thesis from yudo devianto - budi luhur university

Upload: yudo-devianto

Post on 04-Mar-2016

78 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan Masyarakat

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    1/162

    1

    MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN

    MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN

    EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINALPADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT

    TESIS

    Oleh :

    Yudo Devianto

    1311601049

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)

    PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA

    2015

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    2/162

    2

    MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN

    MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN

    EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINALPADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT

    TESIS

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

    Magister Ilmu Komputer (MKOM)

    Oleh :Yudo Devianto

    1311601049

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)

    PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA

    2015

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    3/162

    3

    LEMBAR PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama Mahasiswa : ....................................................................

    Nomor Induk Mahasiswa : ....................................................................Program Studi : ....................................................................

    Konsentrasi : ....................................................................

    Fakultas/Program : ....................................................................

    Menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    ....................................................................................................................................

    1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang

    pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademikoleh pihak lain,2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma

    hukum dan etikayang berlaku.

    Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jwab dan saya bersedia

    menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian

    hari pernyataan ini tidak benar.

    Jakarta, ......................

    Materai 6000

    (......................................)

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS BUDI LUHUR

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    4/162

    4

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama Mahasiswa : Yudo Devianto

    Nomor Induk Mahasiswa : 1311601049

    Konsentrasi : Teknologi Sistem Informasi

    Judul Proposal Tesis : MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS

    KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE

    PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN

    SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANANMASYARAKAT

    Jakarta, 8 Agustus 2015

    Tim Penguji: Tanda Tangan:

    Ketua,

    (Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Anggota,(Dr. Ir. Nazori AZ, M.T) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Pembimbing,

    (Dr. Krisna Adiyarta M.) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Ketua Program Studi

    (Dr. Ir. Nazori AZ, M.T)

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS BUDI LUHUR

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    5/162

    i

    ABSTRAK

    Sebagai penyedia layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat dihadapkan

    pada banyak permasalahan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayananmasyarakat melalui kinerja pelayanan yang baik dan produk-produk layanan yang

    berkualitas. Untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut,

    dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil

    kinerja unit pelayanan masyarakat, atas hal tersebut dibutuhkan suatu sistem

    informasi untuk memunculkan hasil penilaian terhadap kinerja unit pelayanantersebut. Pembuatan sistem informasi tersebut adalah menggunakan metode

    perbandingan eksponensial (MPE) dan skala ordinal, 1. Tidak Baik, 2. KurangBaik, 3. Baik, 4. Sangat Baik. Dalam pelayanan kepada masyarakat yang

    diselenggarakan oleh unit pelayanan masyarakat, pengukuran kinerja unit

    pelayanan masyarakat ini menggunakan pedoman keputusam MENPAN ( Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara ) No : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedomanumum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi

    pemerintah. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya sebuah model Sistem

    Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat untuk dapat memberikan informasi

    tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.

    Kata Kunci : layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat, indeks kepuasanmasyarakat, keputusan menpan, pedoman umum penyusunan

    indeks kepuasan masyrakat.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    6/162

    ii

    ABSTRACT

    As a provider of public services, community services unit faced with many issues

    related to improving the quality of public services through the performance ofgood service and products quality services. To measure the performance of the

    public service units, required elements / indicators as a reference to provide an

    assessment of the results of the performance of public service units, above it

    needed an information system to bring the results of an assessment of the

    performance of the service unit. Making the information system is to useexponential comparison method (MPE) and the ordinal scale, "1. No Good, 2.

    Less Good, 3. Good 4. Very Good ". In service to the community organized bycommunity services unit, community service performance measurement unit is

    using the guidelines keputusam MENPAN (Minister of Administrative) No: KEP /

    25 / M.PAN / 2/2004 on general guidelines for the preparation of community

    satisfaction index agency services unit government. Results from this study is theformation of a model of Information System for Public Satisfaction Index can

    provide information about the quality of the performance of the public service

    unit.

    Keywords: community services, community services unit, community satisfaction

    index, the minister's decision, general guidelines indexing societysatisfaction.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    7/162

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenaberkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudu Model Sistem

    Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan

    Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan Masyarakat.

    Tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyusun

    tesis pada Program Studi Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur

    Jakarta.

    Rasa dan ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada semua pihak

    yang telah membantu penulis dalam menyusun proposal penelitian tesis ini:

    1. Dr. Krisna Adiyarta M, selaku dosen pembimbing tesis yang telahmembimbing dan memotivasi penulis dalam mengerjakan tesis ini.

    2. Bapak Dr. Ir. Nazori AZ, M.T selaku Kaprodi MKom beserta Bapak dan Ibu

    Dosen pengampu mata kuliah di Program Studi Magister Ilmu Komputer

    Universitas Budi Luhur yang telah dengan sabar memberikan ilmu

    pengetahuan, pencerahan, dan bimbingan dalam belajar.

    3. Rekan-rekan mahasiswa MKOM Universitas Budi Luhur, terima kasih atas

    kebersamaan, kerja keras dan dukungan semangatnya.

    4. Kepada Istri-ku tercinta yang selalu setia menunggu dan memberikan

    motivasi yang sangat besar.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari tesis ini, oleh karena itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

    kesempurnaan penelitian tesis nantinya. Semoga tesis ini masih dapat memberikan

    manfaat dari keterbatasannya.

    Jakarta, Agustus 2015

    Yudo Devianto

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    8/162

    iv

    DAFTAR ISI

    HalamanABSTRAK ........................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2. Masalah Penelitian ...................................................................... 2

    1.2.1. Identifikasi Masalah.............................................................. 2

    1.2.2. Pembatasan Masalah............................................................. 2

    1.2.3. Rumusan Masalah................................................................. 3

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4

    1.3.1. Tujuan Penelitian.................................................................. 4

    1.3.2. Manfaat Penelitian................................................................ 4

    1.4. Tata Urut Penulisan .................................................................... 5

    1.5. Daftar Pengertian ........................................................................ 6

    BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ........................... 9

    2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

    2.1.1. Landasan Teori...................................................................... 9

    2.1.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).............. 10

    2.1.3. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerja unit

    pelayanan masyarakat......................................................... 10

    2.1.4. Metode Perbandingan Eksponensial.................................. 17

    2.1.4.1. Prosedur MPE....................................................... 17

    2.1.4.2. Keuntungan Metode MPE................................... 18

    2.1.5. Skala Ordinal ....................................................................... 18

    2.1.6. Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek Dengan

    Unified Modeling Language............................................... 19

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    9/162

    v

    2.1.6.1. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan

    Berorientasi Obyek............................................... 19

    2.1.6.2. Unified Modeling Language................................ 19

    2.1.6.2.1. Use Case Diagram............................... 21

    2.1.6.2.2. Class Diagram..................................... 23

    2.1.6.2.3. Activity Diagram................................. 24

    2.1.6.2.4. Sequence Diagram.............................. 25

    2.1.7. Pengujian Validitas Dan Kualitas Sistem Informasi......... 26

    2.1.7.1. Pengujian Validitas Focus Group Discussion.... 26

    2.1.7.2. Pengujian Kualitas Model Sistem Informasi..... 30

    2.3. Tinjauan Studi .......................................................................... 32

    2.4. Tinjauan Obyek Penelitian ........................................................ 36

    2.5. Kerangka Konsep...................................................................... 36

    2.6. Hipotesis ................................................................................... 39

    BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN .............................................. 41

    3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 41

    3.2. Metode Pemilihan Sampel ........................................................ 41

    3.3. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 42

    3.4. Instrumentasi ............................................................................ 42

    3.5. Teknik Analisis, Perancangan Dan Pengujian ........................... 43

    3.5.1. Teknik Analisis................................................................... 43

    3.5.2. Teknik Perancangan............................................................ 43

    3.5.3. Teknik Pengujian................................................................ 44

    3.5.3.1. Pengujian Validasi............................................... 44

    3.5.3.1.1. Instrumen Pengujian FGD.................. 44

    3.5.3.1.2. Teknik Pemilihan Informan................ 45

    3.5.3.1.3. Teknik Pelaksanaan FGD................... 45

    3.5.3.2. Pengujian Kualitas............................................... 45

    3.5.3.2.1. Instrumen Pengujian........................... 46

    3.5.3.2.2. Pengujian Validitas Instrumen........... 47

    3.5.3.2.3. Pengujian Reliabilitas Instrumen....... 48

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    10/162

    vi

    3.5.3.2.4. Pengolahan Data Pengujian................ 48

    3.6. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 49

    3.7. Jadwal Penelitian ...................................................................... 53

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 54

    4.1. Analisis Sistem ......................................................................... 54

    4.1.1. Analisis Proses Bisnis Sistem Berjalan............................. 54

    4.1.1.1. Proses Mengirim Kuisioner................................. 55

    4.1.1.2. Proses Pengisian Data Kuisioner......................... 55

    4.1.1.3. Proses Pengolahan Master Data.......................... 55

    4.1.1.4. Proses Pengolahan Transaksi.............................. 55

    4.1.1.5. Proses Pengolahan Laporan................................. 55

    4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional, Nonfungsional, dan

    Pengguna............................................................................. 56

    4.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional........................... 56

    4.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional.................. 57

    4.1.2.3. Analisis Kebutuhan Pengguna............................. 57

    4.1.2.4. Use Case Diagram................................................ 58

    4.2. Analisis Perilaku Sistem ........................................................... 60

    4.2.1. Activity Diagram................................................................. 60

    4.2.1.1. Activity Diagram Entry Master Nomor.............. 61

    4.2.1.2. Activity Diagram Entry Master User.................. 62

    4.2.1.3. Activity Diagram Entry Master Pekerjaan......... 63

    4.2.1.4. Activity Diagram Entry Master Pendidikan....... 65

    4.2.1.5. Activity Diagram Entry Data Kuisioner............. 67

    4.2.1.6. Activity Diagram Pengolahan Laporan.............. 68

    4.2.2. Sequence Diagram.............................................................. 70

    4.2.2.1. Sequence Diagram Entry Master Nomor............ 70

    4.2.2.2. Sequence Diagram Entry Master User................ 73

    4.2.2.3. Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan....... 75

    4.2.2.4. Sequence Diagram Entry Master Pendidikan..... 77

    4.2.2.5. Sequence Diagram Entry Data Kuisioner........... 79

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    11/162

    vii

    4.2.2.6. Sequence Diagram Pengolahan Laporan............ 81

    4.3. Perancangan Sistem .................................................................. 83

    4.3.1. Deployment Diagram.......................................................... 83

    4.3.2. Perancangan Infrastruktur Arsitektur................................. 84

    4.4. Konstruksi Sistem ..................................................................... 86

    4.4.1. Lingkungan Konstruksi...................................................... 86

    4.4.2. Konstruksi Database........................................................... 86

    4.4.3. Kontruksi Antarmuka......................................................... 87

    4.4.3.1. Tampilan Menu Login......................................... 87

    4.4.3.2. Tampilan Menu Utama Pengguna Admin.......... 88

    4.4.3.3. Tampilan Menu Utama Pengguna User.............. 88

    4.4.3.4. Tampilan Entry Master Nomor........................... 89

    4.4.3.5. Tampilan Entry Master User............................... 89

    4.4.3.6. Tampilan Entry Master Pekerjaan....................... 90

    4.4.3.7. Tampilan Entry Master Pendidikan.................... 90

    4.4.3.8. Tampilan Entry Data Kuisioner.......................... 91

    4.4.3.9. Tampilan Laporan Mutu Pelayanan.................... 91

    4.5. Pengujian Sistem ...................................................................... 92

    4.5.1. Lingkungan Pengujian........................................................ 92

    4.5.1.1. Hardware............................................................... 92

    4.5.1.2. Software................................................................ 92

    4.5.2. Pengujian Validasi.............................................................. 92

    4.5.2.1. Karakteristik Responden...................................... 93

    4.5.2.2. Proses Pelaksanaan FGD..................................... 93

    4.5.2.3. Hasil Pengujian Validasi...................................... 94

    4.5.2.3.1. Hasil Pengujian Validasi Jenis

    Pengguna Admin................................. 94

    4.5.2.3.2. Hasil Pengujian Validasi Jenis

    Pengguna User..................................... 95

    4.5.2.4. Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi Dan

    Pembuktian Hipotesis.......................................... 96

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    12/162

    viii

    4.5.3. Pengujian Kualitas.............................................................. 96

    4.5.3.1. Karakteristik Responden...................................... 96

    4.5.3.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Jabatan................................................. 96

    4.5.3.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Jenis Kelamin...................................... 97

    4.5.3.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Masa Kerja........................................... 97

    4.5.3.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan

    Pendidikan........................................... 97

    4.5.3.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen............ 98

    4.5.3.2.1. Uji Validitas Instrumen....................... 98

    4.5.3.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen................. 101

    4.5.3.3. Pengujian ISO 9126........................................... 102

    4.5.3.3.1. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Per

    Aspek Kualitas.................................. 102

    4.5.3.3.2. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak

    Keseluruhan....................................... 105

    4.5.3.4. Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas Dan

    Pembuktian Hipotesis........................................ 106

    4.6. Implikasi Penelitian ................................................................ 106

    4.6.1. Aspek Sistem..................................................................... 106

    4.6.2. Aspek Manajerial.............................................................. 107

    4.6.3. Aspek Penelitian Lanjut.................................................... 107

    4.7. Rencana Implementasi ............................................................ 107

    BAB V PENUTUP ....................................................................................... 110

    5.1. Kesimpulan ............................................................................. 110

    5.2. Saran ...................................................................................... 110

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 112

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 115

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 145

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    13/162

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar HalamanII-1 Actor Dan Use Case .................................................................................... 21

    II-2 Use Case Diagram ....................................................................................... 22

    II-3 Simbol Class ............................................................................................... 23

    II-4 Simbol Association ..................................................................................... 23

    II-5 Simbol Composition.................................................................................... 24

    II-6 Simbol Dependency .................................................................................... 24

    II-7 Simbol Aggregation .................................................................................... 24

    II-8 Simbol Activity Diagram ............................................................................ 25

    II-9 Simbol Sequence Diagram .......................................................................... 25

    II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 .................................... 30

    II-11 Kerangka Konsep ..................................................................................... 38

    III-1 Langkah-Langkah Penelitian ...................................................................... 50

    IV-1 Actor Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat ..................... 58

    IV-2 Use Case Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat . 59

    IV-3 Activity Diagram Entry Master Nomor ...................................................... 62

    IV-4 Activity Diagram Entry Master User .......................................................... 63

    IV-5 Activity Diagram Entry Master Pekerjaan .................................................. 65

    IV-6 Activity Diagram Entry Master Pendidikan ................................................ 66

    IV-6 Activity Diagram Entry Data Kuisioner ..................................................... 68

    IV-7 Activity Diagram Pengolahan Laporan ...................................................... 69

    IV-8 Sequence Diagram Entry Master Nomor .................................................... 72

    IV-9 Sequence Diagram Entry Master User ....................................................... 74

    IV-10 Sequence Diagram Entry Master Pekerjaan .............................................. 76

    IV-11 Sequence Diagram Entry Master Pendidikan............................................ 78

    IV-12 Sequence Diagram Entry Data Kuisioner ................................................. 80

    IV-13 Sequence Diagram Pengolahan Laporan .................................................. 82

    IV-14 Deployment Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat ............................................................................................. 84

    IV-15 Perancangan Infrastruktur ........................................................................ 85

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    14/162

    x

    IV-16 Kontruksi Database Dengan phpMyAdmin .............................................. 87

    IV-17 Tampilan Menu Login ............................................................................. 87

    IV-18 Tampilan Menu Utama Pengguna Admin ................................................ 88

    IV-19 Tampilan Menu Utama Pengguna User .................................................... 88

    IV-20 Tampilan Entry Master Nomor ................................................................ 89

    IV-21 Tampilan Entry Master User .................................................................... 89

    IV-22 Tampilan Entry Master Pekerjaan ............................................................ 90

    IV-23 Tampilan Entry Master Pendidikan .......................................................... 90

    IV-24 Tampilan Entry Data Kuisioner ............................................................... 91

    IV-25 Tampilan Laporan Mutu Pelayanan.......................................................... 91

    IV-26 Grafik Pilihan Rata-Rata Pengguna ........................................................ 102

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    15/162

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel HalamanI-1 Daftar Pengertian Istilah ................................................................................. 6

    II-1 Aspek Pengujian Perangkat Lunak Model ISO 9126 ................................... 31

    II-2 Ringkasan Tinjauan Studi............................................................................ 35

    III-1 Skala Pengukuran ...................................................................................... 46

    III-2 Kisi-kisi Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak dan Indikator ................... 47

    III-3 Kriteria Presentase Tanggapan Responden ................................................. 49

    III-4 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 53

    IV-1 Tingkatan Pengguna dan Hak Akses .......................................................... 58

    IV-2 Deskripsi Use CaseDiagramModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat ............................................................................................. 60

    IV-3 Software Yang Digunakan ......................................................................... 85

    IV-4 Karakteristik Responden ............................................................................ 93

    IV-5 Hasil Pengujian Validasi Admin ................................................................ 94

    IV-6 Hasil Pengujian Validasi User.................................................................... 95

    IV-7 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan................................................. 96

    IV-8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 97

    IV-9 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................................... 97

    IV-10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................... 97

    IV-11 Hasil Uji Validitas AspekFunctionality................................................... 99

    IV-12 Hasil Uji Validitas AspekReliability....................................................... 99

    IV-13 Hasil Uji Validitas Aspek Usability....................................................... 100

    IV-14 Hasil Uji Validitas AspekEfficiency...................................................... 100

    IV-15 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 101

    IV-16 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekFunctionality...................... 103

    IV-17 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekReliability........................... 103

    IV-18 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability............................. 104

    IV-19 Tanggapan Responden Berdasarkan AspekEfficiency............................ 105

    IV-20 Hasil Pengujian Kualitas ........................................................................ 105

    IV-21 Rencana Implementasi Sistem................................................................ 108

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    16/162

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Potongan Script Menu Login ......................................................................... 115

    2 Daftar HadiriFocus Group Discussion.......................................................... 118

    3 Kuisioner ValidasiFocus Group Discussion................................................. 119

    4 Kuisioner Kualitas ISO 9126 ......................................................................... 127

    5 Rekapitulasi Skor Data Mentah Hasil Kuesioner ........................................... 139

    6 OutputSPSS Pengujian Validitas Instrumen ................................................. 140

    7 OutputSPSS Pengujian ReliabilitasInstrumen ............................................... 143

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    17/162

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan

    menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah konsumen

    dari produk yang dihasilkannya. hal ini didukung oleh pernyataan K. Douglas

    Hoffman dan Jhon E.G Beteson, yaitu: without costumers the service firm has no

    reason to exist.[Hoffman 2001]

    Di sisi lain, peperangan terbesar dalam dunia pemasaran sebenarnya

    adalah peperangan memperebutkan heart sharekonsumen. [Murdono 2003]

    Namun, merebut heart share konsumen membutuhkan kerja keras dan

    komitmen semua staf instansi dalam memberikan produk atau pelayanan yang

    berkualitas dan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Kondisi tersebut

    tentunya tidak hanya berlaku di sektor pemerintah saja, disektor swasta pun dapat

    berlaku. Pada sektor publik, konsumen pelayanan adalah masyarakat yang

    notabene merupakan stakeholder pelayanan publik itu sendiri. Kebijakan untuk

    mewujudkan birokrasi yang netral dalam penyelenggaraan administrasi dan

    pemerintahan negara, ternyata dalam praktiknya memang banyak menghadapi

    rintangan. Padahal di tengah rintangan itu, masyarakat sangat merindukan

    pelayanan publik yang baik, dalam arti proporsional dengan kepentingan, yaitu

    birokrasi yang berorientasi kepada penciptaan keseimbangan antara kekuasaan

    (power) yang dimiliki dengan tanggung jawab (accountability) yang mesti

    diberikan kepada masyarakat yang dilayani.[Mulyadi 2004]

    Masyarakat sangat merindukan pelayanan publik yang baik, dalam arti

    proporsional dengan kepentingan, yaitu birokrasi yang berorientasi kepada

    penciptaan keseimbangan antara kekuasaan (power) yang dimiliki dengan

    tanggung jawab (accountability) yang harus diberikan kepada masyarakat yakni

    masyarakat mempunyai harapan untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik,

    aparat birokrasi memang sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan

    pelayanan kepada masyarakat.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    18/162

    2

    Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik

    sebagaimana diamanatkan dalam UU RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program

    Pembangunan Nasional, Kepmenpan RI No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang

    Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman

    Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

    Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah

    diberikan aparatur kepada masyarakat.

    1.2. Masalah Penelitian

    Mengacu kepada UU RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program

    Pembangunan Nasional Kepmenpan RI No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang

    Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman

    Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

    Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah

    diberikan aparatur kepada masyarakat. Hal tersebut juga berlaku kepada istansi

    swasta yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tentunya harus

    diperhatikan kualitas yang baik dari pemberian pelayanan tersebut.

    1.2.1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini, maka

    permasalahan dapat diidentifikasi adalah :

    1. Adanya kesulitan dalam mengetahui/mengukur kualitas kinerja dari

    unit pelayanan masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada

    masyarakat.

    2. Tidak adanya sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengukur

    kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.

    1.2.2. Pembatasan Masalah

    Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah tersebut adalah sebagai

    berikut:

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    19/162

    3

    1. Penelitian difokuskan pada pembuatan model sistem informasi agar

    dapet memberikan informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan

    masyarakat .

    2. Penelitian difokuskan menggunakan Metode Perbandingan

    Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal untuk mengukur kualitas

    kinerja dari unit pelayanan masyarakat.

    3. Pada tahap analisis dan perancangan menggunakan metode analisis

    dan perancangan berorientasi obyek (object oriented analysis and

    design) menggunakan unified modelling language (UML) dengan

    proses implementasi sistem dilakukan pada jaringan lokal unit

    pelayanan masyarakat.

    4. Penelitian ini difokuskan pada pengujian software quality Model

    Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode

    Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal.

    5. Aspek software quality yang digunakan meliputi aspek functionality,

    aspek reliability, aspek efficiency, dan aspek usability. Pemilihan

    keempat aspek tersebut didasari telah terakomodasikannya pengujian

    untuk aspek internal aplikasi (functionality, reliability, dan efficiency)

    serta aspek eksternal aplikasi yang melibatkan pengguna akhir

    (usability).

    1.2.3. Rumusan Masalah

    Masalah utama yang akan dikaji dalam tesis ini adalah:

    1. Bagaimana membangun sebuah Model Sistem Informasi Indeks

    Kepuasan Masyarakat Pada Unit Pelayanan Masyarakat agar dapat

    digunakan untuk memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari

    unit pelayanan masyarakat tersebut ?

    2. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspekfunctionality ?

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    20/162

    4

    3. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek reliability?

    4. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek usability?

    5. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek efficiency?

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

    1. MembuatModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Pada

    Unit Pelayanan Masyarakat yang diharapkan dapat memberikan

    informasi yang akurat tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan

    masyarakat tersebut.

    2. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspekfunctionality ?

    3. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek reliability?

    4. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek usability?

    5. Mengetahui kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan

    Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan

    Skala Ordinal pada aspek efficiency?

    1.3.2. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat :

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    21/162

    5

    1. Mengetahui kekurangan atau kelebihan dari masing-masing unsur

    dalam unit pelayanan masyarakat.

    2. Mengetahui kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dalam

    memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya

    yang perlu dilakukan.

    4. Masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kualitas kinerja unit

    pelayanan masyarakat tersebut.

    5. Dapat mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

    yang mereka terima.

    6. Mendapatkan hasil uji kelayakan penggunaan Model Sistem Informasi

    Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan

    Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal.

    1.4. Tata Urut Penulisan

    Naskah penelitian ini disusun dengan tata urut penulisan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Membahas latar belakang penelitian, ruang lingkup model sistem

    informasi indeks kepuasan masyarakat yang diteliti, identifikasi

    masalah,batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, sistematika penulisan, dan daftar istilah yang digunakan

    dalam penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

    Membahas tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik bahasan

    mengenai model sistem informasi indeks kepuasan masyarakat

    dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala

    Ordinal, tinjauan studi berdasarkan penelitian sebelumnya, tinjauan

    obyek penelitian yaitu unit pelayanan masyarakat, kerangka konsep

    penulis dalam melakukan penelitian, dan hipotesis.

    BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

    Membahas mengenai analisis yang digunakan sebagai awal

    pembuatan model sistem informasi indeks kepuasan masyarakat

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    22/162

    6

    dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala

    Ordinal. Analisis dimulai dengan langkah penelitian, sampai

    dengan pengujian.

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan sistem,

    model fungsional yang ada, model fungsional yang dikembangkan,

    perancangan basisdata, perancangan arsitektur, perancangan sistem,

    implementasi sistem serta pengujian hipotesis.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dan merupakan penutup

    dari tesis, dimana penulis menjabarkan hasil yang diperoleh dari

    penelitian ini berdasarkan perumusan masalah, hipotesis dan hasil

    pengujian hipotesis dan saran dirangkum dari implikasi penelitian.

    1.5. Daftar Pengertian

    Beberapa pengertian istilah yang dipergunakan di dalam penelitian ini

    sebagai definisi kamus maupun definisi operasional, sebagai berikut:

    Tabel I-1 Daftar Pengertian Istilah

    IKM Indeks Kepuasan Masyarakat

    MPE Metode Perbandingan Eksponensial

    Aktor Aktor merupakan semua yang ada di luar ruang lingkup

    sistem perangkat lunak dan berinteraksi dengan sistem

    perangkat lunak tersebut.

    Berorientasi

    obyek

    Merupakan paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak

    yang memandang sistem sebagai kumpulan obyek-obyek

    diskrit yang saling berinteraksi satu sama lain.

    Diagram

    aktivitas

    Diagram yang menggambarkan aliran fungsionalitas sistem.

    Bisa digunakan untuk workflow atau untuk menggambarkan

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    23/162

    7

    alur dalamflow of events.

    Diagram

    kelas

    Diagram yang menunjukkan interaksi antar kelas dalam

    sistem.

    Diagram

    kolaborasi

    Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran

    fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun

    untuk menunjukkan kolaborasi antar obyek-obyek

    SIIKM Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat

    Diagram

    sekuensial

    Diagram yang digunakan untuk menunjukkan aliran

    fungsionalitas dalam masing-masing use case yang disusun

    dalam urutan waktu.

    Diagram

    Use case

    Diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi

    antara aktor dan use casepada sistem perangkat lunak yang

    akan dikembangkan.

    Extend Relasi antar use case yang memungkinkan satu use case

    secara opsional menggunakan fungsionalitas yang

    disediakan oleh use case lainnya.

    Flow of

    events

    Alur dalam use case yang menjelaskan secara rinci apa yang

    dilakukan aktor dan apa yang sistem itu sendiri lakukan.

    Include Relasi include memungkinkan satu use case menggunakan

    fungsionalitas yang disediakan oleh use case lainnya.

    UML Unified Modeling Language. Bahasa pemodelan berorentasi

    obyek yang secara defacto sebagai bahasa standar

    pemodelan berorientasi obyek.

    Use Case Fungsionalitas atau persyaratan-persyaratan sistem dari

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    24/162

    8

    sudut pandang pengguna sistem.

    Workflow Alur kerja yang ada dalam setiap proses bisnis.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    25/162

    9

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

    BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

    2.1. Tinjauan Pustaka

    2.1.1. Landasan Teori

    Davis dan Olson mengemukakan bahwa sistem merupakan keseluruhan

    yang kompleks dan teratur, suatu rancangan atau gabungan dari bagian yang

    membentuk suatu kesatuan menyeluruh.[Davis 2009] Untuk memberikan gambaran

    konseptual komunikasi informasi yang berkualitas, perlu memiliki ukuran tentang

    informasi itu sendiri. Seperti dikemukakan Supriyono bahwa ukuran untuk

    mengetahui berkualitas atau tidaknya informasi bersifat: akurat benar dan sesuai

    realitas, tepat waktu tidak terlambat dan baru serta masih segar, relevan

    informasi yang bermanfaat bagi pemakainya merupakan koreksi terhadap

    informasi sebelumnya.[Supriyono 2008]

    Dalam setiap organisasi, informasi merupakan bahan pokok bagi

    pembuatan keputusan. Informasi dapat menyokong penuh bagi pembuatan

    keputusan apabila berlangsung dalam sebuah sistem. Kebutuhan organisasi dalam

    sistem informasi berkaitan dengan teknik pengumpulan, pengolahan,

    penyimpanan, dan dengan mudah menemukan kembali saat diperlukan serta

    penyaluran informasi. Sebuah sistem informasi melakukan semua pengolahan

    transaksi yang perlu untuk organisasi serta memberikan dukungan informasi dan

    pengolahan untuk fungsi manajemen termasuk dalam hal pengambilan keputusan.

    Sistem informasi yang terintegrasi merupakan sebuah sistem yang menghubungan

    layananfront office dan back office dalam satu mata ratai sistem. Manfaat sebuah

    sistem yang teintegrasi adalah menurunkan biaya koordinasi, biaya proses,

    kecepatan waktu pemrosesan dan keakuratan serta kehandalan data yang diproses.

    Hasil keluaran dari sebuah implementasi pengembangan sistem informasi

    manajemen (SIM) dapat ditinjau melalui sisi proses pengembangan, biaya

    pengembangan, kegunaan dan fitur-fitur yang disediakan oleh sebuah SIM, sistem

    operasi pendukung sistemnya, dan keterintegrasian sistem. Terintegrasinya sistem

    informasi menjadi kunci agar peningkatan kualitas pelayanan dapat dicapai secara

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    26/162

    10

    berkesinambungan. Oleh karena itu, dengan pengembangan sistem infomasi

    manajemen diharapkan meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah ataupun

    swasta dari waktu ke waktu.

    Menurut Tse dan Wilton dalam disebutkan bahwa kepuasan atau

    ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

    ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual

    produk setelah pemakaiannya.[Tjiptono 2004] Salah satu tolak ukur penilaian kualitas

    layanan adalah dengan mendengarkan atau mengumpulkan persepsi dari

    responden mengenai kualitas pelayanan pada unit pelayanan masyarakat yang

    telah diterimanya. Sedangkan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk mengukur

    kinerja unit pelayanan masyarakat mengacu pada Kepmen PAN Nomor :

    KEP/25/M.PAN/2004.

    2.1.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

    Secara umum indeks adalah petunjuk yang sistematik kepada satuan-

    satuan yang terkandung di dalam, atau konsep yang diturunkan dari koleksi entitas

    atau basis data. Disamping itu, dalam pengertian praktis indeks juga dapat

    didefinisikan sebagai daftar referensi secara alfabetis yang biasanya terdapat pada

    bagian akhir sebuah buku. Dalam ilmu perpustakaan indeks mempunyai arti yang

    luas, yang secara umum dapat diartikan sebagai catatan mengenai nilai-nilai dari

    berbagai atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian

    informasi.

    Sedangkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi

    tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

    kuantitatif dan kualitatif atas kinerja sumber daya manusia pada unit

    penyelenggara pelayanan masyarakat.

    2.1.3. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerja unit pelayananmasyarakat

    Berdasarkan prinsip pelayanan ada 14 unsur minimal yang harus ada untuk

    dasar pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat pada unit pelayanan

    masyarakat adalah sebagai berikut :

    1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

    diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    27/162

    11

    pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi

    pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas

    dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]kesederhanaan

    yaitu bahwa prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara

    mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

    dilaksanakan oleh yang meminta pelayanan, [Bryson 1995] Adanya

    kejelasan dan kepastian mengenai prosedur atau tatacara pelayanan,

    [Cascio 1992]Adanya keterbukaan dalam prosedur pelayanan. Kemudian

    menurut Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa

    ukuran komprehensif untuk servqual sektor publik antara lain [Barata

    2003] Convenience (kemudahan) yaitu ukuran dimana pelayanan

    pemerintah adalah mudah diperoleh dan dilaksanakan masyarakat.

    Salah satu unsur pokok dalam menilai kualitas jasa yang

    dikembangkan Tjiptono [Tjiptono 2002]antara lain [Barata 2003]Accessibility

    and Flexibility dalam arti system operasional atau prosedur pelayanan

    mudah diakses dan dirancang fleksibel menyesuaikan permintaan dan

    keinginan pelanggan.

    2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif

    yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

    pelayanannya. Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi

    pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas

    dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003] Adanya

    kejelasan persyaratan pelayanan baik teknis maupun administrasi,

    [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai persyaratan pelayanan, [Cascio 1992]

    Efisiensi persyaratan dalam arti bahwa dibatasi pada hal-hal yang

    berkaitan langsung dengan pelayanan serta dicegah adanya

    pengulangan pemenuhan persyaratan.

    3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian

    petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    28/162

    12

    kewenangan dan tanggung jawab). Sehubungan dengan hal di atas,

    menurut Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus

    diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]

    Kemudahan mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kejelasan

    dan kemudahan petugas yang melayani, [Bryson 1995] Tanggung jawab

    yang berkaitan dengan penerimaan pelayanan dan penanganan

    keluhan dari pelanggan eksternal. Kemudian Morgan dan Murgatroyd

    [Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi pelanggan

    terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]Responsiveness

    yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan dengan menyediakan

    pelayanan yang cocok seperti yang mereka inginkan, [Bryson 1995]

    Access yaitu mudah melakukan kontak dengan penyedia jasa.

    4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

    memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja

    sesuai ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan hal di atas,

    menurut Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994], beberapa kriteria persepsi

    pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]

    Reliability yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang

    telah dijanjikan dengan tepat waktu, [Bryson 1995] Credibility yaitu dapat

    dipercaya, jujur dan mengutamakan kepentingan pelanggan.

    Kemudian menurut Carlson dan Schwarz [Denhardt 2003] yang

    mengatakan bahwa ukuran yang komprehensif untuk servqual sektor

    publik antara lain [Barata 2003]Reliability (keandalan) yaitu menilai

    tingkat dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan

    tepat waktu, [Bryson 1995]Personal attention (perhatian kepada orang)

    yaitu ukuran tingkat dimana aparat menyediakan informasi kepada

    masyarakat dan bekerja sungguh-sungguh dengan mereka untuk

    memenuhi kebutuhan mereka.

    5. Tanggung jawab petugas pelayananyaitu kejelasan wewenang dan

    tanggung jawab dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

    Sehubungan dengan hal di atas, dalam sendi-sendi pelayanan prima

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    29/162

    13

    seperti yang dikutip Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk

    menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-

    kriteria antara lain [Barata 2003]Kejelasan dan kepastian unit kerja atau

    pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

    pelayanan, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai satuan kerja/ pejabat

    penanggungjawab pemberi pelayanan.

    6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan

    keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan

    pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal di atas,

    menurut Tjiptono [Tjiptono 2002] mengemukakan beberapa unsur untuk

    menilai kualitas jasa yang antara lain [Barata 2003]Profesionalism and

    Skill; yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan

    (intelektual, fisik, administrasi maupun konseptual) yang dibutuhkan

    untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional. Kemudian

    Morgan dan Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa criteria

    persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]

    Competence, yaitu menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang

    diperlukan untuk melaksanakan pelayanan.

    7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

    diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

    penyelenggara pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut

    Gaspersz [Gaspersz 1997] atribut atau dimensi yang harus diperhatikan

    dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003] Ketepatan

    waktu pelayanan, dimana hal yang perlu diperhatikan berkaitan

    dengan waktu tunggu dan waktu proses. Kemudian dalam sendi-sendi

    pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas

    dapat digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003] Keterbukaan

    waktu penyelesaian, [Bryson 1995] Ketepatan waktu yaitu bahwa

    pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

    yang telah ditentukan.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    30/162

    14

    8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan

    dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

    Sehubungan dengan hal di atas, menurut Carlson dan Schwartz

    [Denhardt 2003]menyatakan bahwa ukuran komprehensif untuk servqual

    sektor publik antara lain [Barata 2003]Fairness (keadilan) yaitu ukuran

    tingkat dimana masyarakat percaya bahwa pelayanan pemerintah

    disediakan sama untuk semua orang. Selanjutnya dalam sendi-sendi

    pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas

    dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]Keadilan yang

    merata yaitu bahwa cakupan/jangkauan pelayanan harus diusahakan

    seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan.

    9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku

    petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

    sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

    Sehubungan dengan hal di atas, menurut Gaspersz [Gaspersz 1997]atribut

    atau dimensi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas

    pelayanan antara lain kesopanan dan keramahan dalam memberikan

    khususnya interaksi langsung. Kemudian Morgan dan Murgatroyd

    [Colin 1994]mengemukakan kriteria persepsi pelanggan terhadap kualitas

    pelayanan yaitu Courtessy, yaitu sikap sopan, menghargai orang lain,

    penuh pertimbangan dan persahabatan. Selain itu, menurut Zeithaml

    dkk salah satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara

    lain [Barata 2003] Assurance yaitu kemampuan dan keramahan serta

    sopan sanun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen,

    [Bryson 1995]Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari

    pegawai terhadap konsumen.

    10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat

    terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

    Sehubungan dengan hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang

    dikutip Warella[Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    31/162

    15

    pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria

    antara lain [Barata 2003] Ekonomis yaitu biaya pelayanan harus

    ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan. Kemudian Tjiptono

    [Tjiptono 2002]mengemukakan beberapa unsur untuk menilai kualitas jasa

    yang antara lain [Barata 2003]Reputation and Credibility yaitu pelanggan

    menyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan

    memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya

    atau biayanya.

    11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

    dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan

    hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella

    1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang

    berkualitas dapat digunakan kriteriakriteria antara lain [Barata 2003]

    Kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya/tariff pelayanan dan

    tatacara pembayarannya, [Bryson 1995] Keterbukaan mengenai rincian

    biaya/tarif pelayanan.

    12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,

    sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan

    hal di atas, dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella

    1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang

    berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]

    Kejelasan dan kepastian yaitu yang menyangkut jadwal waktu

    penyelesaian pelayanan. Kemudian Carlson dan Schwartz [Denhardt 2003]

    menyatakan bahwa ukuran komprehensif untukservqual sektor publik

    antara lain [Barata 2003] Reability (keandalan) yaitu menilai tingkat

    dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat

    waktu.

    13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

    pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan

    rasa nyaman kepada penerima pelayanan. Sehubungan dengan hal di

    atas, menurut Gaspersz[Gaspersz 1997]

    atribut atau dimensi yang harus

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    32/162

    16

    diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]

    Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan

    lokasi, ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan

    informasi dan lain-lain, [Bryson 1995] Atribut pendukung pelayanan

    lainnya yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,

    fasilitas musik dan lain-lain. Kemudian menurut Zeithaml dkk salah

    satu dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain [Barata

    2003] Tangibles yaitu yang berupa sarana fisik perkantoran,

    komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi dan lain-

    lain. Selanjutnya di dalam pelayanan prima seperti yang dikutip

    Warella [Warella 1997] menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan

    publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain

    [Barata 2003]penilaian fisik lainnya antara lain kebersihan dan kesejukan

    lingkungan.

    14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan

    lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang

    digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan

    pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan

    pelayanan. Sehubungan dengan hal di atas, menurut Morgan dan

    Murgatroyd [Colin 1994] mengemukakan beberapa kriteria persepsi

    pelanggan terhadap kualitas pelayanan antara lain [Barata 2003]Security

    yaitu bebas dari resiko, bahaya dan keragu-raguan. Kemudian Carlson

    dan Schwartz [Denhardt 2003] menyatakan bahwa ukuran komprehensif

    untuk servqual sektor publik antara lain [Barata 2003] Security yaitu

    ukuran tingkat dimana pelayanan yang disediakan membuat

    masyarakat merasa aman dan yakin ketika menerimanya. Selain itu,

    dalam pelayanan prima seperti yang dikutip Warella [Warella 1997]

    menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas

    dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain [Barata 2003]Keamanan yaitu

    proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,

    kenyamanan dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    33/162

    17

    2.1.4. Metode Perbandingan Eksponensial

    Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode

    untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak.

    Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan

    untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik

    pada tahap proses. Berbeda dengan metode Bayes, MPE akan menghasilkan nilai

    alternatif yang perbedaannya lebih kontras. [Marimin 2011]

    2.1.4.1. Prosedur MPEDalam menggunakan metode perbandingan eksponensial, ada beberapa

    tahapan yang harus dilakukan, yaitu menyususn alternatif-alternatif keputusan

    yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang

    penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria

    keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua

    alternatif pada semua kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif,

    dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total

    masing-masing alternatif.

    Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode

    perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut :

    m

    Total nilai (TNi) = (RKij)TKKj

    j=1

    dengan :

    TNi = Total nilai alternatif ke i

    RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j padapilihan keputusan i

    TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj

    >0;bulat

    n = jumlah pilihan keputusan

    m = jumlah kriteria keputusan

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    34/162

    18

    2.1.4.2. Keuntungan Metode MPE

    Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam

    mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor yang

    menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) ini,

    mangakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.

    2.1.5. Skala Ordinal

    Ukuran ini digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga

    teringgi dan sebaliknya. Artinya, peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap

    variabel yang diteliti. Jika kita ingin membeda-bedakan suatu objek berdasarkan

    sangat disukai, disukai, tidak disukai, dan sangat tidak disukai, maka dibutuhkan

    skala pengukuran yang lebih tinggi dari skala nominal, yaitu dengan skala ordinal.

    Skala ini selain membedakan juga menunjukkan tingkatan. Pengukuran dengan

    skala ordinal memungkinkan segala sesuatu disusun menurut peringkatnya.

    Sabagai contoh, pada uji organoleptik suatu makanan dan minuman, peneliti akan

    menanyakan kepada responden sebagai pencicip makanan tersebut untuk

    mengurutkan tingkat rasa, warna, dan aroma.

    Menurut pendapat Anda, bagaimana rasa produk makanan ini?

    1. Sangat Tidak Suka2. Tidak Suka3. Biasa4. Suka5. Sangat Suka

    Skala diatas disebut sebagai skala ordinal karena pada skala ini skor tidak

    hanya dipergunakan untuk pengklasifikasian semata, akan tetapi telah memiliki

    makna peringkat (contoh: skor 5 memiliki makna lebih baik dari skor

    dibawahnya).

    Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai

    lebih daripada atau kurang daripada tanpa menyatakan besar jarak antar

    urutan. Jarak antara urutan 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada jarak

    antara urutan 2 dan 3. Ukuran ordinal tidak saja mengenai tingkat kesukaan, tetapi

    dapat dibuat hubungan-hubungan lain, seperti tingkat kepentingan, tingkat

    persetujuan, tingkat kepuasan, dll.[Marimin 2011]

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    35/162

    19

    2.1.6. Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek Dengan Unified

    Modeling Language

    2.1.6.1. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan Berorientasi Obyek

    Menurut Allen dan Terry, object oriented design merupakan metodologi

    campuran yang mengubah sistem menjadi objek, menggabungkan karakteristik

    data dalam bentuk atribut dan karakteristik proses dalamb entuk metode. ([Allen

    2005], 78)

    Object oriented design menggabungkan elemenelemen teknik

    perancangan orientasi data dan orientasi fungsi, dan sistem model sebagai

    kumpulan objekobjek yang bekerja bersamasama. Rancangan sistem objek,

    termasuk didalamnya fungsi dan kebutuhan data, kemudian dilanjutkan dengan

    perancangan piranti lunak.

    Kelebihan dari object oriented design antara lain, membangun objek

    model dengan tepat, penggunaan kembali dan pertukaran objek menjadi lebih

    mudah.

    2.1.6.2. Unified Modeling Language

    Model data yang akan digunakan untuk pembuatan tools adalah model

    data UML.

    Menurut Ponniah united modeling language adalah bahasa spesifikasi

    standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem

    perangkatlunak.([Ponniah 2007], 61)

    Unified modeling languange tidak berdasarkan pada bahasa

    pemrograman tertentu. Standar spesifikasi unified modeling languange dijadikan

    standar defacto oleh OMG (object management group) pada tahun1997. Unified

    modeling l anguange yang berorientasikan object mempunyai beberapa notasi

    standar. Unified modeling languange menggabungkan teknik terbaik dari

    pemodelan data (entity relationship diagram / ERD), pemodelan bisnis (work

    flows), pemodelan objek, dan pemodelan komponen. Unified modeling languange

    bertujuan untuk menjadi standar bahasa pemodelan (modeling) yang dapat

    membentuk sistem yang sama dan yang terbagi bagi (shared).

    Spesifikasi ini menjadi populer dan standar karena sebelum adanya

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    36/162

    20

    unified modeling languange, telah ada berbagai macam spesifikasi yang berbeda.

    Hal ini menyulitkan komunikasi antar pengembang piranti lunak. Untuk itu

    beberapa pengembang spesifikasi yang sangat berpengaruh berkumpul untuk

    membuat standar baru. Dengan menggunakan unified modeling language, model

    dapat dibuat untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut

    dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis

    dalam bahasa pemrograman apapun. Karena unified modeling languange

    menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka unified modeling

    languange lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa

    berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian,

    unified modeling languange tetap dapat digunakan untuk pemodelan aplikasi

    procedural dalamVB atau C.

    Simbol simbol unified modeling language yang digunakan :

    1. Sebuah class bernama B

    2. Garis menghubungkan class A dan B secara

    asosiatif

    3. 1 0..* Interval nomor yang diperkenalkan untuk objek-

    objek asosiasi (1= tepat satu; 0..*= no; atau lebih)

    4. Aggregation : Class B merupakan bagian dari A

    Inheritance : Class C merupakan class turunan

    dari B

    Berikut beberapa diagram dalam unified modeling languange dan

    penjelasannya :

    1. Use case diagram : use case diagram digunakan untuk

    mengidentifikasi elemen primer dan proses yang membentuk sistem.

    2. Class diagram : class diagram digunakan untuk menyempurnakan

    use case diagram dan menjelaskan rancangan sistem secara detail.

    3. Object diagram : object diagram merupakan spesialisasi dari class

    diagram. Sebuah objek adalah instance dari sebuah class.

    4. State diagram :state diagram menggambarkanstate dari objek dalam

    sistem. Objek dalam sistem mengubah state sebagai respon dari

    B

    A B

    C

    A B

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    37/162

    21

    event. Sebagai tambahan, sebuahstate diagram juga menggambarkan

    transisi daristate object mulai dari awal sampai akhir sebagai respon

    terhadap event yang berdampak pada sistem.

    5.Activity diagram : activity diagram menggambarkan aliran proses

    dalam sistem.

    6. Sequence diagram : sequence diagram menggambarkan interaksi

    antar objek dalam sistem berdasarkan waktu.

    7. Collaboration diagram : collaboration diagram mengelompokkan

    interaksi antar objek berbeda.

    8. Component diagram : component diagram menggambarkan gabungan

    high level yang membangun sistem.

    9.Deployment diagram : deployment diagram menggambarkan

    konfigurasi elemen runtime dari aplikasi.

    2.1.6.2.1.Use Case Diagram

    Menurut Terry, use case diagram adalah diagram yang menggambarkan

    fungsionalitas yang disediakan sistem yang disebut dengan aktor (actor), fungsi

    (digambarkan sebagai use case), dan ketergantungan antara use case

    tersebut.([Terry 2005], 24)

    Use case diagram menunjukkan posisi atau konteks dari suatu use case

    diantara use case lainnya. Use case memperlihatkan diagram dari sudut pandang

    perilaku sistem. Relasi dalam use case diagram harus antara aktor dengan sistem,

    namun ada relasi yang diperbolehkan antara aktor dengan aktor yang digambarkan

    dengan notasi garis lurus dengan ujung segitiga kosong dari aktor khusus menuju

    aktor umum.

    Actor Use Case

    Gambar II-1 Actor Dan Use Case.[Terry 2005]

    Use Case

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    38/162

    22

    Ada beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram:

    1.Association, menghubungkan link antar element.

    2. Generalization, disebut juga inheritance (pewarisan), sebuah elemen

    dapat merupakan spesialisasi dari elemen lainnya.

    3.Dependency, sebuah element bergantung dalam beberapa cara ke

    element lainnya.

    4.Aggregation, bentuk assosiation dimana sebuah elemen berisi

    elemen lainnya.

    Tipe relasi/ stereotype yang mungkin terjadi pada use case diagram:

    1. , yaitu kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah

    event dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah

    bagian dari use case lainnya.

    2. , kelakuan yang hanya berjalan di bawah kondisi

    tertentu seperti menggerakkan alarm.

    3. , mungkin ditambahkan untuk asosiasi yang

    menunjukkan asosiasinya adalah communicates association . Ini

    merupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship yang

    dibolehkan antara actor dan use case.

    Admin

    Pimpinan

    Gambar II-2 Use Case Diagram.[Terry 2005]

    Laporan

    Melihat Laporan

    Melihat Laporan

    Login

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    39/162

    23

    2.1.6.2.2.Class Diagram

    Menurut Whitten et al dalam unified modeling language, class diagram

    adalah tipe dari static structure diagram yang menggambarkan struktur dari

    sebuah sistem dengan menunjukkan kelaskelas sistem, atributnya, dan relasi

    antar kelas.([Whitten 2004], 441)

    Class diagram bisa berisi tampilan dari suatu package dan bisa berisi

    simbol untuk nested package. Class diagram berisi elemen tingkah laku tertentu,

    sepert ioperasi, tetapi dinamikanya digambarkan pada diagram lain, seperti state

    chart diagram dan collaboration diagram.

    Simbol-simbol class diagram :

    1. Class: Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman

    berorientasi obyek.Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak

    yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari

    class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian

    akhir mendefinisikan methodmethod dari sebuah clas.

    Gambar II-3 Simbol Class

    2. Association : Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling

    umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang

    menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-

    tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum

    multiplisitas pada sebuah relationship.(Contoh: One-to-one, one-to-

    many,many-to-many).

    Gambar II-4 Simbol Association

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    40/162

    24

    3. Composition: Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus

    merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki

    relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut.

    Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan

    ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.

    Gambar II-5 Simbol Composition

    4. Dependency : Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain.

    Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency

    digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang

    menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan

    sebagai sebuah panah bertitik-titik.

    Gambar II-6 Simbol Dependency

    5. Aggregation : Aggregation mengindikasikan keseluruhan bagian

    relationship dan biasanya disebut sebagai relasi.

    Gambar II-7 Simbol Aggregation

    2.1.6.2.3.Activity Diagram

    Menurut Whitten et al Activity diagram adalah sebuah diagram yang

    berisi aktifitas dan aksi untuk menggambarkan alur kerja.([Whitten 2004], 442)

    Sebuah activity diagram bisa menunjukkan aliran nilai objek, seperti

    halnya dengan aliran kontrol. Aliran state object (object flow state)

    menggambarkan objek yang merupakan input dan output dari suatu activity.

    Untuk nilai output, anak panah putusputus digambarkan dari activity

    ke object flowstate.

    Untuk nilai input, garis putusputus digambarkan dari object flowstate

    ke activity.

    Jika activitypunya lebih dari satu nilai output atau penerus dari control

    flow, maka anak panah digambarkan dari simbol fork.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    41/162

    25

    Gambar II-8 Simbol Activity Diagram[Whitten 2004]

    2.1.6.2.4.Sequence Diagram

    Menurut Terry, sequence diagram adalah salah satu diagram interaksi

    dalam unified modeling language, yang menunjukkan bagaimana proses

    beroperasi satu sama lain dan bagaimana urutannya.([Terry 2005], 29)

    Sequence diagram digambarkan sebagai interaksi dari dua grafik

    dimensional. Dimensi vertikal merupakan sumbu waktu, yang berjalan makin ke

    bawah.

    Dimensi horisontal menggambarkan peranan classifier yang

    menampilkan objek individual didalam kolaborasi.

    Tiap peranan classifier digambarkan dengan kolom vertikal sebagai

    lifeline. Selama objek ada, peranan dari objek tersebut digambarkan dengan garis

    putus putus. Selama aktivasi prosedur pada sebuah objek masih aktif, lifeline

    digambarkan dengan garis ganda (doubleline).

    Gambar II-9 Simbol Sequence Diagram[Terry 2005]

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    42/162

    26

    2.1.7. Pengujian Validitas Dan Kualitas Sistem Informasi

    Pengujian validasi bertujuan melakukan penilaian apakah spesifikasi

    kebutuhan telah diakomodasi dalam sistem/perangkat lunak yang dikembangkan,

    pengujian validitas menggunakan Focus Group Discussion (FGD), sedang

    pengujian kualitas sistem dilakukan untuk menguji tingkat kualitas perangkat

    lunak yang dihasilkan, pengujian kualitas ini mengadopsi ISO 9126 aspek-aspek

    pengujian yang diadopsi adalah aspek Functionality (Fungsionalitas), Reliability

    (Kehandalan),Efficiency(Efisiensi).[Al-Qutaish 2010]

    Sedang aspek usability(Kegunaan) diadopsi dari IBM Computer Usability

    Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation and Instructions for

    Use.[Lewis 1995]

    2.1.7.1. Pengujian Validitas Focus Group Discussion

    FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto didefinisikan sebagai

    suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang

    sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Pengambilan data kualitatif melalui

    FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan

    peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami

    persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan.([Irwanto 2006], 1)

    FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak

    kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga memungkinkan

    peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari peserta yang

    memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika kelompok yang

    terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi

    yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga.

    Melalui FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi

    atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan salah satu

    metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi praktiknya

    membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi.Sesuai namanya, pengertian focus

    group discussion mengandung tiga kata kunci yaitu: diskusi(bukan wawancara

    atau obrolan), kelompok(bukan individual), fokus/terarah(bukan bebas). Artinya,

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    43/162

    27

    FGD adalah diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan

    tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta.

    Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey

    menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah

    dan tujuan, misalnya pengambilan keputusan, pengembangan produk atau

    program, mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.([Krueger 1998], 12-18)

    Menurut Koentjoro kegunaan FGD antara lain: sebagai alat pengumpul

    data, sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alatre-

    checkterhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai

    metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya,

    baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan.([Koentjoro 2005], 7)

    Sedangkan persiapan yang perlu dilakukan adalah sebagai

    berikut:membentuk tim,memilih tempat dan mengatur tempat, menyiapkan

    logistik,menentukan jumlah peserta, dan rekruitmen peserta.

    Tujuan dari focus group discussion adalah untuk memperoleh persepsi

    dan sikap mengenai isu yang didiskusikan. Diskusi berlangsung secara terbuka,

    sehingga setiap individu yang terlibat dapat mengekspresikan pendapatnya dengan

    bebas dan terbuka. Alasan penulis memilih metode focus group discussion adalah

    agar memperoleh informasi yang akurat mengenai persepsi pegawai di direktorat

    pembinaan PK dan LK Dikmen mengenai penerapan knowledge management.

    Focus group discussion (FGD) memiliki lima (5) karakteristik yang

    berkaitan dengan unsur-unsur kelompok diskusi, sebagai berikut:

    1. Jumlah peserta focus group discussion sebaiknya empat (4) sampai

    dengan dua belas (12) orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat

    (4) orang, dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran

    berbicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi

    keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua

    belas (12) orang akan mengakibatkan diskusi sulit dikendalikan,

    karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau bosa menunggu

    giliran bicara.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    44/162

    28

    2. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas

    menjadi salahsatu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena

    mempunya persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan

    sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan

    permasalahan yang akan dibahas.

    3. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus

    atau rekomendasi untuk mengambil keputusan, melainkan informasi

    mengenai sikap, persepsi dan perasaan peserta yang berkaitan dengan

    topik diskusi yang diperlukan penulis.

    4. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan

    gambaran dan pemahaman atas sikap, persepsi dan perasaan peserta.

    Hasil ini akan diperoleh melalui pertanyaan terbuka yang

    memungkinkan peserta merespon dengan cara mereka sendiri. Disini

    peneliti dapat berperan sebagai moderator, pendengar, pengamat dan

    akhirnya menganalisis secara induktif.

    5. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta,

    spontan, logis dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir

    dari peserta atas topik yang didiskusikan.

    Kelebihan dari focus group discussion(FGD)([Krueger 1998]):

    1.Focus group discussion (FGD) merupakan salahsatu prosedur

    penelitian yang berorientasi sosial dengan menempatkan manusia

    pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat

    peserta saling mempengaruhi dan dapat membuat keputusan setelah

    mendengar peserta lain serta berinteraksi secara dinamis.

    2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk

    menggali pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas.

    Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan

    dalam wawancara terstruktur.

    3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan

    dengan biaya yang tidak terlalu besar.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    45/162

    29

    4. Hasil dari focus group discussion (FGD) dapat diperoleh dengan

    cepat. Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan

    3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil focus group discussion

    (FGD) dan menyiapkan laporan dengan segera (kurang dari satu

    minggu).

    5. Focus group discussin (FGD) memungkinkan peneliti meningkatkan

    ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan

    waktu untuk wawancara.

    Kelemahan dari focus group discussion(FGD) )([Krueger 1998]):

    1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara focus

    group discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan.

    Karena pada saat berlangsungnya FGD harus membagi konsentrasi

    kepada seluruh peserta. Para peserta FGD dapat saling mempengaruhi,

    akibatnya peserta dapat mempengaruhi pembicaraan dan

    menimbulkan pembicaraan yang kurang relevan dengan topic yang

    dibahas.

    2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis, karena diskusi dikondisikan

    seperti lingkungan sosial. Seluruh komentar peserta harus

    dihubungkan dengan topik diskusi saat itu, sehingga perlu hati-hati

    dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.

    3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat

    membuka dan menutup sesi tanya-jawab, memilih waktu jeda dan

    perpindahan satu topic ke topic yang lain.

    4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda,

    misalnya: kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang

    terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan dalam diskusi.

    5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi

    harus diadakan dalam kondisi yang kondusif, sehingga diskusi

    menghasilkan point-point kesimpulan yang baik.

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    46/162

    30

    2.1.7.2. Pengujian Kualitas Model Sistem Informasi

    Pengujian kualitasModel Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat

    Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal

    mengadopsi pada model pengujian ISO 9126, adapun aspek-aspek pengujian

    yang diadopsi adalah sebagai berikut :([Al-Qutaish 2010],171)

    1.Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak

    untukmenyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika

    digunakan dalam kondisi tertentu.

    2.Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk

    mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam

    kondisi tertentu.

    3. Usability(Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk

    dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika

    digunakan dalam kondisi tertentu.

    4.Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk

    memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber

    daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

    Gambar II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    47/162

    31

    Masing-masing aspek kualitas perangkat lunak model ISO 9126 dibagi

    menjadi beberapa sub-aspek kualitas, yaitu:

    Tabel II-1 Aspek Pengujian Perangkat Lunak Model ISO 9126

    Karakteristik Sub-karakteristik Deskripsi

    Functionality Suitability Kemampuan perangkat lunak untuk

    menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai

    untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan

    pengguna.

    Accuracy Kemampuan perangkat lunak dalam

    memberikan hasil yang presisi dan benar

    sesuai dengan kebutuhan.

    Security Kemampuan perangkat lunak untuk

    mencegah akses yang tidak diinginkan,

    menghadapi penyusup (hacker) maupun

    otorisasi dalam modifikasi data.

    Interoperability Kemampuan perangkat lunak untuk

    berinteraksi dengan satu atau lebih sistem

    tertentu.

    Compliance Kemampuan perangkat lunak dalam

    memenuhi standar dan kebutuhan sesuai

    peraturan yang berlaku.

    Reliability Maturity Kemampuan perangkat lunak untuk

    menghindari kegagalan sebagai akibat darikesalahan dalam perangkat lunak.

    Fault tolerance Kemampuan perangkat lunak untuk

    mempertahankan kinerjanya jika terjadi

    kesalahan perangkat lunak

    Recoverability Kemampuan perangkat lunak untuk

    membangun kembali tingkat kinerja ketika

    terjadi kegagalan sistem, termasuk data dan

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    48/162

    32

    koneksi jaringan.

    Usability Understandibility Kemampuan perangkat lunak dalam

    kemudahan untuk dipahami.

    Learnability Kemampuan perangkat lunak dalam

    kemudahan untuk dipelajari.

    Operability Kemampuan perangkat lunak dalam

    kemudahan untuk dioperasikan.

    Attractiveness Kemampuan perangkat lunak dalam menarik

    pengguna.

    Efficiency Time behavior Kemampuan perangkat lunak dalam

    memberikan respon dan waktu pengolahan

    yang sesuai saat melakukan fungsinya.

    Resource behavior Kemampuan perangkat lunak dalam

    menggunakan sumber daya yang dimilikinya

    ketika melakukan fungsi yang ditentukan.

    Pengadopsian beberapa aspek pengujian dari model ISO 9126 dilakukan

    oleh peneliti dikarenakan peneliti tidak memiliki sertifikat sebagai penguji ISO.

    2.3. Tinjauan Studi

    Penelitian mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat telah menarik perhatian

    bagi lingkungan perguruan tinggi maupun perusahaan untuk melakukan

    penelitian.

    Erlina Purnamawati, Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim

    melakukan penelitian untuk mengetahui indikator kualitas layanan yang menjadi

    prioritas untuk ditingkatkan kualitas layanannya dan mengetahui tingkat

    segmentasi pelanggan dengan menggunakan metode Servqual yang meliputi 5

    dimensi utama yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan

    Emphaty dan Analytic Hierarchy Process. Berdasarkan tingkat segmentasi

    pelanggan diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat harapan cluster 2 lebih tinggi

    dari cluster 1. Dari hasil analisis Servqual terbobot diketahui indikator yang harus

    ditingkatkan kualitas layanannya adalah Lay Out / tata letak ruangan Dinas

    Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Luas ruangan yang memadai , Jumlah loket

  • 7/21/2019 Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

    49/162

    33

    yang tersedia, Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, Keramahan. Keso