terapi modalitas besih kamar robin.doc

Upload: de-rob-bean

Post on 07-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN

TERAPI MODALITAS DI WISMA SERUNIUPT PLSU TRESNA WERDHA KAB. NATAR

OLEH:

Gede Robin (15350015)PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERSUNIVERSITAS MALAHAYATIBANDAR LAMPUNG2015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSKEPERAWATAN GERONTIK

PROGRAM PROFESI NERSDI UPT PSLU TRESNA WERDHA KAB NATARLAPORAN KEGIATAN TERAPI MODALITAS

Hari

: KamisTanggal

: 1 Oktober 2015Waktu

: 09.00-10.00 WIB (30 menit)Tempat

: Di Wisma SeruniTopik kegiatan : Terapi Modalitas (Membersihkan Kamar)A. LATAR BELAKANG

Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik yang diawali oleh adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi organ dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari sudut png yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu.

Corak perkembangan proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan bersifat individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena banyak dipengaruhi oleh riwayat maupun pengalaman hidup di masa lalu yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Perubahan struktur dan penurunan fungsi sistem tubuh tersebut diyakini memberikan dampak yang signifikan terhadap gangguan homeostasis sehingga lanjut usia mudah menderita penyakit yang terkait dengan usia misalnya: stroke, Parkinson, dan osteoporosis dan berakhir pada kematian. Penuaan patologis dapat menyebabkan disabilitas pada lanjut usia sebagai akibat dari trauma, penyakit kronis, atau perubahan degeneratif yang timbul karena stres yang dialami oleh individu. Stres tersebut dapat mempercepat penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya dapat terjadi akselerasi proses degenerasi pada lanjut usia apabila menimbulkan penyakit fisik.

Pada dasarnya pelayanan sosial lanjut usia (Lansia), selalu mengacu kepada terpenuhinya kebutuhan lanjut usia (Lansia) yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosial, intelektual dan spiritual serta kegiatan pengisian waktu luang. Selain itu, dapat bermanfaat untuk memperpanjang usia harapan hidup dan produktivitas lanjut usia serta terwujudnya kesejahteraan sosial lanjut usia yang diliputi rasa tenang, tenteram, bahagia, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sampai saat ini, pelayanan sistem Panti atau institusi masih menjadi salah satu alternatif pelayanan lanjut usia, khususnya bagi lanjut usia yang kurang mampu secara sosial ekonomi. Pelayanan sistem institusi dalam banyak hal menjadi model pelayanan yang dapat diadopsi oleh keluarga dan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan sosial lanjut usia. Disadari, bahwa kehidupan dalam institusi terkadang monoton dan rutinitas sehingga membuat para lanjut usia merasa jenuh atau bosan tinggal dan hidup selamanya di dalam Panti atau institusi.

Kondisi tersebut sangat berpengaruh pada upaya pengembangan bakat, minat dan potensi lanjut usia, maka oleh sebab itu perlu diadakan berbagai kegiatan positip untuk mengisi waktu-waktu luang, dan perlu dirancang berbagai kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan lanjut usia (lansia).

Oleh karena itu diperlukannya pelaksanaan program terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia, sehingga mudah untuk menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana lansia itu berada, karena hal ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.B. TUJUAN

a. Tujuan umum

Setelah mengikuti terapi modalitas diharapkan lansia dapat mengisi waktu luang untuk suatu kegiatan yang berguna.2. Tujuan khusus

Setelah diberikan terapi modalitas, lansia dapat :a. Mengisi waktu luang bagi lansia

b. Meningkatkan kesehatan lansia

c. Meningkatkan produktifitas lansia

d. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

C. PESERTA

1. Lansia yang masih kooperatif di wisma kunthi UPT PSLU Natar2. Lansia (Tn Y) yang tinggal di wisma seruniD. PEMBAGIAN TUGAS1. Leader

: Gede Robin, S.Kep2. Co Leader

: Fitria Trisnawati, S.Kep3. Fasilitator

: Sri Oktami, S.KepE. URAIAN TUGAS1. Leader a. Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita.

b. Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi.

c. Membuka acara.

d. Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan).

e. Memimpin terapi modalitas.

f. Menutup acara diskusi.

2. Co Leader

a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.

b. mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang.3. Fasilitastor

a. Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita.

b. Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif.

F. LANGKAH-LANGKAH1. Tahap pre interaksi ( 5 menit ):Leader memberikan salam terapeutik, memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan serta peraturan kegiatan dalam kelompok.

2. Tahap Orientasi ( 10 menit ):a. Leader mengevaluasi perasaan klien

b. Leader melakukan kontrak (waktu,tempat, topik).c. Leader menjelaskan tujuan dan prosedur terapi.3. Tahap Kerja :a. Leader : Memimpin pelaksanaan serta mendemonstrasikan kegiatan terapi modalitas.b. Fasilisator : Memfasilitasi klien untuk melaksanakan kegiatan terapi modalitas.

4. Tahap Terminasi :a. Mengevaluasi perasaan klien.b. Beri pujian atas keberhasilan klien.c. Kontrak yang akan datang :- Topik : sepakati kegiatan yang akan datang.

- Waktu: sepakati waktu pertemuan yang akan datang.

- Tempat : sepakati tempat pertemuan yang akan datangG. TATA TERTIB1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas okupasi.

2. Berpakaian rapi dan bersih.

3. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi.

4. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai.

5. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulaiH. METODEDemonstrasiI. EVALUASI KEGIATAN

1. Evaluasi Struktur :Persiapan telah disiapkan satu hari sebelum acara. Sarana dan prasarana telah disiapkan satu hari sebelum acara.

2. Evaluasi ProsesKegiatan terapi modalitas dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 September jam 10.00 wib sd 10.30 wib bertempat di ruang tamu wisma Seruni. Selama berlangsungnya acara tidak ada peserta yang meninggalkan tempat. Peserta antusias terhadap kegiatan yang di lakukan,. Masingmasing mahasiswa bekerja sesuai dengan jobdisc. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.3. Evaluasi Hasil

Peserta dapat merapihkan tempat idur dengan baik.

LAMPIRAN 1MATERI

1.1 Pengertian

Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.

1.2 Tujuan

a. Mengisi waktu luang bagi lansiab. Meningkatkan kesehatan lansiac. Meningkatkan produktifitas lansiad. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia1.3 Jenis Kegiatan

1. Psikodrama

Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah lansia.

2. Terapi aktivitas kelompok ( TAK )

Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkanLeader, Co-Leader,danfasilitator. Misalnya : cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.

3. Terapi Musik

Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu kroncong, musik dengan gamelan.

4. Terapi Berkebun

Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lombok, dan lain-lain.5. Terapi dengan binatang

Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing, ayam, dan lain-lain.

6. Terapi okupasi

Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan. Misalnya : membuat kipas, membuat keset, membuat sulak dari tali rafia, membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang, sedotan, botol bekas, biji-bijian, dll), menjahit dari kain, merajut dari benang, kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur, dan lain-lain).

7. Terapi kognitif

Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.

8. Life review terapi

Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya.

9. Rekreasi

Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat pemngan. Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama keluarga, mengunjungi saudara, dan lain-lain.

10. Terapi keagamaan

Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa nyaman. Seperti menggadakan pengajian, kebaktian, sholat berjamaah, dan lain-lain.

11. Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.

1.4 Membersihkan Kamar Tidur (Terapi Okupasi)Mungkin sekitar kurang lebih dari sepertiga waktu kita dalam sehari kita lalui ditempat tidur ini. Tempat tidur yang kotor dapat menjadi penyebab terjadi berbagai macam penyakit kulit, seperti gatal-gatal, scabies, dermatitis dan berbagai macam penyakit kulit yang lain, dikarenakan oleh parasit atau tungau yang hidup di tempat tidur. Oleh karena itu agar kesehatan kita dapat terjaga, sebaiknya kesehatan tempat tidur kita pun juga perlu dijaga. Tempat tidur yang nyaman dan bersih membuat kita memiliki istirahat yang berkualitas. Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi dari tingkat kebersihan dan kesehatan kamar tidurnya. Kamar tidur yang kotor, dapat membuat suasana tidur tidak enak dan tidur pun jadi tak nyenyak.1. Perlengkapan yang diperlukan

Keranjang, kantong, atau kotak untuk menaruh benda atau barang yang berserakan, tempat sampah /skop sampah, sapu/alat pel dan ember.

2. Langkah-langkah membersihkan kamar

Siapkan perlengkapan dan alat pembersihKumpulkan seluruh perlengkapan dan peralatan pembersih sebelum mulai bekerja. Hal ini membuat Anda lebih fokus membersihkan kamar dan mencegah terganggunya konsentrasi Anda di tengah pekerjaan. Lipat atau gantung kembali pakaian bersihKetika Anda sedang terburu-buru, tak perlu khawatir merapikan pakaian atau kaus kaki. Ambil seluruh pakaian kotor yang berserakan di ruangan dan taruh ke dalam keranjang. Taruh semua pakaian kotor ke dalam keranjangAmbil pakaian bersih yang tercecer di kamar tidur. Jika jumlahnya tidak terlalu banyak, Anda bisa melipat dan menggantungnya kembali di lemari.

Kumpulkan seluruh sampah dan buang di tempat sampahIni bukan waktunya bagi Anda untuk bingung memilih majalah mana yang akan dibuang atau menyimpan sepatu lama untuk diperbaiki. Tak perlu memilah-milah barang di kotak atau lemari. Cukup buang benda-benda yang memang benar-benar sampah. Rapikan tempat tidurMerapikan tempat tidur memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, tak ada salahnya jika Anda menyisihkan sedikit waktu untuk merapikan tempat tidur. Selain lebih nyaman untuk ditempati, tempat tidur yang rapi juga bisa mengubah "wajah" kamar tidur menjadi lebih menarik. Ambil benda-benda yang berserakan di lantai, meja, dan tempat tidurTak jarang benda-benda yang seharusnya berada di ruangan lain justru berceceran di lantai atau meja kamar tidur. Untuk menghemat waktu, kumpulkan barang-barang tersebut dalam satu keranjang, kotak, atau kantong. Jangan memaksakan diri untuk mengembalikan benda-benda tersebut satu per satu ke ruangan aslinya. Amati Seluruh RuanganSetelah mencapai tahap ini, bisa jadi ada beberapa barang yang tidak berada di tempat yang seharusnya. Amati seluruh ruangan dengan singkat. Jika waktu yang dibutuhkan untuk menaruh kembali barang tersebut pada tempatnya kurang dari satu menit, maka lakukanlah. Jika tidak, taruh benda tersebut ke dalam kontainer dan Anda bisa mengorganisasinya kemudian. Menyapu dan mengepelTak perlu memindahkan perabotan ketika menyapu atau mengepel lantai. Taruh kembali perlengkapan atau alat pembersihBeri waktu pada diri sendiri untuk mengamati dan merenungkan betapa bersihnya kamar Anda saat ini. Jika melakukan ini secara rutin, Anda akan tetap bisa menjaga kebersihan dan kerapian kamar tidur.DOKUMENTASI