temu 13

6
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai fak lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata kontinu. Inflasi pada akuntansi keuangan yang berbasis kos historis dapat menimbulk masalah yang mendasar yaitu a. Angka historis yang tersaji dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan secara ekonomi, karena harga-harga berubah sejak laporan keuangan di keluarkan. b. Angka-angka laporan keuangan disajikan dalam dolar atau mata uang tertentu y dibelanjakan pada titik aktu yang berbedaberdampak pada jumlah daya beli yang berbeda pula. Dimana kedua masalah tersebut merusak beberapa aspek kualitas informasi keuangan suat entitas, khususnya pada aspek relevan. !ilai prediksi menjadi menurun akibat penggu penggabungan dolar dari daya beli yang berbeda. 1. DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT DI MASA LALU PADA SFAS NO. 33 Akuntansi di "#A telah merealisasikan potensi pengaruh-pengaruh inflasi pada ang pelaporan keuangan akibat perubahanharga barang dan jasa. AAA dan AI$%A telah mendiskusikan pengaruh perubahan harga dalam publikasi mereka selama setengah abad. organisasi tersebut dengan kuat menyokong model historical cost di pertengahan tahu AAA membuat pernyataan baha esensi akuntansi yang utama bukanlah suatu proses pena nilai, tetapi alokasi dari historical cost dan pendapatan saat ini dan periode-periode berikutny AI$%A menilai baha keuntungan dianggap direalisasi ketika penjualan yang transaksi yang la+im berjalan efektif, kecuali kalau lingkungan atau keada membentuk harga penjualan tidak memberikan keyakinan. Di ra A# , lembag mengeluarkan e/posure draft yang berjudul laporan keuangan dalam unit-unit daya bel &onsep ini mengusulkan perlunya penyajian kembali laporan posisi keuangan dan lapor rugi dalam unit-unit daya beli umum sebagai informasi tambahan. Price-level dihasilkan dari laporan keuangan yang secara kontinyu menggunakan historical cost sebagai sistem pe

Upload: aryamulyawan

Post on 05-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga berguna

TRANSCRIPT

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilaimata uangsecara kontinu. Inflasi pada akuntansi keuangan yang berbasis kos historis dapat menimbulkan dua masalah yang mendasar yaitua. Angka historis yang tersaji dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan secara ekonomi, karena harga-harga berubah sejak laporan keuangan di keluarkan.b. Angka-angka laporankeuangan disajikandalam dolaratau matauang tertentuyang telah dibelanjakan pada titik waktu yang berbeda berdampak pada jumlah daya beli yangberbeda pula.Dimanakedua masalah tersebutmerusak beberapa aspekkualitas informasi keuangan suatu entitas, khususnya pada aspek relevan.Nilaiprediksi menjadi menurun akibat penggunaan dan penggabungan dolar dari daya beli yang berbeda.

1. DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT DI MASA LALU PADA SFAS NO. 33Akuntansi di USA telah merealisasikan potensi pengaruh-pengaruh inflasi pada angka-angka pelaporan keuangan akibat perubahan harga barang dan jasa. AAA dan AICPA telah mendiskusikan pengaruh perubahan harga dalam publikasi mereka selama setengah abad. Kedua organisasi tersebut dengan kuat menyokong model historical cost di pertengahan tahun 1930an. AAA membuat pernyataan bahwa esensi akuntansi yang utama bukanlah suatu proses penaksiran nilai, tetapi alokasi dari historical cost dan pendapatan saat ini dan periode-periode berikutnya. AICPA menilai bahwa keuntungan dianggap direalisasi ketika penjualan yang berasal dari transaksi yang lazim berjalan efektif, kecuali kalau lingkungan atau keadaan-keadaan yang membentuk harga penjualan tidak memberikan keyakinan. Di Era FASB, lembaga tersebut mengeluarkan exposure draft yang berjudul laporan keuangan dalam unit-unit daya beli umum. Konsep ini mengusulkan perlunya penyajian kembali laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dalam unit-unit daya beli umum sebagai informasi tambahan. Price-level dihasilkan dari laporan keuangan yang secara kontinyu menggunakan historical cost sebagai sistem pengukuran, dengan mengubah laporan yang berbasis historical cost yaitu unit-unit dolar yang konstan dibanding unit-unit dari dolar nominal. Suatu pendekatan yang menggunakan current cost mengubah sistem pengukuran dasar dari historical cost ke current value.Akuntan secara umum dan organisasi akuntan seperti AAA, AICPA, serta FASB cenderung untuk berlaku hati-hati terhadap price-level dalam menyatakan kembali historical cost. Kehati-hatian tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut ini:a. Metodologi yang dapat digunakan untuk mengubah historical cost dalam unit currency secara umum yang lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan current cost.b. Penggunaan currency hanya menyangkut satu indeks eksternal, sama halnya dengan consumer price index (CPI) melalui historical cost.Tindakan SEC yang mendukung pelaporan keuangan dengan historical cost telah mengubah evolusi akuntansi untuk tingkat harga-harga yang berubah di Amerika Serikat. ASR 190 menyebabkan FASB yang awalnya akan menerbitkan regulasi pelaporan keuangan dengan menggunakan unit-unit daya beli umum segera menyesuaikan posisinya dan menunjuk pada dua pendekatan yang diadopsi dalam SFAS No. 33. ASR 190 secara signifikan menahan perkembangan akuntansi untuk perubahan tingkat harga.Perubahan dalam laporan keuangan diperlukan karena adanya perubahan harga. Perubahan tersebut dibuat pada suatu sistem perhitungan tersendiri agar sistem dapat melaporkan informasi yang lebih berguna untuk para pengguna laporan keuangan.

2. MEMBANGUN INDEKS HARGADalam rangka untuk mengukur perubahan dalam tingkat harga yang terjadi dalam suatu periode, suatu indeks harga harus dibangun. Indeks harga adalah suatu susunan rata-rata harga sekarang dari barang dan jasa. Rata-rata ini dihubungkan dengan harga dalam suatu periode dasar dan tujuan mereka adalah menentukan seberapa besar perubahan yang terjadi. Indeks harga dapat dibangun dalam 2 tipe yaitu:a. Pembangunan indeks harga secara sempit dimana indeks dibangun untuk menyatukan perubahan tingkat harga dalam suatu segmen perekonomian seperti barang modal yang digunakan dalam industri.b. Pembangunan indeks dengan mengkontruksi tingkat harga seluruh barang dan jasa dalam aktivitas perekonomian.Tipe pertama disebut dengan indeks harga khusus dan tipe kedua disebut indeks harga umum. Kedua tipe indeks tersebut tidak lepas dari penggunaan sampel statistic yang dilakukan secara luas dari barang dan jasa yang terkait, seperti jumlah dan transaksi yang terjadi mungkin sangat besar. Penggunaan sampel statistic tidak lepas dari kesalahan sampel dan ini mudah terjadi jika rata-rata transaksi tertentu tidak representif dengan kejadian sebenarnya selama periode tersebut. Oleh sebab itu, pengambilan sampel harus mengikuti kaidah teori yang sudah diisyaratkan. Sebuah contoh sederhana dari membangun indeks harga yang berguna adalah memahami proses akuntansi dalam menterjemahkan harga yang digunakan dalam akuntansi inflasi.

ARTIKELThe Association between Corporate Dividends and Current Cost Disclosures(by: Bala G. Dharan)

Latar BelakangPerusahaan-perusahaan di Amerika Serikat sejak tahun 1979 telah mengungkapkan data biaya laba saat ini. FASB dalam SFAS No. 33 paragraf 124 menyatakan bahwa informasi dari biaya laba saat ini yang berasal dari operasi berkelanjutan dibutuhkan untuk menyediakan dasar bagi para pemakai mengenai penilaian pendapatan yang dapat didistribusikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dividen yang didasarkan pada data biaya laba historis tidak terkait dengan modal dan dividen seharusnya lebih kecil nilainya dari biaya laba saat ini. Hal ini berarti perubahan dalam dividen harus dijelaskan oleh perubahan biaya laba saat ini dan bukan oleh perubahan biaya laba historis.Berbeda halnya dengan Komite Standar Akuntansi di Inggris yang secara eksplisit melarang penafsiran biaya laba saat ini. Target pembayaran klasik dan model penyesuaian parsial dividen menyatakan bahwa perusahaan mencoba untuk mempertahankan hubungan jangka panjang yang stabil antara dividen dan biaya laba historis. Pandangan ini menunjukkan bahwa mungkin tidak ada hubungan cross-sectional antara perubahan dividen dan perubahan biaya laba saat ini.Berdasarkan perbedaan kedua pandangan tersebut, peneliti berusaha melihat sejauh mana SFAS No. 33 dapat menjelaskan keputusan dividen perusahaan.

HipotesisModel pemeliharaan modal menyatakan bahwa perusahaan akan membayar dividen kurang dari jumlah biaya laba saat ini. Peningkatan atau penurunan pembayaran dividen setiap tahunnya akan diatur oleh peningkatan atau penurunan biaya laba saat ini, bukan laba biaya historis. Model pemeliharaan modal menghasilkan hipotesis: H0 : Perubahan dividen mempunyai hubungan positif dengan perubahan biaya laba saat ini. Rappaport (1981) menyatakan bahwa keputusan pembagian deviden tidak tergantung pada biaya laba saat ini tetapi tergantung pada target pertumbuhan, kesempatan investasi dan batasan keuangan. Sedangkan Lintner (1956), Fama dan Babiak (1968) menemukan bukti bahwa keputusan dividen perusahaan konsisten dengan target payout objective, yang merupakan sebuah keinginan untuk memelihara sebuah hubungan jangka panjang yang stabil antara dividen dan pelaporan biaya laba historis. Diskusi di atas menyarankan hipotesis alternative sebagai berikut: H1 : Tidak ada hubungan positif antara perubahan biaya laba saat ini dan perubahan dividen.

HasilPeneliti menggunakan empat pendekatan yang berbeda dalam penelitian ini dan menggunakan tiga tahun data biaya saat ini dari 325 perusahaan yang terdaftar pada tahun 1981. Adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikuta. Frekuensi Perubuhan Deviden Hasil penelitian ini adalah menolak hipotesis nol dan mendukung pelepasan target dan model-model penyesuaian parsial. Sehingga terdapat empat kelompok perusahaan. Seluruh perusahaan dikelompokkan berdasarkan pada tanda-tanda (+ atau -) dari Ej,t dan Ej,t-2. Prosedur ini dapat digunakan untuk menguji hubungan antara perubahan dividen dan pendapatan biaya historis. b. Tingkat Pertumbuhan Dividen Rata-rata tingkat pertumbuhan dividen dari perusahaan di dalam empat kelompok dihitung berdasarkan data dividen per saham. Hasilnya adalah menolak hipotesis bahwa empat kelompok mempunyai tingkat pertumbuhan yang sama. Hasil ini mendukung penyesuaian parsial dan model pelepasan target namun tidak mendukung hipotesis nol dari model pemeliharaan modal. c. Regresi Atas Perubahan Persentase dalam Dividen dan Earnings Analisis sebelumya tidak mempertimbangkan informasi mengenai besaran perubahan earnings, maka regresi cross-sectional berikut digunakan dalam menguji sampel perusahaan untuk masing-masing tahun (dalam tiga tahun) untuk menentukan hubungan antara persentase perubahan di dalam dividen dan earnings. Dimana variabel terikatnya adalah perubahan persentase dalam dividen per saham. Hasil regresi berdasarkan perubahan persentase dalam dividen terhadap earnings menghasilkan temuan bahwa kos eanings saat ini tidak memberikan kekuatan yang bersifat menjelaskan secara inkremental terhadap pengambilan keputusan dividen. d. Model Penyesuaian Parsial Model penyesuaian parsial dilakukan untuk memeriksa kemampuan menjelaskan inkremental dari cost earnings saat ini. Variabel terikatnya adalah perbedaan dalam total dividen, sedangkan variabel bebasnya adalah tingkat earnings. Persamaan regresinya adalah ADj,t = 2 + 3Ej,t + 4Dj,t-1

KesimpulanHasil dari empat hasil pengujian memperlihatkan bahwa data biaya saat ini tidak memiliki kekuatan penjelasan tambahan terhadap pengambilan keputusan dividen. Berikut ini adalah data terkait dengan hasil uji : a. Berdasarkan SFAS-33, agar data biaya saat ini menjadi informasi yang potensial dan informatif maka manajemen menjadi sumber yang paling tepat mengenai informasi tersebut. b. Hubungan yang diperkirakan dalam hipotesis pemeliharaan modal antara perubahan dividen dan perubahan biaya laba saat ini mungkin tidak linier dalam semua rentang nilai biaya laba saat ini.. c. Uji frekuensi dan pengujian model deskriptif tingkat perubahan dividen mengasumsikan bahwa perubahan laba merupakan satu-satunya faktor relevan yang mempengaruhi keputusan dividen, sedangkan masih ada banyak faktor tambahan spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan kebijakan dividen. d. Hubungan positif antara perubahan biaya laba historis dan dividen, serta hubungan positif antara biaya laba historis dan biaya laba saat ini menunjukkan bahwa peneliti memeriksa efek pengembalian keamanan saat pengungkapan biaya laba mungkin harus mengendalikan perubahan dividen disebabkan oleh perubahan kontemporer dalam biaya historis laba.