, hampir semua gedung

mengalami rusak ringan. Kemudian gedung aula dan dapur yang rusak parah”27

. Berdasarkan pengamatan penulis melihat saat jam besuk ruangan sempit dan orang tua

anak atau keluarga yang duduk-duduk diluar gedung besuk karena gedung tersebut tidak

muat menampung dengan kondisi ruangan yang kecil.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa perhatian

pemerintah terhadap penyelenggaraan Pembinaan Anak belum terlihat maksimal. Kendala lainnya yaitu media pembelajaran, media yaitu alat bantu dalam proses

pembelajaran. Jika tidak ada media. Maka kesan sebuah pembelajaran akan membosankan.

Dalam pembinaan anak pelaku

27 Ahmad Adoanto, S.Pd, wawancara penulis, 22 April 2018

58

Page 66: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

66

pelecehan seksualdibutuhkan alat bantu yang memadai agar tingkat kesulitan bisa

ternetralisir.

Hasi wawancara dengan petugas Lembaga Pembinaan Muara Bulian Bapak Indra Bustari

mengatakan :

“Banyak alat-alat atau media yang rusak akibat sering digunakan oleh Anak, dan pihak

lembaga sudah mengadukan hal ini kepada kementrian Hukum dan HAM, tetapi belum

ada konfirmasi dari atasan28

”. Berdasarkan pengamatan, dapat dipahami bahwa media atau alat bantu dalam proses

pembinaan masih minim dan kurang diperhatikan, hal ini terlihat saat olahraga anak

menggunakan alat seadanya.

Dari hasil wawancara dan pengamatan, dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana yang

memadai yaitu saat tidak ada keluhan dari anak atau petugas Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian.

Adanya upaya penanggulangan kendala yang ditemukan dalam

Pembinaan Anak pelaku pelecehan seksualdi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian a. Pegawai

Upaya untuk mengatasi kendala pegawai di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Kelas II Muara Bulian yaitu melakukan penambahan personil di Lembaga Pembinaan,

memberikan latihan konseling kepada petugas Lembaga dan mengirim petugas keluar

untuk mengikuti pelatihan. Dari hasil pengamatan penulis, petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Muara Bulian berusaha agar pembinaan terhadap anak dapat berjalan dengan baik.

Langkah-langkah yang diperlukan dengan menambah personil.

28 Wawancara, Indra Bustari, tanggal 19 April 2018

59

3. Upaya Mengatasi Kendala dalam Pembinaan di Lembag Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian

Page 67: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

67

b. Anak

Upaya dalam mengatasi kendala anak adalah menerapkan hukuman untuk anak yang

kedapatan menghisap rokok dan membawa Handphole, petugas melakukan bimbingan

lebih optimal lagi. Yaitu menambah jam kegiatan agar anak tidak berkeliaran kemana-

kemana, petugas juga memberhentikan pegawai yang kedapatan mendukung anak untuk

melakukan pelanggaran hukum. c. Sarana dan Prasarana

Upaya mengatasi kendala sarana dan prasarana yaitu usaha menbangun beberapa ruangan

baru, seperti paviliun anak dan paviliun wanita. Melakukan kerjasama dengan Kementrian

Agama Batanghari, bidang kerjasama : pembinaan mental dan spiritual jangka waktu : 1

tahun ( jan’5-des’15), kemendiknas Batanghari, bidang kerjasama : pembinaan kementrian

( kejar paket A,B dan C) jangka waktu : 1 tahun ( jan’5-des’15), Bank Indonesia bidang

kerjasama : pembinaan kementrian (sablon san batik printing) jangka waktu 1 tahun (

jan’5-des’15). Selain itu, kondisi sarana dan prasarana yang tersedia mulai diperhatikan.

Hal ini dibuktikan dengan pengaduan pihak lembaga ke kementrian Hukum dan HAM.

Meskipun belum terwujud, tetapi ada usaha dari pihak Lembaga untuk melaporkan

keluhannya. Pembahasan tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepada pembina :

“Upaya yang dilakukan pihak Lembaga dalam mengatasi kendala yaitu membangun

beberapa ruangan baru, menetapkan anggaran biaya rutin setiap bulannya dari seluruh

petugas Lembaga Pembinaan agar anak nantinya setelah keluar dari Lembaga Pembinaan

mudah beradaptasi dengan lingkungannya29

”. Dari hasil pengamatan, penambahan ruang besuk, dan menetapkan anggaran biaya rutin

anak dan melaporkan keluhan anak kepada

29 Didik Budi Waluyo, S.H.M.Si.wawancara peneliti 20 mei 2018

60

Page 68: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

68

kementrian hukum dan HAM tentang penambahan alat-alat penunjang pembinaan.

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa upaya yang

dilakukan petugas lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) kelas II muara bulian dalam

hal sarana dan prasarana yaitu menambah ruangan baru seperti menambah ruang besuk,

melakukan penetapan anggaran untuk anak dan melaporkan ke pihak Kemantrian hukum

dan HAM atas keluhan Anak.

Page 69: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

69

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian dapat disimpulkan sebagai berikut :

23. Pembinaan anak pelaku pelecehan seksual di Lembaga Pembinaaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian sudah tergolong baik.

Aspek-aspek pembinaan terhadap anak pelaku pelecehan seksual di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian sudah

terlaksana. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan-kegiatan rutunitas

Anak Didik di Lembaga Pembinaan Khusus Akan (LPKA) Kelas II Muara

Bulian.

24. Kendala yang dihadapi dalam proses pembinaan anak di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara Bulian adalah

kurangnya personil tenaga pengawas, anak nakal, anak sering kedapatan

merokok, membawa handphone dan tidak mau mengikuti kegiatan

pembinaan, keadaan pendidikan yang rendah, sarana dan prasarana yang

tidak memadai, media yang rusak.

25. Upaya mengatasi kendala dalam pembinaan yaitu penambahan

personil/petugas. Mengirim petugas keluar kota untuk pelatihan,

menetapkan anggaran biaya rutin setiap bulan nya dari seluruh petugas

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Muara bulian

nantinya setelah keluar dari lembaga pembinaan mudah beradaptasi maka

mereka dibekali dengan pendidikan dan ketampilan. Penambahan ruangan

baru untuk orang tua yang ingin membesuk, merenovasi paviliun anak dan

melaporkan keluhan anak ke kementriannhukum dan HAM terkait media

yang rusak.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 70: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

70

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah

dirumuskan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut :

5 langkah-langkah atau tahap-tahap pembinaan disosialisasikan

kepada semua anak agar mereka selalu berusaha untuk

mengikuti setiap program pembinaan dengan baik. Selain tahap

registrasi, anak juga harus mengetahui adanya tahap assimilasi

dan bebas bersyarat.

6 Hasil pembinaan akan lebih optimal jika sarana dan prasarana

di dalam lembaga tersadia dengan baik dan lengkap, seperti

sarana fisik yaitu penyediaan ruangan perlu ditambah,

khususnya ruangan untuk berkunjung, perlengkapan peralatan

kesehatan dan diharapkan di dalam program pembinaan para

pembina dapat ditugaskan sesuai dengan bidang ilmu/keahlian

yang dililiki agar proses pembinaan dapat berjalan dan

memperoleh hasil yang baik.

7 Perlunya di tambah petugas yang sesuai dengan bidangnya agar

proses pembinaan dapat terlaksana dengan semakin baik dan

mendapatkan hasil yang lebih baik

8 Kesejahtraan pembina pada umumnya dan petugas lembaga

pembinaan khususnya hendaknya lebih diperhatikan dan

ditingkatkan kesejahtraannya oleh pemerintah. Mengingat

pengabdian yang mereka berikan untuk kepentingan bangsa

dan negara bukan untuk kepentingan mereka sendiri.

B. Saran

Page 71: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

71

Adi Sujatno, Sistim Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri,

Direktorat Jendral Pemasyarakatan, Jakarta, 2004.

Ahmad Abu, Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta, cet. 3 , 2016).

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers , 2015).

Gultom Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, (

Bandung : PT. Rafika Aditama, 2014).

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=U

T P- 8#q=pembinaan+narapidana+narkotika+di+lapas+anak

diakses pada tanggal 11 februari 2017.

Iqbal Hasan, analisis data penelitian dengan statistik, Cet. 5 ,(Jakarta : Bumi

Aksara, 2010).

Imron Rosadi Kemas, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Padang : SUKABINA

press, cet 1, 2016).

Maunah, sosiologi pendidikan, ( Depok Sleman Yokyakarta : Kalimedia, cet. 1,

2016).

Nurbuko Cholid, Achmad Abu, metodologi Penelitian, ( Jakarta : Bumi Aksara,

2012).

Pandual Skripsi, (IAIN Jambi, 2015 )

Rakyat Indonesia, Undang-undang Dasar 1995, ( Jakarta : ABDI PERTIWI,

1959).

Samosir Djisman, Penologi dan Pemasyarakatan, ( Bandung: Nuansa Aulia,

Desember 2016).

Tim Mahardika, undang-undang R.I Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

dan Undang-undang R.I nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, (

Yokyakarta : Pustaka Mahardika, April 2011).

Tim Mahardika, Undang-undang Perlindungan Anak, ( Yokyakarta : Pestaka

Mahardika, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

Page 72: PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA ANAK PELAKU ...repository.uinjambi.ac.id/361/1/skripsi nasrul mukminin...Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, Ayahanda tercinta Syahrul

72

Yamis Martinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (

Jakarta : REFERENSI, 2013).

Yamin Martinis, profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, ( Jakarta :

REFERENSI, 2013).