tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai · pdf file4.2 gambaran umum program...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN KEBUTUHAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI MASYARAKAT MISKIN ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi: Ekonomi SDM dan Pembangunan Oleh : CHOIRIL SURYA ADMAJA NIM S4209010 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2010

Upload: lamxuyen

Post on 26-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN KEBUTUHAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

MASYARAKAT MISKIN ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi: Ekonomi SDM dan Pembangunan

Oleh :

CHOIRIL SURYA ADMAJA

NIM S4209010

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA

2010

Page 2: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN KEBUTUHAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

MASYARAKAT MISKIN ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)

Disusun Oleh: CHOIRIL SURYA ADMAJA

S4209010

Telah Disetujui Pada :

Hari, Tanggal:..................................

Surakarta, November 2010 Dewan Pembimbing I Dewan Pembimbing II Prof . Dr. Tulus Haryono, SE,MEk Izza Mafruhah, SE,MSi NIP.19550801 198103 1 006 NIP. 19720323 200212 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan MESP FE UNS

Dr. J.J. Sarungu, MS NIP.19510701 198010 1 001

Page 3: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman Pengesahan Penguji

DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN KEBUTUHAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

MASYARAKAT MISKIN ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)

Disusun Oleh: CHOIRIL SURYA ADMAJA

S4209010

Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada Tanggal:

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Tim Penguji Dr. Evi Gravitiani, M.Si ....................... Pembimbing Utama Prof. Dr.Tulus Haryono, SE,Mek ........................ Pembimbing Pendamping Izza Mafruhah, SE, M.si ........................ Mengetahui, Ketua Program Studi Direktur PPs UNS Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Prof. Drs. Suranto, M.Sc. PhD Dr. J.J. Sarungu, MS NIP. 19570820 198503 1 004 NIP.19510701 198010 1 001

Page 5: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk :

v Masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang masih mengalami krisis multidimensional

v Almamaterku

v Istri dan anakku tercinta

Page 7: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO: “Allah tidak akan menguji manusia, melainkan sesuai dengan kemampuannya” “Tiada usaha yang gagal, melainkan usaha yang tertunda”

Page 8: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Tesis sebagai sebagian dari syarat untuk mendapatkan Gelar Magister dengan judul “Dampak

Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat terhadap

Upaya Penanggulangan Kebutuhan Akses Air Minum dan Sanitasi Masyarakat Miskin

( Studi Kasus di Kabupaten Sragen Tahun 2008)”

Penyusunan Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. J.J. Sarungu, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Wahyu Agung Setyo, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister

Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta.

3. Bapak Prof . Dr. Tulus Haryono, SE, Mek selaku Pembimbing Utama dalam penyusunan

tesis ini, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

4. Ibu Izza Mafruhah, SE, MSi selaku Pembimbing Pendamping dalam penyusunan tesis ini,

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Ir. Agus Putrono, M.Si, selaku Kabid Statistik Pengendalian dan Evaluasi Bappeda

Kabupaten Sragen, yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian di

beberapa instansi/ Dinas terkait.

6. Para narasumber dan responden dalam penelitian ini.

7. Orangtua, istri, kakak dan adik, serta saudara-saudaraku mahasiswa pascasarjana MESP

yang telah memberikan dorongan semangat dan do’a restu, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Page 9: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat balasan imbalan dari

Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya

tesis ini. Namun demikian, penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan penulis khususnya.

Surakarta, Nopember 2010

Penulis

Page 10: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 9

2.1 Konsep Pemberdayan Masyarakat ................................................................................... 9

2.2 Konsep Kemiskinan ......................................................................................................... 14

2.3 Pengukuran Kemiskinan .................................................................................................. 23

2.4 Program Penanggulangan Kemiskinan ............................................................................ 26

2.5 Arah Kebijakan Pembangunan ........................................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 34

3.1 Populasi ........................................................................................................................... 34

3.2 Sampel ............................................................................................................................. 34

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................................... 34

3.4 Sumber dan Pengumpulan Data ....................................................................................... 35

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 38

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sragen .............................................................................. 38

4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ............................................................................. 39

4.3 Implementasi Program Pamsimas di Kabupaten Sragen ................................................. 55

4.4 Analisis Data dan Pembahasan ........................................................................................ 73

Page 11: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 92

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 92

5.2 Saran ................................................................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Hal 4.1 Ringkasan Penggunaan Dana Program Pamsimas 48 4.2 Ringkasan data Desa-desa sasaran Pamsimas 57 4.3 Perbandingan kondisi akses air bersih masyarakat Desa Jetis 74

4.4 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Tanggan terhadap air bersih 75

4.5 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Banyurip terhadap air bersih 76

4.6 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Jembangan terhadap air bersih 77

4.7 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Kalangan terhadap air bersih 78

4.8 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Sambirembe terhadap air bersih 79

4.9 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Ngandul terhadap air bersih 80

4.10 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Girimargo terhadap air bersih 81

4.11 Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Gebang terhadap air bersih 82

4.12 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Jetis 83

4.13 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Tanggan 84

4.14 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Banyurip 84

4.15 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Jembangan 84

4.16 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Kalangan 85

4.17 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Sambirembe 85

4.18 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Ngandul 86

4.19 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Girimargo 86

4.20 Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 Desa Gebang 86

Page 13: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian............................................................ 33

4.2.4 Struktur Organisasi Pamsimas Secara Umum............................... 44

4.2.6.6 Struktur Organisasi LKM........................................................... 54

4.3.1Kerangka Pikir yang Dikembangkan dari Tujuan dan Implementasi Program.................................................................. 56

Page 14: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan Kegiatan Wawancara SAB-Sanitasi

Page 15: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA PENANGGULANGAN KEBUTUHAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

MASYARAKAT MISKIN ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)

Oleh: CHOIRIL SURYA ADMAJA

NIM S4209010

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana dampak dari implementasi dan hal-hal yang menjadi penghambat/kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Sragen tahun 2008.

Metodologi penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dengan populasi adalah Desa sasaran Pamsimas tahun 2008, dan cara menentukan sampel dengan cara quota sampling yang berjumlah sembilan Desa. Penyajian hasil menggunakan model tabel ataupun persentase.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dampak yang terjadi untuk menanggulangi permasalahan air bersih dan sanitasi di Desa sasaran Pamsimas tahun 2008 terlihat dari cakupan total cakupan masyarakat yang mampu mengakses sarana air bersih setelah atau pasca program Pamsimas dan perubahan yang terjadi di masyarakat dalam menggunakan sarana sanitasi yang sesuai dengan kriteria sarana sanitasi sehat atau tangga sanitasi.

Cakupan sarana air bersih dan sanitasi pasca program pamsimas secara berurutan adalah sebagai berikut: Desa Jetis Kecamatan Sambirejo (83%, 89.8%), Desa Tanggan Kecamatan Gesi (72.1%, 91.6%), Desa Banyurip Kecamatan Jenar (89.7%, 93%), Desa Jembangan Kecamatan Plupuh (28.64%, 93.7%), Desa Kalangan Kecamatan Gemolong (98.5%, 91.7%), Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe (36.5%, 88.75%), Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang (85.3%, 88.75%), Desa Girimargo Kecamatan Miri (54.36%, 88.86%) dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono (78.83%, 88.64%).

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah: dampak program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat belum berdampak besar, karena keterbatasan-keterbatasan yang dialami seperti sumber pendanaan sehingga mengurangi rencana kerja masyarakat khususnya bidang fisik atau sarana air bersih (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat yang belum optimal karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk merubah perilaku masyarakat ke perilaku yang lebih sehat. Hambatan atau kendala yang terjadi selama program berjalan satu tahun periode ialah proses pemberdayaan masyaraat yang belum optimal mengingat sumber daya masyarakat yang terbatas, serta sulitnya merubah anggapan masyarakat desa penerima program yang menganggap program Pamsimas adalah suatu proyek “top down”, atau dari atas ke bawah sehingga partisipasi yang harusnya muncul, belum terlihat maksimal untuk semua bidang program Pamsimas. Kata kunci: kemiskinan, pemberdayaan, sarana air bersih, sanitasi

Page 17: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan

nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Menurut

Sondang P.Siagian (1999), pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian

pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh

suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju pada modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa. Sedangkan menurut Bintoro (1988) bahwa pembangunan

dapat diartikan pula sebagai suatu proses pembaharuan yang kontinyu dan terus

menerus dari suatu keadaan yang dianggap lebih baik.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen sangat kuat untuk mencapai

target water supply and sanitation – Millenium Development Goals (WSS-

MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air

minum dan sanitasi dasar sebesar 50% pada tahun 2015.

Berdasarkan UU Nomor 32/2004 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor

33/2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, pemerintah daerah bertanggungjawab penuh untuk memberikan pelayanan

dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air

minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daearah-daerah dengan wilayah

perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas

fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga

memerlukan dukungan finansial utnuk membiayai investasi yang dibutuhkan

1

Page 18: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada masyarakat, baik

untuk investasi fisik dalam bentuk sarana prasarana, maupun investasi non –fisik

yang terdiri dari manajemen, teknis, dan pengembangan sumber daya manusia.

Menurut Bappeda Propinsi Jawa Tengah (2003) mengatakan kelemahan

pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di masa lalu antara lain :

1. Berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro.

2. Kebijakan terpusat.

3. Lebih bersifat karitatif.

4. Memposisikan masyarakat sebagai obyek.

5. Cara pandang tentang kemiskinan yang diorientasikan pada ekonomi.

6. Asumsi permasalahan dan penanggulangan kemiskinan yang sering dipandang

sama.

Sehubungan dengan itu perlunya pola baru dalam penanganan kemiskinan

yang lebih berorientasi pada kemandirian dan berkelanjutan upaya – upaya

masyarakat, pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Oleh karena itu

pemahaman tentang data kemiskinan sangat diperlukan untuk memberikan

informasi kepada pengambil kebijakan yang ditujukan untuk pengentasan

kemiskinan.

Program WSLIC 3/ pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata

pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk

meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan

penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan.

Page 19: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Departemen Kesehatan, dari 1000 bayi lahir 50 di antaranya

meninggal dunia karena diare. Hal ini sering terkait dengan penggunaan air yang

tercemar tinja. Suplai air bersih yang lebih baik diperkirakan mampu mengurangi

angka kematian akibat diare sebesar 21%. Sedangkan sanitasi yang lebih baik

diperkirakan mampu mengurangi angka kematian akibat diare sebesar 37,5%.

Tindakan sederhana seperti mencuci tangan memakai sabun di saat-saat tepat

dapat mengurangi angka kejadian diare sampai 35%. Sekalipun demikian, sanitasi

tetap menjadi prioritas rendah dengan anggaran yang minim di kota-kota besar.

Hal ini terutama karena manfaat langsung yang dirasakan lebih minim ketimbang

manfaat investasi dalam bentuk pembangunan perumahan, jalan, pasar dan

sekolah (ESP News, Volume 8, 2006 * 2)

Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih untuk skala nasional, cakupan

pemakaian air bersih baru mencapai 76,41% (63,37% di pedesaan dan 91,8% di

perkotaan), dimana dari angka tersebut hanya separuhnya (52%) yang memenuhi

syarat bakteriologis air bersih, sedangkan cakupan penduduk yang memakai

jamban adalah sekitar 66,03% (54,2% di pedesaan dan 85,89% di perkotaan).

Melihat data tersebut maka penduduk Indonesia masih kurang dalam

mengakses air bersih dilihat dari kualitas dan kuantitas. Menghadapi situasi yang

demikian, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan kebijakan dan strategi baru

dalam suatu “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi

Nasional menuju Idonesia Sehat 2010”. Dalam strategi tersebut telah ditetapkan

bahwa lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi,

Page 20: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan

permukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta

terwujudnya kehidupan masyarakat yang berperilaku hidup sehat dan saling

tolong menolong dengan memelihara budaya bangsa.

Program penyediaan sarana dan prasarana masyarakat seperti sarana air

minum, sanitasi dan kesehatan lingkungan akan lebih efektif dan berkelanjutan

apabila berbasis masyarakat, melibatkan seluruh masyarakat ( laki-laki dan

perempuan, kaya dan miskin) dan menggunakan pendekatan yang tanggap

terhadap kebutuhan masyarakat. Tanggap terhadap kebutuhan berarti bahwa

program menyediakan sarana dan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat

mau berkontribusi dan membiayai, mengelola dan memelihara sarana yang pada

akhirnya akan menumbuhkan rasa memiliki. Untuk itu perlu dilakukan

pendekatan pemberdayaan masyarakat yang partisipatif agar masyarakat mau dan

mampu berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan, melaksanakan,

mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah dibangun, serta

melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan di

lingkungan sekolah.

Tujuan dari program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis

masyarakat (Pamsimas) adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap

air bersih dan sanitasi guna mengubah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (masyarakat miskin

pedesaan dan peri-urban). Secara khusus program Pamsimas bertujuan untuk :

meningkatkan praktek hidup sehat di masyarakat, akses terhadap sarana air

Page 21: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

minum dan sanitasi yang berkelanjutan, kapasitas lokal baik pemerintah lokal

maupun masyarakat dalam menyebarluaskan model program penyediaan sarana

air minum dan sanitasi, efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang dari

infrastruktur sarana air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat serta pembangunan

ekonomi desa/kelurahan dalam mendukung operasional dan pemeliharaan

infrastruktur yang telah dibangun.

Kegiatan program Pamsimas dibagi menjadi lima bagian : a)

pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal, pembiayaan

pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal dalam rangka

mengarusutamakan dan menyebarluaskan pendekatan Pamsimas terhadap

peningkatan akses terhadap sarana air minum, sanitasi dan kesehatan, b)

dukungan terhadap kegiatan peningkatan sanitasi dan perilaku hidup sehat

termasuk penyebaran pendekatan CLTS (Community Led Total Sanitation) atau

sanitasi total berbasis masyarakat, kesehatan dan sanitasi sekolah serta promosi

kesehatan, c) dana hibah untuk penyiapan dan implementasi pembangunan sarana

air minum dan sanitasi masyarakat dan sekolah, d) dana hibah untuk inovasi dan

insentif bagi Desa dan kabupaten dalam mengarusutamakan dan replikasi

program Pamsimas, serta e) dukungan administrasi dan manajemen program

Pamsimas.

Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka Pemerintah

Indonesia bekerja sama dengan Bank Dunia pada tahun 2008 memberi bantuan

untuk masyarakat yang terbatas akses air bersihnya, kekurangan sanitasi dasar

serta berpenghasilan rendah (miskin) melalui program penyediaan air minum dan

Page 22: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) salah satunya di Kabupaten Sragen,

Propinsi Jawa Tengah. Posting pendanaan program PAMSIMAS:

1. APBN/Loan Bank Dunia : Rp 192.500.000 (70%)

2. APBD Kab/Kota : Rp 27.500.000 (10%)

3. Kontribusi Masy. Desa : Rp 11.000.000 ( 4%) cash

Rp 44.000.000 (16%) tenaga & material

Total dana per Desa : Rp 275.000.000

Desa sasaran program Pamsimas Kabupaten Sragen tahun 2008 sebanyak

sembilan Desa yaitu: Desa Jetis Kecamatan Sambirejo, Desa Tanggan Kecamatan

Gesi, Desa Banyurip Kecamatan Jenar, Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Desa

Kalangan Kecamatan Gemolong, Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Desa

Ngandul Kecamatan Sumber Lawang, Desa Girimargo Kecamatan Miri dan Desa

Gebang Kecamatan Sukodono.

Semua Desa tersebut sudah melaksanakan dan menyelesaikan proses

program, dan tentunya dengan berbagai opsi (pilihan) penyediaan air minum dan

peningkatan sanitasi di Desanya masing-masing. Mendasar pada tujuan program

Pamsimas, yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi

guna mengubah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat, oleh karena

itu peneliti tertarik untuk mengambil judul tesis ” Dampak Implementasi Program

Pamsimas Terhadap Upaya Penanggulangan Kebutuhan Akses Air Minum dan

Sanitasi Masyarakat Miskin ( Studi Kasus Di Kabupaten Sragen Tahun 2008)”.

Page 23: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah dampak implementasi Program Pamsimas terhadap Desa-desa

sasaran tahun 2008 di Kabupaten Sragen?

2. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan Pamsimas di

Kabupaten Sragen tahun 2008?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1 Mengetahui dampak implementasi Program Pamsimas terhadap Desa-desa

sasaran tahun 2008 di Kabupaten Sragen.

2 Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Program Pamsimas

di Kabupaten Sragen tahun 2008.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat yakni sebagai berikut :

1. Bersifat Teoritis

a. Bagi mahasiwa dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana peran

program Pamsimas terhadap upaya pengentasan kemiskinan

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan bagi

mahasiswa dan pemerhati masalah sosial khususnya tentang kemiskinan

2. Bersifat Praktis

a. Pengambil kebijakan dan keputusan mengenai Program Pemberdayaan

(Pamsimas) agar dapat sesuai dengan kondisi riil dalam pelaksanaan serta

Page 24: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat mengatasi hambatan - hambatan yang muncul dalam

mengimplementasikan program.

b. Memberikan informasi dan wawasan bagi pembaca dan penulis lain

sebagai inspirasi untuk dikembangkan ke topik lain.

Page 25: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan merupakan konsep yang muncul setelah adanya

perencanaan advokasi dan perencanaan komunikatif. Pemberdayaan dapat

didefinisikan sebagai sebuah proses/ mekanisme di mana sekelompok orang,

organisasi atau masyarakat memiliki penguasaan atas masalah yang dialami

(Rappaport, 1987).

Menurut Cornell Empowerment Group, pemberdayaan masyarakat adalah

suatu proses yang sedang dan terus berlangsung secara sengaja dan berpusat pada

masyarakat lokal yang berpikiran kritis, memiliki prinsip saling menghormati,

kepedulian terhadap sesama dan partisipasi kelompok, yang mana melalui proses

ini mereka yang tidak memiliki akses akan keadilan alokasi sumber daya,

memiliki akses dan kendali akan sumber daya tersebut (Perkins and Zimmerman,

1995).

Asumsi teori pemberdayaan: (1) Pemberdayaan memiliki bentuk yang

berbeda untuk (sekelompok) orang yang berbeda. (2) Pemberdayaan memiliki

bentuk yang berbeda dalam situasi berbeda. (3) Pemberdayaan berfluktuasi atau

berubah sesuai dengan perubahan waktu.

Syarat berlangsungnya proses pemberdayaan: (1) Anggota masyarakat

memiliki rasa kemasyarakatan (sense of community/ guyub/ kebersamaan) dan

mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. (2) Partisipasi warga,

yaitu suatu proses dimana tiap individu ikut ambil bagian dalam proses

9

Page 26: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengambilan keputusan dalam lembaga, program dan lingkungan dimana mereka

berada. (Mulayadi ST, 2005)

Menurut TDr. Wahyudi Kumorotomo tiga bentuk tingkatan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat yakni: 1. Partisipasi dalam pemilihan (electoral

participation), 2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (decision-making

participation) 3. Partisipasi dalam menentukan isi keputusan publik (determining

the content of policies).

Selain itu program penanggulangan kemiskinan juga harus melibatkan

partisipasi masyarakat, karena dengan partisipatif model ada beberapa

keuntungan, yakni: menguatkan rasa tanggungjawab, menunjang efisiensi;

keberhasilan pembangunan akan lebih terjamin dan membantu proses pelaksanaan

program secara teknis. Hal ini didukung dengan UU No. 25/2004: Pemda

hendaknya menciptakan bottom-up planning, dan UU No. 32/2004:

“pembangunan harus memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan

kreativitas, dan meningkatkan peran serta masyarakat” (TDr. Wahyudi

Kumorotomo).

Kiat mengembangkan program partisipatif Menurut TDr. Wahyudi

Kumorotomo: (1). Orientasi pada hasil, jangan pada target, (2). Jangan

menimbulkan ketergantungan, jangan bersifat bagi-bagi habis (charity), (3).

Jangan hanya mengakomodasi kelompok tertentu, (4). Program harus

mengembangkan rasa tanggungjawab, serta (5). Penanggulangan kemiskinan

harus “mempercayai orang miskin”

Page 27: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Mulayadi ST (2005) Landasan teoritis dalam pembangunan

masyarakat dalam konsep Community Development atau pembangunan

masyarakat, teknik perencanaan yang digunakan adalah : (1) Perencanaan

advokasi. (2) Perencanaan komunikatif. (3) Pemberdayaan.

Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa fokus pada gender

memberi manfaat yang lebih besar dari sekedar kemampuan proyek untuk

menyediakan air dan sanitasi yang baik, yang tercermin dalam beberapa aspek

seperti proses penyediaan yang lebih baik, pengoperasian dan pemeliharaan yang

lebih baik, pengembalian biaya, dan kesadaran terhadap higiene. Adapun manfaat-

manfaat tersebut, termasuk, antara lain:

a. Manfaat ekonomi: Akses yang lebih baik pada air akan memberi kaum

perempuan waktu yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas

mendatangkan pendapatan, menjawab kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga, atau memberikan kesejahteraan dan waktu luang untuk

kesenangan mereka sendiri. Perekonomian, secara keseluruhan, dapat pula

memberikan berbagai manfaat.

b. Manfaat kepada anak-anak: Kebebasan dari pekerjaan mengumpulkan dan

mengelola air yang memakan waktu dapat membuat anak-anak, khususnya

anak perempuan untuk bersekolah. Oleh sebab itu, dampaknya diharapkan

dapat mencapai antargenerasi.

c. Pemberdayaan terhadap kaum perempuan: Keterlibatan dalam proyek-

proyek penyediaan air dan sanitasi akan memberdayakan kaum

perempuan, khususnya apabila kegiatan proyek tersebut dihubungkan

Page 28: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan

pendapatan dan sumber daya-sumber daya produktif seperti kredit.

Partisipasi dari pihak yang mendapatkan manfaat dan perhatian kepada

pengurangan tingkat kemiskinan merupakan dua penentu utama atas efektivitas

dan kesinambungan pengelolaan penyediaan air dan sanitasi. Sebuah proyek

penyediaan air dan sanitasi harus memperhatikan kendala-kendala partisipasi

kaum perempuan dalam desain proyek, konstruksi, operasional dan pemeliharaan

(O&M), pelatihan, serta monitoring dan evaluasi (M&E).

Proyek tersebut juga harus memperhatikan hubungan antara gender dan

kemiskinan dengan mengidentifikasi, misalnya, rumah tangga yang dikepalai

kaum perempuan dan kebutuhan-kebutuhan khusus rumah tangga tersebut.

Pemberdayaan adalah terminologi yang paling sering disejajarkan dan

digunakan dalam upaya poverty reduction. Pemberantasan kemiskinan

memerlukan keterlibatan perempuan dalam pembangunan sosial dan ekonomi,

kesempatan yang sama dan partisipasi penuh dan adil antara laki-laki dan

perempuan sebagai agen pembangunan berkelanjutan. Pemberdayaan merupakan

proses peningkatan kapasitas seseorang atau kelompok dalam menentukan pilihan

guna melakukan suatu aksi atau output yang diinginkan. Pemberdayaan

merupakan kombinasi antara dua faktor yang saling terkait yakni agency dan

struktur peluang. Agency yang dimaksud adalah kemampuan seseorang dalam

menentukan pilihan yang berarti baginya. Sedangkan struktur peluang adalah

berbagai aspek yang membuat seseorang dapat berbuat sesuatu karena

kemampuannya untuk memilih. Dengan demikian, pemberdayaan dapat diartikan

Page 29: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai dalam situasi dimana terdapat ketidakseimbangan relasi kekuasaan, maka

seseorang yang memiliki kapasitas yang memadai mampu melakukan pilihan-

pilihan yang efektif serta dapat memperoleh benefit dari berbagai upaya yang

berusaha menekan angka kemiskinan.

Pemberdayaan perempuan yang dicanangkan dalam Millenium

Development Goals untuk mengurangi kemiskinan berwajah perempuan memiliki

tiga dimensi yaitu Human Capability, kemampuan manusia dalam hal pendidikan,

kesehatan dan gizi, dengan menghilangkan gap pendidikan bagi perempuan dan

laki-laki hingga sekolah menengah; Acces to resources and opportunity, akses

terhadap sumber daya dan kesempatan yang mengacu pada aset ekonomi dan

partisipasi politik; dan Security, terutama kerentanan perempuan terhadap

kekerasan. Pemberdayaan perempuan dapat menekan angka kemiskinan dengan

mengubah dan memperbaiki hidup perempuan. Pemberdayaan perempuan dapat

dilakukan dengan pendekatan pembangunan berbasis hak, bahwa setiap orang

memiliki berbagai hak yang mendasar yang mana setiap negara wajib untuk

memajukan, meningkatkan dan melindungi hak-hak warga negaranya, untuk

hidup layak termasuk untuk tidak hidup dalam kemiskinan. Amartya Sen juga

menggarisbawahi relevansi antara kebebasan, hak asasi manusia dan

pembangunan. Dengan memasukkan konsep hak, kemampuan (dan kapasitas),

peluang, kebebasan dan hak-hak individu ke dalam diskursus kemiskinan, maka

kemiskinan dapat dikategorikan sebagai suatu yang bertentangan dengan hak-hak

mendasar manusia (Sen, 1999).

Page 30: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemberdayaan perempuan dapat berupa pemberdayaan hukum yang

diintegrasikan dengan kegiatan pelayanan hukum yang dilengkapi dengan

berbagai kegiatan pendidikan masyarakat/publik, advis hukum, dan reformasi

hukum. Perempuan yang telah berdaya secara hukum atau dengan perkataan lain

telah menyadari hak-hak hukumnya, maka dapat memberikan perlindungan

terhadap dirinya sendiri. Pemberdayaan perempuan dapat juga diintegrasikan ke

dalam kegiatan pembangunan sosial ekonomi seperti pembangunan desa,

kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi dan perumahan. Perempuan yang

telah berdaya dapat memfokuskan dirinya sebagai agent of change baik bagi

perempuan lainnya maupun terhadap masyarakat pada umumnya yang akan

memberikan sumbangan yang besar dalam upaya perlindungan perempuan dan

lebih jauh lagi menekan kemiskinan perempuan (Dewi Mayavanie Susanti).

2.2 Konsep Kemiskinan

Menurut Aris Munandar dalam Jurnal Universitas Paramadina Vol.2 No.

1, September 2002: 12-24, pembangunan adalah sebuah istilah yang sangat

populer dalam kehidupan bangsa Indonesia, terutama pada masa Orde Baru. Kata

ini seakan-akan menjadi suatu kekuatan besar yang memberikan energi dan

motivasi kepada bangsa Indonesia untuk meraih keberhasilan dan kesejahteraan

dalam segala aspek kehidupan.

Kebijakan dan program pembangunan yang disusun setiap lima tahun

(Repelita) sekali dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai

landasan operasionalnya telah “membius” dan menambah keyakinan masyarakat

akan kehebatan pembangunan. Hal ini diperkuat dengan laporan-laporan, data

Page 31: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

statistik, dan dukungan dunia internasional yang menunjukkan kesuksesan

pelaksanaan pembangunan - menurunnya angka kemiskinan sampai 15% pada

tahun 1990; angka pertumbuhan ekonomi (PNB) yang tinggi, mencapai 7,34%

tahun 1993 dan pendapatan perkapita (PDB) mencapai 919 dolar per tahun;

perkembangan teknologi dan industri (industri pesawat terbang dan mobil

nasional); serta indikator-indikator sosial-ekonomi lainnya - semakin menambah

kepercayaan bangsa Indonesia akan keampuhan dan “kesaktian” kata

pembangunan, meskipun dalam kenyataannya sebagian besar mereka hidup dalam

kesulitan dan kebodohan karena kemiskinan.

Kita terjebak dengan laporan dan angka-angka statistik yang begitu

meyakinkan, karena selama itu (Orde Baru) keberhasilan dalam pencapaian

pembangunan sangat bias ekonomi. Sebagaimana dikatakan oleh Arief Budiman

(1995): Di Indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala

hal. Secara umum, kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan

masyarakat dan warganya. Seringkali, kemajuan yang dimaksud terutama adalah

kemajuan material. Maka, pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan

yang dicapai oleh sebuah masyarakat dalam bidang ekonomi.

Kemiskinan menurut pendekatan ilmu sosial dapat diartikan sebagai suatu

keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai

dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,

mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut Emil Salim

berpendapat bahwa “Mereka dikatakan dibawah garis kemiskinan apabila

Page 32: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok

seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain – lain” (Emil Salim,1982:41).

Pengertian “Miskin” menurut kamus yang disusun oleh WJS

Porwadarminta, berarti “tidak berharta benda, serba kurang”. Sementara The

Concise Oxford Dictionary memberikan definisi “Poor” sebagai “Lacking

adequate money or means to live comfortably”. Dari kedua pengertian tersebut

jelas sekali bahwa pengertian kemiskinan tidak semata-mata berhubungan dengan

uang saja. Pengertian harta benda lebih luas dari sekedar uang. Demikian juga

halnya dengan “means to live comfortably” (Tjiptoheriyanto, 1996 : 109).

Kemiskinan kemudian didefinisikan lebih luas dari sekedar miskin pendapatan.

Menurut Reitsma dan Kleinpenning (1996) kemiskinan adalah ketidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan seseorang, baik yang mencakup material maupun

non-material. Selanjutnya Gunawan Sumodiningrat (1997:78) membedakan

kemiskinan ke dalam tiga pengertian, yaitu :

a. Kemiskinan Absolut

Seseorang dikatakan miskin secara absolut apabila tingkat pendapatannya

dibawah garis kemiskinan atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan minimum, antara lain kebutuhan pangan, sandang,

kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan

bekerja. Rendahnya tingkat pendapatan itu terutama disebabkan oleh keterbatasan

sarana dan prasarana fisik dan kelangkaan modal atau miskin karena sebab alami.

Page 33: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kemiskinan Relatif

Adalah pendapatan seseorang yang sudah diatas garis kemiskinan, namun

relatif lebih rendah dibanding pendapatan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan

relatif erat kaitannya dengan masalah pembangunan yang belum menjangkau

seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pendapatan.

c. Kemiskinan Kultural

Kemiskianan kultural ini mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat

yang (disebabkan oleh faktor budaya) tidak mau berurusan untuk memperbaiki

tingkat kehidupan meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya.

Adapun ciri – ciri mereka yang tergolong miskin menurut Gunawan

Sumodiningrat (1997) adalah :

1. Sebagian besar dari kelompok yang miskin ini terdapat di pedesaan dan

mereka ini umumnya buruh tani yang tidak memiliki lahan sendiri.

Kalaupun ada yang memiliki tanah luasnya tidak seberapa dan tidak cukup

untuk membiayai ongkos hidup yang layak.

2. Mereka itu pengangguran atau setengah menganggur. Kalau ada pekerjaan

maka sifatnya tidaklah teratur atau pekerjaan tidaklah memberi pendapatan

yang memadai bagi tingkat hidup yang wajar.

3. Mereka berusaha sendiri, biasanya dengan menyewa peralatan dengan

orang lain. Usaha mereka kecil dan terbatas dengan ketiadaan modal.

4. Rata – rata semua tidak memiliki peralatan kerja atau modal sendiri.

Kebanyakan dari mereka tidak berpendidikan, apabila ada, tingkat

pendidikannya rendah.

Page 34: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Mereka kurang berkesempatan untuk memperoleh dalam jumlah yang

cukup bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan,

komunikasi dan fasilitas kesejahteraan sosial pada umumnya (Gunawan

Sumodiningrat, 1997 : 19)

Menurut Mohtar Mas’oed (2003) berdasarkan penyebabnya kemiskinan

dapat dibedakan dalam dua jenis yakni :

1. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan ini timbul akibat kelangkaan sumber – sumber daya alam,

kondisi tanah yang tandus, tidak ada pengairandan kelangkaan prasarana.

2. Kemiskinan Buatan

Kemiskinan ini timbul akibat munculnya kelembagaan (seringkali akibat

modernisasi atau pembangunan itu sendiri) yang membuat anggota masyarakat

tidak dapat menguasai sumber daya, sarana dan fasilitas ekonomi yang ada secara

merata (atau disebut juga dengan kemiskinan struktural) (Mohtar Mas’oed, 2003 :

138)

Dimensi utama kemiskinan adalah politik, sosial budaya dan psikologi,

ekonomi, dan akses terhadap aset. Dimensi tersebut saling terkait dan saling

mengunci/membatasi. Kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat

tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin umumnya

tidak dapat membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki pekerjaan,

takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit akibat kekurangan air

bersih. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan tidak memiliki

rasa bebas (world bank).

Page 35: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Maka ciri – ciri masyarakat miskin dapat dilihat sebagai berikut :

1. Secara politik : tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan

yang menyangkut hidup mereka.

2. Secara sosial : tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada

3. Secara ekonomi : rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan,

pendidikan, ketrampilan yang berdampak pada penghasilan.

4. Secara budaya dan tata nilai : terperangkap dalam budaya rendahnya

kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek, dan fatalisme.

5. Secara lingkungan hidup : rendahnya pemilikan aset fisik termasuk aset

lingkungan hidup, seperti air bersih dan penerangan. Kondisi tersebut

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti

sandang, pangan, papan, keamanan, identitas kultural, proteksi, kreasi,

kebebasan, partisipasi, dan waktu luang (Fernandes, 2000).

Pengertian kemiskinan menurut komite penanggulangan kemiskinan dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1. BPS : Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang hanya dapat memenuhi

kebutuhan makannya kurang dari 2.100 kalori per kapita per hari.

2. BKKBN : Kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera yang tidak dapat

melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan 2 kali sehari,

tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja, dan bepergian, bagian

terluas rumah berlantai tanah, dan tidak mampu membawa anggota keluarga

ke sarana kesehatan. Pengertian ini lebih lanjut menjadi keluarga miskin,

yakni :

Page 36: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging, ikan/telur.

b. Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian.

c. Luas lantai rumah paling kurang 8 m² untuk tiap penghuni.

Keluarga miskin sekali adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak

dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

a. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

b. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,

bekerja/sekolah, dan bepergian.

c. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah

3. Bank Dunia : Kemiskinan adalah tidak tercapainya kehidupan yang layak

dengan penghasilan US $ 1 per hari per tahun.

Pada umumnya definisi kemiskinan adalah pendapatan minimum yang

dibutuhkan untuk memperoleh masukan kalori dasar. Salah satu pendekatan yang

paling baik dan mengimplementasikan matriks keseluruhan dari kemiskinan

adalah konsep kebutuhan dasar dari Filipina (ADB, 1999) yang mendefinisikan

dalam 3 tingkat hierarki kebutuhan yaitu :

a.Survival : makanan/gizi, kesehatan, air bersih/sanitasi, pakaian.

b.Security : rumah, damai, pendapatan, pekerjaan.

c.Enabling : pendidikan dasar, partisipasi, perawatan keluarga, psikososial.

Menurut Niken S, 2007 kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya

kebutuhan manusia itu bermacam – macam maka kemiskinan pun memiliki

banyak aspek antara lain :

Page 37: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1). Aspek Primer berupa :

- Miskin aset.

- Organisasi sosial politik.

- Pengetahuan dan Keterampilan.

2). Aspek Sekunder berupa :

- Jaringan sosial

- Sumber Keuangan dan Informasi.

Penyebab Kemiskinan :

a. Karena ciri dan keadaan masyarakat dalam suatu daerah sangat beragam

(berbeda) ditambah dengan kemajuan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

yang masih rendah.

b. Kebijakan dalam negeri seringkali dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri

atau internasional antara lain dari segi pendanaan.

Menurut Izza Mafruhah, Indeks Kemiskinan Manusia diperkenalkan

pertama kali oleh UNDP (United Nation Development Program), dengan

mengkombinasikan antara indikator angka harapan hidup, tingkat buta huruf,

tingkat kekurangan gizi, akses terhadap air bersih dan tingkat pelayanan

kesehatan. Indikator – indikator yang mendasarinya tidak dari kelompok

masyarakat yang sama (izzamafruhah.wordpress.com/multidimensi-kemiskinan)

Indeks kemiskinan manusia menggambarkan sebaran dari ketertinggalan

masyarakat atas kemajuan yang sudah ada dalam suatu negara. Di negara – negara

yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, difokuskan pada deprivasi dalam

tiga dimensi yaitu lamanya hidup yang diukur dengan peluang pada saat lahir

Page 38: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk tidak bertahan hidup hingga usia 40 tahun, pengetahuan yang diukur dengan

angka buta huruf pada orang dewasa, dan ketersediaan sarana umum yang diukur

dengan prosentase penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap sumber air

bersih, prosentase penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap fasilitas

kesehatan dan persentase anak – anak di bawah usia 5 tahun dengan berat badan

kurang. (BPS, Bappenas, UNDP, 2001 )

Secara nyata, IKM merupakan indikator hasil secara langsung terhadap

program – program pengentasan kemiskinan yang dilakukan baik secara nasional

maupun daerah. Namun selama ini ukuran yang digunakan oleh BPS dalam

menghitung angka kemiskinan hanya berdasarkan jumlah penduduk yang hidup di

bawah garis kemiskinan yang diukur dari biaya hidup atau pengeluaran konsumsi

yang dimiliki oleh masyarakat untuk hidup secara layak.

Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup

orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.

Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian

antara lain :

a) Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang dari 12 %

pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang.

b) Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara 12 –

17 % pendapatan nasional dianggap sedang.

c) Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati lebih dari 17 %

pendapatan nasional maka dianggap rendah.

Page 39: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa definisi kemiskinan tersebut, penulis berpendapat bahwa

kemiskinan bukan hanya sekedar ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya saja, kemiskinan juga mencakup aspek sosial dan moral.

Misalnya, kurangnya kesempatan berusaha, budaya hidup, dan lingkungan dalam

suatu masyarakat, yang menempatkan mereka pada posisi yang lemah. Tetapi

pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud adalah

kemiskinan material.( Niken Setyaningsih, 2007)

2.3 Pengukuran Kemiskinan

Tidaklah mudah untuk menarik suatu batas yang cukup jelas antara

penduduk miskin dan yang tidak miskin. Langkah pertama untuk memperkirakan

jumlah kaum miskin dengan mendefinisikan garis kemiskinan. Garis kemiskinan

pada dasarnya adalah standar minimum yang diperlukan oleh individu untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya, ternasuk jenis pangan dan bukan pangan. BPS

menggunakan data pengeluaran sebagai representasi dari pendapatan untuk

mendefinisikan titik dasar minimum standar ini bagi kebutuhan pangan dan bukan

pangan. BPS mengartikan penduduk miskin sebagai penduduk yang tingkat

pendapatannya masih dibawah kebutuhan minimum, bahkan mungkin dibawah

Kebutuhan Fisik Minimumnya (KFM). Jumlah pendapatan yang diperlukan untuk

mencapai tingkat kebutuhan minimumnya inilah yang lazim disebut sebagai

“Garis Kemiskinan”.

Pendekatan-pendekatan terhadap formulasi garis kemiskinan terletak

dalam dua kategori umum, yaitu :

Page 40: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pendekatan yang berdasarkan pada beras, termasuk ukuran-ukuran lain atas

dasar jumlah bahan makanan yang digunakan.

b. Pendekatan yang didasarkan pada pemasukan atau pengeluaran

(Tjondronegoro dalam Husken, 1997 : 194)

Menurut Mohtar Mas’oed (2003) untuk mengukur kemiskinan di

Indonesia dikenal tiga cara. Yang pertama adalah metode yang dikembangkan

oleh Prof. Sajogjo, menurut metode ini orang miskin adalah yang tidak mampu

memperoleh penghasilan per kapita setara 320 kg beras, untuk penduduk desa,

atau 480 kg beras untuk penghuni kota.

Garis kemiskinan Sajogjo secara khusus tidak dibuat untuk mendefinisikan

kaum miskin dan non miskin. Dasar yang dirujuk sebagai garis kemiskinan

Sajogjo adalah kandungan makanan dan gizi dalam kaitan dengan Program

Pemajuan Gizi Keluarga Terapan. Konsep ini mengubah pengeluaran perkapita

dengan padanan beras, yaitu pendapatan diekspresikan dalam jumlah beras yang

dapat dibeli. Dengan kemajuan yang terus menerus dalam pembangunan ekonomi,

dan ketika kajian tentang gizi dilakukan, sekarang itu tidak mencukupi, lantaran ia

tidak dapat manunjukkan pengeluaran bagi pemenuhan kebutuhan– kebutuhan

seperti kesehatan, sekolah, dan perumahan di kawasan urban dan rural.

Ketidakuntungan lebih jauh dari garis kemiskinan Sajogjo terletak pada fakta

bahwa harga – harga beras telah naik dibandingkan dengan harga – harga

komoditas lain yangdiperlukan.

Metode kedua dikembangkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dengan

menghitung pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi berdasar data Survei

Page 41: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sosial – Ekonomi Nasional (SUSENAS). Metode ketiga adalah

kriterionkesejahteraan yang disebut indeks Kebutuhan Fisik Minimum (KFM),

yaitu nilai barang dan jasa minimum yang diperlukan oleh satu keluarga kota per

bulan, Indeks tidak didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Departemen

Tenaga Kerja setiap enam bulan untuk menetapkan tingkat upah minimum buruh.

KFM ditetapkan per propinsi (Mohtar Mas’oed, 2003 : 137). Masing – masing

metode itu mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun diantara ketiga metode

itu, kriteria yang umum dipakai adalah yang diterbitkan oleh BPS.

Metode BPS yang digunakan secara resmi menggunakan pendekatan basic

needs approach atau kemiskinan yang dikonseptualisasikan sebagai ketidak

mampuan memenuhi kebutuhan dasar, dalam hal ini kemiskinan dipandang dari

sisi ketidakmampuan ekonomi. BPS mendefinisikan garis kemiskinan pemenuhan

kebutuhan minimmal makanan 2100 kalori untuk setiap orang per hari

(Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998). Serta kebutuhan bukan makanan

(perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, transportasi serta kebutuhan dasar

bukan makanan lainnya). Untuk batas kecukupan makanan dihasilkan dari 52

jenis komoditi sedangkan untuk paket komoditi bukan makanan mencakup 51

jenis komoditi diperkotaan (27 sub kelompok pengeluaran) dan 47 jenis komoditi

di pedesaan (27 sub kelompok pengeluaran).

Secara matematis, Indeks Kemiskinan Manusia diformulasikan sebagai

berikut:

IKM = [ 1/3 ( P13 + P23 + P33) ]1/3

Di mana:

Page 42: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

P1 : Didefinisikan sebagai peluang suatu populasi untuk hidup sampai umur 40

th, metode yang digunakan sama dengan penghitungan untuk IPM. Data

yang digunakan adalah data susenas.

P2 : Didefinisikan sebagai angka buta huruf usia dewasa ( 15 tahun ke atas )

P31: Didefinisikan sebagai persentase rumah tangga yang tidak menggunakan air

PAM, air pompa, air sumur yang letaknya lebih dari 10 m dari septik tank.

Indonesia biasanya dikumpulkan dari data Susenas 1998.

2.4 Program Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah sebenarnya telah melaksanakan upaya penanggulangan

kemiskinan sejak pembangunan ber-pelita yaitu Pelita I yang sudah menjangkau

pelosok tanah air. Upaya ini telah menghasilkan perkembangan yang positif.

Namun demikian krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah menimbulkan

lonjakan pengangguran dan meningkatkan kemiskinan. Disisi lain menyadarkan

kita bahwa pendekatan yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan perlu

dikoreksi atau diperkaya dengan upaya untuk meningkatkan taraf hidup. Ada

beberapa alasan penting mengapa kemiskinan perlu mendapat perhatian untuk

ditanggulangi, yaitu :

1. Kemiskinan merupakan kondisi yang kurang beruntung bagi kaum miskin,

akses terhadap perubahan politik dan institusional sangat terbatas.

2. Kemiskinan merupakan kondisi yang cenderung menjerumuskan orang miskin

ke dalam tindak kriminalitas.

3. Bagi para pembuat kebijaksanaan, kemiskinan itu sendiri juga mencerminkan

kegagalan kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil pada masa lampau

Page 43: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Tjiptoherijanto, 1996 : 71). Sesungguhnya, Indonesia telah cukup memiliki

perhatian terhadap kelompok miskin, terlihat dari berbagai produk hukum dan

kebijakan yang telah dibuat selama ini. Hal ini mengindikasikan adanya

perhatian khusus bagi mereka yang secara kategorial sangat miskin dan tidak

bisa didekati dengan strategi ekonomi yang normal. Dengan kata lain,

pemerintah memandangnya sebagai kewajiban sosial dengan memberikan

bantuan – bantuan yang berformat hibah.

Dasar hukum utama program penanggulangan kemiskinan adalah UUD

1945. pada pasal 34 UUD 1945 yang terdiri dari 4 ayat, dicantumkan secara jelas

landasan program kemiskinan sebagai berikut :

Ayat 1 : Fakir miskin dan anak – anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Ayat 2 : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyrakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan.

Ayat 3 : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Ayat 4 : Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang undang.

Khusus pada ayat 1 terlihat bahwa program bantuan untuk anak – anak

terlantar dan fakir miskin bukanlah bantuan yang bertujuan untuk merangsang

kemampuan ekonomi, setidaknya dalam waktu dekat. Kemudian dalam pasal 28

ayat 5 yang berbunyi “setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan

khusus untuk memperoleh kesempatandan manfaat yang sama guna mencapai

Page 44: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persaman dan keadilan”. Ayat ini menunjukkan bahwa pemerintah diperbolehkan

memberikan perlakuan yang khusus kepada satu kelompok masyarakat, sehingga

prinsip “adil dalam peluang” dapat dikedepankan dengan memberikan

kemampuan yang relatif seimbang pada mereka yang membutuhkan.

Pada tingkatan yang lebih implementatif, dalam Undang – Undang No. 5

tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas), disebutkan

empat strategi penanggulangan kemiskinan, yaitu :

1. Penciptaan kesempatan (create opportunity) melalui pemulihan ekonomi

makro, pembangunan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum.

2. Pemberdayaan masyarakat (people empowerment) dengan meningkatkan

akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik.

3. Peningkatan kemampuan (increasing capacity) melalui pendidikan dan

perumahan.

4. Perlindungan sosial (social protection) untuk mereka yang memiliki cacat

fisik, fakir miskin, kelompok masyarakat yang terisolir, serta terkena

pemutusan hubungan kerja (PHK), dan korban konflik sosial.

Poin keempat menunjukkan secara tegas perlunya kebijakan yang

segmentatif, salah satunya berupa program perlindungan sosial yang

mengkhususkan kelompok paling bawah. Tiga bentuk program sebelumnya (poin

1, 2, dan 3) belum dapat diakses oleh kelompok paling miskin. Pemerintah juga

menyadari bahwa keluarga miskin tidak saja berlokasi pada desa – desa miskin di

wilayah terpencil dimana telah tercakup dalam program IDT, tetapi juga di tempat

– tempat lain yang kurang terpencil bahkan di perkotaan. Karena itu paradigma

Page 45: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baru dalam penanggulangan kemiskinan dilakukan upaya pemberdayaan

masyarakat melalui sasaran kelompok masyarakat tidak individual lagi dan setiap

upaya pemberdayaan baik yang dilakukan pemerintah, dunia usaha maupun

kelompok peduli masyarakat miskin seharusnya dipandang sebagai pancingan dan

pemacu untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Untuk itu maka dalam berbagai

upaya penanggulangan kemiskinan memenuhi lima hal pokok sebagai berikut :

a. Bantuan dana sebagai modal usaha.

b. Pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan sosial

ekonomi masyarakat.

c. Penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran hasil produksi barang dan

jasa masyarakat.

d. Pelatihan bagi aparat dan masyarakat.

e. Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat (Sumodiningrat, 1997 : 7

dalam Niken S, 2007).

Menurut Niken S, 2007 strategi / kebijakan dalam mengurangi kemiskinan

antara lain:

1. Pembangunan Sektor Petanian

Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena

sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan

masyarakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.

Terutama sekali teknologi disektor pertanian dan infrastruktur.

2. Pembangunan Sumberdaya Manusia

Page 46: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya

yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga

pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh

pemerintah.

3. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat

Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat

sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan

dan program pengentasan kemiskinan. ( Niken Setyaningsih, 2007)

2.5 Arah Kebijakan Pembangunan

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, maka kebijakan penanggulangan

kemiskinan pada tahun 2007 di arahkan pada perluasan akses masyarakat miskin

atas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar.

Perluasan akses masyarakat miskin atas pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur dasar meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut.

a. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan, meliputi:

(1) Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD/MI/SDLB,

SMP/MTs, Pesantren Salafiyah dan Satuan Pendidikan Non-Islam setara

SD dan SMP.

(2) Beasiswa siswa miskin jenjang SMA/SMK/MA.

(3) Pengembangan pendidikan keaksaraan fungsional.

b. Peningkatan pelayanan kesehatan, meliputi:

Page 47: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(1) Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya

sebagai pendukung desa siaga.

(2) Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.

(3) Peningkatan sarana dan prasarana pelayana kesehatan dasar terutama di

daerah perbatasan, terpencil, tertinggal dan kepulauan.

(4) Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan

penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak,

gizi buruk dan pelayanan kegawatdaruratan.

(5) Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk menunjang percepatan

pencapaian MDG.

c. Peningkatan sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat miskin, meliputi:

(1) Pembangunan dan rehabilitasi perumahan nelayan dan perumahan rakyat di

wilayah perbatasan dan pulau kecil sebanyak 2.600 unit;

(2) Pengembangan lembaga kredit mikro perumahan sebanyak 8 kegiatan;

(3) Pengembangan subsidi kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan

rendah;

(4) Peningkatan kualitas kawasan kumuh, desa tradisional, desa nelayan dan

desa eks transmigrasi di 150 kawasan;

(5) Pembangunan prasarana dan sarana permukiman di pulau kecil, kawasan

terpencil di 25 kawasan;

(6) Pembangunan prasarana dan sarana air minum melalui pendekatan

pemberdayaan masyarakat di 105 lokasi /desa miskin, desa rawan air, desa

pesisir, dan desa terpencil.

Page 48: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Pengembangan program (uji coba) subsidi langsung tunai bersyarat, meliputi:

(1) Penyediaan Subsidi Langsung Tunai Bersyarat bidang pendidikan dan

kesehatan kepada rumah tangga miskin di beberapa kabupaten percontohan;

(2) Penyediaan dukungan pembinaan peningkatan kesejahteraan bagi rumah

tangga miskin (journal.ui.ac.id/.../03_Kemiskinan%.pdf-penanggulangan

kemiskinan)

Page 49: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.6 Kerangka berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diterangkan di muka, maka dapat

disusun kerangka berpikir dalam penelitian ini :

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian

1. Dampak program

terhadap Desa

2. Kendala selama

proses pelaksanaan

Bantuan program

Pamsimas

APBN, APBD

9 Desa sasaran

Kabupaten

Sragen 2008

1. Pendekatan pemberdayaan

2. Kegiatan fisik SAB

Page 50: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006:130). Sugiyono (2003:55) dalam Niken S, 2007 mengemukakan, populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Desa sasaran Pamsimas Kabupaten Sragen tahun 2008 yang berjumlah sembilan

Desa.

3.2 Sampel

Pada dasarnya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama

untuk menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Sutrisno Hadi,

2000:220). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode quota sample yaitu teknik sampling yang dilakukan berdasarkan pada

jumlah yang sudah ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2006:141)

Pada penelitian ini seluruh sampel berdasar pada jumlah populasi

penelitian, yaitu Desa sasaran Pamsimas Kabupaten Sragen tahun 2008 yang

berjumlah sembilan Desa.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan gejala yang bervariasi yang diamati dalam

suatu penelitian, atau dapat dikatakan bahwa variabel penelitian adalah objek

penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Adapun variabel dalam penelitian ini

adalah :

34

Page 51: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Implementasi program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis

masyarakat dalam mengatasi permasalahan air minum di masyarakat miskin.

Indikator pengukuran :

a. Tingkat pemanfaat: banyaknya pemanfaat yang menikmati hasil program

Pamsimas serta berapa besar kemampuan membayar masyarakat terhadap

sarana air minum pasca program.

b. Tingkat kesehatan masyarakat : Perubahan yang terjadi di masyarakat,

dalam hal berperilaku hidup bersih dan sehat, serta peningkatan kualitas

jamban dan buang air besar sembarangan (BABS)

2. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program penyediaan

air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas)

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

1. Survey dan Monitoring

Yaitu suatu kegiatan pengamatan peneliti terhadap populasi untuk

memperoleh data (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193). Dalam penelitian ini populasi

yang diamati peneliti ialah masyarakat di Desa penerima program Pamsimas.

2. Dokumentasi

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel/yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:231).

Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data

ialah buku pedoman Pamsimas, Jurnal dan laporan Desa.

Page 52: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kuesioner atau Angket

Metode kuesioner atau Angket ialah salah satu metode yang digunakan

sebagian besar peneliti untuk memperoleh data (Suharsimi Arikunto, 2006:225).

Dalam penelitian ini metode kuesioner atau Angket digunakan untuk mengetahui

banyaknya pemanfaat yang menikmati hasil program Pamsimas, berapa besar

kemampuan membayar masyarakat terhadap sarana air minum pasca program,

dan perubahan tingkat kesehatan masyarakat dalam hal berperilaku hidup bersih

dan sehat, serta peningkatan kualitas jamban dan buang air besar sembarangan

(BABS).

4. Wawancara (indepth interview)

Wawancara atau indepth interview adalah alat pengumpul informasi

dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara merupakan bagian

dari teknik komunikasi dimana pencari data mengadakan tanya jawab dengan

narasumber untuk menggali data yang diperlukan (Niken Setyaningsih, 2007).

Dalam penelitian ini indepth interview dilakukan terhadap Tim Koordinasi

Kabupaten (TKK), District Project Management Unit (DPMU), Tim Fasilitator

Mayarakat (TFM), Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM) Desa dan

Masyarakat pemanfaat.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol (Suharsimi

Arikunto, 2006:239) Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

Page 53: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta–

fakta dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu (Niken S, 2007)

Menurut Sugiyono (2002:21) statistik deskriptif adalah statistik yang

berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi sebagimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam statistik deskriptif

akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel biasa maupun distribusi

frekuensi; grafik garis maupun batang; diagram lingkaran; piktogram; penjelasan

kelompok melalui modus, median, mean, dan variasi kemlompok melalui rentang

dan simpangan baku.

Menurut Niken S, (2007) Penelitian deskriptif dapat dilengkapi dengan

penggambaran secara persentase atau tabel. Adapun rumus perhitungan persentase

yang digunakan sebagai berikut:

% = n x 100 % N

dimana :

% = Persentase yang diperoleh

n = Jumlah skor yang diperoleh dari data

N = Jumlah skor ideal

Page 54: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Secara geografis Kabupaten Sragen merupakan dataran yang mempunyai

ketinggian antara 75 s/d 300 meter diatas permukaan laut. Iklim yang ada di

daerah Kabupaten Sragen adalah tropis dan bertemperatur sedang dengan curah

hujan rata-rata 3000 s/d 3700 mm/th. Luas wilayah Kabupaten Sragen 941,55

Km² dengan jumlah penduduk 894.031 jiwa, kepadatan penduduk 950 jiwa/Km.

Kondisi alam Kabupaten Sragen dibedakan menjadi 2 wilayah, berdasarkan letak

wilayah kecamatan tersebut terhadap Sungai Bengawan Solo, yaitu 9 wilayah

kecamatan berada di sebelah selatan Sungai Bengawan Solo, 11 wilayah

kecamatan berada di sebelah utara Sungai Bengawan Solo.

Total jumlah penduduk Kabupaten Sragen sekitar 152.264 jiwa (38.050

KK). Dari jumlah total ini, masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses air

bersih yang tersebar di 10 kecamatan dengan jumlah dukuh krisis air bersih

sebanyak 338 dukuh (data DPU Kab. Sragen tahun 2001). Setelah diadakan

bantuan pengadaan air bersih oleh beberapa program di Kabupaten Sragen terjadi

penurunan daerah krisis air sampai dengan akhir 2007 jumlah penduduk yang

krisis air bersih menurun dari 152.264 jiwa menjadi 26.920 jiwa. Sarana air bersih

yang telah terbangun sejumlah 92 paket di 260 dukuh. Dilihat dari kondisi

tersebut sampai dengan awal tahun 2008 penduduk yang belum terlayani air

bersih sejumlah 26.920 jiwa tersebar di 76 dukuh di 10 kecamatan.

38

Page 55: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas

4.2.1 Latar Belakang Program Pamsimas

Air dan sanitasi adalah kebutuhan makhluk hidup yang sangat penting,

disamping udara. Oleh karena itu, pemenuhan akan kebutuhan tersebut seharusnya

menjadi perhatian semua pihak. Rendahnya cakupan layanan air minum sistem

perpipaan penduduk di perkotaan dan pinggiran kota, rendahnya kualitas

penyediaan air minum (perpipaan maupun non perpipaan yang terlindungi) di

masyarakat pedesaan, keterbatasan ketersediaan air karena rusaknya lingkungan,

pengendalian tata guna lahan dan tata guna air akibat kinerja sektor air minum dan

sanitasi di Negara kita masih rendah, dibandingkan Negara lain di Asia Tenggara.

Selain itu, masih banyak kejadian penyakit berbasis lingkungan, khususnya

penyakit yang ditularkan melalui air (water borne diseases). Hal ini terpengaruh

dari kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yanga masih

rendah.

Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai

target Water Supply and Sanitation – Millenium Development Goals (WSS-

MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air

minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun 2015. Untuk itu, Pemerintah

pusat dan Propinsi mengajak pemerintah Kabupaten/Kota, segenap stakeholders

bersama masyarakat untuk mengatasi permasalahan air dan sanitasi, antara lain

melalui program Pamsimas. Program Third Water Supply and Sanitation for Low

Income Community 3 (WSLIC-3) / Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (Pamsimas) merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah

(pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia (World Bank) untuk

Page 56: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkatkan akses masyarakat miskin perdesaan dan peri urban terhadap air

minum dan sanitasi serta praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk

menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air

dan lingkungan, dengan membangun model penyediaan prasarana dan sarana air

minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat, yang berkelanjutan dan mampu

diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi,

diperluas (“scaling-up”) dan diarus utamakan (“mainstream”) di daerah lain,

dalam upaya mencapai target WSS Millenium Development Goals (MDGs).

Peran serta dan kesadaran masyarakat ditingkatkan melalui adanya

keterlibatan masyarakat dalam program ini. Keterlibatan tersebut mulai dalam

tahap penetapan lokasi, perencanaan, pemilihan teknologi yang akan digunakan,

pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan, penyediaan lahan dan pembiayaan.

Program Pamsimas akan dapat efektif dan berkelanjutan apabila melibatkan

seluruh masyarakat / Community Based (perempuan - laki-laki, kaya-miskin), dan

menggunakan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (Demand

Responsive Approach/DRA). Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat berarti

bahwa program penyediaan sarana dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dan

diinginkan oleh masyarakat. Hal tersebut dimaksud agar masyarakat bersedia

untuk kontribusi dan membiayai serta bersedia mengelola dan memelihara sarana

dan kegiatan secara sukarela sehingga terjadi proses pembentukan rasa memiliki

(sense of ownership) terhadap hasilnya. Oleh karena itu, kegiatan dalam program

Pamsimas dibagi ke dalam 5 bagian, yaitu:

Page 57: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal,

pembiayaan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal

dalam rangka mengarusutamakan dan menyebarluaskan pendekatan Pamsimas

terhadap peningkatan akses terhadap sarana air minum, sanitasi, dan

kesehatan.

2. Dukungan terhadap kegiatan - kegiatan peningkatan sanitasi dan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk penyebaran pendekatan

Community Led Total Sanitation (CLTS) / Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM), kesehatan dan sanitasi sekolah, dan promosi kesehatan.

3. Dana hibah, untuk penyiapan dan implementasi pembangunan sarana air

minum dan sanitasi masyarakat dan sekolah.

4. Dana hibah, untuk inovasi dan insentif bagi desa/kelurahan dan

kabupaten/kota dalam mengarusutamakan dan perluasan/replikasi program

Pamsimas.

5. Dukungan implementasi dan manajemen program Pamsimas

4.2.2 Tujuan Program Pamsimas

Program PAMSIMAS bermaksud untuk meningkatkan derajat kesehatan,

produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat, khususnya yang berpenghasilan

rendah. Adapun tujuan Program PAMSIMAS ada dua, yaitu:

1. Tujuan Umum

Meningkatkan masyarakat miskin perdesaan dan peri urban dalam mengakses

sarana air minum dan sanitasi serta praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), sebagai upaya dalam mencapai target WSS-MDGs (Water Supply and

Page 58: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sanitation-Millenium Development Goals targets), melalui pengarusutamaan dan

replikasi/perluasan program berskala nasional.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk meningkatkan praktek hidup sehat di masyarakat.

b) Untuk meningkatkan akses terhadap sarana air dan sanitasi yang

berkelanjutan.

c) Untuk meningkatkan kapasitas lokal (baik pemerintah lokal maupun

masyarakat) untuk mengarusutamakan dan menyebarluaskan model

program air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat.

d) Untuk meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang dari

infrastruktur sarana air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat.

e) Untuk mengarahkan peningkatan dari prakarsa pembangunan ekonomi

desa/ kelurahan dalam mendukung operasional dan pemeliharaan

infrastruktur yang telah dibangun.

4.2.3 Sasaran Program Pamsimas

4.2.3.1 Sasaran Program

Sasaran Program Pamsimas adalah masyarakat desa atau pinggiran

kota/peri urban yang belum mempunyai akses terhadap air bersih dan sarana

penyehatan/sanitasi. Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menjaring desa

atau peri urban yang akan dilibatkan dalam program Pamsimas adalah:

a. Indeks kemiskinan Desa / kelurahan yang tinggi.

b. Akses terhadap air minum yang terbatas (rawan air).

c. Akses terhadap sanitasi yang terbatas.

Page 59: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Prevalensi penyakit diare / terkait air yang tinggi.

e. Belum mendapatkan proyek sejenis (air minum & sanitasi) dalam 2 tahun

terakhir.

Kelompok masyarakat yang menginginkan dilaksanakannya program ini

dan menyanggupi untuk melaksanakannya sesuai Pedoman Pelaksanaan

Pamsimas termasuk bersedia menyediakan kontribusi berupa tenaga kerja atau

bahan (in-kind) senilai 16 % dana tunai (in-cash) senilai 4 % dari total biaya

program per Desa.

Sedangkan sasaran program, sebagaimana yang ditetapkan dalam

indikator performance Pamsimas adalah sebagai berikut:

a. Sekitar 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat

mengakses air minum

b. Sekitar 6-10 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat

mengakses sanitasi

c. Sekitar 80% masyarakat “ Free of Open Defecation” (Bebas Buang Air

Besar sembarang tempat)

d. Sekitar 80% masyarakat mengadopsi program cuci tangan

e. Adanya Capacity Building untuk mendukung pengarusutamaan

pendekatan Pamsimas dan kemajuan mencapai tujuan

f. Pemda mengalokasi anggaran kabupaten yang diperlukan untuk

pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi serta perluasan untuk

mencapai MDGs.

Page 60: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.3.2 Sasaran Lokasi

Ada beberapa kriteria pemilihan Kabupaten/Kota untuk lokasi program

Pamsimas, yaitu:

a. Kepala Daerah membuat pernyataan minat ikut serta dalam program

Pamsimas

b. Bersedia menyediakan dana pendamping minimal 10% dari total hibah

desa/kelurahan

c. Bersedia membentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Badan

Pengelola (untuk pasca program)

d. Menyediakan dana pendukung untuk operasional penyelengggaraan program

di tingkat kabupaten/kota

e. Bersedia melaksanakan replikasi desa/kelurahan dengan jumlah

desa/kelurahan replikasi berdasarkan kemampuan fiskal kabupaten/kota.

Proses pemilihan desa sasaran Pamsimas Tahun Anggaran 2008 diawali

dengan kegiatan road show pada tahun 2006, oleh TKK dan DPMU Kabupaten

Sragen. Kegiatan ini dilakukan di 208 desa, di 20 kecamatan. Prioritas ditujukan

pada 55 desa di 10 kecamatan, dengan hasil 9 desa di 9 kecamatan. Kemudian,

kegiatan dilanjutkan dengan pengiriman SPMKP (Surat Pernyataan Minat dan

Keikutsertaan Program) oleh 9 desa terpilih. Yaitu: Desa Jetis Kecamatan

Sambirejo, Desa Tanggan Kecamatan Gesi, Desa Banyurip Kecamatan Jenar,

Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Desa Kalangan Kecamatan Gemolong, Desa

Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang,

Desa Girimargo Kecamatan Miri dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono.

Page 61: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemilihan 9 desa sasaran pada tahun 2008, pada dasarnya juga melalui

kegiatan IMAS (Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi), menggunakan metode

MPA-PHAST. Kegiatan IMAS dilaksanakan dengan memperhatikan dan menilai

tingkat sosial ekonomi masyarakat, tingkat kesulitan akses terhadap air bersih dan

sanitasi, seta potensi sumber alam yang mendukung program.

4.2.4 Organisasi Pamsimas

Gambar 4.2.4 Struktur Organisasi Pamsimas Secara Umum

Penjelasan tentang tugas dan fungsi terkait adalah sebagai berikut:

a. Bappenas bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi terhadap

perencanaan yang dilakukan oleh sektor terkait

TIM TE K NIS

E X E CU TING AG EN C Y(DITJEN. C IP TA KA R Y A)

TIM TE K NIS CP M U

TIM K O O R D IN A SIPR O P INS I

TIM TE K NIS

TIM K O O R D IN A SIK AU P ATE N/K O TA

P P M UP P I

UP PI

UPP IU

P P IU

K O NS U LTA NP R O P INS I

K O NS U LTA NK A B/K O TA

D PM U

FA SIL ITA TO RM A S YA R AK A T

T IM K E R JA M A S Y A R A K A T (TK M )/K E LO M P O K M A S Y A R A K A T (P O K M A S )

PU

SA

TP

RO

PIN

SI

KA

BU

PA

TE

N/K

OT

AD

ES

A

G aris Pelaporan

G aris Instruksi

G aris Koordinasi

CPIU

G aris Pem binaan

IM P LE M E NTIN G A G E N CY

TIM PE N G A RA H P US A T(IN TER-DE P T.)

L/OM P W, M O HA (PM D&Bangda),

M O H

C M AC

Page 62: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Departemen PU; Ditjen Cipta Karya ditunjuk sebagai Penanggung Jawab

Proyek Pamsimas secara teknis keseluruhan dan melakukan pembinaan yang

berkaitan dengan konstruksi sarana yang dibangun.

c. Departemen Kesehatan; Ditjen PP&PL melakukan pembinaan teknis terhadap

program pengawasan kualitas air dan lingkungan serta penyuluhan kesehatan.

d. Departemen Dalam Negeri, Ditjen Bangda bertanggung jawab pembinaan

koordinasi pelaksanaan didaerah, Ditjen PMD bertanggung jawab dalam

pembinaan pemberdayaan masyarakat.

e. Departemen Keuangan; Ditjen Anggaran bertanggung jawab dalam

pembinaan kebijakkan penganggaran dana pinjaman, dana hibah dan dana

pendamping.

Dalam pelaksanaan / operasional kegiatan di lapangan, program Pamsimas

dibantu oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM). Tim Fasilitator Masyarakat turun

di wilayah kecamatan, untuk kemudian diperkenalkan ke pihak desa sebagai

pendamping masyarakat dalam pelaksanaan program PAMSIMAS. Jadi, secara

langsung Tim Fasilitator Masyarakat dapat memantau setiap perkembangan desa

sasaran.

4.2.5 Pendanaan

Program Pamsimas merupakan sebuah program dengan komponen

kegiatan pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan dan dana hibah

untuk mengimplementasikan program di lapangan. Pendanaan program

menggunakan prinsip Cost Sharing. Ini merupakan salah satu persyaratan

Page 63: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesediaan menerima bantuan, dan sekaligus merupakan salah satu bentuk dari

partisipasi masyarakat.

Dalam prinsip ini dari total biaya kegiatan di desa yang direncanakan

masyarakat, share masyarakat ialah berupa :

1) 4% dalam bentuk tunai atau cash

2) 16% dalam bentuk material dan tenaga kerja

Dengan demikian dari total biaya yang diperlukan 80% berupa biaya yang

dihibahkan ke desa. Adapun sumber pendanaan dalam program yang melibatkan

partisipasi masyarakat secara keseluruhan ini adalah:

Total dana adalah Rp 275.000.000 per desa, yang terdiri dari :

1) APBN/Loan Bank Dunia : Rp 192.500.000 (70%)

2) APBD Kab/Kota : Rp 27.500.000 (10%)

3) Kontribusi Masyarakat Desa : Rp 11.000.000 ( 4%) in-cash

4) Kontribusi Masyarakat Desa : Rp 44.000.000 (16%) in-kind

Setiap Desa melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat akan menyusun

Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Rencana biaya yang disusun masyarakat antara lain meliputi biaya pembangunan

sarana air bersih, sanitasi, program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di masyarakat maupun sekolah, pemberdayaan, dan pelatihan. Adapun

ringkasan penggunaan dana dapat dijelaskan pada tabel 4.1 berikut:

Page 64: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.1 Ringkasan Penggunaan Dana Program Pamsimas N

oKegiatan

Sumber dana Total

Hibah Kontribusi

1

.RKM I Rp.172.500.000 Rp.55.000.000 Rp.227.500.000

A. Pelatihan

administrasi dan

Keuangan, Pelatihan

Teknik Sarana Air

Minum dan sanitasi dan

Operasional LKM

Rp.12.500.000

(APBD)

Rp.12.500.000

B. Kontruksi Fisik

SAM (Sarana Air

Minum) masyarakat

dan sekolah atau SS

(sarana Sanitasi) untuk

daerah pinggiran kota

(Periurban)

Rp.160.000.000

(APBN)

Rp.11.000.000

In Cash

Rp.44.000.00

In Kind

Rp.215.000.000

2

.RKM II Rp.47.500.000 Rp.47.500.000

A. Konstruksi Sarana

Sanitasi disekolah

Rp.15.000.000

(APBD) Rp.15.000.000

B. Penyiapan dan

Pelatihan Badan

Pengelola sarana

Rp.7.500.000

(APBN)

Rp.7.500.000

C. Pelatihan dan

Kegiatan PHBS di

Masyarakat dan

Sekolah

Rp.25.000.000

(APBN) Rp.25.000.000

TOTAL RKM I DAN

RKM II Rp.220.000.000 Rp.55.000.000 Rp.275.000.000

Page 65: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.6 Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)

Karakteristik mendasar Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) atau

masyarakat warga ialah adanya kesadaran kritis dan kebutuhan masyarakat untuk

bersinergi dalam membentuk lembaga tersebut sebagai wadah perjuangan mereka

untuk mencapai tujuan bersama. Karenanya, lembaga masyarakat yang dibentuk

tidak berlandaskan kebutuhan warga, misalnya karena kebutuhan pihak di luar

masyarakat, karena peraturan perundangan atau kepentingan sekelompok kecil

masyarakat, dan yang lainnya, sesungguhnya bukan termasuk kategori lembaga

masyarakat warga.

Istilah "masyarakat warga" dalam hal ini merujuk pada warga-warga yang

menjadi penduduk di satuan unit wilayah tertentu, misalnya desa/ kelurahan.

Sehingga lembaga masyarakat yang tidak didasarkan pada satuan wilayah desa/

kelurahan, seperti arisan warga, simpan pinjam, dan lain sebagainya, yang tidak

diikuti/ melibatkan seluruh warga di desa/ kelurahan setempat, juga belum

memiliki karakteristik lembaga masyarakat warga. Demikian pula lembaga

masyarakat yang didasarkan pada komunitas berdasarkan hobby (masyarakat

otomotif, masyarakat perkereta-apian, dlsb.), asosiasi profesi (IBI, IDI, dlsb.),

etnis, agama, LSM, dlsb., juga tidak dapat disebut sebagai lembaga masyarakat

warga.

4.2.6.1 Pengertian dan Definisi LKM

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dahulu dalam P2KP

dinamakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), merupakan nama generik

Page 66: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk suatu lembaga keswadayaan masyarakat warga di tingkat desa/ kelurahan,

yang keberadaannya didasarkan kebutuhan masyarakat, dipercaya oleh

masyarakat, dan mencerminkan kepemimpinan kolektif berbasis moral,

merupakan representasi dari seluruh warga desa/ kelurahan yang paling dapat

dipercaya (kriteria kepemimpinan berbasis kualitas sifat kemanusiaan atau aspek

moral).

Sehingga LKM pada intinya adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat

di tingkat desa/ kelurahan untuk menggalang kekuatan dan potensi sumber daya,

baik yang dimiliki masyarakat maupun dengan mengakses berbagai peluang

sumber daya dari luar (channeling program), dalam upaya menanggulangi

masalah bersama dan pembangunan di wilayahnya. LKM juga merupakan

jembatan penghubung aspirasi warga ke desa/kelurahan serta memperjuangkan

kebutuhan warga di tingkat desa/ kelurahan dalam musbangdes/ kel.

LKM haruslah benar-benar dibangun dari, oleh, untuk dan sesuai

kebutuhan masyarakat, akan dipercaya untuk mengelola dana amanah program

Pamsimas secara partisipatif, transparan, dan akuntabel, sebagai proses

pembelajaran masyarakat dalam bersinergi, menerapkan nilai-nilai keraifan lokal

dan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat. Dana hibah pemerintah dalam

program Pamsimas secara ekonomi bersifat stimulan/ perangsang terjadinya

eksplorasi lebih lanjut terhadap sumber daya yang dimiliki masyarakat dan juga

sumber daya luar lainnya sehingga menghasilkan nilai tambah ekonomi yang

baru, dan dari segi pengembangan kapasitas masyarakat (community capacity

building) merupakan reward and development terhadap kesadaran masyarakat

Page 67: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui penyediaan sarana air minum dan

sanitasi yang improved dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

4.2.6.2 Misi LKM

Dalam jangka panjang misi LKM adalah sebagai motor penggerak

masyarakat dalam membangun modal sosial (social capital) dengan

menumbuhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, memperkokoh modal sosial dan

menggalang solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga di wilayahnya agar

saling bersinergi dan bekerjasama demi kebaikan, kepentingan/ kebutuhan, dan

kemajuan bersama, serta akhirnya akan memperkuat kemandirian masyarakat

desa/ kelurahan menuju tatanan masyarakat madani.

4.2.6.3 Kriteria LKM

Sejalan dengan hakekat LKM yang mencerminkan substansi lembaga

kepemimpinan kolektif masyarakat, maka kriteria suatu lembaga dapat disebut

sebagai LKM, antara lain adalah sebagai berikut:

a) Lembaga yang prakarsa pembentukan dan pengelolaannya berlandaskan

kepentingan, kebutuhan, dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, sehingga

benar-benar mengakar dan representatif

b) Wilayah cakupannya meliputi seluruh masyarakat di suatu desa/kelurahan

c) Berorientasi pada penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan

permukiman desa/ kelurahan secara terpadu

d) Berkedudukan sebagai dewan pimpinan kolektif masyarakat warga yang

berbasis serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan yang universal

Page 68: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(keikhlasan/kerelawanan, keadilan, kejujuran, dan dapat dipercaya), prinsip-

prinsip kemasyarakatan (demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan

partisipasi) serta prinsip pembangunan berkelanjutan dan berkesinambungan

e) Anggota-anggota dewan pimpinan kolektif masyarakat warga dipilih langsung

oleh seluruh penduduk dewasa di desa/ kelurahan tersebut, tidak hanya dipilih

oleh unsur perwakilan desa/ kelurahan atau golongan semata (misalnya diwakili

oleh kelompok pemuda, pengurus RT atau tokoh-tokoh masyarakat saja)

f) Proses pemilihan anggota-anggotanya dilakukan secara demokratis, rahasia,

tertulis, tertutup, tanpa pencalonan, tanpa kampanye dan tanpa rekayasa dari

pihak manapun

g) Kriteria anggota-anggota lembaga pimpinan kolektif masyarakat tersebut

berbasis pada kualitas sifat kemanusiaan (ikhlas/ relawan, jujur dan adil), bukan

semata bertumpu pada simbol-simbol yang melekat (jabatan, pengalaman

organisasi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, dlsb.). Faktor pendidikan,

status, keterampilan, jabatan dan kriteria lain yang tidak terkait kualitas sifat

kemanusiaan seseorang (aspek moral) merupakan nilai tambah

h) Kepemimpinan bersifat kolektif dalam bentuk sebagai dewan, artinya

keputusan dan pengelolaan tidak dapat dilakukan oleh ketua atau beberapa

anggota saja, tetapi oleh seluruh anggota dan atau sebagian besar anggota

sesuai dengan jumlah kuorum yang disepakati bersama

4.2.6.4 Posisi LKM

Sebagai lembaga kepemimpinan masyarakat, LKM berbentuk pimpinan

kolektif, di mana setiap keputusan dilakukan secara kolektif melalui mekanisme

Page 69: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rapat anggota LKM. Sedangkan sebagai lembaga kepercayaan ('board of trustee'),

LKM adalah representasi masyarakat, karena terdiri dari kumpulan warga yang

paling dipercaya masyarakat yang memilihnya secara langsung berdasarkan

kriteria kualitas sifat kemanusiaan (ikhlas, jujur, adil, dan peduli), sehingga dapat

dipercaya pula oleh pihak-pihak lain untuk bekerjasama.

Berarti posisi LKM dalam tatanan kemasyarakatan di desa/ kelurahan

adalah sebagai wadah sinergis masyarakat untuk sarana perjuangan dan aspirasi

warga masyarakat desa/ kelurahan yang lebih menitikberatkan pada upaya

penanggulangan kemiskinan dan pembangunan di wilayahnya. Dalam hal lain

hubungan antara LKM dengan perangkat desa/ kelurahan dan lembaga

masyarakat formal lainnya di tingkat desa/ kelurahan adalah hubungan yang tidak

bersifat struktural formal, melainkan hubungan yang bersifat koordinatif,

fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta mendukung satu sama

lain.

Posisi dan kedudukan Kepala Desa /Lurah adalah penanggungjawab

pemerintahan dan kerukunan warga secara menyeluruh sekaligus sebagai

pelaksana kebijakan publik di tingkat desa/ kelurahan. Oleh karena itu,

pemerintah desa/ kelurahan diharapkan dapat menempatkan perannya sebagai

pemampu dan fasilitator untuk mendukung prakarsa serta inisatif masyarakat

melalui LKM di bidang penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berbasis

masyarakat.

Page 70: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.6.5 Langkah-Langkah Pembentukan LKM

Prinsip dasar pembentukan LKM adalah keterlibatan seluruh masyarakat

desa/ kelurahan dalam kesepakatan dan kebutuhan pembentukan LKM, yang

terlebih dahulu diawali (pada saat pelaksanaan IMAS dengan metode MPA-

PHAST – inventarisasi data komunitas, dan pemetaan BAB masyarakat & kondisi

awal sanitasi masyarakat, serta pemetaan kelembagaan masyarakat), meliputi

proses identifikasi profil dan evaluasi lembaga masyarakat yang ada di desa/

kelurahan tersebut serta identifikasi kesediaan lembaga-lembaga yang sudah ada

untuk direvitalisasi dan direstrukturisasi agar memenuhi kriteria dan persyaratan

sebagai LKM.

4.2.6.6 Struktur Organisasi LKM

Gambar 4.2.6.6 Struktur Organisasi LKM

PENASEHAT KOORDINATOR

SEKRETARIS

UPK UNIT PENGELOLA

KEUANGAN

UKT UNIT KERJA

TEKNIS

UKK UNIT KERJA KESEHATAN

Page 71: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3 Implementasi Program Pamsimas Kabupaten Sragen

Desa sasaran Pamsimas Tahun Anggaran 2008 diawali dengan kegiatan

road show pada tahun 2006, oleh TKK dan DPMU Kabupaten Sragen. Kemudian,

kegiatan dilanjutkan dengan pengiriman SPMKP (Surat Pernyataan Minat dan

Keikutsertaan Program) oleh sembilan desa terpilih. Yaitu: Desa Jetis Kecamatan

Sambirejo, Desa Tanggan Kecamatan Gesi, Desa Banyurip Kecamatan Jenar,

Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Desa Kalangan Kecamatan Gemolong, Desa

Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang,

Desa Girimargo Kecamatan Miri dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono.

Page 72: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3.1 Kerangka Pikir Program

Gambar 4.3.1 Kerangka Pikir yang Dikembangkan dari Tujuan dan Implementasi Program

Masyarakat berpenghasilan rendah dengan perilaku yang

tidak sehat

Identifikasi Masalah dan

Analisis Situasi

Kegiatan Implementasi RKM

Pembangunan Sarana Air Minum / Sarana Air Bersih

Intervensi kegiatan

kesehatan

Peningkatan kapasitas

kelembagaan

MASYARAKAT MANDIRI

UNTUK SEHAT

Badan Pengelola

Sarana

Natural Leader

Kader Kesehatan

Pemberdayaan Masyarakat

Page 73: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3.2 Deskripsi Desa Sasaran Pamsimas

Desa-desa sasaran program Pamsimas dapat dijelaskan pada tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2

No Desa Kecamatan Jumlah Kebayanan

Jumlah RT /

Dukuh

Jumlah KK

Jumlah jiwa laki-laki Perempuan

1 Jetis Sambirejo 4 26 947 1730 1658 2 Tanggan Gesi 4 22 1156 2189 2159 3 Banyurip Jenar 3 24 1429 2640 2884 4 Jembangan Plupuh 3 10 654 806 833 5 Kalangan Gemolong 3 15 458 770 789 6 Sambirembe Kalijambe 3 6 862 1035 1125 7 Ngandul Sumberlawang 3 9 1076 1723 1673 8 Girimargo Miri 4 23 984 2164 2245 9 Gebang Sukodono 4 26 1035 1484 1663

Sumber: olah data sekunder

4.3.2.1 Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo

Desa Jetis merupakan salah satu desa / kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Sambirejo, dengan luas wilayah 417.656 Ha. Menurut penggunaan

lahan, luas wilayah tersebut terdiri dari sawah teknis, sawah ½ teknis, sawah tadah

hujan, tegalan, pekarangan, dan lain-lain. Kondisi tanah di wilayah Desa Jetis

merupakan tanah yang berstruktur litosol.

Desa Jetis mempunyai ketinggian 191 meter di atas permukaan laut.

Wilayah sebelah selatan merupakan lereng gunung lawu, sedangkan wilayah

tengah merupakan wilayah yang berbukit. Suhu rata-rata 18-27º C. Terdapat 14

dukuh yang berada di Desa Jetis, yaitu Dukuh Kembang, Segaran, Puntuk,

Sambilengo (wilayah Kebayan I), Dukuh Kuwut, Ngunut, Toro, Jobin, Prodadi

(wilayah Kebayan II), Dukuh Secang, Ngledok, Mulyorejo/Topati, Kepoh dan

Argo Mulyo (wilayah Kebayan III). Diantara kesemua Dukuh tersebutdikit yaitu 1

Page 74: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diantara kesemua Dukuh tersebut, Dukuh Argo Mulyo terletak paling

tinggi. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di dukuh ini juga paling sedikit, yaitu 15

KK. Dari keseluruhan wilayah Kebayan, dibagi lagi menjadi 26 RT. Wilayah

Kebayan I terdapat 7 RT, wilayah Kebayan II terdapat 11 RT, sedangkan wilayah

Kebayan III terdapat 8 RT. Jumlah total Kepala Keluarga (KK) adalah 947 KK,

dengan jumlah jiwa 3388 jiwa. Dari data klasifikasi kesejahteraan di dapat hasil

untuk KK mampu / kaya sebanyak 78, menengah 642 KK dan jumlah KK miskin

sebanyak 227. Dari jumlah total jiwa, sebesar 1730 adalah warga laki-laki dan

1658 adalah warga perempuan.

Wilayah Kebayan I, 80% warganya sudah tercukupi sarana air bersih. Hal

ini dikarenakan warga sudah memanfaatkan air bersih dari PDAM. Masyarakat

yang belum memanfaatkan PDAM, menggunakan sumur gali milik pribadi.

Wilayah Kebayan II, 99% warga masyarakat sudah memanfaatkan Sarana Air

Bersih dari PDAM. Sebagian kecil warga yang tidak memanfaatkan air bersih dari

PDAM, juga menggunakan sumur gali milik pribadi. Wilayah Kebayan III, yang

menggunakan air bersih dari PDAM hanya terbatas pada Dukuh Mulyorejo

(25%).

4.3.2.2 Desa Tanggan, Kecamatan Gesi

Desa Tanggan adalah salah satu wilayah yang terletak di sebelah utara

Sungai Bengawan Solo. Lokasinya merupakan lahan kering dan tandus, sehingga

hanya cocok ditanami tanaman keras dan tebu. Secara pemerintahan, Desa

Tanggan terdiri dari 4 Kebayan dan 22 RT. Yaitu Kebayan Jatisari (4 RT),

Kebayan Gunungsari (6 RT), Kebayan Selogending (5 RT), dan Kebayan Sapen

Page 75: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(7 RT). Terdapat 16 dukuh yang berada di Desa Tanggan, yaitu Dukuh

Pelemulung, Tinap, Kopen, Jatisari (wilayah Kebayan I), Dukuh Besole, Corot,

Ngeren, Brangkal, Gunungsari (wilayah Kebayan II), Dukuh Gilan, Selogending,

Beluk, Sogan (wilayah Kebayan III), Dukuh Sapen, Pinggir, dan Tanggan

(wilayah Kebayan IV). Secara umum, dapat dikatakan bahwa jarak antar dukuh di

Desa Tanggan berdekatan.

Jumlah penduduk Desa Tanggan terdiri dari 1.156 KK (Kepala Keluarga),

dengan jumlah penduduk total adalah 4.348 jiwa. Dari jumlah tersebut terdiri dari

2.189 penduduk laki-laki dan 2.159 penduduk perempuan. Dari data klasifikasi

kesejahteraan di dapat hasil untuk KK mampu / kaya sebanyak 123, menengah

873 KK dan jumlah KK miskin sebanyak 160. Sebagian besar penduduk Desa

Tanggan bermata pencaharian sebagai petani penggarap sawah (1263 jiwa atau

sekitar 29,05%). Keadaan tanah di Desa Tanggan secara geologis menunjukkan

kondisi berupa tanah dan batuan kapur (85%). Sehingga, untuk mendapatkan

sumber air yang besar, harus dengan kedalaman yang tinggi. Wilayahnya

merupakan dataran rendah yang dilewati oleh Sungai Bengawan Solo.

Pembangunan sarana air bersih/SAB yang pernah ada di Desa Tanggan

adalah pembangunan secara swadaya masyarakat murni dan bantuan dari DPU

Sragen. SAB yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat adalah berupa

sumur dalam, dilengkapi dengan tandon air. Ada 7 sumur dalam atau yang disebut

masyarakat dengan PAM Swadaya, yang ada. Diantaranya adalah yang terdapat di

Dukuh Pelemulung (dibangun tahun 2001), Dukuh Kopen (dibangun tahun 2001),

Dukuh Jatisari (dibangun tahun 2002), Dukuh Ngeren (dibangun tahun 2002),

Page 76: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dukuh Besole (dibangun tahun 2004), dan di Dukuh Brangkal (dibangun tahun

2004). Sedangkan pembangunan oleh DPU Sragen, pada tahun 2003 dan terletak

di Dukuh Sogan (Kebayan 3).

4.3.2.3 Desa Banyurip, Kecamatan Jenar

Desa Banyurip adalah salah satu wilayah yang berada di perbatasan

Kabupaten, yaitu antara Kabupaten Sragen dengan Kabupaten Grobogan dan

Kabupaten Ngawi. Seperti halnya Desa Tanggan, Desa Banyurip juga merupakan

wilayah yang terletak di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Desa Banyurip

mempunyai ketinggian 118 meter di atas permukaan laut. Wilayahnya merupakan

perbukitan, yang luasnya 1100 Ha. Sedangkan suhu rata-rata adalah 37º C. Secara

pemerintahan, Desa Banyurip terdiri dari 3 Kebayan dan 24 RT. Yaitu Kebayan

I/Gobang (8 RT), Kebayan II/Bethek (7 RT), dan Kebayan III/Doro (9 RT).

Terdapat 13 dukuh yang berada di Desa Banyurip, yaitu Dukuh Banyurip,

Gobang, Kedungwaduk, dan Kedu (wilayah Kebayan I), Dukuh Plosombo,

Bethek, Ngingkung, dan Sempu (wilayah Kebayan II), Dukuh Jarak, Sidomulyo,

Doro, Bungkus, dan Genengsari (wilayah Kebayan III). Secara umum, dapat

dikatakan bahwa jarak antar dukuh dalam satu kebayan berdekatan. Tetapi antara

Kebayan satu dengan kebayan lain di Desa Banyurip jaraknya cukup jauh.

Jumlah penduduk Desa Banyurip terdiri dari 1.429 KK (Kepala Keluarga),

dengan jumlah penduduk total adalah 5.524 jiwa. Dari data klasifikasi

kesejahteraan di dapat hasil untuk KK mampu / kaya sebanyak 104, menengah

875 KK dan jumlah KK miskin sebanyak 450. Dari jumlah tersebut terdiri dari

2.640 penduduk laki-laki dan 2.884 penduduk perempuan. Sebagian besar

Page 77: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penduduk Desa Banyurip bermata pencaharian sebagai buruh tani (1067 jiwa atau

sekitar 19,3%), sedangkan petani penggarap sawah sekitar 624 jiwa atau 11,3%.

Keadaan tanah di Desa Banyurip secara geologis menunjukkan kondisi berupa

tanah dan batuan kapur (85%). Sehingga, untuk mendapatkan sumber air yang

besar, harus dengan kedalaman yang tinggi. Wilayahnya merupakan dataran

rendah yang dilewati oleh Sungai Bengawan Solo. Contoh yang sudah ada adalah

masyarakat yang memanfaatkan sumur gali dengan pompa sanyo. Pada musim

kemarau kedalaman sumur selalu ditambah hingga mencapai 30 m. Kondisi ini

sangat berbeda dengan pada saat musim penghujan.

Pembangunan sarana air bersih/SAB yang pernah ada di Desa Banyurip

adalah bantuan pembangunan oleh DPU Sragen, berupa pengeboran sumur dalam

dengan dilengkapi tandon air (reservoar). Kemudian pemeliharaan dan sistem

pemanfaatannya diserahkan secara swakelola kepada masyarakat. Pembangunan

ini dilaksanakan sekitar tahun 2002. Masyarakat yang memanfaatkan air dari

sumur dalam ini hanya 31 KK. Hal ini mungkin dipicu oleh karena air dari sumur

dalam tersebut terasa sedikit asin. Wilayah Desa Banyurip sendiri, ada beberapa

titik yang airnya asin, walaupun tidak semuanya. Oleh karena banyak titik-titik air

yang asin, maka setiap musim kemarau Desa Banyurip disuplai air bersih dari

DPU Sragen.

4.3.2.4 Desa Jembangan Kecamatan Plupuh

Letak wilayah Desa Jembangan berada di Kecamatan Plupuh Kabupaten

Sragen, Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Jembangan topografi miring ke arah

timur serta memiliki curah hujan yakni 366,1 mm/tahun. Luas wilayah Desa

Page 78: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jembangan 293 Ha, seeara geografis Desa Jembangan berada pada ketinggian

144-m Dpl sehingga secara topografi desa tersebut merupakan dataran tinggi

bergelombang. Adapun batas wilayah Desa Jembangan yakni sebelah Utara

berbatasan dengan Desa Pungsari kecamatan Plupuh, sebelah Selatan berbatasan

dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah Barat dengan Kecamatan Kalijambe dan

sebelah Timur dengan Desa Sidokerto.

Jarak Desa Jembangan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Plupuh ± 4

Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota - Kabupaten/Kota Sragen ± 15 Km. Sarana

transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah kendaraan

umum (angkutan desa) atau kendaraan pribadi.

Jumlah dusun di Desa Jembangan ada 3 dusun yaitu :

1. Dusun I (Dukuh Tanon, Dukuh Jambu, Dukuh Jembangan, Dukuh Jengglong)

2. Dusun II (Dukuh Duwet, Dukuh Jatisari, Dukuh Pelem)

3. Dusun III (Dukuh Wonokerto, Dukuh Wonorejo, Dukuh Gunung Kunci)

Keadaan sarana air minum di Desa Jembangan Kecamatan Plupuh antara

lain:

1. Mata air I

Letak mata air ini herada di dukuh Duwet desa Jembangan dengan kondisi

air jernih. Lokasi mata air berada di sebelah barat desa, agak jauh dari

perkampungan (sekitar 500 m) dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air

ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan penduduk dusun Duwet baik

pemakaian secara langsung di lokasi mata air (untuk masyarakat yang dekat

Page 79: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lokasi). Keadaan mata air selama musim kemarau volumenya berkurang, sehingga

air bersih pada musim kemarau hanya digunakan untuk minum dan memasak.

2. Mata air II

Mata air ini berada di dukuh Duwet tepatnya sebelah barat daya dukuh.

Lokasi mata air agak jauh dari perkampungan (sekitar 700 m) dan berada dibawah

elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan

penduduk dusun Duwet baik pemakaian sccara langsung di lokasi mata air untuk

masyarakat yang dekat lokasi. Mata air ini digunakan untuk keperluan minum dan

memasak, kadang juga dimanfaatkan untuk mencuci dan mandi. Keadaan mata air

selama musim kemarau ialah volume air yang berkurang, sehingga air bersih pada

musim kemarau hanya digunakan untuk minum dan memasak.

3. Sumur

Warga yang memiliki sumur sekitar 18 % dari semua kelompok

masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar, antara 15-28 meter, pada musim

penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk 3-5

KK yang berdekatan. Sedangkan pada musim kemarau hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan I KK.

4. Sumur Bor

Dukuh duwet memiliki sumur bor dengan system pompa dan perpipaan.

Sumur bor didapat dari proyek DPU tapi air tidak keluar sehingga untuk Dukuh

duwet ditinggali pompa dan tandon air. Tahun 2007 masyarakat Duwet

melakukan swadaya untuk membuat sumur bor di dekat lokasi pertama dan

Page 80: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berhasil, tetapi untuk kebutuhan minum dan memasak sebagian masyarakat duwet

mengambil dari mata air (sendang).

Jumlah KK 654 dan jumlah penduduk adalah 1639 jiwa, dengan rincian

jumlah perempuan 833 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 806. Sedangkan

berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya

berjumlah 60 KK, menengah 248 KK, dan tidak mampu atau miskin 346 KK.

4.3.2.5 Desa Kalangan Kecamatan Gemolong

Desa Kalangan berada di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Jawa

Tengah. Kondisi alam Desa Kalangan topografi miring ke arah utara serta

memiliki curah hujan yakni 1881 mm/tahun. Luas wilayah Desa Kalangan

211.5030 Ha, secara geografis Desa Kalangan berada pada ketinggian 170 m Dpl

sehingga secara topografi desa tersebut merupakan dataran tinggi bergelombang.

Adapun batas wilayah Desa Kalangan yakni sebelah Utara berbatasan dengan

Desa Hadiluwih kecamatan Sumberlawang, sebelah Selatan berbatasan dengan

Desa Genengduwur, sebelah Barat dengan Kecamatan Desa Jenalas, dan sebelah

Timur dengan Desa Nganti. '

Jarak Desa Kalangan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Gemolong ±

5 Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota Kabupaten/Kota Sragen ± 35 Km. Sarana

transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah kendaraan

pribadi.

Jumlah dusun di Desa Kalangan ada 3 dusun yaitu :

1) Dusun I (Dukuh Tawangsari, Dukuh Bejen Kembar, Dukuh BeJen, Dukuh

Wonosari, Dukuh Kalangan)

Page 81: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Dusun II (Dukuh Jago, Dukuh Blimbing, Dukuh Ngronggah, Dukuh Semi,

Dukuh Karangmojo, Dukuh Karangmojo Dukuhan)

3) Dusun III (Dukuh Sendang, Dukuh Nglebak, Dukuh Brumbung, Dukuh

Sentanan)

Keadaan sarana air minum di Desa Kalangan Kecamatan Gemolong antara

lain:

A. Mata air

1. Mata air I

Letak mata air ini berada di dukuh Blimbing desa Kalangan dengan kondisi

air jernih. Lokasi mata air berada di sebelah barat desa, berdekatan dengan

perkampungan dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air disini ada dua,

yang pertama sudah terlindungi (dibikin sumur) dan dimanfaatkan oleh warga

sekitar, dengan memasang pompa sebanyak 5 buah. Yang kedua sudah direnovasi

tetapi tidak banyak warga yang memanfaatkannya, hanya sebagian yang

menggunakannya untuk mencuci. Jarak kedua sumur ini hanya sekitar 5 meter.

2. Mata air II

Mata air ini berada di dekat dukuh Wonosari tepatnya sebelah selatan desa.

Lokasi mata air agak jauh dari perkampungan (sekitar 550 m) dan berada dibawah

elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan

penduduk dusun Wonosari yaitu berupa pemakaian secara langsung di lokasi mata

air untuk masyarakat yang dekat lokasi. Mata air ini digunakan untuk keperluan

mencuci dan mandi. Keadaan mata air selama musim kemarau volumenya

Page 82: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkurang, itupun hanya dapat diambil pada saat tertentu saja (di pagi hari).

Kadang sore hari juga masih bisa digunakan.

3. Mata air III

Mata air ini berada di dekat dukuh Sendang tepatnya sebelah barat desa.

Lokasi mata air dekat dengan perkampungan (sekitar 100 m) dan berada dibawah

elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan

penduduk dusun sekitarnya, digunakan untuk keperluan mencuci, sedangkan

untuk keperluan lain (mandi, memasak, dan minum) memakai air dari sumur gali.

Pada musim kemarau volume air berkurang, dan hanya pada jam jam tertentu saja

dapat digunakan.

B. Sumur

Warga yang memiliki sumur sekitar 11.35 % dari semua kelompok

masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar antara 10-15 meter, pada musim

penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk 3-5

KK yang berdekatan. Sedangkan pada musim kemarau rata-rata sumur gali yang

ada kering, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan 1 KK.

C. Sumur Bor

Dulu di desa kalangan mempunyai sumur bor sebanyak 3 buah, tetapi

hanya untuk irigasi, dan sekarang pun kondisinya sudah rusak tidak dapat

dipergunakan lagi. Dan hasil wawancara dengan warga desa, diketahui bahwa

sumur bor yang dulu dibuat mempunyai debit berkisar 30 s/d 40 l/dtk. Sumur bor

didapat dari proyek DPU.

Page 83: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah KK 458 dan jumlah penduduk adalah 1559 jiwa, dengan rincian

jumlah perempuan 789 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 770. Sedangkan

berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya

berjumlah 85 KK, menengah 170 KK, dan tidak mampu atau miskin 203 KK.

4.3.2.6 Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe

Letak wilayah Desa Sambirembe berada di Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kondisi topografi Desa Sambirembe datar

(kemiringan tidak begitu ekstrim), serta memiliki curah hujan yakni 1397

mm/tahun. Luas wilayah Desa Sambirembe 339.7520 Ha, secara geografis Desa

Kalangan berada pada ketinggian 115 m Dpl sehingga secara topografi desa

tersebut merupakan dataran tinggi bergelombang. Adapun batas wilayah Desa

Sambirembe yakni sebelah Utara berbatasan dengan Desa Saren, sebelah Selatan

berbatasan Desa Kalimacan/Desa Trobayan, sebelah Barat dengan Desa

Donoyudan, dan sebelah Timur dengan PJKA.

Jarak Desa Sambirembe dengan pusat pemerintahan Kecamatan Kalijambe

± 1 Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota Kabupaten/Kota Sragen ± 30 Km.

Sarana transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah

kendaraan umum (angkutan desa) atau kendaraan pribadi.

Jumlah dusun di Desa Sambirembe ada 3 dusun yaitu :

1) Dusun I (Dukuh Wonosari)

2) Dusun II (Dukuh Sambirembe, Dukuh Karang Nongko, Dukuh Mulyosari)

3) Dusun III (Dukuh Kali Wuluh, Dukuh Grumbul Dowo)

Page 84: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keadaan sarana air minum di Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe

antara lain:

1.Sumur Gali

Warga yang memiliki sumur sekitar 27 % dari semua kelompok

masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar antara 30-35 meter, pada musim

penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Satu

sumur gali bisa dimanfaatkan 3-7 KK yang berdekatan. Meskipun ada juga yang

dipakai sendiri. Untuk mengambil air disamping menimba bagi masyarakat yang

kurang mampu, juga bisa menggunakan pompa bagi masyarakat yang mampu.

Jumlah KK 862 dan jumlah penduduk adalah 2160 jiwa, dengan rincian

jumlah perempuan 1125 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 1035. Sedangkan

berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya

berjumlah 16 KK, menengah 286 KK, dan tidak mampu atau miskin 560 KK.

4.3.2.7 Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang

Letak wilayah Desa Ngandul berada di Kecamatan Sumber Lawang

Kabupaten Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Ngandul relatif memanjang kearah

utara sampai ke selatan dan topografi miring ke arah utara serta memiliki curah

hujan sedang yakni 1400 mm/ tahun. Luas wilayah Desa Ngandu1 432,78 Ha,

secara geografis Desa Ngandul berada pada ketinggian 126 mdpl. Adapun batas

wilayah Desa Ngandul yakni sebelah Utara berbatasan Desa Ngargotirto, sebelah

Selatan berbatasan dengan Desa Hadiluwih, sebelah Barat dengan Desa Pendem

dan sebelah Timur dengan Desa Mojopuro.

Jumlah Kebayanan di Desa Ngandul ada 3 yaitu :

Page 85: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Kebayanan I (Dukuh Ngengo, Ngandul, Brumbung)

2) Kebayanan II (Dukuh Nganti, Brumbung, Sidomulyo)

3) Kebayanan III (Dukuh Duwet, Pancingkerep, Sidomulyo)

Sarana air bersih yang ada dan banyak digunakan berupa sumur gali,

PDAM dan PAM desa yang dikelola masyarakat sendiri dari program

sebelumnya.

Jumlah KK 1076, jumlah penduduk Desa Ngandul, Kecamatan

Sumberlawang adalah 3.396 jiwa, dengan rincian 1.673 jiwa perempuan dan 1723

jiwa laki-laki. Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data

masyarakat kaya atau mampu sebanyak 164 KK, menengah 401 KK dan tidak

mampu atau miskin sebanyak 511 KK.

4.3.2.8 Desa Girimargo Kecamatan Miri

Letak wilayah Desa Girimargo berada di Kecamatan Miri Kabupaten

Sragen Jawa Tengah. Desa Girimargo berada diarah tenggara dari ibu kota

kabupaten.Kondisi alam Desa Girimargo relatif memanjang kearah utara sampai

ke selatan dan topografi miring be arah utara serta memiliki curah hujan sedang

200/300 mm / tahun dan hari hujan 240 hari/tahun. Ketinggian tempat 115 m

diatas permukaan laut. Kondisi tanah sedang atau kemiringan,sifat tanah hitam

atau merah serta potensi tanah. sedang. Luas wilayah Desa Girimargo 489,1409

Ha.

Batas wilayah Desa Girimargo yakni sebelah utara berbatasan dengan

Desa Doyong, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sunggingan, sebelah barat

dengan Desa Brojol dan sebelah timur dengan Desa Purworejo.

Page 86: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah Kebayanan di Desa Girimargo ada 4 yaitu :

1) Kebayanan I (Dukuh Giriroto RT 01 dan RT 02,Jantran RT 03, Kedungdawa

RT 04, Bakalan RT 05 dan Sidorejo RT 06)

2) Kebayanan II (Dukuh Losari RT 07, Seneng RT 08 dan 09, Sambikerep RT

10,Sambirejo RT 11,12,13 dan 23)

3) Kebayanan III (Dukuh Giren RT 14 dan 15, Selogono RT 16 dan 17)

4) Kebayanan IV (Dukuh Girimargo RT 18, Sambirejo RT 19 dan 20, Girikota

RT 21, Precet RT 22)

Sarana air bersih yang ada dan banyak digunakan berupa:

1) Sumur Gali Pribadi

Warga yang memiliki sumur gali sekitar 100 % dari kelompok keluarga

kaya, 74%, menengah, 91 %, miskin. Kedalaman sumur yang ada sekitar 15-30

meter, pada musim penghujan volume airnya cukup untuk pemenuhan kebutuhan

sehari - hari sedangkan pada musim kemarau debitnya berkurang bahkan kering

sama sekali / tidak ada airnya. Wilayah yang sering mengalami kesulitan air

terutama musim kemarau yaitu : Dukuh Losari, Seneng, Sambikerep, Sumberejo,

Selogono, Girikota dan Precet. Sebagian dari kelompok mampu yang memiliki

sumur pribadi sudah menggunakan pompa listrik (jetpum)

2) Sumur Gali Umum dengan perpipaan

Lokasi terdapat di Dukuh Girikota (milik Bapak Ngadimin yang

dimanfaatkan ± 110 KK. Teknik pendistribusian menggunakan perpipaan dengan

membuat 2 reservoir yang kemudian disalurkan melalui perpipaan ke rumah -

rumah. Pada awalnya sumur gali ini dapat dimanfaatkan oleh ± 200 KK tetapi

Page 87: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

karena semakin lama debitnya berkurang sehingga sebagian pemanfaat merasa

tidak puas dengan sistem pelayanannya dan akhirnya mengambil alternatif lain.

Pada musim kemarau karena debit airnya berkurang maka sesuai kesepakatan

pemanfaat pelayanan air bersih menggunakan sistem bergilir ( dioglang )

Pada awalnya sumur gali dengan perpipaan ini dibangun oleh pihak luar

(swasta) yang dapat melayani dukuh Losari, Seneng dan Sambikerep yang

pendistribusian air dengan perpipaan sampai rumah-rumah dengan 1 reservoar.

Atas inisiatif warga maka diperluas jaringan atau penambahan akses dengan

membangun 1 reservoar lagi dan menambah jaringan pipa sehingga dapat

melayani dukuh Sumberejo, Selogono, Girikota dan Precet.

3). Sungai Kedung Kancil

Sarana air ini dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat tertentu yaitu

daerah Losari (tidak mempunyai sarana air bersih) untuk mandi dan mencuci.

Sumber air bersihnya berasal dari sumur gali umum l sendang tetapi untuk

kebutuhan sehari-hari volume aimya tidak mencukupi hanya cukup untuk minum

dan masak. Jalan menuju sungai sangat terjal dan curam sehingga sedikit yang

menggunakan akses sungai.

4. Sumur Gali Umum (Sendang /PMA)

Sarana ini juga banyak digunakan oleh masyarakat desa Girimargo dalam

memenuhi kebutuhan akan air bersih. Mereka menyebutnya sumur gali

umum/sendang tetapi sebenarnya adalah mata air yang sumbernya selalu ada

sepanjang tahun dan sudah dilindungi / ditingkatkan. Jumlahnya ada 9 PMA yang

tersebar diseluruh desa.

Page 88: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah KK 984, dan jumah penduduk Desa Girimargo, Kecamatan Miri

adalah 4.409 jiwa, dengan rincian 2.245 jiwa perempuan dan 2.164 jiwa laki-laki.

Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data masyarakat kaya atau

mampu sebanyak 111 KK, menengah 258 KK dan tidak mampu atau miskin

sebanyak 615KK.

4.3.2.9 Desa Gebang Kecamatan Sukodono

Letak wilayah Desa Gebang berada di Kecamatan Sukodono Kabupaten

Sragen Jawa Tengah. Desa Gebang berada diarah timur laut dari ibu kota

kabupaten.Kondisi alam Desa Gebang relatif memanjang kearah utara sampai ke

selatan dan topografi miring ke arah utara serta memiliki curah hujan sedang 350

mm / tahun dan hari hujan 240 hari/tahun. Ketinggian tempat 115 m diatas

permukaan laut. Kondisi tanah sedang atau kemiringan, sifat tanah hitam atau

merah serta potensi tanah sedang.

Luas wilayah Desa Gebang 755.081 Ha, Batas wilayah Desa Gebang

yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Denanyar, sebelah selatan berbatasan

dengan Desa Majenang, sebelah barat dengan Desa Karanganom dan Desa

Baleharjo dan sebelah timur dengan Desa Slendro.

Jumlah Kebayanan di Desa Gebang ada 4 yaitu :

1) Kebayanan Pakel (Dukuh Sidomulyo RT 01, Melikan RT 02, 03, Pakel RT

04, 06, 07, Sidorejo RT 05, Ngropoh RT 08)

2) Kebayanan Gebang (Dukuh Gebang RT 09 s/d RT 14)

3) Kebayanan Nglembu (Dukuh Sinom RT 15, 16, 17, Ngemplak RT 18,

Karakan RT 19, 20)

Page 89: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Kebayanan Sinom (Dukuh Banaran RT 21, 22, 24, Nglembu RT 23 dan

Ngadirejo RT 25, 26)

Sarana air bersih yang banyak digunakan berupa sumur gali, PDAM dan

PAM Desa yang dikelola masyarakat sendiri dari program sebelumnya.

Jumlah KK 1035 dan jumlah penduduk Desa Gebang, Kecamatan

Sukodono adalah 3.147 jiwa, dengan rincian 1.663 jiwa perempuan dan 1.484

jiwa laki-laki. Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data

masyarakat kaya atau mampu sebanyak 117 KK, menengah 457 KK dan tidak

mampu atau miskin sebanyak 461 KK.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan metode analisis penelitian deskriptif kualitatif,

sehingga hasil penelitian akan ditampilkan dengan tampilan teks, persentase atau

menggunakan tabel dan grafik.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan dampak dari program

penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat kabupaten sragen tahun

2008. Dampak program meliputi sejauh mana atau berapa persen program

Pamsimas berdampak untuk meningkatkan akses atau kemampuan masyarakat

menggunakan sarana air minum, bagaimana tingkat kondisi penggunaan sarana

sanitasi (jamban) serta bagaimana kemampuan masyarakat berkontribusi secara

keuangan. Dengan melihat ke tiga aspek tersebut, akan diketahui seberapa besar

peran program Pamsimas dalam upaya mencapai tujuannya yaitu meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan masyarakat miskin. Hal tersebut bisa dapat

ditampilkan dengan uraian sebagai berikut:

Page 90: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.4.1 Sarana Air Bersih (SAB)

1. Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Jetis, Kecamatan

Sambirejo memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan reservoar, pompa

submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran gravitasi. Sehingga pada

pasca program Pamsimas, akses pengguna atau pemanfaat SAB di Desa Jetis,

Kecamatan sambirejo berjumlah 161 rumah. Perbandingan kondisi akses

masyarakat Desa Jetis terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program

pamsimas dapat dijelaskan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

No Nama Dusun Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan I 228 0

2 Kebayanan II 210 0

3 Kebayanan III 187 161

Jumlah 625 161

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

625: 947 = 66%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 161: 947 =17 %, sehingga

jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB adalah 83 %.

2. Desa Desa Tanggan Kecamatan Gesi

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Tanggan

Kecamatan Gesi memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan reservoar,

pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran gravitasi. Sehingga

Page 91: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau pemanfaat SAB di Desa

Tanggan Kecamatan Gesi adalah 158 rumah. Perbandingan kondisi akses

masyarakat Desa Tanggan terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program

pamsimas dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

No Nama Dusun Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan Jatisari 146 0

2 Kebayanan Gunungsari 172 0

3 Kebayanan Selogending 230 0

4 Kebayanan Sapen 127 158

Jumlah 675 158

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

675: 1.156 = 58.4%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 158: 1.156 =13.7 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 72.1 %.

3. Desa Banyurip Kecamatan Jenar

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Banyurip

Kecamatan Jenar memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan

reservoar, pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran

gravitasi. Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau

pemanfaat SAB di Desa Banyurip Kecamatan Jenar adalah 137 rumah.

Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Banyurip Kecamatan Jenar

Page 92: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat dijelaskan

pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

No Nama Dusun Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan I 489 137

2 Kebayanan II 319 0

3 Kebayanan III 501 0

Jumlah 1156 137

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

1156: 1429 = 80.1%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 137: 1429 =9.6 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 89.7 %.

4. Desa Jembangan Kecamatan Plupuh

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Jembangan

Kecamatan Plupuh memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan

reservoar, pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran

gravitasi. Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau

pemanfaat SAB di Desa Jembangan Kecamatan Plupuh sebanyak 156 rumah..

Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Jembangan Kecamatan Plupuh

terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat dijelaskan

pada tabel 4.6 berikut:

Page 93: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6

No Nama Dusun Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Jengglong 13 88

2 Jambu 9 28

3 Jembangan 9 40

Jumlah 31 156

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Jembangan Kecamatan

Plupuh di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya masih

sulit ataupun rendah dalam hal ini untuk kebayanan I yang meliputi dukuh

Jengglong, Jambu, dan Jembangan.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

31: 654 = 4.74%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 156: 654 =23.9 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 28.64 %.

5. Desa Kalangan Kecamatan Gemolong

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Kalangan

memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan reservoar, pompa

submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran gravitasi. Sehingga pada

pasca program Pamsimas, akses pengguna atau pemanfaat SAB di Desa

Kalangan Kecamatan Gemolong sebanyak 135 rumah. Perbandingan kondisi

akses masyarakat Desa Desa Kalangan Kecamatan Gemolong terhadap air

Page 94: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat dijelaskan pada tabel

4.7 berikut:

Tabel 4.7

No Nama Dusun Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan I 38 14

2 Kebayanan II 147 65

3 Kebayanan III 131 56

Jumlah 316 135

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Kalangan Kecamatan

Gemolong di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya masih

sulit ataupun rendah dalam hal ini untuk 3 kebayanan.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

316: 458 = 69%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 135: 458 =29.5 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 98.5 %.

6. Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Sambirembe

Kecamatan Kalijambe memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan

reservoar, pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran

gravitasi. Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau

pemanfaat SAB di Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe sebanyak 148

rumah. Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Sambirembe Kecamatan

Page 95: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kalijambe terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat

dijelaskan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

No Dukuh Sambirembe Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 RT 06 61 44

2 RT 07

27 26

3 RT 08 48 29

4 RT 09 30 49

Jumlah 166 148

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Sambirembe Kecamatan

Kalijambe di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya masih

sulit ataupun rendah dalam hal ini untuk dukuh Sambirembe RT 6-9.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

166 : 862 = 19.3%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 148: 862 =17.2 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 36.5 %.

7. Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Ngandul

Kecamatan Sumber Lawang memilih opsi pengeboran sumur dalam,

pengadaan reservoar, pompa submersible dan perpipaan dengan sistem

pengaliran gravitasi. Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna

Page 96: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau pemanfaat SAB di Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang sebanyak

143 rumah.

Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Ngandul Kecamatan

Sumber Lawang terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas

dapat dijelaskan pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

No Nama Dukuh Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan I 339 0

2 Kebayanan II 208 118

3 Kebayanan III 224 25

Jumlah 771 143

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Ngandul Kecamatan

Sumber Lawang di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya

masih sulit ataupun rendah dalam hal ini untuk kebayanan II dan III.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

771 : 1076 = 72%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 143: 1076 =13.30 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 85.3 %.

8. Desa Girimargo Kecamatan Miri

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Girimargo

Kecamatan Miri memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan reservoar,

pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran gravitasi.

Page 97: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau pemanfaat

SAB di Desa Girimargo Kecamatan Miri sebanyak 196 rumah.

Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Girimargo Kecamatan

Miri terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat

dijelaskan pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

No Nama Dukuh Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Kebayanan I 89 0

2 Kebayanan II 112 177

3 Kebayanan III 52 0

4 Kebayanan IV 105 0

Jumlah 358 177

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Girimargo Kecamatan

Miri di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya masih sulit

ataupun rendah.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

358 : 984 = 36.38%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 177: 984 =17.98 %,

sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 54.36 %.

9. Desa Gebang Kecamatan Sukodono

Dalam program Pamsimas untuk pengadaan SAB Desa Gebang

Kecamatan Sukodono memilih opsi pengeboran sumur dalam, pengadaan

Page 98: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

reservoar, pompa submersible dan perpipaan dengan sistem pengaliran

gravitasi. Sehingga pada pasca program Pamsimas, akses pengguna atau

pemanfaat SAB di Desa Gebang Kecamatan Sukodono sebanyak 237 rumah.

Perbandingan kondisi akses masyarakat Desa Gebang Kecamatan

Sukodono terhadap air bersih (dalam rumah) setelah program pamsimas dapat

dijelaskan pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

No Nama Dukuh Akses SAB

sebelum pamsimas

Akses SAB Setelah

pamsimas

1 Pakel 142 237

2 Gebang 107 0

3 Nglembu 191 0

4 Sinom 139 0

Jumlah 579 237

Sumber: olah data sekunder

Dalam implementasi program Pamsimas di Desa Gebang Kecamatan

Sukodono di prioritaskan pada masyarakat yang akses terhadap SABnya masih

sulit ataupun rendah, termasuk juga kebayanan pakel.

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan SAB sebelum Pamsimas ialah

579 : 1035 = 55.94%. dan cakupan SAB Pamsimas adalah 237 : 1035 = 22.89

%, sehingga jumlah total cakupan masyarakat yang mampu mengakses SAB

adalah 78.83 %.

Page 99: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.4.2 Sarana Sanitasi / Jamban

Salah satu kegiatan penting dalam program pamsimas ialah meningkatkan

penggunaan jamban dan upaya pengentasan perilaku buang air besar sembarang

tempat (BABS) dengan menggunakan metode CLTS (community lead total

sanitation) untuk mencapai Desa ODF 100% atau Open Defecation Free , yaitu

kegiatan pemicuan terhadap masyarakat untuk mau dan mampu merubah perilaku

BABS ke perilaku BAB menggunakan jamban yang lebih baik. Sehingga

diharapkan tingkat penyakit yang diakibatkan kegiatan BABS dapat ditekan,

sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat dan mampu meningkatkan

produktivitas atau tingkat kesejahteraan mereka. Di dalam jenis-jenis tangga

sanitasi, semua jenis jamban yang termasuk dalam tangga sanitasi diperbolehkan

kecuali aktivitas BABS di sungai atau sembarang tempat.

1) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Jetis,

Kecamatan Sambirejo dapat dijelaskan dalam tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jetis, Sambirejo

71 %

12.3 %

78 %

11.8 %

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 89.8 % atau 850 KK (3.042 jiwa).

2) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Tanggan

Kecamatan Gesi dapat dijelaskan dalam tabel 4.13 berikut:

Page 100: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.13

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Desa Tanggan, Gesi 65.7 % 22.8 % 68.2 % 23.4 %

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 91.6 % atau 1.058 KK (3.983 jiwa).

3) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Banyurip

Kecamatan Jenar dapat dijelaskan dalam tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Desa Banyurip, Jenar 5.5% 86.1% 6.1% 86.9 %

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 93 % atau 1.328 KK (5.154 jiwa).

4) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa

Jembangan Kecamatan Plupuh dapat dijelaskan dalam tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jembangan, Plupuh 26.2 % 56.4% 27.6% 66.1 %

Sumber: olah data sekunder

Page 101: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 93.7 % atau 612 KK (1.536 jiwa).

5) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Kalangan

Kecamatan Gemolong dapat dijelaskan dalam tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Kalangan Gemolong 29.4% 57.86% 31.6% 60.1 %

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 91.7 % atau 420 KK (1.430 jiwa).

6) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa

Sambirembe Kecamatan Kalijambe dapat dijelaskan dalam tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Sambirembe Kalijambe 45.03 35.85 48.4% 40.35%

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 88.75 % atau 765 KK (1.917 jiwa).

7) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Ngandul

Kecamatan Sumber Lawang dapat dijelaskan dalam tabel 4.18 berikut:

Page 102: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.18

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Ngandul Sumber

Lawang 45.03% 35.85% 48.4% 40.35%

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 88.75 % atau 955 KK (3.014 jiwa).

8) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Girimargo

Kecamatan Miri dapat dijelaskan dalam tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Girimargo, Miri 11% 75% 24.12% 64.74%

Sumber: olah data sekunder

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 88.86 % atau 874 KK (3.918 jiwa).

9) Tingkat penggunaan sarana sanitasi sampai tahun 2010 untuk Desa Gebang

Kecamatan Sukodono dapat dijelaskan dalam tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20

Nama Desa Pra pamsimas Pasca pamsimas

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Jamban saniter

Jamban Cemplung

Gebang, Sukodono 5% 81% 5.8% 82.84%

Sumber: olah data sekunder

Page 103: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah

menggunakan jamban saniter maupun cemplung pasca pamsimas sampai tahun

2010 adalah 88.64 % atau 917 KK (2.790 jiwa).

4.4.3 Analisis Keuangan

Setelah program selesai dalam satu periode, maka keberlanjutan dari aset

program akan diserahkan kepada pihak Desa, dalam hal ini akan dikelola oleh

Badan Pengelola Sarana (BPS) yang dibentuk oleh masyarakat dan bertugas

mengatur dan memanajemen segala hal yang terkait dengan sarana air bersih

Desa. Salah satu cara agar keberlangsungan aset dapat terawat (maintenance),

pengurus BPS bersama dengan para pemanfaat menyepakati iuran wajib dalam

penggunaan air. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo iuran bulanan yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan rincian biaya

tetap bulanan Rp.3.000,- dan iuran per M3 adalah Rp. 850,-.

2) untuk Desa Tanggan Kecamatan Gesi iuran bulanan yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan

rincian biaya tetap bulanan Rp.5.000,- dan iuran per M3 adalah Rp. 1000,-

3) Desa Banyurip Kecamatan Jenar iuran bulanan yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan rincian biaya

tetap bulanan Rp.3.500,- dan iuran 1-10 per M3 adalah Rp. 700,- , 11-20 per M3

adalah Rp. 1500,- dan lebih dari 21 per M3 2000,-

Page 104: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Desa Jembangan Kecamatan Plupuh iuran bulanan yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan

rincian biaya tetap bulanan Rp.1500,- dan iuran per M3 adalah Rp. 800,-

5) Desa Kalangan Kecamatan Gemolong iuran bulanan yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan

rincian biaya tetap bulanan Rp.2000,- dan iuran per M3 adalah Rp. 650,-

6) Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe iuran bulanan yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan

rincian biaya tetap bulanan Rp.2000,- dan iuran per M3 adalah Rp. 750,-

7) Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang iuran bulanan yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan

rincian biaya tetap bulanan Rp.1.500,- dan iuran 1-10 per M3 adalah Rp. 500,- ,

11-20 per M3 adalah Rp. 1000,- dan lebih dari 21 per M3 2000,-

8) Desa Girimargo Kecamatan Miri iuran bulanan yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan rincian biaya

tetap bulanan Rp.2500,- dan iuran 1-10 per M3 adalah Rp. 600,- , 11-20 per M3

adalah Rp. 1200,- dan lebih dari 21 per M3 2000,-

9) Desa Gebang Kecamatan Sukodono iuran bulanan yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah antara BPS dengan masyarakat pengguna, dengan rincian biaya

tetap bulanan Rp.2000,- dan iuran 1-10 per M3 adalah Rp. 500,- , 11-20 per M3

adalah Rp. 800,- dan lebih dari 21 per M3 Rp 1500,-

Page 105: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.5 Pembahasan Ekonomi

Undang – Undang No. 5 tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional (Propenas), menyebutkan empat strategi penanggulangan kemiskinan,

yaitu :

5. Penciptaan kesempatan (create opportunity) melalui pemulihan ekonomi

makro, pembangunan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum.

6. Pemberdayaan masyarakat (people empowerment) dengan meningkatkan

akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik.

7. Peningkatan kemampuan (increasing capacity) melalui pendidikan dan

perumahan.

8. Perlindungan sosial (social protection) untuk mereka yang memiliki cacat

fisik, fakir miskin, kelompok masyarakat yang terisolir, serta terkena

pemutusan hubungan kerja (PHK), dan korban konflik sosial.

Dalam upaya mencapai sasaran tersebut di atas, maka kebijakan

penanggulangan kemiskinan di arahkan pada perluasan akses masyarakat miskin

atas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar yang salah satunya ialah

peningkatan sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat miskin melalui

pembangunan prasarana dan sarana air minum melalui pendekatan pemberdayaan

masyarakat.

Dari hasil penelitian tersebut dampak yang terjadi dari program Pamsimas

untuk akses air bersih masyarakat terhadap Desa-desa sasaran dirasa belum

maksimal mengingat cakupan program belum mengena secara menyeluruh atau

Page 106: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belum menunjukkan dampak positif yang signifikan. Hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan oleh beberapa penyebab seperti:

a) Keterbatasan secara pendanaan, dalam arti program pamsimas belum mampu

memenuhi secara menyeluruh pendanaan yang dibutuhkan masyarakat, tetapi

diharapkan ada upaya dari pemerintah daerah untuk mereplikasi atau

mengembangkan ke daerah –daerah yang belum terlayani program Pamsimas.

b) Kemampuan masyarakat dalam memenuhi syarat program, yaitu dana incash,

dimana dana tersebut harus dikumpulkan langsung dari masyarakat. Faktor

ekonomi masyarakat juga berperan dalam hal ini. Ada wilayah dalam Desa

tersebut yang tidak mampu memenuhi incash sehingga masyarakat yang

mamu membayar incash saja yang dapat menikmati sarana air bersih yang

dibangun.

c) Keterbatasa sumber air yang ada di Daerah. Semakin rendah tingkat sumber

air yang diperoleh akan mempengaruhi banyak sedikitnya masyarakat

terlayani.

Sedangkan untuk tingkat penggunaan sarana sanitasi Desa sasaran Pamsimas

yang belum mampu mencapai tingkat open defecation free (ODF) dapat

disebabkan oleh beberapa hal:

a) Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang masih rendah. Mereka

menganggap aktivitas buang air besar (BAB) sembarang tidak berakibat

apapun terhadap kesehatan.

b) Anggapan masyarakat bahwa program Pamsimas adalah proyek, sehingga

masyarakat masih mempunyai kepercayaan bahwa masyarakat tinggal

Page 107: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menerima bantuan tanpa terlibat. Seperti permintaan bantuan sarana sanitasi

leher angsa dsb.

c) Tidak adanya bantuan berwujud jamban (closet), metode CLTS yang

digunakan hanya bersifat memicu/ menumbuhkan kesadaran masyarakat dan

tidak memberi bantuan apapun.

d) Dukungan lintas sektoral yang belum maksimal seperti dinas kesehatan,

puskesmas serta perangkat Desa yang mempunyai wilayah dalam upaya

meningkatkan penggunaan jamban saniter.

Hal-hal tersebut diperkirakan menjadi faktor penghambat utama dalam upaya

memaksimalkan pencapaian hasil program Pamsimas. Sehingga menjadi

tantangan tersendiri bagi pelaksana program-program pemberdayaan sejenis.

Page 108: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian deskriptif ini adalah:

1. Dari hasil analisis diketahui bahwa dampak yang diberikan program

Pamsimas masih sedikit berkontribusi dalam upaya menanggulangi kebutuhan

akses air minum dan sanitasi masyarakat Desa sasaran tahun 2008. Sedikitnya

persentase pemanfaat disebabkan beberapa hal seperti keterbatasan

masyarakat dalam hal keuangan atau financial untuk mampu berkontribusi

dalam iuran, sehingga hanya kalangan masyarakat mampu membayar yang

akan menikmati serta persentase pengguna jamban yang masih rendah

dikarenakan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di

masyarakat yang belum optimal karena membutuhkan waktu yang tidak

sebentar untuk merubah perilaku masyarakat ke perilaku yang lebih sehat.

2. Kendala yang dihadapi selama program berjalan satu tahun periode ialah

kurang aktifnya kelembagaan Desa, kurang berperannya pihak-pihak terkait

(puskesmas), keterlambatan birokrasi dalam pengadministrasian keuangan

program serta proses pemberdayaan masyarakat yang belum optimal

mengingat sumber daya masyarakat yang terbatas, serta sulitnya merubah

anggapan masyarakat desa penerima program yang menganggap program

Pamsimas adalah suatu proyek “top down”, atau dari atas ke bawah sehingga

partisipasi yang harusnya muncul belum terlihat maksimal untuk semua

bidang program Pamsimas.

92

Page 109: TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai · PDF file4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas ... (SAB), dan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan untuk pihak – pihak yang terkait dengan

program Pamsimas atau program pemberdayaan yang sejenis antara lain:

1. Memperkuat kelembagaan Desa dengan cara melakukan kegiatan

pelatihan pemberdayaan, monitoring, dan pengendalian Desa.

2. Memperhatikan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam kegiatan

pemberdayaan sehingga hasil kegiatan benar-benar dirasakan masyarakat.

3. Memperlancar dan mempermudah proses birokrasi pemerintahan dalam

program pemberdayaan terhadap masyarakat.

4. Meningkatkan koordinasi, pengawasan, kendali dan evaluasi antara pihak

terkait dalam hal ini dari tingkat pusat sampai dengan tingkat bawah

(DPU, Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Badan KBPMD)

terhadap masukan atau rencana kegiatan yang direncanakan Desa,

pelaksana program sampai tingkat bawah, dari awal sampai berakhirnya

program sebagai bentuk tindak lanjut dan kesinambungan program

mengingat target dan dampak yang diberikan belum sesuai dengan

harapan.