thesis from yudo devianto - budi luhur university
DESCRIPTION
Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan MasyarakatTRANSCRIPT
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
1/162
1
MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN
MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINALPADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT
TESIS
Oleh :
Yudo Devianto
1311601049
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2015
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
2/162
2
MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN
MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINALPADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Magister Ilmu Komputer (MKOM)
Oleh :Yudo Devianto
1311601049
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2015
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
3/162
3
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : ....................................................................
Nomor Induk Mahasiswa : ....................................................................Program Studi : ....................................................................
Konsentrasi : ....................................................................
Fakultas/Program : ....................................................................
Menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademikoleh pihak lain,2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma
hukum dan etikayang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jwab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.
Jakarta, ......................
Materai 6000
(......................................)
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
4/162
4
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Yudo Devianto
Nomor Induk Mahasiswa : 1311601049
Konsentrasi : Teknologi Sistem Informasi
Judul Proposal Tesis : MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS
KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE
PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN
SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANANMASYARAKAT
Jakarta, 8 Agustus 2015
Tim Penguji: Tanda Tangan:
Ketua,
(Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Anggota,(Dr. Ir. Nazori AZ, M.T) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pembimbing,
(Dr. Krisna Adiyarta M.) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ketua Program Studi
(Dr. Ir. Nazori AZ, M.T)
PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
5/162
i
ABSTRAK
Sebagai penyedia layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat dihadapkan
pada banyak permasalahan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayananmasyarakat melalui kinerja pelayanan yang baik dan produk-produk layanan yang
berkualitas. Untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut,
dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil
kinerja unit pelayanan masyarakat, atas hal tersebut dibutuhkan suatu sistem
informasi untuk memunculkan hasil penilaian terhadap kinerja unit pelayanantersebut. Pembuatan sistem informasi tersebut adalah menggunakan metode
perbandingan eksponensial (MPE) dan skala ordinal, 1. Tidak Baik, 2. KurangBaik, 3. Baik, 4. Sangat Baik. Dalam pelayanan kepada masyarakat yang
diselenggarakan oleh unit pelayanan masyarakat, pengukuran kinerja unit
pelayanan masyarakat ini menggunakan pedoman keputusam MENPAN ( Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara ) No : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedomanumum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi
pemerintah. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya sebuah model Sistem
Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat untuk dapat memberikan informasi
tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.
Kata Kunci : layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat, indeks kepuasanmasyarakat, keputusan menpan, pedoman umum penyusunan
indeks kepuasan masyrakat.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
6/162
ii
ABSTRACT
As a provider of public services, community services unit faced with many issues
related to improving the quality of public services through the performance ofgood service and products quality services. To measure the performance of the
public service units, required elements / indicators as a reference to provide an
assessment of the results of the performance of public service units, above it
needed an information system to bring the results of an assessment of the
performance of the service unit. Making the information system is to useexponential comparison method (MPE) and the ordinal scale, "1. No Good, 2.
Less Good, 3. Good 4. Very Good ". In service to the community organized bycommunity services unit, community service performance measurement unit is
using the guidelines keputusam MENPAN (Minister of Administrative) No: KEP /
25 / M.PAN / 2/2004 on general guidelines for the preparation of community
satisfaction index agency services unit government. Results from this study is theformation of a model of Information System for Public Satisfaction Index can
provide information about the quality of the performance of the public service
unit.
Keywords: community services, community services unit, community satisfaction
index, the minister's decision, general guidelines indexing societysatisfaction.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
7/162
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenaberkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudu Model Sistem
Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan Masyarakat.
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyusun
tesis pada Program Studi Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur
Jakarta.
Rasa dan ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun proposal penelitian tesis ini:
1. Dr. Krisna Adiyarta M, selaku dosen pembimbing tesis yang telahmembimbing dan memotivasi penulis dalam mengerjakan tesis ini.
2. Bapak Dr. Ir. Nazori AZ, M.T selaku Kaprodi MKom beserta Bapak dan Ibu
Dosen pengampu mata kuliah di Program Studi Magister Ilmu Komputer
Universitas Budi Luhur yang telah dengan sabar memberikan ilmu
pengetahuan, pencerahan, dan bimbingan dalam belajar.
3. Rekan-rekan mahasiswa MKOM Universitas Budi Luhur, terima kasih atas
kebersamaan, kerja keras dan dukungan semangatnya.
4. Kepada Istri-ku tercinta yang selalu setia menunggu dan memberikan
motivasi yang sangat besar.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari tesis ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian tesis nantinya. Semoga tesis ini masih dapat memberikan
manfaat dari keterbatasannya.
Jakarta, Agustus 2015
Yudo Devianto
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
8/162
iv
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Masalah Penelitian ...................................................................... 2
1.2.1. Identifikasi Masalah.............................................................. 2
1.2.2. Pembatasan Masalah............................................................. 2
1.2.3. Rumusan Masalah................................................................. 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
1.3.1. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
1.3.2. Manfaat Penelitian................................................................ 4
1.4. Tata Urut Penulisan .................................................................... 5
1.5. Daftar Pengertian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ........................... 9
2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9
2.1.1. Landasan Teori...................................................................... 9
2.1.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).............. 10
2.1.3. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerja unit
pelayanan masyarakat......................................................... 10
2.1.4. Metode Perbandingan Eksponensial.................................. 17
2.1.4.1. Prosedur MPE....................................................... 17
2.1.4.2. Keuntungan Metode MPE................................... 18
2.1.5. Skala Ordinal ....................................................................... 18
2.1.6. Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek Dengan
Unified Modeling Language............................................... 19
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
9/162
v
2.1.6.1. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan
Berorientasi Obyek............................................... 19
2.1.6.2. Unified Modeling Language................................ 19
2.1.6.2.1. Use Case Diagram............................... 21
2.1.6.2.2. Class Diagram..................................... 23
2.1.6.2.3. Activity Diagram................................. 24
2.1.6.2.4. Sequence Diagram.............................. 25
2.1.7. Pengujian Validitas Dan Kualitas Sistem Informasi......... 26
2.1.7.1. Pengujian Validitas Focus Group Discussion.... 26
2.1.7.2. Pengujian Kualitas Model Sistem Informasi..... 30
2.3. Tinjauan Studi .......................................................................... 32
2.4. Tinjauan Obyek Penelitian ........................................................ 36
2.5. Kerangka Konsep...................................................................... 36
2.6. Hipotesis ................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN .............................................. 41
3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 41
3.2. Metode Pemilihan Sampel ........................................................ 41
3.3. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 42
3.4. Instrumentasi ............................................................................ 42
3.5. Teknik Analisis, Perancangan Dan Pengujian ........................... 43
3.5.1. Teknik Analisis................................................................... 43
3.5.2. Teknik Perancangan............................................................ 43
3.5.3. Teknik Pengujian................................................................ 44
3.5.3.1. Pengujian Validasi............................................... 44
3.5.3.1.1. Instrumen Pengujian FGD.................. 44
3.5.3.1.2. Teknik Pemilihan Informan................ 45
3.5.3.1.3. Teknik Pelaksanaan FGD................... 45
3.5.3.2. Pengujian Kualitas............................................... 45
3.5.3.2.1. Instrumen Pengujian........................... 46
3.5.3.2.2. Pengujian Validitas Instrumen........... 47
3.5.3.2.3. Pengujian Reliabilitas Instrumen....... 48
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
10/162
vi
3.5.3.2.4. Pengolahan Data Pengujian................ 48
3.6. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 49
3.7. Jadwal Penelitian ...................................................................... 53
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 54
4.1. Analisis Sistem ......................................................................... 54
4.1.1. Analisis Proses Bisnis Sistem Berjalan............................. 54
4.1.1.1. Proses Mengirim Kuisioner................................. 55
4.1.1.2. Proses Pengisian Data Kuisioner......................... 55
4.1.1.3. Proses Pengolahan Master Data.......................... 55
4.1.1.4. Proses Pengolahan Transaksi.............................. 55
4.1.1.5. Proses Pengolahan Laporan................................. 55
4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional, Nonfungsional, dan
Pengguna............................................................................. 56
4.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional........................... 56
4.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional.................. 57
4.1.2.3. Analisis Kebutuhan Pengguna............................. 57
4.1.2.4. Use Case Diagram................................................ 58
4.2. Analisis Perilaku Sistem ........................................................... 60
4.2.1. Activity Diagram................................................................. 60
4.2.1.1. Activity Diagram Entry Master Nomor.............. 61
4.2.1.2. Activity Diagram Entry Master User.................. 62
4.2.1.3. Activity Diagram Entry Master Pekerjaan......... 63
4.2.1.4. Activity Diagram Entry Master Pendidikan....... 65
4.2.1.5. Activity Diagram Entry Data Kuisioner............. 67
4.2.1.6. Activity Diagram Pengolahan Laporan.............. 68
4.2.2. Sequence Diagram.............................................................. 70
4.2.2.1. Sequence Diagram Entry Master Nomor............ 70
4.2.2.2. Sequence Diagram Entry Master User................ 73
4.2.2.3. Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan....... 75
4.2.2.4. Sequence Diagram Entry Master Pendidikan..... 77
4.2.2.5. Sequence Diagram Entry Data Kuisioner........... 79
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
11/162
vii
4.2.2.6. Sequence Diagram Pengolahan Laporan............ 81
4.3. Perancangan Sistem .................................................................. 83
4.3.1. Deployment Diagram.......................................................... 83
4.3.2. Perancangan Infrastruktur Arsitektur................................. 84
4.4. Konstruksi Sistem ..................................................................... 86
4.4.1. Lingkungan Konstruksi...................................................... 86
4.4.2. Konstruksi Database........................................................... 86
4.4.3. Kontruksi Antarmuka......................................................... 87
4.4.3.1. Tampilan Menu Login......................................... 87
4.4.3.2. Tampilan Menu Utama Pengguna Admin.......... 88
4.4.3.3. Tampilan Menu Utama Pengguna User.............. 88
4.4.3.4. Tampilan Entry Master Nomor........................... 89
4.4.3.5. Tampilan Entry Master User............................... 89
4.4.3.6. Tampilan Entry Master Pekerjaan....................... 90
4.4.3.7. Tampilan Entry Master Pendidikan.................... 90
4.4.3.8. Tampilan Entry Data Kuisioner.......................... 91
4.4.3.9. Tampilan Laporan Mutu Pelayanan.................... 91
4.5. Pengujian Sistem ...................................................................... 92
4.5.1. Lingkungan Pengujian........................................................ 92
4.5.1.1. Hardware............................................................... 92
4.5.1.2. Software................................................................ 92
4.5.2. Pengujian Validasi.............................................................. 92
4.5.2.1. Karakteristik Responden...................................... 93
4.5.2.2. Proses Pelaksanaan FGD..................................... 93
4.5.2.3. Hasil Pengujian Validasi...................................... 94
4.5.2.3.1. Hasil Pengujian Validasi Jenis
Pengguna Admin................................. 94
4.5.2.3.2. Hasil Pengujian Validasi Jenis
Pengguna User..................................... 95
4.5.2.4. Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi Dan
Pembuktian Hipotesis.......................................... 96
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
12/162
viii
4.5.3. Pengujian Kualitas.............................................................. 96
4.5.3.1. Karakteristik Responden...................................... 96
4.5.3.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jabatan................................................. 96
4.5.3.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin...................................... 97
4.5.3.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan
Masa Kerja........................................... 97
4.5.3.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan........................................... 97
4.5.3.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen............ 98
4.5.3.2.1. Uji Validitas Instrumen....................... 98
4.5.3.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen................. 101
4.5.3.3. Pengujian ISO 9126........................................... 102
4.5.3.3.1. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Per
Aspek Kualitas.................................. 102
4.5.3.3.2. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak
Keseluruhan....................................... 105
4.5.3.4. Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas Dan
Pembuktian Hipotesis........................................ 106
4.6. Implikasi Penelitian ................................................................ 106
4.6.1. Aspek Sistem..................................................................... 106
4.6.2. Aspek Manajerial.............................................................. 107
4.6.3. Aspek Penelitian Lanjut.................................................... 107
4.7. Rencana Implementasi ............................................................ 107
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 110
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 110
5.2. Saran ...................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 145
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
13/162
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar HalamanII-1 Actor Dan Use Case .................................................................................... 21
II-2 Use Case Diagram ....................................................................................... 22
II-3 Simbol Class ............................................................................................... 23
II-4 Simbol Association ..................................................................................... 23
II-5 Simbol Composition.................................................................................... 24
II-6 Simbol Dependency .................................................................................... 24
II-7 Simbol Aggregation .................................................................................... 24
II-8 Simbol Activity Diagram ............................................................................ 25
II-9 Simbol Sequence Diagram .......................................................................... 25
II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 .................................... 30
II-11 Kerangka Konsep ..................................................................................... 38
III-1 Langkah-Langkah Penelitian ...................................................................... 50
IV-1 Actor Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat ..................... 58
IV-2 Use Case Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat . 59
IV-3 Activity Diagram Entry Master Nomor ...................................................... 62
IV-4 Activity Diagram Entry Master User .......................................................... 63
IV-5 Activity Diagram Entry Master Pekerjaan .................................................. 65
IV-6 Activity Diagram Entry Master Pendidikan ................................................ 66
IV-6 Activity Diagram Entry Data Kuisioner ..................................................... 68
IV-7 Activity Diagram Pengolahan Laporan ...................................................... 69
IV-8 Sequence Diagram Entry Master Nomor .................................................... 72
IV-9 Sequence Diagram Entry Master User ....................................................... 74
IV-10 Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan .............................................. 76
IV-11 Sequence Diagram Entry Master Pendidikan............................................ 78
IV-12 Sequence Diagram Entry Data Kuisioner ................................................. 80
IV-13 Sequence Diagram Pengolahan Laporan .................................................. 82
IV-14 Deployment Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat ............................................................................................. 84
IV-15 Perancangan Infrastruktur ........................................................................ 85
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
14/162
x
IV-16 Kontruksi Database Dengan phpMyAdmin .............................................. 87
IV-17 Tampilan Menu Login ............................................................................. 87
IV-18 Tampilan Menu Utama Pengguna Admin ................................................ 88
IV-19 Tampilan Menu Utama Pengguna User .................................................... 88
IV-20 Tampilan Entry Master Nomor ................................................................ 89
IV-21 Tampilan Entry Master User .................................................................... 89
IV-22 Tampilan Entry Master Pekerjaan ............................................................ 90
IV-23 Tampilan Entry Master Pendidikan .......................................................... 90
IV-24 Tampilan Entry Data Kuisioner ............................................................... 91
IV-25 Tampilan Laporan Mutu Pelayanan.......................................................... 91
IV-26 Grafik Pilihan Rata-Rata Pengguna ........................................................ 102
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
15/162
xi
DAFTAR TABEL
Tabel HalamanI-1 Daftar Pengertian Istilah ................................................................................. 6
II-1 Aspek Pengujian Perangkat Lunak Model ISO 9126 ................................... 31
II-2 Ringkasan Tinjauan Studi............................................................................ 35
III-1 Skala Pengukuran ...................................................................................... 46
III-2 Kisi-kisi Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak dan Indikator ................... 47
III-3 Kriteria Presentase Tanggapan Responden ................................................. 49
III-4 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 53
IV-1 Tingkatan Pengguna dan Hak Akses .......................................................... 58
IV-2 Deskripsi Use CaseDiagramModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat ............................................................................................. 60
IV-3 Software Yang Digunakan ......................................................................... 85
IV-4 Karakteristik Responden ............................................................................ 93
IV-5 Hasil Pengujian Validasi Admin ................................................................ 94
IV-6 Hasil Pengujian Validasi User.................................................................... 95
IV-7 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan................................................. 96
IV-8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 97
IV-9 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................................... 97
IV-10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................... 97
IV-11 Hasil Uji Validitas AspekFunctionality................................................... 99
IV-12 Hasil Uji Validitas AspekReliability....................................................... 99
IV-13 Hasil Uji Validitas Aspek Usability....................................................... 100
IV-14 Hasil Uji Validitas AspekEfficiency...................................................... 100
IV-15 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 101
IV-16 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekFunctionality...................... 103
IV-17 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekReliability........................... 103
IV-18 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability............................. 104
IV-19 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekEfficiency............................ 105
IV-20 Hasil Pengujian Kualitas ........................................................................ 105
IV-21 Rencana Implementasi Sistem................................................................ 108
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
16/162
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Potongan Script Menu Login ......................................................................... 115
2 Daftar HadiriFocus Group Discussion.......................................................... 118
3 Kuisioner ValidasiFocus Group Discussion................................................. 119
4 Kuisioner Kualitas ISO 9126 ......................................................................... 127
5 Rekapitulasi Skor Data Mentah Hasil Kuesioner ........................................... 139
6 OutputSPSS Pengujian Validitas Instrumen ................................................. 140
7 OutputSPSS Pengujian ReliabilitasInstrumen ............................................... 143
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
17/162
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah konsumen
dari produk yang dihasilkannya. hal ini didukung oleh pernyataan K. Douglas
Hoffman dan Jhon E.G Beteson, yaitu: without costumers the service firm has no
reason to exist.[Hoffman 2001]
Di sisi lain, peperangan terbesar dalam dunia pemasaran sebenarnya
adalah peperangan memperebutkan heart sharekonsumen. [Murdono 2003]
Namun, merebut heart share konsumen membutuhkan kerja keras dan
komitmen semua staf instansi dalam memberikan produk atau pelayanan yang
berkualitas dan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Kondisi tersebut
tentunya tidak hanya berlaku di sektor pemerintah saja, disektor swasta pun dapat
berlaku. Pada sektor publik, konsumen pelayanan adalah masyarakat yang
notabene merupakan stakeholder pelayanan publik itu sendiri. Kebijakan untuk
mewujudkan birokrasi yang netral dalam penyelenggaraan administrasi dan
pemerintahan negara, ternyata dalam praktiknya memang banyak menghadapi
rintangan. Padahal di tengah rintangan itu, masyarakat sangat merindukan
pelayanan publik yang baik, dalam arti proporsional dengan kepentingan, yaitu
birokrasi yang berorientasi kepada penciptaan keseimbangan antara kekuasaan
(power) yang dimiliki dengan tanggung jawab (accountability) yang mesti
diberikan kepada masyarakat yang dilayani.[Mulyadi 2004]
Masyarakat sangat merindukan pelayanan publik yang baik, dalam arti
proporsional dengan kepentingan, yaitu birokrasi yang berorientasi kepada
penciptaan keseimbangan antara kekuasaan (power) yang dimiliki dengan
tanggung jawab (accountability) yang harus diberikan kepada masyarakat yakni
masyarakat mempunyai harapan untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik,
aparat birokrasi memang sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan
pelayanan kepada masyarakat.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
18/162
2
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
sebagaimana diamanatkan dalam UU RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional, Kepmenpan RI No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah
diberikan aparatur kepada masyarakat.
1.2. Masalah Penelitian
Mengacu kepada UU RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional Kepmenpan RI No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah
diberikan aparatur kepada masyarakat. Hal tersebut juga berlaku kepada istansi
swasta yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tentunya harus
diperhatikan kualitas yang baik dari pemberian pelayanan tersebut.
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini, maka
permasalahan dapat diidentifikasi adalah :
1. Adanya kesulitan dalam mengetahui/mengukur kualitas kinerja dari
unit pelayanan masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Tidak adanya sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengukur
kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
19/162
3
1. Penelitian difokuskan pada pembuatan model sistem informasi agar
dapet memberikan informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan
masyarakat .
2. Penelitian difokuskan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal untuk mengukur kualitas
kinerja dari unit pelayanan masyarakat.
3. Pada tahap analisis dan perancangan menggunakan metode analisis
dan perancangan berorientasi obyek (object oriented analysis and
design) menggunakan unified modelling language (UML) dengan
proses implementasi sistem dilakukan pada jaringan lokal unit
pelayanan masyarakat.
4. Penelitian ini difokuskan pada pengujian software quality Model
Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal.
5. Aspek software quality yang digunakan meliputi aspek functionality,
aspek reliability, aspek efficiency, dan aspek usability. Pemilihan
keempat aspek tersebut didasari telah terakomodasikannya pengujian
untuk aspek internal aplikasi (functionality, reliability, dan efficiency)
serta aspek eksternal aplikasi yang melibatkan pengguna akhir
(usability).
1.2.3. Rumusan Masalah
Masalah utama yang akan dikaji dalam tesis ini adalah:
1. Bagaimana membangun sebuah Model Sistem Informasi Indeks
Kepuasan Masyarakat Pada Unit Pelayanan Masyarakat agar dapat
digunakan untuk memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari
unit pelayanan masyarakat tersebut ?
2. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspekfunctionality ?
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
20/162
4
3. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek reliability?
4. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek usability?
5. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek efficiency?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. MembuatModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Pada
Unit Pelayanan Masyarakat yang diharapkan dapat memberikan
informasi yang akurat tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan
masyarakat tersebut.
2. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspekfunctionality ?
3. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek reliability?
4. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek usability?
5. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan
Skala Ordinal pada aspek efficiency?
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat :
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
21/162
5
1. Mengetahui kekurangan atau kelebihan dari masing-masing unsur
dalam unit pelayanan masyarakat.
2. Mengetahui kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya
yang perlu dilakukan.
4. Masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kualitas kinerja unit
pelayanan masyarakat tersebut.
5. Dapat mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
yang mereka terima.
6. Mendapatkan hasil uji kelayakan penggunaan Model Sistem Informasi
Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal.
1.4. Tata Urut Penulisan
Naskah penelitian ini disusun dengan tata urut penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang penelitian, ruang lingkup model sistem
informasi indeks kepuasan masyarakat yang diteliti, identifikasi
masalah,batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika penulisan, dan daftar istilah yang digunakan
dalam penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Membahas tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik bahasan
mengenai model sistem informasi indeks kepuasan masyarakat
dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala
Ordinal, tinjauan studi berdasarkan penelitian sebelumnya, tinjauan
obyek penelitian yaitu unit pelayanan masyarakat, kerangka konsep
penulis dalam melakukan penelitian, dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN
Membahas mengenai analisis yang digunakan sebagai awal
pembuatan model sistem informasi indeks kepuasan masyarakat
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
22/162
6
dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala
Ordinal. Analisis dimulai dengan langkah penelitian, sampai
dengan pengujian.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan sistem,
model fungsional yang ada, model fungsional yang dikembangkan,
perancangan basisdata, perancangan arsitektur, perancangan sistem,
implementasi sistem serta pengujian hipotesis.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dan merupakan penutup
dari tesis, dimana penulis menjabarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini berdasarkan perumusan masalah, hipotesis dan hasil
pengujian hipotesis dan saran dirangkum dari implikasi penelitian.
1.5. Daftar Pengertian
Beberapa pengertian istilah yang dipergunakan di dalam penelitian ini
sebagai definisi kamus maupun definisi operasional, sebagai berikut:
Tabel I-1 Daftar Pengertian Istilah
IKM Indeks Kepuasan Masyarakat
MPE Metode Perbandingan Eksponensial
Aktor Aktor merupakan semua yang ada di luar ruang lingkup
sistem perangkat lunak dan berinteraksi dengan sistem
perangkat lunak tersebut.
Berorientasi
obyek
Merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak
yang memandang sistem sebagai kumpulan obyek-obyek
diskrit yang saling berinteraksi satu sama lain.
Diagram
aktivitas
Diagram yang menggambarkan aliran fungsionalitas sistem.
Bisa digunakan untuk workflow atau untuk menggambarkan
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
23/162
7
alur dalamflow of events.
Diagram
kelas
Diagram yang menunjukkan interaksi antar kelas dalam
sistem.
Diagram
kolaborasi
Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun
untuk menunjukkan kolaborasi antar obyek-obyek
SIIKM Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
Diagram
sekuensial
Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun
dalam urutan waktu.
Diagram
Use case
Diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi
antara aktor dan use casepada sistem perangkat lunak yang
akan dikembangkan.
Extend Relasi antar use case yang memungkinkan satu use case
secara opsional menggunakan fungsionalitas yang
disediakan oleh use case lainnya.
Flow of
events
Alur dalam use case yang menjelaskan secara rinci apa yang
dilakukan aktor dan apa yang sistem itu sendiri lakukan.
Include Relasi include memungkinkan satu use case menggunakan
fungsionalitas yang disediakan oleh use case lainnya.
UML Unified Modeling Language. Bahasa pemodelan berorentasi
obyek yang secara defacto sebagai bahasa standar
pemodelan berorientasi obyek.
Use Case Fungsionalitas atau persyaratan-persyaratan sistem dari
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
24/162
8
sudut pandang pengguna sistem.
Workflow Alur kerja yang ada dalam setiap proses bisnis.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
25/162
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Landasan Teori
Davis dan Olson mengemukakan bahwa sistem merupakan keseluruhan
yang kompleks dan teratur, suatu rancangan atau gabungan dari bagian yang
membentuk suatu kesatuan menyeluruh.[Davis 2009] Untuk memberikan gambaran
konseptual komunikasi informasi yang berkualitas, perlu memiliki ukuran tentang
informasi itu sendiri. Seperti dikemukakan Supriyono bahwa ukuran untuk
mengetahui berkualitas atau tidaknya informasi bersifat: akurat benar dan sesuai
realitas, tepat waktu tidak terlambat dan baru serta masih segar, relevan
informasi yang bermanfaat bagi pemakainya merupakan koreksi terhadap
informasi sebelumnya.[Supriyono 2008]
Dalam setiap organisasi, informasi merupakan bahan pokok bagi
pembuatan keputusan. Informasi dapat menyokong penuh bagi pembuatan
keputusan apabila berlangsung dalam sebuah sistem. Kebutuhan organisasi dalam
sistem informasi berkaitan dengan teknik pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan dengan mudah menemukan kembali saat diperlukan serta
penyaluran informasi. Sebuah sistem informasi melakukan semua pengolahan
transaksi yang perlu untuk organisasi serta memberikan dukungan informasi dan
pengolahan untuk fungsi manajemen termasuk dalam hal pengambilan keputusan.
Sistem informasi yang terintegrasi merupakan sebuah sistem yang menghubungan
layananfront office dan back office dalam satu mata ratai sistem. Manfaat sebuah
sistem yang teintegrasi adalah menurunkan biaya koordinasi, biaya proses,
kecepatan waktu pemrosesan dan keakuratan serta kehandalan data yang diproses.
Hasil keluaran dari sebuah implementasi pengembangan sistem informasi
manajemen (SIM) dapat ditinjau melalui sisi proses pengembangan, biaya
pengembangan, kegunaan dan fitur-fitur yang disediakan oleh sebuah SIM, sistem
operasi pendukung sistemnya, dan keterintegrasian sistem. Terintegrasinya sistem
informasi menjadi kunci agar peningkatan kualitas pelayanan dapat dicapai secara
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
26/162
10
berkesinambungan. Oleh karena itu, dengan pengembangan sistem infomasi
manajemen diharapkan meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah ataupun
swasta dari waktu ke waktu.
Menurut Tse dan Wilton dalam disebutkan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
produk setelah pemakaiannya.[Tjiptono 2004] Salah satu tolak ukur penilaian kualitas
layanan adalah dengan mendengarkan atau mengumpulkan persepsi dari
responden mengenai kualitas pelayanan pada unit pelayanan masyarakat yang
telah diterimanya. Sedangkan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja unit pelayanan masyarakat mengacu pada Kepmen PAN Nomor :
KEP/25/M.PAN/2004.
2.1.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Secara umum indeks adalah petunjuk yang sistematik kepada satuan-
satuan yang terkandung di dalam, atau konsep yang diturunkan dari koleksi entitas
atau basis data. Disamping itu, dalam pengertian praktis indeks juga dapat
didefinisikan sebagai daftar referensi secara alfabetis yang biasanya terdapat pada
bagian akhir sebuah buku. Dalam ilmu perpustakaan indeks mempunyai arti yang
luas, yang secara umum dapat diartikan sebagai catatan mengenai nilai-nilai dari
berbagai atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian
informasi.
Sedangkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas kinerja sumber daya manusia pada unit
penyelenggara pelayanan masyarakat.
2.1.3. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerja unit pelayananmasyarakat
Berdasarkan prinsip pelayanan ada 14 unsur minimal yang harus ada untuk
dasar pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat pada unit pelayanan
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
27/162
11
pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]kesederhanaan
yaitu bahwa prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
dilaksanakan oleh yang meminta pelayanan, [Bryson 1995] Adanya
kejelasan dan kepastian mengenai prosedur atau tatacara pelayanan,
[Cascio 1992]Adanya keterbukaan dalam prosedur pelayanan. Kemudian
menurut Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa
ukuran komprehensif untuk servqual sektor publik antara lain [Barata
2003] Convenience (kemudahan) yaitu ukuran dimana pelayanan
pemerintah adalah mudah diperoleh dan dilaksanakan masyarakat.
Salah satu unsur pokok dalam menilai kualitas jasa yang
dikembangkan Tjiptono [Tjiptono 2002]antara lain [Barata 2003]Accessibility
and Flexibility dalam arti system operasional atau prosedur pelayanan
mudah diakses dan dirancang fleksibel menyesuaikan permintaan dan
keinginan pelanggan.
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] Adanya
kejelasan persyaratan pelayanan baik teknis maupun administrasi,
[Bryson 1995] Keterbukaan mengenai persyaratan pelayanan, [Cascio 1992]
Efisiensi persyaratan dalam arti bahwa dibatasi pada hal-hal yang
berkaitan langsung dengan pelayanan serta dicegah adanya
pengulangan pemenuhan persyaratan.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
28/162
12
kewenangan dan tanggung jawab). Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus
diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Kemudahan mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kejelasan
dan kemudahan petugas yang melayani, [Bryson 1995] Tanggung jawab
yang berkaitan dengan penerimaan pelayanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan eksternal. Kemudian Morgan dan Murgatroyd
[Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi pelanggan
terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]Responsiveness
yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dengan menyediakan
pelayanan yang cocok seperti yang mereka inginkan, [Bryson 1995]
Access yaitu mudah melakukan kontak dengan penyedia jasa.
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994], beberapa kriteria persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Reliability yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang
telah dijanjikan dengan tepat waktu, [Bryson 1995] Credibility yaitu dapat
dipercaya, jujur dan mengutamakan kepentingan pelanggan.
Kemudian menurut Carlson dan Schwarz [Denhardt 2003] yang
mengatakan bahwa ukuran yang komprehensif untuk servqual sektor
publik antara lain [Barata 2003]Reliability (keandalan) yaitu menilai
tingkat dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan
tepat waktu, [Bryson 1995]Personal attention (perhatian kepada orang)
yaitu ukuran tingkat dimana aparat menyediakan informasi kepada
masyarakat dan bekerja sungguh-sungguh dengan mereka untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
5. Tanggung jawab petugas pelayananyaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi pelayanan prima
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
29/162
13
seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk
menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-
kriteria antara lain [Barata 2003]Kejelasan dan kepastian unit kerja atau
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai satuan kerja/ pejabat
penanggungjawab pemberi pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal di atas,
menurut Tjiptono [Tjiptono 2002] mengemukakan beberapa unsur untuk
menilai kualitas jasa yang antara lain [Barata 2003]Profesionalism and
Skill; yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan
(intelektual, fisik, administrasi maupun konseptual) yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional. Kemudian
Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa criteria
persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Competence, yaitu menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut
Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus diperhatikan
dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Ketepatan
waktu pelayanan, dimana hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan waktu tunggu dan waktu proses. Kemudian dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003] Keterbukaan
waktu penyelesaian, [Bryson 1995] Ketepatan waktu yaitu bahwa
pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
30/162
14
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Carlson dan Schwartz
[Denhardt 2003]menyatakan bahwa ukuran komprehensif untuk servqual
sektor publik antara lain [Barata 2003]Fairness (keadilan) yaitu ukuran
tingkat dimana masyarakat percaya bahwa pelayanan pemerintah
disediakan sama untuk semua orang. Selanjutnya dalam sendi-sendi
pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]Keadilan yang
merata yaitu bahwa cakupan/jangkauan pelayanan harus diusahakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut Gaspersz [Gaspersz 1997]atribut
atau dimensi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas
pelayanan antara lain kesopanan dan keramahan dalam memberikan
khususnya interaksi langsung. Kemudian Morgan dan Murgatroyd
[Colin 1994]mengemukakan kriteria persepsi pelanggan terhadap kualitas
pelayanan yaitu Courtessy, yaitu sikap sopan, menghargai orang lain,
penuh pertimbangan dan persahabatan. Selain itu, menurut Zeithaml
dkk salah satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara
lain [Barata 2003] Assurance yaitu kemampuan dan keramahan serta
sopan sanun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen,
[Bryson 1995]Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari
pegawai terhadap konsumen.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang
dikutip Warella[Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
31/162
15
pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria
antara lain [Barata 2003] Ekonomis yaitu biaya pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan. Kemudian Tjiptono
[Tjiptono 2002]mengemukakan beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa
yang antara lain [Barata 2003]Reputation and Credibility yaitu pelanggan
menyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan
memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya
atau biayanya.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan
hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella
1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang
berkualitas dapat digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003]
Kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya/tariff pelayanan dan
tatacara pembayarannya, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai rincian
biaya/tarif pelayanan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan
hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella
1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang
berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]
Kejelasan dan kepastian yaitu yang menyangkut jadwal waktu
penyelesaian pelayanan. Kemudian Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003]
menyatakan bahwa ukuran komprehensif untukservqual sektor publik
antara lain [Barata 2003] Reability (keandalan) yaitu menilai tingkat
dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat
waktu.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan. Sehubungan dengan hal di
atas, menurut Gaspersz[Gaspersz 1997]
atribut atau dimensi yang harus
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
32/162
16
diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan
lokasi, ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan
informasi dan lain-lain, [Bryson 1995] Atribut pendukung pelayanan
lainnya yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,
fasilitas musik dan lain-lain. Kemudian menurut Zeithaml dkk salah
satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain [Barata
2003] Tangibles yaitu yang berupa sarana fisik perkantoran,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi dan lain-
lain. Selanjutnya di dalam pelayanan prima seperti yang dikutip
Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan
publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain
[Barata 2003]penilaian fisik lainnya antara lain kebersihan dan kesejukan
lingkungan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan
pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut Morgan dan
Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi
pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]Security
yaitu bebas dari resiko, bahaya dan keragu-raguan. Kemudian Carlson
dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa ukuran komprehensif
untuk servqual sektor publik antara lain [Barata 2003] Security yaitu
ukuran tingkat dimana pelayanan yang disediakan membuat
masyarakat merasa aman dan yakin ketika menerimanya. Selain itu,
dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]
menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas
dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]Keamanan yaitu
proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,
kenyamanan dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
33/162
17
2.1.4. Metode Perbandingan Eksponensial
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak.
Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan
untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik
pada tahap proses. Berbeda dengan metode Bayes, MPE akan menghasilkan nilai
alternatif yang perbedaannya lebih kontras. [Marimin 2011]
2.1.4.1. Prosedur MPEDalam menggunakan metode perbandingan eksponensial, ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan, yaitu menyususn alternatif-alternatif keputusan
yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang
penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria
keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua
alternatif pada semua kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif,
dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total
masing-masing alternatif.
Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode
perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut :
m
Total nilai (TNi) = (RKij)TKKj
j=1
dengan :
TNi = Total nilai alternatif ke i
RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j padapilihan keputusan i
TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj
>0;bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
34/162
18
2.1.4.2. Keuntungan Metode MPE
Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam
mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor yang
menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini,
mangakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
2.1.5. Skala Ordinal
Ukuran ini digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga
teringgi dan sebaliknya. Artinya, peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap
variabel yang diteliti. Jika kita ingin membeda-bedakan suatu objek berdasarkan
sangat disukai, disukai, tidak disukai, dan sangat tidak disukai, maka dibutuhkan
skala pengukuran yang lebih tinggi dari skala nominal, yaitu dengan skala ordinal.
Skala ini selain membedakan juga menunjukkan tingkatan. Pengukuran dengan
skala ordinal memungkinkan segala sesuatu disusun menurut peringkatnya.
Sabagai contoh, pada uji organoleptik suatu makanan dan minuman, peneliti akan
menanyakan kepada responden sebagai pencicip makanan tersebut untuk
mengurutkan tingkat rasa, warna, dan aroma.
Menurut pendapat Anda, bagaimana rasa produk makanan ini?
1. Sangat Tidak Suka2. Tidak Suka3. Biasa4. Suka5. Sangat Suka
Skala diatas disebut sebagai skala ordinal karena pada skala ini skor tidak
hanya dipergunakan untuk pengklasifikasian semata, akan tetapi telah memiliki
makna peringkat (contoh: skor 5 memiliki makna lebih baik dari skor
dibawahnya).
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai
lebih daripada atau kurang daripada tanpa menyatakan besar jarak antar
urutan. Jarak antara urutan 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada jarak
antara urutan 2 dan 3. Ukuran ordinal tidak saja mengenai tingkat kesukaan, tetapi
dapat dibuat hubungan-hubungan lain, seperti tingkat kepentingan, tingkat
persetujuan, tingkat kepuasan, dll.[Marimin 2011]
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
35/162
19
2.1.6. Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek Dengan Unified
Modeling Language
2.1.6.1. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek
Menurut Allen dan Terry, object oriented design merupakan metodologi
campuran yang mengubah sistem menjadi objek, menggabungkan karakteristik
data dalam bentuk atribut dan karakteristik proses dalamb entuk metode. ([Allen
2005], 78)
Object oriented design menggabungkan elemenelemen teknik
perancangan orientasi data dan orientasi fungsi, dan sistem model sebagai
kumpulan objekobjek yang bekerja bersamasama. Rancangan sistem objek,
termasuk didalamnya fungsi dan kebutuhan data, kemudian dilanjutkan dengan
perancangan piranti lunak.
Kelebihan dari object oriented design antara lain, membangun objek
model dengan tepat, penggunaan kembali dan pertukaran objek menjadi lebih
mudah.
2.1.6.2. Unified Modeling Language
Model data yang akan digunakan untuk pembuatan tools adalah model
data UML.
Menurut Ponniah united modeling language adalah bahasa spesifikasi
standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem
perangkatlunak.([Ponniah 2007], 61)
Unified modeling languange tidak berdasarkan pada bahasa
pemrograman tertentu. Standar spesifikasi unified modeling languange dijadikan
standar defacto oleh OMG (object management group) pada tahun1997. Unified
modeling l anguange yang berorientasikan object mempunyai beberapa notasi
standar. Unified modeling languange menggabungkan teknik terbaik dari
pemodelan data (entity relationship diagram / ERD), pemodelan bisnis (work
flows), pemodelan objek, dan pemodelan komponen. Unified modeling languange
bertujuan untuk menjadi standar bahasa pemodelan (modeling) yang dapat
membentuk sistem yang sama dan yang terbagi bagi (shared).
Spesifikasi ini menjadi populer dan standar karena sebelum adanya
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
36/162
20
unified modeling languange, telah ada berbagai macam spesifikasi yang berbeda.
Hal ini menyulitkan komunikasi antar pengembang piranti lunak. Untuk itu
beberapa pengembang spesifikasi yang sangat berpengaruh berkumpul untuk
membuat standar baru. Dengan menggunakan unified modeling language, model
dapat dibuat untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut
dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis
dalam bahasa pemrograman apapun. Karena unified modeling languange
menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka unified modeling
languange lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa
berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian,
unified modeling languange tetap dapat digunakan untuk pemodelan aplikasi
procedural dalamVB atau C.
Simbol simbol unified modeling language yang digunakan :
1. Sebuah class bernama B
2. Garis menghubungkan class A dan B secara
asosiatif
3. 1 0..* Interval nomor yang diperkenalkan untuk objek-
objek asosiasi (1= tepat satu; 0..*= no; atau lebih)
4. Aggregation : Class B merupakan bagian dari A
Inheritance : Class C merupakan class turunan
dari B
Berikut beberapa diagram dalam unified modeling languange dan
penjelasannya :
1. Use case diagram : use case diagram digunakan untuk
mengidentifikasi elemen primer dan proses yang membentuk sistem.
2. Class diagram : class diagram digunakan untuk menyempurnakan
use case diagram dan menjelaskan rancangan sistem secara detail.
3. Object diagram : object diagram merupakan spesialisasi dari class
diagram. Sebuah objek adalah instance dari sebuah class.
4. State diagram :state diagram menggambarkanstate dari objek dalam
sistem. Objek dalam sistem mengubah state sebagai respon dari
B
A B
C
A B
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
37/162
21
event. Sebagai tambahan, sebuahstate diagram juga menggambarkan
transisi daristate object mulai dari awal sampai akhir sebagai respon
terhadap event yang berdampak pada sistem.
5.Activity diagram : activity diagram menggambarkan aliran proses
dalam sistem.
6. Sequence diagram : sequence diagram menggambarkan interaksi
antar objek dalam sistem berdasarkan waktu.
7. Collaboration diagram : collaboration diagram mengelompokkan
interaksi antar objek berbeda.
8. Component diagram : component diagram menggambarkan gabungan
high level yang membangun sistem.
9.Deployment diagram : deployment diagram menggambarkan
konfigurasi elemen runtime dari aplikasi.
2.1.6.2.1.Use Case Diagram
Menurut Terry, use case diagram adalah diagram yang menggambarkan
fungsionalitas yang disediakan sistem yang disebut dengan aktor (actor), fungsi
(digambarkan sebagai use case), dan ketergantungan antara use case
tersebut.([Terry 2005], 24)
Use case diagram menunjukkan posisi atau konteks dari suatu use case
diantara use case lainnya. Use case memperlihatkan diagram dari sudut pandang
perilaku sistem. Relasi dalam use case diagram harus antara aktor dengan sistem,
namun ada relasi yang diperbolehkan antara aktor dengan aktor yang digambarkan
dengan notasi garis lurus dengan ujung segitiga kosong dari aktor khusus menuju
aktor umum.
Actor Use Case
Gambar II-1 Actor Dan Use Case.[Terry 2005]
Use Case
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
38/162
22
Ada beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram:
1.Association, menghubungkan link antar element.
2. Generalization, disebut juga inheritance (pewarisan), sebuah elemen
dapat merupakan spesialisasi dari elemen lainnya.
3.Dependency, sebuah element bergantung dalam beberapa cara ke
element lainnya.
4.Aggregation, bentuk assosiation dimana sebuah elemen berisi
elemen lainnya.
Tipe relasi/ stereotype yang mungkin terjadi pada use case diagram:
1. , yaitu kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah
event dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah
bagian dari use case lainnya.
2. , kelakuan yang hanya berjalan di bawah kondisi
tertentu seperti menggerakkan alarm.
3. , mungkin ditambahkan untuk asosiasi yang
menunjukkan asosiasinya adalah communicates association . Ini
merupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship yang
dibolehkan antara actor dan use case.
Admin
Pimpinan
Gambar II-2 Use Case Diagram.[Terry 2005]
Laporan
Melihat Laporan
Melihat Laporan
Login
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
39/162
23
2.1.6.2.2.Class Diagram
Menurut Whitten et al dalam unified modeling language, class diagram
adalah tipe dari static structure diagram yang menggambarkan struktur dari
sebuah sistem dengan menunjukkan kelaskelas sistem, atributnya, dan relasi
antar kelas.([Whitten 2004], 441)
Class diagram bisa berisi tampilan dari suatu package dan bisa berisi
simbol untuk nested package. Class diagram berisi elemen tingkah laku tertentu,
sepert ioperasi, tetapi dinamikanya digambarkan pada diagram lain, seperti state
chart diagram dan collaboration diagram.
Simbol-simbol class diagram :
1. Class: Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman
berorientasi obyek.Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak
yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari
class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian
akhir mendefinisikan methodmethod dari sebuah clas.
Gambar II-3 Simbol Class
2. Association : Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling
umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang
menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-
tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum
multiplisitas pada sebuah relationship.(Contoh: One-to-one, one-to-
many,many-to-many).
Gambar II-4 Simbol Association
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
40/162
24
3. Composition: Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus
merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki
relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut.
Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan
ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.
Gambar II-5 Simbol Composition
4. Dependency : Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain.
Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency
digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang
menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan
sebagai sebuah panah bertitik-titik.
Gambar II-6 Simbol Dependency
5. Aggregation : Aggregation mengindikasikan keseluruhan bagian
relationship dan biasanya disebut sebagai relasi.
Gambar II-7 Simbol Aggregation
2.1.6.2.3.Activity Diagram
Menurut Whitten et al Activity diagram adalah sebuah diagram yang
berisi aktifitas dan aksi untuk menggambarkan alur kerja.([Whitten 2004], 442)
Sebuah activity diagram bisa menunjukkan aliran nilai objek, seperti
halnya dengan aliran kontrol. Aliran state object (object flow state)
menggambarkan objek yang merupakan input dan output dari suatu activity.
Untuk nilai output, anak panah putusputus digambarkan dari activity
ke object flowstate.
Untuk nilai input, garis putusputus digambarkan dari object flowstate
ke activity.
Jika activitypunya lebih dari satu nilai output atau penerus dari control
flow, maka anak panah digambarkan dari simbol fork.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
41/162
25
Gambar II-8 Simbol Activity Diagram[Whitten 2004]
2.1.6.2.4.Sequence Diagram
Menurut Terry, sequence diagram adalah salah satu diagram interaksi
dalam unified modeling language, yang menunjukkan bagaimana proses
beroperasi satu sama lain dan bagaimana urutannya.([Terry 2005], 29)
Sequence diagram digambarkan sebagai interaksi dari dua grafik
dimensional. Dimensi vertikal merupakan sumbu waktu, yang berjalan makin ke
bawah.
Dimensi horisontal menggambarkan peranan classifier yang
menampilkan objek individual didalam kolaborasi.
Tiap peranan classifier digambarkan dengan kolom vertikal sebagai
lifeline. Selama objek ada, peranan dari objek tersebut digambarkan dengan garis
putus putus. Selama aktivasi prosedur pada sebuah objek masih aktif, lifeline
digambarkan dengan garis ganda (doubleline).
Gambar II-9 Simbol Sequence Diagram[Terry 2005]
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
42/162
26
2.1.7. Pengujian Validitas Dan Kualitas Sistem Informasi
Pengujian validasi bertujuan melakukan penilaian apakah spesifikasi
kebutuhan telah diakomodasi dalam sistem/perangkat lunak yang dikembangkan,
pengujian validitas menggunakan Focus Group Discussion (FGD), sedang
pengujian kualitas sistem dilakukan untuk menguji tingkat kualitas perangkat
lunak yang dihasilkan, pengujian kualitas ini mengadopsi ISO 9126 aspek-aspek
pengujian yang diadopsi adalah aspek Functionality (Fungsionalitas), Reliability
(Kehandalan),Efficiency(Efisiensi).[Al-Qutaish 2010]
Sedang aspek usability(Kegunaan) diadopsi dari IBM Computer Usability
Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation and Instructions for
Use.[Lewis 1995]
2.1.7.1. Pengujian Validitas Focus Group Discussion
FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto didefinisikan sebagai
suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang
sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Pengambilan data kualitatif melalui
FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan
peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami
persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan.([Irwanto 2006], 1)
FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak
kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga memungkinkan
peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang
memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika kelompok yang
terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi
yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga.
Melalui FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi
atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan salah satu
metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi praktiknya
membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi.Sesuai namanya, pengertian focus
group discussion mengandung tiga kata kunci yaitu: diskusi(bukan wawancara
atau obrolan), kelompok(bukan individual), fokus/terarah(bukan bebas). Artinya,
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
43/162
27
FGD adalah diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan
tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey
menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah
dan tujuan, misalnya pengambilan keputusan, pengembangan produk atau
program, mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.([Krueger 1998], 12-18)
Menurut Koentjoro kegunaan FGD antara lain: sebagai alat pengumpul
data, sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alatre-
checkterhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai
metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya,
baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan.([Koentjoro 2005], 7)
Sedangkan persiapan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:membentuk tim,memilih tempat dan mengatur tempat, menyiapkan
logistik,menentukan jumlah peserta, dan rekruitmen peserta.
Tujuan dari focus group discussion adalah untuk memperoleh persepsi
dan sikap mengenai isu yang didiskusikan. Diskusi berlangsung secara terbuka,
sehingga setiap individu yang terlibat dapat mengekspresikan pendapatnya dengan
bebas dan terbuka. Alasan penulis memilih metode focus group discussion adalah
agar memperoleh informasi yang akurat mengenai persepsi pegawai di direktorat
pembinaan PK dan LK Dikmen mengenai penerapan knowledge management.
Focus group discussion (FGD) memiliki lima (5) karakteristik yang
berkaitan dengan unsur-unsur kelompok diskusi, sebagai berikut:
1. Jumlah peserta focus group discussion sebaiknya empat (4) sampai
dengan dua belas (12) orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat
(4) orang, dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran
berbicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi
keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua
belas (12) orang akan mengakibatkan diskusi sulit dikendalikan,
karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau bosa menunggu
giliran bicara.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
44/162
28
2. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas
menjadi salahsatu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena
mempunya persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan
sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan
permasalahan yang akan dibahas.
3. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus
atau rekomendasi untuk mengambil keputusan, melainkan informasi
mengenai sikap, persepsi dan perasaan peserta yang berkaitan dengan
topik diskusi yang diperlukan penulis.
4. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan
gambaran dan pemahaman atas sikap, persepsi dan perasaan peserta.
Hasil ini akan diperoleh melalui pertanyaan terbuka yang
memungkinkan peserta merespon dengan cara mereka sendiri. Disini
peneliti dapat berperan sebagai moderator, pendengar, pengamat dan
akhirnya menganalisis secara induktif.
5. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta,
spontan, logis dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir
dari peserta atas topik yang didiskusikan.
Kelebihan dari focus group discussion(FGD)([Krueger 1998]):
1.Focus group discussion (FGD) merupakan salahsatu prosedur
penelitian yang berorientasi sosial dengan menempatkan manusia
pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat
peserta saling mempengaruhi dan dapat membuat keputusan setelah
mendengar peserta lain serta berinteraksi secara dinamis.
2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk
menggali pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas.
Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan
dalam wawancara terstruktur.
3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan
dengan biaya yang tidak terlalu besar.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
45/162
29
4. Hasil dari focus group discussion (FGD) dapat diperoleh dengan
cepat. Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan
3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil focus group discussion
(FGD) dan menyiapkan laporan dengan segera (kurang dari satu
minggu).
5. Focus group discussin (FGD) memungkinkan peneliti meningkatkan
ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan
waktu untuk wawancara.
Kelemahan dari focus group discussion(FGD) )([Krueger 1998]):
1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara focus
group discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan.
Karena pada saat berlangsungnya FGD harus membagi konsentrasi
kepada seluruh peserta. Para peserta FGD dapat saling mempengaruhi,
akibatnya peserta dapat mempengaruhi pembicaraan dan
menimbulkan pembicaraan yang kurang relevan dengan topic yang
dibahas.
2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis, karena diskusi dikondisikan
seperti lingkungan sosial. Seluruh komentar peserta harus
dihubungkan dengan topik diskusi saat itu, sehingga perlu hati-hati
dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.
3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat
membuka dan menutup sesi tanya-jawab, memilih waktu jeda dan
perpindahan satu topic ke topic yang lain.
4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda,
misalnya: kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang
terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan dalam diskusi.
5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi
harus diadakan dalam kondisi yang kondusif, sehingga diskusi
menghasilkan point-point kesimpulan yang baik.
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
46/162
30
2.1.7.2. Pengujian Kualitas Model Sistem Informasi
Pengujian kualitasModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat
Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal
mengadopsi pada model pengujian ISO 9126, adapun aspek-aspek pengujian
yang diadopsi adalah sebagai berikut :([Al-Qutaish 2010],171)
1.Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak
untukmenyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika
digunakan dalam kondisi tertentu.
2.Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam
kondisi tertentu.
3. Usability(Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk
dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika
digunakan dalam kondisi tertentu.
4.Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk
memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber
daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.
Gambar II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
47/162
31
Masing-masing aspek kualitas perangkat lunak model ISO 9126 dibagi
menjadi beberapa sub-aspek kualitas, yaitu:
Tabel II-1 Aspek Pengujian Perangkat Lunak Model ISO 9126
Karakteristik Sub-karakteristik Deskripsi
Functionality Suitability Kemampuan perangkat lunak untuk
menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai
untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan
pengguna.
Accuracy Kemampuan perangkat lunak dalam
memberikan hasil yang presisi dan benar
sesuai dengan kebutuhan.
Security Kemampuan perangkat lunak untuk
mencegah akses yang tidak diinginkan,
menghadapi penyusup (hacker) maupun
otorisasi dalam modifikasi data.
Interoperability Kemampuan perangkat lunak untuk
berinteraksi dengan satu atau lebih sistem
tertentu.
Compliance Kemampuan perangkat lunak dalam
memenuhi standar dan kebutuhan sesuai
peraturan yang berlaku.
Reliability Maturity Kemampuan perangkat lunak untuk
menghindari kegagalan sebagai akibat darikesalahan dalam perangkat lunak.
Fault tolerance Kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan kinerjanya jika terjadi
kesalahan perangkat lunak
Recoverability Kemampuan perangkat lunak untuk
membangun kembali tingkat kinerja ketika
terjadi kegagalan sistem, termasuk data dan
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
48/162
32
koneksi jaringan.
Usability Understandibility Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dipahami.
Learnability Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dipelajari.
Operability Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dioperasikan.
Attractiveness Kemampuan perangkat lunak dalam menarik
pengguna.
Efficiency Time behavior Kemampuan perangkat lunak dalam
memberikan respon dan waktu pengolahan
yang sesuai saat melakukan fungsinya.
Resource behavior Kemampuan perangkat lunak dalam
menggunakan sumber daya yang dimilikinya
ketika melakukan fungsi yang ditentukan.
Pengadopsian beberapa aspek pengujian dari model ISO 9126 dilakukan
oleh peneliti dikarenakan peneliti tidak memiliki sertifikat sebagai penguji ISO.
2.3. Tinjauan Studi
Penelitian mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat telah menarik perhatian
bagi lingkungan perguruan tinggi maupun perusahaan untuk melakukan
penelitian.
Erlina Purnamawati, Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim
melakukan penelitian untuk mengetahui indikator kualitas layanan yang menjadi
prioritas untuk ditingkatkan kualitas layanannya dan mengetahui tingkat
segmentasi pelanggan dengan menggunakan metode Servqual yang meliputi 5
dimensi utama yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Emphaty dan Analytic Hierarchy Process. Berdasarkan tingkat segmentasi
pelanggan diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat harapan cluster 2 lebih tinggi
dari cluster 1. Dari hasil analisis Servqual terbobot diketahui indikator yang harus
ditingkatkan kualitas layanannya adalah Lay Out / tata letak ruangan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Luas ruangan yang memadai , Jumlah loket
-
7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
49/162
33
yang tersedia, Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, Keramahan. Keso