persepsi masyarakat terhadap pelayanan …digilib.unila.ac.id/32843/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu
RKS (rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa
Bandar Lampung
(Skripsi)
Oleh
DANTI EKA WAHYUNI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu RKS
(rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
Oleh
Danti Eka Wahyuni
Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan Persepsi Masyarakat Terhadap
Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu RKS (rindu kasih sayang) Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 48 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket dan analisis data menggunakan interval presentase.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kurangnya
pemahaman masyarakat secara konseptual mengakibatkan kurang berjalannya
praktek kegiatan pelayanan kesehatan lansia yang dilaksanakan di Posyandu Lansia
RKS Nadila kelurahan Rajabasa, namun pada indikator tanggapan masyarakat telah
menyadari pentingnya program Posyandu lansia ini dan pada indikator harapan
masyarakat setuju terhadap pelaksanaan program posyandu lansia, pelayanan yang
dilakukan secara berkala sangat dibutuhkan agar tujuan program ini dapat tercapai
yaitu meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang
sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : Masyarakat, Lansia, Posyandu.
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu
RKS (rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa
Bandar Lampung
Oleh:
DANTI EKA WAHYUNI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
e
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 10 Mei 1996.
Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Asli
Wahyudi dan Ibu Masnoni.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain :
1. Sekolah Dasar (SD) di SDS Al-kautsar yang diselesaikan pada tahun 2008
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 22 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2011
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 14 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program
Studi (S1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Pada bulan Juli 2017, penulis mengikuti Program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Profesi Kependidikan (PPK) selama tujuh
puluh hari di Desa Umpu Bhakti Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way
Kanan .
MOTTO
Jangan Pernah Membandingkan Diri Sendiri Dengan Kesuksesan Orang Lain, Seperti Roda Yang Berputar Pada Akhirnya Kita Akan Berada Diatas, Hanya
Waktunya Saja Yang Berbeda. Sementara Itu Kita Hanya Perlu Fokus Dan Berusaha Agar Tidak Keluar Dari Roda Yang Terus Berputar.
(Ria SW)
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita mengerti tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah
(Seo Hok Gie)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti Dan kecintaanku kepada :
Ibu Kusayang Masnoni dan Ayah Kusayang Asli Wahyudi yang selalu memberikan kasih sayang, mendidik, mendoakan, memberikan motivasi dan melakukan
pengorbanan yang tiada terkira nilainya dari segi apapun untuk keberhasilanku.
Seluruh Dosen yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan aku hingga aku berhasil
Teman-teman PPKn 2014 yang selalu memberikan semangat dan motivasi akan keberhasilanku
Serta.. Almamaterku tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu RKS (rindu
kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pedidikan di Universitas
Lampung. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang
datang baik dari luar maupun dalam diri penulis. Berkat bimbingan, saran serta
bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak
sehingga segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Adelina Hasyim,
M.Pd selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I, dan Ibu Yunisca
Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga bisa terlesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr.H.Muhammad Fuad, M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr.Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
5. Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PPKn
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung serta sebagai
Pembahas I atas saran dan masukannya.
7. Bapak Susilo, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terimakasih atas saran dan
masukannya.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas segala
ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang
diberikan.
9. Terimakasih kepada bapak Deki Elman selaku Lurah Rajabasa yang telah
memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi ini.
10. Kepada Staf Kelurahan Rajabasa yang telah memberikan bantuan dalam
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi ini.
11. Terimakasih untuk semua masyarakat Rajabasa yang telah bersedia membantu
penulis dalam mengadakan penelitian.
12. Terimakasih untuk kedua orang tuaku tercinta, kakakku Hardiansyah Eka
Putra dan Dewinta Mila sari, serta keluarga besarku, terimaksih atas
keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, serta ketulusan yang telah
diberikan selama ini demi keberhasilanku.
13. Terimakasih untuk sahabat-sahabat terbaikku Inten Putri Resmi Zaini, Nur
Afni Destia Fani, Dara Hayfa Dita, Nadia Adista Putri, Alfi Astusi, Dian
Naharani S.Pd., Dian Permatasari S.Pd., Vera yulianti terimakasih atas doa
dan dukungannya.
14. Teman-teman Seperjuangan PPK SMPN 2 Blambangan Umpu dan KKN
Desa Umpu Bhakti Kabupaten Way Kanan tahun 2017, Meriyati, Hanani
Munaatifa, Siswati Arningtyas, Rizky Irfan Muklis, Septiyan Wicaksono,
Hartoyo Adi Saputra, Dirga, dan Fuad yang telah memberikan pengalaman
dan pembelajaran baru selama masa KKN serta doa dan dukungan atas
terselesaikannya skripsi ini.
15. Teman-teman terbaikku Alisa Fitri, Anggun Novianti, Arini Rahman, Yoko
Aditya, dan dian yura terima kasih atas dukungan dan motivasinya dalam
terselesaikannya skripsi ini.
16. Keluarga Civic Education angkatan 2014 semuanya tanpa terkecuali
terimakasih telah memberikan cerita baru dalam perjalanan hidup ini. Semoga
akhir perkuliahan ini bukan menjadi akhir dari pertemanan dan kebersamaan
kita.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga ketulusan bapak, ibu serta rekan-rekan mendapatkan pahala dari
Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
dunia pendidikan kita khususnya Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandar Lampung, Juli 2018
Penulis
Danti Eka Wahyuni
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ ii
COVER DALAM ....................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii
MOTO ......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix
SANWACANA ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR.... ............................................................................. xiix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian. .................................................................... 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 9
1. Ruang Lingkup Materi ........................................................... 9
2. Objek Penilitian .................................................................... 9
3. Subjek Penelitian .................................................................... 9
4. Wilayah Penilitian .................................................................. 9
5. Waktu Penelitian .................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis .......................................................................... 10
1. Persepsi..................................................................................... 10
a.Pengertian Persepsi ............................................................... 10
b. Syarat-syarat Persepsi .......................................................... 12
c. Faktor–Faktor Persepi ......................................................... 13
2. Tinjauan Tentang Masyarakat .................................................. 14
a. Pengertian Masyarakat ....................................................... 14
b. Ciri-ciri Masyarakat ........................................................... 16
c. Pengertian Persepsi Masyarakat ......................................... 17
3. Lanjut usia ................................................................................ 18
a. Pengertian Lansia ............................................................... 18
b. Karakteristik Orang Lanjut Usia ........................................ 19
c. Teori Harga Diri ................................................................. 20
4. Pelayanan Kesehatan ................................................................ 21
a. Pengertian Pelayanan ......................................................... 21
b. Pelayanan Kesehatan .......................................................... 22
c. Macam-macam Pelayanan Kesehatan ................................ 24
d. Teori Pelayanan Prima ....................................................... 24
e. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ................................... 25
5.Posyandu Lansia......................................................................... 27
a. Pengertian Posyandu ............................................................ 27
b. Posyandu Lansia ................................................................... 28
c. Tujuan ................................................................................... 32
d. Dasar Hukum........................................................................ 32
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................... 33
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 34
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .......................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37
1. Populasi ................................................................................ 37
2. Sampel .................................................................................. 37
C. Variabel Penelitian ......................................................................... 38
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional............................... 39
1. Definisi Konseptual .................................................................. 39
2. Definisi Operasional ................................................................. 39
E.RencanaPengukuranVariabel............................................................ 40
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
a.Teknik Pokok......................................................................... 41
b. Teknik Penunjang. ................................................................ 42
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................... 42
1.Uji Validitas. ......................................................................... 42
2.Uji Reliabilitas....................................................................... 43
H. Pelaksanaan Uji Coba Angket ......................................................... 44
1. Analisis Validitas Angket ......................................................... 44
2. Analisis Uji Reliabilitas Angket................................................ 44
I. Teknik Analisis Data. ...................................................................... 50
J. Langkah-Langkah Penelitian .......................................................... 51
1. Pengajuan Judul ........................................................................ 51
2. Penelitian Pendahuluan ............................................................. 52
3. Pengajuan Rencana Penelitian .................................................. 52
4. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 53
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 55
1. Profil Kelurahan Rajabasa ...................................................... 55
2. Keadaan Demografi ................................................................ 59
3. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ........................... 60
4. Keadaan Penduduk Menurut Usia .......................................... 61
5. Keadaan Penduduk Menurut Agama ...................................... 61
6. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .................. 62
7. Posyandu Lansia RKS (rindu kasih sayang) Nadila ............... 63
B. Analisis Data .................................................................................. 66
1. Pengumpulan data ................................................................... 66
2. Penyajian Data ........................................................................ 66
C. Pembahasan .................................................................................... 79
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN ...................................................................................... 96
B. SARAN ............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Lansia Di Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar
Lampung .............................................................................................. …... 4
2. Data Jumlah Masyarakat Yang Ada Di Lingkungan Posyandu Lansia RKS
Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung ............................................. 37
3. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian ........................................................ 38
4. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden Diluar Sampel
Untuk Item Ganjil(X) ................................................................................... 45
5. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden Diluar Sampel
Untuk Item Genap(Y) .................................................................................. 46
6. Distribusi Antara Item Ganjil (X) Dan Item Genap (Y) Mengenai Persepsi
Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Lansia Di Posyandu RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung ......................................................... 47
7. Data Persoalan/ Aparat Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa
Bandar Lampung ......................................................................................... 58
8. Pegawai Seksi-Seksi Kantor Kelurahan Rajabasa Rajabasa ....................... 59
9. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Pada Tahun 2017 ...................... 60
10. Jumlah Penduduk Menurut Usia Pada Tahun 2017 ..................................... 61
11. Jumlah Penduduk Menurut Agama Pada Tahun 2017 ................................. 62
12. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2017 ............. 63
13. Pengurus Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar
Lampung ...................................................................................................... 65
14. Distribusi Hasil Angket Indikator Pemahaman ........................................... 67
15. Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman ................................................. 69
16. Distribusi Hasil Angket Indikator Tanggapan ............................................. 71
17. Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan ................................................... 73
18. Distribusi Hasil Angket Indikator Harapan ................................................. 74
19. Distribusi FrekuensiIndikator Harapan ........................................................ 77
20. Hasil Presentase Indikator Pemahaman, Tanggapan, Dan Harapan ............ 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ....................................................................................... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keterangan Rencana Judul
2. Surat Keterangan Dekan Fkip Unila
3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan
5. Lembar Persetujuan Seminar Proposal
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Seminar Proposal
7. Kartu Perbaikan Seminar Proposal
8. Surat Rekomendasi
9. Lembar Persetujuan Seminar Hasil
10. Surat Keterangan Telah Melakukan Seminar Hasil
11. Kartu Perbaikan Seminar
12. Suratre Komendasi
13. Surat Izin Penelitian
14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
15. Kisi-Kisi Angket
16. Angket Penelitian
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudi luhur mempunyai ikatan
kekeluargaan yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa,
yaitu menghormati serta menghargai peran dan kedudukan lanjut usia yang
memiliki kebijakan dan kearifan serta pengalaman berharga yang dapat
diteladani oleh generasi penerusnya. Perwujudan nilai-nilai keagamaan dan
budaya bangsa tersebut harus tetap dipelihara, dipertahankan dan
dikembangkan. Upaya memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan
nilai-nilai budaya tersebut dilaksanakan antara lain melalui upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia yang bertujuan mewujudkan kemandirian dan
kesejahteraan para lanjut usia.
Perwujudan cita-cita nasional yang bertujuan mewujudkan mayarakat adil dan
makmur berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia
harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
Walaupun banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
2
namun karena faktor usianya akan banyak menghadapi keterbatasan sehingga
memerlukan bantuan peningkatan kesejahteraan sosialnya.
Upaya meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia dapat dilaksanakan secara
berdaya guna dan berhasil serta menyeluruh dan berkesinambungan, undang-
undang sebagai landasan hukum yang kuat demi tercapainya upaya
peningkatan kesejahteraan lanjut usia yaitu Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pada BAB V
perihal Pemberdayaan pada pasal 11 menyebutkan:
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia potensial meliputi :
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual
b. pelayanan kesehatan c. pelayanan kesempatan kerja
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan
e. pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas,
sarana, dan prasarana umum
f. pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hokum g. bantuan sosial.
Salah satu upaya pemerintah untuk menjamin kesejahteraan lanjut usia ialah
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat usia lanjut. Lanjut usia
sendiri adalah fase akhir dari rentang kehidupan, menurut Undang-Undang
No.13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah “seseorang yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Dalam Undang-Undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan pada pasal 19 bahwa kesehatan manusia usia
lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu
penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas
3
hidupnya secara optimal”. Salah satu bentuk kegiatan yang perlu digalakan
adalah mendorong pembentukan dan pemberdayaan usia lanjut seperti
Kelompok Usia Lanjut. Adapun tujuan kegiatan para lansia untuk
meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui Kelompok Lansia yang
mandiri. Lebih dari itu untuk meningkatkan kemudahan Usia Lanjut dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatnya cakupan
dan kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut, khususnya aspek peningkatan dan
pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan serta
meningkatnya kualitas pelaksanaan pelayanan bagi lanjut usia.
Kesehatan berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 bahwa
“kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomi”. Sedangkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat. Menurut Levey dan Loomba dalam Azwar (1996:35)
“pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.”
Azwar (1996:38–39) menyebutkan syarat pokok pelayanan kesehatan yaitu:
a. Tersedia dan berkesinambungan
b. Dapat diterima dan bersifat wajar dikalangan masyarakat
c. Mudah dicapai
d. Mudah dijangkau
e. Bermutu.
4
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) lanjut usia merupakan suatu wadah
pelayanan kepada masyarakat lanjut usia yang proses pembentukan dan
pelaksanaanya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Selama ini kegiatan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang
ditujukan untuk melayani kesehatan para masyarakat lanjut usia.
Salah satu posyandu lansia yang terdapat di keluarahan rajabasa kota bandar
lampung yaitu Posyandu Lansia RKS (rindu kasih sayang) Nadila, posyandu
ini dibentuk oleh mahasiswa PKL kebidanan Nadila dan Adila pada tahun 2012
yang kini telah menjadi posyandu binaan, posyandu lansia RKS Nadila
memiliki 5 orang kader yang membantu masyarakat lansia untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, kelima orang kader ini merupakan masyarakat rajabasa.
Dalam pelaksanaannya posyandu lansia RKS Nadila diatur untuk melayani
sebagian dari masyarakat kelurahan Rajabasa yaitu hanya masyarakat lansia
LK I RT 01 dan 03, LK II RT 01.
Table 1 Jumlah Lansia di Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung
No. LK/RT Laki-laki Perempuan Jumlah Lansia
1. LK I/RT 01 24 30 54 jiwa
2. LK I/RT 03 22 28 50 jiwa
3. LK II/RT 01 18 29 47 jiwa
Jumlah 64 87 151 jiwa
Sumber: Ketua Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
5
Berdasarkan data tersebut jumlah lansia di posyandu lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa berjumlah 151 jiwa. Jumlah masyarakat lansia di
posyandu lansia RKS Nadila cukup padat sehingga kepadatan jumlah
masyarakat lansia ini mempengaruhi pelayanan yang diberikan karena kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat lansia masih rendah.
Berdasarkan fakta yang penulis dapatkan saat melakukan wawancara pada 27
November 2017 pukul 16.30 WIB kepada ketua posyandu Lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung Ibu Nur Saadah, penulis
mempertanyakan kondisi tempat dan ketersediaan alat-alat yang menunjang
pelayanan kesehatan bagi masyarakat lansia, ia mengatakan bahwa saat ini
posyandu lansia dikelurahan rajabasa belum memiliki lokasi tetap untuk
mengadakan posyandu lansia, sehingga kegiatan posyandu dilakukan ditempat
yang berbeda tergantung ketersediaan tempat yang ada, lalu ia juga
mengatakan hal tersebut berpengaruh pada jadwal yang kegiatan posyandu
yang dapat berubah-ubah. Akibatnya masyarakat lansia di kelurahan rajabasa
kurang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia, terlihat dari data yang
menunjukan jumlah peserta setiap bulannya rata-rata hanya 23 orang atau 34%
dari total 151 orang jumlah masyarakat lansia yang ada di kelurahan rajabasa.
Perihal ketersediaan alat-alat penunjang pelayanan kesehatan yang dimiliki
posyandu lansia RKS Nadila didapat dari puskesmas rajabasa, dan alat-alat
penunjang lainnya didapat saat petugas kesehatan datang untuk memberi
pelayanan dan cek kesehatan.
6
Berdasarkan Hasil Observasi tersebut penulis melihat belum maksimalnya
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat lansia selama ini dan
rendahnya partisipasi masyarakat lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu
lansia, oleh karena itu penelitian ini sangat penting mengingat bagaimana
kualitas pelayanan kesehatan yang ada di posyandu lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa ini masih rendah.
Dalam kegiatan posyandu lansia ini diharapkan para lanjut usia tidak hanya
mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pelayanan promotif dan preventif
serta kuratif dan rehabiliatif sederhana, tetapi juga dapat berinteraksi dengan
peer group yaitu kelompok sebaya (sesama lanjut usia). Dalam peer group,
seseorang individu merasa lebih leluasa untuk memberikan rasa peduli kepada
sesama teman, dan lebih nyaman untuk membahas berbagai permasalahan, ide-
ide, pikiran-pikiran yang dimiliki.
Posyandu lansia sebagai salah satu upaya kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif,
produktif, dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Peran masyarakat
sendiri sangat dibutuhkan, mengingat kesehatan lansia merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan serta menjadi tanggung jawab semua pihak dan
kalangan. Sangat dibutuhkan peran serta dan pemeberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia, guna mewujudkan
uaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk
mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna
bagi keluarga dan masyarakat.
7
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan Lansia di Posyandu RKS (rindu kasih sayang) Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diangkat masalah yang
berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lansia di
posyandu RKS (rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa adalah:
1. Pemahaman lansia tentang pentingnya memelihara kesehatan
2. Pemahan masyarakat tentang posyandu lansia
3. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu
lansia
4. Pelayanan kesehatan yang belum optimal
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan dan masalah, maka masalah yang akan diangkat
pada penelitian ini dibatasi pada persepsi masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan lansia di Posyandu RKS (rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
“Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lansia di
posyandu RKS (rindu kasih sayang) Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar
Lampung”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis persepsi
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lansia di Posyandu RKS (rindu kasih
sayang) Nadila kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara Teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan teori, konsep,
prinsip dan prosedur ilmu pendidikan khususnya PPKn wilayah kajian
Hukum dan Kemasyarakatan karena membahas pelaksanaan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat lansia di posyandu lansia RKS Nadila kelurahan
rajabasa.
2. Kegunaan Praktis
Secara Praktis, penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat lansia agar dapat
memahami pentingnya ikut serta dalam posyandu lansia, serta dapat
mengetahui hak-haknya dalam mendapat pelayanan kesehatan. Manfaat
bagi kader posyandu lansia dan pihak-pihak yang ikut serta dalam
pemberian pelayanan kesehatan posyandu lansia agar dapat meningkatkan
pengetahuan dan pelayanannya pada peserta posyandu lansia. Manfaat bagi
lingkungan masyarakat lansia seperti keluarga, kerabat, dan tetangga dapat
memberikan dukungan dan memantau jalannya kegiatan posyandu lansia.
9
G. Ruang Lingkup Penelitian
Batasan ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah menerapkan pengembangan
ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian
tentang hukum dan kemasyarakatan.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Kegiatan Posyandu Lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Masyarakat Lanjut Usia Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung
4. Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah Posyandu Lansia RKS (rindu kasih sayang)
Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
5. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak dikeluarkannya surat izin penelitian
pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada tanggal 10 November 2017 dengan Nomor
8624/UN26.13/PN.01.2017 sampai dengan penelitian ini selesai.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Dalam deskripsi teori berisi tentang uraian teori yang menjelaskan variabel
yang akan diteliti dengan cara mendeskripsikan variabel tersebut melalui
pendefinisian, dan menguraikan secara lengkap dari berbagai referensi yang
aktual sehingga dapat memperkuat penelitian ini.
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah merupakan suatu proses seseoran untuk mengorganisir
dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, serta mengolah pertanda
atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Bagaimana segala
sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi seseorang pada gilirannya akan
mempengaruhi perilaku yang akan dipilihnya. Danid Kreach dalam
Argyo Demartoto (2006:44) mengatakan “Persepsi adalah proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan dan penciuman”.
Menurut Sunaryo (2005:242) menjelaskan persepsi merupakan proses
akhir dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada
perhatian dan diteruskan ke otak, selanjutnya individu menyadari
11
tentang adanya sesuatu. ,melalui persepsi individu menyadari dan
dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya
maupun tentang hal-hal yang ada dalam diri individu yang
bersangkutan.
Menurut Miftah Thoha (2007:141) persepsi pada hakikatnya adalah
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami
informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami
bahwa persepsi adalah terletakpada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukanya
suatu tatanan yang benar terhadap situasi.
Menurut Marliani (2010:93) dalam bahasa Inggris, persepsi adalah
“perception, yaitu cara pandang tehadap sesuatu atau mengutarakan
pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan
dengan faktor-faktor eksternalyang direspons melalui pancaindra, daya
ingat, daya jiwa”.
David Matsumoto (2008:59) Persepsi adalah tentang memahami
bagaimana kita menerima stimulus dari lingkungan dan bagaimana
kita memproses stimulus tersebut. Persepsi biasanya dimengerti
sebagai bagaimana informasi yang berasal dari organ yang
terstimulasi diproses, termasuk bagaimana informasi tersebut
diseleksi, ditata dan ditafsirkan.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat ditarik kesimpulan persepsi adalah
suatu proses seseorang untuk mengorganisir dalam pikirannya,
menafsirkan, mengalami serta mengolah pertanda atau segala sesuatu
yang terjadi di lingkungannya. Serta aktivitas terintegrasi dalam diri
individu karena perasaan, kemampuan berpikir, menyeleksi, dan
12
mengatur stimulus yang datang dari luar dan dapat memberi makna hasil
persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan yang lain.
b. Syarat-syarat Persepsi
Setiap orang yang akan melakukan persepsi harus memenuhi beberapa
syarat:
1. Perhatian
Biasanya sesorang tidak akan menangkap seluruh rangsangan yang
ada disekitarnya sekaligus,tetapi akan memfokuskan perhatiannyapada
suatu atau dua objek. Perbedaan fokus akan menyebabkan perbedaan
persepsi.
2. Set
Harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, misalnya seseorang
pelari akan melakukan start terhadap set akan terdengar bunyi pistol,
dan di saat itu ia harus mulai berlari.
3. Kebutuhan
Kebutuhan sesaat maupun mentap kepada diri sesorang akan
mempengaruhi persepsi orang tersebut.
4. Sistem Nilai
Sistem yang berlku pada suatu masyratakat.juga berpengaruh pada
persepsi
5. Ciri Kepribadian
Misalnya a dan b bekerja disebuah kantor,si a seseorang yang penakut
akan mempersepsikan atasanny saebagai tokoh yang menakutkan,
13
sedangkan si b yang penuh percaya diri menganggap atasannya
sebagai orang yang bisa diajak brgaul seperti orang yang lain.
6. Gangguan kejiwaan
Hal ini akan menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut dengan
halusinasi.
Berdasarkan dengan diketahuinya syarta-syarat yang mempengaruhi
persepsi seseorang, sangat ditentukan dari kepribadian, keadaan jiwa, dan
harapan dalam melakukan persepsi. Persepsi yang positif mengakibatkan
motivasi yang tepat bagi seseorang sedangkan persepsi negatif
mengakibatkan motivasi seseorang berkurang atau tidak baik.
c. Faktor-Faktor Persepsi
David Krech dan Richard.S dalam Djalalludin Rahmat (2009:59)
menjelaskan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi persepsi
seseorang,yaitu:
1. Faktor Fungsional
Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan
hal lain yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan
persepsi bukan jenis stimulan tapi karakteristik seseorang yang
memberikan respon pada stimulan itu, faktor ini terdiri atas:
a. Kebutuhan, kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada
seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi
seseorang, dengan demikian perbedaan kebutuhan akan
menimbulakan perbedaan persepsi.
14
b. Kesiapan mental
c. Suasana Emosi seperti pada saat senang,sedh,gelisah,marah
akan mempengaruhi persepsi.
d. Latar Belakang Budaya
2. Faktor Struktural
Faktor ini berasal dari sifat stimulasi fisik dan sistem saraf
individu, yang meliputi:
a. Kemampuan berpikir
b. Daya tangkap duniawi
c. Saluran daya tangkap yang ada pada manusia.
Berdasarkan Faktor-Faktor di atas maka dapat simpulkan pada
umumnya persepsi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, latar
belakang budaya, pendidikan, pengalaman masa lalu, latar belakang
dimana tersebut berada sehingga akan menghasilkan persepsi yang
bermacam-macam seperti setuju, netral, tidak setuju terhadap suatu objek
yang diteliti.
2. Tinjauan Tentang Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
dan makhluk yang selalu mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan sekitar. Dengan adanya
naluri, pikiran, hasrat, perasaan, dan keinginan, manusia memberi reaksi dan
15
pola kehidupan dengan linkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Pengertian masyarakat menurut maclever dan page dalam Soejono Soekanto
(2009: 22) menyebutkan bahwa “masyarakat adalah suatu system dari
kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai
kelompok dan pergolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-
kebebasan manusia”.
Sedangkan menurut Auguste Comte dalam Abdulsyani (2007: 31)
menyatakan bahwa “masyarakat merupakan kelompok-kelompok mahkluk
hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hokum-
hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembang yang
tersendiri.
Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin dalam Abdulsyani (2012: 32) mengatakan
bahwa “masyarakat merupakan kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan persatuan yang sama”.
Maka dapat disimpulkan dari pengertian para ahli bahwa masyarakat
merupakan makhluk individu yang hidup bersama disuatu wilayah tertentu
dengan adanya kontak social yang saling mempengaruhi satu sama lain
yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan bersama.
16
b. Ciri-ciri dan Syarat Masyarakat
Definisi masyarakat menimbulkan adanya syarat-syarat tertentu sehingga
dapat disebut dengan masyarakat. Yaitu dengan adanya pengalaman hidup
bersama dan dalam jangku waktu yang lama dan dengan adanya kerja sama
antara anggota kelompak, dan dengan adanya pikiran dan perasaan bersama
dan dalam jangka waktu yang lama maka menimbulkan kerjasama, dan
interaksi terhadap pola tingkah laku kelompok.
Menurut Soejono Soekanto (2012: 32) mengatakan bahwa masyarakat
mempunyai ciri-ciri pokok yaitu:
a. Manusia merupakan menusia yang hidup bersama.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c. Mereka sadar sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu system hidup bersama.
Pendapat lain menurut Abu Ahmadi dala Abdulsyani (2007: 32)
mengatakan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat tertentu
seperti:
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan
binatang
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
kepentingan dan tujuan yang sma.
17
Maka dapat ditarik kesimpulan dari ciri-ciri dan syarat masyarakat diatas
bahwa, masyarakat bukan hanya sekumpulan manusia belaka, tetapi
diantara mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya
hubungan tertentu.
c. Pengertian Persepsi Masyarakat
Adapun pengertian masyarakat menurut Selo Samardjan dalam Soejono
Soekono (2009: 22), mengemukakan bahwa “masyarakat adalah orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan”. Sedangkan pendapat lain
menurut Ralp Linton dalam soejono Soekanto (2009: 22) menyatakan
“masyarakat adalah setia kelompok yang telah hidup dan bekerjasama cuku
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap dari
mereka sebagai suatu ketentuan social dengan batasan-batasan yang telah
dirumuskan dengan jelas”.
Sedangkan menurut irwanto (1996: 71) menyatakan bahwa “persepsi adalah
diterimanya rangsangan (obyek, kualitas, hubungan antara gejala maupun
peristiwa sampai disadari dan dimengerti”.
Berdasarkan pendapat para ahli maka oleh sebab itu penulis dapat
menyimpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah cara pandang atau
melihat sesorang yang hidup bersama dalam suatu tempat tertentu, dan
memberikan kesimpulan dalam suatu obyek berdasarkan pada suatu
pandangan yang mereka lihat, dan mereka ketahui, dan mereka amati
sehingga masyarakat satu dengan yang lainnya akan menghasilkan pendapat
yang berbeda walaupun ditempat yang sama.
18
3. Lanjut Usia
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, akan tetapi berkembang dari
bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Hal ini norma, dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada
semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir.
a. Pengertian Lansia
Proses menjadi tua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat
dihindarkan sebagai suatu fase kehidupan manusia. Menurut keputusan
Menteri Sosial No. HUK.3-1-50/107 Tahun 1971, seorang dapat dinyatakan
sebagai jompo setelah yang bersangkutan mencapai usia 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Menurut Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia dengan tegas dinyatakan bahwa yang disebut “lansia adalah
laki-laki ataupun perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih.” Dalam usia
ini, kemampuan fisik dan kognitif manusia sangat menurun. Hal itu
nantinya juga berakibat pada berkurangnya tingkat produktivitas manusia.
Menurut Elizabeth B. Huriock dalam Argyo demartoto (2006:13). “lanjut
usia adalah orang yang kira-kira mulai terjadi pada usia 60 tahun ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang cenderung
19
mengarah ke penyesuaian diri yang buruk dan hidupnya tidak bahagia.” Di
Indonesia usia 55 tahun dan 60 tahun merupakan usia pensiun, karena
dianggap telah memasuki masa tua.
Mengenai usia lanjut WHO dalam Azizah (2011:2) juga memberikan
patokan pembagian rentang usia sebagai berikut:
1. Usia Pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45-55
tahun
2. Usia Lanjut (elderly), antara 60-74 tahun
3. Tua (old), antara 75-90 tahun
4. Sangat Tua (very old), di atas 90 tahun.
b. Karakteristik Orang Lanjut Usia
Menurut Marry Buckly dalam Argyo Demartoto (2006:15-17) karakteristik
usia lanjut adalah sebagai berikut:
1. Usia
seseorang dikatakan usia lanjut apabila orang tersebut berusia tua
dan orang tersebut ha7rus mengerti serta dihayati sebagai orang
tua. Pada umumnya usia lanjut memiliki pengertian psikologis dan
kultural yang berbeda-beda di dalam masyarakat. Masyarkat
menganggap bahwa usia lanjut adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan dan menakutkan. Demikian pula usia lanjtu itu
sendiri merasakan bahwa penolakan masyarakat terhadap usia tua
yang dialaminya dan pada gilirannya menyebabkan orang usia
lanjut secara emosional merasa tidak tentram dalam kehidupannya.
Usia sebagai suatu faktor sekaligus merupakan tantangan dan pusat
perhatian. Hal inin terjadi karena pengambilalihan sikap-sika dari
luar (sikap masyarakat terhadap orang usia lanjut) menjadi sikap
yang dimiliki oleh usia lanjut merupakan salah satu factor
kepribadian manusia. Masalah-masalah emosional (perasaan)
dialami oleh usia lanjut itu sendiri tetapi berkaitan dengan
kekcewaan-kekecewaan berisikan anggapan bahwa orang usia
lanjut adalah tidak berguna dan tidak diinginkannya. Kenyataan ini
mengakibatkan sulitnya memahami dengan tepat tekanan-tekanan
yang dialami oleh orang usia lanjutapakah bersifat dari dala atau
dari luar. Oleh karena itu perlu dimengerti keadaan jiwa dan reaksi-
reaksi usia lanjut terhadap usia tua.
2. Kematian
20
Kematian merupakan fakta kehidupan bagi semua orang tetapi
kematian sebagai ancaman yang tidak dapat dihindarkan. Semakin
orang lanjut usia semakin dekat dengan kematian dan itu
merupakan fakta yang dirasakan dan ditanggapi secara berbeda-
beda oleh usia lanjut. Usia lanjut adalah orang yang berangsur-
angsur kehidupan dunianya semakin sempit. Secara statistic
menunjukkan bahwa kematian orang usia lanjut disebabkan oleh
penyakit jantung, kanker, serangan terhadap otak dan kecelakaan
merupakan empat penyebab kematian yang paling umum.
Kehidupan yang semakin hari semakin menyempit, banyak orang
usia lanjut yang merasa khawatir akan kekuatan-kekuatan yang
semakin menurun dan menghadapi kematian yang setiap hari
datang semakin dekat.
3. Intensifikasi (peningkatan)
Pada umumnya orang usia lanjut menjadi lebih egosentris. Mereka
kurang bertenggang rasa dengan yang lainnya tetapi sibuk
memikirkan atau merenungkan tentang kematian, agama, dirinya
sendiri dan keadaan jasmaninya. Kondisi ini merupakan perilaku
orang usia lanjut yang bersifat alamiah yang merupakan reaksi
pertahanan diri orang usia lanjut terhadap penolakan masyarakat
terhadap dirinya.
4. Penyakit
Orang usia lanjut pada umumnya dikelilingi oleh penyakit
sehingga mereka biasanya dalam keadaan sakit. Dan yang perlu
diperhatikan dan dipahami adalah akibat-akibat emosional dari
penyakit terhadap semangat dan kekuatan orang usia lanjut.
5. Kesepian dan Keterasingan
Sebagian besar orang usia lanjut berada dalam situsi kesepian
sebagai akibat kehilangan berbagai aspek dalam kehidupannya.
Seperti kehilangan sahabat, anak , istri, atau suami.
c. Teori Harga Diri (Self Esteem)
Self Esteem atau harga diri adalah evaluasi diri yang dibuat oleh setiap
individu, sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi
positif negative (Baron dan Byrne, 2004). Harga diri (Self Esteem)
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu.
Setiap orang menginginkan penghargaan yang positif. Penghargaan yang
positif akan membuat seseorang merasa bahwa dirinya berharga, berhasil,
dan berguna (berarti). Meskipun dirinya mempunyai kekurangan baik
21
secara fisik dan psikis, terpenuhinya harga diri (Self Esteem) akan
menghasilkan sikap optimis dan percaya diri. (Antika, 2012) Menurut
Suliswati, (Ikhsan, 2010) “Harga diri (Self Esteem) adalah penilaian
pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
memenuhi ideal diri”. Menurut Klass dan Hodge (Buwono, 2007)
menyatakan bahwa “harga diri (Self Esteem) merupakan evaluasi yang
dibuat dan dipertahankan oleh individu yang diperoleh dari hasil interaksi
individu dengan lingkungan, penerimaan, penghargaan dan perlakuan
orang lain terhadap individu tersebut”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri (Self
Esteem) adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang
dimensi positif negatif yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya
dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya
sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan
kompeten.
4. Pelayanan Kesehatan
a. Pengertian Pelayanan
Pelayanan berasal dari kata “layan” yang berarti menolong, menyajikan,
membalas, menghidangkan, menanggapi, membantu, memuaskan,
menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan atau diperhatikan orang
(pihak) lain. Pelayanan menurut Sedarmayanti (2009:243) berarti
“melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala
bidang. Pada dasarnya pelayanan dapat didefinisikan sebagai aktivitas
22
seseorang, sekelompok dan organisasi baik langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan”. Albrecht dalam Lovelock (1992)
dalam Sedarmayanti (2009:243) mengatakan “pelayanan adalah suatu
pendekatan organisasi total yang menjadi kualitas pelayanan yang
diterima pengguna jasa sebagai kekuatan penggerak utama dalam
pengoprasian bisnis”.
Menurut Kasmir (2006:15) “Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan
seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan pada pelanggan
atau nasabah. Tindakan yang dilakukan guna memenuhi keinginan
pelanggan akan sesuatu produk atau jasa”. Menurut Gronroos dalam
Winarsih dan Ratminto (2005:2) “pelayanan adalah suatu aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya
interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pelayanan maka dapat disimpulkan
pelayanan adalah usaha seseorang atau kelompok untuk membantu,
menyediakan, serta memenuhi kebutuhan orang (pihak) lain baik itu dalam
bentuk produk ataupun jasa.
b. Pelayanan Kesehatan
Menurut Depkes RI (2009), “pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat.”
Menurut Notoadmodjo (2010:5–6) bahwa “pelayanan kesehatan adalah
tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
23
kesehatan”. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, umumnya dibedakan oleh:
a. Sarana pelayanan kesehatan primer (Primary Care)
Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit-
penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah yang paling dekat
bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan yang paling pertama
menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya: Puskesmas,
Poliklinik, dokter praktik swasta dan sebagainya.
b. Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua (Secondary Care)
Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-
penyakit dari pelayanan kesehatan primer, karena peralatan atau
keahliannya belum ada. Misalnya: Puskesmas dengan rawat inap
(Puskesmas RI), Rumah Sakit Kabupaten, Rumah Sakit tipe D dan C dan
Rumah bersalin.
c. Sarana pelayanan kesehatan tingkat tiga (Tertiary Care)
Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer seperti
disebutkan diatas. Misalnya: Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit tipe B
atau A.
Sedangkan Notoadmodjo (2010:109) mengemukakan bahwa pada
prinsipnya ada dua kategori pelayanan kesehatan berdasarkan sasaran dan
orientasinya, yakni:
a. Kategori berorientasi publik (Masyarakat)
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kategori publik terdiri dari
sanitasi lingkungan (air bersih, sarana pembuangan limbah,
Imunisasi,dll), pelayanan kesehatan masyarakat lebih diarahkan
langsung kearah publik ketimbang kearah individu-individu khusus.
Orientasi pelayanan publik ini adalah pencegahan dan peningkatan.
b. Kategori yang berorientasi pada perorangan (pribadi)
Pelayanan kesehatan pribadi adalah langsung kearah individu yang pada
umumnya mengalami masalah kesehatan ataupun penyakit. Orientasi
24
pelayanan individu ini adalah penyembuhan dan pengobatan, dan
pemulihan ditujukan langsung pada pemakai pribadi.
c. Macam-macam Pelayanan Kesehatan
Menurut Azwar (1996:36) Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
banyak macamnya, namun jika disederhanakan secara umum dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan Kedokteran (Medical Service) Yaitu pelayanan yang termasuk dalam kelompok ini ditandai dengan
cara perseorangan yang dapat bersifat sendiri, tujuan utamanya adalah
mengobati penyakit dan memulihkan, serta sasaran utamanya adalah
untuk perseorangan. 2. Pelayanan Kedokteran (Medical Service)
Yaitu pelayanan yang termasuk dalam kelompok ini ditandai dengan
cara perseorangan yang dapat bersifat sendiri, tujuan utamanya adalah
mengobati penyakit dan memulihkan, serta sasaran utamanya adalah
untuk perseorangan.
d. Teori Pelayanan Prima
Barata (2004: 31) mengemukaan sebuah teori pelayanan prima (service
excellent) terdiri dari enam unsur pokok, antara lain sebagai berikut:
“Kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance),
perhatian (attention), tindakan (action), tanggung jawab (accountability)”.
Sedangkan menurut Tjiptono (2002: 58) “pelayanan prima (service
excellent) terdiri dari empat unsur pokok antara lain sebagai berikut
Kecepatan, Ketepatan, Keramahan, Kenyamanan.”
Berdasarkan pendapat diatas maka pelayanan prima adalah usaha yang
dilakukan pemberi pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan tindak
terbaik sesuai operasional.
25
e. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Azwar (1996:38–39) mengungkapkan sekalipun pelayanan
kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun dapat
disebut suatu pelayanan yang baik dan keduanya haruslah memiliki
berbagai persyaratan yang terdiri atas 5 macam yaitu:
1. Tersedia dan Berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta
keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang
dibutuhkan.
2. Dapat diterima dan Wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat
diterima dengan wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak
wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang
dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi, dengan demikian untuk
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan
26
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan yang
terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja dan sementara itu tidak
ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian
keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya, untuk dapat
mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksudkan disini adalah
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
27
5. POSYANDU LANSIA
a. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi tekhnologi dalam pelayanan
kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan tekhnis dari petugas kesehatan.
Posyandu merupakan unit kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan
pembimbing dari tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal (DepKes RI, 2000).
Pos pelayanan keluarga berencana kesehatan terpadu (Posyandu) adalah
kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Oleh karena itu Posyandu
merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan
penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169)
mengatakan: ”pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu wilayah
kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai
dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan
terpadu (Posyandu)”. Konsep posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan.
Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran,
aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggaraan, aspek dana dan lain
sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10).
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat
badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu
surat keputusan bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri),
28
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala badan Koordinasi keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dan ketua tim penggerak (TP) pembinaan
kesejahteraan keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986.
b. Posyandu Lansia
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan dari puskesmas yang baru lahir
sehubungan dengan lansia yaitu posyandu lansia. Posyandu lansia sebagai
pelayanan kesehatan paripurna yang solid dan bertanggung jawab
mempunyai upaya kesehatan paripurna dasar yaitu upaya menyeluruh pada
lanjut usia meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya posyandu dapat dikatakan
posyandu adalah suatu kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang
bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal
apabila proses kepemimpinan, terjadi proses pengorganisasian, adanya
anggota kelompok dan kader serta tersedianya pendanaan. Azizah
(2011:105-106)
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia merupakan suatu forum komunikasi,
alih tehnologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk
masyarakat yang mempunyai nilai stategis untuk pengembangan sumber
daya manusia, khususnya Lanjut Usia (DepKes, 2001). Posyandu ini untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
29
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya (Erfandi, 2008 ).
a. Tujuan Dan Sasaran Pembinaan:
1) Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut
c) Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan.
d) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3) Sasaran pembinaan Secara Langsung usia lanjut
a) Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam
virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas.
b) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55 -64 tahun) dalam
keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat umumnya.
30
c) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (lebih dari 65 tahun) dan
usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup sendiri,
terpencil, hidup dalam panti,penderita penyakit berat, cacat dan lain-
lain.
4) Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a) Keluarga dimana usia lanjut berada.
b) Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia
lanjut.
c) Masyarakat luas. Azizah (2011 : 106-107)
b. Pelayanan di Posyandu
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
menurut Azizah (2011:107) adalah:
1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik
turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.
31
3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
4) Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
8) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada rujukan
9) Penyuluhan Kesehatan, kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai
kebutuhan dan kondisi setempat
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat.
11) pemberian makanan tambahan (PMT) dan Penyuluhan conth menu
makanan
12) kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia dan jalan santai
Tujuan bahwa program usia lanjut adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia agar tetap sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga tidak
32
menjadi beban begi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Aspek-aspek
yang dikembangkan adalah dengan memperlambat proses menua (degeneratif).
Bagi mereka yang merasa tua perlu dipulihkan (rehabilitatif) agar tetap mampu
mengerjakan kehidupan sehari-hari secara mandiri.
c. Tujuan
Tujuan umum adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan
posyandu lansia yang mandiri dalam masyarakat. Tujuan khususnya, meliputi:
1) meningkatnya kemudahan bagi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan, 2) meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan
aspek pengobatan dan pemulihan, 3) berkembangnya posyandu lansia yang
aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara
berkesinambungan (Depkes RI, 2003).
d. Dasar Hukum
Pembinaan usia lanjut di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa
undang-undang dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan
pembinaan. Dasar hukum/ketentuan perundangan dan peraturan dimaksud
adalah: 1) UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan, 2) UU
No. 36 tahun 2009 pasal 138 tantang kesehatan usia lanjut, 3) UU No. 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 14, 4) UU No. 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah, 5) UU No.25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah, 6) peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
33
kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi
(Depkes RI, 2003).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Tingkat Lokal
Penelitian dilakukan oleh Aina Fayanti, program study Pendidikan PKN
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan judul
penelitian “Implementasi Peraturan Menteri No.24 Tahun 2010 Dalam
Upaya Pemberdayaan Perempuan Lanjut Usia Di Desa Taman Cari
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
kualitatif dengan subjek penelitian Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Pengendalian Penduduk, Aparatur Desa, Ketua Bina Keluarga Lansia,
Lanjut Usia, Keluarga Lansia dan Bidan Desa. Teknik pengumpulan data
menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman
dokumentasi sedangkan analisis data menggunakan uji kredibilitas dengan
perpanjangan waktu dan triangulasi.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian tersebut jelas berbeda pada
objek penelitian dimana objek dalam penelitian yang penulis teliti yaitu
pelayanan kesehatan di posyandu lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa
Bandar Lampung.
34
2. Tingkat Nasional
Penelitian dilakukan oleh Hesthi wahono, program study Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul
penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Posyandu Lansia Di Gantungan Makamhaji”.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik
sampling yaitu simple random sampling, dengan subjek penelitian posyandu
lansia di desa Gantungan Makamhaji Sukoharjo, dimana dalam penelitian
ini terfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu
lansia di Desa Gantungan Makamhaji.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian tersebut sangat terlihat dari
objek penelitian yang digunakan dimana dalam penelitian penulis terfokus
pada hubungan partisipasi dengan tingkat kesehatan lansia di Posyandu
Lansia RKS nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung, sedangkan
penelitian tersebut terfokus pada analisis factor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan posyandu lansia di Dantungan Makamhaji.
C. Kerangka Pikir
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia merupakan suatu forum komunikasi, alih
tehnologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat
yang mempunyai nilai stategis untuk pengembangan sumber daya manusia,
khususnya Lanjut Usia (DepKes, 2001). Posyandu ini untuk masyarakat usia
35
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Menurut undang-undang No.23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan (jasmani), jiwa(rohani), dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut penulis hendak melihat persepsi masyarakat lansia
terhadap pelayanan kesehatan lansia yang ada pada posyandu lansia RKS
Nadila di kelurahan rajabasa, apakah pelayanan yang diberikan sudah optimal
atau belum optimal.
Berikut ini bagan kerangka pikir :
Gambar 1 Kerangka Pikir
Persepsi Masyarakat
(X)
Indikator:
1. Pemahaman
2. Tanggapan
3. Harapan
Pelayanan Kesehatan(Y)
Indikator:
1. Keramahan Petugas
2. Kemudahan Akses
3. Kepuasan
4. Biaya Pelayanan
36
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan
berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yaitu:
1. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian tersebut didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
2. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
3. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan untuk dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan.
4. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian tersebut
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian ini tergolong kedalam penelitian deskriptif. Bungin (2010: 36)
menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, atau berbagai
variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian”. Melalui
pendekatan kuantitatif sederhana, dengan dibantu tabel tunggal atau tabel
silang. Peneliti menggunakan metode ini karena dalam penelitian ini berkaitan
erat dengan persepsi lansia yaitu mengukur persepsi lansia terhadap pelayanan
kesehatan di posyandu lansia.
37
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi Arikunto,
(2010: 173). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi
populasinya adalah masyarakat kelurahan rajabasa bandar lampung terutama
yang memiliki anggota kelurga lanjut usia.
Table 2 Data Jumlah Masyarakat yang ada di lingkungan
posyandu lansia RKS Nadila kelurahan Rajabasa Bandar
Lampung
NO. Usia Laki-laki Perempuan JUMLAH
POPULASI
1. 17-24 tahun 64 83 147
2. 25-54 tahun 176 156 332
JUMLAH 479
Sumber: data diolah Kantor Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 107), menyatakan “apabila subjek
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari
100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
38
Berdasarkan pendapat diatas karena populasi lebih dari seratus maka
sampel yang diadalam penelitian ini ialah sebanyak 10% dari 479 orang
Masyarakat kelurahan rajabasa.
Table 3 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
No. Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah
Populasi
Jumlah Sampel
1. 17-24 tahun 64 83 147 147x 10%= 15
2. 25-54 tahun 176 156 332 332x 10%= 33
Jumlah 48 orang
Sumber: data di olah Kantor Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
Sesuai dengan tabel tersebut, dengan taraf kesalahan 10% dan N 479 , maka
diperoleh angka 48. Sehingga untuk sampel yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 48 dari 479 orang masyarakat kelurahan rajabasa yang ada
dilingkungan posyandu lansia RKS Nadila kelurahan rajabasa. Dalam
pengambilan sampel, teknik yang digunakan secara acak sederhana (simple
random sampling), yang dibagi berdasarkan usia yaitu 17-24 tahun sebanyak
24 orang, dan usia 25-54 tahun sebanyak 24 orang.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 03). Variabel independen
(bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel
39
dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (independent variable), dalam penelitian ini adalah Persepsi
Masyarakat (X).
2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Pelayanan
Kesehatan Lansia (Y).
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
a. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat adalah cara pandang atau melihat sesorang yang
hidup bersama dalam suatu tempat tertentu, dan memberikan kesimpulan
dalam suatu obyek berdasarkan pada suatu pandangan yang mereka lihat,
dan mereka ketahui, dan mereka amati sehingga masyrakat satu dengan
yang lainnya akan menghasilkan pendapat yang berbeda walaupun
ditempat yang sama.Pelayanan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu wadah
dan merupakan upaya preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif bagi
lanjut usia.
2. Definisi Operasional
Untuk memahami obyek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas,
maka diperlukan variabel operasional.
40
a. Dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi masyarakat dapat dilihat
dari indikator:
1. Pemahaman. Indikator ini diukur dari tingkat pemahaman masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan di posyandu lansia.
2. Tanggapan. Indikator ini diukur dari tanggapan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di posyandu lansia.
3. Harapan. Indikator ini diukur dari harapan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di posyandu lansia.
b. Pelayanan Kesehatan Lansia adalah adalah upaya kesehatan yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu wadah dan
merupakan upaya preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif bagi lanjut
usia. Dapat dilihat dari indikator:
1. Ramah
2. Cepat dan mudah
3. Mudah dijangkau
4. Kepuasan
5. Murah
E. Rencana Pengukuran Variabel
Rencana pengukuran variable persepsi masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan lansia di posyandu lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar
Lampung diukur dengan mengunakan angket yang berisikan indikator dari
perepsi masyarakat. Angket tersebut berisikan pertanyaan dengan maksud
menyimpulkan data. Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket
41
tertutup adalah angket yang jawaban dan pertanyaan telah disediakan
kemungkinan pilihannya. Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Variabel X
P ersepsi Masyarakat:
1. Pemahaman
2. Tanggapan
3. Harapan
b. Variabel Y
Pelayanan Kesehatan Lansia :
1. Sangat optimal
2. Optimal
3. Kurang optimal
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang terpercaya digunakan berbagai macam teknik
pengumpulan data, data peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data
yang terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Teknik Pokok
a. Angket
Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
yang cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan keresponden.
Dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden
yang bersangkutan. Angket yang berisi data item-item pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian. Sasaran angket adalah masyarakat rajabasa
42
yang terdapat pada wilayah cakupan posyandu lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung, yaitu serta memiliki anggota
keluarga lanjut usia.
2. Teknik Penunjang
a. Wawancara
Teknik pokok dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
wawancara. Dengan wawancara inilah penulis memperoleh informasi
yang diinginkan secara langsung melalui tanya jawab dan bertatap muka
dengan informan sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas.
b. Dokumentasi
Dalam penelitian ini penggunaan dokumentasi adalah sebagai bukti yang
mendukung keterangan-keterangan dan fakta-fakta yang berhubungan
dengan objek.
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu bentuk ukuran yang mengajukan validnya suatu data
tertentu. “Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”. Suharsimi
Arikunto (2010:168). Penelitian ini menggunakan Logical Validity yaitu
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Berdasarkan konsultasi tersebut
maka dilakukan perbaikan. Setelah dinyatakan valid, baru digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
43
2. Uji Reliabilitas
Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah data
tidak menyimpang dari keadaan, maka konsep reliabilitas terkait dengan
pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat
dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Uji reliabilitas
menghasilkan instrumen yang cukup dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data yang terpercaya. Maka sebelum uji coba, langkah yang
dapat dilakukan adalah:
1. melakukan uji coba angket diluar responden
2. hasil uji coba dikelompokkan dalam item genap dan ganjil
3. hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment
( )( )
√{ ( )
}{
( )
}
Keterangan:
rxy = Koefisiensi korelasi antara variabel x dan bariabel y
xy = Produk dari gejala x dan y
N = Jumlah populasi
4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh quisioner digunakan
rumus Spearman Brown sebagai berikut:
( )
44
Keterangan :
rxy = koefisien reliabilitas seluruh item
rgg = koefisien korelasi item ganjil dan genap
5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas, dengan
kriteria sebagai berikut:
Antara 0,90-1,00 = reliabilitas tinggi
Antara 0,50-0,89 = reliabilitas sedang
Antara 0,00-0,49 = reliabilitas rendah
H. Pelaksanaan Uji Coba Angket
1. Analisis Validitas Angket
Sebelum melakukan uji coba angket untuk mengetahui validitas
angket peneliti melakukan konsultasi dengan beberapa dosen ahli
dalam penelitian ini di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung khususnya dengan dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II. Setelah dinyatakan valid
maka angket tersebut dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul
data dalam penelitian ini
2. Analisis Uji Reliabilitas Angket
Sebuah alat ukur akan dapat dinyatakan baik apabila mempunyai
reliabilitas yang baik pula, yaitu ketepatan suatu alat ukur. Hal ini
dimaksudkan bahwa ketepatan alat ukur ini akan sangat berpengaruh
45
dalam menentukan layak tidaknya suatu alat ukur untuk
dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui
reliabilitas angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka
peneliti mengadakan uji coba angket kepada 10 orang masyarakat di
luar responden.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam upaya untuk
menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Mengadakan uji coba angket kepada 10 orang masyarakat di luar
responden.
2) Dari hasil uji coba angket tersebut dikelompokkan kedalam item
ganjil dan item genap, dimana hasil uji coba angket tersebut akan
kita lihat pada tabel berikut ini.
Berikut adalah hasil ujicoba angket yang telah dilakukan:
Table 4 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden
Diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X)
No.
Res
Nomor Item Ganjil Skor
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
1. 3 3 2 3 3 1 3 2 2 1 2 25
2. 1 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 26
3. 1 3 3 2 2 1 1 3 3 2 1 22
4. 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
5. 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
6. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 32
7. 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 25
8. 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 26
9. 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 26
10. 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 26
Jumlah 268
Sumber: Analisis Data Ujicoba Angket
46
Dari data table 3.3 diketahui ƩX = 268 yang merupakan hasil dari
penjumlahan skor uji coba angket kepada 10 orang diluar responden
dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai
dalam table kerja hasil ujicoba angket antara item ganjil (X) dengan
item genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilits kevalidan
instrument penelitian.
Table 5 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang
Responden Diluar Sampel Untuk Item Genap (Y)
Sumber: Analisis Data Ujicoba Angket
Dari data tabel 3.4 diketahui ƩY = 263 yang merupakan hasil
penjumlahan dari skor ujicoba angket kepada 10 orang diluar
responden dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan
dipakai dalam table kerja hasil ujicoba angket antara item ganjil (X)
dengan item genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilits kevalidan
instrument penelitian. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.5.
No.
Res
Nomor Item Genap Skor
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
1. 1 1 2 3 3 2 3 2 1 3 2 23
2. 3 3 3 3 3 1 3 1 1 2 3 26
3. 3 3 3 1 3 3 1 1 1 3 3 25
4. 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 29
5. 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 29
6. 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 2 27
7. 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 27
8. 3 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 25
9. 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 27
10. 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 25
Jumlah 263
47
Table 6 Distribusi Antara Item Ganjil (X) Denan Item Genap (Y)
Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan Lansia Di Posyandu RKS (Rindu Kasih Sayang)
Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
No X Y X2
Y2
XY
1. 25 23 625 529 575
2. 26 26 676 676 676
3. 22 25 484 625 550
4. 30 29 900 841 870
5. 30 29 900 841 870
6. 32 27 1024 729 864
7. 25 27 625 729 675
8. 26 25 676 625 650
9. 26 27 676 729 702
10. 26 25 676 625 650
Jumlah
Ʃ
268 263 7262 6949 7082
Sumber:analisis data primer
Data tabel tersebut merupakan hasil dari penggabungan hasil skor ujicoba
angket kepada 10 orang diluar responden dengan indikator item ganjil
(X) dengan genap (Y). hasil keseluruhan dari tabel kerja ujicoba angket
antara item ganjil (X) dengan genap (Y) akan dikorelasikan
menggunakan rumus Product Moment untuk mengetahui besarnya
koefisien korelasi instrument penelitian.
48
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka untuk mengetahui
reliabilitas selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus
Product Moment sebagai berikut:
( )( )
√{ ( )
} { ( )
}
Diketahui:
Ʃ X = 268 Ʃ Y2
= 6949
Ʃ Y = 263 Ʃ XY = 7082
Ʃ X2= 7262 N = 10
Dengan mengacu rumus diatas, maka data yang ada dibuktikan
dengan hasil sebagai berikut:
( )( )
√{ ( )
} { ( )
}
√{ } {
}
√* +* +
√* +* +
√* +
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien reliabilitasnya digunakan
rumus sperman brown, sebagai berikut:
49
( )
( )
Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas
dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Antara 0,80-1,00 = reliabilitas sangat tinggi
Antara 0,60-0,80 = reliabilitas tinggi
Antara 0,40-0,60 = reliabilitas cukup
Antara 0,20-0,40 = reliabilitas rendah
Antara 0,00-0,20 = reliabilitas sangat rendah
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui rxy= 0,79.
Selanjutnya dikonsultasikan indeks reliabilitas yaitu reliabilitas 0,60-
0,80 termasuk dalam kategori tinggi berarti angket yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki reliabilitas tinggi. Dengan demikian
angket mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan
Kesehatan Lansia Di Posyandu RKS (Rindu Kasih Sayang) Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung dapat digunakan dalam
penelitian ini atau memenuhi syarat.
50
I. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperoleh dari penyebaran angket, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis data. Maka penelitian ini digunakan
analisis data kuantitatif yaitu untuk memecahkan masalah sekarang dengan
cara mengumpulkan data, klasifikasi data, guna menggambarkan suatu
keadaan secara objektif. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan klasifikasi skor (nilai tinggi, sedang, atau rendah),
maka digunakanlah rumus interval, yaitu:
Keterangan :
I = interval
NT = Nilai tertinggi
NR = Nilai terendah
K = Kategori
Setelah itu maka faktor-faktor yang akan diteliti dikelompokkan
menggunakan rumus presentasi, sebagai berikut:
Keterangan :
P = presentase
51
F = frekuensi pada klasifikasi atau kategori variabel yang berasangkutan
N = Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi kategori variabel.
Dalam menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh maka digunakan
kriteria sebagai berikut:
76% - 100% = Baik
56% - 75% = Cukup
40% - 55% = Kurang Baik
0% - 39% = Tidak Baik
J. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah awal dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk usaha
persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis melalui
perencanaan, prosedur dan teknis pelaksanaan yang benar dilapangan. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan yang diharapkan. Adapun langkah-langkah
penelitian yang peneliti lakukan secara garis depan dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Pengajuan Judul
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan permasalahan guna
pengajuan judul. Setelah menemukan masalah maka pada tanggal 16
Oktober 2017 peneliti mengajukan dua alternatif judul kepada dosen
52
pembimbing akademik dan Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Pilihan judul pertama kemudian
disetujui dan sekaligus ditentukan dosen pembimbing utama yaitu
Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. serta pembimbing kedua Yunisca
Nurmalisa, S.Pd.,
2. Penelitian Pendahuluan
Setelah judul penelitian disetujui oleh pembimbing akademik dan
ketua program studi PPKn, dan peneliti mendapatkan surat izin
penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung dengan No.
8624/UN26.13/PN.01.00/2017 maka peneliti mulai melaksanakan
penelitian pendahuluan di Posyandu lansia RKS Nadila kelurahan
rajabasa kecamatan rajabasa Bandar lampung.
Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengetahui lokasi, dan
keadaan tempat penelitian untuk mendapatkan data-data serta
gambaran secara umum tentang berbagai masalah yang akan diteliti
dalam rangka penyusunan proposal penelitian ini yang berjudul
“Hubungan Partisipasi Dengan Tingkat Kesehatan Lansia Di
Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung”
yang ditunjang dengan beberapa literatur serta arahan yang diberikan
oleh dosen pembimbing kepada peneliti.
3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan persetujuan setelah
dilaksanakan seminar proposal. Setelah melakukan proses konsultasi
53
dan perbaikan-perbaikan proposal skripsi dari dosen pembimbing I
dan II maka seminar proposal dilakukan pada tanggal 14 Februari
2018. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah perbaikan dengan
proposal skripsi dengan konsultasi pembimbing, komisi pembahas.
Setelah dilakukan seminar proposal atas saran dari Pembahas dan
persetujuan dari pembimbing I dan II untuk mengganti variabel judul
Skripsi.
4. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Administrasi
Berdasarkan surat izin Penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan nomor
2472/UN26.13/PN.01.00/2018 tanggal 2April 2018 yang ditujukan
kepada Lurah Rajabasa Kecamatan Rajabasa dan persiapan
kelengkapan peneliti telah diuji coba, maka merencanakan tanggal
dan hari bersama responden untuk mengadakan penelitian.
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan alat pengumpul data yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini, maka peneliti mempersiapkan angket yang akan
diberikan kepada responen berjumlah 48 responden dengan jumlah
22 soal item pertanyaan angket yang terdiri tiga alternatif jawaban.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan angket ini adalah
sebagai berikut:
54
1. Membuat kisi-kisi angket mengenai persepsi masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan lansia di posyandu RKS Nadila
keluaraha Rajabasa Bandar Lampung.
2. Mengkonsultasikan angket kepada pembimbing I dan II.
3. Setelah angket tersebut disetujui oleh pembimbing I dan
Pembimbing II peneliti mengadakan uji coba angket kepada
sepuluh responden di luar populasi sebenarnya.
96
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap Pelayanan
Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung adalah suatu hal yang diharapakan
meskipun masyarakat cenderung kurang paham dengan adanya
program ini.
Berdasarkan hasil penelitian persepsi masyarakat terhadap
Pelayanan Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia RKS Nadila
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung itu sendiri terlihat dari
hasil angket. Pada indikator pemahaman terhadap Pelayanan
Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung dalam hal ini responden cenderung
kurang paham tentang pelaksanaan program posyandu lansia,
sehingga dalam menjalankan program posyandu lansia responden
kurang memahami maksud dan tujuan adanya program posyandu
lansia. Pada indikator tanggapan hal ini menyatakan bahwa
responden setuju dengan adanya pelaksanaan Pelayanan
97
Kesehatan Lansia di Posyandu Lansia RKS Nadila Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung yang merupakan upaya untuk
memberikan jaminan kesehatan serta meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia. Pada indikator harapan responden
menyatakan setuju terhadap pelaksanaan program kegiatan
posyandu lansia dengan harapan melalui kegiatan tersebut
mampu menjadikan masyarakat lanjut usia di kelurhan rajabasa
yang lebih sehat, mandiri, aktif dan produktif dalam keluarga
maupun bermasyarakat.
B. SARAN
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas, maka saran
yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kepada masyarakat lansia agar dapat memanfaatkan dengan
baik adanya kegiatan posyandu lansia ini untuk sama-sama
menjaga kesehatan dan mulai kembali produktif.
2. Kepada masyarakat agar dapat lebih mendampingi,
memahami dan memantau pelaksanan kegiatan posyandu
lansia sehingga masyarakat lansia dapat merasakan manfaat
dari kegiatan posyandu lansia ini.
3. Kepada kader dan pihak pusksesmas agar dapat memeberikan
dukungan dan lebih meningkatkan pelayanan kepada
98
masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan dapat merata
dan mencakup seluruh wilayah kelurahan rajabasa.
4. Kepada pemerintah terutama pihak kelurahan dapat
mensosialisasikan pentingnya program posyandu lansia
dengan cara menginformasikan dalam rapat RT baik secara
lisan maupun tertlis kemudian dengan memberikan surat
edaran pada setiap rumah sehingga masyarakat secara umum
dapat mengetahui tentang kegiatan posyandu lansia yang akan
dilaksanakan agar semua pihak dapat ikut menjalankan
tugasnya sesuai dengan yang diharapakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azizah, Lilik Ma'rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Azrul, Azwar. 1996. Menuju pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu. Jakarta:
Pustaka sinar harapan
Demartoto, Drs. Argyo, M.si. 2006. Pelayanan sosial non panti bagi lansia suatu
kajian sosiologi. Surakarta: Sebelas maret university press.
Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipsi Masyarakat dalam
Pendidikan. jakarta:Pustaka Pelajar
Hutagalung, Dr. inge, M.Si. 2015. Teori-teori komunikasi dalam pengaruh psikologi.
Jakarta: PT Indeks.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Koentjoro, Tjahjono. 2011. Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET
Marliani, Rosleny. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.
Matsumoto, David. 2008. Pengantar psikologi lintas budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rahmad, Djalalludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya
Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Pontoh, Idham, SKM., M.kes. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta. in media.
S.Tamher, Noorkasiani. 2011. Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuyhan
keperawatan. Jakarta : salemba medika.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju
Undang-undang Republik Indonesia Nnomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Lansia
Widjaja, prof. drs. H.A.W. 2000. Ilmu komunikasi pengantar studi. Cet. 2. Jakarta:
PT Rinea Cipta.
Wahid dan Nurul. 2009. Ilmu kesehatan masyarakat: teori dan aplikasi. Jakarta.
Salemba medika.
Toha. Miftah. 2007 . Perilaku Oganisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Pt
Raja Grafindo Persada