tgs jenis desain penelitian

19
NAMA : FEBRI GALUH MAHARANI NIM : 120210102040 KELAS : A INT MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN TUGAS MENJELASKAN JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Desain Penelitian Pengembangan 1.1 Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D Salah satu jenis desain penelitian ini merupakan Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel. Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define (tahap pendefinisian), design (tahap perancangan), develop (tahap pengembangan), dan disseminate (tahap penyebaran). Pengembangan instrumen performance assessment dilaksanakan dalam 3 tahap yang dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

Upload: karim-anarqiz

Post on 09-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fisika

TRANSCRIPT

NAMA: FEBRI GALUH MAHARANINIM: 120210102040KELAS: A INTMATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIANTUGAS MENJELASKAN JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN

JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN1. Desain Penelitian Pengembangan1.1 Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-DSalah satu jenis desain penelitian ini merupakan Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel. Model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define (tahap pendefinisian), design (tahap perancangan), develop (tahap pengembangan), dan disseminate (tahap penyebaran). Pengembangan instrumen performance assessment dilaksanakan dalam 3 tahap yang dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

DEFINEAnalisis KonsepAnalisis Awal AkhirAnalisis siswaSpesifikasi Tujuan PembelajaranAnalisis Tugas

Penyusunan TesPemilihan MediaPemilihan FormatRancangan AwalDESIGN

RevisiValidasi PakarUji Coba LapanganInstrumen Performance Assessment

Tidak validValidDEVELOP

DISSEMINATE

Penyebaran

Gambar 1 Tahap Pengembangan Instrumen Performance Assessment dengan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (Trianto, 2010:190)

1. Define (Tahap Pendefinisian)Pada tahap ini ditetapkan syarat-syarat pembelajaran yang akan dikembangkan instrumen performance assessment-nya. Kegiatan pada tahap pendefinisian meliputi:a. Analisis awal-akhirb. Analisis siswac. Analisis konsepd. Analisis tugasKegiatan yang dilakukan pada langkah analisis tugas adalah mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran. e. Spesifikasi tujuan pembelajaranSpesifikasi tujuan pembelajaran adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus berdasarkan hasil analisis konsep dan analisis tugas. 2 Design (Tahap perancangan)Kegiatan pada tahap perancangan meliputi:a. Penyusunan tesPada langkah penyusunan tes, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun soal pre-test dan post-test. Soal pre-test dan post-test disusun berdasarkan konsep materi yang akan diajarkan dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.b. Pemilihan mediaKegiatan pemilihan media dilakukan untuk menentukan media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. c. Pemilihan formatd. Perancangan awalKegiatan perancangan awal adalah merancang seluruh kegiatan yang akan dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan3 Develop (Tahap pengembangan)Kegiatan pada tahap pengembangan adalah menghasilkan draft perangkat yang telah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar dan data yang diperoleh dari hasil uji coba. Kegiatan pada tahap pengembangan meliputi:a. Validasi pakarb. Uji coba lapangan

1.2 Model (Research and Development)Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan model penelitian pengembangan yang dipilih adalah model penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1983: 772). Menurut Borg dan Gall, educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational production". Dengan pengertian tersebut maka rangkaian langkah-langkah penelitian dan pengembangan dilakukan secara siklis, dan pada setiap langkah yang akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya hingga pada akhirnya diperoleh suatu produk pendidikan yang baru. Alasan lain penggunaan pendekatan penelitian dan pengembangan karena dipandang tepat untuk mengembangkan model pembelajaran yang tujuannya tidak sekedar menemukan profil implementasi atau praktik-praktik pembelajaran, namun lebih dari itu, yaitu mengembangkan model pembelajaran yang efektif dan mudah dalam penerapannya, sesuai kondisi dan kebutuhan nyata di sekolah. Penelitian dan pengembangan juga memiliki keunggulan, terutama jika dilihat dari prosedur kerjanya yang sangat memperhatikan kebutuhan dan situasi nyata di sekolah dan bersifat sistematik. Tahap-tahap Penelitian Borg & Gall (1983:775) menjelaskan serangkaian tahap atau langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu: Research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, final product revision, and dissemination and implementation. Tahap-tahap penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall di atas terdiri dari 10 (sepuluh) langkah, namun demikian pada pengembangan Model Pembelajaran Isu-isu Kontroversial Kebijakan Publik, pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu Tahap-1: studi pendahuluan atau (1) research and information collecting. Tahap-2: pengembangan model, meliputi enam kegiatan: (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision. Tahap-3: validasi model meliputi tiga kegiatan: (8) operational field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation. Pengelompokan menjadi tiga tahap tersebut hanya untuk memudahkan dalam proses penelitian, sama sekali tidak mengurangi makna masing-masing langkah yang sebenarnya. 1. Studi Pendahuluan (Pra-survey) Tahap penelitian pendahuluan, yang merupakan kegiatan research and information collecting memiliki dua kegiatan utama, yaitu studi literatur (pengkajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu) dan studi lapangan. Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya profil implementasi sistem pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan atau obyek pembelajaran yang hendak ditingkatkan mutunya. Tahap ini mencakup kegiatan mengkaji literatur, khususnya teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti, dan mengkaji temuan-temuan penelitian terbaru. Hasil pengkajian literatur akan digunakan untuk mendukung studi pendahuluan di lapangan. 2. Pengembangan Model Tahap pengembangan model, adalah gabungan dari tahap planning and development of the preliminary form of product mengandung kegiatan-kegiatan: penentuan tujuan, menentukan kualifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan (misalnya: peneliti dan guru), merumuskan bentuk partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, menentukan prosedur kerja, dan uji kelayakan. Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya draft desain model yang siap untuk diuji cobakan. Sedangkan tahap-tahap penyusunan model pembelajaran secara rinci mencakup beberapa kegiatan berikut: a. Penyusunan desain awal (draft) model. Dasar penyusunan yang digunakan adalah hasil studi pendahuluan, landasan teori-teori belajar, teori pengembangan model, dan kelayakan implementasinya. b. Validasi ahli dan praktisi. c. Pengujian model terbatas (uji lapangan pendahuluan). Yaitu uji coba di kelas yang tujuan utamanya adalah untuk menguji kelayakan implementasi langkah-langkah (sintak) pembelajaran. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisifatif. Desain yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh Mc. Taggart dan Kemmis (Hopkins, 1993) yaitu empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. d. Pengujian model perluasan. Yaitu uji coba di kelas yang lebih luas, yang tujuannya tidak sekedar mengetahui kelayakan implementasi sintak pembelajaran, melainkan lebih luas lagi meliputi perangkat pembelajaran lain. e. Revisi Utama Model. Berdasarkan hasil uji coba model lebih luas, akan dilakukan revisi, penyempurnaan dan penyesuaian. Hasil akhir tahap ini adalah model hipotetik. Yang siap dilakukan validasi empiris. 3. Validasi Model Validasi model dilakukan menggunakan experimental design (Creswell, 1994: 130-134). Hal yang paling penting yang ingin ditemukan dalam tahap validasi model final ini adalah dampak model pembelajaran isu-isu kontroversial dalam kebijakan publik terhadap peningkatan kompetensi kewarganegaraan. Metode yang digunakan adalah eksperimen, dengan desain Pretest-Postest Control Group (Mc. Millan, James H, & Schumacher, Sally). Desain pretes-postest group merupakan ekstensi dari desain one-group pretest-postest dalam dua cara: kelompok kedua ditambahkan, disebut kelompok pembanding atau pengontrol, dan subyek ditempatkan secara acak dalam tiap kelompoknya.

2. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)2.1 Model Kemmis dan Mc TaggartDalam penelitian tindakan kelas (PTK), salah satu desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari dua siklus. Adapun komponen-komponen pokok yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam penelitian adalah: perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, refleksi atau reflecting. Siklus prosedur penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut:

PENELITIAN:

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I meliputi: a. Perencanaan (Planning)

b. Pelaksanaan (Action) Pendahuluan: Kegiatan IntiPenutup

c. Pengamatan (Observation)

d. Refleksi (Reflection)

Hasil refleksi pada siklus I ini menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Siklus II meliputi: a. Perencanaan (Planning)

b. Pelaksanaan (Action) Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup c. Pengamatan (Observation)

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap refleksi siklus II, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus II jika sudah memenuhi indikator maka penelitian dihentikan.2.2 Model Kurt Lewin (Hopkins)Desain ini merupakan acuan bagi desain PTK yang lainnya, karena desain model Kurt Lewin ini sangat dasar, terdiri dari empat komponen. Secara skematis model PTK yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Bagan 2.2 PTK Desain Kurt Lewin dalam Ruswand, et al.(2010: 141)2.3 Model menurut John Elliot

Bagan 2.3 Desain PTK Model John Elliot dalam Hopkins (2011:93)

Pada dasarnya PTK memiliki kesamaan yaitu pada empat tahap setiap siklusnya yaitu: 1. Perencanaan Dalam penelitian tindakan kelas, tahap yang pertama adalah tahap perencanaan. Peneliti menyusun rencana sebelum penelitian dimulai, dalam hal ini peneliti menyiapkan beberapa hal seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan ajar dan lain-lain. 2. Tindakan Upaya perubahan dilakukan pada tahap tindakan, dalam tahap ini peneliti mengacu pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Segala sesuatu yang telah dipersiapkan diaplikasikan dalam tahap tindakan ini, seiring berjalannya tindakan yang dilakukan, kegiatan observasipun berlangsung secara bersamaan pada saat proses tindakan. 3. Observasi Tahap observasi merupakan kegiatan mengamati pada saat proses tindakan berlangsung, kemudian setelah itu mengamati hasil dari pengamatan tindakan dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa. 4. Refleksi Refleksi merupakan tahap yang paling penting dalam PTK. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam satu siklus penelitian, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis akibat dari tindakan yang telah dilakukan, sebagai hasil penelitian untuk menjadi acuan penelitian yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Jika, penelitian dihentikan maka peneliti membuat kesimpulan setelah memperoleh hasil dati tindakan. 4.boot ada 4. Tugas desain PTK PLUS penjelasan, plus aplikasinya, digunakan pada apa dan bagaimana penerapannya. Maksimum hari selasa.Rabu bahas seperti sempro, bab 1 2 3

3. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENSelain itu, terdapat bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian eksperimen, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3 berikut.

Gambar 3. Macam-macam metode eksperimen

Berikut penjelasan jenis-jenis desain penelitian eksperimen

1. Pre-Experimental Designs (nondesign)Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable control, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu: one shot case study, one group pretest-posttest design, dan intact group comparison.

2. True Experimental DesignDikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat menjadi tinggi. Cirri utama dari true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah kelompok control dan sampel dipilih secara random.Disini dikemukakan dua bentuk design true experimental yaitu: posttest only control design dan pretest group design.Salah satu Desain penelitian eksperimen adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel diambil sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

RO1XO2

RO3YO4

Gambar 3.1. Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group

Keterangan:R: sampel diambil secara acak (Random) baik kelas eksperimen maupun controlO1 : pretest kelompok eksperimen

O2 : posttest kelompok eksperimen

O3 : pretest kelompok kontrol

O4 : posttest kelompok kontrol

X : Perlakuan dengan model problem based learning

Y : Perlakuan dengan model pembelajaran yang selama ini sudah dilaksanakan

Contoh skema rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:Populasi

Kelas Uji Coba

Nilai Ujian Tengah

Uji Coba Soal

Uji HomogenitasSemester

Instrumen

Sampel

KELAS EKSPERIMENKELAS KONTROL

Pretest

Problem Based LearningModel pembelajaran yang

selama ini sudah dilaksanakan

Posttest

Aktivitas berkarakter

Analisis data

Konsep Usaha danEnergiHasil analisis data dan pembahasan

Gambar 3.2 Skema rancangan penelitian

3. Factorial DesignDesain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap hasil (variable dependen).

4. Quasi Experimental designBentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu time series design dan nonequivalent control group design.a. Time series designDalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.b. Nonequivalent control group designDesain ini hamper sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random.