teori layang layang

3
RELASI ANTAR KOMPONEN CEWER SYSTEM POST-KONFLIK DALAM PERSPEKTIF “PRINSIP LAYANG-LAYANG”* Disintegrasi sosial yang menjadi core bussines dari Cewer System adalah merupakan realitas empirik yang berkembang secara dinamis di Poso, Maluku dan Kupang. Dalam kajian yang dilakukan berkenaan dengan disintegrasi sosial (DiS) di tiga wilayah post conflict menunjukkan adanya jaring-jaring yang demikian kuat dengan: 1. Horizontal Inequalities (His) include gender, 2. Source of Mobilization (SoM), 3. Formation Identity (FoI) dan, 4. Governance (Gov). DI bawah ini ke empat komponen Cewer System diletakkan secara skematik ke dalam model sebuah layang-layang; Tida k ada affi rmat Lemahnya perspektif

Upload: talib-saribattang

Post on 20-Jun-2015

71 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Semoga Bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Teori layang layang

RELASI ANTAR KOMPONEN CEWER SYSTEM POST-KONFLIK DALAM PERSPEKTIF “PRINSIP LAYANG-LAYANG”*

Disintegrasi sosial yang menjadi core bussines dari Cewer System adalah merupakan realitas empirik yang berkembang secara dinamis di Poso, Maluku dan Kupang. Dalam kajian yang dilakukan berkenaan dengan disintegrasi sosial (DiS) di tiga wilayah post conflict menunjukkan adanya jaring-jaring yang demikian kuat dengan:

1. Horizontal Inequalities (His) include gender,2. Source of Mobilization (SoM),3. Formation Identity (FoI) dan,4. Governance (Gov).

DI bawah ini ke empat komponen Cewer System diletakkan secara skematik ke dalam model sebuah layang-layang;

Tanda anak panah memberikan penjelasan tentang bentuk kontribusi yang diberikan ke komponen lainnya.1 Dalam skema tersebut menunjukkan bahwa kontribusi dari

1*boedhi wijardjo? Penjelasan tentang isi atau content dari empat komponen yang mendorong disintegrasi sosial akan dibahas dalam sesi berikutnya secara lebih detail dalam workshop ini.

Tidak ada affirmative action

Lemahnya perspektif post-konflik

Page 2: Teori layang layang

Governance mengarah pada semua komponen mulai dari proses dramatisasi (karena tidak ada affirmative action) terhadap Horizontal Inequalities (include gender), juga proses kebijakan yang cenderung mensegregasi sehingga memperkuat proses formasi identitas. Terhadap Source of Mobilization, kontribusi yang diberikan oleh Governance adalah dengan memberikan “angin” pada kelompok-kelompok terorganisir yang cenderung melakukan kekerasan, melalui “kebijakan pembiaran”.

Dengan diperkuat oleh kontribusi dari Governance, Horizontal Inequalities (include gender) memberikan kontribusi lahirnya atau menguatnya formasi identitas serta memberikan justifikasi pada komponen Source of mobilization.

Sedangkan kontribusi ganda yang diberikan Governance dan Horizontal Inequalities (include gender) pada komponen Formation of Identity pada gilirannya memperkuat atau mendorong formation Identity untuk berkontribusi dalam bentuk resource yang solid pada Source of Mobilization.

Pertanyaannya kemudian adalah apa signifikasi memahami relasi dan kontribusi antar komponen? Dalam perspektif Cewer System, strategi untuk merespons atau “memitigasi” proses disintegrasi sosial adalah sangat penting. Pemahaman terhadap isi (content) dan relasi serta kontribusi antar komponen merupakan raw material dalam melakukan analisa dan sekaligus mengembangkan model scenario building untuk melakukan rapid respon.