tinea inkognito

11
BAB I PENDAHULUAN Steroid topikal merupakan obat yang paling banyak dipergunakan dalam dermatoterapi terutama karena manfaatnya yang paling utama sebagai antiinflamasi dan antimitosis dalam proses peradangan pada kulit. Mekanisme steroid topikal dalam dermatoterapi bersifat paliatif atau mempermudah penyembuhan alamiah dari proses peradangan. Jadi steroid tidak bersifat menyembuhkan penyakit kulit (Steroid do not cure any of the skin disorder) jadi dalam terapi juga harus dicarI penyebab utamanya dan segera mungkin diatasi untuk mempercepat proses penyembuhan dari penyakit (Gorani dan Oriani, 2002). Steroid topikal dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius jika digunakan tidak dalam proses terapi yang benar antara lain jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dosisnya berlebihan. Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas infeksi superfisial, infeksi kutan, dan infeksi subkutan Tinea incognito merupakan kesalahan terapi tinea dengan menggunakan steroid topikal sehingga menimbulkan kelainan kulit yang tidak jelas setelah mendapat terapi dengan steroid topikal untuk jangka waktu tertentu BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. DEFINISI Tinea incognito adalah nama yang diberikan pada infeksi jamur saat gambaran klinis yang ada menjadi tidak jelas dikarenakan pengobatan yang tidak tepat, yang biasanya disebabkan oleh karena pemakaian steroid topikal pada kasus infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofita (Gorani dan Oriani, 2002). 2.2. ETIOLOGI Pada banyak kasus yang ditemukan, beberapa organisme diketahui dapat menyebabkan terjadinya tinea incognito dalam

Upload: ferryroferdi

Post on 30-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANSteroid topikal merupakan obat yang paling banyak dipergunakan dalam dermatoterapi terutama karena manfaatnya yang paling utama sebagaiantiinflamasi dan antimitosis dalam proses peradangan pada kulit. Mekanismesteroid topikal dalam dermatoterapi bersifat paliatif atau mempermudahpenyembuhan alamiah dari proses peradangan. Jadi steroid tidak bersifatmenyembuhkan penyakit kulit (Steroid do not cure any of the skin disorder) jadidalam terapi juga harus dicarI penyebab utamanya dan segera mungkin diatasiuntuk mempercepat proses penyembuhan dari penyakit (Gorani dan Oriani, 2002).Steroid topikal dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius jikadigunakan tidak dalam proses terapi yang benar antara lain jika digunakan dalamjangka waktu yang lama dan dosisnya berlebihan.Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit,kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Pada umumnyagolongan penyakit ini dibagi atas infeksi superfisial, infeksi kutan, dan infeksisubkutanTinea incognito merupakan kesalahan terapi tinea dengan menggunakansteroid topikal sehingga menimbulkan kelainan kulit yang tidak jelas setelahmendapat terapi dengan steroid topikal untuk jangka waktu tertentu

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN2.1. DEFINISITinea incognito adalah nama yang diberikan pada infeksi jamur saat gambaran klinis yang ada menjadi tidak jelas dikarenakan pengobatan yangtidak tepat, yang biasanya disebabkan oleh karena pemakaian steroid topikalpada kasus infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofita (Gorani dan Oriani,2002).2.2. ETIOLOGIPada banyak kasus yang ditemukan, beberapa organisme diketahui dapat menyebabkan terjadinya tinea incognito dalam hubungannya dengan penggunaan steroid topikal. Setelah diteliti ditemukan bahwaTrichophytonrubrum dan Trichophyton mentagrophytes sering ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik sebagai koloni yang ada pada tinea incognito, karenanya infeksi jamur yang disebabkan oleh dua spesies tersebut sering berkembang menjadi tinea incognito contohnya tinea korporis, tinea pedis et manus, tinea unguium dan tinea cruris (Gorani dan Oriani, 2002).2.3. STEROID TOPIKALPada masa kini steroid topikal merupakan sediaan yang paling banyakdipakai dalam dermatologi, disamping obat-obat anti jamur topikal, dan dipasaran dapat dijumpai tidak kurang dari 70 sediaan steroid topikal denganbermacam-macam nama dagang.2.3.1. Indikasi Steroid TopikalPenyakit-penyakit yang dapat diobati dengan steroid topikal menurutAnigbogu dan Maibach (2000), dapat digolongkan menjadi :1.Penyakit-penyakit yang pada umumnya sangat responsif terhadap pengobatan steroid topikal seperti dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis nummular, dermatitis kontak alergi dan iritan, psoriasis pada muka dan genital, liken simpleks, pruritus ani dan dermatitis stasis.2.Penyakit-penyakit yang kurang responsif terhadap steroid topikal seperti lupus eritematous diskoid, liken planum, granuloma anulare, sarkoidosis, dan psoriasis palmo plantar.2.3.2.Mekanisme Kerja Steroid TopikalMenurut Anigbogu dan Maibach (2000), steroid topikal mempunyai 4efek utama atas kulit, yaitu :1.Anti inflamasiAktivitas anti inflamasi dari steroid topikal ini merupakan efek utamayang diharapkan dalam dermatologi. Efek ini diduga karena steroid topikal bekerja dengan mencegah proses marginasi (melekatnya lekosit dan monosit pada endotel pembuluh darah) dan menghambat proses khemotaksis (migrasi sel-sel tersebut ke fokus peradangan) yang terjadi pada proses peradangan.

2.ImunosupresiSifat imunosupresi ini sebenarnya juga melibatkan sifat anti inflamasi steroid topikal, karena inflamasi merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh. Steroid juga menghambat pembelahan sel-sel limfoit, melisis sel limfosit B dan menghambat kerja limfokin pada sasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa steroid bekerja menekan reaksi hipersensitifitas, baik tipe I, II, III (humoral), maupun tipe IV (seluler).3.Antimitosis (Antiproliferasi)Steroid mempunyai sifat antimitosis dengan menekan pembelahan sel, menurunkan transkripsi RNA, mengurangi sintesis DNA dan mungkin juga reparasi DNA. Akibat sifat ini pengolesan steroid topikal pada kulit akan menyebabkan penipisan epidermis dan sel-selnya mengecil. Disamping pada sel-sel epidermis, efek antimitosis ini juga terjadi pada sel-sel fibroblast, sehingga pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan gangguan sintesis kolagen dengan akibat terjadinya striae dan atrofi.4.Vasokonstriksi

Steroid juga menyebabkan vasokontriksi, menurunkan permeabilitas membrane dan menghambat pelepasan bahan-bahan toksik, sehingga akan mengurangi ekstravasasi serum, pembengkakan dan rasa gatal.

2.3.3.Golongan Kekuatan Steroid TopikalBerdasarkan potensinya steroid topikal menurut Anigbogu dan Maibach (2000), dan Wozniacka (2001), dapat digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu golongan I (potensi lemah), golongan II (potensi sedang), golongan III (potensi kuat) dan golongan IV (potensi sangat kuat). Potensi tersebut didasarkan atas sifat antiinflamasi dan sifat antimitosisnya (Anigbogu, 2000). Golongan I pada umumnya sifat antiinflamasi saja, golongan IV mempunyai sifat anti inflamasi maupun antimitosis yang kuat. Golongan II dan III berada diantaranya.1.Golongan IHidrokortison 1 2,5%Metilprednisolon 0,25%Deksametason 0,04%2.Golongan II (2-25 kali lebih kuat dari hidrokortison)Hidroksiprednisolon 0,5%Flumetason pivalat 0,02%Klobetason butirat 0,05%Desonid 0,5%Hidrokortison 17-butirat 0,1%3.Golongan III (100-150 kali lebih kuat dari hidrokortison)Triamsinolon asetonid 0,1%Halsinonid 0,1%Flupredniden asetat 0,1%Flukortolon 0,5%Flusinolon asetonid 0,025%Fluklorolon asetonid 0,025%Diflukortolon valerat 0,1%Desoksimetason 0,25%Betametason valerat 0,1%Betametason dipropionat 0,05%Halometason 0,05%

4.Golongan IV (600 kali lebih kuat dari hidrokortison)

Diflukortolon valerat 0,3%Clobetasol propionat 0,05%Betametasone dipropionateBeberapa sediaan steroid topikal dikombinasi dengan berbagaiantimikrobaseperti nistatin, neomisin. Pemakaian sediaan kombinasi ini dapatdipakai pada keadaan tertentu seperti bayi atau anak dengan dermatitis infantilkarena kemungkinan infeksi sekunder sangat sering pada dermatitis seboroikmaupun dermatitis popok yang sering disertai dengan infeksi kandida. Hanya perlu diperhatikan bahwa pengobatan sekali tembak dapat menyebabkankeengganan mencari diagnosis setepat-tepatnya, memacu timbulnyamikroorganisme yang resisten dan memungkinkan timbulnya sensitisasi olehbahan antiinfeksi tersebut (Ricciati, 1978).2.3.4.Efek Samping Penggunaan Steroid TopikalTernyata makin kuat sediaan steroid topikal, makin besar pula kemungkinan efek samping yang terjadi. Pemakaian yang terlalu lama akan meningkatkan resiko timbulnya efek samping ini. Sehingga pemakaian steroid yang poten seyogyanya tidak lebih dari 2 3 minggu. Efek samping ini dapat bersifat lokal atau sistemik (Anigbogu dan Maibach, 2000; Wozniacka dan Jedrzejowska, 2001).1.Efek lokalKerusakan kulit berupa atrofi kulit, teleangiektasi, purpura atau striae.Infeksi atau infestasi dapat terjadi setelah pemakaian jangka lama, terutama kalau digunakan secara oklusi, dapat berupa infeksi kandida, bakteria atau meluasnya impetigo. Tinea incognito juga dapat terjadi karena kesalahan terapi tinea dengan menggunakan steroid topikal.Efek lain misalnya timbulnya akne steroid, dermatitis perioral, gangguan pigmentasi dan alergi.Pada individu tertentu pemakaian jangka panjang dapatmenyebabkan rambut pada muka tumbuh subur.2.Efek sistemik

Steroid topikal khususnya yang mempunyai potensi kuat dan dipakai untuk jangka panjang dengan konsentrasi tinggi atau oklusi dapat pula menimbulkan efek sistemik seperti steroid sistemik.2.4.MANIFESTASI KLINISGambaran klinis tinea incognito menurut Barnez (2003), berupa :1.Tidak terdapatnya lesi berskuama yang biasanya meninggi2.Area yang terlibat memperlihatkan pewarnaan seperti memar(kemerahan)3.Kadang terdapat nodulus dan pustule pada tepinya. Tinea incognito harus dimasukkan sebagai diagnosis banding pada infeksI kulit yang supuratif, terutama ketika penderita diketahui sebelumnya mendapat terapi dengan steroid topikal

Gambar 1. Tinea incognito dengan patch eritematous dan teleangiektasi tanpaadanya skuama, septa dan hifa yang ditemukan pada pemeriksaan mikroskopiktinea incognitomenggunakan potasium hidroksid.

1.4.DIAGNOSISUntuk dapat melakukan terapi yang tepat pada tinea incognito harusdapat ditegakkan diagnosis dari gejala klinis yang ada spesifik ke arah tineaincognito dan mencari penyebab pasti infeksi jamur tersebut dengan mengambilcontoh kerokan kulit untuk dilakukan pemeriksaan kultur dan mikroskopikdengan menggunakan potassium hidroksid (Barnez, 2003; Carrie dan Oklota,2004).1.5.PENATALAKSANAANMenurut Barnez, (2003), terapi pada tinea incognito harusmemperhatikan hal-hal sebagai berikut :1.Steroid topikal yang telah dipakai sebelumnya harus dihentikan2.Terapi standar untuk pengobatan jamur dengan antijamur harus digunakan3.Jika diketahui secara pasti jenis jamur yang ada maka dapat diterapidengan obat antijamur yang spesifik, misalnya dengan griseofulvin,ketokonazole, itrakonazole, klortrimazole, mikonazole2.6.1 PERANAN STEROID TOPIKAL TERHADAP TINEA INCOGNITOMenurut Barnez (2003), pemakaian steroid topikal pada kulit akibatperadangan jamur pada awalnya dapat terjadi perbaikan atau penurunanperadangan dikarenakan efek utama dari pemberian steroid topikal padadermatologi adalah efek anti inflamasi. Tetapi jika pengobatan dihentikan dalambeberapa hari kemudian penyakit yang diderita akan semakin bertambah parahdan gatal. Selain efek anti inflamasi steroid topikal juga memiliki efekimunosupresi yang menekan peradangan akibat jamur pada awal infeksi, tetapijika semakin sering dan banyak steroid topikal digunakan maka infeksi jamurakan semakin bertambah karena organisme penginfeksi tidak dibasmi, selain itujuga steroid topikal mengakibatkan keadaan berupa pengaburan tanda klinisinfeksisehingga menjadi tidak jelas dan tidak spesifik.

infeksi jamur yang diberikansteroid topikal golongan kuat akan membuat lesi menjadi kemerah-merahan dansemakin memperluas infeksi secara perlahan-lahan. Sehingga menimbulkangambaran klinis yang tidak jelas dan aneh yaitu skuama hampir tidakditemukan, lesi eritematous dengan teleangiektasis yang juga bisa terdapatpapula, pustule dan hiperpigmentasi.

KESIMPULAN1.Steroid topikal memiliki banyak peranan terhadap kelainan kulit diantaranya peranan positif dalam membantu terapi serta penyembuhan penyakit kulit dan peranan negatif berupa kemungkinan munculnya efek samping yang dapat ditimbulkannya.2.Efek anti inflamasi dan imunosupresi dari steroid topikal pada infeksi akibat jamur dapat menekan atau mengurangi infeksi pada awalnya, tetapi jika dipergunakan terus-menerus dapat menimbulkan pengaburan tanda klinis dan perluasan infeksi akibat organisme penginfeksi tidak dibasmi.3.Tinea incognito merupakan penyakit yang timbul disebabkan kesalahan terapi infeksi jamur dengan menggunakan steroid topikal sehingga menyebabkan timbulnya suatu gambaran klinis yang tidak lazim atau tidak khas.4.Tinea incognito harus dimasukkan sebagai diagnosis banding pada infeksi kulityang mempunyai gambaran klinistidak khasdimanasebelumnya diketahuimendapat terapi dengan steroid topikal.5.Tinea incognito didiagnosis dengan adanya gambaran klinis yang tidak khas yangbiasanya berupa lesi eritematous dapat disertai adanya papula dan pustula sertahampir tidak ditemukannya skuama dengan tepi yang meninggidan dapatdipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik dengan ditemukannya elemen jamurdengan menggunakan potasium hidroksid.6.Penanganan tinea incognito dengan penghentian pemakaian steroid topikal dan melakukan terapi standar menggunakan obat anti fungal atau anti jamur

DAFTAR PUSTAKA1.Anigbogu, A.N. and Maibach, H. I., 2000, Topical Corticosteroid Therapy, in Drug Theraphy In Dermatology, University of California at San Francisco, San Francisco, California.http://www.rksoul.ne t2.Barnez, L., 2003Topical Steroids, dermnetnz.org/fungal/topical-steroids.html.3.Barnez, L., 2003Tinea Incognito, dermnetnz.org/fungal/tinea-incognito.html.4.Budimulja, U., 2002,Mik osis, dalam Djuanda, A., Hamzah dan Aisah, S (eds), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 4thed, FK-UI, Jakarta : 90-97.5.Carrie, A. dan Oklota, M.D., 2004, Uncovering Tinea Incognito,http/www.google.com.6.Gorani, A. dan Oriani, A., 2002, Rossacea Like Tinea Incognito,http/www.google.com7.Jacobs, J.A., 2001,Tinea Incognito Due To Trichophyton Rubrum After Local Steroids Theraphy,http /www. g o o g l e . c o m