tingkatan manajemen produksi bersih

43
PERKEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Produksi Bersih Dibuat oleh : Ketua : Yusuf Zaelana 101411032 Anggota : Anditania Sari Dwi Putri 101411003 Rindy Partriana 101411022 Kelas : 3A D3 TEKNIK KIMIA D3 TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Upload: thariq-tafzih

Post on 09-Aug-2015

135 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Teknik Produksi Bersih

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

PERKEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN

LINGKUNGAN

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Produksi Bersih

Dibuat oleh :

Ketua :

Yusuf Zaelana 101411032

Anggota :

Anditania Sari Dwi Putri 101411003

Rindy Partriana 101411022

Kelas :

3A D3 TEKNIK KIMIA

D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012

PRODUKSI BERSIH

Page 2: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Produksi Bersih merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan

Secara   konseptual dan operasional terhadap proses produksi dan jasa, dimana dampaknya

dari  keseluruhan daur hidup produk terhadap lingkungan dan manusia diupayakan sekecil

mungkin.

Produksi Bersih adalah suatu cara pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif

(pencegahan) dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi

dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap kesehatan dan

keselamatan manusia dan lingkungan. Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu

strategi untuk menghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan timbulan

limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk meminimalkan

limbah sebelum segala jenis potensi pencemaran terbentuk.

Produk bersih merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan ligkungan hidup.

Konsep produk bersih adalah mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan

pencemar lingkungan diseluruh tahapan produksi. Disamping itu, produk bersih juga

melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisien penggunaan bahan baku, dan bahan

penunjang dan energi diseluruh tahapan produksi, sehingga dengan menerapkan konsep

tersebut, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara

berkelanjutan. Dengan kata lain, produk bersih merupakan pengelolaan lingkungan yang

bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinyu pada proses produksi, produk dan

jasa untuk meningkatkan ekoefisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan

manusia dan lingkungan

Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, air dan energi, dan

pencegahan pencemaran, dengan sasaran peningkatan produktivitas dan minimisasi timbulan

limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran seringkali digunakan untuk maksud yang sama

dengan istilah Produksi Bersih. Pada proses industri, produksi bersih berarti meningkatkan

efisiensi pemakaian bahan baku, energi, mencegah atau mengganti penggunaan bahan-bahan

berbahaya danberacun, mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi dan limbah

sebelum meninggalkan proses. Pada produk, produksi bersih bertujuan untuk mengurangi

dampak lingkungan selama daur hidup produk, mulai dari pengambilan bahan baku sampai

ke pembuangan akhir setelah produk tersebut tidak digunakan.

Pola pendekatan produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnya pencemar,

dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan bagaimana daur hidup suatu

produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan limbah mulai dari

bahan baku, proses produksi, produk dan transportasi sampai ke konsumen dan produk

Page 3: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

menjadi limbah. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi

bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan daya saing.

Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah. Dimana limbah

merupakan salah satu indikator inefisiensi, karena itu usaha pencegahan tersebut harus

dilakukan mulai dari awal (Waste avoidance), pengurangan terbentuknya limbah (waste

reduction) dan pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle).

Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan pebghematan (saving) yang luar biasa karena

penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini menjadi sumber

pendapatan (revenue generator). Penerapan Produksi Bersih sangat luas mulai dari kegiatan

pengambilan bahan termasuk pertambangan, proses produksi, pertanian, perikanan,

pariwisata, perhubungan, konservasi energi, rumah sakit, rumah makan, perhotelan, sampai

pada sistem informasi.

Adapun yang menjadi latar belakang lahirnya produksi bersih yaitu:

1. Volume limbah meningkat , karakteristik kompleks dan semakin sulit ditangani dengan

biaya yang cukup dapat diterima

2. Penenganan lebih mahal dibandingkan pencegahan dari awal

3. Peraturan tidak memecahkan masalah secara tuntas, penanganan hanya memindahkan

masalah dari satu tempat ketempat lain (cair padat)

4. Isu lingkungan menjadi faktor penting dalam persaingan dalam persaingan perdagangan

global

5. Produksi bersih adalah alternatif untuk strategi manajemen lingkungan

Konsep Produksi Bersih memiliki 4 (empat) prinsip dasar, yaitu:

1. Prinsip kehati-hatian (precautionary) tanggung jawab  yang utuh dari

produsen agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecil apapun.

2. Prinsip pencegahan (preventive) penting untuk memahami siklus hidup produk

(product  life  cycle)  dari pemilihan bagan baku hingga terbentuknya limbah.

3. Prinsip demokrasi komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam rantai produksi

dan konsumsi.

4. Prinsip  holistic pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan sumber daya

lingkungan dan konsumsi sebagai satu daur yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Page 4: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Strategi yang digunakan dalam penerapan Produksi Bersih adalah:

1. Pencegahan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan

2. Program daur ulang,

3. Pengolahan dan pembuangan limbah tetap diperlukan sehingga dapat saling melengkapi

satu dengan lainnya.

Prinsip-prinsip Produksi Bersih

1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta

menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi

terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi

timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap

manusia.

2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun

produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.

3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam

pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak pemerintah,

masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola

manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan

aspek lingkungan.

4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu

membutuhkan biaya investasi yang tinggi, jika terjadi waktu yang diperlukan untuk

pengembalian modal investasi relatif singkat.

5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri dan

peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat dari pada pengaturan secara command

control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan

peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran untuk mengubah sikap

dan tingkah laku.

Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi limbah sebelum terjadi (preventive

strategy), lebih disukai dari pada strategi yang berurusan dengan pengolahan limbah atau

pembuangan limbah yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Hal ini dapat dilakukan

dengan menggunakan strategi berikut ini:

1. Eliminasi

Page 5: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Strategi ini dimasukkan sebagai metode pengurangan limbah secara total. Bila

perlu tidak mengeluarkan limbah sama sekali (zero discharge). Didalam konsep

penerapan Produksi Bersih hal ini dimasukkan sebagai metode pencegahan

pencemaran.

2. Minimisasi Limbah (mengurangi sumber limbah)

Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah strategi yang menjaga agar

limbah tidak terbentuk pada tahap awal. Pencegahan limbah mungkin

memerlukan beberapa perubahan penting terhadap proses.

3. Daur Ulang

Jika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan dalam suatu proses, maka

strategi-strategi untuk meminimkan limbah tersebut sampai batas tertinggi yang mungkin

dilakukan harus dicari, seperti misalnya daur ulang (recycle) dan/atau penggunaan

kembali (re-use). Jika limbah tidak dapat dicegah, pengolahan limbah dapat

dilakukan.

4. Pengendalian Pencemaran

Strategi yang terpaksa dilakukan mengingat pada proses perancangan produksi

perusahaan belum mengantisipasi adanya teknologi baru yang sudah bebas

terjadinya limbah.

5. Pengolahan dan Pembuangan

Strategi terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah metoda-metoda pembuangan

altematif. Pembuangan limbah yang tepat merupakan suatu komponen penting dari

keseluruhan program manajemen lingkungan; tetapi, ini adalah teknik yang paling tidak

efektif.

6. Remediasi

Strategi penggunaan kembali bahan-bahan yang terbuang bersama limbah. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi kadar peracunan dan kuantitas limbah yang ada.

Esensi dasar dari produksi bersih adalah:

1) Pencegahan, pengurangan dan penghilangan limbah dari sumbernya.

2) Perubahan mendasar pada sikap manajemen dan diperlukan komitmen.

3) Pencegahan polusi harus dilaksanakan sedini mungkin, pada setiap tahapan kegiatan

yaitu pada pembuatan peraturan., kebijakan, implementasi proyek, proses produksi

dan desain produk.

4) Program harus dilaksanakan secara kontinyu dan selaras dengan perkembangan sains dan

Page 6: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

teknologi

5) Penerapan strategi yang komprehensif dan terpadu, agar produk dapat bersaing di pasar

lokal maupun internasional.

6) Produksi bersih hendaknya melibatkan pertimbangan daur hidup suatu produk.

7) Program multi media dan multi desain.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelaksanaan Produksi Bersih adalah:

1. Proses

Mencakup upaya konservasi bahan baku dan energi, menghindari pemakaian bahan

berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dan toksisitas semua limbah dan emisi yang

dikeluarkan sebelum meninggalkan proses.

2. Produk

Menitik beratkan pada upaya pengurangan dampak pada keseluruhan daur hidup produk,

mulai dari ekstraksi bahan baku sampai pembuangan akhir setelah produk tidak

digunakan.

3. Jasa

Menitik beratkan pada upaya penggunaan proses 3R  (Reduce, Re-use  dan Recycle)

diseluruh kegiatannya, mulai dari penggunaan bahan baku sampai ke pembuangan akhir.

Manfaat Penerapan Produksi Bersih

Dengan menerapkan produksi bersih, selain untuk mewujudkan kawasan industry lingkungan

juga ada manfaat yang diperoleh. Manfaat tersebut antara lain:

1. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan melalui upaya minimisasi

limbah, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan limbah yang aman.

2. Mendukung prinsip pemeliharaan lingkungan dalam rangka pelaksanaan Pembangunan

Berkelanjutan.

3. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penerapan

proses produksi, penggunaan bahan baku dan energi yang efisien. 

4. Mencegah atau memperlambat degradasi lingkungan dan mengurangi eksploitasi

sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah dan dalam proses yang akhirnya

menuju pada upaya konservasi sumberdaya alam untuk mencapai tujuan Pembangunan

Berkelanjutan. 

5. Memberi peluang keuntungan ekonomi, sebab di dalam produksi bersih terdapat strategi

pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction and in process recycling),

Page 7: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

yaitu mencegah terbentuknya limbah secara dini, dengan demikian dapat mengurangi

biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atau

upaya perbaikan lingkungan. 

6. Memperkuat daya saing produk di pasar global. 

7. Meningkatkan citra produsen dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk

yang dihasilkan. 

8. Mengurangi tingkat bahaya kesehatan dan keselamatan kerja.

Secara singkat, produk bersih memberikan dua keuntungan:

Meminimalkan terbentuknya limbah sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan

hidup.

Efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

Sebagai suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, produk bersih

memberikan keuntungan dan manfaat antara lain:

a. Sebagai pedoman perbaikan produk dan proses

b. Penggunaan sumber daya alam dan energi yang lebih efektif serta efisien

c. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar dan atau limbah

d. Mengurangi terjadinya resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

e. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah, serta teknologi bersih yang

ramah lingkungan

f. Menghindari baiya pemulihan lingkungan

g. Meningkatkan daya saing produk melalui penggunaan teknologi baru – perbaikan

teknologi

h. Meningkatkan efisiensi dalam proses produksi, sehingga mengurangi biaya pengolahan

limbah

DAUR ULANG

Page 8: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

1. Latar Belakang Daur Ulang

(sumber gambar : http://www.theenergysolar.com)

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru

dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang

berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,

mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan

proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah

padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah

modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recovery).

Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara

alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses

pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses

produksi.

Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip

dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi

kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena

dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal

dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah

proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur

ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer,

timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti

Page 9: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

merkuri.

Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur

ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95%

jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.

Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas,

logam, kaca, dan plastik.

2. Prinsip Daur Ulang

Dalam memperlakukan limbah, baik limbah B3 maupun non-B3, hendaknya berpegang

pada 3R + 1R. Dalam pemanfaatan limbah B3, 3R yang dimaksud menurut peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2008 adalah :

1) Reuse

(Sumber gambar : http://www.harrogate.gov.uk )

Reuse adalah penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama tanpa melalui

proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal.

Manfaat penggunaan kembali (reuse) adalah :

Menghemat bahan mentah dan energi sepanjang barang yang dipergunakan kembali

menggantikan barang baru yang dapat diproduksi industri.

Mengurangi kebutuhan akan tempat sampah dan biaya.

Dapat memberikan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.

Bermanfaat bagi konsumen dengan menghemat uang karena barang yang

dipergunakan kembali pada umumnya dijual dengan harga lebih murah relatif

terhadap barang baru.

Kerugian penggunaan kembali (reuse) adalah :

Terkadang membutuhkan proses pembersihan dan transportasi, yang mengorbankan

lingkungan juga.

Beberapa barang mungkin berbahaya jika dipakai kembali, misalnya beberapa jenis

plastik yang membentuk kemasan makanan, tidak direkomendasikan untuk

dipergunakan kembali karena risiko zat plastik yang berdifusi ke dalam makanan.

Page 10: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Barang yang dipergunakan kembali haruslah lebih tahan lama. Ini berarti, dalam

proses produksi awal, barang tersebut akan membutuhkan lebih banyak material.

Mensortir dan mempersiapkan barang untuk dipergunakan kembali membutuhkan

banyak waktu, yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi konsumen dan

mengorbankan uang.

2) Recycle

(Sumber gambar : http://www. milgilounge.com)

Recycle adalah mendaur ulang komponen-komponen yang bermanfaat melalui proses

tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang menghasilkan produk

yang sama ataupun produk yang berbeda.

Selain membantu penanganan sampah di perkotaan, upaya daur-ulang sampah terutama

sampah anorganik yang dilakukan masyarakat di Indonesia memiliki beberapa fungsi dalam

aspek lingkungan dan ekonomi yang seringkali diabaikan oleh berbagai pihak. Pengelolaan

sampah dapat dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Salah satu cara yang dapat

manusia lakukan adalah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah tersebut.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan

pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas

pakai, Manfaat lain yang dirasakan dalam mendaur ulang sampah antara lain :

a) Menghemat sumber daya alam

b) Mengehemat Energi

c) Mengurangi uang belanja

d) Menghemat lahan TPA

e) Lingkungan asri

1. Keuntungan Daur ulang dari Aspek Lingkungan

a) Penghematan Sumber Daya Alam

Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil daur ulang sampah menyebabkan

penggunaan bahan baku yang berasal dari alam menjadi berkurang dan dapat ditekan.

Page 11: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Selanjutnya bahan baku dari alam dapat digunakan untuk proses produksi yang

memiliki nilai tambah lebih tinggi. Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja dapat

menghemat 1,5 ton biji besi dan 3,6 barel minyak atau menghemat 67% energi.

b) Pengurangan Pencemaran Lingkungan

Beberapa keunggulan daur-ulang sampah anorganik yang berkaitan dengan

penanggulangan pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:

Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan menyelamatkan 17 pohon dan

menggunakan kertas daur-ulang dapat mengurangi 74% pencemaran udara,

34% pencemaran air, dan menghemat energi hingga 67%.

Usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas koran, kaleng,

besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota hingga 25%.

2. Keuntungan Daur ulang dari Aspek Ekonomi

a) Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah

Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan

dan pembuangan akhir. Sebagai contoh, di Bandung laju daur-ulang sampah

anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar 37.204 kg per minggu atau 1.939.923 kg

per tahun. Biaya satuan pengangkutan dan pembuangan akhir untuk setiap ton sampah

di Kota Bandung adalah sebesar Rp.58.540,- dan Rp.17.700,-, maka biaya

pengelolaan sampah yang dapat dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila

diasumsikan laju daur-ulang sampah anorganik meningkat sampai 20% dari total

sampah anorganik yang masuk ke TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp.

379 juta per tahun.

b) Menciptakan Lapangan Kerja

Hasil studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang pemulung di Jakarta mampu

mengumpulkan rata-rata 35 kg sampah per hari. Apabila penyerapan pemulung

terhadap total produksi sampah kota sebesar 25%, maka di Jakarta saja yang

menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah per hari mampu menciptakan lapangan kerja

di sektor informal bagi ± 40.000 pemulung dan bidang pekerjaan lainnya.

Dari Narasumber yang didapatkan juga, para pekerja yang bergelut dalam daur

ulang sampah mampu menghasilkan penghasilan yang menggiurkan, dimana sampah

yang mempunyai nilai guna dan daya jual 0, dirubah menjadi barang yang bermanfaat

dan bernilai seni tinggi

Page 12: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik mampu menciptakan usaha bagi

pelapak, bandar dan pemasok. Dengan asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli

dari 15,5% pemulung setiap harinya (CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah

mampu menciptakan usaha bagi sekitar 2.500 pelapak di Jakarta, dengan keuntungan

bersih yang relatif cukup besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari.

Berikut skema alur daur-ulang sampah anorganik di Indonesia.

Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang Sampah

Hasil penyortiran sampah oleh pemulung akhirnya akan disetorkan ke pabrik

pengolah bahan sampah sebagai bahan baku kelas dua.

Sebagai contoh di Indonesia terdapat dua pabrik kertas berskala besar yang

membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar 50 ton per hari (PT. Gunung

Jaya Agung) dan 1.000 ton/hari (PT. Sinar Dunia Makmur). Dari kedua pabrik kertas

tersebut, kebutuhan bahan baku yang dipasok dari pemulung atau distributor lapak

sampah mencapai 378.000 ton setiap tahun yang berarti penghematan sejumlah 6 juta

pohon yang seharusnya ditebang sebagai bahan baku kertas.

Dengan demikian pemulung sebagai salah satu sektor informal telah memberikan

andil dalam pengembangan industri dalam fungsinya sebagai pemasok bahan baku

industri daur-ulang.

3) Recovery

Recovery adalah perolehan kembali komponen-komponen yang bermanfaat dengan

proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal.

Keuntungan proses recovery diantaranya adalah:

a) Bahan kimia yang di ”recover” dapat digunakan kembali.

b) Volume limbah untuk dimasukkan ke pengolahan berkurang.

c) Pemeliharaan alat tidak berat.

d) Prosesnya dapat digunakan untuk berbagai limbah.

e) Menghemat energi

Kerugian dari proses recovery adalah :

a) Memerlukan sistem tambahan untuk daur ulang

Page 13: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

b) Efisiensi kinerja alat berkurang bila limbah terlalu kotor

1R lagi yang dimaksud adalah Reduce, reduce atau dalam hal ini adalah memperkecil

dampak cemaran pada lingkungan. Pada pelaksanaannya bahwa bila ternyata limbah B3

tersebut tidak bisa untuk di Reuse, Recycle, dan Recovery, maka harus di Reduce. Reduce

limbah B3 haruslah dilakukan secara sinergi diantara mereka yang terkait, yaitu penghasil

limbah, pengumpul limbah, pengolah/pemanfaat limbah, dan pemerintah tentunya.

Pada prinsipnya, semua model atau prinsip dalam sistem menejemen lingkungan tersebut

berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap

memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan, serta keselamatan pekerja.

3. Material (Sampah Anorganik) yang dapat di Daur Ulang

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:

1) Bahan bangunan

Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur,

kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar

bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai

untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

2) Baterai

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.

Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam

pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium,

harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan

manusia.

Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

3) Barang Elektronik

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur

ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang

dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut

(emas, besi, baja, silikon, dan lain-lain) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai

(microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dan lain-lain). Namun tujuan utama dari proses

daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya

Page 14: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

4) Logam

Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk

salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan

magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan

kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.

Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di

dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi

kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan

tidak terbatas.

5) Bahan Lainnya

a) Kaca

Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya

dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca

baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu

bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.

b) Kertas

Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah

dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami

penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang

dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan

yang berkualitas lebih rendah.

c) Plastik

Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,

terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat

kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah

untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode

angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis

plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low

Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses

daur ulang.

Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:

Page 15: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

a. PET atau PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk

membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga

digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat

makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture,

karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.

Bersama dengan botol berlabel code. mereka membentuk 96 persen dari semua

kontainer dan botol plastik di Amerika Serikat, menurut U.S plastic trades

association.

b. HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur

ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli

motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.

dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik. pipa drainase,

kandang dan outdoor mebel.

c. Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC

mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins

diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan

botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat

jacketing, dan bungkus makanan cerah. sering di daur ulang oleh masyarakat,

namun dapat didaur ulang untuk embuat mudflaps, lantai, dan cabbles tikar/keset,

dsb.

d. LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering

ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat

milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan

bangunan.

e. PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer,

botol saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk

tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan

jumlah program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan

item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.

f. PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam.

styrene itu ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak

kelompok environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan

kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam

makanan. agen perlindungan lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene

Page 16: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

memiliki efek yang merugikan kesehatan. Dapat didaur ulang dan digunakan

untuk membuat insulasi.

g. Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan

Resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung

sejumlah plastik. “Lainnya” adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod,

DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak

mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.

4) Metode Daur-ulang

Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk

diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan

listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

a) Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan

menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang

dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah

yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah

yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja

makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan

kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur

ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus

bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

b) Pengolahan biologis

Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah

dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah

pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana

yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin

Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga,

seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di

komposkan.

Page 17: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

c) Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara

menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi

bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari

menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya

untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.

Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana

sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya

dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah

sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk

menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa

dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang

canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis

(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk

menghasilkan listrik dan uap.

PENGOLAHAN LIMBAH

Page 18: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan

dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.

Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis

limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)

suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena

sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang

baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau membahayakan kesehatan

manusia.

Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang

berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak potensial

menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu dengan jalan

mengidentifikasi sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, sistem pengolahan, banyaknya

buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik.

Dengan adanya perkiraan tersebut maka program pengendalian dan penanggulangan

pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam

jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka

diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur

lingkungan.

Namun demikian tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang kelingkungan. Ada

limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, ada limbah yang setelah diolah

dimanfaatkan kembali. Dimaksudkan tanpa pengolahan adalah limbah yang begitu keluar

dari pabrik langsung diambil dan dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah

dahulu sebab mengandung pollutant yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan Limbah

diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau

mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan

beracun

Mekanisme pengolahan limbah dapat dilihat pada bagan 7.22.

Page 19: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Limbah yang dikeluarkan dari setiap

kegiatan akan memiliki karakteristik yang berlainan. Ada pabrik yang telah mempergunakan

peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak lagi

perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang dari awal

pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain.

Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku, perbedaan teknologi

proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat senyawa kimia

yang berbeda pula. Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain

maka banyak pula sistem pengolahan.

Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya

membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal,

Page 20: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan

pengolahan kedua, ketiga dan seterusnya.

Kekeliruan penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi pengolahan

berikutnya. Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah seharusnya diketahui

sebelumnya. Parameter limbah yang mempunyai peluang untuk mencemarkan lingkungan

harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa fenol dalam air sebesar 2 mg/liter, phosphat 30

mg/liter dan seterusnya.

Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan metode

pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode dan jenis peralatan

maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana diinginkan menghilangkan/

penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah kita inginkan pengurangan dan sampai

di mana efisiensi peralatan harus dicapai pada tingkat maksimum.

Penetapan efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi

ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia

dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat dihitung secara tepat.

Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai

dengan yang dikehendaki.

Sebab di dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari

kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.

Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan namun tidak semua jeniskegiatan dipraktekkan,

mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah sudah bebas polusi. Adapun

jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dapat diuraikan dalam tabel 7.10.

Page 21: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Pengolahan limbah sering harus menggunakan kombinasi dari berbagai metode,

terutama limbah berat yang banyak mengandung jenis parameter/jarang perusahaan

mempergunakan satu proses dan hasilnya baik. Pilihan peralatan berkaitap dengan biaya,

pemeliharaan, tenaga ahli dan kualitas lingkungan. Untuk beberapa jenis pencemar telah

ditetapkan metode treatment-nya. Pilihan ini didasarkan atas beberapa referensi dan

pengalaman yang telah dicoba berulang kali sampai diperoleh hasil maksimum.

Page 22: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Di bawah ini disajikan jenis pencemar dengan metodenya.

Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah

sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah.

Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam

limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.

Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau volume limbah dan

kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia dan radioaktif.

Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk menentukan proses dan alat yang digunakan untuk

mengolah air limbah.

Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar melampaui nilai

yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan lemak, bahan anorganik

seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol dan lain-lain sehingga perlu

kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan

metode aerasi dan ternyata metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan

suspensi solid.

Page 23: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Ada beberapa proses yang dilalui air limbah agar limbah ini benar-benar bebas dari

unsur pencemaran. Tingkatan proses dimaksudkan adalah sesuai dengan tingkatan berat

ringannya. Pada mulanya air limbah harut dibebaskan dari benda terapung atau padatan

melayang. Untuk itu diperlukan treatment pendahuluan. Pengolahan selanjutnya adalah

mengendapkan partikel-partikel halus kemudian lagi menetralisasinya. Demikian tingkatan

ini dilaksanakan sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat dihilangkan.

Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan

pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir

(post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan alitan, beban

limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan

utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah.

Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar

sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu:

proses secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan

perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses

dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll.

Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi

terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur

aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process.

Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air

limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.

Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis proses dan alat pengolahan tersebut

dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan.

Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat yang digunakan seharusnya dapat

mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan pengelolaannya.

Limbah yang sudah diolah, sebaiknya jangan dibuang langsung ke sungai sebaiknya

dilihat terlebih dahulu karakteristik limbah tersebut supaya lingkungan tidak tercemar.

Pada pengolahan limbah padat, dimana limbah padat merupakan hasil buangan

industri yang berupa padatan, lumpur, atau bubur yang berasal dari proses pengolahan.

Page 24: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

Sumber limbah padat dapat berasal dari pabrik gula, pulp, kertas, rayon, limbah nuklir,

pengawetan buah, ikan, dan daging. Biasanya secara garis besar limbah padat terdiri dari,

limbah yang mudah terbakar, yang sukar terbakar, yang mudah membusuk, lumpur,

radioaktif, dan lain-lain. Dampak dari adanya limbah padat ini dapat menimbulkan gas-gas

beracun seperti, asam sulfida, Amoniak, Methan, CO2, CO, dll. Gas-gas beracun ini akan

timbul apabila limbah ini ditimbun dan membusuk karena adanya mikroorganisme. Dan

apabila terjadi musim hujan dan kemarau akan terjadi proses pemecahan bahan organik oleh

bakteri penghancur dalam keadaan aerob/anaerob. Selain dapat menimbulkan gas beracun

juga dapat menurunkan kualitas udara. hal ini dikarenakan adanya sampah yang menumpuk

sehingga terjadi reaksi kimia yang apabila melebihi baku mutu dapat merugikan kehidupan

manusia.

Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas.

Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam

netralisasi dan pembersihan partikel.

1) Pengolahan Limbah Gas B3

Pengolahan limbah gas B3 bisa dilakukan dengan cara diadsorpsi melalui media karbon

aktif seperti berikut :

Diagram pengolahan limbah gas

2) Pengolahan Limbah Cair B3

Jika limbah dalam keadaan keruh, pengolahan yang tidak spesifik dengan cara :

a) Koagulasi

Page 25: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

b) Flokulasi

c) Sedimentasi

d) Sentrifugasi

e) Filtrasi

Sedang pengolahan yang spesifik menggunakan :

a) Pengendapan 

b) Penetralan 

c) Adsorpsi 

d) Pertukaran ion 

e) Biodegradasi  

3) Pengolahan Limbah Padat B3

Cara pengolahan limbah B3 padat melalui tahapan berikut :

a) Pengumpulan bahan sejenis  

b) Reuse  

c) Recycle  

d) Pengolahan

Untuk bahan organik dilakukan insenerasi dalam ruang khusus tanur pembakaran insenerator

agar terurai menjadi abu.

Insenerator

Selanjutnya untuk golongan senyawa anorganik dilakukan solidifikasi/stabilisasi yang

bertujuan untuk mengubah sifat  fisik dan kimia limbah B3. Caranya dengan menambahkan

senyawa pengikat B3 agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan

Page 26: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar.

Bahan-bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi ini berupa bahan

pencampur dan perekat.

Bahan pencampurnya antara lain :

gipsum

pasir

lempung

abu terbang.

Sedang bahan perekat/pengikatnya yaitu

semen

kapur

tanah liat dan lain-lain.

Page 27: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

PEMBUANGAN LANGSUNG

Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari

semua hasil pengangkutan sampah untuk dibuang ke tempat penampungan atau pembuangan

sampah yang telah diolah agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Prinsip pembuangan akhir

sampah adalah memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir. Menurut

SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, secara umum

teknologi manajemen sampah dibedakan menjadi beberapa metode yaitu :

a) Metode Open Dumping

Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/ menimbun sampah

disuatu tempat tanpa ada perlakukan khusus/ pengolahan sehingga sistem ini sering

menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan.

b) Metode Controlled Landfill (Penimbunan terkendali)

Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan sistem

pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan

lapisan tanah dilakukan setelah TPA ( penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode

tertentu.

c) Metode Sanitary landfill (Lahan Urug Saniter)

Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan

dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup.

d) Sampah menjadi Kompos

Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun

sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.

e) Untuk Pangan dan Makanan Ternak

Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat

dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur

dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.

f) Pulverisation

Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah

Page 28: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih

dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.

Daftar Pustaka

Ardi, dimas. Manfaat Daur Ulang. http://dimas-lionheart.blogspot.com/2011/10/manfaat-

daur-ulang.html. (11 September 2012)

Endah. Daur Ulang. http://alamendah.wordpress.com/2011/01/22/pengertian-dan-proses-

daur-ulang/. (10 September 2012)

Fahamsyah, onny . 2009 Manajemen lingkungan dan sampah.

http://onnyfahamsyah.blogspot.com/2010/04/cara-menangani-limbah.html (12

Sept.2012)

Lansida. 2010. Pengelolaan Limbah. http://lansida.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-

limbah.html (12 Sept. 2012)

Liskarsari. 2009. Pengolahan Limbah Secara Umum.

http://liskar.blog.com/2009/11/12/pengolahan-limbah-secara-umum/ (10 Sept. 2012)

Prabu, Putra. “Produksi Bersih (Cleaner Production).” Style Sheet

http://putraprabu.wordpress.com/2008/10/18/produk-bersih-cleaner-production/ (09

Sept. 2012)

Ramadhian, fendiaz. Makalah mengenai SAMPAH – 4R.

http://diazscript.wordpress.com/2010/06/15/mengapa-aku-dibuang-makalah-

mengenai-sampah/#more-1100 (10 September 2012)

Rantao, Ary. “Produksi Bersih.” Style Sheet.

http://green.kompasiana.com/polusi/2011/07/11/produksi-bersih/ (04 Sep. 2012)

Rul, didi. Produksi bersih. http://green.kompasiana.com/polusi/2011/07/11/produksi-bersih/.

(10 September 2012)

Utami, Sri. “Produksi Bersih.” Style Sheet.

http://sriutamisemangat.blogspot.com/2011/11/produksi-bersih.html (04 Sep. 2012)

Wahyuningsih, fajriatin. 2010. Manajemen dan Pengolahan Sampah Padat.

http://nuranimahabbah.wordpress.com/2012/04/02/pengelolaan-sampah-padat/. (12

Sept. 2012)

Page 29: Tingkatan Manajemen Produksi Bersih