teori perencanaan publik
DESCRIPTION
TEORI PERENCANAAN PUBLIKTRANSCRIPT
PERENCANAAN PUBLIK
A. TEORI PERENCANAAN PUBLIK
Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan
keadaan sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses
yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasi
seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robin dan
Coulter,2002)
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen dan
pengambilan keputusan.Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi
masa depan bedasarkan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan dibedakan menjadi
dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan nasional/regional.bedasarkan
dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari :
1. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan
nasional dalam skala makro atau menyeluruh
2. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan
sektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai
persamaan karakteristik serta tujuan
3. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada
aspek lokasi dimana kegiatan dilakukan
4. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam perencanaan
tahunan, yaitu penjabaran rencana makro, sektoral, maupun regional
kedalam susunan proyek dan kegiatan dengan berbagai dokumen
perencanaan serta penganggarannya.
Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan diikuti
dengan pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.
Perencanaan strategis untuk sektor public mempunyai karaktersristik sebagai
berikut :
B. SISTEM PERENCANAAN PUBLIK
Ada dua jenis rencana, yaitu :
1. Rencana strategic adalah pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan
jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan serta stategi
yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut
2. Rencana operasional terdiri dari :
a. Rencana sekali pakai
b. Rencana permanen.
Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkain
perencanaan yaitu :
1. Politik
2. Teknokratik
3. Partisipatif
4. Atas-bawah (top-down)
5. Bawah atas (bottom-up)
Perencanaan menurut pendekatan teknotratik dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan
kerja. Perencanaan menurut pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Perencanaan
pembangunan terdiri dari empat tahap yakni :
1. Penyusunan rencana
2. Penetapan rencana
3. Pengendalian pelaksanaan rencana
4. Evaluasi pelaksanaan rencana
Keempat tahap tersebut diselenggarakan secara berkelanjkutan untuk
membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Pengendalian atas pelaksanaan
pembangunan dimaksud untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan melalui kegiatan
koreksi dan penyesuaian.
Evaluasi pelaksamaam rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan
pembangunana yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data
serta informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
pembangunan.
C. SIKLUS PERENCANAAN PUBLIK
Unsur pengambilan keputusan yang sangat penting dalam perencanaan adalah
proses mengembangkan dan memilih langkah-langkah yang akan diambil untuk
menghadapi masalah yang dialami organisasi sektor public. Dalam mencapai
perencanaan yang efektif, ada banyak hal yang sering sekali menjadi halangan
seperti :
Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang diterapkan di sekitar
area organisasi
Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan. Pimpinan
kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan
Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen
Tahap prapelaksanaan perencanaan public terdiri dari berikut ini.
1. Evaluasi hasil pelaksanaan Tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan
2. Organisasi pendukung perencanaan
3. Penetapan asumsu perencanaan
4. Criteria evaluasi hasil perencanaan
5. Penyusunan indicator program
6. Penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program
7. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
8. Penentuan usulah perencanaan strategic
9. Penentuan draf skala prioritas dan plafon anggaran
10. Penentuan usulan rencana program kerja
11. Penyelesaian draf dokumen perencanaan
12. Pembahasan draf dokumen perencanaan
13. Penetapan dokumen perencanaan
D. TEKNIK PERENCANAAN PUBLIK
Lima langkah utama dalam proses perencanaan, terutama tingkat perencanaan
dan manajemen secara umum yakni :
a. Tujuan dasar
b. Studi dan analisis
c. Rencana atau persiapan kebijakan
d. Implementasi dan pengaruh
e. Pemantauan dan umpan balik
Empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan
perencanaan pada semua jenjang organisasi :
1. Menetapkan sasaran
2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
4. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran
Dalam perencanaan pemerintah daerah ada lima ragam tingkatan perencanaan
yaitu :
1. Perencanaan komprehensip
2. Perencanaan sistem
3. Perencanaan di tingkat daerah
4. Perencanaan subsistem
5. Perencanaan tempat
Terdapat berbagai teknik yang terdapat dalam proses perencanaan organisasi
sektor publik yakni sebagai berikut
a. Survey digunakan untuk mengevaluasi nilai selama suatu waktu
b. Visioning adalah teknik partisipasi public yang digunakan untuk
membangun cita-cita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema
dalam literarus visioning
c. Focus group merupakan teknik perencanaan partisipasi public yang diilhami
oleh kegunaannya dalam industry periklanan
d. Kebijakan delphis (Teknik DELPHI) digunakan untuk mengembangkan
konsensi antara dua atau lebih kelompok yang saling konflik
e. Brainstorming digunakan untuk memformulasikan maksud dan tujuan,
mengidentifikasi isu, mengembangkan strategi, memilih alternative dan
menyelesaikan konflik
f. Analisis kekuatan di lapangan digunakan untuk menganalisis dan memilih
kebijakan serta program dari alternatif yang diketahui kelompok
g. Nominal group technique digunakan untuk merumuskan maksud dan tujuan,
mengidentifikasi isu-isu, mengembangkan strategi, memilih alternative dan
menyelesaikan konflik
E. CONTOH PRAKTEK PERENCANAAN PUBLIK
a. Pemerintah Pusat
Rencana kerja pemerintah pusat berfungisi sebagai dokumen perencanaan
tahunan nasional.
Tahapan dalam sistem perencanaan nasional adalah:
o Tahap Persiapan perencanaan
o Tahap perencanaan dan anggaran
o Tahap pelaksana kegiatan pembangunan dan Belanja Negara
o Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban
b. Pemeritah Daerah
Rencana kerja pemerintah daerah berfungisi sebagai dokumen perencanaan
tahunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintah
daerah provinsi. Tahap perencanaan daerah dilakukan melalui dua tahapan
yaitu :
1. Penjaringan aspirasi masyarakat melalui musrenbang dari tingkat
desa/kelurahan, sampai tingkat kecamatan
2. Penentuan arah dan kebijakan melalui forum satuan kerja perangkat
daerah dari tingkat kabupaten kota sampai provinsi
c. LSM
Ada dua jenis dokumen perencanaan organisasi LSM yakni perencanaan
program dan perencanaan keuangan
1. Dokumen perencanaan program
Dokumen perencanaan program LSM dibuat bedasarkan rancangan
program yang ditentukan organisasi. Secara garis besar berisi keputusan
organisasi tentang apa yang harus dilakukan.
2. Dokumen perencanaan keuangan
Dokumen perencanaan keuangan dibuat bedasarkan anggaran yang
dirancang organisasi. Proses anggaran harus diawali dengan penetapan
tujuan, target, dan kebijakan.
d. Yayasan
Yayasan sebagai organisasi nonprofit mengarahkan proses perencanaan dan
sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan manfaat perencanaan.
Bagi yayasan yang belum mempunyai pengalaman melakukan perencanaan,
konsultan eksternal dapat memberikan jasa sebagai berikut :
1. Memfasilitasi pertemuan dan proses perencanaan
2. Pelatihan menyangkut proses dan informasi perencanaan
3. Sebagai pihak luar, konsultan dapat mempertanyakan tradisi, asumsi dan
rutinitas para pengelola serta dewan pembinaan
4. Konsultan memfasilitasi proses perencanaan strategic dengan informasi
yang signifikan, sarana dan proses secara baik
e. Partai Politik
Dalam perencanaan pengelola parpol harus membuat rencana yang akan
memberikan tujuan dan arah organisasi dalam perencanaan, pengelolaan
parpol memutuskan “ apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya. Jadi perencanaan
adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya tentang
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
STUDI KASUS
1. Menurut pendapat saya mengenai intisari artikel tersebut adalah sebagai
berikut
PENGANGGARAN PUBLIK
A. TEORI PENGGARAN PUBLIK
1. Pengertian Anggaran Publik
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai pernyataan menyangkut perkiraan
penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa priode
mendatang. Proses penyusunan anggaran public umumnya menyesuaikan
dengan peraturan organisasi yang berlaku.
2. Fungsi Anggaran Publik
Anggaran berfungsi sebagai berikut :
a. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja
b. Anggaran merupakan cetak biri aktivitas yang akan dilaksanakan di masa
mendatang
c. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan
berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan
d. Anggaran sebagai alat pengendali unit kerja
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta
efisien dalam pencapaian visi organisasi
f. Anggaran merupakan instrument politik
g. Anggaran merupakan instrument kebijakan fisikal
3. Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik
Tujuan anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat
manajemen dan instrument kebijakan ekonomi, proses akhir penyusunan
anggaran merupakan hasil dari persetujuan politik, termasuk item
pengeluaran yang harus disetujui para legislator.
4. Karakteristik Anggaran Publik
Karakteristik anggaran publik terdiri dari:
a. Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non
keuangan
b. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu
atau beberapa tahun
c. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan amanajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan
d. Usulan anggaran yang ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran
e. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu
Karakteristik anggaran yang baik
a. Bedasarkan program
b. Bedasarkan pusat penanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan pusat
investasi
c. Sebagai alat perencajnaan dan pengendalian
5. Prinsip-prinsip Anggaran Publik
Secara tradisional prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah apa
yang dikenal dengan The Three Es, yaitu ekonomis, efisien dan efektif.
Prinsip penganggaran public sangat bersifat dinamis
Prinsip-prinsip penganggaran
a. Demokratis
b. Adil
c. Transparan
d. Bermoral tinggi
e. Berhati-hati
f. Akuntabel
B. SISTEM PENGANGGARAN PUBLIK
Line Item Budgeting
Sistem Penganggaran
Performa Budgeting
Planning ProgrammingBugeting System
Zero Based Budgeting
Medium Term BudgetingFramework
Mission DrivenBudgeting
EnterpreneurialBudgeting
1. Line Item Budgeting
Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan
dari mana dana berasal dan untuk apa dana tersebut digunakan. Tujuan
utama Line item budgeting adalah melakukan pengendalian keuangan,
sangat berorientasi pada input organisasi
Karakteristik sistem line item budgeting
Titik utama perhatian tertuju pada segi pelaksanaan pengawasan
Penekanan hanya pada segi administrasi
Keunggulan sistem line item budgeting
Relative mudah menyelusurinya
Mengamankan komitmen di antara partisipan sehingga mengurangi
konflik
Kelemahan sistem line item budgeting
Pelatihan terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit
Diabaikannya pencapaian kinerja realisasi penerimaan dan pengeluaran
yang dianggarkan
Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan yang rasional dalam
menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.
2. Incremental Budgeting
Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapat yang
memungkinkan revisi selama tahun berjalan. Sekaligus sebagai dasar
penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang
Keunggulan Incremental Budgeting
Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran
Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit untuk memahami
program-program baru
Dapat mengurangi konflik
Kelemahan Incremental Budgeting
Pelatihan terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit
Diabaikannya pencapaian kinerja realisasi penerimaan dan pengeluaran
yang dianggarkan
Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan yang rasional dalam
menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.
3. Planning Programing Budgeting System
Keunggulan Planning Programing Budgeting System
Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu
pimpinan dalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian
tujuan
Menghindarkan adanya pertentangan dan overlapping program, serta
mewujudkan sinkronsasi dan intergrasi antara aparat organisasi dalam
proses perencanaan
Alokasi sumber daya yang lebih efisien dan efektif bedasarkan analisis
biaya manfaat untuk mencapai tujuan
Kelemahan Planning Programing Budgeting System
Merupakan proses multi kompleks, dan memerlukan banyak perhitungan
serta analisis
Memerlukan pengelolaam yang ahli dan memiliki kualitas yang tinggi
Terlalu kompleks baik secara teknis maupun praktis
Konsep pokok PPBS adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Alternative cara
3. Hasil Guna
4. Dimensi Waktu
5. Prioritas
6. Pengendalian/pengawasan
7. Daya guna
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting (ZBB) memiliki kelebihan sebagai berikut :
Munculnya unit keputusan yang menghasilkan berbagai paket alternative
anggaran yang dibuat sebagai motivator bagi terciptanya anggaran
organisasi yang lebih responsip terhadap kebutuhan masyarakat dan
fluktuasi anggaran
Sedangkan kekurangan dari Zero Based Budgeting (ZBB)b adalah :
Membutuhkan banyak kertas kerja, data serta menuntut penerapan sistem
manajemen informasi yang cukup canggih.
Tiga langkah penyusunan Zero Based Budgeting (ZBB)
a. Mengidentifikasi unit keputusan
b. Membangun paket keputusan
c. Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan
5. Performa Budgeting
Karakteristik sistem penganggaran Performa Budgeting
Secara umum, sistem ini mengandung tiga unsur pokok yaitu
pengeluaran organisasi yang diklasifikasikan menurut program dan
kegiatan pengukuran kinerja dan pelaporan
Lebih berfokus pada pengukuran kinerja bukan pada pengawasan
Setiap kegiatan harus dilihat dari sisi efiseiensi dan maksimalisasi output
Bertujuan menghasilkan informasi biaya dan kinerja yang dapat
digunakan untuk penyusunan target dan evaluasi pelaksanaan kerja
Keunggulan sistem penganggaran Performa Budgeting
Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengamblan keputusan
Meransang partisipasi dan motivasi unit kerja melalui proses pengusulan
dan penilaian anggaran yang bersifat factual
Membantu fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan\
Memungkinkan alokasi dana secara optimal dengan didasarkan pada
efisiensi unit kerja
Menghindarkan pemborosan
Kelemahan sistem penganggaran Performa Budgeting
Tidak semua kegiatan dapat distandarisasi
Tidak semua kinerja diukur secara kuantitatif
Tidak semua jelas mengenai siapa pengambil keputusan dan siapa yang
menanggung beban keputusan tersebut
6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah kerangka strategi
kebijakan tentang anggaran belanja unit organisasi.
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki tujuan sebagai
berikut :
Keseimbangan makro ekonomi dengan mengembangkan konsistensi dan
kerangka kerja sumber daya realistis
Alokasi penggunaan sumberdayaa untuk prioritas strategi antar sektor
dan dalam sektor
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki sasaran sebagai
berikut :
Menciptakan keseimbangan ekonomi makro dengancara
mengembangkan kerangka sumber daya konsisten dan realistis
Meningkatkan alokasi sumber daya melalui strategi prioritas lintas
sektoral
Meningkatkan kemampuan untuk memperkirakan kebijakan pembiayaan
sehingga departemen dapat lebih awal merencanakan program yang
berkelanjutan
Memberikan anggaran yang ketat terkait kewenangan unit kerja dalam
menggunakan sember daya secara efektif dan efisien
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki keunggulan sebagai
berikut :
Banyak peluang yang tidak bisa digunakan karena pendekatan yang
menyeluruh. Dalam pendekatan sektoral kebijakan penggunaan sumber
daya secara sektoral dapat dilakukan dalam konteks perencanaan, serta
alokasi sumber daya dan sistem anggaran secara keseluruhan. Akibatnya
pendekataan MTBF yang lebih bersifat sektoral akan menyeimbangkan
pelaksanaan kebijakan dan sumber daya di level sektor serta lintas
sektoral. Jadi berbagai peluang dapat dimanfaatkan oleh agen sektor
terkait.
Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki kelemahan sebagai
berikut :
Pendekataan MTBF tergantung pada kondisi suatu Negara atau
organisasi. Kebijakan fisikal yang tidak stabil dan kondisi sosial politik
merupakan contoh yang melemahkan penerapan MTBF\
C. SIKLUS PENGANGGARAN PUBLIK
Siklus penganggaran public terdiri dari beberapa tahap, berikut adalah tahapan
tersebut :
1. Penetapan prosedur dan tim penganggaran tahun terkait
2. Penetapan dokumen standart harga
3. Penyebaran dan pengisian formulis rencana kerja dan anggaran
4. Rekapitulasi rencana kerja dan anggaran
5. Pembahasan perubahan dan penyelesaian draft anggaran pendapatan dan
belanja
6. Penetapan anggaran pendapatan dan belanja
D. TEKNIK PENGANGGARAN PUBLIK
1. Pendekatan Fungsional
Kebijakan yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran
a. Pendapatan, tingkat pengangguran dan inflasi
b. Kebijakan nilai tukar
c. Kebijakan moneter
d. Kebijakan fisikal
e. Mobilisasi sumber daya
f. Tingkat pertumbuhan pengeluaran
g. Pengeluaran investasi
h. Subsidi
i. Devisit anggaran
Kelembagaan yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran
a. Konsultasi dan koordinasi antar unit kerja
b. Koordinasi dalam unit kerja
c. Birokrasi
d. Pertimbangan nonekonomi
e. Kapabilitas administrasi
Teknik anggaran yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran
a. Teknik perhitungan prakiraan pendapatan dan pengeluaran
b. Fleksibilitas fiscal
c. Tingkat pengeluaran yang diharapkan
d. Fasilitas dalam pemberlakuan tingkat pajak
e. Batasan proses anggaran, waktu dan informasi
f. Manajemen keuangan
g. Waktu yang salah dalam melepaskan dana
h. Biaya yang terlalu besar
i. Kurangnya fleksibilitas dalam menggunakan daya
j. Biaya yang terlalu besar
k. Kurangnya fleksibilitas dalam menggunakan dana
l. Hambatan sumber daya manusia
2. Pendekatan pengambilan keputusan
3. Pendekatan psikologi/motivasi
4. Pendekatan lingkungan yang berkesinambungan
Studi Kasus
1. Kemerosotan etika public yang disebutkan dalam artikel tersebut adalah
2. Pendapat saya mengenai kemerosotan etika publik dalam penganggaran
REALISASI ANGGARAN PUBLIK
Studi Kasus
1. Pendapat saya agar korupsi dapat dieliminasi dalam proses realisasi anggaran, khususnya dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut :
2. Kiat-kiat yang saya sarankan
PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK
Studi Kasus
1. Pendapat saya mengenai fenomena tersebut adalah :2. Mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintahan diatur
dalam :
PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
A. TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK
Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum
pelaporan keuangan adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejmlah besar pemakai (wide
range users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Secara spesifik, tjuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan
informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas
entitas atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara :
1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber
daya keuangan atau financial.
2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
dalam pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
4. Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan
didalamnya
5. Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas
dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan
laporan keuangan sector public
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi
aktiva, hutang dan modal pemilik pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan
posisi keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :
1. Properti, pabrik dan peralatan
2. Aktiva-aktiva tak berwujud
3. Aktiva-aktiva financial
4. Investasi yang diperlukan dengan metode ekuitas
5. Persediaan
6. Pemulihan transaksi non pertukaran, termasuk pajak dan transfer
7. Piutang dari transaksi pertukaran
8. Kas dan setara kas
9. Hutrang pajak dan transfer
10. Hutang karana transaksi pertukaran
11. Cadangan (provision)
12. Kewajiban tidak lancer
13. Pertisipasi minoritas, dan
14. Aktiva/ekuitas neto
Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)
Laporan kinerja keuangan adalah laporan keuangan yang menyajikan
pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :
1. Pendapatan dari aktivitas operasi
2. Surplus atau devisit dari aktivitas operasi
3. Biaya keuangan (biaya pinjaman)
4. Surplus atau devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
5. Surplus atau devisit dari aktivitas biasa
6. Pos-pos luar biasa
7. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan
8. Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.
Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Neto
Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto dari suatu entitas daiantara dua tanggal
pelaporan menggambarakan peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan. Perubahan keseluruhan dalam aktiva atau ekuitas neto menyajikan total
surplus/devisit neto untuk suatu periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui
secara langsung sebagai perubahan dalam aktiva/ekuitas neto dan setiap kontribusi
oleh, dan kontribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran
dari kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan
investasi. Informasi arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena
menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara
kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:
Laporan kinerja keuangan (Neraca)
Likuiditas pemerintah
Komposisi investasi
Kekayaan pemerintah
Komposisi kewajiban
Ravaluasi cadangan
Komposisi hutang pension
Laporan kinerja keuangan (surplus/devisit)
Efektifitas penarikan pajak
Tingkat pelanggaran peraturan keuangan
Komposisi pendapatan
Komposisi pengeluaran
Beban bunga pinjaman
Rugi surplus translasi keuangan
Laporan arus kas
Komposisi arus kas
Tingkat panarikan pajak baik indivisual, organisasi maupun produk
Komposisi pajak tidak langsung
Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain
Komposisi pengeluaran kas
Komposisi pengeluaran investasi
Komposisi pencairan investasi
Komposisi likuiditas pertukaran mata uang
Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat
dilakukan melalui beberapa indicator, yaitu:
1. Indikator pertumbuhan ekonomi
Pendapatan nasional bruto per kapita
Tingkat konsumsi per kapita
Volume ekspor
Harga-harga (tingkat inflasi
2. Indikator Structural
Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto
Persentase domestic bruto terhadap PNB
Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor
Konsumsi energy per kapita
3. Indikator social
Tingkat kematian
Tingkat kematian bayi
Konsumsi kalori per kapita
Tingkat pendidikan dasar
Tingkat pendidikan menengah
C. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and stewardship) :
Laporan keuangan digunakan ntuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan
keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective
reporting):
Laporan keungan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and authorization information) :
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang. Berfungsi juga untuk memberikan informasi
pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
4. Kelangsungan organisasi (viability) :
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah
suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa
(pelayanan) di masa yang akan datang.
5. Hubungan masyarakat (public relation) :
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk
mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang
dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat. Juga berfungsi sebagai alat komunikasi dengan
publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures) :
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.
AUDIT SEKTOR PUBLIK
A. Definisi audit Sektor Publik
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan
pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW)
dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer(IAR), yang
mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.
Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima
umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan
operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan
efektif. Dalam kekerbatasan yang ada, audit tetap perlu dilakukan agar tercipta
akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.
B. Karakteristik Audit sektor Publik
Karakteristik manajemen sektor publik yang berkaitan erat dengan kebijakan
dan pertimbangan politik serta ketentuan peraturan perundang-undangan, auditor
sektor publik harus memberikan perhatian yang memadai pada hal-hal
tersebut. Perbedaan antara audit sektor privat dan audit sektor publik adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia
Uraian Audit Sektor Privat Audit Sektor Publik
Pelaksanaan audit Kantor Akuntan Publik
(KAP)
Lembaga audit pemerintah dan juga KAP yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah
Objek Audit Perusahaan/ entitas swasta Entitas, program, kegiatan, dan fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Standar audit yang digunakan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh IAI
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Tidak terlalu dominan dalam audit
Merupakan faktor dominan karena kegiatan di sektor publik sangat dipengaruhi oleh peraturan dan perundang-undangan
C. Jenis-jenis Audit Sektor PublikBerdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan
untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja
Audit Keuangan Audit Kinerja
Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/ kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran laporan keuangan dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatif
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja, standar, dan target kinerja
Membutuhkan indikator, standar, dan target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan analisis biaya manfaat
Biasanya mempertimbangkan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya pada akhir periode
Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan masa lalu (post event)
Mempertimbangkan kinerja masa lalu, sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk membantu melakukan alokasi sumber daya secara optimal
Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow-up audit
Terdapat rekomendasi audit danfollow-up audit
3. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan
dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang
diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),
reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit
dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan,
audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.
I. Audit Kinerja
Dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pengertian audit kinerja
adalah audit atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek
ekonomi dan efisiensi serta audit aspek efektivitas.
a. Karakteristik Audit Kinerja
Karakteristik audit kinerja adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh audit
kinerja, yang membedakan audit kinerja dengan jenis audit lainnya.
Menurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo(1980) yang dikutip oleh I Gusti
Agung Rai terdapat beberapa karakteristik dari audit kinerja, adalah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan operasional, dengan menggunakan perbandingan dengan
cara pemeriksaan oleh dokter, haruslah merupakan pemeriksaan
semacam “medical check up” (penelitian kesehatan), dan bukan
merupakan pemeriksaan semacam “otopsi post mortem” (pemeriksaan
mayat); jadi, pemeriksaan seharusnya dimaksudkan agar si pasien
memperoleh petunjuk agar ia selanjutnya dapat hidup lebih sehat dan
bukan sebagai pemeriksaan untuk menganalisis sebab-sebab kematian.
2. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif, dan realistisselain itu berfikir
secara dinamis, konstruktif, dan kreatif. Pemeriksa pun harus dapat
bertindak secara diplomatis.
3. Pemeriksa (atau setidaknya tim pemeriksa secara kolektif) harus
mempunyai pengetahuan keterampilan dari berbagai macam bidang,
seperti ekonomi, hukum, moneter, statistik, komputer, keinsinyuran, dan
sebagainya.
4. Agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik, pemeriksa harus dapat
berpikir dengan menggunakan sudut pandang pejabat pimpinan
organisasi yang diperiksanya selain itu pemeriksa harus benar-
benarmengetahui persoalan yang dihadapinya, ia harus
dapatmengantisipasi masalah serta cara penyelesaiannya, dan
memberikan gambaran tentang perbaikan-perbaikan yang dapat
diterapkan dalam organisasi yang diperiksanya.
5. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu “early
warning system” (sistem peringatan dini)agar pimpinan secara tepat pada
waktunya, setidak-tidaknya belum terlambat dapat
mengadakan tindakan-tindakan korektif yang mengarah pada perbaikan
organisasinya.”
b. Jenis-jenis Audit Kinerja
Jenis-jenis audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu
pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan
biaya diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud
ketika dengansumber daya yang ada dapat dicapai output yang
maksimalatau ouput tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang
sekecil-kecilnya. Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk
menentukan:
2. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan
sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor)
secara ekonomis dan efisien.
3. Penyebab timbulnya inefisiensi atau pemborosan yang terjadi, termasuk
ketidakcukupan sistem informasi manajemen, prosedur administratif,
atau struktur organisasi.
4. Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan
pelaksanaan praktek ekonomi dan efisien.
Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkanoutput yang
optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat
membandingkan output yang telah dicapai pada periode bersangkutan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kinerja tahun-tahun
sebelumnya, dan unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi
yang berbeda.
II. Audit Efektivitas/Program
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit
program) bertujuan untuk:
1. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.
2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang
memberikan hasil yang sama denganbiaya yang paling rendah.
4. Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan
pelaksanaan program.
D. Standar Audit Kinerja Sektor Publik
Dalam melaksanakan suatu audit, diperlukan standar yang akan
digunakan untuk menilai mutu pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut
memuat persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya. Di Indonesia standar audit pada sektor publik adalah
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Standar-standar yang menjadi pedoman dalam
audit kinerja menurut SPKN adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional
yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.
2. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental
dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang
dapat mempengaruhi independensinya.
3. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan saksama.
4. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan
berdasarkan Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem
pengendalian mutu yang memadai dan sistem pengendalian mutu
tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu eksternal).
b. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja
1. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
2. Staf harus disupervisi dengan baik.
3. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk
menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi
pemeriksa.
4. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen
pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen
pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak
mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat
memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi
bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi
pemeriksa.
c. Standar Pelaporan Audit Kinerja
1. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk
mengkomunikasikan setiap hasil pemeriksaan.
2. Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup: 1) penyataan bahwa
pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan; 2) tujuan,
lingkup, dan metodologi pemeriksaan; 3) hasil pemeriksaan berupa
temuan audit, simpulan, dan rekomendasi; 4) tanggapan pejabat
yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan; 5) pelaporan
informasi rahasia apabila ada.
3. Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat,
objektif, meyakinkan, serta jelas dan seringkas mungkin.
4. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan,
entitas yang diaudit, pihak yang mempunyai kewenangan untuk
mengatur entitas yang diaudit, pihak yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain
yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PERTANGGUNG JAWABAN PUBLIK