teknik pengeleloaan keuangan negara pim iv

322

Upload: muri

Post on 03-Jan-2016

97 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV
Page 2: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia

2011

Page 3: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2011

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188

Manajemen Keuangan Negara

Jakarta – LAN – 2011

VIII hlm: 15 x 21 cm

ISBN: xxx – xxxx – xx – x

Page 4: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

Untuk mewujudkan pejabat strukltural eselon IV yang berkemampuan melaksanakan tugas jabatannya secara profesional, sesuai amanah Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Lembaga Administrasi Negara telah memperbaharui keseluruhan sistem penyelenggaraan Diklat aparatur. Pembaharuan ini merupakan antisipasi terhadap perkembangan lingkungan strategis Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kian hari kian dinamis.

Agar pembaharuan sistem Diklat aparatur ini dapat diterapkan secara konsisten di seluruh Indonesia, maka LAN menerapkan kebijakan standarisasi program Diklatpim Tingkat IV. Proses standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran, persyaratan peserta, tenaga pengajar, kualifikasi pengelola dan penyelenggara sampai pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini, maka implementasi pembaharuan sistem Diklat aparatur termasuk kualitas alumninya dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang mengalami proses standarisasi adalah modul untuk para peserta (participants’ book). Dengan modul yang standar ini,

Page 5: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

diharapkan peserta Diklatpim Tingkat IVdi seluruh Indonesia dapat mengikuti proses pembelajaran dengan efektif sehingga kompetensi kepemimpinan taktikal yang menjadi sasaran penyelenggaraan Diklatpim Tk. III ini dapat dicapai tanpa menemui kendala yang berarti.

Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul dalam sistem pembaharuan Diklat aparatur ini, dan mengharapkan agar peserta Diklatpim Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung. Semoga modul ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Kepada Drs. Sukadarto, SH, MM dan Marsono, SE, MM, selaku penulis modul ini, seluruh anggota tim penulis modul dalam sistem pembaharuan Diklat aparatur ini termasuk tim pembaharuan sistem Diklat aparatur, kami ucapkan terima kasih atas kesungguhan dan dedikasinya.

Jakarta, Desember 2011KEPALA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA

ASMAWI REWANSYAH

Page 6: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

KATA PENGANTAR

Sebagai sebuah Diklat berbasis kompetensi, penyelenggaraan Diklatpim Tk. IV dalam sistem pembaharuan Diklat aparatur ini membutuhkan sejumlah sarana pembelajaran yang yang efektif membantu SDM kediklatan dalam mewujudkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada masing-masing peserta Diklat. Di antara berbagai sarana yang ada, modul memainkan peranan yang sangat signifikan, karena dalam modul itulah konsep, teori termasuk praktek yang dibutuhkan untuk membangun kompetensi tersebut tertuang dan dapat dibaca oleh peserta, widyaiswara, pengelola dan penyelenggara Diklat. Oleh karena itu, kami berharap modul ini dapat memainkan peranan tersebut.

Mengacu pada modul ini, maka: (1) widyaiswara atau fasilitator Diklatpim Tk. IV dapat merancang proses pembelajaran; (2) peserta Diklat dapat mempersiapkan dirinya untuk menerima kompetensi yang akan diperolehnya; (3) pengelola dan penyelenggara dapat merencanakan dalam memberikan dukungan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

Yang spesifik dari modul dalam sistem pembaharuan Diklat aparatur ini adalah adanya lembar kerja atau worksheet. Setiap peserta Diklatpim Tk. IV wajib mengerjakan tugas-tugas yang dituntut dalam lembar kerja tersebut. Kemampuan peserta mengerjakan lembar kerja ini merupakan bukti bahwa peserta tersebut telah memiliki kompetensi yang dibangun oleh modul ini. Oleh karena itu, lembar kerja ini merupakan data atau rekam jejak yang ditinggalkan oleh peserta Diklatpim Tk.IV.

Bagi Lembaga Administrasi Negara, lembar kerja pada modul itu adalah acuan utama dalam memonitor dan mengevaluasi suatu penyelenggaraan Diklat. Peserta Diklatpim Tk. IV yang mampu mengerjakan lembar kerja tersebut dengan

v

Page 7: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

penuh komitmen dan integritas, sehingga hasilnya baik akan terdeteksi oleh Lembaga Administrasi Negara melalui program-program monitoring dan evaluasi Diklat yang dilaksanakan.

Selamat memanfaatkan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV ini. Semoga melalui modul ini, kompetensi kepemimpinan operasional bagi peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat tercapai.

Jakarta, Desember 2011

DEPUTI BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN APARATUR

ENDANG WIRJATMI TRILESTARI

vi

Page 8: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

DAFTAR ISI

SAMBUTAN................................................................................. iiiKATA PENGANTAR................................................................... vDAFTAR ISI................................................................................. vii

Hal.BAB I PENDAHULUAN ………………………. 1BAB II PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA DAN

MANAJEMEN KEUANGAN ……………………………………….

3

A. Keuangan Negara ………………… ………. 3B. Manajemen Keuangan

Negara ……………………………………….6

BAB III ASAS ASAS KEUANGAN NEGARA, FUNGSI, KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA ………………………….. 8A. Asas Keuangan Negara …………………….. 8B. Fungsi Keuangan Negara …………………… 9C. Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan

Negara …….............................................9

BAB IV TEKNIK PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (APBN) ....

13

A. Penyusunan APBN .................................... 13B. Pengalokasian Anggaran

Dalam DIPA ............................. .............15

C. Pelaksanaan Anggaran ...................... ....... 18D. Pengawasan .............................................. 40E. Pertanggungjawaban

dan Pelaporan ............................... .........48

vii

Page 9: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

BAB V TEKNIK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (APBD) ....

65

A. PERENCANAAN ................. 651. Perencanaan APBD ...........2. Asas Umum Manajemen Keuangan

Daerah .............Asas Umum dan Struktur APBD ..........

3. Penyusunan Rancangan APBD ..............

4. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ...........................................

5. Penetapan APBD ................................

6. Kewenangan Fungsional Dalam Manajemen Keuangan Daerah .............

656868727375

76

B. PELAKSANAAN .................. 811. Asas Mekanisme Pelaksanaan

APBD ................................................2. Laporan Realisasi Semester I APBD 3. dan Perubahan APBD ......................4. Penatausahaan Keuangan

Daerah .........5. Pertanggungjawaban Pengelolaan

APBD...6. Pengendalian Defisit dan Penggunaan

Surplus ......7. Pemeriksaan dan

Pertanggungjawaban APBD ........8. Pembinaan dan Pengawasan

Penglolaan Keuangan Daerah .................................

81

93949697

100

102

BAB VI PENERAPAN TEKNIK PENGELOLAAN KEUANGAN DALAM 104

viii

Page 10: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

ORGANISASI ............................DAFTAR PUSTAKA

ix

Page 11: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka pencapaian tujuan bernegara sebagaimana

tercantum dalam alinea IV Pembukan UUD 1945 dibentuk Pemerintah

Negara yang menyelenggarakan fungsi dalam berbagai urusan

pemerintahan . Pembentukan pemerintah negara tersebut menimbulkan

hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang yang harus

diselenggarakan dalam suatu tata pengelolaan keuangan negara.

Guna mendukung terwujudnya good governance dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara,tersebut, maka pengelolaan

keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan

bertanggung jawab. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara menganut asas yang telah lama dikenal dalam

pengelolaan keuangan negara seperti asas tahunan, universalitas,

kesatuan dan asas spesialis maupun asas asas baru sebagai pencerminan

best practices dalam pengelolaan negara, antara lain akuntablitas,

profesional, proporsional, keterbukaan, dan pemeriksaan keuangan oleh

BPK yang bebas dan mandiri.

1

Page 12: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Dalam pengelolaan keuangan negara mencakup seluruh

rangkaian kegiatan mulai dari perumusan kebijaksaaan dan pengambilan

keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. Bahan ajar untuk

Diklat Pimpinan Tingkat IV ini adalah teknik pengelolaan keuangan

negara (APBN) termasuk keuangan daerah (APBD), meliputi :

1. Pendahuluan;

2. Pengertian keuangan negara dan manajemen keuangan negara;

3. Asas keuangan negara, fungsi dan kekuasaan atas pengelolaan

keuangan negara;

4. Teknik pengelolaan keuangan (APBN));

5. Teknik pengelolaaan keuangan negara (APBD);

6. Penerapkan teknik pengelolaan keuangan negara dalam

organisasi.

Pembelajaran disajikan secara komunikatif meliputi : ceramah,

tanya jawab, diskusi dan demontrasi. Keberhasilan pembelajaran

ini dapat dinilai dari kemampuan peserta dalam menerapkan teknik

pengelolaan keuangan negara.

2

Page 13: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB II

PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA DAN

MANAJEMEN KEUANGAN

A. Keuangan Negara

1. Dalam buku Keuangan Negara dari Badan Pemeriksa Keuangan

(1998) dinyatakan bahwa: keuangan negara adalah kekayaan

yang dikelola oleh pemerintah meliputi uang dan barang yang

dimiliki; kertas berharga yang bernilai uang yang dimiliki; hak

dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang; dana-dana pihak

ketiga yang terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki dan atau

dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-

badan usaha, yayasan maupun institusi lainnya.

2. Menurut M. Hadi, Keuangan Negara adalah: Semua hak dan

kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala

sesuatu, baik uang maupun barang yang dapat dijadikan milik

negara, berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

dimaksud (1973).

3

Page 14: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3. M. Subagio mengemukakan pengertian keuangan negara secara

lebih luas lagi, yaitu sebagai berikut: Keuangan Negara terdiri

atas hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,

demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang

yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajibannya itu.

Hak Negara meliputi hak menciptakan uang, hak mendatangkan

hasil; hak melakukan pungutan hak meminjam dan hak

memaksa.

Kewajiban Negara meliputi kewajiban menyelenggarakan tugas

negara demi kepentingan masyarakat; dan kewajiban membayar

hak-hak tagihan pihak ketiga (1988).

4. Harjono Sumosudirdjo mengartikan Keuangan Negara sebagai:

semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,

demikian pula segala sesuatu, baik berupa uang maupun barang

yang dapat dijadikan kekayaan negara, berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut (1983).

5. Juniadi Soewartoyo, SE, M.Si menyatakan bahwa apabila

keuangan negara diberikan arti luas, maka ruang lingkupnya

mencakup dua kegiatan pengelolaan, yaitu;

a) Pengelolaan keuangan negara melalui anggaran negara

atau pengelolaan secara langsung. Ini merupakan

pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan dalam

4

Page 15: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

APBN untuk tingkat pemerintah pusat serta APBD untuk

tingkat pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dengan

pengaturannya berupa antara lain Undang-undang APBN

dan Peraturan Presiden tentang pelaksanaan APBN yang

diterbitkan setiap tahun anggaran.

b) Pengelolaan keuangan negara yang dipisahkan dari

anggaran negara yakni yang dilaksanakan oleh berbagai

bentuk usaha dari BUMN/BUMD sampai dengan yayasan

yang didirikan pemerintah. Peraturannya melalui ketentuan

hukum yang berlaku umum untuk dunia usaha seperti KUH

Perdata, KUH Dagang serta berbagai peraturan perundangan

lainnya yang berkaitan dengan dunia usaha seperti Undang-

undang Perbankan atau Perseroan Terbatas.

Dari penjelasan di atas, khususnya pengelolaan keuangan negara

melalui anggaran negara atau pengelolaan secara langsung, maka

manajemen keuangan negara sudah termasuk di dalamnya aspek-aspek

keuangan daerah yang harus dikelola dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Dengan perkataan lain “pengelolaan keuangan

negara” merupakan bagian dari keuangan negara sebagai disiplin ilmu

yang berdiri sendiri. Dilihat dari segi pengelolaan (manajemen) maka

terdapat pemisahan antara pengelolaan keuangan oleh pemerintah pusat

5

Page 16: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

dan pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa

pengertian keuangan negara tidak hanya berupa uang negara, melainkan

seluruh kekayaan negara termasuk di dalamnya segala hak dan

kewajiban yang timbul karenanya, baik kekayaan itu berada dalam

pengelolaan para pejabat/lembaga pemerintah, pengelola bank-bank

pemerintah, yayasan pemerintah, badan usaha negara dan badan usaha

lainnya dimana pemerintah mempunyai kepentingan khusus dan terikat

dalam perjanjian dengan penyertaan pemerintah ataupun penunjukan

pemerintah.

Pengertian keuangan negara secara yuridis formal (Undang-

undang No.17 Tahun 2003) “adalah semua hak dan kewajiban negara

yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu baik berupa barang

maupun uang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Sebagai definisi yang digunakan pada buku ini Manajemen

Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pengelolaan keuangan

negara yang dituangkan dalam anggaran. Secara ringkas kegiatan

pengelolaan itu dimulai dari perumusan kebijakan/pengambilan

keputusan, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran sampai dengan

6

Page 17: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

pengawasan / pemeriksaan dan pelaporan / pertanggung jawaban

pelaksanaan anggaran.

Cakupannya meliputi kegiatan pengelolaan anggaran pendapatan

dan belanja negara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara

yang dibiayai dari keuangan negara yang diarahkan pada pelayanan

negara dalam memberdayakan masyarakat.

Undang-undang tentang BPK tidak merumuskan pengertian

pengelolaan keuangan negara secara tegas, tetapi keuangan negara yang

diperiksa oleh lembaga negara tersebut hingga saat ini ialah keuangan

negara yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-

badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. Menurut segi

yuridis, BPK berpendapat bahwa pengertian keuangan negara yang

dikehendaki UUD 1945 dan Undang-undang No.5 Tahun 1973 tentang

BPK meliputi:

Pertama, seluruh penerimaan dan pengeluaran, baik yang menyangkut

pemerintah pusat, pemerintah daerah dan badan-badan usaha

milik negara dan daerah maupun institusi yang menggunakan

modal atau kelonggaran dari negara atau masyarakat.

Kedua, seluruh kekayaan negara berupa harta yang berbentuk uang,

barang, piutang, jasa serta hak-hak negara seperti: hak-hak

menagih atas kontrak berupa pertambangan, hak penangkapan

ikan, pengusahaan hutan, kewajiban-kewajiban atau utang-

7

Page 18: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

utang negara seperti dana pensiun, asuransi kesehatan,

jaminan sosial tenaga kerja, kekayaan bersih negara dan

kekayaan alamnya.

Ketiga, kebijaksanaan-kebijaksanaan anggaran, fiskal, moneter

beserta akibatnya dibidang ekonomi.

Keempat, keuangan lainnya yang dikelola oleh pemerintah pusat dan

daerah dan badan-badan yang menjalankan kepentingan

negara atas uang yang dimiliki negara ataupun uang/dana

yang dimiliki masyarakat.

Atas dasar hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwasannya

cakupan keuangan negara lebih luas dari pengelolaan keuangan negara

yang tidak semata-mata kegiatan, melainkan mencakup

kekuasaan/kewenangan, hak dan kewajiban dan akibat-akibat dari

pelaksanaan kekuasaan itu, termasuk juga uang, barang dan atau asset

yang dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah serta institusi

pemerintahan lainnya.

Dari aspek otoritas (kewenangan) atau kekuasaan

penyelenggaraan pemerintahan negara, maka kekuasaan pengelolaan

keuangan negara merupakan subsistemnya. Dengan kata lain kekuasaan

pengelolaan keuangan negara merupakan bagian dari kekuasaan

penyelenggaraan pemerintahan (Negara).

8

Page 19: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

B. Manajemen Keuangan Negara

Manajemen Keuangan Negara sebagai bidang studi yang

mempelajari dan diajarkan pada lembaga atau program pendidikan dan

pelatihan adalah merupakan bagian penting dari administrasi negara.

Saat ini manajemen keuangan negara telah berkembang sedemikian

rupa terpisah dari bidang studi administrasi negara dalam artian menjadi

fokus telaahan tersendiri dalam konteks bidang profesi yang spesialistis.

Perpaduan bidang studi manajemen dan keuangan negara dalam praktek

menjadikannya ilmu pengetahuan terapan.

Oleh karena itu terminologi manajemen keuangan negara dalam

buku ini merupakan substitusi dari istilah pengelolaan keuangan negara

yang lazim di gunakan dalam ketentuan peraturan perundangan bidang

keuangan negara. Berdasarkan pertimbangan akademik dan praktis

maka penyebutan bidang studi ini digunakan silih berganti antara

“manajemen keuangan negara” dengan “pengelolaan keuangan negara”.

Hal ini mengingat di Indonesia istilah manajemen sering disamakan

dengan istilah pengelolaan, sekalipun tidak sepenuhnya bermakna

persis sama. Sebagai bidang studi, Manajemen Keuangan Negara terdiri

dari dua istilah yang dipadukan, yaitu “Manajemen”, dan “Keuangan

Negara”. Manajemen disini diberikan pengertian “proses

penyelenggaraan kegiatan pencapaian tujuan organisasi dengan

9

Page 20: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

mendayagunakan sumber daya dalam organisasi. Sumber daya

organisasi salah satunya adalah “uang” (money).

10

Page 21: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

11

Page 22: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV 12

Page 23: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB IIIASAS ASAS KEUANGAN NEGARA, FUNGSI DAN KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA

A. Asas Keuangan Negara

Dalam rangka mendukung terwujudnya kepemerintahan yang

baik (good governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka

keuangan negara harus diselenggarakan secara profesional, terbuka dan

bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pokok yang ditetapkan oleh

Konstitusi (UUD 1945).

Sesuai dengan amanat Pasal 23C Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang Keuangan Negara

perlu menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam konstitusi

tersebut ke dalam asas-asas umum yang meliputi, baik asas-asas yang

telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara seperti azas

tahunan, azas universalitas, azas kesatuan dan azas spesial maupun asas-

asas baru sebagai pencerminan dari “best practice” (penerapan kaidah-

kaidah yang baik) dalam keuangan negara. Asas-asas tersebut,

diantaranya adalah:

13

Page 24: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

1. Asas akuntabilitas yang berorientasi pada hasil,

2. Asas profesionalitas,

3. Asas proporsionalitas,

4. Asas keterbukaan dalam mengelola keuangan,

5. Asas pemeriksanaan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Asas-asas umum tersebut diperlukan guna menjamin

terselenggaranya prinsip prinsip pemerintahan yang baik.

Dengan dianutnya asas asas umum tersebut di dalam Undang

Undang Keuangan Negara, pelaksanaan Undang Undang ini selain

menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus

dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi

dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Fungsi Keuangan Negara

Dalam penjelasan Pasal 3 ayat (4) Undang Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keungan Negara, dijelasakan sebagai berikut :

1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi

dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan;

2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara

menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan

pada tahun yang bersangkutan.

14

Page 25: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara

menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

4. Fungsi alokasi mengandung arti anggaran negara harus diarahkan

untk mengunrangi pengangguran dan pemborosan sumber`daya,

serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian;

5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara

harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;

6. Fungsi stabilitas mengandung arti bahwa anggaran pemerintah

menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan

fundamental perekonomian.

C. Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara

1. Presiden

Sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang Undang Nomor 17

Tahun 203 bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan

memegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara sebagai

bagian dari kekuasaan Pemerintahan. Selanjutnya kekuasaan

tersebut dikuasakan kepada:

a. Menteri Keuangan, selaku pengelola fiscal dan wakil

Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang

dipisahkan;

15

Page 26: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

b. Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/

Barang Kementerian Negara/lembaga yang dipimpinnya;

c. Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan

Daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili

Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah

yang dipisahkan.

2. Menteri Keuangan

Selaku pengelola fiskal dan wakil Pemerintah Pusat dalam hal

kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Menteri

Keuangan sebagai Pembantu Presiden dalam bidang keuangan

bertindak selaku “Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah

Republik Indonesia. Pasal 8 Undang-undang No.17 Tahun 2003

menetapkan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas

pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi mikro;

b. Menyusun rancangan APBN dan rancangan perubahan

APBN;

c. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;

d. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;

e. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah

ditetapkan Undang-undang;

16

Page 27: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

f. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara;

g. Menyusun laporan keuangan yang merupakan

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran (APBN);

h. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal

berdasarkan ketentuan undang-undang.

3. Menteri/Pimpinan Lembaga

Setiap Menteri/Pimpinan yang memimpin Kementerian

Negara/Lembaga adalah sebagai pengguna anggaran/barang dan

berkedudukan selaku Chief Operational Officer (COO) untuk

suatu bidang pemerintahan tertentu. Lembaga dalam hal ini

adalah Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian Negara. Di lingkungan Lembaga Negara, yang

dimaksud dengan Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang

bertanggungjawab atas manajemen keuangan Lembaga yang

bersangkutan. Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna

anggaran/pengguna barang Kementerian Negara/lembaga yang

dipimpinnya, menurut Pasal 9 UU No.17 Tahun 2003

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan anggaran Kementerian

Negara/lembaga yang dipimpinnya;

b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

17

Page 28: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

c. Melaksanakan anggaran Kementerian Negara/lembaga yang

dipimpinnya;

d. Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak

dan menyetorkan ke Kas Negara;

e. Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung

jawab Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Piutang adalah hak negara dalam rangka penerimaan negara

bukan pajak yang pemungutannya menjadi tanggung jawab

Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

Sedangkan utang dalam hal ini adalah kewajiban negara

kepada pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang dan

jasa yang pembayarannya merupakan tanggungjawab

kementerian Negara/Lembaga berkaitan sebagai unit

pengguna anggaran dan/atau kewajiban lainnya yang timbul

berdasarkan Undang-undang/Keputusan Pengadilan;

f. Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi

tanggungjawab Kementerian Negara/Lembaga yang

dipimpinnya;

g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan dimaksud

adalah dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan dalam

18

Page 29: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

pengelolaan keuangan negara, termasuk prestasi kerja yang

dicapai atas penggunaan anggaran;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi

tanggungjawabnya berdasarkan ketentuan Undang-undang.

4. Gubernur/Bupati/Walikota

Sesuai dengan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagian

kekuasaan Presiden dalam mengelola keuangan Negara

diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Pengelola

Keuangan Daerah. Selaku Kepala Pemerintahan Daerah,

berwenang mengelola keuangan daerah dan mewakili

Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan disesuaikan dengan asas desentralisasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara. Kekuasaan dalam

mengelola keuangan daerah tersebut dilaksanakan oleh Kepala

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dan Kepala Satuan

Kerja Perangkat Daerah.

Secara lebih rinci kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

sebagaimana tersebut dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c :

a. Dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Kuangan

Daerah selaku pejabat pengelola APBD;

19

Page 30: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

b. Dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

Dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

APBD;

b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD;

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;

e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna

anggaran/barang daerah mempunyai tugas :

a. menyusun anggran satuan kerja oerangkat daerah yang

dipimpinnya;

b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah

yang dipimpinnya;

d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggungf

jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimp;innya;

20

Page 31: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

f. Mengelola barangmilik/kekayaan daerah yang menjadi

tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan

kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

21

Page 32: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

22

Page 33: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara 23

Page 34: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB IVTEHNIK PENGELOLAAN KEUANGAN

NEGARA (APBN)

A. Penyusunan APBN

Proses manajemen (pengelolaan) keuangan negara oleh

Pemerintah Pusat dilandasi oleh dasar hukum yang kuat, yaitu Undang

Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang

mempertegas tentang penyusunan APBN (termasuk APBD) dalam hal

ini mengenai tujuan, dan fungsi penganggaran pemerintah, peran

DPR/D dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan

anggaran pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem

penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran penyatuan anggaran

dan penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam

penganggaran.

Di tinjau dari segi prosesnya, maka manajemen keuangan negara

oleh Pemerintah Pusat diselenggarakan seperti di bawah ini :

Penyusunan APBN diawali dengan proses penyusunan Recana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKKA-KL) bagi

Pemerintah Pusat dan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Pemerintah Daerah. Berdasarkan Pasal

24

Page 35: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

4 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 bahwa pendekatan

dalam penyusunan RKA-KL adalah sebagai berikut: (1) Kerangka

Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM); (2) Penganggaran terpadu

(unified budgeting); dan (3) Penganggaran berbasis kinerja.

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah digunakan untuk

mencapai disiplin fiskal secara berkelanjutan. Penyusunan anggaran

terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses

perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian/Lembaga

untuk menghasilkan dokumen RKA-KL dengan klasifikasi anggaran

belanja menurut organisasi, fungsi, program, kegaiatan, dan jenis

belanja. Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan

memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil

yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut.

Adapun proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga adalah sebagai berikut:

1) Kementerian Negara/Lembaga menyusun

rencana kerja yang memuat kebijakan, program dan kegiatan yang

dilengkapi sasaran kinerja dengan mengacu kepada prioritas

pembangunan nasional dan pagu indikatif sesuai dengan Surat

Edaran bersama Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenes dan Menteri Keuangan;

25

Page 36: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenes menelaah rencana kerja yang disampaikan

Kementerian Negara/lembaga berkoordinasi dengan Kementerian

Keuangan;

3) Menteri/Pimpinan Lembaga setelah

menerima Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu sementara

bagi masing-masing program pada pertengahan bulan Juni,

menyesuaikan rencana kerja kementerian negara/lembaga menjadi

RKA-KL yang dirinci menurut unit organisasi dan kegiatan;

4) Kementerian Negara/lembaga membahas

RKA-KL bersama-sama dengan komisi terkait di DPR;

5) Hasil pembahasan RKA-KL disampaikan

kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Bappenes;

6) Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenes menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil

pembahasan bersama DPR dengan Rencana Kerja Pemerintah;

7) Kementerian Keuangan menelaah

kesesuian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan

Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu sementara;

8) Menteri Keuangan menghimpun RKA-KL yang telah ditelaah untuk

selanjutnya bersama-sama dengan Nota Keuangan dan Rancangan

APBN untuk dibahas dalam Sidang Kabinet;

26

Page 37: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

9) Nota keuangan dan Rancangan APBN beserta RKA-KL yang telah

dibahas selanjutnya disampaikan kepada DPR untuk dibahas

bersama dan ditetapkan menjadi Undang Undang APBN;

10) RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keputusan

Presiden tentang Rincian APBN;

11) Keputusan Presiden tentang Rincian APBN menjadi dasar bagi

masing-masing Kementerian Negara/lembaga untuk menyusun

konsep dokumen pelaksanaan anggaran.

B. Pengalokasian Anggaran Dalam

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Pengalokasian Anggaran pada dasarnya menganut pendekatan

klasifikasi ekonomi, yang terdiri dari:

1. Belanja Pegawai

Belanja ini terdiri atas dua jenis, yaitu:

a. Belanja Pegawai mengikat

Belanja pegawai dibutuhkan secara terus menerus dalam satu

tahun dan harus dialokasikan oleh kementerian Negara/Lembaga

dengan jumlah yang cukup pada tahun yang bersangkutan, yaitu:

gaji, gaji dokter PTT dan bidan PTT, honorarium, uang lembur,

vakasi, uang lauk pauk TNI/Polri, uang makan PNS.

27

Page 38: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

b. Belanja Pegawai Tidak Mengikat

Belanja pegawai jenis ini diberikan dalam rangka mendukung

pembentukan modal dan/atau kegiatan yang bersifat temporer,

misalnya honor pengelola keuangan, Tim penyusun draft

peraturan perundang-undangan, Tim penyusun Standar Biaya

Khusus

2. Belanja Barang

Belanja ini merupakan pengeluaran atas pembelian barang dan jasa

yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang

dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan.

Belanja Barang terdiri dari:

a. Belanja barang mengikat misalnya:

belanja barang fisik (keperluan sehari-hari) belanja jasa

(langganan daya dan jasa), belanja pemeliharaan, belanja

perjalanan dinas;

b. Belanja barang tidak mengikat

dibutuhkan secara insidentil misalnya jasa konsultan, sewa, jasa

profesi.

3. Belanja Modal

Adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan

modal yang sifatnya menambah asset dengan kewajiban

menyediakan biaya pemeliharaan dan memberi manfaat lebih dari 1

tahun, nilainya relatif material.

28

Page 39: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Belanja Modal terdiri dari:

a. Belanja Modal Tanah;

Pengeluaran untuk pengadaan/pembelian/pembebasan,

penyelesaian balik nama dan sewa tanah, pengosongan,

pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat

serta pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan

dengan pembentukan modal, perolehan hak dan kewajiban atas

tanah pada saat pembebasan/pembayaran ganti rugi tanah.

b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin;

Pengeluaran untuk pengadaan alat-alat dan mesin yang

dipergunakan dalam kegiatan pembentukan modal/aset tetap,

termasuk biaya untuk penambahan, penggantian dan

peningkatan kapasitas peralatan dan mesin berat yang dimaksud

untuk memperpanjang masa manfaat maupun meningkatkan

efisiensinya.

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan;

Pengeluaran untuk perencanaan, pembangunan, pengawasan dan

pengelolaan pembentukan modal untuk membangun gedung dan

bangunan negara yang perhitungannya mengacu kepada

Keputusan Ditjen Cipta karya tentang Standar Pembangunan

Gedung Negara, termasuk pengadaan berbagai barang kebutuhan

pembangunan gedung dan bangunan.

29

Page 40: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Termasuk kelompok belanja modal ini adalah:

a. Pengadaan/pembangunan berbagai

gedung dan bangunan yang berfungsi untuk perkantoran,

hunian dan pelayanan;

b. Belanja untuk kelengkapan prasarana dan

sarana di dalam dan di sekitar (sepanjang berada dalam

komplek) gedung dan bangunan tersebut misalnya instalasi

listrik, telpon, air, jalan komplek, pagar, gorong-gorong

lingkungan pertamanan, lapangan parkir.

c. Biaya untuk kegiatan rehabilitasi, renovasi

dan restorasi gedung dan bangunan yang diharapkan dapat

memperpanjang masa manfaat dari aktiva maupun

meningkatkan efisiensinya.

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan;

Pengeluaran yang diperlukan untuk pembangunan,

peningkatan / penambahan, penggantian, pembuatan serta

perawatan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

jaringan atau merupakan bagian dari jaringan.

e. Belanja Modal lainnya.

Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan

modal untuk pengadaan/pembangunan belanja fisik lainnya

30

Page 41: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

yang tidak dapat diklasifikasikan dalam perkiraan kriteria

belanja modal. Belanja modal lainnya ini misalnya: kontrak

sewa beli pengadaan/pembelian barang-barang kesenian,

barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum,

serta hewan ternak, ternak peliharaan, buku-buku, jurnal

ilmiah.

4. Bunga

Bunga yaitu pembayaran yang dilakukan atas kewajiban

penggunaan pokok utang baik utang luar negeri maupun dalam

negeri dihitung berdasarkan posisi pinjaman. Jenis belanja ini

khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran

Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP)

5. Subsidi

Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang

memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan

jasa untuk memenuhi hajad hidup orang banyak sedemikian rupa

sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh masyarakat. Belanja

ini antara lain dipergunakan untuk pencalran subsidi kepada

perusahaan negara dan perusahaan swasta.

6. Bantuan Sosial

Bantuan sosial yaitu transfer uang atau barang yang diberikan

kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya

resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada

31

Page 42: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakat termasuk

didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang

pendidikan dan keagamaan.

Termasuk bantuan sosial adalah:

a. Bantuan kompensasi sosial

Transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang diberikan

kepada masyarakat sebagai dampak dari adanya kenaikan BBM;

b. Bantuan kepada Lembaga Pendidikan dan Peribadatan

Transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang diberikan

kepada lembaga pendidikan dan/atau lembaga keagamanan;

c. Bantuan kepada Lembaga Sosial lainnya

Transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang diberikan

kepada lembaga sosial lainnya.

7. Hibah

Hibah atau transfer rutin/modal yang sifatnya tidak wajib kepada

negara lain atau kepada organisasi internasional. Belanja ini antara

lain digunakan untuk hibah kepada pemerintah luar negeri dan

organisasi internasional.

8. Belanja lain-lain

Belanja lain-lain yaitu pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang

tidak dapat diklasifikasikan ke dalam jenis belanja butir 1 s.d 7.

Jenis belanja ini dipergunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran

Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP).

32

Page 43: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

C. Pelaksanaan Anggaran

1. Pengelola

Anggaran

Dalam rangka persiapan pelaksanaan anggaran, pada setiap awal

tahun anggaran ditetapkan pengelola anggaran. Pengelola

Anggaran terdiri dari :

a. Pengguna Anggaran (PA);

b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

c. Pejabat Pemungut Penerimaan Negara; (PPPN)/Atasan

Langsung Bendahara Penerimaan;

d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

e. Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM (PPP-SPM);

f. Bendahara Penerimaan;

g. Bendahara Pengeluaran;

h. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).

PA

KPA

PPK PPP-SPM

BENDAHARA PENGELUARAN BPP

BENDAHARA PENERIMAANPPPN

33

Page 44: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2. Tugas

Pengelola Anggaran

a. Pengguna Anggaran (PA)

1) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran

yang disebut sebagai DIPA yang mengacu kepada RKA

dalam satu tahun anggaran;

2) Melaksanakan anggaran ;

3) Menetapkan para pejabat yang ditunjuk

sebagai:

a) Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

(KPA/B);

b) Pejabat yang bertugas melaksanakan pemungutan

penerimaan Negara (Pejabat Pemungut Penerimaan

Negara (PPPN)/Atasan Langsung Bendahara

Penerimaan);

c) Pejabat yang melakukan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja

(Pejabat Pembuat Komitmen/PPK);

34

Page 45: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

d) Pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan

perintah pembayaran (Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM/PPP-SPM);

e) Bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas

kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran

pendapatan;

f) Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas

kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran

belanja;

g) Menetapkan kembali pejabat yang diberi wewenang

untuk menandatangani surat keputusan kepegawaian

yang mengakibatkan pembebanan pada anggaran

belanja Negara, pada awal tahun yang bersangkutan;

h) Menetapkan Unit Akuntansi Tingkat Pengguna

Anggaran/ Barang, Tingkat Pembantu Pengguna

Anggaran/Barang Eselon I, Tingkat Pembantu

Pengguna Anggaran/Barang Wilayah dan Tingkat

Kuasa Pengguna Anggaran/Barang;

4) Menyampaikan DIPA yang telah mendapat

pengesahan kepada Unit Eselon I/II/Satuan Kerja;

4) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;

5) Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan

paling kurang di website;

35

Page 46: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

6) Menetapkan :

a) Pemenang pada pelelangan atau penyedia pada

penunjukkan langsung untuk paket pengadaan

barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan

nilai di atas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar

rupiah);

b) Pemenang pada seleksi atau penyedia pada

penunjukkan langsung untuk paket pengadaan jasa

konsultasi dengan nilai diatas Rp. 10.000.000.000,-

(sepuluh milyar rupiah).

7) Mengawasi pelaksanaan anggaran;

8) Bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan dengan

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

1) Menandatangani DIPA Satker dan DIPA Revisi;

2) Menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan

POK Revisi yang merupakan penjabaran secara rinci

alokasi anggaran dalam DIPA Satker yang

bersangkutan;

3) Menetapkan Rencana Operasional Program/Kegiatan

(ROP/K), Rincian Anggaran Belanja (RAB), dan

36

Page 47: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Rencana Pelaksanaan dan Penggunaan Anggaran

(RPPA);

4) Menetapkan Tim Pelaksana

Kegiatan/Kelompok Kerja/Pejabat Pengadaan

Barang/Jasa yang berada dibawah wewenangnya;

5) Menetapkan dan menugaskan Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP);

6) Melakukan pembinaan, pengarahan dan

pengawasan terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan

dan anggaran;

7) Menandatangani surat permohonan dispensasi

Uang Persediaan (UP) dan Tambahan Uang Persediaan

(TUP);

8) Melaporkan hasil pelaksanaan baik pencapaian

fisik maupun keuangan setiap 3 (tiga) bulan sekali

kepada PA;

9) Melakukan pemeriksaan kas Bendahara

sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Hasil

pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara

Pemeriksaan Kas;

10) Melakukan rekonsiliasi internal antara

pembukuan Bendahara dan Laporan Keuangan

37

Page 48: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

UAKPA sekurang-kurangnya satu kali dalam satu

bulan sebelum dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN;

11) Mengesahkan laporan keuangan per-Bulan,

per-Triwulan, per-Semester dan Tahunan berdasarkan

SAI;

12) Bertanggungjawab atas penyampaian laporan-

laporan lainnya antara lain perencanaan kas dan

laporan monitoring dan evaluasi Pengadaan

Barang/Jasa;

13) Melakukan perubahan dan pengesahan

perkiraan penarikan dana dan atau perkiraan

penyetoran dana secara periodik yaitu bulanan,

mingguan dan harian;

14) Bertanggung jawab kepada PA.

c. Pejabat Pemungut Penerimaan Negara (PPPN)/Atasan

Langsung Bendahara Penerimaan.

1) Mengelola penerimaan negara dalam

Sistem APBN;

2) Mengintensifkan perolehan pendapatan

yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya;

3) Melaksanakan koordinasi dan

pengendalian penyelenggaraan pelayanan jasa;

38

Page 49: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

4) Menandatangani Surat Perjanjian

Kerjasama Pelayanan Barang/Jasa;

5) Menandatangani berita acara

pemeriksaan kas penerimaan;

6) Melaksanakan tertib administrasi

keuangan sesuai peraturan perundangan-undangan yang

berlaku;

7) Melaporkan hasil penerimaan negara

setiap akhir bulan kepada KPA;

8) Melaksanakan pengawasan penerimaan

pelayanan jasa;

9) Bertangggung jawab kepada KPA.

d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

1) Melakukan koreksi rencana dan

jadwal pelaksanaan program dan kegiatan;

2) Bersama dengan PPP-SPM menyusun

Rencana Operasional Program/ Kegiatan (ROP/K) yang

berisi rincian paket-paket kegiatan beserta jadwal

pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dengan memperhatikan DIPA, Petunjuk Operasional

39

Page 50: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Kegiatan, untuk selanjutnya ditetapkan Kuasa Pengguna

Anggaran;

3) Melakukan koreksi Rincian Anggaran

Biaya (RAB) dan Rencana Pelaksanaan dan Penggunaan

Anggaran (RPPA), dalam hal terjadi revisi anggaran yang

telah ditetapkan/disetujui sebagaimana ditetapkan dalam

POK;

4) Menyusun rencana penarikan dana

(forecasting) bulanan, mingguan dan harian;

5) Menetapkan rencana pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi spesifikasi teknis

Barang/Jasa, HPS, dan rancangan kontrak;

6) Menandatangani Pakta Integritas;

7) Menerbitkan Surat Penujukkan

Penyedia Barang/Jasa;

8) Membuat ikatan perjanjian atau

menandatangani kontrak dengan penyedia Barang/Jasa

sepanjang anggarannya sudah tersedia dan mencukupi;

9) Melaksanakan dan mengendalikan

kontrak dengan penyedia Barang/Jasa;

10) Melaporkan hasil pekerjaan

Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA;

40

Page 51: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

11) Menyerahkan hasil pekerjaan

Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA dengan Berita Acara

Penyerahan;

12) Melaporkan kemajuan pekerjaan

termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan

pekerjaan kepada KPA setiap triwulan;

13) Menyimpan dan menjaga keutuhan

seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

14) Tidak diperkenankan mengadakan ikatan perjanjian atau

menadatangani kontrak dengan penyedia Barang/Jasa apabila

belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran

yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran;

15) Dalam hal diperlukan, PPK dapat mengusulkan kepada KPA

perubahan paket pekerjaan, perubahan jadwal kegiatan

pengadaan, menetapkan tim pendukung, menetapkan tim

atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk

membantu pelaksanaan tugas Pokja Pengadaan, dan

menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan

kepada Penyedia Barang/Jasa;

16) Memberitahukan secara tertulis pada Penerima Hak untuk

mengajukan tagihan apabila Penerima Hak belum

mengajukan tagihan dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah

timbulnya hak tagih.

41

Page 52: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

17) Menandatangani persetujuan pembayaran baik melalui UP

dan LS;

18) Menerbitkan dan menyampaikan SPP kepada PPP-SPM;

19) Melakukan pemeriksaan kas BPP dan menandatangani berita

acara pemeriksaan kas BPP;

20) Bertanggung jawab kepada KPA.

e. Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM (PPP-SPM)

1) Bersama dengan PPK menyusun ROP/K;

2) Meneliti dengan seksama DIPA dan Petunjuk Pelaksanaan

yang telah disahkan, dan apabila terdapat kekeliruan redaksi,

perhitungan biaya, volume, perubahan lokasi, waktu, serta

harga agar segera mengajukan revisi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku;

3) Menguji kebenaran material surat-surat tagihan barang/jasa

yang disampaikan oleh penerima hak tagih;

4) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/

kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian

pengadaan barang/jasa;

5) Meneliti dan menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen

atas pengajuan SPP dari PPK;

6) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

42

Page 53: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

7) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran

pengeluaran yang bersangkutan;

8) Menerbitkan dan Menandatangani Surat Perintah Membayar

(SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU) dan Surat Perintah

Membayar Langsung (SPM-LS) yang akan diajukan kepada

KPPN.

9) Bertanggung jawab kepada KPA;

f. Bendahara Penerimaan

1) Menerima pembayaran berupa uang/cek bank/surat berharga

lainnya melalui rekening Bendahara Penerimaan (tidak

secara langsung);

2) Wajib menyetor/melimpahkan seluruh penerimaan negara

yang telah dipungut ke Rekening Kas Negara dalam waktu 1

(satu) hari kerja setelah penerimaannya dengan

menggunakan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP);

3) Membukukan seluruh penerimaan dan penyetoran dalam

rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan kerja yang

berada di bawah pengelolaannya;

4) Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) secara

bulanan atas uang yang dikelolanya dan menyampaikannya

ke KPPN;

43

Page 54: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

5) Bertanggungjawab kepada Bendahara Umum Negara

melalui Kuasa Pengguna Anggaran;

g. Bendahara Pengeluaran

1) Mengelola uang persediaan

yang diterima melalui UP/TUP/GUP/LS Bendahara untuk

kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional kegiatan dan

operasional kantor sehari-hari;

2) Melaksanakan pembayaran UP

setelah meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang

diajukan oleh KPA/PPK meliputi kuitansi/tanda terima,

faktur pajak, dan dokumen lainnya yang menjadi dasar hak

tagih;

3) Menguji kebenaran

perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah

pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan

kewajiban lainnya kepada pihak ketiga;

4) Menguji ketersediaan

dana/kecukupan pagu sisa pagu DIPA untuk jenis belanja

yang dimintakan pembayarannya;

5) Wajib menolak perintah bayar

dari KPA/PPK apabila persyaratan-persyaratan tidak

dipenuhi sebagai berikut:

44

Page 55: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a) Kelengkapan

administrasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP) tidak

terpenuhi;

b) Kebenaran

perhitungan tagihan yang tercantum dalam Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) tidak terpenuhi;

c) Tidak adanya

ketersediaan dana yang bersangkutan.

6) Menyelenggarakan pembukuan

terhadap seluruh pengeluaran meliputi seluruh transaksi

dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja satker yang

berada di bawah pengelolaannya;

7) Membuat laporan

pertanggungjawaban (LPJ) secara bulanan atas uang yang

dikelolanya dan menyampaikannya ke KPPN, dan BPK;

8) Menyetorkan ke kas negara

seluruh sisa uang persediaan/tambahan uang persediaan

pada akhir tahun anggaran;

9) Melakukan pemungutan PPh

(Pajak Penghasilan) serta pajak lainnya dan

membukukannya ke dalam Buku Kas Umum dan Buku

Pajak serta menyetorkannya ke Kas Negara;

45

Page 56: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

10) Bertanggungjawab atas keadaan kas termasuk pengamanan

dan penyimpanan uang kas serta dokumen-dokumen

lainnya;

11) Menyimpan dan mengarsipkan bukti-bukti kas/Bank,

dokumen sumber pertanggungjawaban keuangan serta

lampirannya;

12) Menyusun dan mengirim Laporan Realisasi Anggaran

Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan kepada

Kuasa Pengguna Anggaran;

13) Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang

dilaksanakannya;

14) Bertanggungjawab kepada BUN melalui PA.

h. Bendahara Pengeluaran Pembantu

1) BPP bertanggungjawab atas seluruh uang operasional

pekerjaan dalam penguasaannya dan bertanggungjawab

secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan;

2) Menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh

pengeluaran meliputi seluruh transaksi dalam rangka

pelaksanaan anggaran belanja satker yang berada di bawah

pengelolaannya;

46

Page 57: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BPP

kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat 5 (lima) hari

kerja bulan berikutnya;

4) Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib

menyetorkan seluruh uang dalam penguasaannya yang

berasal dari LS bendahara ke Kas Negara, sedangkan sisa

UP wajib dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran;

5) BPP diangkat dan diberhentikan oleh KPA, namun

fungsi perbendaharaan dipertanggungjawabkan kepada

Bendahara Pengeluaran

3. Prosedur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

a. Ketentuan Penerimaan PNBP

1) PNBP adalah seluruh pnerimaan Pemerintah Pusat yang

tidak berasal dari penerimaan pajak, merupakan

penerimaan negara yang diperoleh karena pemberian

pelayanan jasa atau penjualan barang milik negara oleh

Kementerian/Lembaga Negara kepada masyarakat.

Tidak semua Kementerian/Lembaga memilki/

menyelenggarakan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

2) Semua unit pengelola PNBP tidak diperkenankan

mengadakan pungutan atau tambahan pungutan yang

47

Page 58: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

tidak tercantum dalam Peraturan Pemerintah tentang Jenis

dan Tarif atas Jenis PNBP.

3) Penerimaan PNBP tersebut tidak boleh digunakan

langsung untuk membiayai pengeluaran.

4) Bendahara Penerimaan dilarang menerima setoran secara

langsung dari wajib setor.

5) Penerimaan dilakukan melalui rekening Bendahara

Penerimaan baik dengan cara transfer atau setor langsung

di teler bank. Bukti transfer/setor menjadi bukti

penerimaan/dokumen sumber yang harus dibukukan oleh

Bendahara Penerimaan.

6) Penerimaan melalui Pembayaran Langsung antar KPPN

atau LS, dilaksanakan melalui dokumen Surat Perjanjian

Kerjasama/Surat Perintah Kerja, berita acara serah terima

dan kwitansi pembayaran.

b. Ketentuan Penyetoran PNBP

1) Bendahara Penerimaan wajib menyetorkan secara langsung

penerimaan ke Kas Negara dalam waktu 1 hari kerja

menggunakan formulir SSBP.

2) Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Penerimaan wajib

menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke Kas

Negara menggunakan formulir SSBP.

48

Page 59: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) SSBP yang dinyatakan sah menjadi dokumen sumber bagi

Bendahara Penerimaan satuan kerja dalam menatausahakan

PNBP.

4. Prosedur Pengeluaran

Berdasarkan DIPA, PA/KPA melaksanakan kegiatan sesuai

Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), dan memerintahkan

pembayaran tagihan-tagihan atas beban DIPA yang telah ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan pengeluaran dilakukan melalui prosedur pengajuan SPP

dan penerbitan SPM (UP/TUP/GUP/LS Bendahara/LS Pihak

Ketiga).

a. Ketentuan Pengajuan SPP dan penerbitan SPM :

1) SPP dan SPM–UP (Uang Persediaan)

a. Bendahara Pengeluaran menyampaikan permintaan

UP/TUP kepada PPK untuk diterbitkan SPP-UP.

b. PPK menguji permintaan UP, apabila tidak lengkap

dan benar PPK mengembalikan permintaan UP tersebut

kepada Bendahara Pengeluaran secara tertulis paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

permintaan tersebut.

c. PPK menerbitkan SPP-UP dan disampaikan kepada

PPP-SPM paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

49

Page 60: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

diterimanya permintaan UP dari Bendahara

Pengeluaran.

SPP tersebut dibuat berdasarkan :

(1) Pekerjaan yang bersifat kontraktual berdasarkan

Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian

Pekerjaan.

(2) Pekerjaan yang bersifat swakelola berdasarkan

bukti-bukti pertanggung jawaban

(kwitansi).

d. Pengujian SPP-UP sampai dengan Penerbitan SPM-UP

diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

SPP-UP beserta dokumen pendukung diterima secara

lengkap dan benar dari PK.

e. Apabila SPP-UP tidak lengkap dan benar maka PP-

SPM mengembalikan kepada PPK secara tertulis paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP-UP

tersebut.

f. Pengujian SPP-UP oleh PPP-SPM meliputi

pengecekan ketersediaan dana dan kesesuaian dengan

RAB/RPPA.

g. PPK mengajukan SPP–UP kepada KPA untuk

meminta surat pernyataan dari KPA atau Pejabat

50

Page 61: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

yang ditunjuk, yang menyatakan bahwa uang

persediaan tersebut tidak untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan

harus dengan pembayaran langsung (LS).

h. Atas dasar SPP yang diterima, PPP-SPM

menerbitkan SPM.

i. SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi

dengan ADK SPM disampaikan ke KPPN paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.

j. KPPN melakukan pengujian substansi dan pengujian

formal terhadap SPM-UP yang selanjutnya akan

menerbitkan (SP2D).

k. Dengan diterbitkannya SP2D maka pembayaran atas

tagihan-tagihan tersebut telah tercatat sebagai

pengeluaran atas beban DIPA.

l. Setiap Satker dapat diberikan UP untuk

pengeluaran-pengeluaran belanja barang

berdasarkan kebutuhan sepanjang nilanya ≤

Rp.10.000.000,- dan tidak bersifat kontraktual

yaitu :

(1) 5211 : Belanja Barang Operasional

(2) 5212 : Belanja Barang Non Operasional

(3) 5221 : Belanja Jasa

51

Page 62: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(4) 5231 : Belanja Pemeliharaan

(5) 5241 : Belanja Perjalanan Dalam Negeri

(6) 5242 : Belanja Perjalanan Luar

Negeri

(7) 5311 : Belanja Modal Tanah

(8) 5321 : Belanja Modal Peralatan dan Mesin

(9) 5331 : Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

(10) 5341 : Belanja Modal Jalan, Irigasi dan

Jaringan

(11) 5351 : Belanja Pemeliharaan yang

Dikapitalisasi

(12) 5361 : Belanja Modal Fisik Lainnya

m. UP dapat diberikan setinggi-tingginya :

(1) 1/12 (satu per-dua belas) dari pagu DIPA

menurut klasifikasi belanja yang diijinkan

untuk diberikan UP, maksimal Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk

pagu sampai dengan Rp. 900.000.000,-

(sembilan ratus juta rupiah).

52

Page 63: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(2) 1/18 (satu per-delapan belas) dari pagu DIPA

menurut klasifikasi belanja yang diijinkan

untuk diberikan UP, maksimal

Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk

pagu di atas Rp. 900.000.000,-

(sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan

Rp. 2.400.000.000,- (dua miliar empat ratus

juta rupiah).

(3) 1/24 (satu per-dua puluh empat) dari pagu

DIPA menurut klasifikasi belanja yang

diijinkan untuk diberikan UP, maksimal

Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

untuk pagu di atas Rp.

2.400.000.000,- (dua miliar empat ratus juta

rupiah).

n. Perubahan besaran UP di luar ketentuan di atas

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

o. Pengisian kembali UP (revolving) dapat diberikan

apabila dana UP telah dipergunakan sekurang-

kurangnya 75% dari dana UP yang diterima serta

sepanjang masih tersedia pagu dalam DIPA.

53

Page 64: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

p. Apabila kebutuhan penggunaan kegiatan 1 (satu)

bulan melebihi dari UP yang diterima, PPK dapat

mengajukan TUP yang diatur sebagai berikut :

(1)Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai

dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) untuk klasifikasi belanja yang

diperbolehkan diberikan UP bagi instansi

dalam wilayah pembayaran KPPN

bersangkutan.

(2)Permintaan TUP diatas Rp. 200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah) untuk klasifikasi belanja

yang diperbolehkan diberi UP harus mendapat

dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan.

q. Penggunaan UP belum mencapai 75% sedangkan

Satker yang bersangkutan memerlukan pendanaan

melebihi sisa dana yang tersedia, Satker tersebut

dapat mengajukan TUP.

2) SPP dan SPM-TUP (Tambahan Uang Persediaan)

a) Masing-masing pengelola kegiatan mengajukan rincian

penggunaan dana TUP berdasarkan RPPA kepada PPK.

54

Page 65: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

b) PPK mengajukan perincian penggunaan dana TUP

kepada Kepala KPPN/Kepala Kanwil Dirjen

Perbendaharaan dilengkapi dengan Surat Pengantar dari

KPA, salinan rekening Koran Bendahara Pengeluaran

yang menunjukkan saldo terakhir dan Surat Pernyataan

KPA yang berisi keterangan :

(1) Dana tambahan UP tersebut akan digunakan untuk

keperluan mendesak dan akan habis digunakan

dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal

diterbitkan SP2D.

(2) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan

ke rekening Kas Negara.

(3) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang

seharusnya dibayarkan secara langsung.

c) PPK menerbitkan SPP-TUP berikut rincian penggunaan

dana TUP dan disampaikan kepada PPP-SPM paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya Surat

Persetujuan TUP dari Kepala KPPN/Kepala Kanwil

Dirjen Perbendaharaan.

d) Verifikasi SPP-TUP sampai dengan penerbitan SPM

TUP oleh PPP-SPM diselesaikan paling lambat 2 (dua)

55

Page 66: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara

lengkap dan benar.

e) Atas dasar SPP yang diterima, PPP-SPM menerbitkan

SPM untuk diajukan ke KPPN beserta dengan dokumen

pendukungnya dilengkapi dengan Arsip Data Komputer

(ADK) dan salinan rekening koran Bendahara

Pengeluaran yang menunjukkan saldo terakhir.

f) SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi

dengan ADK SPM disampaikan ke KPPN paling lambat

2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.

g) KPPN akan menerbitkan SP2D.

3) SPP dan SPM-GUP dan SPP dan SPM-GU Nihil atas

TUP

1) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pengisian

kembali (revolving) GUP dan TUP setelah proses

pertanggungjawaban anggaran dengan melakukan

pengujian dan meneliti kelengkapan bukti-bukti

pertanggungjawaban setelah mencapai minimal 75% dari

nilai SPM-UP, atau SPM-GU atau maksimal 100% untuk

SPM TUP.

56

Page 67: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

2) Bendahara mengajukan bukti-bukti pengeluaran ke PPK

untuk diterbitkan SPP-GUP dan/atau SPP-GU Nihil atas

TUP.

3) SPP-GUP dan SPP-GU Nihil atas TUP diterbitkan oleh

PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 5

(lima) hari kerja setelah bukti-bukti pengeluaran diterima

secara lengkap dan benar.

4) PPP-SPM menolak bukti-bukti pertanggungjawaban

yang diajukan apabila

(1) Pengeluaran kegiatan yang melampaui pagu;

(2) Tidak didukung oleh bukti-bukti pengeluaran yang

sah.

5) Pengujian SPP-GUP sampai dengan penerbitan SPM-

GUP oleh PP-SPM diselesaikan paling lambat 4 (empat)

hari kerja setelah SPP-GUP beserta dokumen pendukung

diterima secara lengkap dan benar.

6) Pengujian SPP-GUP Nihil atas TUP sampai dengan

penerbitan SPM-GUP Nihil atas TUP oleh PPP-SPM

diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah

SPP-GUP Nihil atas TUP beserta dokumen pendukung

diterima secara lengkap dan benar dari PPK.

57

Page 68: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

7) SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi

dengan ADK SPM disampaikan ke KPPN paling lambat

2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.

8) Pengajuan SPM-GUP dan SPM GU Nihil Atas TUP ke

KPPN harus dilengkapi dengan :

(1) Surat Pertanggungjawaban Belanja (SPTB);

(2) atau Pejabat yang ditunjuk, untuk transaksi yang

menurut ketentuan harus dipungut PPN dan PPh;

(3) NPWP diisi sesuai dengan NPWP Bendahara

Pengeluaran;

(4) Salinan SSBP untuk pengembalian sisa dana TUP

jika terdapat sisa TUP di Bendahara Pengeluaran.

4) SPP dan SPM-LS untuk Pembayaran Belanja Pegawai

a. Pembayaran gaji induk Salinan Surat Setoran Pajak

(SSP) yang telah dilegalisir oleh KPA /gaji

susulan/kekurangan gaji/gaji terusan/uang duka

wafat/tewas, dilengkapi dengan fotocopy dokumen

pendukung yang telah dilegalisir oleh PPK, daftar dan

rekapnya untuk gaji induk /gaji susulan/kekurangan

gaji/uang duka wafat/ tewas dilengkapi dengan surat

keterangan dan permintaan tunjangan kematian (UDW),

SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan pangkat, SK Kenaikan

58

Page 69: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Gaji Berkala, SK Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan

Pelantikan, surat pernyataan masih menduduki jabatan,

surat pernyataan melaksanakan tugas, daftar keluarga

(KP4), fotocopy surat nikah, fotocopy akte kelahiran

yang dilegalisir oleh Pejabat Kepegawaian, SKPP, daftar

potongan sewa rumah dinas, surat keterangan masih

sekolah/kuliah, surat pindah, surat kematian, SSP PPh

pasal 21, Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

dari KPA/PPK Kelengkapan tersebut di atas digunakan

sesuai peruntukkannya.

b.

a. Pembayaran lembur dilengkapi dengan daftar

pembayaran perhitungan lembur yang

ditandatangani oleh KPA/ Pejabat yang ditunjuk

dan Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan,

surat perintah kerja lembur, daftar hadir kerja,

daftar hadir lembur, Surat Pertanggungjawaban

Mutlak (SPTJM) dari KPA/PPK, dan SSP PPh

pasal 21.

b. Pembayaran honor/vakasi dilengkapi dengan surat

keputusan tentang pemberian honor/vakasi, daftar

pembayaran perhitungan honor/vakasi yang

ditanda tangani oleh KPA/pejabat yang ditunjuk

59

Page 70: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

dan bendahara pengeluaran yang bersangkutan dan

SSP PPh pasal 21.

c. PPABP menyampaikan tagihan dan dokumen

pendukung SPP-LS yang lengkap dan benar

kepada PPK.

d. PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS,

apabila tidak lengkap dan benar PPK mengembalikan

kepada PPABP secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari

kerja setelah diterimanya surat tagihan tersebut.

e. PPK menerbitkan SPP-LS dan disampaikan kepada PP-

SPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah

dokumen pendukung diterima lengkap dan benar dari

PPABP.

f. PPK menyampaikan SPP-LS beserta dokumen

pendukungnya kepada PP-SPM.

g. Apabila SPP-LS dan dokumen pendukung tidak lengkap

dan benar, maka PP-SPM mengembalikan kepada PPK

secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

diterimanya SPP-LS tersebut.

h. Pengujian SPP-LS sampai dengan penerbitan SPM-LS

oleh PP-SPM diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari

setelah SPP-LS diterima secara benar dan lengkap dari

PPK.

60

Page 71: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

i. SPM-LS beserta dokumen pendukung dan ADK SPM

kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

SPM diterbitkan.

5) SPP dan SPM-LS Non Belanja Pegawai

a) Tagihan dan dokumen pendukung SPP-LS yang lengkap

dan benar diajukan oleh Penerima Hak kepada

KPA/PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

timbulnya hak tagih.

b) PPK menguji tagihan dan dokumen pendukung SPP-

LS, apabila tidak lengkap dan benar maka PPK

mengembalikan kepada penerima hak secara tertulis

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

surat tagih tersebut.

c) PPK menerbitkan SPP-LS dan disampaikan kepada PP-

SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen

pendukung diterima lengkap dan benar dari penerima

hak.

d) PPK menyampaikan SPP-LS beserta dokumen

pendukungnya kepada PP-SPM.

61

Page 72: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

e) Apabila SPP-LS dan dokumen pendukungnya tidak

lengkap dan benar, maka PP-SPM mengembalikan

kepada PPK secara tertulis paling lambat 2 (dua) hari

kerja setelah diterimanya SPP-LS tersebut.

f) PP-SPM melakukan pengujian SPP-LS sampai dengan

menerbitkan SPP-LS paling lambat 5 (lima) hari kerja

setelah SPP-LS beserta dokumen pendukung diterima

lengkap dan benar dari PPK.

g) SPM-LS beserta dokumen pendukung dan ADK

disampaikan ke KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah SPM diterbitkan.

h) Kelengkapan Dokumen SPP-LS Pengadaan barang/

jasa :

(1) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor

rekening rekanan;

(2) Surat pernyataan Pejabat PPK mengenai

penetapan rekanan;

(3) Berita acara penyelesaian pekerjaan;

(4) Berita acara serah terima pekerjaan;

(5) Berita acara pembayaran;

(6) Kwitansi yang disetujui oleh PPK;

62

Page 73: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(7) Faktur pajak beserta SSP yang telah

ditandatangani wajib pajak;

(8) Jaminan bank atau yang dipersamakan yang

dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan

non bank;

(9) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-

kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;

(10) Ringkasan kontrak;

(11) Berita acara pada huruf c), d) dan e) di atas dibuat

sekurang-kurangnya dalam rangkap lima dan

disampaikan kepada :

(1) Asli dan satu tembusan untuk PPP-SPM.

(2) Masing-masing satu tembusan untuk para

pihak yang membuat kontrak.

(3) Satu tembusan untuk Panitia/Pejabat PHP.

i) Kelengkapan dokumen SPP-LS Pembayaran biaya

langganan daya dan jasa (listrik, telepon dan air)

(1)Bukti tagihan daya dan jasa.

(2) Nomor rekening pihak

ketiga (PT PLN, PT Telkom, PDAM, dll).

63

Page 74: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(3) Dalam hal pembayaran

langganan daya dan jasa belum dapat dilakukan

secara langsung, Satker yang bersangkutan dapat

melakukan pembayaran dengan UP sepanjang

nilainya ≤ Rp.10.000.000,-

j) Kelengkapan dokumen SPP-LS Pembayaran Belanja

Perjalanan Dinas.

(1) Pembayaran belanja perjalanan dinas harus

dilengkapi dengan daftar nominatif pejabat yang

akan melakukan perjalanan dinas, yang berisi

antara lain : informasi mengenai data pejabat

(Nama,NIP, Pangkat/Golongan), tujuan, tanggal

keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya

yang diperlukan untuk masing-masing pejabat.

(2) Daftar nominatif tersebut harus ditandatangani

oleh pejabat yang berwenang memerintahkan

perjalanan dinas, dan disahkan oleh pejabat yang

berwenang di KPPN.

(3) Pembayaran dilakukan oleh Bendahara

Pengeluaran yang bersangkutan kepada para

pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas.

6) SPP dan SPM-PNBP

64

Page 75: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a) UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP

Rupiah Murni (RM)

b) UP dapat diberikan kepada Satker pengguna sebesar

20% dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal

sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

dengan melampirkan daftar realisasi pendapatan dan

penggunaan dana PNBP tahun anggaran sebelumnya.

Apabila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP

sebesar kebutuhan riil satu tahun dengan

memperhatikan maksimum pencairan (MP).

Kewenangan pemberian TUP mengacu pada ketentuan

yang berlaku.

c) Dana yang berasal dari PNBP dapat

dicairkan maksimal sesuai formula sebagai

berikut :

MP = ( PPP x JS ) – JPS

MP : Maksimum pencairan dana

PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap

pendapatan

JS : jumlah setoran

JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai

65

Page 76: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

dengan SPM terakhir yang diterbitkan

d) Dalam pengajuan SPM-TUP/GUP/LS PNBP ke KPPN,

Satker pengelola PNBP harus melampirkan daftar

perhitungan jumlah MP.

e) Pencairan dana harus melampirkan bukti setoran

(SSBP) yang telah dikonfirmasi oleh KPPN.

f) Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan

tidak boleh melampaui pagu PNBP Satker yang

bersangkutan dalam DIPA.

g) Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/TUP PNBP

oleh PPK dilakukan dengan mengajukan SPM ke

KPPN setempat cukup dengan melampirkan SPTB

b. Ketentuan Pembayaran melalui uang persediaan untuk

kegiatan yang dilakukan secara swakelola dan

pembayaran langsung (LS-Bendahara)

1) Pembayaran melalui Uang Persediaan (UP)

a. Terkait dengan fungsi BPP selaku perpanjangan

tangan dari Bendahara Pengeluaran, penyaluran dana

dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP dapat

bersumber dari SPM UP, SPM TUP dan SPM-LS

Bendahara.

66

Page 77: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

b. BPP mengajukan Rincian UP/Rincian TUP/Rincian

LS Bendahara yang akan digunakan untuk

membiayai pekerjaan/sub output.

c. Rincian UP/TUP/LS Bendahara dari BPP merupakan

dokumen pendukung ketika Bendahara Pengeluaran

mengajukan SPM-UP, SPM-TUP, SPM-GUP, SPM

LS Bendahara ke KPPN.

d. UP/TUP/LS Bendahara yang dikelola BPP akan

disalurkan ke masing-masing koordinator

pekerjaan/sub output dengan mekanisme sebagai

berikut :

(1) Koordinator pekerjaan/sub output mengajukan

formulir kebutuhan uang operasional pekerjaan

kepada BPP disertai dengan daftar rincian

pemberian honorarium, dan/atau rencana

pembayaran, dan/atau rencana pembelian

bahan, dan/atau rencana pembiayaan keperluan

operasional lainnya, dan/atau daftar

pejabat/staf yang akan melaksanakan tugas

perjalanan dinas paling lambat 2 minggu

sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan;

(2) Pengajuan kebutuhan uang operasional

pekerjaan oleh koordinator pekerjaan/sub

67

Page 78: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

output diajukan secara bertahap sesuai dengan

RPPA yang telah ditetapkan;

(3) BPP mengajukan formulir kebutuhan uang

operasional pekerjaan kepada PPK untuk

dimintakan persetujuan;

(4) Formulir kebutuhan uang operasional

pekerjaan yang sudah disetujui dan

ditandatangani PPK disampaikan ke PPP-

SPM;

(5) PPP-SPM menguji kebenaran jumlah rincian

uang operasional pekerjaan dan memberikan

persetujuan;

(6) Formulir kebutuhan uang operasional

pekerjaan yang sudah disetujui PPP-SPM

disampaikan kembali ke Bendahara

Pengeluaran untuk diberikan uang

operasionalnya kepada BPP.

e. Pertanggungjawaban Uang Operasional Pekerjaan

berupa kwitansi dari BPP beserta sisa uang operasional

(jika ada) ke Bendahara Pengeluaran disampaikan

paling lambat akhir bulan bersangkutan berserta dengan

LPJ BPP, SPTB dan SPP yang belum mendapatkan

pengesahan PPK dan PPP-SPM;

68

Page 79: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

f. Bendahara Pengeluaran melakukan validasi atas kuitansi

pertanggungjawaban SPTB dan SPP dari BPP dan

apabila tidak ada kesalahan Bendahara Pengeluaran

mengajukan PTB dan SPP ke PPK untuk dimintakan

pengesahan;

g. Dalam hal PPK menyetujui SPTB dan SPP selanjutnya

SPTB dan SPP diajukan ke PPP-SPM untuk diterbitkan

SPM;

h. Untuk pengeluaran baik yang menggunakan SPTB atau

kwitansi/tanda bukti pembayaran lainnya harus

memperhatikan ketentuan peraturan perpajakan yang

berlaku. Surat Setoran Pajak (SSP) berkenaan yang

telah dilegalisir oleh PPK harus dilampirkan pada

SPTB.

i. BPP mengajukan Laporan Pertanggungjawaban BPP

kepada Bendahara Pengeluran berikutnya disertai

salinan secara bulanan paling lambat 5 (lima) hari kerja

bulan rekening Koran dari bank bulan berkenaan.

Mekanisme tersebut di atas dapat di gambarkan pada

diagram alir sebagai berikut

Diagram AlirPembayaran Melalui Penyediaan Uang Persediaan (UP)

69

Page 80: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Pembayaran Langsung

Kelengkapan pembayaran untuk pengadaan barang/jasa

(pihak II), dengan kelengkapan dokumen sebagai

berikut :

a. K

ontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening

rekanan;

70

Page 81: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

b. S

urat pernyataan PPK mengenai penetapan rekanan;

c. B

erita acara penyelesaian pekerjaan:

d. B

erita acara serah terima pekerjaan;

e.

Berita acara pembayaran;

f. K

witansi yang disetujui oleh PPK;

g. F

aktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani

wajib pajak;

h. J

aminan bank atau yang dipersamakan yang

dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan non

bank;

i. D

okumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-

kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;

j. F

aktur barang

71

Page 82: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Mekanisme tersebut di atas dapat di gambarkan pada diagram alir

sebagai berikut:

Diagram AlirPembayaran Secara Langsung (LS)

72

Page 83: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

5. Verifikasi

a. Prinsip Verifikasi

Dalam melakukan verifikasi hal-hal yang harus diperhatikan :

73

Page 84: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

1) Tujuan Anggaran

(a)Tujuan pengeluaran yang ditetapkan sesuai sasaran yang

hendak dicapai sebagaimana dituangkan dalam

DIPA/ROP.

(b)Pelaksanaan anggaran harus dilaksanakan secara hemat,

tidak mewah dan efisien.

(c)Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan

program kerja (jadwal kegiatan). Sehingga hasil yang

akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan,

terpenuhi kuantitas dan kualitasnya.

(d)Penggunaan produksi dalam negeri sepanjang telah

memenuhi persyaratan teknis.

2) Hak Pembayaran

(a)Hak menguasai Anggaran :

Setiap tagihan kepada Negara, harus didasarkan

kepada perintah (tindakan) yang menguasai anggaran,

yaitu, KPA/PPK sebagai penerima kuasa dari

Pengguna Anggaran sebagai pihak yang menguasai

Bagian Anggaran.

(b)Hak menerima Pembayaran

Pengeluaran harus diterimakan kepada yang berhak

menerima pembayaran, yaitu orang/rekanan yang

74

Page 85: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

telah menyerahkan barang/jasa sesuai

perintah/permintaan KPA/PPK Satker yang

bersangkutan.

(c)Hak yang menimbulkan Pembayaran

Menimbulkan pembayaran, artinya bahwa hak tagih

dari orang/rekanan telah timbul, dengan kondisi

dimana kewajiban-kewajiban yang diminta oleh

KPA/PPK telah dilaksanakan dan diserahkan serta

diterima oleh petugas/pejabat yang ditunjuk.

3) Kepatuhan terhadap Peraturan Pengeluaran

(a)Pengeluaran harus sebatas dana yang tersedia. Artinya

bahwa KPA/PPK tidak boleh mengadakan

pengeluaran apabila dana untuk membiayai tindakan

tersebut tidak tersedia/tidak cukup tersedia.

(b)Tindakan-tindakan yang mengakibatkan hak tagihan

tersebut (pengeluaran), baik cara

penagihan/pengadaannya, penyelesaian serta

pelaksanaan pembayaran harus sesuai dengan

prosedur dan aturan-aturan keuangan yang berlaku,

misalnya :

(1) Pembayaran Belanja Pegawai;

(2) Pengadaan Barang/Jasa;

(3) Perjalanan Dinas, dll.

75

Page 86: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

b. Verifikasi Internal oleh KPA/Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM

Untuk melaksanakan verifikasi internal Satker, KPA

berwenang :

1) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak

pihak penagih;

2) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi

persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan

ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

3) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

4) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran

pengeluaran yang bersangkutan;

5) Memerintahkan pembayaran atas beban APBN.

c. Metode/Cara Verifikasi Internal oleh PPP-SPM

KPA dalam melaksanakan kewenangannya mendelegasikan

kepada PPK dan PPP-SPM. PPP-SPM melakukan verifikasi

dengan cara sebagai berikut :

1) Verifikasi terhadap bukti-bukti pengeluaran, kwitansi,

Surat Pertangtanggungjawaban (SPJ) dan kontrak dari

masing-masing pengelola kegiatan dan anggaran sebelum

76

Page 87: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

diproses pertanggung jawabannya oleh Bendahara

Pengeluaran dan diajukan ke KPPN.

2) Penggunaan anggaran, Dana UP dialokasikan untuk

pengeluaran berbagai jenis belanja (kecuali belanja

pegawai) dan jenis pengeluaran ini termuat di berbagai

jenis belanja Mata Anggaran Pengeluaran (MAP)/AKUN

yang dimuat dalam DIPA.

3) Bukti pengeluaran terdiri dari dokumen sumber

(kwitansi) dan dokumen pendukung.

4) Kwitansi sebagai dokumen sumber harus memenuhi

persyaratan antara lain :

(a) Memuat nama yang berhak menerima, uraian dari

yang dibayar, jumlah angka yang dibayar/akan

dibayar dengan angka dan huruf sama, tanggal tanpa

ada coretan atau setipan.

(b) Tahun dan AKUN tertera didalamnya.

(c) Tandatangan dari yang berhak menerima sendiri,

berdasarkan persetujuan PPK, catatan lunas dibayar

oleh Bendahara Pengeluaran.

(d) Verifikasi sedangkan untuk kebenaran bukti

kwitansi, meliputi :

(1) Nilai dalam kwitansi harus sama dengan nilai

perhitungan atas realisasi fisik yang tertera

77

Page 88: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(2) Bukti tagihan pembayaran berbentuk sama

seperti lazimnya berlaku umum.

(3) Bukti kwitansi termasuk bukti pendukungnya

harus asli.

(4) Bukti kwitansi memakai materai sesuai aturan

yang berlaku.

5) Dokumen Pendukung

Dokumen pendukung merupakan dokumen yang

mendukung kwitansi dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan karena kekurangan atau kesalahan dokumen

pendukung akan mengakibatkan semua bukti pengeluran

tidak sah.

Macam dokumen pendukung tergantung dari jenis

pengeluarannya dan prosedur dalam pengadaan barang

dan jasa. Sebagai contoh misalnya untuk jenis

pengeluaran gaji/upah untuk dokumen pendukungnya

dapat berupa Surat Keputusan tentang besarnya

honorarium/upah dan nama yang berhak.

6. Revisi

Anggaran

Revisi anggaran dapat dilakukan sehubungan dengan adanya

perubahan Petunjuk Operasional Kegiatan dan perubahan DIPA.

78

Page 89: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a. Revisi karena Perubahan Petunjuk Operasional Kegiatan

1) Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

69/PMK.02/2010 mengatur tentang revisi anggaran pada

PA/KPA, dengan ketentuan:

(a) tidak mengurangi belanja gaji dan tunjangan lainnya

yang melekat pada gaji;

(b) tidak mengurangi/merelokasi anggaran belanja

mengikat;

(c) pergeseran Komponen lnput untuk kebutuhan Biaya

Operasional;

(d) pergeseran Komponen Input dalam satu Keluaran

(output) sepanjang tidak menambah komponen

honorarium dan dalam jenis belanja yang sama;

dan/atau

(e) pergeseran komponen Input antar Keluaran (output)

dalam satu kegiatan sepanjang dalam jenis belanja

yang sama.

2) Revisi Anggaran dimaksud dilakukan dengan mengubah

Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan ditetapkan oleh

Kuasa Pengguna Anggaran serta mengubah ADK RKA

berkenaan dengan menggunakan aplikasi RKA-KL.

79

Page 90: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3) PA/KPA wajib menyampaikan setiap perubahan ADK

RKA-KL kepada Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur

Sistem Penganggaran.

b. Revisi terkait dengan Perubahan DIPA.

Batasan Revisi Anggaran

1) Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak

mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap :

a) kebutuhan Biaya Operasional satuan kerja (Kegiatan

0001 dan Kegiatan 0002) kecuali untuk memenuhi

Biaya Operasional pada satuan kerja lain;

b) pembayaran berbagai tunggakan;

c) Rupiah Murni pendamping PHLN;

d) kegiatan yang bersifat multi years; dan

e) kelompok pengeluaran/sub kegiatan/kegiatan yang

telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan dananya

sehingga menjadi minus.

2) Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah

target kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:

a) tidak mengubah sasaran program;

b) tidak mengubah jenis dan satuan

Keluaran (output) kegiatan; atau

80

Page 91: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

c) tidak mengurangi volume Keluaran

(output) Kegiatan prioritas Nasional atau Prioritas

Kementerian Negara/Lembaga.

D. Pengawasan

1. Pengawasan oleh Atasan Langsung (Unit Kerja)

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung sebenarnya

lebih menekankan pada monitoring rutin yang dilakukan oleh

pimpinan unit kerja terhadap pelaksanaan kegiatan di unit

kerjanya. Monitoring ini dilakukan secara periodik setiap waktu

dengan cara:

a. Mengadakan rapat internal untuk mengetahui output yang

telah dihasilkan beserta progressnya serta kendala yang

dihadapi;

b. Melakukan cross check ke pengelola kegiatan di unit kerja

terkait dengan pelaksanaan tahapan kegiatan dan realisasi

anggaran;

c. Bersama-sama dengan staf memeriksa dokumen yang

terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

d. Pengawasan oleh Pengelola Anggaran (Satker)

81

Page 92: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Sesuai dengan tugas dan kewenangannya, pengelola Satker

mempunyai peran masing-masing dalam melaksanakan tugas

pengawasan.

a. Pejabat Pemungut

Penerimaan Negara (PPPN)/Atasan Langsung Bendahara

Penerimaan, bertugas :

1)

2)

3)

4)

Mengawasi mekanisme proses penerimaan PNBP;

Menandatangani surat perjanjian kerjasama

penyediaan barang/jasa dengan pihak ke tiga

Memeriksa pembukuan Bendahara Penerima setiap

bulan dana memberikan paraf

Mengawasi proses penyetoran penerimaan ke Kas

Negara

b. Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM.

1) Memeriksa kembali secara rinci keabsahan dokumen

pendukung SPP sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku;

2) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran DIPA untuk

memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak

melampaui batas pagu anggaran;

82

Page 93: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan

kelayakan dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai

spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);

4) Memeriksa pencapaian tujuan atau sasaran kegiatan

sesuai dengan indicator kinerja yang tercantum dalam

DIPA berkenaan dan atau spesifikasi teknis yang

telah ditetapkan.

c. Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK).

1) Melakukan pemeriksaan Buku Kas Umum (BKU)

setiap bulan dan memberikan paraf;

2) Menguji kebenaran material surat surat bukti

mengenai hak pihak penagih;

3) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi

persyaratan/ kelengkapan sehubungan dengan

ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

4) Memberikan bimbingan kepada pengelola anggaran

agar sesuai dengan peraturan yang berlaku;

5) Memerintahkan pembayaran atas beban APBN;

6) Melakukan pemeriksaan keadaan kas BPP sekurang-

kurangnya 1 (satu) bulan sekali;

7) Membuat Laporan Keuangan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

83

Page 94: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

d. Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA).

1) Memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan

dalam DIPA dan ROK;

2) Melakukan bimbingan dan arahan terhadap

pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan;

3) Memeriksa kas Bendahara Pengeluaran sekurang-

kurangnya 1 (satu) bulan sekali;

4) Membuat keputusan-keputusan dan tindakan-

tindakan yang dapat mengakibatkan timbulnya

pengeluaran uang atau tagihan atas beban anggaran

DIPA.

2. Pengawasan oleh Inspektorat

Inspektorat melaksanakan pengawasan secara periodik setiap

tahunnya dalam rangka quality assurance yaitu memberikan

jaminan bahwa pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran

sudah dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang

berlaku serta sebagai Sistem Peringatan Dini.

Pengawasan yang dilakukan Inspektorat melalui evaluasi

kinerja, reviu evaluasi tindak lanjut, pemantauan, pemeriksaan

tahunan dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau kegiatan

pengawasan lainnya.

84

Page 95: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a. Khusus di bidang Keuangan, pengawasan dan pemeriksaan

yang dilakukan oleh Inspektorat meliputi penilaian dan

pengujian terhadap:

1) Sumber penerimaan keuangan untuk pelaksanaan

program/kegiatan;

2) Kesesuaian penggunaan/pengeluaran dengan peraturan

perundang-undangan dan kebijakan yang telah

ditetapkan;

3) Kesesuaian dan atau keterkaitan penggunaan uang

dengan rencana yang telah ditetapkan;

4) Kesesuaian tertib administrasi keuangan dengan

peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang

ditetapkan serta dengan sistem akuntansi keuangan

negara;

b. Prosedur pengawasan dan pemeriksaan.

1) Memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis tentang

rencana pelaksanaan Pengawasan dan Pemeriksaan

kepada obyek yang diperiksa;

2) Membawa Surat Tugas Pengawasan dan Pemeriksaan

kepada obyek yang diperiksa

85

Page 96: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3) Menjelaskan program kerja Pengawasan dan

Pemeriksaan kepada pihak yang diperiksa;

4) Dilaksanakan oleh suatu Tim;

5) Dilaksanakan di tempat obyek yang diperiksa;

6) Dilaksanakan pada jam kerja dan hari kerja;

7) Tim dapat melakukan konfirmasi dan atau pemeriksaan

terhadap pihak ketiga;

8) Temuan hasil Pengawasan dan Pemeriksaan sementara

dikonfirmasikan oleh Tim kepada pihak yang diperiksa

dalam bentuk Naskah Hasil Pengawasan dan

Pemeriksaan (NHPP);

9) NHPP diekspose dihadapan pimpinan unit kerja untuk

mendapat klarifikasi dengan obyek yang diperiksa;

10) Hasil dari ekspose Pengawasan dan Pemeriksaan

menjadi bahan penyusunan Laporan Hasil Pengawasan

dan Pemeriksaan (LHPP);

11) Melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan atau

rekomendasi;

c. Proses pengawasan dan pemeriksaan.

1) Persiapan pengawasan pemeriksaan.

2) Survey pendahuluan.

(a) Mengumpulkan data/informasi yang relevan,

seperti peraturan perundang-undangan yang

86

Page 97: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

berlaku, DIPA, ROK, SK, TOR, rencana kerja

(program/kegiatan) yang dilaksanakan oleh yang

diperiksa;

(b) Menelaah kegiatan yang dilaksanakan;

(c) Mengidentifikasi potensi kelemahan dan

kerentanan pelaksanaan program/kegiatan obyek

yang diperiksa.

a) Penetapan arah dan prioritas pengawasan

dan pemeriksaan.

Diarahkan dan diprioritaskan terhadap

pelaksanaan program/kegiatan yang

merupakan penjabaran dari Renstra dan

menekankan untuk menjaga atau mengawal

agar pelaksanaan program/kegiatan berjalan

sesuai dengan rencana dan tujuan yang

ditetapkan serta memberikan rekomendasi

tindakan korektif terhadap on going activity,

sehingga penyimpangan dapat dicegah sedini

mungkin,proses quality assurance, yang pada

akhirnya dapat memperbaiki sistem

pengendalian intern.

b) Program kerja pengawasan dan

pemeriksaan (PKPP).

87

Page 98: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(1) Menetapkan substansi pada obyek

pemeriksaan;

(2) Menetapkan mekanisme kerja yang

digunakan untuk melaksanakan

pengawasan dan pemeriksaan;

(3) Menetapkan pembagian tugas Tim;

(4) Menetapkan jadwal kerja.

c) Susunan Tim, Tim dapat dibentuk dengan

susunan:

(1) Penanggungjawab/Pengendali Mutu;

(2) Pengendali Teknis;

(3) Ketua Tim;

(4) Anggota Tim.

d) Penyampaian Surat Pemberitahuan.

(a) Rencana pelaksanaan pengawasan dan

pemeriksaan;

(b) Permintaan bahan-bahan berupa

data/dokumen/ informasi;

(c) Susunan Tim pengawas dan pemeriksa;

(d) Jadwal/lamanya pemeriksaan.

e) Pelaksanaan pengawasan dan

pemeriksaan.

(a) Pertemuan Awal;

88

Page 99: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Dijelaskan tujuan dan sasaran, ruang

lingkup dan waktu pelaksanaan

pengawasan dan pemeriksaan serta

konfirmasi hasil tindak lanjut atas

rekomendasi aparat pengawas fungsional

seperti BPK;

(b) Pemeriksaan data/bahan/ dokumen

sebagai bukti pertanggungjawaban yang

mencakup, kegiatan kajian, diklat dan

kesekretariatan (daftar dokumen dalam

lampiran);

(c) Melakukan klarifikasi terhadap auditi atas

pemeriksaan dokumen/bukti

pertanggungjawaban;

(d) Melakukan pengecekan fisik untuk

pembuktian keabsahan

pertanggungjawaban;

(e) Penyusunan draft kertas kerja pengawasan

dan pemeriksaan;

(f) Penyampaian draft Laporan hasil

pengawasan dan pemeriksaan;

(g) Pembahasan/ekspose hasil pengawasan

dan pemeriksaan dengan obyek yang

89

Page 100: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

diperiksa, serta obrik memberikan

tanggapan secara tertulis;

(h) Penyusunan Laporan hasil pengawasan

dan pemeriksaan;

(i) Penyampaian laporan Hasil pengawasan

dan pemeriksaan kepada pimpinan dan

obyek pemeriksaan.

3. Pengawasan Eksternal

a. Pengawasan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK)

1) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara, dan

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006

Tentang BPK, BPK merupakan satu lembaga

negara yang bebas dan mandiri dalam

memeriksa pengelolaan keuangan Negara;

2) Dalam kaitannya dengan pemeriksaan

tersebut, sesuai dengan tugasnya, BPK

mempunyai kewenangan (a) menentukan objek

pemeriksaan,(b merencanakan dan

melaksanakan pemeriksaan, (c) menentukan

90

Page 101: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

waktu dan metode pemeriksaan (d) menyusun

dan menyajikan laporan pemeriksaan, (e)

meminta keterangan dan/atau dokumen yang

wajib diberikan oleh setiap orang dan atau unit

organisasi Pemerintah, (f) melakukan

pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan

barang milik negara, di tempat pelaksanaan

kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan

negara, (g) pemeriksaan terhadap perhitungan-

perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening

koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya

yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

Negara serta (h) menetapkan jenis dokumen,

data, serta informasi mengenai pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan Negara;

2) Pernyataan profesional BPK selaku auditor atas

kewajaran informasi keuangan yang disajikan

dalam Laporan Keuangan didasarkan pada

kriteria :

a) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi

Pemerintah;

b) Pengungkapan yang memadai;

91

Page 102: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

c) Kepatuhan terhadap ketentuan perundang-

undangan;

d) Efektivitas Sistem Pengendalian Intern

(SPI);

4) Jenis opini BPK:

a. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), diberikan

dengan kondisi:

1) Laporan

Keuangan telah disajikan dan

diungkapkan secara wajar dalam semua

hal yang material dan informasi keuangan

dalam Laporan Keuangan dapat

digunakan oleh para pengguan Laporan

Keuangan;

2) Keempat

kriteria yang menjadi kriteriia dalam

penentuan opini dapat dipenuhi;

3) Semua

koreksi yang dapat mempengaruhi

kewajaran penyajian laporan keuangan

sudah dilakukan oleh auditee;

4) Hasil reviu

dinyatakan sependapat dengan hasil

92

Page 103: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

pemeriksaan auditor lain atas laporan

keuangan yang merupakan bagian dari

laporan keuangan entitas yang diberikan

opini atau terhadap hasil pemeriksaan

auditor lain tersebut tidak perlu direviu

karena nilainya tidak material untuk

laporan keuangan yang diberi opini.

b. Wajar Tanpa Pengecualian dengan

Paragraf Penjelasan, diberikan dengan

kondisi :

1) Laporan

Keuangan telah disajikan dan

diungkapkan secara wajar dalam semua

hal yang material, kecuali informasi hal-

hal yang berhubungan dengan yang

dikecualikan, sehingga informasi

keuangan dalam Laporan Keuangan yang

tidak dikecualikan dalam opini pemeriksa

dapat digunakan oleh para pengguna

Laporan Keuangan;

2) Keempat

kriteria kecuali pembatasan ruang lingkup

audit telah dipenuhi;

93

Page 104: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3) Terdapat

koreksi material yang tidak dilaksanakan

oleh auditee;

4) Hasil

pemeriksaan auditor lain atas bagian

laporan keuangan entitas yang diberikan

opini tidak dapat direviu oleh auditor BPK

sedangkan nilainya material.

c. Wajar Dengan Pengecualian(WDP),

diberikan dengan kondisi :

1) Laporan Keuangan tidak disajikan dan

diungkapkan secara wajar dalam semua

hal yang material sehingga informasi

keuangan dalam Laporan Keuangan tidak

dapat digunakan oleh para pengguna

Laporan Keuangan

2) Pembatasan lingkup audit atas beberapa

akun yang cukup material;

3) Tidak semua koreksi telah dilakukan oleh

auditee;

4) Hasil pemeriksaan auditor lain atas

bagian laporan keuangan entitas yang

94

Page 105: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

diberi opini tidak dapat direviu oleh

auditor BPK padahal nilainya material.

d. Tidak Wajar, diberikan dengan kondisi :

1) Laporan Keuangan tidak dapat diperiksa

sesuai dengan standar pemeriksaan,

pemeriksa tidak dapat memberikan

penjelasan bahwa Laporan Keuangan bebas

dari salah saji material, shingga informasi

keuangan dalam Laporan Keuangan tidak

dapat digunakan oleh para pengguna

Laporan Keuangan.

2) Terdapat 2 (dua) kriteria yang tidak

dipenuhi yaitu “kesesuaian dengan SAP dan

konsistensi pelaksanaan SAP”;

3) Terdapat koreksi yang sangat material yang

tidak dilaksanakan oleh auditee.

e. Tidak Memberikan Pendapat, diberikan

dengan kondisi :

1) Keempat kriteria tidak dilaksanakan;

95

Page 106: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Terdapat pembatasan lingkup audit atas

akun-akun yang sangat material terhadap

penyajian laporan keuangan;

3) Prosedur alternatif untuk menyakini

kewajaran penyajian laporan keuangan tidak

dapat dilaksanakan;

4) Hasil pemeriksaan auditor lain atas bagian

laporan keuangan entitas yang diberi opini

tidak dapat direviu oleh auditor BPK

padahal nilainya sangat material.

b. Pengawasan oleh Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

1) Dalam pengelolaan PNBP, berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun

2005 tentang pemeriksaan PNBP, atas

permintaan Menteri Keuangan, BPKP

dapat melakukan pemeriksaan khusus

terhadap pengelolaan PNBP.

2) Tujuan dan ruang lingkup pemeriksaan

terhadap wajib bayar:

1) Bertujuan untuk:

a) menguji kepatuhan atas pemenuhan

kewajiban sesuai dengan peraturan

96

Page 107: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

perundang-undangan di bidang

PNBP; dan;

b) melaksanakan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan

PNBP.

2) Ruang lingkup pemeriksaan meliputi:

a) penyelenggaraan catatan akuntansi

yang berkaitan dengan objek

pemeriksaan PNBP;

b) laporan keuangan beserta dokumen

pendukung yang berkaitan dengan

objek pemeriksaan PNBP;

c) transaksi keuangan yang berkaitan

dengan pembayaran dan penyetoran

objek pemeriksaan PNBP.

3) Tujuan dan ruang lingkup pemeriksaan

terhadap Instansi Pemerintah:

a) Bertujuan untuk:

(1) meni

ngkatkan efisiensi dan efektivitas

pengelolaan PNBP;

(2) men

guji kepatuhan atas pemenuhan

97

Page 108: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

kewajiban sesuai dengan

peraturan perundang-undangan di

bidang PNBP; dan;

(3) mela

ksanakan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan

PNBP.

b) Ruang lingkup pemeriksaan meliputi:

(1) pengendalian dan

pertanggungjawaban pemungutan

dan penyetoran PNBP;

(2) penyelenggaraan pencatatan

akuntansi;

(3) laporan rencana dan realisasi

PNBP;

(4) penggunaan sarana yang tersedia

berkaitan dengan PNBP yang

dikelola Instansi Pemerintah.

E. Pertanggungjawaban Dan Pelaporan

1. Pertanggungjawaban

98

Page 109: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Sebagai upaya konkrit dalam mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Menteri/ pimpinan lembaga/

Gubernur/ Bupati/ Walikota selaku Pengguna Anggaran/Pengguna

Barang bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan

dalam Undang-undang tentang APBN dari segi manfaat/hasil

(outcome). Sedangkan pimpinan unit organisasi kementerian

negara/lembaga bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan yang

ditetapkan dalam Undang-undang APBN, dari segi barang dan/atau jasa

yang disediakan (output).

Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN disampaikan

berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari: (1) laporan

realisasi anggaran, (2) neraca, (3) laporan arus kas, dan (4) catatan atas

laporan keuang yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah. Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada

Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN.

Dalam menyusun laporan keuangan pemerintah pusat

Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/pengguna

Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi

LaporanRealisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan Presiden kepada

BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

99

Page 110: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Laporan pemerintah pusat tersebut yang telah diperiksa oleh BPK harus

disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

2. Pelaporan

1. Laporan Realisasi

a. Realisasi Anggaran RM

Setiap Bulan PPK masing-masing satker menyusun dan

menyampaikan laporan realisasi anggaran kepada KPA yang

meliputi :

Laporan Realisasi Bulanan paling lambat 1 (satu) minggu

setelah berakhirnya bulan yang bersangkutan dengan format

laporan :

1) Realisasi Per Fungsi

2) Realisasi Per Sub Fungsi

3) Realisasi Per Program

4) Realisasi Per Kegiatan

5) Realisasi Per Sub Kegiatan

6) Realisasi Per AKUN

b. Laporan realisasi pendapatan PNBP

100

Page 111: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Laporan realisasi pendapatan PNBP dan penggunaannya

disampaikan kepada Menteri Keuangan sesuai waktu yang

ditetapkan yaitu :

3) Untuk triwulan I (Januari, Pebruari, Maret) disampaikan

paling lambat tanggal 30 April.

4) Untuk triwulan II (April, Mei, Juni) disampaikan paling

lambat tanggal 31 Juli.

5) Untuk triwulan III (Juli, Agustus, September)

disampaikan paling lambat tanggal 31 Oktober.

6) Untuk triwulan IV (Oktober, Nopember, Desember)

disampaikan paling lambat tanggal 31 Januari.

2. Laporan Keuangan

a. Ketentuan Penyusunan Laporan Keuangan

1) Sebagai entitas pelaporan yaitu unit pemerintahan yang

terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi wajib

menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa

laporan keuangan dan menyampaikannya kepada

Menteri Keuangan.

2) Laporan Keuangan merupakan pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran yang meliputi Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan.

101

Page 112: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3) Wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) untuk menghasilkan laporan keuangan berupa

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas

Laporan Keuangan.

4) SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang

Milik Negara (SIMAK-BMN). SAK dan SIMAK-BMN

dilaksanakan secara sinergis untuk menghasilkan

Laporan Keuangan. SAK digunakan untuk memproses

transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga

menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran. SIMAK-

BMN memproses transaksi perolehan, perubahan dan

penghapusan BMN untuk mendukung SAK dalam

rangka menghasilkan Neraca. SIMAK-BMN juga

menghasilkan berbagai laporan, buku-buku serta kartu-

kartu yang memberikan informasi manajerial dalam

pengelolaan BMN.

5) Untuk meyakinkan keandalan laporan keuangan yang

disajikan, maka Laporan Keuangan sebelum

disampaikan kepada Menteri Keuangan terlebih dahulu

harus direviu oleh Inspektorat serta disertai dengan

Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of

Responsibility).

102

Page 113: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

6) Satker sebagai entitas akuntansi wajib menyampaikan

Laporan Keuangan selaku KPA/B secara periodik dan

berjenjang kepada entitas pelaporan.

7) Satker sebagai UAKPA wajib memproses dokumen

sumber untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa

LRA, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan

Satker.

b. Dokumen Sumber Laporan Keuangan

1) Dokumen Pendapatan :

a) Dokumen Estimasi Pendapatan yang

Dialokasikan dalam DIPA.

b) Dokumen pendapatan berupa Surat Setoran

Bukan Pajak (SSBP)

2) Dokumen Belanja :

a) Dokumen pelaksanaan anggaran : DIPA,

Revisi DIPA, POK, RKAKL, Revisi POK atau

RKAKL, Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA),

dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang

dipersamakan;

b) Realisasi Belanja: Surat Perintah Membayar

(SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),

Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), Surat

Setoran Pajak (SSP).

103

Page 114: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

c. Jenis dan Periode Laporan Keuangan

1) Tingkat UAKPA ke KPPN

No Jenis

Laporan/

ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semestera

n

Tahunan

1 LRA X

2 Neraca X

3 ADK X

4 BAR X

2) Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-

E1

No Jenis

Lapor

an/

ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulana

n

Semestera

n

Tahunan

1 LRA X X X X

2 Nerac

a

X X X

3 CaLK X X

4 ADK X

104

Page 115: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

5 BAR X

3) Tingkat UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN

No Jenis

Laporan/

ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA X

2 Neraca X

3 ADK X

4) Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1

No Jenis

Laporan

/ ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulana

n

Semesteran Tahunan

1 LRA X X X X

2 Neraca X X X

3 CaLK X X

4 ADK X

5 BAR X

105

Page 116: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

5) Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA

No Jenis

Laporan/

ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulana

n

Semesteran Tahunan

1 LRA X X X X

2 Neraca X X X

3 CaLK X X

4 ADK X

5 BAR X

6) Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen.

Perbendaharaan (Unaudited)

No Jenis

Laporan/

ADK

Periode Pelaporan

Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA X X X

2 Neraca X X

3 CaLK X X

4 ADK X

106

Page 117: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

7) Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen.

Perbendaharaan (Audited)

No Jenis

Laporan/

ADK

Periode Pelaporan

Bulana

n

Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA X

2 Neraca X

3 CaLK X

4 ADK X

d. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan

1) Tingkat UAKPA

Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan

Tahunan

a) Menerima dan

memverifikasi dokumen sumber transaksi keuangan

dan barang milik negara.

b) Menyampaikan

dokumen sumber transaksi yang mendukung

kapitalisasi nilai BMN kepada UAKPB.

c) Menerima dan

memproses ADK BMN dari UAKPB setiap bulan.

107

Page 118: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

d) Merekam dokumen

sumber.

e) Mencetak dan

memverifikasi RTH dengan dokumen sumber.

f) Melakukan posting

data untuk seluruh transaksi keuangan dan BMN

setiap bulan.

g) Mencetak dan

memverifikasi buku besar.

h) Mencetak dan

mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN

setiap bulan.

i) Melakukan

rekonsiliasi data dengan KPPN dan menandatangani

Berita Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan

data jika terdapat kesalahan pada data UAKPA.

j) Mencetak Neraca,

Laporan Realisasi Anggaran, dan menyampaikannya

ke UAPPA-W untuk UAKPA Kantor Daerah dan ke

UAPPA-E1 untuk UAKPA Kantor Pusat beserta

ADK setiap bulan.

k) Menyusun Catatan

atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke

108

Page 119: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

UAPPA-W untuk UAKPA Kantor Daerah dan ke

UAPPA-E1 untuk UAKPA Kantor Pusat setiap

semester.

l) Melakukan back-

up data.

m) LRA, Neraca dan

ADK disampaikan UAKPA kepada KPPN selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kerja bulan berikutnya

sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas

ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

n) Apabila KPA tidak

menyampaikan Laporan Keuangan tersebut, KPPN

dapat menunda penerbitan SP2D atas SPM yang

diajukan oleh KPA.

o) Penundaan

penerbitan SP2D dikecualikan terhadap SPM

Belanja Pegawai, SPM-LS dan SPM Pengembalian

(SPM-IB, SPM-KP, SPM-KC). Penundaan

penerbitan SP2D juga tidak menggugurkan

kewajiban satuan kerja/kuasa pengguna anggaran

untuk menyampaikan laporan keuangan.

109

Page 120: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

p) Selambat-

lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah batas waktu

penyampaian laporan keuangan ke KPPN, UAKPA

menyampaikan laporan keuangan yang telah

direkonsialiasi ke UAPPA-W untuk UAKPA Kantor

Daerah dan ke UAPPA-E1 untuk UAKPA Kantor

Pusat beserta ADK dan Berita Acara rekonsiliasi.

2) Tingkat UAPPA-W

Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan

Tahunan

a) Menerima

dan memverifikasi laporan keuangan beserta ADK

yang diterima dari UAKPA setiap bulan.

b) Menggabun

gkan data laporan keuangan dari masing-masing

UAKPA yang berada di bawahnya.

c) Melakukan

pencocokan hasil penggabungan data BMN dengan

UAPPB-W setiap semester.

d) Menyampai

kan data laporan keuangan ke Kanwil Ditjen PBN

sebagai bahan rekonsiliasi setiap triwulan.

110

Page 121: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

e) Melakukan

rekonsiliasi data dengan Kanwil Ditjen PBN,

menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan

melakukan perbaikan data jika terdapat kesalahan

pada data UAPPA-W.

f) Mencetak

Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan

menyampaikannya ke UAPPA-E1 beserta ADK

sesuai jadwal penyampaian.

g) Menyusun

Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan

ke UAPPA-E1 setiap semester.

h) Melakukan

back up data.

i) UAPPA-W

menyampaikan LRA, Neraca, beserta ADK ke

Kanwil Ditjen PBN setempat setiap tanggal 17 bulan

berikutnya sebagai bahan pembanding, dan setiap

tanggal 17 setelah berakhirnya triwulan yang

bersangkutan sebagai bahan rekonsiliasi data.

j) Kanwil

Ditjen PBN merekonsiliasi data dari UAPPA-W

111

Page 122: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

dengan data yang diterima dari KPPN setiap

triwulanan.

k) UAPPA-W

menyampaikan ADK dan laporan keuangan yang

telah direkonsiliasi kepada UAPPA-E1 selambat-

lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.

3) Tingkat UAPPA-E1

Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan

a) M

enerima dan memverifikasi laporan keuangan yang

diterima dari UAPPA-W dan UAKPA Kantor Pusat

setiap triwulan.

b) M

elakukan pencocokan data BMN UAPPA-E1 dengan

UAPPB-E1.

c) M

elakukan penggabungan data laporan keuangan yang

diterima dari UAPPA-W/UAKPA kantor pusat yang

berada dilingkup kerjanya.

d) M

elakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen. PBN c.q.

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

setiap semester jika diperlukan.

112

Page 123: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

e) M

encetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan

menyampaikan ke UAPA beserta ADK setiap

triwulan.

f) M

enyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan

menyampaikan ke UAPA setiap semester.

g) M

elakukan back up data.

4) Tingkat UAPA

Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan

a) Menerima

dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima

dari UAPPA-E1 setiap triwulan.

b) Menggabun

gkan data laporan keuangan dari UAPPA-E1.

c) Melakukan

pencocokan data BMN UAPA dengan UAPB.

d) Melakukan

rekonsiliasi data dengan Ditjen. Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan setiap semester,

menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan

113

Page 124: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

melakukan perbaikan data jika ditemukan kesalahan

pada data UAPA.

e) Mencetak

Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran dan

menyusun Catatan atas Laporan Keuangan setiap

semester dan tahunan.

f) Membuat

Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SOR).

g) Melakukan

back up data.

h) Laporan

Keuangan UAPA semesteran beserta ADK

disampaikan kepada Menteri keuangan c.q. Dirjen.

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan selambat-

lambatnya 1 (satu) bulan setelah semester berakhir.

i) Laporan

Keuangan UAPA tahunan beserta ADK

disampaikan kepada Menteri keuangan c.q. Dirjen.

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan selambat-

lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran

berakhir;

j) Laporan

keuangan tahunan harus disertai Pernyataan Telah

114

Page 125: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Direviu yang ditandatangani oleh aparat pengawas

intern.

e. Jadwal Penyusunan dan Pengiriman Laporan

Keuangan

1) Laporan Realisasi Anggaran Triwulan I dan

Neraca Per 31 Maret

Unit

Organisasi

Terima Proses dan

Rekonsiliasi

Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA - - 12

April

2XX1

3 hari

UAPPA-W 15

April

2XX1

5 hari 20

April

2XX1

3 hari

UAPPA-E1 23

April

2XX1

3 hari 26

April

2XX1

2 hari

UAPA 28

April

2XX1

8 hari 06

Mei

2XX1

115

Page 126: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

1 hari

Menkeu cq.

Dirjen PBN

07 Mei

2XX1

- -

2) Laporan Keuangan Semester I

Unit Organisasi Terima Proses

dan

Rekons

iliasi

Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA - - 10 Juli

2XX1

2 hari

UAPPA-W 12 Juli 2XX1 3 hari 15 Juli

2XX1

2 hari

UAPPA-E1 17 Juli 2XX1 3 hari 20 Juli

2XX1

2 hari

UAPA 22 Juli 2XX1 3 hari 25 Juli

2XX1

22 Juli 2XX1 3 hari 25 Juli 2XX1

1 hari

26 Juli 2XX1 - -

116

Page 127: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

1) Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III

dan Neraca Per 30 September

Unit

Organisasi

Terima Proses dan

Rekonsilias

i

Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA - - 12 Okt

2XX1

3 hari

UAPPA-W 15 Okt

2XX1

5 hari 20 Okt

2XX1

3 hari

UAPPA-E1 23 Okt

2XX1

6 hari 29 Okt

2XX1

2 hari

UAPA 31 Okt

2XX1

8 hari 08 Nov

2XX1

1 hari

Menkeu cq.

Dirjen PBN

09 Nov

2XX1

- -

117

Page 128: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Laporan Keuangan Tahunan

Unit

Organisasi

Terima Proses dan

Rekonsiliasi

Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA - - 20 Januari

2XX2

3 hari

UAPPA-W 23

Januari

2XX2

6 hari 29 Januari

2XX2

3 hari

UAPPA-E1 02

Februari

2XX2

6 hari 08 Februari

2XX2

2 hari

UAPA 10

Februari

2XX2

17 hari Tanggal

terakhir

Februari

2XX2

1 atau 2 hari

Menkeu cq.

Dirjen PBN

Tanggal

terakhir

Februari

2XX2

- -

118

Page 129: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

f. Reviu Laporan Keuangan

1) Tujuan Reviu

Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan

pendapat sebagaimana dalam audit, karena dalam reviu

tidak mencakup pengujian atas pengendalian internal,

penetapan risiko pengendalian, pengujian catatan

akuntansi dan pengujian atas respon terhadap

permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan

bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan,

atau konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya yang biasa

dilaksanakan dalam audit.

Tujuan reviu adalah untuk :

a) Membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi

dan penyajian laporan keuangan.

b) Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi,

keandalan, dan keabsahan informasi laporan

keuangan serta pengakuan, pengukuran, dan

pelaporan transaksi sesuai dengan SAP , sehingga

dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas

c) Melakukan perbaikan dan/atau koreksi atas

kelemahan dan/atau kesalahan dalam penyajian

119

Page 130: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

laporan keuangan, bersama-sama dengan unit

akuntansi.

c. Laporan evaluasi akuntabilitas kinerja

Dasar hukum

1. Undang

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;

2. Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja.

3. Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

Tujuan dan urgensi dilaksanakannya eveluasi akuntabilitas

kinerja adalah :

1. Untu

k mendorong peningkatan kualitas serta menilai

akuntabilitas kinerja seluruh Instansi Pemerintah;

2. Meli

hat kemajuan penerapan manajemen sector publik yang

120

Page 131: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

berbasis kinerja dalam upaya peningkatan akuntabilitas

kinerja Instansi Pemerintah;

3. Me

mberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk

peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas Instansi;

Cakupan evaluasi akuntabilias kinerja, dilakukan tidak hanya

berdasarkan desk evaluation dan LAKIP yang diterima saja,

tetapi dilakukan juga melalui penilaian di lapangan guna

melihat lebih lanjut sejauhmana pelaksanaan penerapan

manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja pada

Kementerian/Lembaga telah dijalankan.

Gambaran dari penerapan akuntabilitas kinerja yang baik

adalah satu rangkaian plan, do, check, and action

improvement, yaitu kinerja yang direncanakan,

diperjanjikan, dilaksanakan, dilaporkan dan dievaluasi untuk

menjadi umpan balik perbaikan manajemen kinerja

pemerintah secara berkelanjutan, sehingga terwujud

pemerintah yang terukur, efisien, efektif dan akuntabel.

121

Page 132: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Pelaksanaan eveluasi, aspek penilaian berdasarkan pada

kinerja utama 5 komponen manajemen kinerja yang

meliputi :

(1) Perencanaan kinerja;

(2) Pengukuran kinerja;

(3) Pelapran kinerja;

(4) Evaluasi kinerja;

(5) Capaian kinerja;

Dari 5 komponen tersebut, unsur unsur yang dinilai adalah :

1. Komponen perencanaan kinerja dengan bobot nilai 35,

meliputi : kelengkapan, kualitas, dan pemanfaatan

dokumen renstra, rencana kerja tahunan, dan penetapan

kinerja;

2. Pengukuran kinerja dengan bobot nilai 20, meliputi :

pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran,

implementasi pengukuran;

3. Pelaporan kinerja dengan bobot nilai 15, meliputi :

pemenuhan pelaporan, penyajian informasi kinerja, dan

pemanfaatan informasi kinerja;

4. Evaluasi kinerja dengan bobot nilai 10, meliputi :

pemenuhan evluasi, kualitas evaluasi dan pemanfaatan

hasil evaluasi;

122

Page 133: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

5. Capaian kinerja dengan bobor nilai 20 mmeliputi :

kinerja yang dilaporkan baik output maupun outcome,

serta kinerja lainnya.

Kesimpulan hasil evaluasi terhadap penerapan akuntabilitas

kinerja Kementerian/Lembaga yang dituangkan dalam

bentuk nilai dengan kriteria/predikat sebagai berikut :

NO Predikat Nilai

Absolut

Interprestasi

1. AA >85-100 Memuaskan

2. A >75-85 Sangat Baik

3. B >65-75 Baik, dan perlu sedikit perbaikan

4. CC >50-65 Cukup baik (memadai), perlu banyak

perbaikan yang tidak mendasar

5. C >30-50 Agak kurang, perlu banyak perbaikan

termasuk perubahan yang mendasar

6. D 0-30 Kurang, dan perlu banyak sekali

perbaikan dan perubahan yang sangat

mendasar

123

Page 134: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Adapun Kementerian/Lembaga yang memperoleh nilai

dengan kriteria A, B, CC, dan C adalah sebagai berikut :

2 Lembaga mendapatkan nilai dengan kriteria A, yaitu :

1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);

2. Badan Pemeriksa Keuangan RI ;

17 Kementerian/Lembaga mendapatkan nilai dengan

kriteria B, yaitu :

(1) Kemenko Perekonomian;

(2) Sekretarian Negara;

(3) Kementerian Dalam Negeri;

(4) Kementerian ESDM;

(5) Kementerian Kelautan dan Perikanan;

(6) Kementerian Keuangan;

(7) Kementerian PAN dan RB;

(8) Kementerian PPN/Bappenas;

(9) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

(10) Kementerian HUM dan HAM;

(11) Kementerian Pekerjaan Umum;

(12) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

(13) Kementerian Perdagangan;

(14) Kementerian Pertanian;

(15) Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi;

(16) BPKP;

124

Page 135: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(17) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

49 Kementerian/Lembaga mendapatkan nilai dengan

kriteria CC, yaitu :

(1) Kemenko Kesra;

(2) Kemenko Polhukam;

(3) Kementerian Agama;

(4) Sekretariat Kabinet;

(5) Kementerian BUMN;

(6) Kementerian Kehutanan;

(7) Kementerian Kesehatan;

(8) Kementerian Komimfo;

(9) Kementerian Koperasi dan UKM;

(10) Kementerian Lingkungan Hidup;

(11) Kementerian Luar Negeri;

(12) Kementerian Nakertrans;

(13) Kementerian Pembangunan daerah Tertinggal;

(14) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak;

(15) Kementerian Pemuda dan Olah Raga;

(16) Kementerian Perhubungan;

(17) Kementerian Perindustrian;

(18) Kementerian Pertahanan;

(19) Kementerian Perumahan Rakyat;

125

Page 136: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(20) Kementerian Riset dan Tehnologi;

(21) Kementerian Sosial;

(22) Markas Besar TNI;

(23) Kepolisian Negara RI;

(24) Mahkaman Agung;

(25) Sekretariat Jenderal MPR;

(26) Sekretariat Jenderal DPR;

(27) Sekretariat Jenderal DPD;

(28) Arsip Nasional RI;

(29) Badan Kepegawaian Negara;

(30) BKKBN;

(31) BKPM;

(32) Bakosurtanal;

(33) BMKG;

(34) Badan Penganggulan Bencana Nasional;

(35) BNP2TKI;

(36) Badan Narkotika Nasional;

(37) Badan Pengawasan Obat dan Makanan;

(38) BPPT;

(39) Badan Pengusahaan Batam;

(40) BPS;

(41) Badan Standarisasi Nasional;

(42) Badan Tenaga Nuklir Nasional;

126

Page 137: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(43) LAN;

(44) LIPI;

(45) LKPP;

(46) Lembaga Ketahanan Nasional;

(47) Lembaga Sandi Negara;

(48) Perpustakaan Nasional RI;

(49) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan;

14 Kementerian/Lembaga mendapatkan nilai dengan

kriteria C, yaitu :

(1) Kejaksaan Agung;

(2) Badan Intelijen Negara;

(3) Sekretarian Jenderal Komisi Yudisial;

(4) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme;

(5) Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo;

(6) Badan Pengawas Tenaga Nuklir;

(7) Badan Petranahan Nasional;

(8) Badan SAR Nasional;

(9) Dewan Ketahanan Nasional;

(10) Komisi Nasional HAM;

(11) Komisi Pengawasan Persaingan Usaha;

(12) Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban;

(13) Sekretariat Jenderal Dewan Jamsosnas;

127

Page 138: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

(14) Sekretariat Jenderal KPU;

128

Page 139: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB VTEKNIK PENGELOLAAN KEUANGAN

NEGARA (APBD)

A. Perencanaan

1. Perencanaan APBD

Dalam konteks penyusunan APBD dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah disusun rencana pembangunan daerah sebagai satu

kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh Pemerintah Daerah

Provinsi, Kabupaten/Kota, sesuai dengan kewenangannya yang

dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, meliputi:

a) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP)

daerah untuk jangka waktu 20 tahun, yang memuat visi, misi, dan

arah pembanguanan daerah yang mengacu kepada RPJP nasional.

RPJP daerah dan RPJM daerah ditetapkan dengan Perda

berpedoman pada Peraturan Pemerintah ;

b) Pemerintah daerah menyusun Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJM) daerah dengan jangka waktu 5 tahun,

yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala

Daerah yang penyususnannya berpedoman kepada RPJP daerah

dengan memperhatikan RPJM Nasional.

129

Page 140: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

RPJM daerah memuat: arah kebijakan keuangan daerah, strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program kesatuan kerja

perangkat daerah, lintas satuan perangkat daerah, dan program

kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

c) Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakan penjabaran

dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat

rangcangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan

daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan

langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan

mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana

kerja pemerintah;

d) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat daerah untuk periode I (satu)

tahun;

e) Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

(RKASKPD), adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang

berisi program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

merupakan penjabaran dari rencana Kerja Perangkat daerah dan

rencana strategis Satuan Kerja perangkat daerah yang bersangkutan

dalam I (satu) tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk

melaksanakannya.

Lebih lanjut proses Perencanaan pembangunan daerah disusun

secara berjangka meliputi :

130

Page 141: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

1) Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP) daerah

untuk jangka waktu 20 tahun yang memuat visi, misi, dan arah

pembangunan daerah mengacu kepada RPJP nasional.

2) Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM) daerah

untuk jangka waktu 5 tahun, merupakan penjabaran dari visi,

misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya

berpedoman kepada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM

nasional.

3) RPJM daerah memuat: arah kebijakan keuangan daerah, strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja

perangkat daerah, lintas satuan perangkat daerah, dan program

kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

4) Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakan

penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu I (satu) tahun,

yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas

pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik

yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah mengacu

kepada rencana kerja pemerintah.

5) RPJP daerah dan RPJM ditetapkan dengan Perda berpedoman

pada Peraturan Pemerintah.

6) Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang

disebut Rentra-SKPD memuat visi,misi, tujuan, strategi

131

Page 142: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan

tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat

indikatif.

7) Renstra-SKPD dirumuskan dalam bentuk rencana kerja

perangkat daerah yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat.

8) Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

(RKA-SKPD), adalah dokumen perencanaan dan penganggaran

yang berisi program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat daerah

yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Perangkat daerah

dan rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

bersangkutan dalam I (satu) tahun anggaran, serta anggaran yang

diperlukan untuk melaksanakannya.

9) Nota Keuangan dan rencana APBD beserta RKA-SKPD yang

telah dibahas selanjutnya disampaikan kepada DPRD untuk

dibahas bersama dan ditetapkan menjadi Peraturan daerah

(Perda).

10) RKA-SKPD yang telah disepakati DPRD ditetapkan dalam

Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Rincian APBD:

(II) Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Rincian APBD

132

Page 143: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

menjadi dasar bagi masing-masing Satuan Kerja Perangkat

Daerah untuk menyusun konsep dokumen pelaksanaan anggaran.

Dalam penyusunannya, rencana pembangunan daerah didasarkan

pada data dan informasi yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. Data dan informasi mencakup:

a) Penyelenggaraan pemerintahan daerah;

b) Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah;

c) Kepala Daerah DPRD, perangkat daerah, dan PNS

daerah;

d) Keuangan daerah;

e) Potensi sumber daya daerah;

f) Produk hukum daerah;

g) Kependudukan;

h) Informasi dasar kewilayahan;

i) Informasi lain dengan penyelenggaraan pemerintah

daerah.

Perencanaan pembangunan daerah dilakukan untuk menjamin

keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan. Tahapan, tata cara penyusunan,

pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan

daerah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Azas Umum Manajemen Keuangan Daerah

133

Page 144: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Secara teknis pengelolaan keuangan daerah seperti halnya

keuangan negara yang dikelola oleh Pemerintah Pusat

mempunyai azas dan ruang lingkup yang spesifik. Secara garis

besar azas-azas yang dijadikan landasan dalam penyelenggaraan

pengelolaan keuangan daerah adalah sbb:

a. Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan,

kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.

b. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu

sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang

setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

Dengan demikian manajemen keuangan daerah tidak lain adalah

diwujudkan dalam penyusunan dan penetapan serta pelaksanaan

APBD dalam praktek.

3. Azas Umum dan Struktur APBD

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan dan kemampuan daerah. Penyusunan APBD

sebagai mana dimaksud berpedoman kepada RKPD dalam rangka

mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya

tujuan bernegara. Pada prinsipnya APBD mempunyai fungsi

otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan

134

Page 145: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

stabilisasi. APBD, pertumbuhan APBD, dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan

daerah. Dalam pelaksanaannya diterapkan azas sebagai berikut:

a. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam

bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBS.

b. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

c. Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan

daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD. Pendapatan daerah

yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan

perundang-undangan.

d. Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus

didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam

jumlah yang cukup.

e. Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus

didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.

f. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening Kas

Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang

merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang

tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah.

135

Page 146: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

g. Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali

tahun-tahun anggaran berikutnya.

h. Adapun susunan (struktur) APBD terdiri atas pendapatan

daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, dengan rincian

sebagai berikut:

1) Pendapatan daerah terdiri atas:

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b) Dana Perimbangan;

c) Lain-lain pendapatan yang meliputi;

Pendapatan Asli Daerah meliputi :

a) pajak daerah;

b) retribusi daerah;

c) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;

d) lain-lain PAD yang sah.

Lain-lain PAD yang sah, mencakup :

1) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan;

2) hasil pemanfaatan atau pendaya gunaan kekayaan

daerah yang tidak dipisahkan;

3) jasa giro;

4) pendapatan bunga;

5) tuntutan ganti rugi;

136

Page 147: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

6) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing;

7) komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat

dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau

jasa oleh daerah.

Pendapatan Dana Perimbangan meliputi:

1) dana bagi hasil;

2) dana alokasi umum;

3) dana alokasi khusus.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh

pendapatan daerah selain PAD dan dana perimbangan.

2) Belanja Daerah

a) Belanja daerah dipergunakan dalam rangka

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang

berdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang

ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

b) Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,

137

Page 148: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta

mengembangkan sistem jaminan sosial.

c) Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat

diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian

standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib

pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

d) Klasifikasi belanja menurut fungsi digunakan untuk

tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan

keuangan daerah terdiri dari:

(1) pelayanan umum;

(2) ketertiban dan keamanan;

(3) ekonomi

(4) lingkungan hidup;

(5) perumahan dan fasilitas umum;

(6) kesehatan;

(7) pariwisata dan budaya;

(8) agama;

(9) pendidikan;

(10) perlindungan sosial;

e) Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan

disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah;

138

Page 149: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

f) Klasifikasi belanja menurut jenis belanja, terdiri dari:

a) belanja pegawai;

b) belanja barang dan jasa;

c) belanja modal;

d) bunga;

e) subsidi;

f) hibah;

g) bantuan social;

h) belanja bagi hasil dan bantuan keuangan;

i) belanja tak terduga;

a. Pembiayaan Daerah

1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud,

mencapai :

2) SILPA tahun anggaran sebelumnya;

3) Pencairan dana cadangan;

4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

5) Penerimaan pinjaman;

6) Penerimaan kembali pemberian pinjaman.

139

Page 150: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud,

mencakup :

a) pembentukan dana cadangan;

b) penyertaan modal pemerintah daerah;

c) pembayaran pokok utang;

d) Pemberian pinjaman

Pembiayaan neto merupakan selisih lebih penerimaan

pembiayaan terhadap pengeluaran pembayaran.

Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit

anggaran.

4. Penyusunan Rancangan APBD

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah dirumuskan dan dituangkan ke

dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang

penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah dengan

memperhatikan RPJM Nasional dan standar pelayanan minimal

yang ditetapkan oleh pemerintah. RPJMD ditetapkan paling lambat

3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.

SKPD menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra

SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program

140

Page 151: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

dan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan

fungsinya masing-masing. Penyusunan Renstra-SKPD berpedoman

pada RPJMD.

Pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan penjabaran

dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja-SKPD untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja

Pemerintah. Renja SKPD merupakan penjabaran dari Renstra SKPD

yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program

dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas

pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan

pendanaannnya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Kewajiban daerah mempertimbangkan prestasi capaian standar

pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Penyusunan RKPD diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan

Mei tahun anggaran sebelumnya.

141

Page 152: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Dalam rangka penyusunan RAPBD, maka Kepala Daerah

berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD.

Penyusunan rencana kebijakan umum APBD berpedoman pada

pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam

Negeri setiap tahun.

Kepala Daerah menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD

tahun anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan RAPBD

kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni tahun

anggaran berjalan. Rancangan kebijakan umum APBD yang telah

dibahas Kepala Daerah bersama DPRD dalam pembicaraan

pendahuluan RAPBD selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan

Umum APBD.

5. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati ,

pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan

plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh Kepala Daerah.

Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara dilakukan

paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran sebelumnya.

Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

142

Page 153: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a. Menentukan segala prioritas dalam urusan wajib dan urusan

pilihan.

b. Menentukan urutan-urutan program dalam masing-masing

urusan .

c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing

program.

Kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran

sementara yang telah dibahas dan disepakati bersama Kepala Daerah

dan DPRD dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditanda tangani

oelh Kepala Daerah dan pimpinan DPRD. Kepala Daerah

berdasarkan nota kesepakatan menerbitkan pedoman RKA-SKPD

sebagai pedoman Kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.

Mengenai Rencana kerja dan Anggaran SKPD dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD Kepala SKPD

menyusun RKA-SKPD.

2) RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan

kerangka pengeluaran jangka menengah daerah penganggaran

terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.

Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran

jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun perkiraan maju

yang berisi perkiraan kebutuhan anggran untuk program dan

kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari

143

Page 154: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

tahun anggaran yang direncanakan dan merupakan implikasi

kebutuhan dan untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut

pada tahun berikutnya.

Penyusunan RKA-SKD dengan pendekatan anggaran terpadu

dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan

pengangaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen

rencana kerja dan anggaran.

1) Penyusunan RKA-SKD dengan pendekatan prestasi kerja

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan

dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan

program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil

tersebut.

2) Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja berdasarkan

pencapaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja,

standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

RKA-SKD memuat rencana pendapatan dan belanja serta

pembiayaan untuk masing-masing program dan kegiatan menurut

fungsi untuk yang direncanakan , dirinci sampai dengan rincian

obyek pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta prakiraan maju

untuk tahun berikutnya.

RKA-SKPD yang telah disusun oleh Ketua SKPD disampaikan

kepada PPKD. Selanjutnya RKA-SKPD dibahas oleh tim anggaran

pemerintah daerah.

144

Page 155: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

6. Penetapan APBD

Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD serta prosedural dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah

terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran

yang bersangkutan dilaksanakan.

b. Atas dasar persetujuan bersama Kepala Daerah menyiapkan

rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD.

c. Apabila DPRD sampai batas waktu tidak mengambil keputusan

bersama dengan Kepala Daerah terhadap rancangan peraturan

daerah tentang APBD, Kepala Daerah melaksanakan

pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun

anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan,

yang disusun dalam rancangan peraturan Kepala Daerah

tentang APBD.

d. Pengeluaran setinggi-tingginya untuk keperluan setiap bulan

diprioritaskan untuk belanja yang untuk keperluan setiap bulan

diprioritaskan untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja

yang bersifat wajib.

e. Rancangan peraturan Kepala Daerah dilaksanakan setelah

memperoleh pengesahan dari Menteri Dalam Negeri bagi

provinsi dan Gubernur bagi Kabupaten/Kota.

145

Page 156: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

f. Pengesahan terhadap rancangan Kepala Daerah dilakukan

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung sejak

diterimannya rancangan dimaksud.

7. Kewenangan Fungsional Dalam Manajemen Keuangan

Daerah

1. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah dilimpahkan

oleh pemerintah Pusat dan menjadi kewenangan pemerintah

daerah terdapat pejabat daerah yang secara fungsional terkait

dengan manajemen keuangan daerah. Pejabat-pejabat dimaksud

adalah sebagai berikut:

a. Kepala Daerah selaku kepala pemerintah

daerah adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan

Daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan;

b. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana dimaksud diatas mempunyai

kewenangan:

1) menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;

2) menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang

daerah;

3) menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang;

146

Page 157: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

4) menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara

pengeluaran;

5) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan

pemungutan penerimaan daerah;

6) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan

pengelolaan utang dan piutang daerah;

7) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan

pengelolaan barang milik daerah dan;

8) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian

atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

Dalam prakteknya kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan oleh: (a) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan

selaku PPKD; (b) Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna

Anggaran/Barang Daerah.

Dalam pelaksanaan kekuasaan tersebut, Sekretaris Daerah bertindak

selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PKPD)

PKPD mempunyai tugas sebagai berikut :

1) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

keuangan daerah;

2) menyusun rancangan APBD dan ranncangan perubahan

APBD;

147

Page 158: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

3) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

4) melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ( BUD)

5) menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, dan

6) melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh Kepala Daerah.

PKPD selaku BUD Bendahara Umum Daerah berwenang:

a) menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan

APBD;

b) mengesahkan DPA-SKPD;

c) melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

d) memberikan petunjuk tekinis pelaksanaan

sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

e) melaksanakan pemungutan pajak daerah;

f) memantau pelaksanaan penerimaan dan

pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan

lainnya yang telah ditunjuk;

g) mengusahakan dan mengatur dana yang

diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

h) menyimpan uang daerah;

i) menetapkan SPD;

148

Page 159: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

j) melaksanakan penempatan uang daerah dan

mengelola/menatausahakan investasi;

k) melakukan pembayaran berdasarkan

permintaan pejabat pengguna anggaran atas bebab rekening

kas umum daerah;

l) menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan

pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;

m) melaksanakan pemberian pinjaman atas nama

pemerintah daerah;

n) melakukan pengelolaan utang dan piutang

daerah;

o) melakukan penagihan piutang daerah;

p) melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan

keuangan daerah;

q) menyajikan informasi keuangan daerah;

r) melaksanakan kebijakan dan pedoman

pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah;

d. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Koordinator Pengelolaan Keuangan daerah mempunyai tugas

koordinasi di bidang:

1) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

149

Page 160: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang

daerah;

3) penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan

APBD;

4) penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

5) tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat

pengawas keuangan daerah dan

6) penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selain tugas-tugas tersebut di atas, koordinator pengelolaan

keuangan daerah juga mempunyai tugas:

a) memimpin tim anggaran pemerintah daerah;

b) menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;

c) menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;

d) memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD;

e) melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan

keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh Kepala Daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggungjawab

atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Daerah.

150

Page 161: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja

pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD. Penunjukan

kuasa BUD ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Kuasa BUD mempunyai tugas:

1) menyiapkan anggaran kas;

2) menyiapkan SPD;

3) menerbitkan SP2D;

4) menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan

daerah.

Kuasa BUD dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab

kepada PPKD.

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Daerah Pejabat

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Daerah mempunyai tugas

dan wewenang:

1) Menyusun RKA-SKPD;

2) Menyusun DPA-SKPD;

3) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

atas beban anggaran belanja;

4) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

5) Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran;

6) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

151

Page 162: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

7) Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak

lain dalam batas anggaran yang telah ditentukan;

8) Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung

jawab SKPD yang dipimpinnya;

9) Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang

menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

10) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD

yang dipimpinnya;

11) Mengawasi pelaksanaan angaran SKPD yang

dipimpinnya;

12) Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna

barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

Kepala Daerah;

13) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

Kepala Daerah melalui sekretaris daerah;

14) Pejabat Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas

dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada

kepala unit kerja pada SKPD selaku Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang.

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran:

1) Kepala Daerah atas usul PPKD mengangkat bendahara

penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam

rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD.

152

Page 163: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

2) Kepala Daerah atas usul PPKD mengangkat bendahara

Pengeluaran untuk melakasanakan tugas kebendaharaan

dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada SKPD.

3) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah

pejabat fungsional.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang

melakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung,

kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborong, dan penjualan jasa

atau bertindak sebagai pinjaman atas

kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut, serta menyimpan uang

pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama

pribadi.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara

fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

PPKD selaku BUD.

e. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD

1) Pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dalam

melaksanakan program dan kegaitan dapat menunjukan

pejabat unit kerja SKPD selalu PPTK.

2) PTK mempunyai tugas mencakup:

a) Mengedalikan pelaksanaan kegiatan;

153

Page 164: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

b) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

c) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran

pelaksanaan kegiatan.

Penunjukan PPTK berdasarkan pertimbangan kompensasi

anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan /atau rentang kendali

dan pertimbangan obyektif lainnya. PPTK bertanggung jawab

kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

f. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

1) Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan

anggara yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepada SKPD

menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi atau usaha

keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan

keuangan SKPD.

2) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD mempunyai tugas :

(11) Meneliti kelengkapan SPP-LS yang diajukan oleh

PPTK;

(12) Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU

yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

(13) Menyiapkan SPM;

(14) Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

154

Page 165: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh

merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan

pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau

PPTK.

B. Pelaksanaan

1. Azas dan Mekanisme Pelaksanaan APBD

Untuk melaksanakan anggaran dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah telah diterbitkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Dalam pedoman itu terdapat azas umum

pelaksanaan APBD sebagai patokan yang tidak boleh dilanggar

atau merupakan ketentuan yang harus dipatuhi, yaitu:

a. Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam

rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dikelola

dalam APBD;

b. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau

menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan

pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan yang

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

155

Page 166: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

c. Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk

membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh

peraturan perundang-undangan;

d. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke

rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja;

e. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan

batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja;

f. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika

untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup

tersedia dalam APBD;

g. Pengeluaran pada huruf (f) dapat dilakukan bila dalam keadaan

darurat yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan

perubahan APBD/disampaikan dalam laporan realisasi

anggaran;

h. Kriteria keadaan darurat pada huruf (g) di atas ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundangan;

i. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban

anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan

dalam APBD;

j. Pengeluaran Belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak

mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

156

Page 167: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Dalam rangka pelaksanaan APBD disusun dokumen pelaksanaan

anggaran SKPD dan anggaran Kas Daerah. Adapun penyiapan

dokumen pelaksanaan anggaran SKPD, mengikuti tahapan kegiatan

berikut:

1. Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), paling lama tiga

hari kerja setelah Perda APBD ditetapkan, memberitahukan

kepada semua Kepala SKPD untuk menyusun Rancangan DPA-

SKPD yang memuat rincian sasaran, program, kegiatan,

anggaran yang disediakan dan rencana penarikan dana tiap-tiap

SKPD dan perkiraan pendapatan. Selanjutnya Kepala SKPD

menyerahkan rancangan tersebut diatas kepada PPKD paling

lama enam hari kerja setelah pemberitahuan.

Dalam rangka penyiapan dokumen pelaksanaan anggaran maka

TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-

sama dengan Kepala SKPD paling lambat 15 hari kerja sejak

ditetapkannya Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran

APBD. Berdasarkan hasil verifikasi rancangan DPA-SKPD,

pejabat PKD mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan

persetujuan Sekretaris Daerah. DPA-SKPD yang telah disyahkan

disampaikan kepada SKPD, Satuan Kerja Pengawasan Daerah

dan BPK.

157

Page 168: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2. Anggaran Kas

Kepala SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun

rancangan anggaran Kas, selanjutnya dikirimkan kepada PPKD

selaku Bendahara Umum Daerah bersamaan dengan Rancangan

DPA-SKPD untuk mendapatkan pembahasan .

PPKD selaku Bendahara Umum Daerah menyusun anggaran kas

daerah guna mengatur ketersediaan dana yang cukup guna

membiayai pengeluaran sesuai rencana penerikan dana yang

tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Anggaran

Kas Daerah menurut (1) perkiraan arus kas masuk yang

bersumber dari penerimaan, dan (2) arus Kas keluar yang

digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan setiap periode.

Adapun mekanisme pengelolaan anggaran Kas Pemerintah

Daerah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.

3. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah

Pada prinsipnya semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui

rekening Kas Umum Daerah, yang harus didukung oleh bukti

yang lengkap dan sah. Setiap SKPD yang memungut pendapatan

daerah wajib mengintensipkan pemungutan pendapatan yang

menjadi wewenang dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan

Perda. Dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan daerah,

terutama dalam melakukan pemungutan, maka:

158

Page 169: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

a. Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan

nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai dengan

uang baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan,

tukar menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang

dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau

pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran

pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang

daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah;

b. Pengembalian atas kelebihan pendapatan dilakukan

dengan membebankan pada pendapatan yang bersangkutan

untuk pengembalian pendapatan yang terjadi dalam tahun

yang sama. Untuk pengembalian kelebihan pendapatan yang

terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada

belanja tidak terduga. Pengembalian sebagaimana dimaksud

diatas harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;

c. Semua pendapatan dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah dilaksanakan melalui rekening

kas umum daerah dan dicatat sebagai pendapatan daerah.

4. Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah

Dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja daerah, dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya yang

159

Page 170: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

berkenaan dengan pelaksanaan anggaran belanja daerah terdapat

ketentuan sebagai berikut:

1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung

dengan bukti yang lengkap dan sah;

2) Bukti sebagaimana dimaksud diatas harus mendapat

pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab atas kebenaran material yang timbul dari

penggunaan bukti dimaksud;

3) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak

dapat dilakukan sbelum rancangan peraturan daerah tentang

APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah;

4) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud diatas tidak

termasuk untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja

yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan Kepala

Daerah

Sementara itu yang terkait dengan subsidi, hibah, bantuan sosial

dan bantuan keuangan lainnya di atur sebagai berikut:

a) Pemberian sudsidi, hibah, bantuan sosial dan bantuan

keuangan dilaksanakan atas persetujuan Kepala Daerah;

b) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial danbantuan

keuangan bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang

dan/atau jasa yang diterimanya dan wajib menyampaikan

160

Page 171: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada Kepala

Daerah;

c) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah,

bantuan sosial dan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud

diatas ditetapkan dalam peraturan Kepala Daerah.

Selain dari ketentuan tersebut di atas, dalam pelaksanaan belanja

daerah khususnya dalam hal pengeluaran tidak terduga yang

dialokasikan dalam APBD, khususnya terkait dengan pendanaan

belanja tidak terduga terdapat ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

(1) Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang

dianggarkan dalam APBD untuk mendanai tanggap darurat,

penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah

tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup ditetapkan

dengan keputusan Kepala Daerah dan diberitahukan kepada

DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan

dimaksud ditetapkan;

(2) Pengeluaran belanja untuk tanggap darurat berdasarkan

kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenaan

setelah mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta

161

Page 172: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

menghidari adanya tumpang tindih pendanaan terhadap

kegiatan-kegiatan yangtelah didanai dari anggaran

pendapatan dan belanja negara;

(3) Pimpinan instansi/lembaga penerimaan dana tanggap darurat

bertanggungjawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib

menyampaikan laporan realisasi penggunaan kepada atasan

langsung dan Kepala Daerah;

(4) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja tidak

terduga untuk tanggap darurat ditetapkan dalam peraturan

Kepala Daerah.

Dalam pelaksanaan pengeluaran belanja daerah, peran

Bendahara sangat penting. Oleh karena itu terdapat kewajiban-

kewajiban tertentu yang perlu diperhatikan terkait hal tersebut

dibawah ini:

a) Bendahara Pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak

Penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan

seluruh penerimaan potongan pajak dan pajak yang

dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi

atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

162

Page 173: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

b) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD kepada

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dapat

diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara

pengeluaran.

5. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah

Dalam pelaksanaan anggaran pembiayaan daerah terdapat

ketentuan yang berkenaan dengan (1) sisa lebih perhitungan

anggaran tahun sebelumnya, (2) dana cadangan, (3) investasi, (4)

pinjaman daerah dan obligasi daerah serta (5) piutang daerah.

Kelima persoalan di atas dapat dikemukakan berikut ini:

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun

sebelumnya.

Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:

1) menutupi defisit anggaran apabila realisasi

pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;

2) mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas

beban belanja langsung;

3) mendanai kewajiban lainnya yang sampai

dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.

163

Page 174: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Ketentuan lainnya yang terkait dengan pendanaan terhadap

pelaksanaan kegiatan yang dialokasikan dalam anggaran

pembiayaan daerah adalah menyangkut hal-hal:

1) Beban belanja langsung pelaksanaan kegiatan

lanjutan didasarkan pada DPA-SKPD yangtelah disahkan

kembali oleh PPKD menjadi DPA lanjutan SKPD

(DPAL-SKPD) tahun anggaran berikutnya;

2) Untuk mengesahkan kembali DPA-SKPD

menjadi DPAL-SKPD. Kepala SKPD menyampaikan

laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan

non-fisik maupun keuangan kepada PPKD paling lambat

pertengahan bulan Desember tahun anggaran berjalan;

3) Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL-

SKPD setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian

sebagai berikut:

(a) sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD

dan/atau belum diterbitkan SP2D atas kegiatan

yangbersangkutan;

(b) sisa SPD yang belum diterbitkan SP2D dan

(c) SP2D yang belum diuangkan.

4) DPAL-SKPD yang telah disahkan sebagaimana

dimaksud pada butir (1) diatas dapat dijadikan dasar

164

Page 175: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian

pembayaran.

b. Dana Cadangan.

Dalam pelaksanaan anggaran pembiayaan daerah persoalan

pembukuan dan penatausahaan dana cadangan diatur sebagai

di bawah ini:

1) Dana cadangan dibukukan dalam rekening

tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah daerah

yang dikelola oleh BUD;

2) Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk

membiayai program dan kegiatan lain diluar yang telah

ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan

dana cadangan;

3) Program dan kegiatan yang ditetapkan

berdasarkan peraturan daerah dilaksanakan apabila dana

cadangan telah mencukupi untuk melaksanakan program

dan kegiatan;

4) Untuk pelaksanaan program dan kegiatan

sebagaimana dimaksud diatas dana cadangan dimaksud

terlebih dahulu dipindahbukukan ke rekening kas umum

daerah;

5) Pemindahbukuan paling tinggi sejumlah pagu

dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai

165

Page 176: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

pelaksanaan kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan

sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan daerah

tentang pembentukan dana cadangan;

6) Pemindahbukuan dilakukan dengansurat

perintah pemindabukuan oleh kuasa BUD atas

persetujuan PPKD;

7) Dalam hal program dan kegiatan sebagaimana

dimaksud diatas telah selesai dilaksanakan dan target

kinerjanya telah tercapai, maka dana cadangan yang

masih tersisa pada rekening dana cadangan,

dipindabukuan ke rekening kas umum daerah.

Selain pengaturan tentang pembukuan mengenai pelaksanaan

pembiayaan dana cadangan terdapat pula ketentuan lainnya

yang berkenaan dengan hal-hal dibawah ini:

1) Dalam hal dana cadangan yang ditempatkan

pada rekening dana cadangan belum digunakan sesuai

dengan peruntukannya, dana tersebut dapat ditempatkan

dalam portofolio yang memberikan hasil tetap dengan

resiko rendah;

2) Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana

cadangan dan penempatan dalam portofolio sebagaimana

dimaksud diatas menambah jumlah dana cadangan;

166

Page 177: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) Portofolio sebagaimana dimaksud di atas

meliputi:

a. deposito;

b. sertifikat Bank Indonesia (SBI);

c. surat perbendaharaan negara (SPN);

d. surat utang negara (SUN); dan

e. surat berharga lainnya yang dijamin pemerintah.

4) Penatausahaan pelaksanaan program dan

kegiatan yang dibiayai dana cadangan diperlukan sama

dengan penatausahaan pelaksanaan program/kegiatan

lainnya

c. Investasi

Mengenai ketentuan investasi dalam kaitan dengan

pelaksanaan pembiayaan terdapat ketentuan bahwasanya

investasi awal dan penambahan investasi dicatat pada

rekening penyertaan modal (investasi) daerah. Sedangkan

pengurangan,penjualan dan/atau pengalihan investasi dicatat

pada rekening penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

(divestasi modal)

167

Page 178: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

d. Pinjaman dan Obligasi Daerah

Ketentuan-ketentuan mengenai hal ini termuat dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara, dimana:

1) Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi

daerah dilakukan melalui rekening kas umum daerah;

2) Pemerintah daerah tidak dapat memberikan

jaminan atas pinjaman pihak lain;

3) Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang

milik daerah) tidak boleh dijadikan jaminan pinjaman

daerah; dan

4) Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah

beserta barang milik daerah yang melekat dalam kegiatan

tersebut dapat jaminan obligasi daerah.

Selanjutnya Kepala SKPD melaksanakan penatausahaan atas

pinjaman dan obligasi daerah.

Dalam rangka pelaksanaan pinjaman daerah dan juga

obligasi daerah, hal-hal yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan

negara sebagai keseluruhan, maka:

1) Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi kumulatif

pinjaman dan kewajiban pinjaman kepada Menteri

168

Page 179: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Keuangan dan Menteri Dalam Negeri setiap akhir

semester tahun anggaran berjalan;

2) Posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman

sebagaimana dimaksud pada butir 1) terdiri atas:

(a) jumlah penerimaan pinjaman;

(b) pembayaran pinjaman (pokok dan bunga); dan

(c) sisa pinjaman.

Selain itu terdapat kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah yang berkenaan dengan hal-hal berikut:

1) Pemerintah daerah wajib membayar bunga dan

pokok utang dan/atau obligasi daerah yang telah jatuh

tempo;

2) Apabila anggaran yang tersedia dalam

APBD/perubahan APBD tidak mencukupi untuk

pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi

daerah maka Kepala Daerah dapat melakukan

pelampauan pembayaran mendahului perubahan atau

setelah perubahan APBD;

3) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok

utang dan/atau obligasi daerah sebelum perubahan

APBD dilaporkan kepada DPRD dalam pembahasan

awal perubahan APBD;

169

Page 180: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

4) Pelampauan pembayaran bunga dan pokok

utang dan/atau obligasi daerah setelah perubahan APBD

dilaporkan kepada DPRD dalam laporan realisasi

anggaran;

5) Kepala SKPKD melaksanakan pembayaran

bunga dan cicilan pokok utang dan/atau obligasi daerah

yang jatuh tempo;

6) Pembayaran bunga pinjaman dan/atau obligasi

daerah dicatat pada rekening belanja bunga;

7) Pembayaran denda pinjaman dan/atau obligasi

daerah dicatat pada rekening belanja bunga;

8) Pembayaran pokok pinjaman dan/atau obligasi

daerah dicatat pada rekening cicilan pokok utang yang

jatuh tempo.

Agar secara yuridis memiliki landasan yang kuat, maka:

1) Pengelolaan obligasi daerah ditetapkan dengan

peraturan Kepala Daerah;

2) Peraturan Kepala Daerah sebagaimana

dimaksud pada butir 1) di atas sekurang-kurngnya

mengatur mengenai hal-hal berikut:

170

Page 181: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(a) penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan obligasi

daerah termasuk kebijakan pengendalian resiko;

(b) perencanaan dan penetapan portofolio pinjaman

daerah;

(c) penerbitan obligasi daerah;

(d) penjualan obligasi daerah melalui lelang dan/atau

tanpa lelang;

(e) pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh

tempo;

(f) pelunasan; dan

(g) aktivita lain dalam rangka pengembangan pasar

perdana ke pasar sekunder obligasi daerah.

3) Penyusunan peraturan Kepala Daerah

sebagaimana dimaksud di atas berpedoman pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri

e. Piutang Daerah

Untuk melaksanakan tagihan piutang daerah, maka dalam

pengelolaan keuangan daerah diatur hal-hal sebagai berikut:

1) Setiap piutang daerah diselesaikan seluruhnya

dengan tepat waktu;

171

Page 182: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) PPK-SKPD melakukan penatausahaan atas

penerimaan piutang atau tagihan daerah yang menjadi

tanggungjawab SKPD;

3) Piutang atau tagihan daerah yang tidak dapat

diselesaikan seluruhnya pada saat jatuh tempo,

diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

4) Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang

pajak daerah dan piutang retribusi daerah merupakan

prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan;

5) Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat

hubungan keperdataan dapat diselesaikan dengan cara

damai, kecuali piutang daerah yang cara penyelesaiannya

diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan;

6) Piutang daerah dapat dihapuskan dari

pembukuan dengan penyelesaian secara mutlak atau

bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri

dalam peraturan perundang-undangan;

7) Penghapusan piutang daerah ditetapkan oleh:

(a) Kepala Daerah untuk jumlah sampai dengan

Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);

172

Page 183: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

(b) Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD untuk

jumlah lebih dari Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

8) Kepala SKPKD melaksanakan penagihan dan

menatausahakan piutang daerah;

9) Untuk melaksanakan penagihan piutang daerah,

Kepala SKPKD menyiapkan bukti dan administrasi

penagihan.

Kewajiban lainnya setiap Kepala SKPD dalam hal piutang

daerah:

1) Kepala SKPKD setiap bulan melaporkan realisasi

penerimaan piutang kepada Kepala Daerah;

2) Bukti pembayaran piutang SKPKD dari pihak ketiga

harus dipisahkan dengan bukti penerimaan kas atas

pendapatan pada tahun anggaran berjalan.

Demikianlah secara teknis pelaksanaan APBD yang perlu

diperhatikan oleh para pejabat pengelola Keuangan daerah dan

Kepala SKPD dalam rangka tertib pengelolaan keuangan

daerah (manajemen keuangan daerah) sebagian integral dari

sistem pengelolaan Keuangan negara sebagai keseluruhan

173

Page 184: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

ditinjau aspek kebijakan yang tertuang dalam peraturan

perundangan.

2. Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan Perubahan

APBD

a. Laporan Realisasi Semesteran Pertama APBD.

1) Pemerintah daerah menyusun laporan realisasi semester

pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan

berikutnya

2) Laporan disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya

pada akhir bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan,

untuk dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah

daerah.

b. Perubahan APBD

1) Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau

perubahan keadaan, dibahas bersama DPRD

denganpemerintah daerah dalam rangka penyusunan

prakiraan perubahan APBD tahun anggaran yang

bersangkutan, apabila terjadi:

2) perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan

umum APBD;

174

Page 185: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

3) keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran

anggaran antar unit organisasi, antar kegioatan dan antar

jenis belanja;

4) keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

5) keadaan darurat;

6) keadaan luar biasa.

c. Dalam keadaan darurat, pemeritah daerah dapat melakukan

pengeluaran yang belum tersedia anggarannya yang

selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD

dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

d. Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1) bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas

pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan

sebelumnya;

2) tidak diharapkan terjadi secara berulang;

3) berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah;

4) memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran

dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan

darurat.

175

Page 186: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

e. Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa;

f. Dalam keadaan luar biasa adalah keadaan yang menyebabkan

estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD

mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%

(lima puluh persen);

g. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah

tentang perubahan APBD tahun anggaran yang bersangkutan

untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun

anggaran yang bersangkutan berakhir;

h. Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah,

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun

anggaran;

i. Realisasi pengeluaranatas pendanaan keadaan darurat

dan/atau keadaan luar biasa, dicantumkan dalam rancangan

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD.

3. Penatausahaan Keuangan Daerah

a. Azas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah

1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara

penerimaan/pengeluaran orang atau badan yang menerima

atau yang menguasai uang/barang/kekayaan daerah, wajib

176

Page 187: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan

dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi

dasar pengeluaran atas beban APBD bertanggungjawab

atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari

penggunaan surat bukti dimaksud.

b. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah

Untuk pelaksanaan APBD, Kepala Daerah menetapkan:

1) pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;

2) pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;

3) pejabat yang diberi wewenang mengesahkan surat

pertanggungjawaban (SPJ);

4) bendahara penerimaan/pengeluaran;

5) pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka

pelaksanaan APBD.

Penetapan pejabat di atas, dilakukan sebelum dimulainya

tahun anggaran berkenaan.

c. Penatausahaan Bendahara Penerimaan

1) Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 59 ayat (3) dilakukan dengan

uang tunai;

177

Page 188: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Penyetoran sebagaimana dimaksud ke rekening kas

umum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk,

dianggap sah setelah kuasa BUD menerima nota kredit;

3) Bendahara penerimaan dilarang menyimpan uang, cek

atau surat berharga yang dalam penguasaannya lebih

dari 1 (satu) hari kerja dan/atau atas nama pribadi pada

bank atau giro pos;

4) Bendahara penerimaan pada SKPD wajib

menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh

penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang

menjadi tanggungjawabnya.

5) Bendahara penerimaan pada SKPD wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban

penerimaan kepada PPKD paling lambat tanggal 10

bulan berikutnya.

6) PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas

laporan pertanggungjawaban penerimaan.

d. Penatausahaan Bendahara Pengeluaran

1) Permintaan pembayaran dilakukan melalui penerbitan SPP-

LS, SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU

2) PPTK mengajukan SPP-LS melalui pejabat penatausahaan

keuangan pada SKPD kepada pengguna anggaran/kuasa

178

Page 189: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

pengguna anggaran paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah

diterimanya tagihan dari pihak ketiga.

3) Pengajuan SPP-LS dilampiri dengan kelengkapan

persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

4) Bendahara pengeluaran melalui pejabat penatausahaan

keuangan pada SKPD mengajukan SPP-UP kepada

pengguna anggaran setinggi-tingginya untuk keperluan 1

(satu) bulan

5) Pengajuan SPP-UP sebagaimana dimaksud, dilampiri dengan

daftar rincian rencana penggunaan dana.

6) Untuk penggantian dana penambahan uang persediaan,

bendahara pengeluaran mengajukan SPP-GU dan/atau SPP-

TU

7) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat

persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian-

rincian kebutuhan dan waktu penggunaan.

e. Akuntansi Keuangan Daerah

1) Pemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah

daerah yang mengacu kepada standar akuntansi

pemerintahan.

179

Page 190: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Sistem akuntansi pemerintahan daerah ditetapkan dengan

peraturan Kepala Daerah mengacu pada peraturan daerah

tentang pengelolaan keuangan daerah.

3) Kepala Daerah berdasarkan standar akuntansi pemerintahan

menetapkan peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan

akuntansi.

4) Sistem akuntansi pemerintah daerah paling sedikit meliputi:

5) Sistem akuntansi disusun berdasarkan prinsip pengendalian

intern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Pertanggungjawaban Pengelolaan APBD

a. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyelenggarakan

akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana,

yang berada dalam tanggungjawabnya.

b. Penyelenggaraan akuntansi merupakan

pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan di lingkungan

SKPD dan menyiapkan laporan keuangan sehubungan dengan

pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya.

c. Laporan keuangan terdiri dari laporan realisasi anggaran,

rencana dan catatan atas laporan keuangan yang disampaikan

kepada Kepala Daerah melalui PPKD selambat-lambatnya 2

(dua) bulan setelah tahun anggaran berikutnya.

180

Page 191: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

d. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang

memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBD yang

menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan

sistem pengendalian intern yang memadai, sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

e. PPKD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,

aset, utang dan ekuitas dana termasuk transaksi pembiayaan dan

perhitungannya.

f. PPKD menyusun laopran pemerintah daerah terdiri dari:

1) laporan realisasi anggaran;

2) neraca;

3) laporan arus kas;

4) catatan atas laporan keuangan.

g. Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

h. Laporan keuangan dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi

kinerja dan laporan keuangan badan usaha milik

daerah/perusahaan daerah.

i. Laporan keuangan pemerintah disampaikan kepada Kepala

Daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD.

j. Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD

181

Page 192: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan

pemeriksa Keuangan (BPK) paling lambat 6 (enam) bulan

setelah tahun anggaran berakhir.

5. Pengendalian Defisit dan Penggunaan Surplus APBD

a. Pengendalian APBD

1) Dalam hal APBD diperkirakan defisit ditetapkan sumber-

sumber pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut dalam

peraturan daerah tentang APBD.

2) Defisit APBD ditutup dengan pembiayaan netto.

3) Dalam rangka pengendalian fiskal nasional, Menteri

Keuangan menetapkan batas maksimal jumlah kumulatif

defisit APBN dan APBD.

4) Defisit APBD dapat ditutup dari sumber pembiayaan:

a) sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) daerah tahun

sebelumnya;

b) pencairan dana cadangan;

c) hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

d) penerimaan pinjaman;

e) penerimaan kembali pemberian pinjaman.

182

Page 193: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

b. Penggunaan Surplus APBD

1) Dalam hal APBD diperkirakan surplus penggunaannya

ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.

2) Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk pengurangan

utang, pembentukan dana cadangan dan/atau pendanaan

belanja peningkatan jaminan sosial.

c. Pengelolaan Piutang Daerah

1) Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola

pendapatan, belanja dan kekeyaan daerah wajib

mengusahakan agar setiap piutang daerah diselesaikan

seluruhnya dengan tepat waktu.

2) pemerintah daerah merupakan hak mendahului atas piutang

jenis tertentu sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

3) Piutang daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya

dan tepat waktu, diselesaikan menurut peraturan

perundang-undangan.

4) Penyelesaian piutang daerah sebagai akibat hubungan

keperdataan dapat dilakukan melalui perdamaian, kecuali

mengenai piutang daerah yang cara penyelesaiannya sesuai

dengan peraturan perundan-undangan.

183

Page 194: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

d. Pengelolaan Investasi Daerah

1) Pemerintah daerah dapat melakukan investasi jangka

pendek dan jangka panjang untuk memperoleh manfaat

ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.

2) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat

segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12

(dua belas) bulan atau kurang.

3) Investasi jangka panjang merupakan investasi yang

dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan.

4) Investasi jangka panjang terdiri dari investasi permanent

dan non permanent.

5) Investasi permanen dimaksudkan untuk dimiliki secara

berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualkan atau tidak

ditarik kembali.

6) Investasi non permanen dimaksudkan untuk dimiliki tidak

secara berkelanjutan atau ada niat untuk diperjual belikan

atau ditarik kembali.

7) Pedoman investasi permanen dan non permanen diatur lebih

lanjut Peraturan Menteri Dalam Negeri.

e. Pengelolaan Barang Milik Daerah

1) Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan

perolehan lainnya yang sah.

184

Page 195: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

2) Perolehan lainnya yang sah mencakup :

a) Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/yang

sejenis;

b) Barang yang diperoleh dari kontak kerjasama, kontrak

bagi hasil;

c) Barang yang diperoleh berdasarkan penetapan karena

peraturan perundang-undangan;

d) Barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.

3) Pengelolaan barnag daerah meliputi rangkaian kegiatan dan

tindakan terhadap barang daerah yang mencakup

perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan,

penilaian, penghapusan, pemindahtanganan dan

pengamanan.

4) Pengelolaan pada peraturan perundang-undangan.

f. Pengelolaan Dana Cadangan.

Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna

mendanai kegiatan kegiatan yang penyediaan danannnya tidak

dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.

185

Page 196: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

g. Pengelolaan Utang Daerah

1) Kepala Daerah dapat mengadakan utang daerah sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan daerah

tentang APBD.

2) PPKD menyiapkan rancangan peraturan Kepala Daerah

tentang pelaksanaan pinjaman daerah.

3) Pinjaman daerah bersumber dari:

a) pemerintah;

b) pemerintah daerah lain;

c) lembaga keuangan bank;

d) lembaga keuangan bukan bank;

e) masyarakat.

6. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban

Pengaturan bidang akuntansi dan pelaporan dilakukan dalam rangka

menguatkan pilar akuntabilitas dan transparansi. Dalam rangka

pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,

pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban

berupa:

1) Laporan Realisasi Anggaran;

2) Neraca;

3) Laporan Arus Kas dan

4) Catatan atas Laporan Keuangan.

186

Page 197: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Laporan keuangan dimaksud disusun dengan Standar Akuntansi

Pemerintah, dan sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui

DPRD, laporan keuangan tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu

oleh BPK

Fungsi pemeriksaan merupakan salah satu fungsi manajemen

sehingga tidak dapat dipisahkan dari manajemen keuangan daerah.

Berkaitan dengan pemeriksaan telah dikeluarkan UU N0.15 tahun

2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab

Keuangan Negara. Terdapat dua jenis pemeriksaan yang

dilaksanakan terhadap pengelola keuangan negara, yaitu

pemeriksaan intern dan pemeriksaan ekstern.

Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan

dengan amandemen IV UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945,

pemeriksaan atas laporan keuangan dilaksanakan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan. Dengan demikian BPK RI akan melaksanakan

pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah.

Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan keuangan ini, BPK sebagai

auditor yang independen akan melaksanakan audit sesuai dengan

standar audit yang berlaku dan akan memberikan pendapat atas

kewajaran laporan keuangan. Kewajaran atas laporan keuangan

187

Page 198: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

pemerintah ini diukur dari kesesuaiannya terhadap standar akuntansi

pemerintahan. Selain pemeriksaan ekstern oleh BPK juga dapat

dilakukan pemeriksaan intern. Pemeriksaan ini dalam lingkungan

pemerintah daerah dilaksanakan oleh Badan Pengawas Daerah.

Oleh karena itu dengan spirit sinkronisasi dan sinergitas terhadap

berbagai undang-undang tersebut diatas, maka pengelolaan

keuangan daerah yang diatur dalam suatu peraturan pemerintah

harus bersifat umum dan lebih menekankan kepada hal yang bersifat

prinsip, norma, azas, landasan umum dalam penyusunan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah.

Sementara itu sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah

secara rinci ditetapkan oleh masing-masing daerah. Kebhinekaan

dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut masih sejalan atau tidak

saling bertentangan dengan Peraturan Pemerintah yang terkait

dengan keuangan negara. Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah

didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu mengambil

inisiatif dalam perbaikan dan pemutakhiran sistem dan prosedurnya

serta meninjau kembali sistem tersebut secara terus menerus dengan

tujuan memaksimalkan efisiensi tersebut berdasarkan keadaan,

kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam rangka Otonomi,

188

Page 199: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

Pemerintah Daerah dapat mengadopsi sistem yang disarankan oleh

pemerintah Pusat sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya dengan

tetap memperhatikan memperhatikan standar dan pedoman yang

ditetapkan.

7. Pembinaaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pembinaan dan Pengawasan

1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan

pengelolaan keuangan daerah yang dikoordinasikan oleh

Menteri Dalam Negeri.

2) Pembinaan meliputi pemberian pedoman, bimbingan,

supervisi, konsultasi, pendidikan, pelatihan serta penelitian

dan pengembangan;

3) Pemberian pedoman mencakup perencanaan dan

penyususnan APBD, penatausahaan, pertanggungjawaban

keuangan daerah, pemantauan dan evaluasi, serta

kelembagaan pengelolaan keuangan daerah.

4) Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi mencakup

perencanaan dan penyusunan APBD, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban APBD yang dilaksanakan secara

berkala dan/atau sewaktu-waktu, baik secara menyuruh

kepada seluruh daerah maupun kepada daerah tertentu sesuai

dengan kebutuhan.

189

Page 200: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

5) Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan secara berkala bagi

Kepala Daerah atau wakil Kepala Daerah, anggota DPRD,

perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah.

6) Pembinaan untuk kabupaten/kota dikoordinasikan oleh

gubernur selaku awakil pemerintah.

7) DPRD melakukan pengawasan terhadap terhadap

pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD.

8) Pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada

ketentuan peraturan perundang-udangan.

b. Pengendalian Intern

1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparasnsi, dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepada daerah

mengatur dan menyelenggarakan sistem pengadilan intern di

lingkungan pemerintah daerah yang dipinpinya.

2) Pengaturan dan penyelenggaraan sistem pengendalian intern

berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Penyelesaian Kerugian Daerah

1) Setiap kerugian daerah disebabkan oleh tindakan melanggar

hukum atau kelalaian seorang harus segera diselesaikan

sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan.

190

Page 201: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

2) Bendahara pegawai negeri bukan Bendahara, atau pejabat

lain yang karena perbuatannya melanggar hukum, atau

melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara

langsung merugikan keuangan daerah, wajib mengganti

kerugian tersebut.

3) Kepala SKPD dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi,

setelah mengetahui bahwa dalam SKPD yang bersangkutan

terjadi kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun.

d. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

1) Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD untuk;

a) Menyediakan barang dan/atau jasa untuk layanan umum;

b) Mengelola dana khusus untuk meningkatkan ekonomi

dan/atau pelayanan kepada masyarakat.

2) BLUD dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

3) Kekayaan BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya

untuk menyelenggarakan kegiatan BLUD yang

bersangkutan.

4) Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh PPKD dan

pembinaan teknis dilakukan oleh Kepala SKPD yang

191

Page 202: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

bertanggungjawab atas bidang pemerintah yang

bersangkutan.

5) BLUD dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari

masyarakat atau badan lain.

6) Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsung untuk

membiayai belanja BLUD yang bersangkutan.

192

Page 203: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

193

Page 204: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV 194

Page 205: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

BAB VIPENERAPAN TEKNIK PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA DALAM ORGANISASI

Muatan materi bahan ajar tentang manajemen (pengelolaan) Keuangan

Negara yang didituangkan dalam buku ini terutama bersumber dari

peraturan perundangan yang berkenaan dengan praktek dalam tugas-

tugas dinas pemerintahan yang perlu terus disempurnakan sesuai dengan

perkembangan kebijakan bidang Keuangan Negara.

Perubahan Kebijakan bidang Keuangan Negara mempunyai implikasi

terhadap pengelolaan keuangan daerah, karena sistem keuangan Negara

yang dipraktekan dalam penyelenggaraan Negara di dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia meliputi sistem pengelolaan (manajemen)

keuangan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan oleh

pemerintah daerah. Penyempurnaan materi buku ini perlu mengikuti

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kebijakan bidang Keuangan

Negara yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.

195

Page 206: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

Selanjutnya terkait dengan materi Penerapan Teknik Pengelolaan

Keuangan Negara dalam Organisasi pada modul ini, pada dasarnya

adalah upaya mempraktikkan bagaimana mengelola keuangan negara

(mendemonstrasikan kompetensinya) oleh peserta Diklat di masing-

masing unit kerjanya setelah menerima materi secara keseluruhan.

Dengan demikian, peserta Diklat tidak hanya memahami tentang

konsep dan kebijakan pengelolaan Keuangan Negara, akan tetapi juga

mampu mempraktikkannya di unit organisasi masing-masing.

Adapun hal-hal yang harus dipahami dan dipraktikkan oleh peserta

Diklat berkaitan dengan Penerapan Teknik Pengelolaan Keuangan

Negara dalam Organisasi, mencakup siklus teknik mengelola

keuangan negara, yang antara lain meliputi:

1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran, antara lain terdiri dari:

a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

b. Revisi DIPA;

c. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKAKL Formulir

1.5;

d. Revisi POK atau RKAKL Formulir 1.5;

e. Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA);

f. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan

(SBU, RAB, ROK, dll).

196

Page 207: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Teknik Pengelolaan Keuangan Negara

2. Dokumen Pengeluaran Anggaran, antara lain terdiri dari:

a. Surat Perintah Membayar (SPM);

b. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

c. Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3);

d. Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan

(GU, TU, TUP dll).

3. Dokumen Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN)

a. Dokumen Laporan Keuangan, meliputi:

1) LRA Triwulan I dan Neraca per 31 Maret selambat-

lambatnya tanggal 9 Mei tahun anggaran berjalan;

2) LRA Semester I, Neraca per 30 Juni, dan Catatan Atas

Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal 26 Juli

tahun anggaran berjalan;

3) LRA Triwulan III dan Neraca per 30 September selambat-

lambatnya tanggal 9 November tahun anggaran berjalan;

4) LRA Tahunan, Neraca per 31 Desember, dan dan Catatan

Atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal

terakhir di Bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir.

b. Dokumen Laporan Barang Milik Negara (BMN), meliputi:

1) Laporan Barang Pengguna Semester I dan Catatan atas

Laporan BMN (CaL BMN);

197

Page 208: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

2) Laporan Barang Pengguna Semester II dan Catatan atas

Laporan BMN (CaL BMN);

3) Laporan Barang Pengguna Tahunan dan Catatan atas

Laporan BMN (CaL BMN);

198

Page 209: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. M. Hadi, Administrasi Keuangan Negara, Jakarta t.p. 1980.

2. Bambang Kusmanto, dkk. Keuangan Negara, Yogyakarta,

Intermedia, 1992

3. Sujanto, Beberapa Pengertian Keuangan Negara, Jakarta, Ghalia

Indonesia, 1963

4. Suparmoko, M. Azasa-asaz Ilmu Keuangan Negara, Yogyakarta,

BPFE, 1982

5. Subagio, M. Hukum Keuangan Negara R.J. Jakarta Rajawali Press,

1987

6. Endang Larasati dkk, Materi Pokok Keuangan Negara, Jakarta,

Karunika, Universitas Terbuka, 1986

7. Anwar Sulaeman, Pengantar Keuangan Negara dan Daerah, Jakarta

STIA- Press, 2000

8. Yuniadi Soewartoyo, Keuangan Negara, Jakarta STIA-Press, 1999

9. M. Ikhsan, Keuangan Daerah di Indonesia Jakarta STIA- Press,

2002

10. Mamesah, J.D. Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Jakarta,

Gramedia 1995

199

Page 210: Teknik Pengeleloaan Keuangan Negara Pim IV

Modul Diklatpim Tingkat IV

11. Sulaeman Anwar, Manajemen Asset Daerah Jakarta, STIA-Press,

2000

12. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

( SANKRI ) Jilid IV Jakarta, LAN, 2

Dokumen

1. Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945

2. Undang Undang No. 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara

3. Undang Undang No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah

4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

5. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahuan 2006, tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

7. Peraturan Kepala LAN Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan di lingkungan LAN.

8. Warta LAN Nomor 28/Tahun IX/2012

200