tb anak

8
REFLEKSI KASUS TB ANAK Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Anak Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh : Sigit Kurniawan 20090310184 Diajukan Kepada : dr. Anik Dwiani Sp. A BAGIAN ILMU ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Upload: sigit-kurniawan

Post on 07-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TB anak

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUSTB ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu AnakFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Sigit Kurniawan20090310184

Diajukan Kepada :dr. Anik Dwiani Sp. A

BAGIAN ILMU ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015PengalamanSeorang anak perempuan berusia 6 tahun dengan berat badan 24 kg, Pada anamnesis didapatkan OS demam sudah dirasakan sejak 4 minggu sebelum ke Puskesmas, demam hilang-timbul dan sempat turun setelah diberi obat demam. BB anak menurun 1 bulan ini menjadi 24 kg dari 30 kg. Anak juga batuk-batuk namun sesekali sejak 1 bulan yang lalu. Anak juga tidak nafsu makan dan sering merasa lemas. Ada penderita TB yang sering kontak dengan OS.

Masalah yang dikajiBagaimana patogenesis TB pada anak?

Analisis kritisTuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Tuberkulosis primer adalah keradangan paru yang disebabkan oleh basil tuberkulosis pada tubuh penderita yang belum pernah mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap basil tersebut. A. Patogenesis dan PatofisiologiPenyebaran TB Paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius yang keluar bersama batuk, bersin dan bicara dengan memproduksi percikan yang sangat kecil berisi kuman TB. Kuman ini melayang-layang di udara yang dihirup oleh penderita lain. Faktor utama dalam perjalanan infeksi adalah kedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana semakin dekat seseorang berada dengan penderita, makin banyak kuman TB yang mungkin akan dihirupnya.Pada tuberculosis primer, terjadi pada penderita yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni disebut sarang primer (afek primer). Peradangan akan kelihatan dari sarang primer saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) yang diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfangitis regional). Limfangitis regional bisa sembuh tanpa mengalami cacat, sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas dan mengalami penyebaran. Penyebarannya dengan beberapa cara yaitu: a. Perkontinuitatum adalah penyebaran kuman tuberkulosis di sekitar paru yang terserang kuman tuberkulosis tersebut.b. Bronkogen adalah penyebaran baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan. c. Hematogen dan limfogen adalah penyebaran yang berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat apabila tidak terdapat imunitas yang adekuat.

B. Gejala KlinisTahap permulaan dapat memberikan keluhan atau tanda-tanda seperti (terutama pada anak-anak): Suhu badan meningkat ringan atau subfebril Anak tampak sakit Nyeri persendian sehingga anak menjadi cerewet atau rewel Malaise, anoreksia, anak kelihatan lelah dan disertai keluhan nafsu makan menurun Uji kulit dengan PPD (tuberkulin) menunjukkan reaksi negatif Setelah >12 minggu, setelah timbul kekebalan spesifik terhadap basil tuberkulosis, maka akan terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sebagai akibat penyebaran limfogen. Saat ini reaksi tubuh bertambah: Mantoux (+) Batuk-batuk oleh karena ada pembesaran kelenjar yang menekan saluran pernapasan (bronkus) Foto toraks tampak pembesaran kelenjar limfe di daerah hilus, trakea dan leher. Juga tampak infiltrat halus yang tersebar luas pada seluruh lapangan paru dan dikenal sebagai tuberculosis paru milier.

C. DiagnosisPada anak sulit dilakukan pengambilan sputum, sehingga sebagian besar diagnosis TB anak didasarkan gambaran klinis, gambaran radiologis, dan uji tuberkulin. Pada anak, harus dicurigai TB bila Kontak erat (serumah) dengan penderita TB dengan sputum BTA (+) Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari. Terdapat gejala umum: BB / malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak dalam 1 bulan dengan penanganan gizi. Nafsu makan (anoreksia), gagal tumbuh & BB tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat. Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering di daerah leher, aksila dan inguinal.

Tabel Sistem Skoring GejalaDan Pemeriksaan Penunjang TB

DAFTAR PUSTAKA

Nastiti N Rahajoe, dkk. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. 2005. Jakarta : UKK Pulmonologi PP IDAI

Hood Alsagaff, Abdul Mukty, dkk. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. 2006. Surabaya : Airlangga University Press

Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. 2008. Jakarta : WHO Indonesia

http://www.pediatrik.com/

http://www.infeksi.com/

http://tbindonesia.or.id/