teknik budidaya tanaman kopi manbis klompok

Upload: bagus-andrianto

Post on 20-Jul-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Teknik Budidaya Tanaman Kopi Kopi merupakan salah satu jenis tanaman industri yang sudah lama diusahakan dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar. Indonesia tercatat sebagai pengeksport kopi arabika no. 3 dan produsen utama kopi robusta. Untuk mengembangkan kopi perlu dipahami karakter tanaman dan lahan yang diperlukan berbagai jenis kopi. Penanaman kopi diawali dengan persiapan bahan tanam melalui pembibitan dengan grafting, dan persiapan lahan. Dalam pemeliharaan, faktor yang sangat menentukan pertumbuhan dan hasil kopi adalah pemangkasan, baik pangkas bentuk, pangkas produksi maupun pangkas rejuvenasi. Selain itu penaungan juga menentukan hasil kopi. Pemanenan kopi didasarkan pada umur buah atau warna kulit buah kopi. Hasil biji kopi dapat diproses secara basah atau kering baik dalam skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar (industri) sehingga menghasilkan berbagai jenis kopi dengan berbagai karakter (sifat). http://agusns.staff.umy.ac.id/?p=171 Agus,2011 Analisis SWOT Dalam menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan perkopian Indonesia ke depan digunakan analisis SWOT. Identifikasi peluang dan ancaman (tantangan) yang dihadapi suatu industri serta analisis terhadap faktor-faktor kunci menjadi bahan acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan penanganan perkopian. Analisis SWOT yaitu analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunities dan Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan kombinasi terbaik dia antara keempatnya. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, barulah perusahaan tersebut dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untung mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus memperkecil atau bahkan mengatasi kelemahan yang dimilinya untuk menghindari ancaman yang ada. Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas dapat bagaimana disesuaikan peluang dengan dan ancaman yang dan dihadapi kelemahan organisasi/perusahaan kekuatan

organisasi/perusahaan. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. Untuk lebih jelasnya kondisi industri perkopian Indonesia, apakah masih mempunyai peluang dalam pengembangannya atau tidak relevan lagi saat ini, hendaknya kita menganalisis terlebih dahulu dengan mengunakan analisis SWOT. Kekuatan (Strengths) Tersedianya berbagai paket teknologi dari mulai pra panen, panen dan pasca panen yang telah dikembangkan ke masyarakat petani pekebun. Tersedianya keragaman produk kopi baik dalam bentuk regular coffee atau specialty coffee. Masih terbukanya Peluang pengembangan Product development dalam bentuk kopi setengah jadi (roasted coffee) maupun kopi jadi (soluble dan instant coffee). Ketersedian lahan dan agroklimat yang sesuai, khususnya pengembangan kopi Arabika. Biaya produksi relatif lebih rendah. Di Indonesia memiliki sedikitnya tujuh macam kopi spesialiti yang telah dikenal dunia Kelemahan (Weaknesses) Rendahnya Produktivitas kopi di Indonesia, baik kopi Robusta maupun Arabika. Belum proporsionalnya komposisi kopi Arabika dan Robusta. Pertanaman kopi Robusta mendominasi dibandingkan dengan kopi arabika, sedangkan permintaan kopi dunia hingga saat ini masih didominasi oleh Arabika dengan pangsa pasar >70 %. Terbatasnya ketersediaan lahan yang memadai. Terbatasnya panen kopi. Rendahnya kualitas/mutu kopi Indonesia. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung industri kopi, khususnya untuk kopi Arabika yang menuntut lingkungan dengan suhu rendah, yang hanya terdapat pada dataran tinggi di pegunungan. Kurang informasi pasar dalam mengefisienkan sistem tataniaga. Pemilikan lahan yang rata-rata masih sempit yaitu seluas 0,69 ha per KK.

Terbatas atau lemahnya kelembagaan petani dalam posisi rebut pasar (bergaining position) Ditinjau dari aspek hukum belum banyak produk kopi yang tergolong dalam produk specilaty secara legal memiliki hak paten. Penerapan teknologi (agronomi, pasca panen dan pengolahan) yang masih amat terbatas.

Peluang (Opportunities) Peluang pasar kopi Indonesia khususnya dimasa mendatang masih cukup cerah, dengan beberapa indikator sebagai berikut: Distribusi supply dan demand kopi dunia. Diasumsikan bahwa, meskipun produksi dunia mengalami sedikit peningkatan, namun lebih diakibatkan adanya kecenderungan meningkatnya produksi kopi Robusta di wilayah Asia pasifik. Sedangkan kopi Arabika dirasakan beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Perkembangan harga kopi dunia. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi Arabika selalu lebih tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan bahwa pengembangan agribisnis kopi Arabika memiliki kecenderungan yang lebih prospektif dibandingkan dengan Robusta. Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga pasar dan permintaan baru akan terbuka.

Ancaman (Treaths) adanya ancaman dari minuman lain. Dewasa ini kecenderungan budaya minum kopi khususnya di pasar tradisional mengalami perubahan yaitu dari hot beverages ke cold beverages yaitu peralihan minuman ke soft drink. Penyimpangan Iklim. Perubahan iklim yang akhir-akhir ini sulit diperkirakan akan berdampak terhadap penyimpangan tipe iklim di suatu wilayah. Sementara tanaman kopi dalam

stadia-stadia tertentu sangat rentan terhadap pengaruh kekurangan dan kelebihan air yang akan berakibat pada penurunan produksi. Kelangkaan tenaga kerja. Angkatan kerja di pedesaan kurang berminat bekerja di perkebunan, hal ini dikarenakan tingkat upah yang diterima masih dirasakan relatif rendah. Perkembangan produksi yang besar di negara lain (Vietnam) sangat tinggi menyebabkan persaingan pasar sangat tinggi.

Alternatif Strategi Strategi S-O Pengembangan area selain didasarkan pada kesesuaian lahan juga dengan pertimbangan memiliki daya kompetitif dan komparatif secara antar dan intra wilatah serta pertimbangan permintaan pasar/konsumen baik domestik ataupun dunia. Mengisi dan meningkatkan peluang pasar yang tersedia baik domestik maupun internasional serta mempertahankan pasar yang telah ada melalui berbagai upaya promosi baik dalam dan luar negeri termasuik mendukung agrowisata. pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi dibidang perkopian, khususnya berupaya kebijakan yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. Strategi W-O Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung peningkatan kualitas tanaman dan produk yang dihasilkan. Menumbuh kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang berazaskan kebersamaan ekonomi. Optomalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan ekonomis baik ditingkat petani maupun usaha menengah dan besar. Strategi S-T

Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan tanaman dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman dan lahan. Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui perwujudan usaha perkebunan kopi yang ramah lingkungan (environmental friendly coffee). Strategi W-T Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam rangka legalisasi produkproduk kopi spesial (specialty dan bio coffee) untuk mendapatkan nama dagang (trade mark) atau hak paten dari produk-produk yang bersangkutan. Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu (SNI, ISO, HACCP) diikuti dengan perbaikan melalui penerapan reward dan punishment terhadap pembelian produk. meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala bentuk penjarahan, perambahan atau aktivita serupa lainnya.

Alternatif Kebijakan Berangkat dari stategi diatas, maka kebijakan pengembangan kopi kedepan khususnya secara teknis dititikberatkan kepada. Kebijakan Umum Membangun perkebunan kopi yang berkelanjutan. mempertangguh daya saing komoditas melalui peningkatan mutu hasil dan efisiensi usaha. Peningkatan dan pengembangan SDM yang tangguh dan bermutu serta IPTEK yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah. Kebijakan Teknis Kebijakan ini akan menentukan arah pengembangan kopi kedepan, dengan mengacu pada market oriented, yatu.

peningkatan produktivitas (tanaman dan lahan) serta mutu hasil melalui upaya intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan dan diversifikasi pada areal yang telah ada dan diprioritaskan pada wilayah eks-proyek serta kawasan hutan dan DAS.

Pengembangan komposisi kopi Robusta ke Arabika melalui upaya konversi lahan Robusta dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl, serta penanaman tanaman baru pada lahan-lahan yang berkelayakan teknis.

Kelestarian dan pengembangan kopi spesial di lahan subur dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl.

LANGKAH BUDIDAYA TANAMAN KOPI II. PERSIAPAN LAHAN - Untuk tanah pegunungan/miring buat teras. - Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi. - Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,52,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam III. PEMBIBITAN - Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya. - Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm. - Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh - Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah - Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan - Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan - Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut - Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam

Tabel Dosis Pupuk Untuk Bibit Kopi Umur (bln) 3 5 7 9 12 gr/m2 Urea 10 20 30 40 50 SP-36 5 10 15 20 25 KCl 5 10 15 20 25

Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun. IV. PENANAMAN - Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit. - Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan. - Lakukan penyiraman tanah setelah tanam - Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak. V. PENYULAMAN - Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal. - Penyulaman dilakukan awal musim hujan VI. PENYIRAMAN Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau VII. PEMUPUKAN - Pemupukan NPK diberikan dua kali setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan. - Setelah pemupukan sebaiknya disiram. Jenis dan Dosis Pupuk Makro sesuai table. Tahun 1 2 3 4 5 10 gr/pohon/tahun Urea SP-36 2 x 25 2 x 25 2 x 50 2 x 50 2 x 75 2 x 70 2 x 100 2 x 90 2 x 150 2 x 130

KCl 2 x 20 2 x 40 2 x 40 2 x 40 2 x 60

> 10

2 x 200

2 x 175

2 x 80

Catatan : Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertaniam setempat Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh lebar tajuk, pupuk dimasukan dan ditutup tanah. Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk 200 tanaman . 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau siram atau kocorkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan sekali. Semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali VIII. PEMANGKASAN Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan IX. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT A. H A M A 1. Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei) serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun . Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian 2. Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus ) menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA. 3. Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan gunakan PESTONA, BVR atau PENTANA.+ AERO 810 secara bergantian B. PENYAKIT 1. Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix , preventif semprotkan Natural GLIO 2. Penyakit Jamur Upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA

3. Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO 4. Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan Natural GLIO 5. Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan Natural GLIO 6. Penyakit mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia .Preventif gunakan Natural GLIO. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki X. P A N E N Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah. XI. PENGOLAHAN HASIL Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik. Penyebab Kerusakan Kopi Beras : 1. Biji keriput : asal buah masih muda 2. Biji berlubang :kopi terserang bubuk 3. Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya 4. Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering. 5. Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna. 6. Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab. 7. Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab

8. Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah. 9. Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi. 10. Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak seri

Keterangan: = Tanaman kopi v = Tanaman pelindung tetap = Tanaman pelindung sementara = Tanaman LCChttp://binaukm.com/2010/06/standar-teknis-budidaya-tanaman-kopi/