paper thesis from yudo devianto - budi luhur university

21
MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT Yudo Devianto 1) , Dr. Krisna Adiyarta M. 2 1)2) Program Studi Magister Ilmu Komputer Fakultas Pascasarjana Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260 Indonesia [email protected] 1) , [email protected] 2) ABSTRAK Sebagai penyedia layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat dihadapkan pada banyak permasalahan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan masyarakat melalui kinerja pelayanan yang baik dan produk-produk layanan yang berkualitas. Untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut, dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kinerja unit pelayanan masyarakat, atas hal tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi untuk memunculkan hasil penilaian terhadap kinerja unit pelayanan tersebut. Pembuatan sistem informasi tersebut adalah menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE) dan skala ordinal, “1. Tidak Baik, 2. Kurang Baik, 3. Baik, 4. Sangat Baik“. Dalam pelayanan kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh unit pelayanan masyarakat, pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat ini menggunakan pedoman keputusam MENPAN ( Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ) No : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya sebuah model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat untuk dapat memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut. Kata Kunci : layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat, indeks kepuasan masyarakat, keputusan menpan, pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyrakat. 1

Upload: yudo-devianto

Post on 12-Apr-2017

264 views

Category:

Software


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

MODEL SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) DAN

SKALA ORDINAL PADA UNIT PELAYANAN MASYARAKAT

Yudo Devianto1), Dr. Krisna Adiyarta M.2

1)2)Program Studi Magister Ilmu KomputerFakultas Pascasarjana

Universitas Budi LuhurJl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260 Indonesia

[email protected]), [email protected])

ABSTRAKSebagai penyedia layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat dihadapkan pada banyak permasalahan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan masyarakat melalui kinerja pelayanan yang baik dan produk-produk layanan yang berkualitas. Untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut, dibutuhkan unsur sebagai acuan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kinerja unit pelayanan masyarakat, atas hal tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi untuk memunculkan hasil penilaian terhadap kinerja unit pelayanan tersebut. Pembuatan sistem informasi tersebut adalah menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE) dan skala ordinal, “1. Tidak Baik, 2. Kurang Baik, 3. Baik, 4. Sangat Baik“. Dalam pelayanan kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh unit pelayanan masyarakat, pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat ini menggunakan pedoman keputusam MENPAN ( Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ) No : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya sebuah model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat untuk dapat memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.

Kata Kunci : layanan masyarakat, unit pelayanan masyarakat, indeks kepuasan masyarakat, keputusan menpan, pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyrakat.

1

Page 2: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

A. PENDAHULUAN

Latar BelakangKepuasan masyarakat merupakan faktor yang

sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah konsumen dari produk yang dihasilkannya. hal ini didukung oleh pernyataan K. Douglas Hoffman dan Jhon E.G Beteson, yaitu: “without costumers the service firm has no reason to exist”. [1]

Masyarakat sangat merindukan pelayanan publik yang baik, dalam arti proporsional dengan kepentingan, yaitu birokrasi yang berorientasi kepada penciptaan keseimbangan antara kekuasaan (power) yang dimiliki dengan tanggung jawab (accountability) yang harus diberikan kepada masyarakat yakni masyarakat mempunyai harapan untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik, aparat birokrasi memang sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana diamanatkan dalam UU RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Kepmenpan RI No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan aparatur kepada masyarakat.

Masalah Penelitian1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan dapat diidentifikasi adalah :

1. Adanya kesulitan dalam mengetahui/mengukur kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Tidak adanya sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut.

2. Pembatasan MasalahAdapun yang menjadi ruang lingkup masalah

tersebut adalah sebagai berikut:1. Penelitian difokuskan pada pembuatan

model sistem informasi agar dapet memberikan informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat .

2. Penelitian difokuskan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal untuk mengukur kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat.

3. Pada tahap analisis dan perancangan menggunakan metode analisis dan perancangan berorientasi obyek (object

oriented analysis and design) menggunakan unified modelling language (UML) dengan proses implementasi sistem dilakukan pada jaringan lokal unit pelayanan masyarakat.

4. Penelitian ini difokuskan pada pengujian software quality Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal.

5. Aspek software quality yang digunakan meliputi aspek functionality, aspek reliability, aspek efficiency, dan aspek usability. Pemilihan keempat aspek tersebut didasari telah terakomodasikannya pengujian untuk aspek internal aplikasi (functionality, reliability, dan efficiency) serta aspek eksternal aplikasi yang melibatkan pengguna akhir (usability).

3. Rumusan MasalahMasalah utama yang akan dikaji dalam tesis ini

adalah:1. Bagaimana membangun sebuah Model

Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Unit Pelayanan Masyarakat agar dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut ?

2. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal pada aspek functionality ?

3. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal pada aspek reliability ?

4. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal pada aspek usability ?

5. Bagaimana kelayakan Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal pada aspek efficiency ?

B. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Tinjauan Pustaka1. Landasan Teori

Davis dan Olson mengemukakan bahwa sistem merupakan keseluruhan yang kompleks dan teratur, suatu rancangan atau gabungan dari bagian yang membentuk suatu kesatuan menyeluruh.[2] Untuk memberikan gambaran konseptual komunikasi informasi yang berkualitas, perlu memiliki ukuran tentang informasi itu sendiri. Seperti dikemukakan Supriyono bahwa ukuran untuk mengetahui

2

Page 3: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

berkualitas atau tidaknya informasi bersifat: akurat – benar dan sesuai realitas, tepat waktu – tidak terlambat dan baru serta masih segar, relevan – informasi yang bermanfaat bagi pemakainya merupakan koreksi terhadap informasi sebelumnya. [3]

Dalam setiap organisasi, informasi merupakan bahan pokok bagi pembuatan keputusan. Informasi dapat menyokong penuh bagi pembuatan keputusan apabila berlangsung dalam sebuah sistem.

Kebutuhan organisasi dalam sistem informasi berkaitan dengan teknik pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan dengan mudah menemukan kembali saat diperlukan serta penyaluran informasi.

Terintegrasinya sistem informasi menjadi kunci agar peningkatan kualitas pelayanan dapat dicapai secara berkesinambungan. Oleh karena itu, dengan pengembangan sistem infomasi manajemen diharapkan meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah ataupun swasta dari waktu ke waktu.

Menurut Tse dan Wilton dalam disebutkan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah pemakaiannya. [4] Salah satu tolak ukur penilaian kualitas layanan adalah dengan mendengarkan atau mengumpulkan persepsi dari responden mengenai kualitas pelayanan pada unit pelayanan masyarakat yang telah diterimanya. Sedangkan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja unit pelayanan masyarakat mengacu pada Kepmen PAN Nomor : KEP/25/M.PAN/2004.2. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM)Secara umum indeks adalah petunjuk yang

sistematik kepada satuan-satuan yang terkandung di dalam, atau konsep yang diturunkan dari koleksi entitas atau basis data. Disamping itu, dalam pengertian praktis indeks juga dapat didefinisikan sebagai daftar referensi secara alfabetis yang biasanya terdapat pada bagian akhir sebuah buku. Dalam ilmu perpustakaan indeks mempunyai arti yang luas, yang secara umum dapat diartikan sebagai catatan mengenai nilai-nilai dari berbagai atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian informasi.

Sedangkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas kinerja sumber daya manusia pada unit penyelenggara pelayanan masyarakat.3. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah

terdefinisi dengan baik pada tahap proses. Berbeda dengan metode Bayes, MPE akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaannya lebih kontras. [5]

Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut :

m

Total nilai (TNi) = ∑ (RKij) TKKj

j=1

dengan :TNi = Total nilai alternatif ke –iRKij = derajat kepentingan relatif kriteria

ke-j pada pilihan keputusan iTKKj = derajat kepentingan kriteria

keputusan ke-j; TKKj >0;bulatn = jumlah pilihan keputusanm = jumlah kriteria keputusan

4. Skala OrdinalUkuran ini digunakan untuk mengurutkan objek

dari yang terendah hingga teringgi dan sebaliknya. Artinya, peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variabel yang diteliti. Jika kita ingin membeda-bedakan suatu objek berdasarkan sangat disukai, disukai, tidak disukai, dan sangat tidak disukai, maka dibutuhkan skala pengukuran yang lebih tinggi dari skala nominal, yaitu dengan skala ordinal. Skala ini selain membedakan juga menunjukkan tingkatan. Pengukuran dengan skala ordinal memungkinkan segala sesuatu disusun menurut peringkatnya. Sabagai contoh, pada uji organoleptik suatu makanan dan minuman, peneliti akan menanyakan kepada responden sebagai pencicip makanan tersebut untuk mengurutkan tingkat rasa, warna, dan aroma.

Menurut pendapat Anda, bagaimana rasa produk makanan ini?1. Sangat Tidak Suka2. Tidak Suka3. Biasa4. Suka5. Sangat Suka

Skala diatas disebut sebagai skala ordinal karena pada skala ini skor tidak hanya dipergunakan untuk pengklasifikasian semata, akan tetapi telah memiliki makna peringkat (contoh: skor 5 memiliki makna lebih baik dari skor dibawahnya).

Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan mengenai “lebih daripada” atau “kurang daripada” tanpa menyatakan besar jarak antar urutan. Jarak antara urutan 1 dan 2 dapat saja lebih atau kurang daripada jarak antara urutan 2 dan 3. Ukuran ordinal tidak saja mengenai tingkat kesukaan, tetapi dapat dibuat hubungan-hubungan lain, seperti tingkat kepentingan, tingkat persetujuan, tingkat kepuasan, dll. [5]

5. Konsep Dasar Analisis Dan Perancangan Berorientasi ObyekMenurut Allen dan Terry, object oriented

3

Page 4: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

design merupakan metodologi campuran yang mengubah sistem menjadi objek, menggabungkan karakteristik data dalam bentuk atribut dan karakteristik proses dalamb entuk metode.[6]

Object oriented design menggabungkan elemen–elemen teknik perancangan orientasi data dan orientasi fungsi, dan sistem model sebagai kumpulan objek–objek yang bekerja bersama–sama. Rancangan sistem objek, termasuk didalamnya fungsi dan kebutuhan data, kemudian dilanjutkan dengan perancangan piranti lunak.

Kelebihan dari object oriented design antara lain, membangun objek model dengan tepat, penggunaan kembali dan pertukaran objek menjadi lebih mudah6. Unified Modeling Language

Model data yang akan digunakan untuk pembuatan tools adalah model data UML.

Menurut Ponniah united modeling language adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkatlunak.[7]

Unified modeling languange tidak berdasarkan pada bahasa pemrograman tertentu. Standar spesifikasi unified modeling languange dijadikan standar defacto oleh OMG (object management group) pada tahun1997. Unified modeling l anguange yang berorientasikan object mempunyai beberapa notasi standar. Unified modeling languange menggabungkan teknik terbaik dari pemodelan data (entity relationship diagram / ERD), pemodelan bisnis (work flows), pemodelan objek, dan pemodelan komponen. Unified modeling languange bertujuan untuk menjadi standar bahasa pemodelan (modeling) yang dapat membentuk sistem yang sama dan yang terbagi bagi (shared).7. Use Case Diagram

Menurut Terry, use case diagram adalah diagram yang menggambarkan fungsionalitas yang disediakan sistem yang disebut dengan aktor (actor), fungsi (digambarkan sebagai use case), dan ketergantungan antara use case tersebut.[8]

Use case diagram menunjukkan posisi atau konteks dari suatu use case diantara use case lainnya. Use case memperlihatkan diagram dari sudut pandang perilaku sistem. Relasi dalam use case diagram harus antara aktor dengan sistem, namun ada relasi yang diperbolehkan antara aktor dengan aktor yang digambarkan dengan notasi garis lurus dengan ujung segitiga kosong dari aktor khusus menuju aktor umum.

Actor Use Case

Gambar II-1 Actor Dan Use Case.[8]

8. Pengujian Validitas Focus Group DiscussionFGD adalah suatu metode riset yang oleh

Irwanto didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui

diskusi kelompok. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan. [9]

Focus group discussion (FGD) memiliki lima (5) karakteristik yang berkaitan dengan unsur-unsur kelompok diskusi, sebagai berikut:

1. Jumlah peserta focus group discussion sebaiknya empat (4) sampai dengan dua belas (12) orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat (4) orang, dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran berbicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua belas (12) orang akan mengakibatkan diskusi sulit dikendalikan, karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau bosa menunggu giliran bicara.

2. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas menjadi salahsatu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena mempunya persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan permasalahan yang akan dibahas.

3. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus atau rekomendasi untuk mengambil keputusan, melainkan informasi mengenai sikap, persepsi dan perasaan peserta yang berkaitan dengan topik diskusi yang diperlukan penulis.

4. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan gambaran dan pemahaman atas sikap, persepsi dan perasaan peserta. Hasil ini akan diperoleh melalui pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta merespon dengan cara mereka sendiri. Disini peneliti dapat berperan sebagai moderator, pendengar, pengamat dan akhirnya menganalisis secara induktif.

5. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta, spontan, logis dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir dari peserta atas topik yang didiskusikan.

Kelebihan dari focus group discussion (FGD) [10]:

1. Focus group discussion (FGD) merupakan salahsatu prosedur penelitian yang berorientasi sosial dengan menempatkan manusia pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat peserta saling mempengaruhi dan dapat membuat keputusan setelah mendengar peserta lain serta berinteraksi secara dinamis.

2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk menggali pendapat peserta

4

Use Case

Page 5: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

yang lebih mendalam dan luas. Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan dalam wawancara terstruktur.

3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar.

4. Hasil dari focus group discussion (FGD) dapat diperoleh dengan cepat. Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan 3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil focus group discussion (FGD) dan menyiapkan laporan dengan segera (kurang dari satu minggu).

5. Focus group discussin (FGD) memungkinkan peneliti meningkatkan ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan waktu untuk wawancara.

Kelemahan dari focus group discussion (FGD)[10]:

1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara focus group discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan. Karena pada saat berlangsungnya FGD harus membagi konsentrasi kepada seluruh peserta. Para peserta FGD dapat saling mempengaruhi, akibatnya peserta dapat mempengaruhi pembicaraan dan menimbulkan pembicaraan yang kurang relevan dengan topic yang dibahas.

2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis, karena diskusi dikondisikan seperti lingkungan sosial. Seluruh komentar peserta harus dihubungkan dengan topik diskusi saat itu, sehingga perlu hati-hati dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.

3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat membuka dan menutup sesi tanya-jawab, memilih waktu jeda dan perpindahan satu topic ke topic yang lain.

4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya: kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan dalam diskusi.

5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi harus diadakan dalam kondisi yang kondusif, sehingga diskusi menghasilkan point-point kesimpulan yang baik.

9. Pengujian Kualitas Model Sistem InformasiPengujian kualitas Model Sistem Informasi

Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dan Skala Ordinal mengadopsi pada model pengujian ISO 9126, adapun aspek-aspek pengujian yang diadopsi adalah sebagai berikut :[15]

1. Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak untukmenyediakan fungsi

sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

2. Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

3. Usability(Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

4. Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

Gambar II-10 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126

10.Tinjauan Obyek PenelitianObyek utama penelitian adalah unit pelayanan

masyarakat dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah berdasarkan informasi yang didapat dari internet, informasi yang pernah diteliti sebelumnya dan berdasarkan kuisioner yang disebarkan sebagai acuan untuk mengukur kinerja obyek utama dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat tersebut.

Dari hasil kuisioner yang dikumpulkan akan digunakan oleh peneliti untuk mengukur kinerja dari obyek utama.11.Kerangka Konsep

Gambar II-11 Kerangka Konsep

12.HipotesisBerdasarkan kerangka konsep yang telah

dikemukakan maka peryataan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

5

Page 6: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

1. Diduga Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dibuat akan bisa mengatasi permasalahan yang ada, sehingga informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dapat disajikan.

2. Diduga kualitas Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihasilkan jika diukur validitasnya menggunakan metode FGD adalah baik.

3. Diduga kualitas Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihasilkan apabila diukur menggunakan adopsi dari ISO 9126 hasilnya adalah baik.

C. METODOLOGI DAN RANCANGANJenis Penelitian

Penelitian Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial ( MPE ) Dan Skala Ordinal Pada Unit Pelayanan Masyarakat yang kami buat merupakan jenis penelitian terapan (Applied Research). Hasil penelitian dapat langsung diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.[11]

Dalam penelitian ini akan dibuat Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Metode Perbandingan Eksponensial ( MPE ) dan Skala Ordinal.

Hasil penelitian berupa Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat diharapkan dapat dipergunakan untuk mengukur kinerja dari unit pelayanan masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Metode Pemilihan SampelPemilihan sampel menggunakan teknik

Purposive Sampling, yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti = sengaja. Jadi, kalau sederhannya, purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja.

Maksudnya, pengambilan sampel dengan purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan mengambil responden yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel tersebut.[12]

Adapun kriteria pemilihan responden sebagai sampel penelitian ini adalah responden dewasa yang pernah menerima pelayanan dari unit pelayanan masyarakat.

Dari teknik sampling ini diharapkan akan dapat memberikan masukan yang menyeluruh dan menggambarkan kondisi pelayanan dari unit pelayanan masyarakat sehingga akan menggambarkan kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Isikan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci yang dibagikan kepada responden. Peneliti akan memperoleh data atau fakta yang memiliki hubungan dengan permasalahan.

2. Metode observasi. Observasi atau pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Teknik observasi dilakukan dengan observasi berstruktur dengan menyiapkan daftar kebutuhan data dan sumber data

3. Metode studi pustaka. Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan mempelajari, meneliti, dan membaca buku, informasi dari internet, jurnal, skripsi, tesis yang berhubungan dengan tingkat kepuasan masyarakat.

InstrumentasiDalam penelitian ini, instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah:1. Instrumen untuk pengumpulan data dengan

metode kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Isikan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci yang dibagikan kepada responden. Peneliti akan memperoleh data atau fakta yang memiliki hubungan dengan permasalahan.

2. Instrumen untuk pengumpulan data dengan metode observasi. Instrumen observasi ini adalah peneliti yang melakukan pengamatan pada unit pelayanan masyarakat. Daftar kebutuhan data dan sumber data observasi.

3. Instrumen untuk pengumpulan data dengan metode studi pustaka. Instrumen studi pustaka ini adalah peneliti yang mempelajari literatur tentang konsep dasar model sistem informasi Indeks Kepuasan Masyarakat.

Teknik Analisis, Perancangan Dan Pengujian1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan object oriented analysis (OOA) atau analisis berorientasi obyek dengan UML. Proses analisis dilakukan terhadap hasil tahapan pengumpulan data dengan kuesioner dan studi pustaka untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. Pada proses

6

Page 7: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

analisis, teknik analisis yang dilakukan adalah:

1. Analisis data dan informasi yang didapat dari kuesioner dan studi pustaka.

2. Analisis kebutuhan fungsional, non-fungsional, dan pengguna. Pemodelan kebutuhan fungsional untuk menggambarkan fungsi sistem dan pengguna yang terlibat serta fungsi-fungsi apa saja yang bisa didapatkan oleh masing-masing pengguna dimodelkan dengan use case diagram.

3. Analisis perilaku sistem. Pada tahapan ini, dilakukan analisis perilaku sistem yang dikembangkan dan dimodelkan dengan activity diagram dan sequence diagram. activity diagram untuk memodelkan proses use case yang berjalan di dalam sistem, sedangkan sequence diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar object dan kronologinya.

4. Dalam penelitian teknik pengukuran kinerja unit pelayanan masyarakat menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Skala Ordinal.

2. Teknik PerancanganTeknik perancangan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan metode object-oriented design (OOD) atau perancangan berorientasi obyek menggunakan unified modelling language (UML). Pada proses perancangan, teknik perancangan yang dilakukan adalah:

1. Perancangan struktur statis program atau spesifikasi sistem. Dimodelkan dengan class diagram.

2. Perancangan physical architecture untuk memodelkan distribusi aplikasi. Dimodelkan dengan deployment diagram.

3. Perancangan antarmuka pengguna. Meliputi perancangan navigasi, form input, dan form output.

4. Perancangan database. Untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dimodelkan dengan entity relationship diagram.

5. Perancangan infrastructure architecture (hardware, software, dan jaringan).

3. Teknik Pengujiana. Pengujian Validasi

Pengujian validasi bertujuan melakukan penilaian apakah spesifikasi kebutuhan telah diakomodasi dalam sistem/perangkat lunak yang dikembangkan. Selain itu juga menilai apakah aplikasi sistem informasi Indeks Kepuasan Masyarakat berfungsi menyediakan data penilaian kinerja unit pelayanan masyarakat.

Pengujian validasi akan menyediakan jaminan akhir bahwa perangkat lunak memenuhi semua persyaratan informasi, fungsional, perilaku dan persyaratan kinerja sebelum diserahkan ke pengguna. Pengujian validasi dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini.

Teknik pengujian validasi sistem dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan blackbox testing dengan metode Focus Group Discussion. FGD merupakan diskusi kelompok yang pesertanya terbatas dan dipilih menurut kriteria tertentu dan pembahasannya memfokuskan pada topik tertentu.b. Pengujian Kualitas

Pengujian kualitas sistem dilakukan untuk menguji tingkat kualitas perangkat lunak Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihasilkan berdasarkan empat aspek pengujian kualitas perangkat lunak, yaitu functionality, reliability, usability, dan efficiency.

Untuk 4 (empat) aspek pengujian kualitas functionality, reliability, usability, efficiency mengadopsi dari ISO 9126.

Pengujian hanya dilakukan pada penggunaan aplikasi Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat dari sisi client dan tidak masuk dalam lingkup server. Pengujian kualitas perangkat lunak dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga dalam penelitian ini.

Teknik pengujian kualitas yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan black-box testing menggunakan kuesioner. Kriteria pemilihan karakteristik responden sebagai sampel penelitian untuk pengujian kualitas perangkat lunak ini berdasarkan tingkatan pengguna yang akan mengakses aplikasi Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat. Responden tersebut yaitu peneliti sendiri dan beberapa rekan peneliti.

Langkah-langkah PenelitianDalam penelitian ini keseluruhan proses yang

dilalui harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan meliputi: masalah penelitian, tinjauan studi, metodelogi, perancangan sistem, pembuatan model, dan pengujian sistem. Langkah-langkah pada tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

7

Page 8: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

Gambar III-1 Langkah-Langkah Penelitian

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIANAnalisis Sistem

Pada proses analisis sistem harus mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Analisis sistem akan menjawab pertanyaan apa yang akan dikerjakan oleh sistem, siapa yang akan menggunakan sistem, dan dimana serta kapan sistem tersebut akan digunakan. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan pendekatan analisis berorientasi objek untuk sistem yang dirancang, dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsionalitas sistem yang berjalan. Selanjutnya dari hasil analisis akan divisualisasi dan didokumentasikan dengan Unified Modeling Language (UML) melalui Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram dengan pertimbangan diagram tersebut dianggap mewakili secara keseluruhan sistem yang berjalan yang dapat dimengerti oleh pengguna.

Perancangan SistemPerancangan sistem menentukan bagaimana

sistem akan memenuhi tujuan tersebut, dalam hal ini: perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan; antarmuka pengguna, formulir dan laporan, serta program-program khusus, database, dan file yang akan dibutuhkan. Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem dimana pada perancangan sistem digambarkan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak lepas dari hasil analisis.1. Deployment Diagram

Deployment diagram merupakan suatu diagram yang dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana berbagai elemen fisik menyusun dan menjalankan sistem di dalam suatu jaringan yang dibentuk. Arsitektur jaringan yang dibentuk

merupakan kumpulan dari node-node yang berupa hardware dan software yang mengkonfigurasikan komponen-komponen software runtime dengan processor dan peralatan lainnya. Deployment menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau pc), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. Dalam sistem informasi ini terdapat komponen-komponen yang mendukung jalannya Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat adalah:

1. Microsoft Access, aplikasi yang digunakan untuk membuat Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat

2. MySql database yang digunakan untuk menyimpan data-data

3. Client Workstation sebagai device yang berupa PC yang digunakan untuk mengakses Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat tersebut.

4. Printer yang digunakan untuk mencetak laporan

Gambar IV-14 Deployment Diagram Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat

2. Perancangan Infrastruktur ArsitekturTahapan ini akan menjelaskan bentuk atau

rancangan sistem informasi yang akan dikembangkan. Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang berfungsi mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data sehingga dapat menyajikan informasi yang berkaitan dengan penilaian kinerja pada unit pelayanan masyarakat tersebut. Perancangan infrastruktur sistem untuk Model Sistem Informasi

8

Page 9: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

Indeks Kepuasan Masyarakat ini adalah sebagai berikut:

Gambar IV-15 Perancangan Infrastruktur

Infrastruktur hardware menggunakan koneksi jaringan lokal (LAN), dimana user dalam mengakses aplikasi harus terhubung dengan jaringan lokal terlebih dahulu.

Konstruksi AntarmukaBagian ini akan menjelaskan implementasi atau

kontruksi tampilan dari Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat. Untuk menjelaskan hasil konstruksi tersebut akan diberikan model dari masing-masing tampilan, baik itu tampilan input, output, navigasi maupun halaman pada aplikasi yang dibangun.

Gambar IV-17 Tampilan Menu Login

Gambar IV-18 Tampilan Menu Utama Pengguna Admin

Gambar IV-25 Tampilan Laporan Mutu Pelayanan

Pengujian ValidasiTahap pengujian yang pertama adalah pengujian

validasi, proses pengujian ini dilakukan untuk memastikan perangkat lunak yang telah dibuat apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang diharapkan. Hal ini juga menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu Diduga Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dibuat akan bisa mengatasi permasalahan yang ada, sehingga informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dapat disajikan.

Tabel IV-4 Karakteristik Responden

Hasil Pengujian FGDBerdasarkan Focus Group Discussion,

selanjutnya dapat direkapitulasi hasil pengujian berdasarkan jenis pengguna dari responden dalam FGD.

Tabel IV-5 Hasil Pengujian Validasi Admin

Hasil Pengujian validasi jenis pengguna administrator adalah sebagai berikut :

R = Jumlah responden = 2 orangP = Jumlah pertanyaan = 8 butirN = Total jawaban setuju = 16 butir x = Total jawaban tidak setuju = 0 butir

%= ( N−x )R

× 100P

%=(16−0 )

2× 100

8

%=162

× 1008

%=8 × 12,5% = 100% (kategori Sangat Baik)

Tabel IV-6 Hasil Pengujian Validasi User

9

Page 10: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

R = Jumlah responden = 2 orangP = Jumlah pertanyaan = 3 butirN = Total jawaban setuju = 6 butir x = Total jawaban tidak setuju = 0 butir

%=( N−x )

R× 100

P

%=(6−0 )

2× 100

3

%=62

× 1003

%=3×33,3% = 100% (kategori Sangat Baik)

Pengujian KualitasPengujian kualitas untuk mengetahui tingkat

kualitas perangkat lunak Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat dilakukan dengan mengadopsi model ISO 9126 yang terdiri dari 4 (empat) aspek pengujian kualitas yaitu functionality, reliability, usability, dan efficiency.

Karakteristik RespondenResponden dalam penelitian ini adalah 2 (dua)

bertindak sebagai admin, dan 2 (dua)bertindak sebagai user hingga total sebanyak 4 responden. Karakteristik responden dikategorikan berdasarkan Jabatan, Jenis Kelamin, Masa Kerja dan Pendidikan terakhir. Berikut deskripsi responden selengkapnya :

Tabel IV-7 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan

Tabel IV-8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel IV-9 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel IV-10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Uji Validitas InstrumenUji validitas adalah untuk mengetahui tingkat

kesahihan tiap butir pertanyaan dalam kuesioner. Uji validitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan dalam instrumen, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya pada masing-masing konstruk. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson dengan pengujian dua arah (two tailed test). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.[13]

Pengujian menggunakan uji dua arah dengan taraf signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan 95%). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2. Jika rhitung<rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Dari hasil uji validitas terhadap 4 orang responden dengan menggunakan tabel korelasiPearson Product Moment didapatkan nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel, rtabel

dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji dua arah dan jumlah data (N) = 4, maka didapat rtabel sebesar 0,950 (Berdasarkan pada tabel r).[13]

Berikut adalah hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson terhadap 4 orang responden :Tabel IV-11 Hasil Uji Validitas Aspek

Functionality

10

Page 11: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

Tabel IV-12 Hasil Uji Validitas Aspek Reliability

Tabel IV-13 Hasil Uji Validitas Aspek Usability

Tabel IV-14 Hasil Uji Validitas Aspek Efficiency

Dari hasil uji validitas seperti yang disajikan pada empat tabel menunjukkan bahwa semua nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,950). Artinya tiap pernyataan berkorelasi dengan skor totalnya dan didapat nilai korelasi untuk item-item lainnya nilainya lebih dari 0,950 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total dan dapat disimpulkan bahwa semua butir instrumen tersebut valid.

Uji Reliabilitas InstrumenUji reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi konstruk / variabel penelitian. Reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Suatu variabel dikatakan reliable (handal) jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil. Tingkat reliabilitassuatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Alpha Cronbach (α). Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan handal (reliable) apabila memiliki Alpha Cronbach lebih dari 0,60.[14] Berikut adalah hasil uji

reliabilitas dengan menggunakan uji statistikAlpha Cronbach dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 :

Tabel IV-15 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Seperti yang terlihat pada tabel di atas semua pernyataan pada kuesioner dinilai reliabel jika nilai Nilai Alpha Cronbach pada setiap variabel > 0,60. Hasil uji reliabilitas untuk empat variabel memperoleh nilai koefisien reliabilitas yang lebih besar dari 0,60. Sesuai dengan pendapat Sekaran[14]

bahwa pernyataan dinyatakan reliabel (handal) jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel (dapat diandalkan). Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian untuk semua variabel yang berbentuk kuesioner sudah Valid dan Reliabel.

Pengujian ISO 9126Hasil pengujian kualitas ini terdiri dari dua

bagian, yaitu: tingkat kualitas masing-masing aspek berdasarkan empat karakterik ISO 9126, dan tingkat kualitas secara keseluruhan dari empat karakteristik ISO 9126. Dari 4 responden yang mengisi kuesioner untuk pengujian kualitas perangkat Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat, semua memberikan jawaban kuesioner dengan valid. Tanggapan responden terhadap tingkat kualitas software menurut ISO 9126.Tabel IV-16 Tanggapan Responden Berdasarkan

Aspek Functionality

Tabel IV-17 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Reliability

11

Page 12: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

Tabel IV-18 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability

Tabel IV-19 Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Efficiency

Tabel IV-20 Hasil Pengujian Kualitas

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas perangkat lunak Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat secara keseluruhan dalam kriteria kualitas tertinggi adalah berdasarkan aspek Functionality, Reliability, Usability dan Efficiency dengan persentase sebesar 100%. Jadi hasil akhir dari pengujian ini adalah sebesar 100% berada dalam kriteria Sangat Baik.

Implikasi Penelitian1. Aspek Sistem

Berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas sebelumnya, penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan bahwa belum ada suatu sistem informasi untuk mengukur kinerja dari unit pelayanan masyarakat tersebut, dan hal tersebut berkaitan dengan tidak adanya lingkungan sistem yang mendukung pada obyek penelitian. Jaringan komputer yang berada di dalam lingkungan unit pelayanan masyarakat sudah baik, dan harus ada pengadaan lisensi Microsoft Access 2013 sebagai pendukung aplikasi.2. Aspek Manajerial

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak unit pelayanan masyarakat. Berkaitan dengan permasalahan yang dibahas sebelumnya, serta latar belakang penelitian ini, hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat diimplementasikan sebagai alat bantu untuk mengukur kualitas kinerja, sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi melalui implementasi sistem ini. Hasil penelitian ini dapat dijadikan basis atau cetak biru untuk pengembangan sistem yang lebih baik lagi di masa mendatang, dan hal tersebut membutuhkan kerja tim yang tak kunjung berhenti. Keberadaan tim dianggap perlu untuk menjaga sistem serta mengembangkan sistem sesuai dengan perubahan-perubahan kebijakan unit pelayanan masyarakat tersebut, kebijakan tuntutan pengguna layanan serta perubahan-perubahan teknologi di masa depan. Demikian pula dibutuhkan sosialisasi-sosialisasi untuk para stakeholders agar memudahkan penggunaan sistem dalam proses pengukuran kualitas kinerja unit pelayanan masyarakat tersebut.3. Aspek Penelitian Lanjut

Dengan adanya penelitian ini maka para pihak akademis bisa menggunakan hasil penelitian sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis dan bisa lebih mengembangkan lagi penelitian yang akan digunakan.

Secara khusus, hasil penelitian ini dalam membuat Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat menggunakan bahasa pemograman yang sederhana, diharapkan dimasa akan datang dapat dikembangkan dengan bahasa pemograman yang lebih baik.

Rencana Implementasi SistemRencana implementasi sistem merupakan tahap

awal dari penerapan sistem dan tujuan dari kegiatan implementasinya adalah agar sistem yang baru dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Dapat dijelaskan bahwa implementasi sistem merupakan tahap akhir dalam siklus pengembangan sistem menggunakan metode prototipe.

Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang telah direncanakan dalam kegiatan implementasi antara lain. Langkah-langkah kegiatan implementasi sistem adalah sebagai berikut :1. Pemilihan Operator. Salah satu faktor yang

mempunyai perenan penting dalam penerapan sistem baru, yaitu operator. Dimana tanpa adanya operator dan Programmer, sistem baru yang telah dirancang tidak dapat diimplementasikan.

2. Konstruksi Sistem yaitu Persiapan tempat, hardware dan software.a. Tempat dimana aplikasi di tanamkan (di

server mana).b. Hardware yang di siapkan berupa pc,

keyboard, mouse, monitor dan printer.c. Software yang di persiapkan adalah :

Microsoft Access 2013, AppServ, MySQL Connector.

3. Instalasi Sistem, yaitu instalasi software. Setelah software-nya tersedia maka selanjutnya adalah

12

Page 13: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

proses penginstalan software. Kegiatan instalasi software diawali dengan persiapan tempat dan instalasi perangkat lunak dilakukan lokasi unit pelayanan masyarakat tersebut.

4. Pembuatan program dan User guide. Kegiatan pembuatan program yaitu kegiatan menterjemahkan hasil rancangan ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Kemudian membuat petunjuk pengoperasian berupa video tutorial, agar program yang dibuat dapat dimengerti oleh User dan penggunaannya sesuai dengan yang telah ditentukan dan mudah untuk digunakan.

5. Pelatihan Pengguna. Pengguna yang telah dipilih akan mengikuti pelatihan agar memahami sistem yang baru tersebut dan dapat menjalankannya dengan baik dan tepat. Pelatihan personil dilakukan untuk mengoperasikan sistem, termasuk kegiatan mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem.

6. Uji Coba Sistem. Pengujian sistem harus dilakukan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.

7. Evaluasi Sistem dan perbaikan. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari sistem yang dibuat apakah sistem berjalan dengan baik atau tidak.

E. PENUTUPKesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka dalam penelitian Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Unit Pelayanan Masyarakat ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan

maka dapat di ambil kesimpulan bahwa hipotesis peneliti telah terbukti yaitu : a. Diduga Model Sistem Informasi Indeks

Kepuasan Masyarakat yang dibuat akan bisa mengatasi permasalahan yang ada, sehingga informasi kualitas kinerja dari unit pelayanan masyarakat dapat disajikan.

b. Diduga kualitas Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihasilkan jika diukur validitasnya menggunakan metode FGD adalah baik.

c. Diduga kualitas Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihasilkan apabila diukur menggunakan adopsi dari ISO 9126 hasilnya adalah baik.

2. Hasil dari penelitian ini adalah Model Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat yang dapat di terapkan langsung sebagai solusi pemecahan masalah yang terjadi pada unit pelayanan masyarakat.

3. Metode yang digunakan untuk uji validasi dan uji kualitas menggunakan teknik Forum Group Discussion (FGD), dan ISO 9126 dapat diterima dengan baik serta disetujui oleh responden yang terlibat dalam pengujian dan diterima sepenuhnya dengan baik oleh unit pelayanan masyarakat.

SaranBerdasarkan hasil penelitian, implikasi dan

kesimpulan, selanjutnya peneliti dapat memberikan beberapa saran yang relevan dengan hasil penelitian. Saran ini berupa masukan-masukan yang ditujukan ke obyek penelitian dan untuk penelitian selanjutnya.1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan metode

yang berbeda dalam mengukur kinerja, dan model sistem informasi dapat dikembangkan lebih baik lagi.

2. Pada penelitian selanjutnya mengukur kinerja bukanhanya untuk unit pelayanan masyarkat saja, tetapi untuk unit lainnya.

3. Unit pelayanan masyarakat dapat memberikan masukan dan saran perbaikan atas penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA[1] K. Douglas Hoffman, John E. G. Bateson,

Essentials of Services Marketing: Concepts, Strategies and Cases, South-Western, 2001

[2] Davis, G. B. & Olson, M. H, Management Information Systems: Conceptual, Foundation, Structure and Development. New York: Mc Graw Hill, 2009

[3] Supriyono, Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Penjualan dan Kualitas Jasa Logistik Terhadap Loyalitas Pelanggan. Semarang: Universitas Diponegoro, 2008

[4] Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, Cetkan ketiga, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002

[5] Prof. Dr. Marimin, M.Sc, Nurul Maghfiroh, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok, IPB Press, Bogor, 2011

[6] Allen, JP. Applying Object Oriented Programming, A Practical Guide. Massachusettes: Addison Wesley Inc, 2005

[7] Ponniah, S. Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek. Bandung: Muara Indah, 2007

[8] Terry, C. Systems Analysis and Design with UML. John Wiley & Sons, Inc, 2005

[9] Irwanto, J. Focused, Group Discussion (FGD) : Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006

[10] Krueger, Richard A, Focus Group A Practical Guide for Applied Research, California: Sage PublicationInc, Newbury Park, 1998

[11] Moedjiono. Pedoman Penelitian, Penyusunan dan Penilaian Tesis (V.5),

13

Page 14: Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University

http://pascasarjana.budiluhur.ac.id/2012/10/pedoman-tesis-pps-ubl-v5-010112/, Jakarta: Universitas Budi Luhur, 2012

[12] Nasution. Metode Research. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

[13] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012

[14] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2006

[15] R. E. Al-Qutaish, Quality Models in Software Engineering Literature: An Analytical and Comparative Study. Journal of American Science, 2010

14