thrombocytopenia

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit. Hitung trombosit antara 150-400 X 10 9/ltr, sedangkan umur trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya. 1

Upload: valdesyiah

Post on 01-Dec-2015

170 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Thrombocytopenia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena

berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya

untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat

mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma

megakariosit. Hitung trombosit antara 150-400 X 10 9/ltr, sedangkan umur

trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada

hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup

luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu

adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama

respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat

terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi

trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas

prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.

Batas bawah kadar trombosit adalah 150.000/µl. Apabila tidak ada

kelainan fungsi trombosit, jarang terjadi gejala perdarahan pada kadar

trombosit antara 50.000-150.000/µl. Perdarahan spontan minor dan

perdarahan setelah dilakukan tindakan pembedahan dapat terjadi pada kadar

trombosit antara 20.000-50.000/µl, sedangkan perdarahan yang lebih serius

bisa terjadi jika kadar trombosit turun sampai 0-20.000/µl. Penyebab dari

trombositopenia bisa dibagi menjadi tiga yaitu menurunnya produksi,

meningkatnya penghancuran, dan kelainan distribusi (hipersplenisme).

Peningkatan kadar trombosit biasanya merupakan akibat dari penyakit

akut atau kronis yang lain (trombositosis reaktif). Penyebab yang sering

adalah keganasan dan peradangan kronis, seperti arthritis rheumatoid.

Penyebab yang lain adalah defisiensi besi dan splenektomi. Kadar trombosit

1

Page 2: Thrombocytopenia

biasanya dalam rentang 500.000-1.000.000/µl, tapi bisa juga lebih tinggi.

Bahkan dari kasus bulan Agustus lalu, saya menemukan seorang pasien

dengan kadar trombosit lebih dari 2.000.000/µl. Selain itu, kadar trombosit

bisa meningkat akibat adanya peningkatan produksinya secara otonom pada

penyakit mieloproliferatif, contohnya pada trombositosis esensial dan

polisitemia vera.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

2. Apa penyebab dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

3. Bagaimana patofisiologi terjadinya thrombocytopenia dan

thrombocytosis?

4. Apa manifestasi klinik dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

5. Apa pemeriksaan diagnostik thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

6. Bagaimana cara pencegahan thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

7. Bagaimana penatalaksanaan thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

8. Apa komplikasi dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

9. Apa prognosis dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud thrombocytopenia dan thrombocytosis

2. Mengetahui penyebab dari thrombocytopenia dan thrombocytosis

3. Mengetahui patofisiologi terjadinya thrombocytopenia dan thrombocytosis

4. Mengetahui manifestasi klinik dari thrombocytopenia dan thrombocytosis

5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik trombocytopenia dan thrombocytosis

6. Mengetahui cara pencegahan thrombocytopenia dan thrombocytosis

7. Mengetahui penatalaksanaan thrombocytopenia dan thrombocytosis

8. Mengetahui komplikasi dari thrombocytopenia dan thrombocytosis

9. Mengetahui prognosis dari thrombocytopenia dan thrombocytosis

2

Page 3: Thrombocytopenia

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang

dari100.000 / mm3 dalam sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung

sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL. Jika jumlah trombosit kurang dari

30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan

baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.

Sedangkan trombositosis adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dari

hasil pemeriksaan laboratorium lebih dari nilai normal yaitu didapatkan

jumlah trombosit dalam darah di atas nilai 450.000 per mm3.

B. Etiologi

1. Thrombocytopenia

Jumlah-jumlah platelet yang rendah(thrombocytopenia), dapat

disebabkan oleh:

a. Berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.

b. Keadaan trombositopenia dengan produksi trombosit normal biasanya

disebabkan oleh penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan.

c. Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi yang

diinduksioleh obat.

d. Perusakan atau penekanan pada sumsum tulang.

e. Kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang.

f. Trombosit menjadi terlarut

2. Thrombocytosis

Secara umum terjadinya trombositosis disebabkan oleh adanya

gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang atau sering

disebut dengan gangguan mieloproliferatif (kondisi ini sering disebut juga

sebagai esensial trombositosis), sedangkan yang kedua adalah

trombositosis yang disebabkan oleh proses reaksi terhadap kondisi

tertentu (misalnya: peradangan, infeksi, neoplasma atau kanker, akibat

3

Page 4: Thrombocytopenia

penggunaan obat seperti: vincristine, hormon pertumbuhan, asam

retinoid).

Berdasarkan etiologinya trombositosis dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu:

a. Trombositosis primer/autonom (esensial)

b. Trombositosis sekunder (reaktif)

Trombositosis primer terjadi apabila peningkatan jumlah trombosit

disebabkan oleh gangguan sel hematopoetik sedangkan trombositosis

reaktif atau sekunder terjadi akibat faktor luar seperti inflamasi

kronis, kanker, defisiensi besi, paska splenektomi. Pada

sebagian besar kasus, trombositosis pertama kali terdeteksi

pada pemeriksaan darah lengkap. Trombositosis sekunder lebih

sering ditemukan daripada trombositosis sekunder.

C. Patofisiologi

1. Thrombocytopenia

Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10

hari. Oleh karena faktor tertentu seperti Autoimun, maka akan terjadi

kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 – 3

hari atau kurang. Keadaan ini ysng kemudian menimbulkan berkurangnya

trombosit dalam sirkkulasi darah.

2. Thrombocytosis

Biasanya keadaan trombositosis disertai penurunan fungsi

trombosit, misalnya mudah menggumpal (agregasi di dalam pembuluh

darah otak kecil, atau keluhan nyeri pada anggota gerak

(erytrhromelalgia) atau thrombus pada vena dan arteri. Bisa juga terjadi

pendarahan spontan terutama di daerah mukosis, keadaan di mana terlihat

kulit penderita mudah lecet, atau mudah terjadi pendarahan pada tindakan

operasi kecil seperti cabut gigi. Mungkin juga pendarahan pembuluh

darah di dalam jaringan lunak, tanpa trauma penyebabnya. Kejadian

penyumbatan pembuluh darah meskipun yang hanya sementara seperti

pada TIA (transient ischaemic atack) yang menyebabkan stroke sementara

dan biasanya berlalu dalam waktu singkat. Jumlah trombosit akan

4

Page 5: Thrombocytopenia

meningkat. Gejala yang timbul akibat peningkatan jumlah sel trombosit,

tergantung pada tingginya peningkatan dan daya tahan seseorang.

D. Manifestasi Klinik

1. Thrombocytopenia

a. AT<100.000/μL

b. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena

kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding

pembuluh darah mengakibatkan:

Simple easy bruising (mudah memar)

Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah

kulit terlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.

Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi

jaringan ikat penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh

darah mudah pecah.

Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang

tidak sempurna dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar,

dan perdarahan mukosa

c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di

bawah kulit yang akan manifes dengan gesekan yang lemah. Petechie

timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak mencukupi untuk

membuat sumbat trombosit dan karena penurunan resistensi kapiler

darah.

d. Perdarahan secara spontan dapat juga terjadi dengan

thrombocytopenia yang parah (kurang dari 10,000 sampai 20,000

platelet-platelet). Tipe perdarahan ini biasanya terjadi dibawah

kulit atau selaput lendir atau mucus membrane (lapisan dalam

dari rongga mulut, saluran pencernaan, atau rongga hidung).

2. Thrombocytosis

a. Sakit kepala

b. Pening

c. Nyeri dada

d. Lemah

5

Page 6: Thrombocytopenia

e. Pingsan

f. Perubahan penglihatan sementara

g. Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Thrombocytopenia

a. Pemeriksaan darah lengkap. Sel darah putih dan merah normal.

Trombosit menurun di bawah 100.000 mm3, sering sampai kurang

dari 20.000 mm3.

b. Bleeding Time memanjang dengan waktu pembekuan normal.

Pemeriksaan BMP (Bone Marrow Pungion), menunjukan

meningkatnya megakariositik.

2. Thrombocytosis

a. Jumlah sel pembeku darah (trombosit) lebih tinggi dari normal, bisa

sampai 1 juta atau lebih.

b. Pada pemeriksaan apus darah tepi, terlihat sel trombosit dan sel-sel

lain lebih besar dengan bintik-bintik sitoplasma yang kurang jelas.

c. Secara laboratoris, terlihat fungsi trombosit kurang baik karena

trombosit mudah bergumpal karena pengaruh epineephrin, serat

kalogen atau Adenosinne Diphosphat (ADP). Keadaan inilah yang

menimbulkan penggumpalan, pembekuan dalam pembuluh darah

kecil (trombosit), pendarahan serta waktu pendarahan yang lebih

lama.

d. Bentuk pendarahan biasanya hematuria, hemoptisis atau menoragi.

e. Kadang-kadang keadaan trombositosis dicurigai karena terjadi

pendarahan yang besar setelah trauma ringan.

f. Pada beberapa penderita limpa membesar.

g. Pemeriksaan aspirasi sum-sum tulang terlihat sel-sel megakarosit yang

masih muda lebih besar dan lebih banyak dari biasa, disela-sela daerah

fibrosis.

6

Page 7: Thrombocytopenia

F. Pencegahan

Pada umumnya, thrombocytopenia dapat dicegah jika penyebabnya

diketahui dan ia dapat dicegah. Jika pengobatan tertentu ditemukan

menginduksi jumlah platelet yang rendah pada seorang individu, maka

penggunaan masa depannya perlu dihindari. Penghindaran alkohol harus di

dorong pada orang-orang dengan thrombocytopenia dan thrombocytosis

yang diinduksi alkohol yang diketahui. Penggunaan sekarang dan masa depan

dari semua produk-produk heparin harus dihindari pada orang-orang yang

terdiagnosa dengan thrombocytopenia dan thrombocytosis yang diinduksi

heparin.

G. Penatalaksanaan

1. Thrombocytopenia

Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati

penyakit yang mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi

trombosit, maka tranfusi trombosit dapat menaikkan angka trombosit dan

menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila

terjadi penghancuran trombosit yang esksesif, trombosit yang

ditransfusikan juga akan dihancurkan dan tidak akan menaikkan angka

trombosit.

2. Thrombocytosis

Sebelum dilakukan pengobatan harus diketahui dulu apa

penyebabnya:

a. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka menghentikan pemakaian

obat tersebut biasanya bias memperbaiki keadaan.

b. Jika jumlah trombositnya sangat sedikit , penderita seringkali

dianjurkan untuk menjalani tirah baring guna menghindari cedera.

c. Jika terjadi perdarahan yang berat, bias diberikan tranfusi darah

trombosit..

d. Pengobatan trombositopenia juga tergantung pada penyebab spesifik.

e. Apabila trombositosis disebabkan karena operasi atau cidera mungkin

perlu waktu yang lama untuk bisa mengendalikan jumlah trombosit.

7

Page 8: Thrombocytopenia

f. Sedangkan trombositosis karena penghapusan limpa dapat

mengkonsumsi aspirin dosis rendah untuk mencegah pendarahan atau

pembekuan darah.

H. Komplikasi

Komplikasi-komplikasi dari thrombocytopenia mungkin adalah

perdarahan yang berlebihan setelah terpotong atau luka yang berakibat pada

hemorrhage dan kehilangan darah yang banyak. Bagaimanapun, perdarahan

yang spontan (tanpa segala luka atau terpotong) yang disebabkan oleh

thrombocytopenia adalah tidak umum, kecuali jumlah platelet adalah kurang

dari 20,000.

Komplikasi-komplikasi lain mungkin berhubungan pada segala faktor-

faktor atau kondisi-kondisi lain yang mendasarinya. Contohnya, autoimmune

thrombocytopenia yang berhubungan pada lupus mungkin berhubungan

dengan komplikasi-komplikasi lain dari lupus. TTP atau HUS dapat

mempunyai banyak komplikasi-komplikasi termasuk anemia yang parah,

kebingungan atau perubahan-perubahan neurologic lain, atau gagal ginjal.

HIT atau heparin yang menginduksi thrombocytopenia dapat mempunyai

komplikasi-komplikasi yang membinasakan yang berhubungan pada

pembentukan gumpalan darah (thrombosis).

Sedangkan pada thrombocytosis komplikasinya dapat berupa:

a. perdarahan (memar kebiruan, epistaksis, perdarahan saluran cerna,

perdarahan pasca operasi). Risiko terbesar  bila trombosit > 1juta/ml dan

mendapat aspirin.

b. Trombosis (eritromialgia, iskemia ginjal, infark miocard,strok, iskemi

mesenteric, infark plasenta, sindrom BuddChiari). Risiko terbesar bila

sebelumnya ada riwayattrombosis, umur lebih dari 60 tahun dan sudah

lamamengalami trombositosis.

c. Trombosis esensial dapat mengalami transformasi menjadi mielofibrosis

(4%), polisitemia vera (2,7%), leukimiamielositik akut (0,6-5%).

8

Page 9: Thrombocytopenia

I. Prognosis

Prognosis untuk remisi baik. Perhatian utama selama fase inisial adalah

dapat terjadi hemoragik serebral, yang beresiko bila mana hitung trombosit <

5.000/ml. Pada penyakit yang kronik, dimana tidak berespons terhadap

prednison dan splenektomi, biasanya klien memerlukan penatalaksanaan

lanjutan.

9

Page 10: Thrombocytopenia

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Thrombocytopenia

Kemungkinan data yang didapatkan pada klien dengan penyakit

trombositopenia antara lain:

Perdarahan ringan sampai berat pada kulit (mudah memar, ptekie,

ekimosis), epistaksis, perdarahan gusi (bula berisi darah), muntah

berwarnahitam kopi atau hematemesis, sputum dengan darah,

hematuria,menstruasi banyak, serebral (sakkit kepala, bicara kacau,

malaise), ekstremitas kebas dan nyeri.

Riwayat perdarahan keluarga.

b. Thrombocytosis

Aktivitas

Gejala : kelelahan,malaise,ketidakmampuan dalam aktivitas

Tanda : kelemahan otot

Sirkulasi

Gejala : palpitasi

Tanda : membran mukosa pucat,defisit saraf serebral/tanda perdarahan

Nutrisi

Gejala : anoreksia, penurunan berat badan

B. Diagnosa Keperawatan

a. Thrombocytopenia

1. Perubahan perlindungan (proteksi) berhubungan dengan abnormal

profil darah (trombositopenia).

2. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan cedera fisik

ditamdai dengan adanya bula berisi darah.

3. Nyeri berhubungan dengan agen fisik yang diakibatkan dari tekanan

saraf sekunder terhadap perdarahan.

10

Page 11: Thrombocytopenia

4. kurang pengetahuan klien tentang preoses penyakit, prognosis

pengobatan berhubungan dengan kurang mendapatkan informasi

mengenai proses penyakit, nutrisi, aktivitas dan pengobatan.

b. Thrombocytosis

1. Defisiensi Zat besi berhubungan dengan penurunan Hb

2. Gangguan Perfusi jaringan berhubungan dengan abnormalitas fungsi

trombosit

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penurunan Hb

C. Intervensi

a. Thrombocytopenia

1. Perubahan perlindungan (proteksi) berhubungan dengan abnormal

profil darah (trombositopenia).

Tujuan : perubahan perlindungan/proteksi dapat diatasi atau proteksi

tubuh adekuat kembali.

Intervensi:

Pertahankan tirah baring bila terjadi perdarahan

Pantau vital sign setiap jam

Kaji kulit dan membbran mukosa terhadap perdarahan setiap 4-8

jam

Berikan transfusi darah bila diindikasikan

Lakukan perawatan dengan teknik aseptik dan antiseptik pada lluka

atau pada sisi fungsi

2. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan cedera fisik

ditamdai dengan adanya bula berisi darah.

Tujuan : tidak terdapat bula di rongga mulut

Intervensi :

Kaji integritas membran mukosa setiap 4 jam

Berika hygiene oral dengan hati-hati sebelum dan setelah makan

setiap 2-4 jam

Berikan cairan sesuai indikasi sampai 2500 ml setiap hari kecuali

ada kontraindikasi

11

Page 12: Thrombocytopenia

3. Nyeri berhubungan dengan agen fisik yang diakibatkan dari tekanan

saraf sekunder terhadap perdarahan.

Tujuan : nyeri hilang atau terkontrol dengan kriteria klien dapat

beraktivitas

Intervensi :

Kaji nyeri meliputi lokasi, durasi, intensitas (gunakan skala nyeri),

dan faktor predisposisi setiap 4-6 jam

Berikan posisi klien senyaman mungkin

Gunakan tindakan penghilang rasa nyeri, seperti relaksasi, terapi

musik, panduan imajinasi, sentuhan dsb.

Batasi pengunjung

4. kurang pengetahuan klien tentang preoses penyakit, prognosis

pengobatan berhubungan dengan kurang mendapatkan informasi

mengenai proses penyakit, nutrisi, aktivitas dan pengobatan.

Tujuan : pengetahuan klien bertambah dengan kriteria klien atau

keluarga mengungkapkan pemahaman tentang

penyakitnya.

Intervensi :

Demonstrasikan metode untuk mmengkaji perdarahan

Bicarakan tanda dan gejala kekambuuhan untuk dilaporkan pada

dokter

Ingatkan klien untuk tidak mendonorkan darahnya

Jelaskan pentingnya hygiene oral yang teratur

Jelaskan pentingnya untuk menyeimbangkan waktu aktivitas

dengan istirahat

Ajarkan tentang nama obat-obatan, dosis, waktu pemberian, tujuan

dan efek samping.

b. Thrombocytosis

1. Defisiensi Zat besi b/d penurunan Hb

Tujuan : tidak terjadi penurunan Hb, perdarahan dapat teratasi.

Intervensi :

Observasi hasil laboratorium

12

Page 13: Thrombocytopenia

Kaji faktor penyebab pendarahan

Kaji warna kulit, sianosis

Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah

2. Gangguan perfusi jaringan b/d abnormalitas fungsi trombosit

Tujuan : tidak terjadi penurunan kesadaran,TTV stabil, pengisian

kapiler baik

Intervensi :

Observasi TTV

Kaji faktor penyebab pendarahan

Kaji warna kulit,sianosis

Kolaborasi dalam pemberian dalam IVFD adekuat

3. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan

Tujuan : menunjukkan perbaikan keseibangan cairan

Intervensi :

Awasi TTV

Awasi haluaran dan pemasukan cairan

Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak

Kolaborasi dalam pemberian cairan adekuat

4. Gangguan pola nafas b/d penurunan Hb

Tujuan : mempertahankan pola nafas agar kembali efektif

Intervensi :

Awasi perubahan status pola nafas

Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifoler)

Berikan oksigenasi

Ajarkan tehnik bernafas dan relaksasi yang benar

13

Page 14: Thrombocytopenia

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang

dari100.000 / mm3 dalam sirkulasi darah.

2. trombositosis adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dari hasil

pemeriksaan laboratorium lebih dari nilai normal yaitu didapatkan

jumlah trombosit dalam darah di atas nilai 450.000 per mm3.

3. Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari.

Oleh karena faktor tertentu seperti Autoimun, maka akan terjadi

kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 –

3 hari atau kurang. Keadaan ini ysng kemudian menimbulkan

berkurangnya trombosit dalam sirkkulasi darah.

4. Secara umum terjadinya trombositopenia disebabkan karenna

berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit

5. Secara umum terjadinya trombositosis disebabkan oleh adanya

gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang

6. Pada umumnya, penyakit ini dapat dicegah jika penyebabnya diketahui

dan ia dapat dicegah. Jika pengobatan tertentu ditemukan menginduksi

jumlah platelet yang rendah pada seorang individu, maka penggunaan

masa depannya perlu dihindari.

B. Saran

1. Perawat harus membantau setiap perkembangan yang terjadi

pada pasien yang menderita thrombositopenia dan thrombositosis.

2. Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain,

seperti tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk

memerikasa jumlah trombosit pasien.

3. Perawat harus menerapkan komunikasi terapeutik guna untuk

menurunkan tingkat kecemasan pasien.

14

Page 15: Thrombocytopenia

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , Edisi 9. Jakarta: EGC

Handayani, Wiwik. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan

Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba medika.

Mansjoer, Arif, et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi kedua, Jilid kedua.

Jakarta: FK-UI.

Setiabudy, Rahajunigsih D. 2007. Hemostatis dan Trombosis Edisi 3. Jakarta:

Balai Penerbit FK UI.

Waspadji, Sarwono, Soeparman. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai

Jakarta: Penerbit FK UI.

15