tema arsitektu1
DESCRIPTION
tTRANSCRIPT
Tema arsitektur
Tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh desain pada suatu
proyek. Tema merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah arsitektur. Tema
dapat mengarahkan seorang arsitek dalam merancang sekaligus memberi batasan. Arsitektur
yang dirancang dengan menggunakan tema akan menghasilkan suatu karya yang memiliki
makna tertentu yang membuat orang yang menikmatinya akan merasa mengalami arsitektur.
Tema sangat beragam dan dapat muncul dari berbagai aspek. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana mengaplikasikan tema kedalam sebuah rancangan bangunan.
Tidak hanya ketepatan interpretasi terhadap tema, tetapi juga menerapkan tema selama proses
perancangan hingga terwujud sebuah bangunan.
Ada banyak yang mempengaruhi perumusan tema, seperti kondisi sosial politik dan
budaya dunia, ketika berkembang material baja, bangunan dengan rangka baja banyak
bermunculan, krisis ekonomi memunculkan tema efisiensi, sedangkan ‘postmodernisme’
memunculkan bangunan-bangunan dengan tema dekoratif atau warna-warna yang bernuansa
festival.
Isu regionalisme yang terjadi pada saat ini mendorong para pembangun untuk menggali
tema-tema lokal. Sehingga (misalnya di Indonesia) bermunculanlah bangunan-bangunan bergaya
tradisional, dengan material penyusun dari lingkungan setempat, kemiringan atap curam,
teritisan lebar (tropis), dll.
Konsep adalah gagasan-gagasan memadukan berbagai unsur ke dalam suatu keseluruhan.
Tema berasal dari bahasa Yunani yaitu Tithenai yang berarti meletakkan, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Theme yang selanjutnya kita kenal dengan istilah tema yang memiliki arti apa yang diletakkan, dinyatakan dan memposisikan sesuatu. Tema dalam arsitektur berarti suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh desain pada suatu proyekTerlepas dari perkembangan pemikiran dunia, kondisi lingkungan setempat : seperti lahan (kemiringan lahan, berkontur, berbatu), lokasi (kota, hutan, gurun, perumahan, rawa, sungai), gaya bangunan terdekat juga dapat memunculkan tema . Bangunan pada lahan miring, rumah batu, rumah padang pasir, rumah mengapung, “menangkap gunung”, arsitektur atap, rumah kayu, rumah panggung adalah beberapa contoh tema yang dapat dimunculkan.Namun demikian, dalam perancangan suatu bangunan, tema tetap merupakan dominasi para pengambil keputusan utama, dalam hal ini adalah pemilik dan arsitek.
Tema : angan-angan pemilikTema dapat muncul dari angan-angan pemilik. Pada saat mengungkapkan keinginannya untuk membangun, beberapa pemilik ada yang bisa mengungkapkan tema yang diinginkan secara eksplisit (diucapkan), ada yang tidak, bahkan ada yang tidak mengenal istilah tema dalam disain. Tema yang tidak diucapkan akan terungkap dari keinginan-keinginan pemilik mengenai hal-hal lain baik yang berkaitan dengan kebutuhan ruang sampai hal-hal diluar arsitektur seperti hobi, pekerjaan, maupun keluarga.Pada umumnya tema tidak muncul begitu saja, tetapi dengan dasar latar belakang pemilik atau melalui proses pemikiran terlebih dahulu. Seorang yang sibuk akan lebih menyukai tema bangunan ‘simply’, ‘clear’ dan ‘managable’, penggemar seni cenderung menginginkan tema yang berkaitan dengan galeri/ruang untuk memamerkan karya atau koleksinya: cahaya, bidang, selasar, ruang, sedangkan keluarga dengan pola “birokrat” menghendaki hirarki ruang yang terurut dan terpisah jelas sesuai fungsinya.
Tema : “intelectual background” arsitek Latar belakang dan pengalaman seorang arsitek merupakan perbendaharaan tema yang sangat luas. Ideologi, faham dan pemahamannya mengenai arsitektur, kemampuan arsitek men-“sari”-kan permasalahan yang dihadapi dan merumuskannya menjadi sebuah potensi, dapat memberikan tema yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Bagi sebagian arsitek, tema tertentu sudah menjadi “merek dagang”, yang selalu diterapkan pada setiap bangunan yang dirancangnya.