sab cilamaya

Upload: rianda-afrilia

Post on 13-Apr-2018

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    1/27

    1

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Untuk memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, pemerintah Indonesia

    mempunyai komitmen sangat kuat dalam mencapai Millenium Development Goals

    (MDGs), yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002. Salah satu

    kesepakatan dalam MGDs (target 9) adalah menurunkan separuh proporsi penduduk yang

    tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar pada tahun 2015.1Terkait

    dengan upaya pencapaian target di atas pemerintah berusaha memadukan prinsip-prinsip

    pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional.

    Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang

    syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk

    keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat

    diminum apabila telah dimasak.

    Mengingat bahwa air dapat menjadi sumber penularan berbagai penyakit, maka tujuan

    utama penyediaan air minum/bersih bagi masyarakat adalah mencegah penularan

    penyakit melalui air.

    Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masihdihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum

    dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni

    masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.3 Pelaksanaan

    pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan, khususnya di perdesaan pada era

    19702000, banyak yang mengalami kegagalan dalam pengoperasian dan

    pemeliharaannya (Bappenas, 2003).

    Lenton dan Wright (2004) mengidentifikasi beberapa kendala keberhasilan

    penyediaan air bersih, salah satu kendala yang penting adalah kemiskinan yang dialami

    oleh sebagian besar masyarakat perdesaan. Kelompok masyarakat ini mempunyai

    keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih yang aman dan layak.

    Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan, mengindikasikan masih rendahnya

    cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan, dimana salah satunya adalah

    kebutuhan akan air bersih. Angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan

    dengan air (Depkes 2010) antara lain diare sebesar 9,0 % dan gangguan kulit sebesar

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    2/27

    2

    5,3%.4Sedangkan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilamaya, kejadian diare sebesar 15,9%

    dan gangguan kulit 9.7% pada tahun 2013.

    Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization) atau WHO telah

    menetapkan standar air minum yang bersih dan sehat (layak digunakan), diantaranya

    adalah tidak berwarna, tidak berbau yang berarti jernih, tidak berasa dan sejuk.5Menurut

    Depkes, dikatakan sarana air bersih apabila sumber airnya berasal dari air ledeng/PAM,

    air ledeng eceran, sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, dan mata air terlindung.

    Data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010 menunjukkan penggunaan sumber

    air untuk memenuhi keperluan rumah tangga, yaitu : air ledeng/PAM (19,5%), air ledeng

    eceran (1,3%), sumur bor/pompa (22,2%), sumur gali terlindung (27,9%), sumur gali tak

    terlindung (10,2%), mata air terlindung (8,4%), mata air tak terlindung (3,7%),

    penampungan air hujan (1,6%), air sungai/danau/irigasi (4,9%), dan lainnya (0,4%).

    Dikatakan sarana air bersih apabila sumber airnya berasal dari air ledeng/PAM, air ledeng

    eceran, sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, dan mata air terlindung. Dari data

    tersebut daerah perkotaan memiliki cakupan Sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan

    dipedesaan sebesar 67,6% sehingga diperlukan evaluasi mengetahui masalah yang

    terdapat di dalam unsur sistem pada program pengawasan sarana air bersih di UPTD

    Puskesmas Cilamaya, periode Januari sampai dengan Desember 2013.4

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut:

    - Masih tingginya penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan

    sanitasi dasar.

    - Masih rendahnya penggunaan sarana air bersih untuk kebutuhan sehari-hari oleh

    masyarakat, terutama di pedesaan sebesar 67,6 %.

    -

    Masih tingginya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan

    sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya tahun 2013, seperti diare

    sebesar 15,9% dan gangguan kulit 9.7%.

    - Belum tercapainya target penggunaan sarana air bersih dan pengawasan sarana air

    bersih di Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang selama

    tahun 2013.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    3/27

    3

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan umum

    Mengetahuinya tingkat keberhasilan masalah yang terdapat di dalam unsur-

    unsur sistem pada program pengawasan sarana air bersih secara menyeluruh agar

    dapat meningkatkan mutu dan jangkauan program pengawasan sarana air bersih

    secara optimal di Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai Desember 2013

    dengan harapan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat faktor

    resiko kurangnya sarana air bersih.

    1.3.2 Tujuan khusus

    1. Mengetahui cakupan penduduk yang menggunakan air bersih untuk keperluan

    sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai

    dengan Desember 2013.

    2. Mengetahui cakupan hasil inspeksi program pengawasan sarana air bersih di

    wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan Desember

    2013.

    3. Mengetahui cakupan pengambilan sampel air dalam pelaksanaan program

    pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode

    Januari sampai dengan Desember 2013.

    4. Mengetahui jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologi yang

    memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode

    Januari sampai dengan Desember 2013.

    5. Mengetahui jumlah sarana air bersih dengan tingkat pencemaran air yang

    rendah di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan

    Desember 2013.

    1.4 Manfaat

    1.4.1 Bagi Evaluator

    - Menerapkan ilmu yang telah diperoleh saat kuliah mengenai evaluasi program

    dengan pendekatan sistem.

    - Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengevaluasi program, khususnya

    program kesehatan.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    4/27

    4

    - Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-

    langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

    antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

    1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi

    -

    Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi

    - Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di

    bidang kesehatan.

    1.4.3 Bagi Puskesmas Cilamaya

    Dengan adanya masukan berupa hasil evaluasi dan saran sederhana

    yang diusulkan, diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas

    Cilamaya, Karawang dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program

    pengawasan sarana air bersih, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas

    ini menjadi lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    1.4.4 Bagi Masyarakat

    -

    Masyarakat mendapatkan air bersih yang layak untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari.

    - Dengan tercapainya program diharapkan angka kejadian penyakit berbasis

    lingkungan menurun, sehingga diharapkan terjadi peningkatan taraf kesehatan

    masyarakat.

    1.5 Sasaran

    Seluruh penduduk dan sarana air di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya,

    kecamatan Cilamaya, kabupaten Karawang periode Januari sampai Desember 2013.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    5/27

    5

    Bab II

    Materi dan Metode

    2.1 Materi

    Materi yang dievaluasi terdiri dari hasil laporan kegiatan bulanan Puskesmas

    mengenai program Pengawasan Air Bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya,

    Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 yang terdiri dari :

    1. Data tentang sarana air bersih yang digunakan.

    2.

    Jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih.

    3. Hasil inspeksi sarana air bersih keluarga.

    4. Cakupan pengambilan sampel air dalam pelaksanaan program pengawasan sarana air

    bersih.

    5. Jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat

    kesehatan.

    6.

    Jumlah sarana air bersih yang mempunyai tingkat risiko pencemaran yang rendah.

    7. Pencatatan dan Pelaporan

    2.2 Metode

    Evaluasi program ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dikumpulkanuntuk dievaluasi kemudian diolah, dianalisis dengan pendekatan sistem dan

    diinterpretasikan sehingga ditemukan permasalahannya. Dari permasalahan yang

    ditemukan tersebut kemudian diberi masukan dan saran agar permasalahan pada program

    pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten

    Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013 dapat terselesaikan, sehingga

    diharapkan dalam pelaksanaan program pengawasan sarana air bersih kelak dapat dicapai

    hasil sesuai target yang diharapkan.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    6/27

    6

    Bab III

    Kerangka Teoritis

    3.1. Kerangka Teoritis

    Gambar 3. 1. Pendekatan Sistem

    Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan

    oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam

    upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

    1. Masukan (input)

    Adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan

    untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana (money),

    sarana (material), dan metode (method).

    2. Proses (process)

    Adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat di dalam sistem dan berfungsi

    untuk mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan yang direncanakan. Terdiri

    dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan (actuating)

    dan pengawasan (controling).

    3. Keluaran (output)

    Adalah kumpulan bagian atau elemen yang yang dihasilkan dari berlangsungnya suatu

    proses dalam sistem.

    4. Umpan balik (feed back)

    Adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan

    sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    7/27

    7

    5. Dampak (impact)

    Adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

    6. Lingkungan (environment)

    Adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh

    besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

    3.2. Variabel dan Tolak Ukur

    Tolok ukur terdiri dari variabel-variabel: masukan, proses, keluaran, lingkungan,

    umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai

    dalam program Pengawasan Air Bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya,

    Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2013.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    8/27

    8

    Bab IV

    Penyajian Data

    4.1. Sumber Data

    Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :

    1.

    Data Monografi UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang tahun 2013.

    2. Laporan tahunan Program Penyehatan Sarana Air Bersih UPTD Puskesmas

    Cilamaya, Kabupaten Karawang periode JanuariDesember 2013.

    3.

    Profil Kesehatan UPTD/ DTP/ PONED Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang

    tahun 2013 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

    4.2.

    Data Umum

    4.2.1 Data Wilayah Geografis

    Lokasi : Gedung Puskesmas Cilamaya terletak di Jl. Pasar Cilamaya no. 1,

    Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang Barat 41358, Jawa Barat, Indonesia.

    Luas Wilayah 6.158 Ha

    Terdiri dari 33 Dusun, 73 RW, 154 RTdan 7 Desa

    Cilamaya Wetan terdiri dari 7 Desa

    o

    Desa Cikarang

    o Desa Cikalong

    o Desa Tegalsari

    o Desa Tegalwaru

    o Desa Mekarmaya

    o Desa Cilamaya

    o Desa Muara

    Batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya adalah sebagai berikut:

    1. Sebelah Utara : Laut Jawa

    2. Sebelah Selatan : Kecamatan Banyusari

    3. Sebelah Barat : Kecamatan Cilamaya Kulon

    4. Sebelah Timur : Kabupaten Subang

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    9/27

    9

    4.2.2 Data Demografis

    1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada periode Januari

    sampai dengan Desember 2012 adalah 50.843 jiwa, dengan distribusi:

    Jumlah penduduk laki-laki : 25.503 jiwa

    Jumlah penduduk perempuan : 25.340 jiwa

    Jumlah Kepala Keluarga : 16.677 jiwa

    Jumlah bayi < 6 bulan : 710 jiwa

    Jumlah bayi 6-11 bulan : 704 jiwa

    4.2.3 Kepercayaan / Agama

    Agama yang dianut sebagian besar penduduk Cilamaya adalah Islam sebanyak

    97.57% sedangkan agama lainnya adalah 2,43%.

    Presentase agama yang dianut penduduk Cilamaya yang lebih detail dapat dirujuk ke

    Lampiran III.

    4.2.4. Mata Pencaharian

    Mayoritas mata pencaharian masyarakat Cilamaya adalah petani (60%) dan

    selebihnya adalah pedagang dan buruh.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di Lampiran III.

    4.2.5. Tingkat Pendidikan

    Sebagian besar penduduk Cilamaya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah

    yaitu di tingkat SD sebanyak 60%.

    4.3 Data Khusus

    Data di UPTD Puskesmas Cilamaya pada pelaksanaan program pengawasan sarana air

    bersih sebagai berikut :

    4.3.1 Masukan

    A. Tenaga(Man)

    Petugas Kesling : 1 orang merangkap sebagai koordinator program dan pelaksana

    program.

    B. Dana (Money)

    Dana yang di peroleh berasal dari APBN dan APBD Kabupaten : Ada, tidak cukup.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    10/27

    10

    C. Sarana (Material)

    Buku pedoman pemeriksaan dan inspeksi SAB : ada

    Checklist pemeriksaan SAB : ada

    Botol steril, tas/kotak pengepakan botol : tidak ada Alat tulis : ada

    Alat pengukuran kualitas air bersih (water test kit) : tidak ada

    Formulir pengiriman sampel : tidak ada

    Sarana transportasi : ada

    D. Metode(Method)

    Pendataan jumlah dan sarana air bersih

    Data diambil dari laporan pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja UPTDUPTD Puskesmas Cilamaya tahun 2013, diperoleh :

    - Jumlah sarana air = 16.677 buah yang terdiri dari SPT, SGL dan pompa listrik.

    Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih.

    Inspeksi dilakukan secara berkala minimal 2x setahun, untuk pemeriksaan kualitas

    air bersih diperiksa secara fisik, yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak keruh,

    tidak berasa, dan sejuk. Pemeriksaan secara lengkap terdapat di lampiran formulir

    inspeksi sanitasi air bersih.

    Pengambilan sampel air

    Pengambilan sampel air dilakukan setelah menentukan titik pengambilan yang

    disesuaikan dengan jenis sarana air bersihnya, untuk sumur pompa sampel diambil

    setelah 5 menit air keluar, untuk sumur gali sampel diambil dengan kedalaman 20

    cm di bawah permukaan air, dan untuk PAM sampel diambil setelah 2 menit air

    keluar. Untuk pemeriksaan fisik jumlah air yang diambil sebanyak 2 liter, untuk

    pemeriksaan kimia jumlah air yang diambil sebanyak 5 liter, dan untuk

    pemeriksaan bakteriologis wadah penampungan harus steril dan bisa disterilkan

    dengan jumlah air yang diambil sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket dan

    dikirim ke laboratorium. Prosedur pengambilan sampel secara lengkap terdapat di

    lampiran SOP pengambilan sampel.

    Jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat

    kesehatan.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    11/27

    11

    Ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, kemudian ditetapkan

    standar kualitas air bersih terhadap kandungan bakteriologis sesuai dengan

    Permenkes 416 tahun 1990.

    Jumlah sarana air bersih yang mempunyai risiko pencemaran yang rendah.

    Tingkat risiko pencemaran air terbagi menjadi AT (amat tinggi), T (tinggi), S

    (sedang), R (rendah). Cara pemeriksaan lengkap terdapat di lampiran formulir

    inspeksi sanitasi.

    Pencatatan dan Pelaporan

    - Pencatatan

    Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam format

    pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir lain yang diperlukan)

    seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam bentuk peta, grafik atau

    tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan, triwulan dan tahunan).

    - Pelaporan

    Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada.

    4.3.2. Proses4.3.2.1 Perencanaan

    Ada perencanaan tertulis mengenai :

    1. Pendataan jumlah sarana air bersih

    Terdapat pendataan 1 kali setahun tentang jumlah sarana air bersih dan jumlah

    pengguna.

    2. Pemeriksaan sarana air bersih

    Pemeriksaan dilakukan 2 kali setahun terhadap sarana air bersih yang ada oleh

    petugas kesehatan lingkungan terlatih. Pada sarana air bersih dengan tingkat

    pencemaran berat dilakukan pemeriksaan tiap 2 minggu selama 1 tahun, untuk

    pencemaran ringan sampai sedang dilakukan pemeriksaan sebulan sekali selama satu

    tahun. Pemeriksaan lengkap terlampir.

    3. Pengambilan sampel air

    Terdapat pengambilan sampel air sesuai dengan jenis sarana air bersih, hal pertama

    yang dilakukan adalah menyiapkan alat-alatnya seperti kotak air/termos/botol steril,

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    12/27

    12

    tempat penyimpanan botol/kotak/termos, alat tulis dan formulir pengiriman sampel.

    Kemudian, menentukan titik pengambilan sampel. Prosedur pengambilan sampel

    terlampir.

    4. Pemeriksaan bakteriologis

    Terdapat pemeriksaan bakteriologis terhadap sampel air yang dilakukan di

    laboratorium yang telah ditunjuk, kualitas air bersih terhadap kandungan bakteriologis

    sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990. Sedangkan persyaratan kualitas air minum

    sesuai dengan Permenkes no 492 tahun 2010.

    5. Pemeriksaan risiko pencemaran

    Terdapat pemeriksaan sarana air bersih terhadap kemungkinan adanya pencemaran.

    Tatacara pemeriksaan lengkap terlampir.

    6. Pencatatan dan pelaporan :

    Pencatatan : akan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan

    Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

    4.3.2.2Pengorganisasian

    Dibuat struktur organisasi, kepala puskesmas sebagai penanggungjawab program,

    melimpahkan kekuasaan kepada Koordinator program (programmer), kemudian

    programmer melakukan koordinasi dengan pelaksana program.

    Bagan Struktur Organisasi

    Ka. Tata Usaha

    Bpk. Sumari

    Penanggungjawab dan Pelaksana Program

    Kesling

    Ibu Ela Nurhayati, AMK

    Staff Promkes

    Pebantu Pelaksana

    Ketua RT/RW

    Kepala Puskesmas

    Dr. H Elfis Yunandar, MM

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    13/27

    13

    Bagan 4.1 Struktur Organisasi Program Kesehatan Lingkungan (Pengawasan Air Bersih)

    UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang.

    Dengan struktur organisasi kesling diatas dalam menjalankan program kesling tidak

    berjalan dengan lancar, karena pemberdayaan masyarakat masih kurang untuk melakukan

    atau melaksanakan program.

    4.3.2.3Pelaksanaan

    1. Pendataan jumlah sarana air bersih

    Dilakukan pendataan 1 kali setahun tentang jumlah sarana air bersih dan jumlah

    pengguna.

    2. Pemeriksaan sarana air bersih

    Dilakukan pemeriksaan 2 kali setahun terhadap sarana air bersih yang ada oleh

    petugas kesehatan lingkungan dibantu staf promkes dan RT sekitar dengan

    mendatangi rumah penduduk yang menggunakan SAB di wilayah kerja

    Puskesmas Tempuran dan memberikan formulir inspeksi sanitasi untuk diiisi oleh

    kepala keluarga (perwakilan).

    3.

    Pengambilan sampel air

    Tidak dilakukan pengambilan sampel air.

    4.

    Pemeriksaan bakteriologis

    Tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis.

    5. Pemeriksaan risiko pencemaran

    Dilakukan pemeriksaan fisik terhadap adanya risiko pencemaran sesuai dengan

    formulir inspeksi sanitasi. Perhitungan diambil dari Formulir Inspeksi Sanitasi

    yang telah dicatatkan ke Laporan Tahunan Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan,

    Puskesmas Cilamaya, jumlah SAB yang mempunyai tingkat risiko pencemaran air

    rendah merupakan jumlah SAB yang memenuhi syarat (MS).

    6. Pencatatan dan pelaporan :

    - Pencatatan: Dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan

    - Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    14/27

    14

    4.3.2.4 Pengawasan

    Adanya pencatatan yang sistemik secara berkala tentang kegiatan pengawasan

    kualitas sarana dan air bersih setiap satu bulan dan satu tahun. Kemudian dilaporkan

    ke tingkat Kabupaten minimal 3 bulan sekali dan jika terjadi kejadian luar biasa yang

    timbul akibat penurunan kualitas air minum.

    4.3.3. Keluaran

    Tabel 4.1 Jumlah SAB yang diperiksa dan Jumlah Pemakai SAB di Wilayah Kerja

    UPTD Puskesmas Cilamaya Periode Januari 2013Desember 2013

    NO Jenis SAB

    Yang

    Diperiksa

    Memenuhi

    Syarat

    Jumlah

    Pemakai

    1 SPT 4560 2973 12.686

    12.9192 SGL 3837 2593

    3 Pompa Listrik 2406 1610 7.259

    Total 10.803 7.077 32.864

    1.

    Cakupan air bersih

    2. Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih (SAB)

    3. Cakupan pengambilan sampel air

    Jumlah penduduk di lokasi yang menggunakan air bersih x 100%

    Jumlah penduduk di lokasi

    Cakupan: 32.864 x 100% = 64,63%

    50.843

    Target : 75%

    Jumlah SAB yang diinspeksi x100%

    Jumlah SAB yang ada

    Cakupan 10.803 x 100% = 64.77%

    16.677

    Target : 75%

    Jumlah SAB yang diambil sampelnya x100%Jumlah SAB yang ada

    Cakupan: tidak dilakukan (tidak ada tenaga ahli)

    Target : 80%

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    15/27

    15

    4. Cakupan jumlah SAB dengan kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat

    kesehatan

    5. Cakupan perlindungan SAB yang mempunyai risiko pencemaran air yang rendah

    6.

    Catatan dan pelaporan (kurang lengkap)

    Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut cakupan air bersih, hasil

    inspeksi sarana air bersih dan laporan perlindungan sarana air bersih yang

    mempunyai risiko pencemaran air yang rendah.

    Tidak ada data mengenai pengambilan sampel air.

    Tidak ada data mengenai jumlah sarana air bersih dengan kualitas

    bakteriologis yang memenuhi syarat kesehatan.

    4.3.4. Lingkungan

    1.Fisik

    Iklim :

    Lokasi :

    Semua lokasi sarana air dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang ada

    (sepeda motor pribadi) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui sepeda

    motor.

    Iklim :

    Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program.

    Jumlah sampel air SAB yang memenuhi syarat bakteriologis x100%

    Jumlah sampel air yang diperiksa dari SAB sejenis

    Cakupan: tidak dilakukan (tidak ada tenaga ahli)

    Target : kualitas air bersih bebas bakteri pathogen 100%

    Jumlah SAB yang mempunyai resiko dan pencemaran tinggi dan amat tinggi x100%

    Jumlah SAB sejenisyang diinspeksi

    Cakupan: 7.077 x 100% = 66,26%10.803

    Target : perlindungan SAB terhadap risiko pencemaran 95%

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    16/27

    16

    2.Non fisik

    Keadaan sosial ekonomi masyarakat. Sebagian besar penduduk bermata

    pencaharian petani sebanyak 60%.

    Tingkat pendidikan m

    ayoritas berpendidikan rendah. Karena berpendidikanrendah ( tamat SD 60%), pengetahuan tentang kualitas air dan sarana air

    bersih masih kurang.

    Perilaku masyarakat dalam menggunakan air bersih. Sebagian masyarakat

    masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi, mencuci, tempat

    buang air besar, dan tempat pembungan limbah keluarga. Tidak terdapat data

    penggunaan air sungai sebagai sumber air minum.

    4.3.5. Umpan Balik

    Keadaan sosial ekonomi dan pendidikan dan perilaku yang rendah mempengaruhi

    keberhasilan program.

    Tidak adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan sekali

    yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.

    4.3.6. Dampak

    1. Dampak langsung seperti menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan yang

    berhubungan dengan air seperti diare dan penyakit kulit belum dapat dinilai.

    2. Dampak tidak langsung yaitu :

    Masalah penyediaan dan pengawasan air bersih tidak lagi menjadi

    permasalahan : belum dapat dinilai.

    Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat : belum dapat dinilai.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    17/27

    17

    Bab V

    Pembahasan

    Tabel 5.1 Variabel-variabel dari Masalah

    NO Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah

    1 Keluaran :

    -Cakupan Jumlah

    penduduk yang

    mengunakan air dari

    sarana air bersih

    -Hasil inspeksi sarana

    air bersih (SAB)

    -Cakupan

    pengambilan sampel

    air-Cakupan SAB

    dengan kualitas

    bakteriologis yang

    memenuhi syarat

    kesehatan

    -Perlindungan SAB

    dari risiko

    pencemaran

    Target total Kabupaten Karawang

    75 %

    75 %

    80 %

    100 %

    95 %

    64.63%

    64.77%

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    66,26%

    ( + )

    ( + )

    ( + )

    ( + )

    ( + )

    2 Masukan :

    - Tenaga (Man)

    - Dana (Money)

    - Material

    - Metode

    Tersedianya minimal 2 orang

    sebagai koordinator dan pelaksana

    program pengawasan sarana air

    bersih yang terampil di

    bidangnya.

    Tersedianya dana yang cukup

    berasal dari APBD dan APBN

    untuk petugas.

    Buku pedoman pemeriksaan

    dan inspeksi SAB

    Checklist pemeriksaan SAB

    Botol steril,tas/kotak

    pengepakan botol

    Alat tulis

    Alat pengukuran kualitas air

    bersih (water test kit)

    Formulir pengiriman sampel

    Sarana transportasi

    1. Dilakukan pendataan

    2. Dilakukan pemeriksaan SAB

    1 orang tenaga yang

    merangkap sebagai

    koordinator dan pelaksana

    pengawasan sarana air bersih

    yang terampil di bidangnya.

    Tidak ada laporan

    penggunaan, kurangnya dana

    operasional kegiatan.

    Tidak ada botol steril,tas/kotak pengepakan botol

    Tidak ada alat pengukur

    kualitas air (water test kit )

    Tidak ada formulirpengiriman sampel

    Metode pemeriksaan kualitas

    air bersih dilakukan

    ( + )

    ( + )

    ( + )

    ( + )

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    18/27

    18

    3. Dilakukan pengambilan

    sampel air

    4. Dilakukan pemeriksaan

    bakteriologis air

    5. Dilakukan pemeriksaan

    risiko pencemaran air

    berdasarkan kriteria fisik saja,

    tidak berbau, tidak berwarna,

    tidak keruh dan tidak berasa.

    Tidak dilakukan pengambilan

    sampel, pemeriksaan

    bakteriologis.

    3. Proses

    - Pengorganisasian Dibentuk struktur organisasi,

    kepala puskesmas sebagai

    penanggungjawab program,

    melimpahkan kekuasaan kepada

    Koordinator program

    (programmer), kemudian

    melakukan koordinasi dengan

    pelaksana program.

    Bentuk Struktur Organisasi

    Ka Puskesmas

    (Dr. H. Elfis, MM)

    Koordinator Kesehatan

    Lingkungan(Ibu.Ela)

    Staf Pusling, Staf Promkes

    Ketua RT/RW

    -

    Struktur organisasi sudah

    jelas, namun koordinasi

    belum maksimal.

    ( + )

    - Pelaksanaan

    - Pengawasan

    Sesuai dengan rencana dan

    metode yang telah ditetapkan,

    dilaksanakan secara berkala :

    pengumpulan data 1 x setahun

    dan pengawasan kualitas air

    bersih 2 x setahun. Dilakukan

    pengambilan sampel sesuaidengan jenis sarana air bersih,

    kemudian dilakukan pemeriksaan

    laboratorium untuk menilai

    kandungan bakteriologi/kimia dan

    serta dilakukan pemeriksaan

    risiko pencemaran air.

    Adanya pencatatan tiap

    bulan/tahunan dan pelaporan

    secara berkala tentang kegiatan

    pengawasan kualitas air ke tingkatKabupaten minimal 3 bulan sekali

    dan apabila terjadi kejadian luar

    biasa karena penurunan kualitas

    air.

    Tidak dilakukan pengambilan

    sampel, pemeriksaan

    bakteriologi.

    Pencatatan tiap bulan dan tiap

    tahun dan laporan hasil

    pemeriksaan ke Dinas

    Kesehatan tiap 3 bulan sekalisudah dilakukan, namun data

    yang disajikan berbeda-beda

    dengan hasil laporan bulanan,

    3 bulanan dan tahunan (2012)

    ( + )

    ( + )

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    19/27

    19

    4. Lingkungan

    - Fisik

    - Non-Fisik

    Kondisi geografis dapat

    mempengaruhi kualitas air

    a. Keadaan social ekonomi

    masyarakat dapat

    mempengaruhi keberhasilan

    program

    b. Tingkat pendidikan dapat

    mempengaruhi keberhasilan

    program.

    c. Perilaku masyarakat dalam

    menggunakan air bersih dapat

    mempengaruhi keberhasilan

    program.

    - Lokasi sarana air bersih

    mudah dijangkau dengan

    sarana transportasi yang

    ada.- Iklim tidak mempengaruhi

    pelaksanaan program.

    a. Sebagian besar penduduk

    bermata pencaharian

    petani dan 1/3 dari total

    jumlah penduduk

    merupakan masyarakat

    miskin, hal tersebut dapat

    mempengaruhi akses

    untuk mendapatkan sarana

    air bersih yang memadai.

    b. Karena sebagian besar

    penduduk merupakan

    tamatan SD, pengetahuan

    tentang kualitas air dan

    sarana air bersih masih

    kurang.

    c. Sebagian masyarakat

    masih menggunakan air

    sungai untuk keperluan

    mandi, mencuci, tempat

    buang air besar, dan

    tempat pembungan limbah

    keluarga. Tidak ada data

    penggunaan air sungai

    sebagai sumber air minum.

    ( + )

    ( + )

    ( + )

    ( + )

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    20/27

    20

    Bab VI

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan data-data dan pembahasan yang disajikan, didapatkan masalah-masalah yang

    ditemukan dalam evaluasi Program Pengawasan Air bersih di UPTD Puskesmas Cilamaya

    Periode Januari sampai dengan Desember 2013, adalah :

    a. Masalah pada Keluaran

    -

    Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-

    hari masih rendah, yakni 64.63% dari target 75% (Dinas Kesehatan Kab.

    Karawang).

    - Hasil inspeksi sarana air bersih masih rendah, yakni 64.77% dari target 75%

    (Dinas Kesehatan Kab. Karawang).

    - Tidak dilakukannya pengambilan sampel air (laboratorium) (0% dari target 80%).

    -

    Tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis (0% dari target 100%) danpemeriksaan kualitas sarana air bersih hanya dilakukan secara fisik saja.

    - Jumlah SAB dengan perlindungan dari risiko pencemaran air masih rendah, yaitu

    66.26% dari target 95%.

    b. Masalah pada Input

    -

    Tenaga (Man)

    Hanya terdapat satu tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana

    program yang terampil di bidangnya, hal ini sangat menyulitkan dalam

    pemeriksaan terhadap 16.677 Sarana Air Bersih yang tersebar di 7 desa.

    - Dana (Money)

    Tidak laporan penggunaan dana yang diterima dan dana operasionalnya masih

    kurang.

    - Metode

    Tidak dilakukannya pengambilan sampel air dan pemeriksaan bakteriologis.

    Besar masalah: (75% - 64.63%) x 100% = 16.04%

    64.63%

    Besar masalah: (75% - 64.77%) x 100% = 15.79%

    64.77%

    Besar masalah: (95% - 66.26%) x 100% = 43.37%

    66.26%

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    21/27

    21

    c. Masalah pada Proses

    - Pengorganisasian

    Struktur dan pelimpahan tugas dari Kepala Puskesmas ke koordinator program

    (programmer) sudah ada, namun kurang koordinasi. Kurangnya koordinasi lintas

    program antara pelaksana program pengawasan SAB dengan bagian promkes,

    pusling dan bidan desa.

    - Pelaksanaan

    Sudah dilakukan pengumpulan data 1 x setahun dan pengawasan kualitas air 2 x

    setahun. Namun tidak dilakukan pengambilan sampel, pemeriksaan bakteriologi

    dan tingkat risiko pencemaran air.

    - Pengawasan dan pelaporan

    Pencatatan tiap bulan dan tiap tahun dan laporan hasil pemeriksaan ke dinas

    kesehatan tiap 3 bulan sekali sudah dilakukan, namun data yang disajikan

    berbeda-beda dengan hasil laporan bulanan, 3 bulanan dan tahunan (2013).

    d. Masalah pada Lingkungan

    - Non-Fisik

    Sebagian besar penduduk bermata pencaharian petani dan 1/3 dari total jumlah

    penduduk merupakan masyarakat miskin, hal tersebut dapat mempengaruhi

    akses untuk mendapatkan sarana air bersih yang memadai

    Karena sebagian besar penduduk merupakan tamatan SD, pengetahuan tentang

    kualitas air dan sarana air bersih masih kurang.

    Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi,

    mencuci, tempat buang air besar, dan tempat pembungan limbah keluarga.

    Tidak terdapat data penggunaan air sungai sebagai sumber air minum.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    22/27

    22

    Bab VII

    Prioritas Masalah

    Masalah menurut keluaran :

    A. Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari

    masih rendah, yakni 64.63% dari target 75%.

    B. Cakupan inspeksi sarana air bersih masih rendah, yakni 64.77% dari target 75%.

    C. Tidak dilakukannya pengambilan sampel air (laboratorium) (0 % dari target 80 %),

    D. Tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis (0 % dari target 100 %) dan pemeriksaan

    kualitas sarana air bersih hanya dilakukan secara fisik saja.

    E. Jumlah SAB dengan perlindungan dari risiko pencemaran air 66.26% dari target 95%.

    Tabel 7.1: Prioritas masalah

    No Parameter Masalah

    A B C D E

    1 Besarnya masalah 5 4 4 5 5

    2 Berat ringannya masalah 5 4 5 4 3

    3 Keuntungan sosial karena terselesainya masalah 5 5 5 4 3

    4 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan

    masalah

    3 3 2 2 2

    5 Teknologi yang tersedia 4 3 2 2 2

    Jumlah 22 19 18 17 15

    Keterangan :

    5 : Sangat penting

    4 : Penting

    3 : Cukup penting

    2 : Kurang penting

    1 : Tidak penting

    Yang menjadi prioritas masalah adalah :

    A. Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih 64.63% dari target 75%.

    B. Cakupan inspeksi sarana air bersih 64.77% dari target 75%.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    23/27

    23

    Bab VIII

    Penyelesaian Masalah

    8.1 Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari

    masih rendah, yakni 64.63% dari target 75%.

    Penyebab masalah ini adalah :

    Pengetahuan masyarakat tentang penggunaan air bersih masih rendah.

    Perilaku masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-hari.

    Terbatasnya sarana air bersih yang ada dimasyarakat

    Penyelesaian masalah :

    Dilakukannya penyuluhan yang intensif kepada masyarakat tentang pentingnya

    penggunaan air bersih untuk kepentingan sehari-hari.

    Mengusulkan pembuatan sarana air bersih kepada dinas kesehatan yang bekerjasama

    dengan departemen pekerjaan umum, terutama pembuatan sarana perpipaan (PDAM)

    yang dibiayai oleh Pemerintah.

    8.2 Hasil inspeksi sarana air bersih masih rendah, yakni 64.77% dari target 75%.

    Penyebab masalah ini adalah :

    Tenaga

    Kurangnya jumlah tenaga terampil di bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas

    Cilamaya.

    Dana

    Tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima, dana operasionalnya masih

    kurang.

    Sarana

    Tidak ada alat pengambilan sampel, seperti botol steril, tas / kotak pengepakan botol

    dan tidak ada alat pengukur kualitas air (water test kit).

    Metode

    Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan berdasarkan kriteria fisik saja. Tidak

    dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan bakteriologis.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    24/27

    24

    Penyelesaian Masalah

    Tenaga

    1. Mengoptimalkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas.

    2.

    Pemberdayaan masyarakat (pembentukan kader).

    3. Menambah tenaga baru (staff) di bagian kesehatan lingkungan.

    Dana

    Dilakukan pelaporan dana yang telah diterima dan yang telah digunakan kepada

    puskesmas, mencari sumber-sumber dana yang baru di Puskesmas, melakukan

    swadaya dengan melibatkan masyarakat setempat.

    Sarana

    Pengadaan alat-alat pengambilan sampel dan alat pemeriksaan kualitas air.

    Metode

    Dilakukan pengambilan sampel, pemeriksaan bakteriologis, dan pemeriksaan

    kimia agar syarat kualitas air bersih dapat lebih akurat.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    25/27

    25

    Bab IX

    Kesimpulan dan Saran

    9.1 Kesimpulan

    Dari hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih dengan cara pendekatan sistem

    dapat diambil kesimpulan bahwa program pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja

    UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan

    Desember 2013 belum mencapai target. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi

    masalah, yaitu:

    a. Cakupan jumlah keluarga diperkotaan/pedesaan yang mengunakan air dari sarana air

    bersih adalah 64.63%

    b. Hasil inspeksi sarana air bersih adalah 64.77%.

    c. Tidak dilakukannya pengambilan sampel air dalam pelaksanaan program pengawasan

    sarana air bersih

    d. Tidak dilakukannya pengambilan sampel air (laboratorium), pemeriksaan bakteriologis.

    Kualitas sarana air bersih hanya dilakukan secara fisik saja.

    e.

    Jumlah sarana air bersih dengan perlindungan dari risiko pencemaran masih rendah

    66.26%.Dari ke lima masalah diatas yang menjadi prioritas masalah adalah cakupan penggunaan

    sarana air bersih yang masih rendah dan cakupan inspeksi sarana air bersih yang kurang.

    9.2 Saran

    9.2.1 Saran bagi Puskesmas

    Menggalakkan promkes untuk memberikan penyuluhan yang intensif kepada

    masyarakat tentang pentingnya sarana air bersih.

    Memantau (supervise) kegiatan pengawasan sarana air bersih dengan cara

    membandingkan dengan hasil tahun sebelumnya, juga bertanya kepada pemegang

    dan pelaksana program mengenai kendala apa saja yang ditemui.

    Meningkatkan motivasi pemegang program dan pelaksana program agar dapat

    berjalan dengan baik, seperti memberikan sarana dan alternatif dana.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    26/27

    26

    Memfasilitasi pelatihan terhadap tenaga kesehatan guna menambah tenaga

    pelaksana program guna meningkatkan kinerja terutama dibagian pengawasan

    sarana air bersih.

    9.2.2 Saran bagi pemegang program pengawasan sarana air bersih

    Meningkatkan koordinasi dengan bagian lain seperti promkes dan bidan desa ketua

    RT/RW, kepala desa, tokoh agama dan masyarakat setempat.

    Melakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan yang lain dalam inspeksi sarana

    air bersih dan kualitas air bersih.

    Melakukan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang dikeluarkan

    untuk pengawasan sarana air bersih. Peningkatan koordinasi dengan staf kesehatan

    lain dalam pelaksanaan program pengawasan air bersih.

    Peningkatan dalam ketelitian penulisan dan penyajian data hasil kegiatan.

    Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya program

    pengawasan sarana air bersih pada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai

    tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.

  • 7/26/2019 SAB Cilamaya

    27/27

    27

    Daftar Pustaka

    1.

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Negara

    Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan Singkat Pencapaian Millenium

    Development Goals Indonesia 2009.

    2.

    Rihadi S. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Berbasis Lingkungan. Maret 2001.

    Diunduh darihttp://www.tempo.co.id/medika/arsip/032001/top-1.htm,23 Oktober 2012.

    3. Staf Ahli MENLH bidang Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Parallel Event : Lokakarya Event : Lokakarya

    Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup. Desember 2007. Diunduh dari

    http://wwwnew.menlh.go.id,23 Oktober 2012.

    4.

    BBPK Depkes RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. Diunduh dari

    http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Lap

    oran_riskesdas_2010.pdf,24 Oktober 2012

    5.

    Kumalasari F, Satoto Y. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih.Cetakan

    Pertama. Bekasi : Laskar Aksara,2011.

    6. Idaman SN, Yudo S. Masalah dan Strategi Penyediaan Air Bersih di Indonesia. Diunduh

    dari :http://www.kelair.bppt.gos.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB3MASALAH.pdf

    7.

    Sub Unit Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI. Situasi

    Diare Di Indonesia. Diunduh dari :

    http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf,22 Oktober 2012.

    8. BPS. Millennium Development Goals. Diunduh dari : http://mdgs-

    dev.bps.go.id/main.php?link=home,24 Oktober 2012.

    9.

    Departemen kesehatan RI. Pedoman kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta; Departemen

    kesehatan RI; 1999.

    10.

    Permenkes no 492/menkes/per/iv/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.

    Diunduh dari :

    http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=637

    &Itemid=112,25 Agustus 2012

    http://www.tempo.co.id/medika/arsip/032001/top-1.htmhttp://wwwnew.menlh.go.id/http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdfhttp://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdfhttp://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB3MASALAH.pdfhttp://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdfhttp://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=homehttp://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=homehttp://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=637&Itemid=112http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=637&Itemid=112http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=637&Itemid=112http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=637&Itemid=112http://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=homehttp://mdgs-dev.bps.go.id/main.php?link=homehttp://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdfhttp://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB3MASALAH.pdfhttp://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdfhttp://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdfhttp://wwwnew.menlh.go.id/http://www.tempo.co.id/medika/arsip/032001/top-1.htm