kebijakan pemerintah dalam produksi benih dan tingkatan industri benih

36
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH Kebijakan Pemerintah dalam Produksi Benih Peluang dan Tantangan dalam Industri Benih Tipe Program Perbenihan Tingkatan Industri Benih Sasaran Industri Benih Kelas Benih Di Indonesia Tanggung Jawab Perbanyakan Benih

Upload: luke-griffin

Post on 30-Dec-2015

365 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH. Kebijakan Pemerintah dalam Produksi Benih Peluang dan Tantangan dalam Industri Benih Tipe Program Perbenihan Tingkatan Industri Benih Sasaran Industri Benih Kelas Benih Di Indonesia Tanggung Jawab Perbanyakan Benih. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN

TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Kebijakan Pemerintah dalam Produksi Benih• Peluang dan Tantangan dalam Industri Benih• Tipe Program Perbenihan• Tingkatan Industri Benih• Sasaran Industri Benih• Kelas Benih Di Indonesia• Tanggung Jawab Perbanyakan Benih

Page 2: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Kebijakan Pemerintah dalam Produksi dan Distribusi Benih

• Pengadaan benih bina dilakukan melalui dua cara, yaitu produksi dalam negeri dan pemasukan (introduksi) dari luar negeri. (Impor benih dibatasi max 2 tahun)

• Produksi benih bina ini dilakukan oleh pemerintah (Balai Benih), produsen benih BUMN maupun swasta.

• Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada era otonomi daerah, kewenangan pengelolaan Balai Benih telah diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah.

• Sedangkan untuk produksi kelas benih sebar dilakukan oleh produsen benih baik BUMN maupun swasta.

• Benih varietas-varietas publik (yang dihasilkan oleh lembaga publik, utamanya padi), umumnya diproduksi dan diedarkan oleh pemerintah (BUMN/BUMD).

Page 3: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

ALUR PERBANYAKAN BENIH NON HIBRIDA

Breeder SeedLabel Kuning

BS – BDLabel Putih

BD – BPLabel Ungu

BP – BRLabel Hijau

BADAN LITBANG LEMBAGA/PEMULIA LAIN (Batan, Perguruan Tinggi, Swasta dll)

BBI/BB PROVINSI/Balai Benih Pembantu Milik Provinsi/Kebun Benih/Instalasi Kebun Benih Provinsi. Balai Benih Kabupaten/Balai Benih Utama/ Balai Benih Pembantu milik Kabupaten

BB KABUPATEN, Balai Benih Utama/ Instalasi Kebun Benih/Balai Benih Pembantu milik Kabupaten Swasta, BUMN, Produsen/Penangkar Seed drum

BBI/BB PROVINSI / KEBUN BENIH INSTALASI KEBUN BENIH / Balai Benih Pembantu milik Provinsi.

Page 4: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

No. Instansi/ Kelemba-gaan

Uraian

1. UPTD BPSB

- Jumlah BPSB : 29 UPTD BPSB di 29 Provinsi, lainnya satgas

2. UPTD BBI -Jumlah BBI Padi : 18 BBI Padi di 16 Provinsi-Jumlah BBI Palawija : 15 BBI Palawija di 15 Provinsi-Jumlah BBU/BBP Padi : 70 BBU/BBP Padi di 22 Provinsi-Jumlah BBU/BBP Palawija : 39 BBU/BBP Palawija di 15 Provinsi-Jumlah BBU/BBP Padi & Palawija : 2 BBU/BBP Padi & Palawija di 2 Provinsi

-Jumlah BBU/BBP Padi/Palawija/Hortikultura

: 21 BBU/BBP Padi/Palawija/Hortikultura di 8 Provinsi

3. Penangkar Benih

-Jumlah Penangkar : 2.500 Penangkar

4

KELEMBAGAAN PERBENIHAN DI DAERAH

Page 5: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Produksi Benih Sebar (BR): dilakukan oleh Balai Benih Kabupaten, Produsen Benih BUMN dan Produsen/ Penangkar Benih Swasta

Produksi BR padi dan jagung meningkat, kedelai menurun

5

Produksi Benih Sebar Komoditi Padi, Jagung, dan Kedelai (dalam ribu ton) Tahun 2003-2008

Komoditi Tahun2003 2004 2005 2006 2007 2008

Padi 107.9 112.1 113.1 114.5 119.4 120.3

Jagung 10.1 10.7 12.8 19.6 17.7 26.5

Kedelai 4.7 4.7 6.4 6.6 4.3 4.2

Page 6: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Terdapat pasar potensial, tapi bukan pasar aktual terbukti dari kenyataan bahwa tidak jarang industri benih pada daerah-daerah tertentu kesulitan dalam memasarkan benih.

6

Kebutuhan dan Ketersediaan Benih Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2008

Komoditi Kebutuhan Benih Potensial (ribu

ton)

Produksi Benih

(ribu ton)

% dari kebutuhan benih potensial

Padi 315.3 120.3 38

Jagung 92.6 26.5 28

Kedelai 32.4 4.2 12

Page 7: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Komoditas 2005 2006 2007 2008

Tanaman

Hortikultura

Tanaman buah (juta

bibit)3.5 4.4 4.8 8.0

Sayuran:

Kentang (juta kg) 3.3 2.4 3.4 3.0Non-kentang (juta

kg)1.2 1.3 1.0 3.8

Tanaman hias (juta

bibit)9.0 7.7 10.4 12.8

Tanaman

biofarmaka (juta

bibit)

0.4 0.4 0.3 0.4

Produksi benih sebar komoditas utama tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, 2005-2008

Page 8: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Komoditas 2005 2006 2007 2008

Tanaman

Perkebunan

Kelapa sawit (juta

butir)29.1 20.3 26.8 46.7

Kopi (ton) 0.5 1.2 2.6 2.4

Kakao (juta butir) 9.3 1.4 7.4 10.2

Tebu (ribu ton) 225.8 217.0 271.7 377.1

Kapas (ton) 332.0 74.5 22.5 128.4

Tembakau (ton) 3.1 2.6 3.2 2.9

Produksi benih sebar komoditas utama tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, 2005-2008

Page 9: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

9

Kebutuhan dan Ketersediaan BenihKelapa Sawit dan Karet 2006 – 2010

Komoditi Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

KELAPA SAWIT

Kebutuhan Benih (ribu butir)

112.483 126.705 152.000 136.515 124.027

Ketersediaan Benih (ribu butir)

141.000 153.900 161.000 164.000 166.000

KARET

Kebutuhan Benih (ribu butir)

43.026 99.512 73.914 74.041 79.420

Ketersediaan Benih (ribu butir)

45.000 49.500 54.450 59.895 65.884

Page 10: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

PERMASALAHAN DALAM KETERSEDIAAN BENIH UNTUK PETANI

• Kebutuhan benih yang banyak tidak dapat dipenuhi oleh industri benih dalam negeri.

• Disamping itu varietas-varietas yang dihasilkan di dalam negeri belum bisa bersaing dengan varietas-varietas dari luar negeri. Sehingga impor benih tidak dapat dielakkan lagi.

Page 11: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Adanya peraturan perundangan yang kontraproduktif telah menghambat berkembangnya industri benih. – Sistem pelepasan varietas yang tidak kondusif karena

memerlukan waktu lama dan biaya yang mahal.

• Diantara peraturan yang dinilai menghambat adalah PP

No. 44 tahun 1995 pasal 21 yang menyatakan bahwa benih dari varietas unggul hanya dapat diedarkan setelah dilepas.

Permasahalan

Page 12: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Masalah utama adalah keharusan melakukan uji adaptasi di beberapa lokasi sebelum dilepas, dan bukan masalah pelepasannya.

• Aturan mengenai hal ini dapat dilihat pada Keputusan Menteri Pertanian No. 737 tahun 1998 yang menyatakan bahwa:

”suatu varietas baru hasil pemuliaan dan atau introduksi disyaratkan sebagai varietas unggul setelah melalui uji adaptasi bagi tanaman semusim dan uji observasi bagi tanaman tahunan, serta lulus penilaian para ahli”.

• Aturan ini dianggap memberatkan bagi industri benih karena disamping biaya mahal juga memerlukan waktu sampai dengan dua tahun untuk memasarkan benih barunya.

Permasahalan

Page 13: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Di lain pihak, citra benih bersertifikat menurun karena lemahnya pembinaan dan pengawasan. – Di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur,

petani sudah tidak mau lagi membeli benih padi dengan kelas ES, melainkan kelas benih SS. Walaupun harganya lebih mahal bagi petani tidak masalah.

• Hal demikian sangat tidak diharapkan karena produksi benih kelas SS memerlukan biaya dan standar mutu yang lebih tinggi daripada kelas benih ES, sehingga tidaklah mungkin BBI atau para penangkar benih mampu mengadakan benih SS untuk keperluan areal tanam petani.

Permasahalan

Page 14: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

KELAS BENIH DI INDONESIA

• Benih Penjenis (BS)– Benih yang diproduksi dibawah pengawasan

pemulia tanaman atau instansinya dan merupakan sumber untuk perbanyakan Benih Dasar

• Benih Dasar (BD)– Benih keturunan pertama dari Benih Penjenis

atau Benih Dasar yang diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi dapat dipelihara serta disertifikasi oleh BPSB

Page 15: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Benih Pokok (BP)– Keturunan dari Benih Penjenis atau Benih

Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas memenuhi standard mutu yang ditetapkan dan disertifikasi oleh BPSB

• Benih Sebar (BR)– Keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar,

atau Benih Pokok, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas memenuhi standard mutu yang ditetapkan dan disertifikasi oleh BPSB

KELAS BENIH DI INDONESIA

Page 16: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

TANGGUNG JAWAB PERBANYAKAN BENIH

• Puslitbangtan/hort/bun– Breeder Seed (BS), Lokasi di balai besar/Balai penelitian

tanaman pangan/hortikultura/perkebunan: Balitpa, Balitsa, Balitsereal, Balitkabi, Balitro, Balitri, Balittas, Balithi, Balitbu, Balitka, PPKS.

• Dinas Propinsi– BS -> BD (Benih Dasar), lokasi di BBI

• Dinas Kabupaten– BD -> BP (Benih Pokok), lokasi di BBU/BBP/ Penangkar

tertentu

• Produsen/Penangkar Benih– BP -> BR (Benih Sebar), lokasi di perusahaan benih

(BUMN/BUMD, Swasta), Penangkar

Page 17: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

SASARAN INDUSTRI BENIH

• Menyediakan benih unggul bermutu dengan prinsip 6 tepat:– Tepat varietas– Tepat mutu– Tepat jumlah– Tepat waktu– Tepat harga– Tepat tempat

Page 18: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

PELUANG DAN TANTANGAN DALAM INDUSTRI BENIH

Page 19: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Peran dan Kondisi Industri Benih

• Sangat vital bagi pembangunan pertanian sebagai salah satu jaminan keberhasilan dalam keberhasilan program pemerintah

• Investasi jangka panjang• Modal, plasma nutfah, dan teknologi• Sumber Daya Manusia• Uncontrollable factors di lapang dan pabrik• Daya beli konsumen• Peraturan dan Regulasi

Page 20: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Peluang Industri Benih

• Potensi pasar yg besar • Peluang ekspor• Produktivitas lahan utk produksi benih domestik• Sistem manajemen mutu perbenihan• Pola kemitraan dalam produksi benih sudah berkembang• Bank tertarik membiayai produksi benih• Investor (pemerintah dan swasta) tertarik dalam

pengembangan industri benih• Diijinkan melakukan lisensi varietas hasil penemuan

lembaga-2 penelitian pemerintah (balitpa, balitsa, balithi, balitbu, balitsereal, balittra, balitkabi, balittas, balitro, balitri, balitbiogen, universitas)

Page 21: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Tantangan Industri Benih• Investasi jangka panjang• Resiko kegagalan (di level produksi

benih maupun pemasaran)• Kemudahan akses terhadap benih

induk• Ketepatan penyediaan/ produksi benih

dalam memenuhi kebutuhan pasar

Page 22: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Tantangan Industri Benih

• Kurangnya insentif dari pemerintah bagi industri benih, meski diakui industri benih sangat vital bagi pertanian (kemudahan perijinan, pelepasan varietas, dll)

• Peraturan dan regulasi (pelepasan varietas, ekspor-impor, dll.) kepastian berusaha

• Pembatasan impor setelah 2 tahun var dilepas

• Pencurian, pemalsuan

Page 23: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH
Page 24: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Keamanan plasma nuftah (kasus benih ilegal)

• Ketersediaan material untuk proses seed production & conditioning (pupuk, gas)

• Komitment / konsistensi petani mitra dalam produksi benih

• Kurangnya jumlah SDM yang mempunyai attitude, knowledge dan skill yang memadai

Tantangan Industri Benih

Page 25: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

• Musim sering berubah dan sulit diprediksi• Lahan sempit, melibatkan banyak petani, SDM

administrasi, edukasi• Kompetisi dlm mendapatkan area dan petani

(sesama produsen benih)• Favorable season hanya sekali dlm setahun• Perubahan demand dari customer yg sering

tidak terduga sehingga antisipasi yg terlambat (penyediaan benih 1 tahun sebelumnya)

Tantangan Industri Benih

Page 26: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

TIPE PROGRAM PERBENIHAN

• Program perbenihan resmi– Tanggung jawab sepenuhnya di pemerintah

• Jarang memperhatikan investasi• Ajang politik• Kurang efisien

• Semi resmi– Sang Hyang Seri, Pertani

• Swasta– DuPont, EWSI, Tanindo, Syngenta, Bayer

Page 27: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Perusahaan Benih di Indonesia

OtherMultinational Company

Local seed Company

Page 28: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Tingkatan Industri BenihTingkat

Ciri

I   

II   

III     

   

Sederhana, tidak dituntut kemurnian genetik varietasnya, belum komersial, belum sertifikasi, cukup mutu fisiologi, belum berorientasi agribisnis, lahan tidak dipersiapkan untuk benih, prinsipnya pada saat dibutuhkan langsung digunakan untuk benih (dadakan). Contoh benih kedelai sistem Jabalsim (Jalinan Arus Benih Antar Lapang dan musim)

Ada areal produksi, ada mesin pemoles (conditioner) dan alat pengering (dryer), belum memperhatikan kemurnian genetik, belum jaminan kebenaran mutu karena belum sertifikasi, benih berlabel merah jambu, jumlah produksi lebih besar dari tingkat I

Benih dibersihkan dan dipilah (graded), penampilan benih homogen, memperhatikan kemurnian genetik, disertifikasi, sudah komersiil, sertifikasi bisa dilakukan sendiri apabila telah terakreditasi, produsen label biru sudah mulai memproduksi benih sumber (BP, BD) namun belum sepenuhnya diawasi oleh breeder-nya atau lembaga penghasil kelas benihnya. Benih bersertifikat dari varietas yang sudah dilepas, DUS (distinct, uniform, stable) test sudah mulai diperhatikan

Page 29: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Tingkat

Ciri

IV   

V

Telah mengakomodasi produk bioteknologi, produksi benih bersertifikat sudah melalui program benih dasar (PBD), PBD ini menjembatani komersialisasi benih penjenis menjadi benih dasar dan bisa dilakukan oleh breeder pemerintah. DUS test harus diperhatikan dan menjadi criteria pemuliaan

Memiliki litbang dan menyelenggarakan PBD, memproduksi benih sintetik (synseed), kapsul benih sintetik diisi dengan nutrisi, mikroorganisme dan pertisida, synseed perlu proses adaptasi di lapangan, kemudian dilepas (release) dan disertifikasi

Tingkatan Industri Benih

Page 30: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Hubungan Industri Benih dengan Taraf Usaha Tani

Tingkat

Pengertian terhadap benih

Taraf Usaha Tani

Keterangan

- Struktural Primitif Benih belum dikenal

I-II Fungsional Sederhana

Benih sudah dikenal, asal berproduksi, belum memperhatikan mutu genetik, belum bersertifikat

III Agronomi MadyaBenih harus sudah bersertifikat, sudah ada upaya untuk meningkatkan produksi

IV Teknologi ModernBenih bersertifikat melalui PBD, varietas unggul, maksimalisasi produksi dan lestari

VBioteknologi

CanggihSerba terkontrol (energi, air, nutrisi), efiesiensi tinggi, benih sintetik, produksi secara artifisial

Page 31: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Conditioning

Page 32: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

BackConditioning

Page 33: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Kegiatan Industri Benih

Research &

Development

Seed Production

Sales &Marketing

Sumber Daya Manusia

Page 34: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Research and Development

Kegiatan Pemuliaan

UjiMultilokasi

Varietas UnggulSesuai Keinginan

Pasar

Tenaga SDM yang diperlukan :S3, S2, S1, Diploma

Page 35: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Seed ProductionPenanaman

Sampai Panen

ProcessingBenih

Benih Bermutu

PenyimpananBenih

Tenaga SDM yang diperlukan : S1 dan Diploma

Page 36: KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PRODUKSI BENIH DAN TINGKATAN INDUSTRI BENIH

Terima kasih