teriring salam rindu sebening embun subuh

2
Teriring salam rindu sebening embun subuh, semerbak kesturi, juga doa setulus bias purnama untukmu Aozora. semoga engkau selalu dalam dekap cintaNYA dalam menjalani keseharian hidup dan kehidupan ini. Melangkah lewat beningnya tuntunan ilahi. Semoga engkau sedang berbasah dzikir pada Sang Maha Kekasih, Bermunajat penuh cinta agar hatimu selalu terhindar dari terkaman pilu dan haru. Atau,,, mungkin kau tengah bertilawah atas ayat-ayat cintaNYA yang senantianya menjadi salju bagi kemuraman kalbu. Menjadi penuntun jalan terindah dalam menapaki kehidupan ini. Ya. Semoga demikian adanya. Aozora, kembali ku sebut namamu dala tulisan sederhana ini. aku ingin mengabari bahwa sudah sejak lama aku mencarimu di keramaian hidup ini. Yah, mencarimu sebagai soerang Aozora yang memiliki ke dalaman makna, kedalaman ilmu dan kepribadian yang asri, dan tentunya semangat yang membara. Aku mencarimu dengan keyakinan bahwa kau adalah seorang yang mampu melampaui dirimu. Ntah kenapa saat kau bertutur tentang rasamu yang tiba- tiba menggelayut di dadamu, merapat, menyelam lesat ke kedalaman biru langitmu. Menjadi lengkung yang tak biasa di cakrawala hatimu yang mulai rapuh, ibarat daun kering yang ditimang lautan. Tak ingatkah dirimu pada pesan gerimis kala senja mulai merajut mimpi-mimpi indah di dadamu, bukankah dulu kau adalah purnama di antara bintang-bintang, tak besar tapi selalu memberikan ketenangan bagi setiap orang yang memandang. Aku sempat terkejut ketika suatu hari kau mengatakan bahwa dirimu merasa gagal dan menjadi orang kerdil. Nada suaramu sama sekali tak menggoda, hanya menyisakan rona pudar di pundar wajah, gemuruh. Tapi, ah aku selalu saja merindukanmu seiring embun benng yang meningkahi bias mentari, akan ku sapa hatimu dengan salam dan deretan doa lestari dalam balutan bias ilahi. Aku masih menaruh sepenuh harapan bahwa dirimu akan menjadi panorama sewangi surga. Semoga semangatmu kembali mewarnai malam-malammu hingga kau kembali menjadi purnama. Sebagai perempuan yang lahir dari cahaya, tumbuh dan berkembang dalam balutan cahaya. Aozora, ku tuturkan padamu wahai gadis purnama, bahwa pencarianku padamu bagai lelehan bait puisi di setiap jejak

Upload: roesdy

Post on 20-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Teriring Salam Rindu Sebening Embun Subuh

TRANSCRIPT

Page 1: Teriring Salam Rindu Sebening Embun Subuh

Teriring salam rindu sebening embun subuh, semerbak kesturi, juga doa setulus bias purnama untukmu Aozora. semoga engkau selalu dalam dekap cintaNYA dalam menjalani keseharian hidup dan kehidupan ini. Melangkah lewat beningnya tuntunan ilahi.

Semoga engkau sedang berbasah dzikir pada Sang Maha Kekasih,Bermunajat penuh cinta agar hatimu selalu terhindar dari terkaman pilu dan haru.Atau,,, mungkin kau tengah bertilawah atas ayat-ayat cintaNYA yang senantianya

menjadi salju bagi kemuraman kalbu. Menjadi penuntun jalan terindah dalam menapaki kehidupan ini. Ya. Semoga demikian adanya.

Aozora, kembali ku sebut namamu dala tulisan sederhana ini. aku ingin mengabari bahwa sudah sejak lama aku mencarimu di keramaian hidup ini.

Yah, mencarimu sebagai soerang Aozora yang memiliki ke dalaman makna, kedalaman ilmu dan kepribadian yang asri, dan tentunya semangat yang membara. Aku mencarimu dengan keyakinan bahwa kau adalah seorang yang mampu melampaui dirimu.

Ntah kenapa saat kau bertutur tentang rasamu yang tiba-tiba menggelayut di dadamu, merapat, menyelam lesat ke kedalaman biru langitmu. Menjadi lengkung yang tak biasa di cakrawala hatimu yang mulai rapuh, ibarat daun kering yang ditimang lautan. Tak ingatkah dirimu pada pesan gerimis kala senja mulai merajut mimpi-mimpi indah di dadamu, bukankah dulu kau adalah purnama di antara bintang-bintang, tak besar tapi selalu memberikan ketenangan bagi setiap orang yang memandang.

Aku sempat terkejut ketika suatu hari kau mengatakan bahwa dirimu merasa gagal dan menjadi orang kerdil. Nada suaramu sama sekali tak menggoda, hanya menyisakan rona pudar di pundar wajah, gemuruh. Tapi, ah aku selalu saja merindukanmu seiring embun benng yang meningkahi bias mentari, akan ku sapa hatimu dengan salam dan deretan doa lestari dalam balutan bias ilahi. Aku masih menaruh sepenuh harapan bahwa dirimu akan menjadi panorama sewangi surga. Semoga semangatmu kembali mewarnai malam-malammu hingga kau kembali menjadi purnama. Sebagai perempuan yang lahir dari cahaya, tumbuh dan berkembang dalam balutan cahaya.

Aozora, ku tuturkan padamu wahai gadis purnama, bahwa pencarianku padamu bagai lelehan bait puisi di setiap jejak hujan, kau menderu beralas letih. Sedangkan aku menunggu tanpa jemu di pusaran senja kita bertemu. Menyusur pucuk lembayung berbalut doa, meniti takdir menggerai asa. Ah, rasanya aku ingin mendayung perahu kecilku menjemput senyummu yang kemren lusa terlipat dalam angan dan ketidakpercayadirianmu. Jika aku tak sampai menjemput senyummu yang terbawa gerimis, setidaknya aku akan menemukan daratan harapan.

Aozora, semua insan berkedudukan sama di hadapan nasib, dan nasiblah yang kemudian akan mengantar kita pada relung sampai puncak keberhasilan dan bahagia, termasuk di dalamnya bongkahan-bongkahan kerikil dan debu yang siap menyapu cerah matamu. Hanya saja yang membedakan adalah penerimaan hati kita, saat hati kita mengijinkan rasa psimis meremuk redamkan seluruh rasa, maka selamanya kita hanya akan tertatih dalam perjalanan ilusi dan ketidakpastian. Namun ketika menyikapi rasa psimis sebagai bagian dari sunnatullah, maka percayalah bahwa segala kerat yang mengerdilkanmu

Page 2: Teriring Salam Rindu Sebening Embun Subuh

aka menjelma menjadi mutiara. Dan lagi-lagi akan hadir waktu di mana kau kembali menyambut hari-harimu dengan senyum dan semangat yang baru.

Aku berharap kau lebih pandai dari pada tuhan....

From Zan-ky