makalah waduk
DESCRIPTION
Tugas PTMTRANSCRIPT
Waduk
A. URAIAN LENGKAP MENDESKRIPSIKAN WADUK
1. Definisi waduk
Waduk adalah bangunan besar untuk menampung/mengumpulkan air selama musim hujan (saat debit tinggi) untuk digunakan pada musim kemarau (saat debit rendah)
2. Ciri-ciri fisik waduk:
a. Kapasitas simpanan, merupakan ciri fisik yang paling penting dari waduk berhubung karena fungsi utama waduk adalah untuk menyediakan simpanan (tampungan). Kapasitas waduk yang bentuknya beraturan dapat dihitung dengan rumus-rumus untuk menghitung volume benda padat.
b. Lengkung simpanan atau lengkung kapasitas, merupakan integral dari lengkung luas-elevasi.
c. Permukaan genangan normal, adalah elevasi maksimum yang dicapai oleh kenaikan permukaan waduk pada kondisi operasi biasa. Untuk sebagian besar waduk, genangan normal ditentukan oleh elevasi mercu pelimpah atau puncak pintu pelimpah.
d. Permukaan genangan minimum, adalah elevasi terendah yang dapat diperoleh bila genangan dilepaskan pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh elevasi bangunan pelepasan yang terendah di dalam bendungan atau pada waduk-waduk PLTA, oleh kondisi operasi turbinnya.
e. Simpanan berguna, merupakan volume simpanan yang terletak diantara permukaan genangan minimum dan normal. Simpanan berguna dapat dibagi lagi menjadi simpanan konservasi dan simpanan pengurangan banjir sesuai dengan rencana opersai yang ditetapkan.
f. Simpanan mati, merupakan air yang ditahan di bawah permukaan genangan minimum.
g. Simpanan tebingSimpanan ini meningkatkan kapasitas waduk, lebih dari yang terlihat pada lengkung elevasi simpanannya. Besarnya simpanan tebing tergantung pada kondisi geologis dan dapat mencapai beberapa persen dari volume waduk.
h. Simpanan lembah, merupakan simpanan karena adanya aliran alamiah dari air.
Gambar daerah-daerah simpanan di dalam suatu waduk3. Menghitung kapasitas dan produksi waduk
Prosedur dalam penghitungan besarnya kapasitas waduk yang memadai pada tingkat kebutuhan tertentu (metode kurva massa RIPPL):
a. Dari data debit bulanan digambarkan dalam massa debitnya (mass curve)b. Kebutuhan air dianggap konstan, sehingga kebutuhan komulatif dapat digambarkan dengan kemiringan tertentu
c. Dipilih jarak vertikal terbesar antara garis massa debit dengan garis kebutuhan komulatif sebagai kapasitas tampungan waduk
4. Menghitung Laju Sedimentasi di Waduk
Setiap sungai membawa sejumlah sediment terapung (suspended sediment) serta mengerakkan bahan-bahan padat disepanjang dasar sungai sebagai muatan dasar (bed load). Karena berat jenis bahan-bahan tanah adalah kira-kira 2,65 maka partikel-partikel sediment terapung cenderung untuk mengendap kedasar alur, tetapi arus keatas pada aliran turbulen menghalangi pengendapan secara gravitasi tersebut. Bila air yang mengandung sediment mencapai suatu waduk, maka kecepatan dan turbelensinya akan sangat jauh berkurang. Partikel-partikel terapung yang agak besar serta sebagian besar muatan dasar akan mengendap lebih jauh dibagian hilir waduk, walaupun partikel-partikel yang sangat kecil dapat tetap terapung lebih lama lagi dan sebagian darinya
mungkin melewati bendungan bersama dengan air yang mengalir melalui alur pembuangan, turbin, atau pelimpah banjir.
Muatan sediment terapung pada sungai-sungai diukur dengan cara mengambil contoh air, menyaringnya untuk memisahkan sediment, mengeringkannya, dan kemudian menimbang bahan-bahan yang disaring tersebut. Muatan sediment dinyatakan dalam parts permillion (ppm), yang dihitung dengan cara membagi berat sediment dengan berat sediment dengan airnya dan mengalikan hasil bagi tersebut dengan 10. Contoh air biasa diambil didalam botol yang dipasang pada sebuah pengambil yang dirancang sedemikian rupa untuk menghindari distorsi gari-garis arus aliran gambar dapat mengambil contoh yang tepat dari air yang mengandung sediment tersebut. Sebagian besar data ankutan sediment yang ada telah dikumpulkan sejak tahun 1938. Karena buruknya rancangan alat-alat pengambil contoh, maka ketelitian sebagian besar data dari tahun-tahun permulaan diragukan.
Tidak ada alat yang praktis untuk pengukuran muatan dasar dilapangan yang sekarang sudah digunakan. Muatan dasar dapat berkisar antara nol hingga beberapa kali l;ipat muatan terapung. Walaupun demikian, lebih umum didapati berkisar antara 5 hingga 25 persen. Einstein telah menyajikan suatu persamaan untuk mengukur gerakan muatan dasar dengan berdasarkan distribusi ukuran bahan-bahan dasar tersebut serta arus aliran sungainya.
Hubungan antara angkutan muatan terapung Q8 dan aliran sungai Q sering dinyatakan dengan suatu grafik logaritmik yang secara matematik dapat dinyatakan dengan suatu persamaan yang berbentuk
Qs=kQn
Dimana n umumnya berkisar antara 2 dan 3, sedangkang k, yaitu pembatas bila Q sama dengan satu, biasanya sangat kecil. Suatu lengkung aliran dapat digunakan untuk memperkirakan angkutan sediment terapung dari data aliran sungai yang terus menerus dengan cara yang sama dengan cara ynag digunakan untuk menghitung aliran sungai dari data tinggi muka air yang berkesinambungan berdasarkan hubungan tinggi muka air debit. Lengkung aliran sediment jauh kurang teliti daripada lenkung aliran sungai yang bersangkutan. Laju erosi berubah-ubah untuk setiap hujan, tergantung pada intensitas curah hujan, keadaan tanah, serta pertumbuhan tanamannya. Sedimen yang tererasi dari suatu lembah sungai dalam suatu kejadian hujan dapat diendapkan di alur sungai dan tinggal di sana hingga hujan berikutnya mendorongnya ke hilir. Bagian-bagian tertentu dari lembah sungai mungkin lebih peka terhadap erosi dari pada bagian-bagian lainnya, sehingga muatan sediment yang lebih besar dapat diharapkan bila curah hujan terpusat pada daerah semacam ini. Dengan demikian, laju angkutan sediment terapung dan laju aliran sungai jarang berkolerasi langsung. Walaupun terdapat ketidak telitian semacam ini, lengkung aliran sedimen merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk memperkirakan angkutan sediment terapung. Angkutan sediment total dapat diperkirakan dengan menambahkan suatu jumlah yang cocok bagi sumbangan muatan dasar pada angkutan sediment terapung.
Bila data tentang sediment terapung tidak ada, maka angkutan sediment total pada suatu sungai dapat diperkirakan berdasarkan perbandingan dengan DAS-DAS lain yang angkutan sedimennya telah dihitung terlebih dahulu dari data muatan sediment terapung atau penelahan tentang pengendapan sedimen di waduk. Jumlah total sedimen yang melewati setiap penampang suatu sungai disebut produksi sedimen. Laju produksi sedimen tahun rata-rata pada umumnya berkisar antara 200 hingga 4000 ton/mil2 (70 hingga 1400 t/km2).
5. Menghitung Panjang Gelombang di waduk
Panjang gelombang untuk gelombang-gelombang yang dalam dapat dihitung dari :
= 5,12 t2W ft atau = 1,56 t2
w m
Dimana periode gelombang tw , dihitung dari :
tw = 0,46 v0w
, 44 F0 , 28
Untuk gelombang pada air dangkal, lebih tepat digunakan hubungan hubungan lain untuk menghitung panjang gelombang. Dalam satuan metrik, koefisien untuk persamaan diatas menjadi 0,32. lengkung-lengkung untuk umpukan batu menyatakan konstruksi yang sangat lulus air, sedangkan untuk hamparan batu pecah diatas timbunan tanah yang lebih umum, pendakian gelombangnya mungkin agak lebih tinggi, tergantung pada kelulusan air serta kahalusan relatif permukaannya.
6. Bagaimana cara pembersihan di waduk.
Pembuangan pohon-pohon dari suatu kedudukan waduk tetapi suatu pekerjaan yang mahal yang sering kali sulit dibenarkan berdasarkan pertimbangan ekonomi, demikian halnya dengan pengerukan yang juga membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
Dan juga dapat dilakukan dengan metode-metode konservasi tanah didalam DASnya, teras-teras, penanaman berjalur, pembajakan tanah mengikuti garis tinggi, dan lain-lain.
http://yosephmp.blogspot.com/2011/06/waduk.html
Makalah operasi waduk
WADUK
Suatu proyek penyediaan air irigasi, atau pembangkit listrik tenaga air yang
secara langsung menyadap air dari suatu sungai mungkin tidak mampu memenuhi
tuntutan kebutuhan para konsumennya pada masa-masa air rendah. Sungai ini, yang
mungkin hanya sedikit atau sama sekali tidak mengalirkan air pada jangka-jangka waktu
tertentu dalam suatu tahun, seringkali menjadi aliran deras yang hebat setelah hujan
lebat dan menjadi bahaya bagi semua kegiatan disepanjang tebingnya. Suatu waduk
penampung atau waduk konservasi dapat menahan air kelebihan ada masa-masa aliran
air tinggi untuk digunakan selama masa-masa aliran tinggi untuk digunakan selama
masa-masa kekeringan.
Disamping menampung air untuk pemanfaatan di kemudian hari, penampungan
air banjir tersebut dapat pula memperkecil kerusakan banjir di hilir waduk. Berhubung
dengan berubah-ubahnya jumlah pertumbuhan air dalam sehari,
berbagai kota menganggap perlu untuk mengadakan waduk distribusi di dalam system
penyediaan airnya. Waduk semacam ini memungkinkan pengoperasian sarana
pengelolahan air atau pemompaannya dengan laju yang kira-kira seragam, kemudian
memberikan air dari waduk bila kebutuhannya melampaui laju tersebut. Pada daerah-
daerah pertanian atau pertenakan, tangki tendon atau kolam lapangan dapat
menampung aliran yang terputus-putus dari sungai-sungai kecil untuk tujuan-tujuan
yang bermanfaat.
Berapa pun ukuran suatu waduk atau apa pun tujuan akhir dari pemanfaatan
airnya, fungsi utama dari suatu wadukk adalah untuk menstabilkan aliran air, baik
dengan cara pengaturan persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah,
maupun dengan cara memenuhi kebutuhan yang berubah-ubah dari para konsumen.
1. Ciri-ciri fisik waduk
Fungsi utama dari waduk adalah untuk menyediakan simpanan (tampungan), maka
cirri fisiknya yang paling penting adalah kapasitas simpanan.
Permukaan genangan normal adalah elavasi maksimum yang dicapai oleh kenaikan
permukaan waduk pada kondisi operasi biasa. Untuk sebagain besar waduk, genangan
normal ditentukan oleh elavasi mercu pelimpah atau puncak pinti pelimpah.
Permukaan genangan minimum adalah elevasi terendah yang dapat diperoleh bila
genangan dilepaskan pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh elevasi
bangunan pelepasan yang terendah di dalam bendungan atau pada waduk-waduk
PLTA,oleh kondisi operasi turbinnya Volume simpanan yang terletak di antara
permukaan genangan minimum dan normal disebut simpanan mati.
Pada waduk-waduk serbaguna, kapasitas berguna dapat dibagi lagi menjadi
simpanan konversi dan simpanan pengurangan banjir sesuai dengan rencana operasi
yang ditetapkan. Pada waktu banjir, debit melalui pelimpahan dapat sesuai dengan
rencana operasi yang ditetapkan. Pada waktu banjir, debit melalui pelimpah dapat
mengakibatkan nainya permukaan air lebih tinggi daripada permukaan genangan
normal.
Simpanan tambahan ini pada umumnya tidak terkendali, yaitu simpanan ini ada
hanya pada waktu banjir dan tidak dapat dipertahankan untuk penggunaan selanjutnya.
Tebing-tebing waduk biasanya lulus air, air akan masuk ke dalam tanah bila waduk terisi
dan keluar lagi bila permukaan air turun. Simpana tebing ini meningkatkan kapasitaas
waduk, lebih daripada yang terlihat pada lengkung elevasi simpanannya. Besarnya
simpanan tebing tergantung pada kondisi geologis dan dapat mencapai beberapa
persen dari volume waduk. Air di dalam alur simpanan yang berasal dari pembangunan
waduk adalah kapasitas keseluruhan dikurangi dengan simpanan lembah alamiah.
Perbedaannya tidaklah penting untuk waduk koservasi, tetapi dari segi pandangan
pengurangan banir, simpanan efektif dari waduk adalah simpanan berguna di tambah
simpanan tambahan dikurangi simpanan lembah alamiah yang bersesuaian dengan laju
aliran yang masuk ke waduk.
Bila luas penampang waduk cukup besar dibandingkan terhadap laju aliran,
kecepatannya akan kecil dan kemiringan garis derajat hidroliknya akan sangat datar
merupakan kapasitas tambahan. Bentuk penampang permukaan air pada waktu aliran
besar dapat menjauhi garis datar. Elemen yang berbentuk pasak di atas garis datar
merupakan kapasitas tambahan.
Bentuk penampang permukaan air dapat dihitung dengan menggunakan cara-cara
aliran tidak seragam. Suatu penampang yang berbeda akan terjadi untuk setiap
kombinasi antara laju aliran dan elevasi permukaan air di bendungan. Perhitungan
penampang permukaan air merupakan bagian-bagian yang penting dari perancangan
waduk karena memberikan keterangan tentang permukaan air di berbagai titik
sepanjang waduk yang akan menjadi dasar penetapan kebutuhan lahan bagi waduk
tersebut.
Simpanan waduk yang dipengaruhi oleh aliran balik (backwater) tidak dapat
dikaitkan hanya kepada elevasi permukaan air. Suatu parameter kedua seperti laju
aliran masuk pada suatu stasiun pengukuran di dekat ujung atas waduk haruslah
digunakan pula. Volume simpanan untuk tiap-tiap penampang dapat dihitung dari
penampang-penampangnya dengan metode yang digunakan untuk menghitung
pekerjaan-pekerjaan tanah.
2. Produksi Waduk
Aspek yang paling penting dalam perancangan waduk penyimpanan barangkali
adalah suatu analisis tentang hubungan antara produksi dan kapasitas.
Produksi adalah jumlah air yang dapat disediakan oleh waduk dalam suatu interval
waktu tertentu.
Interval waktu tersebut dapat berbeda-beda, mulai dari satu hari untuk waduk
distribusi yang kecil hinga setahun atau lebih untuk waduk penyimpanan yang besar.
Produksi tergantung pada aliran masuk dan akan berubah-ubah dari tahun ke tahun.
Produksi aman atau priduksi pasti adalah jumlah air maksimum yang dapat dijamin
tersedia selama suatu periode kering yang kritis. Dalam praktek, maka kritis tersebut
sering diambil sebagai periode aliran alamiah terendah yang tercatat untuk sungai. Oleh
karenanya, terdapat suatu periode yang lebih kering dapat terjadi, disertai dengan
produksi yang bahkan lebih sedikit daripada produksi aman itu. Karena produksi aman
tidak akan pernah dapat ditetapkan dengan pasti, maka akan lebih abaik untuk
menangani masalah produksi dengan pengertian peluang. Besarnya produksi
maksimum yang mungkin sama dengan aliran masuk dikurangi kehilangan akibat
penguapan dan rembesan. Bila besarnya aliran sungai secara mutlak tetap, maka tidak
akan diperlukan waduk sama sekali, dapat seiring dengan meningkatnya
keanekaragaman aliran , maka kapasitas masuk yang dibutuhkan akan meningkat pula.
Bila suatu sasaran produksi ditetapkan, maka pemilihan kapasitas waduk
teragantung pada besarnya resiko yang dapat diterima sehubungan dengan kenyataan
bahwa produksi tersebut tidak akan selalu dapat dicapai. Suatu waduk yang
menyediakan air untuk kebutuhan kota haruslah mempunuai produksi rencana yang
relative rendah agar hanya ada resiko kecil bahwa suatu periode yang produksinya
kurang dari nilai perencanaan akan terjadi sebaliknya, suatu jaringan irigasi mungkin
dapat mentoleransi 20 persen tahun-tahun yang produksinya dibawah nilai rencana
nominal. Air yang diperoleh di atas jumlah produksi aman selama periode air tinggi
disebut produksi sekunder.
3. Pemilihan kapasitas waduk distribusi
Pemilihan kapasitas waduk distribusi untuk produksi tertentu. Perancangan suatu
proyek sering kali menuntut penetapan kapasitas waduk yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Contoh-contoh didapat dari penyediaan air kota atau
irigasi jika diinginkan untuk menagiri suatu daerash tertentu. Karena produksi (atau
aliran keluar waduk) sama dengan aliran masuk ditambah dan dikurangi dengan
pertambahan simpanan, maka penetapan kapasitas guna menyediakan produksi yang
besarnya tertentu didasarkan atas persamaan simpanan. Dalam jangka panjang, aliran
keluar haruslah sama dengan aliran masuk dikurangi dengan buangan serta
kehilangan-kehilangan yang tak terhindarkan. Denagn kata lain, suatu waduk tidaklah
menghasilkan air, melainkan hanya memungkinkan pengaturan kembali disribusinya
terhadap waktu.
Suatu masalah sederhana yang berkaitan dengan pemilihan kapasitas waduk
distribusi. Dalam hal ini produksi yang diinginkan didasarkan atas suatu perkiraan
tentang kebutuhan harian maksimum dari para konsumen. Laju aliran masuk dipastikan
dengan memutuskan pemompaan dengan laju seragam. Kapasitas waduk haruslah
cukup untuk memenuhi kebutuhan pada saat-saat kebutuhan tersebut melebihi laju
pemompaan. Pemecahan yang serupa akan ditempuh pula bila dianggap bahwa laju
pemompaan berubah-ubah.
Contoh : persediaan air suatu kota dipompa dari sumur-sumur kedalam suatu waduk distribusi.
Perkiraan kebutuhan air jam-jam untuk hari maksimum diperlihatkan dibawah ini. Bila
pompa bekerja dengan laju yang seragam berapakah kapasitas waduk distribusi yang
dibutuhkan?
AKHIRKEBUTUHAN
LAJU DIBUTUHKAN
JAM PEMOMPAAN SERAGAM DARI WADUK
0100 150 526.8 0
0200 189 526.8 0
0300 253 526.8 0
0400 287 526.8 0
0500 369 526.8 0
0600 423 526.8 0
0700 507 526.8 0
0800 652 526.8 125
0900 798 526.8 271
1000 846 526.8 319
1100 810 526.8 283
1200 773 526.8 246
1300 759 526.8 232
1400 742 526.8 215
1500 713 526.8 186
1600 656 526.8 129
1700 639 526.8 112
1800 603 526.8 76
1900 591 526.8 64
2000 461 526.8 0
2100 420 526.8 0
2200 364 526.8 0
2300 328 526.8 0
2400 310 526.8 0
JUMLAH 12643 12643 2260
Grafis
tentang perhitungan kapasitas waduk yang dibutuhkan.
4. Pemilihan Kapasitas untuk waduk sungai
Penetapan kapasitas untuk suatu waduk sungai biasanya disebut suatu penelaahan
operasi (operation study) dan merupakan suatu simulasi pengoperasian waduk untuk
Waktu - Jam
suatu periode yang sesuai dengan seperangkat aturan yang ditetapkan. Suatu
penelaahan operaso dapat hanya menganalisis suatu “periode kritis” yang dipilih, yaitu
pada waktu aliran sangat rendah, tetapi praktek modern lebih banyak memanfaatkan
daa sistetis yang panjang. Dalam hal yang pertama, penelaahan tidak akan dapat
mencapai sesuatu selain penetapan kebutuhan kapasitas selama musim kering yang
dipilih. Dengan data sintesis, keandalan waduk dengan berbagai kapasitas dapat
diperkirakan.
Suatu penalaahan operasi dapat dikerjakan berdasarjan interval tahunan, bulanan
atau harian. Data bulanan paling umum digunakan, tetapi untuk waduk besar yang
menyimpan simpanan untuk beberapa tahun, interval tahunan akan cukup
memeuaskan. Untuk waduk yang sangat kecil, urutanaliran dalam suatu bulan dapat
menjadi penting, sehingga harus diambil interval mingguan atau harian.
Bila data sintesis yang panjang harus dianalisis, maka dapat dikerjakan dengan
computer dan biasanya algoritma puncak urutan. Nilai-nilai jumlah komulatif aliranmasuk
dikuriangi pelepasan (termasuk penguapan dan rembesan rata-rata) dapat dihitung.
Puncak yang pertama (maksimum setempat dari aliran masuk bersih komulatif) dan
puncak urutannya 9puncak berikut yang lebih besar dari puncak pertama) dapat
diketahui. Simpanan yang dibutuhkan untuk interval yang bersangkutan merupakan
selisih antara puncak awal dengan ceruk terendah di dalam interval itu. Proses ini
diulangi untuk semya kasus yang ada dalam periode yang ditelaah, kemudian dilai yang
terbesar dari simpanan yang dibutuhkan dapat ditetapkan.
Suatu lengkung massa (atau diagram Rippl) adalah gambaran kumulatif dari aliran
masuk bersih kedala waduk. Kemiringan lengkung masa pada setuap saat meruajan
ukuran aliran masuk pada saat itu. Lengkung kebutuhan yang mewakili kebutuhan
dengan laju seragam akan berupa garis. Garis kebutuhan yang digambarkan tangensial
terhadap titik-titik punggung lengkung massa menyatakan laju pelepasan aliran dari
waduk. Bila dianggap bahwa waduk sedang penuh dimanapun garis kebutuhan
memotong lengkung massa, maka jarak maksimum antara garis kebutuhan tersebut.
Jarak tegak antara tangens-tangens yang berturutan menyatakan jumlah air yang
dibuang melalui pelimpaha. Bila besarnya (sebenarnya merupakan lengkung massa dari
kebutuhan), tetapi analisisnya tidak berubah. Bagaimana pun adalah penting bahwa
garis kebutuhan untuk kebutuhan yang tidak seragam harus bertepatan secara
kronoligis dengan lengkung massa, dengan pengertian bahwa kebutuhan bulan juni
haruslah bertepatan dengan aliran masuk pada bulan juni itu, dan seterusnya.
Sebelum menetapkan keputusan tentang kapasitas waduk, biasanya diperlukan
penelaahan operasi yang terinci untuk satu atau beberapa periode data. Analisis terinci
ini haruslah memperhitungkan rembesan sebagai fungsi dari permukaan air
waduk,penguapan sebagai funsi dari luas waduk dan potensi penguapan yang berubah-
ubah, serta peraturan-peraturan operasi yang mungkin tergantung apda aliran masuk
alamiah, simpanan waduk serta factor-faktor lainnya. Biasanya cukup mudah untuk
menggunakan kompeter digital untuk penelaahan operasi karena hal ini memungkinkan
sejmlah percobaan dengan bebagai anggapan yang berbeda, misalnya tentang
peraturan operasinya dan sebagainya.
Pembangunan suatu waduk menambah luas permukaan air yang terbuka, lebih
daripda yang daripada sungai aslinya, sehingga meningkatkan penguapan. Karena
penguapan dari permukaan air yang terbuka hampir selalu lebih besar daripada
evaportranspirasi dari suatu permukaan lahan, maka biasanya akan terjadi kehilangan
air akibat dibangunnya suatu waduk. Pada suatu daerah yang gersang, kehilangan
tersebut dapat sedemikian besarnya sehingga menghapuskan tujuan adanya waduk itu
sendiri. Bila dianggap bahwa angka-angka aliran masuk menyatakan jumlah aliran
dibendungan, maka kehilangan bersih akibat penguapan karena adanya waduk adalah
Dimana Ew adalah penguapan dari permukaan air bebas, Ea adalah evapotranspirasi
yang sebenarnya dari alhan yang digenangi oleh waduk, P adalah presipitasi, dan q
adalah limpasan dari daerah yang bersangkutan sebelum penggenangan waduk.
Rembesan dari waduk mungkin masih memperbesar kehilangan air akibat
pembangunan waduk. Untuk penelitian awal akan cukup memuaskan bila kehilangan
bersih per satuan luas dikalikan denganluas waduk pada permukaan genangan rata-
ratanya guna menetapkan volume air yang bersangkutan. Bila perbedaan luas antara
genangan maksimum dan minimum besar, maka kehilangan air tersebut harus dihitung
untuk setiap periode berdasarkan perkiraan elevasi permukaan air untuk periode yang
bersangkutan.
5. Keandalan waduk
Keandalan suatu waduk didefinisikan sebagai besarnya peluang bahwa
ia kan mampu memenuhi kebutuhan yang direncakan sepanjang masa hidupnya tanpa
adanya kekurangan. Dalam pengertian ini, masa hidup dinyatakan sebagai umur
ekonominya, biasanya antara 50hingga 100 tahun. Kita dapat memperkirakan
keandalan dengan cara membangkitkan 500 hingga 1000 buah rangkaian secara
stokastik, dengan panjang rangkaian masing-masing sama dengan masa hidup proyek
yang ditetapjan. Setiap rangkaian kemudian dapat dikatakan sebagai mewakili sebuah
contoh kemungkinan tentang apa yang dapat terjadi selama masa hidup proyek itu,
sedangkan seluruh rangkaian tersebut mempunyai kemungkinan yang sama untuk
mewakili waktu yang akan datang ini.
Bila besarnya simpanan yang diperlukan untuk memenuhi suatu jumlah kebutuhan
yang ditetapkan diperhitunkan untuk masing-masing rangkaian, maka nilai-nilai
simpanan yang diperoleh dapat disusun menurut peringkat besarnya dan digambarkan
sebagai suatu lengkung frekuensi, atau suatu lengkung teoretis dapat diperhitungkan
daru data yag ada. Distribusi nilai ekstrem dari Gumbel ternyata merupakan distrubusi
yang tepat untuk tujuan ini. Hasilnya berupa suatu lengkung keandalan yang
menunjukkan besarnya peluang bahwa kebutuhan yang ditetapkan selama masa hidup
proyek dapat dipenuhi sebagai fungsi dari kapasitas waduk.
6. Angkutan sediment oleh sungai
Setiap sungai membawa sejumlah sediment terapung (suspended sediment) serta
menggerakkan bahan-bahan padat di sepanjang dasar sungai sebagai muatan dasar
(bed load). Karena berat jenis bahan-bahan tanag adalah kira-kira 2,65, maka partikel-
partikel sediment terapung cendrung untuk mengendap kedasar alur, tetapi arus ke atas
pada aliran turbulen menghalangi pengendapan secara gravitasi tersebut. Bila air yang
mengandung sediment mencapai suatu waduk, maka kecepatan dan turbulensinya akan
sangat jauh berkurang. Partikel-partikel terapung yang agak besar serta sebagaian
besar muatan dasar akan mengendap sebagai suatu delta di hulu waduk. Partikel-
partikel yang lebih kecil akan tetap terapung lebih lama dana kan mengendap lebih jauh
dibagaian hilir waduk, walaupun partikel-partikel yang sangat kecil dapat tetap terapung
lebih lama lagi dan sebagian darinya mungkin melewati bendungan bersama dengan air
yang mengalir melalui alur pembuangan, turbin, atau pelimpah banjir.
Tidak ada alat yang praktis untuk pengukuran muatan dasar dilapangan yang
sekarang sudah digunakan. Muatandasar dapat berkisar antara nol hingga beberapa
kali lipat muatan terapung. Walaupun demikian, lebih umum didapati berkisar antara 5
hingga 25 persen. Einstein telah menyajikan suatu persamaan untuk menghitung
gerakan muatan dasar dengan berdasarkan distribusi ukuran bahan-bahan dasar
tersebut serta laju aliran sungainya.
7. Pengendapan diwaduk.
Tujuan akhir dari semua waduk adalah agar terisi penuh oleh sediment. Bila aliran
masuk sedimen (sediment inflow) besar dibandingkan terhadap kapasitas waduknya,
maka usia manfaat waduk tersebut akan pendek. Suatu waduk peyediaan air yang
berukuran kecil pada sungai Solomon didekat Osborne, Kansas, terisi penuh oleh
sediment selama tahun pertama setelah penyelesaian pembangunanya. Perencanaan
waduk haruslah meliputi pertimbangan tentang kemungkinan laju pengendapan untuk
menetapkan apakah usia manfaat waduk yang direncanakan cukup untuk menjamin
pembangunnya.
Besarnya angkutan sediment sangat berubah-ubah mulai dari nol semala musim
kemarau hingga jumlah yang luar biasa besarnya pada waktu banjir-banjir besar.
Dengan demikian akan sulit sekali untuk meramalkan penumpukan sediment yang
diharapkan terjadi dalam waktu yang pendek. Sebaliknya, tidaklah akan bijaksana untuk
menganggap bahwa tumpukkan yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang meliputi
beberapa tahun kan memberi petunjuk tentang angkutan sediment tahunan rata-rata
yang sebenarnya. Telah ditunjukkan bahwa sumulsi sediment dapat ditambahkan pada
suatu model simulasi hidrologi yang berkesinambungan. Oleh karenanya, simulasi
membuka kemungkinan untuk membangkitkan suatu data sediment yang pendek serta
untuk menghitung angkutan tahunan rata-rata yang lebih dapat dipercaya. Untuk
melaksanakan ini dengan efektif, contoh-contoh sediment harian haruslah didapatkan
untuk dua tau tiga tahun guna mendapatkan data yang diperlukan untuk
mengkalibrasikan model simulasi tersebut.
Contoh : Hitunglah kemungkinan usia suatu waduk yang kapasitas awalnya adalah 30.000 acre-ft
bila aliran masuk tahunan rata-ratanya adalah 60.000 acre-ft dari aliran masuk sediment
tahunan rata-ratanya adalah 200.000 ton. Anggaplah bahwa berat jenis endapan
sediment adalah 70 pcf. Usia manfaat waduk tersebut akan berakhir bila 80 % dari
kapasitas awalnya terisi oleh sediment.
Kapasitas
acre-ft
Angka
perbandingan
kapasitas
aliran masuk
Efesiensi tangkapan
Tangkapan
sediment
tahunanVolume
tambahan
acre-ft
Jumlah
tahunan
pengisian
Pada
volume
yang
ditunjuk
%
Rata-rata
untuk
pertambahan
%
Tont Acre-
ft
34.00024.00018.00012.0006.000
0,50,40,30,20,1
96,095,595,093,087,0
95,795,795,795,795,7
191.400191.400190.400188.000180.000
126126125123118
60006000600060006000
4848484951
Jumlah 196
8. Pengendalian pengendapan di waduk
Prosedur yang paling umum untuk menangani masalah sediment adalah penetapan
suatu bagian dari kapasitas waduk sebagai simpanan sediment. Ini dalah suatu
pendekatan yang sifatnya negative yang bagaimana pun juga tidak akan mengurangi
penumpukan sediment, tetapi semata-mata hanya menunda saat terjadinya maslah
yang seruis. Karena sediment mengendap diseluruh panjang waduk, maka penetapan
simpanan sediment tidaklah secara eksklusif menyangkut simpanan mati tetapi harus
pula mencakup bagian yang seharusnya merupakan bagian dari simpanan berguna.
Sebenarnya pengendapan di waduk tidak dapat dicegah, tetapi dapat dihambat.
Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memilih suatu tempat yang aliran
masuk sedimenya secara alamiah rendah. Lembah-lembah tertentu merupakan sumber
penghasil sediment yang lebih banyak daripada lainnya karena jenis tanah, kemiringan
lahan, tumbuhan penutup, serta karakteristik curah hujannya. Bila ada pilihan tempat
lain, maka sumber pengahsil sediment yang banyak haruslah di hindari. Bila tempatnya
sudah ditentukan, kapasitas waduk haruslah dibuat cukup besar untuk mendapatkan
usia manfaat waduk yang besar hanya akan lebih panjang daripada untuk waduk yang
kecil apabila semua factor lainnya tidak berubah.
Pengurangan aliran masuk sediment kedalam suatu waduk hingga jumlah tertenu
mungkin dapat diperoleh dengan metode-metode konservasi tanah di dalam DASnya.
Teras-teras, penanaman berjalur, pembajakkan tanah mengikuti gars tinggi, serta
teknik-teknik yang serupa akan menghambat aliran air di permukaan tanah dan
mengurangi erosi.
Pembuangan endapan sediment biasnaya tidak cukup layak. Pintu pembuang di
dekat dasar bendungan dapat memungkinkan pembilasan sejumlah sediment ke hilir,
tetapi bagian yang dibuang tidaklah akan sangat jauh di hulu bendungan. Dengan harga
yang pal;ing murah pun, pembuangan dengan metode-metode pemindahan tanah yang
biasa masih akan mahal, keucali bila sediment yang digali masih berharga untuk dijual.
9. Dorongan angin dan gelombang di dalam waduk.
Bendungan urugan harus mempunyai tinggi jagaan (freeboard) yang cukup diatas
permukaan genangan maksimum agar gelombang tidak cukup menyapu mercu
bendungan. Gelombang di dalam waduk dapat pula merusakkan bangunan-bangunan
dan tanggul tebing yang berdekatan dengan air serta menggangu pelayaran. Bagian
dari perancangan setiap waduk meliputi perkiraan tentang dorongan angina serta tinggi
gelombang.
Dorongan angina dalah miringnya permukaan air waduk akibat gerakan air
permukaan kea rah tebing pantai yang terletak dibawah angina akibat tiupan angin.
Durasi angina, saat terjadinya serta arah tiupannya merupakan factor-faktor penting bagi
tingginya puncak suatu gelombang. Keanekaragaman angin serta respons permukaan
air terhadap angina, yang luar biasa ruwetnya dan belum sepenuhnya dapat dipahami,
menyebabkan timbulnya suatu pola gelombang yang merupakan suatu super posisi dari
sejumlah gelombang. Tinggi gelombang yang berarti akan dilampaui pada kira-kira 13
persen. Bila diinginkan rancangan yang lebih aman, dapat dipilih gelombang yang lebih
tinggi.
10. Pembersihan waduk
Pembuangan pohon-pohon serta puing-puing dari suatu kedudukan waduk adalah
suatu pekerjaan yang mahal dan sering kali sulit dibenarkan berdasarkan pertimbangan
ekonomi. Kerugian utama dari membiarkan tanaman di dalam waduk adalah
kemungkinan-kemungkinan bahwa pohon-pohon akhirnya akan mengambang dan
menimbulkan masalah sampah di bendungan, pembusukan bahan-bahan organik dapat
menimbulkan bau atau rasa yang tidak waduk-waduk penyediaan air, dan pohon-pohon
yang menyembul di atas permukaan air dapat menimbulkan pandangan yang tidak enak
serta menghalangi pemanfaatan waduk untuk rekreasi.
11. Kobocoran waduk
Hampir semua tebing waduk bersifat lulus air, tetapi kelulusannya sangat rendah
sehingga kebocorannya tidak menjadi hal yang penting. Bila dinding waduk terdiri dari
bantuan yang mengalami keretakan berat, bahan vulkanik yang lulus air, atau batu
kapur yang berliang, maka kebocoran yang berat mungkin terjadi. Kebocoran ini tidak
hanya akan mengakibatkan hilangan air, tetapi juga merusakkan tanah milik pada waktu
muncul kembali ke permukaan. Bila kebocoran terjadi melalui beberapa buah alur yang
jelas kedudukannya atau di dalam batuan retak yang tidak luas, maka ada kemungkinan
untuk menyumbat daerah yang bersangkutan dengan suntikan bertekanan tinggi. Bila
daerah kebocoran itu luas, maka biaya-biaya penyuntikkan akan menjadi besar.
12. Pemilihan Kedudukan Waduk
Sebenarnya tidaklah mungkin untuk mendapatkan suatu letak waduk yang
sepenuhnya memiliki ciri-ciri ideal. Aturan umum untuk pemilihan kedudukan waduk
adalah:
1. Harus ada tempat yang cocok untuk kedudukan bendungan. Harga
bendungan sering kali merupakan factor yang menentukan dalam dalam
pemilihan kedudukan.
2. Harga pembebasan lahan untuk waduk (termaksuk jalan umum, jalan
kereta api, kuburan, dan perumahan yang harus dipindahkan) tidak boleh terlalu
mahal.
3. Kedudukan waduk tersebut haruslah mempunyai kapasitas yang cukup.
4. Waduk yang dalam lebih baik daripada yang dangkal, karena harga lahan
persatuan kapasitasnya akan lebih rendah, lebih sedikit penguapan, dan lebih
sedikit kemungkinannya ditumbuhi oleh rumput air.
5. Daerah- daerah anak sungai yang luar biasa produktifnya dalam
menghasilkan sediment sedapat mungkin harus dihindari.
6. Mutu air yang ditampung haruslah memenuhi tujuan pemanfaatannya.
7. Tebing waduk dan lereng-lereng bukut yang berdekatan haruslah stabil.
Tebing yang kurang stabil akan memberikan banyak bahan tanah kepada waduk
Pada tahun 1963 suatu massa tanah yang tinginya 200 m dan panjangnya 1600 m
dengan volume yang melebihi 150 juta m3 longsor kedalam waduk vaiont (italic). Di
samping mengisi sebagian waduk, longsoran tersebut membangkitkan suatu gelombang
yang melimpas 50 m diatas bendungan busurnya yang tipis, walaupaun nyatanya
permukaan air waduk berada 25 m di bawah mercu bendungan sebelum terjadinya
lonsoran. Bendungan tidak jebol, tetapi beberapa ratus orang meninggal dunia dan
kerugian harta di hilirnya sangat besar
http://yandratekniksipil.blogspot.com/2011/08/makalah-operasi-waduk.html
WadukDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang")[1] adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungansungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.
Daftar isi
1 Jenis
o 1.1 Waduk lembah
o 1.2 Waduk sisi sungai
o 1.3 Waduk pelayanan
2 Sejarah
3 Pembangunan waduk buatan
4 Kegunaan
o 4.1 Penyedia air langsung
o 4.2 Hidroelektrisitas
o 4.3 Kontrol sumber daya air
o 4.4 Penyeimbang aliran
o 4.5 Rekreasi
5 Keamanan
o 5.1 Perubahan lingkungan
o 5.2 Limnologi
o 5.3 Seismisitas
o 5.4 Iklim mikro
6 Daftar waduk
7 Referensi
8 Lihat pula
Jenis[sunting sumber]
Waduk lembah[sunting sumber]
Waduk Jatiluhur, Jawa Barat
Danau Stocks di Lancashire,Inggris.
Haweswater di Lake District, Inggris sebagai sumber air untukManchester.
Bendungan juga dibangun di lembah dengan memanfaatkan topografinya dan mendapatkan air untuk waduk. Bagian pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok dan bendungannya terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya memberikan kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan pemindahan penduduk dan artifak bersejarah, seperti misalnya pemindahan kuil Abu Simbel [2] saat pembangunan Bendungan Aswan.
Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat prosesnya, biasanya dengan membangun terowongan atau saluran khusus.[3] Di wilayah berbukit, bendungan
biasanya dibangun dengan memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi lokasinya kurang cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya dibangun dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga waduk, Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons.[4]
Waduk sisi sungai[sunting sumber]
Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk seperti ini biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada bagian tanggul yang biasanya mencakup lebih dari 6 km.[5] Air yang disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan selama beberapa bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara alami.[5]
Waduk pelayanan[sunting sumber]
Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik distribusi, dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk pelayanan biasanya dibangun berbentuk menara air yang dibangun di atas pilar beton di wilayah datar. Beberapa lainnya dibangun di bawah tanah, terutama untuk waduk pelayanan di negara-negara yang dipenuhi bukit atau pegunungan.
Sejarah[sunting sumber]
Di Arab, lima ribu tahun yang lalu sebuah kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif digunakan sebagai waduk oleh petani untuk penampungan air irigasi mereka.[6]
Pembangunan waduk buatan[sunting sumber]
Pembangunan waduk buatan sendiri umumnya dilakukan di lahan yang bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian. Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk.
Iklim kering dan kelangkaan air di India menyebabkan perkembangan awal teknik pengelolaan air, termasuk pembangunan waduk di Girnar pada 3000 SM.[7] Danau buatan yang dibuat pada abad ke-5 SM telah ditemukan di Yunani kuno.[8]
Kegunaan[sunting sumber]
Penyedia air langsung[sunting sumber]
Banyak sungai yang dibendung dan kebanyakan bagian sisi waduk digunakan untuk menyediakan pakan air baku instalasi pengolahan air yang mengirim air minum melalui pipa-pipa air. Waduk tidak hanya menahan air sampai tingkat yang dibutuhkan, waduk juga dapat menjadi bagian pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika air ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai waktu retensi. Ini merupakan salah satu fitur desain yang memudahkan partikel dan endapan lumpur untuk mengendap seperti ketika melakukan perawatan biologi alami menggunakan alga, bakteri, dan zooplankton yang hidup secara alami dengan air.
Namun, proses alami limnologis dalam danau beriklim sedang menghasilkan stratifikasi suhu di dalam badan air yang cenderung membagi kedalam beberapa elemen seperti mangan dan fosfor kedalam air anoxic dingin selama bulan musim panas. Dalam musim gugur dan musim dingin danau menjadi bercampur lagi secara penuh. Selama kondisi kekeringan, danau kadang perlu menarik ke bawah air dingin dan terutama meningkatkan kadar mangan yang menyebabkan masalah dalam pengolahan air.[9]
Hidroelektrisitas[sunting sumber]
Bendungan Hidroelektrisitas dalam bagian silang.
Sebuah waduk membangkitkan hidroelektrisitas termasuk turbin air yang terhubung dengan penahan badan air dengan pipa berdiameter besar. Turbin ini membangkitkan perangkat yang mungkin berada pada dasar bendungan atau lainnya yang jauh jaraknya. Beberapa waduk menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa yang diisi ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi dengan air menggunakan pompa elektrik berkinerja tinggi pada waktu kerika permintaann listrik rendah dan kemudian menggunakan air yang tersimpan untuk membangkitkan elektrisitas dengan melepas air yang tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika permintaan listrik tinggi. Sistem seperti ini disebut skema pump-storage.[10]
Kontrol sumber daya air[sunting sumber]
Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui saluran ke hilir.
Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari waduk yang lebih tinggi sehingga bisa
disaring menjadi air minum di daerah yang lebih rendah, kadang bahkan ratusan mil lebih
rendah dari waduk tersebut.
Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa dialirkan ke jaringan sejumlah kanal untuk fungsi
pertanian atau sistem pengairan sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh waduk yang
mempertahankan aliran air yang memungkinkan air diambil untuk irigasi di bagian yang lebih
rendah dari sungai.[11]
Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi atau penyeimbangan waduk, waduk
sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi curah hujan tinggi, dan perlahan
melepaskannya selama beberapa minggu atau bulan. Beberapa dari waduk seperti ini
dibangun melintang tehadap aliran sungai dengan aliran air dikontrol melalui orrifice plate.
Saat aliran sungai melewati kapasitas orrific plate di belakang waduk, air akan berkumpul di
dalam waduk. Namun saat aliran air berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara
perlahan sampai waduk tersebut kembali kosong. Dalam beberapa kasus waduk hanya
berfungsi beberapa kali dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk akan difungsikan
sebagai tempat rekreasi dan berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari bendungan
penyeimbang dikembangkan untuk mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang
disebut Flood Detention Reservoir (waduk penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa
menjadi kering dalam waktu yang sangat lama, maka bagian intinya yang terbuat dari tanay
liat terpengaruh dan mengurangi kekuatan strukturnya. Karena itu kini mulai dikembangkan
penggunaan material daur ulang untuk menggantikan tanah liat.
Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak memungkinkan aliran air alami dialirkan ke
kanal, waduk dibangun untuk menjamin ketersediaan air ke sungai. Contohnya saat kanal
dibangun memanjat melintasi barisan perbukitan untuk sarana transportasi lock.[12]
Waduk Kupferbach untuk kepentingan rekreasi diAachen,Jerman.
Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk untuk menciptakan atau meperkuat air bersih
untuk olahraga kayak ataupun olahraga air lainnya[13]. Di sungai yang dipenuhi salmon
seperti di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk mendorong aktivitas migrasi ikan dan
menghasilkan variasi ikan bagi para pemancing.
Penyeimbang aliran[sunting sumber]
Waduk bisa digunakan untuk menyeimbangkan aliran air di tempat yang manajemennya sangat maju, dengan menampung air saat aliran air deras dan melepaskannya kembali saat aliran melambat. Untuk bisa menjalankan fungsi ini tanpa campur tangan pompa, waduk membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui pintu air di bendungan.
Saat badai besar datang, petugas waduk akan menghitung volume air yang akan bertambah selama badai ke waduk. Jika badai diramalkan akan melewati kapasitas waduk, air akan segera dilepaskan perlahan sebelum dan selama badai. Jika pengaturan dilakukan dengan akurat, maka badai besar tidak akan membuat waduk meluap dan daerah hilir tidak akan mengalami kerusakan besar akibat banjir.
Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar petugas waduk bisa membuat perencanaan yang tepat untuk mengosongkan waduk saat hujan lebat terjadi. DalamBanjir Queensland 2010-2011, petugas waduk menyalahkan perkiraan cuaca.
Contoh waduk yang manajemennya cukup maju adalah Burrendong Dam di Australia dan Llyn Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah danau alami yang ketinggian permukaan airnya ditingkatkan dengan dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai Dee atau dilepaskan tergantung kondisi sebagai bagian dari pengaturan Sungai Dee. Mode operasi seperti ini adalah bentuk dari sistem kapasitansi hidrolis dari sungai tersebut.
Rekreasi[sunting sumber]
Waduk Ria Rio sebagai salah satu waduk taman, tempat rekreasi di Jakarta
Badan air yang tercipta karena waduk seringkali bisa memfasilitasi rekreasi seperti pemancingan, kapal boat, dan aktivitas lainnya. Aturan-aturan khusus bisa diterapkan untuk alasan keamanan dan melindungi kualitas air dan ekologi di daerah sekitarnya. Banyak waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi yang lebih informal dan tidak terlalu berstrukur seperti sejarah alam, pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan kaki dan hiking, serta juga sering memberikan papan informasi dan materi interpretasi untuk penggunaan manfaat secara lebih bertanggung jawab.
Keamanan[sunting sumber]
Di beberapa negara besar, waduk diatur dalam perundang-undangan.[14][15]
Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki titik terlemah dari suatu bendungan, namun tujuan ini hanya meminimalisasi air yang tidak terkendali. Waduk yang tidak kuat konstruksinya akan menyebabkan air membanjiri seluruh wilayah di sekitar bendungan dengan arus yang kuat dan menimbulkan korban jiwa, seperti yang terjadi di Llyn Eigiau yang menewaskan 17 orang[16] atau Waduk Situ Gintung yang menewaskan 100 orang sementara 902 orang harus mengungsi[17] dan 100 orang hilang.[18]
Perubahan lingkungan[sunting sumber]
Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi hidro-elektrik juga dapat mengurangi atau menambah produksi bersih dari gas rumah kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat pembusukan material tumbuhan di daerah banjir di anaerobik melepaskan lingkungan (metana dan karbon dioksida).
Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari Amazon menemukan bahwa waduk hidroelektrik melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat membusuknya pohon-pohon yang telah tumbang di waduk, khususnya selama dekade pertama setelah penutupan.[19] Hal ini membuat dampak pemanasan global dari bendungan meningkat jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.[19] Menurut laporan World Commission on Dams, ketika bendungan relatif besar, emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi daripada pembangkit listrik berbahan bakar minyak konvensional.[20] Sebagai contoh, pada tahun 1990, dampak impoundment di balik Balbina Dam di Brasil (diresmikan pada 1987) pada pemanasan global 20 kali lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.[19]
Limnologi[sunting sumber]
Sebenarnya banyak kemiripan dari sudut pandang limnologi antara waduk dengan danau untuk ukuran yang sebanding. Hanya saja tetap ada perbedaan signifikan di antara keduanya[21]. Banyak waduk memiliki perbedaan akibat variasi ketinggian air sehingga membuat beberapa daerah tidak digenangi air atau sama sekali kekeringan dalam rentang waku yang signifikan. Hal ini sangat membatasi produktivitas atau margin air sehingga akhirnya membatasi pula jenis spesies yang mampu bertahan di kondisi tersebut.
Waduk di dataran tinggi cenderung memiliki umur residensi lebih singkat dibanding danau alami, sehingga mengalami siklus nutrisi yang lebih cepat melalui badan airnya sehingga lebih mudah lenyap dari sistem. Hal ini sering dianggap sebagai sumber selisih perhitungan antara kandungan kimiawi air dengan kandungan biologisnya, dengan kecenderungan komponen biologisnya lebih mampu bergantung kepada kondisi kandungan rendah nutrisi (oligotroph) dibanding yang seharusnya terjadi dalam perhitungan kimiawi.
Sementara sebaliknya, waduk di dataran rendah mengumpulkan air dari sungai-sungai yang telah kaya dengan nutrisi yang memperlihatkan karakteristik eutrofis yang tinggi dan sistem biologisnya memiliki kesempatan yang besar untuk mmanfaatkan kekayaan nutrisi yang ada.
Waduk yang dalam dengan menara penyedot berketinggian berbeda bisa melepaskan air dingin dari kedalaman ke arah hilir sehingga secara signifikan mengurangi bagian hypolimnion dari air. Hal ini akan mengurangi konsentrasi fosforus yang dilepaskan saat pencampuran yang terjadi tahunan, dan akhirnya mengurangi produktivitas.
Dinding bendungan di bagian depan waduk berlaku sebagai sudut tajam (knickpoint) dari jatuhnya air sehingga pengikisan dan pengendapan adalah dampak yang terjadi di bagian bawah dinding.
Seismisitas[sunting sumber]
Proses pengisian (pembendungan) waduk sering dikaitkan dengan reservoir-triggered seismicity (RTS) sebagai kejadian gempa yang terjadi di sekitar dinding waduk atau di dalam waduk di masa lalu. Kejadian ini dapat dipicu oleh pengisian atau operasi waduk tersebut dan jarang terjadi jika dibandingkan dengan jumlah waduk di seluruh dunia. Dari 100 kejadian yang tercatat, contoh-contoh yang terjadi di masa lalu antara lain Marathon Dam di Yunani (1929) sedalam 60 m (197 kaki) dan Hoover Dam di AS (1935) sedalam 221 m (725 kaki).
Kebanyakan kejadian gempa ini terjadi di bendungan besar danhanya menghasilkan getaran kecil. Hanya empat kejadian tercatat di atas 6.0-magnitude (Mw) yaitu Koyna Dam di India yang terdaftar Mw of 6.3, sedalam 103 m (338 kaki), begitu juga dengan Kremasta Dam di Yunani 120 m (394 kaki) tercatat sebanyak 6.3-Mw. Yang besar lainnya adalah Kariba Dam di Zambia sedalam 122 m (400 kaki) pada 6.25-Mw dan Xinfengjiang Dam di China 105 m (344 kaki) pada 6.1-Mw. Kebanyakan sengketa yang muncul ketika RTS terjadi adalah akibat kekurangan pengetahuan hidrogeologi pada saat gempa-gempa tersebut terjadi. Bagaimanapun, disepakati bahwa infiltrasi air ke dalam pori-pori dan berat struktur waduk memang berkontribusi pada pola RTS.
Syarat terjadinya RTS adalah adanya struktur pemicu seismik di dekat bendungan atau waduk dan struktur tersebut yang hampir gagal. Sebagai tambahan, air harus dapat menginfiltrasi stratum dari sebuah deep rock karena sruktur sebuah waduk dengan kedalaman 100 m (328 kaki) pun sebenarnya hanya menghasilkan sedikit dampak ketika dibandingkan bobot mati sebuah batu pada crustal stress field yang dilokasikan pada kedalaman 10 km (6 mi) atau lebih.
Iklim mikro[sunting sumber]
Waduk dapat mengubah iklim mikro lokal, meningkatkan kelembaban dan mengurangi temperatur yang ekstrim khususnya di daerah kering. Efek seperti ini pernah diklaim oleh sejumlah perkebunan anggur di Australia karena dianggap dapat meningkatkan kualitas produksi anggur.
Daftar waduk[sunting sumber]
Berikut adalah contoh beberapa waduk yang terdapat di Indonesia:
Waduk Pluit , Pluit, Jakarta
Waduk Barat , Jakarta
Waduk Grogol , Jakarta
Waduk Ria Rio , Pulogadung, Jakarta
Waduk Cengkareng , Jakarta
Waduk Hankam , Jakarta
Waduk Jelambar , Jakarta
Waduk Kali Deres , Jakarta
Waduk Meruya , Jakarta
Situ Babakan , Jakarta
Waduk Brigif , Jakarta
Waduk Jati Luhur , Bandung
Referensi[sunting sumber]
1. ̂ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
2. ̂ Nubian Monuments from Abu Simbel to Philae – UNESCO World Heritage Centre
3. ̂ Construction of Hoover Dam: a historic account prepared in cooperation with the
Department of the Interior. KC Publications. 1976. ISBN 0-916122-51-4.
4. ̂ Reservoirs of Fforest Fawr Geopark
5. ^ a b Queen Mary and King George V emergency draw down schemes
6. ̂ Smith, S. et al. (2006) Water: the vital resource, 2nd edition, Milton Keynes, The
Open University
7. ̂ edited by John C. Rodda, Lucio Ubertini. (2004). In Rodda, John; Ubertini,
Lucio. The Basis of Civilization – Water Science?. International Association of Hydrological
Science. ISBN 1-901502-57-0. OCLC 224463869
8. ̂ Wilson & Wilson (2005). Encyclopedia of Ancient Greece. Routledge. ISBN 0-415-
97334-1. pp. 8
9. ̂ Water problems – Manganese
10. ̂ How pump storage works
11. ̂ Thinking about an irrigation reservoir?
12. ̂ Huddersfield narrow canal reservoirs
13. ̂ Water Release information for The River Tryweryn at the National Whitewater
centre
14. ̂ North Carolina Dam safety law
15. ̂ Reservoirs Act 1975 The Reservoirs Act 1975 (UK)
16. ̂ Snowdonia – Llyn Eigau
17. ̂ Jumlah Korban Meninggal 100 jiwa . diakses dari situs berita VivaNews pada 20
Januari 2014
18. ̂ Sekitar 100 Korban Situ Gintung Dinyatakan Hilang . Diakses dari situs berita
Tempo pada 20 Januari 2014
19. ^ a b c Fearnside, P.M. 1995. bendungan Hidroelektrik di Amazon Brasil sebagai
sumber untuk gas 'rumah kaca'. Environmental Conservation 22(1): 7–19.
20. ̂ Hydroelectric power's dirty secret revealed – earth – 24 February 2005 – New
Scientist
21. ̂ Ecology of Reservoirs and Lakes
http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk