tetapi rubrik - upt pmo itbpmo.itb.ac.id/wp-content/uploads/buletin-edisi-3.pdf · memberikan...

2
Sosok Dr. Eng. Ferry Iskandar, M. Eng. Dosen Muda yang Aktif dan Berdedikasi dalam Penelitian Dr. Eng. Ferry Iskandar menempuh jenjang pendidikan S1-S3 di negeri sakura, Jepang, antara tahun 1993 sam- pai dengan tahun 2002. Selepas menyelesaikan pendidikan ngkat doktoral, beliau banyak terlibat dalam kegiatan-ke- giatan riset inovaf. Hasil-hasil riset tersebut, menghasilkan banyak publikasi dan paten serta berbagai penghargaan, diantaranya Asian Young Aerosol Scienst Awards, pada tahun 2009. Terdorong oleh keinginan untuk cenderung memberikan kemanfaatan keahliannya bagi putra-putri bangsa sendiri, Pak Ferry memutuskan untuk kembali ke tanah air dan menjadi staf pengajar di ITB. Sejak tahun 2010, be- liau tercatat sebagai dosen di Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik FMIPA ITB. Di dalam negeri, pengakuan terhadap prestasinya diawali dengan terpilihnya putra Indonesia kelahiran Jakarta ini sebagai penerima Anugerah Ip- tek 2011, Widyasilpawijana, dari Kementerian Riset dan Teknologi. Pada tahun berikutnya beliau terpilih menjadi 1 diantara 10 orang penemu nasional versi majalah Tempo, melalui temuannya yaitu bubuk berpendar boron carbon oksinitrida. Pada tahun 2014 beliau mendapat penghargaan Habibie Award dan Outstanding Intellectual Property Rights/Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) di bidang sains oleh Kemenristekdik, Kementerian Kehakiman, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan kementerian dan kementerian Ekonomi Kreaf. Sejak awal berkiprah menjadi dosen ITB, Pak Ferry akf dalam sejumlah riset terkait dengan bidang kelimuannya. Riset-riset tersebut dilaksanaka dengan menggunakan berbagai sumber dana seper Asahi Glass Foundaon, Hibah Pasca Sarjana Dik, Mendiknas, The Industrial Technology R&D Program Internaonal Cooperave Research ITB-KITECH, TWAS Research Grant Program for Individual Scienst, Italy, Hibah Osaka Gas Foundaon, Program Hibah Penelian Proyek Pengembangan ITB, dan Program Riset dan Inovasi ITB. Bidang area penelian Pak Ferry adalah fisika material, inorganic material and composite, nanoparcles and nanomaterials, dan aerosol technology. Saat ini Pak Ferry juga merupakan editor untuk Journal of Mathemacs and Fundamental Sciences dan Malaysian Journal of Fundamental and Applied Sciences. Hal yang sangat membanggakan adalah terkait dengan jumlah publikasi Pak Ferry. Hingga kini tercatat beliau telah mempub- likasikan lebih dari 100 reviewed internaonal journal papers ter-index di Scopus dengan h-indeks 26, 7 book chapter contribuons, 17 review arcles, 14 paten, dan lebih dari 100 internaonal dan naonal conferences. Semangat Pak Ferry untuk terus-menerus melakukan riset dan inovasi dalam bidang keilmuannya merupakan teladan bagi se- genap civitas akademika ITB terutama bagi para dosen muda. sambungan hal 1... oleh kemampuan yang paling penng yaitu kemampuan mende- ngarkan. Seap orang punya pe- ngalaman yang unik, melalui komu- nikasi dan pergaulan yang baik kita bisa belajar satu sama lain. Seap ilmu yang dibawa oleh masing-ma- sing orang disatukan untuk mencari solusi yang baik. Komunikasi dan kerja sama akhirnya berkembang menjadi kemampuan menyelesaikan masalah yang pelik dengan berpikir secara integraf, dak ingin menang sendiri. Tapi, berpadu dalam pikiran untuk menciptakan solusi. Ini dak selalu bisa didapatkan dari dalam kelas. Pada akhirnya dosen harus memberikan contoh dan movasi, jadi dosen pun harus rukun dan mau bekerja sama. 6. Tantangan apa yang Bapak ha- dapi dalam mewujudkan the friend- ly ITB dari dulu sampai sekarang? Orang ITB pintar-pintar. Tapi bagaimana menjadikan orang-orang yang pandai menjadi rendah ha dengan mau mendengarkan dan menghargai orang lain, ini yang penng. Jangan sombong, tapi ja- ngan meremehkan diri sendiri........ bukan to hear, tetapi to listen to somebody........ mendengarkan bukan hanya mendengar 7. Apakah Bapak sering mendengar komplain dari rekan-rekan industri mengenai ITB yang kurang friendly? Tidak ada. Itu orang per orang saja. Dalam norma masyarakat semua orang ingin ramah. Orang ITB harus pandai memecahkan masalah secara kreaf. Tapi sebelum itu, orang ITB ha- rus terpercaya, baik budi bahasanya, berpikiran posif, dan pejuang yang baik. Jadi, kita itu akhirnya jadilah pat- riot. Orang-orang ITB harus menjadi patriot yang mencintai dan siap sedia membela nusa dan bangsa dengan apa saja kemampuan, dengan ilmu dan se- bagainya. Jadi di mana saja kita dak akan menjual tanah air kita. 8. Adakah pesan-pesan Bapak un- tuk civitas akademika ITB terkait den- gan nilai-nilai dan Budaya ITB? Bisa di baca di Prasas Plaza Widya Nusantara. Widya itu arnya belajar. Kepada karyawan, karyawan haruslah merasa bahwa dia bekerja di ITB juga untuk menimba ilmu agar keka menjelang pensiun dia memiliki kemampuan yang berguna untuk bekal hidup. 2 | Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB Edisi 3 | Juli 2016 Juli 2016 | Edisi 3 Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB | 3 Rubrik Workshop Learner Centered Educaon (LCE) yang diselenggarakan oleh UPT PMO ITB pada pertengahan bulan April 2016 merupa- kan media pembelajaran untuk peningkatan kompetensi dosen. Lebih dari 40 dosen muda sebagai peserta bersama narasumber mendis- kusikan tentang konsep LCE dan implementa- sinya dalam pembelajaran di kelas. Output yang dihasilkan dari kerja kelompok berupa pengem- bangan tugas pembelajaran (learning tasks). Learner Centered Educaon (LCE) merupakan salah satu paradigma baru dalam kurikulum ITB tahun 2013-2018 yang dituangkan dalam SK Senat Akademik ITB Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 [Ref. 1] sebagai berikut: “Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (LCE) berorienta- si pada kebutuhan, kemampuan, minat dan pola belajar mahasiswa, di mana pengajar berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran. Dalam LCE, mahasiswa dituntut untuk berperan lebih akf sebagai parsipan yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran dirinya. LCE ha- rus menjadi salah satu parameter utama dalam proses perancangan kuri- kulum, kandungan materi dan metode pembelajaran”. Karakterisk Learner Centered Educaon Learner Center Educaon (LCE) didefiniskan secara sederhana sebagai suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa ikut menentukan dak saja apa yang dipelajari tetapi juga tentang bagaimana dan menga- pa mata kuliah menjadi daya tarik buat mereka [Ref. 2]. Karakterisk LCE dapat digambarkan sebagai ujung dari suatu proses konnum pembelaja- ran berikut [Ref.3]: Pembelajaran berpusat dosen Pembelajaran berpusat siswa Pilihan siswa rendah ←→ Pilihan siswa tinggi Siswa pasif ←→ Siswa aktif Dosen punya kuasa penuh ←→ Pemberdayaan Siswa Lima Kunci Transformasi ke Learner Centered Education Meryellen Wiemer dalam bukunya berjudul “Learner Center Teaching“ 2002 membahas lima dimensi praktis dalam trasformasi menuju LCE [Ref. 4]. Kelima dimensi praktis itu adalah: • Peran dosen fokus pada bagaimana membantu mahasiswa melakukan lebih banyak tugas-tugas belajar (learning tasks), mendorong mahasiswa melakukan penemuan, merancang proses dan lingkungan pembelajaran, mendorong mahasiswa belajar dari dan dengan temannya. Keseimbangan kuasa secara proporsional antara dosen dan mahasiswa. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam eksplorasi pem- belajaran, keleluasan dalam mengekspresikan cara pandang dan cara bela- jar, serta melakukan asesmen terhadap dirinya. Fungsi konten kuliah dalam LCE; pertama, menjadi dasar pengetahuan untuk pembelajaran lanjut; kedua, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar dan membangun kemampuan untuk melakukan ases- men diri atas pembelajaran yang diraih. Tanggung jawab pembelajaran bergeser dari dosen ke mahasiswa. Dosen memotivasi mereka untuk menerima tanggung jawab dalam pembe- lajaran sehingga mahasiswa akan memiliki kematangan berfikir dan kesa- daran menjadi seorang pembelajar yang mandiri. Tujuan dan proses asesmen dalam LCE bergeser dari yang semula ha- nya memberikan nilai hasil belajar mahasiswa ke arah pemberian nilai dan umpan balik untuk membantu mahasiswa melakukan perbaikan. LCE me- madukan asesmen dengan umpan balik sebagai bagian proses pebelajaran. Implementasi Learner Centered Education Implementasi LCE secara kongkrit dapat dilakukan baik oleh S/F maupun oleh individu dosen pada setiap mata kuliah. Implementasi LCE yang dapat dilakukan dosen selama perkuliahan di ruang kelas agar mahasi- wa mendapatkan manfaat dalam pengalaman pembelajaran, diantaranya: 1. Memotivasi mahasiwa Motivasi mahasiswa merupakan faktor kunci dalam mengimple- mentasikan LCE dalam pembelajaran Sebagai contoh praktis, diantaranya: melibatkan mahasiswa dalam membuat kuliah lebih menarik, mengekspos mahasiswa untuk mata kuliah yang menantang (eksploratif), mengundang praktisi dengan keahlian spesifik terkait bidang pelajaran untuk berbagi pengalaman. 2. Pemilihan metoda asesmen mahasiswa Asesmen mahasiswa merupakan salah satu elemen penting da- lam pembelajaran LCE. Metoda asesmen terbaik perlu segaris dengan tu- juan pembelajaran (learning goals). Metode asesmen perlu memperlihatkan bukti pencapaian mahasiswa pada capaian pembelajaran (learning out- comes). Berikut adalah contoh metode asesmen: Metode asesmen Contoh tujuan Take home essay atau Pekerjaan rumah •Persiapan argumen dan analisis •Integrasi ide atau teori •Mengekpresikan ide dengan cara yang benar Ujian open-book •Mendapatkan informasi dan ide dari sumber-sumber •Menerapkan informasi pada situasi yang relevan •Mengingat ide dan struktur kunci mata kuliah Proyek group •Bekerjasama •Menampilkan kreativitas atau imaginasi •Evaluasi ketrampilan personal 3. Penggunaan evaluasi perkuliahan Evaluasi perkuliahan untuk mengetahui kualitas pengalaman pembelajaran suatu perkuliahan (learning outcome) dari mata kuliah. Eva- luasi perkuliahan terdiri atas evaluasi capaian pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi capaian pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana lulusan dapat menerapkan kemampuan dan ketrampilannya dalam kehidupannya setelah lulus. Sedangkan, evaluasi proses pembelaja- ran untuk mengetahui apa yang terjadi selama proses pembelajaran. Pe- ngukuran dilakukan dengan membuat portofolio perkuliahan. 4. Pemanfaatan Teknologi informasi Pemanfaat teknologi informasi (TI) seper internet atau mul media bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi diantara siswa dan dosen. Selain itu, dosen bisa memperoleh umpan balik dari ma- hasiswa dalam waktu cepat. Dengan teknologi informasi, mahasiswa ter- bantu mengakses informasi dari berbagai sumber dari tempat dan waktu mereka berada. Dengan demikian, proses menuju LCE merupakan suatu kebu- tuhan bagi dosen dan fakultas untuk meningkatkan proses pembelajaran bagi mahasiswa dan mencapai capaian pembelajran. Pendekatan Pembe- lajaran LCE menjadi sarana bagi dosen untuk meningkatkan kualitas pem- belajaran dan intensitas interkasi dengan mahasiswa. Bagi mahasiswa, pembelajaran LCE memberikan keleluasan menentukan apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran dilakukan sehingga mahasiwa dapat memili- ki kematangan dalam berpikir, kesadaran menjadi seorang pemelajar yang mandiri serta mampu mengasah ketrampilan belajar. Proses transformasi menuju pembelajaran LCE dapat dilakukan secara bertahap meningkat. Referensi: [1] Surat Keputusan Akademik Instut Teknologi Bandung, Nomor: 11/SK/I1-SA/ OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB. [2]TEAL Center Fact Sheet No. 6: Student-Centered Learning, hps://teal.ed.gov/ tealguide/studentcentered [3] Educaon Internaonal and The European Student Union, Student Centered Learning: Toolkit for students, staff and higher educaon instuons,Brussels, Octo- ber 2010. hp://pascl.eu/wp-content/uploads/SCL_toolkit_ESU_EI.pdf [4] Meryellen Weimer, Learner Centered Teaching, Five Key Changes to Pracces, Second Edion,Jossey Bass, 2013. PROSES MENUJU LEARNER CENTERED EDUCATION Oleh: Dr. Ing. M. Agoes Moelyadi (Kabid Pelahan UPT PMO) Gambar: Prasas Plaza Widya Nusantara

Upload: vandiep

Post on 09-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tetapi Rubrik - UPT PMO ITBpmo.itb.ac.id/wp-content/uploads/buletin-edisi-3.pdf · memberikan contoh dan motivasi, ... Suara Dalam edisi kali ini buletin PMO menampilkan hasil wa-

SosokDr. Eng. Ferry Iskandar, M. Eng.

Dosen Muda yang Aktif dan Berdedikasi dalam Penelitian Dr. Eng. Ferry Iskandar menempuh jenjang pendidikan S1-S3 di negeri sakura, Jepang, antara tahun 1993 sam-pai dengan tahun 2002. Selepas menyelesaikan pendidikan tingkat doktoral, beliau banyak terlibat dalam kegiatan-ke-giatan riset inovatif. Hasil-hasil riset tersebut, menghasilkan banyak publikasi dan paten serta berbagai penghargaan, diantaranya Asian Young Aerosol Scientist Awards, pada tahun 2009.

Terdorong oleh keinginan untuk cenderung memberikan kemanfaatan keahliannya bagi putra-putri bangsa sendiri, Pak Ferry memutuskan untuk kembali ke tanah air dan menjadi staf pengajar di ITB. Sejak tahun 2010, be-liau tercatat sebagai dosen di Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik FMIPA ITB. Di dalam negeri, pengakuan terhadap prestasinya diawali dengan terpilihnya putra Indonesia kelahiran Jakarta ini sebagai penerima Anugerah Ip-

tek 2011, Widyasilpawijana, dari Kementerian Riset dan Teknologi. Pada tahun berikutnya beliau terpilih menjadi 1 diantara 10 orang penemu nasional versi majalah Tempo, melalui temuannya yaitu bubuk berpendar boron carbon oksinitrida. Pada tahun 2014 beliau mendapat penghargaan Habibie Award dan Outstanding Intellectual Property Rights/Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) di bidang sains oleh Kemenristekdikti, Kementerian Kehakiman, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan kementerian dan kementerian Ekonomi Kreatif.

Sejak awal berkiprah menjadi dosen ITB, Pak Ferry aktif dalam sejumlah riset terkait dengan bidang kelimuannya. Riset-riset tersebut dilaksanaka dengan menggunakan berbagai sumber dana seperti Asahi Glass Foundation, Hibah Pasca Sarjana Dikti, Mendiknas, The Industrial Technology R&D Program International Cooperative Research ITB-KITECH, TWAS Research Grant Program for Individual Scientist, Italy, Hibah Osaka Gas Foundation, Program Hibah Penelitian Proyek Pengembangan ITB, dan Program Riset dan Inovasi ITB. Bidang area penelitian Pak Ferry adalah fisika material, inorganic material and composite, nanoparticles and nanomaterials, dan aerosol technology. Saat ini Pak Ferry juga merupakan editor untuk Journal of Mathematics and Fundamental Sciences dan Malaysian Journal of Fundamental and Applied Sciences.

Hal yang sangat membanggakan adalah terkait dengan jumlah publikasi Pak Ferry. Hingga kini tercatat beliau telah mempub-likasikan lebih dari 100 reviewed international journal papers ter-index di Scopus dengan h-indeks 26, 7 book chapter contributions, 17 review articles, 14 paten, dan lebih dari 100 international dan national conferences.

Semangat Pak Ferry untuk terus-menerus melakukan riset dan inovasi dalam bidang keilmuannya merupakan teladan bagi se-genap civitas akademika ITB terutama bagi para dosen muda.

sambungan hal 1...

oleh kemampuan yang paling penting yaitu kemampuan mende- ngarkan. Setiap orang punya pe- ngalaman yang unik, melalui komu-nikasi dan pergaulan yang baik kita bisa belajar satu sama lain. Setiap ilmu yang dibawa oleh masing-ma- sing orang disatukan untuk mencari solusi yang baik. Komunikasi dan kerja sama akhirnya berkembang menjadi kemampuan menyelesaikan masalah yang pelik dengan berpikir secara integratif, tidak ingin menang sendiri. Tapi, berpadu dalam pikiran untuk menciptakan solusi. Ini tidak selalu bisa didapatkan dari dalam kelas. Pada akhirnya dosen harus memberikan contoh dan motivasi, jadi dosen pun harus rukun dan mau bekerja sama. 6. Tantangan apa yang Bapak ha-dapi dalam mewujudkan the friend-ly ITB dari dulu sampai sekarang? Orang ITB pintar-pintar. Tapi bagaimana menjadikan orang-orang yang pandai menjadi rendah hati dengan mau mendengarkan dan menghargai orang lain, ini yang penting. Jangan sombong, tapi ja-

ngan meremehkan diri sendiri........ bukan to hear, tetapi to listen to somebody........ mendengarkan bukan hanya mendengar 7. Apakah Bapak sering mendengar komplain dari rekan-rekan

industri mengenai ITB yang kurang friendly? Tidak ada. Itu orang per orang saja. Dalam norma masyarakat semua orang ingin ramah. Orang ITB harus pandai memecahkan masalah secara kreatif. Tapi sebelum itu, orang ITB ha-rus terpercaya, baik budi bahasanya, berpikiran positif, dan pejuang yang baik. Jadi, kita itu akhirnya jadilah pat- riot. Orang-orang ITB harus menjadi patriot yang mencintai dan siap sedia membela nusa dan bangsa dengan apa saja kemampuan, dengan ilmu dan se-bagainya. Jadi di mana saja kita tidak akan menjual tanah air kita. 8. Adakah pesan-pesan Bapak un-tuk civitas akademika ITB terkait den-gan nilai-nilai dan Budaya ITB? Bisa di baca di Prasasti Plaza Widya Nusantara. Widya itu artinya belajar.

Kepada karyawan, karyawan haruslah merasa bahwa dia bekerja di ITB juga untuk menimba ilmu agar ketika menjelang pensiun dia memiliki kemampuan yang berguna untuk bekal hidup.

2 | Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB Edisi 3 | Juli 2016 Juli 2016 | Edisi 3 Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB | 3

Rubrik

Workshop Learner Centered Education (LCE) yang diselenggarakan oleh UPT PMO ITB pada pertengahan bulan April 2016 merupa-kan media pembelajaran untuk peningkatan kompetensi dosen. Lebih dari 40 dosen muda sebagai peserta bersama narasumber mendis- kusikan tentang konsep LCE dan implementa-sinya dalam pembelajaran di kelas. Output yang dihasilkan dari kerja kelompok berupa pengem-bangan tugas pembelajaran (learning tasks).

Learner Centered Education (LCE) merupakan salah satu paradigma baru dalam kurikulum ITB tahun 2013-2018 yang dituangkan dalam SK Senat Akademik ITB Nomor 11/SK/I1-SA/OT/2012 [Ref. 1] sebagai berikut:“Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (LCE) berorienta-si pada kebutuhan, kemampuan, minat dan pola belajar mahasiswa, di mana pengajar berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran. Dalam LCE, mahasiswa dituntut untuk berperan lebih aktif sebagai partisipan yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran dirinya. LCE ha-rus menjadi salah satu parameter utama dalam proses perancangan kuri-kulum, kandungan materi dan metode pembelajaran”. Karakteristik Learner Centered Education Learner Center Education (LCE) didefiniskan secara sederhana sebagai suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa ikut menentukan tidak saja apa yang dipelajari tetapi juga tentang bagaimana dan menga-pa mata kuliah menjadi daya tarik buat mereka [Ref. 2]. Karakteristik LCE dapat digambarkan sebagai ujung dari suatu proses kontinum pembelaja-ran berikut [Ref.3]:

Pembelajaran berpusat dosen Pembelajaran berpusat siswa

Pilihan siswa rendah ←→ Pilihan siswa tinggi

Siswa pasif ←→ Siswa aktif

Dosen punya kuasa penuh ←→ Pemberdayaan Siswa

Lima Kunci Transformasi ke Learner Centered Education Meryellen Wiemer dalam bukunya berjudul “Learner Center Teaching“ 2002 membahas lima dimensi praktis dalam trasformasi menuju LCE [Ref. 4]. Kelima dimensi praktis itu adalah: • Peran dosen fokus pada bagaimana membantu mahasiswa melakukan lebih banyak tugas-tugas belajar (learning tasks), mendorong mahasiswa melakukan penemuan, merancang proses dan lingkungan pembelajaran, mendorong mahasiswa belajar dari dan dengan temannya. • Keseimbangan kuasa secara proporsional antara dosen dan mahasiswa. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam eksplorasi pem-belajaran, keleluasan dalam mengekspresikan cara pandang dan cara bela-jar, serta melakukan asesmen terhadap dirinya. • Fungsi konten kuliah dalam LCE; pertama, menjadi dasar pengetahuan untuk pembelajaran lanjut; kedua, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar dan membangun kemampuan untuk melakukan ases-men diri atas pembelajaran yang diraih. • Tanggung jawab pembelajaran bergeser dari dosen ke mahasiswa. Dosen memotivasi mereka untuk menerima tanggung jawab dalam pembe-lajaran sehingga mahasiswa akan memiliki kematangan berfikir dan kesa- daran menjadi seorang pembelajar yang mandiri. • Tujuan dan proses asesmen dalam LCE bergeser dari yang semula ha-nya memberikan nilai hasil belajar mahasiswa ke arah pemberian nilai dan umpan balik untuk membantu mahasiswa melakukan perbaikan. LCE me-madukan asesmen dengan umpan balik sebagai bagian proses pebelajaran.

Implementasi Learner Centered Education Implementasi LCE secara kongkrit dapat dilakukan baik oleh S/F maupun oleh individu dosen pada setiap mata kuliah. Implementasi LCE yang dapat dilakukan dosen selama perkuliahan di ruang kelas agar mahasi-wa mendapatkan manfaat dalam pengalaman pembelajaran, diantaranya:

1. Memotivasi mahasiwa Motivasi mahasiswa merupakan faktor kunci dalam mengimple-mentasikan LCE dalam pembelajaran Sebagai contoh praktis, diantaranya: melibatkan mahasiswa dalam membuat kuliah lebih menarik, mengekspos mahasiswa untuk mata kuliah yang menantang (eksploratif), mengundang praktisi dengan keahlian spesifik terkait bidang pelajaran untuk berbagi pengalaman. 2. Pemilihan metoda asesmen mahasiswa Asesmen mahasiswa merupakan salah satu elemen penting da-lam pembelajaran LCE. Metoda asesmen terbaik perlu segaris dengan tu-juan pembelajaran (learning goals). Metode asesmen perlu memperlihatkan bukti pencapaian mahasiswa pada capaian pembelajaran (learning out-comes). Berikut adalah contoh metode asesmen:

Metode asesmen Contoh tujuanTake home essay atau Pekerjaan rumah

•Persiapan argumen dan analisis•Integrasi ide atau teori•Mengekpresikan ide dengan cara yang benar

Ujian open-book •Mendapatkan informasi dan ide dari sumber-sumber•Menerapkan informasi pada situasi yang relevan•Mengingat ide dan struktur kunci mata kuliah

Proyek group •Bekerjasama•Menampilkan kreativitas atau imaginasi•Evaluasi ketrampilan personal

3. Penggunaan evaluasi perkuliahan Evaluasi perkuliahan untuk mengetahui kualitas pengalaman pembelajaran suatu perkuliahan (learning outcome) dari mata kuliah. Eva- luasi perkuliahan terdiri atas evaluasi capaian pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi capaian pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana lulusan dapat menerapkan kemampuan dan ketrampilannya dalam kehidupannya setelah lulus. Sedangkan, evaluasi proses pembelaja-ran untuk mengetahui apa yang terjadi selama proses pembelajaran. Pe- ngukuran dilakukan dengan membuat portofolio perkuliahan. 4. Pemanfaatan Teknologi informasi Pemanfaat teknologi informasi (TI) seperti internet atau multi media bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi diantara siswa dan dosen. Selain itu, dosen bisa memperoleh umpan balik dari ma-hasiswa dalam waktu cepat. Dengan teknologi informasi, mahasiswa ter-bantu mengakses informasi dari berbagai sumber dari tempat dan waktu mereka berada. Dengan demikian, proses menuju LCE merupakan suatu kebu-tuhan bagi dosen dan fakultas untuk meningkatkan proses pembelajaran bagi mahasiswa dan mencapai capaian pembelajran. Pendekatan Pembe-lajaran LCE menjadi sarana bagi dosen untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran dan intensitas interkasi dengan mahasiswa. Bagi mahasiswa, pembelajaran LCE memberikan keleluasan menentukan apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran dilakukan sehingga mahasiwa dapat memili-ki kematangan dalam berpikir, kesadaran menjadi seorang pemelajar yang mandiri serta mampu mengasah ketrampilan belajar. Proses transformasi menuju pembelajaran LCE dapat dilakukan secara bertahap meningkat. Referensi: [1] Surat Keputusan Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor: 11/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Pedoman Kurikulum 2013-2018 ITB. [2]TEAL Center Fact Sheet No. 6: Student-Centered Learning, https://teal.ed.gov/tealguide/studentcentered [3] Education International and The European Student Union, Student Centered Learning: Toolkit for students, staff and higher education institutions,Brussels, Octo-ber 2010. http://pascl.eu/wp-content/uploads/SCL_toolkit_ESU_EI.pdf [4] Meryellen Weimer, Learner Centered Teaching, Five Key Changes to Practices, Second Edition,Jossey Bass, 2013.

PROSES MENUJU LEARNER CENTERED EDUCATIONOleh: Dr. Ing. M. Agoes Moelyadi (Kabid Pelatihan UPT PMO)

Gambar: Prasasti Plaza Widya Nusantara

Page 2: tetapi Rubrik - UPT PMO ITBpmo.itb.ac.id/wp-content/uploads/buletin-edisi-3.pdf · memberikan contoh dan motivasi, ... Suara Dalam edisi kali ini buletin PMO menampilkan hasil wa-

Sosok

Dalam edisi kali ini buletin PMO menampilkan hasil wa- wancara dengan Prof. Wiranto Arismunandar, MSME, Rektor ITB periode 1988-1997. Semoga segenap civitas bisa mengambil pela-jaran dari beliau. 1. Setelah hampir 20 tahun sesudah masa kepemimpinan Bapak sebagai Rektor ITB, menurut pandangan Bapak bagaimana kondi-si ITB saat ini? Saya kira semua berjalan baik, khususnya upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebenarnya apa yang saya ingin- kan sudah tertulis pada Prasasti Plaza Widya Nusantara. Pemberi-an nama Plaza Widya Nusantara digunakan agar kampus ini dapat menjadi tempat anak bangsa menimba ilmu, belajar tentang sains, seni, dan teknologi atau dengan kata lain tempat bertanya dan ha-rus ada jawabnya. Saya tekankan, ini merupakan komitmen agar kampus ITB membentuk watak dan kepribadian agar lulusannya tidak saja menjadi pelopor pembangunan, tetapi juga menjadi pelopor kesatuan dan persatuan bangsa. Kampus ini menjadi tem-pat bertanya maksudnya agar masyarakat mendapat penerangan terhadap hal-hal yang ingin mereka ketahui. Masyarakat pun menjadi tambah pandai sebab mereka belajar. Sekarang ini, bangsa memiliki masalah-ma- salah yang banyak sekali. Masalah tersebut me- nyangkut berbagai aspek. Semisal masalah banjir atau lingkungan hidup yang belum ada jawabnya. Artinya, masyarakat belum tahu apa yang harus dilakukan. Di sinilah ITB harus mampu memberikan solusi agar ilmu itu benar-benar bermanfaat. Sudah benar ITB saat ini ingin menaikkan mutu pendidikannya supaya menjadi World Class University. Tetapi, ITB tetap ha-rus mampu mewujudkan kebermanfaatan bagi masyarakat. 2. Lalu, bagaimana cita-cita yang pernah

bapak mimpikan terkait watak dan kepribadian ITB?ITB harus membentuk orang-orang pandai tapi karakternya baik dan kepribadian. Orang pandai yang hatinya baik dengan gemar me-nolong dan mampu memberikan teladan, ini yang dituju. Bukan

orang pandai yang sombong, tetapi orang pandai yang

berkarakter baik, ter-percaya, bijaksana, dan mampu menum-buhkan potensi masyarakat agar maju dan berkem-bang. Karena ka-lau kita bicara mengenai social gap, sebenarnya bukan itu mas-

alahnya. Permasalahan terletak pada intelectual gap. Gap ini yang berbahaya. Jangan sampai ada kesenjangan intelektual sebab akan muncul masalah komunikasi. Kalau kita pandai berkomunikasi artinya masyarakat mam-pu bergaul dengan ITB yang berdampak pada peningkatan kemam-puan dan pengetahuan mereka, lalu akan membentuk sikap men-jadi bertambah baik. Oleh karena itu, ketika pertama kali dilantik jadi rektor, saya menginginkan friendly ITB. Ini harus terjadi agar masyarakat datang dan bertanya kepada ITB untuk diberikan solusi. 3. Menurut Bapak apakah itu sudah tercapai? Belum merata. Hal itu harus dihayati dan dilaksanakan oleh semua warga ITB. Kalau kita tidak ramah, masyarakat akan se- nang dan tidak mau bertanya ke ITB sebab ITB dianggap terla-lu pintar dan sombong. Jangan jadi orang pandai yang sombong, tetapi jadilah orang pintar yang menyenangkan. Jadi masyarakat datang, mendapatkan solusi, lalu kembali ke tempat asalnya untuk menyelesaikan masalah. 4. Apakah ada program tertentu untuk dapat menumbuhkan

the friendly ITB? Pokoknya ITB harus terbuka pada masyarakat

agar masyarakat datang dan bertanya ke ITB. Jadi, saya malu melihat masalah-masalah bangsa yang tidak terpecahkan. Misalnya ma-salah lalu lintas dan masalah banjir. Seharus-nya bisa diatasi sebab ada ITB. Jadi, ITB harus mampu menggugah masyarakat untuk berta-

nya. Memang ITB juga manusia biasa yang ada salahnya. Tetapi, kita harus lihat apa yang penting

dan harus diprioritaskan. Jangan ada suatu masalah yang terlalu lama berlarut-larut akibat ITB tidak bisa menyele-

saikan, itu kan sayang. Saya melihat kemampuan SDM kita tidak kalah dengan luar negeri. Saya katakan kita boleh kalah fasilitas, tapi orangnya ja- ngan. Kalau kita tidak punya fasilitas sendiri, kita harus pandai ker-jasama agar mendapat hal-hal positif yang tidak bisa didapatkan sendiri. Tapi dasarnya, ilmu pengetahuan sekarang ini semakin maju dan berkembang. Kita ini manusia biasa, tidak bisa menyele-saikan semua itu karena kemampuan yang terbatas. Kita harus berbagi dalam menyerap ilmu, lalu tiap orang membawa ilmu ke masyarakat. Kita perlu berbagi dan bekerja sama sebab kita tidak mampu membawa ilmu itu secara individu. Kita bisa menyelesaikan masalah-masalah apapun yang sulit asal pandai bekerja sama dan berkomunikasi. 5. Kembali pada pembahasan kepribadian, berdasarkan pe- ngalaman Bapak apa bentuk program yang dapat menumbuhkan kepribadian yang tadi telah disebutkan? Pergaulan yang baik dapat menumbuhkan kepribadian itu se-hingga mahasiswa datang melihat kondisi kampusnya yang begitu rukun, damai, saling berkomunikasi dan bergaul yang baik, yang dapat membentuk kecerdasan emosional. Memang benar dosen dan karyawan harus memberikan contoh dalam menciptakan lingkungan yang baik. Tapi kemampuan tersebut harus ditunjang

ITB yang Friendly dan Patriotik

Rubrik

Tips PaMO PiMOSEPULUH KIAT PRAKTIS UNTUK PRESENTASI YANG MENARIK

Keberhasilan suatu presentasi tidak hanya ditentu-kan oleh kesiapan dari materi yang akan dipaparkan, tetapi tergantung juga pada cara presenter dalam menyampaikan materi. Berikut adalah sepuluh cara praktis melakukan pre-sentasi dengan baik dan menarik: 1. Penampilan • Tampakkan raut wajah berseri;• Kenakan pakaian yang rapi dan bersih;• Yakinkan gigi dan mulut tampak bersih dari sisa-sisa makanan.2. Suara• Gunakan volume suara yang dapat terdengar dengan jelas • Lafalkan setiap kata dengan lembut namun jelas;• Hindari menggunakan intonasi yang datar.3. Ice Breaking Sesaat sebelum memulai presentasi, lakukan aktivitas atau komu-nikasi dengan audiens untuk mencairkan kebekuan suasana, mi- salnya dengan memperkenalkan diri dan/atau menanyakan kabar audiens, dsb. Materi presentasi akan lebih mudah disampaikan dalam suasana yang cair.4. Body Language (Bahasa Tubuh)• Bangun keakraban dengan audiens dengan cara bergerak mendekati audiens, jika memungkinkan tempatkan diri di te- ngah-tengah audiens;• Pada saat bergerak, lakukan dengan rileks namun ekspresif. Pergerakan yang menarik perhatian akan menghindarkan audiens terhindar dari rasa jenuh dan bosan.• Upayakan agar pergerakan tidak terkendala oleh tata letak ruang presentasi.5. Eye Contact Arahkan pandangan ke depan dan tatap pandangan semua audi-ens secara bergantian. 6. Pemilihan kata • Gunakan bahasa dengan pilihan kata yang mudah dimengerti; • Yakinkan bahwa audiens memahami arti dari istilah-istilah yang digunakan;• Gunakan kata ganti sebutan yang sopan, misalnya Bapak, Ibu, Anda, saya, dsb.7. Humor• Sesekali sisipkan humor ringan yang kontekstual untuk mencip-takan suasana santai dan akrab.8. Diskusi (Tanya jawab) Bangun komunikasi dua arah melalui kesempatan untuk tanya jawab dengan audiens, baik dalam waktu pemaparan materi atau-pun pada akhir presentasi. Hal tersebut akan memberikan kesan bahwa presenter menguasai materi sehingga meningkatkan keper-cayaan audiens terhadap konten presentasi. 9. Latihan• Lakukan latihan presentasi berulangkali;• Perhatikan dan ikuti cara presenter lain yang dapat menyam-paikan materi dengan menarik dan efektif. 10. Bekali Diri• Perkaya pengetahuan seputar topik materi yang akan dipresenta-sikan dengan banyak membaca;• Persiapkan materi dengan matang sehingga pada saat pe-maparan, tayangan materi berupa aliran informasi tertata secara sistematis.

Galeri KegiatanPMO

Juli 2016 | Edisi 3Edisi 3 | Juli 20164 | Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB Buletin UPT PMO Kantor WRSO ITB | 1

K a n t o r W R S O I T B

“Orang-orang ITB harus patriot

yang mencintai dan siap sedia membela nusa dan bangsa”

Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME

SEPULUH KIAT PRAKTIS UNTUK PRESENTASI YANG MENARIK

Tips PaMO PiMO

Buletin PMO diterbitkan oleh UPT PMO Kantor WRSO ITB

Penanggung Jawab: Yassierli Ph.D. (Kepala UPT PMO ITB)Pemimpin Redaksi: Ir. Ari Saptari MES

Kontributor: RudiwanDrs. M. Tatang Somantri, M. Si.Layout: Kurnia Sandi Girsang

Alamat: Gedung Sabuga Lt . 3J l . Tamansar i No. 73 Bandung

Telp/Fax: 022-2532081Website: www.pmo. i tb.ac. idEmai l : off ice@pmo. i tb.ac. id

Galeri KegiatanPMO

Pembekalan Kaprodi -13/02/2016

Pelatihan B. Inggris Untuk Tenaga Kependidikan - 13/04 s.d.29 /06/2016

Workshop menyiapkansurat dinas-13/05 s.d.17/06/2016

Outbond FTSL- 21/05/2016

Workhop ITB Harmoni: Transformasi Budaya ITB

- 14/05/2016

Workshop Sistem Remunerasi

- 12/05/2016

Dr. Eng. Ferry Iskandar, M. Eng.Dosen dengan 116 Publikasi pada Jurnal Internasional dan 14 Paten

Oleh: Dr.Ing. M. Agoes MoelyadiPROSES MENUJU LEARNER CENTERED EDUCATION

Kantor WRSO dan UPT PMO mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon lahir dan batin

Workshop Penulisan danPublikasi Jurnal Internasional- 12/05/2016

Workshop Learner Center Education

- 17/04/2016