tgs lingkungan uas

10
SASARAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Hukum lingkungan memiliki sifat fungsional (tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan), oleh karena itu kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup tersebar di berbagai peraturan perundangan- undangan. Berikut ini akan dijelaskan tentang arah/sasaran kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang No.10 Tahun 2004 tentang hierarkhi peraturan perundang- undangan yakni : 1. Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Ketentuan mengenai kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 33 yang berbunyi : (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Dari pasal diatas dalam kaitannya dengan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditentukan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak (seperti misalnya air dan listrik) pengelolaan dan penguasaannya dipegang oleh negara. Hal ini sangat penting karena apabila cabang-cabang produksi yang vital dikuasai oleh orang-perorang, maka orang-perorang tersebut akan 1

Upload: aswinemo

Post on 13-Jun-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TGS LINGKUNGAN UAS

SASARAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Hukum lingkungan memiliki sifat fungsional (tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan), oleh karena itu kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup tersebar di berbagai peraturan perundangan-undangan.

Berikut ini akan dijelaskan tentang arah/sasaran kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang No.10 Tahun 2004 tentang hierarkhi peraturan perundang-undangan yakni :1. Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Ketentuan mengenai kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 33 yang berbunyi :

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Dari pasal diatas dalam kaitannya dengan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditentukan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak (seperti misalnya air dan listrik) pengelolaan dan penguasaannya dipegang oleh negara. Hal ini sangat penting karena apabila cabang-cabang produksi yang vital dikuasai oleh orang-perorang, maka orang-perorang tersebut akan berkuasa dan banyak rakyat yang akan ditindasnya. Cabang-cabang produksi penting yang terdapat di bumi, air termasuk pula kekayaan alam yang terkandung didalamnya haruslah dikuasai oleh negara, karena seluruh rakyat menggantungkan hidupnya pada cabang-cabang produksi tersebut. Setiap kebijakan yang diambil untuk memanfaatkan kekayaan alam haruslah berwawasan lingkungan. Individu/swasta hanya boleh mengelola sumber daya alam yang sifatnya tidak vital (tidak memungkinkan bagi swasta untuk melakukan monopoli terhadap sumber daya alam). Pengelolaan lingkungan hidup dalam UUD Negara Republik Indonesia diarahkan pada kepentingan bersama (umum) guna menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Dalam Undang-undang yakni Undang-undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam undang-undang ini diatur mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang berkesinambungan. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup (Pasal 6). Kelangsungan dan kelestarian lingkungan

1

Page 2: TGS LINGKUNGAN UAS

hidup haruslah diperhatikan, karena itu setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Pasal 15 ayat (1)).

Pengelolaan lingkungan hidup dalam undang-undang ini sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.

Dalam undang-undang ini peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup ditegaskan secara jelas yang dapat dilihat dalam Bab III Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7. Dalam pasal-pasal ini secara garis besarnya menentukan bahwa masyarakat memiliki hak, kesempatan dan kewajiban yang sama atas lingkungan hidup dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan guna mencegah dan menanggulangi pencemaran serta perusakan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup dalam Undang-undang ini diarahkan pada pengelolaan lingkungan hidup yang berkesinambungan., guna menjaga kelestarian lingkungan alam. Dalam Pasal 3 secara jelas disebutkan bahwa “Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggungjawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Sedangkan yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan hidup dalam undang-undang ini adalah seperti yang terdapat dalam Pasal 4 yakni:a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia

dan lingkungan hidup;b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang

memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak

usaha dan/atau kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;

Sehingga dalam Undang-undang ini secara jelas disebutkan apa yang menjadi asas, tujuan dan sasaran dari pengelolaan lingkungan hidup.

3. Peraturan Pemerintah yakni Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Pengaturan mengenai lingkungan hidup dalam Peraturan Pemerintah (PP) ini diatur secara tegas. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sangat diperlukan dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup.

2

Page 3: TGS LINGKUNGAN UAS

Setiap usaha dan/atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

Yang dimaksud AMDAL sesuai Pasal 1 angka 1 yaitu : Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Dalam penanganan AMDAL ini Instansi yang bertanggungjawab adalah instansi yang berwenang memberikan keputusan kelayakan lingkungan hidup dengan pengertian bahwa kewenangan di tingkat pusat berada pada Kepalai nstansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dan di tingkat daerah berada pada Gubernur;

Setiap usaha/kegiatan haruslah selalu memperhatikan dampak yang ditimbulkannya pada lingkungan, karena bagaimanapun akan berdampak pada manusia. Dalam Pasal 3 ayat (1) PP ini dijelaskan mengenai jenis dan atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan yakni : a.   pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;b.   eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak

terbaharui;c.   proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d.   proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial danbudaya;

e.   proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapatmempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atauperlindungan cagar budaya;

f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,jenis hewan, dan jasad renik;g.   pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati;h.  penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi lingkungan hidup;i.   kegiatan yang mempunyai risiko tinggi,dan/atau mempengaruhi pertahanan

negara.Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (2) bahwa :

Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang terkait.Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup yang merupakan tujuan

pengelolaan lingkungan hidup menjadi tumpuan terlanjutkannya pembangunan berkelanjutan.  Keterlibatan warga masyarakat itu merupakan pelaksanaan asas keterbukaan. Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat digunakan

3

Page 4: TGS LINGKUNGAN UAS

sebagai masukan bagi penyusunan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, di samping dapat digunakan sebagai masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah.

Pasal 6 PP ini menyebutkan bahwa Analisis mengenai dampak lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) tidak perlu dibuat bagi rencana usaha dan/ atau kegiatan untuk menanggulangi suatu keadaan darurat. Hal ini berarti terkait dengan keadaan darurat, Analisis mengenai dampak lingkungan dapat dikesampingkan.

Oleh karenanya, dengan adanya PP ini ditegaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan haruslah selalu berpedoman pada analisis mengenai dampak lingkungan karena bagaimanapun jika terjadi pencemaran terhadap lingkungan bukan saja lingkungan yang rusak tetapi juga kelangsungan kehidupan manusia akan terancam.

Pengelolaan lingkungan hidup dalam PP ini diarahkan pada pelestarian lingkungan hidup dengan senantiasa berpegangan pada analisis mengenai dampak lingkungan agar dampak terhadap lingkungan hidup yang sifatnya negatif dapat dikendalikan dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin.

4. Peraturan Presiden sesuai dengan Peraturan Presiden No.36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Masalah lingkungan yang diatur dalam Peraturan Presiden ini erat kaitannya dengan prosedur pengadaan tanah. Sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) bahwa Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara :

a. pelepasan atau penyerahan hak atas tanah; ataub. pencabutan hak atas tanah

Dalam Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa “pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah, yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan lebih dahulu”. Dari pasal tersebut terlihat bahwa pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum senantiasa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah yang berarti memperhatikan keberadaan lingkungan hidup sekitarnya.

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dimaksud sesuai dengan ketentuan Pasal 5 yaitu :

a. jalan umum, jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi;

b. waduk, bendungan, irigasi, dan bangunan pengairan lainnya;c. rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat;d. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api dan terminal;e. peribadatan;f. pendidikan atau sekolah;g. pasar umum;

4

Page 5: TGS LINGKUNGAN UAS

h. fasilitas pemakaman umum;i. fasilitas keselamatan umum;j. pos dan telekomunikasi;k. sarana olah raga;l. stasiun penyiaran radio, televisi dan sarana pendukungnya;m. kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara

asing, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan atau lembaga-lembaga internasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa;

n. fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

o. lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan;p. rumah susun sederhana;q. tempat pembuangan sampah;r. cagar alam dan cagar budaya;s. pertamanan;t. panti sosial;u. pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik.

Jenis pembangunan fasilitas umum diatas senantiasa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah, yang sudah barang tentu akan memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya.

Dalam Peraturan Presiden ini utamanya mengatur tentang tanah, dimana tanah sebagai bagian dari lingkungan hidup. Pengelolaan tanah baik dari sisi pengadaan tanahnya haruslah senantiasa memperhatikan kelangsungan lingkungan. Meskipun dalam Peraturan Presiden ini tidak disebutkan secara tegas mengenai pengelolaan lingkungan hidup, tetapi bila kita amati pasal-pasalnya maka akan kita temukan makna bahwa pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum senantiasa memperhatikan aturan hukum yang berlaku dan kelestarian lingkungan disekitarnya.

Pengelolaan lingkungan hidup dalam Peraturan Presiden ini diarahkan pada pembangunan yang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar.

5. Peraturan Daerah yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 10 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar

Pengaturan mengenai pengelolaan lingkungan hidup dalam Perda ini diatur dalam pasal- pasal berikut ini :Pasal 12 mengenai Pengembangan Prasarana dan Sarana lain. Yang berbunyi :

“Penyediaan dan pengaturan prasarana dan sarana irigasi dilakukan dengan memperhatikan sebesar-besarnya upaya konservasi tanah dan air dan pasok air bagi kawasan budidaya pertanian”

Dari pasal diatas ditegaskan bahwa dalam hal penyediaan dan pengaturan prasarana dan sarana irigasi pertanian haruslah memperhatikan upaya konservasi tanah dan air dana pasok air bagi kawasan budidaya pertanian. Jadi pelaku pertanian dalam hal ini dituntut untuk senantiasa memperhatikan keseimbangan lingkungan demi kelangsungan budidaya pertanian itu sendiri. Pasal 16 ayat (2) yang berbunyi :

5

Page 6: TGS LINGKUNGAN UAS

“Untuk menjaga kesinambungan pemakaian air (water balance), penyediaan sumber air baku untuk kebutuhan domestik dan non domestik dilakukan tindakan-tindakan yang efisien dalam memanfaatkan sumber air serta melakukan langkah-langkah perlindungan terhadap sumber air”

Dari bunyi pasal diatas ditentukan bahwa sumber air harus dilindungi kelangsungannya demi kesinambungan pemakaian air. Karena bagaimanapun air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi manusia. Oleh karenanya diperlukan tindakan-tindakan yang efisien dalam memanfaatkan sumber air.Pasal 19 yang berbunyi :

“Pengembangan penanganan persampahan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana persampahan dalam rangka meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan”

Dari pasal ini ditentukan bahwa dalam hal permasalahan sampah diperlukan prasarana dan sarana persampahan guna meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal ini berarti kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi pertimbangan utama dalam masalah sampah. Lingkungan menjadi tolok ukur penanganan persampahanan, dalam setiap pengelolaan sampah haruslah mempertimbangkan lingkungan disekitarnya. Dengan kata lainnya, bagaimana mengelola sampah agar lingkungan tidak terganggu.

Demikian pula dalam ketentuan Pasal 40 tentang Tata Lingkungan dijelaskan mengenai ketentuan pembangunan untuk berbagai kawasan seperti kawasan industri, kawasan perkantoran, pemukiman, dan lain-lain haruslah senantiasa memperhatikan dan berorientasi lingkungan. Bangunan yang dibangun tidak boleh mencemari lingkungan, baik berupa pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran suara, maupun pencemaran estetika/pandangan/visual, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan.

Masalah pengelolaan lingkungan hidup dalam Perda ini diarahkan pada pengembangan wilayah dengan tetap memperhatikan/berorientasi pada kelestarian lingkungan hidup.

6

Page 7: TGS LINGKUNGAN UAS

7