penerapan produksi bersih

Upload: dho-na

Post on 30-Oct-2015

326 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

penerapan produksi bersih di industri tahu dapat meminimalisasi NPO

TRANSCRIPT

  • PRODUKSI BERSIH 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seiring perkembangan zaman industri yang ada di Indonesia telah banyak

    melakukan suatu inovasi-inovasi baru dalam proses produksinya. Salah satunya

    yaitu industri pembuatan tahu di PT. Tahu Cibuluh milik pak Ismail. Secara

    umum tahu terbuat dari bahan baku kedelai, dimana Negara Indonesia merupakan

    salah satu penghasil kedelai, namun kedelai yang dihasilkan tidak dapat

    mencukupi kebutuhan industri tahu yang ada sebagai bahan baku, selain itu

    kedelai yang dihasilkan di Indonesia kualitasnya kurang bagus untuk dijadikan

    sebagai bahan baku untuk pembuatan tahu. Oleh sebab itu kebanyakan industri

    pembuatan tahu menggunakan kedelai impor termasuk industi PT. Tahu Cibuluh

    yang menggunakan bahan baku kedelai impor dari Amerika.

    Berdasarkan studi yang telah dilakukan, diketahui bahwa saat ini industri

    kecil dan menengah pembuatan tahu di Indonesia masih belum menunjukkan

    prestasi yang mengagumkan, baik dari segi produktivitas maupun dari segi

    pendapatan. Kemungkinan faktor utama penyebabnya adalah adanya

    ketidakefisienan dalam setiap tahapan proses produksi. Selain itu tenaga manusia

    sebagai penggerak cukup besar dan melelahkan. Kegiatan kunjungan langsung ke

    tempat industri kecil dan menengah pembuatan tahu yang telah dilaksanakan

    mendorong kami selaku mahasiswa yang berorientasi penyuluh lingkungan untuk

    memberikan perspektif mendasar tentang konsep pendekatan Produksi Bersih

    untuk industri pembuatan tahu mengingat prospek pengembangan tahu dari

    kedelai sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri diakui sangat

    menjanjikan dan tahu juga merupakan makanan yang sangat digemari oleh

    penduduk Indonesia sehingga prospek pemasaran sangat menjanjikan dan dapat

    mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Karena itu, pengembangan berbagai

    jenis tahu dari kedelai membutuhkan kedelai yang memiliki kualitas yang terjaga

  • PRODUKSI BERSIH 2

    dengan baik dan harus dapat memenuhi akan kebutuhan bahan baku terutama

    dalam pembuatan tahu.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari kunjungan langsung ke pabrik pembuatan tahu di PT.

    Tahu Cibuluh yang berlokasi di Dasa Cibuluh, RT 3/RW 3 ini antara lain :

    Melihat dan mengamati secara langsung kegiatan produksi industri kecil

    (skala menengah) di industri PT. Tahu Cibuluh

    Mempelajari setiap aspek yang diamati baik itu pola pikir pekerja, sistem

    produksi, dan kondisi lingkungan sekitar industri PT. Tahu Cibuluh

    Memunculkan kreatifitas akan adanya inovasi-inovasi baru terutama yang

    berkaitan dengan konsep Cleaner Production untuk Pengembangan

    Industri Kecil Menengah

    1.3 Manfaat

    Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain :

    Sebagai modal dasar pembelajaran dan gambaran kerja secara nyata

    sebagai penyuluh industri kecil menengah ke depan.

    Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

    diperoleh untuk diterapkan di lapangan.

    Dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi terhadap industri kecil

    menengah (PT. Tahu Cibuluh) berupa sentuhan teknologi/inovasi baru

    untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sesuai konsep Produksi

    Bersih.

    Industri yang terkait (PT. Tahu Cibuluh) dapat menerapkan konsep

    Produksi Bersih dalam setiap aspek produksinya.

  • PRODUKSI BERSIH 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Produksi Bersih

    Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, air

    dan energi, dan pencegahan pencemaran, dengan sasaran peningkatan

    produktivitas dan minimisasi timbulan limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran

    seringkali digunakan untuk maksud yang sama dengan istilah Produksi Bersih.

    Demikian pula halnya dengan Eco-efficiency yang menekankan pendekatan bisnis

    yang memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan. Pola

    pendekatan produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnya

    pencemar, dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan

    bagaimana daur hidup suatu produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan

    melihat sumber timbulan limbah mulai dari bahan baku, proses produksi, produk

    dan transportasi sampai ke konsumen dan produk menjadi limbah.

    Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi

    bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat

    diterapkan untuk meningkatkan daya saing. Produksi bersih (clean production)

    salah satu pendekatan merancang ulang industri yang bertujuan mencapai cara

    cara pengurangan produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara

    keseluruhan, menciptakan produk-produk dan limbahnya yang aman dalam

    kerangka siklus ekologi.

    Produksi bersih merupakan salah satu pengolaan lingkungan yang

    dilaksanakan secara sukarela (voluntary) karena penerapannya tidak wajib.

    Namun, strategi produksi bersih mempunyai arti yang sangat luas karena di

    dalamnya termasuk upaya pencegahan dan perusakan lingkungan melalui pilihan

    jenis proses yang akrap lingkungan, analisis daur hidup produk, dan teknologi

    bersih.

    Menurut UNEP, Produksi Bersih adalah strategi pencegahan dampak

    lingkungan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses, produk,

  • PRODUKSI BERSIH 4

    jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi risiko

    terhadap manusia maupun lingkungan (UNEP, 1994).

    Produksi Bersih, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, didefinisikan

    sebagai strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan

    diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang

    terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi

    penggunaan sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan

    mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi

    risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan

    (KLH,2003).

    Dari pengertian mengenai Produksi Bersih maka terdapat kata kunci yang

    dipakai untuk pengelolaan lingkungan yaitu : pencegahan pencemaran, proses,

    produk, jasa, peningkatan efisiensi, minimisasi risiko. Dengan demikian maka

    perlu perubahan sikap, manajemen yang bertanggung-jawab pada lingkungan dan

    evaluasi teknologi yang dipilih.

    Pada proses industri, produksi bersih berarti meningkatkan efisiensi

    pemakaian bahan baku, energi, mencegah atau mengganti penggunaan bahan-

    bahan berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi

    dan limbah sebelum meninggalkan proses.

    Pada produk, produksi bersih bertujuan untuk mengurangi dampak

    lingkungan selama daur hidup produk, mulai dari pengambilan bahan baku sampai

    kepembuangan akhir setelah produk tersebut tidak digunakan. Produksi bersih

    pada sektor jasa adalah memadukan pertimbangan lingkungan ke dalam

    perancangan dan layanan jasa.

    Penerapan Produksi Bersih sangat luas mulai dari kegiatan pengambilan

    bahan termasuk pertambangan, proses produksi, pertanian, perikanan, pariwisata,

    perhubungan, konservasi energi, rumah sakit, rumah makan, perhotelan, sampai

    pada sistem informasi.

  • PRODUKSI BERSIH 5

    2.2 Pola Pendekatan Produksi Bersih

    Pola pendekatan produksi bersih dalam pencegahan dan pengolahan

    limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle,

    Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999).

    Adapun prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih dalam

    Kebijakan Nasional Produksi Bersih (KLH, 2003) dituangkan dalam 5R

    (Rethink,Reuse,Reduction, Recovery and Recycle) yang akan kami jelaskan pada

    Bab Hasil dan Pembahasan.

    Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi limbah sebelum

    terjadi (preventive strategy), lebih baik dari pada strategi pengolahan limbah atau

    pembuangan limbah yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Kombinasi

    kedua strategy tersebut sesuai dengan skala prioritas pelaksanaan produksi bersih

    adalah sebagai berikut:

    a) Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan limbah

    langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi sampai

    produk.

    b) Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiaran yang harus

    dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi, dengan implikasi :

    Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada

    proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami

    betul analisis daur hidup produk

    Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa

    adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari

    semua pihak terkait pemerintah, masyarakat maupun kalangan

    usaha

    a) Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi

    timbulan limbah pada sumbernya.

    b) Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yang

    memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan

    fisika, kimia atau biologi.

  • PRODUKSI BERSIH 6

    c) Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk

    memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula

    melalui perlakuakn fisika,kimia dan biologi.

    d) Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambil

    bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu

    limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau

    tanpa perlakuan fisika,kimia dan biologi.

    Meskipun prinsip produksi bersih dengan strategi 1E4R atau 5R, namun

    perlu ditekankan bahwa strategi utama perlu difokuskan pada Pencegahan dan

    Pengurangan (1E1R) atau 2R pertama. Bila strategi 1E1R atau 2R pertama masih

    menimbulkan pencemar atau limbah, baru kemudian melakukan strategi 3R

    berikutnya (reuse, recycle,dan recovery) sebagai suatu strategi tingkatan

    pengelolaan limbah.

    2.3 Kendala dalam Penerapan Produksi Bersih

    Pengembangan pelaksanaan dan penerapan produksi bersih intinya adalah

    merubah pola pikir tradisional end of pipe.

    a) Kendala Ekonomi:

    Timbul bila kalangan usaha tidak merasa akan mendapatkan keuntungan

    dalam penerapan produksi bersih. Sekecil apapun penerapan konsep produksi

    bersih, bila tidak menguntungkan bagi perusahaan maka akan sulit bagi

    manajemen untuk membuat keputusan tentang penerapan konsep produksi bersih.

    Contoh hambatan:

    Biaya tambahan peralatan

    Besarnya modal/investasi dibandingkan kontrol pencemaran secara

    konvensional sekaligus penerapan produksi bersih.

    b) Kendala teknologi :

    Kurangnya penyebaran informasi tentang konsep produksi bersih

  • PRODUKSI BERSIH 7

    Penerapan sistem baru ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang

    diharapkan atau malah menyebabkan gangguan

    Tidak memungkinkan tambahan peralatan, terbatasnya ruang

    kerja/produksi

    c) Kendala Sumber Daya Manusia :

    Kurangnya dukungan dari pihak manajemen puncak

    Keengganan untuk berubah baik secara individu maupun

    organisasi

    Lemahnya komunikasi intern tentang proses produksi yang baik

    Pelaksanaan manajemen organisasi perusahaan yang kurang

    fleksibel

    Birokrasi yang sulit, terutama dalam pengumpulan data primer

    Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi

    Perlunya pelatihan tentang produksi bersih

    Tingkatan terakhir dalam pengelolaan lingkungan adalah pengolahan dan

    pembuangan limbah apabila upaya produksi bersih sudah tidak dapat dilakukan :

    a. Treatment (pengolahan) dilakukan apabila seluruh tingkatan produksi

    bersih telah dikerjakan, sehingga limbah yang masih ditimbulkan perlu

    untuk dilakukan pengolahan agar buangan memenuhi baku mutu

    lingkungan.

    b. Disposal (pembuangan) limbah bagi limbah yang telah diolah. Beberapa

    limbah yang termasuk dalam ketegori berbahaya dan beracun perlu

    dilakukan penanganan khusus.

    Tingkatan pengelolaan limbah dapat dilakukan berdasarkan konsep

    produksi bersih dan pengolahan limbah sampai dengan pembuangan (Weston dan

    Stuckey, 1994). Penekanan dilakukan pada pencegahan atau minimisasi timbulan

    limbah, dan pengolahan maupun penimbunan merupakan upaya terakhir yang

    dilakukan bila upaya dengan pendekatan produksi bersih tidak mungkin untuk

    diterapkan.

  • PRODUKSI BERSIH 8

    2.4 Industri Tahu

    Tahu merupakan salah satu makanan ringan yang menjadi kegemaran

    masyarakat Indonesia. Tahu dikenal sebagai lauk nasi baik dalam wujud tahu

    goreng, kripik tahu, atau pun dibuat sayur. Berbagai daerah di pulau Jawa

    memiliki industri tahu yang khas atas daerah mereka masing masing. Daerah -

    daerah yang dikenal menghasikan tahu diantaranya adalah Kediri (tahu kuning),

    tahu semedang dari Jawa Barat, dan Malang (Jawa Timur) juga patut di

    perhitungkan mengingat setiap desa didaerah tersebut memiliki industri tahu.

    Menurut Deperindak (kini Kementrian Perdagangan yang telah memisah

    dari Kementrian Perindustrian). Industri tahu termasuk dalam kolompok aneka

    industri dengan komoditi industi makanan. Selain itu menurut Pengolaan Badan

    Pusat Statistik (BPS) yang mengacu pada International Standard Industrial

    Classification (ISIC) industri tahu ini termasuk dalam industri rumah tangga

    (jumlah tenaga kerja 1 4 orang), industri kecil (tenaga kerja 5 19 orang), atau

    industri sedang (tenaga kerjanya berkisar antara 20 99 orang).

    Berdasarkan bahan mentahnya industri tahu termasuk industri agraris,

    kemudian berdasarkan lokasi unit usahanya tergolong industri yang dapat didirika

    disembarang tempat (dimana saja). Dilihat dari hasil produksinya industri tahu

    tergolong industri ringan. Menurut penggolongan industri berdasarkan yang

    mengusahakannya, industri tahu tergolong industri rakyat, sedangkan menurut

    penggolongan industri berdasarkan pasarnya, industri tahu termasuk industri lokal

    (non basic industry).

    2.5 Alat dan Bahan Produksi Tahu

    a. Alat

    Wajan penggorengan

    Wadah hasil penggorengan

    Mesin penggilingan

    Jerigen

    Ember

    Pisau

    Wadah pengukusan

    Wadah penggumpalan

    Wadah pengepresan

    Kain untuk saringan

  • PRODUKSI BERSIH 9

    b. Bahan

    Bahan baku : Kacang kedelai

    Bahan penolong : Air, garam dan bibit penggumpal

    2.6 Tahapan Proses Produksi

    1. Kedelai yang telah terpilih kemudian direndam selama beberapa jam

    dalam air.

    2. Kedelai hasil perendaman dicuci kembali untuk memisahkan kulit

    arinya.

    3. Kedelai digiling sampai halus,lalu dikukus selama beberapa menit.

    4. Hasil pengukusan diperoleh bubur kedelai yang kemudian disaring

    degan menggunakan kain (biasanya kain mori kasar).

    5. Kemudian filtratnya yang dikenal sebagai bubur tahu (susu kedelai)

    dilakukan penggumpalan dengan senyawa asam asetat atau bibit

    penggupal.

    6. Bubur tahu tersebut dilakukan pengepresan hingga diperoleh tahu yang

    jadi.

    7. Tahu tersebut kemudian dipotong dengan ukuran tertentu sesuai dengan

    keinginanan.

  • PRODUKSI BERSIH 10

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Teknik Wawancara

    Dalam penyusunan makalah Produksi Bersih ini kami melakukan

    penilitian produksi tahu di industri Tahu Cibuluh milik bapak Ismail dengan

    melakukan wawancara langsung kepada pemilik industri bapak Ismail dan

    beberapa pengrajin tahu serta pekerja yang ada di industri tahu ini. Pertanyaan

    yang diajukan berupa daftar cek list dan beberapa pertanyaan lain seputar

    informasi mengenai proses produksi tahu dan penerapan produksi bersih di

    industri ini.

    3.2 Teknik Observasi Langsung

    Dalam penyusunan makalah ini, selain menggunakan teknik wawancara

    langsung kepada pemilik dan pekerja di industri, kami juga melakukan teknik

    observasi langsung yaitu pengamatan pada proses produksi dan pabrik. Dimana

    pada metode ini kami melakukan pencarian Hot Spot industri dengan melihat

    lihat keadaan sekitar dan mengambil beberapa gambar pada lokasi yang kami

    anggap hot spot pada saat pengamatan.

    3.3 Tempat / Waktu Pengambilan Data

    Setiap pengambilan data pasti memiliki tempat dan waktu, oleh karena itu

    kami juga memilih waktu-waktu untuk mengambil data yang diperlukan dari

    pihak industri. Agar waktu dan tempat yang digunakan efektif maka kami

    memilih tempat dan waktu sebagai berikut:

  • PRODUKSI BERSIH 11

    3.4 Bahan dan Alat Pengambilan Data

    Dalam proses pengambilan data pasti akan membutuhkan alat serta bahan

    yang digunakan untuk mempermudah proses pengambilan data yang diinginkan,

    begitu juga kami sangat membutuhkan bahan dan alat bantu untuk mengambil

    data yang diperlukan dari pihak industri untuk penyusunan makalah produksi

    bersih ini. Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan

    data adalah sebagai berikut :

    1. Buku tulis

    2. Pulpen

    3. Kalkulator

    4. Handphone

    3.5 Cara Kerja Pengambilan Data

    Dalam setiap proses pengambilan data pasti akan membutuhkan cara-cara

    yang digunakan oleh setiap individu atau kelompok untuk mempermudah

    mendapatkan data-data yang diinginkan dan dibutuhkan, setiap

    individu/kelompok mempunyai caranya sendiri dalam pengambilan data. Begitu

    juga dengan kelompok kami, kami mempunyai cara-cara tersendiri dan cara kerja

    No Waktu Keterangan

    1. Sabtu 17 Maret 2012 Awal Peninjauan

    2. Rabu 28 Maret 2012 Mengambil Data Awal Industri

    3. Jumat 30 Maret 2012 Mengambil data kekelurahan setempat

    4. Rabu 14 April 2012 Melihat kondisi industri secara umum

    5. Sabtu, 7 April 2012

    Melihat seluruh proses kegiatan industri

    6. Rabu 11 April 2012

    Melihat Tempat/Lokasi pembuangan limbah

    5. Komputer/ Laptop

    6. Kamera

    7. Kendaraan

    8. Surat pengantar

  • PRODUKSI BERSIH 12

    yang kami gunakan dalam proses pengambilan data dari pihak industri ada

    beberapa cara yaitu sebagai berikut:

    1. Melakukan wawancara langsung dengan pemilik industri.

    2. Melakukan wawancara langsung dengan para karyawan di pabrik Tahu

    Cibuluh

    3. Melihat secara langsung kegiatan dan keadaan disekitar pabrik

    4. Melakukan wawancara langsung dengan pihak pemerintah setempat/

    kelurahan setempat

  • PRODUKSI BERSIH 13

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 PREMA

    Pendekatan PREMA adalah :

    Sederhana

    Biaya rendah atau tidak ada biaya sama sekali

    Dapat diterapkan pada berbagai jenis & skala perusahaan, khususnya

    untuk UKM (e.g. menghindari ide kapitalis, penerapan solusi teknis yang

    mahal)

    Berfokus pada opsi win-win-win

    Menghilangkan kesan bahwa tindakan untuk Lingkungan selalu

    menimbulkan biaya tambahan

    Langkah PREMA

  • PRODUKSI BERSIH 14

    4.1.1 Penemuan Fakta

    Hotspot Bahan Baku dan Proses Produksi

    A. Penyimpanan Bahan Baku Kedelai dan Proses Perendaman

    a) Keselamatan Kerja

    Lantai licin disekitar ember ember penyimpanan kedelai yang direndam

    akibat air yang tumpah dari proses tersebut akan menyebabkan kecelakaan

    kerja jika para pekerja tidak berhati hati pada saat melakukan proses di

    lokasi tersebut atau lalu lalang di tempat tersebut. Pada industri ini

    penyimpanan bahan baku langsung disimpan pada ember perendaman

    sehingga terkadang airnya tumpah dan membuat genangan air dlantai yang

    berlubang. Hal ini sangat berbahaya untuk keselamatan kerja.

    Solusi :

    Lakukan pembersihan selokan minimal setiap selesai produksi

    Hati-hati memindahkan kedele dari satu wadah ke wadah lainnya

    Usahakan air pencucian tidak sampai meluap

    Merupakan suatu metode yang digunakan

    untuk mendapatkan fakta kualitatif

    berdasarkan Daftar Periksa

    Mengidentifikasi Hotspot Berdasarkan

    daftar periksa

    Gambar 1. Proses Perendaman

    Ceceran

    kedelai di

    lantai

    Air tergenang

    pada lantai

  • PRODUKSI BERSIH 15

    b) Kerugian Finansial

    Pada tahap ini banyak terjadi ceceran kedelai sehingga akan mengurangi

    keuntungan karena bahan kedelai yang seharusnya masuk dalam bahan baku

    dan proses selanjutnya yang nantinya akan menjadi produk harus terbuang

    karena tercecer dilantai dan tergenang di air yang kotor.

    Solusi :

    Tidak mengisi ember penampung terlalu penuh

    Hati-hati memindahkan kedele dari satu wadah ke wadah lainnya

    c. Kerugian Waktu pekerja

    Susunan ember penyimpanan yang tidak rapi dan tidak beraturan

    menyebabkan para pekerja susah untuk lalu lalang dan melakukan kegiatan

    produksi di daerah tersebut karena tempat penyimpanan tersebut merupakan

    jalur keluar masuk dari proses produksi. Tata letak yang seperti itu akan

    menghambat proses pekerjaan sehingga akan merugikan waktu kerja para

    pekerja.

    Ceceran Kedelai

    Isi kedelai terlalu

    penuh sehingga akan

    menyebabkan

    terjadinya tumpahan

    Gambar 2. Penyimpanan Kedelai

  • PRODUKSI BERSIH 16

    Solusi :

    Melakukan pembersihan selokan minimal setelah selesai produksi

    Melakukan penataan ember yang sudah digunakan dengan rapi

    Mengatur tata letak pabrik baik agar tidak menggagu proses produksi

    B. Proses Penggilingan

    a) Kerugian financial

    Masalah ceceran kedelai pada proses perendaman hampir sama karena

    tempat prosesnya sama serta penampung bubur tahu yang telah digiling

    ditampung lagi dengan ember yang sama sehingga ceceran sama dengan

    proses perendaman. Sehingga karena hal ini terus terjadi pada saat proses

    perendaman dan penggilingan maka kerugian finansial pun tidak bisa

    dihindarkan karena akan terjadi ceceran terus menerus.

    Susunan ember

    tidak beraturan dan

    menghalangi jalan

    Lantai

    tergenang

    air

    Ceceran kedelai

    Gambar 3. Proses Perendaman

    Gambar 4. Proses Penggilingan

  • PRODUKSI BERSIH 17

    Solusi :

    Tidak mengisi kedelai terlalu penuh

    Hati-hati memindahkan kedelai dari satu wadah ke wadah

    lainnya

    Tidak mengisi kedelai terlalu penuh kedalam penampung pada

    mesin

    b) Efisiensi waktu

    Industri tahu cibuluh ini menggunakan mesin penggiling yang sudah tua

    sehingga proses penggilingan relatif lama yang menyebabkan proses produksi

    harus menunggu sampai bubur tahu ukuran satu ember selesai digiling

    sehingga efesiensi waktu kurang dan pekerjaan menjadi lambat, hal itu juga

    akan mempengaruhi finansial diakhir proses.

    Ceceran kedelai

    Gambar 5. Penampung Penggiling

  • PRODUKSI BERSIH 18

    Solusi :

    Melakukan perawatan mesin secara berkala/melakukan penggantian mesin

    yang memiliki efesiensi yang lebih baik

    Adanya pekerja yang selalu menjaga dan mengontrol ember penampung

    bubur tahu

    Tidak mengisi kedele terlalu penuh kedalam penampung pada mesin.

    c) Menggangu Kesehatan

    Penggunan mesin penggiling yang sudah tua pada proses penggilingan

    kedelai untuk membuat bubur tahu menyebabkan kerja yang lambat, selain itu

    banyak dihasilkan polusi karena efisiensi mesin sudah kurang baik dan

    banyak bagian bagian yang sudah tidak bekerja dengan baik. Selain itu

    mesin penggiling yang sudah tua mengeluarkan suara yang bising sehingga

    menyebabkan kebisingan di ruang produksi. Dua hal ini yang akan

    menyebabkan terganggunya kesehatan para pekerja yaitu kebisingan dan

    polusi yang dihasilkan oleh mesin penggiling yang sudah tua.

    C. Proses Perebusan

    a) Keselamatan kerja

    Para pekerja masih tidak memperdulikan keselamatan kerja mereka pada

    bubur tahu yang direbus dengan uap ketel sangat panas sehingga dapat

    Ceceran kedelai yang

    banyak

    Mesin tua

    Ceceran

    bubur tahu

    Gambar 6. Mesin Penggiling

  • PRODUKSI BERSIH 19

    menyebabkan tangan melepuh. Dapat dilihat pada gambar bahwa salah satu

    pekerja mengambil bubur tahu panas tidak menggunakan sarung tangan.

    Padahal jika nanti terjadi kecelakaan akan menghambat proses produksi dan

    berpengaruh pada hasil produksi.

    Solusi :

    Membuat jadwal kebersihan industri

    Menggunakan APD yang sesuai seperti sarung tangan karet dengan tidak

    mengganggu kenyamanan kerja

    b) Mengganggu Kesehatan

    Minuman para pekerja diletakkan disebelah perebusan dimana perebusan

    menghasilkan uap yang nanti uapnya masuk kedalam minuman selain itu

    debu di ruang produksi dapat terbawa dengan uap dan masuk ke dalam gelas

    minuman pekerja

    Tidak menggunakan

    sarung tangan

    Ceceran

    bubu tahu

    Minuman terbuka

    Pipa uap kotor bekas

    perebusan

    sebelumnya

    Lantai

    kotor

    Solusi :

    Tidak menyimpan

    makanan ditengah-

    tengah ruang produksi

    Pekerja harus bekerja

    dengan rapi dan hati-

    hati

    Gambar 7. Perebusan

    Gambar 8. Sumur Perebusan

  • PRODUKSI BERSIH 20

    D. Proses Penyaringan

    Pada proses penyaringan bubur tahu yang panas setelah direbus para

    pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) padahal hal tersebut dapat

    menyebabkan kecelakaan kerja karena bisa saja pada proses penyaringan terkena

    bubur tahu.

    Kain bagian bawah dari kawat penyaring sudah berlubang sehingga

    penyaringan tidak terlalu maksimal dalam menyaring bubur tahu sehingga

    terkadang ada ampas yang ikut terbawa, hal itu akan menyebabkan kualitas tahu

    menurun.

    Tali pengikat kain saringan sangat tipis sehingga rawan untuk putus jika beban

    dari bubur tahu terlalu berat karena biasanya bubur tahu yang disaring sekaligus

    merupakan bubur tahu dari satu kali proses perebusan.

    Solusi :

    Mengganti tali pengikat dan kain penyaring dengan tali dan kain yang

    lebih ideal

    Menggunakan APD yang sesuai sperti sarung tangan karet dengan tidak

    mengganggu kenyamanan kerja

    Tidak

    menggunakan

    APD

    Kain penyaring

    sudah berlubang

    Tali pengikat

    sangat tipis

    rawan putus

    jika beban

    terlalu berat

    Gambar 9. Proses Penyaringan

  • PRODUKSI BERSIH 21

    E. Proses Penggumpalan

    Solusi :

    Pemilik industri memberikan instruksi agar para pekerja menggunakan

    pakaian ketika bekerja

    Membuat jadwal kebersihan industri

    Pekerja harus bekerja dengan rapi dan hati-hati

    a) Pengurangan Kualitas produk

    Pada proses penggumpalan para pekerja kebanyakan tidak menggunakan

    pakaian, hal ini mungkin dikarenakan proses yang menguras keringat karena

    temperature yang panas oleh adanya uap perebusan. Tetapi hal ini bias berdampak

    tidak baik untuk produk karena dengan tidak menggunakan pakaian bisa saja

    keringat jatuh kedalam bak dan hal tersebut akan mengurangi nilai kebersihan

    produk dan akan menurunkan kualitas produk.

    Pekerja tidak

    menggunakan pakaian

    Tidak rapi

    Ceceran bubur tahu

    didinding bak

    Gambar 10. Proses Penggumpalan

  • PRODUKSI BERSIH 22

    Solusi :

    Membuat jadwal kebersihan industri

    Pekerja harus bekerja dengan rapi dan hati-hati

    Pemilik industri memberikan instruksi agar para pekerja menggunakan

    pakaian ketika bekerja

    b) Keselamatan Kerja

    Tidak menggunakan pakaian pada proses penggumpalan juga dapat

    menyebabkan kecelakaan kerja seperti iritasi akibat terkena air cuka atau biang

    cuka pada saat proses penambahan air cuka atau biang cuka kedalam bak karena

    pasti ada ceceran atau terciprat pada saat penambahan. Iritasi ini bisa terjadi

    disebabkan oleh sifat dari cuka atau asam asetat yang bersifat iritasi atau korosif

    walaupun dalam keadaan encer. Sehingga jika para pekerja tidak menggunakan

    pakaian saat bekerja pada proses ini, tidak menutup kemungkinan akan terciprat

    biang cuka atau air cuka kebagian badan yang tidak tertutup pakaian. Jika sudah

    terkena dengan air cuka, bagian kulit badan akan gatal gatal akibat iritasi dan

    nantinya akan mengganggu proses kerja dan berujung pada hasil produksi.

    c) Ceceran Produk

    Hasil gumpalan dari proses penggumpalan terkadang banyak yang

    menempel pada dinding bak sehingga banyak yang tidak masuk kedalam produk.

    hal ini akan mengurangi hasil produk.

    Tidak menggunakan pakaian

    Cipratan air cuka atau biang cuka

    Ceceran didinding tahu

    Gambar 11. Proses Penggumpalan

  • PRODUKSI BERSIH 23

    F. Proses Pengepresan

    Keadaan sangat

    kotor

    Tidak menggunakan

    pakaian dan APD

    Genangan air kotor dan berbau

    Tidak rapi

    Tidak

    menggunakan APD

    Kaki kayu yang terendam lama

    lama akan rapuh dan rawan

    untuk patah

    Ceceran pada dinding bak

    Solusi :

    Pekerja harus bekerja dengan

    rapi dan hati-hati

    Gambar 12.

    Penggumpalan

    Gambar 13. Proses Pengepresan

    Gambar 14. Alat pencetak Tahu

    Gambar 15. Pencetakan Tahu

  • PRODUKSI BERSIH 24

    Pada proses pengepresan dan pencetakan ini biasanya dihasilkan ceceran

    pada saat memindahkan sari tahu dari bak penggumpalan kedalam pencetakan

    sehingga mengurangi hasil produksi.

    Selain itu daerah tempat pengepresan dan pencetakan ini sangatlah kotor

    dan bau hal ini disebabkan karena air pengepresan yang keluar dari cetakan tidak

    langsung disalurkan pada pipa pembuang tetapi air yang keluar langsung jatuh

    kelantai yang berlubang dan tergenang sehingga timbul bau yang tidak sedap

    akibat pembusukan air tahu yang didiamkan lama.

    Solusi :

    Membuat jadwal kebersihan industri

    Menggunakan APD yang sesuai seperti sarung tangan karet dengan tidak

    mengganggu kenyamanan kerja

    Pemilik industri memberikan instruksi agar para pekerja menggunakan

    pakaian ketika bekerja

    Adanya pemeriksaan peralatan produksi yang digunakan secara berkala

    Memaksimalkan fungsi selokan yang sudah dibuat

    G. Proses Penirisan

    Genangan air

    Kotor &

    tidak rapi

    Kotor dan

    berdebu

    Gambar 16. Rak Penirisan

    Gambar 17. Lantai rak penirisan

  • PRODUKSI BERSIH 25

    Pada proses penirisan ini, tahu yang sudah dicetak ditaruh pada rak rak

    yang sudah tersedia, dimana rak penyimpanan tahu ini sangat kotor dan berdebu,

    hal ini dapat menyebabkan tahu terkena debu dan akhirnya kotor.

    Selain itu pada tempat rak tahu ini sangat banyak air tergenang di

    bawahnya dimana air ini berasal sebagian dari tirisan tahu dan sumber air dalam

    pabrik yang meluap. Dikawatirkan ketika ada pekerja yang lewat untuk

    mengambil tahu dari rak akan terpeleset atau tercelup pada lubang lantai dan

    jatuh.

    Lokasi rak ini sangatlah tidak rapi terbukti dimana mana banyak karung

    bekas ampas dan air kotor yang tergenang sehingga merusak estetika.

    Solusi :

    Membuat jadwal kebersihan industri

    Pekerja harus bekerja dengan rapi dan hati-hati

    Memaksimalkan fungsi selokan yang sudah dibuat

    H. Proses Pemotongan

    Tidak

    menggunakan

    APD

    Gambar 18. Proses Pemotongan

  • PRODUKSI BERSIH 26

    Proses pemotongan tahu sangat banyak dihasilkan siwilan tiga cepon atau

    potongan tahu yang tidak sesuai ukuran yang akan dipasarkan. Hal ini dapat

    disebabkan oleh wadah cetakan tahu melebihi ukuran tahu yang akan dipotong

    sehingga biasanya bagian pinggir tahu akan berlebih dan menjadi siwilan 3cepon.

    Selain itu pekerja masih saja tidak menggunakan pakaian padahal tidak

    menutup kemungkinan ada keringat yang jatuh keatas potongan tahu dan akan

    merusak tahu.

    Solusi :

    Pemilik industri memberikan instruksi agar para pekerja menggunakan

    pakaian ketika bekerja

    Menyesuaikan ukuran cetakan tahu agar sesuai dengan yang diinginkan

    I. Proses Penggorengan

    secara terus menerus sehingga kualitas tahu yang dihasilkan tidak terlal

    sehat Pada proses penggorengan ini para pekerja kebanyakan tidak menggunakan

    APD, padahal proses penggorengan ini memiliki potensi bahaya yang besar

    karena berhubungan dengan minyak panas dan jika sampai terciprat pada bagian

    kulit yang tidak terlindungi akan menyebabkan kulit melepuh dan nantinya akan

    mengganggu proses dan produk.

    Selain itu penggorengan ini dilakukan dengan menggunakan minyak

    goreng sisa dan ditambah secara terus menerus sehingga kualitas tahu yang

    dihasilkan tidak sehat.

    Ceceran potongan tahu yang

    tidak sesuai ukuran

    Gambar 19. Siwilan 3 cepon

  • PRODUKSI BERSIH 27

    Solusi :

    Pemilik industri memberikan instruksi agar para pekerja menggunakan

    pakaian ketika bekerja

    Menggunakan APD yang sesuai seperti sarung tangan karet dengan tidak

    mengganggu kenyamanan kerja

    Adanya pemantauan terhadap kondisi minyak goreng yang digunakan

    Tidak menggunakan

    APD (Pakaian)

    Tidak

    menggunakan

    APD

    Minyak

    goreng

    hitam

    Gambar. 20 Proses Penggorengan Gambar 21.

    Pengambilan tahu

    Gambar. 22 Alat Penggorengan

  • PRODUKSI BERSIH 28

    J. Proses pembungkusan

    Solusi :

    Tempat maupun alas tempat pembungkusan dilakukan ditempat yang lebih

    bersih

    Menggunakan sarung tangan seperti plastik ketika melakukan pengemasan

    tahu.

    K. Kondisi Umum Ruang Produksi, Bahan Bakar dan Limbah

    Proses pembungkusan dilakukan di

    tempat yang terbuka sehingga tidak menutup

    kemungkinan ada debu yang menempel pada

    tahu karena atiupan angin.

    Selain itu pembungkusan dilakukan

    langsung dengan tangan tanpa menggunakan

    ADP.

    Minuman tidak

    bertutup

    Banyak debu dilangit langit

    dan jaring laba - laba

    Tata letak yang tidak

    rapi

    Gambar 23. Pembungkusan

    Gambar 24. Ruang Produksi

    Gambar 25, Langit-langit pabrik

  • PRODUKSI BERSIH 29

    Banyak bahan

    bakar yang

    tercecer

    diketel uap

    Gudang bahan

    bakar tertata rapi

    Biogas yang

    tidak

    terawatt

    dan kotor

    Ceceran ampas tahu dibak

    penampung

    Tumpukan

    jerigen kosong

    yang tertumpuk

    berlebihan akan

    dapat

    menyebabkan

    kecelakaan kerja

    Gambar 26.Bahan bakar

    Gambar. 27 Ketel Uap

    Gambar 28. Penampung Ampas didalam pabrik Gambar 29. Bio Gas

    Gambar 30. Tumpukan Jerigen

  • PRODUKSI BERSIH 30

    Solusi yang ditawarkan :

    Tidak menyimpan makanan atau makan di ruang produksi

    Mengadakan jadwal pembersihan tempat kerja minimal sebulan sekali

    secara rutin dan bersama-sama

    Berhati-hati dalam melaksanakan setiap proses produksi yang dilakukan

    Melakukan penataan ruang produksi dengan rapi

    Mengusahakan penyimpanan atau penumpukan barang tidak melebihi

    kapasitas.

    4.1.2 Analisis Biaya dan Lingkungan

    Merupakan suatu metode yang digunakan untuk

    mengetahui secara kuantitatif nilai uang yang

    hilang akibat inefisiensi

    Pembuatan diagram alir berdasarkan proses

    dengan memperhatikan input, produk antara dan

    Non Product Output (NPO)

  • PRODUKSI BERSIH 31

    A. Diagram Alir Pembuatan Tahu di Industri Tahu Cibuluh

  • PRODUKSI BERSIH 32

  • PRODUKSI BERSIH 33

  • PRODUKSI BERSIH 34

    A. Data Dasar Industri Tahu Cibuluh

  • PRODUKSI BERSIH 35

  • PRODUKSI BERSIH 36

  • PRODUKSI BERSIH 37

    B. Perhitungan Produk dan Non Product Output (NPO) PT. Tahu Cibuluh Tahun 2012

  • PRODUKSI BERSIH 38

  • PRODUKSI BERSIH 39

  • PRODUKSI BERSIH 40

  • PRODUKSI BERSIH 41

  • PRODUKSI BERSIH 42

  • PRODUKSI BERSIH 43

    5.1.3 Analisis Penyebab

    Akar permasalahan :

    a. Ceceran

    Ceceran

    Kedelai

    Bubur Tahu

    Saat

    pengangkutan

    dan

    pengukusan

    ada yang

    tercecer

    Ceceran kedelai

    Saat pencucian dan

    perendaman ada

    yang tercecer

    Karena

    ember

    terlalu penuh

    Isi ember jangan terlalu

    penuh dan waktu kerja

    dikurangi

    Agar

    menghe

    mat

    tempat

    Para

    pekerja

    ingin cepat

    selesai

    Karena

    pekerja

    lelah dan

    kurang

    istirahat

    Cara mengangkut

    dan mengaduk

    terburu-buru dan

    tidak hati-hati,

    kapasitas ember

    terlalu penuh

    Para pekerja takut

    terkena tumpahan

    bubur tahu yang

    panas

    Tidak

    menggunakan

    APD

    Kurangi kapasitas

    ember dan gunakanlah

    APD

    Ceceran

    Kedelai

  • PRODUKSI BERSIH 44

    b.Kayu Bakar

    Sewilan tiga cepon Ukuran cetakan tidak

    sesuai dengan tahu

    yang dipotong

    Disosiallisasikan

    keuntungan dari

    siwilan 3 cepon dan

    cetakan diusahakan

    memiliki ukuran yang

    sesuai dengan tahu

    yang dipotong

    Kayu bakar

    Tidak adanya

    piket kebersihan

    Agar

    pembakaran

    cepat

    Pekerja ingin

    cepat selesai Penggunaan

    yang berlebihan

    hingga tumpah

    Para pekerja diberi waktu untuk

    istirahat

    Sudah sejak

    pertama

    melakukan

    pemotongan

    seperti itu

    Malas

    memodifikasi

    cetakan

    Tidak

    kreatifitas

    untuk

    memodifikasi

    cetakan

    Tidak

    memikirkan

    keuntungan

    yang

    didapatkan jika

    tidak ada

    ciwilan 3 cepon

    Ketidaktauan

    dan Tidak

    adanya

    keasadaran

    pemilik

    industri

    Keadaan gudang

    yang tidak

    tertata rapi

    Pekerja lelah

    ingin cepat

    istirahat

    Kurang waktu

    istirahat

    Tidak adanya system

    yang mengharuskan

    melakukan

    pembersihan

    Tidak adanya

    system

    organisasi yang

    dibuat pemilik

    Membuat system

    organisasi dan jadwal

    kebersihan

  • PRODUKSI BERSIH 45

    c. Air

    Air

    Sumber air langsung

    dari mata air dan

    sumur milik sendiri

    tidak dari PAM

    Penggunaan Air yang

    Boros pada proses

    produksi

    Pekerja belum

    memahami

    penghematan

    penggunaan air bisa

    menghemat listrik

    Air gratis hanya

    membayar listrik saja

    Pekerja diberi pengarahan untuk

    hemat menggunakan air

    Melakukan penghematan dalam

    penggunaan air

    Tidak menggunakan air untuk

    kegiatan yang kurang penting

    Pekerja merasa

    air selalu ada

  • PRODUKSI BERSIH 46

    4.1.4. Pengembangan Langkah Perbaikan

    Tujuan Langkah Yang diambil Investasi yang diperlukan Manfaat

    Prioritas Penanggung

    jawab Jadwal Waktu

    Ekonomi Lingkungan K3 Organisasi

    Mengetahui

    kebutuhan bahan

    baku dan

    produktivitas

    pembuatan tahu

    Membuat pembukuan dan

    melakukan pencatatan

    bahn baku, energy, dan air

    yang dgunakan

    Buku 5 @ Rp. 2000 = Rp.

    10.000

    Bolpoint 4 @ Rp. 1.500 = Rp.

    6.000

    Sub total =Rp. 16.000

    - - - Mudah mengetahui

    produktivitas kerja

    setiap harinya dan

    memudahkan

    memonitoring

    Tinggi Pak Ngadini

    selaku

    pengerajin 1

    1 minggu

    Mencari solusi bagi akar permasalahan

    dengan mempertimbangkan sisi:

    1. Keuangan (investasi)

    2. Perbaikan Lingkungan

    3. Kemudahan dan waktu perbaikan

  • PRODUKSI BERSIH 47

    Mengurangi ceceran

    yang terbentuk

    Proses Perendaman

    mengurangi kapasitas

    kedelai pada ember agar

    tidak meluap dan

    menyebabkan ceceran

    kedelai

    - Mengurangi cecran dari

    0,25% menjadi 0.10 %

    biaya NPO yang dapat

    dikurangi dari

    RP.2.359.600 menjadi

    Rp.943.840 sehingga

    keuntungan yang didapat

    sebanyak Rp.1.415.760

    /tahun

    Semakin dikit

    ceceran maka

    limbah akan

    semakin

    berkurang dan

    timbulan bau

    akan semakin

    sedikit

    - Kenyamanan kerja

    karena lingkungan

    bersih tanpa ceceran

    Tinggi Pak Omoq

    selaku

    pengerajin 2

    3 hari

    Proses penggilingan

    Memodifikasi mesin

    penggiling

    1 lembar seng ukuran (1 x1

    m) = Rp. 10.000

    Selang 1 m = Rp. 8.000

    Kawat behel 1 gulung = Rp.

    10.000

    Sub total = Rp. 28.000

    Dapat mengurangi

    ceceran dari 0,5%

    menjadi 0,25% dengan

    biaya NPO yang dapat

    dikurangi dalam setahun

    yaitu : Rp.5.606.990,19

    menjadi Rp.2.807.034,14

    sehingga diperoleh

    keuntungan

    Rp.2.799.362/tahun

    Semakin dikit

    ceceran maka

    limbah akan

    semakin

    berkurang dan

    timbulan bau

    akan semakin

    sedikit

    - Kenyamanan kerja

    karena lingkungan

    bersih tanpa ceceran

    Tinggi Pak omoq

    selaku

    pengerajin 2

    3 hari

  • PRODUKSI BERSIH 48

    Proses Pemotongan tahu

    memodifikasi nampan

    dengan ukuran sesuai

    potongan tahu

    - Meniadakan siwilan 3

    cepon sehingga menjadi

    potongan tahu sesuai

    ukuran dari 1 % menjadi

    tidak ada siwilan 3 cepon

    dengan biaya NPO yang

    dapat berkurang yaitu :

    Rp. 9.983.111/tahun

    Semakin dikit

    ceceran maka

    limbah akan

    semakin

    berkurang dan

    timbulan bau

    akan semakin

    sedikit

    - Menambah

    produktivitas kerja

    dan hasil produk

    Tinggi Pak Pian

    selaku

    pengerajin 3

    1 mnggu

    Mengurangi

    pemborosan

    penggunaan kayu

    bakar

    Merapikan gudang bahan

    bakar serta mengganti

    karung penyimpan yang

    rusak dan hati hati dalam

    penambahan bakar

    kedalam tungku

    pembakaran agar tidak

    tumpah

    - Mengurangi penggunaan

    bahan bakar awalnya

    cecerannya banyak

    disekitar tempat

    pembakaran dan ruang

    produksi menjadi lebih

    berkurang. sehingga ada

    biaya NPO yang

    berkurang dan

    meningkatkan

    keunungan.

    Mengurangi

    pemakaian kayu

    bakar dan serbuk

    kayu berarti

    mengurangi

    pencemaran

    udara karena

    asap

    - Kenyamanan kerja

    karena kayu bakar

    dan serbuk kayu

    tertata rapi

    Tinggi Pak Komeng

    selaku

    pengerajin 4

    3 hari

  • PRODUKSI BERSIH 49

    Mengurangi

    pemborosan

    penggunaan Air

    Mengganti keran yang

    rusak dan mematikan saat

    air tidak digunakan

    Keran 2 @ Rp. 5000 = Rp. 10.000

    Lem keran 1 gulung = Rp. 5.000

    Sub total Rp. 15.000

    Mengurangi biaya

    penggunaan pompa listik

    menjadi lebih murah.

    Mengurangi

    timbulan air

    limbah akibat air

    terbuang

    Mengura

    ngi

    kecelakaan

    kerja

    dengan

    menghinda

    ri genangan

    air dilantai

    Kenyamaanan kerja

    dengan suasana

    yang bersih dan

    meningkatkan

    produktivitas

    produksi

    tinggi Pak Komeng

    selaku

    pengerajin 5

    5 hari

  • PRODUKSI BERSIH 50

    4.1.5. Penerapan

    Langkah Penerapan Produksi Bersih di Industri PT. Tahu Cibuluh

    Dari fakta-fakta yang telah disebutkan di atas terlihat banyak sekali

    kondisi-kondisi yang seharusnya tidak terjadi dan harus dirubah. Oleh karena itu,

    dalam merubah kondisi yang ada maka diperlukan menetapkan prinsip-prinsip

    penerapan produksi bersih agar tercipta efesiensi kerja sehingga produksi semakin

    meningkat, lingkungan kerja menjadi nyaman dan pekerja menjadi sehat serta

    sejahtera.

    Adapun prinsip produksi bersih yang harus diterapkan antara lain

    penerapan prinsip 5R sebagai berikut :

    a. RE-THINK

    Rething merupakan suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat

    awal kegiatan seperti ketika akan beroprasi. Adapun implikasi dari re-think yang

    dapat dilakukan di Industri PT. Tahu Cibuluh ini antara lain :

    Adanya perubahan dalam pola pikir pemilik industri untuk meningkatkan

    produksi agar tidak hanya berorientasi pada untung sekali produksi saja

    tetapi berkesinambungan.

    Upaya mengurangi nilai NPO dalam penerapan produksi bersih dapat

    merubah pemikiran produksi yang berorientasi pada keuntungan yang

    didapatkan dari segi ekonomi, lingkungan, dan oraganisasi.

  • PRODUKSI BERSIH 51

    b. Reuse (Memakai kembali);

    Penggunaan kembali karung karung bahan bakar untuk ampas tahu.

    Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).

    Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia

    menjadi sampah.

    c. Reduce (Mengurangi);

    Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang

    dipergunakan contohnya pemborosan air dan bahan bakar.

    Mengurangi penggunaan minyak goreng berkali kali pakai.

    Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah

    yang dihasilkan.

    d. Recycle (Mendaur ulang);

    Pemanfaatan limbah cair dari produksi tahu secara efektif untuk

    pengolahan biogas yang dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi

    pencemaran kelingkungan.

    e. Replace ( Mengganti);

    Mengganti barang barang yang sudah perlu diganti dan dapat

    mencemari lingkungan serta penurunan produktivitas kerja seperti

    mesin penggilingan, saringan tahu.

    Di dalam mendukung program PREMA diperlukan, ada yang namanya

    manajemen Good House Keeping.

    Good House Keeping yaitu Sejumlah langkah praktis berdasarkan akal

    sehat yang segera dapat diambil oleh perusahaan dan atas inisiatif perusahaan

    sendiri untuk meningkatkan operasi perusahaan, dan menyempurnakan prosedur

    organisasional dan keselamatan tempat kerja, dan Good Huse keeping juga

    merupakan sarana manajemen untuk pengelolaan biaya, pengelolaan lingkungan

    hidup dan perubahan organisasional.

  • PRODUKSI BERSIH 52

    Adapun kelebihan yang bisa kita dapatkan dalam menerapkan Good

    Housekeeping ini antara lain, Good Housekeeping ini sangat sesuai untuk IKM

    karena penerapan manajemen Good Housekeeping ini mudah dan gampang serta

    bisa diterapkan secara langsung di dalam proses industri, biaya yang diperlukan

    untuk menerapkan Good housekeeping ini juga tidak mahal.

    Good Housekeeping ini dapat diimplementasikan pada berbagai jenis

    perusahaan serta dapat diimplementasikan pada berbagai skala perusahaan.

    Ketika kita menerapkan Good Housekeeping, kita juga dapat berfokus pada tiga

    keuntungan yaitu win-win-win.

    Win-win-win adalah keuntungan yang dapat dilihat dari dibidang

    lingkungan, organisasi serta yang paling penting yaitu keuntungan dibidang

    ekonomi.

    Adapun langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan dalam

    menerapkan manajemen Good House-keeping ini antara lain, rasionalisasi

    pemakaian masukan bahan baku, air, dan enerji, sehingga mengurangi kerugian

    masukan bahan berharga dan karenanya mengurangi biaya operasional, kemudian

    mengurangi volume dan/atau toksisitas limbah, limbah air, dan emisi yang

    berkaitan dengan produksi, kemudian menggunakan kembali dan/atau mendaur

    ulang masukan primer dan bahan kemasan secara maksimal. Memperbaiki kondisi

    kerja dan keselamatan kerja dalam perusahaan , mengadakan perbaikan

    operasional, kemudian adanya tata cara perhitungan biaya serta adanya pembuatan

    penjadwalan terhadap produksi.

    Didalam menerapkan produksi bersih kita perlu melakukan beberapa

    perubahan dari berbagai aspek antara lain:

    Perubahan material input

    Bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan berbahaya

    dan beracun yang masuk atau digunakan dalam proses produksi,

    sehingga dapat juga menghindari terbentuknya limbah B3 dalam

    proses produksi

  • PRODUKSI BERSIH 53

    Perubahan material input termasuk pemurnian bahan dan substitusi

    bahan

    Perubahan teknologis

    Mencakup modifikasi proses dan peralatan yangdilakukan untuk

    mengurangi limbah dan emisi, perubahan teknologi dapat dimulai

    dari yang sederhana dalam waktu yang singkat dan biaya yang

    murah sampai yang memerlukan infestasi tinggi dll.

    Perubahan produk

    Meliputi substitusi produk, konservasi produk, dan perubahan

    komposisi produk

    Onsite reuse

    Merupakan upaya penggunaan kembali bahan-bahan yang

    terkandung dalam limbah, baik untuk digunakan kembali pada

    proses awal atau sebagai material input dalam proses yang lalu.

    Teknologi bersih untuk mengurangi limbah dengan cara :

    Perubahan bahan baku dengan nilai produksi tinggi dan

    menghasilkan limbah lebih rendah

    Memperbaiki teknologi produksi yang lebih efisien (proses, alat,

    tata letak, otomatisasi peralatan, kondisi proses)

    Perubahan produk yang sedikit menghasilkan limbah

    Daur ulang limbah

    Berikut beberapa kiat praktis dalam menerapkan Proses Produksi bersih di

    suatu Industri Kecil dan Menengah seperti:

    Kurangi pemakaian kemasan

    Pilih bahan yg dapat dipakai kembali (botol gallon aqua)

  • PRODUKSI BERSIH 54

    Rawat dan reparasi perawatan

    Pakai kembali tas, kemasan,dll, yang telah digunakan

    Pinjam/sewa alat yang jarang digunakan

    Jual/sumbangkan barang yang habis pakai, tetapi masih bermanfaat

    Pilih barang yang kemasannya dapat dipakai kembali

    Pilih produk dengan kemasan daur ulang

    Jadikan sampah sebagai kompos

    Sosialisasikan konsep pakai (use), pakai kembali (reuse) dan daur ulang

    (recycle)

    Kreatif menggunakan kembali barang bekas

    Jika penerapan langkah perbaikan dan metode- metode produksi bersih diatas

    dilakukan maka akan dapat diperoleh keuntungan yang besar jika dihitung dalam

    1 tahun. Seperti langkah perbaikan yang diatas dengan pengurangan ceceran pasda

    saat proses perendaman, penggilingan dan peniadaan siwilan 3 cepon saja dalam

    satu tahun diperoleh keuntungan sebesar Rp. 14.198.392,86 dari biaya NPO yang

    seharusnya terbuang percuma. Apalagi untuk menerapkan produksi bersih pada

    penggunaan air dan bahan bakar pada proses produksi maka akan lebih

    meningkatkan keuntungan dalam setahunnya.

    Keuntungan dalam menerapkan produksi bersih seperti yang sudah dijelaskan

    pada prema diatas selain keuntungan nilai ekonomi sebesar Rp. 14.198.392,86

    Yang diperoleh ,maka akan diperoleh pula manfaat lingkungan dan organisasi

    didalam proses produksi seperti untuk kelingkungan kita dapa mengurangi

    terbentuknya limbah , contoh 1. ceceran kita mengurangi limbah padat yang

    dapat menyebabkan timbulan bau dan merusak estetika kebersihan. Contoh 2. Jika

  • PRODUKSI BERSIH 55

    kita mengurangi pemborosan penggunaan air ketika proses produksi maka kita

    sudah mengurangi pembentukan limbah cair yang dibuang kelingkungan.

    Untuk system organisasinya kita bisa mendapatkan keuntungan lebih

    kearah manajemen dalam roses produksi yang nantinya akan meningkatkan

    produktivitas kerja dan hasil produksi.

  • PRODUKSI BERSIH 56

    A. Diagram Alir Setelah penerapan Produksi Bersih pada Tabel Perbaikan

  • PRODUKSI BERSIH 57

  • PRODUKSI BERSIH 58

  • PRODUKSI BERSIH 59

    B. Perhitungan Produk dan Non Product Output (NPO) PT. Tahu Cibuluh Tahun 2012 Setelah Penerapan Produksi Bersih

  • PRODUKSI BERSIH 60

  • PRODUKSI BERSIH 61

  • PRODUKSI BERSIH 62

  • PRODUKSI BERSIH 63

  • PRODUKSI BERSIH 64

  • PRODUKSI BERSIH 65

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Pada observasi yang telah kami lakukan pada industri PT. Tahu Cibuluh ini

    terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan seperti kondisi-kondisi yang

    seharusnya tidak terjadi malah banyak terjadi kemudian hal-hal yang seharusnya

    tidak dilakukan malah sering dilakukan. Oleh karena itu, dalam merubah kondisi

    yang ada maka diperlukan untuk menerapkan prinsip-prinsip, serta manajemen-

    manajemen dalam produksi bersih agar tercipta efesiensi kerja sehingga produksi

    semakin meningkat, lingkungan kerja menjadi nyaman, pekerja menjadi sehat

    serta timbul kesejahteraan baik bagi pekerja maupun bagi semua yang terlibat baik

    secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan Industri tersebut .

    6.2 Saran

    Adapun beberapa saran yang ingin kami coba berikan untuk PT. Tahu

    Cibuluh ini antara lain :

    Diharapkan terutama kepada pemilik PT. Tahu Cibuluh agar segera

    mengaplikasikan prinsip-prinsip serta manajemen-manejemen dalam

    penerapan Produksi Bersih yang telah dibahas dalam makalah ini dan

    mengarahkan para pekerjanya.

    Untuk para pekerja diharapkan bisa memiliki kesadaran akan pentingnya

    kesehatan dalam bekerja.

  • PRODUKSI BERSIH 66

    DAFTAR PUSTAKA

    http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_bersih

    http://vibet.org/cleaner-

    production/files/Penerapan_Produksi_Bersih_di_Kawasan_Industri.pdf

    http://industri16heriyanto.blog.mercubuana.ac.id/2011/02/15/produksi-bersih-

    cleaner-production/