pemeriksaan fugsi luhur

27
BAB I PENDAHULUAN Manusia dibedakan dengan makhluk lain oleh adanya fungsi luhur. Otak manusia jauh berbeda dengan otak binatang, karena adanya kortek asosiasi yang menduduki daerah antar berbagai kortek perseptif primer. Membahas anatomi fungsi kortikal luhur, terdapat 3 sistem yang penting yaitu sistem kesadaran, sistem limbic, dan korteks. 1 Fungsi luhur berkembang pada manusia melalui mekasnisme neuronal yang memungkinkan seseorang untuk memberikan respon atau tanggapan atas segala stimulus baik dari luar maupun dari dalam tubuhnya sendiri sehingga dia mampu mengadakan hubungan intra maupun interpersonal. 1 Yang dimaksud fungsi luhur adalah: 1. Fungsi bahasa 2. Fungsi memori (ingatan) 3. Fungsi orientasi (pengenalan) 4. Fungsi konsentrasi 2 Gejala fungsi luhur dipergunakan untuk menetapkan adanya kerusakan di otak, baik tentang lokalisasi maupun luas lesinya. Selain itu pemeriksaan fungsi luhur dapat dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi dengan penyakit otak. Pada kerusakan difus dan berat dari otak, maka semua fungsi – fungsi luhur

Upload: widuri-wulandari

Post on 10-Apr-2016

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pemeriksaan fungsi luhur

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

BAB IPENDAHULUAN

Manusia dibedakan dengan makhluk lain oleh adanya fungsi luhur. Otak

manusia jauh berbeda dengan otak binatang, karena adanya kortek asosiasi yang

menduduki daerah antar berbagai kortek perseptif primer. Membahas anatomi

fungsi kortikal luhur, terdapat 3 sistem yang penting yaitu sistem kesadaran,

sistem limbic, dan korteks. 1

Fungsi luhur berkembang pada manusia melalui mekasnisme neuronal

yang memungkinkan seseorang untuk memberikan respon atau tanggapan atas

segala stimulus baik dari luar maupun dari dalam tubuhnya sendiri sehingga dia

mampu mengadakan hubungan intra maupun interpersonal. 1

Yang dimaksud fungsi luhur adalah:

1. Fungsi bahasa

2. Fungsi memori (ingatan)

3. Fungsi orientasi (pengenalan)

4. Fungsi konsentrasi 2

Gejala fungsi luhur dipergunakan untuk menetapkan adanya kerusakan di

otak, baik tentang lokalisasi maupun luas lesinya. Selain itu pemeriksaan fungsi

luhur dapat dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi dengan penyakit

otak. Pada kerusakan difus dan berat dari otak, maka semua fungsi – fungsi luhur

tersebut dapat terkena dan hasilnya adalah suatu demensia atau retardasi mental.

Tetapi pada kerusakan yang fokal, maka biasanya hanya satu atau beberapa dari

fungsi ini terganggu. Maka dari itulah gejala luhur sangatlah penting. Pada pasien

dengan kelainan tingkah laku, perlu ditentukan apakah kelainan ini disebabkan

oleh kerusakan otak (brain damage) ataukah sesuatu yang fungsional (kasus

psikiatrik). 3

Page 2: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Fungsi Bahasa

A. Anatomi Berbahasa

Secara anatomis ada 3 daerah utama otak untuk fungsi bahasa:

1. dua daerah reseptif :

a. area wernicke (area 22), yaitu area reseptif untuk bahasa yang

didengar.

b. area girus angularis (area 39) untuk bahasa yang dilihat.

Seseorang dapat terganggu wicaranya saja atau terganggu bahasa

saja. Perbedaannya yaitu gangguan wicara bersifat perifer,

disebabkan kelainan saraf perifer, otot, dan struktur yang dipakai

bicara. Sedangkan gangguan bahasa sifatnya sentral, disebabkan

oleh kelainan kortexs cerebri (fungsi luhur).

2. satu daerah yang berfungsi ekspresif yaitu area broca (area 45). 4

Gambar 1. Area Broca dan Wernicke 4

Page 3: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

B. Gangguan dalam Fungsi Bahasa

Gangguan fungsi bahasa disebut afasia. Afasia adalah gangguan dalam

satu atau lebih dari banyak aspek bahasa yang disebabkan kerusakan bagian

tertentu dari otak. Kerusakan otak itu sendiri dapat disebabkan oleh berbagai

macam penyakit, tetapi yang paling sering oleh penyakit gangguan peredaran

darah di otak dan cedera otak (strok dan trauma). 7

Ada banyak sistem nomenklatur untuk mengklasifikasikan afasia. Afasia

sering dikategorikan sebagai Afasia Broca (motorik) dan afasia Wernicke

(sensorik), ada juga yang mengklasifikasikan afasia berdasarkan tingkat

kelancaran verbal yang membedakan afasia lancar dan afasia tidak lancar. 5

Pembagian afasia secara sederhana:

Kelancaran Pemahaman Mengulang Jenis afasia

Baik Anomik

Baik

Lancar Buruk Konduksi

Baik Transkortikal sensorik

Buruk

Afasia Buruk Wernicke

Baik Transkortikal motorik

Baik

Buruk Broca

Tidak Lancar Baik Transkortikal campuran

Buruk Buruk Global

Tabel 1. Algoritma pembagian afasia 5

Page 4: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Afasia Global

Bentuk afasia yang paling berat. Afasia ini ditandai dengan tidak

adanya bahasa spontan atau berkurang sekali dan menjadi beberapa kata

yang diucapkan stereotip. Misalnya: “iiya, iiya, iiya”, atau: “baah, baaah”.

Komprehensi, repetisi, menulis dan membaca terganggu berat. Afasia

global disebabkan lesi pada sebagian besar daerah bahasa. Penyebab

paling sering adalah oklusis arteri cerebri media. Afasia global sering

disertai hemiparese atau hemiplegia. 5,6

Afasia Broca

Bentuk afasia yang paling sering. Ditandai dengan bicara yang

tidak lancar, disarthria, serta tampak melakukan upaya dalam bicara.

Repetisi dan penamaan terganggu. Namun penderita masih mengerti

bahasa verbal dan visual serta perintah-peritah untuk melakukan sesuatu.

Lesi yang menyebabkan afasia broca mencakup area broca, biasanya

melibatkan operculum lobus frontalis. Prognosis umumnya lebih baik

daraipada afasia global. Karena pemahaman relatif baik, pasien dapat lebih

mudah beradaptasi dengan keadaanya. 1,5

Afasia Wernicke.

Pada afasia wernicke, kemampuan untuk mengerti bahasa verbal

dan visual terganggu. Tetapi kemampuan untuk secara aktif mengucapkan

kata-kata dan menulis kata-kata masih ada. Ia tidak mampu memahami apa

yang diucapkan, apakah benar atau salah. Repetisi, menamai, membaca,

dan menulis terganggu berat. Lesi yang menyebabkan afasia wernicke

mecakup bagian posterior dari girus temporalis superior. Bila pemahaman

kata tunggal terpelihara, namun kata kompleks terganggu, lesi cenderung

mengenai daerah lobus parietal. Penderita dengan defisit komprehensi

berat, prognosis penyembuhannya buruk. 1,5

Afasia Konduksi

Merupakan gangguan berbahasa yang lancar (fluent), ditandai oleh

gangguan yang berat pada repetisi, penamaan dan gangguan dalam

menulis, parafasia yang jelas. Namun, umumnya pemahaman dalam

Page 5: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

bahasa lisan terpelihara. Lesi biasanya mengenai fasikulus arkuatus yang

menghubungkan korteks temporal dan frontal. 6

Afasia Anomik

Pada pasien ini tampak adanya kesulitan dalam menemukan kata

dan tidak mampu menamai benda yang terlihat didepannya. Berbicara

spontan lancar, kemampuan repetisi dan komprehensi baik. Banyak tempat

lesi di hemisfer dominan yang dapat menyebabkan afasia anomik. Lesi di

thalamus, putamen-kaudatus, atau kapsula interna, misalnya oleh

perdarahan atau infark dapat menyebabkan afasia anomik. Afasia anomik

dapat juga terlihat pada penyakit degenerative, misalnya Alzheimer. 5,6

Afasia Transkortikal Sensorik

Pasien dengan afasia transkortikal sensorik dapat mengulang

(repetisi), dan bicara lancar, namun tidak memahami apa yang

didengarnya atau yang diulanginya. Membaca terganggu dan parafasik

seperti afasia jenis wernicke. Lesi biasanya pada daerah parieto-temporal-

occipital junction. 4

Afasia Transkortikal Motorik

Pasien dengan afasia transkortikal motorik mampu mengulang

(repetisi), memahami dan membaca, namun dalam bicara spontan terbatas.

Kemampuan dalam menulis terganggu. Lesi biasanya pada daerah lobus

frontalis anterior, tapi tidak melibatkan korteks temporalis superior, frontal

inferior dan korteks peri sylvian parietal. Korteks peri sylvian yang utuh

ini dibutuhkan untuk kemampuan mengulang yang baik. 4

C. Jenis Pemeriksaan Fungsi Bahasa

1. Pemeriksaan Kelancaran Berbicara

Defek yang ringan dapat dideteksi melalui tes kelancaran, menemukan

kata yaitu jumlah kata tertentu yang dapat diproduksi selama jangka waktu

yang terbatas. Pemeriksaan kelancaran bicara dapat dilakukan dengan

menyebutkan nama hewan atau menyebutkan kata-kata yang mulai dengan

huruf tertentu.

Page 6: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Menyebutkan nama hewan

Pasien diminta menyebutkan sebanyak munkin nama hewan dalam

waktu 1 menit. Kita catat jumlah serta kesalahan yang ada. Skor:

orang normal umumnya mampu menyebutkan 18-20 nama hewan

selama 1 menit, dengan varisi ± 5-7. 5

Menyebutkan kata yang dimulai dengan huruf tertentu

Pasien diberi tugas menyebutkan kata yang mulai dengan huruf

tertentu, misalnya huruf S, A atau P. Skor orang normal umumnya

dapat menyebutkan sebanyak 36-60 kata, tergantung pada usia,

intelegensi dan tingkat pendidikan. 5

2. Pemeriksaan Pemahaman (Komprehensi)

Untuk pemeriksaan pemahaman secara klinis, yaitu dengan cara:

Konversasi

Dengan mengajak pasien berbicara dapat dinilai kemampuannya

memahami pertanyaan dan suruhan yang diberikan oleh pemeriksa.

Suruhan

Mulai dari yang sederhana sampai yang sulit. Mula-mula suruh

pasien bertepuk tangan, kemudian tingkatkan kesulitannya,

misalnya mengambil pinsil, letakkan di kotak dan taruh diatas kursi

(suruhan ini dapat gagal pada pasien apraksis dan gangguan

motorik).

Ya atau tidak

Pasien diberikan pertanyaan yang dijawab dengan ya atau tidak.

Jumlah pertanyaan harus banyak, paling sedikit 6 pertanyaan.

Misalnya: apakah anda bernama santoso ? Apakah saat ini malam ?

pakah diluar hujan.

Menunjuk

Dimulai dengan suruhan yang mudah dipahami dan

kemudian meningkat pada yang lebih sulit. Misalnya: tunjukkan

lampu kemudian tunjukkan gelas yang ada disamping televisi. 5

Page 7: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

3. Pemeriksaan Repetisi (Mengulang)

Kemampuan mengulang dinilai dengan meminta pasien mengulang,

mula-mula dengan kata sederhana, kemudian dengan satu kalimat.

Cara pemeriksaan, pasien diminta mengulang apa yang diucapkan oleh

pemeriksa. Mula-mula sederhana kemudian lebih sulit. Contoh:

Map

Bola

kereta

Rumah sakit

kereta api malam

Besok aku pergi dinas

Orang normal umumnya mampu mengulang kalimat yang

mengandung 19 suku kata. Banyak pasien afasia yang mengalami

kesulitan dalam mengulang (repetisi), namun ada juga yang menunjukkan

kemampuan yang baik dalam hal mengulang, dan sering lebih baik

daripada bicara spontan. 5

4. Pemeriksaan Menamai Dan Menemukan Kata

Kemampuan menamai objek merupakan salah satu dasar fungsi

berbahasa. Hal ini sedikit-banyak terganggu pada semua penderita afasia.

Dengan demikian, semua tes yang digunakan untuk menilai afasia

mencakup penilaian terhadap kemampuan ini. Kesulitan menemukan kata

erat kaitannya dengan kemampuan menyebut nama (naming) dan hal ini

disebut anomia.

Cara pemeriksaan : terangkan kepada pasien bahwa ia akan disuruh

menyebutkan nama beberapa objek juga warna dan bagian dari objek

tersebut. Kita dapat menggunakan arloji, kaca mata, pensil, kemudian

bagian dari arloji (jarum, menit, detik), lensa kaca mata. Perhatikan apakah

pasien meyebutkannya degan cepat atau lamban atau tertegun. 5

Page 8: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

2.2 Fungsi Memori

A. Anatomi Dan Mekanisme Memori

Pertama informasi diterima oleh modalitas sensorik khusus (misalnya

raba, auditif atau visual) kemudian diregistrasi. Setelah itu, informasi ini

disimpan sebentar di memori-jangka pendek. Langah kedua retensi yaitu

menyimpan dan mempertahankan informasi dalam bentuk yang permanen

(memori-jangka panjang). Proses ini ditingkatkan oleh pengulangan atau

oleh penggabungan dengan informasi lain yang sudah berada didalam

simpanan. Penyimpanan merupakan proses aktif yang membutuhkan upaya

melalui praktek dan latihan. Langkah terakhir adalah Recall, tahap

pengeluaran/pengingatan kembali. 2,5

Struktur anatomi dalam penyimpanan memori adalah:

a. Pusat otak primer dan aosiasi ialah korteks serebri, berperan dalam

penyimpanan rimot memori (jangka panjang).

b. Sub korteks

1. Hipokampus, bagian lobus temporalis

2.  Sistem limbik. Berperan dalam penyimpanan memori baru (recent

memory)

Gambar 2. Anatomi penyimpan memori. 3

Page 9: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

B. Jenis Memori

Di klinik, memori dibagi atas tiga jenis:

1. Memori segera (immediate memory)

Memori segera atau pemanggilan segera dalam jangka waktu 30 detik

setelah presentasi.

2. Memori baru (recent) jangka pendek

Mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengingat peristiwa yang

terjadi beberapa jam terakhir. Misalnya tanggal, hari, apa yang dimakan

waktu sarapan pagi.

3. Memori jangka panjang (rimot memory)

Mengacu pada kemampuan untuk memngingat peristiwa yang terjadi

dimasa lalu/bertahun-tahun sebelumnya. Misalnya nama teman sekolah

dulu atau nama guru. 3

C. Pemeriksaan

1. Memori segera (immediate memory)

Kemampuan memanggil kembali memori segera. Tes yang umum

dilakukan adalah tes mengulang angka. Caranya: penderita disuruh

mengulang deret nomor yang kita ucapkan. Tiga digit diberikan pertama

dan pasien diminta untuk mengulanginya. Jika berhasil diberikan empat

digit, dan begitu seterusnya. Contoh aitem tes:

4 – 9

2 – 5 – 3

4 – 7 – 2 – 8

6 – 2 – 7 – 5 – 3

4 – 9 – 1 – 8 – 5 – 2

5 – 3 – 9 – 4 – 1 – 8 – 6

1 – 9 – 2 – 8 – 4 – 7 – 2 – 5

Dikatakan masih normal jika dapat mengulangi 5 sampai 7 angka

tanpa kesulitan. 3,7

2. Memori baru (recent), jangka pendek

Page 10: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Pemeriksaan memori baru mencakup memori verbal dan memori

visual. Pemerisaan memori verbal yang paling umum adalah tes memori

tiga atau empat kata yang tidak terkait. Katakan pada pasien bahwa dia

akan diberikan beberapa kata untuk diingat. Beberapa menit setelah

wawancara pasien diminta untuk menyebutkan kata tersebut. Kata – kata

yang bisa digunakan misalnya, mobil, pohon, sepatu, ember. Untuk

menyakinkan bahwa pasien memahami kata tersebut, minta pasien untuk

mengulangi kata setelah kita sebutkan Apabila dibutuhkan pengulangan 4-

5 kali, dicurigai ada gangguan memori. Setelah beberapa menit pasien

diminta menyebutkan kata-kata tadi. 3,7

Memori visual dapat dilakukan dengan menggunakan 5 objek kecil,

yang dapat disembunyikan disekitar pasien. Objek ini disimpan disekitar

pasien, misalnya dibawah kursi, dibawah bantal, di laci meja, dikantung

pemeriksa. Sewaktu objek disembunyikan,harus melihantnya. Sambil

menyembunyikan objek, pemeriksa menyebutkan objek. Setelah objek

disembunyikan pasien dialihkan perhatiannya misalnya dengan

mengajukan pertanyaan. Setelah 5 menit berlalu, pasien ditanya objek apa

yang disembunyikan dan dimana. Orang normal dibawah 60 tahun dapat

menybutkan 4 atau 5 objek tanpa kesulitan. Pasien yang lebih tua kurang

mampu melakukannya. Kinerja yang lebih rendah (kurang dari 3 objek)

menandakan gangguan memori. 3,7

3. Memori jangka panjang (rimot memory)

Tes ini dapat mengenai informasi pribadi, pengetahuan umum dan

sejarah. Data pribadi membutuhkan verifikasi dari orang lain yang

mengetahui. Pengetahuan umum dan sejarah dipengaruhi oleh tingkat

edukasi. Pertanyaan yang dapat diajukan:

Dimana anda dilahirkan ?

Dimana anda dulu bersekolah?

Apa pekerjaan anda ? kapan ? dimana ?

Siapa nama istri/suami ? anak ? siapa nama ibu anda

Page 11: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Informasi pribadi umumnya dapat diselesaikan dengan baik oleh orang

normal atau pasien dengan gangguan yang ringan. Untuk pemeriksaan

pengetahuan umum dan sejarah, dapat dilakukan hal berikut:

Menyebutkan nama perdana menteri saat ini atau presiden, mulai

dari saat ini dengan urutan ke belakang. Tes ini cukup sering gagal

dilakukan oleh pasien Alzheimer dini.

Atau tanyakan kapan perayaan kemerdekaan Indonesia. 7

2.3 Orientasi

Orientasi berarti kemampuan sesorang untuk mengaitkan keadaan

sekitar dengan pengalaman lampau. Orientasi terhadap waktu dan tempat

dapat dianggap sebagai ukuran memori jangka pendek. Jika orientasi

terganggu, memori jangka pendeknya mungkin terganggu.

a. Orientasi waktu

Pasien diminta untuk menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun. Atau

bisa juga menanyakan siang/malam. Pengalaman klinis menunjukkan

bahwa pasien disorientasi sering memberikan jawaban yang tidak

konsisten dengan bukti. 2

b. Orientasi tempat

Kita dapat memberikan pertanyaan dengan mengidentifikasi nama kota,

provinsi dan Negara dimana pasien berada. Selain itu dapat diberikan

pertanyaan dimana sekarang di berada (misalnya rumah sakit). 2

c. Orientasi orang

Orientasi secara pribadi membutuhkan berbagai kemampuan, termasuk

kemampuan untuk mengenali wajah dan memori. Pemeriksaan dilakukan

dengan menilai kemampuan pasien untuk mengidentifikasi dirinya, tapi

yang lebih penting adalah identifikasi orang lain. Misalnya siapa nama

anda? Apa pekerjaan anda? apakah ia mengenal orang lain disekitarnya,

serta pemeriksa sebagai dokter. 2

Page 12: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

2.4 Pemusatan Perhatian (Atensi) dan Konsentrasi

Perhatian adalah kapasitas seorang individu untuk memfokuskan pikiran

pada beberapa aspek lingkungan atau isi pikiran sendiri.3 Konsentrasi

merupakan kemampuan untuk mempertahankan fokus tersebut. Atensi yang

terpusat merupakan hal esensial dalam belajar. Hal ini memberikan

kemampuan untuk memproses item penting yang dipilih, dan mengabaikan

yang lain.

Pemeriksaan

Atensi pasien dapat dinilai melalui beberapa tes, yaitu :

Tes pengurangan

Sebuah tes umum adalah meminta pasien untuk mengurangi 100-7

kemudian kurang 7 lagi dan begitu seterusnya. Tidak ada standar yang

diterima untuk jumlah kesalahan dan jumlah waktu diperbolehkan.

Tes membalikkan

Pasien dapat diminta mengeja huruf dari belakang kata misalnya

“dunia”. Bisa juga dengan meneyebutkan bulan dari belakang dalam

setahun. Bila sulit dapat diganti dengan nama hari dalam seminggu.7

2.5 Pemeriksaan Status Mini Mental (MMSE)

Tes mini mental digunakan untuk menilai fungsi kognisi, selain itu untuk

follow up perjalanan penyakit dan memonitor respon pengobatan. Tes ini

mudah dilakukan dan membutuhkan waktu yang sangat singkat, kira-kira 10

menit. Tes ini meliputi pemeriksaan orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi,

mengenal kembali (recall) dan bahasa. Bila didapatkan nilai kurang dari 23

atau kurang diduga terdapat gangguan kognitif dan demensia. 1

Tabel pemeriksaan status mini mental (MMSE)

No.

Tes Nilai Maks

ORIENTASI1 Sebutkan: Sekarang tahun berapa 1

Page 13: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Musim apa Bulan Tanggal Hari apa ?

1111

2 Sebutkan dimana kita sekarang: Negara Propinsi Kota Rumah sakit Lantai/kamar

11111

REGISTRASI3 Sebutkan 3 nama benda dengan antara 1 detik waktu menyebut

nama benda tersebut (apel, meja, koin). Setelah selesai suruh penderita menyebutnya. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan.

3

ATENSI DAN KALKULASI4 Hitungan kurang 7. Misalnya 100-7, hasilnya dikurangi lagi 7,

demikian seterusnya sampai 5 jawaban. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Atau dapat diganti dengan tes mengeja terbalik kata “WAHYU”

5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)5 Pasien diminta menyebut kembali 3 nama benda tadi. Nilai 1

untuk tiap jawaban yang betul3

BAHASA6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan

(pensil, buku)2

7 Pasien disuruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 18 Pasien disuruh melakukan perintah: “ambil kertas ini dengan

tangan Anda,lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”3

9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkanlah mata Anda”

1

10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 111 Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini

"Gambar segilima"1

Skor Nilai 24-30         = normal                      Nilai 17-23         = gangguan kognitif probable                      Nilai 0-16           = gangguan kognitif definit

Page 14: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

2.6 Tes Montreal Cognitive Assasment (MoCA)

Montreal Cognitive Assasment (MoCA) adalah alat skrining kognitif baru

yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan MMSE. Kelebihan tes MoCA

adalah prosedur yang cepat dan mudah, penilaian domain kognitif yang luas dan

lebih sensitif terhadap defisit kognitif ringan dan disfungsi eksekutif pada

penyakit Parkinson dan Alzheimer. 8,9

MoCa terdiri dari 30 poin yang akan di ujikan dengan menilai beberapa

domain kog-nitif, yaitu :

a. Fungsi eksekutif: dinilai dengan trail-ma-king B (1 poin), phonemic

fluency tast (1 poin), dan two item verbal abtraction (1 poin).

b. Visuospasial: dinilai dengan clock drawing tast (3 poin) dan

menggambarkan kubus 3 dimensi (1 poin)

c. Bahasa: menyebutkan 3 nama binatang (singa, unta, badak ; 3 poin),

mengulang 2 kalimat (2 poin), kelancaran berbahasa (1 poin)

d. Delayed recall: menyebutkan 5 kata (5 poin), menyebutkan kembali

setelah 5 menit (5 poin)

e. Atensi: menilai kewaspadaan (1 poin), mengurangi berurutan (3 poin),

digit fordward and backward (masing-masing 1 poin)

f. Abstaksi: menilai kesamaan suatu benda (2 poin)

g. Orientasi: menilai menyebutkan tanggal, bulan, tahun, hari, tempat dan

kota (ma-sing-masing 1 poin).

Pada tes MoCA nilai total akhir 26 atau lebih dianggap normal. 8,9

Page 15: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

Gambar 3. Tes MoCA 9

2.7 Tes TADIR

Salah satu alat diagnostik untuk melakukan pengukuran dalam bidang

neuropsikologi yaitu TADIR (Tes afasia, diagnosa, inforrnasi, dan rehabilitasi).

Melalui TADIR dapat dilihat sindrom afasia yang diderita oleh pasien. Pembagian

Page 16: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

sindrom-sindrom afasia dalam TADIR menggunakan klasifikasi Boston yang

dibuat oleh Goodglass dan Kaplan. Atas dasar aspek-aspek penamaan, kelancaran,

peniruan dan pernahaman auditif, maka Goodglass 3: Kaplan menyusun

klasifikasi sindrom-sindrom afasia. Setiap sindrom afasia dihubungkan dengan

suatu tempa kerusakan tertentu di otak. Salah satu tujuan pemeriksaan ini adalah

menenlukan letak kerusakan. 10

Page 17: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

BAB IIIKESIMPULAN

Dengan fungsi luhur memungkinkan seseorang untuk memberikan respon

atau tanggapan atas segala rangsang/stimulus baik dari luar maupun dari dalam

tubuhnya sendiri sehingga dia mampu mengadakan hubungan intra maupun

interpersonal.

Membahasa anatomi fungsi kortikal luhur, terdapat 3 sistem yang penting

yaitu sistem kesadaran, sistem limbic, dan korteks.

Yang dimaksud fungsi luhur adalah fungsi bahasa, fungsi memori, fungsi

orientasi dan fungsi konsentrasi. Pemeriksaan fungsi luhur dipergunakan untuk

menetapkan adanya kerusakan di otak, baik tentang lokalisasi maupun luas

lesinya. Selain itu pemeriksaan fungsi luhur dapat dipakai untuk menetapkan

diagnosis dan rehabilitasi dengan penyakit otak.

Page 18: PEMERIKSAAN FUGSI LUHUR

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidharta P, Mardjono M. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta.

2010. Hal.200-207

2. Pridmore S. Download of Psychiatry, Chapter 26. 2013. http://eprints.utas.edu.au/287/

3. Higher Cortical Functions. Diakses pada april 2015

(http://www.neuroanatomy.wisc.edu/coursebook/woodard.pdf)

4. Kandel, Schurantz, Jessel. Principle of neural science 3 ed. 2005. Page

840-850

5. SM Lumbantobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. FK UI: Jakarta. 2014. 152-184

6. Hasanin H. CNS- Speech & Higher Cortical Functions. 2013. Page 1-6.

7. Ikhwan M. Kompetensi Pembentukan Kalimat Penderita Afasia Tidak

Lancar Yang Disebabkan Oleh Strok Iskemik. Konferensi Linguistik

Tahunan Atma Jaya 8. 2010.

8. Panentu D, Irfan M. Uji Validitas Dan Reliabilitas Butir Pemeriksaan

Dengan Montreal Cognitive Assesment Versi Indonesia (Moca-Ina) Pada

Insan Pasca Stroke Fase Recovery. Jurnal Fisioterapi Universitas Esa

Unggul. 2013. Volume 13. Hal 55-67.

9. Deirdre M, Carolan D. Mental Status Assessment in Older Adults:

Montreal Cognitive Assessment: MoCA Version 7.1. New York University

College of Nursing. 2012. Issue 3.2.

10. Oktarina A. TADIR Sebagai Alat Diagnostik Gangguan Bahasa (Afasia)

Pada Pasien Stroke Hemisfer Kiri Yang Kinan (Studi Korelasional Antara

Tes TADIR Dengan CT-Scan /MRI ). Perpustakaan Universitas

Indonesia. 2003