tekpan

13
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang diakibatkan karena beberapa faktor tertentu. Sehingga, perlu adanya pengolahan bahan pakan agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi pada bahan pakan tersebut. Sebelum dilakukaya teknis penanganan dan pengolahan bahan pakan harus melihat karakteristik dari bahan pakan yang akan digunakan. Sehingga cara pengolahnnya sesuai dengan bahan pakan. Melalui penanganan dan pengolahan yang tepat, kualitas dapat dipertahankan lebih lama. Dengan mempertahankan kualitas nutrisi yang lebih lama, maka nilai ekonomis akan lebih lama dipertahankan pula. Jika pengolahan bahan pakan yang tidak sesuai dengan jenis dan karakteristik, akan mengakibatkan turunnya nilai nutrisi dan mengakibatkan kerugian. Berdasarkan hal diatas maka pengolahan menjadi penting. Sehingga prodak menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapatkan sentuhan teknologi pengolahan pakan. Salah satu cara pengolahan pakan adalah dengan menggunakan cara pengolahan pakan secara kimiawi yang menggunakan cara dan bahan kimia untuk membantu mengawetkan serta mengolah pakan bagi ternak yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana cara pengolahan pakan dengan menggunakan basa. 2. Bagaimana cara pengolahan dengan basa kuat. 3. Bagaimana cara pengolahan dengan basa lemah.

Upload: etyanurrimasgustiarani

Post on 07-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

peternakan

TRANSCRIPT

Page 1: tekpan

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang

diakibatkan karena beberapa faktor tertentu. Sehingga, perlu adanya pengolahan

bahan pakan agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan

kandungan nutrisi pada bahan pakan tersebut. Sebelum dilakukaya teknis

penanganan dan pengolahan bahan pakan harus melihat karakteristik dari bahan

pakan yang akan digunakan. Sehingga cara pengolahnnya sesuai dengan bahan

pakan. Melalui penanganan dan pengolahan yang tepat, kualitas dapat

dipertahankan lebih lama. Dengan mempertahankan kualitas nutrisi yang lebih

lama, maka nilai ekonomis akan lebih lama dipertahankan pula. Jika pengolahan

bahan pakan yang tidak sesuai dengan jenis dan karakteristik, akan

mengakibatkan turunnya nilai nutrisi dan mengakibatkan kerugian.

Berdasarkan hal diatas maka pengolahan menjadi penting. Sehingga

prodak menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapatkan sentuhan

teknologi pengolahan pakan. Salah satu cara pengolahan pakan adalah dengan

menggunakan cara pengolahan pakan secara kimiawi yang menggunakan cara dan

bahan kimia untuk membantu mengawetkan serta mengolah pakan bagi ternak

yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana cara pengolahan pakan dengan menggunakan basa.

2. Bagaimana cara pengolahan dengan basa kuat.

3. Bagaimana cara pengolahan dengan basa lemah.

Page 2: tekpan

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Bagaimana cara pengolahan pakan dengan menggunakan basa.

2. Bagaimana cara pengolahan dengan basa kuat.

3. Bagaimana cara pengolahan dengan basa lemah.

Page 3: tekpan

II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengolahan Bahan Pakan

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan

tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan

baru yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan

kualitas. Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya

adalah :

1. Untuk meningkatkan kualitas bahan

Bahan pakan yang kualitasnya rendah (kandungan serat kasarnya tinggi dan

kandungan protein kasarnya rendah) dapat ditingkatkan kualitasnya melalui

pengolahan baik secara mekanik, fisik, biologi, kimia maupun gabungan

berbagai cara pengolahan

2. Memudahkan Penyimpanan

Pengolahan pada bahan pakan dapat menjadikan suatu bahan pakan lebih

kecil ukurannya dan lebih homogen sehingga memudahkan dalam

penyimpanan.

3. Pengawetan

Pengolahan dapat digunakan untuk tujuan pengawetan sehingga dapat

mempertahankan kualitas dari bahan pakan

4. Meningkatkan Palatabilitas

Palatabilitas pakan dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan pakan yang

sesuai dengan jenis, umur dan fase hidup ternak.

5. Meningkatkan Efisiensi Pakan

Peningkatan kualitas pakan melalui proses pengolahan akan meningkatkan

produktivitas ternak yang mencerminkan peningkatan efisiensi pakan.

Page 4: tekpan

2.2 Cara Pengolahan Pakan

Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan cara

fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kobinasinya. Perlakuan secara fisik

dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan, penggiling,

penghancuran serta pembuatan pelet (Wahyono dan Hardiyanto, 2004). Perlakuan

secara kimiawi dilakukan dengan cara menanbahkan bahan kimia seperti dengan

penambahan asam atau basa. Perlakuan secara biologis dapat dilakukan dengan

cara fermentasi dengan menggunakan mikroba starter yang bermanfaat untuk

menurunkan kadar serat kasar, meningkatkan kecernaan dan meningkatkan kadar

protin bahan pakan (Tampoebolon, 1997).

2.3 Pengolahan Secara Kimiawi

Pengolahan kimia merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui

penambahan bahan kimia. Pengolahan kimia dapat dilakukan dengan penambahan

alkali dan penambahan asam. Pengolahan bahan pakan dengan menambahkan

beberapa bahan kimiawi dilakukan agar dinding sel tanaman yang semula

berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba

yang hidup didalam rumen untuk mencernanya. Pada dasarnya pengolahan pakan

memiliki tujuan pokok yaitu untuk meningkatkan daya cerna serta untuk

memudahkan penyimpanan pakan. Keuntungan pengolahan secara kimiawi yaitu

proses reaksi dapat dilakukan dengan cepat dan biaya lebih murah dibandingkan

dengan pengolahan secara fisik maupun mikrobiologi. Sedangkan kerugiannya

yaitu dapat menimbulkan polusi, tingkat korosif yang sangat tinggi dan terjadinya

depolimerisasi yang berlebihan. Namun, terdapat beberapa manfaat dari

pengolahan pakan secara kimiawi seperti :

1. Pengawetan pakan

Page 5: tekpan

2. Penyesuaian ukuran dengan kebutuhan

3. Mengatur kadar air bahan

4. Meningkatkan palatabilitas

5. Meningkatkan/menstabilkan nilai nutrisi

6. Mengurangi bau, jamur, salmonella

7. Suplementasi dan proteksi nutrisi

Page 6: tekpan

III

PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Pakan dengan Alkali

Perlakuan alkali menyebabkan suasana basa dengan pH > 7,0 dengan

menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, NH4OH, dan

bahan lain. Perlakuan alkali diperlukan pada bahan pakan limbah pertanian

dengan kandungan serat kasar yang tinggi selain adanya ikatan -1,4 glycosida

juga terjadi lignifikasi dari bagian selulosa yang menyebabkan sukar dicerna.

Terdapat 2 cara perlakuan kimia dengan alkali, yaitu cara basah dan juga cara

kering.

Tabel 1. Prosedur Perlakuan Pakan Kasar dengan NaOH (Sundstol, 1988)

Page 7: tekpan

Secara garis besar perlakuan kimiawi dikelompokkan menjadi 3 yaitu

secara alkali, asam dan oksidasi. Perlakuan dengan akali dipandang paling efektif

dalam meningkatkan kualitas pakan. Terdapat beberapa prinsip kerja alkali

diantaranya:

1. Memutuskan sebagian ikatan antara selulosa dan hemiselulosa dengan

lignin dan silika.

2. Esterifikasi gugus asetil dengam membentuk asam uronat.

3. Merombak struktur dinding sel melalui pengembangan jaringan serat dan

memudahkan penetrasi molekul enzim mikroorganisme.

3.2 Penggunaan Basa Kuat

3.2.1 Hidrolisi Basa

Hidrolisis basa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengolahan dengan

kaustik soda (NaOH) dan pengolahan dengan kapur (Ca(OH)2). Tujuan dari

hidrolisis basa adalah untuk melarutkan mineral silikat yang sulit dicerna,

menghidrolisis ligno-selulosa dan liqno-hemiselulosa, menurunkan kadar serat

kasar agar meningkatkan daya cerna serta menaikkan tingkat konsumsi pakan.

A. Perlakuan dengan Kaustik Soda (NaOH)

Pengolahan pakan dengan kaustik soda telah banyak diterapkan. Kaustik

soda merupakan alkali yang paling kuat dalam mendegradasi struktur dinding sel.

Perlakuan alkali dapat meningkatkan kelarutan hemiselulosa dan mengurangi

kandungan dinding sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting, dkk (2008)

bahwa penggunaan larutan NaOH bertujuan untuk meningkatkan kecernaan

dengan memutus ikatan selulosa atau hemiselulosa dengan lignin, sehingga energi

tersedia dapat meningkat. Perlakuan dengan basa kuat akan terjadi proses

pemasakan dan dikenal dengan proses soaking.

Page 8: tekpan

Keuntungan memakai NaOH

1. Paling efektif untuk meningkatkan kualitas jerami.

2. Melarutkan/merombak ikatan liqnin/silika.

3. Menaikkan daya cerna (serat kasar menurun).

4. Menaikkan konsumsi, dari 27 % 51 %.

Kerugian memakai NaOH

1. Kation Na+ dalam jumlah banyak bersifat racun bagi ternak.

2. Menimbulkan polusi tanah dan lingkungan.

3. Residu NaOH di dalam saluran pencernaan dapat bersifat racun bagi ternak.

4. Basa kuat berbahaya bagi ternak dan mikroba rumen

5. Harganya mahal dan sulit diperoleh. (Hendra, 2010)

B. Perlakuan dengan Kapur (Ca(OH)2)

Selain menggunakan NaOH, pengolahan pakan juga dapat dilakukan

dengan penggunaan kapur. Keuntungan memakai kapur yaitu harga kapur relatif

murah dan mudah didapat di desa sedangkan kerugian memakai kapur yaitu perlu

adanya penambahan suplemen yang lebih bergizi dalam pakan agar nutrisinya

terpenuhi dan perlu pembilasan dengan air karena dalam ransum terdapat mineral

Ca cukup tinggi dan sisa kapur terbawa cukup tinggi.

Pengolahan alkali dapat juga dilakukan dengan penambahan amonia yang

digunakan sebagai fungisidal dan bakterisida sehingga dapat berfungsi sebagai

pengawet. Amonia dapat berikatan dengan gugus asetat dari bahan pakan (jerami)

menjadi garam ammonium asetat dan dapat menjadi sumber nitrogen bagi

mikrobia rumen.

Page 9: tekpan

3.3 Penggunaan Basa Lemah

Pengolahan pakan dengan basa lemah bisa dilakukan dengan penggunaan

NH4OH atau amoniasi. Proses ini merupakan salah satu alternatif untuk

meningkatkan pakan kasar sebagai pengganti NaOH. Amoniasi mampu

meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi,

kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan

berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur. Sama dengan alkali

lainnya, amonia menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel yang

berperan dalam pembebasan ikatan antara lignin dengan selulosa dan

hemiselulosa (Marjuki, 2013).

Beberapa keuntungan pengolahan pakan dengan proses amoniasi

diantaranya:

1. Menambah kandungan protein kasar (ekivalen 3 – 10%) dalam bentuk

nitrogen bukan protein (NPN).

2. Meningkatkan jumlah zat makanan tercerna (TDN = Total Digestible

Nutrient sebesar 3 – 23 %).

3. Meningkatkan konsumsi pakan 20 – 27%.

4. Mencegah tumbuhnya jamur.

5. Tidak ada residu mineral pada produk amoniasi.

Sumber amonia dalam amoniasi yang digunakan dapat berupa gas amonia,

amonia cair, urea maupun urin. Daya kerja amonia dalam perlakuan amoniasi

diantaranya sebagai bahan pengawet terhadap bakteri dan fungi yang berkembang

pada bahan selama proses, sumber nitrogen yang berfiksasi dengan jaringan

tanaman dan pemecah ikatan lignin dan karbohidrat. Perlakuan dengan gas

amonia sangat baik, selain dapat meningkatkan kecernaan dinding sel juga

Page 10: tekpan

meningkatkan kandungan nitrogen. Selama pengolahan, sekitar 30-60% dari

amonia yang digunakan akan terserap oleh bagian lembab jaringan pakan.

Amonia terserap akan berkaitan dengan gugusan asetat dan membentuk garam

ammonium asetat yang mengandung nitrogen.

Kendala amoniasi menggunakan gas amonia diantaranya adalah

pengadaannya yang mungkin sulit dan membutuhkan kontainer kedap udara. Urin

merupakan sumber amonia yang murah tetapi sulit untuk mengumpulkannya

kecuali pada manusia. Sedangkan urea merupakan sumber amonia yang murah

karena setiap 1 kg urea akan menghasilkan 0,57 kg amonia.

Pengolahan pakan dengan amoniasi urea (CO(NH2)2 memiliki tujuan

diantaranya menghidrolisis ikatan lignoselulosa dan ligno-hemiselulosa,

melarutkan sebagian mineral silikat, memuaikan/ mengembangkan serat selulosa

agar memudahkan penetrasi enzim, meningkatkan kandungan protein jerami, dan

meningkatkan daya cerna pakan. penggunaan urea dibatasi hanya sampai kadar

maksimal 6% karena apabila urea yang digunakan > 6% maka ternak akan

keracunan bahkan dapat menyebabkan kematian. Terjadinya racunan urea

dipengaruhi oleh terurainya urea menjadi amonia di dalam rumen dimana amonia

tersebut masuk ke dalam aliran darah dan hati tidak mampu mengubah amonia

dengan cepat menjadi urea sehingga konsentrasi amonia dalam darah meningkat

tajam dan berpengaruh pada otak yang dapat menyebabkan kematian. Apabila

terjadi keracunan urea maka dapat diberikan pertolongan pertama dengan

pemberian 2-3 liter cuka dengan konsentrasi 5% asam asetat. Keuntungan

amoniasi urea yaitu mudah ditemukan, harga relatif terjangkau dan

pelaksanaannya mudah sedangkan kerugiannya yaitu membutuhkan air dalam

jumlah tertentu.

Page 11: tekpan

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Perlakuan alkali (basa) menyebabkan suasana basa dengan pH > 7,0

pengolahan pakan dengan menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH,

KOH, Ca(OH)2, NH4OH, dan bahan lain.

2. Pengolahan pakan dengan basa kuat dapat dilakukan dengan hidrolisis

basa menggunakan kaustik soda (NaOH) dan kapur

(Ca(OH)2).

3. Pengolahan pakan dengan basa lemah dapat dilakukan dengan amoniasi

menggunakan NH4OH dan urea (CO(NH2)2.

4.2 Saran

Pada pengolahan pakan secara kimiawi menggunakan basa perlu

diperhatikan pula konsentrasi penggunaannya karena dapat menimbulkan

keracunan pada ternak tersebut dan juga pencemaran lingkungan.

Page 12: tekpan

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Simon Dkk. 2008. Teknologi Pakan Berbahan Dasar Hasil Sampingan

Perkebunan Kelapa Sawit. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi.

Hendra. 2010. Pengolahan Dan Pengawetan Hijauan. FKH Universitas

Airlangga.

Marjuki. 2013. Metode Pemanfaatan Limbah Sebagai Pakan. Brawijaya

University. Malang.

Mcellhiary, R.R. 1994. Feed Manufacturing Technology IV. Am. Feed Industry

Assoc. Inc. Arlington

Pfost, H.B. 1964. Feed Production Handbook. Feed Production School Inc.

Kansas City.

Sundstol, F. 1988. Improvement of Poor Quality Forage and Roughes. In : Feed

Science. Orskov (ed). Elswier Science Publisher Ltd. Amsterdam. Pp 257-

290.

Tampoebolon, B. I. M. 1997. Seleksi dan Karakterisasi Enzim Selulase Isolat

Mikrobia Selulolitik Rumen Kerbau. Program Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta (Tesis Magister Ilmu Ternak).

Tim Pengajar. 2006. Modul Kuliah TPP. Fakultas Peternakan Universitas

Diponegoro.

Wahyono. D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal

Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi Potong.

Grati. Pasuruan.

Page 13: tekpan

MAKALAH TEKNOLOGI PAKAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN SECARA KIMIAWI

“Penggunaan Basa”

Oleh :

Etya Nur’rimas Gustiarani

200110130333

D - 9

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2015