teknik rontgen antero posterior
TRANSCRIPT
FOTO ANTERO POSTERIOR
Disusun Oleh :
Karimah (04111004060)
Amalia Virgita (04111004061)
Atika Samy Kencana (04111004062)
Khairunnisa (04111004063)
Eka Wahyuni (04111004065)
Putri Ajri Mawaddara (04111004066)
Essya Novarelensia Rizki (04111004067)
Atieka Ulli Sandra (04111004068)
Maria Sandika Putri (04111004069)
Dosen Pembimbing : drg.
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknik radiologi sangat diperlukan dalam menunjang atau melengkapi
pemeriksaan klinis kedokteran gigi. Radiologi juga digunakan untuk membantu
menemukan diagnosis yang tepat dari pemeriksaan yang telah dilakukan. Teknik
radiologi terbagi atas dua, yaitu teknik radiologi intra oral dan teknik radiologi ekstra
oral. Teknik radiologi ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang
dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut.
Foto rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan
adalah foto rontgen panoramik, sedangkan contoh foto rontgen ekstra oral lainnya
adalah foto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri,
proyeksi-Waters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.
Salah satu yang akan dibahas pada makalah ini adalah foto antero-posterior.
Teknik ini juga cukup sering digunakan di bidang kedokteran gigi. Untuk mengetahui
bagaimana indikasi, teknik serta kriteria foto yang ideal, kami menyusun makalah ini
untuk membahas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam foto antero-
posterior.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Anteroposterior?
2. Bagaimana indikasi penggunaan foto Anteroposterior?
3. Bagaimana teknikfoto Anteroposterior?
4. Bagaimana kriteria foto Anteroposterior yang ideal?
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi foto Anteroposterior
2. Untuk mengetahui indikasi penggunaan foto Anteroposterior
3. Untuk mengetahui teknik foto Anteroposterior
4. Untuk mengetahui kriteria foto Anteroposterior
BAB II
PEMBAHASAN
FOTO ANTERO POSTERIOR (AP)
I. Definisi
Foto Anteroposterior merupakan metode radiografi ekstra oral dengan
proyeksi frontal dimana proyeksi sinar-x ditampilkan memasuki bagian
depan (anterior) permukaan tubuh dan keluar dari belakang (posterior).
II. Indikasi Klinis
Foto antero posterior (AP) merupakan teknik foto yang digunakan
untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula,
gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung.
Untuk melihat kelainan pada tulang oksipital, foramen magnum, leher
condyle dan arkus zigomatikus
Untuk melihat keadaan frontal dan dinding-dinding pada cranium,
frontal sinus, crista galli, sinus ethmoid dan ridge petrous dari tulang
temporal.
Dapat melihat secara jelas dari medial dan lateral orbital rim termasuk
sutura zigomaticafrontal, superior orbital rim dan fisura, sayap
sphenoid besar dan sayap sphenoid kecil, nasion dan planum
sphenoidale
III. Teknik Pemotretan
Foto Anteroposterior terdiri atas beberapa teknik proyeksi, teknik proyeksi pada
skull terbagi 3 yaitu:
1. AP skull projection with zero degree central ray angulation ( Petrous
pyramids filling orbits view)
a. Posisi:
Tempatkan pasien dalam posisi berdiri atau supinasi, dalam
proyeksi anteroposterior.
Pesawat midsagittal dan OML (orbito meatal line) tegak lurus
terhadap kaset
b. Central ray
arahkan sinar tegak lurus dengan nasion (nasofrontal suture line)
2. AP skull projection with central ray angulation of 25 degrees cephalad:
a. Posisi:
Tempatkan pasien dalam posisi supinasi.
Sesuaikan kepala dalam proyeksi anteroposterior dengan disokong
oksipital.
b. Central ray:
Sinar vertikal diarahkan ke nasion pada sudut 25 derajat terhadap
cephal (terhadap OML)
3. Axial AP skull: Metode Townes.
Metode ini adalah metode yang paling sering digunakan dalam kedokteran
gigi.
a. Posisi:
Tempatkan pasien baik pada posisi terlentang, duduk atau berdiri
dalam proyeksi anteroposterior
Sesuaikan kepala pasien sehingga bidang mid-sagittal dan OML tegak
lurus terhadap bidang kaset.
b. Central ray:
Sinar masuk sekitar 6 cm di atas glabella dan melewati mid area dari
EAM (external acoustic meatus) menuju foramen magnum pada sudut
dari 25 - 30 derajat ke OML
IV. Kriteria Foto Antero Posterior yang Ideal
1. Kriteria Umum
Radiografi yang ideal harus menghasilkan :
Gambaran mempunyai detail yang baik.
Tampak marker.
Bayangan yang kontras.
Foto harus simetris agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan serta
tidak terdapatnya bagian yang tertutupi.
Tidak ada artefak, berupa kalung, rambut, anting, kancing, uang, dan
sebagainya karena bisa menutupi lapangan pandang foto. Misalnya,
rambut, mengandung epitel-epitel sehingga bisa menimbulkan salah
persepsi sebab terlihat seperti infiltrate.
Bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus
ethmoidalis, serta tulang hidung jelas terlihat.
2. Kriteria Khusus
Dalam foto anteroposterior Kriteria foto yang ideal dapat berdasarkan
metodenya,
a. Metode Townes
Foto yang baik dari metode ini adalah didapatkannya jarak yang sama
dari foramen magnum sampai garis lateral pada kepala (tempurung)
pada setiap sisi, dorsum sella dan klinoid posterior diproyeksikan ke
dalam foramen magnum, daerah petrous simetris dan dari superior
sampai mastoid juga daerah petrous pararel sampai tepi film.
b. Metode Petrous
Foto yang ideal pada metode ini adalah didapatkan jarak sama dari
batas lateral orbit, daerah simetris petrous pararel sampai tepi film,
juga tertempati sampai batas 1/3 dari bawah orbit.
V. Contoh Foto Antero Posterior
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Foto Anteroposterior merupakan metode radiografi ekstra oral dengan
proyeksi frontal dimana proyeksi sinar-x ditampilkan memasuki bagian depan
(anterior) permukaan tubuh dan keluar dari belakang (posterior). Indikasi yang dapat
digunakan dalam pemeriksaan ekstraoral antara lain untuk melihat kelainan pada
bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis,
serta tulang hidung.
Teknik anteroposterior terbagi atas beberapa teknik proyeksi diantaranya
skull projection with zero degree central ray angulation, skull projection with central
ray angulation of 25 degrees cephalad dan Metode Townes.
Kriteria untuk menentukan foto yang ideal secara umum adalah sama
seperti rontgen radiografi lainnya seperti detail, kontras dan tidak terdapat artefak
serta bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus
ethmoidalis, serta tulang hidung jelas terlihat jelas. Namun, kriteria secara khusus
dapat disesuaikan dengan teknik proyeksinya.
Daftar Pustaka
Barakat, Mr.Souheil. 2011. Radiographic Positions And Procedures
https://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-ab&q=Barakat
%2C+Mr.Souheil.
+2011.+Radiographic+Positions+And+Procedures+&oq=Barakat
%2C+Mr.Souheil.
+2011.+Radiographic+Positions+And+Procedures+&gs_l=hp.3...13083.1308
3.1.13916.1.1.0.0.0.0.178.178.0j1.1.0...0.0...1c.1j2.2eZvxEN5yJE&psj=1&ba
v=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=5258ccf912511c1c&biw=1366&bih=632
Anil Govindrao Ghom. 2008. Textbook Of Oral Radiology. India: Elsivier
http://books.google.co.id/books?id=mO6Z07lHQO4C&printsec=frontcover&dq=text
+book+of+oral&source=bl&ots=F_5dotoUUS&sig=us2C6nhVLkyZgVDHoHzZRX5zBpo
&hl=id&sa=X&ei=1mNUUImUHIHVrQfxvIHIDQ&ved=0CEAQ6AEwAw#v=onepage&q
=anteroposterior&f=false