tek pidatonarkoba ancaman bagi generasi muda

Upload: zulfikar-surya

Post on 19-Jul-2015

297 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NARKOBA ANCAMAN BAGI GENERASI MUDA Oleh : Siswanto,S.PdAssalumalaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil alamin Wabihinastaiinu ala umurid dunya wad din. Wa sholatu wa salamu ala asrofil anbiyaI wal mursalin. Wa ala aalihi wa ashbihi ajmain. Amma badu. Bapak,Ibu guru yang kami hormati Teman-teman yang kami sayangi. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kita dapat hadir di maelis ini dalan keadaan yang sehat walafiat. Amin Dan semoga selawat dan salam tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muihammad SAW. Bapak,Ibu guru yang kami hormati Pada hari ini saya akan menyampaikan pidato singkat dengan judul NARKOBA ANCAMAN BAGI GENERASI MUDA Narkoaba ! apa teman-teman narkoba itu ? tau gak ! Narkoba adalah narkotika dan obat-obatan terlarang. Misalnya : Ganja, Heroin, ekstasi, sabu sabu dll. Mengapa terlarang ! karena penggunaannya tidak boleh sembarangan. Tetapi hari ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa obat-obatan tersebut disalah gunakan, betapa tidak ! obat yang seharusnya dipakai didunia kedokteran dengan mudahnya dipakai juga oleh orangorang disekitar kita, lebih menyedihkan lagi mereka yang memakainya masih berusia antara 13 samapi 35 tahun. Diman usia tersebut tergolong usia produktif dan seharusnya bisa meneruskan kepemimpinan bangsa ini. Apa kata dunia kalau pemudanya rusak Negara pasti akan rusak Pemuda harapan bangsa, pemuda penerus bangsa, pemuda harapan kita. Oleh karena itu mari kita cegah kerusakan itu dengan 3 hal : 1. Bina keluarga . mari kita cipatakan keluaraga yang harmonis dan agamis yang merupaka benteng pertahanan dari pengaruh negative sebagaimana firman Allah SWT : Kuu anfusakum wa ahlikum naaro Artinya : jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka 2. Bina Sekolah mari kita sekolah yangt benar. Jangan sekolah tapi tidak sampai kesekolah . dijalan banyak setan-setan yang ingin membelokkan cita-cita kita. Kalau diajak setan jangan mau, jangan setuju, jangan ragu katakan NARKOBA NO, BOLOS NO CITA-CITA YES, SEKALI LAGI YES. 3. Bina lingkungan. Linkungan kita harus baik .

Hidupkan ! kegiatan keagamaan, olahraga dan seni. Hingga Perbuatan negative tipis, terkikis dan habis. Akhirnya kita sebagai generasi muda harus mampu membentengi dan menjauhkan diri dari bahaya narkoba yang dapat nerusak masa depan bangsa . PANTUN DULU YA! JALAN-JALAN KE SURABAYA JANGAN LUPA NONTON BOLA KALAU KAWAN INGIN BAHAGIA JANGAN COBA-COBA PAKAI NARKOBA HIDUP PEMUDA INDONESIA (3X) Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita. Atas perhatiannya kami ucaphan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan. Nun wal qolami wama yasturun Wassalamualaikum wr wb

KERJUJURAN MEMBAWA KEBAIKAN Oleh : Siswanto,S.PdAssalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil alamin Wabihinastaiinu ala umurid dunya wad din. Wa sholatu wa salamu ala asrofil anbiyaI wal mursalin. Wa ala aalihi wa ashbihi ajmain. Amma badu. Bapak,Ibu guru yang kami hormati Hadirin dan teman-teman yang berbahagia. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kita dapat hadir di majelis ini dalan keadaan yang sehat walafiat. Amin Dan semoga selawat dan salam tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muihammad SAW. Bapak,Ibu guru yang kami hormati Pada hari ini saya akan menyampaikan pidato singkat dengan judul KERJUJURAN

MEMBAWA KEBAIKAN

Teman-teman tahu ngak apa arti jujur itu ? Masak ngak tahu ? Jujur adalah sikap yang sesuai antara perkataan dan perbuatan. Apa yang dikatakan itu yang dilaksanakan . Jujur senantiasa membawa kebaikan sebagaimna sabda nabi: Inna sidqo yahdi ilal birri, wa innal birra yahdi ilal jannah Artinya: Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan menuju kepada surga Dari hadist itu bahwa kejujuran akan membawa kebaikan dan kebaikan akan menuju ke.... surga, oleh karna itu jujur adalah nomor satu, yang lain tidak jujur silahkan,tapi kita jangan ikut ikut, yang lain curang silahkan tapi, kita jangan ikut curang. Jujur dan jujur! Teman teman ada cerita tentang kejujuran mau dengar nggak? Begini... pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab ada kebiasaan yang beliau lakukan pada malam hari yaitu ronda malam sendirian. Suatu ketika terdengarlah percakapan antara ibu dan Gadis penjual susu Campurlah susu dengan air agar lebih banyak, sehingga kita dapat untung besar kata Ibu kepada Anak Gadis nya.

jangan

Bu,

Khalifah

melarang

perbuatan

itu

jawab

Anaknya

Khalifah tidak tahu, yang tahu kita berdua kata Ibunya. Walaupun Khalifah tidak tahu, tidak melihat, tidak mengawasi, Allah tetap melihat segala perbuatan kita kata anaknya. Dan teman-teman kebetulan pada saat itu Khalifah mendengar percakapan itu Subhallah, begitu mulia hati anak gadis itu Dan singkat cerita Gadis itu dilamar untuk dijadikan menantu untuk anaknya. Disinilah kejujuran senantiasa membawa kebaikan. Kalau Pejabatnya jujur hidup akan mujur. Kalau Pemimpinnya jujur rakyat menjadi makmur. Jujur dan jujur harus selalu kita tabur di rumah di sekolah dan di masyarakat, karena kejujuran mengantarkan kita masuk surga. Kita semua mau masuk surga bukan! Ayo kita berbuat jujur! Demikian kurang lebihnya mohon maaf. Sebelum saya tutup saya punya satu pantun. JALAN-JALAN KE SURABAYA JANGAN LUPA BELI ANGGUR KALAU INGIN MASUK SURGA JANGAN LUPA BERBUAT JUJUR

Nun wal qolami wama yasturun Wassalamualaikum wr wb

JUJUR DAN MENEPATI JANJI A. JUJUR 1. Pengertian jujur Jujur adalah sikap yang sesuai antar perkataan dan perbuatan dengan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sesungguhnya yang diinginkan untuk diperbuat (skia, pondok pesantren Annuqayah latee) Rasulullah bersabda: . : . 65/4:) .) , Artinya: Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, sesungguhnya orang yang berkata benar maka orang tersebut dicatat sebagai orang yang paling jujur. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka dan orang yang dusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta (Shahih Bukhari, hal: 65 juz: 4) Hadist diatas menjelaskan keharusan berlaku jujur dan dampaknya yaitu kejujuran akan membawa seseorang untuk selalu berbuat baik dan sudah barang tentu kebaikan adaklah jalan untuk masuk surga. Dan menjelaskan keharusan untuk meninggalkan perbuatan dusta dan menelaskan pula dampaknya. Yaitu perbuatana dusta akan selalu membawa kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka. Kejujuran dan kedustaan, kedua-duanya dapat diusahakan oleh seseorang. Bila seseorang selalu berbuat jujur dan berusaha untuk jujur maka akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Bila seseorang selalu berbuat dusta dan selalu berkeinginan untuk dusta maka akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta (Drs. H. Moh. Matsna, MA.Quran Hadits. Hal:121). Hadits itu juga mengisyaratkan betapa besar potensi sikap jujur dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dunia karena sikap jujur itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga yang merupakan kesempurnaan Nikmat Allah (H.M. Ashaf Shaleh. Taqwa. Hal: 97) Jujur dan menepati janji memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya yaitu kalau orang suka menepati janji maka akan melahirkan kejujuran. Perbedaannya yaitu kalau orang selalu berprilaku jujur belum tentu bisa dikatakan orang yang menepati janji. Allah berfirman: 119:) .) Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah bersama-sama orang yang jujur (At-Taubah:119) Ayat ini menunjukkan bahwa sikap jujur merupakan sikap orang yang bertakwa. Allah berfirman: 17:) ) Artinya: Orang-orang yang benar Moh. Abduh menjelaskan maksud dari potongan ayat tersebut yaitu orang yang benar Perbuatan, Amal dan Sifatnya. Sifat benar itulah sebagai puncak kesempurnaan bagi segala sesuatu Al-Nasaiburi menjelaskan dari potongan ayat tersebut orang-orang yang benar pekataannya,

perbuatannya, dan niatnya (hatinya) dengan melaksanakan azam untuk berbuat baik (H.M.Ashaf Shaleh.Taqwa.hal:96) B. MENEPATI JANJI 1. pengertian janji Mohammad abduh, Janji adalah sesuatu yang harus ditepati oleh setiap orang terhadap yang lain, baik kepaada Allah, dan menyimak dan mentaati semua ajaran-ajarannya maupun kepada manusia. Janji itu wajib ditepati selama bukan maksiat. Rasulullah bersabda: ). ) Artinya:Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini niscaya kamu masuk surga. Berkata benar, tepatilah apabila berjanji, kerjakanlah apabila diamanati orang, jagalah kehormatan, tundukkanlah pandanganmu dan jangan suka memukul orang. (Hentikan lancang tanganmu).(HR. Ahmad, 101 hadits.hal:24-25) Menepati janji ialah condongnya hati pada kebenaran, sehingga berkata benar dan menepati janji, seseorang bisa dikatakan sudah menepati janji apabila berjanji orang tersebut selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil dan orang yang tidak menepati janji digolongkan orangorang yang munafik. sebagaimana hadits nabi: . 65:4.): . .) . Artinya:Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam. Apabila berkata ia dusta, Apabila berjanji ia ingkar, Apabila di percaya ia khianat. (Shahih Bukhori. hal:65, juz:4) Berkata benar, menepati janji dan apabila dipercaya tidak khianat adalah merupakan wasiat nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabda nabi: . . . 133:3.)) . Artinya; Muadz berkata, Rasulullah bersabda kepadaku: Saya berwasiat kepadamu supaya bertaqwa kepada Allah, jujur dalam bicara, melaksanakan (menjaga) amanah, menepati janji, memberi salam, dan merendahkan diri (tawadlu). (Ihya Ulumuddin. juz:3. hal:135.) Tidak ingkar janji itu akan melahirkan sikap jujur dan orang tersebut akan disenangi oleh semua orang bahkan Allah itu senang kepada orang tersebut. Sebagai umat islam seharusnya sikap jujur dan menepati janji diamalkan dalam perbuatan, tingkah laku, tatakrama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

KEIMANAN DAN KETAQWAANManusia akan mulya dan bermartabat di sisi Allah jika ia bisa memperoleh derajat keimanan dan ketaqwaan dengan amal ibadah dan tingkah laku yang dia kerjakan. Keimanan dan ketaqwaan adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Jika kita melihat dari definisi kedua istilah tersebut tentunya hubungan antara kedua nya terlihat dengan jelas.

Keimanan diambil dari kata iman yang secara bahasa diartikan percaya. Namun, setelah mendapat imbuhan ke-an maka kata tersebut bisa diartikan menjadi suatu nilai religius yang dimiliki oleh setiap muslim untuk cenderung melakukan segala hal sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehidupan yang dijalaninya teratur sedemikian rupa. Dari definisi di atas tentunya kita bisa melihat syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu yang mengharapkan keimanan tersebut. Syarat itu tiada lain adalah keadaa muslim. Setiap mumin (orang yang memiliki keimanan bagus) pasti seorang muslim juga, tetapi pernyataan tersebut tidak sebaliknya. Hubungan antara dua keadaan (mumin dan muslim) tersebut bisa disebut Nisbat Umum Khusus Muthlaq. Keimanan yang dimiliki oleh tiap-tiap individu manusia di alam dunia ini berbeda-beda. Bahkan dalam suatu Hadits disebutkan bahwa keimanan seseorang itu bisa meningkat dan berkurang. Namun, yang ingin dibahas pada kesempatan ini adalah mengenai sedikit revisi pada penafsiran hadits tersebut. Jika kita baca dalam di halaman awal kitab Qoomiuttughyan, kita bisa menemukan bahwa keimanan adalah suatu hal yang mutlak. Mutlak disini diartikan sebagai keadaan ya atau tidak. Dalam istilah dunia Elektro biasa diartikan keadaan biner 1 atau 0. Oleh karena itu, apabila seseorang muslim berkurang keimanannya maka ia jatuh kafir (naudzubillahimindzaalik) dan untuk menjaga keimanan tersebut maka ia dianjurkan untuk tetap menjaga keimanannya pada batas tertentu. Dengan demikian, ada sebagian ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud berkurang pada hadits tersebut (yang tadi disebutkan) adalah akibat keimanan bukan keimanan itu sendiri. Kata akibat disini meruju pada kegiatan ibadah yang dilakukan. Tentu kita bisa melihat apabila seseorang dikatakan turun kadar keimanannnya maka yang berkurang dari dirinya adalah kualitas dan kuantitas ibadah yang dilakukannya. Dari penafsiran hadits diatas semoga kita bisa terhindar dari penafsiran yang salah terhadap suatu referensi. (Wallaahualamubishshowaab)

Penulis : Andrie Wongso Jumat, 29 Mei 2009, Dibaca : 39838 kali | Dicetak : 404 kali | Cetak artikel ini

Sebuah pengalaman yang menyentuh saya alami sendiri dua hari yang lalu. Kejujuran, yang merupakan "barang" langka di zaman sekarang, masih saya jumpai di dalam sosok seorang supir taksi sederhana. Cerita berawal dari jadwal saya untuk berseminar dalam rangka undangan dari BCA Kanwil XI di Balikpapan, pada hari Rabu, 27 Mei 2009. Seminar dijadwalkan berlangsung pukul 14.00 siang itu. Saya sudah tiba di sana dua jam sebelumnya. Saya berkesempatan bertemu dan meluangkan waktu bersama seorang teman, Bapak Boge. Beliau mengajak saya untuk makan siang di restoran miliknya, sebuah restoran ayam goreng terkenal, Boyolali. Saya langsung menyetujuinya. Karena supir Pak Boge hanya mengantar beliau ke hotel tempat saya menginap, Hotel Menara Bahtera, dan langsung pergi mengurus kepentingan yang lain, kami pun pergi ke restoran dengan naik taksi. Jadwal seminar yang akan berlangsung tidak lama lagi, membuat saya harus langsung kembali ke hotel setelah makan siang, dan bersiap-siap. Namun, saat hendak memulai seminar, saya baru menyadari, dompet saya hilang! Kepanikan melanda saya. Maklum, kartu identitas dan beberapa kartu kredit ada di dalamnya, dan tidak sedikit uang yang tersimpan di dalamnya. Staf keamanan hotel ikut membantu mencari, dan mencoba menghubungi supir taksi yang tadi mengantar saya ke restoran. Karena, siapa tahu dompet saya terjatuh di dalam taksi. Bahkan Pak Boge juga ikut membantu. Tak terkecuali Bapak

Harijanto, Kakanwil BCA wilayah XI, langsung membantu memblokir kartu kredit BCA saya, untuk mejaga agar kartu kredit saya tidak disalahgunakan. Dengan konsentrasi penuh pada topik yang saya bawakan, seminar pun berlangsung dengan seharusnya, lancar dan penuh semangat. Saat jeda istirahat, di dalam lubuk hati yang terdalam, tiba-tiba muncul perasaan yang mengatakan bahwa dompet saya akan kembali dalam keadaan utuh. Perasaan itu timbul begitu saja, yang sempat saya utarakan kepada asisten saya yang mendampingi waktu itu, David. Dan, memang benar itu terjadi! Telah berulang kali saya buktikan, dengan keyakinan yang teguh, apa pun yang Anda harapkan, bisa terwujud! Supir taksi yang tadi mengantar saya dan Pak Boge ke restoran, sudah menunggu saya saat seminar selesai. Ia pun menyerahkan dompet saya, masih dalam keadaan utuh, tidak ada kekurangan apa pun. Mengalirlah sebuah cerita yang menyentuh dari mulutnya. Katanya, seorang penumpang setelah saya, menemukan dompet itu dan langsung menyerahkan kepadanya. Si supir pun tanpa pikir panjang, datang ke tempat saya untuk mengembalikan dompet itu. Saya benar-benar merasa takjub dengan kejujuran yang dimiliki supir taksi, juga penumpang yang menemukan dompet tersebut. Sebagai tanda terima kasih dan penghargaan atas sebuah kejujuran dan kebaikan yang telah dilakukannya, saya pun memberikan supir taksi itu sejumlah uang, juga kepada para staf kemanan yang telah membantu. Dengan harapan, semoga ke depannya, perbuatan baik akan selalu dilakukan. Dari sini kita tahu, semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini tersambung dalam sebuah mata rantai. Apa yang selama ini selalu saya utarakan dalam seminar-seminar, bahwa sudah sepatutnya kita selalu berbuat baik, telah saya temukan contoh nyatanya. Saya telah mendapatkan pertolongan dari seorang supir taksi yang baik hati. Karena saya sadar, bisa saja dia mengaku tidak menemukan dompet saya, dan tidak mengembalikannya kepada saya. Atau, mungkinkah juga keyakinan saya yang begitu kuat, mendorong hal itu terjadi. Apa pun teori di balik peristiwa ini, pastilah ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Di mana, butuh kehati-hatian dalam menyimpan barang milik kita sendiri, menjaganya agar tidak hilang. Di mana sebuah kejujuran sangatlah indah untuk dilakukan dan patut dihargai. Dan, di mana kekuatan pikiran benar-benar bekerja saat Anda meyakini sesuatu hal dengan sungguh-sungguh. Dan ingatlah selalu, dengan senantiasa melakukan perbuatan baik dan membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan, Tuhan juga akan membantu kita dengan caraNya. Salam sukses luar biasa, Andrie Wongsoah teladan kejujuran syekh abdul qadir al jaelani kisah teladan ini menceritakan kejujuran dan ketaatan syekh abdul qadir al jaelani q.s pada ibunya sampai dia tidak mau melanggar amanat ibunya kepada beliau dalam keadaan apapun.dan cerita ini di ambil dari kitab manakibnya tuan syekh abdul qadir al jaelani.q.s kisah ini berawal ketika syekh abdul qadir al jaelani masih muda ketika itu beliau sedang menggembalakan unta di gurun dan atas kekuasaan alloh unta yang sedang di gembalakannya bicara kepada beliau,"hai abdul qadir engkau di ciptakan alloh bukan untuk menjadi seorang penggembala" dan abdul qadir al jaelani pun merasa heran dengan kejadian itu lalu dia pun memberitahukan kepada ibunya kejadian yang dialaminya itu singkatnya abdul qadir al jaelani pun meminta ijin kepada ibunya untuk menuntut ilmu agama ke bagdad.mendengar niat anaknya begitu ibunya pun merasa senang dan mengijinkannya untuk menimba ilmu agama kepada ulama-ulama besar di bagdad.dan ibunya pun berpesan pada anaknya,"wahai abdul qadir ibu meminta kepada kamu untuk berlaku jujur dalam tindakan dan ucapan selama kamu menimba ilmu disana,dan ibu memberikan bekal kepada kamu warisan dari ayahmu uang sebanyak 200dinar untuk bekal kamu selama kamu disana. apabila nanti ada rombongan pengusaha yang akan pergi kesana alangkah baiknya kamu ikut rombongan itu.dan abdul qadir pun pergi dengan ridha ibunya.ditengah perjalan ada sekelompok gerombolan perampok yang menghadang rombongan syekh abdul qadir dan para

pengusaha.kelompok gerombolan ini terkenal bengis dan sadis.dan satu persatu hartayang dibawa para rombongan pun di rampas. dan pada saat salah satu anggota perampok mendekati abdul qadir ,ia pun bertanya kepada abdul qadir,"hai anak muda harta apa yang kamu miliki dan abdul qadirpun menjawab aku punya uang 200dinar,yang di simpan di bawah ketiaknya,dilalah anehnya orang yang bertanya tadi malah tertawa dan tidak percaya bahwa tampang seperti ii memiliki harta 200 dinar dan berkata jujur. dan beliau pun di suruh pergi,dan bertemu lagi dengan anggota rampok yang lain dan ditanya lagi seperti pertanyaan tadi.dan orang ini pun tidak mempercayainya.dan pada akhirnya kepala rampoknya mendengar bahwa ada anak muda yang mengaku memiliki harta 200dinar tapi tidak ada yang percaya.dan disuruhlah abdul qadir untuk menghadap kepada kepala rampok.dan kepala rampok tadi menanyakan pertanyaan sama dengan anak buahnya.dan abdul qadir pun menjawab dengan jawaban yang sama dan membuktikan bahwa dia memang memiliki uang 200dinar. ketika melihat kebenaran dan kejujuran dengan anak muda ini (syekh abdul qadir al jaelani q.s.)sedikit kaget dan tercengang lalu dia pun bertanya kepada beliau mengapa engkau mau berkata jujur padahal dalam situasi serba susah begini.dan abdul qadir pun menjawab " saya tidak ingin melanggar janji saya pada ibu saya dan saya tidak ingin membuat ibu saya merasa kecewa" dan kepala rampok tersebut menanyakan kembali memang kamu telah berjanji apa pada ibu kamu padahal ibu tidak akan mengetahuinya.lalu abdul qadir pun menjawab" ibu saya mewasiatkan kepada saya untuk berlaku jujur dalam bertingkah laku dan berbicara" mendengar penjelasan abdul qadir si kepala rampok pun merasa terharu dan menangis di hadapan beliau karena merasa malu pada sikap abdul qadir (yang pada waktu itu masih muda) yang tidak berani melanggar janji pada ibunya ,sedangkan dia dan anak buahnya sudah sering dan banyak melanggar aturan alloh, dan bagaimana alloh sangat membencinya . karena ketauladan beliau dan kejujurannya maka kepala rampok pun bertaubat di hadapan syekh abdul qadir dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang di larang alloh dan merugikan banyak orang.dan hasil rampokannya pun dikembalikan kepada pemiliknya

MBAH WARDI, Secuil Cerita Tentang KejujuranSeptember 14, 2010 | Filed under: STORY | Posted by: djoko moernantyo

KEJUJURAN ITU Mahal dik! Bener, bukan saya yang mengatakan hal itu. Ucapan itu mungkin buat kita yang biasa melihat banyak kemunafikan, banyak kebohongan dan banyak kebrengsekkan di depan kita [atau malah mungkin kita bagian dari hal itu?], jadi sesuatu yang klise dan numpang lewat saja. Tapi kalimat itu diucapkan dengan intonasi sederhana dari seorang penambal ban, bernama SOEWARDI. Mbah Wardi begitu biasa dia dipanggil adalah seorang penambal ban di depan Roxy Mas. Aku ngobrol gara-gara ban motorku kena paku segede bagong. Kabarnya, memang disana banyak yang sering kena paku aneh-aneh. Ketika semua orang menunjuk tempat tambal bannya, aku sudah berprasangka pasti orang ini yang menyebar paku, biar tambal bannya laris. Ketika menunggu, karena ada beberapa yang sedang ditambal, beberapa pak ogah nawarin aku untuk tambal ban di seberang jalan lain, karena menurut mereka lebih kosong dan bisa cepat

dikerjakan. Tapi entah kenapa, aku memilih untuk menunggu antrean saja. Males jalan sih tepatnya Sembari menunggu, aku ngobrol dengan Mbah Wardi. Soalnya, yang nambal, lebih sering diberikan kepada anak-buahnya sementara Mbah Wardi mengawasi. Mbah Wardi mengaku, lahir dan besar di Magelang Jawa Tengah, 70 tahun silam. Dengan bangga, Mbah Wardi menyebut dirinya adalah warga Lembah Tidar, julukan Kota Magelang. Tahun 1959an, dia sudah merantau ke Jakarta dan mencoba peruntungan di banyak pekerjaan. Dulu Jakarta bagus mas. Nggak macet dan polusi kaya sekarang. Saya ngontrak di daearh Roxy cuma 350 rupiah perbulan ketika itu, katanya mulai mengorek masa lalunya. Sampai akhirnya tahun 1973, Mbah Wardi membuka usaha tambal band, di Roxy, tempat yang sampai sekarang ditempatinya. Saya sering diajarin untuk nyebar paku dik, tapi buat apa? Rejeki sudah ada yang ngatur kan, tegasnya. Mbah Wardi juga bercerita, dirinya pernah menemukan HP pelanggannya dan menyimpannya, sampai ketika esok harinya yang punya balik, HP itu dikembalikannya tanpa minta imbalan. Kejadian kaya gitu sering lo dik, tambahnya. Kejujuran itu sekarang mahal dik, tegasnya. Puluhan tahun menjad penambal ban, membuat ayah dari 3 anak yang sudah mentas ini paham betul trik untuk nakal dan mencari peluang untuk nambahin recehan. Tapi kalau saya lakukan, mungkin hari itu saya dapat uang banyak, tapi besok-besok saya malah ditutup rejekinya to, ujarnya polos. Mbah Wardi bercerita dengan wajar, santai dan hati-hati. Baginya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, jujur adalah nomor satu. Yang lain tidak jujur silakan, saya nggak mau ikut-ikutan dik, tandasnya. Yah, mengapa harus ikut-ikutan brengsek, ketika yang lain jadi brengsek? Mengapa harus ikutikutan nakal? Mengapa harus jadi penipu ketika yang lain ramai-ramai jadi penipu? Mbah Wardi, keukeuh untuk jadi dirinya sendiri. Sederhana banget, dengan menjadi penambal band yang jujur. Dan [maafkan aku] aku sudah salah prasangka..

Malam belum begitu larut. Setelah membaca al-Quran dan menghapal ayat-ayat pendek, anak-anak Amalia berkumpul duduk melingkar. Beberapa anak duduk bersila seperti sudah siap untuk mendengarkan. Saya katakan kepada anak-anak Amalia bahwa malam ini akan bercerita tentang Kejujuran Gadis Penjual Susu. Sebagian anak-anak Amalia sedang merapikan bukunya. Sedangkan yang lainnya nampak terlihat tertib. Malini, Mayang, Lia dan Icha duduk yang paling depan. Sudah berkumpul semua? tanya saya. Sudah Kak. Jawab anak-anak Amalia serentak. Nah, kalo sudah Kak Agus mau mulai cerita, tutur saya pada mereka. Nah, ceritanya begini.. Saya mengawali cerita. Pada Zaman Khalifah Umar Bin Khattab, ada seorang gadis kecil penjual susu yang menyiapkan dagangannya untuk Khalifah Umar. Campurkan susunya dengan air, perintah Sang Ibu pada gadis kecil itu. Jangan Bu, Khalifah melarang perbuatan itu, jawabnya. Khalifah Umar tidak tahu, yang tahu hanya kita berdua, kata ibunya. Meskipun Khalifah tidak mengetahui, tetapi Alloh SWT Maha Melihat segala perbuatan hambaNya. Semua akan dimintai pertanggungjawabannya di akherat, ucap gadis kecil itu dengan wajah memelas memohon ibunya untuk mengerti.

Tanpa sepengetahuan Ibu dan gadis kecil itu, khalifah Umar Bin Khattab yang sedang keliling kota Madinah mendengar pembicaraan mereka berdua. Subhanallah..begitu mulia hati gadis kecil itu, puji Khalifah Umar dalam hatinya. Khalifah Umar kemudian memberikan kepada gadis kecil seekor kambing sebagai hadiah atas kejujurannya. Diakhir cerita saya berpesan kepada anak-anak Amalia bahwa kita harus mencontoh sifat teladan gadis kecil yang jujur itu. Alloh Maha Melihat perbuatan hambaNya. Sekalipun apa yang ada dalam hati dan pikiran kita. Termasuk disaat kita hendak berbuat tidak baik kepada orang lain. Alloh SWT Maha Mengetahui. Dimanapun kita bersembunyi, bahkan diruangan gelap sekalipun, Alloh SWT akan melihat kita. Pandangan Alloh SWT tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu Alloh SWT memiliki nama al-Bashir yang berarti Maha Melihat. Dialah yang mencdiptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy. Dia mngetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Alloh Maha Melihat apa yang engkau kerjakan (QS Al-Hadid (57): 4)

rron Large adalah seorang pekerja pada perusahaan jasa kebersihan kota di Southend-on-Sea, Essex. Ketimbang menyimpannya, Arron lebih memilih untuk menyerahkan penemuannya ke pihak kepolisian. Saat Arron membersihkan jalan-jalan yang menjadi tugasnya untuk dibersihkan, dia menemukan sebuah jam tangan mewah.

Kisah Orang Jujur Seperti Arron Large Jam tangan yang ditemukannya telah diteliti oleh ahli perhiasan. Jam tangan yang bermerk Rolex dengan jenis Oyster Perpetual Cosmograph, berharga 21,000. Akan tetapi, aturannya, apabila dalam 30 hari tidak ada yang meng-klaim maka jam tangan akan dikembalikan oleh pihak kepolisian kepada Arron. Lelaki berusia 28 tahun, asal Rayleigh, Essex ini, awalnya mengira itu jam tangan palsu sehingga tidak terlalu peduli dengan apa yang ditemukannya. Ayah dua anak ini yang sehari-hari bekerja pada perusahaan pengelolaan limbah, menemukan jam tangan, saat bekerja di dekat Chalkwell, stasiun kereta api. Menurut laporan sebuah toko perhiasan, terdapat informasi bahwa jam tangan Rolex yang ditemukan itu berlapis emas 18-karat. Arloji itu asli merupakan koleksi Rolex Daytona.

Bila sampai waktu yang ditentukan tidak ada yang mengaku pemiliknya. Arron telah menyusun rencana, akan berbagi dengan sopir yang sama-sama bekerja membawa kendaraan mereka, Ray Gunn. "Kami menduga bahwa akan banyak orang yang datang dan mencoba mengklaimnya sebagai pemilik jam Rolex itu," ujar Arron. "Namun, kebenaran siapa pemiliknya akan dicek melalui nomor seritentang asal-usul jam itu dan akan benar-benar diperiksa klaim kepemilikan, untuk itu orang hanya perlu jujur saja ....' Seorang juru bicara dari pihak kepolisian menambahkan, bahwa informasi tidak lebih akan diberikan 'untuk alasan investigasi dan untuk meningkatkan peluang jam tangan kembali kepada si pemiliknya yang sah. Tetapi akan sulit, sebab perusahaan Rolex tidak mampu membantu polisi sebab tidak tersimpannya database tentang pembelian pelanggan. Bicara kejujuran, saat ini rakyat Indonesia merindukan pemimpin yang jujur seperti Arron Large. [DailyMail] utri Pak Sudartono naik KA dari Stasiun Kota ke Stasiun Cikini, sekitar pkl. 17.00 WIB, hari Rabu (18/1). Ketika turun di Stasiun Cikini, barulah ia sadar dompetnya tadi jatuh di dalam KA. Putri Pak Sudartono pun pasrah atas nasib dompetnya. Ia tak tahu, dompet berisi dua buah HP, uang, kartu identitas, dan kartu ATM itu sempat jadi bahan rebutan para penumpang. Maklumlah, hari gini, siapa yang tidak ingin dapat dua HP dan uang gratis! Tetapi di dalam gerbong, untunglah ada petugas bernama Ujang Abdul Malik. Dompet itu diamankan oleh Ujang, dan sesampai di stasiun Depok lama, diserahkan pada PT Sentinel (perusahaan yang bekerjasama dengan PT KAI dalam masalah kehilangan atau ketinggalan barang dalam kereta). Pada Rabu pukul 18.30 WIB, Pak Sudartono ditelepon oleh petugas PT KAI bahwa dompet milik putrinya, lengkap dengan seluruh isinya, utuh, ditemukan petugas dan bisa diambil di kantor PT Sentinel, Stasiun Depok Lama. Bahkan ketika ditelepon oleh petugas PT KAI, Pak Sudartono belum tahu kasus kehilangan yang dialami putrinya, karena putrinya saat itu masih berada di kantor dan belum memberitahukan apa-apa pada dirinya! Sebagai wujud rasa syukurnya, Pak Sudartono menulis surat pembaca di Harian Republika, Rabu (1/2/2012), yang saya kutip untuk tulisan pendek ini. Pak Sudartono mengucapkan terimakasih pada PT KAI, KA-574 jurusan Jakarta Depok. Terutama kepada Pak Ujang, Pak Edi (komandan regu Stasiun Depok Lama), Pak Andi Bachtiar, Pak Musafak (supervisor), dan para petugas PT KAI yang membantu menyelamatkan dompet putrinya. Semoga Allah SWT membalas kejujuran dan kebaikan mereka semua. ***

Kita sadar dan melihat begitu banyak kejahatan, korupsi, dan kebusukan di negeri ini, yang jika dibiarkan merajalela akan membuat negeri ini hancur. Namun kita harus tetap berpikir optimistis dan positif, bahwa terbukti masih ada orang-orang jujur di sekitar kita. Orang-orang seperti merekalah yang akan menjadi modal kita untuk survive sebagai bangsa, dan melakukan perbaikan di segala sektor kehidupan. Jangan pernah putus asa untuk berbuat kebaikan, karena Anda tidak sendirian!

Kisah Kejujuran Dua Bocah Penjual Tisu di Pinggir JalanKejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran.

Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk-makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, Terima kasih Oom! Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta. Terima kasih ya mbak semuanya dua ribu lima ratus rupiah! tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

Maaf, nggak ada kembaliannya ada uang pas nggak mbak? mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan? suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. Nggak punya!, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata Ambil saja kembaliannya, dik! sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur. Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan ! Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek! Eeh nggak usah nggak usah biar aja nih! saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, Nanti dulu Om, biar ditukar dulu sebentar. Nggak apa apa, itu buat kalian lanjut saya. Jangan jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga anak itu bersikeras. Sudah saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ... Ia memberi saya delapan pack tissue. Buat apa?, saya terbengong Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu. Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. Terima kasih Om!..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, Duit mbak tadi gimana ..? suara kecil yang lain menyahut, Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin .. Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.

Kisah tentang kejujuran, tanggung jawab dan kepercayaanSuatu hari, ketika sang Presiden sedang berdiskusi ringan dengan para menterinya, tiga pemuda bangsawan yang tampan menghadap. Dua orang di antaranya berkata, "Kami berdua bersaudara. Ketika ayah kami sedang bekerja di ladangnya, dia dibunuh oleh pemuda ini, yang sekarang kami bawa kepada tuan untuk diadili. Hukumlah dia sesuai dengan Hukum yang berlaku di negara ini." Sang Presiden menatap orang yang ketiga dan memintanya untuk berbicara. "Walaupun di sana tidak ada saksi sama sekali, Allah, Yang selalu Hadir, mengetahui bahwa mereka berdua berkata yang sebenar-benarnya," kata si tertuduh itu. "Aku sangat menyesal ayah mereka terbunuh di tanganku. Aku orang dusun. Aku tiba di kota ini tadi pagi. Di pinggir kota, aku turun dari kudaku. Kudaku mulai memakan ranting-ranting pohon yang bergelantungan melewati tembok. Segera setelah aku melihatnya, aku menarik kuda menjahui ranting-ranting tersebut. Pada saat itu juga, seorang laki-laki tua yang sedang marah mendekatiku dengan membawa sebuah batu yang besar. Dia melemparkan batu itu ke kepala kUdaku, dan kudaku langsung mati. Karena aku sangat menyayangi kuda itu, aku kehilangan kendali diri. Aku mengambil batu itu dan melemparkannya kembali ke orang tersebut. Dia roboh dan meninggal. Jika aku ingin melarikan diri, aku dapat saja melakukannya. Aku tidak bermaksud membunuh orang itu, tetapi kenyataannya dia mati di tanganku. Sekarang tuanlah yang berhak mengadili aku." Sang Presiden berkata, "Engkau telah melakukan membunuh. Menurut hukum, engkau harus

menerima hukuman yang setimpal dengan apa yang telah engkau lakukan." Walaupun pernyataan itu berati satu pengumuman kematian, pemuda itu tetap bersabar; dan dengan tenang dia berkata, "Kalau begitu, laksanakanlah. Namun, aku menanggung satu tanggung jawab untuk menyimpan harta kekayaan anak yatim yang harus aku serahkan kepadanya bila ia telah cukup umur. Aku menyimpan harta tersebut di dalam tanah agar aman. Tak ada seorangpun yang tahu letaknya kecuali aku. Sekarang aku harus menggalinya dan menyerahkan harta tersebut kepada pengawasan orang lain. Kalau tidak, anak yatim itu akan kehilangan haknya. Beri aku tiga hari untuk pergi ke desaku dan menyelesaikan masalah ini." Sang Presiden menjawab, "Permintaanmu tidak dapat dipenuhi kecuali ada orang lain yang bersedia menggatikanmu dan menjadi jaminan untuk nyawamu." "Wahai Presiden," kata pemuda tersebut, "Aku dapat melarikan diri sebelumnya jika aku mau. yakinlah bahwa aku akan kembali." Sang Presiden menolak permintaan itu atas dasar hukum. Pemuda itu memandang kepada orangorang yang berkerumun di sekeliling Presiden. Dengan memilih secara acak, ia menunjuk seseorang dan berkata, "Orang ini akan menjadi jaminan bagiku." Orang itu adalah seorang sesepuh negara yang paling dicintai dan disegani. Tanpa keraguan sedikit pun, sang Sesepuh setuju untuk menggantikan pemuda itu. Si tertuduh pun dibebaskan untuk sementara waktu. Pada hari ketiga, kedua penggugat itu kembali ke sang Presiden. sang sesepuh ada di sana, tetapi tertuduh itu tidak ada. Kedua penuduh itu berkata: "Wahai sesepuh, anda bersedia menjadi jaminan bagi seseorang yang tidak anda kenal. Seandainya dia tidak kembali, kami tidak akan pergi tanpa menerima pengganti darah ayah kami." Presiden berkata: "Sungguh, bila pemuda itu tidak kembali, kita harus melaksanakan hukuman itu kepada sesepuh." Mendengar kata-kata tersebut, setiap orang yang hadir di sana mulai menangis, karena sang Sesepuh, orang yang berakhlak sempurna dan bertingkah laku sangat terpuji, merupakan cahaya dan inpirasi bagi semua penduduk negeri tersebut. Ketika hari ketiga itu mulai berakhir, kegemparan, kesedihan dan kekaguman orang-orang mencapai puncaknya. Tiba-tiba pemuda itu muncul. Dia datang dengan berlari dan dalam keadaan penat, berdebu dan berkeringat. "Aku mohon maaf karena telah membuat Anda khawatir," dia berkata terengah-engah, "Maafkan aku karena baru tiba pada menit terakhir. Terlalu banyak yang harus aku kerjakan. Cuaca akhirakhir ini sangatlah panas dan perjalanan ini teramat panjang. Sekarang aku telah siap, laksanakanlah hukumanku." Kemudian dia berpaling kepada kerumunan massa dan berkata, "Manusia selalu menepati ucapannya. Orang yang tidak dapat menepati kata-katanya sendiri adalah orang munafik. Siapakah yang dapat melarikan diri dari kematian, yang pasti akan datang cepat atau lambat? Apakah saudara-saudara berpikir bahwa aku akan menghilang dan membuat orang-orang berkata, "Penduduk negeri ini tidak lagi menepati ucapannya sendiri?" Kerumunan massa itu kemudian berpaling kepada sang Sesepuh dan bertanya apakah ia sudah mengetahui sifat yang terpuji dari pemuda tersebut. sang Sesepuh menjawab, "Tidak, sama sekali. Tetapi, saya tidak merasa mampu untuk menolaknya ketika dia memilih saya, karena hal itu sesuai dengan asas-asas kemuliaan. Haruskah saya menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tak ada lagi perasaan haru dan kasih sayang yang tersisa di negeri ini?" Hati dan perasaan kedua penuduh itu tersentuh dan bergetar. Mereka lalu menarik tuduhannya, seraya berkata, "Apakah kami harus menjadi orang yang membuat rakyat berkata bahwa tiada lagi rasa belas kasihan di negeri ini?"

i Chongqing, terdapat sebuah kisah keteladanan turun-temurun mengenai Cui Mian. Ia adalah seorang penyair di zaman dinasti Tang, dan juga seorang pejabat tinggi pemerintahan. Ia terkenal sebagai orang yang setia dan bertanggung jawab, anti korupsi dan dikagumi orang karena kepandaiannya. Anak dan cucunya kemudian menjadi perdana menteri. Cui Mian adalah anak yang berbakti dan bertanggungjawab sejak ia masih sangat kecil. Ayahnya meninggal saat Cui Mian masih berusia 8 tahun. Ibunya menangis setiap kali teringat suaminya sehingga matanya yang lemah perlahan-lahan mengalami kerusakan. Pada saat Cui Mian berumur 13 tahun, demi mengobati mata ibunya, ia mencari obat dan tabib kemana-mana, namun tidak berhasil, kedua mata sang ibu mengalami kebutaan. Cui Mian kecil mengurus ibunya dengan penuh kasih sayang selama 30 tahun. Saat cuaca bagus, Cui akan mengajak sang ibu jalan-jalan guna menghirup udara segar. Meski sang ibu tak dapat melihat, Cui menggambarkan pemandangan indah disekeliling mereka kepada sang ibu. Ia juga menceritakan berita-berita terbaru sehingga sang ibu tidak merasa kesepian atau ketinggalan informasi. Ibunya kerapkali lupa bila ia buta, menikmati saat-saat bahagia bersama anak kesayangannya itu. Ada sebuah kolam didepan rumah Cui berbatasan dengan jalanan didepannya. Suatu malam, saat mereka sedang santap malam, mereka mendengar suara kecipak air yang berisik. Cui berlari keluar dan melihat seorang anak tercebur di dalam kolam tersebut. Untungya, tetangganya telah mengangkatnya dari air. Saat ia pulang ke rumah menceritakan hal tersebut, ibunya berkata, Gantunglah sebuah lentera di pohon depan besok, karena jalanan depan rumah kita sempit dan bila malam gelap orang tidak melihat ada kolam kecil disana. Dengan adanya lentera, orang akan melihatnya dan tidak ada yang tercebur lagi. Cui berkata bahwa harga sebuah lentera cukup mahal, belum lagi kewajiban membeli minyak untuk menyalakannya sepanjang malam setiap hari. Ibunya berkata bahwa mereka pasti bisa menghemat pengeluaran yang lain supaya dapat membeli lentera dan minyaknya. Sebagai anak yang berbakti, Cui memenuhi permintaan tersebut. Keesokan sore, lentera sudah tergantung diatas pohon. Setiap orang di kampungnya merasa tersentuh. Mereka tahu bahwa kehidupan keluarga kecil ini sangat prihatin, beberapa orang kaya menyumbangkan minyak untuk lentera, dan sejak saat itu tidak ada orang yang jatuh ke kolam lagi. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Cui menanam dan menjual sayur-sayuran. Dia juga belajar tekun untuk masa depannya. Ia lulus ujian pegawai negeri dan kemudian karirnya menanjak sehingga menjadi pejabat tinggi. Meskipun sibuk, ia tidak lupa dengan ibunya dan sering mengajaknya jalan-jalan. Suatu hari mereka makan di restoran dan ibunya bertanya apa yang mereka santap. Cui berkata, Ini adalah menu baru, Bu, dibuat dari tunas bambu. Ibunya memuji rasa enak hidangan tersebut.

Supaya dapat menyajikan tunas bambu untuk ibunya, sejak saat itu Cui mempekerjakan seorang tukang kebun untuk menanam bambu mengelilingi kolam di depan rumahnya. Cui kemudian ia menikah dan membentuk keluarga yang bahagia. Ia membeli tanah dan menanam banyak buah-buahan untuk sang ibu. Anak-anaknya semuanya senang memetik buah-buahan segar tersebut untuk sang nenek. Saat ibunya meninggal, ia sangat kehilangan. Ibunya dimakamkan di halaman rumah mereka yang sederhana itu, dan dirawatnya sebaik-baiknya. Setiap hari ceng beng, ia membawakan tunas bambu ke makam ibunya. Orang-orang terharu akan kejadian tersebut dan menamakan kolam tersebut Kolam Tunas Bambu untuk mengenang kejadian itu. Anak Cui Mian kemudian menjadi perdana menteri di zaman Kaisar Tang Te Zhong, dan cucunya menjadi perdana menteri di zaman Kaisar Tang Mu Zhong. Semua orang percaya bahwa kemuliaan keluarga tersebut adalah karena rasa bakti dan kasih sayang, serta perbuatan baik Cui Mian. Saat saya membaca kisah Cui Mian, saya sungguh terharu akan rasa baktinya terhadap ibundanya. Ia merawat ibunya tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya (dalam hal materi) namun juga secara emosional dan spiritual. Perhatian dan kasih sayangnya juga ditunjukkan dengan membantu ibunya memenuhi keinginan ibunya berbuat baik menolong orang, seperti saat ia berusaha membelikan lentera. (Erabaru/ch)

Pagi itu semua beraktivitas seperti biasanya, seluruh anggota keluarga bersiap untuk menjalankan aktivitas kesehariannya masing-masing. Ada yang sedang mandi, ada yang sedang sarapan, dan ada yang sedang membereskan buku yang akan dibawa kesekolah. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB, Ayah berangkat ke kantor, Lola dan Loli berangkat ke sekolah bersama sama, sedangkan Ibu berbelanja ke warung sayur untuk membeli sayur sayur yang akan dimasak hari itu. Tidak ada perasaan aneh yang menyelimuti perasaan mereka. Lola dan Loli berangkat kesekolah seperti biasa dengan mengendarai sepeda motor. Perjalanan dari rumah lancar lancar saja, tapi tiba tiba mereka terjatuh, letaknya tidak jauh dari sekolah Loli, motor mereka terjatuh karena keserempet oleh motor lain. Seketika orang orang disekitar tempat kejadian langsung menolong Lola dan Loli. Dan karena kaki kedua kakak beradik itu luka, mereka pun tidak bisa melanjutkan perjalanan kesekolah. Akhirnya Lola dan Loli diantar pulang oleh tukang ojek. Sesampainya dirumah, si Ibu pun kaget, melihat kedua anaknya yang pulang diantar oleh ojek. Karena biasanya jam segitu mereka belum pulang, bahkan sampai di sekolah pun belum. Dan setelah mendengar cerita kedua anak mereka, sang Ibu langsung menangis, karena kedua anaknya tidak bisa pergi kesekolah hari itu, padahal hari itu ada ulangan. Terlebih lagi, saat si Ibu melihat kaki kedua anaknya yang luka cukup parah. Tentu saja hal tersebut m,enambah kesedihan Ibu. Si Ibu pun segera mengobati luka kedua anaknya tersebut, dan mamanggil tukang urut untuk mengobati kaki kedua anaknya, karena beliau takut ada luka dalam. Setelah berobat ke dokter, Lola dan Loli pun mendapat surat dari dokter, mereka harus beristirahat di rumah selama seminggu ke depan. Tentu saja Lola dan Loli sangat sedih, karena mereka tidak bisa mengikuti pelajaran sebagaimana biasa. Padahal selama seminggu ke depan mereka sedang UTS, dalam hati mereka, mereka sangat tidak mau mengikuti ulangan susulan. Karena tekad yang kuat itulah, mereka berusaha keras untuk sembuh dari luka yang mereka alami. Dan benar saja, belum sampai seminggu mereka beristirahat di rumah, mereka sudah mamaksa untuk masuk sekolah. Sebenarnya kedua orangtua mereka melarang mereka, karena kondisi kesehatan mereka belum pulih benar. Akan tetapi, kalau kedua anak mereka memaksa, mau bilang apa lagi ? Mereka terpaksa menuruti kemauan dua anaknya. Sebenarnya kaki Loli belum sembuh benar, luka di mata kakinya masih belum kering, kakinya masih bengkak. Karena hal itu dia tidak bisa menggunakan sepatu ke sekolah. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Loli untuk pergi ke sekolah. Ia pergi kesekolah dengan menggunakan sandal. Sesampainya di sekolah, saat turun dari kendaraan, kaki Loli pun masih sangat ngilu untuk di bawa berjalan. Namun, karena tekad dan rasa tanggung jawabnya yang besar kepada sekolah dan kedua orang tuanya. Ia berjalan menuju ruang kelas dengan menahan rasa yang amat sakit di kakinya. Itu semua dia lakukan karena rasa tanggung jawabnya kepada kedua orang tua nya yang sudah menyekolahkan dia. Dalam hatinya dia bertekad, dia harus tetap bersekolah dan mendapat nilai maksimal, sekalipun dia ada dalam kondisi sakit. Begitu pula dengan Lola, dia tetap bersekolah, sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada orang tua dan dirinya sendiri. jarum Apresiasi Budaya mempersembahkan Kabaret Oriental dengan lakon Anak Emas Juragan Batik dan telah sukses dipentaskan pada 20-24 Maret 2012 di Gedung Kesenian Jakarta. Tiket bahkan telah terjual habis beberapa hari sebelum pertunjukan perdana dimulai. Banyak masyarakat yang ingin menyaksikan karya dari EKI Dance Company tersebut tetapi tidak kebagian tiket.

Lakon ini didukung oleh sederet bintang beken, antara lain: Uli Herdinansyah, Cynthia Lamusu, Sarah Sechan, Ary Kirana, Bayu Oktara, Kelompok Sahita, dan para penari dari EKI Dance Company. Kisah Anak Emas Juragan Batik melibatkan lebih dari 300 pemain, penari, koreografer, penata artistik hingga para kru panggung dan berdurasi selama 90 menit. Pertunjukan tersebut mengangkat cerita tentang perebutan cinta, harta, dan tahta dalam sebuah keluarga yang mengelola bisnis batik. Dengan gapura berhias kepala naga, panggung Gedung Kesenian Jakarta disulap menjadi kerajaan bisnis keluarga keturunan Tionghoa. Sebuah keluarga pengusaha batik yang tengah berjaya, namun para anggotanya berada dalam intrik perebutan harta dan kekuasaan. Selama pertunjukan, penonton disuguhi perpaduan unsur seni tari, drama, musik, lagu, dan multimedia yang kaya akan sentuhan budaya Oriental. Bahkan pertunjukan tersebut dikemas menggunakan seni desain visual dance motion graphic yang menggunakan teknologi multimedia terkini. Motif batik Kudus juga ditampilkan melalui berbagai kostum para pemain. Batik Kudus sebagai salah satu batik pesisir, merupakan peleburan unsur-unsur budaya yang dibawa oleh nenek moyang kita. Perpaduan berbagai corak dan beragam tradisi yang hidup bersama dan menyatu, mampu menambah keindahan dan melahirkan karya-karya baru. Ini menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia sebagai bangsa yang besar, majemuk, dan bertoleransi tinggi. Persembahan Kabaret Oriental Anak Emas Juragan Batik diharapkan mampu meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika harus kita tanamkan sedalam-dalamnya dalam jiwa kita. Dengan semakin maraknya kegiatan budaya tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia. Meninggalkan Suap-Menyuap, Pintu Rizki Jadi Terbuka Ada seorang kawan bercerita tentang seorang pedagang di Saudi Arabia. Pada awal dia meniti karir dalam bisnis, dulunya dia bekerja di sebuah pelabuhan di negeri ini. Semua barang-barang perniagaan yang akan masuk harus melalui dia dan mendapatkan tanda tangannya. Dia tidak suka kepada orang yang main kolusi dan suap-menyuap. Tetapi dia tahu bahwa atasannya senang mengambil uang suap. Sampai akhirnya teman kita yang satu ini didatangi oleh orang yang memberitahunya agar tidak terlalu keras dan mau menerima apa yang diberikan oleh penyuap untuk mempermudah urusannya. Setelah mendengar perkataan tersebut, dia gemetar dan merasa takut. Ia lalu keluar dari kantornya, sementara ke-sedihan, penyesalan dan keraguan terasa mencekik lehernya. Hari-hari mulai berjalan lagi, dan para penyuap itu datang kepadanya. Yang ini mengatakan, Ini adalah hadiah dari perusahaan kami. Yang satu lagi bilang, Barang ini adalah tanda terima kasih perusahaan kami atas jerih payah Anda. Dan dia selalu mampu mengembalikan dan menolak semuanya. Tetapi sampai kapan kondisi ini akan tetap ber-langsung?! Dia khawatir suatu waktu mentalnya akan melemah dan akhirnya mau menerima harta haram tersebut. Dia berada di antara dua pilihan; meninggalkan jabatannya dan gajinya atau dia harus melanggar hukum-hukum Allah Subhanahu wa Taala dan mau menerima suap. Karena hatinya masih bersih dan masih bisa meresapi firman Allah Subhanahu wa Taala: Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar dan akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 2-3). Akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Dia berkata, Tak lama setelah itu Allah Subhanahu wa Taala mengkaruniakan untukku kapal kargo yang kecil. Aku pun memulai bisnisku, mengangkut barang-barang. Lalu Allah mengkaruniakan kapal kargo lain lagi. Sebagian pedagang mulai memintaku untuk mengangkut barang-barang perniagaan mereka karena aku memang sangat hati-hati, seolah-olah barang-barang itu milikku sendiri. Di antara kejadian yang menimpaku adalah sebuah kapal kargoku menabrak karang dan pecah. Penyebabnya, karena sang nahkoda tertidur. Dia meminta maaf. Tanpa keberatan aku memaafkannya. Maka merasa heranlah seorang polisi lalu lintas laut karena aku begitu mudah

memaafkan orang. Dia berusaha berkenalan denganku. Setelah berlangsung beberapa tahun, dia polisi itu bertambah tinggi jabatannya. Saat itu datang barang-barang perniagaan dalam jumlah besar. Dia tidak mau orang lain, dia memilihku untuk mengangkut barang-barang tersebut tanpa tawar menawar lagi. Pembaca yang budiman, lihatlah, bagaimana pintu-pintu rizki terbuka untuknya. Sekarang dia telah menjadi seorang saudagar besar. Kepedulian sosial dan santunannya bagi orang-orang miskin begitu besar. Begitulah, barangsiapa meninggalkan suatu perbuatan dengan ikhlas karena Allah, niscaya Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. kumpulan cerita sukses tokoh-tokoh dunia kisah orang sukses cerita orang-orang sukses kisah orang-orang sukses di dunia Balasan Kejujuran dan Amanah Setiap muslim diperintahkan untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji. Barang-siapa yang melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi balasan yang baik, di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang meninggalkan khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan, niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Ada seorang laki-laki yang membeli tanah perkebunan dari orang lain. Tiba-tiba orang yang membeli tanah perkebunan tersebut menemukan sebuah guci yang di dalamnya terdapat emas. Maka ia berkata kepada penjualnya, Ambillah emasmu dariku, sebab aku hanya membeli tanah perkebunan, tidak membeli emas! Orang yang memiliki tanah itu pun menjawab, Aku menjual tanah itu berikut apa yang ada di dalamnya. Lalu keduanya meminta keputusan hukum kepada orang lain. Orang itu berkata,Apakah kalian berdua memiliki anak? Salah seorang dari mereka berkata, Aku memiliki seorang anak laki-laki. Yang lain berkata, Aku memiliki seorang puteri. Orang itu lalu berkata, Nikahkanlah anak laki-laki(mu) dengan puteri(nya) dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu dan bersedekahlah kalian dari padanya!. (HR. Al-Bukhari dalam Akhbar Bani Israil, dan Muslim). Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwasanya beliau menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil yang meminta orang Bani Israil lainnya agar memberinya hutang sebesar 1000 dinar. Lalu orang yang menghutanginya berkata, Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan (hutangmu ini). Ia menjawab, Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku! Orang itu berkata, Datangkanlah seseorang yang menjamin(mu)! Ia menjawab, Cukuplah Allah yang menjaminku! Orang yang akan menghutanginya pun lalu berkata, Engkau benar! Maka uang itu diberikan kepadanya (untuk dibayar) pada waktu yang telah ditentukan. (Setelah lama) orang yang berhutang itu pun pergi berlayar untuk suatu keperluannya. Lalu ia mencari kapal yang bisa mengantarnya karena hutangnya telah jatuh tempo, tetapi ia tidak mendapatkan kapal tersebut. Maka ia pun mengambil kayu yang kemudian ia lubangi, dan dimasukkannya uang 1000 dinar di dalamnya berikut surat kepada pemiliknya. Lalu ia meratakan dan memperbaiki letaknya. Selanjutnya ia menuju ke laut seraya berkata, Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si fulan sebanyak 1000 dinar. Ia memintaku seorang penjamin, maka aku katakan cukuplah Allah sebagai penjamin, dan ia pun rela dengannya. Ia juga meminta kepadaku saksi, maka aku katakan, cukuplah Allah sebagai saksi, dan ia pun rela dengannya. Sungguh aku telah berusaha keras untuk mendapatkan kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah diberikannya kepadaku, tetapi aku tidak mendapatkan kapal itu. Karena itu, aku titipkan ia kepadaMu. Lalu ia melemparnya ke laut sehingga terapung-apung, lalu ia pulang. Adapun orang yang memberi hutang itu, maka ia mencari kapal yang datang ke negerinya. Maka ia pun keluar rumah untuk melihat-lihat barangkali ada kapal yang membawa titipan uangnya. Tetapi tiba-tiba ia menemukan kayu yang di dalamnya terdapat uang. Ia lalu mengambilnya sebagai kayu bakar untuk isterinya. Namun, ketika ia membelah kayu tersebut, ia mendapatkan uang berikut

sepucuk surat. Setelah itu, datanglah orang yang berhutang kepadanya. Ia membawa uang 1000 dinar seraya berkata, Demi Allah, aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu dengan uangmu, tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang!. Orang yang menghutanginya berkata, Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu dengan sesuatu? Ia menjawab, Bukankah aku telah beritahukan kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang? Orang yang menghutanginya mengabarkan, Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan beruntung! (HR. Al-Bukhari, 4/469, Kitabul Kafalah , dan Ahmad). kumpulan cerita sukses tokoh-tokoh dunia kisah orang sukses cerita orang-orang sukses kisah orang-orang sukses di dunia Tetap Selamat Walaupun Duakali Dilemparkan Dari Tempat Yang tinggi Asy-Syarif Abul Hasan Muhammad bin Umar Al-Alawy bercerita: Ketika aku diisolir oleh pihak pemerintah di benteng Khast di pinggiran kota Naisabur, Persia, pemilik benteng tersebut menemani aku dengan cerita-ceritanya. Suatu hari dia bercerita, bahwa benteng ini dulu dimiliki oleh seorang pria yang sebelumnya adalah penggembala, kemudian dia menjadi ketua sebuah kelompok perampok dan berhasil menguasai benteng ini. Dia menjadikan benteng ini sebagai markas. Banyak pencuri yang bergabung dengannya. Dia bersama kelompoknya sering mengincar daerahdaerah pinggiran. Mereka keluar bersama-sama, membajak harta orang di jalan dan merampas barang milik orang-orang kampung. Mereka membuat kerusakan, ke-mudian kembali ke benteng ini. Tidak ada yang berani menangkap mereka sampai akhirnya datang Abul Fadl Ibnul Amid yang berhasil mengepung mereka beberapa waktu hingga berhasil menaklukkan benteng ini dan menyerahkannya kepada pemerintah. Saat di kepung oleh Abul Fadl, mereka tidak tinggal diam, mereka turun dan mengadakan perlawanan. Tetapi Abul Fadl -akhirnya- berhasil menguasai mereka dalam sebuah pertarungan yang terjadi antara Abul Fadl dan mereka yang berjumlah kurang lebih 50 orang. Abul Fadl ingin membunuh mereka dengan cara yang dapat membuat takut semua orang yang tinggal di benteng itu. Benteng itu terletak di sebuah gunung yang besar dan berhadapan dengan sebuah gunung lain tempat Abul Fadl singgah per-tama kali sebelum masuk ke dalamnya. Abul Fadl membawa semua orang yang berhasil ditawan itu ke puncak gunung tempat benteng itu berada. Kemudi-an melemparkan mereka satu per satu. Di antara mereka yang dilempar itu ada yang tiba di tanah dalam keadaan terpotong-potong karena berbenturan keras dengan batu-batu gunung yang runcing. Tak satu pun dari mereka yang selamat. Tetapi anehnya, ada seorang anak muda yang baru tumbuh jenggot dan kumisnya-, ketika dilemparkan dari atas gunung dia tiba di tanah dalam keadaan selamat. Tidak cidera sedikit pun, sementara tali yang mengikatnya putus bercerai-berai. Anak muda ini terus bangun ingin menyelamatkan diri. Abul Fadl beserta kawan-kawannya meneriakkan takbir dan tahlil kala melihat bagaimana anak muda itu bisa sela-mat. Semua yang tinggal di dalam benteng juga ikut bertahlil. Abul Fadl jadi penasaran dan murka. Dia memerintahkan agar anak muda itu dibawa lagi ke hadapannya. Ditangkaplah anak muda itu kembali dan diikat tangannya, kemudian Abul Fadl memerintahkan untuk dilemparkan lagi. Akan tetapi orang-orang yang bersamanya meminta agar dia diampuni saja. Abul Fadl menolak permintaan itu, bahkan dia bersumpah agar anak muda itu dilemparkan lagi. Mereka pun diam. Dilemparkanlah anak muda itu, ketika dia tiba di tanah, ternyata dia bangun, berjalan tanpa ada cidera. Saat itu, gema takbir dan tahlil lebih keras dari yang pertama. Orang-orang yang hadir saat itu berkata, Apa yang kau inginkan setelah ini? Kemudian mereka memohon agar dia diampuni, sampai-sampai ada di antara mereka yang menangis. Abul Fadl menjadi malu campur heran. Dia berkata, Kalau begitu, bawalah dia ke mari dalam keadaan

aman! Setelah anak muda itu berada di hadapannya, dia memerintahkan agar tali pengikatnya dilepas dan diberi hadiah baju. Abul Fadl berkata, Ceritakanlah dengan jujur tentang rahasiamu bersama Allah sehingga kau bisa diselamatkan seperti ini! Anak muda itu menjawab, Aku tidak tahu amal apa yang telah menjadikanku berhak mendapatkan ini. Hanya saja, dulu, saat aku masih muda sekali belum ada bulu yang tumbuh di wajahku aku pernah bersama guruku Fulan yang termasuk korban yang terbunuh hari ini. Pria itu sering membawaku keluar bersamanya. Kami meram-pok orang di jalan, membunuh, merampas harta orang, mencemari kehormatan wanita, memperkosa mereka dan mengambil semua apa yang kami dapati. Bila aku tidak menuruti perintahnya, maka dia akan menyiksaku atau mungkin sampai membunuhku. Abul Fadl bertanya, Apakah kamu melalukan puasa dan shalat? Anak muda itu menjawab, Aku tidak tahu apa yang namanya shalat. Aku tidak pernah puasa dan memang tidak ada satu pun di antara kami yang berpuasa. Abul Fadl kaget, Hei, kalau begitu, amal apa yang kamu kerjakan hingga Allah bisa menyelamatkanmu? Apakah kamu dulu bersedekah? Anak muda itu menjawab, Siapakah orang yang mau atau berani mendatangi kami hingga kami bisa bersedekah kepadanya? Abul Fadl kembali bertanya, Coba pikirkan dan ingat-ingatlah sebuah amal yang kamu kerjakan ikhlas karena Allah, walaupun amal yang kecil. Sejenak pemuda itu berfikir, kemudian berkata, O ya, dulu, guruku pernah menyerahkan kepadaku -dua tahun yang lalu-seorang pria yang dia tawan di sebuah jalan setelah semua barangnya dilucuti dan dibawanya ke dalam benteng ini. Guruku berkata kepadanya, Kau boleh mene-bus dirimu dengan harta yang kau simpan di keluargamu. Kalau tidak, kau akan kubunuh. Tapi orang itu menjawab, Aku tidak mempunyai apapun dari dunia ini selain apa yang telah kau ambil dariku. Berhari-hari orang tersebut disiksa, tetapi tetap tidak mau mengaku. Suatu saat, dia merasakan siksa yang dideritanya begitu kuat, akhirnya dia bersumpah demi Allah dan dengan sumpahsumpah berat lainnya untuk meyakinkan bahwa dia tidak mempunyai apa-apa selain yang telah diambil oleh guruku, dan bahwa di keluarganya dia hanya meninggalkan harta yang cukup untuk kebutuhan sebulan saja sampai dia nanti kem-bali kepada mereka. Dia juga menjelaskan, bahwa kondisi-nya sekarang telah memungkinkan dia dan keluarganya untuk menerima zakat. Untuk selanjutnya si pria itu pasrah untuk mati. Setelah guruku yakin bahwa pria itu tidak ber-dusta, dia berkata kepadaku, Keluarkan dia dan bawalah ke tempat itu, lalu sembelihlah dia di sana dan bawa kepala-nya padaku. Maka aku pun membawa pria itu turun dari benteng. Ketika dia melihatku menarik-narik tubuhnya, dia berta-nya, Kemana kau membawaku? Apa yang kau inginkan? Lalu aku jelaskan kepadanya perintah guruku. Mendengar itu, dia menangis sambil memukul-mukul dirinya minta dikasihani. Dia memohon agar aku tidak melaksanakan perintah itu dengan menyebut-nyebut Asma Allah Subha-nahu wa Taala. Dia mengatakan, bahwa dia mempunyai putri-putri yang masih kecil dan tidak ada yang memberikan nafkah pada mereka selain dia. Dia juga meminta agar aku takut kepada Allah, kemudian menjelaskan pahala bagi orang yang mengeluarkan seorang muslim dari musibah dunia ini dan akhirnya dia memintaku melepaskannya. Kemudian Allah menurunkan rahmat ke dalam hatiku. Lalu aku katakan padanya, Bila aku tidak kembali kepadanya dengan membawa kepalamu, dia pasti akan membunuhku dan dia akan mengejar dan membunuhmu juga. Dia menjawab, Lepaskanlah aku, dan kau jangan lang-sung kembali kepadanya. Berdiamlah dulu beberapa saat, sementara aku akan lari sehingga dia tidak akan bisa menyusulku. Dan kalaupun dia nanti berhasil menyusulku, kau telah terlepas dari darahku (tidak membunuhku) dan temanmu itu juga tidak akan membunuhmu serta tetap senang kepadamu. Di sini kau akan mendapatkan pahala, dan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan balasan orang yang berbuat kebajikan. Saat itu, rasa kasihanku kepadanya bertambah besar, lalu aku bertanya kepadanya, Ambilkan batu dan pukulkan ke kepalaku hingga berdarah. Setelah itu kau lari, semen-tara aku akan duduk di sini sampai aku perkirakan kau telah menempuh perjalan beberapa kilo meter. Setelah itu, baru aku akan kembali ke benteng.

Dia menjawab, Aku rasa tidak baik bila aku membalasmu untuk pembebasan ini dengan memukul kepalamu sampai berdarah. Aku berkata, Tidak ada cara untuk menyelamatkan kita berdua kecuali begini. Akhirnya dia mau melakukan, setelah memukul kepala-ku dia lari dengan cepat. Sementara aku tak beranjak dari tempat dudukku. Setelah aku perkirakan dia telah berada di jarak beberapa kilo meter, aku kembali kepada guruku dengan kepala bersimbah darah. Guruku bertanya, Apa yang terjadi denganmu, mana kepala orang itu?! Aku jawab, Kau telah menyerahkan syaitan kepadaku, bukan orang. Ketika sampai di tanah lapang, dia langsung memukulku dan berhasil merobohkan aku di tanah serta menghantamku dengan batu seperti yang kau lihat sendiri. Kemudian dia lari sementara aku pingsan. Aku tidak bisa beranjak dari tempatku sampai darahku kering dan kekuatanku pulih kembali, lalu aku datang kepadamu. Kemudian guruku mengutus orang-orangnya untuk mengejar, dan keesokan harinya tanpa ada hasil. Dan bila Allah memang akan menyelamatkanku dengan amal yang pernah aku perbuat, maka barangkali inilah amal itu. Setelah mendengar cerita itu, Abul Fadl menjadikan anak muda itu termasuk teman-teman dekatnya. kumpulan cerita sukses tokoh-tokoh dunia kisah orang sukses cerita orang-orang sukses kisah orang-orang sukses di dunia Perniagaan Yang Menguntungkan Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaikbaik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa berada dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal. Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Makkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempat-tempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah. Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata me-reka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena RasulNya, dan mereka berhasil memberikan tauladan baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini. Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk berhijrah, ada beberapa orang Quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata pada Shuhaib: Dulu kau datang pada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapat-kan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi. Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata: Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah di antara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada di tanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan! Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata: Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi? Mereka menjawab: Ya. Maka Shuhaib meninggal-kan semua hartanya untuk mereka. Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di Madi-nah, beliau bersabda: Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yah-ya. Dan turunlah firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dan di antara manusia itu ada seseorang yang mengor-bankan dirinya karena mencari keridhaan Allah. (Al-Baqarah: 207). kumpulan cerita sukses tokoh-tokoh dunia kisah orang sukses cerita orang-orang sukses kisah orang-orang sukses di dunia Mendahulukan Kepentingan Orang Lain Al-Waqidy bercerita: Suatu saat, saya berada dalam himpitan ekonomi yang begitu keras. Hingga tiba bulan Ramadhan, saya tidak mempunyai uang sedikit pun. Saya bingung, lalu aku menulis surat kepada teman saya yang seorang alawy (keturunan Ali bin Abi Thalib). Saya memintanya meminjami saya uang sebesar seribu dirham. Dia pun mengirimkan kepada saya uang sebesar itu dalam sebuah kantong yang tertutup. Kantong itu saya taruh di rumah Malam harinya saya menerima sepucuk surat dari teman saya yang lain. Dia meminta saya meminjaminya uang sebesar seribu dirham untuk kebutuhan bulan puasa. Tanpa pikir panjang, saya kirim untuknya kantong uang yang tutupnya masih utuh. Besok harinya, saya kedatangan teman yang meminjamiku uang, juga teman alawy yang saya berhutang pada-nya. Yang alawy ini menanyakan kepada saya perihal uang seribu dirham itu. Saya jawab, bahwa saya telah mengeluar-kannya untuk suatu kepentingan. Tiba-tiba dia mengeluarkan kantong itu sambil tertawa dan berkata, Demi Allah, bulan Ramadhan sudah dekat, saya tidak punya apa-apa lagi kecuali 1000 dirham ini. Setelah kau menulis surat pada saya, saya kirim uang ini kepadamu. Sementara saya juga menulis surat pada teman kita yang satu ini untuk pinjam uang seribu dirham. Lalu dia mengirimkan kantong ini kepada saya. Maka saya bertanya, bagaimana ceritanya hingga bisa begini? Dia pun bercerita kepada saya. Dan sekarang ini, kami datang untuk membagi uang ini, buat kita bertiga. Semoga Allah akan memberikan kelapangan kepada kita semua. Al-Waqidy berkata: Saya berkata pada kedua teman itu, Saya tidak tahu siapa di antara kita yang lebih dermawan. Kemudian kami membagi uang itu bertiga. Bulan Ramadhan pun tiba dan saya telah membelanjakan sebagian besar hasil pembagian itu. Akhirnya perasaan gundah datang lagi, saya berfikir, aduhai bagaimana ini? Tiba-tiba datanglah utusan Yahya bin Khalid Al-Barma-ky di pagi hari, meminta saya untuk menemuinya. Ketika saya menghadap pada Yahya Al-Barmaki, dia berkata, Ya Waqidy! Tadi malam aku bermimpi melihatmu. Kondisimu saat itu sangat memprihatinkan. Coba jelaskan ada apa denganmu? Maka saya menjelaskannya sampai pada kisah tentang teman saya yang alawy , teman saya yang satunya lagi dan uang 1000 dirham. Lalu dia berkomentar, Aku tidak tahu siapa di antara kalian yang lebih dermawan. Selanjutnya, dia memerintahkan agar saya diberi uang tiga puluh ribu dirham dan dua puluh ribu dirham untuk dua teman saya. Dan dia meminta saya untuk menjadi Qadhi. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) => Sukses Bisnis Dengan Akhlak Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur, dengan bermodalkan kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, professional. Kita harus cakap sehingga siapapun yang memerlukan kita merasa puas dengan yang kita kerjakan. Ketika, inovatif, artinya kita harus mampu menciptakan sesuatu yang baru, jangan hanya menjiplak atau meniru yang sudah ada. K.H. Abdullah Gymnastiar. Sosok kyai muda ini sering kali muncul di acara televisi secara langsung yang selalu dihadiri oleh ribuan massa menjadi ciri khas dan fenomena tersendiri. Beliau adalah K.H. Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa Gym, pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung. Aa Gym memulai pendidikan formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang kini sudah dibubarkan. Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar tiga kilometer. Masa itu, pilihan satu-satunya ke sekolah adalah

berjalan kaki. Menjelang naik ke kelas 3 SD, pindah ke KPAD Gegerkalong. Aa Gym pun pindah sekolah ke SD Sukarasa 3. Bakat saya mulai berkembang dan nilai prestasi sekolah pun cukup bagus. Terbukti ketika tamat, beliau terpilih menjadi ranking terbaik II di sekolah dengan selisih satu nilai saja dibandingkan ranking I. Di bidang seni, bakat beliau juga berkembang, seperti menggambar dan menyanyi. Sejak itu pula Aa Gym sering ditunjuk menjadi ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka. Jiwa dagang Aa Gym sudah terbentuk sejak TK, terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar. Misalnya, beliau pernah menjual petasan yang memang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, beliau pernah mendapat teguran dan pengurus DKM masjid. Namun, pada waktu itu beliau belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setelah lulus SMA dan memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar ke Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas Padjadjaran, yaitu sebuah program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah beliau diterima. Namun, kuliah di sini hanya bertahan selama tahun. Beliau lebih sibuk berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman kuliah pun lebih mengenal beliau sebagai tukang dagang. Selepas PAAP, beliau masuk ke Akademi Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Kampusnya waktu itu sangat sederhana karena menumpang di SD Widyawan atau kadang di PUSDIKJAS. Maklum, karena pemiliknya adalah Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat. Selama kuliah di ATA, beliau mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah karena benar-benar ingin melatih hidup mandiri. Soal prestasi, banyak yang telah diraih. Beliau mengikuti lomba menggambar, mencipta lagu, baca puisi, sampai lomba pidato. Allhamdulillah, beliau selalu meraih juara, walaupun yang mengadakannya adalah senat mahasiswa dan kebetulan beliau sendirilah ketuanya. Selain menjadi ketua senat, beliau juga menjadi komandan resimen mahasiswa (Mlenwa) di ATA, maklumlah saingan di kala itu sedikit. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga semakin menggebu. Beliau pernah membuat usaha keset dan perca kain. Beliau juga jadi penjual baterai dan film kamera kalau ada acara wisuda. Aa Gym juga sempat menjadi supir angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan. Inti dari semua ini, memang Aa Gym sangat senang untuk membiayai kebutuhan sendiri tanpa menjadi beban siapa pun. Selain itu, beliau juga melatih diri untuk tidak dibelenggu oleh gengsi dan atribut pengekang lainnya. Aa Gym telah menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum mengikuti ujian negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang gelar apa pun. Bahkan, sampai saat ini ijazahnya pun belum beliau ambil dari kampus. Memang sesudah itu ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1, terutama karena dorongan teman-teman dan beberapa dosen yang baik hati. Beberapa kegiatan perkuliahan pun diikuti. Akan tetapi, setelah menelusuri hati, ternyata hanya sekedar untuk mencari status belaka, dan hal itu tak cukup kuat untuk memotivasi menyelesaikan kuliah. Mungkin hikmahnya untuk memotivasi orang yang belum dan tak punya gelar agar tetap optimis untuk maju dan sukses. Untuk menyempurnakan ibadah dan melaksanakan sunnah, Aa Gym pun menikah. Tepat dua belas Rabiul Awal tahun 1987 adalah salah satu titik sejarah bagi kehidupan beliau dengan diucapkannya ijab kabul. Gadis yang menjadi pilihan beliau adalah Ninih Muthmainnah. Pernikahan yang dilaksanakan di Pesantren Kalangsari, Cijulang,ini dihadiri oleh banyak ulama karena memang berada di lingkungan pesantren. Beliau menikah dengan resepsi ala kadarnya. Bahkan, untuk menghemat jamuan bagi tamu, digunakan niru (nampan) sehingga satu niru bisa menjamu 8 orang sesudah menikah, kami tinggal di rumah orang tua di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung. Aa Gym bertekad untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya. Jelas tak mungkin rumah tangga akan berkah dan bahagia jika ada makanan atau harta haram yang dimiliki. Untuk itu, beliau mulai merintis usaha kecil-kecilan. Usaha-usaha yang beliau rintis antara lain : 1. Buku. Setiap pagi beliau berjualan buku di Masjid al-Furqon, IMP Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, beliau memikul kardus berisi buku-buku agama untuk dijual. Jadi, sambil menuntut ilmu juga mencari rezeki. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal toko buku dan sekarang berkembang menjadi supermarket yang saat ini sudah dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhid. 2. Handicraft. Sambil mengajar di madrasah KPAD, beliau membuat hasil kerajinan bersama anakanak pada sore harinya. Usaha ini terus berkembang hingga bisa membeli mesin gergaji. Sejak itu kami banyak menerima order plang nama serta order sablonan. Dari usaha sederhana inilah

kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku. Subhanallah, benar-benar semuanya dimulai dari hal yang kecil. 3. Konveksi. Mengingat istri beliau punya keterampilan menjahit, maka untuk menambah penghasilan keluarga, beliau menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk ikut bergabung. Kadang seminggu sekali kami berbelanja untuk membeli kain yang dijual kiloan.. Dari kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi. 4. Mie Baso. Menjual mie baso, inilah pekerjaan yang paling mengesankan. Beliau mengelola usaha warung baso kecil-kedilan di Perumnas Sarijadi, bekerja sama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh beliau sudah pergi ke Pasar Sederhana untuk mencari tulang karena kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Aktivitas berikutnya dilanjutkan dengan menggiling daging untuk bahan baso, dan pukul sembilan pagi beliau baru bisa melayani pembeli. Karena beliau tak mau ketinggalan shalat berjamaah, setiap kali adzan, warung baso beliau tinggalkan. Beliau pergi shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, sementara pembeli beliau tinggalkan dan dipersilahkan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Memang tampaknya seperti mengajak pada kejujuran, tapi hasilnya pembeli banyak yang bingung justru yang sering datang adalah yang mau berkonsultasi. Akibatnya, tak jarang saya baru bisa pulang ke rumah sekitar jam sembilan malam. Lelah sekali rasanya sementara hasilnya pun tak seberapa. Rupanya masyarakat tak terbiasa dengan cara baru ini. Belum lagi badan yang selalu bau baso karena seharian bergulat dengan baso. Yang menyedihkan, ternyata istri agak mual dan kurang suka mencium bau baso. Akhirnya, tutuplah warung baso ini dengan segudang pengalamannya. Menurut Aa Gym seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orang tua, tanamkan kepada anak-anak kita jiwa wirausaha sejak dini. Didik anak-anak agar mandiri sejak kecil. Latih anakanak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan. Orang tua yang memanjakan anak-anak mereka dengan memberikan segala keinginannya maka akibatnya akan kembali juga kepada orang tua. Beliau pun sempat berjualan semenjak di bangku TK dengan menjual jambu tetangga. Begitu juga ketika di bangku SD dan SMP. Dengan demikian, ketika selesai kuliah, sudah hafal bagaimana cara bangkrut efektif, bagaimana tertipu optimal, dan bagaimana usaha bisa remuk. Selesai kuliah, ijazah tidak diambil sehingga sampai sekarang saya tidak tahu ijazah saya seperti apa. Namun, dengan izin Allah tidak kurang rezeki sampai sekarang. Mencoba mengurus pesantren dengan jiwa wirausaha jadilah pesantren Daarut Tauhid seperti sekarang ini. Hal ini benar-benar membuat sebuah keyakinan bahwa jikalau jiwa kewirausahaan tertanam sejak awal pada diri kita, kita tidak akan pernah takut dengan apa pun. Karena itu, kalau saja bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha, tidak ada satu pun yang perlu kita takuti dan krisis ini. Hal yang paling tak enak didengar beliau adalah kalau ada yang bertanya, Berapa sih tarifnva kalau manggil Aa Gym ceramah? Duh, rasanya sedih sekali dengan pertanyaan seperti itu. Alhamdulillah, bagi beliau berdakwah adalah panggilan kewajiban atas amanah ilmu yang ada. Bisa menyampaikan ilmu saja sudah merupakan rezeki yang luar biasa. Kalaupun ada yang berterima kasih, itu karunia Allah yang tak diharapkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Itulah sebabnya beliau berusaha sekuat tenaga agar memiliki penghasilan sendiri. Apalagi sesudah regenerasi di Yayasan Daarut Tauhid sehingga beliau lebih leluasa dan sungguh-sungguh untuk membangun MQ Corporation, usaha pribadi yang beliau harapkan menjadi sumber rezeki yang halal serta mencukupi untuk keluarga dan biaya dakwah, sehingga dapat menghindari fitnah dan tak menjadi beban bagi umat. Selain itu juga bisa membuktikan bahwa bisnis berbasis moral sangat memungkinkan untuk maju, bermutu, dan bermanfaat banyak. Hal ini juga menjadi laboratorium saya untuk berlatih mengelola bisnis yang profesional sebagai bahan untuk berdakwah dan tentunya juga membuat lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya para tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang cacat. Bagi beliau usaha yang ditekuni adalah sarana bagi teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan ingin usaha yang halal dan maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, dan setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya juga dikeluarkan biaya pendidikan bagi saudara kita yang dhuafa agar bisa maju bersama-sama. Alhamdulillah dengan didukung oleh tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan professional. Dulu beliau berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi kini beliau berpikir sebaliknya. Beliau ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi

contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu juga diharapkan bisa sedikitnya memberi contoh bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah. Semoga terpelihara dari fitnah dunia karena memang luas dunia ini amat menggoda dan melalaikan. Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial, padahal menurut beliau modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah. Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya, selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengembangkan ilmu, pengalaman, wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah bahwa sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya. Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Adapun keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya. Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal guarantie. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan, dengan bisnis bertambahnya saudara dan tersambungnya silaturahmi, dan dengan bisnis kita semakin banyak orang yang merasa beruntung. Jadi, walaupun keuntungan finansial tak seberapa didapat atau bahkan tak mendapatkannya, apabila keuntungan seperti di atas sudah didapatkan, beliau tetap merasa sangat beruntung. Beliau yakin pada saatnya Allah akan memberikan keuntungan dunia yang sesuai dengan waktu dan jumlahnya dengan kadar kebutuhan dan kekuatan iman beliau. Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekedar urusan duniawi. Jika bisnis dijalankan dengan cara yang salah hanya akan melahirkan kerakusan dan ketamakkan manusia. Sebaliknya bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, karena dengan mengokohkan harga diri bangsa. Seperti disampaikan beliau dalam sebuah kesempatan, bahwa perekonomian yang kuat akan berimbas pada tingkat kesehatan yang baik, sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk berkarya dengan mengakses ilmu lebih banyak, hingga melahirkan sebuah bangsa yang cerdas. Visi Aa Gym dalam membantu Pesantren Daarut Tauhid sekaligus dengan beragam kegiatan bisnisnya, tidak lepas dari konsep dasar pendidikan di pesantren ini menyatukan antara dimensi dzikir, fikir dan ikhtiar. Dimensi dzikir ini sangat menekankan pada keikhlasan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan sisi penyeimbang hidup, dimana kita dituntut untuk senantiasa menyempatkan waktu, untuk berkontemplasi dan menjadikan setiap detik kehidupan kita bergantung kepada Tuhan. Dimensi fikir menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap tindakan kesehatian kita, sehingga setiap langkah merupakan bagian dari perencanaan yang matang. Sementara dimensi ikhtiar menunjukkan pentingnya etos kerja, melalui hidup penuh kesungguhnya dan kerja keras tanpa kenal putus asa. Ketika dimensi tersebut jika dilakukan secara sinergis akan melahirkan pribadi yang unggul dan tangguh dengan tetap dilandasi oleh nilai kearifan. Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya, hingga telah berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya yang meliputi tiga aspek utama yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme), dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji, manajemen waktu, memiliki fakta dan data yang jelas, terbuka, kemampuan mengevaluasi, rasa tanggung jawab dan pantang putus asa. Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan yang penting juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafii Antonio dalam artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun Beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih professional. Menginjak usia 25 tahun Beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat setempat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau. Nilai yang ketika yang dikembangkan Daarut Tauhid yang juga dikenal dengan bengkel akhlak ini adalah inovatif. Beberapa aspek pendidikannya antara lain melatih jiwa progressive, dengan

menjadikan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai kewajiban massal, mengadakan studi banding, melakukan pelatihan-pelatihan dan senantiasa memberikan rangsangan untuk melahirkan sikap kreatif dan inovatif. Ketiga nilai tersebut telah dilakukan secara integral di Daarut Tauhid. Bisnis bagi Aa Gym akan terasa hambar jika nilai-nilai moral dikesampingkan, hanya akan menjadi materi sebagai dewa yang dikejar dan diagung-agungkan, dan akhirnya akan melahirkan jiwa-jiwa Brutus di setiap pelaku bisnis. Aspek-aspek modal dalam bisnis sebetulnya telah diajarkan oleh Rasul jauh 15 abad yang lalu, lewat sifat-sifat kerasulan yang dimiliki Beliau yaitu sidiq (benar), amanah (terpercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh (komunikasi). Nilai-nilai moral ini bersifat general truth, melintasi batas waktu, agama dan budaya. Jika disinergikan dengan strategi bisnis yang tepat akan mampu membangun kepercayaan konsumen yang kuat. Kepercayaan konsumen ini merupakan aset yang tidak ternilai. Kepemimpinan yang berkembang umum di kalangan pesantren pada umumnya masih tradisional, kyai sentries, komando tunggal, dan iklim demokrasi kurang berkembang sehingga seringkali timbul blind faith di kalangan santri. Fungsi manajemen yang dijalankan pun kurang mendapat sentuhan bahkan cenderung diabaikan. Pola kepemimpinan Darut Tauhid tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral. Aa Gym sebagai pemimpin pesantren hadir hanya karena nilai khusus yang dimilikinya. Meminjam istilah Max Webber, pola kepemimpinan yang lahir seperti ini karena otoritas karismatik. Kepemimpinan di Daarut Tauhid telah menerapkan system pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang fo