mal prak tek

90
MALPRAKTEK & ASPEK HUKUM KEDOKTERAN Dr.H.Hamzah,MM

Upload: fdsudirman

Post on 17-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mal

TRANSCRIPT

  • MALPRAKTEK & ASPEK HUKUM KEDOKTERANDr.H.Hamzah,MM

  • DokterMKEK (2 tkt) MDTKTRANSISI MKDKIPeradilan PersBPSK-KesehatanKomite Etik/MedikRS setempatPN Pidana PN Perdata

    Risiko Dokter Diadili/diperiksa pasca UU PradokMAKERSIPs 66 (3)Merasa dirugikanAdverse event = malpracticesisa langgar etis MKDKIPS 55PS 68RELEVANSIPPNSYLKIYPKKIINFOTAINMENT

  • Persamaan & Perbedaan antara : Etika & HukumPelanggaran etika tidak selalu pelanggaran hukumPelanggaran hukum tidak selalu pelanggaran etika

    ETIKAHUKUMBerlakuProfesiUmumDisusunAnggotaPenguasaAturanTidak Semua TertulisTertulis Semua Secara RinciSanksiTuntunanTuntutanPelanggaranMajelis Kehormatan Profesi PengadilanKetaatanHati NuraniDesakan PenguasaPelanggaranTidak Selalu Bukti FisikPerlu Bukti Fisik

  • HUKUM-Pidana-Perdata

  • PIDANA vs PERDATAIndividu vs PublikPublik diwakili Penyidik, Penuntut UmumPembuktian : P.U.Penengah : Hakim, sistem JuriUU : KUHP, KUHAP, dllKebenaran materielKepastian : beyond reasonable doubtSanksi : Mati, SH, Penjara, Sita, Denda

    Individu vs IndividuDapat diwakili pengacaraPembuktian : penggugatPenengah : hakimUU : KUHPer, KUHD, UU PT, dllKebenaran formilKepastian : preponde-rance of evidencesSanksi : Ganti rugi, rehabilitasi

  • TINGKAT KEPASTIANPERDATA :PREPONDERANCE OF EVIDENCETIMBANGAN 51 - 49 SUDAH CUKUPPIDANA :BEYOND REASONABLE DOUBTMENDEKATI KEPASTIAN ( > 90 % )TAK ADA LAGI KERAGUAN YANG BERALASAN

  • Malpraktik

  • MALPRAKTIKBUKAN HANYA UNTUK PROFESI KEDOKTERAN, MELAINKAN JUGA UNTUK PROFESI LAIN:PENEGAK HUKUM: MAFIA PERADILANPERBANKAN: KASUS BLBIAKUNTANSI: KASUS2 KORUPSIPENDIDIKAN: GELAR PALSU

  • MALPRACTICEPROFESSIONAL MISCONDUCT OR UNREASONABLE LACK OF SKILL.FAILURE OF ONE RENDERING PROFESSIONAL SERVICES TO EXERCISE THAT DEGREE OF SKILL AND LEARNING COMMONLY APPLIED UNDER ALL THE CIRCUMSTANCES IN THE COMMUNITY BY THE AVERAGE PRUDENT REPUTABLE MEMBER OF THE PROFESSION WITH THE RESULT OF INJURY, LOSS OR DAMAGE TO THE RECIPIENT OF THOSE SERVICES OR TO THOSE ENTITLED TO RELY UPON THEM. BLACKS LAW DICTIONARY

    ARTINYA : LALAI MENGAKIBATKAN CEDERA/ KERUGIAN

  • LACK OF SKILLKOMPETENSI KURANG ATAU DI LUAR KOMPETENSI / KEWENANGANSERING MENJADI PENYEBAB ERROR ATAU KELALAIANSERING DIKAITKAN DENGAN KOMPETENSI INSTITUSI KADANG DAPAT DIBENARKAN PADA SITUASI-KONDISI LOKAL TERTENTU (LOCALITY RULE, LIMITED RESOURCES)

  • PROFESSIONAL MISCONDUCTPELANGGARAN DISIPLIN PROFESIPELANGGARAN STANDAR SECARA SENGAJA (DELIBERATE VIOLATION)PELANGGARAN PERILAKU PROFESIPIDANA UMUM:PEMBOHONGAN (FRAUD / MISREPRESENTASI)KETERANGAN PALSUPENAHANAN PASIENBUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA HAKABORSI ILEGAL EUTHANASIAPENYERANGAN SEKSUAL

  • MEDICAL MALPRACTICEMedical malpractice involves the physicians failure to conform to the standard of care for treatment of the patients condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient. ( Malpraktek medis melibatkan kegagalan dokter agar sesuai dengan standar perawatan untuk pengobatan kondisi pasien, atau kurangnya keterampilan, atau kelalaian dalam memberikan pelayanan kepada pasien, yang merupakan penyebab langsung dari cedera pada pasien).World Medical Association, 1992

  • PENGERTIAN MALPRAKTIKmenurut sistem per-UU-an RIKATA MALPRAKTIK TIDAK ADA DALAM PERATURAN PER-UU-AN DI INDONESIAPasal 55 ayat (1) UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

  • Pasal 50 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran : dokter dan dokter gigi berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

  • MALPRAKTIK, DINILAI BUKAN DARI HASIL PERBUATANNYA, MELAINKAN DARI PROSES PERBUATANNYA.JADI, MALPRAKTIK BILA KESALAHAN, KELALAIAN, TAK SESUAI STANDAR PROFESI, TAK SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ????UMUMNYA DOKTER CENDERUNG TIDAK SUKA DENGAN KATA MALPRAKTIK, TETAPI DAPAT MENERIMA KATA KELALAIAN

  • Dugaaan MalpraktikDugaan adanya malpraktik kedokteran harus ditelusuri dan dianalisis terlebih dahulu untuk dapat dipastikan ada atau tidaknya malpraktik, kecuali apabila faktanya sudah membuktikan bahwa telah terdapat kelalaian yaitu pada res ipsa loquitur (the thing speaks for itself)

  • KELALAIAN MEDIKJENIS MALPRAKTIK TERSERINGBUKAN KESENGAJAANTIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIK

  • KELALAIAN MEDIKKerugian tersebut sudah dapat diduga, dan dapat dihindarinya, tetapi tetap memilih dilakukan (foreseeable)Masalah: Di kedokteran, banyak cedera yang foreseeable tetapi tindakan tsb boleh dilakukan (acceptable risks), yaitu bila sesuai negligence calculus

  • SYARAT KELALAIAN (4D)DUTY (Duty of care)KEWAJIBAN PROFESIKEWAJIBAN KONTRAK DG PASIENDERELICTION / BREACH OF DUTYPELANGGARAN KEWAJIBAN TSBDAMAGESCEDERA, MATI ATAU KERUGIANDIRECT CAUSALSHIPHUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, SETIDAKNYA PROXIMATE CAUSE

  • MEDICAL ERROR: USA vs RIDI A.S.:KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI 2 RUMKIT DI AS: 56% DAN 34% (BATES, 1995)KESALAHAN BEDAH : 1:50 PASIEN RAWAT (GAWANDE, 1999)

    DI INDONESIA:Iwan Dwiprahasto MMedSc, PhD di Jogja:MEDICATION ERROR DI I.C.U. MENCAPAI 96% (TAK SESUAI INDIKASI, TAK SESUAI DOSIS, POLIFARMAKA TAK LOGIS, DLL)MEDICATION ERROR DI PUSKESMAS: 80-AN %APAKAH SEMUA MEDICAL ERRORS = MALPRAKTIK ?

  • Pembuktian Malpraktek

  • JENIS KEBENARANPADA PERDATA :CUKUP KEBENARAN FORMIL, YAITU BERDASAR BUKTI YANG SECARA FORMIL TAMPAK, TAK DIPERSOALKAN BAGAIMANA BUKTI FORMIL TSB DIPEROLEHPADA PIDANA :HARUS KEBENARAN MATERIEL, APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA PERISTIWA TERJADI

  • KEBENARAN MATERIELA BERBUAT DAN B MATIKEMUNGKINAN :TAK ADA HUB. KAUSAL (co-incidental)AKSIDENTAL (risk, unforeseeable)KELALAIAN (culpa)SENGAJA (dolus) : NIATNYA ?BELA DIRI ?

  • BUKTI = EVIDENCEJENIS :DIRECT : secara langsung membuktikan adanya tindak pidana atau identitas pelakuINDIRECT : tidak secara langsung, namun beberapa bukti yang terpisah-pisah berhubungan satu sama lain, sehingga membuktikan (circumstantial)

  • BEBAN PEMBUKTIANBERADA DI PENUNTUT (Pidana) / PENGGUGAT (Perdata)Asas Praduga Tak BersalahTERSANGKA / TERDAKWA TIDAK DIBEBANI PEMBUKTIANTIDAK BOLEH ADA PEMAKSAAN / PELANGGARAN HAK ASASIBOLEH DIAM SAJA (Miranda Rule : You have the right to remain silent )

  • ALAT BUKTI (HK PERDATA)Pasal 1866 : ALAT BUKTI TERDIRI ATAS:

    BUKTI TULISANAKTA OTENTIK DAN DI BAWAH TANGANBUKTI DENGAN SAKSI-SAKSIPERSANGKAAN-PERSANGKAANBERDASARKAN U.U. PENGAKUANSUMPAH

  • SISTEM PEMBUKTIAN PIDANADI INDONESIA

    PS 183 KUHAP : MINIMAL 2 ALAT BUKTI SAH + KEYAKINAN HAKIM

    NEGATIEF WETTELIJKE BEWIJS THEORIE

  • ALAT BUKTI SAH HUKUM PIDANAPS 184 KUHAPKETERANGAN SAKSIKETERANGAN AHLISURATPETUNJUKKETERANGAN TERDAKWA

  • ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI(PASAL 185 KUHAP)YG SAKSI NYATAKAN DI SIDANGTENTANG YG DIALAMI, DILIHAT, DIDENGAR SENDIRIUNUS TESTIS NULLUM TESTISSATU SAKSI + ABS LAIN = ABSPENDAPAT / REKAAN : TAK DIBENARKANSAKSI HARUS KOMPETENSAKSI TAK DISUMPAH : BUKAN ABS

  • KETERANGAN AHLIDIAJUKAN KE SIDANG DALAM BENTUK ALAT BUKTI SAHK.A. DAPAT DALAM 2 BENTUK:ALAT BUKTI SAH KETERANGAN AHLI BILA SECARA LISAN DI PENGADILAN (186)BILA SECARA LISAN DI PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK/ P.U. (PENJELASAN 186)ALAT BUKTI SAH SURATBILA DIBUAT TERTULIS OLEH AHLI

  • ALAT BUKTI KETERANGAN AHLIPASAL 186PASAL 186Keterangan ahli adalah aoa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan

    PenjelasanKA ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau PU yang dituangkan dalam bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah diwaktu ia menerima jabatan atau pekerjaan

  • ALAT BUKTI SAH SURATPASAL 187 KUHAPSurat sebagaimana tesebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c , dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah :(c) surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;KETERANGAN AHLI YANG DIBERIKAN SECARA TERTULIS

  • ALAT BUKTI PETUNJUK(PASAL 188 KUHAP)PERBUATAN ATAU KEJADIAN ATAU KEADAAN YG KARENA PERSESUAIANNYA, BAIK ANTARA SATU DENGAN LAIN, ATAU DENGAN PERKARANYA, MEMBUKTIKAN BERASAL DARI :KETERANGAN SAKSISURAT KETERANGAN TERDAKWA

  • PEMBUKTIAN ILMIAHBIASANYA BUKTI SIRKUMSTANSIALMEMBUKTIKAN :TELAH TERJADI TINDAK PIDANA :mis. sebab mati, bukti disetubuhi, bukti kekerasan, dllSIAPA PELAKU TINDAK PIDANA :mis. sidik jari, sidik DNA, proyektil

  • BAHWA BENAR TELAH TERJADI TINDAK PIDANAACTUS REUS, MENS REAKAUSALITASBAHWA BENAR TERDAKWA ADALAH PELAKUNYAIDENTIFIKASI KORBANIDENTIFIKASI PELAKUDAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

  • KETERANGAN TERDAKWA(PASAL 189 KUHAP)YG TERDAKWA NYATAKAN DI SIDANGTENTANG PERBUATAN YG IA LAKUKAN, KETAHUI ATAU ALAMIDAPAT MEMBENARKAN ATAUPUN MENGINGKARI DAKWAANTAK BOLEH SAKSI MAHKOTAHANYA KET. TERDAKWA TAK DAPAT MEMBUAT PUTUSAN

  • Miranda RightsYou have to remain silent. Anything you say can and will be used against you in a court of law. Anda harus tetap diam. Apa pun yang Anda katakan bisa dan akan digunakan melawan Anda di pengadilan.You have the right to speak to an attorney and to have an attorney present during any questioning. Anda memiliki hak untuk berbicara dengan seorang pengacara dan memiliki seorang pengacara hadir selama interogasi apapunIf you cannot afford a lawyer, one will be provided for you at government expense. Jika Anda tidak mampu membayar pengacara, salah satu akan disediakan untuk Anda atas biaya pemerintah.

  • PENERAPANKorban ditemukan mati dengan luka tusuk di dada kiri yang merobek jantungKalau tidak ditusuk apakah ia akan mati?Korban ditemukan mati pada saat dilakukan tindakan medik.Apakah sebab kematiannya?Adakah indikasi tindakan medik tsb? Kontra indikasi? Disclosure? Informed Consent?Apakah terjadi pelanggaran prosedur?Apakah kesalahan sbg penyebab kematian?Sebab mati = relevan dan sufficient

  • KASUS 1Pasien dg batu ureter datang ke urolog (SpU). Radiologi: batu di ureter kanan setinggi 1/3 prox. Dia direncanakan untuk di buang batunya dengan teknik endoskopik.Selesai operasi ternyata tetap nyeri dan seminggu kemudian pasien mengulang BNO: ternyata batunya tetap ada.Pasien bertanya kepada dokter, dan dokter pun menjawab:Waktu ureteroskop dimasukkan ke dalam lewat urethra-VU-ureter, terhenti di 1/3 distal karena terdpt striktur. Maka dokter mengatakan bahwa dia melakukan penembakan batu dengan tidak melihat langsung

  • KASUS 2Di daerah, seorang pasien patah tulang femur dioperasi (plate & screw) oleh SpOT satu2nya disitu. Empat bulan kemudian plate tsb harus diangkat. SpOT yg dulu sudah pindah, shg datang ke SpB.SpB membuka plate tsb, ternyata 1 screw tak mampu dibukanya, shg terpaksa dipasang lagi. Pasien dirujuk ke SpOT di kota lain.Pasien menuntut ganti rugi

  • KASUS 3Pasien dg cholecystitis akut akan di cholecystectomy. Dokter menggunakan teknik laparoskopi. Pasca operasi terjadi komplikasi, dilakukan laparotomi.Kepustakaan menyatakan bahwa kolesistektomi dengan laparoskopi memiliki kemungkinan terjadinya kegagalan yang memerlukan operasi laparotomi sebesar 7-10%.

  • Aspek Hukum

  • KELALAIAN PIDANA (?)Diuraikan dalam KUHP sebagai:Karena salahnya, kealpaan, harus dapat menduga, ada alasan kuat untuk mendugaTerdapat 2 tingkatan:Culpa Lata (gross negligence)Culpa LevisHanya Culpa Lata yg dapat dimasukkan ke dalam kejahatan, dan dapat dipertanggungjawabkan secara pidana (Arrest HR 14-11-1887, 25-4-1916)

  • MALPRAKTIK = PIDANA ?Tidak ada satu undang-undang / ketentuan pidana yg menyebut kata malpraktikMalpraktik adalah genus dari banyak species tindak pidanaSpecies tersebutlah yg diatur dalam uu pidana

  • CONTOH SPECIES TINDAK PIDANA MALPRAKTISKELALAIAN : 359-361 KUHPKETERANGAN PALSU: 267-268 KUHPABORSI ILEGAL: 347-349 KUHPPENIPUAN: 382 BIS KUHPPERPAJAKAN: 209, 372 KUHPEUTHANASIA: 344 KUHPPENYERANGAN SEKS: 284-294 KUHP

  • PASAL 359 KUHPBarangsiapa karena kealpaannya / kelalaiannya menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahunBenarkah kelalaian yg dilakukan seorang profesional merupakan tindak pidana? Bagaimana bila anggota polisi dalam suatu operasi melakukan kelalaian dan mengakibatkan peluru nyasar mengenai temannya?

  • DASAR TUNTUTAN PERDATAPS 1365 KUH PERDATA : Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, menggantinya PS 1366 KUH PERDATA Juga yang disebabkan kelalaianPS 1367 KUH PERDATAJuga akibat respondeat superiorPS 1338 KUH PERDATA: WANPRESTASI

  • DASAR HUKUM LAINPs 55 UU KESEHATAN :Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatanPS 1370 KUH PERDATA :Dalam hal kematian akibat kesengajaan atau kelalaian, ahli waris berhak menuntut ganti rugi, yg dinilai menurut kedudukan & kekayaan kedua pihakPS 1371 KUH PERDATA :Dalam hal luka / cacat, ganti rugi : biaya penyembuhan dan kerugian akibat luka / cacat tersebut

  • PEMBUKTIAN MALPRAKTIK MEDISHARUS MENGGUNAKAN ALAT BUKTI YG SAH

  • CEDERA DAN MATIRata-rata 8,9% pasien yg dirawat inap memperoleh cedera/mati akibat KTDDari seluruh pasien cedera akibat KTD, sebanyak 13,6% meninggal. (Ekstrapolasi: kematian mendekati 100.000 pasien/ tahun di USA)Hanya 9 dari 1000 dokter yg lalai dituntut, tetapi 13 dari 10.000 dokter yg tidak lalai juga dituntutHanya 20% kasus tuntutan kelalaian dapat dibuktikan oleh penuntut

  • PEMBUKTIAN PERILAKU SALAH (Misconduct)MEMBUKTIKAN PERILAKU SALAH YG MELANGGAR HUKUMPIDANA ATAUPUN PERDATAMIS. MEMBOHONG, MENGGELAPKAN, KETERANGAN PALSU, PELECEHAN, DOUBLE BILLING, PENCEMARAN NAMA BAIK, DLLTIDAK SELALU MUDAH, TERUTAMA APABILA DI BIDANG KLINIS

  • Pembuktian Perbuatan Melanggar HukumCUKUP MEMBUKTIKAN ADANYA P.M.H., TANPA HARUS ADA MEMBUKTIKAN KE-4 UNSUR KELALAIAN (KERUGIAN DLL)MELAKUKAN TINDAKAN TANPA INFORMED CONSENTSALAH ORANG / SALAH KANAN-KIRI / SALAH ORGANPRODUCT LIABILITY

  • PEMBUKTIAN PELANGGARAN JANJIBUKTIKAN BAHWA BENAR TELAH TERJADI PERJANJIAN YANG DILANGGAR ATAU TIDAK TERPENUHIDAPAT BERUPA JANJI UPAYA TERTENTU ATAUPUN JANJI HASILPERJANJIAN MUDAH DIBUKTIKAN APABILA TERTULISIKLAN BUKAN TERMASUK PERJANJIAN, TETAPI BILA TELAH MENGAKIBATKAN KEPUTUSAN YG SALAH DAPAT DITUNTUTKAN

  • PEMBUKTIAN KELALAIANBUKTIKAN ADANYA KE-4 CIRI KELALAIAN (Duty, Dereliction of duty, Damages, Direct causation)Bahwa betul telah terjadi pelanggaran kewajiban yang mengakibatkan cederaBUKTIKAN ADANYA RES IPSA LOQUITUR : FAKTA SUDAH MEMBUKTIKAN ADANYA KELALAIANMisalnya : tertinggalnya gunting atau kasa di dalam luka operasi

  • CARA PEMBUKTIANMEMBANDINGKAN ANTARA APA YG DIKERJAKAN (DAS SEIN) DENGAN APA YG SEHARUSNYA DIKERJAKAN (DAS SOLLEN).MEMBANDINGKAN ANTARA REKAM MEDIS, DOKUMEN/CATATAN, KESAKSIAN, PETUNJUK (BARANG BUKTI) DENGAN STANDAR / KESAKSIAN AHLI / PEDOMAN

  • ADANYA KEWAJIBANADANYA KEWAJIBAN PROFESIKODE ETIK, DISIPLIN PROFESI, BYLAWS DAN ATURAN SARYANKES LAINADANYA KEWAJIBAN HUKUMADMINISTRATIF, PIDANA DAN PERDATAADANYA KEWAJIBAN AKIBAT PERJANJIAN / KONTRAK TERAPEUTIKISU: KAPAN MULAI TERJADINYA?Pada umumnya dokter sulit membela diri dengan cara memungkiri adanya kewajiban

  • ADANYA PELANGGARAN KEWAJIBANMEMBUKTIKAN ADANYA PELANGGARAN ATAS KEWAJIBAN-KEWAJIBAN TSBISU:SERING TERDAPAT LEBIH DARI SATU KEWAJIBAN YG DAPAT BERTENTANGANSERING TERDAPAT LEBIH DARI SATU STANDAR / PEDOMAN, ATAU COMMON PRACTICESERING TERDAPAT SITUASI YG AKIBATKAN PELANGGARAN YG TERPAKSA DAPAT DIBENARKANDAPAT DIMAAFKAN

  • ADANYA CEDERA / KERUGIANSERINGKALI SULIT MEMBUKTIKAN ADANYA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT ANTARA PELANGGARAN KEWAJIBAN DENGAN KERUGIAN / CEDERA / MATI.TIDAK DILAKUKAN AUTOPSI ATAU PEMERIKSAAN KHUSUS UNTUK ITUKAUSA UMUMNYA MULTI-FAKTORIALADA PEMBELAAN: REMOTENESS OF DAMAGES

  • KERUGIANKerugian immateriel (general damages, non pecuniary losses)Sakit dan penderitaanKehilangan kesenangan/kenikmatan (amenities)Kecederaan fisik dan / atau psikiatris Kerugian materiel (special damages, pecuniary losses) :Kerugian akibat kehilangan kesempatanKerugian nyata :Biaya yang telah dikeluarkan hingga saat penggugatanBiaya yang akan dikeluarkan sesudah saat penggugatan

  • ADANYA HUBUNGAN KAUSALTIDAK BISA MENGGUNAKAN STRICT LIABILITY KARENA BUKAN PRODUKBUT FOR TESTBISA GUNAKAN TEORI RELEVAN UNTUK MENEMUKAN KAUSA YG PROXIMATE (tidak perlu sebab pasti)DIRECTNESS VS REMOTENESSFORESEEABLE VS UNFORESEEABLEIt is an accepted principle that in most medical negligence cases, proof of causation requires the testimony of an expert witness because the nature of the inquiry is such that jurors are not competent to draw their own conclusions from the evidence without the aid of such expert testimony

  • FORESEEABILITYMenguji apakah kejadian tersebut sebagai akibat dari risiko yang foreseeable (dapat dibayangkan sebelumnya) atau tidak.BERDASARKAN CARA KEJADIANNYAVarian dari risiko yg foreseeable dianggap foreseeableBERDASARKAN JENIS CEDERARemote apabila bukan dari jenis yg sama dengan yg foreseeableBERDASARKAN LUAS / KEPARAHAN CEDERAEggshell skull rule

  • WMA:An injury occurring in the course of medical treatment which could not be foreseen and was not the result of the lack of skill or knowledge on the part of the treating physician is untoward result, for which the physician should not bear any liability. (Cedera yang terjadi dalam proses perawatan medis yang tidak dapat diramalkan dan bukan akibat dari kurangnya keterampilan atau pengetahuan di pihak dokter yang merawat adalah hasil yang tak diinginkan, yang dokter tidak harus menanggung kewajiban apapun )

  • KELALAIAN MEDIS = PIDANA ?Pasal 359-360 KUHP HANYA YG CULPA LATA:KELALAIAN:Harus ada KEWAJIBAN YG DILANGGARHarus ada DAMAGE (cedera / kerugian) yang DISEBABKAN oleh pelanggaran tsbDAMAGE tersebut FORESEEABLEAKIBAT KETIDAKHATIHATIAN YG NYATA (Tidak terdapat faktor pemaaf atau faktor pembenar)VAN HAMELDi banyak negara terdapat kewajiban direview Medical Panel dulu

  • Standard of careThe test for determining the standard of care in cases in which a medical practitioner is alleged to have been negligent in providing treatment to a patient should be:A medical practitioner is not negligent if the treatment provided was in accordance with an opinion widely held by a significant number of respected practitioners in the field, unless the court considers that the opinion was irrational.Untuk menguji standard of care pada kasus dugaan kelalaian medik:Seorang dokter tidak dianggap melakukan kelalaian apabila tata-laksana yang dilakukannya adalah sesuai dengan pada umumnya pendapat yang diberikan oleh sejumlah dokter dengan tingkat dan bidang keahlian yang sama, kecuali pengadilan menimbang bahwa pendapat tersebut tidak rasional

  • Standard of CareThe standard of care is primarily determined by the general practice of the profession. The practitioner does not need to live up to the highest standards but rather the reasonable, accepted standards set for the profession.Patients also have the right to expect a reasonable standard of care from healthcare students who treat them. Therefore, students should be under supervision at all times. Standard of care utamanya ditentukan oleh praktek yang umum dilakukan oleh profesi. Seseorang Profesional tidak harus mencapai standard yang tertinggi, melainkan cukup yang rata-rata, yg dapat diterima oleh profesi.Pasien juga memiliki hak untuk mengharapkan asuhan medis yang sesuai dengan standar asuhan rata-rata dari dokter muda (mahasiswa kedokteran). Oleh karena itu mereka harus selalu dibawah supervisi

  • Apabila suatu risiko telah diputuskan sebagai foreseeable, maka diberlakukanlah negligence calculus, yang terdiri dari:(a) the probability that the harm would occur if care was not taken;(b) the likely seriousness of that harm;(c) the burden of taking precautions to avoid the harm; and(d) the social utility of the risk-creating activity.The statement that a risk is reasonably foreseeable is often used to convey the idea that the risk is not so improbable that the reasonable person would ignore itProbabilitas bhw bahaya tsb akan terjadi bila tindakan tak dilakukanKemungkinan keparahan bahaya tsbBeban melakukan pencegahan bahayaManfaat perbuatan yg berrisiko tsbSuatu risiko harus secara layak dapat dibayangkan sebelumnya (reasonably foreseeable) dalam arti bahwa risiko tsb tidak sedemikian tidak mungkin sehingga rata-rata orang tidak akan mengabaikannya

  • CalculusApakah risiko yang sangat kecil probabilitasnya harus tetap diperhitungkan?Apakah risiko yang ringan juga harus tetap diperhitungkan?Apakah tindakan pencegahan yang berlebihan harus tetap diperhitungkan?Apakah tindakan yang jauh bermanfaat daripada mudharatnya harus dihalangi?

  • DamagesKerugian immateriel (general damages):Banyak negara memberikan limitasi jumlahnya (cap)Kerugian materiel, baik yg sudah terjadi ataupun yang diperhitungkan akan terjadi

  • CausalityDalam perkara hukum kelalaian medik, harus dibuktikan adanya cedera atau kerugian atau kematian yang disebabkan oleh pelanggaran kewajiban profesi tersebut;Pengujian yang paling umum dilakukan adalah dengan uji : cedera tidak terjadi jika tidak terjadi kelalaian tersebut (but for test)

  • Legal causation or Remoteness of the damageA person cannot be liable for damages for failure to take care to prevent personal injury or death unless negligent conduct on his or her part (whether act or omission) caused the harm, and unless that harm was not too remote from the negligent conduct.Seseorang tidak bertanggungjawab atas kerugian / cedera akibat tidak melakukan pencegahan, kecuali kelalaian tersebutlah penyebab cedera tsb dan kecuali apabila cedera tsb tidak terlalu jauh dari kelalaian tsb

  • Evidentiary GapBila suatu cedera / kerugian terjadi mengikuti dua atau lebih perbuatan yang masing-masing memiliki peluang sebagai penyebab yang tak dapat ditentukan salah satunya, maka keduanya dianggap bersama-sama menjadi penyebabnya.

  • Proportionate LiabilityApabila suatu cedera atau kerugian diakibatkan oleh perbuatan kelalaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang, maka tanggungjawab masing-masing dibagi secara proporsional sesuai dengan kontribusi tanggungjawabnyaTerdapat pendapat lain: tanggung renteng lebih tepat

  • The Bolam principleCan be formulated:That a health professional is not praktice ppnegligent if he or she acts in accordance with a practice accepted at the time as proper by a responsible body of medical opinion, even though some other practitioners adopt a different practice. Bahwa tenaga kesehatan dianggap TIDAK LALAI apabila dia bertindak sesuai dengan praktik yang diterima, pada saat yang sesuai, berdasarkan pendapat dari sebuah badan kedokteran yang bertanggungjawab (untuk itu), meskipun terdapat praktisi lain melakukan praktik yang berbeda.

  • ALAT BUKTI SAHPasal 184 KUHAP :

    (a) Keterangan saksi, (b) Keterangan ahli, (c) Surat, (d) Petunjuk, (e) Keterangan TerdakwaPasal 1866 KUHPer

    Alat bukti tertulisPembuktian dg saksiPersangkaanPengakuanSumpah

  • KUALIFIKASI AHLIDitentukan oleh hakimTidak diatur dalam UUDiperlukan kompetensi :Hasil pendidikan / pelatihan / pengalamanKedokteran: sesuai bidang keahlian: standar profesi, standar kompetensiLamanya pendidikan bisa berbedaKewenangan ditentukan oleh ditunjuknya oleh hakim

  • SAKSI AHLIME-REPRESENTASIKAN PEER-GROUPHARUS MEMILIKI KEAHLIAN YG SESUAI DAN MENCUKUPI (relevant and sufficient):Dokter umum, Spesialis, Spesialis KonsultanMELAKUKAN PRAKTIK DAN TAHU TENTANG PROSEDUR YG BENARMinimal beberapa tahun HARUS NETRAL DAN DIAKUI NETRAL (Impartial and look impartial) DAN TIDAK ADA KONFLIK KEPENTINGANDIHADAPKAN kepada Si-kon yg sama

  • EXPERT WITNESS QUALIFICATIONS (ASA)

    1. The physician (expert witness) should have a current, valid and unrestricted state license to practice medicine. 2. The physician should be board certified in anesthesiology or hold an equivalent specialist qualification. 3. The physician should be familiar with the clinical practice of anesthesiology at the time of the occurrence and should have been actively involved in clinical practice at the time of the event. American Society of AnesthesiologistsDokter (saksi ahli) harus memiliki SIP yang masih berlaku dan tidak terbatas Dokter harus telah lulus ujian kompetensi oleh Board di bidang Anestesiologi atau memiliki kualifikasi yang setaraDokter harus terbiasa dengan praktik klinis di bidang anestesiologi pada waktu kejadian dan harus aktif bekerja di dalam praktik klinis pada saat kejadian

  • CARA MENUNJUK SAKSI AHLIDengan persyaratan tersebut, maka dapat diperoleh melalui:ORGANISASI PROFESI ybsINSTITUSI PENDIDIKAN PROFESI ybsDapat lebih dari satuBila terdapat perbedaan, hadirkan ahli ketiga, atau di cross-examBila berkata bohong (liar for hire) dapat dihadapkan ke Majelis Disiplin dengan risiko dicabut Registrasinya, atau pidana

  • APA YG DINYATAKAN DALAM KETERANGAN AHLIHarus di bidang keahliannya.Tidak boleh berbicara tentang hal-hal yang sudah umum diketahui umum

  • KETERANGAN AHLI DALAM KASUS MALPRAKTIK

  • TUJUANGenerally, the purpose of expert witness testimony in medical malpractice is to describe standards of care relevant to a given case, identify any breaches in those standards, and if so noted, render an opinion as to whether those breaches are the most likely cause of injury.In addition, an expert may be needed to testify about the current clinical state of a patient to assist the process of determining damages.

    Secara umum, tujuan saksi ahli memberikan kesaksian adalah menguraikan standar pelayanan (standard of care) yang relevan dengan kasus, menemukan penyimpangan terhadap standar, dan bila ada, memberikan pendapatnya apakah penyimpangan standar tersebut merupakan penyebab yang paling mungkin terjadinya cedera/kerugian.Selain itu, ahli dapat diperlukan memberikan kesaksian tentang keadaan klinis pasien saat tersebut guna membantu menentukan berapa besarnya kerugian

  • Medical MalpracticeCauses of action are typically based on negligence, intentional misconduct, breach of a contract (ie, guaranteeing a specific therapeutic result), defamation, divulgence of confidential information, insufficient informed consent, or failure to prevent foreseeable injuries to third parties. Negligence is the predominant theory of liability in medical malpractice actions.

  • Blacks Law DictionaryMedical negligence requires that the plaintiff establish the following elements: 1) the existence of the physicians duty to the plaintiff, usually based on the existence of the physician-patient relationship; 2) the applicable standard of care and its violation; 3) damages (a compensable injury); and 4) a causal connection between the violation of the standard of care and the harm complained of.Suatu kelalaian membutuhkan pembuktian tentang:Adanya kewajiban dokter untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu kepada pasien, berdasarkan hubungan dokter-pasienAdanya standard of care dan pelanggarannyaAdanya cedera atau kerugianHubungan kausal antara pelanggaran dengan cedera

  • HOW ARE STANDARDS OF CARE DETERMINED?In the law of negligence, the standard of care is generally thought of as that degree of care which a reasonably prudent person should exercise in same or similar circumstances.

    Dalam hukum kelalaian, standard of care umumnya dipikirkan sebagai: suatu tingkat pelayanan / kepedulian yang seharusnya dilakukan seorang yang berhati-hati (prudent) pada situasi yang sama / serupa

  • Atau dalam bahasa lain:that reasonable and ordinary care, skill, and diligence as physicians and surgeons in good standing in the same neighborhood, in the same general line of practice, ordinarily have and exercise in like cases.

    Layanan/kepedulian, ketrampilan, dan kerajinan yang wajar dan layak seperti pada dokter dan ahli bedah dalam predikat baik di dalam lingkungannya, dalam bidang praktik yang sama, umumnya memiliki dan melakukan dalam kasus yg sama

  • WAS THE STANDARD OF CARE BREACHED?The expert may also be asked to evaluate whether the factual testimony provided by other witnesses indicates any deviation from acceptable standards. When care has been deemed substandard, the expert witness may be asked to opine whether that deviation from the standard of care could have been the proximate cause of the patients alleged injury

    memberikan kesaksian adalah menguraikan standar pelayanan (satnadrd of care) yang relevan dengan kasus, menemukan penyimpangan terhadap standar, dan bila ada, memberikan pendapatnya apakah penyimpangan standar tersebut merupakan penyebab yang paing mungkin terjadinya cedera/kerugian

  • Ethical StandardIdeally, expert witnesses should be unbiased conveyers of information. The pivotal factor in the medical tort process is the integrity of the expert witness testimony. It should be reliable, objective, and accurate and provide a truthful analysis of the standard of care. (Idealnya, saksi ahli harus conveyers berisi informasi. Faktor penting dalam proses gugatan medis integritas keterangan saksi ahli. Ini harus dapat diandalkan, obyektif, dan akurat dan memberikan analisis jujur dari standar perawatan).

  • Dalam menentukan apakah keterangan saksi ahli harus dapat diterima di pengadilan, hakim pengadilan dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:1) apakah pendapat ahli telah peer review;2) apakah teori dapat dan telah diuji;3) tingkat kesalahan yang diketahui atau potensi teori, dan4) penerimaan umum dari teori dalam hakim Pengadilan komunitas ilmiah yang relevan untuk fokus pada penalaran atau validitas ilmiah metodologi, bukan kesimpulan ahli.

  • Saksi ahli ; Contractual agreements between physician expert witnesses and attorneys should be structured in a way that promotes fairness, accuracy, completeness, and objectivity. Perjanjian kontrak antara dokter saksi ahli dan pengacara harus terstruktur dengan cara yang mengutamakan kejujuran, keakuratan, kelengkapan, dan objektivitas.

  • KESIMPULANDugaan Malpraktik Medis memang mudah muncul akibat ketidaktahuan masyarakat tentang ilmu kedokteranPenuntutan oleh masyarakat adalah hak mereka, sedangkan hak dokter adalah pembelaan dan proses hukumPembuktian malpraktik medis memang sulit

  • Dokter bermasalah Kurang pengalaman dan tekanan kerjaKonflik pribadiKecacatan infirmitas/inkapasitasKurang pengetahuan - inkompetensiBerbuat kriminalPahami dokter bermasalah

  • *