tingkat pencemaran perairan waduk cirata, jawa … · pengambilan contoh data primer dilakukan pada...

77
TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA BARAT: PENGARUH SUNGAI DAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) AANG PERMANA A.P. SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: ngokhanh

Post on 24-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA,

JAWA BARAT: PENGARUH SUNGAI DAN

KERAMBA JARING APUNG (KJA)

AANG PERMANA A.P.

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Tingkat Pencemaran Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat: Pengaruh Sungai

dan Keramba Jaring Apung (KJA)

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2012

Aang Permana AP

C24080091

Page 3: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

RINGKASAN

Aang Permana A.P. C24080091. Tingkat Pencemaran Perairan Waduk Cirata,

Jawa Barat: Pengaruh Sungai dan Keramba Jaring Apung (KJA). Dibimbing

oleh Sigid Hariyadi dan Niken T.M. Pratiwi.

Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade di Jawa Barat.

Letaknya diantara Waduk Saguling (bagian hulu) dan Waduk Ir.H. Djuanda (bagian

hilir). Waduk Cirata di bangun pada tahun 1987 dengan luas 6.200 ha. Tujuan utama

dibangunnya Waduk Cirata adalah untuk keperluan PLTA, namun pemanfaatan

terus berkembang meliputi budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung

(KJA), perikanan tangkap, wisata, dan transportasi. Secara internal, Waduk Cirata

mendapatkan beban pencemaran dari aktivitas pemanfaatan sedangkan secara

eksternal mendapatkan pencemaran dari sungai. Berdasarkan permasalahan tersebut

dilakukan penelitian terhadap tingkat pencemaran di beberapa muara sungai dan

zona pemanfaatan Waduk Cirata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan

status mutu air dan tingkat pencemaran perairan Waduk Cirata serta

mengidentifikasi sumber pencemaran yang masuk ke Waduk Cirata.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.

Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis

di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Bandung.

Data sekunder diperoleh dari hasil pemantauan Badan Pengelola Waduk Cirata

(BPWC) setiap tiga bulan dari tahun 2007-2011. Analisis kualitas fisika, kimia, dan

biologi perairan dilakukan terhadap 34 parameter. Analisis data kualitas air

menggunakan indeks STORET yang dibandingkan dengan baku mutu air menurut

Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No.82 Tahun 2001 untuk krgiatan perikanan dan PLTA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pencemaran untuk

kegiatan perikanan di Muara Sungai Citarum sebesar -36 (cemar berat), Muara

Sungai Cisokan sebesar -28 (cemar sedang), tengah Waduk Cirata sebesar -31

(cemar berat), batas zona KJA sebesar -37 (cemar berat), dan dekat outlet Waduk

Cirata sebesar -35 (cemar berat). Nilai indeks STORET pada lapisan permukaan

lebih baik dari pada lapisan kolom air di kedalaman 5 meter ataupun dekat dasar

(p<0,05). Rendahnya nilai indeks STORET disebabkan parameter-parameter

kualitas air yang tidak sesuai dengan peruntukannya seperti H2S, NH3-N, NO2-N, Cl

bebas, DO, BOD, Cu, Zn, Cd, Pb, dan Hg.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi status mutu air

Waduk Cirata secara umum berada pada kisaran tercemar sedang hingga tercemar

berat. Pengaruh pencemaran yang berasal dari Sungai Citarum adalah pencemaran

logam berat dan parameter lainnya seperti NO2-N, Cl bebas, Cu, Zn, Cd, dan Pb.

Pengaruh pencemaran yang berasal dari aktivitas KJA adalah pencemaran bahan

organik seperti H2S, BOD, dan DO.

Kata kunci: DAS Citarum, KJA, kualitas air, pencemaran,Waduk Cirata

Page 4: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA,

JAWA BARAT: PENGARUH SUNGAI DAN

KERAMBA JARING APUNG (KJA)

AANG PERMANA A.P.

C24080091

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 5: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Tingkat Pencemaran Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat:

Pengaruh Sungai dan Keramba Jaring Apung (KJA)

Nama Mahasiswa : Aang Permana AP

NRP : C24080091

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui,

Pembimbing I,

Dr. Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc.

NIP 19591118 198503 1 005

Pembimbing II,

Dr. Ir. Niken T M Pratiwi, M.Si.

NIP 19680111 199203 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc.

NIP 19660728 199103 1 002

Tanggal lulus:

Page 6: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tingkat

Pencemaran Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat: Pengaruh Sungai dan

Keramba Jaring Apung (KJA)”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian Penulis

yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Perikanan pada program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam memberikan bimbingan, motivasi, masukan, maupun arahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun

demikian, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu

pengetahuan dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2012

Penulis

Page 7: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

UCAPAN TERIMA KASIH .

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang

mendalam kepada:

1. Ibunda Yeti Nurhayati, ayahanda Ade Carkendi, Adi Julian AP, dan segenap

keluarga yang senantiasa memberikan senyuman, cinta, kasih sayang, doa,

semangat, perhatian, dukungan, serta kepercayaan penuh sehingga menjadi

kunci kesuksesan Penulis.

2. Dr. Ir. Sigid hariyadi, M.Sc. dan Dr. Ir. Niken TM Pratiwi, M.Si. selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan

motivasi sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ali Mashar, S.Pi, M.Si. dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si. selaku dosen

penguji tamu yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Ir. I.N.N. Suryadiputra dan Taryono Kodiran, S.Pi, M.Si. selaku dosen

pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan,

motivasi, dan kepercayaan yang sangat berarti untuk kesuksesan Penulis.

5. Yaya Hudaya, ST. dan seluruh staf BPWC yang telah banyak membantu

Penulis dalam melaksanakan penelitian selama di lapangan.

6. Segenap dermawan yang telah memberikan beasiswa sehingga Penulis dapat

terus belajar hingga lulus.

7. Dr. Yonvitner, Uda Nandi, dan Gentha yang telah banyak memberikan

masukan dan motivasi yang sangat berarti bagi kesuksesan Penulis.

8. Bu Sulis, Mbak Widar, Mbak Yani, Mang Unus, dan Seluruh staff Tat Usaha

dan Civitas Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan IPB.

9. Rekan-rekan MSP 45, MSP 46, MSP 47: Hendri, Ibad, Pardi, Tefi, Bagas,

Jiwen, Eka, Dea, Dila, Viska, dan teman-teman lainnya yang telah menjalani

kebersamaan selama Penulis menuntut ilmu di IPB baik suka maupun duka.

Page 8: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

pada tanggal 15 Juni 1990 sebagai putra pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Ade Carkendi dan Yeti Nurhayati.

Pendidikan formal pernah dijalani Penulis berawal dari SDN 1

Wates (1996-2002), SMPN 1 Binong (2002-2005), SMA Plus

Provinsi Jawa Barat Yayasan Darmaloka (2005-2008) dan

pada waktu yang sama Penulis juga sekolah di SMAN 1 Cisarua, Bandung (2005-

2008). Pada tahun 2008 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur SNMPTN di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Imu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa di IPB Penulis aktif dalam berbagai kegiatan.

Dalam bidang organisasi penulis menjadi anggota LDK Al-Hurriyyah (2008-

2009), Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Mahasiswa FPIK (2009-2010),

Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa MPM-KM IPB (2009-2010),

Ketua Himpunan Profesi Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (2010-

2011), serta aktif dalam berbagai kepanitian di lingkungan kampus IPB. Dalam

bidang akademik penulis menjadi Asisten M.K. Pengantar Komputer

(2009/2010), Asisten M.K. Limnologi (2010/2011 dan 2011/2012), Asisten M.K.

Pencemaran Perairan dan Pengolahan Air Limbah (2010/2011). Dalam bidang

ekstrakulikuler penulis menjadi Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa se-

Jawa Barat dan DKI (2011), Mahasiswa Berprestasi ke-1 Departemen MSP

(2011), The Top 10th

Student of Limnology dalam acara The 3rd

World lake Student

Meeting, di Nevada-USA (2011), Delegasi Indonesia dalam acara The 14th

World

Lake Conference, di Texas-USA (2011). Selama kuliah penulis mendapatkan

beasiswa dari Pemda Prop. Jawa Barat (2008-2010), LAZ Al-Hurriyyah (2009),

Ummah Charity Fund (2010), Djarum Beasiswa Plus (2010-2011), BPWC PT.

Pembagkitan Jawa-Bali (2011), dan Karya Salemba Empat (2012).

Page 9: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viiix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

2.1. Waduk ....................................................................................................... 4

2.2. Kualitas Air ............................................................................................... 6

2.3. Kriteria dan Baku Mutu Air ....................................................................... 7

2.4. Pencemaran Air ......................................................................................... 8

2.6. Upaya pengendalian pencemaran ............................................................. 10

3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 11

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 11

3.2. Perolehan Data ........................................................................................ 11

3.2.1. Data primer................................................................................... 12

3.2.2. Data Sekunder .............................................................................. 12

3.3. Penentuan Stasiun ................................................................................... 12

3.4. Pengukuran kualitas air ........................................................................... 13

3.5. Analisis Data ........................................................................................... 13

3.5.1. Analisis deskriptif kualitas air ....................................................... 15

3.5.2. Indeks STORET ........................................................................... 15

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 18

4.1. Hasil ........................................................................................................ 18

4.1.1. Kondisi Umum Waduk Cirata ....................................................... 18

4.1.2. Nilai indeks STORET tiap stasiun ................................................ 20

a. Stasiun 1A (Muara Sungai Citarum) .......................................... 21

b. Stasiun 1B (Muara Sungai Cisokan) .......................................... 24

c. Stasiun 1C (Muara Sungai Cibalagung) ..................................... 26

d. Stasiun 1D (Muara Sungai Cikundul) ........................................ 27

e. Stasiun 2 (Tengah Waduk Cirata) .............................................. 28

f. Stasiun 3 (Batas zona KJA) ....................................................... 31

Page 10: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

g. Stasiun 4 (Outlet) ...................................................................... 34

4.1.3. Parameter kualitas air yang melebihi baku mutu ........................... 37

a. Sulfida (H2S) ............................................................................. 37

b. Amonia (NH3-N) ...................................................................... 37

c. Nitrit (NO2-N) ........................................................................... 38

d. Klorin Bebas (Cl2) .................................................................... 39

e. Oksigen terlarut/Dissolved Oxygen (DO) .................................. 39

g. Biological Oxygen Demand (BOD) ........................................... 40

h. Tembaga (Cu) ......................................................................... 411

i. Seng (Zn)................................................................................... 42

j. Timbal (Pb) ............................................................................... 42

4.1.4. Indeks STORET dengan dan tanpa parameter mikrobiologi .......... 43

4.2. Pembahasan ............................................................................................ 44

5. KESIMPULAN ............................................................................................ 52

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 52

5.2. Saran ................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

LAMPIRAN ..................................................................................................... 56

Page 11: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama dan koordinat stasiun pengamatan ....................................... 13

Tabel 2. Parameter dan metode analisis kualitas air (APHA 1989) ............... 14

Tabel 3. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

berdasarkan metode STORET ........................................................ 16

Tabel 4. Data morfometri Waduk Cirata ...................................................... 18

Tabel 5. Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) tahun 2011 .......................... 20

Tabel 6. Nilai indeks STORET Stasiun 1A secara temporal ......................... 22

Tabel 7. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 1A ... 24

Tabel 8. Nilai indeks STORET Stasiun 1B secara temporal .......................... 25

Tabel 9. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di stasiun 1B ... 27

Tabel 10. Nilai indeks STORET Stasiun 2 secara temporal .......................... 29

Tabel 11. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 2 ... 31

Tabel 12. Nilai indeks STORET Stasiun 3 secara temporal .......................... 32

Tabel 13. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di stasiun 3 .... 34

Tabel 14. Nilai indeks STORET Stasiun 4 secara temporal .......................... 35

Tabel 15. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 4 ... 37

Tabel 16. Nilai indeks STORET dengan dan tanpa parameter mikrobiologi 44

Page 12: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram alir perumusan masalah ............................................... 3

Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang

(Sumber: Goldman dan Horne 1983) .......................................... 4

Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel

di Waduk Cirata ......................................................................... 11

Gambar 4. Grafik perkembangan jumlah KJA tahun 1988-2011 .................. 19

Gambar 5. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 1A secara temporal ........... 23

Gambar 6. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 1B secara temporal ........... 26

Gambar 7. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 2 secara temporal ............. 30

Gambar 8. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 3 secara temporal ............. 33

Gambar 9. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 4 secara temporal ............. 36

Gambar 10. Grafik sulfida rata-rata secara spasial ....................................... 38

Gambar 11. Grafik amonia rata-rata secara spasial ...................................... 39

Gambar 12. Grafik nitrit rata-rata secara spasial .......................................... 39

Gambar 13. Grafik klorin bebas rata-rata secara spasial .............................. 40

Gambar 14. Grafik DO rata-rata secara spasial ............................................ 40

Gambar 15. Grafik DO rata-rata secara temporal ......................................... 41

Gambar 16. Grafik BOD rata-rata secara spasial ......................................... 41

Gambar 17. Grafik tembaga rata-rata secara spasial .................................... 42

Gambar 18. Grafik seng rata-rata secara spasial .......................................... 43

Gambar 19. Grafik timbal rata-rata secara spasial ........................................ 43

Gambar 20. Nilai indeks STORET tahun 2007-2011 ................................... 45

Gambar 21. Nilai indeks STORET tahun 2000-2011

(Sumber: Feriningtyas 2005) .................................................... 46

Gambar 22. Nilai indeks STORET secara spasial di Waduk Cirata .............. 47

Page 13: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi pengambilan contoh ...................................................... 57

Lampiran 2. Contoh perhitungan indeks STORET ....................................... 58

Lampiran 3. Nilai rata-rata konsentrasi (mg/L) parameter kualitas air ........... 63

Lampiran 4. Jenis dan jumlah industri yang beroperasi

di sepanjang DAS Citarum ....................................................... 63

Lampiran 5. Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) tahun 2011 ..................... 64

Lampiran 6. Tataguna Lahan (%) DAS Citarum Tahun 1994-2010 ............... 64

Page 14: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Waduk Cirata merupakan salah satu dari tiga waduk kaskade yang ada di

Provinsi Jawa Barat. Letaknya diantara Waduk Saguling (bagian hulu) dan

Waduk Ir.H. Djuanda (bagian hilir). Waduk Cirata dibangun di Daerah Aliran

Sungai Citarum (DAS) dengan luas 6200 ha, kedalaman maksimum 106 m, dan

terletak pada ketinggian 223 m di atas permukaan laut. Area genangan meliputi

tiga kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Bandung Barat, dan Purwakarta. Waduk

Cirata dibangun pada tahun 1987 yang diawali dengan proses penggenangan

selama satu tahun. Pembangunan Waduk Cirata bertujuan sebagai Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa-Bali.

Pemanfaatan Waduk Cirata semakin berkembang meliputi usaha budidaya

ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA), perikanan tangkap, wisata, dan

transportasi. Pemanfaatan tersebut memberikan pengaruh pencemaran dan

menurunnya kualitas air Waduk Cirata. Buruknya kualitas air dapat memberikan

dampak negatif terhadap aktivitas yang ada di dalam waduk seperti kematian

masal ikan budidaya KJA dan korosivitas pada peralatan turbin PLTA. Isu yang

berkembang saat ini mengenai sumber pencemaran Waduk Cirata adalah dari

limbah pakan KJA yang jumlahnya telah melebihi daya dukung yang telah

ditetapkan, namun Waduk Cirata juga menerima masukan dari berbagai sungai.

Terdapat sekitar 15 sungai yang bermuara di Waduk Cirata. Sungai tersebut dapat

memberikan pengaruh terhadap kondisi kualitas air dan pencemaran di Waduk

Cirata. Kondisi ini diperparah dengan tercemarnya DAS Citarum yang

memungkinkan untuk memberikan pengaruh terhadap kondisi kualitas air di

Waduk Cirata.

Menurut Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC 2011), Waduk Cirata telah

mengalami kerusakan yang cukup parah karena secara tidak langsung menerima

masukan berbagai macam limbah sepanjang DAS Citarum. Sumber pencemaran

sepanjang DAS Citarum berasal dari buangan limbah domestik, kegiatan industri,

dan limpasan (run off) dari lahan pertanian. Air limbah yang dihasilkan dari

kegiatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran seperti meningkatnya

Page 15: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

2

kandungan unsur hara, bahan organik, dan logam berat di perairan. Berdasarkan

permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian terhadap tingkat pencemaran

perairan pada beberapa muara sungai serta zona pemanfaatan di Waduk Cirata,

sehingga dapat diidentifikasi sumber pencemaran yang menyebabkan kondisi

perairan Waduk Cirata semakin memburuk.

1.2. Perumusan Masalah

Saat ini Waduk Cirata telah mengalami degradasi yang sangat serius,

diindikasikan oleh menurunnya kualitas dan kuantitas air disertai dengan

meningkatnya pencemaran. Sumber pencemaran dari kegiatan dalam dan luar

waduk dapat meningkatkan beban masukan bahan organik, unsur hara, mineral,

padatan, serta logam berat sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kualitas

air Waduk Cirata. Secara internal, Waduk Cirata dipengaruhi oleh kegiatan-

kegiatan yang ada di dalam waduk seperti aktivitas KJA, wisata perahu, restoran

apung, dan transportasi. Secara eksternal, Waduk Cirata mendapatkan pengaruh

yang berasal dari sungai serta tataguna lahan di bagian hulu. Penurunan kualitas

air serta meningkatnya pencemaran memiliki dampak negatif terhadap fungsi dan

pemanfaatan waduk.

Semakin menurunnya kualitas air, perlu dilakukan kajian tingkat

pencemaran dari muara sungai hingga outlet Waduk Cirata untuk mengetahui

sumber pencemaran yang paling berpengaruh terhadap penurunan kualitas air.

Parameter pencemaran yang diamati meliputi parameter fisika, kima, dan biologi

perairan. Stasiun pengamatan yang diamati adalah Muara Citarum, Cisokan,

Cikundul, Cibalagung, bagian tengah waduk, batas zona KJA, dan outlet.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status mutu air dan tingkat

pencemaran perairan di Waduk Cirata serta mengidentifikasi sumber-sumber

pencemaran yang masuk ke perairan Waduk Cirata.

Page 16: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

3

Gambar 1. Diagram alir perumusan masalah

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sumber

pencemaran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan

dalam menentukan kebijakan pengelolaan perairan Waduk Cirata.

Sumber pencemaran dari

dalam Waduk Cirata :

Aktivitas KJA

Restoran apung

Wisata perahu

Transportasi

Sumber pemcemaran dari

luar Waduk Cirata :

Daerah Aliran Sungai

Tata guna lahan

Kualitas air

Waduk Cirata

Parameter

kunci

pencemaran

Tingkat

Pencemaran

Perairan Waduk

Cirata

Page 17: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waduk

Waduk merupakan badan air tergenang yang dibuat dengan cara

membendung sungai, umumnya berbentuk memanjang mengikuti bentuk dasar

sungai sebelum dijadikan waduk. Terdapat tiga bagian dalam suatu badan waduk

yaitu riverin, transisi, dan lakustrin. Zona riverin dicirikan oleh aliran yang lebih

deras dan residence time yang lebih pendek. Zona transisi dicirikan dengan

berkurangnya kecepatan aliran dan meningkatnya residence time. Zona lakustrin

berada paling dekat dengan dam dan biasanya memiliki residence time yang lebih

panjang. Setiap zona memiliki karakteristik dan proses fisika, kimia, maupun

biologi yang berbeda (Wetzel 2001).

Waduk merupakan wadah penampungan air yang menerima berbagai

masukan nutrisi, padatan, dan bahan kimia toksik yang akhirnya mengendap di

dasar. Penampungan bahan-bahan tersebut berlangsung bertahun-tahun, sehingga

menyebabkan proses pendangkalan (Darmono 2001). Waduk yang merupakan

bendungan dari sungai menjadi perangkap sedimen yang besar dari seluruh

masukan sungai (Cole 1988). Perairan waduk biasanya memiliki stratifikasi

akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolom air. Menurut

keberadaan cahayanya zonasi perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu zonasi

litoral, limnetik, dan profundal (Goldman dan Horne 1983 ).

Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang

(Sumber: Goldman dan Horne 1983)

Page 18: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

5

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Waduk

atau embung adalah salah satu sumber air yang menunjang kehidupan dan

kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Air waduk digunakan untuk berbagai

keperluan seperti sumber baku air minum, irigasi, pembangkit listrik, dan

perikanan. Pembangunan waduk besar di Indonesia sampai tahun 1995 lebih

kurang terdapat 100 waduk yang sebagian besar berlokasi di Pulau Jawa, salah

satu di antaranya adalah Waduk Cirata (Puslitbang SDA 2004).

Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari tiga waduk kaskade Daerah

Aliran Sungai (DAS) Citarum. Waduk Cirata memiliki luas area sebesar 7.111

Ha dengan luas genangan 6.200 Ha dan daya tampung sebesar 2.165 juta m3 (UP

Cirata 2008). Waduk Cirata terletak diantara dua waduk lainnya, yaitu Waduk

Saguling di bagian hulu dan Waduk Ir.H. Djuanda di bagian hilir. Secara

geografis, Waduk Cirata terletak pada koordinat 107o14’15” – 107

o22’03” LS dan

06o41’30” – 06

o48’07” BT. Secara administratif, Waduk Cirata meliputi tiga

kabupaten di wilayah Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta,

dan Cianjur. Sumber masukan air berasal dari Sungai Citarum atau outlet Waduk

Saguling dan 14 sungai lainnya seperti Cisokan, Cibalagung, Cikundul, Gado

Bangkong, Cilagkap, Cicendo, Cilandak, Cibakom, Cinangsi, Cimareuwah,

Cimeta, Cihujang, Cihea, dan Cibodas (BPCW 2011).

Waduk Cirata dibangun pada tahun 1987 yang diawali dengan proses

penggenangan selama satu tahun. Pembangunan Waduk Cirata bertujuan sebagai

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa-

Bali. Namun saat ini pemanfaatan waduk terus berkembang mulai dari kegiatan

perikanan budidaya, perikanan tangkap, restoran apung, dan pariwisata.

Perkembangan perikanan budidaya dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA)

di Waduk Cirata mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Pada sensus

tahun 2011 yang dilakukan BPWC, jumlah KJA adalah 53.031 petak, padahal

batas maksimal yang diperbolehkan yakni hanya sebanyak 12.000 petak sesuai

SK Gub. Jawa Barat No. 41 Tahun 2002 (BPWC 2011).

Page 19: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

6

2.2. Kualitas Air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 Tahun 1990 menyatakan

bahwa “kualitas air adalah sifat dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa

parameter, yaitu fisika (suhu, kekeruhan, padatan, dan sebagainya), parameter

kimia (pH, DO, BOD, kadar logam, dan sebagainya), parameter biologi

(keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya)”. Air merupakan sumberdaya

alam yang diperlukan untuk menunjang kehidupan. Oleh karena itu, sumberdaya

air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua

mahkluk hidup (Effendi 2003). Salah satu sumberdaya air yang perlu di

perhatikan kelestariannya adalah Daerah Aliran Sungai (DAS).

DAS Citarum terletak di Jawa Barat melintasi 10 kabupaten/kota dengan

panjang sungai sekitar 350 km yang mengalir dari Gunung Wayang dan bermuara

di pantai utara Jawa. Sungai Citarum berperan penting bagi kehidupan sosial

ekonomi masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk sumber baku air minum,

irigasi pertanian, perikanan, dan PLTA (Bappenas 2010). Saat ini DAS Citarum

telah mengalami degradasi yang sangat serius, menurunnya kualitas dan kuantitas

air disertai dengan meningkatnya pencemaran. Pencemaran berasal dari industri,

pemukiman, pertanian dan peternakan. Selain pencemaran dari luar, Sungai

Citarum juga mendapatkan limbah organik yang berasal dari aktivitas KJA dari

waduk Saguling, Cirata, dan Djuanda (Garno 2001). Pasokan air Waduk Cirata

sebagian besar diperoleh dari DAS Citarum yang juga dimanfaatkan sebagai

sumber pembuangan limbah dari berbagai kegiatan pertanian, industri, dan

pemukiman (BPWC 2011).

Hasil evaluasi kondisi kualitas air Waduk Cirata selama periode 2000-

2004 menggunakan indeks STORET, status mutu air berada pada kisaran status

tercemar sedang sampai tercemar buruk. Penelitian tersebut menggunakan 17

parameter kualitas air fisika dan kimia. Nilai indeks STORET menurut baku

mutu Peraturan Daerah Jawa Barat No.39 Tahun 2000 Golongan C (peruntukan

perikanan) berada pada kisaran tercemar sedang hingga tercemar berat. Nilai

tertinggi sebesar -28 (status tercemar sedang) pada tahun 2001 dan skor terendah

sebesar -52 (status tercemar buruk) pada tahun 2004. Parameter-parameter

Page 20: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

7

kualitas air yang melampaui baku mutu secara umum adalah BOD, COD, TSS,

sulfida, amonia, merkuri, kadmium, tembaga, dan timbal (Feriningtyas 2005).

Penelitian kualitas air lain yang dilakukan di Waduk Cirata terhadap jumlah KJA

yang telah melebihi daya dukung, menyimpukan adanya pencemaran bahan

organik yang disebabkan oleh aktivitas KJA (Oktaviana 2007).

Waduk Cirata telah mengalami eutrofikasi karena tercemar oleh nutrien

dari berbagai sumber seperti pemukiman, industri, pertanian, dan perikanan.

Komunitas plankton perairan Waduk Cirata didominasi oleh Cyanophyceae

terutama Mycrocytstis sp. dan Oscillatoria sp., yakni jenis fitoplankton yang

selalu mendominasi perairan yang tercemar nutrien (Garno 2002). Tingkat

kesuburan perairan berdasarkan konsentrasi fosfat, perairan Waduk Cirata telah

mencapai tingkat kesuburan eutrofik hingga hipereutrofik, hal ini disebabkan oleh

tingginya pencemaran organik dari KJA (Purnamaningtyas dan Tjahjo 2008).

Tingginya nilai konsentrasi klorofil-a dan total N di perairan Waduk Cirata

menyebabkan terganggunya pertumbuhan ikan (Komarawidjaya et al. 2005).

Analisis kualitas air di Waduk Ir.H. Djuanda pada tahun 2007

menunjukkan adanya pencemaran karena beberapa parameter kualitas air sudah

tidak memenuhi baku mutu untuk air golongan B (bahan baku air minum) dan C

(perikanan). Rendahnya kualitas air di Waduk Ir.H. Djuanda diduga berasal dari

tercemarnya perairan Waduk Cirata yang menjadi sumber masukan air untuk

Waduk Ir.H. Djuanda (Rikardi 2008).

2.3. Kriteria dan Baku Mutu Air

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001

tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pasal 1 butir 9

menyebutkan bahwa baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup,

zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaaanya di dalam air. Selanjutnya pasal 8 dari peraturan

tersebut menetapkan klasifikasi mutu air menjadi empat kelas, yaitu sebagai

berikut.

Page 21: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

8

a) Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,

dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

b) Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

c) Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

d) Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Barat No.39 Tahun 2000 tentang

peruntukan air dan baku mutu air pada Sungai Citarum dan anak-anak sungainya

di Jawa Barat, terdapat penggolongan mutu air sebagai berikut.

a) Golongan A, air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b) Golongan B, air yang dapat digunakan sebagai baku air minum.

c) Golongan C, air yang dapat digunakan untuk perikanan dan peternakan.

d) Golongan D, air yang digunakan untuk pertanian dan dapat dimanfaatkan

untuk usaha perkotaan, industri, dan PLTA.

2.4. Pencemaran Air

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001,

pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga

kualitas air menurun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat

berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air diakibatkan oleh

masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut,

Page 22: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

9

dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya

melalui atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah domestik dan

perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain-lain (Wardhana 2004).

Sumber-sumber pencemaran secara umum dapat dikategorikan menjadi

point dan non-point source. Sumber pencemaran yang termasuk kategori point

source terpenting berasal dari kegiatan industri, namun jenis dan jumlah bahan

pencemar yang dibuang ditentukan oleh jenis kegiatannya. Point source relatif

lebih mudah dikendalikan karena limbah yang dihasilkan dapat ditampung

terlebih dahulu, dilakukan pengolahan kemudian di buang. Sumber pencemaran

non-point source tidak mudah diidentifikasi karena berasal dari bebagai sumber

aliran kecil, sehingga limbah yang mengalir dari permukaan perkotaan maupun

pedesaan seperti kegiatan pertanian dalam praktiknya lebih sulit untuk ditampung

dan diolah terlebih dahulu (Effendi 2003).

Secara garis besar terdapat dua cara masuknya pencemaran kedalam

perairan yaitu secara alami dan melalui kegiatan manusia. Sebagian besar

pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan manusia terjadi di dalam atau dekat

daerah pemukiman atau area industri (Mukhtasor 2007). Polutan antropogenik

adalah polutan yang masuk ke badan air akibat aktivitas manusia, misalnya

kegiatan domestik, kegiatan urban, maupun kegiatan industri (Effendi 2003).

Industri tekstil menghasilkan limbah cair berwarna yang dapat menyebabkan

pencemaran dan bersifat racun bagi biota perairan. Selain itu limbah tekstil juga

menyebabkan meningkatnya konsentrasi COD dan amonia bebas (Pratiwi 2010).

Secara spesifik terdapat lima jenis bahan yang berpotensial sebagai bahan

pencemar bagi perairan, yaitu bahan organik, bahan anorganik, mikroorganisme

patogen, substansi radio aktif, dan limbah panas (Mukhtasor 2007). Jenis

pencemaran air yang paling banyak ditemukan biasanya pencemaran

mikroorganisme, bahan anorganik dari nutrisi tanaman, limbah organik, bahan

pencemar kimia anorganik, bahan pencemar kimia organik, sedimen dan bahan

tersuspensi, serta substansi radio aktif (Darmono 2001).

Page 23: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

10

2.6. Upaya pengendalian pencemaran

Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, upaya

konservasi sumber daya air khususnya terkait dengan pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air yang juga dimuat dalam Peraturan Pemerintah No.

82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Air, bahwa upaya pengendalian pencemaran air adalah mengendalikan kualitas air

masukan ke badan air penampung yang dalam hal ini adalah sungai, danau, dan

waduk serta air tanah. Prinsip dasar pengendalian pencemaran air adalah

melakukan reduksi kadar atau beban pencemaran sampai dengan tingkat baku

mutu limbah cair (effluent standard) yang ditetapkan, atau diversifikasi kegiatan

dengan menggunakan peralatan yang menghasilkan limbah cair sedikit, ataupun

menggunakan sistem industri bersih, mengurangi perluasan atau peningkatan

sistem produksi industri, serta revitalisasi infrastruktur pengendalian pencemaran

air yang telah ada.

.

Page 24: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

11

3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat

107o14’15”- 107

o22’03” LS dan 06

o41’30”-06

o48’07” BT. Lokasi pengambilan

sampel disajikan pada Gambar 3. Pengambilan sampel air dilaksanakan pada 14

Februari 2012 dan analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian

Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Padjajaran, Bandung.

Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

3.2. Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring kualitas air

Waduk Cirata yang dilakukan oleh BPWC tahun 1989. Monitoring dilakukan

setiap tiga bulan. Pada penelitian ini ditambahkan dua stasiun pengamatan baru

yaitu Muara Sungai Cibalagung dan Cikundul.

Page 25: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

12

3.2.1. Data primer

Data primer didapat dengan menggunakan metode survei lapangan dan

pengambilan contoh. Pengambilan contoh dilakukan bersama tim dari BPWC

sebanyak 7 stasiun pengamatan. Data yang diambil meliputi parameter fisika,

kimia, dan biologi air. Beberapa parameter kualitas fisika dan kimia diukur secara

langsung (in situ) dan parameter yang lain dianalisis di Laboratorium Pusat

Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Padjajaran, Bandung.

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data parameter kualitas air

fisika, kimia, dan biologi Waduk Cirata selama lima tahun terakhir mulai tahun

2007 periode 1 sampai tahun 2011 periode 4. Data tersebut merupakan hasil

pemantauan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) setiap

tiga bulan. Pemantauan kualitas air dilakukan empat kali dalam setahun. Periode

pertama mewakili bulan Januari-Februari, periode kedua mewakili bulan April-

Mei, periode ketiga mewakili bulan Juli-Agustus, dan periode keempat mewakili

pada akhir tahun yaitu bulan Oktober-November.

3.3. Penentuan Stasiun

Penentuan stasiun secara horizontal sebanyak tujuh titik pengamatan dengan

tiga kedalaman di perairan waduk. Distribusi horizontal diamati pada inlet (muara

sungai), tengah waduk (zona pemanfaatan KJA), dan outlet waduk (sebelum

turbin PLTA). Penentuan posisi dari lokasi pengambilan contoh dilakukan

dengan GPS (Global Positioning System) Receiver Garmin Vista C. Koordinat

pengambilan contoh dapat dilihat pada Tabel 1.

Pengamatan secara vertikal dilakukan pada tiga kedalaman, yaitu

permukaan, kedalaman 5 meter, dan kedalaman dekat dasar. Hal ini dilakukan

agar contoh dapat mewakili berbagai lapisan pada setiap kedalaman. Lapisan

permukaan menggambarkan kondisi kualitas air pada lapisan eufotik atau lapisan

yang masih mendapatkan banyak cahaya matahari. Secara fungsional, lapisan

permukaan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas seperti KJA, wisata, dan

Page 26: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

13

transportasi. Lapisan kedalaman 5 meter menggambarkan kondisi kualitas air

pada lapisan batas kedalaman jaring KJA. Lapisan kedalaman dekat dasar

diambil 2-3 meter di atas dasar menggambarkan kondisi kualitas air pada lapisan

yang sudah tidak lagi mendapatkan cahaya.

Tabel 1. Nama dan koordinat stasiun pengamatan Stasiun Nama lokasi Lintang Selatan Bujur Timur Kedalaman

1A Muara Citarum 107o 17’46,5” 06

o 47’13,7” 30 m

1B Muara Cisokan 107o 16’61,7” 06

o 46’01,6” 22 m

1C Muara Cibalagung 107o 15’33,4” 06

o 44’42,6” 10 m

1D Muara Cikundul 107o 14’73,7” 06

o 44’23,2” 3 m

2 Tengah Waduk Cirata 107o 16’61,7” 06

o 43’70,2” 60 m

3 Batas zona Pemanfaatan 107o 19’70,7” 06

o 42’40,4” 70 m

4 Outlet Waduk Cirata 107o 20’72,7” 06

o 41’50,1” 65 m

3.4. Pengukuran kualitas air

Pengukuran parameter kualitas air fisika, kimia, dan biologi dilakukan

secara in situ (langsung di lapangan) dan ex situ (di laboratorium). Parameter-

parameter yang diukur secara in situ adalah DO, pH, CO2, TDS, DHL, dan suhu.

Alat yang digunakan di lapangan terdiri atas Van Dorn water sampler,

thermometer, Secchi disc, conductivity meter, pH meter, botol Winkler, dan alat

titrasi, sedangkan parameter yang lainnya diukur di laboratorium. Contoh air

yang digunakan untuk pengukuran ex situ sebelumnya dilakukan penangan. Alat

dan instrumen yang digunakan di laboratorium antara lain alat gelas, turbidimeter,

BOD inkubator, single beam spectrophotometer, dan Atomic Absorption

Spectrophotometer (AAS) Model Simadzu AA-6300. Pengukuran parameter

kualitas air fisika, kimia, dan biologi mengikuti standar pengukuran kualitas air

Standar Method For Examination Water and Wastewater (APHA 1989) dan SNI

tahun 1990 pada Tabel 2.

3.5. Analisis Data

Analisis data kualitas air Waduk Cirata dilakukan dua pendekatan yaitu

analisis kualitas air berdasarkan perbandingan dengan baku mutu air secara

deskriptif dan analisis menggunakan metode STORET (Canter 1997 dalam PPRI

2001). Berikut adalah parameter-parameter kualitas yang yang dianalisis berserta

metode analisisnya.

Page 27: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

14

Tabel 2. Parameter dan metode analisis kualitas air (APHA 1989)

No Parameter Satuan Metoda Analisis Alat Keterangan

FISIKA

1 Temperatur 0C Pemuaian Termometer Primer

2 Total Disolve Solid

(TDS)

mg/L Gravimetrik Timbangan

analitik

Primer

3 Residu

Tersuspensi (TSS

mg/L Gravimetrik Timbangan

analitik

Sekunder

4 Kedalaman M Visual Tali ukur Primer

5 Kekeruhan NTU Refraksi cahaya Turbiditimeter Sekunder

6 Transparansi Cm Visual Secchi disk Primer

7 DHL mmhos/cm Potensiometrik Primer

KIMIA

8 BOD mg/L Inkubasi Botol gelap Primer

9 COD mg/L Reflux kalium

dikromat

Peralatan gelas Primer

10 pH - Elektroda pH Meter Primer

11 DO mg/L Modifikasi Winkler DO meter Primer

12 Posfat (PO4) mg/L Colorimetrik Spektrofotometer Primer SNI

M–52–1990–

03

13 Amonia (NH3-N) mg/L Nessler Spektrofotometer Primer

14 Nitrat (NO3) mg/L Bruncine Spektrofotometer Primer

15 Nitrit (NO2) mg/L Sulfanilamide Spektrofotometer Primer

16 Natrium (Na) mg/L Serapan atom AAS Sekunder

17 Kesadahan mg/L Kompleksometrik

EDTA

Peralatan gelas Sekunder

18 CO2 Bebas mg/L Tritasi asam basa Peralatan gelas Primer

19 Sulfida (H2S) mg/L Iodometri Peralatan gelas Primer

20 Cl Bebas mg/L Titrimetrik Peralatan gelas Sekunder

21 Arsen (As) mg/L serapan atom AAS Sekunder

22 Besi (Fe) mg/L serapan atom AAS Primer

23 Selenium (Se) mg/L serapan atom AAS Sekunder

24 Kadmium (Cd) mg/L serapan atom AAS Primer

25 Krom (VI) mg/L serapan atom AAS Sekunder

26 Tembaga (Cu) mg/L serapan atom AAS Primer

27 Timbal (Pb) ppb serapan atom AAS Primer

28 Nikel (Ni) mg/L serapan atom AAS Sekunder

39 Merkuri (Hg) mg/L serapan atom AAS Sekunder

30 Minyak dan

Lemak

mg/L Gravimetrik Timbangan

analitik

Sekunder SNI

M–68–1990–

03

31 Seng (Zn) mg/L serapan atom AAS Primer

32 Mangan (Mn) mg/L serapan atom AAS Sekunder

BIOLOGI

33 Fecal Coliform Jum/100 ml MPN Peralatan gelas Sekunder

34 Total Coliform Jum/100 ml MPN Peralatan gelas Sekunder

Page 28: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

15

3.5.1. Analisis deskriptif kualitas air

Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran Waduk

Cirata dengan membandingkan nilai konsentrasi hasil pengamatan dengan baku

mutu air menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000 Golongan C (untuk

keperluan perikanan) dan Golongan D (untuk keperluan PLTA) dan baku mutu air

menurut Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 Kelas III (untuk keperluan

perikanan) dan Kelas IV (untuk keperluan PLTA). Adapun tahapan analisis data

sebagai berikut.

a) Menghitung niai maksimum, minimum, dan rata-rata dari masing-masing

parameter pada setiap stasiun dan setiap tahun pengamatan selama periode

tahun 2007-2011 ditambah dengan hasil pengamatan langsung pada bulan

Februari 2012.

b) Menyajikan data dalam bentuk grafik yang berhubungan antara periode pada

tahun pengamatan atau stasiun lokasi pengamatan dengan nilai pencemaran,

dibandingkan terhadap baku mutu air menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39

Tahun 2000 Golongan C dan Golongan D dan baku mutu air menurut

Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 Kelas III dan Kelas IV.

3.5.2. Indeks STORET

Indeks STORET merupakan salah satu metode untuk menentukan status

mutu air. Indeks STORET dihitung dengan mengikutsertakan data analisis semua

parameter kualitas air yang diperoleh dan dibandingkan dengan baku mutu air

menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000 Golongan C (untuk keperluan

perikanan) dan Golongan D (untuk keperluan PLTA) dan baku mutu air menurut

Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 Kelas III (untuk keperluan perikanan)

dan Kelas IV (untuk keperluan PLTA). Perhitungan indeks STORET dilakukan

untuk mengetahui kualitas perairan setiap titik lokasi pengamatan sehingga akan

didapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kualitas perairan

tersebut. Penilaian indeks ini terdiri dari tiga kategori paramater kualitas air yang

nantinya dijumlahkan, yaitu parameter kualitas air fisika, kimia, dan biologi.

Penilaian setiap parameter dibedakan berdasarkan jumlah sampel, yaitu sampel di

bawah, sama dengan, atau di atas 10 kali pengambilan. Setiap parameter yang

Page 29: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

16

diukur dirata-ratakan dan didapatkan juga angka maksimum dan minimumnya.

Ketiga nilai tersebut kemudian dibandingkan nilai baku mutu untuk kemudian

diberi skor. Menurut Kepmen LH No.115 Tahun 2003 langkah-langkah

perhitungan indeks STORET adalah sebagai berikut:

1. Sajikan tabel analisis kualitas air yang memuat semua nilai-nilai hasil

pengukuran parameter fisika, kimia, dan biologi perairan. Kemudian

cantumkan nilai minimum, maksimum, dan rata-rata dari hasil pengukuran

masing-masing parameter pada tabel tersebut.

2. Pada tabel yang sama, dicantumkan pula nilai baku mutu untuk masing-

masing parameter sesuai peruntukannya. Baku mutu air adalah ukuran batas

atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus

ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.

3. Bandingkan nilai minimum, maksimum, dan rata-rata hasil pengukuran dari

masing-masing parameter terhadap nilai baku mutu yang telah ditetapkan.

4. Berikan skor terhadap masing-masing parameter di atas dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Skor nol (0), jika nilai-nilai parameter hasil pengukuran telah memenuhi

atau berada di bawah (≤) nilai baku mutu yang telah ditetapkan.

b. Skor (-1 s/d -9), jika nilai (minimal, maksimal, atau rata-rata parameter)

hasil pengukuran telah melewati (≥) nilai baku mutu yang telah

ditetapkan dan jumlah contoh air yang dianalisis kurang dari (<) 10.

c. Skor (-2 s/d -18), jika nilai (minimal, maksimal, atau rata-rata r) hasil

pengukuran telah melewati (≥) nilai baku mutu yang telah ditetapkan dan

jumlah contoh air yang dianalisis lebih sama dengan dari (≥) 10.

Tabel 3. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

berdasarkan metode STORET

Jumlah contoh Air Nilai Parameter Kelompok Parameter

Fisika Kimia Biologi

< 10

Maksimum -1 -2 -3

Minimum -1 -2 -3

Rata-rata -3 -6 -9

≥10

Maksimum -2 -4 -6

Minimum -2 -4 -6

Rata-rata -6 -12 -18

Sumber : Canter 1977 dalam Kepmen LH No.115 Tahun 2003

Page 30: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

17

5. Setelah masing-masing parameter memiliki nilai skor, lalu menjumlahkan

nilai-nilai dari seluruh parameter (fisika, kimia, dan biologi) dan

membandingkan jumlah tersebut terhadap klasifikasi mutu air berdasarkan

US-EPA sebagai berikut:

a. total skor = 0 (kualitas air tergolong sangat baik)

b. total skor -1 s/d -10 (kualitas air tergolong baik)

c. total skor -11 s/d -21 (kualitas air tergolong sedang)

d. total skor ≥ -31 (kualitas air tergolong buruk)

Nilai indeks STORET yang mendekati nol menggambarkan semakin baik

kualitas air yang diamati. Perincian sistem pemberian nilai bagi setiap nilai

minimum, maksimum, dan rata-rata masing-masing parameter fisika, kimia, dan

biologi bedasarkan jumlah contoh yang digunakan ditampilkan dalam Tabel 4.

Indeks STORET memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan indeks

kualitas air lainnya.

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003,

kelebihan indeks STORET adalah dapat menggabungkan banyak data parameter

kualitas air sehingga gambaran mengenai kualitas air akan lebih komprehensif dan

tidak terpaku pada parameter-parameter tertentu. Kekurangan yang dimiliki

adalah tidak adanya jumlah parameter tetap yang harus digunakan. Semakin

banyak parameter kualitas air yang digunakan dalam perhitungan indeks

STORET, maka akan semakin tepat gambaran kualitas air yang didapat. Contoh

perhitungan indeks STORET dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 31: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

18

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Kondisi Umum Waduk Cirata

Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk Daerah

Aliran Sungai (DAS) Citarum. Waduk Cirata terletak diantara dua waduk

lainnya, yaitu Waduk Saguling di bagian hulu dan Waduk Jatiluhur di bagian hilir.

Secara geografis, Waduk Cirata terletak pada koordinat 107o14’15” LS –

107o22’03” LS dan 06

o41’30” BT – 06

o48’07” BT. Secara administratif Waduk

Cirata termasuk ke dalam tiga kabupaten di wilayah Jawa Barat, yaitu Kabupaten

Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Cianjur. Waduk Cirata

dibangun pada tahun 1987 yang diawali dengan proses penggenangan selama satu

tahun. Sumber masukan air berasal dari outlet Waduk Saguling (Sungai Citarum)

dan 14 sungai lainnya seperti Cisokan, Cibalagung, Cikundul, Gado Bangkong,

Cilagkap, Cicendo, Cilandak, Cibakom, Cinangsi, Cimareuwah, Cimeta,

Cihujang, Cihea, dan Cibodas. Waduk Cirata memiliki luas area sebesar 7.111 ha

dengan luas genangan 6.200 ha dan daya tampung sebesar 2.165 juta m3 air

dengan elevasi maksimum pada ketinggian 221 m dpl (BPWC 2011). Beberapa

data morfometri Waduk Cirata dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data morfometri Waduk Cirata No Dimensi Nilai

1 Tinggi Bendungan 125 m

2 Panjang Bendungan 453,5 m

3 Elevasi muka air normal 220 m

4 Luas Permukaan 6.200 ha

5 Panjang Maksimum 14,3 km

6 Lebar Rata-rata 4,3 km

7 Kedalaman Maksimum 106 m

8 Kedalaman rata-rata 34,9 m

9 Keliling garis Pantai 181 km

10 Volume air maksimum 2,165 x 106 m

3

Sumber : Unit Pembangkitan Cirata (UP Cirata)

Waduk Cirata termasuk ke dalam jenis waduk serbaguna. Tujuan utama

pembangunan Waduk Cirata adalah sebagai Pembagkit Listrik Tenaga Air

Page 32: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

19

(PLTA) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di pulau Jawa dan Bali dengan

kapasitas pembangkit daya terpasang sebesar 1.008 MW. Namun saat ini

pemanfaatan waduk terus berkembang mulai dari kegiatan perikanan budidaya,

perikanan tangkap, restoran apung, dan pariwisata.

Perkembangan perikanan budidaya dengan sistem Keramba Jaring Apung

(KJA) di Waduk Cirata mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya.

Berdasarkan sensus yang dilakukan BPWC tahun 2011 jumlah KJA adalah 53.031

petak. Sementara batas maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 12.000

petak sesuai SK Gub. Jawa Barat No. 41 Tahun 2002. Grafik perkembangan

jumlah KJA dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik perkembangan jumlah KJA tahun 1988-2011

(Sumber: Gunawan et al. 2007)

Berdasarkan Gambar 4 terlihat adanya penambahan jumlah KJA dari tahun

1988 hingga tahun 2011. Pada tahun 1988 hingga tahun 1995, jumlah KJA masih

di bawah jumlah maksimum yaitu hanya berkisar antara 74-7.690 petak, namun

pada tahun 1996 hingga tahun 2011 tercatat bahwa jumlah KJA yang ada di

Waduk Cirata telah melebihi angka maksimum yang di perbolehkan. Jumlah KJA

berkurang dari tahun 1997 sebanyak 25.558 petak menjadi 17.447 petak pada

Page 33: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

20

tahun 1998, hal ini disebabkan oleh adanya krisis moneter yang melanda

Indonesia pada tahun 1998. Anggaran belanja negara tahun 1998/1999 terdapat

defisit anggaran yang besar, kondisi ini disebabkan oleh terpuruknya nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS (Tarmidi 1999). Peristiwa ini berdampak kepada

pengusaha-pengusaha KJA yang ada di Waduk Cirata selama krisis moneter

terjadi, namun dari pada itu setelah situasi ekonomi mulai membaik pada tahun

2001 hingga 2007 terjadi peningkatan jumlah KJA yang sangat pesat dari 30.429

petak menjadi 51.418 petak. Sementara itu pada tahun 2007 hingga 2011

peningkatan jumlah KJA tidak terlalu signifikan.

Semakin bertambahnya jumlah petak KJA ternyata tidak selalu berbanding

lurus dengan produksi ikan budidaya yang dihasilkan. Pada tahun 1988-1996

terlihat adanya peningkatan volume produksi seiring dengan bertambahnya petak

KJA, namun pada tahun 1997-2000 terlihat adanya penurunan volume produksi

yang disertai penambahan jumlah KJA.

Menurut Komarwidjaja et al. (2005) pertumbuhan ikan budidaya di Waduk

Cirata di kategorikan allometrik negatif yang artinya ikan lebih cepat panjang di

bandingkan beratnya. Kondisi seperti ini kurang menguntukan apabila digunakan

untuk tujuan budidaya. Pertumbuhan ikan terhambat karena fisiologis ikan

terganggu, nafsu makan turun, dan sakit. Kondisi ini diduga timbul dari

lingkungan yang tercemar bahan organik. Bahkan apabila pencemaran yang

terjadi lebih berat dan toksik tidak menutup kemungkinan terjadinya kematian

masal ikan. Jumlah KJA yang semakin meningkat akan memberikan pencemaran

terhadap lingkungan perairan yang ada di sekitarnya. Pencemaran dari budidaya

ikan dapat meningkatkan jumlah dan konsentrasi fosfor sebagai akibatnya akan

menyebabkan eutrofikasi perairan (Kibria et al. 1996).

4.1.2. Status mutu air tiap stasiun berdasarkan Indek STORET

Indeks STORET dapat menggambarkan secara menyeluruh tentang kondisi

umum kualitas air pada setiap stasiun. Data yang digunakan untuk menentukan

nilai indeks STORET adalah data parameter fisika dan kimia dari tahun 2007-

2012. Data parameter kualitas air hasil pengamatan dibandingkan dengan baku

mutu peruntukan perikanan dan peruntukan PLTA. Baik buruknya kualitas

Page 34: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

21

perairan dapat diketahui dengan melihat parameter-parameter apa saja yang tidak

memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Beberapa parameter kualitas air

seperti fecal coliform dan total coliform tidak diikutsertakan dalam perhitungan

karena data yang diperoleh kurang lengkap. Evaluasi kualitas air menggunakan

indeks STORET setiap stasiunnya sebagai berikut.

a. Stasiun 1A (Muara Sungai Citarum)

Stasiun 1A terletak pada koordinat 107o 17’47,6” LS dan 06

o 47’16,8” BT

di Muara Sungai Citarum. Stasiun ini merupakan inlet waduk dari Sungai

Citarum yang bermuara di Waduk Cirata dengan kedalaman 30 meter. Lokasi

titik sampling Stasiun 1A dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil perhitungan indeks

STORET di Stasiun 1A menunjukan bahwa status mutu air untuk kegiatan

perikanan berada pada kondisi tercemar buruk. Untuk kegiatan PLTA berada pada

kondisi tercemar ringan (Tabel 5 dan Gambar 5). Tercemarnya perairan di Stasiun

1A diduga berasal dari aktivitas dan pemanfaatan DAS Citarum di bagian hulu.

Tabel 5. Nilai indeks STORET Stasiun 1A secara temporal

Tahun Lapisan Golongan/Kelas

C* D* III** IV**

2007 permukaan -34 -10 -34 -10

(n=4) 5 meter -48 -8 -42 -8

dasar -50 -10 -52 -10

2008 permukaan -36 -4 -32 -4

(n=4) 5 meter -62 -4 -56 -4

dasar -62 -4 -58 -4

2009 permukaan -38 -2 -30 -2

(n=4) 5 meter -56 -4 -52 -4

dasar -66 -2 -58 -2

2010 permukaan -28 -2 -20 -2

(n=4) 5 meter -50 -2 -50 -2

dasar -46 -2 -44 -2

2011-2012 permukaan -50 -10 -36 -10

(n=5) 5 meter -62 -6 -48 -12

dasar -60 -4 -54 -4

Keterangan :

* Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 tahun 2000

** Baku mutu menurut PPRI No. 82 tahun 2001

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Page 35: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

22

(a)

(b)

(c)

Gambar 5. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 1A secara temporal

(a) permukaan, (b) 5 meter, (c) dasar (Gol. D berhimpit dengan Kelas IV)

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

Page 36: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

23

Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 5 terlihat bahwa grafik nilai indeks

STORET di Stasiun 1A (Muara Sungai Citarum) memiliki pola yang berbeda

pada setiap lapisan. Lapisan permukaan cenderung lebih baik dibandingkan

dengan lapisan pada kedalaman 5 meter dan dekat dasar. Nilai indeks STORET

tertinggi terdapat pada lapisan permukaan tahun 2010, sedangkan nilai terendah

terdapat pada lapisan dekat dasar tahun 2009. Kondisi saat ini pada tahun 2012 di

Stasiun 1A cenderung mengalami peningkatan pencemaran berdasarkan hasil nilai

indeks STORET dibandingkan dengan kondisi kualitas air pada lima tahun

terakhir dan berada pada stastus mutu air cemar berat. Parameter-parameter

kualitas air yang melampaui baku di Stasiun 1A disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 1A

Tahun Lapisan Parameter

H2S NH3 NO2-N Cl2 DO BOD COD Cu Zn Cd Pb Hg

2007

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ●

2008

permukaan

● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ●

● ● ● ●

dasar ●

● ● ● ●

● ● ● ●

2009

permukaan ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ● ● ● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

2010

permukaan

5 meter ●

● ● ● ●

dasar ●

● ● ● ●

● ●

2011-2012

permukaan ● ● ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ● ● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ●

● Parameter yang melebihi baku mutu

Berdasarkan Tabel 6 terlihat beberapa parameter kualitas air yang

melampaui baku mutu pada Stasiun 1A selama tahun 2007-2012 adalah sulfida,

amonia, nitrit, klorin bebas, oksigen terlarut (DO), BOD, tembaga, seng,

kadmium, dan timbal. Tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter tersebut

sehingga menimbulkan pencemaran di Stasiun 1A diduga bersumber dari

pencemran Sungai Citarum bagian hulu, aktivitas rumah tangga, pertanian di

sekitar muara, dan industri. DAS Citarum terdapat sekitar 394 industri yang

sebagian besar belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (Garno 2001).

Page 37: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

24

b. Stasiun 1B (Muara Sungai Cisokan)

Stasiun 1B terletak pada koordinat 107o 16’11,1” LS dan 06

o 46’03,1” BT

di Muara Sungai Cisokan. Stasiun ini merupakan inlet waduk dari Sungai Cisokan

atau Teluk Coklat yang bermuara di Waduk Cirata dengan kedalaman 22 meter.

Lokasi titik Sampling 1B dapat dilihat pada Lampiran 1. Terdapat trashboom

(penahan sampah) yang fungsinya untuk menahan sampah apung seperti kayu,

busa, plastik, dan eceng gondok yang berasal dari hulu Sungai Cisokan. Hasil

perhitungan indeks STORET di Stasiun 1B menunjukan bahwa status mutu air

untuk kegiatan perikanan berada pada kondisi tercemar buruk sedangkan untuk

kegiatan PLTA berada pada kondisi tercemar ringan. Tercemarnya perairan di

Stasiun 1B diduga berasal dari aktivitas dan pemanfaatan DAS Cisokan di bagian

hulu. Menurut Bappeda (2003) sepanjang DAS Cisokan selama sepuluh tahun

terakhir ini terdapat peralihan fungsi lahan dari hutan, pertanian, dan perkebunan

menjadi pemukiman (Lampiran 6). Nilai indeks STORET di Stasiun 1B secara

temporal disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 6.

Tabel 7. Nilai indeks STORET Stasiun 1B secara temporal

Tahun Lapisan Golongan/Kelas

C* D* III** IV**

2007 permukaan -30 0 -32 0

(n=4) 5 meter -38 -8 -40 -8

dasar -40 -4 -40 -4

2008 permukaan -40 -2 -32 -2

(n=4) 5 meter -46 0 -42 0

dasar -62 -4 -58 -4

2009 permukaan -40 -2 -32 -2

(n=4) 5 meter -56 -4 -48 -4

dasar -54 -2 -46 -2

2010 permukaan -38 -2 -30 -2

(n=4) 5 meter -44 -2 -42 -2

dasar -46 -8 -46 -8

2011-2012 permukaan -42 -2 -34 -2

(n=5) 5 meter -42 -4 -36 -4

dasar -52 -4 -46 -4

Keterangan :

* Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000

** Baku mutu menurut PPRI No. 82 Tahun 2001

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Page 38: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

25

(a)

(b)

(c)

Gambar 6. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 1B secara temporal

(a) permukaan, (b) 5 meter, (c) dasar (Gol. D berhimpit dengan Kelas IV)

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

Page 39: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

26

Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 6 terlihat bahwa grafik nilai indeks

STORET di Stasiun 1B memiliki pola yang berbeda pada setiap lapisan. Lapisan

permukaan cenderung lebih baik dibandingkan dengan lapisan pada kedalaman 5

meter dan dekat dasar. Nilai indeks STORET tertinggi terdapat pada lapisan

permukaan tahun 2007, sedangkan nilai terendah terdapat pada lapisan dekat dasar

tahun 2008. Kondisi saat ini pada tahun 2012 di Stasiun 1B cenderung

mengalami penurunan pencemaran berdasarkan hasil nilai indeks STORET

dibandingkan dengan kondisi kualitas air pada tahun 2008 dan 2009, namun

masih berada pada status mutu air cemar sedang hingga berat. Parameter-

parameter kualitas air yang melampaui baku di Stasiun 1B disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di stasiun 1B

Tahun Lapisan Parameter

H2S NH3 NO2-N Cl2 DO BOD COD Cu Zn Cd Pb Hg

2007

permukaan ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

2008

permukaan

● ●

5 meter ●

● ●

● ●

dasar ●

● ● ● ●

● ● ● ●

2009

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ● ● ● ● ●

● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

2010

permukaan ● ●

5 meter ● ● ● ● ●

dasar ●

● ● ● ●

2011-

2012

permukaan ● ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

● Parameter yang melebihi baku mutu

Berdasarkan Tabel 8 terlihat beberapa parameter kualitas air yang

melampaui baku mutu pada Stasiun 1B selama tahun 2007-2012 adalah sulfida,

amonia, nitrit, klorin bebas, oksigen terlarut (DO), BOD, tembaga, seng,

kadmium, timbal dan merkuri. Tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter

tersebut diduga bersumber dari pencemran Sungai Cisokan bagian hulu, aktivitas

rumah tangga, pertanian di sekitar muara, dan pemukiman. Lahan di sekitar

Sungai Cisokan saat ini telah berubah fungsi dari pertanian menjadi pemukiman.

Page 40: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

27

c. Stasiun 1C (Muara Sungai Cibalagung)

Stasiun 1C terletak pada koordinat 107o 15’33,4” LS dan 06

o 44’42,6” BT

di Muara Sungai Cibalagung. Stasiun ini merupakan inlet waduk dari Sungai

Cibalagung yang bermuara di Waduk Cirata dengan kedalaman 10 meter.

Terdapat beberapa aktivitas di sekitar Muara Sungai Cibalagung, diantaranya

pemukiman, pertanian, rumah makan, dan daerah wisata perahu air. Lokasi titik

sampling 1C dapat dilihat pada Lampiran 1. Pemantauan kualitas air di stasiun

1C baru dilakukan satu kali pada bulan Februari 2012. Oleh karena itu pada

stasiun ini tidak dapat dihitung nilai indeks STORET.

Berdasarkan hasil pemantauan pertama di Stasiun 1C, terdapat beberapa

parameter yang melebihi baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 tahun

2000 untuk golongan C, D dan Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 untuk

kelas III, IV. Parameter yang melebihi baku mutu untuk kegiatan perikanan

adalah sulfida, amonia, oksigen terlarut, dan BOD, sedangkan untuk kegiatan

PLTA tidak terdapat parameter yang melebihi nilai baku mutu.

d. Stasiun 1D (Muara Sungai Cikundul)

Stasiun 1D terletak pada koordinat 107o 14’73,7” LS dan 06

o 44’23,2” BT

di muara Sungai Cikundul. Kondisi stasiun ini merupakan inlet waduk dari Sungai

Cikundul yang bermuara di Waduk Cirata memiliki kedalaman 3 meter. Terdapat

beberapa aktivitas di sekitar muara sungai Cikundul, diantaranya pemukiman,

pertanian, dan pertambangan pasir. Lokasi titik sampling 1D dapat dilihat pada

Lampiran 1. Pemantauan kualitas air di stasiun 1D baru dilakukan satu kali pada

bulan Februari 2012. Oleh karena itu pada stasiun ini tidak dapat dihitung nilai

indeks STORET.

Berdasarkan hasil pemantauan pertama di Stasiun 1D, terdapat beberapa

parameter yang melebihi baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 tahun

2000 untuk golongan C, D dan Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 untuk

kelas III, IV. Parameter yang melebihi baku mutu untuk kegiatan perikanan

adalah amonia dan klorin bebas, sedangkan untuk kegiatan PLTA tidak terdapat

parameter yang melebihi nilai baku mutu.

Page 41: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

28

e. Stasiun 2 (Tengah Waduk Cirata)

Stasiun 2 terletak pada koordinat 107o 16’61,7” LS dan 06

o 43’70,2” BT di

tengah Waduk Cirata. Stasiun ini merupakan zona pemanfaatan untuk aktivitas

KJA, perikanan tangkap, lalu lintas wisata perahu, dan lain-lain. Jumlah KJA pada

stasiun ini termasuk kedalam kategori cukup padat. Lokasi stasiun 2 dapat dilihat

pada Lampiran 1. Hasil perhitungan indeks STORET di Stasiun 2 menunjukan

bahwa status mutu air untuk kegiatan perikanan berada pada kondisi tercemar

tercemar buruk sedangkan untuk kegiatan PLTA berada pada kondisi tercemar

ringan. Tercemarnya perairan di Stasiun 2 diduga berasal dari aktivitas

pemanfaatan KJA dan rumah tangga. Aktivitas KJA menghasilkan limbah organik

dari pakan ikan yang tidak termakan dan feses ikan sisa metabolisme, sedangkan

aktivitas rumah tangga berasal dari sisa-sisa makanan dan sampah rumah tangga

lainnya dari para pekerja KJA yang berada di rumah apung. Nilai indeks STORET

di Stasiun 2 secara temporal disajikan pada Tabel 9 dan Gambar 7.

Tabel 9. Nilai indeks STORET Stasiun 2 secara temporal

Tahun Lapisan Golongan/Kelas

C* D* III** IV**

2007 permukaan -44 -4 -46 -4

(n=4) 5 meter -48 0 -48 0

dasar -54 -2 -56 -2

2008 permukaan -42 -2 -44 -2

(n=4) 5 meter -44 -2 -38 -2

dasar -60 -2 -56 -2

2009 permukaan -38 -4 -36 -4

(n=4) 5 meter -50 -4 -46 -4

dasar -66 -4 -64 -4

2010 permukaan -32 0 -32 0

(n=4) 5 meter -38 -2 -38 -2

dasar -46 -2 -46 -2

2011-2012 permukaan -56 -4 -48 -4

(n=5) 5 meter -50 -4 -58 -6

dasar -66 -4 -64 -4

Keterangan :

* Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000

** Baku mutu menurut PPRI No. 82 Tahun 2001

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Page 42: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

29

(a)

(b)

(c)

Gambar 7. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 2 secara temporal

(a) permukaan, (b) 5 meter, (c) dasar (Gol. D berhimpit dengan Kelas IV)

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

Page 43: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

30

Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 7 terlihat bahwa grafik nilai indeks

STORET di Stasiun 2 memiliki pola yang berbeda pada setiap lapisan. Lapisan

permukaan cenderung lebih baik dibandingkan dengan lapisan pada kedalaman 5

meter dan dekat dasar. Nilai indeks STORET tertinggi terdapat pada lapisan

permukaan tahun 2010, sedangkan nilai terendah terdapat pada lapisan dekat dasar

tahun 2009. Tahun 2012 di Stasiun 2 mengalami peningkatan pencemaran

berdasarkan hasil nilai indeks STORET dibandingkan dengan kondisi kualitas air

pada tahun 2010 dan berada pada status mutu air cemar berat. Parameter-

parameter kualitas air yang melampaui baku di Stasiun 2 disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 2

Tahun Lapisan Parameter

H2S NH3 NO2-N Cl2 DO BOD COD Cu Zn Cd Pb Hg

2007

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ●

● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

2008

permukaan ●

● ● ● ●

5 meter ●

● ●

● ●

dasar ●

● ● ●

● ● ● ●

2009

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ● ● ● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

2010

permukaan ●

● ●

5 meter ●

● ●

dasar ●

● ● ●

2011-

2012

permukaan ● ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

● Parameter yang melebihi baku mutu

Berdasarkan Tabel 10 terlihat beberapa parameter kualitas air yang

melampaui baku mutu pada Stasiun 2 selama tahun 2007-2012 adalah sulfida,

amonia, nitrit, klorin bebas, oksigen terlarut (DO), BOD, tembaga, seng,

kadmium, timbal dan merkuri. Tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter

tersebut sehingga menimbulkan pencemaran di Stasiun 2 diduga bersumber dari

pencemaran aktivitas KJA. Waduk Cirata mendapatkan beban pencemaran

organik dari aktivitas KJA sebesar 425 ton organik/hari (Garno 2001).

Page 44: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

31

f. Stasiun 3 (Batas zona KJA)

Stasiun 3 terletak pada koordinat 107o 19’70,7” LS dan 06

o 42’40,4” BT di

batas zona pemanfaatan KJA Waduk Cirata. Stasiun ini merupakan ujung zona

pemanfaatan yang ada di Waduk Cirata dari aktivitas KJA, perikanan tangkap,

lalu lintas wisata perahu, dan pemanfaatan lainnya. Terdapat trashboom yang

memisahkan antara zona pemanfaatan dan zona bahaya untuk kegiata PLTA

Cirata. Lokasi titik sampling Stasiun 3 dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil

perhitungan indeks STORET di Stasiun 3 menunjukan bahwa status mutu air

untuk kegiatan perikanan berada pada kondisi tercemar sedang sampai tercemar

buruk. Untuk kegiatan PLTA berada pada kondisi tercemar ringan. Tercemarnya

perairan di Stasiun 3 diduga berasal dari akumulasi pencemaran aktivitas

pemanfaatan KJA dan masukan dari sungai. Nilai indeks STORET di Stasiun 3

secara temporal disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 8.

Tabel 11. Nilai indeks STORET Stasiun 3 secara temporal

Tahun Lapisan Golongan/Kelas

C* D* III** IV**

2007 permukaan -38 -10 -38 -10

(n=4) 5 meter -40 -2 -40 -2

dasar -52 -2 -54 -2

2008 permukaan -36 -4 -32 -4

(n=4) 5 meter -54 -8 -48 -8

dasar -66 -8 -62 -8

2009 permukaan -32 -2 -32 -2

(n=4) 5 meter -44 -2 -38 -2

dasar -56 -2 -48 -2

2010 permukaan -30 0 -30 0

(n=4) 5 meter -52 -2 -52 -2

dasar -48 -2 -48 -2

2011-2012 permukaan -38 -4 -32 -4

(n=4) 5 meter -46 -2 -40 -2

dasar -54 -2 -46 -2

Keterangan :

* Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000

** Baku mutu menurut PPRI No. 82 Tahun 2001

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Page 45: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

32

(a)

(b)

(c)

Gambar 8. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 3 secara temporal

(a) permukaan, (b) 5 meter, (c) dasar (Gol. D berhimpit dengan Kelas IV)

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

Page 46: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

33

Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 8 terlihat bahwa grafik nilai indeks

STORET di Stasiun 3 memiliki pola yang berbeda pada setiap lapisan. Lapisan

permukaan cenderung lebih baik di bandingkan dengan lapisan pada kedalaman 5

meter dan dekat dasar. Nilai indeks STORET tertinggi terdapat pada lapisan

permukaan tahun 2010, sedangkan nilai terendah terdapat pada lapisan dekat dasar

tahun 2008. Kondisi saat ini pada tahun 2012 di Stasiun 3 berada pada status

mutu air cemar berat dan cenderung mengalami peningkatan pencemaran

dibandingkan dengan kondisi kualitas air pada tahun 2010. Parameter kualitas air

yang melampaui baku di Stasiun 3 disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di stasiun 3

Tahun Lapisan Parameter

H2S NH3 NO2-N Cl2 DO BOD COD Cu Zn Cd Pb Hg

2007

permukaan ● ● ● ● ● ● ● ● ●

5 meter

● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ●

2008

permukaan

● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ● ● ● ●

dasar ●

● ● ●

● ● ● ●

2009

permukaan ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ●

● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ●

2010

permukaan ●

5 meter ●

● ● ● ●

dasar ●

● ● ● ●

2011-

2012

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter

● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ●

● Parameter yang melebihi baku mutu

Berdasarkan Tabel 12 terlihat beberapa parameter kualitas air yang

melampaui baku mutu pada Stasiun 3 selama tahun 2007-2012 adalah sulfida,

amonia, nitrit, klorin bebas, oksigen terlarut (DO), BOD, COD, tembaga, seng,

kadmium, timbal dan merkuri. Tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter

tersebut sehingga menimbulkan pencemaran di Stasiun 3 diduga bersumber dari

pencemaran aktivitas KJA serta akumulasi pencemaran dari berbagai sungai yang

menjadi inlet waduk Cirata.

Page 47: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

34

g. Stasiun 4 (Outlet)

Stasiun 4 terletak pada koordinat 107o 20’72,7” LS dan 06

o 41’50,1” BT di

daerah intake DAM atau daerah pengeluaran air untuk produksi PLTA (outlet).

Kondisi stasiun ini bebas dari aktivitas KJA dan aktivitas-aktivitas pemanfaatan

waduk lainnya. Jarak dari trashboom sekitar 2 km dari zona pemanfaatan KJA.

Lokasi titik sampling 4 dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil perhitungan indeks

STORET di Stasiun 4 menunjukan bahwa status mutu air untuk kegiatan

perikanan berada pada kondisi tercemar sedang sampai tercemar buruk.

Sedangkan untuk kegiatan PLTA berada pada kondisi tercemar ringan.

Tercemarnya perairan di Stasiun 4 diduga berasal dari limpasan pencemaran

aktivitas pemanfaatan KJA dan sungai-sungai yang menjadi inlet Waduk Cirata.

Hal ini disebabkan tidak adanya aktifitas pemanfaatan apapun yang memiliki

dampak menimbulkan pencemaran di Stasiun 4. Nilai indeks STORET pada

Stasiun 4 secara temporal disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 9.

Tabel 13. Nilai indeks STORET Stasiun 4 secara temporal

Tahun Lapisan Golongan/Kelas

C* D* III** IV**

2007 permukaan -38 -4 -32 -4

(n=4) 5 meter -42 -2 -42 -2

dasar -62 -8 -62 -8

2008 permukaan -58 -10 -52 -10

(n=4) 5 meter -48 -10 -50 -10

dasar -64 -2 -58 -2

2009 permukaan -46 -4 -40 -4

(n=4) 5 meter -50 -2 -42 -2

dasar -40 -2 -38 -2

2010 permukaan -42 -2 -34 -2

(n=4) 5 meter -38 0 -38 0

dasar -58 -2 -56 -2

2011-2012 permukaan -42 -2 -40 -2

(n=5) 5 meter -46 -2 -40 -2

dasar -62 -4 -56 -4

Keterangan :

* Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 Tahun 2000

** Baku mutu menurut PPRI No. 82 Tahun 2001

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Page 48: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

35

(a)

(b)

(c)

Gambar 9. Grafik nilai indeks STORET Stasiun 4 secara temporal

(a) permukaan, (b) 5 meter, (c) dasar (Gol. D berhimpit dengan Kelas IV)

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

cemar sedang

cemar berat

Page 49: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

36

Berdasarkan Tabel 13 dan Gambar 9 terlihat bahwa grafik nilai indeks

STORET di Stasiun 4 memiliki pola yang berbeda pada setiap lapisan. Lapisan

permukaan cenderung lebih baik di bandingkan dengan lapisan pada kedalaman 5

meter dan dekat dasar. Nilai indeks STORET tertinggi terdapat pada lapisan

permukaan tahun 2007, sedangkan nilai terendah terdapat pada lapisan dekat dasar

tahun 2008. Kondisi saat ini pada tahun 2012 di Stasiun 4 berada pada status

mutu air cemar berat dan cenderung mengalami peningkatan pencemaran

dibandingkan dengan kondisi kualitas air pada tahun 2009 dan 2010. Parameter

kualitas air yang melampaui baku di Stasiun 4 disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di Stasiun 4

Tahun Lapisan Parameter

H2S NH3 NO2-N Cl2 DO BOD COD Cu Zn Cd Pb Hg

2007

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ● ● ● ● ●

● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ● ●

2008

permukaan ● ●

● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ●

dasar ●

● ● ●

● ● ● ●

2009

permukaan ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ● ●

● ● ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

2010

permukaan ● ●

● ● ●

5 meter ●

● ● ●

dasar ●

● ● ● ●

● ●

2011-

2012

permukaan ● ● ● ● ● ● ● ●

5 meter ●

● ● ● ●

dasar ● ● ● ● ● ● ● ●

● Parameter yang melebihi baku mutu

Berdasarkan Tabel 14 terlihat beberapa parameter kualitas air yang

melampaui baku mutu pada Stasiun 4 selama tahun 2007-2012 adalah sulfida,

amonia, nitrit, klorin bebas, oksigen terlarut (DO), BOD, tembaga, seng,

kadmium, timbal dan merkuri. Tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter

tersebut sehingga menimbulkan pencemaran di Stasiun 4 diduga bersumber dari

pencemaran aktivitas KJA serta akumulasi pencemaran dari berbagai sungai yang

menjadi inlet waduk Cirata.

Page 50: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

37

4.1.3. Parameter kualitas air yang melebihi baku mutu periode 2007-2012

Kualitas air Waduk Cirata yang tercemar disebabkan oleh beberpa

parameter yang melebihi baku mutu. Setiap parameter yang mencemari perairan

memiliki sumber yang berbeda-beda. Berikut adalah parameter-paremeter yang

menyebabkan tercemarnya perairan Waduk Cirata.

a. Sulfida (H2S)

Secara parsial rata-rata konsentrasi sulfida di perairan Waduk Cirata dari 5

stasiun pengamatan adalah sebesar 0,069 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

Stasiun 3 sebesar 0,144 mg/l dan nilai terendah terdapat pada Stasiun 1A sebesar

0,005 mg/l.

Gambar 10. Grafik sulfida rata-rata secara spasial dari tahun 2007-2011 (– baku

mutu, I rentang)

Berdasarkan Gambar 10 telihat bahwa rentang nilai konsentrasi tertinggi

terdapat pada Stasiun 2 dan Stasiun 3. Tingginya rata-rata konsentrasi sulfida pada

stasiun tersebut disebabkan konsentrasi sulfida yang berada pada lapisan dasar.

Sumber pencemaran sulfida diduga berasal dari limbah rumah tangga, sisa pakan,

dan kotoran ikan dari KJA yang terurai menjadi H2S.

b. Amonia (NH3-N)

Secara parsial rata-rata konsentrasi amonia di perairan Waduk Cirata dari 5

stasiun pengamatan adalah sebesar 0,014 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

Stasiun 1B sebesar 0,018 mg/l dan nilai terendah terdapat pada Stasiun 2 sebesar

0,008 mg/l.

Page 51: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

38

Gambar 11. Grafik amonia rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Berdasarkan Gambar 11 terlihat bahwa ada penurunan konsentrasi NH3-N

baik muara Sungai Citarum maupun Sungai Cisokan ke arah tengah waduk,

namun terjadi peningkatan kembali pada stasiun outlet waduk.

c. Nitrit (NO2-N)

Secara parsial rata-rata konsentrasi nitrit di perairan Waduk Cirata dari 5

stasiun pengamatan adalah sebesar 0,052 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

Stasiun 3 sebesar 0,082 mg/l dan nilai terendah terdapat pada Stasiun 1A sebesar

0,035 mg/l.

Gambar 12. Grafik nitrit rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Berdasarkan Gambar 12 terlihat bahwa rentang nilai konsentrasi pada

seluruh stasiun telah melebihi baku mutu. Tingginya nilai konsentrasi nitrit pada

Stasiun 1A dan 1B diduga berasal dari limbah pertanian, pemukiman, dan industri

di DAS. Sumber nitrit yang terdapat dalam waduk biasanya berasal dari sungai

(Goldman dan Horne 1983).

Page 52: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

39

d. Klorin Bebas (Cl2)

Secara parsial rata-rata konsentrasi klorin bebas di perairan Waduk Cirata

dari 5 Stasiun pengamatan adalah sebesar 0,308 mg/l. Nilai tertinggi terdapat

pada stasiun A1 sebesar 0,576 mg/l dan nilai terendah terdapat pada Stasiun 1B

sebesar 0,131 mg/l.

Gambar 13. Grafik klorin bebas rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Berdasarkan Gambar 13 terlihat bahwa rentang nilai konsentrasi klorin

bebas tertinggi pada stasiun 1A, hal ini diduga berasal dari limbah pabrik yang

ada di bagian hulu Sungai Citarum. Terdapat sekitar 394 industri yang membuang

limbah langsung ke badan air Sungai Citarum (Garno 2001). Klorin bebas

digunakan untuk membunuh bakteri pada pengolahan air limbah, apabila terdapat

dalam konsentrasi yang tinggi di perairan akan membunuh alga, plankton, dan

larva (Goldman dan Horne 1983).

e. Oksigen terlarut/Dissolved Oxygen (DO)

Secara parsial rata-rata konsentrasi oksigen terlarut (DO) di perairan Waduk

Cirata dari 5 stasiun pengamatan adalah sebesar 3,29 mg/l. Nilai tertinggi terdapat

pada Stasiun 1B sebesar 3,59 mg/l dan nilai terendah terdapat pada Stasiun 3

sebesar 2,81 mg/l. Berdasarkan Gambar 14 terlihat bahwa konsentrasi DO secara

rata-rata masih berada dalam batas baku mutu, tetapi berdasarkan selang nilai

konsentrasi terlihat pada Stasiun 3 memiliki nilai DO di bawah baku mutu.

Page 53: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

40

Gambar 14. Grafik DO rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2000-2004, konsentrasi DO di

Waduk Cirata berkisar antara 4,4-5,7 mg/L. Berikut perkembangan nilai

konsentrasi DO dari tahun 2000-2011 disajikan pada Gambar 15. Berdasarkan

Gambar 16 terlihat adanya penurunan nilai rata-rata konsentrasi DO dari tahun

2000-2011.

Gambar 15. Grafik DO rata-rata secara temporal (– baku mutu)

g. Biological Oxygen Demand (BOD)

Secara parsial rata-rata konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD) di

perairan Waduk Cirata dari 5 stasiun pengamatan adalah sebesar 10,104 mg/l.

Konsentrasi pada stasiun 3 sebesar 11,049 mg/l dan nilai terendah terdapat pada

stasiun 4 sebesar 8,769mg/l.

Page 54: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

41

Gambar 16. Grafik BOD rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Berdasarkan Gambar 16 terlihat adanya perbedaan selang nilai konsentrasi

BOD antara Stasiun 3 dengan stasiun lainnya. Tingginya konsentrasi BOD di

stasiun 3 diduga berasal dari limbah organik aktivitas KJA. Limbah organik yang

dihasilkan oleh budidaya ikan KJA sekitar 148.782 ton/tahun atau 425 ton/hari

(Garno 2001). Tingginya rata-rata konsentrasi BOD di Stasiun 3 disebabkan

konsentrasi BOD yang berada pada lapisan dasar.

h. Tembaga (Cu)

Secara parsial rata-rata konsentrasi tembaga (Cu) di perairan Waduk Cirata

dari 5 stasiun pengamatan adalah sebesar 0,033 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

stasiun 4 sebesar 0,038 mg/l dan nilai terendah terdapat pada stasiun 1A sebesar

0,030 mg/l. Berdasarkan Gambar 17 terlihat adanya peningkatan nilai tembaga

baik dari muara Sungai Citarum maupaun Sungai Cisokan ke arah tegah dan terus

meningkat pada outlet waduk.

Gambar 17. Grafik tembaga rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

Page 55: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

42

i. Seng (Zn)

Secara parsial rata-rata konsentrasi seng (Zn) di perairan Waduk Cirata dari

5 stasiun pengamatan adalah sebesar 0,034 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

stasiun 1B sebesar 0,022 mg/l dan nilai terendah terdapat pada stasiun 2 sebesar

0,045 mg/l. Berdasarkan Gambar 18 terlihat adanya sedikit peningkatan

konsentrasi seng dari muara Sungai Citarum, sedangkan dari muara Sungai

Cisokan terlihat peningkatan konsentrasi seng yang cukup signifikan ke arah

tengah, namun kembali menurun ke arah outlet waduk. Tingginya konsentrasi

seng di Stasiun 1A diduga berasal dari limbah industri yang berada di hulu Sungai

Citarum.

Gambar 18. Grafik seng rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

j. Timbal (Pb)

Secara parsial rata-rata konsentrasi timbal (Pb) di perairan Waduk Cirata

dari 5 stasiun pengamatan adalah sebesar 0,021 mg/l. Nilai tertinggi terdapat pada

stasiun 1B sebesar 0,033 mg/l dan nilai terendah terdapat pada stasiun 2 sebesar

0,018 mg/l. Berdasarkan Gambar 19 terlihat nilai konsentrasi timbal dari muara

Sungai Citarum hingga outlet terjadi fluktuasi namun tidak terlalu besar.

Sedangkan dari muara Sungai Cisokan terlihat penurunan konsentrasi hingga

tengah dan kembali sedikit meningkat ke arah outlet waduk.

Page 56: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

43

Gambar 19. Grafik timbal rata-rata secara spasial (– baku mutu, I rentang)

4.1.4. Status mutu air dengan dan tanpa parameter mikrobiologi

Pada perhitungan nilai indeks STORET sebelumnya tidak disertakan

parameter-paremeter mikrobiologi seperti fecal colifom dan total coliform. Hal

ini kurang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 82 tentang pengolahan kualitas air dan pengendalian limbah

perairan. Menurut peraturan tersebut, parameter mikrobiologi memiliki bobot nilai

indeks STORET yang lebih besar dari pada parameter fisika dan kimia. Alasan

tidak disertakannya parameter biologi dalam perhitungan sebelumnya karena

parameter mikrobiologi tidak tersedianya data parameter mikrobiologi pada setiap

kedalaman. Data parameter mikrobiologi hanya ada pada lapisan permukaan.

Perhitungan nilai indeks STORET pada setiap lapisan kedalaman tidak

disertakan parameter mikrobiologi. Apabila parameter mikrobiologi disertakan

dalam perhitungan, maka hasil nilai indeks STORET pada lapisan permukaan

akan memiliki nilai yang lebih rendah disebabkan jumlah parameter yang

disertakan dalam perhitungan lebih banyak. Berdasarkan informasi tersebut maka

lapisan permukaan tidak bisa dibandingkan dengan lapisan kedalaman 5 meter

dan kedalaman dekat dasar. Tabel 15 ditampilkan perbedaan hasil perhitungan

nilai indeks STORET dengan dan tanpa parameter mikrobiologi.

Page 57: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

44

Tabel 15. Nilai indeks STORET dengan dan tanpa parameter mikrobiologi

Stasiun Baku Mutu

Dengan PM* Tanpa PM*

C** D** C** D**

1A -166 -52 -116 -20

1B -140 -52 -120 -8

2 -132 -52 -112 -8

3 -136 -52 -120 -8

4 -140 -10 -124 -8

Keterangan :

* Parameter Mikrobiologi

** Baku mutu menurut Perda Prov. Jawa Barat No.39 tahun 2000

0 Baik sekali (memenuhi baku mutu)

-1 s.d. -10 Baik (cemar ringan)

-11 s.d. -30 Sedang (cemar sedang)

-31 Buruk (cemar berat)

Berdasarkan Tabel 15 terlihat adanya perbedaan antara perhitungan nilai

indeks STORET yang menggunakan dan tanpa parameter biologi. Nilai indeks

STORET golongan D yang tidak menggunakan parameter biologi memiliki status

cemar ringan, tetapi apabila ditambahkan parameter biologi dalam perhitungan

nilai indeks STORET, statusnya berubah menjadi cemar berat. Perbedaan nilai ini

dikarenakan oleh bobot nilai parameter biologi lebih tinggi dibandingkan dengan

parameter fisika dan kimia (PPRI 2001). Selain itu jumlah pengamatan terhadap

stasiun pengamatan juga mempengaruhi nilai indeks STORET. Pada perhitungan

Tabel 15 digunakan data dari tahun 2007-2012 sebanyak 21 data sehingga

nilainya dua kali lipat lebih besar dalam perhitungan-perhitungan sebelumnya.

Bobot nilai tiap parameter dapat dilihat pada Tabel 3.

4.2. Pembahasan

Waduk Cirata merupakan salah satu dari waduk kaskade Sungai Citarum,

dengan kualitas air yang secara eksternal sangat dipengaruhi oleh kualitas air

sungai-sungai yang bermuara di Waduk Citara. Di sisi lain, secara internal

kualitas air sangat ditentukan oleh besar kecilnya aktivitas budidaya ikan dalam

Keramba Jaring Apung (KJA) (Purnamaningtyas dan Tjahjo 2008). Kegiatan

utama yang ada di Waduk Cirata saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air

Page 58: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

45

(PLTA) untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa-Bali dan Budidaya ikan

menggunakan sistem KJA. Hasil analisis data kualitas air tampak bahwa kondisi

perairan Waduk Cirata telah tercemar sedang hingga tercemar berat untuk

kegiatan perikanan serta tercemar ringan untuk kegiatan PLTA. Berdasarkan

kedalamannya, kualitas air pada permukaan lebih baik dibandingkan dengan

kedalaman 5 meter maupun pada kedalaman dekat dasar (p<0.05).

Secara temporal dari tahun 2007-2011 dengan data setiap 3 bulan tampak

bahwa ada fluktuasi nilai indeks STORET. Nilai indeks STORET tertinggi secara

umum terdapat pada tahun 2010.

Gambar 20. Nilai indeks STORET tahun 2007-2011

Berdasarkan Gambar 20 terlihat bahwa adanya fluktuasi nilai indeks

STORET untuk kegiatan perikanan maupun untuk kegiatan PLTA. Fluktuasi

tersebut lebih disebabkan oleh periode pengambilan sampel pada tiap tahunnya.

Terlihat bahwa adanya pola yang hampir sama setiap tahunnya yaitu nilai indeks

STORET terendah terdapat pada periode 3. Rendahnya nilai indeks STORET

pada periode 3 diduga disebabkan karena pada periode 3 merupakan musim hujan.

Pada saat musim hujan akan terjadi pencampuran massa air pada kolom perairan

(upwelling), selain itu Waduk Cirata akan menerima beban pencemaran yang

lebih banyak pada musim hujan seperti air sungai yang lebih keruh, erosi, dan

limpasan air dari tata guna lahan disekitar waduk. Adapun untuk melihat

perbandingan nilai indeks STORET pada tahun 2007-2011 dengan tahun-tahun

sebelumnya disajikan pada Gambar 21.

Page 59: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

46

Gambar 21. Nilai indeks STORET tahun 2000-2011 ( Gol. C)

(Sumber: Feriningtyas 2005)

Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa nilai indeks STORET pada tahun

2007-2011 cenderung lebih stabil berada pada kisaran -36 hingga -31, sedangkan

pada tahun 2000-2004 terjadi fluktuasi yang cukup signifikan dengan kisaran -52

hingga -28. Kondisi kualitas air pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan

tahun 2004. Hal ini diduga karena jumlah KJA pada periode 2000-2004 terjadi

peningkatan yang sangat pesat, sedangkan jumlah KJA pada periode 2007-2011

tidak terlalu meningkat (BPWC 2011). Perbedaan nilai indeks STORET pada

periode 2000-2004 dengan 2007-2011 juga disebabkan adanya perbedaan jumlah

parameter yang dianalisis.

Secara spasial kondisi kualitas air Waduk Cirata berada pada kisaran

tercemar sedang hingga tercemar berat untuk kegiatan perikanan, sedangkan

kondisi kualitas air Waduk Cirata berada pada kisaran tercemar ringan untuk

kegiatan PLTA. Stasiun yang memiliki nilai indeks STORET tertinggi terdapat di

stasiun 1B (muara Sungai Cisokan) sedangkan stasiun yang memiliki nilai indeks

STORET terendah terdapat di Stasiun 3 (batas zona pemanfaatan Waduk Cirata).

Nilai indeks STORET untuk setiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 22.

cemar sedang

cemar berat

cemar ringan

Page 60: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

47

Gambar 22. Nilai indeks STORET secara spasial di Waduk Cirata

Berdasarkan Gambar 22 terlihat fluktuasi nilai indeks STORET. Adanya

peningkatan nilai indeks STORET dari Muara Sungai Citarum menuju daerah

tengah waduk, hal ini disebabkan oleh terjadinya pengenceran konsentrasi

pencemaran yang berasal dari Sungai Citarum dengan sungai-sungai lainnya di

daerah tengah, sehingga konsentrasi setiap parameter pencemaran yang ada di

muara Sungai Citarum mengalami penurunan konsentrasi di tengah waduk.

Berbeda dengan kondisi Muara Sungai Citarum, hasil pengamatan di Muara

Sungai Cisokan menuju tengah waduk mengalami penurunan indeks STORET.

Setelah melewati zona pemanfaatan waduk mengalami penurunan nilai

indeks STORET di Stasiun 3 batas zona pemanfaatan Waduk Cirata. Hal ini

disebabkan oleh aktivitas pemanfaatan yanag ada di dalam Waduk Cirata seperti

KJA, sehingga konsentrasi parameter pencemaran meningkat dibanding di tengah

waduk. Namun terjadi peningkatan kembali nilai indeks STORET pada outlet

Waduk Cirata setelah melewati batas zona pemanfaatan. Hal ini disebabkan tidak

adanya aktivitas apapun dari batas zona pemanfaatan hingga outlet. Kondisi

tersebut diduga bahwa terjadi pengendapan bahan-bahan pencemar sehingga

pencemaran Stasiun outlet berkurang.

Berdasarkan nilai indeks STORET dan parameter-parameter kualitas air

yang melebihi baku mutu di setiap stasiun, terdapat dua sumber pencemaran

berbeda yang mencemari perairan Waduk Cirata. Sumber pencemaran secara

umum dapat dikategorikan menjadi point source dan non-point source (Effendi

Page 61: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

48

2003). Pengaruh secara eksternal dapat diidentifikasi di Stasiun 1A dan Stasiun

1B yang terdapat di muara sungai, sedangkan secara internal dapat diidentifikasi

di Stasiun 3 yang merupakan daerah padat KJA.

Rendahnya nilai indeks STORET pada Stasiun 1A (Muara Sungai Citarum)

diduga berasal dari pencemaran yang ada di bagian hulunya. Bagian hulu Sungai

Citarum terdapat beberapa tata guna lahan seperti pertanian, pemukiman, dan

industri. Berdasarkan citra satelit tahun 1994 dan 2001, membuktikan perubahan

tata guna lahan yang cukup signifikan. Luasan sawah dan hutan semakin

menurun digantikan dengan pemukiman dan industri (Rohmat 2010). Semakin

kecil tutupan hutan dalam sub DAS maka kondisi kualitas air sungai semakin

buruk, terutama akibat adanya pertanian dan pemukiman (Supangat 2008).

Sumber pencemaran utama pada Sungai Citarum hulu berasal dari limbah

domestik dan industri. Buangan limbah industri menurunkan kualitas air Sungai

Citarum mulai dari Majalaya sampai muara Waduk Saguling, sehingga kualitas

air tidak sesuai peruntukannya. Beban pencemaran Citarum hulu merupakan

beban bagi Waduk Saguling, Cirata, dan Juanda (Bukit 2001). Waduk Cirata

menerima masukan air melalui Sungai Citarum dari Waduk Saguling. Kematian

masal ikan terjadi di Waduk Saguling akibat tercemarnya perairan oleh limbah

industri dan pemukiman (Garno 2001). Buruknya kualitas air yang ada di Waduk

Saguling akan terbawa ke Waduk Cirata melalui aliran Sungai Citarum.

Kandungan yang terdapat di dalam air seperti logam berat akan terendapkan atau

terbawa oleh aliran arus secara gravitasi ke arah yang lebih rendah (Sudarwin

2008). Perubahan keadaan DAS Citarum hulu akan memperngaruhi kondisi dan

terkonsentrasi di Waduk Cirata (Poerbandono et al. 2006).

Sepanjang DAS Citarum terdapat sekitar 394 industri yang besar industri-

industri tersebut membuang limbahnya langsung ke badan air Sungai Citarum

(Lampiran 6). Berdasarkan hasil penelitian, tingginya konsentrasi tembaga,

kadmium, timbal, seng, nitrit, serta klorin bebas yang melebihi baku mutu pada

stasiun 1A, dapat diduga bahwa Sungai Citarum merupakan salah satu sumber

pencemaran di Waduk Cirata. Sungai Citarum memiliki kandungan beberapa

logam berat seperti Hg, Cd, Pb, dan Zn yang jauh berada di atas baku mutu yang

telah ditetapkan, demikian pula dengan parameter kualitas air lainnya seperti H2S,

Page 62: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

49

nitrit, dan klorin bebas (Garno 2001). Tingginya nilai nitrit di stasiun 1A lebih

dipengaruhi oleh aktivitas rumah tangga di sekitar stasiun pengamatan.

Konsentrasi nitrit dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat di daerah aliran sungai,

hal itu akan menyebabkan penurunan kualitas air (Mustapha 2008). Berdasarkan

hasil tersebut, Sungai Citarum memberikan pengaruh pencemaran logam berat

dan beberapa parameter kualitas air lainnya terhadap perairan Waduk Cirata.

Stasiun yang memiliki pengaruh dari sungai lainnya yaitu stasiun 1B

(Muara Sungai Cisokan). Stasiun ini memiliki nilai indeks STORET yang lebih

tinggi dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang lainnya. Kondisi status air

di stasiun ini berada pada kisaran tercemar sedang. Tingginya kualitas air dari

pada stasiun yang lainnya disebabkan oleh tata guna lahan di sekitar DAS Cisokan

masih baik. Walaupun demikian, berdasarkan hasil pengamatan pada stasiun ini

memiliki kandungan konsentrasi timbal tertinggi diantara stasiun lainnya.

Stasiun lain yang diduga terdapat sumber pencemaran bagi Waduk Cirata

yaitu Stasiun 3 (batas zona KJA). Rendahnya nilai indeks STORET pada Stasiun

3 diduga karena adanya pencemaran dari berbagai sumber karena stasiun ini

merupakan akhir dari zona pemanfaatan Waduk Cirata. Pada lokasi ini terdapat

beberapa pemanfaatan yang menyebabkan tercemarnya Waduk Cirata seperti

aktivitas KJA, lalu lintas wisata perahu, dan restoran apung. Waduk Cirata

tercemat berat oleh limbah organik, yang utamanya dari KJA (Garno 2001).

Waduk Cirata mendapatkan masukan limbah organik langsung yang sangat

besar dari pembesaran ikan di KJA yakni sekitar 148.782 ton organik/tahun atau

425 ton organik/perhari (Garno 2001). Tingginya kandungan rata-rata konsentrasi

BOD 11,36 mg/L dan rendahnya kandungan DO 2,81 mg/L dibandingkan dengan

stasiun pengamatan yang lain, fenomena ini dapat menjelaskan bahwa penurunan

kualitas air di stasiun 3 disebabkan oleh pencemaran organik dari kegiatan

pembesaran ikan di KJA. Menurut (BPWC 2011), jumlah KJA di Waduk Cirata

adalah 51.030 petak, sedangkan yang aktif beroperasi sebanyak 48.591 petak.

Jumlah tersebut sudah jauh melebihi batas yang ditetapkan oleh SK Gub. Jawa

Barat No. 41 Tahun 2002. Klasifikasi tingkat kesuburan perairan Waduk Cirata

berdasarkan konsentrasi fosfat berada pada kisaran eutrofik hingga hipereutrofik

(Purnamaningtyas dan Tjahjo 2008). Hal tersebut, berarti usaha pengembangan

Page 63: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

50

ikan dalam KJA telah melebihi daya dukung perairan dan cenderung telah

mencemari perairan. Pada peta pengamatan (Gambar 3) dapat dilihat bahwa

stasiun 3 terletak pada daerah penyempitan waduk yang akan menuju outlet

sehingga besar kemungkinan terjadinya akumulasi pencemaran dari beberapa

sumber pencemaran lainnya seperti sungai. Sehingga berdasarkan hasil penelitian

ini, kegiatan KJA memberikan pengaruh pencemaran bahan organik tehadap

perairan Waduk Cirata.

Status mutu air Waduk Cirata secara temporal maupun spasial berada pada

kisaran cemar sedang hingga cemar berat untuk kegiatan perikanan dan berada

pada kisaran cemar ringan untuk kegiatan PLTA. Perkembangan kondisi kualitas

air dari tahun 2000-2011 terlihat masih berada pada kisaran yang sama, tidak

terlihat adanya penurunan ataupun peningkatan yang signifikan. Secara eksternal

kualitas perairan sangat dipengaruhi oleh kualitas air Sungai Citarum dan Cisokan

sedangkan secara internal kualitas air dipengaruhi oleh kegiatan KJA. Pengaruh

pencemaran yang berasal dari Sungai Citarum yaitu pencemaran logam berat dan

parameter kualitas air lainnya seperti Cu, Cd, Zn, NO2-N, dan Cl bebas.

Pencemaran yang dapat diidentifikasi berasal dari Sungai Cisokan adalah Pb.

Pencemaran tersebut diduga karena pada stasiun 1A terdapat nilai konsentrasi

parameter-parameter tersebut yang tidak sesuai peruntukannya. Pengaruh

pencemaran lain yang berasal dari kegiatan di dalam waduk dapat diidentifikasi

bersumber dari aktivitas KJA. Hal ini hal ini disebabkan rendahnya konsentrasi

DO dan tingginya konsentrasi parameter organik seperti H2S, DO, BOD, dan

COD di Stasiun 3 dibandingakan dengan stasiun lainnya.

DAS Citarum hulu telah tercemar. Beban pencemaran organik dari industri

di hulu Citarum telah melampaui daya tampung sungai sehingga kualitas air pada

musim kemarau tidak memenuhi baku mutu air yang telah ditetapkan. Sumber

pencemaran utama pada Citarum hulu berasal dari limbah domestik dan industri

(Bukit 2001). Buruknya kualitas air DAS Citarum hulu terendapkan di Waduk

Saguling sebelum mengalir ke Waduk Cirata. Namun, sedikit banyaknya

pencemaran yang ada di Waduk Saguling akan berdampak terhadap kondisi

kualitas air yang ada di Waduk Cirata, begitu pun dengan dampak yang akan

diterima oleh waduk Ir. H Djuanda. Perlu adanya pengelolaan Waduk Cirata

Page 64: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

51

untuk menjaga kelestariannya. Pengelolaan waduk kaskade seperti Waduk Cirata

ini tidak bisa terpisahkan dari pengelolaan waduk-waduk lainnya dalam satu

kesatuan. Peranan dari setiap stakeholder sangat berpengaruh dalam melakukan

pengelolaan waduk secara terpadu seperti intansi pemerintah, badan pengelola,

tokoh masyarakat, dan pelaku kegiatan. Waduk-waduk yang berada di DAS

Citarum ini memiliki badan pengelolaan yang berbeda-beda sehingga perlu

adanya forum yang menjadi penghubung baik badan pengelola Waduk Saguling,

Waduk Cirata, Waduk Ir.H. Djuanda maupun pengelola DAS Citarum.

Page 65: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

52

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Status mutu air Waduk Cirata secara temporal maupun spasial berada pada

kisaran cemar sedang hingga cemar berat untuk kegiatan perikanan dan berada

pada kisaran cemar ringan untuk kegiatan PLTA. Secara eksternal kualitas

perairan Waduk Cirata sangat dipengaruhi oleh kualitas air Sungai Citarum dan

Cisokan, sedangkan secara internal kualitas perairan dipengaruhi oleh kegiatan

KJA. Pengaruh pencemaran yang berasal dari Sungai Citarum dan Cisokan

adalah pencemaran logam berat dan parameter kualitas air lainnya seperti Cu, Cd,

Zn, Pb, NO2-N, dan Cl bebas. Pengaruh pencemaran yang berasal dari KJA

adalah pencemaran bahan organik seperti H2S, DO, dan BOD.

5.2. Saran

• Berdasarkan konsentrasi yang sering melebihi baku mutu, maka parameter

H2S, NH3, NO2-N, Cl2, DO, BOD, COD, Cu, Zn, Cd, Pb, dan Hg agar tetap

dilakukan pengamatan untuk mengetahui perkembangan kualitas air di Waduk

Cirata kedepannya.

• Perlu dilakukan kajian kualitas air terhadap aktivitas lain selain KJA dan

sungai-sungai yang belum sempat dilakukan pengamatan oleh Penulis untuk

megetahui pengaruh pencemaran dari sungai lainnya.

• Nilai indeks STORET akan lebih representatif apabila melibatkan parameter

biologi disertai parameter fisika dan kimia dalam perhitungan.

Page 66: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

53

DAFTAR PUSTAKA

APHA. 1989. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater.

20th edition. American Public Health Association. Washington DC.

Bappeda. 2003. Rencana tata ruang wilayah Propinsi Jawa Barat.

Bappenas. 2010. Roadmap untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Wilayah

Sungai Citarum. Direktorat Pengairan dan Irigasi.

BPWC. 2011. Laporan Akhir Pemantauan Kualitas Air Waduk Cirata 2011.

Badan Pengelola Waduk Cirata. Bandung.

BPWC. 2011. Laporan Sensus Keramba Jaring Apung PT Cikal. Badan Pengelola

Waduk Cirata. Bandung.

Bukit NT. 2001. Pengaruh Air Buangan Terhadap Mutu Air Sungai Citarum.

Prosiding Loka Karya Selamatkan Air Citarum. Serpong, Indonesia.

Cole GA. 1988. Textboox of Limnology. Third Edition. USA. Waveland Press

Inc. Illinois.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Feriningtyas D. 2005. Perubahan Spasial dan Temporal Kualitas Air Waduk

Cirata, Jawa Barat selama Periode 2000-2004 [skripsi]. Program Studi

Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Garno Y Soetrisno. 2001. Status dan Karakteristik Pencemaran di Waduk

Kaskade Citarum. Jurnal teknologi lingkungan Vol.2. No.2.

Garno Y Soetrisno. 2002. Kualitas perairan Waduk Cirata : Dinamika Kualitas

Air di Dua Lokasi yang Berbeda Jumlah Keramba Jaring Apungnya.

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.3. No.1 50-60.

Goldman CR dan Horne AJ. 1983. Limnology. McGraw-Hill. International Book

Campany.

Gunawan W, Zahidah, dan Mulyanti D. 2007. Model Eutrofikasi Merancang

Kebijakan Pengelolaan Waduk yang Berkelanjutan melalui Pendekatan

System Dinamics.

Page 67: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

54

Kepmen LH . 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tentang

Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Kibria Golam, Nugegoda Dayanthi, Lam Paul, dan Fairclough Robert . 1996.

Aspect of Phosphorus Pollution from Aquaculture. The Iclarm Quarterly.

Naga.

Komarawidjaja W, Sukimin S, dan Arman E. 2005. Status kualitas air Waduk

Cirata dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ikan Budidaya. BPPT.

Jakarta.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradya Paraminta. Jakarta.

Mustapha MK. 2008. Assaessment of the Water Quality of Oyun Reservoir, Offa,

Nigeria, Using Selected Physico-chemical Parameters. Turkish Journal of

Fisheries and Aquatic Science 8:309-319.

PPRI. 2001. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Perairan.

Oktaviana IS. 2007. Kajian Kualitas Air Waduk Cirata sebagai Area Budidaya

Ikan Menggunakan Kolam Jaring Apung [skripsi]. Program Studi Teknik

Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi

Bandung. Bandung.

Perda No. 39 tahun 2000. Tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air pada

Sungai Citarum dan Anak-anak Sungainya di Jawa Barat.

Poerbandono, Bahsyar Ahmad, Harto Agung B, dan Rallyanti Puteri. 2006.

Perubahan Perilaku Erosi Daerah Aliran Sungai Citarum dengan

Pemodelan Spasial. Infrastruktur dan Lingkungnan Binaan. Volume II

Nomor 2 .

Pratiwi Yuli. 2010. Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil

Berdasarkan Nutrion Value Coeficient Bioindikator. Jurnal teknologi.

Volume 3 Nomor 2 129-137.

Purnamaningtyas SE dan Tjahjo DHW. 2008. Pengamatan Kualitas Air untuk

Mendukung Perikanan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal Penelitian

Perikanan Indonesia. Vol.14 No.2 173-180.

Puslitbang SDA. 2004.Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia

Rikardi N. 2008. Evaluasi Kondisi Kualitas Air Waduk Ir. H. Djuanda

Purwakarta, untuk Baku Air Minum dan Perikanan pada Bulan Februari –

Mei 2007 [skripsi]. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rohmat D. 2010. Upaya Konservasi untuk Kesinambungan Ketersediaan Sumber

Daya Air: Kasus DAS Citarum. Seminar dalam Rangka Memperingati

Page 68: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

55

Hari Air “air untuk kehidupan manusia”. Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung. Indonesia.

Sudarwin. 2008. Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada

Sedimen Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Jatibarang Semarang [tesis]. Program pascasarjana. Universitas

Diponogoro.

Supangat AB. 2008. Pengaruh berbagai penggunaan lahan terhadap kualitas air

sungai di kawasan hutan pinus di Gombong, Kebumen, Jawa tengah.

Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam vol.V No.3 : 267-267.

Tarmidi, LT. 1999. Krisis moneter Indonesia:sebab, dampak, peran IMF dan

saran. Ekonomi moneter dan perbankan. Jakarta.

UP Cirata. 2008. Pematokan dan Pengukuran Sedimentasi Waduk Cirata. Unit

Pembakitan Cirata.

UU. 2004. Undang-Undang No. 7 Tentang Sumber Daya Air.

Wardhana. WA. 2004. Dampak pencemaran lingkungan. Andi. Yogyakarta.

Wetzel RG dan Likens GE. 1991. Limnological analyses. 2nd

. Springer-Verlag.

New York.

Page 69: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

56

LAMPIRAN

Page 70: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

57

Lampiran 1. Lokasi pengambilan contoh

Stasiun (4) Stasiun (3)

Stasiun (2) Stasiun (1A)

Stasiun (1B) Stasiun (1C)

Stasiun (1D)

Page 71: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

58

Lampiran 2. Contoh perhitungan indeks STORET

Stasiun 1A (Muara Sungai Citarum)

Tahun 2007

Kedalaman Dekat dasar

Parameter

Periode Baku mutu Nilai Pegamatan SKOR

1 2 3 4 C* D* III** IV** Max Min Rata C* D* III** IV**

FISIKA

Temperatur 26,6 27 26,8 26,6 dev 3 n dev 3 dev 5 27,0 26,6 26,8

Residu terlarut 180 144 181 250 1000 1000 1000 2000 250,0 144,0 188,8

Zat tersuspensi 11 32 20 22 400 400 32,0 11,0 21,3

Kekeruhan 12 15 15,0 12,0 13,5

D H L 268 210 264 363 2250 363,0 210,0 276,3

Transparensi 0 - - - 0,0 0,0 0,0

KIMIA

pH 7,5 7,4 6,97 7,46 6-9 5-9 6-9 5-9 7,5 7,0 7,3

CO2 bebas 11,9 19,8 63,4 11,9 63,4 11,9 26,7

HCO3 149,6 110,8 199,4 116,3 199,4 110,8 144,0

Kesadahan (CaCO3) 56,045 36 44 48 56,0 36,0 46,0

Sulfida (H2S) 0 0,009 0,037 0,009 0,002 0,002 0,037 0,000 0,014 -8 -8

Ammonia (NH3) 0,004 0,001 0,01 0,005 0,020 0,010 0,001 0,005

Nitrit (NO2-N) 0,089 0,006 0,167 0,031 0,060 0,060 0,167 0,006 0,073 -8 -8

Nitrat (NO3-N) 1,371 0,897 1,073 1,611 20 20 1,611 0,897 1,238

Fosfat (PO4) 0,239 0,205 0,169 0,254 1 5 0,254 0,169 0,217

Klorin bebas (Cl2) 0 0 1,8 0,72 0,003 0,003 1,800 0,000 0,630 -8 -8

Oksigen Terlarut (DO) 3,66 3,19 1 1,1 3 3 3,7 1,0 2,2 -8 -8

C O D 19,03 15,53 23,3 24,56 50 100 50 100 24,6 15,5 20,6

B O D 15,2 12,42 17,48 19,64 6 12 6 12 19,6 12,4 16,2

-

10

-

10 -10 -10

Minyak dan Lemak 0 0 0 0 1000 1000 0,000 0,000 0,000

Fluorida (F) 0,194 0,133 0,126 0,143 1,500 1,500 0,194 0,126 0,149

Besi (Fe) 0,15 0 0,561 0,38 0,561 0,000 0,273

Air Raksa (Hg) (ppb) 0,86 0,23 1,36 0,13 2 5 2 5 1,360 0,130 0,645

Nikel (Ni) 0 0,0171 0 0 0,500 0,017 0,000 0,004

Tembaga (Cu) 0,0082 0 0 0,004 0,020 0,200 0,002 0,200 0,008 0,000 0,003 -8

Seng (Zn) 0,0116 0,132 0,022 0,01 0,020 2,000 0,050 2,000 0,132 0,010 0,044 -8 -2

Krom hexavalen (Cr6+) 0 0 0 0 0,050 1,000 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000

Kadmium (Cd) 0 0,0092 0,0006 0 0,010 0,010 0,010 0,010 0,009 0,000 0,002

Timbal (Pb) 0,01 0,00 0 0 0,030 1,000 0,030 1,000 0,009 0,000 0,002

Arsen (As) 0,00 0,00 0 0,0014 1,000 1,000 1,000 1,000 0,001 0,000 0,000

Selenium (Se) 0,001 0 0,005 0 0,050 0,050 0,050 0,050 0,005 0,000 0,002

Surfaktan 0,019 0,019 0 0,025 0,025 0,000 0,016

Fenol 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Mangan (Mn) 0,0811 0,02 0 0,057 2,000 0,081 0,000 0,040

Natrium (Na) 40 0 0,377 0 40,000 0,000 10,094

BIOLOGI

MPN E.coli 240000 90 1100 2400 100 1000 2000 2000 240000 90 60898

MPN Coliform 460000 150 2400 4600 100 1000 10000 10000 460000 150 116788

Nilai Indeks STORET -

50 -

10 -52 -10

Page 72: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

59

Stasiun 1B (Muara Sungai Cisokan)

Tahun 2008 Kedalaman Kedalaman 5 meter

Parameter

periode C* D* III** IV**

Nilai Pengamatan SKOR

1 2 3 4 max min rata C* D* III** IV**

FISIKA

Temperatur 28,7 27,8 27,8 28,4 dev 3 n dev 3 dev 5 28,700 27,800 28,175

Residu terlarut 118 102 123 70 1000 1000 1000 2000 123,000 70,000 103,250

Zat tersuspensi 5,3 0,9 8,4 89 400 400 89,000 0,900 25,900

Kekeruhan 3,73 0,29 10 102 102,000 0,290 29,005

D H L 171 148 178 - 2250 178,000 148,000 165,667

Transparensi - - - 66 66,000 66,000 66,000

KIMIA

pH 7,8 7,55 7,25 7,11 6-9 5-9 6-9 5-9 7,800 7,110 7,428

CO2 bebas 23,76 7,92 15,84 11,88 23,760 7,920 14,850

HCO3 83,1 105,26 77,56 88,64 105,260 77,560 88,640

Kesadahan (CaCO3) 28 48 58 44 58,000 28,000 44,500

Sulfida (H2S) 0 0,016 0 0,095 0,002 0,002 0,095 0,000 0,028 -8 -8

Ammonia (NH3) 0,007 0,005 0,010 0,009 0,020 0,010 0,005 0,008

Nitrit (NO2-N) 0,011 0,013 0,072 0,043 0,060 0,060 0,072 0,011 0,035 -2 -2

Nitrat (NO3-N) 0,517 0,92 2,760 3,910 20 20 3,910 0,517 2,027

Fosfat (PO4) 0,194 0,477 0,205 0,495 1 5 0,495 0,194 0,343

Klorin bebas (Cl2) 0 0 0 0 0,003 0,003 0,000 0,000 0,000

Oksigen Terlarut (DO) 3,5 2 7,5 6,6 3,000 3,000 7,500 2,000 4,900 -2 -2

C O D 15,38 14,58 14,76 9,45 50 100 50 100 15,380 9,450 13,543 0

B O D 8,46 7,36 11,81 7,09 6 12 6 12 11,810 7,090 8,680

-

10 -10

Minyak dan Lemak 0 0 0 0 1000 1000 0,000 0,000 0,000

Fluorida (F) 0,085 0,45 0,337 0 1,500 1,500 0,450 0,000 0,218

Besi (Fe) 0,13 0 0,266 1,276 1,276 0,000 0,418

Air Raksa (Hg) (ppb) 0,089 0,08 0 0,05 2,000 5,000 2,000 5,000 0,089 0,000 0,055

Nikel (Ni) 0 0 0 0 0,500 0,000 0,000 0,000

Tembaga (Cu) 0,026 0,009 0,026 0,075 0,020 0,200 0,002 0,200 0,075 0,009 0,034 -8 -10

Seng (Zn) 0,015 0 0,056 0,017 0,020 2,000 0,050 2,000 0,056 0,000 0,022 -8 -2

Krom hexavalen (Cr6+) 0 0 0 0,000 0,050 1,000 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000

Kadmium (Cd) 0,001 0,009 0,000 0,007 0,010 0,010 0,010 0,010 0,009 0,000 0,004

Timbal (Pb) 0 0,222 0,000 0,000 0,030 1,000 0,030 1,000 0,222 0,000 0,055 -8 -8

Arsen (As) 0,0003 0,0012 0,0014 0,002 1,000 1,000 1,000 1,000 0,002 0,000 0,001

Selenium (Se) 0,004 0,005 0,001 0 0,050 0,050 0,050 0,050 0,005 0,000 0,003

Surfaktan 0,018 0,042 0 0,027 0,042 0,000 0,022

Fenol 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Mangan (Mn) 0,05 0,055 0 0,057 2,000 0,057 0,000 0,041

Natrium (Na) 0,1404 0 0,225 0 0,225 0,000 0,091

BIOLOGI

MPN E.coli 9 - - 100 1000 2000 2000 9,000 9,000 9,000

MPN Coliform 23 - - 100 1000 10000 10000 23,000 23,000 23,000

Nilai indeks STORET -46 0 -42 0

Page 73: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

60

Stasiun 2 (Tengah Waduk Cirata)

Tahun 2009 Kedalaman Permukaan

Parameter

periode Baku mutu Nilai Pengamatan SKOR

1 2 3 4 C* D* III** IV** max min rata C* D* III** IV**

FISIKA

Temperatur 28 30,7 29,9 30,9 dev 3 n dev 3 dev 5 30,9 28,0 29,9

Residu terlarut 78 66 68 61,72 1000 1000 1000 2000 78,0 61,7 68,4

Zat tersuspensi 4,6 2 2,2 14 400 400 14,0 2,0 5,7

Kekeruhan 2,91 96 98 101 101,0 2,9 74,5

D H L 113 120 100 115 2250 120,0 100,0 112,0

Transparensi 135 0,68 0,94 10,2 135,0 0,7 36,7

KIMIA

pH 7,38 7,36 7,65 7,23 6-9 5-9 6-9 5-9 7,650 7,230 7,405

CO2 bebas 3,96 11,88 7,92 3,96 11,880 3,960 6,930

HCO3 60,94 55,4 77,56 72,02 77,6 55,4 66,5

Kesadahan (CaCO3) 44 36 24 28,02 44,0 24,0 33,0

Sulfida (H2S) 0,007 0 0 0,013 0,002 0,002 0,013 0,000 0,005 -8 -8

Ammonia (NH3) 0,041 0,003 0,005 0,002 0,020 0,041 0,002 0,013 -2

Nitrit (NO2-N) 0,028 0,015 0,002 0,048 0,060 0,060 0,048 0,002 0,023

Nitrat (NO3-N) 0,460 1,380 7,590 2,530 20 20 7,590 0,460 2,990

Fosfat (PO4) 0,188 0,35 0,244 0,165 1 5 0,350 0,165 0,237

Klorin bebas (Cl2) 0 0 0,36 0,18 0,003 0,003 0,360 0,000 0,135 -8 -8

Oksigen Terlarut (DO) 7,2 4,5 6,8 5,4 3,000 3,000 7,200 4,500 5,975

C O D 13,07 17,23 19,42 12,7 50 100 50 100 19,420 12,700 15,605

B O D 5,23 10,34 15,54 8,89 6 12 6 12 15,54 5,23 10,00 -8 -2 -8 -2

Minyak dan Lemak 0 0 0 0 1000 1000 0,000 0,000 0,000

Fluorida (F) 0,143 0 0,054 0,051 1,500 1,500 0,143 0,000 0,062

Besi (Fe) 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Air Raksa (Hg) (ppb) 0 0,06 0,06 0,09 2 5 2 5 0,090 0,000 0,053

Nikel (Ni) 0 0,009 0 0,014 0,500 0,014 0,000 0,006

Tembaga (Cu) 0 0,063 0,043 0,008 0,020 0,200 0,002 0,200 0,063 0,000 0,029 -8 -8

Seng (Zn) 0 0,000 0,000 0,000 0,020 2,000 0,050 2,000 0,000 0,000 0,000

Krom hexavalen (Cr6+) 0 0,000 0,000 0,000 0,050 1,000 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000

Kadmium (Cd) 0 0,007 0,012 0,011 0,010 0,010 0,010 0,010 0,012 0,000 0,008 -2 -2 -2 -2

Timbal (Pb) 0 0,000 0,000 0,071 0,030 1,000 0,030 1,000 0,071 0,000 0,018 -2 -2

Arsen (As) 0,0005 0,0008 0,0015 0,0002 1,000 1,000 1,000 1,000 0,002 0,000 0,001

Selenium (Se) 0,004 0,001 0 0,001 0,050 0,050 0,050 0,050 0,004 0,000 0,002

Surfaktan 0,025 0 0,027 0,152 0,152 0,000 0,051

Fenol 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Mangan (Mn) 0,053 0 0,052 0,056 2,000 0,056 0,000 0,040

Natrium (Na) 0 0 0 0,036 0,036 0,000 0,009

BIOLOGI

MPN E.coli 43 43 9 4600 100 1000 2000 2000 4600 9 1174

MPN Coliform 93 93 23 1100 100 1000 10000 10000 1100 23 327

Nilai indeks STORET -

38 -4 -36 -4

Page 74: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

61

Stasiun 3 (Batas Zona KJA)

Tahun 2010 Kedalaman Dekat Dasar

Parameter

periode Baku mutu Nilai Pengamatan SKOR

1 2 3 4 C* D* III** IV** max min rata C* D* III** IV**

FISIKA

Temperatur 27,2 26,9 27 26,6 dev 3 n dev 3 dev 5 27,2 26,6 26,9

Residu terlarut 182,85 129 137 138 1000 1000 1000 2000 183 129 147

Zat tersuspensi 2,8 2 18,0 0,41 400 400 18 0 6

Kekeruhan 1,37 187 8,27 200 200 1 99

D H L 265 - 198 - 2250 265 198 232

Transparensi - 1,22 - 2,25 2 1 2

KIMIA

pH 6,57 6,79 6,73 6,75 6-9 5-9 6-9 5-9 6,790 6,570 6,710

CO2 bebas 35,64 27,72 17,82 11,88 35,6 11,9 23,3

HCO3 127,42 88,64 91,41 83,1 127,4 83,1 97,6

Kesadahan (CaCO3) 34 40,032 46 42,03 46,0 34,0 40,5

Sulfida (H2S) 1,248 0,149 0,18 0,124 0,002 0,002 1,248 0,124 0,425

-

10 -10

Ammonia (NH3) 0,003 0,011 0,014 0,002 0,020 0,014 0,002 0,008 0

Nitrit (NO2-N) 0,028 0,078 0,036 0,031 0,060 0,060 0,078 0,028 0,043 -2 -2

Nitrat (NO3-N) 1,150 1,84 3,220 1,61 20 20 3,220 1,150 1,955 0 0

Fosfat (PO4) 0,038 0,358 0,277 0,271 1 5 0,358 0,038 0,236 0 0

Klorin bebas (Cl2) 0 0 0,18 0,36 0,003 0,003 0,360 0,000 0,135 -8 -8

Oksigen Terlarut (DO) 1,4 1,4 1,8 1,1 3,000 3,000 1,800 1,100 1,425 -

10 -10

C O D 15,61 13,86 23,93 11,71 50 100 50 100 23,930 11,710 16,278 0 0 0 0

B O D 9,36 9,7 16,75 5,62 6 12 6 12 16,750 5,620 10,358 -8 -2 -8 -2

Minyak dan Lemak 0 0 0 0 1000 1000 0,000 0,000 0,000 0 0

Fluorida (F) 0 0 0 0,063 1,500 1,500 0,063 0,000 0,016 0 0

Besi (Fe) 0,739 0,904 0,701 1,237 1,237 0,701 0,895

Air Raksa (Hg) (ppb) 0,30 0,14 0,27 0,09 2,000 5,000 2,000 5,000 0,300 0,090 0,200 0 0 0 0

Nikel (Ni) 0 0 0 0 0,500 0,000 0,000 0,000 0

Tembaga (Cu) 0,034 0,097 0,066 0,043 0,020 0,200 0,002 0,200 0,097 0,034 0,060

-

10 0 -10 0

Seng (Zn) 0,005 0 0,003 0 0,020 2,000 0,050 2,000 0,005 0,000 0,002 0 0 0 0

Krom hexavalen (Cr6+) 0 0 0 0 0,050 1,000 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000 0 0 0 0

Kadmium (Cd) 0 0 0 0 0,010 0,010 0,010 0,010 0,000 0,000 0,000 0 0 0 0

Timbal (Pb) 0,024 0 0 0 0,030 1,000 0,030 1,000 0,024 0,000 0,006 0 0 0 0

Arsen (As) 0,0003 0,002 0,003 0,001 1,000 1,000 1,000 1,000 0,003 0,000 0,002 0 0 0 0

Selenium (Se) 0,001 0 0,001 0,001 0,050 0,050 0,050 0,050 0,001 0,000 0,001 0 0 0 0

Surfaktan 0,042 0,037 0,027 0,083 0,083 0,027 0,047

Fenol 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Mangan (Mn) 0,054 0 0 0,063 2,000 0,063 0,000 0,029 0

Natrium (Na) 0,038 0,087 0,067 0,214 0,214 0,038 0,102

BIOLOGI

MPN E.coli 240 93 - 23000 100 1000 2000 2000 23000 93 7778

MPN Coliform 460 240 - 43000 100 1000 10000 10000 43000 240 14567

Nilai indeks STORET -48 -2 -48 -2

Page 75: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

62

Stasiun 4 (Outlet Waduk Cirata)

Tahun 2011-2012 Kedalaman 5 meter

Parameter

Periode Baku Mutu Nilai Pengamatan SKOR

1 2 3 4 5 C* D* III** IV** max min rata C* D* III** IV**

FISIKA

Temperatur 28,2 29,1 29 29 27,9 dev 3 n dev 3 dev 5 29,100 27,900 28,640

Residu terlarut 97,29 101,2 90,57 97 125 1000 1000 1000 2000 125 91 102

Zat tersuspensi 10 6,2 14 4,2 6,4 400 400 14 4 8

Kekeruhan 141 3,77 10,3 25,9 4,46 141 4 37

D H L - 146,6 148,2 159,4 205 2250 205 147 165

Transparensi 7,26 - - - 7 7 7

KIMIA

pH 7,51 7,72 7,76 6,81 7,66 6-9 5-9 6-9 5-9 7,760 6,810 7,492

CO2 bebas 5,3 1,4 1,5 4,9 3,2 5,280 1,408 3,256

HCO3 70,0 32,5 39,4 50,3 0,0 70,0 0,0 38,4

Kesadahan (CaCO3) 26,0 26,0 32,0 30,0 40,0 40,0 26,0 30,8

Sulfida (H2S) 0,018 0 0 0,007 0 0,002 0,002 0,018 0,000 0,005 -8 -8

Ammonia (NH3) 0,001 0,007 0,008 0,002 0,012 0,020 0,012 0,001 0,006 0

Nitrit (NO2-N) 0,125 0,0007 0,004 0,008 0,006 0,060 0,060 0,125 0,001 0,029 -2 -2

Nitrat (NO3-N) 1,84 1,150 0,8 0,733 0,450 20,0 20,0 1,840 0,450 0,995 0 0

Fosfat (PO4) 0,201 0,105 0,288 0,284 0,241 1,0 5,0 0,288 0,105 0,224 0 0

Klorin bebas (Cl2) 0 0 0,18 0,18 0,00 0,003 0,003 0,180 0,000 0,072 -8 -8

Oksigen Terlarut (DO) 4,5 4,5 5,7 4,5 5,2 3 3 5,700 4,500 4,880

C O D 15,56 15,69 10,95 16,03 22,5 50 100 50 100 22,500 10,950 16,146 0 0 0 0

B O D 9,34 9,41 4,93 6,89 9,45 6 12 6 12 9,450 4,930 8,004 -8 0 -8 0

Minyak dan Lemak 0 0 0 0 0 1000 1000 0,000 0,000 0,000 0 0

Fluorida (F) 0,064 0,068 0 0,082 0,006 1,500 1,500 0,082 0,000 0,044 0 0

Besi (Fe) 0,559 0 0 0,005 0,000 0,559 0,000 0,113

Air Raksa (Hg) (ppb) 0 0 0,06 0,06 0,000 2 5 2 5 0,060 0,000 0,024 0 0 0 0

Nikel (Ni) 0 0,212 0 0 0,000 0,500 0,212 0,000 0,042 0

Tembaga (Cu) 0,059 0,055 0,024 0 0,000 0,020 0,200 0,002 0,200 0,059 0,000 0,028 -8 0 -8 0

Seng (Zn) 0,041 0,051 0,033 0,021 0,000 0,020 2,000 0,050 2,000 0,051 0,000 0,029 -8 0 -2 0

Krom hexavalen (Cr6+) 0 0 0 0 0,000 0,050 1,000 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000 0 0 0 0

Kadmium (Cd) 0 0,002 0,015 0 0,000 0,010 0,010 0,010 0,010 0,015 0,000 0,003 -2 -2 -2 -2

Timbal (Pb) 0 0,033 0 0 0,000 0,030 1,000 0,030 1,000 0,033 0,000 0,007 -2 0 -2 0

Arsen (As) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,000 1,000 1,000 1,000 0,004 0,000 0,001 0 0 0 0

Selenium (Se) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,050 0,050 0,050 0,050 0,000 0,000 0,000 0 0 0 0

Surfaktan 0,044 0,090 0,037 0,034 0,046 0,090 0,034 0,050

Fenol 0 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000

Mangan (Mn) 0,053 0 0 0 0,055 2,000 0,055 0,000 0,022 0

Natrium (Na) 0,054 0 0,0006 0,003 0,000 0,054 0,000 0,012

BIOLOGI

MPN E.coli - - - 9 100 1000 2000 2000 0 0

MPN Coliform - - - 9 100 1000 10000 10000 9 9 9

Nilai indeks STORET -46 -2 -40 -2

Lampiran 3. Nilai rata-rata konsentrasi (mg/L) parameter kualitas air

Parameter Nilai Stasiun

1A 1B 2 3 4

Sulfida (H2S) max 0,024 0,038 0,632 0,598 0,269

Page 76: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

63

min 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

rata 0,005 0,010 0,111 0,144 0,072

Ammonia (NH3-N)

max 0,083 0,066 0,030 0,049 0,053

min 0,001 0,002 0,002 0,002 0,003

rata 0,017 0,018 0,008 0,009 0,017

Nitrit (NO2-N)

max 0,323 0,243 0,213 0,224 0,149

min 0,004 0,003 0,002 0,001 0,001

rata 0,082 0,043 0,050 0,050 0,035

Klorin bebas (Cl2)

max 5,400 0,660 0,780 1,260 2,160

min 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

rata 0,576 0,131 0,140 0,334 0,357

Oksigen Terlarut (DO)

max 4,500 6,500 4,667 4,900 4,567

min 1,733 1,933 1,967 1,933 3,033

rata 3,194 3,591 3,052 2,811 3,839

B O D

max 21,327 15,173 12,870 66,020 12,363

min 5,917 5,817 5,967 3,017 5,777

rata 11,049 10,137 9,528 11,036 8,769

Tembaga (Cu)

max 0,101 0,110 0,100 0,095 0,095

min 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

rata 0,030 0,031 0,032 0,034 0,038

Seng (Zn)

max 0,310 0,155 0,408 0,108 0,154

min 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

rata 0,040 0,022 0,045 0,031 0,031

Timbal (Pb)

max 0,142 0,232 0,232 0,103 0,079

min 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

rata 0,017 0,033 0,020 0,018 0,019

Lampiran 4. Jenis dan jumlah industri yang beroperasi di sepanjang DAS Citarum

No Jenis industri Jumlah Dampak pencemaran

1 Tekstil 228 Logam berat

2 Aneka industri 38 Logam berat

3 Logam 17 Logam berat

4 Makanan dan minuman 14 BOD, COD

5 Farmasi 10 Logam berat

6 Kimia 8 B3

7 Plastik 7 Anorganik

8 Kulit 6 Logam berat

9 Minyak dan cat 4 Logam berat

10 Kertas 2

Sumber: Garno (2001)

Lampiran 5. Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) tahun 2011

Wilayah No Desa Keramba Jaring Apung Konstruksi [%]

Page 77: TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN WADUK CIRATA, JAWA … · Pengambilan contoh data primer dilakukan pada bulan Februari 2012 dan dianalisis ... penulis berharap agar skripsi ini dapat

64

(petak)

Jumlah Aktif Non aktif Drum Busa

Zona 1

Bandung

Barat

1 Bojong mekar 133 119 14

70.8% 29.2%

2 Margalaksana 10,49 10,368 122

3 Margaluyu 8,235 8,023 212

4 Nanggeleng 1,042 938 104

5 Nyenang 1,866 1,866 -

Jumlah 21,766 21,314 452

Zona 2

Purwakarta

1 Citamiang 1,294 1,255 39

94.2% 5.8%

2 Pasir jambu 926 628 298

3 Sinargalih 2,646 2,272 374

4 Tegal datar 5,238 4,488 750

Jumlah 10,104 8,643 1,461

Zona 3

Cianjur

1 Bobojong 7,842 6,777 1,065

64.0% 36.0%

2 Cikidang 1,93 1,503 427

3 Kamurang 4,395 4,363 32

4 Kertajaya 1,762 1,762 -

5 Mande 5,232 4,229 1,003

Jumlah 21,161 18,634 2,527

Persentase 88% 12%

Total 53,031 48,591 4,44 72.5% 27.5%

Sumber: Badan Pengelola Waduk Cirata (2011)

Lampiran 6. Tataguna Lahan (%) DAS Citarum Tahun 1994-2010

No Penggunaan lahan Tahun

1994 2001 2005 2010

1 Hutan primer 11,4 8,8 8,2 1,2

2 Hutan sekunder 21 3,3 3,1 8,1

3 Lahan industri 0,2 0,3 0,3 0,3

4 Tanaman campuran 4,6 6,5 10,3 16,3

5 Kebun 9,2 19,6 25,4 7,3

6 Lahan pemukiman 1,9 2,4 2,7 26,1

7 Sawah 45,6 51,5 42,5 25,5

8 Sungai/waduk/situ 1,1 1,3 1,2 0,1

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat (Bapeda,

2003).