tgs khusus akhir

25
Pada umunya yang dimaksud dengan rangkaian penyearah adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal yang berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu arah dari kutub positif ke negative dan arah dari negatf ke positif, kemudian dijadikan gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian penyearah. Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda, Ada dua metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier). I. Rangkaian penyearah Setengah Gelombang

Upload: dec-addyjozz

Post on 03-Aug-2015

78 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs Khusus Akhir

Pada umunya yang dimaksud dengan rangkaian penyearah adalah

rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai

lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal

yang berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu

arah dari kutub positif ke negative dan arah dari negatf ke positif,

kemudian dijadikan gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan

menggunakan rangkaian penyearah. Untuk menyearahkan gelombang

biasanya digunakan dioda, Ada dua metode untuk yang digunakan yaitu

metode penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan

penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).

I. Rangkaian penyearah Setengah Gelombang

Page 2: Tgs Khusus Akhir

Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang | Half-wave Rectifier

Rangkaian di atas merupakan rangkaian penyearah yang menggunakan

satu buah dioda. Sesuai dengan prinsip dasar dioda, idealnya dioda akan

berfungsi seperti seuatas kawat pada saat diberi bias maju dan berfungsi

bagaikan saklar terbuka pada saat diberi bias mundur. Maksud dari bias

maju adalah apabila pada terminal anodanya (pangkal dari symbol panah)

diberi catu positif kemudian terminal katodanya (ujung symbol panah)

diberi catu negative. Intinya arus listrik bisa mengalir apabila searah

dengan arah panah, sedangkan jika berlawanan dengan arah panah maka

arus tidak bisa mengalir.

Jika kita perhatikan gambar gelombang pada osiloscope di atas,

gelombang masukan adalah gelombang yang berada di bagian bawah,

sedangkan gelombang keluaran adalah yang pada bagian atas. Pada saat

siklus positif tegangan yana jatuh pada terminal output idealnya adalah

sama dengan tegangan supply, atau tegangan supply – 0,7 V (Dioda

silicon) serta tegangan supply – 0,3 V (Dioda germanium). Hal ini terjadi

karena dioda diberi bias maju sehingga arus listrik akan melewati dioda

bagaikan seutas kawat. Sedangkan pada saat siklus negative, tegangan

output hampir sama dengan 0 volt dikarenakan dioda diberi bias mundur

(bias reverse) sehingga dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus atau

saklar yang terbuka. Sesuai dengan hukum pembagi tegangan, maka

tegangan yang jatuh pada terminal yang terbuka atau tahanan yang tak

terhingga adalah sama dengan tegangan supply. Jika semua tegangan

jatuh pada dioda maka tegangan yang jatuh pada terminal output atau

beban 10 Kohm adalah 0 volt.

II. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

Page 3: Tgs Khusus Akhir

Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh | Full-wave Rectifier

Berbeda dengan rangkaian penyearah setengah gelombang, pada rangkaian penyearah

gelombang penuh semua siklus akan dimanfaatkan sebagai gelombang keluaran. Pada

rangkaian penyearah setengah gelombang, siklus negative dari tegangan AC input dipotong

atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Sedangkaan pada penyearah gelombang penuh siklus

negative dari sinyal input tetap diloloskan dengan menggunakan dioda yang lain. Biasanya

untuk rancangan power supply kebanyakan digunakan penyearah gelombang penuh. Untuk

prinsip kerjanya rangkaian ini sama saja dengan rangkaian setengah gelombang, perbedaanya

adalah penambahan 3 buah dioda untuk bisa meloloskan arus listrik dari kedua siklus.

Page 4: Tgs Khusus Akhir

Coba perhatikan dua buah gelombang pada layar osiloscope, gelombang pada bagian atas

adalah tegangan output sedangakan gelombang pada bagian bawah adalah tegangan AC

input. Jika kita lihat, pada saat siklus positif tegangan yang jatuh adalah sama dengan input

dan juga pada saat siklus negative amplitudo tegangan juga sama dengan tegangan input,

hanya saja nilai potensialnya dibalik dari negative menjadi positif. Lihat juga cara kerja

kapasitor, teori dasar dioda dan teori dasar kapasitor …

Prinsip Kerja Rangkaian Sensor Ultrasonik

24 Juni, 2009 10:52 AM

Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul).

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :

Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.

2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.

3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus :

S = 340.t/2

Page 5: Tgs Khusus Akhir

dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.

a. Pemancar Ultrasonik (Transmitter)

Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer transmitter ultrasonik

Rangkaian Pemancar Gelombang Ultrasonik

Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adlah sebagai berikut :

1. Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler.2. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk pengaman

ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor.3. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang merupakan

kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor.4. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda D1

(D1 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor.

5. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan melewati dioda D2 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor.

6. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tengangan menjadi 2,5 V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V).

Page 6: Tgs Khusus Akhir

b. Penerima Ultrasonik (Receiver)

Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan. Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika ‘1’) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah low (logika’0’). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).

Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik

Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pertama – tama sinyal yang diterima akan dikuatkan terlebih dahulu oleh rangkaian transistor penguat Q2.

2. Kemudian sinyal tersebut akan di filter menggunakan High pass filter pada frekuensi > 40kHz oleh rangkaian transistor Q1.

3. Setelah sinyal tersebut dikuatkan dan di filter, kemudian sinyal tersebut akan disearahkan oleh rangkaian dioda D1 dan D2.

4. Kemudian sinyal tersebut melalui rangkaian filter low pass filter pada frekuensi < 40kHz melalui rangkaian filter C4 dan R4.

5. Setelah itu sinyal akan melalui komparator Op-Amp pada U3.6. Jadi ketika ada sinyal ultrasonik yang masuk ke rangkaian, maka pada komparator

akan mengeluarkan logika rendah (0V) yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghitung jaraknya.

Page 7: Tgs Khusus Akhir

gambar rangkaian catu daya 5V | Gambar rangkaian power supply dengan dioda zener

Bagi anda yang senang berkutat dengan rangkaian-rangkaian digital,

maka rangkaian power supply di atas bisa dijadikan pilihan untuk

memenuhi supply bagi rangkaian digital anda. Sebenarnya anda bisa saja

membuat power supply dengan tidak menggunakan dioda zener sebagai

penyetabil tegangan. Tetapi dengan menggunakan dioda zener 5V

setidaknya nilai tegangan yang anda dapatkan benar-benar 5 volt.

Rangkaian power supply di atas hanya mendukung rangkaian-rangkaian

beban yang hanya membutuhkan supply arus yang tidak begitu besar. Hal

ini dikarenakan keterbatasan dispasi daya dari dioda zener dan transistor

yang digunakan.

Dioda zener memilki karakteristik yang hampir sama dengan dioda biasa

pada umumnya. Bila dioda zener diberi bias maju maka akan berfungsi

seperti kawat seperti halnya juga pada dioda biasa. Tetapi jika pada dioda

biasa tidak bisa menahan tegangan pada nilai tertentu pada saat diberi

bias balik maka pada dioda zener hal itu bisa dilakukan. Nilai tegangan

Page 8: Tgs Khusus Akhir

yang bisa distabilkan bervariasi sesuai dengan spesifikasi dari dioda

zener itu sendiri. Pada kesempatan ini saya tidak akan menjelaskan

prinsip kerja dari rangkaian power supply karena anda bisa membacanya

pada postingan saya yang lain yang menjelaskan tentang cara kerja dari

power supply ataupun rangkaian penyearah.

Komponen yang digunakan pada rangkaian power supply dengan

dioda zener tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Trafo Step Down

2. Dioda Bridge (Kumprok) | bisa juga menggunakan 4 buah dioda biasa

3. Kapasitor 1000 uF | Semakin besar nilai semakin bagus

4. Resistor 4,7 Kohm

5. Transistor 3904 | bisa juga transistor yang lain sesuai kebutuhan

6. Dioda Zener 5 Volt

Bila anda ingin mendapatkan tegangan supply yang lebih besar dari 5 volt

maka anda tinggal mengganti dioda zener tersebut sesuai kebutuhan dan

menggunakan tegangan ac keluarran trafo yang sedikit lebih besar.

Misalnya untuk menggunakan dioda zener 9 volt anda bisa menggunakan

tegangan ac 12 volt. Lihat juga prinsip kerja penyearah, rangkaian power

supply sederhana dan power supply dengan trafo CT

Rangkaian Otomatis Lampu Jalan (Transistor Saklar Relay) Terkadang kita harus menggunakan rangkaian saklar transistor untuk mengontrol

sebuah perangkat daya tinggi. Perangkat tersebut mungkin membutuhkan arus yang

lebih besar atau tegangan yang lebih tinggi daripada apa yang dapat ditangani oleh

sebuah transistor daya. Atau mungkin kita harus mensaklarkan arus AC yang

merupakan suatu hal diluar kemampuan transistor. Situasi-situasi semacam ini

mengharuskan kita menggunakan sebuah relay.

Page 9: Tgs Khusus Akhir

Penggunaan transistor saklar relay kita contohkan pada rangkaian otomatis

lampu jalan, seperti pada gambar dibawah ini

Komponen yang diperlukan:

1. Tegangan 12 VDC

2. Variabel resistor (VR1) 10 kΩ

3. LDR (R1) tipe ORP12

4. Resistor (R2) 22 kΩ

5. Transistor NPN (Q1) tipe BC548

6. Relay (RL1) 12 VDC SPDT kontak maksimum 250 VAC 5 A

7. Dioda (D1) IN4002

8. Lampu jalan atau mercury lamp 220 VAC 125 W

Relay berfungsi sebagai saklar yang menyambungkan dan memutuskan aliran listrik

dari sebuah rangkaian daya yang terpisah, menggunakan kontak-kontaknya yang

normal terbuka. Ketika arus mengalir melewati kumparan relay, kontak-kontak relay

yang normal terbuka akan menutup.

Cara Kerja:

Dalam keadaan terang, nilai tahanan LDR sangat rendah. VR1 diatur agar

tegangannya mendekati nol. Q1 tidak akan aktif, relay tidak bekerja, dan

lampu tidak akan menyala.

Dalam keadaan gelap, nilai tahanan LDR sangat tinggi, akibatnya

tegangan pada wiper VR1 mengalami kenaikkan dan Q1 menjadi aktif. Arus

mengalir melewati Q1 dan kumparan relay. Relay bekerja dan lampu akan

menyala.

Keterangan:

Page 10: Tgs Khusus Akhir

D1 berfungsi sebagai sebuah dioda pelindung. Rangkaian otomatis lampu jalan akan

tetap menyala hingga keadaan kembali terang

Page 11: Tgs Khusus Akhir

Prinsip Kerja Optocoupler

Bagi rekan rekan teknisi yang sudah berpengalaman mungkin sudah tidak asing lagi dengan komponen yang satu ini. Optocoupler merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur feedback yang masuk ke STR / Transistor / IC power pada bagian power supply. Optocoupler ini biasanya digunakan pada TV yang belum terlalu lama diproduksi.

Optocoupler ini juga berperan dalam proses start up TV serta juga berfungsi sebagai penyetabil tegangan output power supply switching. Tapi saya yakin kebanyakan teknisi juga banyak yang tidak mengerti bagaimana cara kerja dari optocoupler ini.

Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis.

Optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang.

2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen Photodiode. Photodiode merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum infra mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.

Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-macam. Bila hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan Photodiode). Sehingga sinyal listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.

Prinsip kerja dari optocoupler adalah :

Page 12: Tgs Khusus Akhir

Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut akan off sehingga output dari kolektor akan berlogika high.

Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode tersebut akan on sehingga output-nya akan berlogika low.

Lalu bagaimana proses kerjanya pada rangkaian TV!!!

Sekarang coba kita perhatikan pada salah satu contoh rangkaian power supply di bawah ini,klik pada gambar untuk melihat gambar lebih besar. Anda bisa download rangkaian di halaman download skema. Mungkin akan ada sedikit perbedaan dalam rangkaian yang lain tapi secara garis besar sama saja.

Klik gambar untuk melihat gambar lebih besar.

Bisa kita perhatikan bahwa optocoupler merupakan penghubung / perantara IC STR dan rangkaian MICOM melalui transistor pada jalur power.

Cara kerjanya sederhana, pada saat TV dalam keadaan standby dan kita tekan power pada remote / TV maka pada pin power MICOM akan memberikan sinyal ke transistor lalu ke KA 431 ( semacam diode zener 3 kaki) untuk menyalakan optocoupler dan kemudian optocoupler akan men-drive pin feedback pada STR sehingga STR memulai proses switching dan kemudian TV pun menyala normal. Ini adalah proses pada saat menyalakan TV.

Tidak bisa saya sebutkan disini berapa tepatnya tegangan yang mengalir karena penerapan pada beberapa merk Tv kemungkinan berbeda tapi secara garis besar prinsipnya sama.

Lalu coba kita perhatikan lagi ternyata pin 1 pada optocoupler juga dikoneksikan dengan output transformator switching sehingga pada saat tegangan output switching berubah tegangan yang mengalir ke photodiode pada optocoupler juga akan berubah seiring dengan perubahan output switching yang selanjutnya akan berubah pula cahaya yang diberikan ke receiver di optocoupler dan tegangan yang mengalir ke F/B pada STR akan berubah sebanding dengan perubahan pada tegangan output power supply. Dan untuk selanjutnya F/B

Page 13: Tgs Khusus Akhir

pada STR inilah yang kemudian menstabilkan tegangan output pada kisaran 125V ( tergantung merk dan ukuran TV).

Ini adalah proses pada saat menyetabilkan tegangan output menggunakan optocoupler.

Lalu apa saja kerusakan yang mungkin timbul karena kerusakan komponen ini, berdasarkan pengalaman penulis kerusakan yang mungkin timbul adalah TV matot ( mati total ), TV stand by, gambar menyempit, transformator flyback bunyi. Untuk dua kerusakan terakhir yang saya sebutkan agak jarang.

Maaf apabila ada penjelasan saya yang kurang tepat karena saya juga adalah seorang pemula , bagi yang ingin menyanggah atau berpendapat lain atau berbagi pengalaman saya tunggu komentarnya,,,semoga bermanfaat.

Related Words :

servis tv,skema tv,optocoupler,rangkaian optocoupler,cara kerja optocoupler,optocoupler adalah,prinsip kerja optocoupler,infoservistv,fungsi optocoupler,gambar kerja

Read more: http://www.infoservicetv.com/prinsip-kerja-optocoupler.html#ixzz1gLHlJOFV

Rangkaian Alarm Kebakaran dengan Sensor Suhu

Kebakaran dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya lupa mematikan alat yang bisa menimbulkan seperti setrika, rangkaian alarm kebakaran dengan sensor suhu ini mungkin bisa menjadi salah satu pilihan dalam usaha untuk mengamankan rumah kita dari bahaya kebakaran.

Sebenarnya ada juga rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan LDR, namun saya pikir kurang efektif karena pada dasarnya itu adalah sensor cahaya, yaitu dengan adanya asap maka intensitas cahaya yang jatuh ke LDR akan berkurang dan mentrigger rangkaian. Namun seperti seperti yang saya katakan sepertinya kurang efektif.

Klik gambar untuk melihat gambar lebih besar.

Page 14: Tgs Khusus Akhir

Rangkaian alarm kebakaran ini memanfaatkan IC LM35 sebagai sensor suhunya. Dimana bila settingan suhu pada suatu ruangan sudah tercapai maka akan bisa mentrigger rangkaian untuk membunyikan alarm. Satu yang saya sukai dari sensor LM35 ini adalah kepekaannya terhadap suhu sehinggga cocok digunakan untuk sensor suhu, selain itu juga mudah didapat.

Output pada LM35 diumpankan ke IC LM339 pin negatif yang merupakan IC komparator dengan settingan positif input melalui VR1 dengan nilai 10K. VR inilah yang nantinya merupakan settingan kepekaan sensor suhu yang digunakan. Sedangkan LM 339 ini merupakan IC yang memiliki 4 komparator di dalamnya.

Output pada IC komparator LM339 diumpankan ke transistor T1 yaitu BC547, cara kerjanya ketika output low / rendah, T1 dalam keadaan cut off sehingga berfungsi seperti saklar terbuka, sehingga T2 akan bekerja seperti saklar tertutup dan mengakibatkan pin 4 (reset) pada IC 555 menjadi rendah. Dan karena input reset 555 rendah maka alarm tidak bekerja…. dan seterusnya bila terjadi trigger pada IC LM35 yang disebabkan temperatur suhu yang disetting sudah tercapai.

Berikut ini merupakan sedikit keunggulan dari IC sensor suhu LM35 :

Memiliki sensitivitas temperatur, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC

Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

Page 15: Tgs Khusus Akhir

Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Sedangkan untuk pemasangan alarm kebakaran ini bisa ditempatkan di sekitar bahan yang mudah terbakar atau tempat tempat yang berpotensi terjadinya kebakaran, dan sepertinya jika kita menggunakan beberapa sensor untuk satu rangkaian ( diparalel ) akan bekerja dengan baik karena impedansi IC LM ini memang rendah, mungkin :p

Read more: http://www.infoservicetv.com/rangkaian-alarm-kebakaran-dengan-sensor-suhu.html#ixzz1gLI5PIumC

Rangkaian inverter DC to AC 12V 500Watt

Seperti biasanya, sebuah rangkaian inverter dc to ac memerlukan sebuah IC osilator sebagai pembangkit sinyal persegi yang nantinya akan menghasilkan power AC. Seperti pada rangkaian sebelumnya di skema inverter 40 watt.

Hanya saja perbedaannya kali ini adalah kapasitas power yang lebih besar yaitu 500 watt dengan sumber tegangan tetap 12VDC.

Biasanya rangkaian inverter dc to ac menggunakan ic osilator sebagai komponen utama yang berfungsi sebagai multivibratornya seperti IC 4047 yang digunakan pada di rangkaian inverter 100 watt.

Dengan menggunakan Rangkaian inverter DC to AC ini kita bisa menkonversikan tegangan DC dari baterai aki mobil . aki kering ke tegangan AC 220, sebagai komponen utama digukana IC 4047 yang bisa meng-generate square wave / gelombang persegi untuk selanjutnya diperkuat oleh penguat awal C1061 dan 2N3055 dan penguat akhir 2x2N3055 pada kedua sisinya. Sinyal yang sudah diperkuat ini kemudian diteruskan ke sebuah transformator dengan tegangan 12V CT.

Page 16: Tgs Khusus Akhir

Klik gambar untuk melihat gambar lebih besar.

Bagaimana untuk menghitung transformator / kalkulasi trafo yang digunakan dan baterai pada Rangkaian inverter DC to AC ini :

Rumus dasar yang digunakan adalah P=VxI yang berarti daya yang dihasilkan adalah hasil dari tegangan sumber dikalikan dengan arus yang diberikan di input (aki).

Sebagai contoh adalah jika kita ingin keluaran rangkaian sebesar 220 Watt maka paling tidak kita memerlukan arus sekitar 18-20A untuk di inputnya, karena :

12V*18.3 = 220v*1 sesuai dengan rumus VxI=P

Yang perlu diingat rumus diatas hanyalah rumus kasarnya saja, dan karena sinyal output dari IC 4047 masih berupa square dan bukan PWM seperti pada UPS maka Rangkaian inverter DC to AC ini kurang disarankan untuk penggunaan pada perangkat yang sensitif seperti notebook atau komputer.

Read more: http://www.infoservicetv.com/rangkaian-inverter-dc-to-ac-12v-500watt.html#ixzz1gLITEuWg

Rangkaian Transistor Tester Sederhana

Page 17: Tgs Khusus Akhir

Rangkaian yang ditunjukkan dibawah ini merupakanrangkaian transistor testersederhana. Pada beberapa avometer digital maupun analog sekarang ini kebanyakan sudah terdapat fitur ini, namun tidak ada salahnya kita bisa sedikit berkreasi.

Pada dasarnya rangkaian transistor tester ini merupakan sebuah penguat sederhana yang dilengkapi dengan feedback / umpan balik yang bisa menyebabkan lampu LED yang ditunjukkan pada gambar berkedip. Seberapa sering LED ini berkedip tergantung pada nilai osilatornya, dalam hal ini merupakan gabungan antara resistor 330Kohm dan kondensator / elco 10uF.

Rangkaian ini menggunakan supply 3volt yang terdiri dari 2 battery dan tentu saja bisa kita ganti dengan power supply kecil.

Cara kerjanya sendiri sangat sederhana, logikanya rangkaian ini hanya bekerja bila kedua transistor yang digunakan berjalan dengan baik.

Oleh karenanya kita bisa memanfaatkan itu dengan cara menggunakan soket kecil buatan sendiri sebagai pengganti transistor sehingga bisa dibongkar pasang dengan mudah.

Tidak hanya berfungsi untuk mengetahui baik buruknya transistor, rangkaian ini juga bisa mendeteksi sebuah transistor apakh itu jenis NPN / PNP. Tinggal dilepas saja salah satu transistor dan pasang transistor yang hendak kita uji, bila lampu LED menyala maka kedua transistor berjalan dengan baik. Bagi rekan rekan teknisi yang tertarik untuk membuatnya saya juga menyertakan gambar sudah jadinya. Semoga artikel Transistor tester sederhana ini bermanfaat.

Page 18: Tgs Khusus Akhir

sumber http://www.electronics-lab.com/projects/test/009/index.html

Related Words :

rangkaian transistor,transistor,rangkaian sederhana,cara merakit lampu led,transistor tester,merakit lampu led,gambar transistor,rangkaian transistor tester,skema lampu berjalan,rangkaian sederhana transistor

Read more: http://www.infoservicetv.com/rangkaian-transistor-tester-sederhana.html#ixzz1gLIpihAo

Rangkaian Battery Charger Sederhana

Pada kondisi tertentu battery charger sangat dibutuhkan, bila coil charger pada kendaraan rusak misalnya. Rangkaian battery charger sederhana ini benar benar hanya memerlukan komponen yang sedikit. Rangkaian charger ini mempunyai tegangan output 12V.

Pada dasarnya in merupakan catu daya 12VDC yang dilengkapi dengan Amperemeter untuk memantau arus yang mengalir pada battery. Rangkaian dioda penyearah 1N4007 menyearahkan arus AC yang keluar dari trafo yang selanjutnya sebuah elco 2200uF akan membuat keluaran lebih bersih dan stabil..

Bila kita memiliki sebuah baterai dengan kondisi kosong dan diberikan charge dengan rangkaian ini maka pada amperemeter akan terbaca sekitar 1-3A. Seiring dengan proses charging, semakin besar arus yang diterima baterai maka arus charge dari rangkaian akan secara perlahan turun, sehingga pada saat pertama akan terbaca arus tinggi oleh amperemeter

Dan akhirnya jika kondisi baterai sudah penuh maka pembacaan amperemeter akan menjadi nol. Saya sudah mencoba dengan menggunakan amperemeter ( AVO ) digital dan bekerja dengan baik. Selalu perhatikan posisi plus (+) dan minus (-) baterai dan charger. Salah memberikan polaritas akan berakibat fatal bagi baterai maupun bagi rangkaian.

Page 19: Tgs Khusus Akhir

Sebagai catatan, pada rangkaian battery charger sederhana diatas digunakan dioda 1N4007 yang memiliki kapasitas 1A, akan lebih bila menggunakan dioda penyearah 3A misalnya 1N5402.

Begitu juga dengan elco yang digunakan, akan lebih baik jika menggunakan elco dengan spesifikasi 2200uF dengan tegangan 50VDC.

Read more: http://www.infoservicetv.com/rangkaian-battery-charger-sederhana.html#ixzz1gLIIoSPB