analisis implementasi pelayanan publik dalam …repository.ub.ac.id/6597/1/almas syahrul...

97
ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM TRANSPORTASI UMUM RAMAH DISABILITAS DI JAKARTA 2016 (TRANSJAKARTA CARES) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Transisi dan Governance Oleh: Almas Syahrul Ghani Nim: 135120507111006 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM TRANSPORTASI

UMUM RAMAH DISABILITAS DI JAKARTA 2016

(TRANSJAKARTA CARES)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama

Transisi dan Governance

Oleh:

Almas Syahrul Ghani

Nim: 135120507111006

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

i

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI UMUM

RAMAH DISABILITAS DI JAKARTA

(TRANSJAKARTA CARES)

SKRIPSI

Oleh :

Almas Syahrul Ghani

NIM. 135120507111006

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

LEMBAR PENGESAHAN

Wawan Sobari, S.IP., MA., Ph.D

Slamet Thohari, S.Fil., MA

NIP. 197408012008011009 NIK. 20130481111910

Page 3: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI UMUM

RAMAH DISABILITAS DI JAKARTA

(TRANSJAKARTA CARES)

SKRIPSI

Oleh :

Almas Syahrul Ghani

NIM. 135120507111006

Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian sarjana pada tanggal 10 Nopember

2017

Tim Penguji :

Ketua Sidang Sekertaris Sidang

Wawan Sobari, S.IP.,MA.,Ph.D Slamet Thohari, S.Fil.,MA

NIP. 197408012008011009 NIK. 2013048111191001

Anggota Sidang Anggota Sidang

Ibnu Asqori Pohan, S.Sos.,MA

NIK. 2016078311181001

H.B. Habibi Subandi, S.Sos.,MA

NIK. 201304849051001

Dekan FISIP Universitas Brawijaya

Prof. Dr. Unti Ludigdo, AK

NIP. 196908141994021001

Page 4: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

iii

PERNYATAAN

Almas Syahrul Ghani

NIM. 135120507111006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul ANALISIS

IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI UMUM

RAMAH DISABILITAS DI JAKARTA (TRANSJAKARTA CARES) adalah

benar – benar karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan skripsi dan gelar yang

saya peroleh dari skripsi tersebut.

Malang, 20 Nopember 2017

Yang membuat pernyataan

Almas Syahrul Ghani

NIM. 135120507111006

Page 5: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

iv

ABSTRAK

Almas Syahrul Ghani, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2017. Analisis Implementasi

Pelayanan Publik Transportasi Umum Ramah Disabilitas (Transjakarta Cares) Tim

Pembimbing: Wawan Sobari, S.Ip., MA., Ph.D dan Slamet Thohari, S.Fil., MA.

Transportasi umum bukan hanya untuk mereka yang memiliki kondisi fisik yang normal.

Penyandang disabilitas memiliki kebutuhan khusus dalam bermobilisasi. Penyandang

disabilitas selama ini sering mendapatkan kebijakan yang kriminalisasi hak-hak mereka,

salah satunya dalam transportasi umum untuk bermobilisasi. Gubernur DKI Jakarta Basuki

Tjahya Purnama memberikan layanan transportasi ramah disabilitas berupa transjakarta cares

untuk memaksimalkan aksesibilitas dalam bermobilisasi untuk penyandang disabilitas.

Armada transjakarta cares merupakan hibah dari program Corporate Social Responsibility

perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Jakarta. Transjakarta cares dapat digunakan

secara gratis, biaya operasional transjakarta cares merupakan subsidi dari pemerintah dengan

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Komunitas

penyandang disabilitas dan teman-teman penyandang disabilitas mengapresiasikan layanan

transjakarta cares sebagai langkah baik yang diberikan oleh pemerintah untuk memberikan

solusi bermobilisasi bagi penyandang disabilitas. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif metode studi kasus, dan dianalisis menggunakan teori implemetasi

kebijakan dari Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukan keberhasilan implementasi dari

layanan transjakarta cares. Dibuktikan dengan peningkatan jumlah pengguna transjakarta

cares meningkat dari awal tahun diluncurkan pada tahun 2016 lalu. Keberhasilan dari

kebijakan ini dikarenakan adanya komitmen dari kepala daerah saat itu, dengan

mengeluarkan peraturan gubernur no. 160 tahun 2016. Namun, transjakarta cares masih

memiliki catatan khusus untuk meningkatkan aksesibilitas yang lebih ramah disabilitas dan

jumlah armada harus ditambah, agar mampu melayani permintaan. Faktor kemanfaatan

transjakarta cares dikarenakan layanan transjakrta cares merupakan satu-satunya solusi yang

diberikan oleh pemerintah, layanan itu dapat digunakan secara gratis tanpa ada pumutan

biaya dan adanya ketegasan dan kepedulian dari pemerintah saat itu.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Transportasi Umum Ramah Disabilitas,

Transjakarta Cares, Komitmen Kepala Daerah

Page 6: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

v

ABSTRACT

Almas Syahrul Ghani, Bachelor Program, Study Political Science, Faculty of Social and

Political Sciences, Brawijaya University of Malang, 2017. Analysis of Public Service

Implementation of Disability Friendly Public Transportation (Transjakarta Cares)

Supervised By: Wawan Sobari, S.Ip., MA., Ph.D and Slamet Thohari, S.Fil., MA.

Public transport is not just for those with normal physical condition. Persons with disabilities

have special needs in mobilizing. Persons with disabilities have often found policies that

criminalize their rights, one of them in public transport to mobilize. Jakarta Governor Basuki

Tjahya Purnama provides disability-friendly transportation services in the form of

Transjakarta cares to maximize accessibility in mobilizing for PwDs. Transjakarta cares fleet

is a grant from Corporate Social Responsibility program of insurance companies in Jakarta.

Transjakarta cares can be used free of charge, the operational cost of Transjakarta cares is a

subsidy from the government using the DKI Jakarta Regional Income and Expenditure

Budget. Disabled communities and friends with PwDs appreciate Transjakarta cares services

as a good measure provided by the government to provide mobilizing solutions for PwDs. In

this research use qualitative approach of case study method, and analyzed using theory of

policy implemetasi from Daniel A. Mazmanian and Paul A. Sabatier.

The results found in this study indicate the successful implementation of Transjakarta Cares

service. Evidenced by the increasing number of Transjakarta cares users increased from the

beginning of the year launched in 2016 ago. The success of this policy is due to the

commitment of the head of the region at that time, by issuing governor regulation no. 160 in

2016. However, Transjakarta cares still has a special record to increase accessibility that is

more disability friendly and the number of fleets must be increased, in order to be able to

serve the demand. Transjakarta cares benefit factor because transjakrta cares service is the

only solution provided by the government, the service can be used free of charge without any

cost and the assertiveness and concern of the government at that time.

Keywords: Policy Implementation, Disability-Friendly Public Transport, Transjakarta

Cares, Commitment of Regional Head

Page 7: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat,

rahmat, serta penyertaan-Nya sehingga penelitian skripsi dengan judul Analisis

Implementasi Pelayanan Publik Transportasi Umum Ramah Disabilitas Di Jakarta

(Transjakarta Cares) ini dapat diselesaikan dengan lancar oleh penulis.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada berbagai pihak sebagai berikut:

1. Kedua orang tua, Bapak Sugia Mulyata dan Ibu Mahluyah atas segala

dukungan baik berupa doa, semangat, maupun materi, serta kesempatan untuk

menjalankan studi saya di Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Brawijaya, Malang.

2. Kakak dan adik saya, Abang Riza, Kak Via, Kak Satrio, Kak Liza, Ka Ghina,

Ka Hana, dan Adik Akmal atas dukungan dan bantuan materil dan juga doa

yang selalu diberikan dalam pengerjaan skripsi ini agar penulis dapat segera

mendapatkan gelar sarjana dan pulang kerumah.

3. Bapak Wawan Sobari, S.IP, MA, Ph. D dan Bapak Slamet Thoari, S.Fil., MA

sebagai dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan masukan dan ilmu

yang sangat berarti selama bimbingan skripsi saya.

4. Sahabat dan teman-teman perkuliahan dan lain-lain yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.

5. Sahabat yang seperti keluarga, Indroisme khususnya Agung, Ega, Tyo, Intan,

mama Dina, Hyram, Bayu, Randy Ponto, Mifathul Amin, dan Rakha.

6. Safira Kurniatie yang selalu setia mendoakan, menemani serta memberi

semangat dan motivasi kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.

7. Anandika Teguh Prakoso sebagai partner orenda.ht yang selalu menyemangati

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

8. Sahabat-sahabat di Jakarta, khususnya kepada Alamsyah, Aji, dan Reza yang

selalu mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi dari kejauhan

agar penulis dapat segera pulang ke Ibu Kota.

Page 8: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

vii

9. Bapak Aji, Bapak Dion, Bapak Faisal, Bapak Gufron, Bapak Alam, Bapak

Aulia Amin, dan Bapak Boval yang mengizinkan saya untuk mewawancari

sebagai informan dan sumber data.

10. Keluarga besar Ilmu Politik angkatan 2013, Universitas Brawijaya, Malang.

11. Seluruh pihak yang terlibat dan telah memberikan semangat kepada penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi.

Terimakasih atas semua dukungan dan doa yang telah diberikan. Mohon maaf apabila

masih banyak kekurangan dalam penelitian skripsi yang disusun oleh penulis. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis serta teman-teman yang kelak akan melakukan

penelitian skripsi ataupun bekerja di suatu perusahaan.

Malang, September 2017

Page 9: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

PERNYATAAN .................................................................................................... iii

ABSTRAK ..............................................................................................................iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xi

DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ............................................. Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian.......................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian........................................ Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Teori Implementasi Kebijakan ..................... Error! Bookmark not defined.

a) Karakteristik Masalah .................................... Error! Bookmark not defined.

b) Karakteristik Kebijakan ................................. Error! Bookmark not defined.

c) Lingkungan Kebijakan ................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kebijakan Publik .......................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pengertian Penyandang Disabilitas .............. Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Ragam Penyandang Disabilitas ............. Error! Bookmark not defined.

2.4 Hak-Hak Penyandang Disabilitas................. Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Disabilitas Dalam Perspektif Sosial ModelError! Bookmark not defined.

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ........................... Error! Bookmark not defined.

2.6 Kerangka Pemikiran ..................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ........................ Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian ........................ Error! Bookmark not defined.

3.3 Fokus Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.

Page 10: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ix

3.4 Sumber Data ................................................. Error! Bookmark not defined.

3.5 Pemilihan Informan ...................................... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................... Error! Bookmark not defined.

3.7 Analisis Data ................................................ Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Keabsahan Data ............................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV .................................................................. Error! Bookmark not defined.

GAMBARAN UMUM .......................................... Error! Bookmark not defined.

4.1 Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta .................. Error! Bookmark not defined.

4.2 Mengenal Transjakarta Cares ....................... Error! Bookmark not defined.

4.3 Bus Transjakarta Ramah Disabilitas ............ Error! Bookmark not defined.

BAB V ................................................................... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN .................................................... Error! Bookmark not defined.

5.1 Alasan Pemerintah Memberikan Layanan Transportasi Ramah Disabilitas Melalui

Transjakarta Cares .............................................. Error! Bookmark not defined.

5.2 Implementasi Transjakarta Cares Sebagai Layanan Transportasi Ramah Disabilitas

............................................................................ Error! Bookmark not defined.

5.3 Respon Penyandang Disabilitas Dalam Memanfaatkan Transjakarta CaresError!

Bookmark not defined.

5.4 Faktor Pendorong Kemanfaatan Transjakarta CaresError! Bookmark not defined.

5.5 Faktor Komitmen Kepala Daerah ................ Error! Bookmark not defined.

BAB VI .................................................................. Error! Bookmark not defined.

PENUTUP.............................................................. Error! Bookmark not defined.

6.1 Kesimpulan................................................... Error! Bookmark not defined.

6.2 Saran ............................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 11: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

x

DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Kebijakan Publik ................................................................................. 13

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian....................................................................... 36

4.1 Armada Transjakarta Cres .............................................................................. 54

4.2 Aksesibilitas Transjakarta Cares ..................................................................... 54

4.3 Bus Transjakarta Ramah Disabilitas ............................................................... 58

5.1 Armada Transjakarta Cares Tampak Belakang .............................................. 75

5.2 Bus Rapid KL ................................................................................................. 76

5.3 Aksesibilitas Rapid KL ................................................................................... 76

Page 12: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbandingan Hak Penyandang Disabilitas dalam UN CRPD & UU No. 8 Tahun

2016.............................................................................................. 30

Tabel 2.2: Hak Penyandang Disabilitas Perempuan dan Anak......................... 32

Tabel 2.3: Perbandingan Penelitian terdahulu................................................... 34

Page 13: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

xii

DAFTAR ISTILAH

UU : Undang-Undang

Pergub : Peraturan Gubernur

CSR : Corporate Social Responsibility

DKI : Daerah Khusus Ibu Kota

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

PGC : Pulo Gadung Center

BRT : Bus Rapid Transit

BPS : Badan Pusat Statistik

JPO : Jembatan Penyebrangan Orang

UN CRPD : United Nation Convention On The Right of Persons With Disabilities

PBB : Persatuan Bangsa Bangsa

WHO : World Health Organization

KOMNAS HAM : Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

JBFT : Jakarta Barrier Free Tourism

PILKADA : Pemilihan Kepada Daerah

Page 14: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disabilitas menurut World Health Organization (WHO) adalah kondisi

atau fungsi dari seorang individu yang dinilai secara signifikan relatif terganggu

dari standar biasa individu dari kelompok mereka. Terdapat beberapa macam

macam disabilitas, karena istilah atau konsep ini sering digunakan untuk merujuk

kepada fungsi individu, termasuk didalamnya adalah gangguan fisik, gangguan

sensorik, gangguan kognitif, gangguan intelektual, penyakit mental, dan berbagai

jenis penyakit kronis.1 Penyandang disabilitas juga dijelaskan dalam dua

dokumen. Pertama, Konvensi International Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan

Protokol Opsional Terhadap Konvensi (Resolusi PBB 61/106 13 Desember 2006)

mengartikan penyandang disabilitas sebagai semua orang yang tidak mampu

menjamin oleh dirinya sendiri, seluruh atau sebagian, kebutuhan individual

normal dan atau kehidupan sosial, sebagai hasil dari kecatatan mereka, baik yang

bersifat bawaan maupun tidak, dalam hal keimampuan fisik atau mentalnya.

Kedua adalah dalam Convention On The Rights of Persons With

Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas) yang telah

diratifikasi dengan UU No 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention On

The Rights of Persons Wihth Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak

Penyandang Disabilitas), penyandang disabilitas termasuk mereka yang memiliki

keterbatasan mental, fisik, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama

dimana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan, yang dapat menghalangi

1Halaman resmi WHO http://www.un.org/en/events/disabilitiesday/background.shtml diakses 19

maret 2017

Page 15: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan prinsip

kesetaraan.2

Adapun pengertian penyandang disabilitas menurut Pasal 1 angka 1

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas yaitu:3

“Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam

jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya

berdasarkan kesamaan hak.”

Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penyandang

disabilitas di Indonesia sebesar 12,15% (dua belas, lima belas persen) dari jumlah

penduduk warga negara Indonesia. Penyandang disabilitas yang masuk kategori

sedang sebanyak 10,29% (sepuluh, dua puluh sembilan persen) dan penyandang

disabilitas kategori berat sebanyak 1,87% (satu, depalan puluh tujuh persen).

Sedangkan jumlah penyandang disabilitas di DKI Jakarta, pada Tahun 2015

tercatat jumlah penyandang disabilitas di Ibu Kota mencapai 6.003 jiwa. Jakarta

Selatan menjadi daerah dengan penyandang disabilitas terbanyak, yakni

berjumlah 2.290 jiwa, disusul oleh Jakarta Barat 1.155 jiwa. Jakarta Timur 1.100

jiwa, Jakarta Pusat 770 jiwa, Jakarta Utara 593 jiwa, dan Kepulauan Seribu

menjadi wilayah yang paling sedikit dengan 69 penyandang disabilitas.4

Pada Tahun 2016 telah di tetapkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Peyandang Disabilitas untuk memperbaharui

2 Penjelasan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pengesahan CRPD. 3 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871) 4 http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/09/jelang-debat-iii-jumlah-penyandang-

disabilitas-di-dki-jakarta-capai-6-ribu-jiwa diakses 23 maret 2017

Page 16: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, yang dianggap

sudah tidak sesuai lagi dengan paradigma kebutuhan penyandang disabilitas

sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru. Undang-Undang Nomor

8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas untuk bisa mengangkat

kehormatan para penyandang disabel, memberikan kesempatan untuk menggali

potensi, memberikan lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan publik

transportasi umum, dan hak-hak serta kewajibannya sebagai warga negara

Indonesia.

Penyandang disabilitas juga memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang

sama dengan masyarakat yang non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara

Indoesia, sudah sepantasnya penyandang disabilitas mendapatkan perlakuan

khusus, yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan dari kerentanan terhadap

berbagai tindakan diskriminasi dan terutama perlindungan dari berbagai

pelanggaran hak asasi manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai

upaya maksimalisasi penghormatan, pemajuan, perlindungan dan pemenuhan hak

asasi manusia universal.5

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 menjamin bagi para penyandang

disabilitas untuk mendapatkan pelayanan publik, dengan aturan yang tertuang

pada (Pasal 19 UU/8/2016) memperoleh akomodasi yang layak dalam pelayanan

publik secara optimal, wajar, bermartabat tanpa diskriminasi, dan pendampingan,

penerjemahan, dan penyediaan fasilitas yang mudah diakses di tempat layanan

publik tanpa tambahan biaya. Merespon baik Undang-Undang Nomor 8 Tahun

5 Majda El Muhtaj, 2008, Dimensi‐Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya,

RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 273.

Page 17: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

2016 tentang penyandang disabilitas, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya

Purnama mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2016 tentang

transportasi publik gratis untuk masyarakat dan khususnya bagi penyandang

disabilitas yang tertuang pada Pasal 15 Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun

2016.

PT. Transjakarta sebagai Badan Perusahaan Millik Daerah (BUMD) di

bawah Pemerintah provinsi DKI Jakarta, bertanggung jawab dengan Peraturan

Gubernur Nomor 160 Tahun 2016 tentang transportasi publik gratis bagi

masyarakat, khususnya penyandang disabilitas. PT. Transjakarta dan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta sedang gencar memperjuangkan dan memberikan fasilitas-

fasilitas publik untuk para penyandang disabilitas dengan memberikan

transjakarta cares yang sudah di luncurkan pada bulan Oktober 2016 sebanyak 26

unit Transjakarta cares, dan bagi para pengemudi tidak boleh melebihi dari

kecepatan 50km/jam untuk kenyamanan para penumpang penyandang disabilitas.6

Transjakarta juga sudah menambah 300 unit bus transjkarta yang ramah

disabilitas dengan sistem low entry.7

Selain menyediakan transjakarta cares dan transjakarta low entry. PT.

Transjakarta juga sudah menyediakan 10 jembatan penyeberangan orang (JPO)

dan 75 halte transjakarta yang ramah bagi para penyandang disabilitas.

Transjakarta juga sudah menyiapkan pramudi dan satuan petugas yang siap

melayani penyandang disabilitas. Halte ramah disabilitas diberikan tanda

6 David Oliver Purba, “Kecepatan Transjakarta Cares Tak Boleh Lebih dari 50km/jam,

http://indeks.kompas.com/tag/Penyandang.disabilitas diakses 23 Maret 2017 7 Prasetia Budi, Transjakarta Luncur 116 Unit Bus Baru, http://transjakarta.co.id/transjakarta-

luncurkan-116-unit-bus-baru/ diakses 6 april 2017

Page 18: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

berwarna hijau muda pada tiang ram jembatan penghubung dengan jembatan

penyebrangan orang.

Namun, dalam pelaksanaannya di lapangan, masih banyak keluhan yang

dirasakan para penyandang disabilitas, mulai dari jam operasional transjakarta

cares, tempat duduk yang terlalu sempit, dan belum beroperasi di seluruh jakarta,

hanya jakarta pusat dan jakarta barat. Padahal jakarta selatan memiliki jumlah

penyandang disabilitas terbanyak yang ada di jakarta.8 Penyandang disabilitas

memang sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, dan

mendapatkan fasilitas yang ramah untuk dapat membantu kebutuhan aktivitas

mereka dalam kesehariannya. Karena penyandang disabilitas juga memiliki atas

hak dan tanggung jawab yang sama dengan warga negara yang non disabilitas,

sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016

Tentang penyandang disabilitas.

Dengan ini penulis melakukan penelitian seputar penyandang disabilitas di

Provinsi DKI jakarta dengan judul “ANALISIS IMPLEMENTASI

PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI UMUM RAMAH DISABILITAS

DI JAKARTA (TRANSJAKARTA CARES)“ alasan penulis mengambil judul

diatas, karena penulis tertarik dengan penyandang disabilitas yang mendapat

perhatian lebih, khususnya dalam mendapatkan pelayanan publik transportasi

umum gratis oleh pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 160

Tahun 2016 Pasal 15 tentang pelayanan transjakarta gratis dan bus gratis bagi

masyarakat penyandang disabilitas.

8 Prasetia Budi, Transjakarta Cares Untuk Difabel, http://transjakarta.co.id/transjakarta-cares-

difabel/ diakses 6 april 2017

Page 19: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa pemerintah provinsi DKI Jakarta memberikan layanan

transportasi yang ramah disabilitas melalui Transjakarta Cares?

2. Bagaimana implementasi Transjakarta Cares sebagai layanan transportasi

yang ramah disabilitas?

3. Bagaimana respon penyandang disabilitas dalam memanfaatkan

Transjakarta Cares?

4. Apa faktor yang mendorong kemanfaatan Transjakarta Cares?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah penyandang disabilitas sudah merasakan kebijakan dan pelayanan publik

transjakarta cares yang efektif dan efisien dalam mendukung untuk menjalan

kehidupan sehari-hari. Selain itu juga ingin mengetahui peran pemerintah provinsi

DKI Jakarta dalam menangani masalah-masalah yang dialami oleh para

penyandang disabilitas.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pemerintah

Manfaat dari penelitian diharapkan mampu menjadi masukan atau

sumbangan pemikiran bagi pemerintah DKI Jakarta dalam memberikan

fasilitas publik yang ramah dengan penyandang disabilitas.

2. Manfaat bagi masyarakat

Manfaat dari penelitian diharapkan mampu memberikan kepedulian dalam

meyuarakan hak-hak dan kewajiban penyandang disabilitas di masyarakat

Page 20: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

DKI Jakarta dengan mendukung fasilitas publik yang ramah penyandang

disabilitas.

Page 21: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori sebagai pisau analisis

atau alat dalam pemecahan permasalahan dalam sebuah penelitian. Adapun teori

yang dipakai oleh penulis adalah teori Implementasi kebijakan dari Daniel A.

Mazmanian dan Paul A. Sabatier. Teori ini digunakan oleh penulis untuk

menjelaskan dan menganalisis bagaimana sebuah kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah untuk memberikan pelayanan publik transportasi umum yang ramah

bagi penyandang disabilitas.

2.1 Teori Implementasi Kebijakan

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teori implementasi

kebijakan dari Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier, karena menurut

penulis teori yang dipaparkan lebih sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan

dan sesuai untuk dijadikan pisau analisis untuk mempermudah analisis

implementasi Transjakarta cares. Menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A.

Sabatier ada 3 variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi,yakni:1

a) Karakteristik Masalah

1. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan, disatu

pihak ada beberapa masalah sosial yang mudah di pecahkan dan di

pihak lain terdapat masalah-masalah sosial yang relatif sulit untuk

dipecahkan.

1 Drs. AG. Subarsono, 2005, Analisis Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm .94-99

Page 22: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

2. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran, suatu program akan

relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok sasarannya

adalah homogen.

3. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi, sebuah

program akan relatif sulit diimplementasikan apabila sasarannya

mencakup semua populasi.

4. Cakupan perubahan prilaku yang diharapkan, sebuah program yang

bertujuan memberikan pengetahuan atau bersifat kognitif akan

relatif lebih mudah diimplementasikan daripada program yang

bertujuan merubah sikap dan perilaku masyarakat.

b) Karakteristik Kebijakan

1. Kejelasan isi kebijakan, ini berarti semakin jelas dan rinci sebuah

kebijakan akan mudah diimplementasikan karena implementor

mudah memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata.

2. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukugan teoritis,

kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap

karena sudah teruji.

3. Besarnya alokasi sumberdaya finansial terhadap kebijakan

tersebut. Sumber daya keuangan adalah faktor krusial untuk setiap

program sosial.

4. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar institusi

pelaksana.

5. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana.

6. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.

Page 23: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

7. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi

dalam implementasi kebijakan.

c) Lingkungan Kebijakan

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan

teknologi. Masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relatif

mudah menerima program-program pembaruan dibanding dengan

masyarakat yang masih tertutup dan tradisional.

2. Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan. Kebijakan yang

memberikan insentif biasanya mudah mendapatan dukungan

publik.

3. Sikap dari kelompok pemilih. Kelompok pemilih yang ada dalam

masyarakat dapat mempengaruhi implementasi kebjijakan.

4. Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor.

Dari penjelasan menurut Daniel A. Mazaiman dan Paul A. Sabatier,

permasalahan yang terdapat dalam penelitian sesuai dengan yang dijelaskan,

mulai dari karakteristik masalah yang sesuai dari kelompok sasaran, suatu

program akan lebih mudah diimplementasikan apabila kelompok sasarannya

adalah homogen, dan sebaliknya apabila sasaran implementasi terhadap total

populasi akan relatif sulit diimplementasikan, dan kebijakan yang kognitif akan

relatif lebih mudah diimplementasikan daripada program yang bertujuan merubah

sikap perilaku masyarakat. Menurut penulis dari segi karakterisitik masalah dalam

penilitian ini sangat sesuai, karena kelompok sasarannya adalah homogen dan

kebijakannya tidak bersifat merubah sikap dan perilaku sasaran kebijakan.

Page 24: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Dari segi karakterisik kebijakan yang dijabarkan oleh Mazmanian dan

Sabatier juga sesuai dengan permasalahan dalam penilitian ini, karena kebijakan

yang dikeluarkan sangat jelas berupa transportasi umum yang ramah penyandang

disabilitas, dan kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan teoritis dan dipayungi

dengan Undang-Undang. Sedangkan dari lingkungan kebijakan yang dijabarkan

oleh mazmanian dan Sabatier sangat sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi

dari sasaran kebijakan. Karena kebijakan yang dikelaurkan merupakan kebijakan

pembaruan di dalam transportasi umum yang ramah disabilitas.

Dapat diartikan bahwa ada banyak variabel yang mampu mempengaruhi

berjalannya implementasi kebijakan yang akan dijalankan oleh implementor.

Implementasi kebijakan tidak hanya terbatas tindakan dan perilaku badan

alternatif atau unit birokrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

program dan menimbulkan kepatuhan dari target group. Hal itu juga dijelaskan

Makinde yang dikutip oleh Erwan Agus dan Dyah Ratih, beberapa permasalahan

yang muncul dalam proses implementasi di negara berkembang, yaitu: 2

1. Kegagalan implementasi disebabkan oleh kelompok sasaran tidak terlibat

dalam implementasi program.

2. Program yang diimplementasikan tidak mempertimbangkan kondisi

lingkungan sosial, ekonomi, dan politik.

3. Adanya korupsi.

4. Sumberdaya manusia yang kapasitasnya rendah.

5. Tidak adanya koordinasi dan monitoring

2 Erwan Agus dan Dyah Rati, “Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya Di

Indonesia”, (Yogyakarta: Gava Media, Cetakan Pertama, 2012)

Page 25: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

2.2 Kebijakan Publik

Proses sebuah kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivis politis

tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda,

formulasi Kebijakan, dan penilian kebijakan. Sedangkan aktivitas perumusan

masalah, foreacasting, rekomendasi kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan

adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual. 3

Gambar 2.1

Proses Kebijakan Publik

Sumber: William N. Dunn, 1994:17

Perumusan masalah kebijakan merupakan salah satu bagian yang bersifat

krusial. Analisis kebijakan sering gagal karena memecahkan masalah yang salah

dibandingkan gagal karena mereka menemukan solusi yang salah terhadap

masalah yang benar. Forecasting atau ramalan adalah kegiatan untuk menentukan

informasi faktual tentang situasi dimasa depan atas dasrar informasi yang ada

3 Drs. AG. Subarsono,Op.cit hal 8-9

Page 26: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

sekarang. Tujuannya sendiri untuk memberikan informasi mengenai kebijakan di

masa depan dan konsekuensinya, melakukan kontrol dan intervensi kebijakan

guna memengaruhi perubahan, sehinga akan mengurangi resiko yang lebih besar.

Kemudian setelah ramalan kebijakan ada langkah rekomendasi kebijakan yaitu

memberikan alternatif kebijakan yang paling unggul dibanding dengan alternatif

kebijakan yang yang lain. Dalam proses pemilihan alternatif tersebut harus

mendasarkan pada seperangkat kriteria yang jelas dan transparan, sehingga ada

alasan yang masuk akal bahwa suatu alternatif kebijakan dipilih atau ditolak.

Metode seleksi kriteria tersebut dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif.4

Setalah melalui tahap perumusan masalah, ramalan kebijakan, dan

rekomendasi kebijakan,suatu kebijakan baru bisa diimplementasikan,

implementasi kebijakan yaitu dimana pelaksanaan suatu kebijakan yang telah

dipilih dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Kebijakan yang telah

direkomendasikan untuk dipilih bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut akan

berhasil dalam implementasinya. Ada banyak variabel yang mempengaruhi

keberhasilan implementasi kebijakan baik yang bersifat individual maupun

kelompok atau instansi. Kebijakan publik sendiri akan diaksanakan atau

diimplementasikan oleh badan-badan pemerintah untuk memberikan dampak pada

warga negaranya.

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan implementasi kebijakan publik

sebagai tindakan-tindakan dalam keputusan yang ada sebelumnya. Tindakan-

tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan

menjadi tindakan-tindakan operasional dalam rangka melanjutkan usaha-usaha

4 Drs. AG. Subarsono. Ibid

Page 27: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

untuk mencapai perubahan yang besar maupun yang kecil yang ditetapkan oleh

keputusan-keputusan kebijakan yang dilakukan oleh organisasi public yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.5

Setelah suatu kebijakan diimplementasikan, maka akan ada Monitoring

kebijakan dan evaluasi kebijakan. Pada dasarnya adalah kegiatan untuk

melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan. Monitoring dilakukan

ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan. Sedangkan evaluasi

dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu kebijakan, sejauhmana kebijakan itu

mencapai sasaran dan tujuannya.6

2.3 Pengertian Penyandang Disabilitas

Disabilitas memiliki pengertian yang berbeda dari setiap aspek, adapaun

pengertian disabilitas menurut World Health Organization (WHO) adalah kondisi

atau fungsi dari seorang individu yang dinilai secara signifikan relatif terganggu

dari standar biasa individu dari kelompok mereka. Terdapat beberapa macam

macam disabilitas, karena istilah atau konsep ini sering digunakan untuk merujuk

kepada fungsi individu, termasuk didalamnya adalah gangguan fisik, gangguan

sensorik, gangguan kognitif, gangguan intelektual, penyakit mental, dan berbagai

jenis penyakit kronis.7 Sedangkan disabilitas menurut perspektif sosial model

adalah problem sosial yang berakar dari konstruksi struktur lingkungan

5 Budi Winarno, Kebijakan Publik (teori dan proses), Media Pressindo, Jakarta, 2008, hlm 146-

147. 6 Drs. AG. Subarsono,Op.cit

7Halaman resmi WHO http://www.un.org/en/events/disabilitiesday/background.shtml diakses 19

maret 2017

Page 28: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

masyarakat atau dengan kata lain kedisabilitasan seseorang merupakan dampak

dari lingkungan yang tidak aksesibel.8

Penyandang disabilitas menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8

Thaun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas yaitu:9

“Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam

jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan

kesamaan hak.”

Istilah penyandang disabilitas di Indonesia muncul setelah adanya diskusi

oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bertajuk, “Diskusi Pakar Untuk

Memilih Terminologi Pengganti Istilah Penyandang Cacat” pada 19 – 20 Maret

2010 di Jakarta. Diskusi Dihadiri oleh Pakar Hukum, Pakar Bahasa, Pakar

Komunikasi, pakar Filsafat, Pakar HAM, Pakar Penyandang Disabilitas, Pakar

Pssikologi, Pakar Isu Kelompok Rentan, Perwakilan Kementerian Sosial,

Komisioner KOMNAS HAM. Hasil dari diskusi menemukan dan menyepekati

terminologi penyandang disabilitas sebagai pengganti penyandang cacat.10

2.3.1 Ragam Penyandang Disabilitas

Ragam Penyandang Disabilitas menurut Pasal 4 angka 1 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas meliputi:11

a. Penyandang Disabilitas fisik;

8Robandi, https://www.solider.or.id/2017/04/25/mengintip-percaturan-tiga-model-persepsi-difabel

diakses 21 September 2017 9 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871) 10

Daya Akselerasi Aditama, http://daksa.or.id//istilah-penyandang-16 disabilitas-sebagai-

pengganti-penyandangcacat/#sthash.vhaZpgul.dpuf, akses pada 9 Mei 2017 11

Pasal 4 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871)

Page 29: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

b. Penyandang Disabilitas intelektual;

c. Penyandang Disabilitas mental; dan/atau

d. Penyandang Disabilitas sensorik.

Ragam Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi

dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun jenis dan penyebab disabilitas bisa disebabkan oleh berbagai

faktor yaitu;12

a. Cacat didapat (Acquired), penyebabnya bisa karena kecelakaan lalu lintas,

perang atau konflik bersenjata dan akibat penyakit kronis.

b. Cacat bawaan atau sejak lahir (Congenital), penyebabnya antara lain

karena kelainan pembentukan organ-organ pada masa kehamilan, karena

serangan virus, gizi buruk, pemakaian obat-obtan tak terkontrol atau

karena penyakit menular.

Dari berbagai faktor penyebab serta permasahalan disabilitas, maka jenis-jenis

disabilitas dapat dikelompokan sebagai berikut;13

1. Penyandang Disabilitas Fisik

a. Tuna Netra adalah seseorang yang terhambat mobilitas gerak yang

disebabkan oleh hilangnya atau berkurangnya fungsi penglihatan

sebagai akibat dari kelahiran, kecelakaan maupun penyakit.

Buta total, tidak dapat meilhat sama sekali objek didepannya.

12

Sapta Nugroho, Risnawati Utami, 2008, Meretas Siklus Kecacatan Realitas Yang Terabaikan,

Yayasan Talenta, Surakarta, hal. 114 13

T. Sutjihati Soemantri, 2006, Psikologi Anak Luar Biasa, Refika Aditama, Bandung, Hal 121

Page 30: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Persepsi cahaya, seseorang yang mampu membedakan adanya

cahaya atau tidak, tetapi tidak dapat menentukan objek yang

ada didepannya.

Memiliki sisa penglihatan (Low Vision), seseorang yang dapat

melihat benda yang ada didepannya dan tidak dapat melihat

jari-jari tangan yang digerakkan dalam jarak satu meter.

b. Tuna Rungu atau Wicara adalah kecacatan sebagai akibat hilangnya

atau terganggunya fungsi pendengaran dan atau fungsi bicara baik

disebabkan oleh kelahiran, kecelakaan maupun penyakit, terdiri dari

tunga rungu wicara, tuna rungu, dan tuna wicara.

c. Tuna Daksa adalah gangguan pada bagian anggota gerak tubuh. Tuna

daksa dapat diartikan sebagai suatu keadaan rusak atau terganggu,

sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan

sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh

penyakit, kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sifat

lahir.

Menurut Effendi, tunda daksa terbagi menjadi dua golongan, yaitu;14

Tuna Daksa Ortopedi, yaitu kelainan yang menyebabkan

terganggunya fungsi tubuh, kelainan tersbut terjadi pada bagian

tulang, otot tubuh maupun daerah persendian, baik yang dibawa

sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian karena penyakit atau

14

Muhammad Effendi, 2006, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Bumi Aksara, Jakarta.

Hal 122

Page 31: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

kecelakaan, misalnya kelainan dalam pertumbuhan anggota badan

atau anggota badan yang tidak sempurna, cacat punggung,

amputasi tangan atau kaki, dan lainnya.

Tuna Daksa Syaraf, yaitu kelainan yang terjadi pada fungsi

anggota tubuh yang disebabkan gangguan pada susunan syaraf di

otak. Otak sebagai pengontrol tubuh memiliki sejumlah syaraf

yang menjadi kendali mekanisme tubuh, karena itu jika otak

mengalami kelainan, maka akan terjadi pada organisme fisik,

emosi dan mental. Salah satu bentuk yang terjadi karena gangguan

pada fungsi otak dapat dilihat pada anak yang memiliki gangguan

aspek motorik yang disebabkan oleh disfungsinya otak.

2. Penyandang Disabilitas Intelektual, yakni merupakan suatu pengertian

yang sangat luas mencakup berbagai kekurangan intelektual, diantaranya

juga adalah keterbelakangan mental. Sebagai contohnya adalah seorang

anak yang mengalami ketidakmampuan dalam belajar. Disabilitas

intelektual ini bisa muncul pada seseorang pada usia berapa pun.

3. Penyandang Disabilitas Mental

Tuna Laras, dikelompokkan dengan anak yang mengalami

gangguan emosi. Gangguan yang muncul pada individu yang

berupa ganggua perilaku seperti suka menyakiti diri sendiri, suka

menyerang teman, dan lainnya.

Page 32: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Tuna Grahita atau yang sering dikenal juga dengan cacat mental

yaitu kemampuan mental yang berada di bawah normal. Tolak

ukurnya adalah dengan tingkat kecerdasan atau IQ.

4. Penyandang Disabilitas Fisik dan Mental Ganda, merupakan mereka yang

menyandang lebih dari satu jenis keluarbiasaan, misalnya penyandang

tuna netra dan tuna rungu sekaligus, penyandang tuna daksa disertai

dengan tuna grahita atau bahkan sekaligus.

2.4 Hak-Hak Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas juga memiliki hak-hak sebagai warga negara

Indonesia, hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

Penyandang Disabilitas memuat 153 pasal dengan rincian pengaturan mengenai

hak penyandang disabilitas diatur didalam sebelas pasal, yaitu pada Bab III dari

Pasal 5 sampai dengan Pasal 26. Hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan

pelayanan publik yang layak juga tertuang pada Pasal 19 UU/8/2016. Hak

penyandang disabilitas untuk mendapat pelayanan publik berupa transportasi

umum garatis juga tertuang pada Peraturan Gubernur Nomor 160 Pasal 15 tentang

transportasi publik gratis dan khususnya bagi penyandang disabilitas.

Hak-hak penyandang disabilitas juga sudah di ratifikasi di dalam

Convention on the Rights of Persoon with Disabilities (CRPD) oleh Negara

Republik Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang

pengesahan CRPD. CRPD merupakan instrument Hak Asasi Manusia (HAM)

internasional dan nasional dalam upatya penghormatan, pemenuhan dan

perlindungan hak difabel di Indoneisa. Tujuan dari konvensi ini adalah untuk

Page 33: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

memajukan, melindungi, dan menjamin kesamaan hak dan kebebasan yang

mendasar bagi semua penyandang disabilitas, serta penghormatan terhadap

martabat penyandang disabilitas sebagai bagian yang tidak terpisahkan.15

Dari penjelasan di atas akan disajikan dua buah tabel yang akan

menggambarkan apakah Undang-Undang penyandang disabilitas yang baru

diberlakukan telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Konvensi Penyandang

Disabilitas, yaitu;16

Tabel 2.1: Perbandingan Hak Penyandang Disabilitas dalam UN

CRPD & UU No. 8 Tahun 2016

No. Hak Penyandang Disabilitas UN CRPD UU No: 8

Tahun 2016

1. Hak Sipil dan Politik

1.1 Hak hidup V V

1.2 Hak bebas dari stigma V V

1.3 Hak Keadilan dan Perlindungan

hukum

V V

1.4 Hak privasi V V

15

Penjelasan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 Tentang

Pengesahan CRPD 16

Erna Ratningsih, “Kewajiban Negara dan Hak Penyandang Disabilitas”, http://business-

law.binus.ac.id/2016/04/29/kewajiban-negara-dan-hak-penyandang-disabilitias/ diakses pada 9

mei 2017

Page 34: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

1.5 Hak Politik V V

1.6 Hak Keagamaan V V

1.7 Hak berekspresi, berkomunikasi dan

memperoleh informasi

V V

1.8 Hak Kewarganegaraan V V

1.9 Hak bebas dari diskriminasi,

penelantaran, penyiksaan dan

eksploitasi

V V

2. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

2.1 Hak Pendidikan V V

2.2 Hak Pekerjaan, V V

2.3 Hak Kesehatan V V

2.4 Hak Kebudayaan dan Pariwisata V V

2.5 Hak Kesejahteraan Sosial V V

2.6 Hak Pelayanan Publik V

2.7 Hak hidup secara mandiri dan

dilibatkan dalam Masyarakat

V V

3. Hak Khusus lainnya

3.1 Hak Kewirausahaan dan Kopeasi V

Page 35: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

3.2 Hak Aksesibilitas V V

3.3 Hak Perlindungan dari Bencana V V

3.4 Hak Habilitasi dan Rehabilitasi V V

3.5 Hak Pendataan V

3.6 Hak Keolahragaan V

Tabel 2.2: Hak Penyandang Disabilitas Perempuan dan Anak

Hak Penyandang Disabilitas Perempuan Hak Penyandang Disabilitas Anak

A. Konvensi Penyandang Disabilitas A. Konvensi Penyandang Disabilitas

Perlindungan terhadap perempuan

penyandang disabilitas dilaksanakan

melalui :

Jaminan atas hak asasi mereka serta

pemenuhan kebebasan fundamental

mereka secara penuh dan setara.

Membangun, mengembangkan dan

memberdayakan perempuan

disabilitas sebagai bagian dari

upaya menjamin penikmatan atas

hak dan kesetaraan mereka

Dalam rangka menjamin dan memajukan

pemenuhan serta perlindungan hak asasi

anak dengan disabilitas dilaksanakan

dengan cara:

Mengedepankan kepentingan

anak dalam menentukan berbagai

hal.

Menjamin kebebasan anak dalam

mengemukakan pendapat

mengenai hal yang

mempengaruhi kehidupan

mereka.

B. UU Nomor 8 Tahun 2016 B.UU Nomor 8 Tahun 2016

Hak atas kesehatan reproduksi Hak untuk mendapatkan perlindungan

khusus dari diskriminasi, penelantaran,

pelecehan, eksploitasi serta kekerasan

Page 36: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

dan kejahatan seksual

Hak menerima atau menolak penggunaan

alat kontrasepsi

Hak mendapatkan perawatan dan

pengasuhan keluarga atau keluarga

pengganti untuk tumbuh kembang secara

optimal

Hak mendapatkan perlindungan lebih dari

perlakuan diskriminasi berlapis

Hak untuk dilindungi kepentingannya

dalam pengambilan keputusan

Hak mendapatkan perlindungan lebih dari

tindakan kekerasan termasuk kekerasan dan

eksploitasi seksual

Perlakuan anak secara manusiawi sesuai

dengan martabat dan hak anak

Pemenuhan kebutuhan khusus

Perlakuan yang sama dengan anak lain

untuk mencapai integrasi sosial dan

pengembangan individu

Mendapatkan pendampingan sosial

Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dinilai bahwa pemerintah Indonesia

telah melaksanakan kewajiban di dalam konvensi dengan memuat seluruh hak

penyandang disabilitas yang tertuang pada UU/8/2016 Bab III Pasal 5 sampai

dengan Pasal 26. Bahkan pemerintah Indonesia menjamin pelayanan publik ramah

disabilitas yang tidak tertuang dalam CRPD. Sedangkan untuk tabel kedua,

pengaturan berkaitan dengan penyandang disabilitas perempuan dan anak diatur

secara rinci sebagaimana yang diuraikan di atas, sedangkan untuk konvensi

penyandang disabilitas diatur ketentuan secara umum.

Page 37: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

2.4.1 Disabilitas Dalam Perspektif Sosial Model

Selain dijelaskan dalam perspektif medik dan undang-undang, disabilitas

juga dijelaskan dalam perspektif sosial. Disabilitas dalam persepsi sosial adalah

problem sosial yang berakar dari konstruksi struktur lingkungan masyarakat.

Dengan kata lain kedisabilitasan seseorang merupakan dampak dari lingkungan

yang tidak akses.17 Dimana dalam karya Slamet Thohari yang berjudul “Disability

In Java: Contesting Conceptions of Disability in Javanese Society After the

Soeharto Regime” yang mengupas empat konsep disabilitas di Masyarakat Jawa

khususnya Jogjakarta yang salah satunya yaitu konsep model sosial. Dijelaskan

bahwa konsep sosial yang menganggap difabel sebagai individu yang dikucilkan

dari peran sosial akibat desain sosial yang keliru atau disabilitas sebagai sebuah

konstruksi sosial.18

Dalam perspektif model sosial,dijelaskan bahwa disabilitas disebabkan

oleh lingkungan atau masyarakat tempat kita tinggal dan bukan merupakan

kesalahan seorang individu penyandang disabilitas itu, atau juga bukan

merupakan konsekuensi yang tak dapat dihindari dari keterbatasannya. Disabilitas

merupakan akibat dari hambatan-hambatan fisik, struktural dan sikap yang ada di

dalam lingkungan tempat tinggal, dan masyarakat yang mengarah pada

diskriminasi. Penghilangan diskriminasi menuntut perubahan dalam pendekatan

dan pola pikir dalam pengorganisasian masyarakat.19 Dalam perspektif model

17

Ibid Robandi, https://www.solider.or.id/2017/04/25/mengintip-percaturan-tiga-model-persepsi-

difabel diakses 21 September 2017 18

Ishak Salim,

http://www.academia.edu/12562014/PERSPEKTIF_DIFABILITAS_DALAM_POLITIK_DI_IND

ONESIA diakses 21 September 2017 19

The Open University (2006). Models of disability. (Online). Tersedia:

http://www.open.ac.uk/inclusiveteaching/pages/understanding-and-awareness/models-of-

disability.php diakses 21 september 2017

Page 38: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

sosial ini, penyandang disabilitas sebenarnya tidak mengalami disabilitas apabila

lingkungan dan masyarakat mendukung untuk aksesibilitas mereka. sebagai

contoh, penyandang disabilitas menggunakan kursi roda tidak akan menjadi

disabilitas apabila aksesibilitas yang ada pada infrastruktur lingkungan itu sudah

terpenuhi atas dasar kesetaraan dan hak.

Disabilitas berdasarkan model sosial sering memfokuskan pada

perubahan-perubahan yang diperlukan di dalam masyarakat. Perubahan-

perubahan tersebut dapat berupa:20

Sikap, misalnya sikap yang lebih positif terhadap karakteristik mental atau

perilaku tertentu, atau tidak meremehkan potensi kualitas kehidupan

mereka yang menyandang ketunaan.

Dukungan sosial, misalnya bantuan untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut di atas, penyediaan sumber-sumber, alat bantu atau diskriminasi

positif untuk mengatasinya.

Informasi, misalnya menggunakan format yang cocok (misalnya braille

bagi tunanetra atau bahasa isyarat bagi tunarungu) atau tingkat kesulitan

yang disesuaikan (misalnya bahasa yang lebih sederhana bagi tunagrahita)

atau cakupan informasi yang lebih rinci (misalnya dengan menjelaskan

hal-hal yang oleh orang pada umumnya dianggap tidak penting untuk

dijelaskan).

Struktur bangunan fisik, misalnya bangunan dengan landaian (ramp) atau

lift untuk akses bagi para pengguna kursi roda.

20

Didi Tarsidi, Model-model Disabilitas: Medical Model vs Social Model http://d-

tarsidi.blogspot.co.id/2011/09/model-model-disabilitas-medical-model.html diakses 21 September

2017

Page 39: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sudah pernah dilakukan

dengan subyek ataupun substansi yang hampir sama dengan penelitian yang

dilakukan. Manfaat dari adanya penelitian terdahulu dalam sebuah penelitian yang

akan dilakukan merupakan salah satu langkah perkembangan dalam studi kasus

yang diambil. Berkaitan dengan penelitian Analisis Implementasi Pelayanan

Publik Dalam Transportasi Umum Ramah Disabilitas Di Jakarta 2016

(Transjakarta Cares), penelitian yang dilakukan sebelumnya antara lain.

Tabel 2.3: Perbandingan Penelitian terdahulu

Judul Penelitian Penulis Tahun Fokus Penelitian

Evaluasi Prgoram

Transjakarta Dalam

Upaya Perbaikan

Transportasi Publik

Di Jakarta

Ami Setiawati 2012

Fokus pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui

seberapa efektif transjakarta

selaku program yang dibuat

oleh pemerintah DKI Jakarta

untuk memperbaiki sistem

transportasi publik di jakarta.

Aksesibilitas Sarana

Prasarana

Transportasi Yang

Ramah Disabilitas

(Studi Kasus

Transjakarta)

Dhini

Murdiyanti

2012 Penelitian ini memaparkan

akesibilitas pada fasilitas jalan

umum dan sarana prasarana

angkutan umum (transjakarta).

Kualitas Layanan

Transportasi (Studi

Kasus Transjakarta

Busway di Provinsi

DKI Jakarta)

Henri Setyawan 2012 Dalam penelitian tesis ini

hanya mengenai bagaimana

pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan masyarakat

pengguna transjakarta.

Sumber: diolah oleh penulis tahun 2017

Dari ketiga penelitian terdahulu diatas dapat dipastikan perbedaan fokus

dengan apa yang diteliti oleh penulis. Disisi lain terdapat kesamaan penelitian

Page 40: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

yaitu mengenai pelayanan publik transportasi umum milik Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta yang berupa Transjakarta. Namun penulis lebih meneliti kepada

Transjkarta Cares yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas yang

menggunakan transportasi umum milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Perbedaan yang mendasar dengan ketiga penelitian terdahulu yaitu, pada

penelitian terdahulu yang pertama lebih berfokus pada efektivitas Transjakarta

selaku milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan teori

efektivitas program dan teori transportasi dan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pada penelitian terdahulu yang kedua lebih berfokus pada aksesibilitas fasilitas

umum untuk penyandang disabilitas, dan pada penelitian menggunakan teori

penyandang disabilitas dan aksesibel fasiiltas dan transportasi umum, pada

penelitian menggunakan kajian literatur. Berbeda dengan tesis peneilitian

terdahulu yang ketiga yang lebih fokus dengan pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan masyarakat pengguna transjakarta. Pada penelitian terdahulu

ketiga ini menggunakan metode deskkriptif dengan kombinasi pendekatan

kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian merupakan fokus alur pemikiran dari penliti. Dalam

melakukan sebuah penelitian, kerangka penelitian merupakan hal yang cukup

penting, karena kerangka pemikiran bertujuan untuk lebih memfokuskan kepada

objek kajian yang akan diteliti, dan juga sebagai acuan dalam menyusun laporan

hasil penelitian. Kerangka alur pemikiran ini melibatkan teori implementasi

kebijakan dan didukung oleh aspek pelayanan publik yang berupa transportasi

umum ramah disabilitas.

Page 41: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: diolah oleh penulis tahun 2017

Penjelasan dari kerangka pemikiran diatas adalah pada awalnya dimana

telah diresmikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang

Disabilitas sebagai pembaruan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997

Tentang Penyandang Disabilitas, pembaruan tersebut dilakukan karena Undang-

Undang No. 4 Tahun 1997 sudah tidak sesuai dengan lagi dengan paradigma

penyandang disabilitas.

Dengan diresmikannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

Penyandang Disabiltas. Pemerintah Provinsi Jakarta menyambut baik hal tersebut,

sehingga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama saat itu mengeluarkan

PT. TRANSJAKARTA

PERATURAN GUBERNUR NOMOR 160

TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN

TRANSJAKARTA GRATIS DAN BUS

GRATIS BAGI MASYARAKAT

IMPLEMENTASI

TRANSJAKARTA

CARES

PENYANDANG DISABILITAS

Page 42: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2016 tentang pelayanan transjakarta gratis

dan bus gratis bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas yang berupa

Transjakarta Cares. Kemudian diimplementasikan oleh PT. Transjakarta selaku

BUMD DKI Jakarta.

Page 43: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian, metode penelitian merupakan satu

cara untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan apa yang ingin

diteliti. Data yang didapat nantinya diolah dan dianalisis oleh penulis untuk

dijadikan fakta yang sesuai dengan di lapangan, yang bilamana nanti perlu untuk

dijadikan bahan evaluasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah istilah generik

untuk menyebut berbagai teknik observasi, observasi partisipan, wawancara

individu intensif, dan wawancara kelompok fokus, yang berusaha memahami

pengalaman dan praktik informan kunci untuk menempatkan mereka secara tepat

dalam konteks.1 Dalam penelitian kualitatif mengharuskan peneliti meleburkan

diri dalam setting sosial yang ia teliti, mengamati orang-orang dalam lingkungan

alami mereka, dan ikut serta dalam aktivitas mereka. Penelitian kualitatif ini jelas

bahwa paling tepat digunakan untuk tujuan penelitian yang mengeksplorasi

pengalaman subjektif seseorang, dan makna yang mereka hubungkan dengan

pengalaman-pengalaman tersebut.2 Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

1 David Marsh, Gerry Stoker, 2002. Teori dan Metode Ilmu Politik. Bandung. Nusa Media. Ahli

bahasa Helmi Mahadi, Shofifullah. Hal 239 2 David Marsh, Gerry Stoker. Ibid 240-242

Page 44: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

alamiah.3 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kasus karena

dianggap dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, dengan waawancara

mendalam sehingga dapat ditemukan pola-pola yang jelas.

Sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba dalam buku Sayekti Pujaswarno

(1992) yang menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut dengan

case studi ataupun qualitative, yaitu penelitian yang mendalam dan mendetail

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian.4 Sehingga

penelitian kualitatif lebih spesifik diarahkan pada penelitian metode studi kasus.

Robert K. Yin menjelaskan secara umum bahwa studi kasus merupakan

strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan

dengan “How” atau “Why”. Sebagai salah satu metode penelitian, studi kasus

berkaitan dengan strategi yang menekankan adanya pertanyaan bagaimana dan

mengapa karena peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa masa kini yang akan diselidiki dengan fenomena masa kini.5

Penelitian dalam metode studi kasus terbagi menjadi tiga tipe studi kasus,

yaitu;6

1. Studi kasus intrinsik, penelitian yang dilakukan karena ketertatikan pada

suatu kasus khusus. Sehingga ingin memahami kasus tersebut dengan

3 Lexy J, Moleong, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remana Rosdakarya. Hlm 6

4 Sayekti Pujosuwarno. 1992. Penulisan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Lemlit IKIP Yogyakarta 5 Robert K. Yin,1995 Studi Kasus (design dan metode). Ahli bahasa M. Djanzi, PT Grasindo

Perkasa, Jakarta. hlm 1. 6 Denzin dan Lincoln. 2011. Handbook of Qualitative Research (Edisi ketiga) terjemahan.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hlm 481-483

Page 45: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

lebih baik. Dalam studi kasus intrinsik ini dilakukan karena minat intrinsik

peneliti.

2. Studi kasus instrumental, jika sebuah kasus murni dipelajari untuk

memberikan wawasan tentang persoalan atau untuk menarik ulang sebuah

generalisasi. Kasusnya nomor dua, ia memainkan peran pendukung dan

memudahkan pemahaman kita tentang sesuatu yang lain. Penelitian yang

dilakukan karena untuk mengembangkan dan memperhalus konsep.

3. Studi kasus kolektif, penelitian yang dilakukan berdasarkan suatu kasus

instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Hal

tersebut dilakukan untuk mempelajari dan mendalami fenomena dan

kondisi umum lebih mendalam.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe studi kasus intrinsik,

karena peneliti memliki ketertarikan instrinsik pada kasus ini, sehingga peneliti

ingin mengetahui lebih mendalam tentang implementasi transportasi umum yang

ramah disabilitas di DKI Jakarta. Adapun beberapa keuntungan menggunakan

penelitian tipe studi kasus dalam pendekatan kualitatif menurut Lincoln dan Guba

dalam buku Dedy Mulyana (2004) yaitu :7

1. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.

2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa

yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.

3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara

peneliti dan responden.

7 Deddy Mulyana, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Soisal Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya. hlm 201

Page 46: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan

bagi penilaian atau transferabilitas.

Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitaif metode studi

kasus, penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui bagaimana

implementasi pelayanan publik dalam transportasi umum ramah disabilitas di

jakarta tahun 2016 dengan studi kasus (transjakarta cares).

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Implementasi

Pelayanan Publik Transportasi Umum Ramah Disabilitas di Jakarta (Transjakarta

Cares)” penulis memilih lokasi yang dianggap sesuai dengan adanya Transjakarta

Cares yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai

daerah penelitian di anggap sesuai dengan kebutuhan yang ada, dimana

Transjakarta Cares hanya baru beroperasi di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik

purposive, yaitu teknik penentuan sampling data dengan cara menentukan terlebih

dahulu siapa saja narasumber yang akan dijadikan narasumber utama dalam suatu

penelitian, dengan pertimbangan beberapa hal yang mendukung terciptanya ke

akuratan data. Dengan demikian peneliti telah memiliki daftar narasumber yang

akan dijadikan sebagai narasumber utama guna menggali informasi yang di

butuhkan. Subjek penelitian dalam penelitian ini, diantaranya: Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perhubungan, PT. Transjakarta, dan Persatuan

Penyandang Disabilitas Indonesia.

Page 47: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan bagian paling penting dalam sebuah

penelitian, karena melalui fokus penelitian ini peneliti akan membatasi masalah

yang nantinya akan diteliti. Fokus penelitian juga ditujukan agar penelitian ini

bisa lebih terarah dan lebih terinci serta tidak menyimpang dari rumusan masalah

yang telah ditetapkan dari awal. Berdasarkan dengan uraian tersebut, maka fokus

penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pelayanan

publik transportasi umum yang ramah disabilitas di Jakarta. Apakah layanan

Transjakarta Cares sudah mencapai target dalam implementasinya untuk melayani

para penyandang disabilitas dan mengapa hanya ada di Jakarta Pusat dan Jakarta

Barat saja, padahal jumlah penyandang tertinggi di Jakarta berada di Jakarta

Selatan.

3.4 Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara

langsung dengan pihak-pihak yang mengetahui persis masalah yang akan dibahas.

Data primer merupakan data yang dikumpulkan penulis secara langsung dari

sumbernya melalui wawancara maupun observasi.8 pengumpulan data dalam

bentuk catatan ataupun rekaman baik berupa video, gambar, maupun rekaman

suara tentang situasi yang sedang terjadi di lapangan. Sumber tersebut diperoleh

melalui informan yang telah ditentukan dan secara langsung berhubungan dengan

obyek penelitian.

b. Sumber Data Sekunder

8 Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara. hlm 107

Page 48: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Sumber data sekunder merupakan pengumupulan data yang diperoleh

dengan cara tidak langsung. Sumber sekunder ini merupakan penunjang atau

pelengkap dari data primer seperti melalui bahan-bahan kepustakaan ataupun

dokumentasi yang sudah ada dan tertulis. Data sekunder meliputi: dokumen-

dokumen, arsip-arsip, catatan dan laporan dari berbagai pihak yang mendukung

penelitian ini. Dalam pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

Studi Literatur, pengumpulan data yang diperoleh dari jurnal,

buku-buku, karya ilmiah, berbagai pendapat ahli yang sesuai

dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Dokumentasi, pengumpulan data yang diperoleh dari instansi

terkait dan data yang sudah ada secara tertulis di lokasi penelitian

tersebut.

3.5 Pemilihan Informan

Pemilihan informan bertujuan untuk mendukung data-data narasumber

terkait fokus yang dijadikan penelitian. Pada penelitian kualitatif penentuan

informan dilakukan ketika memasuki lapangan dan penelitian tersebut

berlangsung. Pemilihan informan juga dibutuhkan sebagai upaya untuk

mendapatkan kevalidan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

Purposive sebagai teknik pemilihan informan. Dimana pertimbangan tertentu ini

misalnya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan ataupun kemungkinan dia adalah bagian dari pembuat kebijakan,

implementor dan sebagai sasaran dari sebuah kebijakan tersebut, yang nantinya

akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Page 49: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Pada penelitian ini, terdapat tiga informan yang digunakan dalam

penelitian, yaitu Informan Kunci, Informan Utama dan Informan Pendukung.

Maka dapat ditetapkan beberapa informan yang dikelompokkan dalam kategori

informan kunci, informan utama, dan informan tambahan guna untuk mendukung

dan melengkapi data selama proses penelitian. Informan dalam penelitian ini

merupakan pihak-pihak yang mengetahui permasalahan dan dapat memberikan

informasi. Informasi yang dimaksud adalah mengenai seputar permasalahan yang

diambil oleh penulis dalam penelitian. Informan penelitian merupakan hal yang

berkaitan dengan informasi berupa orang yang dapat memberikan informasi

secara lengkap yang terkait dengan penelitian yang diambil oleh penulis.

Dalam bukunya, Bagong Suyanto mengatakan bahwa informan peneliti

meliputi beberapa macam, yaitu:9

a. Informan Kunci (Key Informant) yang merupakan mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian.

b. Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

c. Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial

yang diteliti.

Informan kunci :

Gufron Sakaril (ketua persatuan penyandang disabilitas indonesia)

9 Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada

Media. 2005.

Page 50: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Faisal Rusdi (inisiator jakarta barrier free tourism)

Informan Utama :

Aji (Dinas Perhubungan Daerah Khusus Ibukota Jakarta)

Dion (Pelayanan transjakarta cares)

Informan Tambahan

Safira (Pengguna Transjakarta)

Aulia Amin (pengguna transjakarta cares)

Alam (pengguna transjakarta cares)

Muhammad Rizqi (Mahasiswa IIUM Malaysia)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kondisi di

lapangan atau kondisi dari implementasi transportasi umum yang ramah

disabilitas. Karena kebenaran dan keakuratan data untuk sebuah penelitian

sangatlah penting, agar penelitian dapat teruji dan objektif. Nantinya data-data

yang sudah diperoleh akan di analisa sesuai dengan metode yang dipilih oleh

penulis. Dalam mengumpulkan data penelitian penulis akan menggunakan metode

wawancara, dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

a. Wawancara

Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan

informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung.

Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur,

Page 51: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

dimana di dalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung

luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh

informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku.10

b. Dokumentasi

Dokumen, yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari

dokumen yang ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang

telah ditemukan. Adapun sumber data dokumen diperoleh dari lapangan

berupa buku, arsip, rekaman, foto, majalah bahkan dokumen perusahaan

atau dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

c. Observasi

Metode observasi adalah metode yang menggunakan pengamatan atau

pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau

perilaku.11 Observasi dalam penelitian akan memudahkan untuk mendapat

dan menganlisa langsung apa yang terjadi di lapangan.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

bertujuan untuk mencari referensi teori yang relevan dengan kasus ataupun

permasalahan yang akan diteliti. Studi Pustaka juga digunakan untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan fenomena mengenai isi dan

substansi yang digunakan dalam menganalasis suatu permasalahan.

3.7 Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, analisis data sangat berpengaruh untuk

mengolah dan menganalisa data yang sudah diperoleh, dan sangat berpengaruh

10

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3S, 1989) 11

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, Rajawali Press, 2008. Hlm 52

Page 52: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

untuk mendapatkan kesimpulan dari sebuah penelitian. Penelitian ini akan

menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan

Huberman “mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh.” Aktivitas analisis data yaitu: 12

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui wawancara

kemudian datatersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan

memberikan gambaran yang jelas kepada penulis. Penulis dalam penelitian

ini memfokuskan pada pemustaka, khususnya yang berhubungan dengan

kenyamanan membaca.

2. Penyajian Data

Langkah kedua setelah kondensasi data adalah menyajikan data yang

dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif yaitu berupa teks yang bersifat naratif. Dalam

tahap penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami

sesuatu yang terjadi selain itu rencana kerja selanjutnya dapat tersistematis

dengan baik.

3. Penarikan Kesimpulan

12

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT Alfabeta, hlm

247

Page 53: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Langkah yang terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Artinya, proses yang

dilakukan dengan menarik kesimpulan dan kategori – kategori data yang

direduksi dan disajikan untuk menuju pada kesimpulan akhir sebagai

jawaban dari fokus permasalahan yang diteliti.

3.8 Teknik Keabsahan Data

Untuk menghasilkan penelitian yang lebih akurat, data yang diperoleh

penulis tidak langsung diolah tetapi data yang sudah diperoleh diuji lagi dengan

teknik keabsahan data, penulis melakukan beberapa cara, diantaranya:

Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat

berupa penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.13 Dari berbagai teknik

tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana disarankan oleh patton

yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Untuk itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut :

a. Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil

wawancara.

b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi Yang ingin diketahui dari perbandingan ini

13

Lexy J. Moleong, Op.Cit Hlm. 178

Page 54: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

adalah mengetahui alasan-alasan apa yang melatarbelakangi adanya

perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau

kesamaannya sehingga dapat sehingga dapat dimengerti dan dapat

mendukung validitas data.

Page 55: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan juga sebagai kota metropolitan

memiliki daya ekonomi yang besar, sehingga tak sedikit masyarakat indonesia

berbondong-bondong datang ke jakarta untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Ibu Kota Jakarta memiliki wilayah administratif, Jakarta Pusat, Jakarta Barat,

Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu. Jumlah

seluruh penduduk di Jakarta mencapai 10.177.924 jiwa,1 yang di dalamnya

terdapat penduduk penyandang disabilitas sebanyak 6.003 jiwa. Dengan jumlah

penduduk yang cukup besar menyebabkan kota jakarta memiliki tingkat mobilitas

warga yang sangat tinggi. Sehingga pemerintah harus mampu memberikan

layanan transportasi umum yang aman, nyaman, bersih dan ramah disabilitas.

Kota jakarta memiliki tagline Jakarta Smart City, yang dimana

berdasarkan 6 pilar: Smart Governance, Smart People, Smart Living, Smart

Mobility, Smart Economy, dan Smart Environment. Smart city harus bermanfaat

untuk seluruh masyarakat sehingga mereka bisa mendapatkan hidup yang lebih

baik. Dengan smart city, data disajikan dengan lebih transparan.2 Dengan Jakarta

Smart City yang diantaranya berdasarkan pilar smart mobility, dan smart

economy diharapkan mampu mengurangi kesenjangan mobilitas dan ekonomi

yang ada di jakarta.

1 https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/142 diakses 14 agustus 2017

2 http://smartcity.jakarta.go.id/ diakses 14 agustus 2017

Page 56: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

“Kesenjangan mobilitas yang terjadi di jakarta dikarenakan

aksesilibilitas yang masih kurang sehingga menyebabkan

penyandang disabilitas harus mengeluarkan biaya lebih mahal

untuk mendapatkan transportasi yang ramah disabilitas untuk

memenuhi kegiatan mobilitas mereka”.

(Gufron Sakaril, ketua PPDI, wawancara 31 juli 2017)

Kesenjangan yang sangat terlihat di jakarta salah satunya ialah dalam

transportasi umum untuk mobilitas warga jakarta. Mobilitas bukan hanyalah untuk

mereka yang memiliki kondisi fisik yang normal. Penyandang disabilitas di

jakarta juga memiliki tingkat mobilitas yang sama dengan penduduk non

disabilitas. Penyandang disabilitas juga memiliki mobilitas dan hak yang sama

dengan masyarakat yang non disabilitas untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

4.2 Mengenal Transjakarta Cares

Untuk memberikan rasa kesamaan hak dalam mobilitas dan transportasi

umum kepada penyandang disabilitas telah diresmikan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Menyambut baik hal tersebut

Pemerintah provinsi DKI Jakarta menerbitkan peraturan gubernur nomor 160

tahun 2016 pasal 15 tentang transjakarta gratis khususnya bagi penyandang

disabilitas. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur 160

Tahun 2016 sebagai bentuk payung hukum untuk memeberikan layanan

transportasi gratis dan ramah bagi penyandang disabilitas. Pembentukan payung

hukum untuk transportasi ramah disabilitas di Jakarta melibatkan organisasi dan

komunitas penyandang disabilitas yang salah satunya ialah persatuan penyandang

disabilitas indonesia yang dipimpin oleh Gufroni Sakaril. Dimana, persatuan

penyandang disabilitas indonesia ini ikut serta dalam perancangan dan uji coba

dalam implementasi transportasi ramah disabilitas di Jakarta. PT. Transjakarta

Page 57: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

selaku Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam

bidang transportasi umum yang telah terintegrasi, bertanggung jawab

meimplementasikan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah provinsi

DKI Jakarta untuk memberikan layanan bus transjakarta ramah disabilitas tanpa

pumunutan biaya apapun.

Tingkat mobilitas penyandang disabilitas di jakarta yang cukup tinggi dan

semakin membutuhkan layanan transportasi umum ramah disabilitas, PT.

Transjakarta memberikan layanan Transjakarta Cares. Transjakarta Cares

merupakan layanan yang diberikan untuk mempermudah aksesibilitas penyandang

disabilitas yang ingin menggunakan bus transjakarta, transjakarta cares akan antar

jemput bagi penyandang disabilitas yang ingin bermobilisasi di jakarta.

Transjakarta Cares juga sudah lolos uji akesesibilitas untuk penyandang

disaabilitas. Armada Transjakarta Cares merupakan kendaran pemberian atau

Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan di jakarta yang

peduli penyandang disabilitas.

“armada transjkarta cares ini merupakan kendaraan hiibah atau

pemberian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari

beberapa perusahaan asuransi, yaitu Denso, Astra, dan Tahir

Foundation.”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Layanan transjakarta cares sebagai transportasi ramah disabilitas di Jakarta

merupakan bentuk tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada

penyandang disabilitas di Jakarta. Layanan transportasi ramah disabilitas di

Jakarta juga sesuai dengan tagline Jakrta Smart City dengan salah satu pilarnya

yaitu Smart Mobility. Smart Mobility diharapkan mampu mengurangi

Page 58: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

kesenjangan mobilitas antara penyandang disabilitas dan non disabilitas yang

terjadi di Jakarta. Dalam menjalankan pilar Smart Mobility tersebut pemerintah

memeberikan kebijakan transjakarta cares dan transjakarta gratis khususnya bagi

penyandang disabilitas tanpa adanya tekanan dari penyandang disabilitas.

“tidak ada tekanan dari komunitas penyandang disabilitas, karena

ini merupakan kepedulian kepada penyandang disabilitas dan ini

merupakan kelanjutan dari bis-bis yang ada dari sebelumnya”.

(Aji, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, wawancara 4 agustus 2017)

Hal itu juga disampaikan oleh Dion selaku pelayanan transjakarta cares,

bahwa peluncuran transjakarta cares ini bukanlah hasil dari tekanan dan dorongan

teman-teman penyandang disabilitas di Jakarta, yaitu;

“tidak ada paksaan dan tekanan dari komunitas dan organisasi

penyandang disabilitas, ini semua berdasarkan kepedulian

terhadap penyandang disabilitas dan atas peraturan gubernur no.

160 tahun 2016”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 agustus 2017)

Selain menyediakan armada antar jemput untuk penyandang disabilitas,

telah disediakan juga pramuniaga yang sudah dilatih selama tiga bulan oleh

komunitas penyandang disabilitas, nantinya untuk mebantu para penyandang

disabilitas naik dan turun dari mobil dan akan menganatrkan ke halte. Untuk

menggunakan layanan Transjakarta Cares, penyandang disabilitas harus telpon

call center Transjakarta cares 1500102 terlebih dahulu paling lambat satu hari

sebelum penggunaan. Nantinya peyandang disabilitas akan dijemput di lokasi dan

akan diantarkan ke halte transjakarta ramah disabilitas terdekat. Hal tersebut

dilakukan untuk memperlakukan penyandang disabilitas sama seperti warga non

disabilitas.

Gambar 4.1 Armada Transjakarta Cares

Page 59: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

(Sumber dokumentasi pribadi, 2017)

Armada transjakarta cares inilah yang nantinya akan menjemput dan

mengantarkan penyandang disabilitas ke halte ramah disabilitas terdekat atau

bahkan mengantarkan langsung ke tempat tujuan. Penyandang disabilitas

diantarkan langsung ke tempat tujuan apabila kondisi pengguna transjakarta

sedang tidak ramai, dan tujuannya juga tidak terlalu jauh dengan lokasi

penejmputan. Kemudian gambar selanjutnya adalah aksesibilitas yang ada pada

layanan transjakarta cares.

Gambar 4.2 Aksesibilitas Transjakarta Cares

Page 60: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

(Sumber dokumentasi pribadi, 2017)

Aksesibilitas yang ada pada layanan transjakarta cares ini dianggap sudah

memiliki aksesibel dan sudah cukup untuk mereka yang tidak menyandang

disabilitas fisik dan tidak menggunakan kursi roda. Aksesibel yang dianggap

sudah cukup oleh pihak penyelenggara itu justru masih dianggap kurang aksesibel

oleh penyandang disabilitas. Karena dianggap masih mereptkan bila

menggunakan tongkat atau kursi roda.

4.3 Bus Transjakarta Ramah Disabilitas

Transportasi umum ramah disabilitas di Jakarta mulai berkembang pada

tahun 2016, semenjak diluncurkan UU No. 8 Tahun 2016 tentang penyandang

disabilitas yang juga sebagai pembaharuan dari UU No. 4 Tahun 1997 tentang

penyandang cacat, dan juga diperkuat dengan Peraturan Gubernur No. 160 Tahun

2016 pasal 15 tentang transjakarta gratis khususnya bagi penyandang disabilitas.

“tidak ada paksaan dan tekanan dari komunitas dan organisasi

penyandang disabilitas, ini semua berdasarkan kepedulian

Page 61: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

terhadap penyandang disabilitas dan atas peraturan gubernur no.

160 tahun 2016”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 agustus 2017)

Payung hukum tersebut mendorong kemajuan PT. Transjakarta sebagai

BUMD DKI Jakarta dibidang transportasi umum untuk memberikan transportasi

umum ramah disabilitas di Jakarta. Meskipun belum sepenuhnya transportasi

umum di Jakarta memiliki armada ramah disabilitas, hal ini merupakan satu

langkah yang baik. Hanya baru Transjakarta saja yang memiliki fasilitas ramah

disabilitas secara gratis.

“transportasi umum ramah disabilitas hanya ada pada taxi blue

bird, itupun menggunakan argo yang cukup mahal. Transportasi

umum ramah disabilitas yang gratis hanya baru ada di

transjakarta, belum ada transportasi umum ramah disabilitas

gratis selain itu. Teman-teman penyandang disabilitas

mengapresiasi langkah baik pemerintah itu.”

(Gufron Sakril, ketua PPDI, wawancara 31 juli 2017)

Sampai saat ini layanan transportasi umum gratis bagi penyandang

disabilitas yang berupa transjakarta cares dan bus transjakarta menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. DKI jakarta

mampu memberikan layanan transportasi umum ramah disabilitas secara gratis

dikarenakan jumlah APBD DKI Jakarta tahun 2016 yang merupakan APBD

tertinggi di Indonesia dengan mencapai Rp 67,1 Triliun dibandingankan dengan

APBD Jawa timur tahun 2016 hanya Rp 23,2 Triliun3, sedangkan APBD Jawa

Tengah tahun 2016 Rp 20,08 Triliun4, dan APBD Jawa Barat tahun 2016 Rp

3 Ikhwanul Khabibi, https://news.detik.com/berita/3273688/membandingkan-besaran-apbd-

provinsi-dki-jakarta-dan-kota-surabaya diakses 20 agustus 2017 4 Ardhanareswari, http://semarang.bisnis.com/read/20151127/2/83240/apbd-jateng-2016-disahkan-

rp2008-triliun diakses 20 agusus 2017

Page 62: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

29,966 Triliun5. Penggunaan APBD untuk biaya operasional transjakarta cares

dan transjakarta gratis bagi penyandang disabilitas juga disampaikan oleh Bapak

Aji dari Dinas Perhubungan.

“Subsidi yang diberikan dari APBD, jadi biaya operasional

transjakarta cares dan transjakarta gartis untuk penyandang

disabilitas menggunakan APBD”

(Aji, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, wawancara 4 agustus 2017)

Biaya operasional transjakarta cares merupakan subsidi dari pemerintah

dengan menggunakan APBD DKI Jakarta juga disampaika oleh Dion sebagai

pelayanan transjakarta cares, yaitu;

“pendanaan dan anggaran transjakarta cares dan transjakarta

gratis untuk penyandang disabilitas tentunya dari APBD dan

tentunya juga sudah disetejui oleh Pemerintah Provinsi”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Sejak diluncurkan payung hukum tersebut, kemajuan transportasi umum

ramah disabilitas di Jakarta berkembang pesat dibandingkan pada tahun-tahun

sebelumnya. Seperti yang ditulis pada media nationalgeographic.co.id pada 9

desember 2015, “fasilitas publik di Jakarta belum ramah difabel, LBH Jakarta

mengambil data 12 halte transjakarta, 10 stasiun KA commuter line, 26 gedung

instansi pemerintah dan 11 gedung instansi non pemerintahan.”6

Pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT. Transjakarta

selaku BUMD dibawah pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai memberikan

fasilitas dan layanan transjakarta yang ramah disabilitas. Hal itu ditandai dengan

5 Humas Bapeda, http://bappeda.jabarprov.go.id/volume-apbd-perubahan-jabar-2016-rp29966-

triliun/ diakses 20 agustus 2017 6 Ilham Prastiko, http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/12/2015-fasilitas-publik-di-jakarta-

belum-ramah-difabel diakses 19 agustus 2017

Page 63: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ditambahnya halte ramah disabilitas menjadi 75 halte, dan armada bis transjakarta

yang ramah disabilitas dengan sistem low entry sebanyak 300 unit, dan juga

layanan terbaru yaitu transjakarta cares7. Jumlah tersebut merupakan peningkatan

yang signifikan dan sebagai langkah yang serius untuk memberikan layanan

transportasi ramah disabilitas dan menjadikan Jakarta Smart Moblity.

Penyandang disabilitas bisa menikmati layanan transportasi umum ramah

disabilitas dengan gratis mulai November tahun 2016 dengan syarat harus

memiliki TJ Card, yaitu kartu transjakarta gartis khususnya bagi penyandang

disabilitas. Cara pembuatan TJ Card juga mudah, cukup dengan mendaftarkan diri

melalui halte-halte yang berada di koridor Transjakarta. Lokasi pendaftaran untuk

mendapatkan TJ Card bisa ditemukan di semua halte Transjakarta. Untuk halte

tertentu seperti Kampung Melayu, Glodok, Kalideres, Pasar Pulogadung,

Matraman 1, Ragunan, PGC 2, Duri Kepa, Slipi Petamburan, dan Tanjung Priok,

disediakan booth khusus untuk melayani pendaftar. Warga dapat melakukan

pendaftaran TJ Card mulai pukul 06:00 hingga 20:00. Petugas di halte akan

membantu mendata identitas pendaftar, mengambil foto pendaftar, merekam dan

memfoto KTP, serta mencatat nomor telepon yang bisa dihubungi oleh petugas

Transjakarta. Nomor telepon tersebut berguna untuk menghubungi warga apabila

TJ Card sudah bisa diambil di halte tempat pendaftaran dan siap digunakan.8

Gambar 4.3 Transjakarta Ramah Disabilitas

7 Prasetia Budi, Transjakarta Luncur 116 Unit Bus Baru, http://transjakarta.co.id/transjakarta-

luncurkan-116-unit-bus-baru/ diakses 20 agustus 2017

8 http://smartcity.jakarta.go.id/blog/124/transjakarta-gratis-dengan-tj-card diakses 19 agustus 2017

Page 64: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

(Sumber: re-digest.web.id, 9 September 2017)

Bus transjakarta lower deck atau yang digadangkan sebagai bus

transjakarta ramah disabilitas nantinya akan sebagai bus lanjutan dari armada

transjakarta cares, nantinya transjakarta cares akan mengantarkan pengguna untuk

transjakarta cares yang menyandang disabilitas untuk melanjutkan perjalanannya

tanpa harus menaiki halte yang terlalu tinggi. Karena nantinya pada bus

transjakarta lower deck akan berhenti di halte biasa dan ada beberapa bus lower

deck yang tidak masuk ke halte transjakarta pada umumnya. Namun untuk bus

transjakarta lower deck ini belum beroperasi sepenuhnya di jalur dan koridor

transjakarta.

Page 65: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Alasan Pemerintah Memberikan Layanan Transportasi Ramah

Disabilitas Melalui Transjakarta Cares

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan layanan transportasi ramah

disabilitas melalui transjakarta cares dikarenakan atas dasar kepedulian untuk

warga jakarta khususnya bagi penyandang disabilitas, agar mereka dapat

bermobilitas dengan aksesibilitas yang ramah disabilitas. Selain itu, dikarenakan

juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambut baik Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Pada debat ketiga pemilihan kepala

daerah Provinsi DKI Jakarta 2017 dengan tema pemberdayaan perempuan,

perlindungan anak, anti narkoba dan ramah disabilitas. Ahok selaku petahana

Gubernur DKI Jakarta menyampaikan program yang nantinya akan menjadikan

provinsi pertama yang menjadi pelopor, melaksanakan dan mengimplementasi

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambut baik UU 8/2016 tentang

penyandang disabilitas dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 160

Tahun 2016 tentang layanan transjakarta gratis khususnya bagi penyandang

disabilitas yang tertuang pada pasal 15. Layanan transjakarta cares gratis dan

transjakarta gratis bagi penyandang disabilitas nantinya akan menggunakan

subsidi pemerintah dari APBD DKI Jakarta. Dua payung hukum itulah yang

mendasari kelancaran peluncuran moda transportasi umum ramah diasbilitas

melalui layanan transjakarta cares.

Page 66: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

“Secara prinsip, kami akan menjadi provinsi pertama yang

menjadi pelopor, mengiplementasikan UU 8/2016 tentang

penyandang disabilitas....semua taman saja kami perhatikan,

bahkan sampai urusan kecil. Kami mempunyai transjakarta cares,

kamu telpon satu hari sebelumnya, karena dia tidak mampu, kami

jemput dan diantarkan ke halte terdekat, bahkan trotoar kami pun

sudah buat ramah disabilitas. karena target kami penyandang

disabilitas bukan mereka, tapi kita. Suatu hari kita bisa jadi.”1

(Ahok, Debat ketiga PILKADA DKI 2017, 10 Februari 2017)

Memberikan layanan transportasi ramah disabilitas memang sudah

diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui layanan transjakarta cares

yang sudah diluncurkan pada oktober 2016 silam. Memberikan layanan

transjakarta cares untuk penyandang disabilitas sebagai bentuk perhatian dan

upaya untuk mewujudkan dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas dalam

pelayanan publik transportasi umum yang tertuang pada UU 8/2016 tentang

penyandang disabilitas.

“tidak ada tekanan dari komunitas penyandang disabilitas, karena

ini merupakan kepedulian kepada warga jakarta yang memiliki

keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas, ini juga

berdasarkan Pergub 160 tahun 2016 sebagai payung hukum dan

ini merupakan kelanjutan dari bis-bis yang ada dari sebelumnya”.

(Aji, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, wawancara 4 agustus 2017)

Selain disampaikan oleh Aji sebagai pihak dari dinas perhubungan DKI

Jakarta, perihal itu juga disampaikan oleh Dion dari pihak layanan transjakarta

cares, yaitu;

“tidak ada paksaan dan tekanan dari komunitas dan organisasi

penyandang disabilitas, ini semua berdasarkan kepedulian

terhadap penyandang disabilitas dan atas peraturan gubernur no.

160 tahun 2016. pendanaan dan anggaran transjakarta cares dan

transjakarta gratis untuk penyandang disabilitas tentunya dari

1 Official iNewsTV https://youtu.be/C8gN0bv4qlU

Page 67: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

APBD dan tentunya juga sudah disetejui oleh Pemerintah

Provinsi”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Jika dilihat dari hasil wawancara di atas, kebijakan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan layanan transportasi ramah

disabilitas, sesuai dengan variabel karakteristik kebijakan dari teori implementasi

kebijakan yang dipaparkan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier.

Dimana pada variabel karakterisik kebijakan dijelaskan bahwa semakin jelas dan

rinci sebuah kebijakan akan semakin mudah diimplementasikan oleh

implementor, dan dapat dilihat pada hasil wawancara bahwa kebijakan yang

dikeluarkan sudah sangat jelas dan telah berdasarkan undang-undang dan

peraturan gubernur sebagai payung hukum. Keberhasilan sebuah kebijakan juga

dikarenakan besarnya alokasi sumberdaya finansial. Dapat dilihat pada hasil

wawancara untuk kebijakan transjakarta gratis bagi penyandang disabilitas akan

disubsidi oleh pemerintah dengan menggunakan APBD DKI Jakarta. Bahwa

besaran APBD DKI Jakarta merupakan APBD paling besar dibanding provinsi

lainnya, hal itulah yang membuat kebijakan transportasi gratis bagi penyandang

disabilitas bisa berjalan. Keterkaitan dan dukungan antar berbagai institusi

pelaksana juga menjadi faktor keberhasilan implementasi kebijakan, dalam

implementasi kebijakan ini keterkaitan antar badan pelaksana dapat dilihat dengan

adanya keterkaitan antara PT. Transjakarta sebagai pelaksana dengan Dinas

perhubungan DKI Jakarta sebagai pembuat regulasi tentang lalu lintas.

Transjakarta merupakan moda transportasi umum milik Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Transjakarta

merupakan moda transportasi dengan sistem BRT pertama di Asia Tenggara dan

Page 68: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Asia Selatan sejak tahun 2004 silam. Transjakarta juga merupakan moda

transportasi BRT dengan jalur terpanjang di dunia yang mencapai 210 KM.2

Transjakarta diluncurkan untuk membantu mobilitas warga jakarta baik yang

memiliki kondifisi fisik yang normal, maupun bagi mereka yang memiliki

keterbatasan fisik. Peluncuran bus transjakarta dan transjakarta cares juga

berdasarkan salah satu pilar dari Jakarta Smart City, yaitu Smart Mobility.

Transjakarta diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan yang ada di

Jakarta dan mengurangi kesenjangan mobilitas antara penyandang disabilitas

dengan mereka yang miliki kondisi fisik yang normal. Hal itu juga disampaikan

oleh Safira pelanggan transjakarta.

“naik transjakarta murah, biaya yang saya keluarkan untuk

berangkat kerja dari ragunan dan pulang kerja dari gatot subroto

hanya Rp. 5.500.-. itu sudah enak pake AC dan tidak kena macet.

Ya meskipun harus berdesak-desakan bila jam pulang kerja.”

(Safira, pengguna transjakarta, 3 Agustus 2017)

“transportasi umum ramah disabilitas hanya ada pada taxi blue

bird, itupun menggunakan argo yang cukup mahal. Transportasi

umum ramah disabilitas yang gratis hanya baru ada di

transjakarta, belum ada transportasi umum ramah disabilitas

gratis selain itu. Teman-teman penyandang disabilitas

mengapresiasi langkah baik pemerintah itu.”

(Gufron Sakril, ketua PPDI, wawancara 31 juli 2017)

Dimana nantinya para pengguna layanan bus Transjakarta hanya

mengeluarkan biaya satu kali saja dalam satu perjalanan dan bisa transit di halte

dan kemudian naik bus kembali yang sesuai dengan tujuannya. Untuk pengguna

bus transjakarta saat ini hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2000.- (Dua

Ribu Rupiah) untuk satu kali perjalanan dibawah pukul 07.00 WIB dan akan

2 http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/layanan-bus/transjakarta/ diakses 21 agustus 2017

Page 69: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

dikenakan tarif normal sebesar Rp. 3.500.- (Tiga Ribu Lima Ratus Rupiah) pada

pukul 07.00 WIB. Hal itu berbeda bagi penyandang disabilitas yang ingin

menggunakan bus transjakarta. Penyandang dsisabilitas tidak akan dipungut biaya

jika menggunakan layanan transjakarta apabila mereka telah memiliki kartu TJ

Card. Kartu TJ card yaitu kartu untuk mereka yang termasuk dalam golongan

yang mendapatkan fasilitas gratis naik bus transjakarta.

PT. Transjakarta selaku BUMD dibawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

dalam moda transportasi umum, selalu memberikan peningkatan pelayanan untuk

kepuasan pelanggan. Pelanggan dan pengguna transjakarta bukan hanya mereka

yang memiliki kondisi fisik yang normal, tapi juga mereka yang memiliki

keterbatasan fisik atau disabilitas. Dalam meningkatkan pelayanan untuk

kepuasan pengguna, transjakarta memberikan layanan antar jemput gratis bagi

penyandang disabilitas, layanan itu diberi nama dengan transjakarta cares.

Layanan transjakarta cares diluncurkan untuk mendukung aksesibilitas dan untuk

memaksimalkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas untuk menuju ke halte

ramah disabilitas agar mereka pun bisa mendapatkan hak mobilitas yang sama

dengan warga jakarta yang memiliki kondisi fisik yang normal.

5.2 Implementasi Transjakarta Cares Sebagai Layanan Transportasi Ramah

Disabilitas

Setelah adanya payung hukum yang berupa Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan Peraturan Gubernur Nomor 160

Tahun 2016 tentang transjakarta gratis bagi masyarakat, khususnya bagi

penyandang disabilitas yang tertuang pada pasal 15. PT. Transjakarta selaku

BUMD milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bidang transportasi

Page 70: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

bertanggungjawab untuk mengimplementasikan kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah. PT. Transjakarta memberikan layanan berupa Transjakarta Cares.

Transjakarta Cares adalah layanan antar jemput bagi penyandang disabilitas yang

ingin menggunakan bus transjakarta. Transjakarta cares juga bertujuan untuk

memaksimalkan dan mendukung aksesibilitas bagi penyandang disabilitas yang

ingin bermobilitas menggunakan bus transjakarta. Hal itu juga disampaikan oleh

Dion selaku pelayanan transjakarta cares.

“peluncuran transportasi transjakarta cares ini untuk

memaksimalkan penyandang disabilitas agar dapat bisa dapat

menuju halte, dan mendapat pendamping yang sudah dilatih agar

mereka tidak takut ketika berada didalam bus”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Transjakarta cares nantinya akan menjemput penumpang di tempat yang

sudah dijanjikan, bisa dirumah, rumah sakit atau bahkan hotel. Penumpang yang

ingin menggunakan layanan transjakrta cares harus telpon call center transjakarta

cares 1500102 paling lambat satu hari sebelum pemakaian. Nantinya para

penyandang disabilitas yang sudah memesan transjakarta cares akan dijemput dan

akan diantar menuju halte transjakarta ramah disabilitas yang terdekat. Selain

mendapatkan fasilitas antar jemput, penyandang disabilitas yang menggunakan

layanan transjakarta cares juga akan mendapatkan pramuniaga yang sudah dilatih

yang siap untuk membantu naik dan turun dari kendaraan. Hal ini dilakukan agar

penyandang disabilitas bisa bermobilitas seperti warga lainnya. Transjakarta cares

akan beroperasi mulai pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Armada transjakarta cares

merupakan kendaraan hibah atau pemberian atas program Corporate Social

Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan yang ingin ikut memberikan

Page 71: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

perhatian kepada penyandang disabilitas. Beberapa perusahaan yang ikut serta

dalam program CSR ini yaitu, Denso, Astra dan Tahir Foundation. Namun, untuk

biaya operasionalnya akan disubsidi oleh pemerintah menggunakan APBD.

“armada transjkarta cares ini merupakan kendaraan hibah atau

pemberian dari program Corporate Social Responsibility (CSR)

dari beberapa perusahaan asuransi, yaitu Denso, Astra, dan Tahir

Foundation. Untuk pendanaan dan anggaran transjakarta cares

dan transjakarta gratis untuk penyandang disabilitas tentunya dari

APBD dan tentunya juga sudah disetejui oleh Pemerintah

Provinsi”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Jika dilihat dan dianalisis dengan teori implementasi kebijakan yang

dipaparkan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier bahwa ada tiga

variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yaitu; karakteristik

masalah, karakteristik kebijakan, dan lingkungan kebijakan . Dalam hasil

wawancara dengan pelayanan transjakarta cares, implementasi dari kebijakan

yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memberikan layanan transportasi gratis

ramah disabilitas sudah sesuai dengan variabel lingkungan kebijakan. Dimana

dijelaskan bahwa keberhasilan implementasi dari variabel lingkungan kebijakan

adalah bahwa adanya dukungan publik, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan

kemujuan teknologi, dan tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan

implementor. Dukungan publik mempengaruhi keberhasilan implementasi

kebijakan. Dilihat pada hasil wawancara diatas, dukungan publik untuk

keberhasilan implementasi transjakarta cares adalah keikut sertaan perusahaan-

perusahaan yang menghibahkan kendaraan untuk transjakarta cares melalui

program Corporate Social Responsibility (CSR). Dukungan publik juga

dibuktikan dengan keterlibatan komunitas penyandang disabilitas yang ada di

Page 72: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Jakarta. Kondisi sosial ekonomi masyarkat dan kemajuan teknologi di Jakarta

dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM). Pada tahun 2016 bahwa

IPM di Jakarta merupakan peringkat tertinggi dengan nilai 79.60 dari semua

provinsi yang ada di Indonesia bahkan lebih tinggi dari IPM Nasional yang hanya

mendapatkan nilai 70.18. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur

keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Nilai IPM diukur

dari bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam

memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.3 Dengan tingkat

IPM yang tinggi itu membuktikan bahwa penduduk di Jakarta sudah mendapatkan

pendidikan dan dapat mengakses teknologi, sehingga mudah untuk menerima

kebijakan.

Selain sesuai dengan variabel lingkungan kebijakan. Hal ini juga sesuai

dengan varibel karakterisik kebijakan, dimana dalam variabel ini dijelaskan

bahwa besaran alokasi sumberdaya finansial sangat mempengaruhi keberhasilan

implementasi. Dapat dilihat pada hasil wawancara diatas, bahwa program layanan

transjakarta cares gratis ini sudah didukung dengan sumberdaya finansial yang

cukup, yaitu berupa subsidi dari pemerintah dengan menggunakan APBD untuk

biaya operasional setiap harinya. Kejelasan dan berdasarkan teori berupa undang-

undang dan peraturan gubernur.

Transjakarta cares ini merupakan satu-satunya layanan yang telah

diberikan oleh pemerintah untuk mendukung akesesibilitas untuk penyandang

disabilitas yang ingin bermobilitas menggunakan bus transjakarta. Nantinya,

3 http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/20/dimana-provinsi-dengan-kualitas-

pembangunan-manusia-tertinggi diakses 17 september 2017

Page 73: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

transjakrta cares ini akan tersambung dengan bus transjakarta lower deck. Bus

transjakarta lower deck adalah bus transjakarta yang dinilai sebagai bus ramah

disabilitas, bus ini tidak terlalu tinggi, hanya berjarak satu jengkal orang dewasa

dari aspal jalan. Dalam implementasinya transjakarta cares masih mendapatkan

kritikan dari teman-teman penyandang disabilitas.

“untuk aksesibilitas ramah disabilitas yang disediakan masih

belum disediakan dengan baik, sehingga teman-teman penyandang

disabilitas masih harus dibantu orang lain, sampai hari ini belum

banyak yang menggunakan layanan transjakarta cares. Namun

dengan adanya layanan ini teman-teman penyandang disabilitas

megapresiasi satu langkah baik yang diberikan pemerintah jika

dibandingkan dengan kota lain. Sebenarnya teman-teman

penyandang disabilitas ingin bisa mandiri, maksudnya adalah

dapat bermobilitas sendiri tanpa bantuan orang lain, tapi ya begini

keadaan aksesibilitasnya, jadi masih harus dibantu orang lain”

(Gufron Sakaril, ketua PPDI, wawancara 31 juli 2017)

Selain mendapat keluhan tentang aksesibilitas pada armada transjakarta

cares, ternyata aksesibilitas untuk dapat menggunakan layanan transjakarta cares

juga dianggap masih belum ramah disabilitas. Hal itu disampaikan oleh Aulia

Amin pengguna transjakarta cares yang menyandang disabilitas ganda, yaitu

mengalami pada gangguan penglihatan (Low Vision) dan menggunakan kursi

roda. Bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan (Low Vision) masih sulit

untuk mengakses agar dapat menggunakan transjakarta cares bagaimana mereka

yang tuna netra.

“aksesibilitas untuk mengakses transjakarta cares masih sangat

buruk, bagi saya yang low vision dan menggunakan kursi roda itu

masih sangat sulit, karena tulisan yang ada pada website

transjakarta terlalu kecil. Aksesibilitas yang pada armada

transjakarta cares juga masih sangat buruk, ramp yang ada

transjakarta cares masih sangat curam, sangat bahaya bagi kursi

roda, dan pramuniaga yang disediakan kurang mengerti setiap

Page 74: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

jenis disabilitas memiliki cara komunikasi dan pendampingan yang

berbeda khususnya pengguna kursi roda, terkadang masih merasa

merepotkan namun sudah cukup untuk membantu masuk kedalam

mobil. Kemanfaatan masih minim karena masih kurang armada,

masih banyak teman-teman yang tidak kebagian, dan masih harus

menunggu dua hari. Karena saya pernah keluar negeri,

aksesibilitas di jakarta masih sangat buruk”

( Aulia Amin, pengguna transjakarta cares, 9 September 2017)

Selain masih mendapat kritikan dan keluhan dari aksesibilitas yang

dianggap masih kurang ramah disabilitas. Keluhan dalam jam operasional

transjakrta cares yang hanya sampai pukul 17.00 WIB juga disampaikan oleh

pengguna transjakarta cares saat betemu dengan Djarot sewaktu kampanya untuk

periode 2017. Seperti yang dilansir oleh kompas.com "Untuk ke depan waktunya

bisa tambah, kalau bisa 24 jam Pak," ujar Rolensus kepada Djarot.4 Namun untuk

jam operasional transjakara cares selama 24 jam masih menjadi pembahasan.

Meningkatkan pelayanan dan fasilitas untuk kepuasaan pengguna

transjakarta cares terus dilakukan oleh PT. Transjakarta. Menanggapi dan

menindaklanjuti keluhan dan kritikan dari pengguna transjakarta cares sangatlah

penting untuk menjadikan transjakarta cares menjadi lebih baik untuk layanan

transportasi ramah disabilitas di Jakarta. Peningkatan yang telah dilakukan oleh

PT. Transjakarta adalah untuk penjemputan pengguna yang pada awal

peluncurannya transjakarta cares hanya beroperasi pada Jakarta Pusat dan Jakarta

Barat, namun saat ini untuk penjemputan pengguna transjakarta cares sudah

mengcover sampai perbatasan Jakarta, misalnya sudah sampai bekasi, dan cinere

depok. Peningkatan pada jam operasional juga dilakukan, yang awalnya

4 Robertus Belarnimus,

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/21/18052101/bertemu.djarot.penyandang.disabilitas.

minta.jam.operasional.transjakarta.care.ditambah diakses 22 Agustus 2107

Page 75: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

beroperasi mulai pukul 08.00 WIB, untuk saat ini pengguna layanan transjakarta

cares bisa dijemput mulai pukul 07.00 WIB. Peningkatan jumlah armada

transjakarta cares juga telah dilakukan, yang pada awal peluncuranya hanya ada

enam unit, untuk saat ini jumlah armada transjakarta cares sudah mencapai dua

puluh enam unit, kendaraan itu bantuan dari program CSR perusahan-perusahaan

yang ada di Jakarta.

“saat ini ada 26 unit mobil transjakarta cares, dan jumlah ini

untuk saat ini sudah cukup untuk mengcover penyandang

disabilitas di Jakarta, transjakarta cares untuk saat ini juga sudah

mencakup ke seluruh wilayah jakarta bahkan sampai ke bekasi,

dan cinere depok. Untuk penjemputanpun sudah bisa dimulai dari

pukul 07.00 WIB”

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Peningkatan pelayanan dan fasilitas transjakarta cares yang dilakukan oleh

PT. Transjakarta membuat peningkatan pengguna transjakarta cares menjadi

signifikan. Pada awal tahun peluncurannya di tahun 2016 jumlah pengguna

transjakarta cares masih tergolong sedikit, hanya baru sampai 10 pengguna saja

pada setiap harinya. Namun setelah langkah sosialisasi lebih dilakukan,

penambahan pada jumlah armada transjakarta cares, dan waktu penjemputan

dimulai lebih awal, pengguna transjakarta cares bisa mencapai 40 orang

perharinya. Bahkan pada tahun 2017 ini jumlah pengguna transjakarta cares sudah

mencapai diangka 1000 lebih.

“sosialisasi yang dilakukan sudah cukup baik, sudah sampai ke

teman-teman disabilitas dan komunitas, pelayanannya juga sudah

cukup baik dari segi armada dan pramuniaga. Saya hampir selalu

menggunakan layanan ini untuk kegiatan saya. Bahkan saya

terkadang diantarkan sampai ke tempat kerja saya bilamana disaat

pengguna transjakarta cares tidak terlalu ramai.”

(Alam, pengguna transjakarta cares, wawancara 9 September 2017)

Page 76: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Selain disampaikan oleh Alam, sosialisasi dan kemanfaatan transjakarta

cares juga disampaikan oleh Faisal Rusdi sebagai inisiator Jakarta Barrier Free

Tourism, yaitu;

“sosialisasi yang dilakukan sudah sampai ke teman-teman

penyandang disabilitas dan komunitas penyandang disabilitas di

Jakarta. Kemanfaatan transjakarta cares dan pramuniaga juga

sudah cukup membantu bagi beberapa teman-teman penyandang

disabilitas, karena mereka terkadang diantarkan sampai ke tempat

tujuan, bahkan masih banyak teman-teman disabilitas yang tidak

kebagian armada.”

(Faisal Rusdi, inisiator JBFT, wawancara 6 september 2017)

Jika dari hasil wawancara diatas dianalisis dengan teori implementasi

kebijakan dari Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier, itu sesuai dengan

variabel lingkungan kebijakan bahwa untuk keberhasilan implementasi

dibutuhkan tingkat komitmen dan keterampilan dari para implementor. Komitmen

yang diberikan ialah dalam bentuk keberlangsungan transjakarta cares sampai saat

ini, dan keterampilan dari para implementor ialah terkadang mereka mengantar

sampai ke tujuan apabila ada tujuannya tidak terdapat halte yang ramah disabilitas

dan pada saat pengguna layanan tidak sedang ramai. Keterampilan dari para

implementor juga dibuktikan dengan cukup terbantunya dengan adanya

pramuniaga yang disediakan.

Langkah-langkah peningkatan layanan dan fasilitas yang dilakukan oleh

pihak Transjakarta cares dengan melakukan sosialisasi yang lebih luas dan antar

jemput pengguna penyandang disabilitas itu membuat peningkatan jumlah

pengguna yang signifikan. Hal itu disampaikan oleh Dion dari pelayanan

transjakarta cares, yaitu;

Page 77: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

“pada tahun 2016 jumlah pengguna transjakarta cares tergolong

standar, hanya mencapai 10 orang perharinya karena jumlah

armadanya masih terbatas hanya baru ada 6 unit. Pelanggan

mulai meningkat secara signifikan pada tahun 2017 karena

armada sudah bertambah 20unit dari program CSR jadi totalnya

26 unit. Bahkan tercatat pada tahun 2017 mencapai 1000 lebih

pelanggan transjakarta cares”.

(Dion, pelayanan transjakarta cares, wawancara 1 Agustus 2017)

Peningkatan jumlah pengguna transjakarta cares yang siginifikan pada

tahun kedua peluncurannya, bahkan dapat dikatakan cukup berhasil atas

implementasi transjakarta cares. Dapat dianalisis menggunakan teori

implementasi kebijakan yang dipaparkan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A.

Sabatier dari variabel karakteristik masalah yaitu, tingkat kemajemukan dari

kelompok sasaran, maksudya adalah suatu program atau kebijakan akan semakin

mudah diimplementasikan apabila kelompok sasarannya adalah homogen.

Implementasi dari pelayanan transjakarta cares memiliki kelompok sasaran yang

homogen, yaitu bagi mereka yang menyandang disabilitas. Tingkat kesulitan

teknis, dalam implementasi kebijakan ini merupakan solusi untuk mempermudah

dari permasalahan teknis aksesibilitas yang ada. Proporsi kelompok sasaran

terhadap total poulasi, proporsi kelompok sasaran dari implementasi kebijakan ini

tidaklah mencakup semua populasi penduduk yang ada di Jakarta. Implementasi

dari kebijakan ini juga bukan untuk merubah sikap atau perilaku masyarakat yang

menyandang disabilitas, tapi merupakan sebuah layanan untuk membantu

akesibilitas mereka.

Hal ini juga sesuai dengan varibel karakterisik kebijakan, dimana dalam

variabel ini dijelaskan bahwa besaran alokasi sumberdaya finansial sangat

mempengaruhi keberhasilan implementasi. Dapat dilihat pada hasil wawancara

Page 78: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

diatas, bahwa program layanan transjakarta cares gratis ini sudah didukung

dengan sumberdaya finansial yang cukup, yaitu berupa subsidi dari pemerintah

dengan menggunakan APBD untuk biaya operasional setiap harinya. Kebijakan

yang dikeluarkan juga sangat jelas, yaitu transportasi gratis bagi disabilitas,

keterpautan dan keterkaitan antar institusi pelaksana juga terlihat jelas antara

Dinas P erhubungan DKI Jakarta dan PT. Transjakarta sebagai pelaksana.

5.3 Respon Penyandang Disabilitas Dalam Memanfaatkan Transjakarta

Cares

Meskipun dianggap berhasil dengan jumlah peningkatan yang signifakan

pada pengguna layanan transjakarta cares pada setiap tahunnya, hal itu berbeda

menurut Gufron Sakaril selaku ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indoneisa

(PPDI). PPDI yang diketuai oleh Gufron sakaril merupakan salah satu organinasi

penyandang disabilitas yang mengadvokasikan bagi penyandang disabilitas untuk

bisa mendapatkan layanan transjakarta cares dan bus transjakarta secara gratis.

Dalam wawancara yang dilakukan, Gufron sakaril mengatakan bahwa :

“teman-teman penyandang disabilitas mengapresiasikan adanya

layanan transjakarta cares yang diberikan oleh pemerintah untuk

membantu aksesibilitas menuju halte transjakarta, jika

dibandingkan dengan kota selain jakarta. tapi yang dibutuhkan

oleh teman-teman penyandang disabilitas adalah aksesibilitas yang

lebih ramah disabilitas, contohnya di luar negeri, penyandang

disabilitas bahkan tuna grahita bisa menggunakan transportasi

umum tanpa pendamping atau bantuan orang lain, hal itu

dikarenakan aksesibilitas yang ada disana sudah sangat ramah

disabilitas. Karena sebenarnya teman-teman penyandang

disabilitas ingin bisa mandiri. Masih banyak juga dari teman-

teman penyandang disabilitas yang lebih memilih menggunakan

taksi ramah disabilitas dari bluebird, meskipun itu jauh lebih

mahal karena menggunakan argo taksi”.

Page 79: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Jika layanan transportasi bus ramah disabilitas yang ada di Jakarta

dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Layanan transportasi bus ramah

disabilitas yang ada di Jakarta memang sangatlah sudah mendekati transportasi

bus ramah disabilitas yang sesungguhnya. Tanpa bermaksud menjatuhkan

kearifan kota Jogja. Jika dibandingkan antara transportasi bus ramah disabilitas

Trans Jogja yang ada di kota Jogja, dapat dikatakan bahwa bus ramah disabilitas

yang ada di kota Jogja masih sangat jauh dari aksesibilitas ramah disabilitas.

Dapat dikatakan seperti itu dikarenakan halte yang disediakan oleh trans jogja

masih sangat tinggi, dan hanya masih menggunakan anak tangga pada halte

portable, belum disediakannya ramp untuk kursi roda. Selain halte, bus transjogja

juga masih sangat tinggi, belum menggunakan bus lower deck, dimana bus lower

deck merupakan bus ramah disabilitas dengan jarak ketinggian bus dengan aspal

jalan hanya satu jengkal orang dewasa.

Perbedaan aksesibilitas ramah disabilitas pada halte dan bus yang ada di

Jogja dan di Jakarta dikarenakan adanya perbedaan besaran Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah. Sesuai dengan teori implementasi kebijakan yang dipaparkan

oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam variabel karakteristik

kebijakan. Bahwa besaran alokasi sumberdaya finansial sangat mempengaruhi

keberhasilan implementasi dari suatu kebijakan. Keberhasilan implementasi

transjakarta cares tidak lepas dari dukungan finansial dari pemerintah dengan

subsidi menggunakan APBD DKI Jakarta.

Keluhan mengenai aksesibilitas yang masih ada pada layanan transjakarta

cares juga disampaikan oleh Faisal Rusdi selaku inisiator Jakarta Barrier Free

Page 80: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Tourism. Kegiatan JBFT ini memang lebih menilai aksesibilitas yang ada di

Jakarta.

“teman-teman penyandang disabilitas mengapresiasi langkah

pemerintah dengan memberikan layanan transjakartacares ini,

masukan dari saya transjakartacares ini masih harus

meningkatkan aksesibilitanya, karena seharusnya bagi mereka

yang menggunakan kursi roda seharusnya tidak berpindah tempat

duduk, mereka tetap harus duduk di kursi roda, dan diberikan

pengamanan agar tidak terguncang saat didalam mobil.

Aksesibilitas yang ada di Jakarta memang masih sangat jauh

dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya. Di negara

luar saya bisa bermobilitas menggunakan bus dengan sendiri

tanpa bantuan dari orang lain, karena akeseibilitas disana sudah

didukung oleh infrastruktur yang aksesibel.”

(Faisal, Inisiator JBFT, wawancara 6 september 2017)

Selain mendapat keluhan tentang aksesibilitas pada armada transjakarta

cares, ternyata aksesibilitas untuk dapat menggunakan layanan transjakarta cares

juga dianggap masih belum ramah disabilitas. Hal itu disampaikan oleh Aulia

Amin pengguna transjakarta cares yang menyandang disabilitas ganda, yaitu

mengalami pada gangguan penglihatan (Low Vision) dan menggunakan kursi

roda. Bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan (Low Vision) masih sulit

untuk mengakses agar dapat menggunakan transjakarta cares bagaimana mereka

yang tuna netra.

“aksesibilitas untuk mengakses transjakarta cares masih sangat

buruk, bagi saya yang low vision dan menggunakan kursi roda itu

masih sangat sulit, karena tulisan yang ada pada website

transjakarta terlalu kecil. Aksesibilitas yang pada armada

transjakarta cares juga masih sangat buruk, ramp pada

transjakarta cares masih sangat curam, sangat bahaya.

Seharusnya ramp itu lebih dipanjangkan agar landai. Saran saya

teman-teman disabiltas seharusnya lebih dijadikan sebagai partner

aktif untuk mengevaluasi.”

( Aulia Amin, pengguna transjakarta cares, 9 September 2017)

Page 81: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Berbeda tanggapan dengan Aulia Amin, menurut Alam penyandang

disabilitas tuna netra ini justru malah sangat berterima kasih kepada pemerintah

saat ini karena sangat merasa terbantu dalam mobilisasi. Hal itu disampaikan

dalam wawancara, yaitu;

“saya sangat berterima kasih pada pemerintah saat ini. Saya

sangat merasa terbantu dengan adanya layanan trans cares.

sosialisasi yang dilakukan sudah cukup baik, sudah sampai ke

teman-teman disabilitas dan komunitas, pelayanannya juga sudah

cukup baik dari segi armada dan pramuniaga. Saya hampir selalu

menggunakan layanan ini untuk kegiatan saya. Bahkan saya

terkadang diantarkan sampai ke tempat kerja saya bilamana disaat

pengguna transjakarta cares tidak terlalu ramai. Masukan dari

saya perlunya penambahan jumlah armada, dan saya harapkan

kebijakan ini tidak berubah atau diganti oleh gubernur

selanjutnya.”

(Alam, pengguna transjakarta cares, wawancara 9 September 2017)

Jika dibandingkan layanan transportasi ramah disabilitas yang telah

diberikan oleh pemerintah dengan layanan transportasi ramah disabilitas yang

disediakan oleh negara-negara tetangga memang sangat jauh sekali dari segi

aksesibilitasnya. Pada layanan transjakarta cares, bagi penyandang disabilitas tuna

daksa atau bagi mereka mengalami gangguan pada bagian anggota gerak

tubuhnya, misalnya mengalami gangguan pada kaki, sehingga harus

menggunakan tongkat atau kursi roda. Mereka masih merasa kesulitan untuk

masuk dan duduk didalam kursi mobil transjakarta cares meskipun sudah ada

pramuniaga yang akan membantunya. Hal itu dikarenakan aksesibilitas yang ada

pada transjakarta cares masih kurang ramah disabilitas dan masih menggunakan

sistem manual.

Page 82: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Gambar 5.1 Aksesibilitas Transjakarta Cares

Sumber: kompasiana.com 14 Februari 2017, diakses 2 September 2017

Jika berkaca dari negara-negara berkembang lainnya, salah satunya yaitu

di Malaysia, lebih tepatnya di kota Kuala Lumpur sebagai Ibu Kota Malaysia.

Layanan transportasi bus umum berupa Rapid KL yang dikelola oleh pemerintah

sudah dapat dikatakan memiliki aksesibilitas yang ramah disabilitas. Karena pada

layanan rapid KL sudah menggunakan armada bus lower deck dan juga memiliki

halte yang sama rata dengan tinggi bus, tanpa harus menaiki anak tangga. Dua hal

tersebut merupakan nilai lebih yang diberikan dari pemerintah untuk menunjang

aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

“aksesibilitas yang disediakan oleh pemerintah sudah lumayan

ramah disabilitas, terutama di halte besar atau halte utama. Halte

memang sudah didesain sedemikian rupa agar memudahkan

aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, contohnya ialah tinggi

halte dibuat sejajar dengan pintu masuk bus”

(Muhammad Rizki, wawancara 1 september 2017)

Page 83: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Gambar 5.2 Bus Rapid KL

Sumber: Muhammad Rizqi, 1 September 2017

Gambar 5.3 Aksesibilitas Layanan Rapid KL

Sumber: Muhammad Rizqi, 1 september 2017

“aksesibilitas unttuk mengakses transjakarta cares masih sangat

buruk, bagi saya yang low vision dan menggunakan kursi roda itu

masih sangat sulit, karena tulisan yang ada pada website

transjakarta terlalu kecil. Aksesibilitas yang pada armada

transjakarta cares juga masih sangat buruk, ramp yang ada

transjakarta cares masih sangat curam, sangat bahaya bagi kursi

Page 84: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

roda, dan pramuniaga yang disediakan kurang mengerti setiap

jenis disabilitas memiliki cara komunikasi dan pendampingan yang

berbeda khususnya pengguna kursi roda, terkadang masih merasa

merepotkan namun sudah cukup untuk membantu masuk kedalam

mobil. Kemanfaatan masih minim karena masih kurang armada,

masih banyak teman-teman yang tidak kebagian, dan masih harus

menunggu dua hari. Karena saya pernah keluar negeri,

aksesibilitas di jakarta masih sangat buruk. Karena transjakarta

cares ini hanya sebatas kepedulian bukan untuk menyetarakan hak

penyandang disabilitas. Transjakarta cares sebuah solusi yang

ditawarkan namun belum maksimal.”

( Aulia Amin, pengguna transjakarta cares, 9 September 2017)

Perbedaan aksesibilitas ramah disabilitas yang sudah diberikan oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT. Transjakarta dengan aksesibilitas yang

ada di Kuala Lumpur memang terpaut jauh. Dapat dilihat dari gambar diatas

bahwa aksesibilitas ramah disabilitas yang ada di Kuala Lumpur jauh lebih

aksesbilitas dibandingkan dengan aksesibilitas yang ada di Jakarta. Halte dan bus

yang digunakan Rapid KL merupakan suatu contoh yang baik untuk memberikan

aksesibilitas ramah penyandang disabilitas di Jakarta. Perbedaan aksesibilitas

tersebut dikarenakan bedanya tujuan antara kesamaan hak dan hanya kepedulian.

Apabila hanya sebatas kepedulian, maka hal yang terjadi adalah kurangnya

aksesibel yang ada pada fasilitas publik, sedangkan apabila berdasarkan kesamaan

hak, itu wajib menjamin kesetaraan hak penyandang disabilitas.

5.4 Faktor Pendorong Kemanfaatan Transjakarta Cares

Faktor pendorong kemanfaatan transjakarta cares ialah karenanya

kepedulian kepada penyandang disabilitas yang ada di Jakarta. Karena kebijakan

yang ada selama ini masih dianggap mendiskriminasi para penyandang disabilitas,

khususnya dalam aksesibilitas yang ada pada pelayanan publik berupa transportasi

umum. Kepedulian pemerintah kepada penyandang disabilitas dapat dibuktikan

Page 85: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

dengan adanya Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang

Disabilitas yang juga sebagai pembaharuan dari Undang-Undang No. 4 Tahun

1997 Tentang Penyandang Cacat yang dianggap sudah tidak mewakili hak-hak

penyandang disabilitas di Indonesia. Selain dengan adanya perubahan undang-

undang tentang penyandang disabilitas, Peraturan Gubernur 160 Tahun 2016

tentang bus transjakarta gratis bagi masyarakat dan khususnya bagi penyandang

disabilitas yang tertuang pada pasal 15 juga menjadi faktor pendorong

kemanfaatan layanan transjakarta cares.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki program besar yaitu,

memberikan fasilitas dan layanan gratis untuk transportasi bus bagi penyandang

disabilitas. PT. Transjakarta selaku BUMD dibidang transportasi umum

bertanggung jawab untuk melaksanakan dan meimplementasikan program besar

tersebut.5 PT. Transjakarta bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar

yang ada di Jakarta. Hubungan kerjasama itu berupa program CSR dari

perusahaan-perusahaan tersebut dengan memberikan kendaraan hibah utnuk

mendukung keberhasilan implementasi dari kebijakan transportasi gratis untuk

penyandang disabilitas yang juga sebagai program besar dari pemerintah provinsi

DKI Jakarta. Karena, penyandang disabilitas merupakan warga DKI Jakarta yang

memiliki hak yang sama dengan warga DKI Jakarta yang memiliki kondisi fisik

yang normal.

“dalam peluncuran transjakarta cares tidak ada tekanan dari

komunitas penyandang disabilitas, karena ini merupakan

kepedulian dari pemerintah kepada warga jakarta yang memiliki

keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas, ini juga

5 Prasetia Budi, http://transjakarta.co.id/transjakarta-cares-difabel/ diakses 25 Agustus 2017

Page 86: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

berdasarkan Pergub 160 tahun 2016 sebagai payung hukum dan

ini merupakan kelanjutan dari bis-bis yang ada dari sebelumnya”.

(Aji, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, wawancara 4 agustus 2017)

Faktor kemanfaatan transjakarta cares juga disampaikan oleh Dion sebagai

pelayanan transjakarta cares, yaitu;

“tidak ada paksaan dan tekanan dari komunitas dan organisasi

penyandang disabilitas, ini semua berdasarkan kepedulian

terhadap penyandang disabilitas dan atas peraturan gubernur

nomor 160 tahun 2016. peluncuran layanan transjakarta cares ini

untuk memaksimalkan aksesibilitas penyandang disabilitas agar

dapat bisa menuju halte, dan mendapat pendamping yang sudah

dilatih agar mereka tidak takut ketika berada didalam bus. armada

transjkarta cares ini merupakan kendaraan hibah atau pemberian

dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa

perusahaan asuransi, yaitu Denso, Astra, dan Tahir Foundation.”

(Dion, Pelayanan Transjakarta Cares, wawancara 1 agustus 2017)

Selain faktor kepedulian terhadap penyandang disabilitas yang diberikan

oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam program CSR.

kemanfaatan transjakarta cares juga dikarenakan adanya fasilitas menggunakan

bus transjakarta dan transjakarta cares gratis bagi penyandang disabilitas. Fasilitas

gratis naik bus transjakarta bagi penyandang disabilitas sudah diatur dalam

peraturan gubernur nomor 160 tahun 2016 pasal 15. Dengan adanya fasilitas gratis

tersebut untuk membantu memaksimalkan kemanfaatan transjakarta cares dan bus

transjakarta untuk penyandang disabilitas.

”Faktor kemanfaatan transjakarta cares menurut saya ya karena

pelayanannya bagus, jadi mudah bermobilisasi, gratis tanpa ada

pumutan biaya dan karena kebijakan gubernur yang sekarang ini.”

(Alam, pengguna transjakarta cares, wawancara 9 september 2017)

Selain faktor kepedulian, mudah bermobilisasi dan gratis tanpa pumutan

biaya apaun, produktivitas juga menjadi salah satu faktor kemanfaatan

transjakarta cares, hal itu disampaikan oleh Aulia Amin, yaitu;

Page 87: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

“faktor kemanfaatan transjakarta cares ini untuk mendukung

menjadi masyarakat yang produktif bisa berkarya seperti

masyarakat yang lainnya.”

(Aulia Amin, pengguna transjakarta cares, 9 September 2017)

Setiap masyarakat jakarta memiliki hak untuk produktif, hal itu berupa

produktif untuk menjaga kesehatan dengan periksa kesehatan kerumah sakit,

produkitf untuk berkarya, produktif untuk belajar, dan produktif untuk kehidupan

bersosial dengan bersilaturahmi.

5.5 Faktor Komitmen Kepala Daerah

Berdasarkan teori implementasi kebijakan yang dipaparkan oleh Daniel A.

Mazmanian dan Paul A. Sabatier terdapat tiga variabel yang mempengaruhi

keberhasilan implementasi dari suatu kebijakan, yaitu; variabel karakteristik

masalah, variabel karakteristik kebijakan, dan variabel lingkungan kebijakan.

Penelitian ini sesuai dengan variabel karakterisik masalah bahwa tingkat kesulitan

yang terjadi hanyalah dibagian masalah teknis saja, dalam kebijakan ini sudah

memiliki kelompok sasaran yang homogen, yaitu penyandang disabilitas, sasaran

dari kebijakan ini tidaklah mencakup semua total populasi penduduk jakarta,

hanya mereka yang disabilitas dan lansia, dan untuk kebijakan ini bukanlah untuk

merubah prilaku dari penyandang disabilitas, kebijakan ini merupakan sebuah

layanan untuk membantu penyandang disabilitas.

Jika dilihat dari variabel karakterisitik kebijakan, implementasi

transjakarta cares ini sudah memiliki kejelasan dalam isi kebijakannya, yaitu

layanan transportasi ramah disabilitas, sudah memiliki dukungan teoritis yaitu

dalam bentuk peraturan tentang penyandang disabilitas. Dalam implemetasi

Page 88: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

transjakarta cares ini juga didukung dengan sumber daya finansial yaitu berupa

subsidi dari pemerintah dari APBD. Adanya keterpautan antara institusi

pelaksana, yaitu keterpautan antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dengan PT.

Transjakarta. Akses kelompok-kelompok luar untuk untuk berpartisipasi, yaitu

adanya dukungan dari beberapa perusahaan dengan menyumbangkan mobil untuk

armada transjakarta cares dari program CSR mereka.

Dalam variabel lingkungan kebijakan, dimana kondisi sosial ekonomi dan

tingkat kemajuan teknologi mempengaruhi keberhasilan sebuah implementasi, hal

itu dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM) di Jakarta mendapatkan

nilai lebih tinggi dari indeks pembangunan manusia (IPM) nasional6. Dalam

implementasi transjakarta cares ini juga mendapatkan dukungan dari publik, yaitu

komunitas dan organisasi penyandang disabilitas yang ikut serta membantu dalam

pelaksanaan dan memberikan masukan untuk evaluasi kedepannya. Tingkat

komitmen dan keterampilan dari impelementor, yaitu dimana pada saat pengguna

transjakarta cares tidak terlalu ramai dan jarak antara lokasi penjemputan dan

pengantaran tidak terlalu jauh, maka penumpang akan langsung diantarkan ke

lokasi tujuan, tanpa harus turun di halte ramah disabilitas terdekat.

Namun dalam penelitian ini, menurut peneliti yang mempengaruhi

keberhasilan implementasi dari sebuah kebijakan selain ketiga variabel yang

dijelaskan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier adalah komitmen

kepala daerah. Karena kepala daerah yang berhak memberikan kebijakan, arahan,

peraturan, alokasi dana untuk berjalannya sebuah kebijakan. Dalam penelitian ini

6 http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/04/20/dimana-provinsi-dengan-kualitas-

pembangunan-manusia-tertinggi diakses 17 september 2017

Page 89: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ada ketakutan dari masyarakat khususnya penyandang disabilitas di Jakarta

apabila pergantian gubernur maka berganti juga kebijakan yang sudah ada. Faktor

komitmen kepada daerah ditandai dengan adanya komitmen dari gubernur saat itu

dengan mengeluarkan peraturan gubernur, dan mampu menarik dan melibatkan

perusahaan-perusahaan untuk menjalan program CSR dengan menghibahkan

kendaraan untuk armada transjakarta cares.

Faktor komitmen kepala daerah menjadi salah satu faktor keberhasilan

implementasi adalah dengan adanya komitmen yang ditunjukkan dengan sebuah

peraturan gubernur tentang transjakarta gratis bagi masyarakat khususnya

penyandang disabilitas, hal itu disampaikan oleh Ahok selaku Kepala Daerah "Ini

layanan gratis, tinggal telepon saja sehari sebelumnya. Nanti petugas datang

langsung ke alamat Bapak-Ibu untuk menjemput"7. Dalam penelitian ini,

keberhasilan dari implementasi transjakarta cares dikarenakan adanya komitmen

dari kepala daerah saat itu dengan mengeluarkan peraturan gubernur, biaya

operasional transjakarta cares disubsidi dengan APBD. Tanpa bermaksud

menjatuhkan kearifan kota Jogjakarta, jika dibandingkan layanan transportasi

ramah disabilitas di Jogjakarta dan di Jakarta sangat berbeda. Jika di Jogja

transportasi ramah disabilitas masih belum mampu memberikan fasilitas gratis

untuk penyandang disabilitas, hal itu dikarenakan kurangnya tingkat komitmen

dari pemimpin saat itu dan belum ada peraturan yang jelas sebagai payung

hukum. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Utama PT Aninidya Mitra

Intrernasional (AMI) selaku pengelola Trans Jogja, Dyah Puspitasari mengamini

bawasanya wacana penggratisan untuk warga difabel sangat mungkin

7 Bisma Alief, https://news.detik.com/berita/d-3437056/tahir-sumbang-transj-cares-ahok-difabel-

tinggal-telepon-gratis diakses 30 September 2017

Page 90: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

dilaksanakan. "Kami tinggal minta persetujuan Dishub DIY saja, tidak ada

masalah”8. Faktor komitmen kepala daerah ini merupakan tambahan dan untuk

memperkaya variabel keberhasilan implementasi kebijakan yang dijelaskan oleh

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier. Karena tingkat komitmen yang

dimiliki oleh pemimpin sangatlah mempengaruhi keberhasilan implementasi dari

sebuah kebijakan.

“Transjakarta cares ini merupakan upaya yang diberikan oleh

Pemerintah Provinsi, kita apresiasi itu, karena ini langkah baik

yang diberikan oleh pemerintah, bagus untuk step awal. Dan sudah

ada pergub, jika dibandingkan dengan kota-kota lain belum

memiliki pergub ini.”

(Gufron Sakaril, Ketua PPDI, wawancara 31 juli 2017)

Hal itu juga disampaikan oleh Alam, pengguna transjakarta cares, pada

waktu wawancara, yaitu;

”Faktor kemanfaatan transjakarta cares menurut saya ya karena

pelayanannya bagus, jadi mudah bermobilisasi, gratis tanpa ada

pumutan biaya dan karena kebijakan gubernur yang sekarang ini

mudah-mudahan dengan nanti adanya gubernur baru kebijakan ini

tidak hapus, tapi malah diperbaiki. Karena kebijakan kan

tergantung dengan pemimpin (gubernur).”

(Alam, pengguna transjakarta cares, wawancara 9 september 2017)

Mereka mengharapkan dengan adanya gubernur baru yang terpilih dalam

PILKADA 2017 lalu mampu meningkatkan layanan transjakarta cares ini dan

mendukung kebijakan ini. Karena untuk biaya operasional implementasi

transjakarta cares ini merupakan subsidi dari pemerintah dengan menggunakan

APBD DKI Jakarta. Karena salah satu faktor dari kemanfaatan transjakarta cares

8 Danar Widiyanto,

http://krjogja.com/web/news/read/33690/Transjogja_Bakal_Gratis_untuk_Difabel, diakses 30

September 2017

Page 91: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

ini adalah pengguna transjakarta cares khususnya penyandang disabilitas dapat

menggunakan secara gratis tanpa pumutan biaya apapun.

Page 92: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis peneliti dapat ditarik beberapa

kesimpulan, bahwa peluncuran layanan transjakarta cares merupakan langkah baik

yang diberikan pemerintah untuk memaksimalkan aksesibilitas bagi penyandang

disabilitas agar tetap bisa bermobilitas dengan nyaman menggunakan bus

transjakarta. Penyandang disabilitas di Jakarta mengapresiasikan langkah baik

pemerintah yang sudah memberikan kemudahan aksesibilitas bagi mereka yang

ingin menggunakan layanan bus transjakarta untuk memenuhi mobilitas mereka,

transjakarta cares merupakan solusi yang diberikan, namun solusi itu belum

dijalankan dengan maksimal. Karena sebenarnya yang dibutuhkan oleh

penyandang disabilitas adalah aksesibilitas yang lebih ramah pada tiap-tiap halte

pemberhentian bus transjakarta agar penyandang disabilitas dapat lebih mandiri

untuk bermobilitas.

Implementasi kebijakan transjakarta cares berhasil, hal itu dapat dilihat

dengan peningkatan jumlah pengguna transjakarta cares yang signifikan dari awal

tahun peluncurannya pada tahun 2016 lalu, selain itu peningkatan jumlah armada

transjakarta cares dan bus transjakarta ramah disabilitas juga dapat dianggap

sebagai keberhasilan dari implementasi kebijakan tersebut. Adapun faktor-faktor

yang mendorong kemanfaatan keberhasilan dari implementasi layanan

transjakarta cares sebagai transportasi ramah disabilitas yaitu, adanya komitmen

kepala daerah yang memiliki kuasa dan perintah untuk memberikan suatu

Page 93: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

kebijakan, komitmen kepala daerah ditandai dengan adanya peraturan gubernur

160 tahun 2016 tentang transjakarta gratis bagi masyarakat khususnya

penyandang disabilitas yang tertuang pada pasal 15, adanya kepedulian dari

pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam program CSR

mereka dengan memberikan armada transjakarta cares, adanya payung hukum

yang berupa undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang diasabilitas

dan peraturan gubernur nomor 160 tahun 2016 pasal 15, dan faktor kemanfaatan

transjakarta cares yang terkahir ialah penyandang disabilitas di Jakarta dapat

menggunakan layanan transjakarta cares dan bus transjakarta secara gratis tanpa

pumutan biaya apapun, karena biaya operasional layanan tersebut ditanggung oleh

pemerintah dengan menggunakan APBD DKI Jakarta. Kaerena ini merupakan

satu-satunya transportasi gratis dan ramah disabilitas yang disediakan oleh

pemerintah provinsi DKI Jakarta.

Meskipun implementasi dari layanan transjakarta cares sebagai

transportasi ramah disabilitas dianggap berhasil, hal itu masih memiliki catatan

khusus, yaitu, aksesibilitas yang ada pada halte dan transjakarta cares masih

dianggap kurang dari kata ramah disabilitas. Hal itu dibuktikan dengan

penyandang disabilitas masih harus mendapatkan pendamping untuk memasuki

mobil transjakarta cares dan naik bus transjakarta. Penyandang disabilitas masih

harus didampingi karena tinggi halte transjakarta masih terlalu tinggi dan ruang

gerak pada layanan transjakarta cares masih cukup sempit.

6.2 Saran

Page 94: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Berdasarkan temuan dari permasalahan yang ditemukan dalam penelitian

di lapangan, maka peniliti memberikan saran untuk keberlanjutan dan

keberhasilan dari implementasi sebuah kebijakan transportasi ramah disabilitas:

1. Penyandang disabilitas masih membutuhkan aksesibilitas yang lebih

ramah disabilitas disetiap halte transjakarta. Renovasi dan penambahan

halte dengan aksesibilitas ramah disabilitas harus segera dibangun.

Dengan mengurangin jumlah anak tangga yang teralu banyak.

2. Penambahan jumlah armada bus transjakarta dan transjakarta cares harus

dipercepat agar penyandang disabilitas dapat bermobilisasi dengan

nyaman dan aman tanpa harus berdesak-desakan pada jam kerja dan jam

pulang kerja.

3. Pemerintah harus lebih memperhatikan dan memberikan peningkatan

layanan transportasi bus ramah disabilitas dengan berkonsultasi kepada

negara-negara tetangga baik yang masih kermbang maupun negara maju

dan juga kepada penyandang disabilitas yang ada di Jakarta. Agar layanan

yang sudah diberikan tidak sia-sia.

4. Penyandang disabilitas harus dijadikan sebagai partner aktif untuk

mengevaluasi transjakarta cares, demi untuk keberlangsungan dan

kemanfaatan transjakarta cares kedepannya.

Page 95: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto,2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina

Aksara

Bagong Suyanto. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta: Prenada Media. 2005.

Budi Winarno, 2008, Kebijakan Publik (teori dan proses), Jakarta, Media

Pressindo

David Marsh, Gerry Stoker, 2002. Teori dan Metode Ilmu Politik. Bandung. Nusa

Media. Ahli bahasa Helmi Mahadi, Shofifullah.

Denzin dan Lincoln. 2011. Handbook of Qualitative Research (Edisi ketiga)

terjemahan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Drs. AG. Subarsono, 2005, Analisis Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Erwan Agus dan Dyah Rati, “Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan

Aplikasinya Di Indonesia”, (Yogyakarta: Gava Media, Cetakan

Pertama, 2012)

Lexy J, Moleong, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remana

Rosdakarya

Majda El Muhtaj, 2008, Dimensi‐Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial

dan Budaya, RajaGrafindo Persada, Jakarta,

Mulyana, Deddy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Soisal Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya

Muhammad Effendi, 2006, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Bumi

Aksara, Jakarta.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang

Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871)

Pasal 4 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang

Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871)

Penjelasan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011

Tentang Pengesahan CRPD

Robert K. Yin,1995 Studi Kasus (design dan metode). Ahli bahasa M. Djanzi, PT

Grasindo Perkasa, Jakarta.

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, Rajawali Press, 2008

Page 96: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

Sapta Nugroho, Risnawati Utami, 2008, Meretas Siklus Kecacatan Realitas Yang

Terabaikan, Yayasan Talenta, Surakarta

Sayekti Pujosuwarno. 1992. Penulisan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Lemlit IKIP Yogyakarta

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta :

LP3S, 1989)

Sugeng Pujileksono. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif,

Malang:Instrans Publishing

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT

Alfabeta

T. Sutjihati Soemantri, 2006, Psikologi Anak Luar Biasa, Refika Aditama,

Bandung

Internet

Ardhanareswari, http://semarang.bisnis.com/read/20151127/2/83240/apbd-jateng-

2016-disahkan-rp2008-triliun diakses 20 agusus 2017

Bisma Alief, https://news.detik.com/berita/d-3437056/tahir-sumbang-transj-cares-

ahok-difabel-tinggal-telepon-gratis diakses 30 September 2017

DanarWidiyanto,http://krjogja.com/web/news/read/33690/Transjogja_Bakal_Grat

is_untuk_Difabel, diakses 30 September 2017

Daya Akselerasi Aditama, http://daksa.or.id//istilah-penyandang-16 disabilitas-

sebagai-pengganti-penyandangcacat/#sthash.vhaZpgul.dpuf, akses pada

9 Mei 2017

Didi Tarsidi, Model-model Disabilitas: Medical Model vs Social Model http://d-

tarsidi.blogspot.co.id/2011/09/model-model-disabilitas-medical-

model.html

Erna Ratningsih, Kewajiban Negara dan Hak Penyandang Disabilitas,

http://business-law.binus.ac.id/2016/04/29/kewajiban-negara-dan-hak-

penyandang-disabilitias/ diakses pada 9 mei 2017

http://www.un.org/en/events/disabilitiesday/background.shtml diakses 19 maret

2017

http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/09/jelang-debat-iii-jumlah-

penyandang-disabilitas-di-dki-jakarta-capai-6-ribu-jiwa diakses 23 maret 2017

https://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/142 diakses 14 agustus 2017

http://smartcity.jakarta.go.id/ diakses 14 agustus 2017

Page 97: ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DALAM …repository.ub.ac.id/6597/1/Almas Syahrul Ghani.pdfiii PERNYATAAN Almas Syahrul Ghani NIM. 135120507111006 Menyatakan dengan sesungguhnya

http://smartcity.jakarta.go.id/blog/124/transjakarta-gratis-dengan-tj-card diakses

19 agustus 2017

http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/layanan-bus/transjakarta/ diakses 21

agustus 2017

Humas Bapeda, http://bappeda.jabarprov.go.id/volume-apbd-perubahan-jabar-

2016-rp29966-triliun/ diakses 20 agustus 2017

Ishak,http://www.academia.edu/12562014/PERSPEKTIF_DIFABILITAS_DALA

M_POLITIK_DI_INDONESIA

Khabibi, Ikhwanul https://news.detik.com/berita/3273688/membandingkan-

besaran-apbd-provinsi-dki-jakarta-dan-kota-surabaya diakses 20

agustus 2017

Purba, David Oliver, “Kecepatan Transjakarta Cares Tak Boleh Lebih dari

50Km/Jam”’ http://indeks.kompas.com/tag/Penyandang.disabilitas

diakses 23 Maret 2017

Prasetia Budi, “Transjakarta Luncurkan 116 Unit Bus Baru”,

http://transjakarta.co.id/transjakarta-luncurkan-116-unit-bus-baru/

diakses 6 april 2017

Prasetia Budi, “Transjakarta Cares Untuk Difabel”,

http://transjakarta.co.id/transjakarta-cares-difabel/ diakses 6 april 2017

Prastiko, Ilham http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/12/2015-fasilitas-

publik-di-jakarta-belum-ramah-difabel diakses 19 agustus 2017

Robertus,Belarnimus,http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/21/18052101/

bertemu.djarot.penyandang.disabilitas.minta.jam.operasional.transjakart

a.care.ditambah diakses 22 Agustus 2107

Robandi, https://www.solider.or.id/2017/04/25/mengintip-percaturan-tiga-model-

persepsi-difabel

The Open University (2006). Models of disability. (Online). Tersedia:

http://www.open.ac.uk/inclusiveteaching/pages/understanding-and-

awareness/models-of-disability.php