terapi modalitas jiwa ns.sunarto
TRANSCRIPT
TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA
Oleh:Ns. Muhammad Sunarto,
S.Kep.
PENDAHULUAN
Ggn jiwa mrp penyakit multikausal Banyak model konsep yg mencoba
menjelaskan fenomena ggn jiwa Pendekatan terapi beraneka ragam Macam2 terapi tsb: terapi
modalitas (modalities Treatment)
JENIS TERAPI MODALITAS
1. Terapi Individual2. Terapi Lingkungan (Milieu therapy)3. Terapi biologi4. Terapi kognitif5. Terapi keluarga6. Terapi kelompok7. Terapi perilaku8. Terapi bermain.
TERAPI INDIVIDUAL Hub terstruktur yg dijalin antara
perawat-klien utk mengubah klien. Utk mengembangkan pendekatan unik
penyelesaian konflik, meredakan penderitaan emosional, mengembangkan cara yg cocok utk memenuhi kebut.
Melalui 3 fase yg overlap (orientasi, kerja, & terminasi)
Fase Orientasi
Perawat membangun hub saling percaya dg klien (BHSP).
LB klien didiskusikan & isu diidentifikasi.
Perawat & klien merumuskan tujuan & menentukan komponen praktek.
Fase Kerja Klien eksplorasi diri. Perawat bekerja dg isi (atau cerita)
& dan proses (dr perasaan) yg b/d penderitaan klien.
Klien dibantu utk mengembangkan pengetahuan ttg diri & didorong m’hadapi risiko mengubah perilaku yg disfungsional.
Fase Terminasi
Setelah 2 pihak menyetujui bhw msl yg mengawali terjalinnya hub telah mereda & lebih terkendali.
Klien merasa lebih baik & melaporkan peningkatan fungsi pribadi, sosial, atau pekerjaan.
Tujuan terapi telah tercapai.
TERAPI LINGKUNGAN Perawat m’gunakan semua lingk
RS dlm arti terapeutik. Perawat memberi kesempatan
tumbuh & b’ubah perilaku dg m’fokuskan pd nilai terapeutik dlm aktivitas & interaksi.
M’beri kesempatan dukungan, pengertian, b’kembang sbg pribadi yg b’tg jwb
TERAPI LINGKUNGAN
Klien dipaparkan pd peraturan, harapan, tekanan peer, & interaksi sosial.
Perawat m’dorong komunikasi & pembuatan keputusan, meningkatkan HD, belajar keterampilan & perilaku baru.
TERAPI LINGKUNGAN
Tujuan: memampukan klien dpt hidup di luar lembaga yg diciptakan melalu belajar kompetensi yg diperlukan utk beralih dr RS ke komunitas.
TERAPI BIOLOGIS Didasarkan pd model medikal:
memandang ggn jiwa sbg penyakit. Tekanan: pengkajian spesifik &
pengelompokkan gejala dlm sindroma spesifik.
Perilaku abnormal akibat penyakit atau organisme tertentu & akibat perubahan biokimia.
Jenisnya: medikasi psikoaktif, intervensi nutrisi, fototerapi, ECT, bedah otak.
TERAPI KOGNITIF Strategi memodifikasi keyakinan &
sikap yg m’pengaruhi perasaan & perilaku klien.
Proses: m’bantu m’p’timbangkan stresor & m’identifikasi pola pikir & keyakinan yg tdk adekuat.
Fokus asuhan: revaluasi ide, nilai, harapan, & memulai menyusun perubahan kognitif.
TERAPI KOGNITIF
Tujuan: Mengembangkan pola pikir yg rasional. Menggunakan pengetesan realita Membentuk perilaku dg pesan internal.Intervensi: Mengajar substitusi pikiran. Penyelesaian masalah. Memodifikasi percakapan diri negatif.
TERAPI KELUARGA Seluruh klg disertakan sbg unit
penangangan. Semua msl klg diidentifikasi &
kontribusi dr masing2 anggota thd msl yg dialami.
Terdr 3 fase: fase1 (perjanjian), fase 2 (kerja), & fase 3 (terminasi)
Tujuan: meningkatkan fungsi klg.
Fase Pertama
Berkembangnya hub terapis – klg Isu identifikasi Tujuan ditetapkan
Fase Kerja
Mengubah pola interaksi Meningkatkan kompetensi
individual Eksplorasi batasan, peraturan &
harapan.
Fase Terminasi
Klg melihat lagi proses yg dibuat utk mencapai tujuan.
Cara2 mengatasi isu yg timbul M’p’tahankan perawatan yg
b’kesinambungan
TERAPI KELOMPOK
Perawat b’interaksi dg sekelompok klien scr teratur.
Tujuan: meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan interpersonal, mengubah perilaku maladaptif.
Ada 3 fase: fase permulaan, fase kerja, & fase terminal.
Fase Permulaan
Periode orientasi Klien diorientasikan pd apa yg
diperlukan dlm interaksi. Terapis sbg role model perilaku dg
mengusulkan struktur klp, meredakan kecemasan, memfasilitasi interaksi.
Fase Kerja
Terapis membantu eksplorasi isu, memfokuskan pd kondisi here and now.
Dukungan diberikan
Fase Terminasi
Klp dihub & dilibatkan dlm hub interpersonal.
Memberi umpan balik, dukungan, & toleransi thd perbedaan.
Didorong menyelesaikan msl
TERAPI KELOMPOK
Jenis terapi aktifitas kelompok: TAK stimulasi kognitif/persepsi TAK stimulasi sensori TAK orientasi realitas TAK sosialisasi
TERAPI SPIRITUAL
Indikasi: Ketakutan & kecemasan Merasa sendiri & tdk ada
pembesuk Sakit yg b/d emosi atau adanya
implikasi sosial Yg merasa jauh dr agamanya
TERAPI SPIRITUAL
Membantu memenuhi kebut agamanya
Mendorong m’gunakan kekuatan dr dlm
Meningkatkan harapannya Mempertahankan hub dg Tuhan
TERAPI PERILAKU Premis: Perilaku dipelajari, perilaku
sehat dpt dipelajari & disubstitusi dr perilaku tdk sehat.
Teknik dasar terapi perilaku:1. Role Model.2. Kondisioning operan.3. Desensitisasi sistematis4. Pengendalian diri5. Terapi aversi (refleks kondisi)
Role Model
Perawat memberi contoh perilaku adaptif
Klien mempelajari melalui praktek & meniru.
Sering digunakan dg kondisioning & desensitisasi.
Kondisioning Operan Disbt jg penguatan positif Terapis m’beri p’hargaan kpd klien
utk perubahan perilaku yg positif. Klien akan berubah perilaku seiring
dg penghargaan & umpan balik positif thd perilaku.
Perilaku akan dipertahankan & ditingkatkan
Desensitisasi Sistematis
Utk klien fobia Klien diperkenalkan pd stimulus yg
menimbulkan fobia sementara klien dlm keadaan relaks.
Stimulus ditingkatkan sementara klien mengatasi kecemasan & ketakutan yg timbul.
Pengendalian Diri
Klien dilatih belajar mengubah kata2 negatis sampai dpt mengendalikan diri.
Hasil: penurunan tk distres mereka.
Terapi Aversi
Penguatan negatif Perilaku abnormal dirusak dg
pengalaman ketidaknyaman Klien belajar utk tdk mengulang
perilaku demi m’hindar konsekuensi negatif perilaku.
TERAPI BERMAIN
Premis: anak2 akan berkomunikasi dg baik melalui permainan dr pd dg kemampuan verbal.
Perawat dpt mengkaji tk perkembangan, status emosional, hipotesa diagnostik, intervensi terapeutik
TERAPI BERMAIN
Prinsip terapi bermain: Terapis membina hub yg hangat Merefleksikan perasaan anak Mempercyai anak dpt
menyelesaikan msl Interpretasi perilaku anak
TERAPI BERMAIN
Indikasi: Anak depresi Anak cemas Anak abuse Dewasa dg stres pasca trauma,
ggn identitas disosiatif, abuse